Anda di halaman 1dari 35

GLOBAL VALUE CHAIN PRODUK KELAPA SULAWESI TENGGARA

(STUDI PADA PT SOFI AGRO INDUSTRIES)


KONAWE SELATAN)

OLEH:

RAHMAN SOULIHIN
C1D5 16 061

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

KONSENTRASI HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2020

i
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………. 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ………………………………………….. 5
1.4 Sistematika Penulisan …………………………………………………… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kerangka Teoritis ……………………………………………………….
2.2 Penelitian Terdahulu …………………………………………………….
2.3 Kerangka Pemikiran ……………………………………………………..

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ………………………………………………………….
3.2 Lokasi Penelitian ………………………………………………………..
3.3 Subjek dan Objek Penelitian ……………………………………………
3.4 Informan Penelitian ……………………………………………………..
3.5 Jenis dan Sumber Data

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan sumber daya alam, baik itu

dari sektor Pertanian, Perkebunan, Kelautan, dan lain – lain sebagainya. Indonesia

juga adalah salah satu negara yang memproduksi dan mengekspor hasil komoditinya

ke luar negeri. Adapun Komoditi utama yang ada di Indonesia adalah; Industri Tekstil

dan Produk Tekstil (TPT), Elektronik, Karet dan Produksi Karet, Produksi Hasil

Hutan, Alas Kaki, Otomotif, Udang, Kelapa, dan Kopi.1 10 komoditi utama ini

merupakan komoditi yang paling diminati oleh kalangan internasional. Bahkan

indonesia merupakah salah satu negara utama dalam memproduksi dan pengekspor

komoditi ini. Negara – negara seperti Amerika Serikat, Malaysia, Belanda, RRC,

Kanada, Estonia, Australia, Jerman, India, Jepang, Qatar dan negara – negara lainnya

merupakan negara tujuan bagi Indonesia untuk melakukan pengeksporan hasil

komoditinya ini. Diketahui juga negara tersebut merupakan negara yang paling

memiliki minat banyak terhadap komoditi Indonesia khususnya dalam hal olahan

kelapa.

Perkebunan kelapa di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam kurun

waktu 20 tahun terakhir dan bahkan pada Oktober 2019 saja area perkebunan kelapa

1
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 10 Komoditi Utama dan Potensial. Diakses dari
https://www.kemendag.go.id/id/economic-profil-10-main-and-potential-commodities Pada tanggal 02
Januari 2020 Pukul 10:24.

iii
di Indonesia telah tercatat seluas 16,38 juta ha.2 Bahkan dalam lingkup internasional

Indonesia menempati urutan pertama di dunia sebagai produser kelapa terbesar,

dengan menghasilkan 18.300.000 ton/tahunnya.3

Wilayah perkebunan kelapa yang ada di Indonesia tersebar di berbagai

Provinsi, yakni wilayah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Bali, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku dan Papua. Area Perkebunan yang terluas dari keenam daerah

tersebut adalah wilayah perkebunan kelapa yang berada di Riau. Sedangkan luas

perkebunan kelapa di Sulawesi Tenggara merupakan kawasan yang menempati di

urutan ke 22, yakni seluas 57,783 ha.4 Sementara untuk dari segi produksi Sulawesi

Tenggara memproduksi sebesar 45.300 ton.5

Provinsi Sulawesi Tenggara yang terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil

dengan total luas 153.019 km2, yang meliputi 38.140 km2 luas daratan dan 114.879

km2 luas lautan, dengan jumlah penduduk 2.117.456. Sulawesi Tenggara merupakan

salah satu dari wilayah di Indonesiayang hasil buminya begitu melimpah dan juga

tidak kalah jauh dari daerah – daerah yang lainnya. Berbicara mengenai komoditi,

Sulawesi Tenggara memiliki 5 (lima) keunggulan komiditi, diantaranya adalah

2
Iim Fathimah Timorria. https://ekonomi.bisnis.com/read/20190730/99/1130539/potensi-nilai-
produksi-kelapa-indonesia-di-atas-rp50-triliun. diakses pada 02 Januari 2020 pukul 10:00 WITA
3
Maruta Satya. https://www.libgar.com/2018/01/10-negara-penghasil-kelapa-terbesar-di-dunia.html
Pada tanggal 02 Januari 2020 Pukul 12.00 Wita
4
Dinas Perkebunan dan Holtikultura Provinsi Sulawesi Tenggara. https://sultra.bps.go.id/statictable/
2019/10/07/2579/luas-areal-perkebunan-rakyat-di-sulawesi-tenggara-tahun-2013---2017-ha-.html
Pada Tanggal 02 Januari 2020 Pukul 13:25 Wita
5
Directorate General of Estate. file:///C:/Users/acer/Downloads/209-Produksi-Kelapa.pdf Pada
Tanggal 02 Januari 2020 Pukul 13:19 Wita

iv
Kakao, Kelapa Terpadu, Perikanan Tangkap, Rumput Laut, dan Tambang Nikel.6

Sedangkan dalam komoditi pertanian, Sulawesi Tenggara memiliki 7 Komoditi

unggulan diantaranya adalah Kakao, Kopra, Lada, Kemiri, Kacang Mete, Cengkeh,

dan Jagung.7 Produk Kelapa merupakan produk yang lumayan banyak dijumpai di

wilayah Sulawesi Tenggara, yang secara keseluruhan telah menyebar di sepuluh

kabupaten kota. Hal ini dibuktikan dengan tanaman yang paling sering ditanam oleh

masyarakat Sulawesi Tenggara tidak lain adalah tanaman kelapa. Area tanaman

kelapa juga semakin bertambah setiap tahunnya. Sehingga, tidak heran bahwa sektor

perkebunan di Sulawesi Tenggara didominasi oleh perkebunan kelapa, dengan

penghasil kelapa terbesar di Bombana dan Muna. Dimana masing-masing

memproduksi kelapa mencapai 14.650 ton dan 8.329 ton dibandingkan dengan

daerah lainnya.8 Hal ini juga membuat perkebunan kelapa menjadi salah satu sumber

pendapatan terbesar bagi petani kelapa di Sulawesi Tenggara.

Produk Kelapa merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan yang

peranannya juga cukup paling penting bagi perekonomian nasional, khsusunya

sebagai penyedia lapangan pekerjaan dan sebagai sumber pendapatan negara.

6
Wa Rifin, Habiruddin Daeng. Dalam berita Sultra Kini. 2018. Lima Komoditas Unggulan Sultra
Genjot Perekonomian Daerah. Diakses dari https://sultrakini.com/berita/lima-komoditas-unggulan-
sultra-genjot-perekonomian-daerah Pada Tanggal 03 Januari 2020 Pukul 21:08
7
Akfa Nasrulhak. Detik Finance. 2019. Dalam berita Kementria Genjot Produksi Kopra Sultra untuk
Ekspor. Diakses dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4593820/kementan-genjot-
produksi-kakao-hingga-kopra-sultra-untuk-ekspor Pada Tanggal 03 Januari 2020 Pukul 21:10
8
Dinas Perkebunan dan Holtikultura Provinsi Sulawesi Tenggara. https://sultra.bps.go.id/statictable/
2018/01/29/370/luas-tanaman-perkebunan-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-tanaman-di-provinsi-
sulawesi-tenggara-hektar-2015.html Di akses Pada Tanggal 03 Januari 2020 Pukul 22:56

v
Perusahaan Industri terbesar yang melakukan pengolahan kelapa yang ada di

Sulawesi Tenggara adalah PT. Sofi Agro Industries yang berada di Konawe Selatan.

Perusahaan ini memilik kantor pusat di Jakarta, dan berdiri sejak tahun 2015. Lokasi

Industri ini sangat strategis yang bertempatkan di salah satu daerah di Indonesia,

yakni di Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Produksi kelapa ini di olah

dengan menghasilkan produk tepung yang berkualitas untuk di konsumsi khalayak

umum. Untuk mendapatkan kelapa dalam jumlah yang banyak, pihak dari PT Sofi

Agro Industries membelinya melalui para petani yang tersebar diberbagai daerah

Sulawesi Tenggara. PT Sofi Agro Industries beroprasi pada tahun 2015 memang

belum memiliki kebun kelapa sendiri.

Produk olahan milik PT Sofi Agro Industries ini telah sampai ke pasar

Internasional dengan melakukan pengeksporan melalui pelabuhan Petikemas

kendari atau kendari Newport, kemudian menuju Surabaya, Setelah sampai Ke

Surabaya dilakukan pengemasan, setalah itu di ekspor ke Negara tujuan. Negara

yang menjadi tujuan ekspornya adalah Qatar.9 Kegiatan ekspor ini justru tidak

terlepas dari dukungan pemerintah Sulawesi Tenggara itu sendiri, sehingga

proses yang dilakukan berjalan dengan terencana dan terkoordinasi.

9
HRD PT Sofi Agro Industries

vi
1.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diajukan

identifikasi masalah yaitu;

1. Bagaimana mengetahui proses tata kelolah (Governance) pada produk kelapa

Sulawesi Tenggara milik PT. Sofi Agro Industries di Konawe Selatan?

2. Bagamana mengetahui upaya dalam peningkatan kualitas (Upgrading) pada

produk kelapa Sulawesi Tenggara milik PT. Sofi Agro Industries di Konawe

Selatan?

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.2.1. Tujuan Penelitan

Tujuan dari penelitian yang terdapat dalam tulisan ini adalah untuk

mengetahui bagaimana Rantai Nilai Global, Governance serta proses Upgrading dari

Produk Kelapa di Sulawesi Tenggara yang di produksi oleh PT. Sofi Agro Industries

Konawe Selatan.

1.2.2. Manfaat Penelitian

1.2.2.1. Manfaat Akademis

Secara akademis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat seperti:

Secara akademis di harapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat

diantaranya :

vii
1) Bagi pengembangan ilmu pengetahuan,dapat memberikan suatu karya

peneliti baru yang dapat mendukung dalam pengembangan sistem

informasi.

2) Bagi peneliti dapat menambah wawasan dengan mengaplikasikan ilmu

yang telah diperoleh secara teori di lapangan.

Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai acuan terhadap pengembangan

ataupun pembuatan dalam penelitian yang sama.

1.2.2.2. Manfaat Praktis

Secara Praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi peneliti itu sendiri. Penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan

mengenai proses pengelolahan dalam perusahaan PT. Sofi Agro Industries,

serta dapat menambahkan wawasan mengenai pengimplementasian dalam

proses Upgrading dan Governancedi suatu perusahaan. Peneliti dalam

melakukan penelitiannya dengan menggabungkan ilmu yang dipelajari yang

kemudian dikembangkan ke dalam penelitian sendiri.

1.2.2.3. Manfaat Metodologis

Secara metodologis di harapkan penelitian ini dapat memberikan

manfaat, diantaranya yakni;

1. Untuk sebagai acuan dalam pembuatan ataupun mengukur suatu hasil

penelitian dari hasil – hasil penelitian yang sudah ada.

viii
2. Untuk pengembangan dalam penelitian kualitatif, dapat memberikan

gambaran suatu karya penulisan yang baru dan dapat mendukung dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.

1.3. Sistematika Penulisan

Untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penlitian ini, pembahasan

akan dibagi menjadi 5 bab. Bab tersebut adalah:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan & Manfaat

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Berisikan tentang Kerangka Teoritis, Penelitian yang terdahulu, dan Kerangka

Pemikiran.

Bab III : Metodologi Penelitian

Berisikan tentang Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Subjek dan Objek

Penelitian, Informan Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan

Data, Desain Penelitian, Konseptualisasi, dan Teknik Analisis Data.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Berisikan tentang hasil dan pembahasan yang akan di bahas oleh penulis, yakni

mengenai Global Value Chains, Governance dan Process Upgrading dari Produk

Kelapa di Sulawesi Tenggara pada PT. Sofi Agro Industries Konawe Selatan.

ix
Bab V : Kesimpulan dan Saran

Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan Saran yang di dapatkan dari

pembahasan di bab – bab yang telah di bahas sebelumnya oleh penulis.

x
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis

2.1.1. Teori Global Value Chains

Rantai Nilai Global (Global Value Chains) atau GVC menggambarkan suatu

rangkaian panjang aktivitas yang diperlukan untuk membawa suatu produk atau jasa,

melalui fase – fase produksi yang berbeda–beda (melibatkan kombinasi antara

transformasi fisik dan input dari produsen yang beragam), sampai kepada konsumen

akhir dan proses pembuangan setelah digunakan (Raphael Kaplinsky and Mike

Morris. 2000. A Handbook For Value Chain Research).10 Pada akhirnya Global

Value Chain ini membantu dalam membawa hasil produksi yang dilakukan oleh

suatu perusahaan negara berkembang yang kemudian akan diekspor kepada pihak

pasar Internasional. Secara tidak langsung, teori menggambarkan bahwa pendekatan

GVC membahas tentang penciptaan dan manajemen nilai Gov dan upg.

 Governance

Gereffi (1994) mendifinisikan governance sebagai “Hubungan otoritas dan

kekuasaan yang menentukan bagaimana keuangan, material dan sumber daya

manusia dialokasikan dan aliran dalam rantai.”. Awalnya dalam kerangka rantai

10
Raphael Kaplinsky and Mike Morris. 2000. A Handbook For Value Chain Research. Diunduh dari
http://www.prism.uct.ac.za/papers/vchnov01.pdf Pada Tanggal 28 September 2019 Pukul 12:01

xi
komoditas global, Governance digambarkan secara luas dalam hal rantai “pembeli –

driven” atau “Produser – driven”.

Ada lima bentuk sistem koordinasi Governance antar aktor yang terlibat

dalam aktifitas value chains11:

1. Markets. Hubungan antar aktor atau perusahaan yang terlibat di dalam sistem

koordinasi ini hanya sebatas hubungan jual beli saja yang dipenuhi oleh harga.

2. Modular value chains dimana informasi yang kompleks dan rumit di

modifikasi dan terkadang dibuat dalam bentuk digital terlebih dahulu sebelum

diserahkan kepada supplier yang memiliki kemampuan yang tinggi.

3. Relational value chains dimana hubungan antara supplier dan lead firm dalam

rantai nilai ini sangat intens karena tingkat kompleksitas dari informasi yang

harus diperjualbelikan dapat dipahami oleh Suppliers.

4. Capative calue chains ketika supplier yang tidak memiliki kompetensi yang

cukup menjadi ketergantungan terhadap lead firm karena harus memproduksi

barang atau jasa sesuai dengan instruksi yang diberikan.

5. Hierarchy, tipe ini ditandai dengan integrasi vertikal dan kontrol

manajerialnya secara penuh dariperusahaan yang memimpin terhadap

pemasok yang mengembangkan dan memproduksi produk. Tipe ini terbentuk

ketika spesifikasi produk yang diminta tidak dapat dikodifikasi karena tingkat

kompleksitasi yang sangat tinggi dan supplier yang memiliki kompetensi

11
T. Stugeon, J.V. Bieserbroeck dan G. Gereffi Hlm. 1-3

xii
untuk memasok produk tersebut tidak dapat ditemukan maka lead firm akan

terpaksa mengembangkan dan memanufaktur sendiri produk tersebut di dalam

perusahaannya.

 Upgrading

Upgrading dalam GVC merupakan strategi yang meliputi peningkatan

kualitas produk melalui proses penambahan nilai (value added) dan proses produksi

yang lebih efisien atau bahkan berpindah kepada aktivitas produksi yang berbasis

kepada keterampilan dan keahlian yang lebih baik. Fungsi Upgrading ini yang sangat

penting dalam meningkatkan suatu produk, peningkatan kualitas suatu produk,

peningkatan suatu fungsi dari produk, serta membantu dalam peningkatan jenis dari

suatu brand perusahaan.

Humphrey dan Schmitz (2000, hlm 3-4) menggambarkan bahwa Upgrading

dibagi kedalam beberapa tipe ; Process Upgrading, Product Upgrading, Functional

Upgrading, danChain and Intersectoral Upgrading. Dimana Process Upgrading

berguna untuk meningkatkan proses serta meningkatkan nilai hingga dari alat proses

– proses produksi yang digunakan oleh perusahaan, Product Upgrading berguna

untuk meningkatkan kualitas produk dengan mengubah produk yang menjadi lebih

tinggi nilainya. Functional Upgrading berguna untuk menambahkan fungsi dari suatu

produk untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih.Sedangkan Chain and

Interserctoral Upgrading, merupakan usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan

xiii
dengan dengan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dalam fungsi rantai

nilai tertentu dengan cara memasuki pasar yang baru untuk mengembangkan atau

pindah ke sektor yang berbeda.12

Tabel 2.1 Matriks tipe Upgrading

Tipe Upgrading Fungsi

Process Upgrading Meningkatkan proses dan nilai hingga alat proses

produksi yang digunakan oleh perusahaan.

Product Upgrading Meningkatkan kualitas produk dengan pengubah

produk menjadi lebih tinggi nilainya

Functional Upgrading Menambahkan fungsi dari suatu produk untuk

mendapatkan nilai tambah yang lebih

Chain and Intersectoral Usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan

menggunakan pengetahuan yang diperolehnya

dalam fungsi rantai nilai tertentu dengan cara

memasuki pasar yang baru untuk

mengembangkan atau pindah ke sektor yang

berbeda

Sumber : Humphrey dan Schmitz (2000:3-4)

12
Gehl Sampath and Bertha Valleji. 2018. Trade, Global Value Chains and Upgrading: What, When
and How?.

xiv
2.2 Penelitian Terdahulu

Penulis telah melakukan kajian – kajian dalam memperdalam penulisan ini.

Beberapa diantaranya adalah penelitian yang memiliki tema besar yang menyerupai

dengan konten tulisan penulis.

Penelitian pertama dengan judul; Analisis Global Value Chains (GVC) pada

PT Kelola Mina Laut Kendariyang ditulis oleh Mutmainah.13 Dalam penelitian ini,

menggambarkan dalam menjelaskan dan mengetahui bagaimana penerapan

Governance atau tata kelola, Proses Upgrading dalam mengelolah dan

mengembangkan, serta juga dalam peningkatan suatu kualitas industri PT KML yang

memproduksi perikanan di Kendari. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan

teori Global Value Chains (GVC) dengan menggunakan konsep Governance dan

Upgrading. Penulis juga menjelaskan aktor apa saja yang berperan dalam proses

produksi dalam perusahaan melainkan juga ada kerjasama dengan perusahaan lain,

pemasok dan pemerintah daerah yang kemudian dibagi kedalam 4 tahap, yakni tahap

penyediaan bahan baku, tahap produksi, hingga tahap distribusi. Walaupun teori dan

konsep yang di gunakan sama namun, hal yang membedakan dengan tulisan peneliti

adalah, penelitian ini lebih mengacu dalam menganalisis Global Value Chain,

Governance, dan Upgrading pada Industri yang diteliti oleh Mutmainah dan juga

objek yang diteliti tentu berbeda, dimana dalam penelitian yang dilakukan oleh

13
Mutmainah. 2018. Analisis Global Value Chains (GVCs) pada PT Kelola Mina Laut Kendari.
Skripsi Hubungan Internasional, FISIP-Universitas Haluoleo Kendari

xv
Mutmainah ini industri yang di gunakan bergerak dalam bidak perikanan, sedangkan

bagi peneliti industri nya bergerak dibidang perkebunan yakni pengolahaan bahan

baku kakao.

Peneliti kedua dengan judul; Analisis dan Strategi Upgrading Rantai Nilai

(Value Chain Management) pada industri susu di Kabupaten Bandung Barat yang

ditulis oleh Rofi Rofaida.14 Dalam penelitian ini menggambarkan rantai nilai yang

digunakan oleh peternak dengan menggunakan koperasi sebagai operator yang

menjalankan fungsi pemasaran dalam raintai nilai yang efesien. Menurutnya juga

beberapa hal dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja rantai nilai ini, yakni

dengan meningkatkan peran koperasi dalam pembinaan dan pendampingan kepada

peternak dan meningkatkan peran pemerintah dalam melindungi industri susu melalui

kebijakan yang pro terhadap pihak peternak. Dalam melakukan penelitian, penulis

menggunakan metode survey dengan menggunakan analisis data yang dilakukan

dengan cara deskriptif. Penulis juga menggunakan kajian pustaka rantai nilai (value

chain) dalam mendukung penelitiannya. Yang membedakan penelitian ini dengan

yang peneliti teliti adalah penulis tidak menggunakan proses peningkatan kualitas

(upgrading) dan proses tata kelolah (Governance) dan lebih berfokus dalam

menganalisis dan bagaimana dalam melakukan strategi dari rantai nilai itu sendiri.

14
Rofi Rofaida. 2010. Analisis dan strategi upgrading Rantai Nilai (Value Chain Management) pada
Industri Susu di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian Studi Manajemen, Fakultas Pendidikan
Ekonomi dan Bisnis-Universitas Pendidikan Indonesia

xvi
Penelitian ketiga dengan judul; Analisis Global Value Chain Produk Ekspor

Daerah Istimewa Yogyakarta, yang ditulis oleh Kholish Kurniawan dan R. Rijanta.15

Dalam penelitian ini, menggambarkan potensi yang dimiliki oleh DIY yang memiliki

potensi industri manufaktur yang besar. Industri yang dihasilkan oleh DIY

menghasilkan produk – produk ekspor yang mendorong partisipasi DIY dalam

Global Value Chain. Hasil dari penelitian ini di dapatkan bahwa Mebel kayu adalah

salah satu produk ekspor yang paling unggul di DIY. Data yang digunakan oleh

penulis adalah berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data yang

digunakan juga dengan menggunakan hasil dari metode wawancara, observasi dan

dokumentasi. Sedangkan teori yang digunakan oleh penullis yakni dengan

menggunakan teori Global Value Chain menurut Gereffi. Yang membedakan tulisan

peneliti adalah penelitian ini lebih memfokuskan dalam mengidentifikasi produk

ekspor unggulan DIY dan analisis terhadap produk ekspor unggulan DIY. Dalam

melakukan analisis GVC terhadap produk ekspor unggulan DIY yakni mebel kayu,

penulis melakukannya kedalam 4 (empat) dimensi analisis, yakni; geographic scope,

governance, dan upgrading.

Dan penelitian keempat dengan judul; Analisis Rantai Nilai (Value Chain)

pada Produk Batik Tulis di Surakarta, yang ditulis oleh Liana Mangifera.16 Dalam

penelitian ini menggambarkan hasil bahwa kegiatan rantai nilai pada produk batik

15
Kholish Kurniawan, R. Rijanta. 2017. Analisis Global Value Chain Produk Ekspor Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Penelitian Fakultas Geografi-Universitas Gadjah Mada.
16
Liana Mangifera. 2015. Analisis Rantai Nilai (Value Chain) pada Produk Batik Tulis di Surakarta.
Jurnal Penelitian Manajemen dan Bisnis-Universitas Muhammadiyah Surakarta.

xvii
tulis di Kampung Batik Laweyan Surakarta termasuk dalam pembelian bahan baku

dan peralatan utama seperti kain, lilin, pewarna dan peralatan. Proses produksi yang

dimana proses pembuatan motif, membuat pola pada kain, penebalan pola dengan

menggunakan alat “Canting”, mewarnai dengan cara mencuci kain, melepaskan lilin

dengan melakukan pencelupan ke dalam air panas, penjemuran kain hingga dengan

pemajangan kain batik. Dan yang terakhir sampai kepada proses penjualan produk

yang dilakukan dengan melalui grosir baik di dalam negeri maupun luar negeri, dan

eceran. Sedangkan dalam aktivitas utama dari produk batik tulis ini memiliki nilai

tambah ekonomi di Kampung Batik Laweyan dalam hal pemasaran dan penjualan.

Dalam penelitian ini menggunakan konsep dari Rantai nilai dan Nilai Tambah (Value

Added) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan teknik

wawancara terstruktur dan kuisioner yang berisi pertanyaan yang tersusun secara

sistematis. Yang membedakan tulisan peneliti adalah penelitian ini tidak membahas

mengenai bagaimana dalam melakukan proses peningkatan kualitas (upgrading) dan

proses tata kelolah (Governance) seperti yang digunakan oleh peneliti. Dan lebih

berfokus kepada bagaimana dalam menganalisa kegiatan rantai nialai dan dalam

mengetahui atau mengidentifikasi nilai tambah ekonomi tertinggi (Value Added)

produk batik tulis Kampung Batik Laweyan Kotta Surakrta dalam hal meningkatkan

daya saing.

xviii
Tabel 2.2 Daftar Penelitian Terdahulu

Jenis
No Judul Teori/Konsep
Pendekatan
1. Analisis Global Value Chains Teori Global Value Deskriptif

(GVCs) pada PT Kelola Mina Chains. Kualitatif

Laut Kendari. Konsep Governance,

dan Upgrading

Mutmainah (2019)

2. Analisis dan Strategi Upgrading rantai nilai (value Kualitatif

Rantai Nilai (Value Chain chain)

Management) pada Industri Susu

di Kabupaten Bandung Barat

Rofi Rofaida. (….)

3. Analisis Global Value Chain Global Value Chain Kualitatif

Produk Ekspor Daerah Istimewa

Yogyakarta,

Yang ditulis oleh Kholish

Kurniawan, R. Rijanta.

4 Analisis Rantai Nilai (Value Teori Rantai Nilai Kualitatif

xix
Chain) pada Produk Batik Tulis di (Value Chain) dan

Surakarta, menggunakan

konsep Daya saing,

Yang ditulis oleh Liana Mangifera Pemasaran, Operasi

(Produksi), Dan

Manajemen Sumber

Daya Manusia

(MSDM)

5. Global Value Chains Produk Rantai nilai dan Kualitatif

Kelapa di Sulawesi Tenggara Nilai Tambah (Value

(Studi Pada PT. Sofi Agro Added)

Industries di Konawe Selatan)

Ditulis Rahman Soulihin

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

2.3 Kerangka Pemikiran

PT Sofi Agro Industries merupakan perusahaan bergerak dalam bidang

pengelolahan Kelapa yang mengelolah bahan baku dari bahan mentah kelapa menjadi

tepung, kemudia didistribusikan kepada para konsumen yang menggunakannya, baik

itu konsumen yang di dalam negeri ataupun diluar negeri.

xx
Dalam membuatan produk kelapa menjadi tepung membutuhkan proses yang

panjang. Proses ini dimulai dari tahap yang awalnya berasal dari bahan baku mentah

kelapa yang di dapatkan dari para petani sampai dengan proses pendistribusian

tepung ke pasar nasional atau internasional.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Teori Global Value Chain (GVC).

Seperti yang diungkapkan oleh Kaplinsky dan Moris, GVC diperlukan untuk

membawa suatu produk atau jasa, melalui fase – fase produksi yang berbeda – beda

hingga sampai kepada konsumen akhir. Kerangka kerja GVC ini lebih memfokuskan

pada nilai tambah suatu industri, yang dimulai dari konsepsi hingga mencapati tahap

produksi dan penggunaan akhir. Dua konsep pilar dari Teori Global Value Chain

(GVC) adalah Governance dan Upgrading.

Konsep yang pertama adalah Governance. Konsep Governance dalam GVC

ini merupakan konsep yang memperlihatkan siapa siapa saja pelaku yang terlibat

dalam suatu rantai nilai yang memiliki fungsi dan dapat mengatur, mengontrol dan

menentukan dalam berlangsungnya proses – proses yang terjadi pada suatu rantai

nilai. Di dalam konsep ini memiliki 5 tipe, diantaranya adalah; Market, Modular

value chains, Relational value chains, Capative calue chains, dan Hierarchy. Dari

kelima jenis ini, perusahaan lebih menunjukan tipe Hierarchy, karena tipe ini lebih

integrasi vertikal dan kontrol manajerialnya secara penuh dipegang oleh perusahaan

yang memimpin terhadap aktivitas lain yang dilakukan pemasok yang akan

mengembangkan dan memproduksi produk nantinya.

xxi
Konsep yang kedua adalah Upgrading. Upgrading sangat diperlukan bagi

suatu perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya dan juga sangat penting dalam

meningkatkan suatu produk, peningkatan kualitas suatu produk, peningkatan suatu

fungsi dari produk, serta membantu dalam peningkatan jenis dari suatu brand

perusahaan. Konsep Upgrading yang digunakan oleh penulis adalah; Process

Upgrading, Product Upgrading, dan Functional Upgrading.

Berdasarkan landasan konsep dari teori yang telah dipaparkan, maka penulis

dapat menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut;

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran

GLOBAL VALUE CHAIN PRODUK KELAPA SULAWESI TENGGARA

(STUDI PADA PT SOFI AGRO INDUSTRIES)

Global Value Chains Theory

(RaphaelKaplinsky & Morris)

Governance Upgrading

 Hierarchy  Process Upgrading


 Product Upgrading
 Functional Upgrading

xxii
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif kualitatif. Menurut

John W.Cresswell penelitian kualitatif merupakan sebuah pendekatan untuk

mengeksplorasi dan memahami makna (meaning) yang oleh sejumlah individu atau

kelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial dan kemanusiaan. Proses

penelitian ini melibatkan pertanyaan dan prosedur yang muncul, mengumpulkan data

yang spesifik dari partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema –tema

yang khusus ke tema–tema umum, dan peneliti kemudian memberikan interpretasi

mengenai makna dari data yang diperoleh.17 Pada akhirnya penelitian kualitatif

menjadi lebih mudah dipahami sebagai metode penelitian yang datanya dapat berupa

pernyataan-pernyataan yang dilakukan oleh penulis kepada informan dan data yang

dihasilkan pulamerupakan data deskriptif mengenai subjek yang diteliti, yaitu kata-

kata tertulis maupun lisan.

17
Umar Suryadi Bakry. Metode Penelitian Hubungan Internasional, (Yogyakarta, : Pustaka Pelajar,
2016) hlm. 14

xxiii
3.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana para peneliti melakukan

penelitinnya. Adapun lokasi penelitian yang digunakan oleh peneliti yakni berada di

PT Sofi Agro Industries, yang bertempatan di Lalowaru, Moramo, Kabupaten

Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan

pertimbangan.

3.3. Subjek dan Objek Penelitian

3.3.1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah produksi kelapa di Sulawesi Tenggara

pada PT Sofi Agro Industries Konawe Selatan.

3.3.2. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah Global Value Chains, Governance dan

Upgrading Pada PT. Sofi Agro Industries Konawe Selatan.

3.4. Informan Penelitian

Dalam melakukan penetuan informan, peneliti ini melakukan dengan cara


sengaja (Purposive Sampling). Dimana cara ini adalah teknik dalam pengambilan
sumber data dengan pertimbangan terhadap masalah yang diteliti.

Informan yang dipilih oleh peneliti adalah, seseorang yang memiliki

pengetahuan dan dapat mampu memberikan jawaban dari peneliti sesuai dengan

xxiv
penelitian yang ingin di kaji oleh peneliti. Informan yang di butuhkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Pimpinan Perusahaan PT Sofi Agro Industries Konawe Selatan

2. HRD (Human Resources Development)

3. Staff Procurement PT Sofi Agro Industries Konawe Selatan.

3.5. Jenis dan Sumber Data

3.5.1. Jenis Data

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan
menggunakan data Kualitatif. Menurut Susan E. Wyse, penelitian Kualitatif adalah
penelitian yang lebih bersifat eksplorasi. Penelitian ini digunakan untuk memperoleh
pemahaman (understanding) tentang alasan, opini, dan motivasi yang mendasari
suatu perilaku. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah untuk memberikan
penjelasan rinci dan lengkap terhadap topik penelitian.18 Penelitian kualitatif ini
digambatkan secara fakta, data, objek yang berkaitan dengan penelitian yang diteliti
dan bukan berupa rangkauan kata melainkan berupa ungkapan bahasa atau kata.

3.5.2. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh dari keterangan secara langsung

dari informan yang dilakukan oleh penulis. Informan tersebut diantaranya; Pimpinan

Susan E. Wyse, “What is the Difference Between Qualitative Research and Quantitative Research”,
18

dalam http://www.snapsurveys.com/blog/what-is-the-difference-between-qualitative-research-and-
quantitative-research/ diakses padaTanggal 05 Januari 2020 pukul 20:48.

xxv
Perusahaan PT Sofi Agro Industries Konawe Selatan, HRD (Human Resources

Development), dan Staff Procurement PT Sofi Agro Industries Konawe Selatan.

2. Sumber Data Sekunder

Sumbar data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh penulis yang

berasal dari berbagai literatur baik berupa Buku, Berita, Jurnal, Internet, Dokumen,

Skripsi, Serta situs – situs dari Intansi terkait yang berkaitan dengan penelitian

penulis.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Dalam melakukan pengumpulan data, penulis menggunakan teknik

wawancara. Dimana teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam

(in-depth interview), yakni wawancara yang dilakukan dengan mendalam antara

pewancara dengan responden atau dengan para informan yang akan diwawancarai.

keterangan wawancara diperoleh dengan melakukan tanya jawab kepada informan

sambil bertatap muka yang bertujuan untuk mengimpulkan informasi yang terkait
19
dengan topik yang sedang diteliti oleh peneliti. (Sutopo 2006: 72). Teknik

wawancara ini merupakan teknik pengumpulan data yang sangat penting digunakan

dalam mengetahui Rantai Nilai Global (Global Value Chains). Yang kemudian

difolkuskan pada untuk mengetahui proses tata kelola (Governance) dan upaya dalam

19
ibid

xxvi
peningkatan kualitas (Upgrading) produk kakao milik PT. Sofi Agro Industries di

Konawe Selatan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang paling banyak

digunakan dalam penelitian yang berupa dalam bentuk dokumen yang berfungsi

sebagai bahan acuan yang berisikan informasi – informasi tentang kajian yang akan

diteliti oleh peneliti. Menurut Moleong (2012: 217-219) dokumen dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen Pribadi, adalah

catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan

kepercayaannya. Dapat berupa buku harian, surat, dst. Sedangkan Dokumen Resmi,

merupakan dokumen yang berasal dari suatu lembaga atau organisasi resmi seperti,

memo, catatan hasil kongres, notulen rapat, file, dst.20

Dokumen pelengkap yang dimaksudkan dalam penelitian pada perusahaan ini

yakni berupa jurnal, dokumen, data atau file dari perusahaan, serta surat resmi yang

akan di berikan oleh pihak perusahaan kepada peneliti.

3. Studi Pustaka

Data yang didapatkan untuk melengkapi penelitian ini adalah didapatkan dari

berbagai sumber yang di kumpulkan oleh peneliti dengan berbagai sumber informasi

20
Moleong (2012) dalam Albi Anggito & Johan Setiawan. Metode Penelitian Kualitatif, (Jawa Barat, :
CV Jejak, 2018). Hlm. 153-156

xxvii
yang tersedia, seperti buku, jurnal, berita, penelitian terdahulu dan informasi dari

internet.

3.7. Desain Penelitian

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Teknik

NO Unit Analisa Data Struktur Analisis Pengumpulan

Data

1. Global Value Chain Produk  Global Value Chain Wawancara,

Kelapa Sulawesi Tenggara  Governance, dalam Dokumentasi dan

(Studi Pada PT Sofi Agro penelitian ini termasuk Studi Pustaka.

Industries Konawe Selatan) ke dalam tipe

Governance Hierarchy

 Upgrading, dalam

penelitian ini terbagi ke

dalam 3 (tiga) tipe,

yakni;

 Process

Upgrading

 Product

Upgrading

xxviii
 Functional

Upgrading

3.8. Konseptualisasi

1. PT. Sofi Agro Industries adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

pengelolaan kelapa menjadi tepung. Industri ini merupakan Industri yang

memilik kantor pusat di Jakarta, tetapi pabriknya berada di Konawe Selatan,

Sulawesi Tenggara. Industri ini pertama kali melakukan ekspor di tahun 2018.

Tujuan ekspornya adalah negara Qatar.

2. Global Value Chain atau Rantai Nilai Global merupakan konsep yang

digunakan dalam penelitian ini, dimana konsep ini dapat menjelaskan dalam

merumuskan masalah dan menganalisis proses dari kegiatan pemasaran

produk milik PT Sofi Agro Industries yang produknya menjadi produk

unggulan di pasar domestik maupun internasional.

3. Pada proses Governance, menjelaskan kerjasama perusahaan dengan pihak –

pihak yang terkait pada proses produksi dan berbagai peran dalam masing –

masing aktor yang terlibat dalam proses ini. Mulai dari tahap pengumpulan

bahan baku sampai dengan ke tangan konsumen.

4. Pada proses Upgrading, penelitian ini menjelaskan bagaimana proses

peningkatan alat pembuatan produk, peningkatan kualitas produk dan

peningkatan fungsi dari produk yang dimiliki perusahaan ini khususnya dalam

xxix
mengelolah bahan baku yang belum jadi menjadi bahan setengah jadi yang

memiliki kualitas terbaik yang akan di distribusikan ke pasar domestik

ataupun ke luar negeri.

3.9. Teknik Analisa Data

Menurut Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus samapai

tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan ini ditandai dengan tidak

diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas di dalam analisis ini meliputi

reduksi data (data Reduction), penyajian data (data display) serta penarikan

kesimpullan dan verifikasi (conclusion drawing / verification).21

Tabel 3.2 Analisis data kualitatif model Miles dan Hubermen

Tahap Kesimpulan Dan


Tahap Reduksi Data Tahap Penyajian Data
Verifikasi
 Pertama, meningkatkan Tahap penyajian data Kesimpulan awal yang

data kontak langsung diarahkan agar data dikemukakan masih bersifat

dengan orang dan situasi hasil reduksi sementara dan akan berubah

di lokasi penelitian. terorganisirkan, bila ditemukan bukti yang

 Kedua, Pengkodean. tersusun dalam pola mendukung tahap

Dilakukan dengan hubungan, sehingga pengumpulan data

21
Rahmat Sahid, Pasca UMS 2011. ANALISIS DATA PENELITIAN KUALITATIF MODEL MILES
DAN HUBERMAN. Diakses dari http://scribd.com/document/211341201/Analisis-Data-Penelitian-
Kualitatif-Model-Miles-Dan-Huberman pada Tanggal 05 Januari 2020 Pukul 22:53

xxx
ringkasan, struktur, makin mudah berikutnya. Apabila

tingkat rinci, serta dipahami dan kesimpulan yang

dibangun dalam suatu merencanakan kerja dikemukakan pada tahap

sistem yang integrative. penelitian selanjutnya. awal didukung oleh bukti –

 Ketiga, selama Pada langkah ini bukti yang kuat dalam arti

pengumpulan data penelitian bersusaha konsisten dengan konsisi

penelitian harus menyusun data yang yang ditemukan saat peneliti

membuat catatan yang relevan sehingga kembali ke lapangan maka

objektif. Penelitian perlu menjadi informasi kesimpulan yang diperoleh

mencatat, yang dapat merupakan kesimpulan yang

mengklarifikasi, serta disimpulkan dan kredibel. Kualitas suatu data

mengedit jawaban memilikki makna dapat dinilai melalui

sebagai adanya sesuai tertentu. Prosesnya beberapa metode, yaitu;

dengan fakta. dapat dilakukan  Mengecek

 Keempat, membuat dengan cara respresentativeness

catatan yang reflektif. menampilkan data, atau keterwakilan data.

 Kelima, membuat membuat hubungan  Mengecek data dari

catatan marginal. antar fenomena untuk pengaruh peneliti.

 Keenam, Penyimpanan memaknaiapa yang  Mengecek melalui

data. sebenarnya terjadi dan tringulasi

 Ketujuh, Pembuatan apa yang perlu  Melakukan

xxxi
Memo ditindaklanjuti untuk pembobotan bukti dari

 Kedelapan, analisis mencapai tujuan sumber data – data

antarlokasi penelitian. Penyajian yang dapat dipercaya

 Kesembilan, pembuatan data yang baik  Membuat perbandingan

ringkasan sementara merupakan satu atau mengkontraskan

antar lokasi. langkah penting data.

menuju tercapainya  Menggunakan kasus

analisis kualitatif yang ekstrim yang direalisasi

valid dan handal. dengan memakai data

negative.

xxxii
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Umar Suryadi Bakry. Metode Penelitian Hubungan Internasional, (Yogyakarta, :


Pustaka Pelajar, 2016) hlm. 14

Moleong (2012) dalam Albi Anggito & Johan Setiawan. Metode Penelitian
Kualitatif, (Jawa Barat, : CV Jejak, 2018). Hlm. 153-156

Skripsi

Mutmainah. 2018. Analisis Global Value Chains (GVCs) pada PT Kelola Mina Laut
Kendari. Skripsi Hubungan Internasional, FISIP-Universitas Haluoleo
Kendari
Rofi Rofaida. 2010. Analisis dan strategi upgrading Rantai Nilai (Value Chain
Management) pada Industri Susu di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian
Studi Manajemen, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis-Universitas
Pendidikan Indonesia
Kholish Kurniawan, R. Rijanta. 2017. Analisis Global Value Chain Produk Ekspor
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Penelitian Fakultas Geografi-
Universitas Gadjah Mada.
Liana Mangifera. 2015. Analisis Rantai Nilai (Value Chain) pada Produk Batik Tulis
di Surakarta. Jurnal Penelitian Manajemen dan Bisnis-Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Internet

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia. 10 Komoditi Utama dan Potensial.


Diakses dari https://www.kemendag.go.id/id/economic-profil-10-main-and-
potential-commodities

xxxiii
Iim Fathimah Timorria. https://ekonomi.bisnis.com/read/20190730/99/1130539/poten
si-nilai-produksi kelapa-indonesia-di-atas-rp50-triliun.

Maruta Satya. https://www.libgar.com/2018/01/10-negara-penghasil-kelapa-terbesar-


di-dunia.html

Directorate General of Estate. file:///C:/Users/acer/Downloads/209-Produksi-


Kelapa.pdf

Wa Rifin, Habiruddin Daeng. Dalam berita Sultra Kini. 2018. Lima Komoditas
Unggulan Sultra Genjot Perekonomian Daerah. Diakses dari
https://sultrakini.com/berita/lima-komoditas-unggulan-sultra-genjot-
perekonomian-daerah

Akfa Nasrulhak. Detik Finance. 2019. Dalam berita Kementria Genjot Produksi
Kopra Sultra untuk Ekspor. Diakses dari https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-4593820/kementan-genjot-produksi-kakao-hingga-kopra-
sultra-untuk-ekspor
Dinas Perkebunan dan Holtikultura Provinsi Sulawesi Tenggara.https://sultra.bps.go.i
d/statictable/2018/01/29/370/luas-tanaman-perkebunan-menurut-kabupaten-
kota-dan-jenis-tanaman-di-provinsi-sulawesi-tenggara-hektar-2015.html
Raphael Kaplinsky and Mike Morris. 2000. A Handbook For Value Chain Research.
Diunduh dari http://www.prism.uct.ac.za/papers/vchnov01.pdf
Susan E. Wyse, “What is the Difference Between Qualitative Research and
Quantitative Research”, dalam http://www.snapsurveys.com/blog/what-is-
the-difference-between-qualitative-research-and-quantitative-research/

xxxiv
xxxv

Anda mungkin juga menyukai