1 Judul Determinants of Economic Exposure An Empirical Evidence
from the Miscellaneous Companies in Indonesia 2 Jurnal Jurnal Keuangan dan Perbankan 3 Volume dan Halaman Vol.19 4 Tahun 2014 5 Penulis M.Shabri Abd. Majid, Zaida Rizqi Zainul, dan A. Sakir 6 Reviewer 7 Tanggal 8 Latar Belakang Di era globalisasi, hampir tidak mungkin bagi perusahaan untuk mengisolasi kegiatannya dari pasar internasional. Perusahaan yang masuk ke pasar luar negeri harus mentransaksikan kegiatan bisnis internasionalnya dengan berbagai mata uang asing mitra dagang sebagai alat tukar. Mata uang Amerika Serikat, US Dolar (USD) telah menjadi mata uang yang paling dominan digunakan dalam transaksi bisnis internasional di seluruh dunia karena stabilitas nilainya. Demikian pula, USD juga dominan digunakan oleh perusahaanperusahaan di Indonesia yang terlibat dalam kegiatan perdagangan internasional. Secara rata-rata, penggunaan USD dalam kegiatan ekspor dan impor nonmigas di Indonesia selama periode 2007-2010 masing-masing adalah 93,37% dan 77,88% (Bank Indo nesia, 2010). Jadi, ketika USD berfluktuasi terhadap mata uang lokal Rupiah Indonesia (IDR), nilai perusahaan- perusahaan di Indonesia akan terpengaruh sebagaimana tercermin dalam harga saham mereka, dan pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Jika rupiah terdepresiasi, beban bunga atas utang luar negeri yang dimiliki perusahaan harus dibayar lebih tinggi. Fluktuasi nilai tukar mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan yang didominasi oleh mata uang domestik. Namun, fluktuasi mata uang tidak selalu buruk bagi perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan eksportir, depresiasi Rupiah atau apresiasi mata uang asing akan membuat produk dan jasa lokal menjadi lebih murah dan lebih kompetitif di pasar luar negeri sehingga perusahaan tersebut dapat menjual lebih banyak produk dan jasa di pasar luar negeri, sehingga pendapatan mereka meningkat. Di sisi lain, depresiasi Rupiah menyebabkan produk dan jasa luar negeri menjadi lebih mahal, sehingga berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan importir. Karena investor telah mendiversifikasi investasinya ke saham di berbagai pasar saham asing, maka nilai saham mereka akan terkena fluktuasi nilai tukar. Dalam keuangan internasional, perubahan nilai perusahaan akibat fluktuasi mata uang asing ini disebut eksposur valuta asing (exposure rate) atau eksposur ekonomi. Eksposur fluktuasi nilai tukar mengukur sensitivitas perubahan nilai riil aset, kewajiban, atau pendapatan operasional yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan nilai tukar yang tidak terduga. Dengan kata lain, eksposur ekonomi menandakan sejauh mana nilai sekarang dari arus kas masa depan perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Singkatnya, pada dasarnya menunjukkan dampak fluktuasi nilai tukar terhadap arus kas perusahaan yang merupakan cerminan dari nilai perusahaan 9 Tujuan Penelitian penelitian ini mengukur eksposur ekonomi dari 11 perusahaan miscellaneous terpilih yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode 2007-2010. Penelitian ini juga mencoba untuk menyelidiki secara empiris sejauh mana dimana ukuran perusahaan, rasio ekspor, likuiditas (diproksikan dengan quick ratio) dan leverage (diproksikan dengan rasio hutang jangka panjang terhadap total aset) mempengaruhi eksposur ekonomi perusahaan 10 Metode Penelitian Karena tujuan dari penelitian ini ada dua, maka akan dilakukan dua tahap analisis regresi berganda, yaitu: (1) untuk mengukur eksposur ekonomi dari perusahaan lain-lain. (2) secara empiris mengeksplorasi pengaruh ukuran perusahaan, rasio ekspor, likuiditas (diproksikan dengan rasio cepat) dan leverage (diproksikan dengan rasio utang jangka panjang terhadap total aset) terhadap eksposur ekonomi perusahaan. Data Studi ini mengukur dan menyelidiki secara empiris eksposur ekonomi dan determinannya dari perusahaan-perusahaan di sektor aneka, yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2007 sampai 2010. 11 perusahaan dari sektor aneka (yaitu, PT. Polichem Indonesia Tbk, PT. Astra Otoparts Tbk, PT. Indo Kordsa Tbk, PT. Ever Shine Tex Tbk, PT. Goodyear Indonesia, Tbk, PT. Panasia Indosyntex Tbk, PT. Sumi Indo Kabel Tbk, PT. Indorama Synthetics Tbk, PT. KMI Wire dan Cable Tbk, PT. Supreme Cable Manufacturing Tbk, dan PT. Voksel Electric Tbk) dipilih berdasarkan ketersediaan data dan keterlibatan mereka dalam kegiatan perdagangan internasional. Data sekunder terdiri dari indeks harga saham individual harian, indeks pasar (IHSG, IHSG), dan nilai tukar (cross rate IDR terhadap USD) digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur eksposur ekonomi perusahaan. data tahunan ukuran perusahaan (“ER), rasio ekspor (EKSPOR), rasio cepat (QR), dan hutang jangka panjang terhadap total aset (LTD) digunakan untuk mengeksplorasi pengaruhnya pada eksposur ekonomi. Data ini dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan 11 Hasil dan Secara keseluruhan, penelitian ini menemukan bahwa semua Pembahasan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap eksposur ekonomi perusahaan secara simultan, yang ditunjukkan oleh nilai F signifikan setidaknya pada tingkat 5%. Seperti yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,195, kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi tingkat eksposur ekonomi hanya 19,5%. Ini menyiratkan bahwa ada banyak faktor potensial lain yang harus dimasukkan dalam analisis ketika memprediksi eksposur ekonomi perusahaan. Ketika SIZE meningkat dan perusahaan semakin besar, perusahaan perlu meningkatkan tingkat likuiditasnya yang ditunjukkan dengan peningkatan QR, dan diikuti oleh peningkatan internasionalisasi (EKSPOR) sehingga perusahaan perlu juga meningkatkan arus kasnya karena peningkatan LTD perusahaan. Pada saat ini, kemungkinan perusahaan untuk terkena risiko beban utang yang lebih tinggi akan meningkat karena fluktuasi nilai tukar mata uang asing, dan kemudian perusahaan cenderung mengintensifkan kegiatan lindung nilai mereka secara keseluruhan. Ini menjelaskan efek signifikan dan simultan dari SIZE, QR, EXPORT, dan LTD pada eksposur ekonomi. 12 Kesimpulan Hasil penelitian menemukan bahwa nilai eksposur ekonomi selama periode penelitian bervariasi antar perusahaan dengan rata-rata -0,320. Kecuali untuk tahun 2008, semua nilai eksposur ekonomi negatif. Rata-rata nilai eksposur ekonomi tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010 masing-masing adalah -0,647, 0,056, -0,186 dan -0,463. Temuan ini menunjukkan bahwa selama periode 2007 sampai 2010, perusahaan yang paling tidak terpengaruh oleh depresiasi Rupiah terhadap USD adalah PT. Indorama Synthetics Tbk, dan PT. Voksel Electric Tbk memperoleh keuntungan selama depresiasi mata uang nasional, Rp. Dari 11 perusahaan, hanya 5 perusahaan yang mencatat nilai positif dari eksposur ekonominya, yang berarti terbantu oleh depresiasi Rupiah. perusahaan di Indonesia selama masa studi. Hal ini menyiratkan bahwa untuk memprediksi eksposur ekonomi, perusahaan harus memperhitungkan likuiditas dan tingkat internasionalisasi perusahaan (rasio ekspor). Informasi ini akan membantu perusahaan untuk mengelola risiko fluktuasi mata uang asing dengan melindungi aktivitas bisnis internasional mereka.