Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

“MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN”

Dosen Pengampu:
Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 5
Kinanti Kusuma Wardani C1C021112
Nur Ulyana Apriyanti C1C021269

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menghaturkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu dan berjalan dengan lancar. Penulisan makalah dibuat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan.
Dalam proses penyusunan makalah, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi
kelancaran dan kelengkapan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Dr. Mukhzarudfa, S.E., M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Keuangan, karena tugas yang diberikan ini dapat membantu wawasan
dan pengetahuan penulis menjadi lebih luas.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah tidak luput dari
kekurangan. Maka dari itu, penulis akan sangat menghargai semua kritikan dan
saran dari pembaca. Hal itu bertujuan untuk membangun makalah ini agar
menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Jambi, 3 September 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Pengertian Evaluasi Kinerja Uang............................................................3
2.2 Manfaat Penilaian Kinerja..........................................................................5
2.3 Tujuan Penilaian Kinerja............................................................................5
2.4 Jenis-Jenis Analisa Ratio.............................................................................6
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini permintaan akan pembelian saham suatu perusahaan semakin
meningkat karena informasi yang begitu cepat merubah perilaku pasar. Sehingga
perusahaan yang ingin menarik investor tentu harus memberikan rincian laporan
keuangan sebagai penilaian kinerja keuangan yang selama ini telah dijalankan
suatu perusahaan.

Kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan


perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, arus kas serta laporan-
laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca
maka dapat diketahui atau diperoleh gambaran tentang posisi keuangan
perusahaan. Sedangkan analisis terhadap laporan laba rugi memberikan gambaran
tentang hasil usaha perusahaan yang bersangkutan.

Evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan menggunakan analisis laporan


keuangan, dimana data pokok sebagai input dalam analisis ini adalah neraca dan 2
laporan laba rugi. Analisis laporan keuangan memungkinkan manajemen
keuangan dan pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi keuangan
dengan cepat, karena penyajian rasio-rasio keuangan akan menunjukan kondisi
sehat tidaknya suatu perusahaan. Analisis rasio menghubungkan unsur-unsur
rencana dan laba rugi sehingga dapat menilai efektifitas dan efisiensi perusahaan.

Melihat hal tersebut tentu kinerja keuangan suatu perusahaan harus benar-
benar meyajikan laporan keuangan yang lengkap agar mudah di pahami oleh
konsumen maupun investor sebagai data pembanding sebelum memutuskan untuk
berinvestasi pada suatu perusahaan.

Berdasarkan kenyataan yang sering terjadi di dalam perusahaan, maka


menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan penilaian secara
komperhensif atas kinerja keuangan yang telah dicapai sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam menentukan kebijakan keuangan, umumnya analisis kinerja

1
keuangan menggunakan lima rasio dasar, rasio dasar tersebut antara lain: Rasio
Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio
Pasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Evaluasi Kinerja Keuangan
2. Manfaat Penilaian Kinerja
3. Tujuan Evaluasi Kinerja
4. Jenis-jenis analisis rasio

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan dan menjabarkan mengenai Kinerja Keuangan


2. Menjelaskan manfaat penilaian kinerja
3. Menjelaskan dan menjabarkan tujuan Evaluasi kinerja
4. Menjelaskan jenis-jenis analisis rasio

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi Kinerja Uang

Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat berkepentingan terhadap


laporan keuangan yang telah dianalisis, Karena hasil tersebut dapat dijadikan
sebagai alat dalam pengambilan keputusan lebih lanjut untuk masa yang akan
datang. Dengan menggunakan analisis rasio, berdasarkan data dari laporan
keuangan, akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah dicapai di waktu-
waktu yang lalu, dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan,
serta hasil-hasil yang dianggap cukup baik.

Hasil analisis historis tersebut sangat penting artinya bagi perbaikan


penyusunan rencana yang akan dilakukan di masa datang, dengan mengetahui
kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan, dapat diusahakan
perencanaan yang lebih baik demi memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut,
Hasil-hasil yang dianggap sudah cukup baik di waktu lampau harus dipertahankan
dan ditingkatkan untuk masa-masa mendatang

Ada beberapa definisi tentang Evaluasi seperti yang dikemukakan para


ahli dalam tulisan yang mereka buat. Tayibnapis (2000) telah mengumpulkan
pendapat-pendapat dari Tyler (1950), Cronbach (1963), Stufflebeam (1971),
Alkin (1969), Provus (1971) yang mencetuskan Descrepancy Evaluation, dan
Scriven (1967). Dari pendapat-pendapat mereka yang saling melengkapi itu,
evaluasi akan di definisikan sebagai :

“Suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu


kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu
standard tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta
bagaimana pendapat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-
harapan yang ingin diperoleh”.

3
Model evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut :

A = Faktor yang akan dievaluasi


AB = Apa yang diharapkan dari faktor A
BD = Rentetan mengenai harapan-harapan atas faktor A, Jika ada
AC = Fakta-fakta mengenai A
CE = Proses analisis data AC sehingga menghasilkan nilai E
DE = Adalah GAP yaitu besar perbedaan antara harapan (D) dan kenyataan (E)
F = Suatu tolak ukur untuk menilai Gap
G = Adalah evaluasi mengunnakan tolak ukur F

Pengertian kinerja menurut IndraBastian (2006:274) adalah gambaran


pencapaian pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi suatu organisasi. Konsep kinerja keuangan menurut Indriyo
Gitosudarmo dan Basri (2002:275) adalah rangkaian aktivitas keuangan pada
suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya
laporan laba rugi dan neraca.

Menurut Irhan Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatu analisis


yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan
dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu
perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat
diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang
mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar
sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan.

Berdasarkan kenyataan yang sering terjadi di dalam perusahaan, maka


menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan penilaian secara
komperhensif atas kinerja keuangan yang telah dicapai sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam menentukan kebijakan keuangan, umumnya analisis kinerja
keuangan menggunakan lima rasio dasar, rasio dasar tersebut antara lain: Rasio
Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio
Pasar.

4
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap
para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.

2.2 Manfaat Penilaian Kinerja

Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatannya.
2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,
maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi
suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategiperusahaan untuk masa
yang akan datang.
4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi
pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.
5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

2.3 Tujuan Penilaian Kinerja


Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31)adalah
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi
atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat
ditagih.
2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.

5
3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.
4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur
dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok
hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden
secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan
atau krisis keuangan.

2.4 Jenis-Jenis Analisa Ratio

Pada umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah awal dalam


analisis keuangan guna menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan.
Ukuran yang digunakan adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara dua data
keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 macam,
yaitu diantaranya:

1. Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi


kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar
kecilnya aktiva lancar seperti :
a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara
aktiva lancar dengan hutang lancar. Dimana kemampuan untuk
membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar.
b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), merupakan
kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi
dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat
segera diuangkan.
c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan
persediaan dari aktiva lancar, kemudian membagi sisanya

6
dengan hutang lancar Dimana kemampuan untuk membayar
utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang
lebih likuid (quick assets).

2. Rasio aktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan


sumber – sumber daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan
perusahaan menjadi penjualan atau kas. Rasio ini menyangkut perbandingan
antara penjualan dengan aktiva pendukung terjadinya penjualan artinya
rasio ini menganggap bahwa suatu perbandingan yang “layak” harus ada
antara penjualan dan berbagai aktiva misalnya : persediaan, piutang, aktiva
tetap, dan lain-lain. Rasio produksi meliputi :
a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan piutang selama satu tahun yang
dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan
rata-rata piutang.
b. Inventaory ratio, menhitung kemampuan persediaan berputar
selama satu tahun yang diukur dengan menggunakan inventory
turnover dan waktu rata-rata persediaan tertahan di gudang.
Semakin kecil angka, maka semakin baik karena resiko yang
semakin kecil.
c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva untuk berputar
selama satu tahun untuk menghasilkan penjualan.

3. Rasio Leverage, menunjukkan penjaminan utang, baik dengan


menggunakan total aktiva maupun modal sendiri.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana dari kreditur
yang dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total
aktiva. Dimana beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana
yang dibelanjai dengan utang atau berapa bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Secara

7
sistematis dapat ditulis sebagai perbandingan antara total utang
dengan modal.
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka
panjang.
Long term debt to equity ratio = Utang jangka
panjang

Modal
sendiri

d. Tangible assets debt coverage, merupakan besarnya aktiva tetap


tangible yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang
setiap rupiahnya.
Tangible assets debt coverage = Jumlah aktiva –
Intangibles – utang lancar

Hutang jangka
panjang

e. Time interest earned, dihitung dengan membagi laba sebelum


bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur
seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa menyulitkan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan. Dimana
besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga utang
jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas, digunakan untuk mengukur seberapa efekif pengelolaan


perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan sebagai berikut:
a. Gross profit margin, menunjukkan kemampuan penjualan dalam
menghasilkan laba kotor.
b. Net profit margin, kemampuan setiap rupiah penjualan untuk
menghasilkan laba bersih (Earning After Tax, EAT)

8
c. Return on total assets, menunjukkan kemampuan total aktiva
menghasilkan laba sebelum dipotong bunga dan pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment, kemampuan aktiva rata-rata dalam
menghasilkan laba setelah pajak.
e. Return on equity, Kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham
preferen dan saham biasa.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kinerja keuangan sebuah perusahaan sangatlah penting untuk disajikan


atau dilaporkan secara rinci dan lengkap Karena banyak faktor pengambilan
keputusan dari laporan keuangan tersebut. Dengan rasio-rasio keungan yang
telah dikelompokkan kedalam kategori-kategori seperti : Rasio Solvabilitas,
rasio profitabilitas, rasio nilai pasar, dan rasio manajemen aset sebagai
pembanding data yang akan digunakan sebagai data pengambilan suatu
keputusan dengan tetap memperhatikan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi angka akuntansi tersebut.

Rasio Keuangan terdiri dari:

a) Rasio Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus
segera dipenuhi,
b) Rasio Solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya,
c) Rasio Aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efisien
perusahaan untuk mengelola persediaan dan aset-asetnya,
d) Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba, dan
e) Rasio Pasar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen kepada para pemegang saham
perusahaan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA.


Munawir, S.2000. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Pengantar Keuangan Perusahan. Fundamental Of Corporate Finance.
(Stephen A. Ross. Randolph W. Westerfield. Bradford D. Jordan. Joseph
Lim Ruth Tan.)

11

Anda mungkin juga menyukai