OLEH
Umi Widyastuti, SE, M.E
Dr. Rida Prihatni
Ati Sumiati S.Pd., M.Si
FAKULTAS EKONOMI
1
BAB 1
2
1.3 Teori Struktur Modal
3
1.3.2 Kemungkinan Kebangkrutan (Probability of Bankruptcy)
Risiko Bisnis
4
Kemungkinan 25% penjualan akan mencapai $ 800
Biaya tetap operasi sebesar $200 dan biaya variabel operasi sama dengan 50%
dari penjualan.
TABEL 1.1
Risiko Keuangan
TABEL 1.2
5
Diasumsikan bahwa:
TABEL 1.3
6
Tabel 1.4 menunjukkan tingkat hutang, tingkat bunga dan bunga tahunan.
TABEL 1.4
Tabel 1.5 menunjukkan perhitungan EPS untuk setiap pilihan rasio hutang
TABEL 1.5
7
8
Tabel 1.6 Menunjukkan ringkasan dari EPS yang diharapkan, standar deviasi dan
koefisien variasi. Koefisien variasi mengukur risiko relatif terhadap EPS yang
diharapkan dan digunakan untuk membandingkan struktur modal. Jika ’financial
leverage’ perusahaan meningkat maka keofisien variasi dari EPS meningkat.
TABEL 1.6
9
GAMBAR 1.1
Gambar 1.2 (a) jika hutang disubstitusikan dengan ekuitas, tingkat EPS
meningkat kemudian menurun. EPS tertinggi terjadi pada rasio hutang 50%.
Penurunan EPS setelah rasio hutang 50% dihasilkan dari peningkatan signifikan
dari bunga yang tidak dapat ditutup dari pengurangan dalam jumlah lembar saham
biasa yang beredar.
(b) Jika dilihat perilaku risiko yang diukur dengan koefisien variasi kita dapat
melihat bahwa risiko meningkat dengan meningkatnya ’leverage’. Sebagian dari
risiko merupakan risiko bisnis, dan sebagian yang berubah berkaitan dengan
peningkatan ’financial leverage’ merupakan risiko keuangan. Jelaslah bahwa
pertukaran risiko & pengembalian berkaitan dengan penggunaan ’financial
leverage’. Jadi jika perusahaan menggunakan lebih banyak ’leverage’ dalam
struktur modalnya akan meningkatkan baik tingkat pengembalian maupun
risikonya.
10
GAMBAR 1.2
11
• Perolehan aktiva
• Gaji para eksekutif
• Pembayaran dividen
Informasi Asimetri
EBIT (1 T ) NOPAT
V
Ka Ka
V : Nilai perusahaan
12
Membuat Rencana Pembiayaan Secara Grafis
Contoh:
GAMBAR 1.3
13
Kelemahan Dasar Analisa EBIT-EPS
14
Tabel 1.7 diharapkan estimasi pengembalian yang diperlukan (Ks) meningkat
dengan penambahan risiko yang diukur oleh koefisien variasi dan EPS
TABEL 1.7
Mengestimasi Nilai
EPS
Po
Ks
Nilai dari suatu perusahaan dikaitkan dengan alternatif struktur modalnya dapat
diestimasi dengan menggunakan salah satu model penilaian standar. Diasumsikan
bahwa seluruh laba dibayarkan dalam bentuk dividen. Dengan menggunakan
model penilaian pertumbuhan nol, yang dirumuskan kembali dimana dividen
diganti dengan EPS karena dianggap setiap tahun dividen akan sama dengan
EPS
15
1 1 D1
Po D1 D ( PVIFAk s , ) D
t 1 1
t 1 (1 k s ) k s ks
Contoh
Nilai saham Cooke Company dengan berbagai alternatif struktur modal. Dengan
memasukkan EPS yang diharapkan dan pengembalian yang diperlukan ke dalam
rumus, untuk masing-masing alternatif struktur modal, menghasilkan estimasi
nilai saham.
Tabel 1.8 Membandingkan hasil estimasi saham pada setiap rasio hutang
menunjukkan bahwa estimasi nilai saham maksimum terjadi pada struktur modal
dengan rasio hutang 30%.
TABEL 1.8
16
1.6 Maksimalisasi Nilai Saham dibandingkan dengan Maksimalisasi EPS
17
GAMBAR 1.4
18
b. Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT
perusahaan di masa mendatang.
c. Saham dan obligasi diperjualbelikan dipasar modal yang sempurna.
d. Hutang adalah tanpa risiko sehingga suku bunga pada hutang
adalah suku bunga bebas risiko.
e. Seluruh aliran kas adalah perpetuitas (sama jumlahnya saetiap
periode hingga waktu tak terhingga). Dengan kata lain,
pertumbuhan perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama.
f. Tidak ada pajak perusahaan maupun pajak pribadi.
2 dalil MM – Tanpa Pajak
a. DALIL 1
EBIT EBIT
VL VU
WACC K sU
di mana:
Perlu diingat V = D + S
V = Niali perusahaan
D = Hutang (Debt )
19
Dari Dalil 1 dapat disimpulkan bahwa ‘menurut model MM, jika tidak ada
pajak, nilai perusahaan tidak tergantung pada leverage (menggunakan
hutang atau tidak)”
b. DALIL 2
K s L K sU ( K sU K d )( D / S )
di mana:
Kd : Biaya hutang
Perlu diingat :
WACC = Wd .K d Ws .K s
D D S S
Wd Ws
DS V DS V
20
asumsi T = 0, maka
D S
WACC = .K d .K s L
V V
Dari Dalil 2 ini dapat disimpulkan juga bahwa penggunaan hutang tidak
akan merubah WACC. Biaya hutang (Kd) memang lebih kecil dibanding
biaya modal sendiri (KsL). Tapi semakin besar penggunaan hutang,
semakin besar pula risiko sehingga biaya modal sendiri (KsL) bertambah.
Jadi penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan karena
keuntungan dan biaya hutang yang lebih kecil (murah) ditutup dengan
naiknya biaya modal sendiri.
Contoh:
EBIT 2,4 juta dan konstan dari waktu ke waktu. Biaya hutang (Kd): 8%. Biaya
modal sendiri jika perusahaan tidak menggunakan hutang (KsU): 12%. Jika
perusahaan berhutang, uang tersebut digunakan untuk membeli kembali saham,
dengan kata lain jika hutang bertambah sebesar X, modal sendiri akan berkurang
sebesar X pula sehingga aktiva atau nilai perusahaan tetap.
Jawab:
b. Jika D : 5 juta
V = D+S
20 = 5 + S
21
S = 15 juta
Ks L KsU ( KsU Kd )( D / S )
= 12% + (12% - 8%)(5/15)
= 13.33%
D S
WACC = .K d .K s L
V V
5
= 8% 15 13.33%
20 20
= 12%
c. Jika D : 10 juta
V = D+S
20 = 10 + S
S = 10 juta
Ks L KsU ( KsU Kd )( D / S )
= 12% + (12% - 8%)(10/10)
= 16%
22
D S
WACC = .K d .K s L
V V
10
= 8% 10 16%
20 20
= 12%
d. Jika D : 15 juta
V = D+S
20 = 15 + S
S = 5 juta
Ks L KsU ( KsU Kd )( D / S )
= 12% + (12% - 8%)(15/5)
= 24%
D S
WACC = .K d .K s L
V V
15
= 8% 5 24%
20 20
= 12%
e. Bagaimana jika perusahaan menggunakan 100% hutang (sec. teori bisa tapi sec.
Praktek tidak ada perusahaan yang dibiayai dengan 100% hutang). V: 20 juta
maka D : 20 dan S : 0.
Pada kondisi ini, karena pemberi hutang menanggung risiko perusahaan maka
Kd=KsU=12%.
23
EBIT 2.4 juta
VL 20 juta
K sU 0.12
WACC = Kd = 12%
D V S D/V Kd Ks WACC
0 20 20 0% 8% 12% 12%
VL Vu T .D
VL : Nilai perusahaan yang menggunakan hutang (levered firm)
T : Pajak
D : Debt (hutang)
24
Nilai perusahaan yang sama sekali tidak menggunakan hutang sama dengan nilai
modal sendiri perusahaan tersebut (S).
EBIT (1 T )
S Vu
K sU
b. Dalil 2
Kd : 8%
KsU :12%
Pajak :40%
VL = Vu + T.D
= 20juta + (0.4)(10juta)
= 24 juta
25
Ks L KsU ( KsU Kd )(1 T )( D / S )
= 12% + (12% - 8%)(1-0.4)(10/14)
= 13.71%
VL = D + S
S = VL – D
D S
WACC = .K d (1 T ) .K s L
V V
10
= 8%(1 40%) 14 13.71%
24 24
= 10%
VL = Vu + T.D
= 20juta + (0.4)(30juta)
= 32 juta
= 48%
26
S = VL – D
D S
WACC = .K d (1 T ) .K s L
V V
30
= 8%(1 40%) 2 48%
32 32
= 7.5%
VL = Vu + T.D
= 20juta + (0.4)(33.33juta)
= 33.33 juta
D V S D/V Kd Ks WACC
0 20 20 0% 8% 12% 12%
27
25 30 5 83.33% 8% 24% 8%
3. MODEL MILLER
Tahun 1976, Miller menyajikan suatu teori struktur modal yang juga meliputi
pajak untuk penghasilan pribadi. Pajak pribadi ini adalah
1. Pajak penghasilan dari saham (Ts)
Dalil 1
VL Vu T .D
dimana:
(1 Tc )(1 Ts )
T 1
(1 Td )
sehingga
(1 Tc )(1 Ts )
VL Vu D
(1 T d )
dimana:
Tc : Pajak Perusahaan
D : Hutang perusahaan
28
Jika tidak ada pajak, maka Tc = Ts = Td = 0, model Miller akan menjadi MM –
Tanpa pajak yaitu VL = Vu.
Jika tidak ada pajak pribadi, maka Ts = Td = 0, model Miller akan menjadi MM –
Dengan Pajak yaitu VL = Vu + T.D
Keuntungan dari penggunaan hutang pada model Miller tergantung pada Tc,Ts,Td
dan D
Karena pajak pada capital gains suatu saham biasanya dibayar belakangan atau
tertunda (pajak dibayar setelah saham terjual), pada umumnya Ts<Td
Analisis EBIT-EPS
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif
pendanaan terhadap EPS pada tingkatan EBIT yang bervariasi.
Yang dimaksud EPS adalah laba bersih sesudah pajak (EAT) dibagi jumlah
lembar saham perusahaan yang beredar.
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan:
29
1. menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu
2. mengulang langkah pertama untuk EBIT yang berbeda-beda. Hasilnya
kemudian digambarkan dalam grafik EBIT-EPS
Contoh:
Bunga 0 600,000
30
Perhitungan semacam ini dapat diulang untuk EBIT yang berbeda. Hasilnya
adalah hubungan EBIT-EPS seperti disajikan pada grafik berikut:
EPS
Hutang
Saham
6
3
Indifference Point
1 2 3 4 EBIT
Titik perpotongan antara garis saham dan garis hutang disebut indifference point
atau breakeven point yang dapat dicari dengan rumus:
31
EPS menggunakan saham = EPS menggunakan hutang
S1 S2
Di mana:
T : Tingkat pajak
Indifference point:
300,000 200,000
EBIT * = 1,800,000
32
tidak sebesar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil keputusan,
manajemen harus memperhatikan juga σEBIT perusahaan. Expected dan σEBIT
dapat dicari dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa
mendatang beserta dengan probabilitas. Jika σEBIT relatif besar, manajemen
harus lebih hati-hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya.
Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila expected
EBIT cukup jauh diatas indifference point.
33
BAB 2
Risiko (Risk)
Pt Pt 1 Ct
kt =
Pt 1
dimana:
Ct = Kas yang diterima dari investasi aktiva pada periode (t-1) sampai periode t
34
Contoh:
Mesin Bubut A dibeli 1 tahun yang lalu, dengan harga Rp 400,000 dan memiliki
harga pasar saat ini adalah Rp 430,000. Selama tahun tersebut mesin ini telah
menghasilan pendapatan setelah pajak sebesar Rp 16,000.
Mesin Bubut B dibeli 4 tahun yang lalu, harga mesin pada awal tahun ini Rp
240,000. Harga mesin pada akhir tahun menjadi Rp 236,000. Selama periode
tersebut mesin ini telah menghasilan pendapatan setelah pajak sebesar Rp 34,000.
Mesin A
Mesin B
35
2.2 Jenis-Jenis Risiko
Preferensi Risiko
36
GAMBAR 2.1
37
2.3 Penilaian Terhadap Risiko
TABEL 2.1
Jadi investasi pada asset B (range 16%) lebih beresiko dibandingkan dengan asset
A (range 4%).
38
GAMBAR 2.2
GAMBAR 2.3
39
3. Analisis Statistik (Statistic Analysis)
a. Standard Deviation
N
k ki Pri
i 1
dimana:
k = Nilai pengembalian yang diharapkan
N = Jumlah hasil
40
TABEL 2.2
n
k (k k ) Pr
i 1
i
2
i
Rumus tersebut digunakan jika probabilities of the return diketahui dan jika
probabilities diasumsikan sama, maka dapat menggunakan rumus:
n
(ki k ) 2
k i 1
n 1
41
b. Coefficient of Variation (CV)
k
CV
k
TABEL 2.3
42
Asset C lebih beresiko karena semakin tinggi CV suatu asset, semakin besar risiko
yang dikandungnya.
k p ( w1 k1 ) ( w2 k 2 ) ... ( wn k n )
n
k p wi ki
i 1
43
dimana:
kp = Pengembalian portofolio
Contoh:
Jika ingin mencari nilai yang diharapkan dan standar deviasi dari pengembalian
untuk portfolio XY, yang merupakan kombinasi dari bagian yang sama 50% dari
asset X dan 50% dari Y.
TABEL 2.4
44
c. Korelasi (Correlation)
Apabila dua variabel begerak ke arah yang sama, maka kedua variabel tersebut
dikatakan mempunyai korelasi yang positif (positively correlated), sebaliknya jika
variabel-variabel tersebut bergerak ke arah yang berlawanan, maka korelasinya
adalah negatif (negative correlated).
45
GAMBAR 2.4
d. Diversifikasi (Diversification)
46
TABEL 2.5
47
2.5 Risiko Dan Tingkat Pengembalian Model The CAPM
Risiko Total
Resiko (Variabilitas total)
Portfolio RISIKO
DIVERSIFIABEEE
EEEE
NON DIVERSIFIABLE
48
Dengan menambah jumlah saham dalam portfolio, total portfolio risk semakin
menurun mendekati batas nondiversifiable risk.
Ukuran dari nondiversifiable risk, yang merupakan index dari tingkat pergerakan
asset’s return yang berhubungan dengan perubahan market return.
Beta portfolio (bp) dapat diestimasi dengan menggunakan beta individu dari suatu
asset.
= w
i 1
i bi
dimana:
bp = beta portfolio
bi = koefisien beta atau indek risiko yang tidak dapat didiversifikasi untuk
aktiva i
49
TABEL 2.6
bv = (0.1x1.65)+(0.3x1)+(0.2x1.3)+(0.2x1.1)+(0.2x1.25)
= 1.195
bw =(0.1x0.8)+(0.1x1)+(0.2x0.65)+(0.1x0.75)+(0.5x1.05)
= 0.91
50
di mana:
= 16%
Premi risiko pasar 4% = (14% - 10%) ketika disesuaikan dengan indeks risiko
aktiva (beta) 1.5 menghasilkan premi risiko 6% = (1.5 x 4%) dengan ditambah
10% tingkat bebas risiko menghasilkan 16% tingkat pengembalian.
CAPM tidak berlaku umum untuk semua assets karena asumsi-asumsi yang
ditetapkan kurang realistik yang mendasarkan pada efficient market:
1. Terdiri dari sedikit investor yang mempunyai informasi dan harapan yang
sama atas sekuritas.
2. Tidak ada pembatasan investasi
3. Tidak ada pajak
4. Tidak ada biaya transaksi
51
5. Semua investor rasional, sedikit yang memiliki sekuritas yang sama,
bersikap risk averse, lebih menyukai return yang tinggi dengan risiko yang
rendah.
LATIHAN SOAL
Diminta:
Penyelesaian:
52
Proyek X
k = (0.30 x 10.000.000) + (0.50 x 20.000.000) + (0.20 x 40.000.000)
= Rp 21.000.000
Proyek Y
k = (0.30 x 0) + (0.50 x 20.000.000) + (0.20 x 60.000.000)
= 0 + 10.000.000 + 12.000.000
= Rp 22.000.000
Standar Deviasi
n
k (k
i 1
i k ) 2 Pri
Proyek X (000)
k 109.000.000
k Rp 10.440,306
53
Proyek Y (000)
k 436.000.000
k Rp 20.880,613
k
CV
k
Proyek X (000)
10.440,306
CV = = 0.49
21.000
Proyek Y (000)
20.880,613
CV = = 0.95
22.000
Bagi Investor Pencari Risiko (Risk Seeking), maka lebih baik memilih
Proyek Y karena expected return yang dihasilkan lebih besar
54
dibandingkan dengan proyek X, meskipun resikonya cukup tinggi
sebesar 95%.
Bagi Investor penghindar resiko (Risk Averse), maka alternatife
proyek yang aman untuk dipilih adalah Proyek X, meskipun expected
return yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan proyek Y,
tetapi resikonya yang dihadapi hanya sebesar 49% setengahnya dari
resiko proyek Y.
RINGKASAN
1. Risiko merupakan prospek hasil yang tidak diinginkan dan dapat diukur
dengan standar deviasi, variansi dan Koefisien variansi.
2. Terdapat tiga sikap preferensi risiko dasar yaitu: Risk-Indifferent
(mengabaikan risiko) ,yaitu Sikap terhadap risiko yang tidak melakukan
perubahan return untuk setiap kenaikan resiko; Risk-Averse (menghindari
risiko), yaitu Sikap terhadap risiko yang mengharapkan kenaikan return
untuk setiap kenaikan risiko dan Risk-Seeking (mencari risiko), yaitu
Sikap terhadap risiko yang menyetujui penurunan return akibat kenaikan
risiko.
3. Penilaian Risiko Asset Tunggal (Risk Assessment); (1) Analisis
Sensistivitas (Sensitivity Analysis), (2) Analisis Distribusi Probabilitas
(Probability Distribution) dan (3) Analisis Statistik (Statistic Analysis): a.
Standard Deviation b. Coefficient of Variation (CV). Sedangkan Risiko
portfolio dapat dilakukan dengan analisis statistik.
55
BAB 3
PENILAIAN SAHAM
2. Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan (lower than bonds, higher than
common stocks)
Tagihan terhadap aktiva jika terjadi kebangkrutan
Obligasi > Saham preferen > Saham biasa
Tagihan terhadap pendapatan (bunga atau dividen)
Obligasi > Saham preferen > Saham biasa
Or
Risk Obgs < Risk preferen < Risk saham biasa
3. Sifat kumulatif
Saham preferen kumulatif mensyaratkan agar semua dividen
saham preferen yang belum dibayarkan sebelumnya harus diselesaikan
56
sebelum dividen saham biasa diumumkan. Tujuan sifat ini adalah untuk
memberikan perlindungan bagi pemegang saham preferen.
4. Persyaratan perlindungan
Persyaratan perlindungan adalah hal biasa saham preferen.
Termasuk syarat penerbitan untuk melindungi kepentingan investor.
Diantaranya, Pemberian hak suara jika dividen tidak dibayarkan, atau
membatasi pembayaran dividen saham biasa jika pembayaran dana yng
ditanam (sinking fund) tidak dilaksanakan atau jika perusahaan dalam
kesulitan keuangan.
2. Partisipasi
Meskipun karakteristik ini jarang digunakan, keberadaannya
dapat memberikan pengaruh besar tehadap kemampuannya menarik
investor dan mengurangi biaya modal bagi perusahaan penerbit. Sifat
partisipasi menyebabkan pemegang saham preferen dapat memperoleh
pendapatan melebihi pembayaran dividen yang ditetapkan. Hal ini
biasanya dilakukan dengan rumusan tertentu. Partisipasi mengizinkan
pemegang saham preferen berpartisifasi dalam pendapatan selain
pembayaran dividen yang ditetapkan.
57
3. Preferen Pembayaran dalam natura (Preferen Payment in Kind)
Investor awalnya tidak menerima dividen, mereka hanya
memperoleh tambahan saham preferen, yang selanjutnya membayar
dividen dalam jumlah sham preferen yang lebih banyak. Biasanya
setelah 5 atau 6 tahun jika semuanya berlangsung baik bagi perusahaan
penerbit, dividen berbentuk uang tunai akan menggantikan dividen
saham preferen. Oleh karena itu perusahaan penerbit harus
menawarkan dividen yang besar, biasanya berkisar 12% sampai 18%
untuk menarik investor.
58
terbuka atau melalui penggunaan persyaratan penarikan, metode mana
saja yang lebih murah. Meskipun saham preferen tidak memiliki masa
jatuh tempo, penggunaan persyaratan penarikan sebagai tambahan
terhadap dana pembayaran yang dikumpulkan (sinking fund) dapat
secara efektif menciptakan suatu tanggal jatuh tempo.
Vps = D1 + D2 + ………….. + D∞
Atau
∞ Dt
Vps = ∑
t=1 (1 + Kps)1
Dt
Vps =
kps
59
Keterangan :
D = Dividen
CONTOH SOAL
Diketahui dividen saham preferen PT ABC adalah 8.25% pada nilai par $50.
Dengan tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham preferen tersebut
adalah 9.5%. berapakah nilai sekarang saham tersebut?
4.125
Vps = = $43.42
0.095
60
Besarnya dividen tidak ditetapkan sebelumnya, namun dividen
didasarkan pada keuntungan perusahaan dan keputusan manajemen
untuk membayar atau menahannya.
3.2.2 Karakteristik saham biasa (Common Stock)
61
3.2.3 Penilaian Saham Biasa (Valuation of Common Stocks)
D1 D2 D
Po .....
(1 k s )1 (1 k s )2 (1 k s )
D1 = D2 = D3
Sehingga:
1
Po D1
t 1 (1 k s )t
Po D1( PVIFAk s , )
1 D1
Po D1
ks ks
Zero growth model ini dapat digunakan untuk menghitung nilai dari preffered
stock karena menyediakan dividen yang tetap setiap tahun untuk pemegangnya.
62
2. Model Pertumbuhan Konstan (Constant Growth)
Model ini mengasumsikan bahwa dividen akan bertumbuh pada constant rate
yang lebih kecil daripada required return ( ks > g) sehingga:
D1
Po
ks g
Untuk menetapkan nilai dari selembar saham dapat digunakan tahapan berikut ini:
Step 1
Hitung nilai cash dividens pada akhir tahun ke t (Dt0 selama pertumbuhan
pertama mulai tahun pertama sampai tahun ke N.
Dt Do (1 g1 )t Do FVIFg ,t
Step 2
Hitung present value dari dividen yang diharapkan selama periode pertumbuhan
pertama.
N
Do (1 g1 )t N
Dt N
t 1 (1 k )t
t 1 (1 k )t
( Dt PVIFk s ,t )
t 1
s s
63
Step 3
Hitung nilai saham pada akhir periode pertumbuhan pertama, PN = (DN +1) /
(ks – g2), yang merupakan present value dari semua dividen yang diharapkan
mulai tahun N+1 sampai waktu yang tak terbatas, dengan asumsi constant growth
rate, g2.
1 D 1
N PVIFk s , N PN
(1 k s ) N
ks g2
Step 4
Tambahkan present value pada step 2 dan 3 untuk menentukan nilai saham Po.
Do (1 g1 )t
N
1 D 1
Po N
t 1 (1 k s ) t
(1 k s )
N
ks g2
Period
1. Book Value
Book value per share adalah jumlah common stock per lembar
yang akan diterima jika semua asset perusahaan dijual tepat seperti
nilai buku (accounting) dan pendapatan yang diperoleh setelah
64
membayar seluruh liabilities (termasuk preferred stock) dibagi
kepada pemegang saham.
2. Liquidation Value
Liquidation Value per share adalah jumlah common stock per
lembar yang akan diterima jika semua asset perusahaan dijual
seharga market value setelah liabilities (termasuk preferred stock)
dibayar, dan hasilnya dibagi kepada pemegang saham.
3. Price/Earning (P/E) Multiples
Pendekatan Price/Earning Multiples adalah suatu tehnik populer
untuk mengestimasi nilai perusahaan per lembar yang dihitung
dengan mengalikan earning per share (EPS) dengan price/earning
(P/E) ratio dari rata-rata industri.
4. Decision Making and Common Stock Value
Pengambilan keputusan financial manager yang mempengaruhi
expected return (D1,g) dan risk (ks) dapat menyebabkan perubahan
nilai perusahaan (Po).
LATIHAN SOAL
1. Saham biasa Metro membayar dividen Rp 2.000 tahun lalu. Dividen ini
diharapkan tumbuh pada tingkat tahunan 7% untuk jumlah tahun yang
tidak ditentukan.
a. Jika harga pasar sekarang saham adalah Rp 50.000, berapakah tingkat
pengembalian yang diharapkan dari saham tersebut!
b. Jika tingkat pengembalian yang disyaratkan adalah 10%, berapakah
nilai saham Anda!
c. Haruskah Anda melakukan investasi tersebut!
2. Saham biasa Centex Tbk, sekarang berharga Rp 5000,- per saham. Jika
pihak manajemen mengantisifasi tk pertumbuhan konstan adalah 15,5%
dan dividen akhir tahun adalah Rp 250. Hitunglah;
a. Tingkat pengembalian yang anda harapkan!
65
b. Nilai saham, jika Anda mensyaratkan 20 % dan haruskah Anda
membeli saham tersebut! jelaskan!
Penyelesaian:
1. Dik : Do = Rp 2.000
g= 7 %
Po= Rp 50.000
Dit : a. Kcs?
b. Vcs?
JAWAB
a. D1 = Do (1 + g)
= 2.000 (1 + 0,07)
= 2000 (1,07)
= Rp 2.140
D1
Kcs = +g
Po
2.140
Kcs = + 0.07
50.000
Kcs = 0.11 = 11 %
66
b. Jika Kcs = 10 %
D1
Vcs =
Kcs - g
2.140
Vcs =
0.10 – 0.07
2.140
Vcs =
0.03
Vcs = Rp 71.333
c. Kesimpulan:
2. Dik : D1 = Rp 250
Po = Rp 5.000
g = 15,5%
Dit : a. Kcs ?
b. Vcs ?
67
JAWAB
a. D1
Kcs = +g
Po
250
Kcs = + 0.155
5.000
b. Jika Kcs = 20 %
D1
Vcs =
Kcs - g
250
Vcs =
0.20 – 0.155
250
Vcs =
0.045
Vcs = Rp 5.555
68
Kesimpulan:
RINGKASAN
69
tanggung jawab mereka jika terjadi kebangkrutan di batasi sampai sejumlah
modal yang disetor.
3. Tingkat pengembalian yang diharapkan pemegang saham adalah tingkat
pengembalian yang disyaratkan investor yang bersedia membayar nilai pasar
sekarang untuk sekuritas tersebut.
70
BAB 4
PENILAIAN OBLIGASI
71
Obligasi yang diterbitkan dengan diskon tertentu dari nilai unjuk
misalnya $ 1000 yang dibayar tanpa bunga atau berbunga kecil.
Kekuranganya, pertama perusahaan akan menghadapi dana keluar yang
sangat besar ketika obligasi jatuh tempo, kedua obligasi diskon tidak dapat
ditarik dan hanya dapat diberhentikan saat jatuh tempo. Sedangkan
keuntungannya tidak adanya dana keluar tahunan untuk pembayaran
bunga atau pembayaran bunganya sangat kecil.
1. Income Bonds
Obligasi dimana pembayaran bunga obligasinya tidak perlu dibayar
bilamana laba perusahaan tidak cukup untuk menutup pembayaran bunga.
Income Bonds biasanya dikeluarkan pada waktu reorganisasi perusahaan
yang perlu dilakukan karena kesulitan keuangan yang dihadapi.
2. Convertible Bonds
Suatu obligasi, dimana pemegangnya mempunyai hak untuk
mengkonversikan obligasinya dengan saham setelah membayar sutu
jumlah tertentu.
72
3. Callable Bonds
Perusahaan mempunyai hak untuk melunaskan obligasi dengan suatu
harga tertentu lebih cepat dari tanggal jatuh temponya.
73
5. Indenture
Perjanjian legal atau kontrak antara perusahaan penerbit obligasi dengan
dewan atau wali obligasi yang mewakili para pemilik atau pembeli
obligasi tersebut.
Contohnya: Jika diketahui sebuah obligasi dengan nilai nominal atau nilai
pari $ 1000, tingkat suku bunga kupon 8 % dan harga jual di pasaran
adalah $ 7000, maka berapakah Tingkat Penghasilan Sekarang (TPS)
obligasi tersebut!
0.08 X $ 1000
TP Sekarang = = 11,4%
$ 7000
7. Peringkat Obligasi
Peringkat Obligasi merupakan penilaian atas risiko obligasi yang mungkin
terjadi kemudian, hal ini diperkenalkan oleh tiga pialang besar, yaitu
Moody’s, Standar and Poor’s dan Fitch investor service. Peringkat obligasi
dipengaruhi oleh:
74
e. Jumlah pinjaman subordinasi yang dikeluarkan perusahaan.
Informasi peringkat obligasi sangat penting bagi manajer keuangan
karena merupakan indikator atas risiko sebuah obligasi yang akhirnya
mempengaruhi tingkat pengembalian yang harus dibayar atas dana
pinjaman.
3. Nilai pasar
Nilai asset yang berlaku dipasaran. Nilai ini ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan permintaan di pasar.
75
dengan nilai sekarang atas tingkat pengembalian yang diharapkan di masa datang,
dengan arus kas didiskontokan kembali ke masa kini dengan menggunakan
tingkat pengembalian yang diinginkan oleh investor. Oleh karena itu, nilai asset
dipengaruhi oleh tiga elemen, yaitu:
1. Besar kecilnya serta waktu penerimaan arus kas asset yang diharapkan
2. Risiko dari penerimaan arus kas
3. Tingkat pengembalian minimum investor untuk memilih suatu
investasi
Dua elemen pertama merupakan karakterisktik asset, sedangkan elemen
ketiga merupakan tingkat pengembalian minimum yang dibutuhkan untuk
menarik investor agar membeli atau memegang suatu sekuritas. Tingkat
pengembalian ini haruslah cukup tinggi untuk memberikan kompensasi kepada
investor terhadap resiko yang ada pada arus kas asset di masa datang.
76
Keterangan:
CF1 = Arus kas (cash flow) yang akan diterima pada waktu t
Kesimpulan:
Nilai (value) suatu investasi merupakan present value dari expected cash
flows
Interest rate yang digunakan cash flow ini disebut asset’s required return
Required return adalah fungsi dari tingkat inflasi yang diharapkan dan
risiko suatu asset.
Resiko yang tinggi menghasilkan required return yang tinggi dan asset
market value yang rendah.
4.5.2 Penilaian Obligasi (Bond Valuation)
77
n 1 1
Bo I t
M n
t 1 (1 k d ) (1 k d )
Bo I PVIFAkd ,n M PVIFkd ,n
Keterangan:
1 2n
1 1
Bo M
2 t 1 (1 k d )t kd 2n
(1 )
2 2
1
Bo PVIFA k d M PVIFk d
2 2
,2n
2
,2n
78
Formula yang dapat digunakan untuk menghitung YTM adalah sebagai
berikut:
1. “Shourcut formula”
c + (f – p)/n
YTM =
(p + f)/2
2. Dengan menggunakan tabel PV or interpolasi
Untuk memahami lebih jauh mengenai penilian obligasi, akan lebih baik
jika memperhatikan dan mempelajari bebrapa hubungan penting berikut ini:
1. Hubungan Pertama
Nilai obligasi berbanding terbalik dengan perubahan tingkat
pengembalian yang diinginkan investror (Discount.Rate). Ketika suku
bunga meningkat (menurun), maka nilai obligasi menurun
(meningkat).
Contoh;
Diketahui Discount rate suatu obligasi adalah 12%, dengan nilai pari
$1.000 dengan bunga tahunan $120 (Coupon rate 12%), jika jangka
jatuh tempo adalah 5 tahun. Berapakah nilai obligasi tersebut Jawab:
(dengan menggunakan tabel PV Annuity)
Vb =$120(PVIFA12%,5yr)+$1000(PVIF12%,5yr)
=$120(3,605)+$1000(0,567)
=$432,60+$567
=$999,6 =$1000
If D.rate naik dari 12% menjadi 15%
Vb =$120(PVIFA15%,5yr)+$1000(PVIF15%,5yr)
=$120(3,352)+$1000(0,497)
79
=$402,24+$497
=$899,24
If Discount.rate turun dari 12% menjadi 9%
Vb=120 (PVIFA9%,5)+1000(PVIF9%,5)
=120(3,889) + 1000(0,649)
Vb= $1.115,68
2. Hubungan Kedua
Nilai Pasar sebuah obligasi akan lebih kecil dari nilai parinya, jika
tingkat pengembalian yang diinginkan (Discount rate) lebih besar dari
suku bunga obligasi (Coupon Bond); namun obligasi akan dinilai lebih
tinggi dari nilai pari jika tingkat pengembalian yang diinginkan
investor lebih kecil dari tingkat suku bunga obligasi.
3. Hubungan Ketiga
Semakin dekat tanggal jatuh tempo obligasi, maka nilai pasar obligasi
tersebut akan semakin mendekati nilai parinya.
4. Hubungan Keempat
Semakin panjang jatuh tempo obligasi, maka semakin tinggi pula
resiko tingkat suku bunga.dibandingkan dengan obligasi yang
berjangka pendek.
5. Hubungan Kelima
Sensitivitas nilai obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga tidak
hanya tergantung pada lamanya waktu jatuh tempo, tetapi juga pada
80
pola arus kas yang dihasilkan oleh obligasi tersebut. Adapaun untuk
mengukur tingkat sensitivitas obligasi dapat dilakukan dengan cara
mengukur durasi obligasi tersebut.
∑ tCt
Durasi = t =1 [ 1 + kb ]
Po
Keterangan;
81
LATIHAN SOAL
A 10 Tahun 8 % $ 1000,-
B 10 Tahun 6 % 1000,-
C 15 Tahun 10 % 1000,-
D 15 Tahun 8 % 1000,-
Bo I PVIFAkd ,n M PVIFkd ,n
= 536,8 + 463
Nilai Obligasi B
Bo I PVIFAkd ,n M PVIFkd ,n
= 402,6 + 463
= Rp 857
82
Nilai Obligasi C
Bo I PVIFAkd ,n M PVIFkd ,n
= 856 + 315
= Rp 1.171
Nilai Obligasi D
Bo I PVIFAkd ,n M PVIFkd ,n
= 684 + 315
Durasi Obligasi
Untuk Obligasi A dan Obligasi B
1 0,926 80 74 60 55
83
7 0,583 80 327 60 244
1 0,926 100 93 80 74
84
11 0,429 100 472 80 378
Kesimpulan:
RINGKASAN
85
bunga meningkat (menurun), maka nilai obligasi menurun
(meningkat).
b. Hubungan Kedua
Nilai Pasar sebuah obligasi akan lebih kecil dari nilai parinya, jika
tingkat pengembalian yang diinginkan (Discount rate) lebih besar dari
suku bunga obligasi (Coupon Bond); namun obligasi akan dinilai lebih
tinggi dari nilai pari jika tingkat pengembalian yang diinginkan
investor lebih kecil dari tingkat suku bunga obligasi.
c. Hubungan Ketiga
Semakin dekat tanggal jatuh tempo obligasi, maka nilai pasar
obligasi tersebut akan semakin mendekati nilai parinya.
d. Hubungan Keempat
Semakin panjang jatuh tempo obligasi, maka semakin tinggi pula
resiko tingkat suku bunga.dibandingkan dengan obligasi yang
berjangka pendek.
e. Hubungan Kelima
Sensitivitas nilai obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga
tidak hanya tergantung pada lamanya waktu jatuh tempo, tetapi juga
pada pola arus kas yang dihasilkan oleh obligasi tersebut
86
BAB 5
LEVERAGE
TABEL 5.1
87
5.2 METODE ANALISIS LEVERAGE
2) Pendekatan Aljabar
TABEL 5.2
88
Jika Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) sama dengan nol, diperoleh rumus
mencari Q sebagai berikut:
FC
Q
P VC
Contoh:
Harga jual Rp 200 per unit, biaya variabel Rp 100 per unit, Biaya tetap Rp 50,000.
Berapa Operating Breakeven Point.
50,000
Q 500unit
200 100
Pada penjualan 500 unit, perusahaan memperoleh EBIT=0. Perusahaan tersebut
akan mempunyai EBIT positif jika menjual lebih dari 500 unit dan EBIT
negatif/rugi jika menjual kurang dari 500 unit.
89
3) Pendekatan Grafik
GAMBAR 5.1
90
Dapat dilihat, jika variabel biaya bertambah (1 & 3) akan meningkatkan Operating
BE point menjadi sebesar 600 unit dan 1,000 untit, sedangkan variabel harga jual
bertambah (2) Operating BE point menurun sebesar 333 1/3 unit. Pengaruh
kombinasi dari peningkatan ketiga variabel (4) akan meningkatan Operating BE
point menjadi sebesar 600 unit.
91
GAMBAR 5.2
92
TABEL 5.3
Operating Leverage bekerja di kedua arah. Jika perusahaan memiliki biaya tetap,
maka akan terdapat operating leverage. Peningkatan dalam penjualan akan
mengakibatkan peningkatan yang lebih besar pada EBIT, sebaliknya jika terjadi
penurunan penjualan akan mengakibatkan penurunan yang lebih besar pada
EBIT.
Kasus 1 : +100% = 2
93
+50%
Kasus 2 : - 100% = 2
- 50%
Karena DOL > 1, berarti terdapat operating leverage. Pada tingkat penjualan
tertentu, semakin tinggi nilai yang dihasilkan semakin besar DOL.
Q ( P VC )
Q=
Q ( P VC ) FC
Contoh:
Pengurangan biaya variabel per unit $5.00 to $4.50 dan Peningkatan dalam biaya
tetap dari $2,500 to $3,000.
94
DOL at 1,000 units = 1,000 X ($10 - $4.50) = 2.2
TABEL 5.4
Ada 2 biaya tetap modal hutang yang dapat dilihat di Income Statement
perusahaan, yaitu:
1) Bunga hutang
95
2) Dividen saham preferen
Contoh:
TABEL 5.5
96
Kasus 1: Peningkatan 40% EBIT (dari $10,000 ke $14,000) menghasilkan
peningkatan 100% EPS (dari $2.4 ke $4.8).
Kasus 2: Penurunan 40% EBIT (dari $10,000 ke $6,000) menghasilkan
penurunan 100% EPS (dari $2.4 ke $0).
Bilamana DFL lebih besar dari perubahan persentase EBIT, terdapat financial
leverage, artinya DFL > 1 maka terdapat Financial Leverage.
+40%
- 40%
97
Substitusikan EBIT = $10,000, I = $2,000, PD = $2,400, and the tax rate, T = 40%
ke dalam rumus:
$10,000–$2.000–[$2,400 x 1/(1-.4)]
= 2.5
Adalah penggunaan kedua biaya tetap, biaya tetap operasi dan biaya tetap modal,
untuk memperbesar pengaruh perubahan Penjualan terhadap EPS.
Contoh:
98
TABEL 5.6
DTL = Q X (P – VC)
99
Substitusikan Q = 20,000, P = $5, VC = $2, FC = $10,000, I = $20,000, PD =
$12,000, and the tax rate, T = 40% ke dalam rumus:
20,000X($5–$2)–$10,000–$20,000–[$12,000 x 1/(1-.4)]
= 6
LATIHAN SOAL
100
Pajak (40%) 280.000 760.000
Rp 260.000.000,-
EBIT Rp 130.000.000,-
EBT Rp 100.000.000,-
EAT Rp 65.000.000,-
101
d. Seiring dengan meningkatnya penjualan tersebut, pada tingkat unit dan
Rp berapakah perusahaan mengalami titik impas!
Penyelesaian:
1. Menentukan DOL
Rumus untuk mengukur DOL pada tingkat penjualan Q adalah
Q ( P VC )
Q=
Q ( P VC ) FC
Menentukan DFL
DFL at base level EBIT = EBIT
800.000–100.000
Menentukan DTL
102
DTL = DOL x DFL = 2,25 x 1,14 = 2,56
Q ( P VC )
Q=
Q ( P VC ) FC
Menentukan DFL
DFL at base level EBIT = EBIT
130.000.000 – 30.000.000
Menentukan DTL
DTL = DOL x DFL = 2 x 1,3 = 2,6
Kesimpulan:
103
Setiap kenaikan 10% output dari 200.000 unit mengakibatkan
kenaikan EBIT 20% dan kenaikan EPS sebesar 26%. Atau kenaikan EBIT
sebesar 10 % akan mengakibatkan kenaikan EPS sebesar 26%.
PT Bumi Lestari
Rp 299.000.000,-
EBIT Rp 169.000.000,-
EBT Rp 139.000.000,-
EAT Rp 90.350.000,-
104
= 100.000 unit
RINGKASAN
1. Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap atau beban tetap dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (shareholders).
2. Tujuan penggunaan operating dan financial leverage:
Secara umum : Bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan
pengendalian keuangan.
Secara khusus :
o agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada assets dan
sumber dananya profit shareholders
o untuk melihat trade-off antara resiko dan tingkat keuntungan
3. Operating Leverage
Dihasilkan dari penggunaan biaya tetap operasi untuk memperbesar
pengaruh perubahan penjualan terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT).
4. Financial Leverage
Adalah penggunaan biaya tetap modal hutang untuk memperbesar
pengaruh perubahan EBIT terhadap EPS.
Ada 2 biaya tetap modal hutang yang dapat dilihat di Income Statement
perusahaan, yaitu:
a. Bunga hutang
5. Total Leverage
Adalah penggunaan kedua biaya tetap, biaya tetap operasi dan biaya tetap
modal, untuk memperbesar pengaruh perubahan Penjualan terhadap EPS.
105
BAB 6
BIAYA MODAL
(COST OF CAPITAL)
Untuk menghitung biaya modal perlu dibuat dengan beberapa asumsi yang
berkaitan dengan risiko dan pajak, yaitu:
a. Risiko bisnis
Risiko dimana perusahaan tidak dapat menutup biaya operasional
perusahaan.
b. Risiko Keuangan
Risiko dimana perusahaan tidak mampu untuk menutup kewajiban
keuangan seperti biaya bunga, biaya sewa guna usahadan dividen saham
preferen.
106
c. Biaya setelah pajak
Dianggap biaya yang relevan. Dengan perkataan lain biaya modal dihitung
atas dasar biaya modal setelah pajak.
Konsep Dasar
107
6.3.1 Biaya Hutang Jangka Panjang (Cost of Long-Term Debt) (Kd)
Adalah biaya hutang sesudah pajak (Ki) untuk mendapatkan dana jangka
panjang melalui pinjaman saat ini.
Kebanyakan hutang jangka panjang perusahaan diperoleh melalui penerbitan dan
penjualan obligasi.
Biaya hutang sebelum pajak (Kd), untuk obligasi dapat diperoleh dengan 3 cara
berdasarkan penetapan,perhitungan atau perkiraan.
108
b. Dari sudut penerbit, nilai ini dianggap sebagai ‘biaya jatuh tempo’
(YTM) dari aliran kas yang dihubungkan dengan hutang. YTM
dapat dihitung menggunakan: (a) trial and error, (b) financial
calculator, atau (c) spreadsheet.
c. Perkiraan biaya Approximating the cost
Bo N d
I
Kd n
N d Bo
2
Contoh:
1,000 960
90
Kd 20 9.4%
960 1,000
2
Biaya hutang sesudah pajak (after-tax cost of debt) (Ki), biaya modal harus
dinyatakan dengan dasar setelah pajak. Bunga pinjaman dapat mengurangi pajak
oleh karena itu dapat mengurangi pendapatan kena pajak.
K i K d (1 T )
after-tax cost of debt for PT Meditra diasumsikan pajak sebesar 40%
109
Maka di dapat after-tax cost dari Meditra adalah 5.6%.
Dp
Kp
Np
Misalnya:
Rp8.70
Kp 10.6%
Rp82
110
6.3.3 Biaya Modal Saham Biasa (The Cost of Common Stock)(Ks)
D1
Ks g
Po
K s R f (b ( k m R f )
Perbedaan penggunaan CAPM dengan dividend valuation models yaitu dalam
pertimbangan secara langsung risiko perusahaan yang dicerminkan dengan
beta untuk menentukan pengembalian yang diinginkan atau biaya modal
saham biasa.
Dividend valuation model tidak memperhatikan risiko.
Dividend valuation models menggunakan harga pasar (P0) yang
mencerminkan preferensi ‘risiko pengembalian’ yang diharapkan oleh
investor di pasar.
Namun kedua teknik tersebut secara teori sama, tetapi dividend valuation
models sering dipakai sebab data yang dibutuhkan lebih mudah tersedia.
111
Jika menggunakan dividend valuation models untuk mencari biaya modal
saham biasa adalah dapat dengan mudah disesuaikannya biaya penerbitan
sekuritas untuk mencari biaya saham biasa yang baru.
Contoh:
Diasumsikan perusahan tahun lalu membayar dividen sebesar Rp2.50 per lembar,
pertumbuhan dividends 10% dan harga jual Rp50.00 per lembar.
Kr Ks
112
Biaya penerbitan Saham biasa baru dapat dihitung dengan rumus
D1
Kn g
Nn
Contoh:
Lanjutan dari contoh sebelumnya, Berapa biaya penerbitan Saham biasa baru jika
biaya penerbitan sekuritas (flotation costs) sebesar Rp4.00 per lembar?
WACC diperoleh dengan menimbang biaya dari setiap jenis modal tertentu
sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan. (dimana wi = %
dari debt, wp = % dari preferred, dan ws= % dari common).
Contoh:
113
WACC = 0.40(5.67%) + 0.10(9.62%) + 0.50(15.8%)
= 11.13%
Untuk menghitung WMCC, harus mencari Break Point yaitu tingkat total
pembiayaan baru dari satu komponen pembiayaan akan naik dan akan
menyebabkan pergeseran ke atas pada WMCC (meningkat).
114
BPj = AFj/wj
AFj = Jumlah dana yang tersedia dari sumber keuangan (j) pada tingkat
biaya yang ditetapkan
Contoh:
2,000,000
BP saham biasa (equity) = Rp 4,000,000
0.5
1,000,000
BP hutang jgk pjg (debt) = Rp 2,500,000
0.4
115
WACC for Ranges of Total New Financing
Range of total Source of Weighted
New Financing Capital Weight Cost Cost
$0 to $2.5 million Debt 40% 5.67% 2.268%
Preferred 10% 9.62% 0.962%
Common 50% 15.80% 7.900%
WACC 11.130%
ACC untuk ketiga range dihasilkan dari 2 Break Point yang dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
116
11.76% WMCC
11.75%
11.66%
11.50%
11.25%
11.13%
Initial Cumulative
Project IRR Ivestment Investment
A 13.0% $ 1,000,000 $ 1,000,000
B 12.0% $ 1,000,000 $ 2,000,000
C 11.5% $ 1,000,000 $ 3,000,000
D 11.0% $ 1,000,000 $ 4,000,000
E 10.0% $ 1,000,000 $ 5,000,000
117
Menggunakan BMMT dan SKI dalam Membuat Keputusan Keputusan
Keuangan/Investasi
Sepanjang IRR lebih besar dari WMCC pembiayaan yang baru, perusahaan
harus menerima proyek tersebut.
Namun bila perusahaan menerima lebih banyak proyek, maka pembiayaan
yang dibutuhkan akan lebih besar dan WMCC akan meningkat dan
pengembalian akan menurun.
Perusahaan akan menerima proyek hanya sampai pada titik dimana
pengembalian marjinal dari investasi = WMCC.
13.0% A WMCC
12.0% B
11.66 %
This indicates
11.5%
C that the firm can
accept only
Projects A & B.
11.13 % D
11.0%
118
LATIHAN SOAL
1. Harga saham biasa yang diterbitkan oleh salah satu perusahaan go public
adalah Rp 15.800,- per lembar. Dividen yang diharapkan pada tahun yang
akan datang adalah Rp 800,- per lembar. Tingkat pertumbuhan rata-rata 8%
Berapa besarnya biaya saham biasa?
2. PT KENCANA UNGU merencanakan suatu sumber dana dalam rangka akan
membuka proyek baru. Dana tersebut direncanakan akan dipenuhi dari
beberapa sumber dengan rincian sebagai berikut:
Hutang Jangka Panjang
Nominal obligasi per lembar Rp 150.000 dengan tingkat bunga 18% dalam
jangka waktu 10 tahun. Harga jual obligasi per lembar Rp 95.000 dengan
biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 5.000.
Saham Preferen
Saham biasa
Jika perusahaan nanti membutuhkan biaya tambahan, maka saham biasa baru
akan diterbitkan dengan harga Rp 5.000 lebih rendah dari par value dan
mengeluarkan floating cost sebesar Rp 2.000 per lembar.
Pertanyaan:
119
3. Jika struktur modal perusahaan adalah terdiri dari Rp 150.000.000 debt; Rp
120.000.000 Preffered Stock; Rp 175.000.000 Common Stock dan Rp
50.000.000 New Common Stock, berapakah The Weigthed Average Cost of
Capital!
Penyelesaian:
1. Dik : D1 = Rp 800
g = 8%
Po = Rp 15.800
D1
Ks g
Po
kS = (Rp800/Rp15.800) +0.08 = 13 %
Bo N d
I
Kd n
N d Bo
2
120
150.000 90.000
27.000
Kd 10 27%
90.000 150.000
2
Biaya hutang sesudah pajak (after-tax cost of debt) (Ki), biaya modal harus
dinyatakan dengan dasar setelah pajak. Bunga pinjaman dapat mengurangi pajak
oleh karena itu dapat mengurangi pendapatan kena pajak.
K i K d (1 T )
after-tax cost of debt for PT Kencana Ungu diasumsikan pajak sebesar 30%
SAHAM PREFEREN
Dp
Kp
Np
22.000
Kp
115.000
= 19 %
121
SAHAM BIASA
*Menggunakan constant growth model
D1
Ks g
Po
17.500
Ks 0.05
150.000
Ks = 0,11 + 0,05 = 16 %
D1
Kn g
Nn
17.500
Kn 0,05
168.000
= 0,10 + 0,05 = 15 %
122
RINGKASAN
123
7. Biaya Laba Ditahan (Cost of Retained Earnings)(Kr)
o Laba ditahan dapat diterima oleh pemegang saham asalkan
penyisihan laba yang direinvestasikan tersebut dapat menghasilkan
tingkat pengembalian yang diinginkan oleh pemegang saham.
o Laba ditahan sebagai penerbitan penuh dari tambahan saham biasa,
maka biaya laba ditahan sama dengan biaya modal saham biasa.
8. WACC diperoleh dengan menimbang biaya dari setiap jenis modal
tertentu sesuai dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan. (di
mana wi = % dari debt, wp = % dari preferred, dan ws= % dari common).
124
BAB 7
DERIVATIVES DAN MANAJEMEN RESIKO
125
denngan harga kontrak, jumlah kontrak, jatuh waktu kontrak serta penyelesaian
transaksinya.
Dari pengertian derivatif di atas maka dapat dinyatakan bahwa Derivatif
merupakan suatu kontrak keuangan antara dua pihak untuk mentransaksikan suatu
aset saat harga tetap pada tanggal yang akan terjadi di masa depan. Kontrak
berjangka Suatu kontrak keuangan yang memperkenankan pembeli kontrak
untuk membeli asset tertentu pada harga tertentu di tanggal tertentu dimasa depan.
126
komiditi atau aset tertentu (dalam jumlah dan kuallitas tertentu), pada tingkat
harga tertentu di kemudian hari.
Jenis-jenis Kotrak Forward adalah sebagai berikut:
1. Currency Forward Contract
Currency Forward Contract merupakan suatu pihak wajib untuk membeli
atau menjual mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu, dalam jumlah
tertentu, di tanggal yang sudah ditentukan di masa depan.
2. Equity Forward Contract
Equity Forward Contract merupakan suatu pihak wajib membeli atau
menjual instrumen ekuitas ataupun indeks saham pada waktu tertentu di masa
depan. Jenis kontraknya bisa saham tertentu, portfolio maupun indeks.
3. Commodity Forward Contract
Commodity Forward Contract merupakan kontrak dengan underlying
asset berupa komiditas seperti minyak, emas, jagung, dan lainnya. Kontrak ini
memungkinkan suatu pihak untuk membeli atau menjual komiditas dengan harga
tertentu di masa depan.
4. Bond Forward Contract
Bond Forward Contract hampir sama dengan equity forward contract
hanya saja obligasi punya jatuh tempo, sehingga kontrak forward pasti
kadaluarsanya sebelum tanggal jatuh tempo.
5. Interest Rate Forward Contract
Interest Rate Forward Contract disebut juga dengan Forward Rate
Agreement (FRA) di mana underlying asset berupa pembayaran bunga dalam
mata uang tertentu. Jadi dalam FRA ini merupakan kesepakatan untuk
meminjamkan atau meminjam dana tertentu secara fixed rate.
e. Opsi
Opsi adalah perjanjian antara dua belah pihak yang memberi kewenangan bagi
pemegangnya suatu hak untuk melakukan sesuatu, misalnya untuk membeli
sesuatu atau menjual sesuatu kepada pihak lainnya. Terdapat dua jenis opsi, yaitu
opsi beli (call option) dan opsi jual (put option).
127
1. Opsi Beli ( Call Option)
Call option atau opsi beli memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli
sejumlah aktiva finansial pada harga yang tertentu (yang disebut strike atau
execise price) pada tanggal tertentu sampai dengan opsi beli tersebut jatuh tempo
2. Put Option atau opsi jual memberikan hak kepada pemegangnya, bukan
kewajiban, untuk menjual sejumlah aktiva finansial pada harga yang tertentu
(yang disebut strike atau exercise price) pada tanggal tertentu sampai dengan opsi
jual tersebut jatuh tempo.
f. Kontrak SWAP
SWAP merupakan sebuah kontrak transaksi finansial dimana dua pihak setuju
untuk bertukar arus kas secara periodik dalam periode tertetu sesuai aturan yang
disepakati bersama. Tiga jenis SWAP yang populer antara lain sebagai berikut:
1. Currency SWAP
Untuk Currency SWAP, masing-masing pihak membayar dalam suku bunga
tetap namun dengan mata uang berbeda.
2. Interest Rate SWAP
Untuk Interest Rate SWAP, kedua belah pihak setuju saling membayar bunga
berdasarkan jumlah pokok tertentu.
3. Currency Coupon SWAP
Currency Coupon SWAP mirip dengan currency SWAP, namun pihak yang
satu membayar dalam mata uang tertentu dengan suku bunga tetap, sementara
pihak yang lain membayar dalam mata uang lain dengan suku bunga
mengambang.
128
terjadi dilusi persentase kepemilikan saham. Seperti Options, Rights juga
merupakan “hak” bukan kewajiban.
Berikut rumus untuk menghitung rights :
Jumlah saham yang diterbitkan = Jumlah dana yang dibutuhkan
Harga rights (pelaksanaan)
Jumlah rights yang diperlukan = Jumlah saham beredar
atau Ratio/ nisbah (= R). Jumlah saham yang diterbitkan
Harga teoritis Rights (HR) = (Pmo – Ep)
(R+1)
Harga teoritis saham ex Rights (Pm1) =
(Pmo x Jmlh shm sbl Right) + (Ep x Jmlh shm Rights yg bisa dibeli)
Jmlh saham sbl Right + Jmlh shm Rights yg bisa dibeli
129
1. Jumlah saham rights/baru bisa dibeli;
2. Dana yang harus disiapkan;
3. Nilai saham Arfi, jika ia laksanakan hak, dan ia menjual/abaikan haknya;
4. Laba jika ia menjual haknya, dan rugi jika ia abaikan haknya
5. Apa yang terjadi dengan kepemilikan sahamnya; jika ia menjual haknya, atau
mengabaikan haknya.
Jawab;
a. Saham baru yang diterbitkan = Rp. 150 milyar = Rp. 20 juta
7.500
b. Rasio atau nisbah ( = R) = 60 juta
20juta
c. Harga teoritis Rights = Pmo – Ep Rp 30.000 - Rp 7.500,-
R+1 6/2 + 1
Rp 22.500,-
8/2
Harga teoritis saham ex Rights;
(Pmo x Jmlh shm sbl Right) + (Ep x Jmlh shm Rights yg dibeli)
Jmlh saham sbl Right + Jmlh shm Rights yg dibeli
130
2.000 x Rp 7.500,- = Rp . 15.000.000
5. Jika Arfi menjual haknya atau mengabaikan haknya. Jumlah saham milik Arfi
tetap, namun % tasenya menurun,
semula 6.000 X 100% = 0,01%
60.000.000
131
Wo = Harga perdagangan waran
3. Kontrak SWAP
Menurut keputusan direksi Bank Indonesia, transaksi SWAP adalah
transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian tunai dengan penjualan
kembali secara berkala.
Berikut ini langkah-langkah dslam menghitung SWAP:
Penentuan Spot Rate, meliputi
- Kurs
- Depresiasi
- Tenor atau jangka waktu
Penentuan Beban Premi, meliputi:
- Besar premi (%)
132
- Tenor
- Jumlah kewajiban pinjaman (pokok dan bunga)
Penentuan pengembalian pinjaman dengan premi
Menentukan pokok pinjaman yaitu bunga pinjaman + premi SWAP
Penentuan pengembalian pinjaman seandainya tidak menggunakan SWAP
Analisis selisih dengan SWAP dan tanpa SWAP
Contoh Perhitungan:
a. Diketahui PT. Sentosa mempunyai data sebagai berikut : Plafon
kredit/Pinjaman adalah USD 100.000, Bunga 8% / tahun, Tenor 1 tahun, Kurs Rp.
10.000/1 USD, Depresiasi 6% / tahun, Kewajiban premi 12%, tenor 3 bulan
Jawab :
Menentukan spot rate
1 Jan 10.000
1 April 10.000+(6% x (3/12 x 10.000) 10.150
1 Juli 10.150+(6% x (3/12 x 10.150) 10.302,25
1 Okt 10.302,25+(6% x (3/12 x 10.302,25) 10.456,78
31 Des 10.456,78+(6% x (3/12 x 10.456,78) 10.613,63
133
Tanpa SWAP:
Perusahaan membayar:
(USD 1.000.000+ (1.000.000 x 8%)) x Rp.10.631,63 = Rp 11.482.160.400
Menggunakan SWAP Rp 11.325. 451.672
Selisih (L) Rp 156.708.730
Kesimpulan:
Jadi PT Sentosa lebih diuntungkan apabila menggunakan SWAP. Di mana ada
selisih sebesar Rp. 156.708.730
134
2) Transaksi swap bank BUNDA dengan Bank Indonesia (reswap)
Tanggal 11 September 2005 Bank BUNDA melakukan swap ulang (reswap) pada
Bank Indonesia untuk jangka waktu 4 bulan senilai USD 5.000.000 dengan spot
rate Rp. 5.500/USD yaitu:
USD 5.000.000 x Rp. 5.500 = Rp. 27.500.000.000
Tanggal 11 Januari 2006 Bank BUNDA membeli kembali USD 5.000.000 dari
Bank Indonesia dengan kurs yang sama Rp. 5.500/USD ditambah premi swap
pertahun yaitu:
USD 5.000.000 x 5.500 x 9 x 4 = Rp. 825.000.000
12 x 100
Jumlah yang dibayarkan = Rp. 28.325.000.000
135
bahwa pada waktu jatuh tempo kontrak, harga pasar emas adalah Rp53.000 per
ons. Berapakah keuntungan atau kerugian Ibu Yani?
Nilai kontrak Ibu Tia adalah Rp.50.000 x 100 ons x 5 kontrak = Rp25.000.000.
Untuk posisi long, Ibu Tia menerima penyerahan 500 ons emas pada harga
Rp50.000 dan segera menjual emas pada harga pasar Rp. 53.000 per ons.
Keuntungan Ibu Tia adalah Rp. 3.000 per ons atau total keuntungan adalah Rp.
3.000 x 500 ons = Rp1.500.000, dikurangi biaya komisi dan biaya transaksi
lainnya yang belum dipertimbangkan.
5. Opsi
Istilah istilah dalam Option
Call-option; opsi/hak untuk membeli saham.
Put-option; opsi/hak untuk menjual saham.
Writer/Seller; pihak yang memberi/menjual option dengan imbalan.
Option price/option premium; imbalan yang dibayarkan kpd Writer. karena
Option diperdagangkan, disebut juga Market option price.
Exercise/strike price; harga pelaksanaan beli/jual saham.
Expiration date; setelah tanggal tersebut, option tidak berlaku lagi.
Exercise value; nilai option, jika dilaksanakan saat ini.
Umumnya dikenal 2 jenis Option;
1. Call Option;
Formula; Profit = Sp – (Ep + Op)
Break Even Point (BEP) terjadi, jika Sp = (Ep + Op)
2. Put Option;
Formula; Profit = Ep – {Sp + Op)}
Break Even Point (BEP) terjadi, jika Sp = (Ep – Op)
136
Contoh perhitungan Call-option:
1. Saham ACDS diperdagangkan di Bursa dengan harga Rp. 100 per lembar.
Investor S membeli satu opsi beli (call option) pada satu lembar saham ACDS dan
jatuh tempo dalam enam bulan dengan membayar premium sebesar Rp. 10. Harga
exercise opsi beli tersebut adalah Rp. 100. Pada saat opsi beli tersebut jatuh
tempo, harga saham ACDS naik menjadi Rp. 150. Karena investor S memegang
opsi beli saham ACDS, maka dia berhak untuk membeli saham tersebut di pasar
seharga Rp. 100 dan kemudian dapat menjualnya dengan harga Rp. 150. Dalam
hal ini investor S berhasil mengantongi laba kotor Rp. 50. (Rp. 150-100) dan
setelah dikurangi dengan premium yang telah dibayarkan di muka, maka laba atau
keuntungan bersih investor S adalah Rp. 40. Andaikan saja sampai dengan batas
jatuh tempo opsi beli tersebut, harga saham ACDS tetap atau bahkan turun
menjadi Rp. 90, Investor S berhak ”pergi” tanpa melaksanakan haknya untuk
membeli saham ACDS seharga Rp. 100. Jika demikian maka dia akan
menanggung kerugian sebesar premium yang telah dibayarkannya dimuka sebesar
Rp. 10. Tetapi jika investor S melaksanakan haknya untuk membeli satu lembar
saham ACDS seharga Rp. 100 dan kemudian menjualnya seharga Rp. 90, maka
dia akan menderita total kerugian sebesar Rp. 20 (Rp. 10 + Rp 10 premium).
2. Kinerja PT. OPI meyakinkan, kurs saat ini Rp 15.000,-. Opi memprediksikan,
kurs akan naik menjadi Rp 20.000,- dalam 1 bulan kedepan. Ia ingin membeli,
tapi dananya terbatas. Ia hubungi Seller/Writer, dan beli Call-option 25 lot saham
(1 lot =100 saham) dengan strike price Rp 15.000,- dengan biaya (option price)
Rp 500,- per saham. Jika prediksinya benar, dan option dilaksanakannya, berapa
keuntungannya?
Jawab;
Profit = Stock price – (Exercise price + Op)
= Rp 20.000 - (Rp 15.000,- + Rp 500,-)
= Rp .20.000,- - Rp 15.500,- - per saham
137
Jika ia membeli Call-option 20 lot, keuntungannya:
(25 x 100) x Rp 4.500,- -
2. Kinerja PT.SSA kurang baik, kurs saat ini Rp 12 .000,-. Sobi memprediksikan,
3 bulan kedepan kurs akan turun menjadi Rp. 6.000, Ia memiliki 25 lot saham dan
ingin membuktikan prediksinya. Ia menghubungi Seller/ Writer, dan beli Put-
option 25 lot saham, dengan biaya (option price) Rp 500,- per saham. Jika
prediksinya benar, dan option dilaksanakan, berapa keuntungannya?
Jawab;
Profit = Ep – (Sp + Op)
= Rp 12.000 - (Rp 6.000,- + Rp 500)
= Rp 12.000 - Rp 6.500 = Rp . 5.500,- per saham
138
Jika Ia membeli Put-option 25 lot, keuntungannya:
(25 x 100) x Rp .5.500,- = Rp. 13.750.000,-
139
5. Swap contract
C. Risiko Pasar
Risiko pasar muncul dari variabilitas dalam return pasar yang disebabkan
oleh kekuatan harga pada nilai mata uang secara sistematis. Sebab utama
terjadinya trend yang menarik dan trend yang menurun ini adalah kondisi
perekonomian negara yang berubah-ubah yang mana hal ini dipengaruhi oleh
resesi dan faktor perekonomian yang lain.
140
D. Risiko Manajemen
Risiko manajemen ini disebabkan oleh keputusan bisnis yang kurang baik
yang merupakan bagian dari risiko total. Keputusan yang kurang baik misalnya
keputusan untuk tidak mengasuransikan aset perusahaan, hal ini akan berakibat
buruk terhadap perusahaan tersebut jika suatu saat terjadi musibah bencana yang
datangnya tidak terduga.
SOAL LATIHAN
1. Apakah arti dari Derivative dan sebutkan contohnya!
2. Sebutkan instrumen dasar keuangan derivative dan jelaskan!
3. PT. Surya Kencana memiliki utang US$ 10 juta diterima pada bulan Januari
2010 dan harus dibayar kembali pada bulan Januari 2015. Perusahaan melakukan
swap dengan Bank Harum atas utang US$ 3 juta selama 5 tahun dengan
persyaratan berubah setiap 6 bulan dengan metode penjualan dan pembelian
kembali, dengan persyaratan pada retmin pertama: yang ditandatangani pada akhir
Januari 2010:
A. Metode swap selling and buying
B. Jumlah dana US$ 3juta
C. Kurs Dollar AS pada spot akhir Januari 2010 Rp.10.250
D. Kurs Dollar AS pada akhir termin pertama Juni 2010 (swap price)
disepakati Rp. 10.355
Diminta:
a. Berapa besarnya untung rugi swap pada masa termin pertama 6 bulan, Jika
spot price pada akhir Juni 2010 Rp. 10.315/US$?
141
b. Seandainya tidak melakukan hedging, berapa untung atau rugi beda kurs
perseroan?
4. Kinerja PT ALS menurun, kurs saat ini Rp. 13.000, Analisa Desi
memperkirakan kurs turun menjadi Rp. 9.000 dalam 6 bulan kedepan. Ia tidak
memiliki saham tersebut, tapi ingin membuktikan analisanya. Ia menghubungi
broker yang bersedia meminjamkan saham sekaligus menjual option. Ia pinjam
saham, dan beli Put-option 20 lot saham dengan strike price Rp.13.000, ia
dikenakan biaya (option price Rp.300 dan biaya peminjaman saham Rp. 600 per
saham). Jika analisa benar dan optinon ia laksanakan, berapa keuntunganya?
5. Apa perbedaan kontrak Future dengan kontrak Forward?
142
BAB 8
PENDANAAN “HYBRID” SAHAM PREFEREN, LEASING,
WARRAN DAN SEKURITAS KONVERTIBLE
143
dengan dividen 11.5%, maka pengembalian maksimum yang dapat diharapkan
adalah Rp. 1.150.000.
144
Kelemahan Saham Preferen antara lain:
a. Dividen saham preferen tidak dapat dikurangkan sebagai beban bagi si
penerbit, sehingga biaya sesudah pajak dari saham preferen biasanya lebih
tinggi daripada biaya utang sesudah pajak.
b. Meskipun bisa bersifat kumulatif dividen saham preferen mirip dengan
pembayaran bunga obligasi yang sifatnya tetapdan harus dibayar karenanya
saham prefren dapat meningkatkan risiko keuangan perusahaan.
c. Saham preferen sulit dijual sehingga banyak investor menilai saham preferen
kurang menarik dibandingkan obligasi karena ada keterbatasan kemampuan
penerbit untuk tidak membayarkan dividen.
8.3 Leasing
Pengertian Leasing
Leasing merupakan suatu cara untuk dapat menggunakan suatu aktiva
tanpa harus membeli aktiva tersebut. Karena itu leasing merupakan suatu bentuk
persewaan dengan jangka waktu tertentu. Secara formal kepemilikan akan aktiva
tersebut berada pada pihak yang menyewakan (lessor), tetapi pemanfaatan
ekonominya dilakukan oleh pihak yang menyewa (lessee). Definisi lainnya dari
leasing adalah proses dimana suatu perusahaan dapat menggunakan suatu aset
tetap tertentu dengan berkewajiban untuk melakukan pembayaran setiap periode
selama periode kontrak.
Pihak -pihak yang terlibat dalam perjanjian lease yaitu sebagai berikut:
a.Pihak perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah perusahaan atau pihak yang
memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang moda..
b. Perusahaan penyewa (Lesse) adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh
pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor.
c. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau mnyediakan
barang untuk dijual lepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
145
Jenis-jenis Leasing
Financial Lease merupakan lease dengan jangka waktu yang lebih lama
dibandingkan dengan operating lease dan tidak dapat dibatalkan yang mewajibkan
kepada lessee untuk membayar atas penggunaan asset dalam jangka waktu yang
telah ditentukan. Jenis sewa guna ini umumnya tidak menyediakan jasa
pemeliharaan dan fully amortized, artinya, kontrak pembayaran sewa sama
dengan harga aktiva yang disewa tersebut.
Selanjutnya capital atau finance lease masih bisa dibedakan menjadi 2,
yaitu
1. Direct Finance Lease
Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya belum pernah memiliki barang
yang dijadikan objek lease. Dapat dikatakan bahwa lessor membeli suatu barang
atas permintaan lessee dan akan dipergunakan oleh lessee.
2. Sale dan Lease back
Dalam transaksi ini lessee menjual barang yang telah dimilikinya kepada
lessor, atas barang ini kemudian dilakukan kontrak leasing antara lessee dengan
lessor
Operating Lease merupakan suatu kontrak yang dapat dibatalkan
(concelable) dimana lessee setuju untuk membayar secara periodik kepada lessor
untuk jangka waktu yang lebih pendek terhadap jasa asset. Atau usaha leasing
dimana pihak lessee hanya membayar sewa pembiayaan (rental) sesuai perjanjian
tanpa diikuti dengan pemilikan barang modal tersbut oleh lessee pada akhir masa
perjanjian..
Keuntungan Leasing
1. Transaksi leasing dapat membantu aliran kas bagi perusahaan-perusahaan
lessee yang baru berdiri dan belum memiliki kondisi finansial yang solid karena
dapat dilakukan tanpa harus adanya uang muka.
146
2. Dalam operating lease memberikan perusahaan suatu kebutuhan dana yang
fleksibel karena biaya perolehan asset yang rendah/kecil dan dapat mengatasi
risiko keuangan yang dihadapi pihak lessee.
3. Penggunaan persetujuan sale lease back memungkinkan perusahaan untuk
meningkatkan likuiditasnya dengan mengkonversi asset yang ada menjadi kas
sebagai modal kerja.
4. Pembayaran sewa secara periodik dengan jumlah tetap memberikan kemudahan
bagi pihak lessee dalam penyusunan anggaran tahunan.
5. Jika perusahaan bankrut atau mengalami reorganisasi maka klaim maksimum
yang dapat diajukan oleh lessor kepada perusahaan adalah 3 tahun pembayaran
lease dan lessor dapat memperoleh assetnya kembali.
8.4 Warrant
Pengertian Warrant
Warrant adalah suatu opsi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan yang
memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah lembar saham
pada harga yang telah ditentukan. Warran serupa dengan opsi jenis call (call
option) yang diterbitkan oleh perusahaan. Biasanya warrant diterbitkan bersama
dengan penerbitan atau penjualan obligasi suatu perusahaan. Pembeli obligasi
akan memperoleh sejumlah warrant sebagai bonus.
147
Manfaat dari Warrant
1. Pemilik warrant memiliki hak untuk membeli saham baru perusahaan
dengan harga yang lebih rendah daripada harga saham tersebut di pasar
sekunder.
2. Apabila Warrant diperdagangkan di Bursa, maka pemilik warrant
mempunyai kesempatan (capital gain), yaitu, apabila harga jual warrant
tersebut lebih besar daripada harga beli.
148
Contoh : Obligasi CRV Company dengan nilai pari $10.000 memiliki
convertion ratio (CR) 50. Maka setiap obligasi dapat ditukar menjadi 50 lembar
dengan harga konversi (convertion price) sebesar $10.000/50 = $200.
149
Alasan Menggunakan Konvertibel dari sisi penerbitnya:
1. Konvertibel, memungkinkan perusahaan menjual surat hutang dengan suku
bunga yang lebih rendah dan memberikan peluang untuk berpartisipasi dalam
keberhasilan perusahaan
2. Selain itu suku bunga pada Convertibel tidak peduli terhadap tingkat resiko
perusahaan penerbitnya. Sifat konvertibel mendapat keuntungan dari kenaikan
risiko dan ketidak pastian dan kenaikan volatiitas harga saham yang
mengikutinya.
3. Memungkinkan penjualan saham biasa dengan harga yang lebih tinggi daripada
yang berlaku saat ini.
150
BAB 9
MERGER DAN AKUISISI
151
pihak pengakuisisi (acquirer), sehingga akan mengakibatkan berpindahnya
kendali atas perusahaan yang diambil alih (acquiree) tersebut. Kendali
perusahaan yang dimaksud adalah kekuatan untuk:
A. Mengatur kebijakan keuangan dan operasi perusahaan
B. Mengangkat dan memberhentikan manajemen
C. Mendapat hak suara mayoritas dalam rapat redaksi.
Pengendalian ini yang memberikan manfaat kepada perusahaan
pengakuisis. Akuisis berbeda dengan merger karena akuisisi tidak menyebabkan
pihak lain bubar sebagai entitas hukum. Perusahaan-perusahaan yang terlibat
dalam akuisisi secara yuridis masih tetap berdiri dan beroperasi secara independen
tetapi telah terjadi pengalihan oleh pihak pengakuisis.
152
d. Merger Konglomerat
Merger diantara dua atau lebih perusahaan yang tidak mempunyai keterkaitan
pada bidang usaha satu sama lainnya.
b. Akuisisi Vertikal
Merupakan akuisisi yang dilakukan terhadap perusahaan yang masih ada
keterkaitan dengan tahapan dalam proses produksi atau operasionalnya. Misalnya
perusahaan rokok mengakuisisi perusahaan perkebunan tembakau. Perusahaan
ban mengakuisisi perusahaan perkebunan karet.
c. Akuisisi Konglomerat
Merupakan akuisisi yang dilakukan terhadap perusahaan yang tidak mempunyai
keterkaitan operasinya atau tidak ada hubungan satu sama lainnya. Misalnya
akuisis perusahaan produk makanan dengan perusahaan komputer.
153
Para pemegang saham tersebut memilih untuk menerima penawaran tender saham
mereka dengan mempertukarkan secara tunai maupun surat berharga lainnya,
tergantung penawarannya.
2. Akuisisi Aset
Akuisisi aset merupakan memperoleh perusahaan lain dengan membeli sebagian
besar atau seluruh aktiva-aktiva perusahaan . Segala formalitas dalam Akuisisi
aset harus dipenuhi berupa pemindahan kepemilikan terhadap aset-aset individu..
Proses hukum pemindahan aset ini dapat menjadi sangat mahal.
154
4. Diversifikasi
Diversifikasi dapat digunakan manajer untuk menstabilkan laba perusahaan
sehungga bermanfaat bagi pemiliknya. Namun untuk perusahaan keluarga atau
perseorangan biasanya pemilik tidak mau menjual sebagian saham yang
dimilikinya untuk melakukan diversifikasi karena akan memperkecil
kepemilikannya dan akan mengakibatkan kewajiban pajak yang lebih besar. Jadi
merger dapat menjadi pihan terbaik untuk mengadakan diversifikasi bagi
perseorangan.
5. Insentif pribadi manajer
Tidak ada manajer atau eksekutif yang dapat mengakui bahwa egonya merupakan
alasan utama dibalik suatu merjer, namu ego memegang peranan penting dalam
banyak merjer. Sehingga dapat dikatakan beberapa keputusan bisnis banyak
didasarkan pada motivasi pribadi daripada analisis ekonomi.
6. Nilai pecahan
Nilai pecahan merupakan nilai masing-masing bagian dari perusahaaan jika dijual
terpisah. Jika nilai ini lebih tinggi dari nilai pasar berjalan perusahaan, maka
seorang spesialis pengambilalihan dapat mengakuisisi perusahaan tersebut pada
atau bahkan diatas nilai pasar berjalannya, dijual secara sepotong-potong dan
menghasilkan laba yang besar.
b. Kekurangan Merger
Harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing
perusahaan, sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut dperlukan
waktu yang cukup lama (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)
155
c. Kelebihan Akuisisi
Kelebihan-kelebihan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai
berikut:
c.1 Akuisisi saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara
pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran
akuisisi, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak mennjual kepada
pihak penawar.
c.2 Dalam akuisisi saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan
langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan
melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen
perusahaan.
c.3 Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris
perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan
perusahaan yang tidak bersahabat. (hostile takeover)
Akuisisi aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan
mayoritas pemegang saham sperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada
halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak meneytujui
akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).
d. Kekurangan Akuisisi
Kekurangan-kekurangan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai
berikut:
d.1 Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui
pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya
anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar
67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
d.2 Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka
terjadi merger.
d.3 Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara
hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya yang legal yang tinggi
(Harianto dan Sudomo, 2001, p.643).
156
9.5 Reverse Acquisition
Reverse acquisition terjadi jika entitas yang menerbitkan efek (pihak pengakuisis
secara hukum) diidentifikasi sebagai pihak yang diakusisi untuk tujuan akuntansi
dalam transaksi reverse acquisition.
Aset
Aset lancar 700 900
Aset tidak Lancar 1.500 3.200
Total Aset 2.200 4.100
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek 500 800
Liabilitas Jangka Panjang 600 1.300
Total Liabilitas 1.100 2.100
Ekuitas Pemegang Saham
Saham diterbitkan:
140 saham biasa 500 -
60 saham biasa - 800
Saldo Laba 600 1.200
157
Total Ekuitas pemegang saham 1.100 2.000
Total Liabilitas dan Ekuitas pemegang saham 2.200 4.100
(a) Pada tanggal 30 september 20X6 Entitas A menerbitkan 3,5 lembar saham
sebagai petukaran untuk setiap saham biasa Entitas B. Semua pemegang saham
Entitas B menukarkan sahamnya di Entitas B.Oleh karena itu, Entitas A
meneribitkan 210 saham biasa sebagai pertukaran untuk semua 60 lembar saham
biasa Entitas B.
(b) Nilai wajar setiap saham biasa Entitas B pada tanggal 30 September 20X6
sebesar Rp. 50. Harga kuotasi pasar saham biasa Entitas A pada tanggal tersebut
Rp.20.
(c) Nilai wajar aset yang dapat diidentifikasikan dan liabilitas Entitas A pada
tanggal 30 September 20X6 adalah sama dengan nilai tercatatnya, kecuali nilai
wajar aset tidak lancar Entitas A pada tanggal 30 September 20X6 adalah
Rp.1.700.
Sebagai akibat Entitas A (entitas induk secara hukum, pihak yang diakuisisi
secara akuntansi) menerbitkan 210 (3,5 x 60 saham Entitas B) saham biasa,
pemegang saham Entitas B memiliki 60% saham yang diterbitkan entitas hasil
penggabungan (yaitu 210 dari 350 saham yang diterbitkan). Sisanya 40% dimiliki
pemegang saham Entitas A. Jika kombinasi bisnis dilakukan dalam bentuk Entitas
B menerbitkan tambahan saham biasa kepada pemegang saham Entitas A sebagai
pertukaran dengan saham biasa mereka di Entitas A, maka Entitas B harus
menerbitkan 56 (140 - (60%x140) saham agar rasio kepentingan kepemilikan
pada entitas hasil penggabungan tetap sama. Pemegang saham Entitas B akan
memiliki 84 dari 140 saham yang diterbitkan oleh Entitas B-- 60% pada entitas
hasil penggabungan. Sebagai hasilnya, nilai wajar imbalan yang secara efektif
158
dialihkan oleh Entitas B dan kepentingan kelompok usaha pada Entitas A sebesar
Rp. 2.800 ( 56 lembar saham dengan nilai wajar per lembar saham sebesar Rp.
50).
Nilai wajar imbalan yang secara efektif dialihkan didasarkan pada ukuran yang
paling andal. Dalam contoh ini, harga koutasi pasar saham Entitas A
memeberikan dasar yang lebih andal untuk mengukur imbalan yang secara efektif
dialihkan daripada nilai wajar estimasian saham Entitas B, dan imbalan diukur
menggunakan harga pasar saham Entitas A 140 saham dengan nilai wajar per
saham Rp.20.
Pengukuran Goodwill
Goodwill diukur sebagai kelebihan nilai wajar imbalan yang secara efektif
dialihkan (kepentingan kelompok usaha pada Entitas A) atas nilai neto aset dan
liabilitas teridentifikasi Entitas A yang diakui, sebagai berikut:
159
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek (Rp. 500 + 800) Rp. 1.300
Liabilitas Jangka Panjang (Rp. 600 + 1.300) Rp. 1.900
Total Liabilitas Rp. 3.200
Ekuitas Pemegang Saham
Saham diterbitkan (Rp. 2.800 + 800 Rp.3. 600
Saldo Laba Rp. 1.200
Total Ekuitas pemegang saham Rp. 4.800
Total Liabilitas dan Ekuitas pemegang saham Rp. 8.000
Jumlah saham yang dianggap beredar untuk periode dari 1 Januari 20X6 210
sampai tanggal akuisisi (yaitu jumlah saham biasa yang diterbitkan oleh
Entitas A (entitas induk secara hukum, pihak yang diakuisis secara akuntansi)
dalam reverse acquisition.
Jumlah saham yang beredar dari tanggal akuisisi sampai 31 Desember 20X6 350
Rata -rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar ((210 x 9/12) + 350 x 245
(3/12)
160
Laba per saham 31 Desember 20X6 (1.000/245) Rp. 4,08
SOAL LATIHAN
1. Apa yang dimaksud dengan merger dan akuisisi serta apa perbedaan di antara
keduanya?
2. Sebutkan contoh perusahaan yang melakukannya merger da akuisisi beserta apa
alasan yang menyebabkan perusahaan melakukan kegiatan merger atau akuisis?
3. Sebutkan kekurangan dan kelebihan dari merger dan akuisisi?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis merger dan akuisis!
5. PT O sedang mempertimbangkan untuk melakukan merger dengan PT R dalam
merger tersebut lembar saham PT R akan ditukar dengan 0,6 lembar saham O.
Data keuangan perusahaan sebelum merger:
Data PT O PT R
Penjualan (000) 130.000 40.000
Total Earnings 15.000 4.000
Jumlah lembar saham 3.000 900
EPS 5 4,44
PER 9x 7,88 x
Harga/lembar saham 45 35
Diminta:
A. Berapa EPS setelah Merger?
161
B. Jika setelah merger PER turun menjadi.... Berapa besar manfaat yang diterima
oleh pemegang saham PT. R?
C. Dilihat dari pemegang saham PT.O apa merger tersebut lebih baik,bagaimana
dari segi pemegang saham PT. R?
162