Anda di halaman 1dari 24

ETIKA PERILAKU PELAKU BISNIS

MUSTOPA MARLI RAMLI BATUBARA


ETIKA PERILAKU BISNIS

Good business is ethical business


(Bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika)

Hasil studi empiris menunjukkan bahwa bisnis


yang berhasil secara umum merupakan bisnis
yang memiliki pedoman etika dan mampu
membangun etika perusahaan yang baik
sebagai aset dari bisnis
Etika menuntut agar seseorang melakukan
ajaran moral tertentu karena ia sadar bahwa
hal itu memang bermanfaat dan baik bagi
dirinya dan orang lain (Keraf, 1998).
Donelson Forsyth (pakar sosiologi), menyusun
instrumen dlm suatu koesioner untuk menilai
posisi etis individu penelitian tentang psikologi
sosial sbb:
“Seseorang harus memastikan bahwa
tindakanya tidak pernah sengaja untuk
menyakiti orang lain bahkan untuk hal kecil”
“Adanya potensi merugikan bagi orang lain
sekecil apapun merupakan sesuatu yang salah,
terlepas dari manfaat yang diperoleh”

“Apakah posisi moral merupakan hal yang


bersifat individual, di mana sesuatu yang
dianggap bermoral bagi seseorang mungkin
merupakan tindakan yang tidak mermoral bagi
orang lain”

Dalam konteks perilaku bisnis, kouestioner ini


cukup membantu untuk mengenali karakter mitra
bisnis, baik internal maupun eksternal.
PELAKU BISNIS
merupakan pemegang kepentingan utama
(stakeholder) atau orang yang berkepentingan dalam
bisnis.

Terdapat beberapa pemegang kepentingan utama yang


terlihat dalam bisnis antara lain;
1. Pemilik
2. Karyawan
3. Kreditor
4. Pemasok
5. Pelanggan
6. investor
Unsur yang harus diperhatikan dalam bisnis yang beretika
adalah nilai keadilan.

Perhatikan beberapa perbuatan ketidakadilan etika bisnis


yang terdapat dalam pengaturan pemasaran.
• Proses mendapatkan barang yang dilakukan dengan
menghadang supplier dipinggir kota sebelum masuk pasar
(untuk mendapatkan harga lebih murah)
• Mengurangi timbangan
• Menyembunyikan cacat yang terdapat dibarang
• Melakukan manipuasi pemasaran
• Memanipulasi penawaran/permintaan (penimbunan
barang)
• Menjual barang dagangan dengan harga yang jauh lebih
tinggi dari harga pasar secara sengaja (memanfaatkan
ketidaktahuan pembeli).
Pendorong individu untuk melakukan aktivitas bisnis
secara beretika sbb:

 Adanya keyakinan bahwa semua tindakan akan


diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan.
 Adanya kesadaran bahwa aktivitas bisnis yang beretika
merupakan bentuk perwujudan kontrak sosial
masyarakat yang mengikat.
 Adanya dorongan untuk mencapai nilai keutamaan
melalui kegiatan bisnis yang beretika dalam hal ini
bisnis tidak dipandang sebagai upaya untuk mendapat
keuntungan sebesar-besarnya semata tapi dipandang
sebagai nilai keutamaan (teori kebajikan diistilahkan
kehidupan yang utama) .
Praktik Bisnis yang Tidak Berertika
Sebagai ilustrasi masyarakat masih memandang
BISNIS adalah BISNIS, dimana sangat
dimungkinkan untuk melakukan tindakan kurang
terpuji untuk mencapai tujuan binsis, misalnya
melakukan penyuapan untuk mendapatkan izin
usaha, melakukan praktik kecurangan dalam
produksi maupun melakukan manipulasi
pemasaran. Pemikiran yang salah bahwa bisnis
tidak ada hubungannya dengan etika atau
moralitas, dan moralitas hanya dianggap sebagai
mitos dalam bisnis.
ETIKA PERILAKU PRODUSEN
Produksi merupakan aktivitas menghasilkan
barang dan jasa melalui proses transformasi input
menjadi output tertentu secara profesional dan
bertanggungjawab dengan tujuan agar hasil
produksi dapat dimanfaatkan oleh konsumen
dengan baik.

Kewajiban produsen adalah menjamin bahwa


produk yang dihasilkannya tidak merugikan dan
membahayakan konsumen.
Secara filosofis aktivitas produksi meliputi;
• Produk apa yang dibuat
• Berapa kuantitas produk yang dibuat
• Mengapa produk tersebut dibuat
• Di mana produk tersebut dibuat
• Kapan produk dibuat
• Siapa yang membuat
• Bagaimana memproduksinya

Aktivitas produksi tsb harus memperhatikan Etika


produksi untuk melaksanakannya, misalnya; tempat
produksi apakah sudah memiliki izin operasional,
apakah proses produksi sesuai standar produksi yang
berlaku, dll.
ETIKA PERILAKU SUPLIER
Untuk mengelola aliran barang, informasi dari seluruh
aktivitas perusahaan diperlukan suatu konsep yang
disebut Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain
Management).
SCM merupakan rangkaian pendekatan yang
digunakan untuk mengintegrasikan pemasok,
produsen, gudang dan toko secara efektif agar
persediaan barang dapat diproduksi dan
didistribusikan pada jumlah yang tepat, ke lokasi yang
tepat, dan pada waktu yang tepat sehingga biaya
keseluruhan sistem dapat diminimalisasi selagi
berusaha memuaskan kebutuhan dan layanan.
Sebagai pemasok harus memperhatikan:
 Jadwal pengiriman agar tidak terjadi keterlambatan
proses produksi.
 Tidak mempermainkan perusahaan penerima bahan
baku
 Baik dalam hal persediaan maupun harga
 Mematuhi perjanjian serta aturan main yang telah
disepakati.

Dalam etika pelaku pemasok SCM merupakan konsep


ideal penanganan bahan baku serta profesional
hudungan antara pemasok dan produsen.
ETIKA PERILAKU INVESTOR DAN
PEMEGANG SAHAM

Pemegang saham sebagai pemilik modal


memiliki hak dan tanggungjawab atas
perusahaan, sesuai dengan peraturan
perundang-unagan dan aggaran dasar
perusahaan.
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan oleh
pemegang saham sbb:
1. Pemegang saham harus menyadari bahwa
dalam melaksanakan hak dan tanggungjawab
nya harus memperhatikan juga kelangsungan
hidup perusahaan.

2. Perusahaan harus menjamin dapat terpenuhinya


hak dan tanggungjawab pemegang saham atas
dasar asas kewajaran dan kesetaraan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan
anggaran dasar perusahaan.
Perusahaan sebagai pelaku bisnis dapat
memenuhi standar etika bisnis yang berlaku
dan mampu menawarkan investasi etis.

Investasi etis bisa didefiniskan sebaga investasi


yang menggunakan kriteria etika dan moral
untuk mengelola fortofolio investasi. Sebagai
contoh; pada tahun 1990-an, socially
responsible inventors menghindari investasi
pada perusahaan yang memproduksi alkohol,
judi dan rokok
Di Indonesia Indeks Jakarta Islamic Index (JII)
menjadi salah satu representatif invetasi etis.
Indeks diluncurkan oleh Bursa Efek Jakarta
bekerjasama dengan Danareksa Investment
Manajement mengeluarkan Daftar Efek
Syariah yang dikeluarkan Bapepam
berkerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia
(MUI).
Kriteria syariah investasi etis sbb;
1. Tidak melakukan kegiatan usaha sbb;
- Perjudian dan permainan tergolong judi
- Perdagangan yg dilarang menurut syariah
- Jasa keuangan ribawi
- Jual beli resiko yg mengandung ketidak
pastian, dan atau judi termasuk asuransi
konvensional
- Memperoduksi, mendistribusikan, memperdagang
kan dan menyediakan barang yang haram baik
karena zatnya, prosesnya ataupun barang yang bisa
merusak moral/bersifat mudarat.
- Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap.
2. Memenuhi rasio-rasio keuangan sbb;

 Total utang yang berbasis bunga


dibandingkan dengan total aset tidak lebih
dari 45 % .

 Total pendapatan bunga dan pendapatan


tidak halal lainnya dibandingkan dengan total
pendapatan usaha (revenue) dan
pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10 %.
ETIKA PERILAKU PEMILIK
PERUSAHAAN
Pemilik perusahaan adalah orang yang memiliki
ide untuk memulai suatu bisnis dengan
mengorganisasikan, mengelola, dan
mengansumsikan resiko suatu bisnis yang
dihadapi dari permulaan bisnis.

dengan kata lain, pemilik perusahaan adalah


orang yang berwenang untuk melakukan segala
sesuatu terhadap usaha yang dimilikinya.
Salah satu unsur penting yang harus diperhatian oleh
pemilik perusahaan adalah etika terhadap karyawan.
Adapun beberapa tanggungjawab perusahaan
terhadap karyawan diantaranya;
1. Komitmen hukum dan sosial
Perusahaan dikatakan memenuhi tanggungjawab
hukum dan sosialnya apabila karyawannya diberi
kesempatan yang sama tanpa memandang faktor
suku, jenis kelamin, atau faktor lainnya. Bila
mengabaikan hal tersebut perusahaan akan
mengahadapi resiko tuntutan hukum.

2. Komitmen etis
Menghargai karyawan sebagai manusia juga berarti
menghargai pelaku mereka sebagai individu yang
bertanggungjawab secara etis.
Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung
jawab yang diembannya yaitu berupa;
1. Tanggungjawab terhadap lingkungan (ramah
lingkungan)
2. Tanggungjawab terhadap karyawan
* mendengarkan dan menghormati pendapat
karyawan dan memberikan umpan balik
positif
* meminta input kepada karyawan
* memberi kepercayaan kepada karyawan, dll
3. Tanggungjawab terhadap pelanggan
(tanggungjawab sosial) dan melindungi hak-
hak pelangan berupa;
* Hak mendapat produk yang aman
* Hak mendapat informasi segala aspek
produk
* Hak untuk didengar
* Hak memilih apa yang akan dibeli
ETIKA PERILAKU KARYAWAN
Karyawan yang berkualitas adalah aset yang
paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan harus semaksimal mungkin
harus mempertahankan karyawannya. Untuk
memudahkan penerapan etika perusahaan
dalam kegiatan sehari-hari maka nilai-nilai
yang terkandung dalam etika harus
dituangkan ke dalam manajemen korporasi.
Kewajiban karyawan dapat digolongkan;
1. Kewajiban ketaatan
Karyawan harus taat terhadap peraturan dalam
perusahaan
2. Kewajiban konfidensialitas
Kewajiban karyawan untuk menyimpan
informasi yang bersifat konfidensial atau rahasia
yang telah diperoleh dengan menjalankan suatu
profesi.
3. Kewajiban loyalitas
4. Kewajiban melaporkan kesalahan perusahaan

Anda mungkin juga menyukai