Anda di halaman 1dari 12

Oleh

Calvin Priyantama
Dinda Putri Auliana
Elmanda Puspitasari
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika di dalam konteks pekerjaan mungkin merupakan


topik yang paling universal dalam etika bisnis karena
Resume:

hampir setiap orang memiliki pengalaman menjadi pekerja.


Saat membuat undang-undang dan pengadilan telah
mengatur banyak aspek di lingkungan kerja.
Seperti yang diketahui harga-harga produk kebutuhan
pokok sekarang ini dapat dikatakan mahal. Hal seperti ini
sangat memberatkan kaum buruh atau pekerja. Dengan
upah atau gaji yang mereka terima saat ini dirasa kurang
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Oleh sebab
mereka berdemo menuntut kenaikan atas upah yang
mereka terima
Hal seperti ini, tidak luput di Ibu Kota Jakarta. Para buruh
di Jakarta ingin upah atau gaji mereka dinaikkan. Hal ini
berkaitan dengan masalah etika bisnis, karena etika bisnis
mengajarkan dan menunjukkan hak-hak pekerja terhadap
perusahaan dimana ia bekerja setelah para pekerja
memenuhi kewajibannya.

1.2 Latar Belakang

1. Apa saja perspektif mengenai etia dari hubungan kerja?


2. Apa itu due process ?
3. Apa saja kesehatan dan keselamatn kerja ?
4. Apa itu diskriminasi,keragaman dan tindakan
alternative ?
5. Apa itu hak pekerja dan apa saja ?
6. Apa saja kewajiban pekerja ?
7. Contoh kasus

2 1.3 Tujuan Penulis

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis


2. Bertujuan untuk mengetahui model kasus mengenai hak-
hak pekerja
3. Menambah ilmu bagi penulis tentang apa itu tanggung
jawab pemberi kerja dan hak karyawan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Isu-isu di Tempat Kerja


Ada dua perspektif mengenai etika dari hubungan di tempat
kerja
1. Di satu pihak, pemberi kerja dapat memutuskan untuk
memperlakukan karyawan dengan baik sebagai alat
untuk menghasilkan harmoni dan produktivitas yang
lebih besar di tempat kerja
2. Di pihak lainnya, pemberi kerja bisa memperlakukan
karyawan dengan hak dan kewajiban, tanpa
mengindahkan apakah konsekuensinya bersifat
utilitarianisme atau kepentingan pribadi akan
produktvitas

2.2 Mendefinisikan Parameter dari Hubungan


Kerja
“Pekerjaan” itu sendiri, mengimplikasikan isu etis karena
implikasi dari sifat dasar hubungan itu sendiri.
Pertimbangan situasi di mana seorang individu setuju untuk
bekerja bagi individu lainnya. Pengaturan ini menciptakan
isu kekuasaan, kewajiban, tanggungjawab, perlakuan yang
adil, dan harapan

2.2.1 Due Process


Secara filosofis, due process ( hak untuk memperoleh
proses pengadilan yang wajar ) merupakan hak untuk
dilindungi dari penyalahgunan wewenang. Dalam konteks
legal, due process mengacu pada proses yang harus diikuti
oleh polisi dan pengadilan dalam menjalankan
wewenangnya kepada warga Negara.
Secara serupa due process di tempat kerja mengakui
wewenang pemberi kerja terhadap karyawannya. Pemberi 3
kerja dapat memberitahu karyawan apa yang harus mereka
lakukan dan kapan serta bagaimana melakukannya.
Employment at Will (EAW) berpendapat bahwa, jika tidak
ada kesepakatan kontraktual tertentu atau kewajiban
hukum lainnya yang merinci masa kerja atau kondisi
pekerjaan, semua karyawan dipekerjakan “sesuai
keinginannya” (at will ). Ini berarti, kecuali ada sebuah
perjanjian merinci sebaliknya, perusahaan bebas untuk
menghentikan seseorang karyawan kapan pun dan untuk
alasan apapun, bahkan tanpa alasan, atau alasan yang
salah secara moral.
Sebaliknya seorang pekerja EAW dapat memilih untuk
meninggalkan pekerjaannya kapanpun, untuk alasan
Resume:

apapun, tanpa pemberitahuan sama sekali, sehingga


kebebasan ini secara teoritis berlaku untuk kedua belah
pihak.

2.2.2 Kesehatan dan Keselamatan


Kesehatan dan keselamatan adalah “hal hal” yang
dihargai baik sebagai sebuah alat untuk mencapai tujuan
lain yang bernilai dan sebagai tujuan itu sendiri
 Kesehatan dan Keselamatan sebagai Risiko yang
dapat diterima.
Pemberi kerja tidak bertanggung jawab untuk
menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman
secara ideal. Sebuah tempat kerja itu aman apabila
risikonya dapat diterima.
 Kesehatan dan Keselamatan sebagai Hal yang
dikendaikan oleh Pasar Tanggung jawab sosial
perusahaan akan lebih memilih tawar menawar
individual antara pemberi kerja dan karyawan
sebagai pendekatan kesehatan dan keselamatan
ditempat kerja.
 Kesehatan dan Keselamatan – Etika yg diatur oleh
Pemerintah
Standard pemerintah yang bersifat wajib, menjawab
sebagian besar masalah strategi pasar bebas.
Standard ini berdasarkan ilmiah terbaik untuk
melindungi karyawan terhadap pemaksaan antara
pekerjaan vs keselamatan, pencegahan atau
kompensasi setelah fakta-fakta terungkap.

4 2.3 Hak dan Tanggung Jawab dalam Konflik


2.3.1 Diskriminasi
Diskriminasi adalah suatu tindakan
membedakan seseorang dari orang lain bukan
berdasarkan keunggulan yang dimiliki, namun
berdasarkan prasangka sikap-sikap yang secara
moral tercela. Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
berarti membuat keputusan (atau serangkaian
keputusan) yang merugikan pegawai (atau calon
pegawai) yang merupakan anggota kelompok
tertentu karena adanya prasangk yang secara
moral tidak dibenarkan terhadap kelompok tertentu.

2.3.2 Keragaman
Keragaman merujuk pada kehadiran
budaya, bahasa, etnis, ras, orientasi
kedekatan hubungan, gender, agama,
kemampuan, kelas sosial, usia, asal Negara
dari setiap individu yang beragam di sebuah
perusahaan
2.3.3 Tindakan Alternatif
Tindakan Afirmatif merujuk kepada sebuah
kebijakan atau program yang berusaha untuk
menanggapi berbagai contoh diskriminasi
dimasa lalu dengan mengimplementasikan
langkah-langkah proaktif guna menjamin
adanya kesempatan yang sama dimasa kini,
mengambil bentuk penyertaan secara
sengaja dalam bidang pekerjaan, pendidikan,
lingkungan lainnya dari kelompok yang
sebelumnya dikecualikan

2.4 Hak Pekerja

Hak atas pekerjaan merupakan hak asasi manusia, karena;


1. Kerja melekat pada tubuh manusia.
Kerja adalah aktivitas tubuh dan karena itu tidak bisa
dilepaskan atau difikirkan lepas dari tubuh manusia. 5
2. Kerja merupakan perwujudan diri manusia, melalui kerja
manusia merealisasikan dirinya sebagai manusia dan
sekaligus membangun hidup dan lingkungnannya yang
lebih manusiawi.
3. Hak atas kerja merupakan salah satu hak asasi manusia
karena kerja berkaitan dengan hak atas hidup, bahkan
hak atas hidup layak.
Hak atas pekerjaan ini tercantum dalam undang-undang
Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang menyatakan bahwa “tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.”
Resume:

1. Hak atas upah yang adil

Hak atas upah adil merupakan hak legal yang diterima dan
dituntut seseorang sejak ia mengikatkan diri untuk bekerja
pada suatu perusahaan. Dengan hak atas upah yang adil
sesungguhnya bahwa:

 Bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan upah, artinya


setiapa pekerja berhak untuk dibayar.
 Setiap orang tidak hanya berhak memperoleh upah, ia
juga berhak mendapatkan upah yang sebanding dengan
tenaga yang telah disumbangkannya.
 Bahwa prinsipnya tidak ada perlakuan yang berbeda atau
diskriminatif dalam soal pemberian upah kepada setiap
karyawan, dengan kata lain harus berlaku prinsip upah
yang sama untuk pekerjaan yang sama.

2. Hak Untuk Berserikat dan Berkumpul


Menurut De George, dalam suatu masyarakat yang adil, di
antara perantara-perantara yang perlu untuk mencapai suatu
system upah adil, serikat pekerja memainkan peran yang
penting. Ada 2 dasar moral yang penting dari hak untuk
berserikat dan berkumpul:

 Ini salah satu wujud utama dari hak atas kebebasan yang
merupakan salah satu hak asasi manusia
6  Dengan hak untuk berserikat dan berkumpul, pekerja
dapat bersama-sama secara kompak memperjuangkan
hak mereka yang lain, khususnya atas upah yang adil.
3. Hak atas perlindungan kesehatan dan
keamanan
Beberapa hal yang perlu dijamin dalam kaitan hak atas
keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja:

 Setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan atas


keamanan, keselamatan dan kesehatan melalui program
jaminan atau asuransi keamanan dan kesehatan yang
diadakan perusahaan itu.
 Setiap pekerja berhak mengetahui kemungkinan resiko
yang akan dihadapinya dalam menjalankan pekerjaannya
dalam bidang tertentu dalam perusahaan tersebut.
 Setiap pekerja bebas untuk memilih dan menerima
pekerjaan dengan resiko yang sudah diketahuinya itu
atau sebaiknya menolaknya.

Jika ketiga hal ini bisa dipenuhi, suatu perusahaan sudah


dianggap menjamin secara memadai hak pekerja atas
perlindungan keselamatan, keamanan dan kesehatan kerja.
Kalaupun pada akhirnya terjadi resiko tertentu, secara etis
perusahaan tersebut dinilai baik.

4. Hak Untuk Diproses Hukum Secara Sah


Hak ini terutama berlaku ketika seorang pekerja dituduh dan
diancam dengan hukuman tertentu karena diduga melakukan
pelanggaran atau kesalahan tertentu. Pekerja tersebut wajib
diberi kesempatan untuk mempertanggung jawabkan
tindakannya, dan kalau ternyata ia tidak bersalah ia wajib
diberi kesempatan untuk mambela diri. Ini berarti baik secara
legal maupun moral perusahaan tidak memperkenankan untuk
menindak seorang karyawan secara sepihak tanpa mencek
atau mendengarkan pekerja itu sendiri.

5. Hak Untuk Diperlakukan Sama


Pada prinsipnya semua pekerja harus diberlakukan sama,
secara fair. Artinya tidak boleh ada diskriminasi dalam
perusahaan baik berdasarkan warna kulit, jenis kelamin, etnis, 7
agama dan semacamnya, baik dalam sikap maupun perlakuan,
gaji, maupun peluang untuk jabatan, pelatihan atau
pendidikan lebih lanjut. Karena semua itu merupakan
perlakuan yang tidak adil.

6. Hak Atas Rahasia Pribadi


Resume:

Karyawan mempunyai hak untuk dirahasiakan data pribadinya,


bahkan perusahaan harus menerima bahwa ada hal-hal
tertentu yang tidak boleh diketahui perusahaan dan ingin tetap
dirahasiakan oleh karyawan. Umumnya yang dianggap rahasia
pribadi dan karena itu tidak perlu diketahui dan dicampuru
oleh perusahaan adalah persoalan yang menyangkut
keyakinan religious, afiliasi, dan haluan politik, urusan keluarga
serta urusan social lainnya.

7. Hak atas kebebasan suara hati


Pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu
yang dianggapnya tidak baik, atau menurut perusahaan jadi
pekerja harus dibiarkan bebas mengikuti apa yang menurut
suara hatinya adalah hal yang baik.

2.5 Kewajiban Pekerja


Ada tiga kewajiban karyawan yang penting. Yaitu
kewajiban ketaatan, kewajiban konfidensialitas, dan
kewajiban loyalitas.

1. Kewajiban ketaatan
Seorang karyawan yang memasuki sebuah
perusahaan tertentu memiliki konsekuensi untuk
8 taat dan patuh terhadap perintah dan petunjuk
yang diberikan perusahaan karena mereka sudah
terikat dengan perusahaan. Namun demikian,
karyawan tidak harus mematuhi semua perintah
yang diberikan oleh atasanya apabila perintah
tersebut dinilai tidak bermoral dan tidak wajar.
Seorang karyawan di dalam perusahaan juga tidak
harus menaati perintah perusahaan tersebut
apabila penugasan yang diberikan kepadanya tidak
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati
sebelumnya.

2. Kewajiban konfidensialitas
Kewajiban konfidensialitas adalah kewajiban untuk
menyimpan informasi yang sifatnya sangat rahasia.
Setiap karyawan di dalam perusahaan, terutama
yang memiliki akses ke rahasia perusahaan seperti
akuntan, bagian operasi, manajer, dan lain lain
memiliki konsekuensi untuk tidak membuka rahasia
perusahaan kepada khalayak umum. Kewajiban ini
tidak hanya dipegang oleh karyawan tersebut
selama ia masih bekerja disana, tetapi juga setelah
karyawan tersebut tidak bekerja di tempat itu lagi.
Sangatlah tidak etis apabila seorang karyawan
pindah ke perusahaan baru dengan membawa
rahasia perusahaannya yang lama agar ia
mendapat gaji yang lebih besar.

3. Kewajiban loyalitas
Konsekuensi lain yang dimiliki seorang karyawan 9
apabila dia bekerja di dalam sebuah perusahaan
adalah dia harus memiliki loyalitas terhadap
perusahaan. Dia harus mendukung tujuan-tujuan
dan visi-misi dari perusahaan tersebut. Karyawan
yang sering berpindah-pindah pekerjaan dengan
harapan memperoleh gaji yang lebih tinggi
dipandang kurang etis karena dia hanya
berorientasi pada materi belaka. Ia tidak memiliki
dedikasi yang sungguh-sungguh kepada
perusahaan di tempat dia bekerja. Maka sebagian
perusahaan menganggap tindakan ini sebagai
tindakan yang kurang etis bahkan lebih ekstrim lagi
Resume:

mereka menganggap tindakan ini sebagai tindakan


yang tidak bermoral.

2.6 Kasus Demo Buruh di Jakarta


Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan buruh yang berasal
dari beberapa elemen mulai berkumpul di sekitar Jalan Medan
Merdeka Selatan, Jakarta. Mereka akan menggelar aksi
memperingati Hari Layak Kerja Sedunia yang jatuh setiap 7
Oktober di depan Istana Negara, Jakarta.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, massa buruh
sudah terlihat hadir sejak pukul 09.00 WIB. Mereka terlihat
memakai seragam dari elemennya masing-masing. Ada pula
10 spanduk hingga bendera yang akan digunakan saat aksi.
Para buruh terlihat hadir dengan menggunakan
kendaraan pribadi, kendaraan umum, hingga bus pariwisata
yang disewa. Dua mobil dengan pengeras suara yang akan
digunakan buruh untuk berorasi juga terlihat sudah terparkir di
sekitar lokasi berkumpul.
Sang operator mobil tersebut terlihat memutar beberapa
lagu untuk memeriahkan suasana jelang dilaksanakannya aksi.
Selain massa, terlihat pula ratusan personel mulai
melakukan pengamanan. Sejumlah aparat terlihat ditempatkan
di beberapa objek vital, seperti di depan Istana Wakil Presiden,
Balai Kota DKI Jakarta, hingga jalan Medan Merdeka Barat yang
nanti akan dilewati oleh massa menuju depan Istana Negara.

Dari spanduk yang dibentangkan, ada enam tuntutan


yang akan disampaikan dalam aksinya, yakni menaikkan upah
minimum pada tahun 2018 sebesar lebih dari US$50 atau
Rp850 ribu, cabut PP Nomor 78 Tahun 2018, jalankan jaminan
kesehatan gratis, dan tolak PHK besar-besaran.

Mereka juga menolak kenaikan Tarif Dasar Listrik, PAM,


BBM, dan kebutuhan pokok. Selain itu juga, menolak sistem
kerja kontrak dan pemagangan.

Bab III
Penutup

11

A. Kesimpulan
Untuk mensejahterakan karyawannya suatu
perusahaan harus memberi upah yang layak. Upah
yang layak memacu produktivitas tenaga kerja.
Selain upah, para pengusaha juga harus
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
karyawannya
Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh pada
kesejahteraan tenaga kerja utamanya UMR dan
Resume:

jaminan social

B. Saran

Saya mengharapkan pengusaha atau pemberi kerja


mau memperhatikan tenaga kerjanya bukan hanya
mencari keuntungan sebesar-besarnya. Dengan
memiliki sumberdaya manusia yang berkualitas dan
sehat maka usaha yang dijalani akan memberi
keuntungan yang diinginkan

12

Anda mungkin juga menyukai