DISUSUN OLEH :
1. Deka Zuhendri (19.01.02.0051)
2. Reki
3. Bayu
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
selesai tepat pada waktunya.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen dan teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide dan sarannya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem Retur Pembelian
2.1.1 Deskripsi Kegiatan
2.1.2 Fungsi yang Terkait
2.1.3 Dokumen yang Digunakan
2.1.4 Catatan Akuntansi yang Digunakan
2.1.5 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Retur Pembelian
2.1.6 Unsur Pengendalian Intern
2.1.7 Bagan Alir Dokumen
2.2 Sistem Akuntansi Utang
2.3 Distribusi Pembelian
2.3.1 Metode Distribusi Pembelian
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
Sejalan dengan pesatnya perkembangan perusahaan pada zaman ini maka setiap
perusahaan harus memiliki sistem-sistem yang dapat di gunakan untuk merencanakan,
menyusun, mengelola/mengatur, melaksanakan dan mengawasi aktivitas dan keperluan
perusahaan tersebut. Masing-masing dari sistem tersebut saling berhubungan satu dengan
yang lainnya. Salah sau sistem yang dapat menunjang kemajuan perusahaan adalah sistem
akuntansi utang usaha yang dikelola dengan baik.
Umumnya setiap perusahaan akan mengalami yang namanya utang, terlebih utang
jangka pendek (lancar) yang biasanya timbul dari akivitas operasi perusahaan. Sebagai
contoh utang jenis ini bisa berupa utang dagang yang timbul sebagai akibat dari pembelian
kredit yang dilakukan perusahaan dan utang gaji sebagai akibat adanya penundaan
pembayaran gaji kepada karyawan. Dengan adanya transaksi pembelian secara kredit,
perusahaan dapat merealisasikan kebutuhannya yan belum bisa dibayar secara tunai, selain
itu perusahaan juga dapat menunda penggunaan kas sehingga kas yang tersedia dapat
digunakan utuk kegiatan investasi lainnya seperti membeli saham,obligasi ataupun surat
berharga lainnya. Dari kegiatan ini diharapkan kas yang ada diperusahaan menjadi produktif.
Setiap utang yang terjadi dalam perusahaan hendaknya dicatat dengan andal dan
sesuai faktur atau dokumen sejenisnya sebagai tanda bukti adanya pembayaran yang tertunda.
Sebuah prosedur pencatatan utang yang efektif dan efisien dibutuhkan, agar setiap
utang yang terjadi dapat dikontrol dan segera dilunasi pada tanggal jatuh temponya,
sehingga tidak terjadi penumpukan utang lancar yang terlalu besar. Penumpukan ini tentunya
akan sangat merugikan perusahaan, selain perusahaan akan kesulitan melunasinya, juga akan
menimbulkan klaim dari kreditur yang bersangkutan. Oleh karena itu setiap perusahaan
membutuhkan sebuah sistem yang dapat mengelola semua ini dengan baik yaitu Sistem
Akuntansi Utang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Retur Pembelian
Barang yang sudah diterima dari pemasok adakalanya tidak sesuai dengan barang
yang dipesan menurut surat order pembelian. Ketidaksesuaian tersebut terjadi kemungkinan
karena :
Barang yang diterima tidak cocok dengan spesifikasi yang tercantum dalam surat order
pembelian
Barang mengalami kerusakan dalam pengiriman
Barang diterima melewati tanggal pengiriman yang dijanjikan oleh pemasok.
1. Fungsi Gudang
Fungsi yang bertanggungjawab untuk menyerahkan barang kepada fungsi
pengiriman seperti yang tercantum dalam tembusan memo debit yang diterima dari fungsi
pembelian.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi yang bertanggungjawab untuk mengeluarkan memo debit untuk retur
pembelian.
3. Fungsi Pengiriman
Fungsi yang bertanggungjawab untuk mengirimkan kembali barang kepada
pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debit yang diterima dari
fungsi pembelian.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi yang bertanggungjawab untuk mencatat :
1. Transaksi retur pembelian dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum.
2. Berkurangnya harga pokok persediaan karena retur pembelian dalam kartu
persediaan.
3. Berkurangnya hutang yang timbul dari transaksi retur pembelian dalam arsip bukti
kas keluar yang belum dibayar atau dalam kartu hutang.
2.1.3. Dokumen Yang Digunakan
Dalam sistem retur pembelian dokumen-dokumen yang digunakan berupa :
1. Memo debit
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi retur pembelian antara lain :
a. Jurnal retur pembelian atau jurnal umum
Catatan ini digunakan untuk mencatat transaksi retur penjualan yang mengurangi
jumlah persediaan dan utang dagang.
b. Kartu persediaan
Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok persediaan karena
dikembalikannya barang yang telah dibeli kepada pemasoknya.
c. Kartu utang
Kartu utang digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur akibat
pengembalian barang pada debitur. Jika perusahaan menggunakan voucher payable
procedure, berkurangnya utang kepada debitur dicatat dengan cara mengarsipkan memo
debit dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar menurut nama debitur.
2. Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, fungsi pengiriman,
fungsi pencatat utang, fungsi akuntansi yang lain.
Tidak ada transaksi retur pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu fungsi
tersebut. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu orang atau lebih dari satu unit organisasi.
Dalam sistem retur pembelian harus dirancang unsur sistem pengendalian intern.
2. Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pengiriman.
Transaksi retur pembelian dimulai dengan diterbitkannya memo debit oleh fungsi
pembelian dan dilaksanakan dengan dikeluarkannya laporan pengiriman barang sebagai
tanda telah dikirimkannya barang yang telah dibeli kepada pemasok yang bersangkutan.
Laporan pengiriman barang ini harus diotorisasi oleh fungsi pengiriman, sehingga dapat
menjadi dokumen pendukung yang sahih dalam pencatatan berkurangnya utang dan
persediaan barang.
3. Pencatatan berkurangnya utang karena retur pembelian didasarkan pada memo debet yang
didukung dengan laporan pengiriman barang.
Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang
dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. Kesahihan dokumen sumber yang
dipakai sebagai dasar pencatatan dalam catatan akuntansi dibuktikan dengan
dilampirkannya dokumen pendukung yang lengkap, yang telah diotorisasi oleh pejabat
yang berwenang. Dalam sistem retur pembelian, pencatatan mutasi utang dan persediaan
harus didasarkan pada dokumen sumber memo debit.
2. Manajer persediaan:
3. Departemen pembelian:
Menerima daftar persediaan rusak yang telah disahkan dari bagian manajer
persediaan, berdasarkan hal tersebut membuat surat retur pembelian rangkap 2, yaitu:
lembar pertama dikirimkan ke departemen penerimaan.
Lembar kedua dikirim ke supplier beserta dengan persediaan yang rusak.
Menerima surat penerimaan retur lalu mengirimkannya ke departeman penerimaaan.
4. Supplier:
Menerima surat retur pembelian dan persediaan yang rusak, berdasarkan hal tersebut
membuat surat penerimaan retur rangkap 2,yaitu:
lembar pertama dikirimkan ke departeman pembelian
lembar kedua disimpan sebagai arsip.
Menyiapkan barang pengganti membuat bukti penggantian barang retur rangkap 2
beserta barang tersebut ke departemen penerimaan.
Menerima surat penggantian barang retur yang telah di acc.
5. Departemen penerimaan:
Menerima surat retur pembelian dari departemen pembelian.
Menerima surat penerimaan retur dari departemen pembelian.
Menerima bukti penggantian barang retur 2 lembar dan barang pengganti.
Lalu berdasarkan bukti penggantian barang retur 2 lembar ditambah dengan surat
penerimaan retur dan surat retur pembelian, departemen penerimaan mengesahkan
bukti pengiriman barang retur 2 lembar,yaitu:
Lembar ke dua dikirim ke supplier
Lembar pertama beserta barang dikirim ke departemen persediaan.
6. Bagian Akuntansi :
Menerima laporan penggantian barang yang telah diperiksa, lalu berdasarkan laporan
tersebut membuat laporan catatan persediaan rangkap 2, yaitu:
lembar pertama disimpan sebagai arsip
lembar kedua dikirim ke bagian pimpinan.
7. pimpinan:
Menerima laporan catatan persediaan dan mengesahkannya
Kartu
utang
Pencatatan
transaksi
Kuitansi Jurnal pembayaran
dari pengeluaran utang
pemasok kas
Dalam prosedur ini catatan utang yang digunakan berupa arsip voucher (bukti kas
keluar). Pencatatan utang hanya melalui dua tahap: pencatatan utang dalam register
bukti kas keluar (voucher register) dan jurnal pengeluaran kas.
Dokumen yang digunakan dalam voucher payable procedure adalah:
1. Bukti kas keluar.
Formulir ini mempunyai tiga fungsi:
a. Sebagai surat perintah kepada bagian kas untuk melakukan pengeluaran kas sesuai
tercantum didalamnya.
b. Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan pembayarannya(sebagai
remittance advice).
c. Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau distribusi lain.
2. Jurnal pengeluaran kas.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah sebagai
berikut :
1. Register bukti kas keluar(voucher register).
2. Register cek(check register).
Faktur 3
3
2
Bukti kas 1
keluar
Jurnal Dikirim ke
pengeluaran kreditur
kas bersama dgn
cek N A
Dalam prosedur ini faktur yang diterima oleh fungsi akuntansi dari pemasok
disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh temponya. Saat tanggal jatuh
tempo, fungsi akuntansi membuat bukti kas keluar dan kemudian mencatatnya dalam
jurnal pengeluaran kas
b. One-time voucher procedure dengan dasar waktu (accrual basis).
1 keluar
Bukti kas
1
1 keluar
Bukti kas
bukti kas
Faktur
keluar
SOP
2
2
3
3
bukti kas
Register
keluar
Registe
r cek
Cek
1 keluar
Bukti kas
Dikirim ke
pemasok
Mengisi
Faktur
cek
2
3
N
A
Gambar 2.4 One-time voucher procedure dengan dasar waktu (accrual basis).
Dalam prosedur ini faktur diterima oleh Bagian Utang dari pemasok dan
langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh Bagian Utang, kemudian dilakukan
pencatatan dalam voucher register. Saat bukti kas keluar tersebut jatuh tempo,
dokumen ini dikirimkan ke Bagian Kasa untuk membuat cek. Pengeluaran cek
dicatat dalam jurnal pengeluaran cek.
keluar
Bukti kas 1
keluar
Bukti kas 1
2
bukti kas keluar jatuh tempo
3
dasar waktu
diselenggarakan atas
catatan utang yg
belum dibayar merupakan
Arsip bukti kas keluar yg
Dalam prosedur ini satu set voucher dapat digunakan untuk menampung lebih dari satu faktur
dari pemasok. Faktur yang diterima oleh fungsi akuntansi dari pemasok dicatat dalam bukti
kas keluar, kemudian keduanya disimpan sementara dalam arsip menurut abjad. Jika ada lagi
faktur dari pemasok yang sama, maka dicatat juga dalam bukti kas yang sama. Setelah dicatat
bukti kas tersebut dikembalikan dalam arsip bukti kas keluar yang belum dibayar (unpaid
voucher file). Saat jatuh tempo pembayaran, bukti kas keluar tersebut dikeluarkan, dicatat
oleh fungsi akuntansi ke dalam register bukti kas keluar, dan kemudian diserahkan kepada
fungsi keuangan untuk dibuatkan cek. Cek ini dicatat oleh fungsi keuangan dalam register
bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dikembalikan lagi ke fungsi akuntansi
untuk disimpan dalam arsip bukti kas keluar yang telah dibayar (paid voucher file).
A
Pada saat faktur
jatuh tempo
Faktur dari
pemasok
Gambar 2.6 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Jurnal Pengeluaran Kas Berkolom
2) Jurnal pembelian
Gambar 2.7 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Jurnal Pengeluaran Kas Berkolom
Jika jurnal pembelian dipakai sebagai alat distribusi, dalam jurnal tersebut harus
dibentuk kolom-kolom untuk distribusi debit dari transaksi pembelian. Faktur dari
pemasok dicatat dalam jurnal pembelian pada saat telah disetujui untuk dibayar, tidak
menunggu sampai saat jatuh temponya. Dengan demikian penggunaan jurnal pembelian
ini mendistribusikan pendebitan dengan dasar waktu.
pembelian
pemasok
Faktur dari
Jurnal
dasar waktu (accrual basis)
Distribusi pembelian dilakukan atas
Buku besar
keuangan
Laporan
Register bukti
keluar
Bukti kas
kas keluar
keluar
pembantu
Buku
keuangan
Laporan
Gambar 2.9 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Register bukti kas keluar Berkolom
keluar
Bukti kas
kas keluar
Rekening
berkolom
keuangan
Laporan
Sortasi
faktur
Pre-list tape
Rekening Laporan
tunggal keuangan
Rekapitulasi
posting dalam Buku
rekening tunggal besar
Gambar 2.11 Prosedur Distribusi Pembelian dengan Register bukti kas keluar Berkolom
.
4. Metode tiket tunggal (unit ticket method)
Berdasarkan bukti kas keluar yang biasanya berupa media campuran (mixed media)
dibuat tiket tunggal (unit ticket) untuk setiap elemen klasifikasi yang tercantum di dalamnya.
Tiket tunggal ini kemudian direkap dan hasil rekapitulasinya dipakai sebagai dasar posting ke
dalam rekening control yang bersangkutan dalam buku besar. Tiket tunggal ini kemudian
diarsipkan menurut nomor rekening dalam klasifikasi. Pada akhir bulan, dari arsip tiket
tunggal ini dibuat rekap dan hasilnya dicatat dalam summary strip. Summary strip inilah yang
berfungsi sebagai laporan.
Bukti kas
keluar
Membuat tiket
tunggal dari
bukti kas keluar
N Menurut
nomor Membuat
Membuat rekening rekapitulasi
rekapitulasi tiket tunggal
tiket tunggal
Rekapitulasi
Rekapitulasi
tiket tunggal
tiket tunggal
1 2 3 4 5 6 7 8
Setiap faktur pembelian atau bukti kas keluar akan diberi kode menurut kerangka
pemberian kode tersebut. Jika misalya faktur pembelian jasa iklan (jenis biaya ke 28)
dibebankan pada Departemen Pemasaran (dengan kode 4321), yang dikeluarkan untuk
produk (misalnya produk nomor 21), maka faktur pembelian tersebut akan diberi kode debit
28432121 dan dicatat dengan komputer dengan menggunakan kode itu.
Dengan kerangka (framework) pemberian kode ini, semua transaksi pembelian dan
pengeluaran kas yang menyangkut biaya akan diberi kode dengan kerangka tersebut,
sehingga arsip transaksi pembelian (purchase transaction file) yang berupa pita magnetik
hasil tun 1 dapat digunakan untuk meng-update arsip induk biaya, dan selanjutnnya dengan
run 2, arsip induk biaya dapat digunakan untuk menghasilkan laporan biaya yang berupa :
a. Laporan biaya menurut jenisnya.
Dihasilkan dengan memerintahkan komputer melakukan sortasi 2 angka pertama
kode rekening biaya.
b. Laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban.
Dihasilkan dengan mensortasi dengan komputer 4 angka pada posisi kedua kode
rekening biaya.
c. Laporan biaya menurut produk.
Dihasilkan dengan melakukan sortasi arsip induk biaya menurut 2 angka pada posisi
terakhir dalam kode rekening biaya.
Jika diinginkan, komputer dapat digunakan untuk melakukan sortasi kombinasi antara
jenis biaya, pusat pertanggungjawaban dengan jenis produk.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem akuntansi utang meliputi prosedur pencatatan utang dan prosedur distribusi
pembelian. Dalam makalah ini diuraikan sistem akuntansi retur pembelian yang digunakan
untuk melaksanakan transaksi pengembalian barang yang dibeli kepada pemasok yang
bersangkutan. Transaksi retur pembelian dicatat dengan mendebit rekening utang dagang dan
mengkredit rekening persediaan. Dengan demikian buku pembantu yang terkait dengan
transaksi retur pembelian adalah buku pembantu utang dan buku pembantu persediaan.
Fungsi yang terkait dalam sistem retur pembelian adalah : fungsi pembelian, gudang,
pengiriman, akuntansi. Dokumen yang digunakan dalam sistem retur pembelian adalah memo
debit dan laporan pengiriman barang. Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat
transaksi retur pembelian adalah jurnal retur pembelian, kartu persediaan, dan kartu utang.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem retur pembelian adalah prosedur perintah retur
pembelian, prosedur pengiriman barang kepada pemasok, dan prosedur pendebitan utang.
Ada dua metode pencatatan utang : account payable dan voucher payable procedure.
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat mutasi utang dalam account payable
procedure adalah kartu utang, jurnal pembelian dan jurnal pengeluaran kas. Dalam voucher
voucher payable procedure, voucher atau bukti kas keluar merupakan dokumen sumber yang
memiliki tiga fungsi yaitu :
a. Sebagai perintah kepada bagian kasa untuk melakukan pengeluaran kas
b. Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan pembayaran
c. Sebagai dokumen sumber pencatatan mutasi utang dan persediaan
Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedure dapat dibagi menjadi
dua macam :
1. One-time voucher procedure
a. One-time voucher procedure dengan dasar tunai.
b. One-time voucher procedure dengan dasar waktu.
2. Built up voucher procedure
Distribusi pendebitan yang timbul sebagai akibat transaksi pembelian dapat dilakukan
dengan lima metode
1. Metode jurnal berkolom atau metode spread sheet.
2. Metode rekening berkolom
3. Metode rekening tunggal
4. Metode tiket tunggal (unit ticket method)
5. Metode distribusi dengan komputer