OLEH:
RAHMAN SOULIHIN
C1D5 16 061
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
i
DAFTAR ISI
JUDUL ………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………. 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ………………………………………….. 5
1.4 Sistematika Penulisan …………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan sumber daya alam, baik itu
dari sektor Pertanian, Perkebunan, Kelautan, dan lain – lain sebagainya. Indonesia
juga adalah salah satu negara yang memproduksi dan mengekspor hasil komoditinya
ke luar negeri. Adapun Komoditi utama yang ada di Indonesia adalah; Industri Tekstil
dan Produk Tekstil (TPT), Elektronik, Karet dan Produksi Karet, Produksi Hasil
Hutan, Alas Kaki, Otomotif, Udang, Kelapa, dan Kopi.1 10 komoditi utama ini
indonesia merupakah salah satu negara utama dalam memproduksi dan pengekspor
komoditi ini. Negara – negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Belanda, RRC,
Kanada, Estonia, Australia, Jerman, India, Jepang, Qatar dan negara – negara lainnya
komoditinya ini. Diketahui juga negara tersebut merupakan negara yang paling
memiliki minat banyak terhadap komoditi Indonesia khususnya dalam hal olahan
kelapa.
waktu 20 tahun terakhir dan bahkan pada Oktober 2019 saja area perkebunan kelapa
1
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 10 Komoditi Utama dan Potensial. Diakses dari
https://www.kemendag.go.id/id/economic-profil-10-main-and-potential-commodities Pada tanggal 02
Januari 2020 Pukul 10:24.
iii
di Indonesia telah tercatat seluas 16,38 juta ha.2 Bahkan dalam lingkup internasional
Provinsi, yakni wilayah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Bali, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku dan Papua. Area Perkebunan yang terluas dari keenam daerah
tersebut adalah wilayah perkebunan kelapa yang berada di Riau. Sedangkan luas
urutan ke 22, yakni seluas 57,783 ha.4 Sementara untuk dari segi produksi Sulawesi
Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil
dengan total luas 153.019 km2, yang meliputi 38.140 km2 luas daratan dan 114.879
km2 luas lautan, dengan jumlah penduduk 2.117.456. Sulawesi Tenggara merupakan
salah satu dari wilayah di Indonesiayang hasil buminya begitu melimpah dan juga
tidak kalah jauh dari daerah – daerah yang lainnya. Berbicara mengenai komoditi,
2
Iim Fathimah Timorria. https://ekonomi.bisnis.com/read/20190730/99/1130539/potensi-nilai-
produksi-kelapa-indonesia-di-atas-rp50-triliun. diakses pada 02 Januari 2020 pukul 10:00 WITA
3
Maruta Satya. https://www.libgar.com/2018/01/10-negara-penghasil-kelapa-terbesar-di-dunia.html
Pada tanggal 02 Januari 2020 Pukul 12.00 Wita
4
Dinas Perkebunan dan Holtikultura Provinsi Sulawesi Tenggara. https://sultra.bps.go.id/statictable/
2019/10/07/2579/luas-areal-perkebunan-rakyat-di-sulawesi-tenggara-tahun-2013---2017-ha-.html
Pada Tanggal 02 Januari 2020 Pukul 13:25 Wita
5
Directorate General of Estate. file:///C:/Users/acer/Downloads/209-Produksi-Kelapa.pdf Pada
Tanggal 02 Januari 2020 Pukul 13:19 Wita
iv
Kakao, Kelapa Terpadu, Perikanan Tangkap, Rumput Laut, dan Tambang Nikel.6
unggulan diantaranya adalah Kakao, Kopra, Lada, Kemiri, Kacang Mete, Cengkeh,
dan Jagung.7 Produk Kelapa merupakan produk yang lumayan banyak dijumpai di
kabupaten kota. Hal ini dibuktikan dengan tanaman yang paling sering ditanam oleh
masyarakat Sulawesi Tenggara tidak lain adalah tanaman kelapa. Area tanaman
kelapa juga semakin bertambah setiap tahunnya. Sehingga, tidak heran bahwa sektor
memproduksi kelapa mencapai 14.650 ton dan 8.329 ton dibandingkan dengan
daerah lainnya.8 Hal ini juga membuat perkebunan kelapa menjadi salah satu sumber
6
Wa Rifin, Habiruddin Daeng. Dalam berita Sultra Kini. 2018. Lima Komoditas Unggulan Sultra
Genjot Perekonomian Daerah. Diakses dari https://sultrakini.com/berita/lima-komoditas-unggulan-
sultra-genjot-perekonomian-daerah Pada Tanggal 03 Januari 2020 Pukul 21:08
7
Akfa Nasrulhak. Detik Finance. 2019. Dalam berita Kementria Genjot Produksi Kopra Sultra untuk
Ekspor. Diakses dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4593820/kementan-genjot-
produksi-kakao-hingga-kopra-sultra-untuk-ekspor Pada Tanggal 03 Januari 2020 Pukul 21:10
8
Dinas Perkebunan dan Holtikultura Provinsi Sulawesi Tenggara. https://sultra.bps.go.id/statictable/
2018/01/29/370/luas-tanaman-perkebunan-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-tanaman-di-provinsi-
sulawesi-tenggara-hektar-2015.html Di akses Pada Tanggal 03 Januari 2020 Pukul 22:56
v
Perusahaan Industri terbesar yang melakukan pengolahan kelapa yang ada di
Sulawesi Tenggara adalah PT. Sofi Agro Industries yang berada di Konawe Selatan.
Perusahaan ini memilik kantor pusat di Jakarta, dan berdiri sejak tahun 2015. Lokasi
Industri ini sangat strategis yang bertempatkan di salah satu daerah di Indonesia,
yakni di Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Produksi kelapa ini di olah
umum. Untuk mendapatkan kelapa dalam jumlah yang banyak, pihak dari PT Sofi
Agro Industries membelinya melalui para petani yang tersebar diberbagai daerah
Sulawesi Tenggara. PT Sofi Agro Industries beroprasi pada tahun 2015 memang
Produk olahan milik PT Sofi Agro Industries ini telah sampai ke pasar
yang menjadi tujuan ekspornya adalah Qatar.9 Kegiatan ekspor ini justru tidak
9
HRD PT Sofi Agro Industries
vi
1.1. Rumusan Masalah
produk kelapa Sulawesi Tenggara milik PT. Sofi Agro Industries di Konawe
Selatan?
Tujuan dari penelitian yang terdapat dalam tulisan ini adalah untuk
mengetahui bagaimana Rantai Nilai Global, Governance serta proses Upgrading dari
Produk Kelapa di Sulawesi Tenggara yang di produksi oleh PT. Sofi Agro Industries
Konawe Selatan.
diantaranya :
vii
1) Bagi pengembangan ilmu pengetahuan,dapat memberikan suatu karya
informasi.
viii
2. Untuk pengembangan dalam penelitian kualitatif, dapat memberikan
gambaran suatu karya penulisan yang baru dan dapat mendukung dalam
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan & Manfaat
Pemikiran.
Berisikan tentang hasil dan pembahasan yang akan di bahas oleh penulis, yakni
mengenai Global Value Chains, Governance dan Process Upgrading dari Produk
Kelapa di Sulawesi Tenggara pada PT. Sofi Agro Industries Konawe Selatan.
ix
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan Saran yang di dapatkan dari
x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rantai Nilai Global (Global Value Chains) atau GVC menggambarkan suatu
rangkaian panjang aktivitas yang diperlukan untuk membawa suatu produk atau jasa,
transformasi fisik dan input dari produsen yang beragam), sampai kepada konsumen
akhir dan proses pembuangan setelah digunakan (Raphael Kaplinsky and Mike
Morris. 2000. A Handbook For Value Chain Research).10 Pada akhirnya Global
Value Chain ini membantu dalam membawa hasil produksi yang dilakukan oleh
suatu perusahaan negara berkembang yang kemudian akan diekspor kepada pihak
GVC membahas tentang penciptaan dan manajemen nilai Gov dan upg.
Governance
manusia dialokasikan dan aliran dalam rantai.”. Awalnya dalam kerangka rantai
10
Raphael Kaplinsky and Mike Morris. 2000. A Handbook For Value Chain Research. Diunduh dari
http://www.prism.uct.ac.za/papers/vchnov01.pdf Pada Tanggal 28 September 2019 Pukul 12:01
xi
komoditas global, Governance digambarkan secara luas dalam hal rantai “pembeli –
Ada lima bentuk sistem koordinasi Governance antar aktor yang terlibat
1. Markets. Hubungan antar aktor atau perusahaan yang terlibat di dalam sistem
koordinasi ini hanya sebatas hubungan jual beli saja yang dipenuhi oleh harga.
modifikasi dan terkadang dibuat dalam bentuk digital terlebih dahulu sebelum
3. Relational value chains dimana hubungan antara supplier dan lead firm dalam
rantai nilai ini sangat intens karena tingkat kompleksitas dari informasi yang
4. Capative calue chains ketika supplier yang tidak memiliki kompetensi yang
ketika spesifikasi produk yang diminta tidak dapat dikodifikasi karena tingkat
11
T. Stugeon, J.V. Bieserbroeck dan G. Gereffi Hlm. 1-3
xii
untuk memasok produk tersebut tidak dapat ditemukan maka lead firm akan
perusahaannya.
Upgrading
kualitas produk melalui proses penambahan nilai (value added) dan proses produksi
yang lebih efisien atau bahkan berpindah kepada aktivitas produksi yang berbasis
kepada keterampilan dan keahlian yang lebih baik. Fungsi Upgrading ini yang sangat
peningkatan suatu fungsi dari produk, serta membantu dalam peningkatan jenis dari
berguna untuk meningkatkan proses serta meningkatkan nilai hingga dari alat proses
untuk meningkatkan kualitas produk dengan mengubah produk yang menjadi lebih
tinggi nilainya. Functional Upgrading berguna untuk menambahkan fungsi dari suatu
xiii
dengan dengan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dalam fungsi rantai
nilai tertentu dengan cara memasuki pasar yang baru untuk mengembangkan atau
berbeda
12
Gehl Sampath and Bertha Valleji. 2018. Trade, Global Value Chains and Upgrading: What, When
and How?.
xiv
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa diantaranya adalah penelitian yang memiliki tema besar yang menyerupai
Penelitian pertama dengan judul; Analisis Global Value Chains (GVC) pada
PT Kelola Mina Laut Kendariyang ditulis oleh Mutmainah.13 Dalam penelitian ini,
mengembangkan, serta juga dalam peningkatan suatu kualitas industri PT KML yang
teori Global Value Chains (GVC) dengan menggunakan konsep Governance dan
Upgrading. Penulis juga menjelaskan aktor apa saja yang berperan dalam proses
produksi dalam perusahaan melainkan juga ada kerjasama dengan perusahaan lain,
pemasok dan pemerintah daerah yang kemudian dibagi kedalam 4 tahap, yakni tahap
penyediaan bahan baku, tahap produksi, hingga tahap distribusi. Walaupun teori dan
konsep yang di gunakan sama namun, hal yang membedakan dengan tulisan peneliti
adalah, penelitian ini lebih mengacu dalam menganalisis Global Value Chain,
Governance, dan Upgrading pada Industri yang diteliti oleh Mutmainah dan juga
objek yang diteliti tentu berbeda, dimana dalam penelitian yang dilakukan oleh
13
Mutmainah. 2018. Analisis Global Value Chains (GVCs) pada PT Kelola Mina Laut Kendari.
Skripsi Hubungan Internasional, FISIP-Universitas Haluoleo Kendari
xv
Mutmainah ini industri yang di gunakan bergerak dalam bidak perikanan, sedangkan
bagi peneliti industri nya bergerak dibidang perkebunan yakni pengolahaan bahan
baku kakao.
Peneliti kedua dengan judul; Analisis dan Strategi Upgrading Rantai Nilai
(Value Chain Management) pada industri susu di Kabupaten Bandung Barat yang
ditulis oleh Rofi Rofaida.14 Dalam penelitian ini menggambarkan rantai nilai yang
menjalankan fungsi pemasaran dalam raintai nilai yang efesien. Menurutnya juga
beberapa hal dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja rantai nilai ini, yakni
peternak dan meningkatkan peran pemerintah dalam melindungi industri susu melalui
kebijakan yang pro terhadap pihak peternak. Dalam melakukan penelitian, penulis
dengan cara deskriptif. Penulis juga menggunakan kajian pustaka rantai nilai (value
yang peneliti teliti adalah penulis tidak menggunakan proses peningkatan kualitas
(upgrading) dan proses tata kelolah (Governance) dan lebih berfokus dalam
menganalisis dan bagaimana dalam melakukan strategi dari rantai nilai itu sendiri.
14
Rofi Rofaida. 2010. Analisis dan strategi upgrading Rantai Nilai (Value Chain Management) pada
Industri Susu di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian Studi Manajemen, Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis-Universitas Pendidikan Indonesia
xvi
Penelitian ketiga dengan judul; Analisis Global Value Chain Produk Ekspor
Daerah Istimewa Yogyakarta, yang ditulis oleh Kholish Kurniawan dan R. Rijanta.15
Dalam penelitian ini, menggambarkan potensi yang dimiliki oleh DIY yang memiliki
potensi industri manufaktur yang besar. Industri yang dihasilkan oleh DIY
Global Value Chain. Hasil dari penelitian ini di dapatkan bahwa Mebel kayu adalah
salah satu produk ekspor yang paling unggul di DIY. Data yang digunakan oleh
penulis adalah berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data yang
digunakan juga dengan menggunakan hasil dari metode wawancara, observasi dan
menggunakan teori Global Value Chain menurut Gereffi. Yang membedakan tulisan
ekspor unggulan DIY dan analisis terhadap produk ekspor unggulan DIY. Dalam
melakukan analisis GVC terhadap produk ekspor unggulan DIY yakni mebel kayu,
Dan penelitian keempat dengan judul; Analisis Rantai Nilai (Value Chain)
pada Produk Batik Tulis di Surakarta, yang ditulis oleh Liana Mangifera.16 Dalam
penelitian ini menggambarkan hasil bahwa kegiatan rantai nilai pada produk batik
15
Kholish Kurniawan, R. Rijanta. 2017. Analisis Global Value Chain Produk Ekspor Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Penelitian Fakultas Geografi-Universitas Gadjah Mada.
16
Liana Mangifera. 2015. Analisis Rantai Nilai (Value Chain) pada Produk Batik Tulis di Surakarta.
Jurnal Penelitian Manajemen dan Bisnis-Universitas Muhammadiyah Surakarta.
xvii
tulis di Kampung Batik Laweyan Surakarta termasuk dalam pembelian bahan baku
dan peralatan utama seperti kain, lilin, pewarna dan peralatan. Proses produksi yang
dimana proses pembuatan motif, membuat pola pada kain, penebalan pola dengan
menggunakan alat “Canting”, mewarnai dengan cara mencuci kain, melepaskan lilin
dengan melakukan pencelupan ke dalam air panas, penjemuran kain hingga dengan
pemajangan kain batik. Dan yang terakhir sampai kepada proses penjualan produk
yang dilakukan dengan melalui grosir baik di dalam negeri maupun luar negeri, dan
eceran. Sedangkan dalam aktivitas utama dari produk batik tulis ini memiliki nilai
tambah ekonomi di Kampung Batik Laweyan dalam hal pemasaran dan penjualan.
Dalam penelitian ini menggunakan konsep dari Rantai nilai dan Nilai Tambah (Value
wawancara terstruktur dan kuisioner yang berisi pertanyaan yang tersusun secara
sistematis. Yang membedakan tulisan peneliti adalah penelitian ini tidak membahas
proses tata kelolah (Governance) seperti yang digunakan oleh peneliti. Dan lebih
berfokus kepada bagaimana dalam menganalisa kegiatan rantai nialai dan dalam
produk batik tulis Kampung Batik Laweyan Kotta Surakrta dalam hal meningkatkan
daya saing.
xviii
Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu
Jenis
No Judul Teori/Konsep
Pendekatan
1. Analisis Global Value Chains Teori Global Value Deskriptif
dan Upgrading
Mutmainah (2019)
Yogyakarta,
Kurniawan, R. Rijanta.
xix
Chain) pada Produk Batik Tulis di (Value Chain) dan
Surakarta, menggunakan
(Produksi), Dan
Manajemen Sumber
Daya Manusia
(MSDM)
pengelolahan Kelapa yang mengelolah bahan baku dari bahan mentah kelapa menjadi
xx
Dalam membuatan produk kelapa menjadi tepung membutuhkan proses yang
panjang. Proses ini dimulai dari tahap yang awalnya berasal dari bahan baku mentah
kelapa yang di dapatkan dari para petani sampai dengan proses pendistribusian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Teori Global Value Chain (GVC).
Seperti yang diungkapkan oleh Kaplinsky dan Moris, GVC diperlukan untuk
membawa suatu produk atau jasa, melalui fase – fase produksi yang berbeda – beda
hingga sampai kepada konsumen akhir. Kerangka kerja GVC ini lebih memfokuskan
pada nilai tambah suatu industri, yang dimulai dari konsepsi hingga mencapati tahap
produksi dan penggunaan akhir. Dua konsep pilar dari Teori Global Value Chain
ini merupakan konsep yang memperlihatkan siapa siapa saja pelaku yang terlibat
dalam suatu rantai nilai yang memiliki fungsi dan dapat mengatur, mengontrol dan
menentukan dalam berlangsungnya proses – proses yang terjadi pada suatu rantai
nilai. Di dalam konsep ini memiliki 5 tipe, diantaranya adalah; Market, Modular
value chains, Relational value chains, Capative calue chains, dan Hierarchy. Dari
kelima jenis ini, perusahaan lebih menunjukan tipe Hierarchy, karena tipe ini lebih
integrasi vertikal dan kontrol manajerialnya secara penuh dipegang oleh perusahaan
yang memimpin terhadap aktivitas lain yang dilakukan pemasok yang akan
xxi
Konsep yang kedua adalah Upgrading. Upgrading sangat diperlukan bagi
suatu perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya dan juga sangat penting dalam
fungsi dari produk, serta membantu dalam peningkatan jenis dari suatu brand
Berdasarkan landasan konsep dari teori yang telah dipaparkan, maka penulis
Governance Upgrading
xxii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
mengeksplorasi dan memahami makna (meaning) yang oleh sejumlah individu atau
kelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial dan kemanusiaan. Proses
penelitian ini melibatkan pertanyaan dan prosedur yang muncul, mengumpulkan data
yang spesifik dari partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema –tema
mengenai makna dari data yang diperoleh.17 Pada akhirnya penelitian kualitatif
menjadi lebih mudah dipahami sebagai metode penelitian yang datanya dapat berupa
pernyataan-pernyataan yang dilakukan oleh penulis kepada informan dan data yang
dihasilkan pulamerupakan data deskriptif mengenai subjek yang diteliti, yaitu kata-
17
Umar Suryadi Bakry. Metode Penelitian Hubungan Internasional, (Yogyakarta, : Pustaka Pelajar,
2016) hlm. 14
xxiii
3.2. Lokasi Penelitian
penelitinnya. Adapun lokasi penelitian yang digunakan oleh peneliti yakni berada di
pertimbangan.
Objek pada penelitian ini adalah Global Value Chains, Governance dan
pengetahuan dan dapat mampu memberikan jawaban dari peneliti sesuai dengan
xxiv
penelitian yang ingin di kaji oleh peneliti. Informan yang di butuhkan dalam
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan
menggunakan data Kualitatif. Menurut Susan E. Wyse, penelitian Kualitatif adalah
penelitian yang lebih bersifat eksplorasi. Penelitian ini digunakan untuk memperoleh
pemahaman (understanding) tentang alasan, opini, dan motivasi yang mendasari
suatu perilaku. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah untuk memberikan
penjelasan rinci dan lengkap terhadap topik penelitian.18 Penelitian kualitatif ini
digambatkan secara fakta, data, objek yang berkaitan dengan penelitian yang diteliti
dan bukan berupa rangkauan kata melainkan berupa ungkapan bahasa atau kata.
Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari keterangan secara langsung
dari informan yang dilakukan oleh penulis. Informan tersebut diantaranya; Pimpinan
Susan E. Wyse, “What is the Difference Between Qualitative Research and Quantitative Research”,
18
dalam http://www.snapsurveys.com/blog/what-is-the-difference-between-qualitative-research-and-
quantitative-research/ diakses padaTanggal 05 Januari 2020 pukul 20:48.
xxv
Perusahaan PT Sofi Agro Industries Konawe Selatan, HRD (Human Resources
Sumbar data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh penulis yang
berasal dari berbagai literatur baik berupa Buku, Berita, Jurnal, Internet, Dokumen,
Skripsi, Serta situs – situs dari Intansi terkait yang berkaitan dengan penelitian
penulis.
1. Wawancara
pewancara dengan responden atau dengan para informan yang akan diwawancarai.
sambil bertatap muka yang bertujuan untuk mengimpulkan informasi yang terkait
19
dengan topik yang sedang diteliti oleh peneliti. (Sutopo 2006: 72). Teknik
wawancara ini merupakan teknik pengumpulan data yang sangat penting digunakan
dalam mengetahui Rantai Nilai Global (Global Value Chains). Yang kemudian
difolkuskan pada untuk mengetahui proses tata kelola (Governance) dan upaya dalam
19
ibid
xxvi
peningkatan kualitas (Upgrading) produk kakao milik PT. Sofi Agro Industries di
Konawe Selatan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang paling banyak
digunakan dalam penelitian yang berupa dalam bentuk dokumen yang berfungsi
sebagai bahan acuan yang berisikan informasi – informasi tentang kajian yang akan
diteliti oleh peneliti. Menurut Moleong (2012: 217-219) dokumen dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen Pribadi, adalah
catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan
kepercayaannya. Dapat berupa buku harian, surat, dst. Sedangkan Dokumen Resmi,
merupakan dokumen yang berasal dari suatu lembaga atau organisasi resmi seperti,
yakni berupa jurnal, dokumen, data atau file dari perusahaan, serta surat resmi yang
3. Studi Pustaka
Data yang didapatkan untuk melengkapi penelitian ini adalah didapatkan dari
berbagai sumber yang di kumpulkan oleh peneliti dengan berbagai sumber informasi
20
Moleong (2012) dalam Albi Anggito & Johan Setiawan. Metode Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat, :
CV Jejak, 2018). Hlm. 153-156
xxvii
yang tersedia, seperti buku, jurnal, berita, penelitian terdahulu dan informasi dari
internet.
Teknik
Data
Governance Hierarchy
Upgrading, dalam
yakni;
Process
Upgrading
Product
Upgrading
xxviii
Functional
Upgrading
3.8. Konseptualisasi
1. PT. Sofi Agro Industries adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
Sulawesi Tenggara. Industri ini pertama kali melakukan ekspor di tahun 2018.
2. Global Value Chain atau Rantai Nilai Global merupakan konsep yang
digunakan dalam penelitian ini, dimana konsep ini dapat menjelaskan dalam
pihak yang terkait pada proses produksi dan berbagai peran dalam masing –
masing aktor yang terlibat dalam proses ini. Mulai dari tahap pengumpulan
peningkatan fungsi dari produk yang dimiliki perusahaan ini khususnya dalam
xxix
mengelolah bahan baku yang belum jadi menjadi bahan setengah jadi yang
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus samapai
tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan ini ditandai dengan tidak
diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas di dalam analisis ini meliputi
reduksi data (data Reduction), penyajian data (data display) serta penarikan
dengan orang dan situasi hasil reduksi sementara dan akan berubah
21
Rahmat Sahid, Pasca UMS 2011. ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF MODEL MILES
DAN HUBERMAN. Diakses dari http://scribd.com/document/211341201/Analisis-Data-Penelitian-
Kualitatif-Model-Miles-Dan-Huberman pada Tanggal 05 Januari 2020 Pukul 22:53
xxx
ringkasan, struktur, makin mudah berikutnya. Apabila
Ketiga, selama Pada langkah ini bukti yang kuat dalam arti
xxxi
Memo ditindaklanjuti untuk pembobotan bukti dari
negative.
xxxii
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Moleong (2012) dalam Albi Anggito & Johan Setiawan. Metode Penelitian
Kualitatif, (Jawa Barat, : CV Jejak, 2018). Hlm. 153-156
Skripsi
Mutmainah. 2018. Analisis Global Value Chains (GVCs) pada PT Kelola Mina Laut
Kendari. Skripsi Hubungan Internasional, FISIP-Universitas Haluoleo
Kendari
Rofi Rofaida. 2010. Analisis dan strategi upgrading Rantai Nilai (Value Chain
Management) pada Industri Susu di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian
Studi Manajemen, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis-Universitas
Pendidikan Indonesia
Kholish Kurniawan, R. Rijanta. 2017. Analisis Global Value Chain Produk Ekspor
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian Fakultas Geografi-
Universitas Gadjah Mada.
Liana Mangifera. 2015. Analisis Rantai Nilai (Value Chain) pada Produk Batik Tulis
di Surakarta. Jurnal Penelitian Manajemen dan Bisnis-Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Internet
xxxiii
Iim Fathimah Timorria. https://ekonomi.bisnis.com/read/20190730/99/1130539/poten
si-nilai-produksi kelapa-indonesia-di-atas-rp50-triliun.
Wa Rifin, Habiruddin Daeng. Dalam berita Sultra Kini. 2018. Lima Komoditas
Unggulan Sultra Genjot Perekonomian Daerah. Diakses dari
https://sultrakini.com/berita/lima-komoditas-unggulan-sultra-genjot-
perekonomian-daerah
Akfa Nasrulhak. Detik Finance. 2019. Dalam berita Kementria Genjot Produksi
Kopra Sultra untuk Ekspor. Diakses dari https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-4593820/kementan-genjot-produksi-kakao-hingga-kopra-
sultra-untuk-ekspor
Dinas Perkebunan dan Holtikultura Provinsi Sulawesi Tenggara.https://sultra.bps.go.i
d/statictable/2018/01/29/370/luas-tanaman-perkebunan-menurut-kabupaten-
kota-dan-jenis-tanaman-di-provinsi-sulawesi-tenggara-hektar-2015.html
Raphael Kaplinsky and Mike Morris. 2000. A Handbook For Value Chain Research.
Diunduh dari http://www.prism.uct.ac.za/papers/vchnov01.pdf
Susan E. Wyse, “What is the Difference Between Qualitative Research and
Quantitative Research”, dalam http://www.snapsurveys.com/blog/what-is-
the-difference-between-qualitative-research-and-quantitative-research/
xxxiv
xxxv