Anda di halaman 1dari 31

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Pengantar Akuntansi M.Iqbal Lubis, SE.,M.Ak.

SIKLUS AKUNTANSI (TAHAP PENGIKHTISARAN – PENYESUAIAN)

Disusun Oleh :

Cindy Afriani (NIM. 12310621754)


Salsabilla Putri (NIM. 12310621123)
Oktavia Anggraini (NIM. 12310624262)
M. Rafli Irawan (NIM. 12310614369)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2023 M / 1445 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“siklus akuntansi (pengikhtisaran – penyesuaian)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
pengentar akuntansi Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang pembahasan yang diambil bagi para pembaca dan juga bagi
penyusun.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak selaku dosen mata kuliah
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang penulis tekuni. Penulis menyadari,
tugas yang penulis susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulisan nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pekanbaru, 26 September

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 4

A. Pentingnya Penyesuaian.............................................................................. 4
B. Penyesuian.................................................................................................. 5
C. Tujuan Pemakaian Neraca Lajur.............................................................. 13
D. Proses Penyusunan Neraca Lajur............................................................. 14
E. Menyusun Laporan Keuangan............................................................... 17

BAB III PENUTUP............................................................................................ 25

A. Kesimpulan.............................................................................................. 25
B. Saran.......................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 27

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi berfungsi untuk menyediakan
informasi yang bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan didalam
maupun diluar perusahaan. Informasi keuangan akuntansi digunakan
dalam melakukan analisa terhadaplaporan keuangan agar diperoleh
gambaran posisi keuangan dan perkembangan usaha dari suatu
perusahaan.
Menurut Suradi (2009:2) akuntansi adalah suatu proses
pengidentifikasian,pencatatan, dan pengkomunikasian yang digunakan
sebagai keputusan dalam suatu entitas. Secara umum akuntansi
(accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan
laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi
dan kondisi perusahaan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kita akan
menitik beratkan pembahasan pada akuntansi dan peranannya daam bisnis.
Namun, beberapa konsep dalam buku ini juga dapat diterapkan pada
individu, pemerintahan dan jenis organisasi lainnya.1
Tujuan akuntansi dan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Untuk dapat
menghasilkan informasi, serangkaian aktivitas tau kegiatan pengumpulan
dan pengelolaan data akuntansi secara sistematik selama periode akuntansi
berlangsung tersebut dikenal sebagai proses akuntansi atau siklus akuntans
Dalam penerapan akuntansi pada usaha kecil harus memperhatikan konsep
dan prinsip dasar akuntansi. Adapun konsep dasar dari akuntansi yaitu :

1
Hidayati, Nur, 2015. Penerapan Siklus Akuntansi Untuk Meningkatkan Jumlah Usaha
Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal
Bisnis Darmajaya. Vol. 01. (02). Hal. 19

1
(1) Konsep kesatuan usaha, (2) Dasar pencatatan, ada dua macam dasar
pencatatan dalam akuntansi yang digunakan, yaitu dasar akrual dan dasar
kas. Dasar akrual pengaruh suatu transaksi dicatat dan diakui pada saat
transaksi tersebut terjadi (bukan pada saat penerimaan atau pengeluaran
kas sehubungan dengan transaksi tersebut). Sedangkan dasar kas yang
mengakui pengaruh suatu transaksi pada saat dilakukan pembayaran atau
penerimaan atas transaksi tersebut. (3) Konsep periode waktu, (4) Konsep
satuan pengukuran, (5) Konsep objektif dan (6) Konsep perbandingan .
Proses atau siklus akuntansi terdiri dari : (1) Identifikasi transaksi,
(2) Analisis transaksi, (3) Pencatatan transaksi kedalam jurnal, (4) Posting
transaksi kedalam rekening-rekenig pembukuan, (5) Penyusunan nerca
saldo, (6) Penyusunan jurnal penyesuaian, (7) Penyusunan neraca saldo
setelah penyesuaian, (8) Penyusunan laporan keuangan , (9) Penyusunan
jurnal penutup, (10) penyusunan neraca saldo setelah penutupan, (11)
Penyusunan jurnal pembalik. Menurut Michell Suharli (2006:49) yang
mengemukakan tentang tahap siklus akuntansi adalah : (A) Tahap
pencatatan : jurnal, buku besar, dan neraca saldo. (B) Tahap
pengikhtisaran : jurnal penyesuaian, jurnal pembalik, dan neraca lajur. (C)
Tahap pelaporan : laporan keuangan, jurnal penutup, dan neraca saldo
setelah penutupan

B. Rumusan Masalah
A. Pentingnya Penyesuaian
B. Penyesuian
C. Tujuan Pemakaian Neraca Lajur
D. Proses Penyusunan Neraca Lajur
E. Menyusun Laporan Keuangan

2
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui Pentingnya Penyesuaian
2. Untuk menegtahui Penyesuian
3. Supaya menegatahui Tujuan Pemakaian Neraca Lajur
4. Untuk mengetahui Proses Penyusunan Neraca Lajur
5. Untuk mengetahui Menyusun Laporan Keuangan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pentingnya Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah buku akuntansi yang disusun untuk
menyesuaikan saldo pada neraca saldo ketika tiba akhir periode akuntansi
agar neraca tersebut menampilkan saldo yang aktual, sesuai dengan jumlah
aslinya. Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian atau AJP sendiri adalah
beberapa penyesuaian dari proses pembuatan jurnal dalam siklus
akuntansi.2
Jurnal penyesuaian itu seperti kunci kecil yang membuka pintu
besar ke akuntansi yang akurat. Tanpa jurnal penyesuaian, neraca dan
laporan laba rugi bisa jadi tidak mencerminkan kondisi sebenarnya
perusahaan. Misalnya, jika ada pendapatan yang belum dicatat atau biaya
yang terlewat, itu bisa mengubah gambaran keuangan secara keseluruhan.
Bayangkan jika punya lemari pakaian besar sebagai metafora neraca
keuangan. Jurnal penyesuaian itu seperti memastikan setiap pakaian di
lemari diperhitungkan, tidak ada yang terlewat atau ganda. Tanpa jurnal
penyesuaian, bisa jadi ada pakaian yang sebenarnya sudah dipakai tapi
belum masuk catatan. Jadi, pentingnya jurnal penyesuaian itu mirip
dengan pentingnya menyusun daftar belanja sebelum pergi ke toko. Kamu
ingin pastikan bahwa semua yang dibutuhkan tercatat dengan benar
sehingga akhirnya tidak ada kejutan ketika sampai di kasir (atau saat
menyusun laporan keuangan).

2
Amin Wijoyo, Ignatius Flora De Mayo dan Michelle Rich. Pelatihan jurnal
penyesuaian dan jurnal pembalik bagi siswa/i sma kristoforus i. 2021. Hal. 1184

4
B. Penyesuian
1. Piutang Pendapatan
Piutang adalah hak tagihan kepada pihak lain yang berutang
kepada perusahaan. Jika jumlah piutang semakin besar kemungkinan
munculnya piutang tak tertagih semakin besar pula. Berdasarkan
definisi-definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa “Piutang adalah
hak klaim atau tagihan berupa uang atau bentuk lainnya kepada
seseorag atau suatu perusahaan yang timbul atas penyerahan barang
atau jasa saat ini yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan yang
akan dilunasi dengan uang dimasa yang akan datang”.
Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang
dibebankan kepada langganan/ mereka yang menerima. Penjualan
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual
barang dan jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya
transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai
pengalihan atau pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa
dari pihak penjual ke pembeli.3
Piutang pendapatan adalah sejenis akun di dalam akuntansi yang
mencatat pendapatan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, tetapi
belum diterima pembayarannya. Ini sering terjadi ketika penjualan
dilakukan secara kredit, di mana barang atau jasa diserahkan kepada
pelanggan, namun pembayarannya diharapkan akan diterima di masa
mendatang. Jadi, piutang pendapatan membantu mencatat pendapatan
yang sudah diperoleh tetapi belum direalisasikan dalam bentuk uang
tunai. Kemudian, ketika pembayaran diterima, piutang pendapatan
akan dikurangkan, dan kas atau rekening bank akan meningkat sejalan
dengan penerimaan uang. Ini membantu menjaga akuntansi agar tetap
akurat dan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan dengan lebih
baik.
3
Wenny Marlini, Mega Widya Utami. Analisis perputaran piutang, piutang rata-rata dan
rasio piutang atas pendapatan terhadap profitabilitas pada pdam tirta bumi sentosa kabupaten
kebumen. JURNAL E-BIS VOL.3 NO.1, 2019. Hal. 86

5
Contoh nya adalah sebagai berikut :

Selama satu periode akuntansi, sebagian pendapatan dicatat hanya saat


kas diterima. Jadi, pada akhir periode akuntansi, ada pos pendapatan yang
telah dihasilkan namun belum dicatat.

Untuk kasus seperti ini, jumlah pendapatan tersebut perlu dicatat


dengan men-debit akun Aset dan meng-kredit akun Pendapatan. Misalnya,
diasumsikan PT Berkah Jaya menandatangani perjanjian dengan
perusahaan PT Sukses Mulia Jaya pada tanggal 15 Maret 2019.

Dalam perjanjian disebutkan bahwa PT Berkah Jaya akan


menyediakan jasa konsultasi penyusunan dan implementasi Standar
Operasional Prosedur & Accounting Tool. Sekaligus memberikan transfer
knowledge untuk para karyawan PT Sukses Mulia Jaya. Jasa yang
disediakan akan ditagihkan tanggal 15 setiap bulan dengan biaya Rp
20.000 per jam. Per 31 Maret 2019, PT Berkah Jaya telah memberikan 25
jam jasa konsultasi dan pendampingan pada PT Sukses Mulia Jaya.

Meskipun pendapatan Rp 500.000 (25 jam x Rp 20.000) akan


difakturkan dan dibayarkan di April 2019, PT Berkah Jaya telah mengakui
pendapatan di bulan Maret 2019.

Pencatatan

Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat klaim terhadap pelanggan


(piutang usaha) dan pendapatan honor di bulan Maret 2019 adalah sebagai
berikut:

(Debit) Piutang Usaha Rp 500.000

(Kredit) Pendapatan Kotor Rp 500.000

6
Sedangkan akun T untuk mencatat klaim terhadap pelanggan
(piutang usaha) dan pendapatan honor di bulan Maret 2019 adalah
sebagai berikut:

Jika penyesuaian atas piutang usaha (Rp 500.000) tidak dicatat,


pendapatan Fee Konsultasi dan laba Bersih akan kurang catat sebesar
Rp 500.000 dalam Laporan laba Rugi.

2. Utang Biaya
Biaya utang merupakan salah satu kebijakan perusahaan yang
diterapkan terkait dengan pendanaan perusahaan yang bersumber dari
utang pihak ekternal. Oleh karena itu, kebijakan tersebut
dimungkinkan sejalan atau tidak sejalan dengan kebijakan yang lain
seperti kebijakan dividen yang merupakan konsekuensi perusahaan
untuk memberikan imbal balik investasi kepada pemegang saham.
Sementara itu, diskresi manajemen dalam menentukan pilihan-pilihan
kebijakan akuntansi sebagaimana standar akuntansi keuangan yang
tercermin dalam kualitas akrual. Selanjutnya, kebijakan-kebijakan
perusahaan lainnya dapat mengakibatkan ketidakstabilan laba dari
waktu ke waktu seperti kepemilikan instrumen derivatif, dapat
tercermin dari volatilitas laba (Firmansyah et al., 2020). Oleh karena
itu, komponen yang diuji terhadap biaya utang dalam penelitian ini
adalah kebijakan dividen, kualitas akrual, dan volatilitas laba.4

4
Amrie Firmansyah, Irfan Fauzi, Muhamad Rizal Yuniar. Biaya utang dari sudut
pandang kebijakan dividen, volatilitas laba dan kualitas akrual. Jurnal Studi Akuntansi dan
Keuangan Vol. 3(2), 2020. Hal. 111

7
Contoh soalnya adalah Pada penjelasan sebelumnya, jurnal
pencatatan utang biaya telah dijelaskan. Namun, akan lebih baik untuk
langsung memahami proses penyesuaiannya dengan contoh soal sehingga
Anda bisa lebih memahami cara menghitung utang biaya di setiap akhir
periode. Berikut ini adalah contohnya,

Contoh Soal

PT Berkarya Makmur memiliki utang obligasi jangka pendek


dengan nominal sebesar Rp. 2.000.000 dan bunga sebesar 10% per tahun.
PT Berkarya Makmur meminjamnya pada bulan 1 November 2020 dan
harus dibayarkan secara periodik baik bunga dan utang pokoknya pada
bulan 1 Mei 2021 dan 1 November 2021. Bila PT Berkarya Makmur
melakukan pembukuan pada Desember 2020 maka yang harus diklaim
adalah biaya bunga pinjaman.

Dari 1 November 2020 hingga 31 Desember 2020, jarak waktunya


adalah 2 bulan. Maka dari itu, Bunga Berjalan dapat dihitung dengan: 2/12
x 10% x 2.000.000 = Rp. 32.000. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat
untuk utang bunga ini pada Desember 2020 adalah,

Biaya Bunga Obligasi (Debit) ............ Rp 32.000


Utang Bunga Obligasi (Kredit) ............. Rp 32.000

Pada bulan 1 Januari 2021, dibuat penyesuaian pembalik agar


pencatatan dapat dilakukan dengan cara serupa yaitu mendebet biaya
bunga obligasi. Jurnal penyesuaian pada bulan 1 Januari 2021 adalah,

Utang Bunga Obligasi (Debit) ............ Rp 32.000


Bunga Obligasi (Kredit) ............. Rp 32.000

Pada 1 Mei 2021 ketika utang obligasi dibayar untuk fase pertama, maka
pencatatan utang bunganya adalah seperti berikut ini,

8
Bunga Obligasi (Debit) .......................... Rp 66.000
Utang Bunga Obligasi (Debit).............. Rp 32.000
Kas ....................................................................... Rp 98.000

3. Pendapatan
a) Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalah Pendapatan diterima
dimuka adalah penerimaan yang belum dapat diakui sebagai
pendapatan. Pendapatan diterima dimuka adalah penerimaan kas
dan setara kas oleh unit usaha yayasan pondok pesantren atas
penjualan barang dan penyediaan jasa yang belum dilakukan.
Misalnya sewa diterima dimuka. Pendapatan diterima dimuka
diakui pada saat penerimaan sebesar jumlah yang diterima. Pada
akhir tahun buku, dilakukan penyesuaian atas pendapatan diterima
dimuka yang sudah dapat diakui sebagai pendapatan.5
Pendapatan diterima dimuka disajikan dalam liabilitas
jangka pendek, jika penjualan barang dan jasa akan diberikan
dalam jangka waktu dua belas bulan setelah akhir periode
pelaporan, dan Pendapatan diterima dimuka disajikan dalam
liabilitas jangka panjang, jika penjualan barang dan jasa akan
diberikan dalam jangka waktu lebih dari dua belas bulan setelah
akhir periode pelaporan. Contoh soalnya adalah sebagai beirkut :

Contoh soal pendapatan diterima dimuka perusahaan jasa


terjadi pada PT Masraffi yang memproduksi alat kesehatan. PT
Masraffi menerima pesanan sebanyak 400 buah dengan harga Rp
90.000. PT Masraffi mensyaratkan membayarkan uang muka
sebesar 25% dari total tagihan sebelum termasuk pajak.

5
Fuad Yanuar. Kajian literatur implementasi pedoman akuntansi pesantren (pap). Hal.
65

9
4. Beban Dibayar Dimuka
Beban dibayar dimuka adalah konsep dalam akuntansi di mana
suatu perusahaan membayar biaya tertentu sebelum menerima barang
atau layanan yang terkait dengan biaya tersebut. Ini menciptakan
situasi di mana pembayaran telah dilakukan, tetapi manfaat atau
layanan yang terkait dengan pembayaran tersebut belum sepenuhnya
diterima.6
Contoh sederhana bisa seperti pembayaran asuransi tahunan di
muka. Misalnya, jika perusahaan membayar premi asuransi senilai
$1,200 pada bulan Januari untuk perlindungan selama satu tahun,
maka pada bulan Januari akan mencatat $1,200 sebagai beban dibayar
dimuka. Meskipun premi telah dibayar, manfaat asuransi akan
dirasakan sepanjang tahun.
Beban dibayar dimuka memainkan peran penting dalam menjaga
akuntansi perusahaan tetap akurat dan mencerminkan periode waktu di
mana beban sesungguhnya terjadi. Ketika waktu berlalu dan manfaat
atau layanan mulai dinikmati, perusahaan akan mengalihkan bagian
dari beban tersebut dari beban dibayar dimuka ke akun beban yang
sesuai. Ini membantu dalam menciptakan laporan keuangan yang lebih
akurat dan relevan

5. Kerugian Piutang

6
Septiani Panca Putri. Analisis kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal jurnal
penyesuaian pada mata pelajaran ekonomi. Jurnal Neraca Vol 2 No.2, 2018, hal. 97

10
Kerugian piutang. Piutang timbul karena adanya transaksi
penjualan barang atau jasa secara kredit. Ini berarti perusahaan
mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain.
Donald E. Kieso, Jerry J. Wewgandt dan Terry D. Warfield dalam
Accounting Intermediate(2001) menjelaskan bahwa piutang adalah
klaim uang, barang atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak
lainnya.7 Piutang usaha yang muncul, apabila tidak dapat dibayarkan
akan terjadi kemungkinan klien bangkrut atau menghilang, maka akan
munculnya piutang tak tertagih. Hal ini disebabkan karena dalam
transaksi kredit ini ada tenggang waktu sebelum pelunasan hutang dari
pihak debitur dan kondisi ini komponen piutang tak tertagih
kemungkinan besar masih bisa terjadi. Untuk mengatasi hal ini maka
diperlukan pengawasan yang ketat oleh manajemen perusahaan
terhadap pengendalian piutang untuk menghindari kerugian yang
cukup besar.
Piutang dagang timbul sebagai akibat perusahaan menjual barang
atau jasanya secara kredit. Penjualan kredit mengandung resiko yakni
tidak terbayarnya piutang tersebut (kredit macet). Apabila perusahaan
selalu menghadapi adanya piutang yang tidak tertagih, maka
perusahaan harus mencadangkan sejumlah tertentu piutang yang tidak
bisa ditagih sebagai kerugian.
Misalnya contoh di atas ditaksir kerugian piutang sebesar 2% dari
saldo piutang dagang, maka kerugian piutangnya adalah sebesar = 2%
x Rp 7.500.000,- = Rp 150.000,-.

Jurnal penyesuaian untuk mencatat hal tersebut adalah :

7
Anita Puspa Dewi, Darwin Warisi, Desmon. Pengaruh cadangan kerugian piutang
terhadap profitabilitas perusahaan. Journal of Accounting Taxing and Auditing (JATA) Vol. 4, No.
2, 2023. Hal. 26

11
Kerugian Piutang Rp 150.000,-

Cadangan Kerugian Piutang - Rp 150.000,-

6. Depresiasi
Menurut Baridwan (2008) sebagain dari harga perolehan aktiva
yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode
akuntasi disebut sebagai depresiasi.8 Contohnya adalah sebagai berikut
:
Nilai perolehan peralatan kantor perusahaan jasa pemeliharaan
adalah Rp 45.500.000, dengan masa manfaat 4 (empat) tahuan, serta
estimasi nilai sisa Rp 15.000.000. Bagaimana cara mencatat nilai
penyusutan peralatan dengan ayat jurnal penyesuaian (ajp)?

Jawaban penyelesaian:

a. Menghitung nilai penyusutan peralatan dengan metode garis lurus


= (Harga Perolehan – Estimasi Nilai Sisa) : Masa Manfaat
= (Rp 45.500.000 – 15.000.000) : 4 tahun = Rp 7.625.000 per
tahun
Nilai penyusutan setiap bulan = Rp 7.625.000 : 12 bulan
= Rp 635.400
b. Pencatatan ayat jurnal penyesuaian (ajp) penyusutan peralatan
setiap akhir bulan

(Debit) Biaya Penyusutan Peralatan …. Rp 635.400


(Kredit) Akumulasi Penyusutan Peralatan … Rp 635.400

7. Pemakaian Perlengakapan

8
Rizqi Arfian Dewantoro, raden Rustam Hidayat, Sri Sulasmiyati. Analisis penggunaan
capital budgeting dalam membuat keputusan investasi aktiva tetap (Studi Pada PT Zena Pariwisata
Nusantara). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 47 No.2, 2017, hal. 20

12
Perlengkapan atau suplai adalah barang-barang atau bahan yang
digunakan dalam kegiatan sehari-hari perusahaan yang tidak dapat
dijual. Pemakaian perlengkapan biasanya dicatat dalam jurnal
penyesuaian untuk memastikan bahwa laporan keuangan
mencerminkan jumlah perlengkapan yang masih tersedia dengan
benar.
Contoh transaksi pemakaian perlengkapan:
Pada awal bulan, perusahaan memiliki persediaan perlengkapan
sebesar $500. Pada pertengahan bulan, setengah dari persediaan
tersebut digunakan untuk keperluan operasional.

Jurnal penyesuaian untuk pemakaian perlengkapan:


Debit: Beban Perlengkapan $250 (setengah dari $500)
Kredit: Persediaan Perlengkapan $250

Penjelasan:
Debit Beban Perlengkapan: Menunjukkan biaya yang terjadi akibat
penggunaan perlengkapan dalam operasional perusahaan.
Kredit Persediaan Perlengkapan: Menunjukkan pengurangan dalam
akun persediaan perlengkapan, karena setengah dari persediaan telah
digunakan.
Dengan mencatat pemakaian perlengkapan ini dalam jurnal
penyesuaian, laporan keuangan akan mencerminkan pengurangan
persediaan perlengkapan dan mencatat biaya yang sesuai.

C. Tujuan Pemakaian Neraca Lajur


Neraca lajur merupakan daftar berkolom yang yang berisi data yang
diperlukan pada saat perusahaan akan menyusun laporan-laporan
keuangan secara sistematis (Subroto, 1984). Neraca lajur bukanlah laporan
keuangan, oleh karena itu neraca lajur tidak diwajibkan untuk diberikan
kepada pihak luar. Dalam neraca lajur, saldo rekeningrekening buku besar

13
disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut cara-cara yang sesuai
dengan penyusunan rekening dalam laporan keuangan. Tujuannya
adalahsebagai berikut :9
1. Untuk mengetahui akibat dari suatu ayat penyesuaian, sebelum ayat
ini dijurnal dan dimasukkan dalam buku besar.
2. Untuk memilih/ meyortir saldo perkiraan-perkiraan yang telah
disesuaikan ke dalam lajur-lajur yang semestinya di neraca lajur,
sehingga dapat dengan mudah untuk menentukan perkiraan-perkiraan
riil maupun nominal.
3. Untuk menghitung dan membuktikan kebenaran dalam perhitungan
laba. Dengan menyusun sebuah neraca lajur ada beberapa manfaat
yang akan diperoleh.

Horngren (1997) menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh yaitu:

1. Membantu mengidentifikasi akun apa saja yang perlu disesuaikan


dengan menyusun seluruh akun dan nilai sisa yang belum disesuaikan
2. Membantu dalam mengumpulkan pengaruh dari semua transaksi
dalam suatu periode tertentu ke dalam suatu tempat
3. Membantu proses penutupan dengan menyusun semua nilai sisa akun
yang telah disesuaikan
4. Membantu menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi

D. Proses Penyusunan Neraca Lajur


Penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo sebelum
diadakan penyesuaian dan kemudian dengan memasukkan data-data
penyesuaian dapatlah ditentukan datadata yang akan dicantumkan dalam
laporan keuangan. Pada materi ini, neraca lajur yang digunakan adalah
neraca lajur 10 kolom. Adapun prosedur yang harus dilaksanakan dalam
penyusunan neraca lajur 10 kolom ini sebagai berikut :10
9
Dwi Retno Andriani. Manajemen Keuangan Agribisnis: neraca lajur. Modul. 2012. Hal.
2
10
Ibid. Hal. 4-5

14
1. Masukkan saldo-saldo rekening buku besar kedalam kolom neraca
saldo Nama-nama rekening dan saldo rekening pertanggal dd/mm
disalin dalam kolom-kolom neraca saldo.
2. Masukkan penyesuaian ke dalam kolom-kolom penyesuaian
Memasukkan data penyesuaian kedalam neraca lajur. Perlu
diperhatikan bahwa penyesuaian yang dilakukan dalam neraca lajur
adalah sebelum penyesuaian dilakukan dalam jurnal dan sebelum
diposting Setelah penyesuaian dimasukkan kedam kolomkolom
penyesuaian maka kedua kolom ini dijumlahkan, kedua kolom
penyesuaian itu harus sama jumlahnya dan dapat digunakan untuk
memeriksa apakah angka-angka yang dimasukkan kedalam kolom itu
sudah benar.Prosedur tersebut dimana rekening- rekening yang belum
tercantum dalam neraca saldo dituliskan nama-nama rekeningnya
dibawah jumlah kolom-kolom neraca saldo, merupakan prosedur yang
banyak digunakan di dalam praktek.
3. Mengisi kolom-kolom neraca saldo setelah disesuaikan Tiap-tiap saldo
rekening yang tercantum dalam kolom-kolom neraca saldo
digabungkan dengan angka-angka yang tercantum didalam
penyesuaian dan jumlah ini kemudian dicantumkan dalam kolom-
kolom neraca saldo setelah disesuaikan. Sudah tentu apabila didalam
kolom penyesuaian tidak angka yang perlu disesuaikan maka angka
dalam kolom neraca saldo dipindahkan kedalam kolom neraca saldo
setelah disesuaikan.
4. Memindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom-kolom neraca saldo
setelah disesuaikan kedalam kolom-kolom dan laba atau kolom-kolom
neraca. Langkah berikutnya dalam pembuatan neraca lajur adalah
memindahkan saldo-saldo rekening aktiva, hutang, modal dan prive ke
dalam kolom neraca dan memindahkan saldo-saldo rekening biaya dan
penghasilan ke dalam kolom rugi laba didalam neraca lajur. Proses
pemindahan ini dilakukan mulai dari rekening yang dicantumkan
paling atas didalam neraca lajur, biasanya rekening yang tercantum

15
paling atas adalah rekening kas. Saldo rekening kas dipindahkan ke
dalam sisi debet dari kolom neraca. Setelah itu rekening-rekening
berikutnya baris demi baris dipindahkan ke dalam sisi yang tepat dan
kolom yang tepat sesuai dengan jumlah jenis rekeningnya.
Pemindahan baris demi baris seperti diuraikan di atas akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemindahan ke dalam kolom
dan sisi yang tepat. Proses pemindahan saldo-saldo rekenig ini,
sebenarnya merupakan suatu proses pemilihan atas rekeningrekening,
untuk menentukan rekening-rekening mana yang dicantumkan dalam
neraca dan rekening-rekening mana yang dicantumkan dalam laporan
rugi laba dan pada sisi mana rekening-rekening dicantumkan.
5. Menjumlahkan kolom-kolom rugi laba dan kolom-kolom neraca.
Memasukkan angka "laba bersih" sebagai angka pengimbang ke dalam
kedua pasang kolom dan menjumlahkan kolom-kolom tersebut Laba
bersih atau rugi untuk suatu periode ditentukan dengan cara
menghitung selisih antara jumlah sisi kiri (Debet) dan jumlah sisi
kanan(kredit) dari kolom-kolom rugi laba. Selisih antara jumlah sisi
kredit dengan jumlah sisi debet menunjukkan laba bersih. Apabila
jumlah sisi debet kolom rugi laba lebih besar daripada jumlah sisi
kreditnya, maka selisih kedua sisi tersebut menunjukkan rugi bersih.
Jumlah rugi bersih tersebut dimasukkan ke dalam sisi kredit kolom
rugi laba sebagai pengimbang dan pada baris yang sama juga
dimasukkan pada sisi debet kolom, neraca sehingga jumlah kedua
sisidari kolom rugi laba dan kolom neraca akan seimbang.

E. Menyusun Laporan Keuangan


1. Laporan Rugi Laba

16
Menurut Irham Fahmi (2012) Laporan Laba Rugi merupakan salah
satu dari banyak bagian suatu paket laporan keuangan dan seperti
bagian lainnya, laporan laba rugi merupakan bagian dari produk
berbagai pilihan, dilaporkan, seperti halnya kebijakan bisnis, kondisi
ekonomi, dan banyak variable yang memengaruhi hasil yang
dilaporkan Menurut Werner R. Murhadi(2013) “Laporan Laba Rugi
adalah laporan yang menggambarkan kinerja hasil operasional
perusahaan selama periode tertentu”
Menurut Sunyoto (2013), pengertian dari laporan laba rugi adalah ;
Laporan laba rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil
operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan kata
lain laporan laba rugi menggambarkan keberhasilan atau kegagalan
operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Hasil operasi
perusahaan diukur dengan membandingkan antara pendapatan
perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan tersebut.11
Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa laporan laba rugi adalah salah satu bagian dari laporan
keuangan yang dilaporkan dalam suatu periode waktu tertentu yang
menggambarkan operasi perusahaan dalam keadaan berhasil atau
gagal.

Contoh soalnya adalah sebagai berikut :

Diketahui data-data perusahaan PT Sun Service untuk periode


akhir Desember 2016 sebagai berikut :
Pendapatan jasa Rp 50.000.000
Pendapatan bunga Rp 500.000
Beban gaji Rp 10.000.000
Beban sewa Rp 2.500.000
Beban perlengkapan Rp 1.000.000
11
Febi Fatimah R. Deni Muhammad Danial Faizal, Mulia Z. Analisis perataan laba pada
perusahaan industri makanan dan minuman. Jurnal EKOBIS Vol. 20, No.2, 2019, hal. 23

17
Beban iklan Rp 500.000
Beban penyusutan Rp 400.000
Beban pantry Rp 300.000
Beban premi asuransi Rp 1.000.000
Beban listrik dan air Rp 500.000
Beban administrasi Rp 300.000
Beban bunga Rp 200.000

Diminta:
Buatlah laporan laba rugi perusahaan diatas dengan menggunakan
bentuk laporan laba rugi single step.
Jawab:
PT Sun Service
Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2016
Pendapatan usaha
Pendapatan jasa Rp 50.000.000
Pendapatan bunga Rp 500.000
Rp 50.500.000
Beban usaha
Beban gaji Rp 10.000.000
Beban sewa Rp 2.500.000
Beban perlengkapan Rp 1.000.000
Beban premi asuransi Rp 1.000.000
Beban iklan Rp 500.000
Beban listrik dan air Rp 500.000
Beban penyusutan Rp 400.000
Beban pantry Rp 300.000
Beban administrasi Rp 300.000
Beban bunga Rp 200.000
(Rp 16.700.000)

18
Laba bersih Rp 33.800.000

2. Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang mencatat
perubahan-perubahan dalam struktur modal suatu perusahaan selama
periode waktu tertentu. Laporan ini memberikan gambaran tentang
bagaimana modal perusahaan berubah akibat transaksi-transaksi
keuangan selama periode tersebut.
Laporan perubahan modal biasanya mencakup beberapa elemen,
seperti:
a. Modal Awal: Jumlah modal yang dimiliki perusahaan pada awal
periode.
b. Investasi: Penambahan modal oleh pemilik atau investor baru.
c. Labanya (Rugi): Hasil keuntungan atau kerugian selama periode
waktu tertentu.
d. Dividen: Pembagian keuntungan kepada pemilik perusahaan.
e. Modal Akhir: Jumlah modal yang dimiliki perusahaan pada akhir
periode.
Dengan menganalisis laporan perubahan modal, pemangku
kepentingan dapat memahami bagaimana perusahaan mengelola
modalnya, apakah terdapat pertumbuhan atau penurunan, dan
bagaimana keputusan keuangan tertentu memengaruhi struktur modal
perusahaan.

F. Neraca
Neraca adalah salah satu laporan keuangan yang menyajikan
gambaran mengenai posisi keuangan suatu entitas pada suatu titik waktu
tertentu.12Neraca mencerminkan keseimbangan antara aset, kewajiban, dan
ekuitas suatu perusahaan Dengan neraca, para pemangku kepentingan,

12
Yani Restiani Widjaja. Dkk. Penyusunan Laporan Keuangan Sederhana Untuk UMKM
Industri Konveksi. JURNAL ABDIMAS BSI. Vol. 1 No. 1 Februari 2018, Hal. 163

19
seperti pemilik, investor, dan kreditur, dapat memahami sejauh mana
perusahaan memiliki aset dan bagaimana aset tersebut dibiayai. Neraca
memberikan gambaran tentang likuiditas perusahaan, keberlanjutan
operasional, dan tingkat kewajiban yang dimilikinya.

Contoh soalnya adalah sebagai berikut :

Berikut adalah data perusahaan pada tanggal 31 desember 2020,


PT Rafinternet memiliki saldo akhir buku besar sebagai berikut ini.

Buatlah neraca saldo dan jurnal penyesuaian apabila informasi yang


ada pada akhir periode sebagai berikut :

 Beban Depresiasi sebesar Rp 150.000


 Asuransi dibayar dimuka sisa Rp 150.000
 Persediaan perlengkapan toko sisa Rp 200.000

20
 Gaji yang masih terutang sebesar Rp 300.000

PT Rafinternet
Neraca Saldo Sebelum Disesuaikan
Per 31 desember 2020
Kas Rp 600.000
Asuransi DDM Rp 400.000
Piutang Dagang Rp 400.000
Perlengkapan Toko Rp 500.000
Peralatan Toko Rp 800.000
Akumulasi Peralatan Rp (300.000)
Toko
Utang Usaha Rp 300.000
Utang Wesel Rp 200.000
Modal, Tn raffi Rp 1.300.000
Prive, Tn Raffi Rp 300.000
Pendapatan Rp 2.200.000
Beban Sewa Rp 300.000
Beban Gaji Rp 1.000.000
Rp 4.000.000 Rp 4.000.000

Kemudian anda buat jurnal penyesuaian untuk neraca saldo sebagai berikut ini

PT Rafinternet
Jurnal Penyesuaian
Per 31 desember 2020
Keterangan Debit Kredit
Rp 150.00
Beban Depresiasi 0
Rp 150.00
Akumulasi Depresiasi Peralatan 0
Rp 250.00
Beban Asuransi 0
Rp 250.00
Asuransi dibayar dimuka 0
Rp 300.00
Beban Pakai Perlengkapan 0
Rp 300.00
Perlengkapan toko sisa Rp 200.000 0
Rp 300.00
Beban Gaji 0
Utang Gaji Rp 300.00

21
0

G. Pandangan Islam tentang Penyesuaian dan Neraca Lajur


1. Padangan Islam tentang Penyesuaian
Pendekatan Islam terhadap akuntansi menekankan pada prinsip-
prinsip etika dan keadilan dalam mencatat dan melaporkan transaksi
keuangan. Berikut beberapa prinsip akuntansi yang relevan dalam
konteks pandangan Islam:
a. Transparansi dan Keadilan: Akuntansi dalam Islam harus
mencerminkan transparansi dan keadilan. Informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan harus jujur dan akurat agar para
pemangku kepentingan dapat membuat keputusan yang
informasional dan adil.
b. Larangan Riba (Bunga): Islam melarang riba atau bunga. Oleh
karena itu, akuntansi Islam harus memastikan bahwa transaksi
keuangan tidak melibatkan unsur riba, dan pelaporan keuangan
harus mencerminkan prinsip-prinsip ini.
c. Prinsip Amanah (Kepercayaan): Pencatatan dan pelaporan harus
dilakukan dengan integritas dan amanah. Akuntan dan profesional
keuangan diharapkan untuk bertindak dengan jujur dan mematuhi
standar etika profesi.
d. Zakat dan Sadaqah: Islam mendorong konsep memberikan kepada
yang membutuhkan. Dalam akuntansi Islam, perusahaan dapat
mencatat dan melaporkan sumbangan amal (zakat dan sadaqah)
sebagai bagian dari tanggung jawab sosial.
e. Pelaporan Keuangan Syariah: Perusahaan atau lembaga keuangan
yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah harus
menyusun laporan keuangan syariah yang mencerminkan
kepatuhan mereka terhadap aturan dan prinsip Islam.

22
f. Etika Bisnis Islam: Akuntansi dalam konteks Islam harus sesuai
dengan etika bisnis Islam yang mencakup larangan terhadap
penipuan, manipulasi, dan perilaku bisnis yang tidak etis.
g. Penting untuk dicatat bahwa pandangan Islam tentang akuntansi
dapat bervariasi tergantung pada interpretasi dan implementasi
prinsip-prinsip Islam oleh individu dan masyarakat. Pemahaman
dan praktik akuntansi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam
diharapkan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang adil dan
beretika.
2. Pandangan islam tentang neraca lajur dan laporan keuangan
Dalam konteks Islam, pendekatan terhadap neraca lajur dan laporan
keuangan mencerminkan prinsip-prinsip etika dan keadilan yang
ditanamkan dalam ajaran Islam. Meskipun tidak ada aturan Islam yang
secara khusus mengatur neraca lajur dan laporan keuangan, prinsip-
prinsip umum Islam dapat diaplikasikan dalam konteks akuntansi.
Berikut adalah beberapa pandangan Islam terkait neraca lajur dan
laporan keuangan:
a. Transparansi dan Keadilan: Islam menekankan pentingnya
transparansi dan keadilan dalam segala aspek kehidupan, termasuk
dalam laporan keuangan. Neraca lajur dan laporan keuangan harus
mencerminkan secara akurat posisi keuangan perusahaan dan harus
disusun dengan itikad baik dan kejujuran.
b. Larangan Riba (Bunga): Prinsip Islam melarang praktik riba atau
bunga. Oleh karena itu, laporan keuangan harus mencerminkan
kepatuhan terhadap larangan ini, dan transaksi keuangan
perusahaan harus dirancang agar tidak melibatkan unsur riba.
c. Integritas dan Amanah: Profesional akuntansi diharapkan untuk
bertindak dengan integritas dan amanah. Mereka harus
menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab dan
kejujuran.

23
d. Zakat dan Sadaqah: Islam mendorong praktik memberikan zakat
(sumbangan wajib) dan sadaqah (sumbangan sukarela) sebagai
bentuk tanggung jawab sosial dan solidaritas dalam masyarakat.
Perusahaan dapat mencatat dan melaporkan sumbangan tersebut
dalam laporan keuangan.
e. Laporan Keuangan Syariah: Jika perusahaan beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah, laporan keuangan harus
mencerminkan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip tersebut. Ini
mencakup pemisahan dana sesuai dengan prinsip syariah dan
kepatuhan terhadap larangan investasi dalam sektor-sektor tertentu.
f. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan: Islam mengajarkan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, laporan
keuangan dapat mencerminkan upaya perusahaan dalam mencapai
tujuan-tujuan ini, seperti keberlanjutan lingkungan dan kegiatan
amal.
g. Penting untuk diingat bahwa praktik akuntansi yang sesuai dengan
nilai-nilai Islam dapat bervariasi tergantung pada interpretasi dan
implementasi prinsip-prinsip Islam oleh individu dan masyarakat.
Akuntansi dalam konteks Islam harus menciptakan nilai tambah
yang tidak hanya terfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga
pada keadilan, etika, dan tanggung jawab sosial.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menjalankan operasi perusahaan. Akuntansi berfungsi untuk menyediakan
informasi yang bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan didalam
maupun diluar perusahaan. Informasi keuangan akuntansi digunakan
dalam melakukan analisa terhadaplaporan keuangan agar diperoleh
gambaran posisi keuangan dan perkembangan usaha dari suatu
perusahaan. Menurut Suradi (2009:2) akuntansi adalah suatu proses
pengidentifikasian,pencatatan, dan pengkomunikasian yang digunakan
sebagai keputusan dalam suatu entitas. Secara umum akuntansi
(accounting) dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan
laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi
dan kondisi perusahaan. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kita akan
menitik beratkan pembahasan pada akuntansi dan peranannya daam bisnis.
Namun, beberapa konsep dalam buku ini juga dapat diterapkan pada
individu, pemerintahan dan jenis organisasi lainnya
Jurnal penyesuaian adalah buku akuntansi yang disusun untuk
menyesuaikan saldo pada neraca saldo ketika tiba akhir periode akuntansi
agar neraca tersebut menampilkan saldo yang aktual, sesuai dengan jumlah
aslinya. Sedangkan, ayat jurnal penyesuaian atau AJP sendiri adalah
beberapa penyesuaian dari proses pembuatan jurnal dalam siklus
akuntansi.

25
Jurnal penyesuaian itu seperti kunci kecil yang membuka pintu besar ke
akuntansi yang akurat. Tanpa jurnal penyesuaian, neraca dan laporan laba
rugi bisa jadi tidak mencerminkan kondisi sebenarnya perusahaan.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah jauh dari kata sempurna,


kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya
yang dapat di tanggung jawabkan. Kami sadar masih banyak kekurangan
yang kami miliki baik dari tulisan maupun bahasa yang kami sajikan oleh
karena itu, mohon di berikan saran agar kami bisa membuat makalah lebih
baik lagi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Amin Wijoyo, Ignatius Flora De Mayo dan Michelle Rich. Pelatihan jurnal
penyesuaian dan jurnal pembalik bagi siswa/i sma kristoforus i. 2021.
Hal. 1184

Amrie Firmansyah, Irfan Fauzi, Muhamad Rizal Yuniar. Biaya utang dari sudut
pandang kebijakan dividen, volatilitas laba dan kualitas akrual. Jurnal
Studi Akuntansi dan Keuangan Vol. 3(2), 2020. Hal. 111

Anita Puspa Dewi, Darwin Warisi, Desmon. Pengaruh cadangan kerugian piutang
terhadap profitabilitas perusahaan. Journal of Accounting Taxing and
Auditing (JATA) Vol. 4, No. 2, 2023. Hal. 26

Dwi Retno Andriani. Manajemen Keuangan Agribisnis: neraca lajur. Modul.


2012. Hal. 2

Febi Fatimah R. Deni Muhammad Danial Faizal, Mulia Z. Analisis perataan laba
pada perusahaan industri makanan dan minuman. Jurnal EKOBIS Vol. 20,
No.2, 2019, hal. 23

Fuad Yanuar. Kajian literatur implementasi pedoman akuntansi pesantren (pap).


Hal. 65

Rizqi Arfian Dewantoro, raden Rustam Hidayat, Sri Sulasmiyati. Analisis


penggunaan capital budgeting dalam membuat keputusan investasi aktiva
tetap (Studi Pada PT Zena Pariwisata Nusantara). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB)|Vol. 47 No.2, 2017, hal. 20

27
Septiani Panca Putri. Analisis kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal
jurnal penyesuaian pada mata pelajaran ekonomi. Jurnal Neraca Vol 2
No.2, 2018, hal. 97

Hidayati, Nur, 2015. Penerapan Siklus Akuntansi Untuk Meningkatkan Jumlah


Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota Pangkalpinang Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Jurnal Bisnis Darmajaya. Vol. 01. (02). Hal.
19

Wenny Marlini, Mega Widya Utami. Analisis perputaran piutang, piutang rata-
rata dan rasio piutang atas pendapatan terhadap profitabilitas pada pdam
tirta bumi sentosa kabupaten kebumen. JURNAL E-BIS VOL.3 NO.1,
2019. Hal. 86

28

Anda mungkin juga menyukai