Anda di halaman 1dari 86

Program Studi : S1 Manajemen

Sandi Matakuliah : MJN390


Nama Matakuliah : Business Leadership
SKS :3
Dosen Pengampu : S.I.K Kaisar Akhir, M.Sc
Tim Penyusun Modul : S.I.K Kaisar Akhir, M.Sc
MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH

PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA TANAH AIR NUSANTARA


SISTEM ALIH KREDIT DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
(PERMATA-SAKTI)

Program Studi : S1 Manajemen


Sandi Matakuliah : MJN390
Nama Matakuliah : Business Leadership
SKS : 3
Dosen Pengampu : S.I.K Kaisar Akhir, M.Sc
Tim Penyusun Modul : S.I.K Kaisar Akhir, M.Sc

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STEI)


JAKARTA
2020

1
PENGESAHAN
MODUL PEMBELAJARAN JARAK JAUH
PROGRAM PERTUKARAN MAHASISWA TANAH AIR NUSANTARA
SISTEM ALIH KREDIT DENGAN TEKNOLOGI INFORMASI
(PERMATA-SAKTI)

1. Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STEI), Jakarta


2. Dosen Pengampu
 Nama : S.I.K Kaisar Akhir, M.Sc
 NIDN : 0323059302
 Handphone : 08998227218
 Email : kaisarakhir@gmail.com
3. Anggota Tim
 Anggota 1 :
 Anggota 2 :
4. Semester : Semester Ganjil 2020/2021
5. Matakuliah
Sandi Matakuliah : MJN390
Nama Matakuliah : Business Leadership
SKS : 3
Program Studi : S1 Manajemen

Jakarta, 08 November 2020


Telah diperiksa oleh, Dosen Pengampu
Kepala Program Studi

Drs. Sumitro, M.Sc S.I.K Kaisar Akhir., M.Sc


NIDN. 0312045902 NIDN. 0323059302

Mengetahui, Jakarta, 09 November 2020


Wakil Ketua I - Bidang Akademik Kepala Departemen Manajemn

Dr. Lies Zulfiati, S.E., M.Si., Ak., CA Dr. Muhammad Anhar M.Sc
NIDN. 0325037601 NIDN. 0019095901

2
KATA PENGANTAR

Kepemimpinan bisnis bercirikan kebersamaan sekelompok pemimpin yang memberikan


kontribusinya guna mencapai tujuan bisnis bersama-sama, dengan mendahulukan
kebaikan bersama dan keseimbangan antara kebutuhan masyarakat, keuntungan, dan
lingkungan. Kepemimpinan kolektif juga diterima sebagai suatu sistem kebersamaan dalam
berorganisasi dimana para pemimpinnya saling memberikan pengaruh berupa kontribusi,
partisipasi, gagasan, pengalaman untuk tujuan sistemik. Secara kolektif kolegial pemimpin
mengarahkan dan memberdayakan man, money materials, method, machines, market dan
minutes yang saling berkaitan satu sama lain. Modul yang ada di tangan Anda ini
memberikan perhatian kepada tema kepemimpinan bisnis sebagai proses kepemimpinan
didalam menjalankan perusahaan yang saling menguntungkan dan sangat memungkinkan
seluruh elemen turut andil dalam membangun kesepakatan yang akhirnya untuk tujuan
bersama. Kepemimpinan memerlukan kolaborasi yang dimaksud bukan hanya sekedar
berarti seluruh elemen dapat menyelesaikan tugasnya, melainkan yang terpenting adalah
semuanya dilakukan dalam suasana kebersamaan dan saling mendukung. Trend ini telah
mewarnai teori kepemimpinan yang relevan di masa modern ini. Kepemimpinan sebagai
sebuah perilaku dari individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok ke suatu
tujuan yang ingin dicapai bersama. Oleh karena setiap orang, termasuk pembaca modul ini
adalah pemimpin bagi dirinya sendiri maka penting digarisbawahi bahwa fungsi
kepemimpinan tetap relevan di manapun dan kapanpun.

Puji dan syukur sangat dalam kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Bijaksana atas kasih
karunia dan rahmatNya sehingga modul Kepemimpinan Bisnis ini dapat diselesaikan di
tengah kondisi covid 19. Modul ini merupakan salah satu buah pemikiran hasil karya untuk
dapat digunaakn pada program pertukaran mahasiswa tanah air nusantara sistem alih
kredit dengan teknologi informasi (Permata-Sakti) 2020. Semoga kehadiran modul ini
menambah khazanah keilmuan yang dapat diterapkan di setiap ruang dan waktu. Modul ini
diharapkan dapat turut memperkaya bacaan seputar kepemimpinan. Kami sungguh
menyadari bahwa tidak ada karya yang sempurna dan karena tidak ada manusia yang lepas
dari ketidaksempurnaan, maka perbaikan terus menerus serta saran yang konstruktif dari
berbagai pihak yang mencintai kebijaksanaan tetap dinantikan. Selamat menjadi pemimpin
bisnis berarti memimpin diri sendiri sebelum memimpin sesama dan membawa sesama
mewujudkan harapan. Kata Napolen Bonaparte, “A leader is a dealer in hope.” (Seorang
pemimpin adalah pemberi harapan).

Jakarta, 08 November 2020

S.I.K Kaisar Akhir, M.Sc

3
DAFTAR ISI

Halaman sampul
Kata pengantar
Halaman pengesahan
Daftar isi

ISI modul:
1. RPS
2. Materi Setiap Pertemuan s.d akhir semester
3. Lampiran:
a. Link LMS STEI
b. Aktivitas kuliah s.d UTS (photoperkuliahan, daftar hadir dll)

4
LOGO PT Nama Perguruan Tinggi : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Nama Fakultas : Ekonomi
Nama Jurusan/Prodi : S1 Manajemen
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
Mata Kuliah Kode Rumpun MK Bobot (sks) Semester Tanggal Penyusunan
Perilaku MJN390 Manajemen 3 SKS Ganjil/Genap 12 Januari 2020
Organisasi
OTORISASI Dosen 1. Kaisar Akhir S.IK., M.Sc Kaprodi
Pengembang 2. Maserih, SE., MM Drs. Sumitro, M.Sc.
RPS 3. Nikita Puspita, Ing Endit, SE., MM
Tandatangan Tandatangan Tandatangan

Capaian CPL- Prodi


Pembelajaran
S5 Menghargai keaneragaman budaya, pandangan agama,dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinil orang lain.
S6 Bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
KU1 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahliannya;
KU5 Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil
analisis informasi dan data;
KK1 Mampu menyelesaikan masalah secara rutin fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengendalian), dan fungsi operasional organisasi ( pemasaran, sumberdaya manusia, operasi dan keuangan) dengan kaidah
yang berlaku.
P1 Mampu memahami dan menjelaskan teori dalam ilmu manajemen dan menerapkannya dalam berbagai tipe organisasi
baik bisnis maupun non bisnis pada tingkat lokal, nasional dan global;
CP-MK
M1 Mahasiswa mampu memahami ruang lingkup dispilin ilmu, dan model dasar studi kepemimpinan didalam organisasi
(KK1, PI) .
M2 Mahasiswa mampu memahami berbagai jenis tim yang biasa digunakan dalam organisasi dan implikasinya bagi
kepemimpinan tim (S5, KUI, KKI)
M3 Mahasiswa mampu memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku individu dalam organisasi (KU1,P1)

5
M4 Mahasiswa mampu memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kelompok, Tim kerja, dan konflik dalam
organisasi (S6,KU1, P1)
M5 Mahasiswa mampu memahami konsepsi utama kepemimpinan etis dan bagaimana mereka berhubungan dengan teori
kepemimpinan saat ini (S5, KUI, KKI)
M6 Mahasiwa mampu memahami memahami kondisi yang menentukan seberapa sulit bagi seorang kepala eksekutif untuk
melakukan perubahan dalam suatu organisasi (S6, KKI, P1)
M7 Mahasiswa mampu memahami cara-cara berbeda yang dapat dilakukan pemimpin untuk memengaruhi budaya organisasi
(S5,KUI, P1)
M8 Mahasiswa mampu memahami bagaimana pemimpin melakukan perubahan dan pengembangan organisasi. ( S5, KU5, P1)
SUB CP-MK
L1 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi dari kepemimpinan dan manajemen(M1)
L2 Memahami bagaimana peran dan kegiatan manajerial dipengaruhi oleh aspek-aspek dari situasi (M2)
L3 Mahasiswa mampu memahami mengapa tugas dan perilaku hubungan penting untuk efektivitas kepemimpinan (M3)
L4 Mahasiswa mampu memahami situasi di mana kepemimpinan partisipatif paling mungkin efektif (M4)
L5 Mahasiswa mampu memahami bagaimana atribusi dan teori implisit mempengaruhi persepsi pengikut dan evaluasi seorang
pemimpin (M5)
L6 Mahasiswa mampu mengklasifikasikan dan menjelaskan kepemimpinan didalam kelompok, tim kerja dan konflik dalam
organisasi (M6)
L7 Mahasiswa mampu mengklasifikasikan dan menjelaskan komunikasi, kepemimpinan dan kekuasaaan terhadap individu
dan kelompok (M7).
L8 Mahasiswa mampu memahami bagaimana relevansi suatu sifat atau keterampilan tergantung pada situasi, jenis organisasi,
dan budaya nasional (M8)
L9 Memahami bagaimana aspek situasi meningkatkan atau mengurangi pengaruh seorang pemimpin pada kinerja pengikut
(M9)
L10 Mahasiswa mampu mengklasifikasikan dan menjelaskan pendekatan dalam melakukan perubahan dan pengembangan
organisasi (M10)
CAPAIAN Tujuan utama mata kuliah ini adalah peningkatan kemampuan kognitif dan afektif mahasiswa agar memahami pemikiran-pemikiran teoretis
PEMBELAJARA dan kenyataan-kenyataan praktis mengenai kepribadian seorang pemimpin didalam organisasi, perilakunya, serta kemampuannya.
N Memahami apakah dirinya berkepribadian pemimpin atau tidak.
DESKRIPSI Materi Matakuliah ini mencakup pemikiran-pemikiran para teoritisi dan pelajaran-pelajaran para praktisi mengenai: Kepemimpinan dalam
BAHAN KAJIAN berbagai macam kebudayaan; ciri-ciri kepribadian seorang pemimpin misalnya berwatak bintang: kuat, Sentosa; tidak mudah goyah; dan
& POKOK perilaku yang perlu ditunjukkan seorang pemimpin baik yang bersifat terus-menerus, misalnya harus ”berada di tengah-tengah anak-buah

6
BAHASAN membangkitkan semangat” maupun yang tergantung situasi, misalnya “bila bawahan kurang mau dan kurang bisa, maka mereka harus diberi
perintahperintah rinci”; serta kemampuan-kemampuan yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin, misalnya harus mampu berkomunikasi
secara efektif.
PUSTAKA UTAMA
1. Prof.Dr. H. Suwatno, M.Si "Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan Bisnis” 1st Edition, Bumi Aksara 2019 .
2. Gary Yukl "Leadership in Organization” 9th Edition, Pearson, 2019 .
PENDUKUNG
1. Lesley Sage and Lynne Walley, “Maximizing People Potential”: A Coaching perspective for leaders and managers 1st Edition, Prentice Hall,
2014
2. Svein Arne Jessen “ Project Leadership- Step by Step, 2nd Edition, bookboon.com, 2012
Perangkat Lunak : Perangkat keras :
Media
Virtual Exchange (VEX) LCD & White Board
Pembelajaran
Learning Management System E-Study
1. Kaisar Akhir S.IK., M.Sc
2. Maserih, SE., MM
Tim Pengajar
3. Nikita Puspita, Ing Endit, SE., MM

Mata Kuliah 1. Pengantar Bisnis dan Manajemen


Prasyarat

7
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
KEPEMIMPINAN BISNIS

Tatap Materi Pelajaran Media Daring


Muka

1 Konsep Dasar Pemimpin Dan Kepemimpinan E-Study dan VEX

2 Kompetensi Pemimpin E-Study dan VEX

3 Kepemimpinan dan Talenta dalam Resiliensi (Ketahanan) E-Study dan VEX


Bisnis

4 Kepemimpinan Partisipatif, Delegasi dan Pemberdayaan E-Study dan VEX

5 Model Bisnis Sociopreneurship E-Study dan VEX

6 Kepemimpinan Berbasis Dinamika Perubahan Bisnis E-Study dan VEX

7 Etika Dan Estetika Kepemimpinan Bisnis E-Study dan VEX

8 UTS E-Study

9 Kepemimpinan Transformasional dan Visioner E-Study dan VEX

10 Kepemimpinan Berbasis Kecerdasan Emosional E-Study dan VEX

11 Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan E-Study dan VEX

12 Kepemimpinan Berorientasi Kinerja Pegawai E-Study dan VEX

13 Kepemimpinan Berorientasi Kualitas E-Study dan VEX

14 Kepemimpinan beretika dan Kepemimpinan dalam Islam E-Study dan VEX

8
15 Review & Persentasi Tugas Kelompok E-Study dan VEX

PERTEMUAN 1

Hari/Tanggal: Selasa/22 September 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Konsep Dasar Pemimpin Dan Kepemimpinan

PENDAHULUAN

Kepemimpinan adalah salah satu topik yang selalu diperbincangkan selama ini didalam
praktik organisasi manapun. Karena seorang pemimpin memiliki andil besar terhadap sukses
atau tidaknya organisasi akan berjalan. Seorang pemimpin pada era saat ini juga sudah
berbeda dengan sebelumnya karena perkembangan kemajuan teknologi dan ekosistem bisnis
membuat para pemimpin harus dapat beradaptasi dengan situasi yang berlaku saat ini. Bisnis
yang berkelanjutan membutuhkan pemimpin yang tidak saja pandai mengatur tetapi juga
tidak lupa memimpin. Sehingga pendekatan pemimpin memiliki perbedaan dari sudut
pandang ekosistem bisnis dan perspektif dari industry yang dijalankan.
Pada saat ini kepemimpinan menjadi salah satu kata kunci yang menjadi tolak ukur
kesuksesan sebuah organisasi dengan memiliki kepemimpinan yang efektif dan sesuai
dengan karakter perusahaan. Peran pemimpin pada suatu perusahaan adalah diibaratkan
sebagai seorang nakhkoda yang membawa arah kapal yang akan dibawanya, sehingga para
pemimpin adalah seseorang yang akan menjadi yang terdepan untuk membawa para
bawahannya. Konsep pemimpinan sudah pula didiskusikan sejak sekian lama dari zaman
kenabian didalam islam hingga kemajuan peradaban hingga saat ini. Sehingga hal ini masih
akan sangat relevan dibicarakan dengan perkembangan teknologi dan zaman yang sudah
jauh berbeda. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kepemimpinan yang
menekankan pada teori-teori yang masih relevan dibicarakan dan dikaitkan pada konteks
organisasi saat ini.

PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN

9
Pada awal pembahasan kita perlu mengetahui beberapa perbedaan dari arti pemimpin dan
kepemimpinan. Pemimpin adalah seseorang individu yang memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi suatu grup, memliki visi dan arah tuju yang jelas agar dapat membawa
bawahannya untuk mencapai tujuan yang dinginkan oleh organisasi (Robbins & Judge,
2020). Sehingga pemimpin itu adalah kaitannya dengan pribadi manusia sebagai contoh atau
role model bagi organisasi tersebut. Sedangkan kepemimpinan dikatakan adalah sebuah
proses kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, menggerakkan orang lain dalam
mengelola dan mengeluarkan potensi terbaik yang mereka miliki untuk mencapai tujuan dari
organisasi dengan menggunakan penerapan manajemen (Ramaditya & Prihantoro, 2020).
Dapat dikatakan bahwa seorang kepemimpinan adalah sebuah cara untuk memimpin yang
baik, meliputi penggunaan pengaruh, komunikasi yang efektif, pendekatan yang tepat, dan
keakuratan dalam memberikan arahan sehingga para pengikutnya dapat mengeluarkan
potensi diri yang terbaik dalam bekerja.

Kepemimpinan dan manajemen adalah dua sistem yang berbeda namun saling melengkapi
didalam organisasi. Kepemimpinan berbicara mengenai bagaimana sebuah organisasi itu
memiliki arah tuju yang jelas dan mengelola perubahan yang terjadi, sedangkan manajemen
berbicara mengenai suatu yang kompleks untuk menjalankan roda organisasi . Manajemen
erat kaitannya dengan fungsi-fungsi manajemen yang memiliki target yang ketat dan jelas,
sehingga diperlukan cara yang efektif dan efisien untuk menjalankan proses tersebut. Disisi
lain, kepemimpinan membutuhkan ruang lingkup pemikiran yang lebih luas dan cangkupan
yang lebih lebar dibanding manajemen, karena akan melakukan hal-hal yang bersifat
strategis dan pemberdayaan sumber daya dengan menyeleraskan visi dan misi organisasi
tersebut

Seorang pemimpin harus memiliki visi dan misi. Visi adalah mimpi dari seorang pemimpin
untuk mewujudkan seperti apa capaian organisasi dimasa yang akan datang. Misi adalah
menjelaskan mengenai apa yang dijalankan oleh organisasi tersebut untuk dapat mendukung
misi yang diharapkan. Para pemimpin wajib memiliki hal tersebut agar dapat membawa
perjalanan organisasi memiliki arah tuju yang sesuai apa yang dicita-citakan. Pemimpin
masa depan adalah pemimpin yang mempunyai visi, keberanian dan kerendahan hati untuk

1
0
terus menerus belajar serta mengasah kecakapan dan emosinyaVisi harus memiliki
gambaran yang jelas, menawarkan suatu cara yang inovatif untuk memperbaiki dan
mendorong adanya berbagai tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan perubahan yang
lebih baik Pemimpin visioner berperan dalam mencipta, memelihara, mengembangkan,
mengkomunikasan dan penyegarkan visi organisasi agar tetap memiliki kemampuan untuk
memberikan respon yang tepat dan cepat. Seorang pemimpin haruslah menjadi seseorang
yang dapat mengartikulasikan masa depan serta menuangkannya dalam bentuk visi yang
menjadi panutan dan pedoman bagi seluuruh pegawainya. Sehingga kemampuan pemimpin
ini dapat menciptakan dan mengartikulasikan suatu visi yang realstik, dapat dipercaya,
atraktif tentang masa depan bagi suatu organisasi atau unit organisasional yang terus
bertumbuh.

TEORI PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN


Beberapa teori yang telah ditemukan mengenai pemimpin dan beberapa mengenai aplikasi
dari kepemimpinan akan dibahas pada bab ini. Hal yang paling mendasar dalam memahami
pemimpin adalah dari mana awal mulanya pemimpin itu berasal. Ada beberapa teori yang
menyiratkan dari mana pemimpin itu berasal. Pertama adalah teori genetik yang memahami
pemimpin itu dilahirkan, bukan dibentuk. Seseorang pemipin diakibatkan oleh dirinya
adalah keturunan pemimpin terdahulu dan membawa bakat sebagai pemimpin. Terdapat
juga teori sosial yang menggambarkan terjadinya pemimpin disebabkan oleh adanya proses
pembentukan sebagai pemimpin. Teori ekologi juga menyiratkan bahwa jika pemimpin yang
baik, jika ia dilahirkan sebagai pemimpin dan memperoleh pendidikan, pembelajaran, dan
pengalaman sebagai pemimpin. Disamping itu teori kelompok juga beranggapan supaya
kelompok mampu mencapai tujuannya maka perlu adanya suatu proses pertukaran antara
pemimpin dan anggotanya.

Terdapat beberapa teori yang terkenal ketika kita membahas mengenai kepemimpinan.
Seperti teori model kontingensi, teori kepemimpinan situasional, teori pertukaran pemimpin
dan anggota, teori antara jalur tujuan dan teori perilaku kepemimpinan. Teori yang pertama
adalah model kontingensi dari fiedler yang menyatakan bahwa kelompok efektif bergantung

1
1
pada kecocokan tepat diantara gaya kepemimpinan dalam berinteraksi dengan para bahwan
dan seberapa besar situasi memberikan kendali dan pengaruh pada pemimpin (lihat figur.1).
Teori ini menitikberatkan kepada identifikasi gaya kepemimpinan yang tepat dengan cara
mengukur orientasi dari kepemimpinan tersebut apakah berdasarkan tugas atau hubungan.

Figur 1. Teori Kontingensi fiedler

Selanjutnya teori yang masih relevant digunakan saat ini yaitu teori kepemimpinan
situasional oleh Hersey dan Blanchard yang menitikberatkan dengan memahami pola
kesiapan dari para pengikutnya. Teori ini mengungkapkan bahwa setiap pemimpin memiliki
pendekatan yang berbeda pada setiap kesiapan yang dimiliki bawahannya (lihat figur 2).
Kategori pertama pada teori ini adalah tidak mampu dan tidak mau. Hal ini membutuhkan
investasi waktu yang banyak bagi seorang pemimpin untuk mengembangkan pengikut
dalam kesiapan yang sangat minim. Para pemimpin pada kategori tidak mampu dan tidak
mau maka pemimpinnya harus memberikan arahan dari awal, melakukan pelatihan,
pengembangan, montitoring serta evaluasi secara berkala untuk menjaga peningkatan
kemampuan bawahannya.

1
2
Figur 2. Model Kepempimpinan Situasional
Kategori kedua pada situasi ini adalah apabila menemukan bawahan yang tidak bisa tetapi
mau berusaha. Pada kateogri ini pemimpin harus memberikan penekanan untuk
mempercayakan memberikan tugas yang tepat dengan pelatihan yang mumpun dan
membangun hubungan baik dengan ketika menghadapi situasi bawahan seperti itu. Kategori
ketiga adalah ketika para pengikut memiliki kemampuan untuk melakukan namun tidak mau
melakukannya. Biasanya pada kategori ini seorang pemimpin harus memberikan dorongan
motivasi dan moril yang besar untuk dapat memecahkan masalah dan kendala yang dihadapi
dan ikut berpatisipasi dalam melakukan hal tersebut untuk menjadi contoh dan role model
bagi para bawahan. Situasi yang terakhir apabila terdapat bawahan yang mampu dan mau
untuk melakukan sesuatu. Hal inilah kondisi yang sangat diharapkan sebuah organisasi
sehingga peran dari pemimpin dapat melakukan monitor terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Teori antara jalur tujuan oleh House dan Mitchel (1971) adalah salah satu teori memandang
tugas pemimpin adalah membantu pengikutnya untuk mencapai tujuan dan memberikan
pengarahan, dukungan, motiavsi yang perlu untuk memastikan tujuan mereka sesuai dengan
sasaran organisasi. Seorang pemimpin diilustrasikan apabila seseorang harus melewati suatu
jalan dalam kondisi rusak dan terjal maka sebagai seorang pemimpin harus berfikir untuk

1
3
memperbaiki jalan tersebut dan memberikan sepatu untuk berlari, agar pengikutnya dapat
berlari dengan kencang. Seorang pemimpin tidak tepat apabila hanya memerintahkan
pengikutnya untuk berlari kencang apabila infrastruktur tidak dibangun, peralatan tidak
disiapkan dan tidak ada pengarahan atau dorongan yang diberikan. Maka seorang pemimpin
harus menciptakan jalan yang memudahkan bagi para pengikutnya (lihat figur 3).

Figur 3. Model Jalur Tujuan


Teori pertukaran pemimpin- anggota juga memberikan pandangan penting dari teori ini
adalah hubungan antara pimpinan dan anggota yang terlibat dalam proses-proses
perundingan bersama dan akhirnya mereka telah menentukan peran yang harus diisi oleh
masing masing pihak serta terus berhubungan antara satu dengan lainnya. Pertukaran
pimpinan dan anggota yang berkualitas tinggi merupakan perwujudan dari kepercayaan, rasa
hormat, kesetiaan dan dukungan. Teori ini masih dilakukan hingga saat ini. Pada organisasi
saat ini terdapat pula beberapa pola perilaku kepemimpinan sesuai dengan gaya
kepemimpinan yang dianutnya seperti:
1. Pemimpin Direktif : Pemimpin yang membiarkan pengikutnya tahu apa yang
diharapkan dari mereka, menjadwalkan pekerjaan untuk dilakukan dan memberik
pedoman yang spesifik seperti bagaimana menyelesaikan tugas
2. Pemimpin Suportif : Pemimpin yang ramah dan menunjukkan perhatian akan
kebutuhan para pengikutnya.

1
4
3. Pemimpin Partisipatif: Pemimpin yang berkonsultasi dengan anggotanya dan
menggunakan saran mereka sebelum mengambil suatu keputusan.
4. Pemimpin berorientasi Prestasi: Pemimpin yang menetapkan tujuan menantang dan
mengharapkan anggotanya untuk berprestasi pada tingkat tertinggi mereka
Tipe kepemimpinan tersebut memiliki kebaikan dan kekurangannya, tergantung bagaimana
seorang pemimpin dapat menyesuaikan dengan keadaan tempat kerja masing-masing.
Penelitian dari University of Iowa menyimpulkan beberapa Gaya demokratis dengan
melibatkan karyawan, mendelegasikan kewenangan, dan mendorong partisipasi. Gaya
autokrasi dengan mendikte metode kerja, membuat keputusan sepihak, dan membatasi
partisipasi. Gaya laissez-faire: Membebaskan kelompok untuk membuat keputusan dan
menyelesaikan tugas.

Terdapat juga konsep kepemimpinan transaksional dan transformasional. Kedua konsep ini
memiliki perbedaan sudut pandang. Transaksional adalah sebuah pola kepemimpinan yang
bersifat transaksi satu lawan satu dengan memberikan suatu arahan jika ada imbalan yang
diberikan. Kepemimpinan transaksional adalah bentuk hubungan yang mempertukarkan
jabatan atau tugas tertentu jika pegawai mampu menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.
Kepemimpinan transaksional meliputi pemimpin transaksional yang memperkenalkan apa
yang diinginkan pegawai dari pekerjaannya dan mencoba untuk memikirkan apa yang akan
pegawai peroleh jika hasil kerjanya sesuai dengan transaksi.Sehingga ini adalah cara lama
seorang pemimpin yang akan memakan waktu yang lama dalam prosesnya. Saat ini
organisasi lebih memerlukan pemimpin yang transformasional yaitu pemimpin yang dapat
memberikan motivasi, inspirasi, arahan, support dan menjadi contoh bagi para pengikutnya.
Istilah transformasional berasal dari kata transform atau mengubah suatu menjadi bentuk
lain, sehingga menggunakannya untuk mengembangkan ikatan emosional kuat dengan
pengikutnya dan para pengikutnya dapat mengeluarkan potensi terbaik dalam pekerjaannya
(Jordan & Troth, 2011). Prinsip kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang
dapat memfasilitasi, memotivasi, mensimplifikasi, berkomitmen dan pandai dalam
berkomunikasi untuk meningkatkan moral para bawahannya.

1
5
Kepemimpinan dan manajemen adalah dua sistem yang berbeda, tetapi saling melengkapi
tindakan dalam organisasi. Kepemimpinan berbicara tentang mengatasi perubahan,
sedangkan Manajemen tentang mengatasi kompleksitas.

Selanjutnya, Kotter menyatakan proses kepemimpinan melibatkan pengembangan visi bagi


organisasi, menyelaraskan orang dengan visi melalui komunikasi dan memotivasi orang
untuk bertindak melalui pemberdayaan dan pemenuhan kebutuhan dasar.

Kategori Pemimpin Manajer

Proses Berpikir Fokus Pada Orang Fokus pada benda

Tampak Lahiriah Tampak ke dalam

Penetapan tujuan Menjabarkan visi Melaksanakan rencana

Menciptakan masa depan Mengoptimalkan saat ini

Melihat secara luas Melihat secara sempit

Hubungan Memberdayakan kolega Mengontrol pegawai


terhadap pegawai
Melihat permasalahan Mengarahkan dan memberikan
tujuan

LATIHAN
1. Jelaskan perbedaan pemimpin, kepemimpinan dan manajemen?
2. Sebutkan 2 jenis teori kepemimpinan yang masih relevan dan berikan contoh pada
perusahaan saat ini?

1
6
PERTEMUAN 2

Hari/Tanggal: Selasa/29 September 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kompetensi Pemimpin

KOMPETENSI PEMIMPIN

Kompetensi adalah melibatkan kualitas individu yang dibawa kedalam pekerjaan seperti
kreativitas, keterampilan, kemampuan komunikasi dan keterampilan (Maxwell, 1999).
Beberapa kompetensi pada tingkat manajemen puncak saat ini memerlukan kemampuan
pemikiran strategis, desain pemikiran dan kepemimpinan perubahan dalam membaca sebuah
kondisi. Melakukan perencanaan adalah suatu hal yang perlu dilakukan seorang
pemimpinberkaitan dengan penetapan tujuan, meilai risiko dan mengembangkan urutan
tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Beberapa tipe kompetensi yang
diperlukan adalah interpersonal, berpikir rasional, mengatur sumber daya manusia,
kepemipinan dan pelayanan.
Setiap kompetensi memiliki beberapa karakteristik dasar seperti motif, watak, pengetahuan
dan keterampilan. Motif adalah gambaran seseorang tentang sesuatu yang dipikirkan dan
diinginkan. Adapun watak adalah karakteristik mental dna konsistensi seseorang terhadap
situasi dan informasi. Pengetahuan melingkupi kemampuan seseorang yang terbentuk dari
ilmu pengetahuan yang didapatnya. Sedangkan keterampilan adalah kemampuan pegawai
untuk melakukan tugas fisik atau mental yang diberikan padanya. Maka karakteristik dasar
yang perlu dipenuhi oleh seorang pemimpin dalam menjadi acuan dan dasar bagi menjadi
pemimpin yang berkompeten. Terdapat penelitian kompetensi seorang pemimpin oleh
Spencer yang dikelompokkan menjadi enam kompetensi yaitu:
1. Berprestasi dan Bertindak (Acheivement and action).
a. Orientasi untuk berprestasi: Tingkat keedulian untuk bekerja baik diatas
standar.
b. Perhatian terhadap aturan, mutu dan ketelitian: Dorongan untuk mengurangi
ketidakpastian dilingkungan kerjanya.

1
7
c. Inisiatif: Keinginan untuk bertindak melebihi apa yang diharapkan tanpa
perintah.
d. Usaha Pencarian dan pengumpulan informasi
2. Memberi Bantuan dan Pelayanan
a. Empati (Interpersonal Understanding): Kemampuan untuk mendengarkan dan
memahami hal-hal dan pemikiran orang lain
b. Orientasi pelayanan dan Kepuasan Pelanggan: Kemauan melayani kebutuhan
dan harapan pelanggan.
3. Dampak Dan Pengaruh (Impact and Influence)
a. Kesadaran Berorganisasi : Kemampuan memahami hubungan kekuasaaan
yang ada didalam rganisasi
b. Membangun Hubungan Kerja : Bekerja untuk membangun atau
mempertahankan hubungan yang hangat dan bersahabat
c. Dampak dan pengaruh untuk membujuk , meyakinkan dan menimbukan
kesan baik kepada orang lain
4. Kemampuan Manajerial
a. Kemampuan mengembangkan orang lain : kemampuan untuk mendorong
atau mengajar pengembangan orang lain
b. Memberi arahan dan memanfaatkan kekuasaan jabatannya
c. Kerja kelompok dan kerjasama
d. Kepemimpinan Kelompok
5. Kemampuan mengembangkan orang lain : kemampuan untuk mendorong atau
mengajar pengembangan orang lain
a. Berpikir Analitis : Kemampuan memahami situasi/ permasalahan dengan
menguraikan masalah menjadi bagian yang rinc dan memikirkan langkah
kedepan.
b. Berpikir Konseptual: Kemampuan untuk memahami masalah yang ada
melalui penyatuan berbagai hal/ pola yang terpisah
c. Keahlian professional : Penguasaan pengetahuan yang berkaitan dengan
pekerjaan berupa keterampilan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan serta
motivasi untuk mengembangkan pengetahuan .

1
8
6. Keefektifan Personal (Personal Effectivness)
a. Pengendalian Diri : Kemampuan untuk mengendalikan emosi dan perilaku
negatif
b. Percaya diri
c. Fleksibilitas
d. Komitmen terhadap organisasi

FUNGSI DALAM KEPEMIMPINAN


Pada dasarnya kepemimpinan dibagi menjadi 2 aspek yaitu Fungsi Administratif adalah
mengadakan semua keperluan dan kebijakan administrasi dalam organisasi dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan. Fungsi sebagai Top Manajemen, yang dimaksud
adalah pemimpin yang melakukan proses pembuatan Perencanaan, Pengorganisasian,
Kepegawaian, Arah, Pesanan, dan Kontrol. Sedangkan menurut Hadari Nawawi fungsi
kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Instruktif. Pemimpin bertugas sebagai komunikator yang mengatur apa (isi
perintah) dan bagaimana cara melakukannya, kapan waktu pelaksanaanya dan
dimana tempat mengerjakannya , dalam hal agar keputusan padat diwujudkan
dengan efektif dengan kata lain adalah orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan
perintah yang diperintahkan oleh pemimpin.
2. Fungsi Konsultasi.Dalam situasi ini pemimpin melakukan cara berkomunikasi dua
arah dalam upaya menetapkan sebuah keputusan yang efektif dan membutuhkan
pertimbahan dan konsultasi dengan orang yang dipimpinya.
3. Fungsi Partisipasi. Pemimpin dapat meminta anggotanya dalam membantunya
dalam pengambilan keputusan dan melaksanakannya selagi pendapat dari
anggotanya dapat diterima dan baik bagi organisasi.
4. Fungsi Delegasi. Pemimpin dapat melimpahkan atau memberikan wewenang kepada
anggota yang dipercaya dan dapat betanggung jawab dalam hal membuat dan
menetapkan keputusan.
5. Fungsi Pengendalian. Pemimpin dapat melakukan pengendalian terhadap anggota
dengan cara bimbingan, pengarahan, kordinasi dan pengawasan pada saat kegiatan
berlangsung.

1
9
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAGI PEMIMPIN
Pengambilan keputusan adalah salah satu proses bagaimana seorang pemimpin dapat
menentukan mengenai suatu cara bertindak, mencari solusi, mengevaluasi alternatif strategi
yang ada dan memilih antara berbagai pilihan. Pengambilan keputusan adalah hal yang
penting bagi seorang pemimpin agar mengurangi kesalahan yang diambil pada proses
pengambilan keputusan Maka proses pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara
sejumlah alternatif dan diperlukan intuisi dan pemikiran yang sistematis yang baik agar para
pemimpin dapat mengambil keputusan dengan tepat.
Beberapa dasar pagi seorang pemimpin dalam pengambilan keputusan adalah intuisi,
pengalaman, fakta, wewenang dan rasional. Intuisi adalah keputusan yang diambil bersifat
subjektif karena berdasarkan perasaan dari pemimpin. Pada umumnya pengambilan
keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan, akan tetapi pengambilan
keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena tidak dapat dibandingkan. Keputusan
berdasarkan pengalaman hadir sebagai sebuah pedoman dalam menyelesaikan masalah.
Keputusan ini didasarkan kegagalan, pengalaman yang bermanfaat bagi pengetahuan praktis
bagi seorang pemimpin. Selanjutnya keputusan yang diambil berdasarkan sejumlah fakta,
data atau informasi yang cukup adalah salah satu Teknik pengambilan keputusan yang baik
dan solid. Fakta akan membentuk sebuah data yang dapat memberikan informasi bagi para
pemimpin untuk pengambilan keputusan dengan baik. Wewenang adalah salah satu dasar
untuk pengambilan keputusan berdasarkan posisi dan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik manajemen. Sedangkan rasional hadir berdasarkan sifat
objektif dan dapat diukur apabila dampak yang yang dihasilkan dirasakan lebih besar
dibandingkan keburukannya.
Dalam pengambilan keputusan yang baik seharusnya mengambil keputusan dengan tiga
tahap yaitu. Pertama aktivitas intelegensi yaitu proses pemilihan situasi dengan kondisi
dengan memanfaatkan kecerdasan dan dilanjutkan dengan aktivitas desain dengan
menemukan masalah, mengembangkan pemahaman, dan menganalisis kemungkinan
pemecahan masalah serta tindakan lebih lanjut. Dan terakhir adalah aktivitas piliah dengan
memilih salah satu tindakan dari beberapa alternatif dan kemungkinan pemecahan masalah

2
0
dan keputusan yang diambil. Beberapa proses pengambilan keputusan bagi seorang
pemimpin adalah:
1. Pengenalan dan perumusan masalah. Seorang pemimpin harus mengetahui masalah
yang terjadi sehingga perlu dilandaskan oleh kesadaran akan masalah dan
pengenalan masalah. Perumusan masalah perlu dirumuskan dengan jelas sehingga
focus penyelesaiannya dan dikelola dengan baik. Peumusan masalah penting untuk
memberikan panduan tentang apa saja yang perlu diambil dalam pengambilan
keputusan.
2. Pencarian alternatif. Pencarian alternatif ini terkait dengan seberapa banyak solusi
yang tersedia dalam pengambilan keputusan yang didsarkan pada perumusan
masalah yang telah disusun sebelumnya. Semakin banyak alternatif maka semakin
memberikan banyak pilihan dan semakin matang.
3. Pemilihan Alternatif. Berbagai alternatif tersebut harus mampu disusun dan
dipertimbangkan dengan baik. Dalam tahap ini perlu juga dipertimbangkan prediksi
atas aspek kemanfaatan dan risiko yang terjadi jika pengambilan keputusan
dilakukan.
4. Pengambilan Keputusan. Pemimpin sebagai pengambil keputusan yakin atas
pilihannya sehingga tidak memiliki keraguan dalam melaksanakannya. Pengambilan
keputusan akan disertai dengan sikap dan perilaku yang terkait dengan keputusannya
tersebut.
5. Evaluasi.Tahap evaluasi dilakukan untuk memantau dan menilai apakah keputusan
yang telah diambil telah sesuai dengan tujuannya
6. Solusi. Solusi adalah tahapan dimana hasil evaluasi perlu ditindaklanjuti dengan baik
agar kepentingan organisasi mampu terjaga dengan baik.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu pertimbangan


hal berwujud emosional maupun rasional perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan. Dasar pencapaian tujuan (setiap keputusan tidak berorientasi pada kepentingan
pribadi namun kepentingan yang lebih besar). Selanjutnya pembuatan alternatif pilihan,
tindakan mental menuju tindakan fisik dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

KOMPETENSI PEMIMPINAN DIMASA YANG AKAN DATANG

2
1
Kepemimpinan saat ini dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi tambahan untuk
menjadi seorang pemimpin dimasa yang akan datang. Kepemimpinan pada masa yang akan
datang membutuhkan karakter dan kompetensi. Karakter adalah apa yang diperlihatkan oleh
seseorang dan kompetensi adalah apa yang bisa dilakukan. Secara realita karakter dan
kompetensi dapat menggerakkan segalanya didalam organisasi. Seorang pemimpin harus
memiliki karakter yang intelektual, karakter psikologi dan emosional yang kuat dan jiwa
sosial. Karakter ini akan membentuk pemimpin yang disegani oleh lingkungan dari
organisasi. selain itu, kompetensi pemimpin dimasa yang akan datang yaitu menggunakan
teknologi. Beberapa kompetensi yang diperlukan menurut Suwatno, (2019) adalah:
1. Inovasi dan Kreativitas. Para pemimpin harus mengeluarkan cara-cara yang tidak
biasa dalam membuat suatu gagasan yang baru dan pengambilan keputusan yang
belum terpikirkan sebelumnya dalam mengeluarkan suatu produk atau jasa.
2. Didorong oleh data. Para pemimpin harus memiliki keinginan untuk menggunakan
dan didorong dalam pengambilan keputusan berbasis data. Karena data adalah
kumpulan dari informasi yang relevan untuk dapat menggambarkan kondisi real pada
suatu fenomena.
3. Adaptabilitas. Para pemimpin kedepannya harus bisa beradaptasi dengan perubahan
dan kondisi yang tidak menentu saat ini untuk dapat bekerja lebih fleksbile, cepat,
tanggap dan tepat dalam mengambil sebuah kebijakan sesuai dengan kondisi saat ini.
4. Kepemimpinan visoner. Pemimpin visioner berperan dalam mencipta, memelihara,
mengembangkan, mengkomunikasan dan penyegarkan visi organisasi agar tetap
memiliki kemampuan untuk memberikan respon yang tepat dan cepat.
5. Mengatur keragaman. Seorang pemimpin harus bisa mengatur perbedaan yang
terjadi didalam organisasi sehingga setiap orang semakin respek.
6. Literasi digital. Adalah memahami dan dapat menggunakan perangkat digital untuk
memudahkan dalam pekerjaan.
7. Orientasi hasil. Seorang pemimpin harus dapat memiliki orientasi hasil dan memiliki
target yang jelas pada pengikutnya.

Pemimpin masa depan harus tahu bagaimana mereka, tahu apa mereka percaya dan
menghargai, dan bertindak berdasarkan nilai dan keyakinan tersebut secara terbuka dan terus

2
2
terang. Kepemimpinan masa depan harus menjadi seorang pemimpin yang mencontohkan
perilaku etis, kepercayaan, harapan positif bahwa orang lain tidak akan bertindak secara
oportunistik karakteristik utama bahwa seorang pemimpin dapat dipercaya:
1. Integrity, mengacu pada kejujuran dan kejujuran
2. Kebajikan, berarti orang yang dipercaya memiliki Anda kepentingan di hati, bahkan
jika milikmu belum tentu sejalan dengan milik mereka
3. Kemampuan, mencakup melewati teknis individu dan pengetahuan dan keterampilan
interpersonal Kecenderungan kepercayaan mengacu pada seberapa besar
kemungkinan seorang karyawan tertentu adalah mempercayai seorang pemimpin.
Pemimpin yang mematahkan psikologis kontrak dengan pekerja, menunjukkan
bahwa mereka tidak dapat dipercaya, akan menemukan karyawan kurang puas,
kurang berkomitmen, memiliki intensitas yang lebih tinggi untuk turnover, terlibat
perilaku kewarganegaraan yang lebih rendah, dan memiliki tugas yang lebih rendah
kinerja.

Dalam kepemimpinan tentu saja banyak hambatan yang dilalui oleh pemimpin, hambatan-
hambatan tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Fakor
internal karena Kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendiri, emosi yang tidak stabil, tidak
percaya diri, takut dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin. Sedangkan
Fakor eksternal karena tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan
dari bawahan, terlalu banyak tekanan.

LATIHAN DAN DISKUSI


1. Apa saja kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin?
2. Gaya kepemimpinan seperti apa yang diperlukan pada kondisi perusahaan pada era
saat ini?
3. Uraikanlah dengan singkat pemikiran out of the box dan 'impian' Nadiem
Mackariem, Belva Devara, Larry Page, Mark Zuckenberg, dll untuk "Memudahkan
Sesamanya" dalam transportasi, bimbel, berkolaborasi, mencari lokasi dan hiburan!
Hanya dalam waktu singkat spirit "memudahkan sesamanya" ini menjadi omzet
bisnis trilyunan. Kemukakanlah pendapat Anda filosofi apakah yang membuat
mereka sukses didalam forum ini.

2
3
PERTEMUAN 3

Hari/Tanggal: Selasa/06 Oktober 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kepemimpinan dan Talenta dalam Resiliensi (Ketahanan) Bisnis

Talenta Manajemen

Secara umum talent merupakan dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa
sejak lahir. Namun, definisi ini telah berkembang dalam konsep Talent Management. Talent
tidak hanya diartikan sebagai kemampuan yang dibawa sejak lahir, akan tetapi dapat
didefinisikan secara lebih luas. Terdapat berbagai definisi talent menurut para ahli. talent
merupakan
kombinasi dari pemikiran yang bersifat strategis yang tajam, kemampuan kepemimpinan,
kedewasaan emosional, kemampuan komunikasi, kemampuan untuk menarik dan
menginspirasi pegawai bertalenta lainnya, naluri kewirausahaan, kemampuan teknis, serta
kemampuan untuk memberikan hasil (output). Sementara itu, Chartered Institute of
Personnel Development mendefinisikan talent sebagai orang yang dapat memberikan
dampak positif bagi kinerja organisasi melalui kontribusinya saat ini atau di masa
mendatang dengan menunjukkan potensi tertinggi mereka. Beheshtifar dan Fard (2013)
mendefinisikan talenta sebagai kombinasi kompleks dari keterampilan, pengetahuan,
kemampuan kognitif, dan potensi pegawai serta merupakan kombinasi dari kinerja tinggi
(high performance) dan kemampuan tinggi (high ability). Dan Kock and Burke (2008)
menggambarkan talent sebagai individu yang sedang menduduki atau diperlukan untuk
mengisi posisi kunci atau strategis, dan individu yang memiliki potensi kepemimpinan.

Pendekatan Dalam Talenta Manajemen

2
4
Dalam implementasinya, dikenal dua pendekatan talent management, yaitu pendekatan
eksklusi (exclusive approach) dan pendekatan inklusif (inclusive approach). Pertama,
pendekatan secara eksklusif mengacu pada perbedaan pengelolaan (differential
management) pada kelompok pegawai dengan perbedaan penghargaan (differential value).
Contoh talent management dengan menggunakan pendekatan ini adalah, kegiatan dan proses
-proses pengidentifikasian posisi kunci yang berbeda -beda secara sistematis, memberikan
kontribusi terhadap keberlangsungan keuntungan kompetitif (competitive advantage) bagi
organisasi, pengembangan kolam bakat (talent pool) yang berisi orang -orang yang masih
menduduki jabatan (incumbent) dan memiliki potensi dan kinerja yang tinggi (high potential
and high performing) untuk mengisi jabatan lain, dan pengembangan arsitektur sumber daya
manusia dibedakan untuk mengisi posisi -posisi tersebut dengan incumbent yang kompeten
dan untuk memastikan komitmen mereka kepada organisasi (Collings dan Mellahi, dalam
Ariss, 2014). Pendekatan yang pertama ini secara keseluruhan dapat menghasilkan tingkat
pengembalian yang lebih tinggi atas investasi dalam hal profit dan produktivitas (Boudreau
dan Ramstad, 2005).

Kedua, pendekatan secara insklusif dilakukan untuk mengenali talenta setiap pegawai,
membantu mengembangkan keterampilan dan pengetahuan setiap pegawai, serta mengubah
talenta -talenta yang dimiliki tersebut menjadi kinerja (performance) yang nyata bagi
organisasi. Pendekatan inklusif juga dilakukan untuk meningkatkan kinerja setiap pegawai
hingga mencapai kinerja tertinggi yang dapat diraihnya. Pendekatan yang kedua ini dapat
menghasilkan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan, yang ditandai dengan
keterbukaan, kepercayaan, serta meningkatkan kesejahteraan karyawan (Warren, 2006).
Berdasarkan kedua pendekatan tersebut, talent management sebenarnya dapat
diimplementasikan dengan cara yang berbeda tergantung pada budaya dan misi organisasi,
bahkan budaya setiap negara. Oleh karenanya terdapat beberapa karakteristik yang harus
dimiliki organisasi agar berhasil dalam mengelola talenta pegawainya. Beberapa
karakteristik yang disebutkan oleh Pella & Inayati (2011) antara lain sebagai berikut: 1.
Memiliki Development Mindset . Organisasi yang berhasil mengelola program talent
management mengembangkan pola pikir pengembangan (development mindset). Pola pikir
ini merupakan suatu pola pikir yang mengutamakan pengembangan pribadi -pribadi pegawai

2
5
yang ada dalam organisasi tersebut. 2. Mengimplementasikan Performance Culture .
Organisasi yang berhasil mengelola program talent management memiliki, menghayati, dan
mengimplementasikan budaya kinerja tinggi (high performance culture). Ini adalah suatu
situasi ketika organisasi senantiasa berusaha menemukan indikator kinerja setiap posisi,
menjadikannya sebagai dasar untuk menilai keberhasilan seseorang serta sebagai alat ukur
dalam memberikan kompensisai kepada setiap orang. 3. Memiliki Executive Sponsorship .
Organisasi yang berhasil mengelola program talent management selalu memiliki eksekutif
puncak, board of director, atau pemimpi senior yang menjadi sponsor atau pendukung utama
pengembangan pegawai - pegawai berpotensi tinggi. Pemimpin senior yang terdiri atas
direksi atau General Manager (GM) secara sengaja mengabdikan waktunya untuk
memberikan pembimbingan, pendidikan, dan pemberdayaan kepada pegawai -pegawai yang
dipersepsikan sebagai calon pemimpin masa depan

KEPEMIMPINAN DALAM MENJAGA RESILENSI BISNIS MELALUI TALENTA

Resiliensi Organisasi dapat memberikan value pada perubahan dunia melalui pengembangan
ekologi, ekonomi, dan sosial. Peningkatan resiliensi organisasi memandu organisasi
melakukan identifikasi kunci kerapuhan organisasi, multiple capabilities, menentukan
prioritas ketika mewujudkan kelanjutan bisnis dan perencanaan manajemen darurat
(Quendler, 2017) Dalam resiliensi organisasi terdapat tiga dimensi yaitu robustness, agility,
dan integrity. Resiliensi Organisasi dibutuhkan pada kondisi perusahaan mengalami mulai
dari destruction, disfunction, perception-behavior hingga recovery. Model yang dibangun
dalam resiliensi organisasi dimulai dari level individu melalui interaksi yang positif
kemudian menuju level grup melalui organization learning menuju kondisi perception-
behavior (Xiao, 2017)

Beberapa pilar yang harus disiapkan para pemimpinan bisnis yaitu para pimpinan harus
lebih mengetahui perannya dalam pengembangan bakat dan perlu memberikan kesempatan
para pekerja strecth boundaries (out of the box) dalam berpikir dan bekerja. Bangun proses
pembelajaran yang dapat mempertahankan daya Tarik atau minat mereka yang berbakat.

2
6
Bangun langkah-langkah untuk menciptakan “proses pengembangan bakat”, termasuk peran
lini manajer pertama, coaching, pelibatan pekerja, merumuskan tujuan.

Kepemimpinan adalah kunci untuk mengelola organisasi dalam periode perubahan dan
krisis, dan karenanya penting bagi kita semua yang bekerja di dalam organisasi. Praktik
adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Hersey dan BlanchCard
(1988) menulis bahwa kepemimpinan terjadi ketika seseorang berusaha mempengaruhi
perilaku individu atau kelompok. Mereka melanjutkan dengan menyatakan bahwa ada tiga
keterampilan umum (atau kompetensi):
1. Mendiagnosis
Mampu memahami situasi seperti sekarang dan mengetahui apa yang secara wajar
dapat diharapkan di masa depan. Kesenjangan antara keduanya - kadang-kadang
dikenal sebagai 'kesenjangan kinerja' - adalah masalah yang harus diselesaikan.
Inilah yang akan pemimpin yang efektif coba diubah oleh. Mendiagnosis adalah
keterampilan kognitif.
2. Beradaptasi
Melibatkan penyesuaian perilaku seseorang dan sumber daya lain dengan cara yang
membantu menutup 'kesenjangan kinerja', suatu keterampilan perilaku.
3. Berkomunikasi
Bahkan jika seseorang mengetahui apa yang perlu dilakukan dan mampu
menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan baru, ini akan gagal kecuali jika
seseorang dapat mengkomunikasikan semua ini kepada orang lain dengan cara yang
dapat mereka pahami dan terima, sebuah keterampilan proses.
Warren Bennis (1984) telah menyelesaikan penelitian yang menarik terhadap 90
pemimpin yang luar biasa. Berdasarkan ini dia mengidentifikasi empat bidang kompetensi
berikut yang dimiliki oleh 90 pemimpin:
1. Manajemen perhatian
Kemampuan untuk mengkomunikasikan tujuan dan arah yang jelas kepada orang
lain.
2. Manajemen makna

2
7
Kemampuan untuk menciptakan dan mengkomunikasikan makna dengan jelas,
mencapai pemahaman dan kesadaran.
3. Manajemen kepercayaan
Kemampuan untuk konsisten dalam situasi kompleks yang seringkali penuh dengan
dilema (seringkali menjadi jebakan potensial bagi yang tidak waspada) sehingga
orang dapat bergantung padanya.
4. Manajemen diri
Kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan bekerja dengan kekuatan dan
kelemahan.
Organisasi yang mampu mengatasi krisis ini tampaknya memiliki karakteristik berikut:
 Desentralisasi.
Adalah penyerahan kekuasaan pemerintahan oleh pemerintahaan pusat kepada daerah
otonom berdasarkan otonomi.
 Dikombinasikan dengan desentralisasi, evolusi peran kantor pusat sebagai konsultan,
kekuasaan perantara dan pemodal daripada pengontrol langsung.
 Upaya positif untuk mendorong semangat kewirausahaan dan pengambilan risiko.
 Mendobrak penghalang antarmuka.
 Lebih menekankan pada kepemimpinan, dan orang-orang.
 Fokus klien atau pelanggan yang berkembang.
 Membangun hubungan informal di semua tingkatan.
 Perpindahan dari pendekatan pengendalian ke pendekatan pendukung.
Pemimpin perusahaan yang sukses mampu mengartikulasikan visi masa depan yang
jelas. Mampu melibatkan dukungan untuk visi itu, mereka bekerja dengan nilai-nilai dan
ideologi bisnis atau organisasi.
Itami (1987) menambahkan konsep kunci 'aset tak terlihat': teknologi, loyalitas
konsumen,merek citra, kontrol distribusi, budaya perusahaan dan keterampilan manajemen
adalah semua aset tak terlihat. Itami memberi tahu kunci untuk kemampuan beradaptasi dan
keunggulan kompetitif aset tersebut karena tiga alasan:
1. Sulit untuk diakumulasi
2. Mampu digunakan secara ganda
3. dan tumbuh melalui penggunaan lebih lanjut.

2
8
Aset fisik, keuangan, dan manusia sangat penting untuk bisnis yang akan
ditransaksikan, tetapi aset pengetahuan, nilai, dan keterampilan yang tak terlihat diperlukan
untuk kesuksesan kompetitif.
Stewart dan Chadwick, dan Itami, pemimpin perusahaan memungkinkan orang
untuk berkontribusi, memecahkan masalah, belajar dari dan dengan pengalaman dan untuk
mengakumulasi aset yang tidak terlihat. Secara umum, konsensus adalah kesepakatan bahwa
kebijakan yang berhasil di masa lalu akan terus demikian di masa mendatang. Secara umum,
konsensus adalah kesepakatan bahwa kebijakan yang berhasil di masa lalu akan terus
demikian di masa mendatang.
Pemimpin harus melakukannya baik dengan membuat strategi eksplisit (visi) dan
dengan menggunakan proses perumusan strategi untuk memobilisasi organisasi.Kebutuhan
akan strategi eksplisit :
1. Memungkinkan adanya koordinasi kegiatan
2. Memberikan arahan kepada orang-orang
3. Meningkatkan moral dan mempertahankan harga diri
4. Memberikan perisai terhadap kecemasan dalam periode perubahan.
Strategi eksplisit memungkinkan orang untuk merencanakan, membuat perubahan, dan
kemudian belajar dari pengalaman. Dari Itami kita melihat bahwa ini beroperasi pada tiga
tingkatan:
1. Dengan memberikan fokus pemersatu.
2. Dengan menciptakan momentum.
3. Dengan mempertahankan ketegangan kreatif.
Strategi harus sederhana dan jelas, berdasarkan konsep inti yang dapat diidentifikasi,
prioritas harus jelas, sumber daya harus dialokasikan dengan jelas, adaptasi dan peningkatan
berkelanjutan harus ditekankan dan harus sesuai dengan budaya perusahaan.
Cooper dan Hingley (1985) mempelajari 17 'pembuat perubahan' di Inggris. Dari
studi ini pola berikut muncul:
 Pengalaman anak usia dini
Perasaan awal tidak aman dan kehilangan menyebabkan dorongan berikutnya dan
kebutuhan untuk mengontrol masa depan mereka sendiri.

2
9
 Pengalaman masa kecil juga mengembangkan kemandirian.
 Motivasi dan dorongan
Elemen yang berulang adalah motivasi dan dorongan yang kuat.
 Sistem nilai
Masing-masing memiliki sistem nilai yang berkembang dengan baik serta visi dan
tujuan yang jelas.
 Tanggung jawab awal
Pengembangan karir eksekutif telah difasilitasi olehtinggi awal tanggung jawab
tingkat.
 Kepemimpinan karismatik
Gaya kepemimpinan dan karisma tidak penting bagi individu yang dipelajari.
 Communicator
Kemampuan untuk berkomunikasi adalah elemen kuat yang semua pembuat
perubahan dimiliki, terutama kemampuan untuk terbuka dan jujur tentang perasaan
dan sikap.
(Norburn, 1988) berfokus pada 108 kepala eksekutif dan 30 eksekutif direktur dari
perusahaan FTSE 500. Dari studi ini ciri-ciri utama yang membedakan kepala eksekutif dari
anggota lain dari tim manajemen puncak adalah sebagai berikut:
 Lama masa jabatan dalam organisasi mereka.
 Tahap awal saat persiapan mereka untuk tanggung jawab manajemen senior dimulai.
 Variasi fungsi manajerial yang mereka alami.
 Kecepatan promosi ke posisi manajemen umum.
 Keterpaparan mereka terhadap budaya dan bisnis luar negeri.
Empat gaya kepemimpinan didefinisikan :
1. Mendelegasikan
Adalah perwakilan atau utusan dengan proses penunjukan secara langsung maupun
secara musyawarah untuk mengutusnya menjadi salah satu perwakilan suatu
kelompok atau lembaga.
2. Berpartisipasi
3. Menjual

3
0
4. Menceritakan.
Kelima rangkaian tindakan berikut tampaknya terbuka untuk mereka:
1. Set nilai.
2. Mendukung pemecahan masalah dan risiko.
3. Desain sistem untuk mendukung tindakan.
4. Fokus pada hal yang dapat diatur.
5. Kembangkan keterampilan pada orang.

Kepala eksekutif melakukan dua hal :


1. Membuka definisi 'bisnis yang kita geluti'
2. Menetapkan nilai-nilai baru.
Inovator adalah manajer yang dapat menerjemahkan ide kreatif ke dalam realitas
komersial atau organisasi. Kinerja manajerial merupakan kombinasi antara pengetahuan dan
keterampilan yang diterapkan dalam praktik. Manajemen adalah tentang menyelesaikan
sesuatu, tentang tindakan.
Pemimpin yang efektif siap untuk menanggapi kebutuhan orang lain, pemimpin
seperti itu mengontrol cukup waktu mereka untuk memberi arahan, mempertahankan usaha,
memelihara momentum, memotivasi orang lain, mengartikulasikan visi, dan sebagainya.
Pemimpin yang efektif mungkin adalah orang yang mampu memenuhi berbagai tuntutan
yang dibuat padanya sambil melakukan keseimbangan yang bisa diterapkan dari berbagai
peran, yang bisa diterapkan untuk organisasi tertentu pada titik waktu tertentu.
Deal dan Kennedy (1982, halaman 8) mungkin benar ketika mereka menyarankan
bahwa 'Bisnis pasti membutuhkan manajer untuk membuat kereta berjalan tepat waktu; itu
lebih membutuhkan pahlawan untuk menghidupkan mesin. ' Mereka selanjutnya
mengatakan bahwa para pahlawan melakukan hal berikut:
 Melambangkan perusahaan ke dunia luar.
 Pertahankan keistimewaan perusahaan.
 Tetapkan standar kinerja.
 Memotivasi karyawan.
 Memberikan model peran.
 Jadikan kesuksesan bisa dicapai dan manusiawi.

3
1
Pemimpin yang efektif tidak takut gagal. Ketakutan akan kegagalan bisa sama
melumpuhkannya dengan ketakutan akan kebebasan (Fromm, 1944). Pemimpin yang dapat
membawa skala manusia ke dalam masalah organisasi dapat melakukan dua hal :
1. Mengatasi tekanan pada diri sendiri, ketakutan pemimpin akan kegagalan, stres
dan tekanan dari keadaan yang harus ditangani.
2. Temukan cara untuk membantu orang lain mengatasi tekanan pada mereka.
Mereka yang tidak mampu melakukannya bergantung pada tiga mekanisme pelarian utama:
1. Otoritarianisme
Adalah bentuk organisasi sosial yang ditandai oleh penyerahan kekuasaan, biaa
disebut juga dengan paham politik otoriter yaitu bentuk pemerintahan yang becirikan
penekanan kekuasaan hanya pada negara atau pribadi tertentu, tanpa melihat derajat
kebebasan idnividu.
2. Konformitas yang tumpul
Adalah suatu jenis pengaruh sosial ketika sesorang mengubah sikap dan tingkah laku
mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
3. Destruktif.
Adalah sebuah kata sifat yang merusak, memusnahkan atau menghancurkan.

LATIHAN DAN DISKUSI

3
2
PERTEMUAN 4

Hari/Tanggal: Selasa/13 Oktober 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kepemimpinan Partisipatif, Delegasi dan Pemberdayaan

KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DAN KEPEMIMPINAN PELAYANAN

Kepemimpinan Partisipatif adalah Gaya kepemimpinan yang dipraktikkan olehseorang


pemimpin yang melibatkan pegawai dalam berbagai jenjang struktur untuk turut
berkontribusi dengan berbagai cara sehingga pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
pimpinan menjadi lebih efektif dan efisian. Pemimpin partisipatif adalah fasilitator yang
berbagi visi yang sama dan nilai-nilai dengan pegawai. Kepemimpinan partisipatif dikaitkan
dengan konsesus, konsultasi, delegasi dan keterlibataN. Tugas utama dari kepemimpinan
parsipatif adalah berkonsultasi dengan pegawai dan mengevaluasi pendapat dan saran
mereka sebelum membuat keputusan akhir Menjadi pemimpin yang partisipatif berarti
melibatkan anggota tim dalam pembuatan keputusan sehingga sangat penting untuk
didengarkan dan dipertimbangkan masukan yang didapatnya.
Implementasi kepemimpinan partisipatif telah mengubah struktur hirearki organisasi
berbasis tradisional ke struktur hierarki organisasi berbasis jaringan dimana struktur sangat

3
3
nonhirerarkis dilaksanakan dari bawah ke atas dan keputusan dibuat secara kolektif dalam
kelompok (Dessler, 2011). Beberapa manfaat dari melakukan kepemimpinan berbasis
partisipatif adalah:
1. Meningkatkan kepuasan kerja: Kepemimpinan partisipatif mampu meningkatkan
kepuasan kerja seluruh pegawai yang ada didalam organisasi
2. Meningkatkan kreativitas dan inovasi
3. Meningkatkan kualitas keputusan: Kepemimpinan partisipatif mampu
meningkatkan kualitas keputusan karena keputusan yang diambil adalah
keputusan bersama yang tentu dipertimbangkan.
4. Meningkatkan kualitas kehidupan kerja: Gaya kepemimpinan partisipatif akan
memiliki kedekatan personal dengan pegawai yang ada didala organisasi karena
ia akan sering berinteraksi.
5. Meningkatkan motivasi kerja pegawai: Kepemimpinan parisipasi mampu
meningkatkan motivasi kerja pegawai yang ada didalam organisasi karena
mereka merasa pemimpin memberikan perhatian yang baik
6. Meningkatkan komitmen organisasional pegawai.

Kepemimpinan partisipatif erat kaitannya dengan kepemimpinan pelayanan. Kepemimpinan


Pelayanan simpel adalah kepemimpinan yang melayani. Disaat ini diperlukan seseorang
pemimpin yang dapat Dimana fokus dari tipe kepemimpinan ini adalah tentang pengikutnya,
kurang lebih ada 3 fokus yang ditekankan dalam gaya kepemimpinan masa kini
memberdayakan orang lain. Dan kepemimpinan pelayanan adalah bagaimana seorang
pemimpin dapat menggabungkan antara saling pengertian, respek dan kejujuran. Sehingga
cara-cara pendekatan yang digunakan menggunakan adalah bagaimana kepemimpinan
dijalankan untuk melihat sebagai peluang untuk melayani sesama. Berbagi kekuasaan dan
menjalankan keterikatan pekerja. Selanjutnya kepemimpinan pelayanan lebih suka
pendekatan sebagai seorang pendengar dan memahami kondisi orang lain.
Berbagi kekuatan adalah salah satu ciri bagi sebagai seorang pemimpin pelayanan untuk
mempersiapkan untu membentuk pemimpin dimasa yang akan datang. Ciri yang paling
terlihat adalah Ketika seorang pemimpin tidak pelit untuk membagi ilmu yang mereka punya
sehingga para pengikutnya menjadi tambah kuat dan pintar. Seorang pemimpin yang

3
4
melayani akan mendahulukan kebutuhan para pengikutnya dan memenuhi kebutuhan para
pengikut, kerja akan lebih optimal dalam mencapai suatu tujuan. Membantu para pengikut
untuk berkembang akan membuat hal luar biasa bagi kemajuan organisasi.
Pemimpin yang partisipatif dan pelayanan sangat menekankan kepada kualitas. Kualitas
adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses
dan tugas. Serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen atau
pelanggan (Goleman, 2002). Kualitas adalah conformance to requirement atau kesesuaian
edngan apa yang disyaratkan maupun distandarkan. Artinya, suatu produk memiliki kualitas
apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Kualitas dalam konteks
kepemimpinan adalah upaya sistematis dan terencana yang dilakukan oleh pemimpin
organisasi untuk memenuhi atau ahkan melebihi harapan pelanggan organisasi (baik
pelanggan internal maupun pelanggan eksternal) melalui penciptaan produk yang
berorientasi pada nilai nilai keunggulan dan kebaikan.

Kepemimpinan memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas kerja
pegawai. Strategi yang dapat dilakukan oleh pemimpin dalam mengimplementasikan
kepemimpinannya untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai melalui beberapa hal menurut
Wijono (2018) :
1. Pemimpin perlu mendesain pelatihan yang kontekstual (sesuai dengan pekerjaan
aktual yang diemban), berkesinambungan, memadai dan sesuai dengan pekerjaan
aktual yang dapat meningkatkan kualitas kerja pegawai.
2. Pemimpin memberikan kesempatan bagi pegawai untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi dan disertai dengan penyediaan alternatif bantuan keuangan
bagi pegawai yang melanjutkan pendidikan.
3. Pemilihan tutor atau mentor. Pemimpin perlu merekrut dan memfasilitasi pegawai
untuk memperoleh tutor yang sesuai dengan kebutuhan dalam meningkatkan kualitas
kerja pegawai.
4. Pemberian kesempatan studi banding. Pemimpin perlu memberikan kesempatan
kepada pegawai untuk melakukan studi banding atau benchmark terhadap
perusahaan lain ang lebih besar.

3
5
5. Pemimpin perlu menyusun kembali formula penghasilan yang memadai bagi
pegawai karena penghasilan yang memadai akan menjadi sumber motivasi dan
mampu meningkatkan antusiasme pegawai dalam bekerja
6. Pemimpin perlu menetapkan jam kerja yang proporsional sehingga pegawai akan
bekerja dengan fokus dan tanpa beban.
7. Pemimpin perlu mempersiapkan jenjang karier yang memadai bagi pegawai yang
mampu secara berkesinambungan dan progresif menigkatkan kualitas pekerjaannya.

Sehingga ciri-ciri pemimpin yang berkualitas adalah fokus, percaya diri, transparansi,
integritas, inspirasi, gairah, kreativitas dan Inovasi, kesabaranm tahan uji, otentik, terbuka
terhadap kritik, partisipatif, pemberi Solusi dan pemotivasi bawahan.Selanjutnya akan
dibahas beberapa karakter pemimpin pada masa kini dan masa yang akan datang.

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF

Seorang pemimpin dalam organisasi haruslah pandai dalam memotivasi para anggota nya
agar masing-masing individu dapat bekerja dengan tulus dan maksimal. Peran pemimpin
dalam memotivasi bawahannya pastinya akan berdampak positif pada tingkat kepuasan kerja
dari masing-masing anggota. Dengan adanya motivasi dalam organisasi, setiap individu
akan merasa lebih percaya diri dan dapat membangun energi positif dari dirinya sendiri.
Seorang pemimpin yang baik, pastinya tidak akan membiarkan anggotanya terjebak dalam
keputusasaan. Maka dari itu, pemimpin dituntut untuk dapat memahami segala
permasalahan dalam organisasi dan berusaha untuk memecahkan masalah tersebut secara
bersama-sama. Dengan membangun komunikasi dan ikatan terhadap bawahannya, hal itu
tentu dapat membuat karyawan lebih termotivasi dan lebih percaya diri untuk memberikan
ide dan inovasi terbaru untuk mencapai tujuan perusahaan.
Namun jika antara karyawan dan Pemimpin tidak memiliki komunikasiyang baik pasti
nya akan menyebabkan menurun nya kinerja karyawan karena tidaj adanya harmonisasi
antara karyawan dan Pemimpin. Karywan cenderung akan bersifat pasif dan engan untuk
memberikan kinerja terbaik nya, dan mengakibatkan terjadinya kegagalan dalam mencapai
tujuan perusahaan. Sehinga dapat disimpulkan bahwa peran pemimpin sangat penting untuk

3
6
meningkatkan motivasi bagi karyawan nya sehinga kinerja meningkat dan individu tersebut
selalu memberikan yang terbaik bagi organisasi atau kelompoknya. Sehingga beberapa hal
yang ditekankan untuk menjadi pemimpin masa depan adalah:
1. Menginspirasi dan Memotivasi. Pemimpin yang baik dan hebat adalah yang mampu
menciptakan proyek masa depan, dan pemimpin juga akan memberikan gambaran
proyek tersebut dengan jelas dan menarik sehingga memotivasi anggota agar dapat
meraihnya.
2. Memiliki Integritas dan Kejujuran Tinggi. Penting sekali dalam hal ini Integritas dan
kejujuran yang tinggi , pemimpin harus melakukan apa yang pernah mereka ucapkan
dan anggota pasti akan melalukan hal yang sama, dan juga dalam hal kejujuran penting
sekali dalam kepemimpinan harus berkata atau menjawab sesuatu dengan jujur
meskipun akan menimbulkan konflik dengan anggota, tetapi pemimpin dan anggota
akan tetap bekerja dengan baik selagi bisa didiskusikan dengan baik dan bekerja sama
dengan baik,
3. Pelajari dan Selesaikan Masalahnya. Pemimpin mempunyai skill yang tidak dimiliki
oleh rekan yang lainnya dikarenakan pemimpin dilatih untuk mempelajari suatu
masalah dan menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.
4. Bekerja Agar Hasilnya Tercapai. Jika ada beberapa anggota yang melihat dibelakang
dan hanya melihat prosesnya, namun disinilah tugas seorang pemimpin untuk terjun
bersama anggota agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik, dan seorang
pemimpin mempunyai kekuatan untuk memberikan dorongan kepada anggotanya agar
target tecapai tepat waktu.
5. Komunikasi yang Bagus. Ada banyak cara seorang pemimpin untuk berkomunikasi
dengan anggotanya , hal yang tepenting adalah pekerjaan selesai dengan baik dan tepat
waktu dengan apapun media komunikasinya, tidak lupa pemimimpin harus
memberikan jobdesc yang jelas dan teus berkomunikasi dengan anggota agar pekerjaan
berjalan dengan benar sesuai rencana.
6. Memiliki Hubungan Erat. Pemimpin haruslah memilki hubungan yang baik dengan
semua anggotanya , pemimpin harus mempercayai anggotanya dan sebaliknya. Seorang
pemimpin mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam organisasi dan artinya
hubungan didalam organisasi harus tercipta dengan baik.

3
7
7. Bersikap Profesional. Pemimpin harus bersikap professional dalam segala hal, dan
tentu dalam membimbing anggotanya.

A. Memberikan Strategi. Pemimpin harus mempunyai misi dan visi jangka panjang, dan
mempunyai solusi dalam mengalami masalah yang besar, karna pemimpin dituntut
untuk menjadi orang yang taktis dalam menghadapi persaingan pasar yang ada.

B. Bersifat Membangun. Pemimpin yang baik hendaklah terus membangun dan


mengembangkan skill dan profesionalitasnya, mereka mencari anggota yang baik
dan memberikan training yang baik agar bisa menjadi generasi penerus yang baik.

C. Melakukan Inovasi. Dalam bidang bisnis, pemimpin harus teus berinovasi agar dapat
bertahan di tengah kompetisi yang ketat.

3
8
PERTEMUAN 5

Hari/Tanggal: Selasa/20 Oktober 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Model Bisnis Sociopreneurship

MEMAHAMI SOCIAL ENTERPRISE DI INDONESIA

Dalam masa pandemi covid-19, masyarakat Indonesia mulai tergerak untuk melakukan
kegiatan sosial secara formal maupun informal untuk dapat meringankan beban dari
masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi. Hal ini juga mendorong konsep gotong
royong yang menjadi keunikan bagi masyarakat Indonesia untuk dapat menyelesaikan
masalah ketimpangan saat ini. Hal ini akan menjadi tren organisasi usaha dimasa yang akan
datang dimana dorongan seseorang untuk menerapkan konsep usaha berbasis kebajikan akan
banyak ditemui di Indonesia. Konsep perusahaan sosial (social enterprise) secara formal
diakui pertama kali oleh Pemerintah Indonesia di Indonesia 2015, ketika Dewan Perwakilan
Rakyat memperkenalkan RUU Kewirausahaan Nasional dan termasuk definisi perusahaan
sosial. Ekonomi Indonesia memiliki banyak fitur Mikro, Kecil dan Usaha Menengah
(UMKM), yang berkontribusi 57,6% terhadap PDB dan mencakup hampir 97% dari total
tenaga kerja. Sekitar 3,1% penduduk Indonesia populasi diidentifikasi sebagai pengusaha,
meningkat 1,4% dalam dua tahun.1 Sama seperti perusahaan lain, perusahaan sosial juga
mencari untuk menghasilkan keuntungan. Perbedaannya adalah sosial itu perusahaan juga
dimotivasi oleh misi sosial dan menginvestasikan kembali sebagian besar keuntungannya

1
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, seperti dikutip oleh Menteri Koperasi dan Usaha Mikro dan
Kecil

3
9
menuju misi mereka yang dinyatakan. Bisnis ini mengatasi berbagai masalah, dari
lingkungan hingga ketidaksetaraan ekonomi dan seterusnya, dan sering berhasil
memberdayakan masyarakat yang terpinggirkan dengan menyediakan akses untuk
pendidikan, kesehatan dan layanan lainnya.
Dalam RUU Kewirausahaan Nasional Indonesia, perusahaan sosial didefinisikan
sebagai usaha yang memiliki visi dan misi untuk dipecahkan masalah sosial dan
berpromosi positif perubahan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan melalui
kegiatan yang dimiliki dampak yang terukur, dan yang menginvestasikan Kembali
sebagian besar keuntungannya untuk mendukung misi 2. Sementara usaha sosial
sangat luar biasa beragam, beberapa tren yang jelas menunjukkan nilai tertentu yang
ditawarkan perusahaan sosial di Indonesia:
1. Banyak perusahaan sosial bekerja mempromosikan inklusivitas dan mengatasi
ketidaksetaraan, khususnya melalui berbasis masyarakat model dan
memberikan peluang untuk wanita.
2. Perusahaan sosial sering beroperasi di luar ibukota dan kota-kota besar,
menciptakan peluang kerja di seluruh Indonesia dan berusaha untuk mengatasi
Kesenjangan kekayaan yang signifikan di Indonesia.
3. Mayoritas pengusaha sosial muda dan menunjukkan kekuatan komitmen untuk
menyelesaikan masalah sosial di Indonesia komunitas mereka.
4. Tiga sektor teratas untuk perusahaan sosial adalah industri kreatif, pertanian
dan perikanan, dan Pendidikan.

Definisi mengenai perusahaan sosial dalam konteks Indonesia kemudian dapat


diartikan sebagai bisnis apa pun yang terutama dimotivasi oleh misi sosial atau
lingkungan dan menginvestasikan kembali proporsi yang signifikan keuntungan
menuju misi ini (British Council, 2018). Penelitian Social Enterprise di Indonesia
oleh Pratono, Pramudija, dan Sutanti (2016), mengemukakan tipologi empat model
wirausaha sosial di Indonesia. Tipologi pertama termasuk perusahaan sosial yang
telah muncul dari organisasi nirlaba (NPO), yang mereka sebut NPO Wirausaha.
Perusahaan sosial ini terintegrasi misi sosial dan kegiatan ekonomi mereka untuk

2
Berdasarkan RUU Kewirausahaan Nasional oleh Dewan Perwakilan Rakyat

4
0
memastikan keberlanjutannya, dan mengadopsi pemerintahan sendiri dan model tata
kelola independen. Selanjutnya, perusahaan sosial yang muncul dari organisasi
kepentingan Bersama disebut Koperasi Sosial.
Perusahaan sosial ini mengandalkan sumber daya mereka sendiri dalam hal keuangan
dan pengelolaan. Disamping itu, pengembangan Masyarakat adalah usaha sosial
yang berusaha untuk memecahkan masalah dalam komunitas mereka dan fokus pada
peningkatan alokasi sumber daya lokal untuk kepentingan masyarakat. Mereka
menyatukan kegiatan sosial dan ekonomi dan mengelola masyarakat dengan bantuan
pemimpin setempat (Pratono dkk, 2016). Terakhir, bisnis sosial berusaha untuk
mencapai dampak sosial dengan berfokus pada keberlanjutan finansial. Mereka
menjalankan organisasi mereka sebagai bisnis professional. Ada beberapa tren yang
muncul di Indonesia lanskap perusahaan sosial. Purnomo dan Kurniawan (2017),
menemukan bahwa ada minat yang tumbuh di sosial kewirausahaan di kalangan
generasi muda. Dari sisi sector lebih didominasi pada sector pertanian, finansial,
layanan, kesehatan, pendidikan, dan perikanan.
Kinerja usaha yang terkena dampak negatif atas wabah Covid-19 yang mendapatkan
pengaruh yang besar seperti pariwisata, hotel, restoran, transportasi, agen perjalanan,
manufaktur, proprerti dan konstruksi harus berupaya untuk merubah perilaku usaha
mereka dengan menyesuaikan dengan keadaan kenormalan baru (new normal)
didalam menjalankan usaha mereka. Gangguan aktivitas usaha akan menurunkan
kinerja bisnis, sehingga pada scenario terburuk akan terjadi pemutusan hubungan
kerja dan bahkan mengalami kebangkrutan. Empat hal yang dapat menyebabkan
perubahan dalam siklus bisnis dan usaha pada masa pandemi ini dapat dilakukan
melalui:
1. Investasi Ketika ekonomi berkembang, penjualan dan laba terus meningkat,
sehingga perusahaan berinvestasi di pabrik dan peralatan baru, menciptakan
lapangan kerja baru dan lebih banyak ekspansi. Ketika kontraksi, yang terjadi
adalah sebaliknya.
2. Suku bunga dan kredit suku bunga rendah, perusahaan melakukan investasi
baru, menambah pekerjaan. Ketika suku bunga naik, investasi berkurang dan
pertumbuhan pekerjaan berkurang.

4
1
3. Konsumsi dan ekspektasi konsumen optimisme terhadap ekonomi yang akan
berkembang memicu lebih banyak pengeluaran, sementara ketakutan akan
resesi akan menurunkan pengeluaran konsumen.
4. External Shocks, seperti gangguan pasokan minyak, perang, atau bencana
alam dan shock yang lain sangat memengaruhi output perekonomian

Disamping itu, terdapat beberapa perubahan lain yang terjadi dimasa yang akan
datang seperti kelincahan, dinamis, seluruh pekerja akan berkomunikasi secara
virtual. Inovasi, Kreasi dan Gangguan (Disruptions) akan menjadi suatu hal yang
sangat normal dimasa yang akan datang. Inovasi, kreasi dan gangguan sudah
bagaikan norma yang perlu ditaati dan tidak bisa dilanggar di masa depan.
Disamping itu, perkembangan organisasi usaha dimasa yang akan datang akan selalu
Terhubung selama 24 jam adalah hal yang wajar. Peranan teknologi informasi yang
semakin hebat dan canggih di masa depan akan memungkinkan kita semua untuk
bisa terhubung selama 24 jam. Transformasi pekerjaan dan keterampilan kerja akan
terus bertambah. Mungkin beberapa di antaranya adalah jenis profesi yang semakin
bertambah, permintaan keterampilan kerja yang semakin bervariasi dan lain
sebagainya.
Jika ada satu kata yang bisa menggambarkan dunia usaha di masa depan, itu adalah
Digital. Semuanya tentang digital dan semuanya tentang teknologi informasi yang
sangat canggih. Maka terdapat beberapa rekomendasi bagi pelaku usaha di Indonesia
untuk benar-benar mewujudkan ambisi digitalnya dimasa yang akan datang melalui:
1. Membangun infrastruktur digital. Ini melibatkan pengembangan rencana
investasi pemerintah yang terfokus untuk pengembangan digital, termasuk
pembangunan infrastruktur, pemberian layanan pemerintah, dan penyemaian
ekosistem.
2. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan konsumen. Ini dimulai dengan
mengembangkan visi nasional yang menarik untuk masa depan digital
Indonesia, dengan jelas merangkum manfaat masa depan digital bagi bangsa.
Ini juga termasuk menempatkan kebijakan yang diterapkan seputar keamanan
siber dan privasi data untuk meningkatkan kepercayaan konsumen.

4
2
3. Mengembangkan tenaga kerja yang siap untuk masa depan. Proyek dan
kebijakan nasional yang mendasar diperlukan dalam bidang-bidang seperti
tenaga kerja dan pengembangan keterampilan siswa.

PERTEMUAN 6

Hari/Tanggal: Selasa/27 Oktober 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kepemimpinan Berbasis Dinamika Perubahan Bisnis

Peluang Tantangan Manajer di Industri 4.0

Pertanyaannya adalah bagaimana manajemen menyikapi perubahan industri 4.0 ini? Saat ini
dunia bisnis memiliki tantangan yang disebut dengan keadaan VUCA atau singkatan dari
Volatile, Uncertain, Complex dan Ambigous. Volatile adalah suatu keadaan dimana langkah
perubahan meningkat pada setiap hari. Keadaan saat ini sangat cepat mengalami perubahan
seperti perubahan perilaku berbelanja masyarakat menjadi cashless dengan menggunakan
fintech atau dengan melakukan belanja secara online. Uncertain adalah keadaan dimana
sumber perubahan dan konsekuensinya kurang dapat diprediksi. Keadaan perubahan
industry 4.0 membuat beberapa perusahaan harus gulung tikar karena tidak dapat bersaing
dengan perusahaan yang sudah mapan dalam bidang teknologi.

Complex adalah keadaan dimana sebab dan akibat hubungan lebih sulit untuk dilihat pada
bisnis saat ini. Berbagai masalah muncul pada era ini sehingga pada puncaknya akan
mengganggu seluruh jaringan bisnis seperti wabah corona virus (Covid-19) pada tahun 2020
yang telah menjadi pandemic di seluruh dunia mengakibatkan keruntuhan perusahaan dan
ekonomi diseluruh dunia. Ambigous adalah keadaan masa kini dan masa depan agak kabur.
Saat ini dengan keadaan ekonomi yang sudah kurang menentu membuat beberapa
perusahaan harus mencari ide bisnis yang baru untuk dapat bertahan di era ini.

4
3
Namun VUCA yang awalnya masalah dapat disikapi dengan baik apabila dapat merubah
tren VUCA yang lama menjadi VUCA yang baru yaitu Vision, Understanding, Clarity dan
Agility sesuai dengan tabel 2.0. Vision adalah keadaan dimana seorang manajer harus dapat
mewujudkan visi, manajer memastikan fungsi organisasi dapat berjalan dengan baik.
Understanding adalah keadaan dimana manajer harus mau menjadi lebih peka dan
memahami semua perbedaan etnis, budaya dan gender serta bersedia merancang dan
mengimplementasikan proses komunikasi yang baru dan berbeda. Clarity adalah dimana
keadaan dimana manajer harus bersedia memberikan komitmen penuh dalam upaya
mendayagunakan pengikut yang beragam secara efektif dan jelas. Agility adalah keadaan
dimana seorang manajer harus dapat memiliki kecepatan untuk dapat beradaptasi sesuai
dengan perubahan yang terjadi pada organisasi.

Tabel 3.0 Perubahan VUCA


VUCA lama VUCA Baru
Volatility Vision
Uncertainty Understanding
Complexity Clarity
Ambiguity Agility
Sumber: agilityconsulting.com

Pada era Industri 4.0 ini terjadi beberapa perubahan pekerjaan yang akan hilang dari industry
seperti pekerjaan yang bersifat rutinitas seperti layanan purna jual yang digantikan dengan
sistem tekhnologi yang canggih, kegiatan produksi pada pabrik akan banyak menggunakan
peran dari robot dan lainnya. Namun disamping itu terdapat pekerjaan yang akan muncul
baru seperti vlogger, perusahaan startup, food stylist, Online seller, Sociopreneur dll. Maka
dari itu fenomena ini harus ditangkap sebagai peluang pada perusahaan untuk dapat
menggunakan literasi digital dengan baik agar dapat meningkatkan pertumbuhan
perusahaan.

Terdapat beberapa peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan didalam menyikapi perubahan
pada Industri 4.0 ini yaitu:

4
4
1. Kembali ke natural (Back to Nature).

Sebagai seorang warga negara Indonesia harusnya melihat beberapa potensi bisnis
yang dapat di ambil dari sisi alam di Indonesia. Sebagai contoh budidaya daun kelor
atau moringa yang memiliki khasiat lebih baik dari pada susu dan bayam. Sehingga
sebetulnya pemanfaatan daun kelor dapat dimanfaatkan untuk perbaikan gizi pada
masyarakat terpencil di wilayah Indonesia. Hal lainnya yang dapat dilihat adalah
pemberdayaan udang mantis di beberapa pesisir laut di Indonesia yang memiliki nilai
jual yang tinggi. Udang ini memiliki peran sebagai suatu pembersih dilautan
sehingga jika udang ini dieksploitasi hingga habis dapat menyebabkan kepunahan
bagi ikan tongkol dan beberapa ekosistem lainnya.

2. Memecahkan masalah sosial, lingkungan dan masyarakat.

Ide termudah untuk dapat memanfaatkan peluang pada era ini adalah dapat
mengembangkan bisnis adalah bagaimana seorang manajer dapat memecahkan
masalah pada lingkungan sekitar. Sebagai contoh Gojek yang awalnya muncul dari
ide seorang nadiem makarim yang ingin memiliki akses transportasi yang cepat dan
mudah dengan mengembangkan sebuah aplikasi yang terintegrasi dengan fintech
Gopay untuk dapat memecahkan masalah transportasi di Indonesia. Contoh lainnya
adalah Airbnb yang dapat memecahkan masalah bagi budget traveler yang memiliki
dana terbatas namun mendapatkan penyewaan apartemen atau rumah sewa dengan
harga yang relatif murah.

3. Sharing Economy.

Ekonomi berbagi adalah cara mendistribusikan barang dan jasa yang berbeda dari
model tradisional perusahaan yang mempekerjakan karyawan dan menjual produk
kepada konsumen. Dalam ekonomi berbagi, individu dikatakan menyewakan atau
berbagi hal-hal seperti mobil, rumah, dan waktu pribadi mereka kepada individu lain
dengan cara peer-to-peer. Ada dua jenis utama perusahaan ekonomi berbagi. Model
bisnis komersial di mana perusahaan menyediakan (dengan biaya) aplikasi seluler

4
5
yang digunakan pemasok dan pelanggan untuk membeli dan menjual barang atau
jasa. Inisiatif nirlaba, biasanya didasarkan pada konsep perpustakaan peminjam
buku, di mana barang dan jasa disediakan secara gratis atau untuk berlangganan
sederhana.

Manajemen Inovasi

Dalam konteks manajemen saat ini diperlukan lingkungan memiliki kreatifitas yang
tinggi, dikarenakan menjalankan sistem manajemen saja tidak cukup, karena harus
diimbangi dengan konsep inovasi. Manajemen Inovasi adalah usaha sistematik untuk
meningkatkan kejelian melihat peluang inovasi, mengembangkan budaya organisasi, yang
menjadikan perusahaan lebih inovasi, peningkatan kemampuan pengelolaan proyek-proyek
inovatif dan mengembangkan sistem dan struktur yang mendorong tumbuhnya inovasi.

Manajemen inovasi lebih menekankan pada proses penciptaan dan pengembangan ide-ide
baru. Manajemen teknologi lebih menekankan pada akuisisi dan aplikasi dari hasil inovasi
atau proses difusi Inovasi merupakan proses yang kompleks, meliputi beberapa tahapan dan
memerlukan perhatian yang berbeda terhadap waktu dan strategi perusahaan. Utterback
(1971) menyatakan proses inovasi ada tiga proses yang dilalui:

1. Bagaimana dapat membangkitkan ide-ide yang baru.

2. Penyelesaian masalah yang dilakukan melalui kegiatan riset dan pengembangan, yang
hasilnya memiliki luaran yang memiliki kesan bagi masyarakat luas.

3. Implementasi hasil penemuan sehingga mempercepat inovasi. Sedikit masalah akan


terjadi jika proses inovasi memberikan dampak bagi ekonomi yang signifikan bagi
perusahaan.

Beberapa proses inovasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

4
6
1. Membuat suatu perubahan yang cukup signifikan pada produk dan proses produksi

Fokus utamanya adalah:


a. Produk utama/pergantian proses

b. Menciptakan atau perubahan industri

c. Ciri khas, yang pertama kali diluar perusahaan

2. Melakukan penambahan fitur pada produk dan proses produksi agar perusahaan
dapat bertahan pada Industri 4.0. Fokus utamanya adalah:

a. Penambahan produk/perbaikan proses


b. Memperbaiki posisi bersaing pada industri
c. Melakukan hal yang pertama kali dilakukan dalam perusahaan

Seorang manajer yang visioner harus mampu mengubah paradigma lama yang sudah tidak
sesuai dengan perkembangan zaman, kemudian menciptakan strategi yang innovatif dengan
pemikiran konseptual, sistemik, strategic dan aplikatif. Terdapat beberapa lima komponen
yang mempengaruhi keberhasilan inovasi sampai pada tahapan komersialisasi:

1. Pembangkitan ide-ide (ideas generator)


2. Kemampuan memelihara teknologi dan pasar (Technological and market gatekeepers)
3. Kewirausahaan (Project champion)
4. Manajer proyek dan pemimpin (project manajer and leader)
5. Sponsor (Coach)

Kepemimpinan Berbasis Mindset Perubahan

Perubahan organisasi adalah suatu proses berpindah dari keadaan saat ini menuju masa
depan yang diinginkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pada saat ini seharusnya setiap
organisasi bukan menunggu masa depan, namun sudah harus menciptakan dan

4
7
mempersiapkan masa depannya masing-masing. Tujuan dari melakukan perubahan didalam
sebuah organisasi adalah untuk dapat memperbaiki cara yang sudah ada melalui pendekatan
sumberdaya dan kapabilitas organisasi. Diharapkan setiap organisai dapat menciptakan nilai
dan meningkatkan hasil yang didapat bagi para stakeholders.
Perubahan organisasi adalah suatu aktivitas untuk dapat menyusun kembali berbagai
komponen yang ada agar dapat melakukan adaptasi pada kondisi pasar saat ini. Dikarenakan
sangat pentingnya perubahan dalam keadaan saat ini yang sangat cepat berubah maka
sebuah organisasi diharapkan untuk tidak menunda perubahan dan membiarkan organisasi
untuk mengalami kemunduran. perubahan organisasi akan menimbulkan respon dari internal
organisasi. Meskipun perubahan organisasi tidak langsung memberikan manfaat yang besar
bagi kemajuan organisasi namun perubahan dapat memberikan proses transformasi dari
keadaan yang sekarang menjadi keadaan yang akan datang (Windardi, 2005).

Manajemen perubahan pada industri 4.0 adalah sebuah pendekatan terstruktur untuk
membantu organisasi dan lingkungan internal dapat melakukan transisi perpindahan menuju
keadaan yang diharapkan (Rebecca & Jeanenne, 2004). Dengan kata lain, manajemen
perubahan dapat digambarkan sebagai suatu proses yang sistematik untuk mengatur suatu
pergeseran didalam organisasi agar dapat merelealisasikan sesuatu yang baru secara efektif
melalu kerjasama tim didalam perusahaan. Pada dasarmya terdapat dua pendekatan didalam
melakukan perubahan yaitu perubahan terencana dan perubahan darurat. Perubahan
terencana dilakukan apabila suatu perusahaan melakukan perbaikan yang masih dapat
direncanakan untuk dapat dimplementasikan dimasa yang akan datang, sehingga bersinergi
dengan strategi perusahaan. Namun perubahan darurat, lebih disikapi dengan suatu
perubahan yang memiliki urgensi sangat besar karena kondisi yang memaksakan untuk
melakukan perubahan.

Pada implementasinya persoalan kepribadian, persepsi dan kebthan membuat para karyawan
biasanya akan melakukan penolakan terhadap perubahan yang diimplementasikan didalam
perusahaan. Salah satu yang susah untuk dirubah adalah faktor kebiasaan, rasa aman dan
nyaman, ekonomi, teknologi yang baru dan keraguan untuk dapat berhasil yang
menyebabkan penolakan individual. Hal ini dapat diselesaikan dengan menggunakan 6

4
8
taktik yaitu pendekatan Pendidikan dan komunikasi; partisipasi dari seorang manajer;
memberikan dukungan dan kemudahan; manipulasi dan kooptasi; paksaan dan negosiasi
(Kotter, et.al 1979). Disamping itu ada metode yang baik dengan menggunakan
memunculkan kesadaran, keinginan, pengetahuan, kemampuan dan penguatan didalam
melakukan perubahan, sehingga berbagai macam penolakan didalam perusahaan dapat di
kurangi.

PERTEMUAN 7

Hari/Tanggal: Selasa/03 November 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Etika dan Estetika Kepemimpinan Bisnis

ETIKA, ETIKET & MORAL

Bicara istilah etika terkadang rancu dengan istilah etiket & moral, walaupun masing-masing
memiliki makna sendiri-sendiri. Moral/moralitas merupakan dasar pembentuk etika & lebih
mengarah pada acuan penilaian pada perbuatan yang dilakukan seseorang. Etika pada upaya
pengkajian sistem nilai yang berlaku dan menjadi acuan bertindak.
Menyamakan/mengecilkan kebedaan Etika & Etiket dapat diacu pada:
 pembenaran menurut kesepahaman makna (baik-buruk, salah-benar, bengis-tidak
bengis).
 Keyakinan agama, nilai & norma yg dianut tiap orang, masyarakat & negara dalam
episteme zamannya.

Kata ETIKET (Etiquete) berasal dari bahasa Perancis yang menyandang arti tata cara
pergaulan yang baik antar- sesama manusia. Etiket lebih merupakan penerapan praktis dari
etika. Implementasinya akan bervariasi antar-tempat, antar-budaya, antar-orang, antar
profesi & antar-masyarakat sebagai hasil dari adab sopan-santun yang bergerak dan bergeser

4
9
menurut perkembangan zaman. Dengan demikian, etiket merupakan sarana untuk
kelancaran berkomunikasi di dalam pergaulan dan juga membantu pencapaian suatu cita-
cita:

Kata Etika (Etica; latin): berarti falsafah moral sebagai pedoman cara hidup yang benar
dilihat dari sisi pandang agama, norma sosial & budaya. Etika berkaitan dengan kata moral
(Mos; Mores; jamak: Latin) yang berarti adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan baik (kesusilaan) & menghindari perbuatan atau tindakan yang buruk
(asusila). Etika disebut Ethos (bahasa Yunani) yang mengindikasi: suatu adat
kebiasaan/watak kesusilaan. Semangat khas kelompok tertentu: ethos kerja, kode etik
kelompok profesi Norma yang dianut kelompok, golongan & masyarakat tertentu mengenai
perbuatan yg baik-benar Studi tentang prinsip-prinsip perilaku yang baik & benar sebagai
falsafat moral.

Tiga norma umum pembeda etika & etiket (sims 2003)

1. Norma SOPAN-SANTUN sebagai norma pengaturan perilaku keseharian & sikap


lahiriah manusia dalam melakukan relasi sosial dengan sesama (cara bicara, bertamu,
makan berpakaian, dll)
2. Norma MORAL, terkait dengan komponen penilaian tentang baik & buruk, benar &
salah, tepat & tidak tepat terhadap segala tindakan & tingkahlaku manusia di suatu
masyarakat.
3. Norma HUKUM: seperangkat aturan pemerintah dalam rangka menjamin
kelangsungan hidup berbangsa & bernegara.
4. Menentukan ekspektasi etika yang diharapkan komunitas & mencoba mengatur serta
mendorong pada perbaikan masalah yang dipandang buruk atau tidak baik dalam
komunitas.
5. Sebagai suatu norma dimana aturan-aturan diberlakukan secara tegas menyangkut
keselamatan dan kesejahteraan banyak orang dalam kehidupan bermasyarakat.

5
0
Etika didalam bisnis. Etika sebagai kajian moralitas menyelidiki standar moral perseorangan
& standar moral masyarakat. Moralitas sbg pedoman bertingkahlaku bagi
individu/kelompok menetapkan segala sesuatu mengenai apa yang benar & salah, apa yang
baik & buruk serta apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Standar moral dipelajari
(evolusioner) tanpa disadari, mulai dari lingkungan rumah, teman sepergaulan, lingkungan
sekolah, lingkungan tempat kerja dan masyarakat luas. Konstruksi sosial (pembelajaran &
pengalaman intelektual) seseorang akan mengkaji ulang hal-hal yang telah diperoleh. Etika
sebagai kajian moralitas menyelidiki standar moral perseorangan dan standar moral
masyarakat . Moralitas sebagai pedoman bertingkahlaku bagi individu atau kelompok
menetapkan segala sesuatu mengenai apa yang benar dan salah, apa yang baik dan buruk,
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Standar moral dipelajari sambil berjalan
(evolusioner) tanpa disadari, dimulai dari lingkungan rumah, teman sepergaulan, lingkungan
sekolah, lingkungan tempat kerja dan masyarakat luas. Konstruksi sosial (pembelajaran dan
pengalaman intelektual) seseorang akan mengkaji ulang hal-hal yang telah didapat selama
itu. Beberapa Standar moral dalam bisnis:

1. Standar moral menyangkut persoalan serius yang menguntungkan atau merugikan


manusia;
2. Standard moral tidak ditentukan oleh suatu lembaga formal atau pemegang otoritas;
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada kepentingan perseorangan;
4. Standar moral ditetapkan berdasar pertimbangan yang adil, tidak memihak; dan
5. Standar moral berhubungan dengan emosi tertentu, seperti perasaan malu, bersalah
dan sedih.

Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan pada pemahaman tentang moral yang benar dan
yang salah, dengan fokus perhatian pada kebijakan bisnis, kelembagaan dan perilaku
pebisnis, termasuk kajian tentang standar formal dan penerapannya ke dalam sistem
organisasi yang memproduksi dan mendistribusi barang dan jasa kepada masyarakat.
Penyakit River Blindness menyerang 18 juta penduduk miskin di sepanjang sungai tropika
Afrika dan Amerika Latin (Mikrofilaria Cacing parasitik) karena penggunaan pestisida
menimbulkan kekebalan pada parasit tsb

5
1
 Pada 1979 Dr. William Campbell peneliti di perusahaan Merck menemukan
bahwa Ivermectin (obat hewan dengan omzet 300 juta USD) dapat digunakan
untuk membasmi parasit tersebut.
 Campbell dan Tim mengusulkan pada Dr. Vagelos (CEO) untuk membuat
Ivermectin yang murah, aman dan sederhana untuk manusia. Terjadi
perdebatan seru di perusahaan; WHY??

Kasus Enron: Menurut majalah Fortune (April 2001), Enron disebut sebagai perusahaan
Most Innovative & menduduki peringkat 7 besar perusahaan di Amerika. Tetapi, 6 bulan
kemudian (Desember 2001) Enron diumumkan bangkrut.
 Kejadian ini dikenal sebagai “Penipuan accounting terbesar abad 20”.
 Dua belas ribu karyawan kehilangan pekerjaan.
 Pemegang saham kehilangan US$ 70 Trilyun dalam sekejap ketika nilai
saham turun menjadi nol.
 Skandal ini dilakukan oleh Andrew Fastow, Chief Financial officer bekerja sama
dengan akuntan public Arthur Andersen dgn memanfaatkan celah akuntansi
(menggunakan special purpose entity) karena aturan accounting membolehkan
perusahaan untuk tidak melaporkan keuangan special purpose entity bila ada pemilik
saham independent dengan nilai minimum 3%.
 Dengan special purpose entity tadi, Enron kemudian meminjam uang ke bank
dengan menggunakan jaminan saham. Uang hasil pinjaman digunakan untuk
menghidupi bisnis Enron.

5
2
PERTEMUAN 8

Hari/Tanggal: Selasa/10 November 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Estudy
Topik: Ujian Tengah Semester

Kerjakan Semua Soal (100%)

1. Banyak orang berkata bahwa menjadi seorang pemimpin adalah “bakat alami sejak
lahir”. Sama seperti Superman yang sejak lahir memiliki kekuatan super, ia butuh
bertahun-tahun untuk memahami dan mengasah potensinya. Begitu ia menyadari
potensinya, ia pun menjadi pahlawan super. Namun, tidak semua orang memiliki bakat
sejak lahir menjadi pemimpin layaknya Superman. Tapi yang pasti, beberapa pemimpin
lebih mirip seperti Batman, yang mungkin tidak terlahir dengan bakat inheren sebagai
pemimpin, namun memiliki semangat untuk selalu berjuang dan mengatasi segala
tantangan hingga menjadi pemimpin ulung.

Kepemimpinan Superman Kepemimpinan Batman


Taklukkan segala batasan Memahami kompetisi
Siap bersaing Memahami kompetisi

5
3
Terus gali talenta diri Mengandalkan teknologi
Pantang menyerah Selalu siap beraksi
Melayani sesama Berani ambil risiko
Jika tipe kepemimpinan ini dikaitkan dengan Business Leadership pada Industri 4.0
yaitu bagaimana mengatasi VUCA. Siapakah yang paling tepat akan memenangkan
pertarungan antara kepemimpinan antara Superman Vs Batman untuk dapat bersaing
pada Industri 4.0? Berikan detail justifikasi anda sesuai dengan teori yang dipelajari
dikelas!
2. Uraikanlah dengan singkat dan jelas apa kaitan kepemimpinan dengan pemikiran out of
the box para CEO muda seperti Belva Devara, Larry Page, Mark Zuckenberg, Zhang
Yiming saat ini untuk "Memudahkan Sesamanya" dalam transportasi, bimbel,
berkolaborasi, mencari lokasi dan hiburan! Kemukakanlah dari sisi bahasan dari bidang
ilmu kepemimpinan bisnis, bagaimana dan apa yang membuat mereka bisa menjadi
sukses?
3. Salah satu karyawan senior Anda ditugaskan pekerjaan baru yang penting bagi tim Anda
dalam waktu dekat. Meskipun dia bersemangat tentang pekerjaan baru, dia tidak memiliki
pengalaman dengan tugas itu. Sebagai seorang pemimpin, bagaimana Anda akan
memotivasi dia untuk mengambil tugas dan melangkah lebih jauh (kaitkan jawaban anda
dengan teori kepemimpinan bisnis yang tepat)?
4. Baru-baru ini, anda telah menghadapi masalah dengan salah satu anggota tim Anda. Dia
menjadi malas dan kelelahan. Tindak lanjut Anda yang kurang konsisten telah membawa
terlmabatnya penyelesaian tugas. Karena pengalaman dengannya, Anda curiga dia tidak
mampu menyelesaikan tugas dengan prioritas tinggi. Sebagai seorang pemimpin,
bagaimana Anda mengatasi situasi seperti itu? (kaitkan jawaban anda dengan teori
kepemimpinan bisnis yang tepat)
5. Baru-baru ini Anda telah ditunjuk sebagai seorang Direktur perusahaan. Pada saat anda
telah mengambil otoritas menjadi atasan, namun kinerja tim telah menurun. Bagaimana
Anda mengidentifikasi masalah mereka dan menyarankan solusi untuk itu? (kaitkan
jawaban anda dengan teori kepemimpinan bisnis yang tepat).
6. Kepemimpinan bisnis bukanlah (hanya) tentang bagaimana mencari keuntungan yang
besar, namun memberikan dampak dan berkontribusi pada pertumbuhan masyarakat serta

5
4
lingkungan pada jangka panjang. Jelaskan prinsip bisnis berbasis Sociopreneurship serta
berikan satu contoh model bisnis berbasis sociopreneurship di Indonesia saat ini?
7. Didalam memahami perkembangan bisnis yang cepat sekali berubah, kita mengenal ada
yang dinamakan The success syndrome atau perusahaan yang mati akibat core
competencynya sendiri yang tidak dapat bertahan pada kondisi bisnis yang baru saat ini.
Ceritakan kenapa perusahaan bisa gagal dan berikan satu contoh perusahaan yang
mengalami kegagalan akibat success syndrome ini?
8. Seorang pemimpin bisnis harus mampu menjaga talenta sumber daya manusia yang ada
didalam perusahaan karena talenta tersebut secara tidak langsung akan menunjang
berkembangnya bisnis dan berdaya tahan (business resilience). Ceritakan bagaimana
proses meningkatkan level productivity (output/input) melalui pengembangan "input" dan
dari tipe kepemimpinan (Leadership) seperti apa untuk menjaga efektivitas talenta
sumber daya manusia didalam perusahaan?
9. Mewabahnya virus korona (COVID-19) menimbulkan masalah baru yaitu kelangkaan
produk-produk kesehatan dan alat perlindungan diri (APD) yang kemudian berdampak
terhadap melambungnya harga produk-produk tersebut. Fenomena ini disebut Price
Gouging yaitu ketika penjual menaikkan harga barang, jasa, atau komoditas ke tingkat
yang jauh lebih tinggi daripada yang dianggap wajar atau adil, dengan tujuan meraup
keuntungan sebanyak mungkin. Menurut pandangan dalam kepemimpinan bisnis apakah
tindakan bisnis ini boleh dilakukan ditengah kondisi saat ini? Dikarenakan menurut
seorang distributor, terjadinya kelangkaan karena pasokan dari produsen yang menurun
disertai permintaan yang meningkat tajam, sehingga mereka akan memberikan harga
yang sesuai untuk barang yang langka ini (hukum ekonomi mengenai demand/ supply)?
Kaitkan jawaban dengan sudut pandang etika dan moral dalam kepemimpinan bisnis?

10. Fakta Dugaan Kartel Motor Matik Oleh Honda Dan Yamaha

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mensinyalir PT Astra Honda Motor


(AHM) dan PT Yamaha Motor Indonesia (YMI) melakukan praktik kartel sepeda motor
matik 110-125 cc. Bukti dokumen surat elektronik di mana kedua perusahaan
melakukan komunikasi mengenai harga. Ketua KPPU, dua pabrikan asal Jepang
tersebut memang terus mendominasi pasar skuter matik di Tanah Air. Penguasaan pasar
di skutik tersebut perusahaan besar, mereka berkoordinasi buktinya dokumen yang

5
5
membuktikan adanya komunikasi untuk koordinasi harga. sejumlah saksi juga telah
memberi keterangan dan ditambah hasil penyelidikan beberapa ahli yang menyebut ada
indikasi kuat persengkokolan dua pabrikan raksasa otomotif tersebut. Keterangan saksi
dan para ahli tersebut dinyatakan cukup kuat untuk membawa perkara ke proses
persidangan. Nanti semuanya akan dibuktikan pada proses persidangan nanti. Berikut
ini beberapa fakta mengejutkan dugaan kartel yang dilakukan Honda dan Yamaha.

Denda Rp 25 M

Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) menduga PT Astra Honda Motor


(AHM) dan PT Yamaha Motor Indonesia (YMI) melakukan praktik kecurangan dalam
memonopoli pasar sepeda motor jenis Skuter Matik 110-125 cc. Dugaan ini semakin
kuat setelah ditemukan adanya bukti dokumen melalui surat elektronik berisi tentang
koordinasi harga. KPPU terus melakukan pemantauan terhadap pabrikan asal Jepang
tersebut. Apabila, nanti di persidangan kedua perusahaan ini terbukti melakukan
kecurangan, pabrikan sepeda motor tersebut akan dikenakan hukuman denda sebesar Rp
25 miliar. Mengapa hanya produk Honda dan Yamaha, Karena penguasaan pasar itu
dikuasai Yamaha 29 persen dan Honda 68 persen. Sehingga total penguasaan pasar itu
bisa mencapai 97 persen. Sehingga, produsen lain hanya menguasai 3 persen pasar,
persekongkolan jadi sulit dilakukan

Harga ideal dibawah Rp 12 juta


Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mensinyalir PT Astra Honda Motor
(AHM) dan PT Yamaha Motor Indonesia (YMI) melakukan praktik kartel sepeda motor
matik 110-125 cc. Hal ini diketahui setelah KPPU mendapat bukti dokumen surat
elektronik di mana kedua perusahaan melakukan komunikasi mengenai harga. harga
sepeda motor matik yang dijual oleh pabrikan asal Jepang tersebut seharusnya berada di
bawah Rp 15 juta. Karena ongkos produksi itu hanya Rp 7,5 sampai Rp 8,5 juta-an per
unit, kemudian ditambah ongkos lain, kira-kira harganya sekitar Rp 12,6 juta per unit,
tapi di pasaran dijual di atas 15 juta. Menurutnya, harga yang dijual jauh di atas harga
wajar dan ini memang hanya bisa dilakukan oleh pasar yang memonopoli. Tercatat,
AHM dan YMI menguasai pangsa sepeda motor Tanah Air sebanyak 97 persen. Saat ini
rata-rata harga sepeda motor matik Honda berada di kisaran Rp 15 juta - 19 juta. Hanya
matik jenis Vario yang bermesin 150 cc saja dijual dengan harga di atas Rp 20 juta.
Sementara motor matik Yamaha juga dijual di kisaran Rp 15 juta-Rp 18 juta.

Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi atas kasus dugaan praktik kartel
harga harga sepeda motor skuter matik (skutik) 110-125 cc. Honda dan Yamaha
dihukum denda total Rp 47,5 miliar. Sesuai peraturan, denda maksimal untuk masing-
masing perusahaan itu mencapai Rp 25 miliar. Pada sidang yang digelar Komisi
Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Februari 2017 lalu, PT Astra Honda Motor
(AHM) dan PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) ditetapkan bersalah.
Keduanya terbukti melakukan praktik kartel, dalam penetapan harga jual sepeda motor
skuter matik.

5
6
Denda Yamaha lebih besar yaitu Rp 25 miliar. Sementara AHM lebih kecil sebesar Rp
22,5 miliar. Anggota Majelis R. Kurnia Sya'ranie saat sidang Februari 2017 lalu
mengatakan, majelis komisi menentukan denda lebih besar kepada Yamaha karena
memberikan data yang dimanipulasi. Sementara denda AHM dikurangi sebesar 10
persen dari besaran proporsi denda karena kooperatif dengan menghadirkan saksi dari
Presiden Direkturnya. Denda akan disetor ke kas negara. Usai sidang, kuasa hukum
Yamaha, Rikrik Rizkiyana mempertanyakan parameter manipulatif itu. "Parameter
manipulatif itu seperti apa. Kalau kemudian, katakanlah investigator KPPU atau majelis
KPPU memiliki versi yang lain, nah itu apakah memang benar atau sesat. Ini mesti jelas
karena nggak diungkapkan di persidangan.

Pihak PT Astra Honda Motor (AHM) menyampaikan sikap AHM atas putusan MA
tersebut. Pihaknya menghormati putusan MA ini. Jika benar, kami akan mengambil
langkah hukum berikutnya. Produsen Motor Honda. menolak tuduhan KPPU bahwa
Honda dan Yamaha melakukan pengaturan harga. Sebab, Honda dan Yamaha telah
bersaing secara fair di pasar. Dan dalam persaingan yang fair ini mustahil terjadi
pemufakatan untuk atur harga. Fakta di pasar, kami bersaing ketat dengan terus
mengeluarkan beragam model dan varian produk baru untuk memenuhi keinginan
konsumen. Dan dalam menjalankan bisnis, kami selalu mematuhi perundangan yang
berlaku dengan tidak merugikan konsumen. Sementara itu, pihak PT Yamaha Indonesia
Motor Manufacturing (YIMM) mengambil langkah hukum.

Pertanyaan:

Saat ini pemimpin bisnis dihadapkan oleh perubahan yang sangat cepat dan dinamis.
Sehingga terkadang regulasi bisnis di Indonesia terkadang sering kalah update
dengan bisnis yang sudah lari didepan (cth: perkembangan otomotif, fintech, dll).
Prinsip etika atau moral berbisnis apa yang dilanggar oleh Honda dan Yamaha di
Indonesia? Berikan justifikasi jawaban anda!

5
7
PERTEMUAN 9

Hari/Tanggal: Selasa/17 November 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kepemimpinan Transformatif dan Karismatiik

KEPEMIMPINAN TRANSOFRMATIF

Terdapat juga konsep kepemimpinan transaksional dan transformasional. Kedua konsep ini
memiliki perbedaan sudut pandang. Transaksional adalah sebuah pola kepemimpinan yang
bersifat transaksi satu lawan satu dengan memberikan suatu arahan jika ada imbalan yang
diberikan. Kepemimpinan transaksional adalah bentuk hubungan yang mempertukarkan
jabatan atau tugas tertentu jika pegawai mampu menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.
Kepemimpinan transaksional meliputi pemimpin transaksional yang memperkenalkan apa
yang diinginkan pegawai dari pekerjaannya dan mencoba untuk memikirkan apa yang akan
pegawai peroleh jika hasil kerjanya sesuai dengan transaksi.Sehingga ini adalah cara lama
seorang pemimpin yang akan memakan waktu yang lama dalam prosesnya. Saat ini
organisasi lebih memerlukan pemimpin yang transformasional yaitu pemimpin yang dapat
memberikan motivasi, inspirasi, arahan, support dan menjadi contoh bagi para pengikutnya.

5
8
Istilah transformasional berasal dari kata transform atau mengubah suatu menjadi bentuk
lain, sehingga menggunakannya untuk mengembangkan ikatan emosional kuat dengan
pengikutnya dan para pengikutnya dapat mengeluarkan potensi terbaik dalam pekerjaannya
(Jordan & Troth, 2011). Prinsip kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang
dapat memfasilitasi, memotivasi, mensimplifikasi, berkomitmen dan pandai dalam
berkomunikasi untuk meningkatkan moral para bawahannya.

KOMPETENSI PEMIMPINAN TRANFORMATIF


Kepemimpinan saat ini dituntut untuk memiliki beberapa kompetensi tambahan untuk
menjadi seorang pemimpin dimasa yang akan datang. Kepemimpinan pada masa yang akan
datang membutuhkan karakter dan kompetensi. Karakter adalah apa yang diperlihatkan oleh
seseorang dan kompetensi adalah apa yang bisa dilakukan. Secara realita karakter dan
kompetensi dapat menggerakkan segalanya didalam organisasi. Seorang pemimpin harus
memiliki karakter yang intelektual, karakter psikologi dan emosional yang kuat dan jiwa
sosial. Karakter ini akan membentuk pemimpin yang disegani oleh lingkungan dari
organisasi. selain itu, kompetensi pemimpin dimasa yang akan datang yaitu menggunakan
teknologi. Beberapa kompetensi yang diperlukan menurut Suwatno, (2019) adalah:
8. Inovasi dan Kreativitas. Para pemimpin harus mengeluarkan cara-cara yang tidak
biasa dalam membuat suatu gagasan yang baru dan pengambilan keputusan yang
belum terpikirkan sebelumnya dalam mengeluarkan suatu produk atau jasa.
9. Didorong oleh data. Para pemimpin harus memiliki keinginan untuk menggunakan
dan didorong dalam pengambilan keputusan berbasis data. Karena data adalah
kumpulan dari informasi yang relevan untuk dapat menggambarkan kondisi real pada
suatu fenomena.
10. Adaptabilitas. Para pemimpin kedepannya harus bisa beradaptasi dengan perubahan
dan kondisi yang tidak menentu saat ini untuk dapat bekerja lebih fleksbile, cepat,
tanggap dan tepat dalam mengambil sebuah kebijakan sesuai dengan kondisi saat ini.
11. Kepemimpinan visoner. Pemimpin visioner berperan dalam mencipta, memelihara,
mengembangkan, mengkomunikasan dan penyegarkan visi organisasi agar tetap
memiliki kemampuan untuk memberikan respon yang tepat dan cepat.

5
9
12. Mengatur keragaman. Seorang pemimpin harus bisa mengatur perbedaan yang
terjadi didalam organisasi sehingga setiap orang semakin respek.
13. Literasi digital. Adalah memahami dan dapat menggunakan perangkat digital untuk
memudahkan dalam pekerjaan.
14. Orientasi hasil. Seorang pemimpin harus dapat memiliki orientasi hasil dan memiliki
target yang jelas pada pengikutnya.

Pemimpin masa depan harus tahu bagaimana mereka, tahu apa mereka percaya dan
menghargai, dan bertindak berdasarkan nilai dan keyakinan tersebut secara terbuka dan terus
terang. Kepemimpinan masa depan harus menjadi seorang pemimpin yang mencontohkan
perilaku etis, kepercayaan, harapan positif bahwa orang lain tidak akan bertindak secara
oportunistik karakteristik utama bahwa seorang pemimpin dapat dipercaya:
4. Integrity, mengacu pada kejujuran dan kejujuran
5. Kebajikan, berarti orang yang dipercaya memiliki Anda kepentingan di hati, bahkan
jika milikmu belum tentu sejalan dengan milik mereka
6. Kemampuan, mencakup melewati teknis individu dan pengetahuan dan keterampilan
interpersonal Kecenderungan kepercayaan mengacu pada seberapa besar
kemungkinan seorang karyawan tertentu adalah mempercayai seorang pemimpin.
Pemimpin yang mematahkan psikologis kontrak dengan pekerja, menunjukkan
bahwa mereka tidak dapat dipercaya, akan menemukan karyawan kurang puas,
kurang berkomitmen, memiliki intensitas yang lebih tinggi untuk turnover, terlibat
perilaku kewarganegaraan yang lebih rendah, dan memiliki tugas yang lebih rendah
kinerja.

Dalam kepemimpinan tentu saja banyak hambatan yang dilalui oleh pemimpin, hambatan-
hambatan tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Fakor
internal karena Kurangnya motivasi dari pemimpin itu sendiri, emosi yang tidak stabil, tidak
percaya diri, takut dalam mengambil resiko, terbatasnya kecakapan pemimpin. Sedangkan
Fakor eksternal karena tidak adanya dukungan dari orang terdekat, tidak adanya dukungan
dari bawahan, terlalu banyak tekanan.

6
0
KEPEMIMPINAN VISIONER

Pemimpin masa depan adalah pemimpin yang mempunyai visi, keberanian dan kerendahan
hati untuk terus menerus belajar serta mengasah kecakapan dan emosinya. Visi harus
memiliki gambaran yang jelas, menawarkan suatu cara yang inovatif untuk memperbaiki
dan mendorong adanya berbagai tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan perubahan
yang lebih baik. Pemimpin visioner berperan dalam mencipta, memelihara,
mengembangkan, mengkomunikasan dan penyegarkan visi organisasi agar tetap memiliki
kemampuan untuk memberikan respon yang tepat dan cepat. Pemimpin karismatik adalah
pribadi pribadi yang memiliki visi menarik serta mampu mendorong stakeholders organisasi
dan pegawai untuk mewujudkan pencapaian visi dengan baik. Mereka menginspirasi orang,
merevitalisasi organisasi dan memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah
visi menjadi kenyataan. Nilai-nilai utama pemimpin visioner adalah memiliki kekhasan
dalam kepercayaan diri, kesedaran ini dan empati. Selain itu, pemimpin organisasi kedepan
memiliki ciri sebagai berikut :
a) Komitmen terhadap nilai spiritual. Ciri ini paling menonjol pada pemimpin visioner.
Pemimpin visioner mewujudkan integritas pribadi, memancarkan energi, vitalitas
dan kehendak yang kuat untuk bertindak.
b) Visi yang Inspiratif. Visi ini mampu memberikan inspirasi dalam bentuk kemampuan
untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan oleh organisasi, didukung oleh
inspirasi posiitif dari masa depan dan arah yang jelas tentang bagaimana mencapai
visi organisasi tersebut.
c) Hubungan Baik. Pemimpin visioner menghormati hubungan baik dengan siapa saja,
diwujudkan dalam bentuk kepedulian kepada orang lain dan mengangga[ mereka itu
adalah ase terbesar bagi organisasi
d) Inovatif.Pemimpin visioner berani mengambil langkah inovatif. Ia mampu
mengubah paradigma lama yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman,
kemudian menciptakan strategi yang inovatif dengan pemikiran konseptual, sistemik,
strategik dan aplikatif.
e) Komunikasi Efektif : Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dengan pegawai

6
1
f) Antisipatif terhadap perubahan : Seorang pemimpin visioner harus memahami
lingkungan luar dan memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman
dan peluang yang timbul dilingkungan organisasi
g) Pembelajar Berkelanjutan: Pemimpin visioner harus mampu secara berkelanjutan
mengambil bagian dalam berbagai progra pengembangan dan pelatihan baik berasal
dari organisasi tempat ia mengabdi
h) Merangkul perubahan : Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah
bagian penting bagi pertumbuhan dan pengembangan organisasi.

Contoh yang relevan adalah CEO Nvidia Huang digelari titel Business Person of the Year
dari majalah Fortune bukan tanpa sebab. Sejak memimpin perusahaan chip asal Santa Clara,
California, itu 24 tahun silam, langkah perusahaan seolah tidak terhenti.
a) Visioner. Dari merancang GPU, Nvidia kini menjadi perusahaan yang produknya ada
di mana-mana. Bahkan, menentukan masa depan industri teknologi, seperti
kecerdasan buatan, realitas bertambah, hingga ponsel. Ini karena Huang sendiri
sangat visioner. Karena dia sendiri yang menciptakan kebutuhan akan GPU, maka
Huang-lah yang tahu seberapa besar teknologi tersebut dapat dioptimalkan. Dengan
70 persen market share, Nvidia mengalahkan Intel dan Advanced Micro Devices
(AMD).
b) Menciptakan Produk Bernilai Tinggi. "Huang sadar akan potensi artificial
intelligence dan deep learning, serta menciptakan produk untuk memecahkan
berbagai masalah," ujar analis Jeff Marks. Itulah mengapa Nvidia bisa begitu cepat
berkembang. Chip produksi Huang dicari oleh berbagai perusahaan karena
kemampuannya untuk memecahkan berbagai problem di industri, mulai cloud,
ponsel, hingga video game. Huang dianggap sukses membuat produk yang dapat
memecahkan hal-hal yang sebelumnya tidak terpecahkan.
c) Pemimpin Idaman. Oleh para stafnya, Huang disebut sebagai pemimpin idola. Ia
sangat peduli terhadap bawahannya, tegas, cerdas, dan otentik. Saat ini karyawan
Nvidia sudah mencapai 11.000 orang. Budaya perusahaan dibangun dengan
komunikasi terbuka dan akses langsung ke CEO. Huang bahkan tidak memiliki

6
2
kantor mewah. Setiap hari ia berada di kantor pusat Nvidia dan terus berpindah-
pindah ke divisi perusahaan yang berbeda-beda untuk memberi solusi dan arahan,

PERTEMUAN 10

Hari/Tanggal: Selasa/24 November 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kepemimpinan Berbasis Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional

Perkembangan pemahaman yang pesat tentang kecerdasan emosional telah didukung oleh
berbagai riset dan penelitian yang komprehensif satu dengan yang lainnya.
Pemimpin yang berbasis pada kecerdasan emosional akan mampu menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi di dalam lingkungan organisasi dengan baik karena pemimpin
tersebut adalah sosok yang mampu berpikir dengan luas, mampu berpikir solutif, mampu
berpikir inovatif, serta mampu beradaptasi.

Kecerdasan adalah kemampuan untuk menciptakan produk yang efektif atau penasaran jasa
yang bernilai dalam budaya, sekelompok kemampuan yang memungkinkan manusia untuk
menyelesaikan masalah dalam kehidupannya, dan potensi untuk menemukan atau
menciptakan solusi untuk masalah yang melibatkan pengetahuan-pengetahuan yang baru.
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, kecerdasan ialah kemampuan untuk
menyelesaikan permasalahan aktual melalui proses pembelajaran, pelatihan, dan perolehan

6
3
pengalaman yang pada akhirnya mampu mengembangkan aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor.

Emosi (emotion) berasal dari kata movere, kata kerja dalam bahasa latin yang berarti
menggerakan atau bergerak, ditambah awalan “e” untuk memberi arti bergerak menjauh,
menyirat bahwa kecenderungan bertindak adalah hal mutlak dalam emosi.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang berhubungan dengan emosi yang meliputi
kemampuan untuk mengendalikan diri, memiliki daya tahan ketika menghadapi suatu
masalah, mampu mengendalikan impuls, membina hubungan dengan orang lain.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami secara lebih efektif
terhadap daya kepekaan emosi yang mencakup kemampuan memotivasi diri sendiri atau
orang lain, pengendalian diri, mampu memahami perasaan orang lain dengan efektif, dan
mampu mengelola emosi yang dapat digunakan untuk membimbing pikiran untuk
mengambil keputusan yang terbaik.

Faktor-faktor yang memengaruhi kecerdasan emosional


1. Lingkungan Keluarga
 Keluarga adalah komunitas kecil yang paling berpengaruh sangat besar
terhadap kecerdasan emosional individu.
 Pola asuh keluarga dan budaya hidup yang ada di keluarga tersebut akan
membentuk kepribadian dan cara hidup individu.
2. Lingkungan Masyarakat
 Pengembangan kecerdasan emosi dapat ditingkatkan melalui berbagai macam
bentuk pelatihan antara lain pelatihan asertivitas, empati, dan masih banyak
lagi bentuk pelatihan lainnya.
3. Psikis
 Dorongan dan energi yang ada pada diri untuk mencapai hasil,
menyeimbangkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, serta
mengupayakan cita-cita diri, walaupun menghadapi aneka tantangan dan
penolakan.

Kecerdasan emosional sampai saat ini belum mampu diukur oleh alat ukur yang dapat
diterima oleh semua pihak sehingga para pakar mengembangkan sendiri-sendiri alat ukur
yang berkaitan dengan dimensi kecerdasan emosional.
1. Kesadaran Diri
 Ini adalah kesadaran terhadap perasaan sendiri dan kemampuan untuk
mengenali dan mengelola perasaan itu.
2. Elastisitas Emosional
 Ini adalah kemampuan untuk berkinerja secara baik dan konsisten di berbagai
situasi dan tekanan.
3. Motivasi
 Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga dapat
dipupuk dan diperkuat dalam diri individu. Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan, terdapat dua faktor yang dapat memengaruhi kecerdasan emosi
seseorang, yaitu secara fisik dan psikis.

6
4
4. Sensitivitas Antarpribadi
 Kemampuan untuk merasakan kebutuhan dan perasaan orang serta dan
menggunakan kemampuan itu secara efektif dalam berinteraksi dengan
pegawai dan mengambil keputusan yang memengaruhi pegawai.
5. Pengaruh
 Kemampuan untuk membujuk orang lain agar mengubah sudut pandang
terhadap suatu masalah, persoalan, atau, keputusan.
6. Tanggap
 Kemampuan untuk menggunakan wawasan dan interaksi untuk sampai dan
menerapkan keputusan saat dihadapkan dengan informasi ambigu atau tidak
lengkap.
7. Tanggung Jawab dan Integritas
 Kemampuan untuk menunjukkan komitmen terhadap suatu tindakan saat
menghadapi tantangan dan bertindnak secara konsisten sesuai dengan
persyaratan etika yang dipahami.
Selanjutnya aspek-aspek kecerdasan emosional secara khusus sebagai berikut.
1. Mengenali emosi diri
 Mengenali emosi diri adalah dasar dari kecerdasan emosional. Kemampuan
mengenali emosi dibimbing oleh dua kemampuan, yaitu kemampuan
menyadari apa yang dipikirkan dan mengenali apa yang dirasakan.
2. Mengelola emosi
 Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar dapat terunkap dengan
tepat.
 Kecakapan dalam mengelola emosi ini bergantung pada kesadaran diri yang
meliputi kemampuan menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan.
3. Memotivasi diri sendiri
 Memotivasi diri adalah kemampuan untuk menata emosi.
 Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam kaitannya untuk
memberi perhatian, memotivasi diri sendiri, menguasai diri sendiri dan
berkreasi.
4. Mengenali emosi orang lain
 Mengenali emosi orang lain disebut juga empati.
 Orang yang empati lebih mampu menagkap sinyal sosial tersembunyi yang
mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki oleh orang lain.
5. Membina hubungan
 Sebi membina hubungan berarti kecakapan untuk berinteraksi dengan orang
lain, kemampuan untuk menjalin hubungan dan bagaimana seseorang
menempatkan dirinya dalam susatu kelompok.
6. Tanggap
 Kemampuan untuk menggunakan wawasan dan interaksi untuk sampai dan
menerapkan keputusan saat dihadapkan dengan informasi ambigu atau tidak
lengkap.
7. Tanggung Jawab dan Integritas

6
5
 Kemampuan untuk menunjukkan komitmen terhadap suatu tindakan saat
menghadapi tantangan dan bertindnak secara konsisten sesuai dengan
persyaratan etika yang dipahami.

Faktor-faktor dimensi kecerdasan emosional


1. Kesadaran diri
 Berupa kemampuan merasa dan memahami makna dari emosi kita.
 Kita akan lebih sensitif dalam memahami pesan yang disampaikan.
2. Manajemen diri
 Kemampuan untuk mengelola emosi kita diri sendiri.
 Kita akan berusaha untuk menjaga perasaan yang kita rasakan.
3. Kesadaran sosial
 Kemampuan merasa dan memahami emosi orang lain.
 Kemampuan ini ditunjukkan oleh rasa empati dan mempunyai pemahaman
tentang sensitivitas pada perasaan, pikiran, dan situasi yang dihadapi orang
lain.
4. Manajemen hubungan
 Menyangkut cara seorang individu mampu mengelola emosi orang lain yang
berada di sekelilingnya.

ECI menguraikan 18 kompetensi emosional yang dapat dikelompokkan dalam 4 kerangka


kerja (klaster), yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial, dan pengaturan
hubungan.
Instrumen ECI tersebut banyak digunakan oleh peneliti untuk mengukur kecerdasan
emosional.
1. Kesadaran Pemasaran
 Mengetahui kondisi diri sendiri, kesukaan, sumber daya, dan intuisi.
 Klaster kesadaran diri sendiri terdiri dari tiga kompetensi, sebagai berikut
kesadaran emosi, penilaian diri secara teliti, dan percaya diri.
2. Pengaturan Diri
 Mengelola kondisi, impuls, dan sumber daya diri sendiri. Klaster pengaturan
diri sendiri terdiri dari enam kompetensi sebagai berikut kendali emosi diri,
transparansi, adaptabilitas, prestasi, inisiatif, dan optimisme.
3. Kesadaran Sosial
 Klaster kesadaran sosial terdiri dari tiga kompetensi sebagai berikut empati,
kesadaran politis, dan orientasi membantu orang lain.

6
6
PERTEMUAN 11

Hari/Tanggal: Selasa/1 Decenber 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kepemimpinan Dan Pengambilan Keputusan

Pengambilan Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara


bertindak yaitu inti dari perencanaa, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada
jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi
yang telah dibuat. Pengambilan keputusan adalah proses yang dilalui oleh individu
dalam mengenali masalahm mencari solusi, mengevaluasi alternatif dan memilih
antara berbagai pilihan. Pengambilan keputusan adalah pemilihan yang didasarkan
pada kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

Proses pengambilan keputusan dilakukan oleh kebanyakan manajer berupa suatu


kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan
diantara sejumlah alternatifBeberapa dasar Pengambilan Keputusan:
1. Intuisi

6
7
 Keputusan yang diambil berdasarkan intiusi atau persaan yang lebih bersifat
subjektif, yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh dari luar dan faktor kejiwaan
lainnya. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan
waktu yang singkat. Untuk masalah yang dampaknya terbatas, pada
umumnya pengemabilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan
kepuasan, akan tetapi pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya
karena kesulitan untuk mencari pembandingnya.
2. Pengalaman
 Pengalaman adalah satu dasar dalam pengambilan keputusan. Pengalaman
dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang
didasarkan pada pengalaman sangat bermanfaaat bagi pengetahuan praktis.

3. Fakta
 Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data, atau informasi yang cukup
itu memang keputusan yang baik dan solid, tetapi untuk mendapatkan
informasi yang cukup itu sangat sulit
4. Wewenang
 Keputusan yang berdasarkan wewewnang semata akan menimbulkan sifat
rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan
weweang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewat permasalahan
yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas
5. Rasional
 Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan kemanfaatan. Keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif dan
dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakan dapat terlaksana dalam
batas nilai masyarakat.

Terdapat beberapa hal jenis pengambilan keputusan:

1. Pengambilan keputusan berdasarkan Intuisi


Banyak pemimpin mengambil keputusan berdasarkan intuisi yang dirasakannya. Keputusan
tersebut bersifat subjektif karena lebih mengandalkan intuisi atau perasaan pemimpin.
Keputusan ini memiliki kelemahan dengan adanya pengaruh pihak lain, sugesti tertentu dan
faktor kejiwaan
Namun memiliki kelebihan sebagai berikut:
a) Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan
b) Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan

2. Pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan rasional


Keputusan ini lebih mempertimbangkan aspek kemanfaatan atau daya guna dari keputusan
yang diambil. Keputusan ini cocok digunakan untuk masalah yang membutuhkan
pemecahan rasional sehingga sifat keputusannya lebih objektif
3. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta
Terdapat beberapa jenis pengambilan keputusan berdasarkan fakta. Jenis keputusan ini
mendasarkan pada pemahaman bahwa setiap keputusan yang diambil itu harus berdasarkan
fakta semata sehingga intuisi diabaikan. Fakta juga dikaitkan dengan ketersediaan sumber

6
8
data maupun informasi yang memadai. Data dan informasi tersebut diolah sedemikian rupa,
kemudian disusun denan rapih dan sistematis bagi pengambilan keputusan.
4. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
Jenis pengambilan keputusan ini didasarkan pada pertimbangan pengalaman yang telah
diperoleh pada masa lampau. Pada saat mengambil keptusan pemimpin akan terlebih dahulu
mempertimbangkan apakah keputusan tertentu pernah dilakukan pada masa lampau dan
dampak dari keputusan itu seperti apa.

5. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang


Keputusan ini dibuat karena adanya wewewnang yang melekat. Keputusan memiliki
beberapa keuntungan seperti banyak diterima oleh pegawai dengan level jabata yang lebh
rendah, otentik dan keputusan yang berdasarkan pada wewewnang semata akan
menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial.

Terdapat beberapa Proses pengambilan keputusan yang baik


1. Proses pengambilan keputusan terdiri dari sejumlah tahapan. Fase dalam membuat
keputusan terdiri dari tahap permulaan (intition) dan tahap pengesahan
(legitmiation). Setelah mengetahui tahap-tahap pengambilan keputusan, kemudian
untuk mendapatkan keputusan pasti harus melalui beberapa proses.
2. Proses dalam pengambilan keputusan yang terdiri dari 3 tahap pertama, pertama
initelgence activity, yaitu proses pemilihan situasi dan kondisi dengan memanfaatkan
kecerdasan. Kedua, design activity, yaitu proses menemukan masalah,
mengembangkan pemahaman, dan menganalisis kemungkinan pemecahan masalah
serta tidnakan lebih lanjut, ada perencanaan pola kegiatan. Ketiga choice activity,
yaitu memilih salah satu tindakan dari sekian banyak alternatif atau kemungkinan
pemecahan dan diambil keputusan.

Beberapa hal yang perlu di tekankan yaitu:


1. Merumuskan atau mengidentifikasi masalah sebagai suatu usaha untuk menemukan
permasalahan yang sebenarnya.
2. Mengumpulkan informasi yang relevan sebagai pencarian berbagai faktor yang
mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah
3. Mencari alternatif tindakan sebagai pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh
erdasarkan data dan permasalahan yang ada.
4. Analisis alternatif adalah penganalisisan setiap alternatif menurut kriteria tertentu
yang sifatnya kualitatif dan kuantitiatif.
5. Memilih alternatif terbaik, memilih alternatif terbaik yang ydilakukan atas kriteria
dan skala prioritas
6. Melaksanakan keputusan dan evaluasi hasil sebagai tahap melaksanakan atau
mengambil tidnakan

6
9
PERTEMUAN 12

Hari/Tanggal: Selasa/8 Decenber 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kepemimpinan Berorientasi Kinerja Pegawai

Kepemimpinan Berorientasi Kinerja Pegawai

Kepemimpinan dalam organisasi berkaita dengan kemampuan pemimpin untuk


memmengaruhi atau membujuk pegawai agar mampu mewujudkan tujuan organisasi
dengan antusias. Antusiasme tersebut tentu saja berkaitan dengan kinerja superior yang
ditampilkan oleh pegawai dalam mengemban pekerjaannya sesuai dengan perintah dan
arahan pemimpinnya. Kepemimpinan yang berorientasi kinerja semakin pentingmengingat
persaingan bisnis semakin kompetitif sebagai akibat dari perubahan selera pelanggan,
teknologi dan landscape bisnis.

Kinerja dalam bahasa inggris disebut Job Performance, actual performance atau level of
performance Kinerja adalah perwujudan dari pekerjaan yang telah dihasilkan atau

7
0
diemban pegawai. Kinerja pada dasarnya sebagai perilaku nyata yang ditampilkan oleh
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya
didalam organisasi Kinerja adalah hasil yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau
kegiatan pada pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu. Kinerja pegawai terdiri
dari sejumlah kriteria. Kriteria tersebut adalah :
Sifat
Kriteria berdasarkan sifat memusatkan diri pada karakteristik pribadi seorang pegawai
contohnya Loyalitas, keandalan, kemampuan berkomunikasi dan keterampilan merupakan
sifat-sifat yang sering dinilai selama proses penilaia
Perilaku
Kriteria berdasarkan perilaku terfokus pada bagaiamana pekerjaan dilaksanakan. Kriteria
semacam ini penting sekali bagi pekerjaan yang membutuhkan hubungan personal antar
pegawai.
Hasil
Kriteria berkenaan dengan hasil semakin populer dengan makin ditekankannya
produktivitas dan daya saing internasional. Kriteria ini berfokus pada apa yang telah dicapai
atau dihasilkan ketimbang bagaimana sesuatu dicapai atau dihasilkan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja pegawai. Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai terdiri
dari sejumlah aspek yaitu:
1. Kemampuan Individual
2. Mencakup bakat, minat dan faktor kepribadian. Tingkat keterampilan
adalah bahan mentah yang dimiliki oleh seseorang berupa
pengetahuan, pemahaman , kemampuan , kecapakan interpersonal
dan kecakapan teknis
3. Usaha yang dicurahkan.Usaha yang dicurahkan bagi pegawai adalah
ketika kerja, kehadiran dan motivasinya. Tingkat usahanya adalah
gambaran motivasi yang diperlihatkan pegawai untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan baik.
4. Peluang (opportunity) Berkaitan dengan peluang yang dimiliki oleh
pegawai yang bersangkutan karena adanya halangan yang akan
menjadi rintangan dalam bekerja meliputi lingkungan kerja,
peralatan kerja, ketersediaan bahan dan suplaii yang memadai.

Terdapat beberaoa cara dalam rencana kerja meningkatkan kinerja sebagai berikut :
1. Seleksi tujuan mengatasi masalah yang paling urgent lebih dahulu, mengoreksi
biaya yang terlalu tinggi, speksifikasi kualitas yang rendah, targget kerja yang tidak
tercapai, memastikan maslaah tersebut diatasi dengan tuntas
2. Spesifikasi hasil yang diharapkan : sasaran harus SMART (Specific, Measurable,
Achievable, Realistic, Time- Bound)
3. Komunikasi yang jelas
4. Alokasi tanggung jawab dan organisais perlu membagi atau mengalokasikan
tanggung jawab untuk mencapai tujuan pegawai

7
1
5. Luas proses, sukses dalam mencapai tujuan dapat digunakan untuk mengulangi
proses dengan tujuan yang baru

Terdapat beberaoa cara dalam rencana kerja meningkatkan kinerja sebagai berikut :
 Diksriminasi
Seorang manajer harus mampu membedakan secara objektif antara pegawai yang dapat
memberi sumbangan penting bagi tujuan organisasi dengan mereka yang tidak.
 Pemberian Harapan
Pada umumnya, pegawai yang memiliki kinerja tinggi mengharapkan berbagai pengakuan
dari organisasi, baik pengakuan dari sisi materi, sisi sosial internal organisasi, maupun
jenjang karir tertentu sesuai dengan kemampuan organisasi.
 Pengembangan
Upaya peningkatan kinerja pegawai juga dapat dirancang dala m skema pengembangan
pengembangan pegawai yang sesuai dengan kinerja pegawai itu sendiri

PENGUKURAN KINERJA PEGAWAI

Pengukuran Kinerja Pegawai pada dasarnya diukur sesuai dengan kepentingan organiasasi
dan mempertimbangkan pegawai yang dinilainya. Kuantitas Pekerjaan (quantity of work).
Kuantitas pekerjaan berhubungan dengan volume pekerjaan dan produktivitas kerja yang
dihasilkan oleh pegawai dalam kurun waktu tertentu Kualitas Pekerjaan (Quality of Work).
Kualitas pekerjaan berhubungan dengan pertimbangan ketelitian, presisi, kerapian dan
kelengkapan dalam menangani tugas tugas yang ada didalalm organisasi

Kemandirian (Dependability).Kemandirian berkenan dengan pertimbangan derajat


kemampuan pegawai untuk bekerja dan mengemban tugas secara mandiri dengan
memnimalisasi bantuan orang lain Pengukuran Kinerja Pegawai pada dasarnya diukur
sesuai dengan kepentingan organiasasi dan mempertimbangkan pegawai yang dinilainya.
Inisiatif (Initiative). Inisiatif berkenan dengan pertimbangan kemandirian , fleksibilitas
berpikir , dan kesediaan untuk menerima tanggung jawab

Adapabilitas. Adaptabilitas berkenaan dengan kemampuan untuk beradaptasi,


mempertimbangkan kemampuan untuk bereaksi terhadap mengubah kebutuhan dan
kondisi-kondisiKerjasama Kerja sama berkaitan dengan pertimbangan kemampuan untuk
bekerja sama edngan orang lain.

7
2
PERTEMUAN 13

Hari/Tanggal: Selasa/15 Decenber 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kepemimpinan Berorientasi Kualitas

Kepemimpinan Berorientasi Kualitas Kerja

Lingkungan persaingan yang semakin dinamis mendorong organisasi untuk menghasilkan


kinerja terbaik dan berkualitas. Oleh karena itu, keterkaitan antara pemimpin dan pegawai
yang berkualitas menjadi sangat erat. Kinerja terbaik dan berkualitas tentu saja bukan
konsep yang statis, tetapi konsep yang dinamis karena kualitas akan bergerak terus
kedepan seiring dengan perubahan zaman. Kualitas tidak hanya berdasarkan kepentingan
organisasi, tetapi juga kepentingan masyarakat luas sebagai pelanggan organisasi dan
keberlangsungan bisnis itu sendiri dalam jangka panjang.

Kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga
kerja, proses dan tugas. Serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
konsumen atau pelanggan. Kualitas adalah conformance to requirement atau kesesuaian

7
3
edngan apa yang disyaratkan maupun distandarkan. Artinya, suaty produk memiliki kualitas
apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Kualitas dalam konteks
kepemimpinan adalah upaya sistematis dan terencana yang dilakukan oleh pemimpin
organisasi untuk memenuhi atau ahkan melebihi harapan pelanggan organisasi (baik
pelanggan internal maupun pelanggan eksternal) melalui penciptaan produk yang
berorientasi pada nilai nilai keunggulan dan kebaikan.Kepemimpinan memiliki peran yang
sangat strategis dalam meningkatkan kualitas kerja pegawai. Strategi yang dapat dilakukan
oleh pemimpin dalam mengimplementasikan kepemimpinannya untuk meningkatkan
kualitas kerja pegawai melalui beberapa hal berikut:
1. Pemberian Pelatihan :
Pemimpin perlu mendesain pelatihan yang kontekstual (sesuai dengan pekerjaan aktual
yang diemban), berkesinambungan, memadai dan sesuai dengan pekerjaan aktual yang
dapat meningkatkan kualitas kerja pegawai.
2. Pemberian kesempatan untuk melanjutkan pendidikan. Pemimpin memberikan
kesempatan bagi pegawai untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi dan disertai dengan penyediaan alternatif bantuan keuangan bagi pegawai
yang melanjutkan pendidikan.
3. Pemilihan tutor/ Mentor Profesional. Pemimpin perlu merekrut dan memfasilitasi
pegawai untuk memperoleh tutor yang sesuai dengan kebutuhan dalam
meningkatkan kualitas kerja pegawai.
4. Pemberian kesempatan studi banding. Pemimpin perlu memberikan kesempatan
kepada pegawai untuk melakukan studi banding atau benchmark terhadap
perusahaan lain ang lebih besar.
5. Pemberian penghasilan yang memadai. Pemimpin perlu menyusun kembali formula
penghasilan yang memadai bagi pegawai karena penghasilan yang memadai akan
menjadi sumber motivasi dan mampu meningkatkan antusiasme pegawai dalam
bekerja
6. Pengaturan jam kerja yang proporsional. Pemimpin perlu menetapkan jam kerja
yang proporsional sehingga pegawai akan bekerja dengan fokus dan tanpa beban.
7. Kesempatan Berkarier. Pemimpin perlu mempersiapkan jenjang karier yang
memadai bagi pegawai yang mampu secara berkesinambungan dan progresif
menigkatkan kualitas pekerjaannya.

Manajemen Kualitas terpadu atau Total Quality Management (TQM) ialah konsep
perbaikan yang dilaksanakan secara terus menerus dengan melibatkan seluruh elemen dan
pegawai yang ada pada seluruh tingkatan maupun dividsi dalam menghasilkan produk
terbaik melaluui pemanfaatan fungsi dan operasi manajemen. Implementasi TQM
membutuhkan komitmen yang kuat dalam melakukan perbaikan produk secara
berkesinambungan. TQM juga dapat diartikan sebagai perpaduan semua fungsi
manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan berdasarkan konsep kualitas ,teamwork ,
produktivitias dan kepuasan pelanggan. TQM adalah strategi dan integrasi sistem
manajemen untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Mengutamakan keterlibatan

7
4
seluruh manajer dan pegawai serta menggunakan metode kuantitatif. Beberapa
Karakteristik TQM:

1. Fokus pada pelanggan. Pelanggan adalah sosok yang wajib dilayani sehingga
organisasi perlu memfokuskan perhatiannya pada kebutuhan, keinginan adn
harapan pelanggan.
2. Obsesi terhadap kualitas. Obsesi utama bagi organisasi yang mengimplementasikan
TQM adalah meningkatkan kualitas, baik kualitas produk, pegawai, proses produksi
maupun lingkungan kerja
3. Pendekatan Ilmiah. Pendekatan ini sangat diperlukan dalam implementasi TQM,
terutama untuk mendesain pekerjaan serta dalam proses pengambilan keputusan
dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.
4. Komimtmen jangka panjang. TQM adalah paradigma baru dalam melaksanakan
bisnis. Komitmen jangka panjang sangat penitng untu mengadakan perubahan
budaya organisasi agar implementasi TQM mampu berjalan dengan optimal.
5. Kerjasama tim. TQM adalah kerjasama tim, kemitraan, hubungan baik yang saling
menunjang penyelesaian pekerjaan, baik dengan stakeholders internal organisasi
maupun eksternal
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan. Setiap produk dihasilkan dengan
memanfaatkan proses tertentu didalam suatu siste dan lingkungan organisasi
7. Pendidikan dan pelatihan.
8. Kesatuan Tujuan

Perencanaan kualitas adalah kegiatan yang dilakukan dalam konteks pengembangan


produk dan proses yang diperlukan untuk membangun sistem yang mampu memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan cepat dan tepat: perencanaan tersebut terkait dengan:
1. Identifikasi pelanggan: Identifikasi pelanggan yang tepat akan memberikan dasar
informasi yang memadai dalam perencanaan kualitas yang tepat dan benar.
Pimpinan perlu memahami karakter pelanggan yang akan dijadikan pelanggan
organisasi
2. Menentukan kebutuhan pelanggan: Melalui identifikasi pelanggan yang tepat akan
ditemukan jenis kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap produk perusahaan.
3. Menciptakan keistimewaan produk yang memiliki value
4. Menciptakan proses yang menghasilkan keistimewaan produk. Dalam perencanaan
kualitas perlu dilakukan identifikasi pada setiap proses maupun level pelaksanaan
dan melakukan perubahan menjadi sebuah proses yang efektif dan efisien serta
mampu mendukung peningkatan kualitas maupun kualitas hasil akhir
5. Transformasi proses menjadi operasional. Sebuah proses yang dirancang dalam
bentuk System operating procedure (SOP) Perlu diimplementasikan sampai dengan
level operasional organisasi. Implemenasi SOP tersebut hendaknya seiring dengan
kegiatan sosialisasi yang dilengkapi dengan pelatihan yang kontekstual dan aktual.

7
5
Pengendalian kualitas pada dasarnya adalah kegiatan untuk mengukur ciri-ciri kualitas
produk, membandingkannya dengan spesifikasi maupun persayaratan yang telah
ditentukan dan melakukan perbaikan yang sesuai jika terdapat perbedaan dengan
spesifikasi maupun persyaratan yang telah dilakukan.
Pengendalian kualitas memberikan sejumlah manfaat penting sebagai berikut:
1. Pengendalian kualitas memungkinkan untuk membangun kualitas dalam setiap
langkah proses produksi demi menghasilkan produk 100% bebas cacat
2. Pengendalian kualitas dapat membantu perusahaan untuk menemukan data data
produksi yang salah
3. Pengendalian kualitas memungkinkan desain produk mengikuti keinginan
pelanggan secara efisien dan sesuai keinginan pelanggan
4. Mendefinisikan masalah dalam konteks kualitas proses : Identifikasi hasil,
identifikasi pelanggan, definisi kebutuhan pelanggan, identifikasi proses yang
mehasilkan hasil dan identifikasi pemilik proses.
5. Identifikasi dan dokumentasi: Diagram alur (flowchart) adalah alat yang umum
dipergunakan untuk mendiskripsikan proses.
6. Mengukur Kinerja. Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat
mengkuantifikasikan bagaimana baik atau jelek suatu sistem sedang berjalan atau
beroperasi. Pada dasarnya pengukuran kinerja dapat dilakukan pada tiga tingkat
yaitu proses, hasil dan outcome.
7. Memahami alasan suatu masalah dalam konteks proses terjadi. Data yangtidak ada
atau kurang akan menimbulkan kesulitan untuk memahami mengapa suatu sistem
berjalan seperti itu sehingga kinerjanya tiak sesiuai dengan yang diharapkan.
8. Penyedia kebutuhan yang tepat waktu. Penyedia kebutuhan tepat waktu (just in
time) adalah pemikiran yang memperbaiki masalah yang cepat pada pengukuran
kinerja sesuai dengan target kerjanya.

7
6
PERTEMUAN 14

Hari/Tanggal: Selasa/22 Decenber 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Kepemimpinan Beretika Islam

Dewasa ini, berbagai isu mengenai kepemimpinan dalam organisasi, terutama yang didasari
oleh nilai-nilai syariah islam mulai mendapatkan perhatian lebih. Perkembangan tersebut
terjadi karena dampak dari semakin pesatnya perhatian terhadap berbagai konsep ekonomi
dan bisnis syariah yang diimplementasikan dalam sistem perekonomian konvensional.
Kepemimpinan dalam islam identik dengan makna “khalifah” yang artinya wakil atau
pengganti. Istilah tersebut sering digunakan setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Ketika
itu, sahabat rasul yang dikenal dengan sebutan “khulafaur-rasyidin” berperan sebagai
“amir” atau penguasa. Istilah lain yang sering digunakan adalah “ulil amri” yang satu akar
maknanya dengan istilah “amir” sebagaimana disebutkan di atas. Ulil Amri diartikan
sebagai pemimpin tertinggi dalam masyarakat islam.

Pemimpin yang baik adalah kepemimpinan yang betanggung jawab terhadap orang-orang
yang dipimpinnya serta bertanggung jawab terhadapNya. Kepemimpinan ini juga yang
mampu memberikan teladan yang baik kepada umatnya. Pemimpin dalam islam adalah
urgensi yang diwajibkan islam dan umat harus menegakkannya agar dia dapat membela
umat.

7
7
1. Jujur (Sidiq)
Kejujuran berkenaan dengan sifat apa adanya, tidak menutupi, tidak berbohong, dan sesuai
dengan fakta.
Kejujuran adalah syarat utama bagi pemimpin organisasi.
Kejujuran pemimpin identik dengan sikap dan perbuatannya.
Sikap pemimpin yang jujur adalah manifestari dari perkataannya, di mana perkataannya
adalah cerminan dari hatinya.
2. Amanah
Amanah menentukan kualitas kepemimpinan seorang pemimpin.
Dengan sifat yang amanah maka pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan pegawai
yang telah diserahkan kepadanya.
Kepercayaan pegawai berupa penyerahan segala macam urusan penting kepada pemimpin
agar mampu dikelola dengan baik dalam menghasilkan kinerja organisai yang terbaik.

Ciri orang amanah sebagai berikut :


1. Dia bertindak berdasarkan etika dan tidak pernah mempermalukan orang.
2. Membangun kepercayaan diri lewat keandalan diri dan autentisitas
(kemurnian/kejujuran)
3. Berani mengakui kesalahan sendiri dan menegur perbuatan tidak etis orang lain.
4. Berpegang kepada prinsip secara teguh, walaupun risikonya tidak disukai serta
memiliki komitmen dan menepati janji.
5. Bertanggung jawab sendiri untuk memperjuangkan tujuan serta terorganisasi dan
cermat dalam bekerja.

3. Komunikatif (Tablig)
Pemimpin tidak berhadapan dengan benda mati yang dapat diatur dengan bebas
Tablig juga dapat dipahami sebagai akuntabel atau terbuka untuk dinilai pihak lain.
Akuntabilitas juga berkaitan dengan sikap keterbukaan (transparansi) dalam kaitannya
dengan mempertanggungjawabkan sesuatu di hadapan orang lain.

4. Cerdas (Fathonah)
Pemimpin organisasi tentu saja harus memiliki sifat yang cerdas atau fathonah.
Ia wajib memiliki kecerdasan di atas rata-rata pegawai sehingga ia akan menjadi rujukan
penting bagi pegawai dalam mengatasi berbagai permasalahan yang muncul di dalam
organisasi.
Pemimpin organisasi yang cerdas tidak akan mudah frustasi ketika menghadapi masalah
karena ia menjadi sumber solusi.
Kecerdasan pemimpin harus didasari atas keilmuan yang mumpuni dan memadai.

Dalam konteks organisasi pada dasarnya terdapat empat tugas utama sebagai pemimpin
yang dijealskan sebagai berikut :
1. Mendirikan shalat. Pemimpin wajib memiliki pemahaman dan perilaku spiritual
yang baik. Pemimpin harus memiliki jiwa yang baik, terlahir dari hubungan yang
baik dengan Allah swt. sehingga mendorong pemimpin tersebut agar tidak lalai dan
memanfaatkan jabatannya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri dan
kelompoknya.

7
8
2. Melaksanakan zakat. Pemimpinnya wajib melaksanakan zakat. Tujuan dari
melaksanakan zakat pada dasarnya adalah menanamkan pemahaman bahwa pada
harta yang dimiliki terdapat hak orang lain.
3. Mengajak kepada kebaikan. mengajak kepada kebaikan artinya pemimpin adalah
figur yang paling utama dan bertanggung jawab atas terwujudnya berbagai program
yang mencerdaskan pegawai sehingga pegawai akan memberikan kontribusi yang
paling optimal bagi organisasi.
4. Mencegah dari kemungkaran. Pemimpin organisasi pada dasarnya adalah tombak
pencegahan terjadinya kemungkaran atau kekeliruan dalam organisasi. Kemampuan
pencegahan tersebut melekat pada kewenangan yang dimilikinya.

Secara garis besar, Muhammad sebagai pemimpin dalam bisnis nampak dari beberapa
penjelasan sebagai berikut
1. Keteladanan Rasulullah Muhammad Saw. sebagai seorang pebisnis bisa kita telusuri
melalui sejarah perdagangan pada zaman arab kuno yang tidak bisa dilepaskan dari
peranan kaum Quraisy.
2. Masa kelahiran Muhammad Saw. dan masa kanak-kanak penuh dengan cobaan dan
tempaan dari Allah Swt.
3. Muhammad kecil mengikuti kafilah bisnis bersama pamannya Abu Thalib,
pengalaman tersebut menjadi landasan pokok kewirausahaan Muhammad.
4. Muhammad pada saat awal berbisnis tidak memiliki modal, tetapi ia sering mendapat
pinjaman modal dari orang lain karena sifatnya yang bisa dipercaya.
5. Konsep bisnis yang diajarkan oleh Muhammad dikenal dengan istilah value driven
yang artinya menjaga, mempertahankan, dan menarik nilai-nilai dari pelanggan.

PERTEMUAN 15

Hari/Tanggal: Selasa/29 Decenber 2020


Jam: 15.30-18.00
Ruang Kelas Virtual: Virtual VEX Manajemen 04
Topik: Tugas dan Persentasi Grup

Tugas Individu Business Leadership Tema: Menjadi Seorang Sociopreneur

Buatlah sebuah ide sociopreneur yang kalian impikan dengan menyelesaikan masalah
sosial di Indonesia. Tuangkan ide kalian didalam sebuah makalah (word) maksimal 10
halaman dan sebuah persentasi dalam bentuk Powerpoint (PPT). Berikut hal yang template
yang diperlukan:
1. Nama Perusahaan dan filosofis dari nama/logo yang akan dibuat.
2. Produk atau Jasa yang ditawarkan.

7
9
3. Latar Belakang Masalah yang ingin dipecahkan.
4. Bisnis model/ cara berbisnis sociopreneur yang ditawarkan
5. Buatlah budget sederhana mengenai dana yang diperlukan
6. Tuliskan keyakinan anda kenapa hal ini akan menjadi sukses
7. Posisi lowongan apa saja yang dibutuhkan dalam bisnis sociopreneur anda?
Jelaskan fungsinya.
8. Pustaka (Jika ada)
9. Persentasi Individual

PUSTAKA

Dessler, Gary. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Prenhallindo. Jakarta.

Goleman, Daniel. (2002) The New Leaders, (Cambridge: Harvard Business School Press),
hlm. 45

Hercet, P dan Blanchard, K., Management of Organizational Behaviour: Utilizing Human


Resource, New Jersey: Prentice-Hall), 1977, hlm. 4.

John C. Maxwell. (1999) The 21 Indispensable Qualities of a Leader, Nashville: Tomas


Nelson Publishers), hlm 106.

Jordan, P.J., dan Troth, A. (2011). Emotional Intelligence and Leader Member Exchange:
The
Relationship with employee turnover intentions and job satisfaction, (Leadership and
organization development journal), 2011, hlm. 260-280.

Kotter, John P. And Schlesinger, L.A, Choosing Strategies for Change, (Harvard business
Review), 1079, hlm. 10.

Luthans, F. (1998). Organizational behavior. Boston, Mass: Irwin/McGraw-Hill.

8
0
Purnomo, D., and Kurniawan, K. I. A. (2017). Sociopreneur Milenial: Bisnis Berbasis
Kolaborasi antara Desa dan Kota. Bandung: Bitread Publishing.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. (2016). Perilaku Organisasi (Organizational


Behavior). Salemba Empat. Jakarta

Suwatno. (2019). Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bumi
Aksara.

Wijono, Sutarto. (2018). Kepemimpinan dalam Perspektif Organisasi. Prenadamedia Group.


Jakarta
Lunenburg, C. Fred, Self-Efficacy in the Workplace: Implications for Motivation and
Performance. (International Journal Of Management, Businessm and
Administration), 2011.
Mintzberg, H. Management Science, Vol. 18, No. 2, Application Series. (Oct., 1971), pp.
B97-B110.
Potts, Rebbecca and jeanenne LaMarsh, Managing Change for Success, (London: Duncan
Baird Publisher),2004, hlm.12
Suwatno. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Organisasi Publik dan Bisnis” 1st Edition,
Bumi Aksara 2019 .
Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge "Organizational Behavior” 16th Edition,
Prentice Hall, 2016 .
Utterback, James M. (1971), The Process of Innovation: A Review of Some Recent
Findings, in George W. Wilson (ed.), Technological Development and Economic
Growth, Bloomington: Indiana University Press: 139-60.
Winardi, J., Manajemen Perubahan (The Management of Change), (Jakarta: Prenada
Media), 2005., hlm. 25

8
1
LAMPIRAN

Dashboard Estudy

8
2
Kehadiran Mahasiswa

Kehadiran Mahasiswa

8
3
Rekap Pengumpulan Tugas

Diskusi Forum E-Study

8
4
Pembelajaran daring melalui Virtual Exchange STEI

8
5

Anda mungkin juga menyukai