Anda di halaman 1dari 14

Basis Pengakuan: Murni Akrual vs.

Semi Akrual BAB 8

BASIS PENGAKUAN: MURNI AKRUAL VS. SEMI AKRUAL

1. BASIS PENGAKUAN
Penentuan “kapan” beban dan penghasilan seharusnya diakui merupakan hal yang
sangat penting. Mengapa demikian? Karena “waktu” pengakuan beban dan penghasilan
digunakan untuk penghitungan laba/rugi yang lazimnya sebagai dasar penilaian kinerja
perusahaan. Sebagaimana telah dibahas di Bab 2 (lihat sub-bagian Prinsip Akrual dan
Pencatatannya, hal. 34), akuntansi menerapkan prinsip “Pengakuan berbasis akrual”,
bukannya berbasis kas. Dengan berbasis akrual maka beban dan penghasilan diakui pada
saat beban atau penghasilan terjadi, tanpa mengkaitkan dengan penerimaan kasnya.
Sementara itu, pencatatan berbasis kas menggunakan “waktu” pengeluaran dan
penerimaan kas sebagai dasar untuk mengakui beban dan penghasilan.

2. RAGAM PENGAKUAN BERBASIS AKRUAL


Sebagaimana telah dibahas di Bab 1, satu siklus akuntansi terdiri dari dua sub-
siklus, yaitu sub-siklus akuntansi Selama periode berjalan dan sub-siklus akuntansi Pada
akhir periode. Pada akhir periode akuntansi menyajikan informasi keuangan berbasis
akrual. Namun demikian, terutama karena alasan kepraktisan, perusahaan menggunakan
pengakuan basis kas selama periode berjalan dan menerapkan pengakuan berbasis
akrual pada akhir periode dalam rangka penyusunan laporan keuangan.
Terdapat dua metode pencatatan berbasis akrual, yaitu:
(a) Pencatatan berbasis murni akrual; pengakuan berbasis akrual diterapkan di
akuntansi baik dalam sub-siklus akuntansi selama periode berjalan maupun dalam
sub-siklus akuntansi pada akhir periode (laporan keuangan).
(b) Pencatatan berbasis semi-akrual; pengakuan berbasis akrual diterapkan di akuntansi
hanya pada saat penyusunan laporan keuangan (sub-siklus akuntansi pada akhir
periode). Dengan kata lain, pencatatan dalam sub-siklus akuntansi selama periode
berjalan menggunakan basis kas, dan pada akhir periode dilakukan perubahan agar
basis kas menjadi basis akrual.

Penggunaan metode murni akrual maupun metode semi akrual masing-masing


memiliki konsekuensi dalam pencatatannya. Yang penting diketahui, penerapan metode
ini harus dilakukan secara konsisten dari periode ke periode.
Penerapan metode pengakuan murni akrual maupun semi akrual memiliki dampak
pencatatan dalam banyak transaksi. Bab ini menyajikan pencatatan murni dan semi akrual
terhadap tiga jenis transaksi, yaitu:
(A) Transaksi bahan habis pakai
(B) Transaksi pembayaran di muka beban
(C) Transaksi penerimaan di muka penghasilan

3. PENGAKUAN BERBASIS MURNI AKRUAL


Menerapkan metode murni akrual, pengakuan beban dan penghasilan berlandas
basis akrual baik selama periode berjalan maupun pada akhir periode. Konsekuensi dari
penerapan metode murni akrual adalah sebagai berikut:

www.akuntamatika.com 141
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

(a) Pencatatan selama periode berjalan: Pembayaran kas di muka diperlakukan


sebagai aset, sedangkan penerimaan kas di muka dicatat sebagai liabilitas.
(b) Pada akhir periode (sebelum penyusunan laporan keuangan), pencatatan
penyesuai diperlukan untuk mengakui bagian dari aset yang berubah menjadi
beban dan mengakui bagian dari liabilitas yang berubah menjadi penghasilan.
Pembahasan di bab-bab sebelumnya buku ini pada dasarnya menggunakan model
pencatatan berbasis murni akrual ini.
(c) Pada awal periode berikutnya, pencatatan pembalik tidak harus dilakukan (bersifat
opsional). Pengakuan beban atau penghasilan dilakukan seiring dengan terjadinya
beban atau penghasilan tersebut selama periode berjalan.

Aplikasi Pengakuan Basis Murni Akrual


Berikut ini tiga jenis transaksi di perusahaan Langit Bumi, yaitu terkait dengan
bahan habis pakai, pembayaran di muka, dan penerimaan di muka.

Transaksi A[1]: 1 Mei 2012 perusahaan LANGIT BUMI membeli secara tunai
Rp15.000.000 bahan habis pakai.

Pencatatan di periode berjalan, khususnya penjurnalan, yang diperlukan:

Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)


01/05 Bahan habis pakai 15.000.000
Kas 15.000.000
(Murni akrual: pembelian bahan habis pakai)

Transaksi A[2]: 31 Desember 2012 hasil penghitungan bahan habis pakai


menunjukkan nilai Rp29.000.000 per 31 Desember 2012. Akun Bahan
habis pakai di daftar saldo percobaan bersaldo Rp135.000.000.

Pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan:

Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)


31/12 Beban bahan habis pakai 106.000.000
2012 Bahan habis pakai 106.000.00
(Murni akrual: pencatatan penyesuai atas akun bahan habis pakai)

Transaksi B[1]: 1 November 2012 perusahaan LANGIT BUMI membayar di muka sewa
ruang Rp18.000.000 untuk periode 1 November 2012 sampai dengan 31 Oktober 2013.

Pencatatan di periode berjalan, khususnya penjurnalan, per 1 November 2012:


Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
01/11 Dibayar di muka beban sewa ruang 18.000.000
2012 Kas 18.000.000
(Murni akrual: pembayaran di muka beban sewa ruang)

www.akuntamatika.com 142
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

Transaksi B[2]: 31 Desember 2012, dalam rangka penyusunan laporan keuangan,


mengakui sebagian pembayaran di muka sewa ruang yang berubah menjadi beban
karena perusahaan telah memanfaatkan ruang selama 2 bulan.

Pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan:

Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)


31/12 Beban sewa ruang 3.000.000
2012 Dibayar di muka beban sewa ruang 3.000.000
(Murni akrual: Pencatatan penyesuai – pembayaran di muka beban sewa: [2/12] x 18.000.000)

Transaksi B[3]: 31 Oktober 2013 perusahaan Langit Bumi mengakui bagian dari
pembayaran di muka sewa ruang Rp18.000.000 periode 1 November 2012 s/d 31 Oktober
2013 (lihat Transaksi B[1]) yang telah menjadi beban di tahun 2013.

Pencatatan selama periode berjalan, khususnya penjurnalan, per 31 Oktober 2013:


Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
31/10 Beban sewa ruang 15.000.000
2013 Dibayar di muka beban sewa ruang 15.000.000
(Murni akrual: pengakuan pembayaran di muka yang berubah menjadi beban → [10/12] x Rp18.000.000)

Transaksi C[1]: 12 Desember 2012 perusahaan LANGIT BUMI menerima uang muka
Rp24.000.000 dari pelanggan untuk jasa konsultasi yang baru akan dilakukan di kemudian
waktu. Penyediaan jasa konsultasi diperkirakan akan diberikan LANGIT BUMI mulai
tanggal 20 Desember 2012 sampai dengan bulan Maret 2013, sesuai permintaan dari
pelanggan yang membayar uang muka.

Pencatatan selama periode berjalan, khususnya penjurnalan, per 12 Desember 2012:


Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
12/12 Kas 24.000.000
2012 Diterima di muka pendapatan konsultasi 24.000.000
(Murni akrual: penerimaan di muka untuk jasa konsultasi yang belum diberikan)

Transaksi C[2]: 31 Desember 2012, mengakui sebagian kas yang diterima di muka yang
telah berubah menjadi penghasilan/pendapatan karena perusahaan telah memberi
konsultasinya ke pelanggan tersebut. Diketahui, besarnya nilai jasa konsultasi yang telah
diberikan adalah sebesar Rp10.000.000.

Pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan:

Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)


31/12 Diterima di muka pendapatan konsultasi 10.000.000
2012 Pendapatan konsultasi 10.000.000
(Murni akrual: Pencatatan penyesuai – pengakuan sebagian penerimaan di muka yang menjadi penghasilan di
periode 2012)

www.akuntamatika.com 143
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

Transaksi C[3]: 20 Maret 2013 perusahaan LANGIT BUMI telah memberikan sepenuhnya
jasa konsultasi dari penerimaan di muka pendapatan (lihat transaksi C[1]). Pada hari ini
perusahaan mengakui bagian dari penerimaan di muka tersebut yang merupakan
penghasilan/pendapatan di periode 2013 Rp14.000.000 (Rp24.000.000 – Rp10.000.000).

Pencatatan selama periode berjalan, khususnya penjurnalan, per 20 Maret 2013 :


Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
20/03 Diterima di muka pendapatan konsultasi 14.000.000
2013 Pendapatan konsultasi 14.000.000
(Murni akrual: penerimaan di muka yang menjadi penghasilan tahun 2013 → [Rp24.000.000 – Rp10.000.000)

4. PENGAKUAN BASIS SEMI AKRUAL

Menerapkan metode semi akrual, pengakuan beban dan penghasilan selama


periode berjalan berlandas basis kas, sedangkan pada akhir periode diubah menjadi
berbasis akrual. Konsekuensi penerapan metode semi akrual adalah sebagai berikut:
(a) Pencatatan selama periode berjalan: Pembayaran kas di muka diperlakukan sebagai
beban, sedangkan penerimaan kas di muka dicatat sebagai penghasilan.
(b) Pada akhir periode pencatatan penyesuai diperlukan untuk mengakui bagian dari
beban yang ternyata masih merupakan aset dan mengakui bagian dari penghasilan
yang masih merupakan liabilitas. Hal ini dilakukan karena basis kas harus diubah
menjadi basis akrual untuk tujuan penyusunan laporan keuangan.
(c) Pada awal periode berikutnya, pencatatan pembalik harus dilakukan untuk
mengkonversi kembali dari pengakuan basis akrual menjadi basis kas kembali.
Konversi ini dilakukan agar pengakuan berbasis semi akrual dilakukan secara
konsisten dari periode ke periode. Dengan demikian, dalam hal perusahaan
menerapkan semi akrual maka pencatatan pembalik merupakan keharusan.

Aplikasi Pengakuan Basis Semi Akrual


Berikut ini 3 jenis transaksi di perusahaan Darat Laut yang memberlakukan metode Semi
akrual dalam pengakuan beban dan penghasilan.

Transaksi D[1]: 21 Agustus 2012 perusahaan Darat Laut membeli bahan habis pakai
Rp27.000.000 secara kredit.

Pencatatan selama periode berjalan, khususnya penjurnalan:

Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)


21/08 Beban bahan habis pakai 27.000.000
2012 Utang dagang 27.000.000
(Semi akrual: pembelian bahan habis pakai secara kredit)

Transaksi D[2]: 31 Desember 2012 hasil penghitungan bahan habis pakai menunjukkan
nilai Rp24.000.000 per 31 Desember 2012. Akun Beban bahan habis pakai di daftar saldo
percobaan Rp99.000.000 bersaldo normal.
www.akuntamatika.com 144
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

Pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan:


Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
31/12 Bahan habis pakai 24.000.000
2012 Beban bahan habis pakai 24.000.000
(Semi akrual: pencatatan penyesuai atas akun Beban bahan habis pakai)

Transaksi E[1]: 1 Agustus 2012 perusahaan Darat Laut membayar di muka sewa ruko
Rp12.000.000 untuk periode 1 Agustus 2012 sampai dengan 31 Juli 2013.

Pencatatan selama periode berjalan, khususnya penjurnalan, per 1 Agustus 2012:


Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
01/08 Beban sewa ruko 12.000.000
2012 Kas 12.000.000
(Semi akrual: pengakuan pembayaran di muka sebagai beban)

Transaksi E[2]: 31 Desember 2012 mengakui sebagian beban sewa ruko yang masih
merupakan aset karena perusahaan baru memanfaatkan ruko tersebut selama 5 bulan
(Agustus s/d Desember 2012) sehingga tujuh bulan yang masih merupakan aset.

Pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan:


Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
31/12 Dibayar di muka beban sewa ruko 7.000.000
2012 Beban sewa ruko 7.000.000
(Semi akrual: Pencatatan penyesuai – beban sewa yang masih aset: [7/12] x 12.000.000)

Transaksi E(3): 1 Januari 2013 perusahaan DARAT LAUT harus melakukan pencatatan
pembalik dalam rangka mengkonversi kembali dari basis akrual menjadi basis kas.

Pencatatan pembalik, khususnya penjurnalan, per 1 Januari 2013 yang diperlukan:


Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
31/10 Beban sewa ruko 7.000.000
2013 Dibayar di muka beban sewa ruko 7.000.000
(Semi akrual: Pencatatan pembalik atas beban yang dibayar di muka)

Transaksi F[1]: 1 September 2012 perusahaan Darat Laut menerima uang Rp30.000.000
untuk penyewaan peralatan pembelajaran selama 6 bulan, yaitu dari 1 September 2012
s/d 28 Februari 2013.
Pencatatan selama periode berjalan, khususnya penjurnalan, per 1 September 2012:

Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)


1/09 Kas 30.000.000
2012 Pendapatan sewa peralatan 30.000.000
(Semi akrual: penerimaan untuk sewa peralatan pembelajaran selama 6 bulan ke depan)

www.akuntamatika.com 145
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

Transaksi F[2]: 31 Desember 2012 mengakui sebagian pendapatan sewa peralatan


pembelajaran yang masih merupakan liabilitas karena perusahaan masih harus
menyerahkan pemanfaatan peralatan untuk 2 bulan yang akan datang.

Pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan:

Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)


31/12 Pendapatan sewa peralatan 10.000.000
2012 Diterima di muka pendapatan sewa peralatan 10.000.000
(Semi akrual: Pencatatan penyesuai – pengakuan sebagian penerimaan dimuka yang masih merupakan liablitas

Transaksi F[3]: 1 Januari 2013 perusahaan Darat Laut harus melakukan pencatatan
pembalik untuk mengkonversi dari pengakuan basis akrual menjadi basis kas kembali.

Pencatatan pembalik, khususnya penjurnalan, per 1 Januari 2013 yang diperlukan:


Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
01/01 Diterima di muka pendapatan sewa peralatan 10.000.000
2013 Pendapatan konsultasi 10.000.000
(Semi akrual: pencatatan pembalik atas penerimaan pendapatan yang diterima di muka)

5. SERBA-SERBI PENGAKUAN BEBAN DAN PENGHASILAN


Penerapan metode Murni akrual atau metode Semi akrual di akuntansi merupakan
contoh bahwa akuntansi dikembangkan berdasar tiga pilar utama (Matematika, Prinsip
dasar, dan Rancang-bangun). Pengembangan akuntansi disesuaikan dengan kebutuhan
dan keinginan (cermin pilar rancang-bangun) perusahaan dengan tetap selalu berlandas
pada pilar utama matematika (cermin pilar matematika), dan mematuhi prinsip akrual yang
menjadi kesepakatan bersama (cermin pilar prinsip-dasar).
Perusahaan yang membutuhkan informasi secara dinamis dan mengembangkan
sistem akuntansi yang memadai dimungkinkan untuk menerapkan metode pengakuan
berbasis murni akrual. Sementara itu, perusahaan yang dengan situasi tertentu lebih
mengutamakan kepraktisan dalam pencatatan akuntansinya dimungkinkan untuk
menerapkan metode pengakuan berbasis semi akrual karena dari sisi aktivitasnya,
akuntansi yang menggunakan metode semi akrual relatif dapat dilakukan secara mudah.
Banyak transaksi yang memungkinkan perusahaan memilih penggunaan basis
akrual (murni vs. semi). Perusahaan dapat menerapkan metode murni akrual untuk
transaksi yang terkait dengan bahan habis pakai (misalnya), dan menerapkan metode
semi akrual untuk transaksi pembayaran di muka beban. Dengan kata lain, tidak ada
keharusan bagi perusahaan menerapkan salah satu metode untuk semua akun yang ada.
Penerapan metode dianjurkan untuk dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu.

www.akuntamatika.com 146
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

KESIMPULAN

Penentuan waktu atau kapan beban dan penghasilan diakui merupakan hal yang sangat
penting agar informasi tentang kinerja perusahaan akurat. Pada dasarnya akuntansi
menggunakan prinsip dasar yang disebut basis akrual, bukannya prinsip dasar basis kas
dalam pelaporan keuangannya. Pertimbangan utamanya adalah bahwa basis akrual
mencerminkan fakta yang sesungguhnya terkait dengan beban dan penghasilan yang terjadi
di perusahaan.
Dalam praktik, terdapat dua metode yang dapat digunakan. Perusahaan dapat
menerapkan metode murni akrual, yaitu pengakuan berbasis akrual baik di sub-siklus
akuntansi selama periode berjalan maupun di sub-siklus akuntansi pada akhir periode.
Alternatifnya, perusahaan menerapkan metode semi akrual, yaitu pengakuan berbasis kas di
sub-siklus akuntansi selama periode berjalan, dan pengakuan berbasis akrual di sub-siklus
akuntansi pada akhir periode dalam rangka pelaporan keuangan.
Dalam pembelajaran, 3 contoh jenis transaksi yang memungkinkan perusahaan
memilih metode murni akrual ataukah semi akrual, yaitu transaksi yang terkait dengan bahan
habis pakai, pembayaran di muka beban, dan penerimaan di muka penghasilan. Setiap
pemilihan metode tertentu memiliki konsekuensi yang perlu disadari oleh perusahaan.
Menggunakan metode murni akrual, perusahaan perlu dengan hati-hati mengidentifikasi
“kapan” beban dan penghasilan terjadi agar pencatatan akuntansi dapat mencerminkan
kondisi yang sebenarnya setiap waktu. Menggunakan metode semi akrual, perusahaan perlu
melakukan pencatatan tambahan terutama terkait dengan pencatatan pembalik yang
dilakukan setelah penyusunan laporan keuangan selesai.
Penerapan metode pengakuan basis akrual (baik basis murni akrual maupun basis
semi akrual) dapat dilakukan per akun. Yang utama dalam hal ini, penerapan metode ini
diharapkan dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu. Salah satu teknik yang lazim
digunakan untuk mengidentifikasi metode pengakuan basis akrual apakah yang digunakan
(murni akrual vs. semi akrual) adalah dengan mencermati akun-akun yang terbentuk di buku
besar selama periode berjalan.

Kata-kata Kunci

1. Pengakuan basis akrual 6. Sub-siklus akuntansi selama periode berjalan


2. Metode Murni akrual 7. Sub-siklus akuntansi pada akhir periode
3. Metode Semi akrual 8. Pembayaran di muka beban
4. Pilar pengembangan akuntansi 9. Penerimaan di muka penghasilan
5. Pilar rancang-bangun 10. Prinsip konsistensi

www.akuntamatika.com 147
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

SUDUT IFRS

Dewan-dewan penyusun standar akuntansi


keuangan (di Indonesia adalah DSAK) menghasilkan beberapa jenis produk, salah satunya adalah
berupa standar. Sebagai dasar dan tuntunan dalam penyusunan beragam standar akuntansi maka
dewan standar membutuhkan pijakan utama yang diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman
(guidance). Pijakan utama tersebut lazimnya berupa prinsip-prinsip dasar.
Beberapa istilah yang mencerminkan prinsip-prinsip dasar dikelompokkan sebagai asumsi,
karakteristik kualitatif, kendala, dan konsep dasar. Berikut ini kutipan dan ringkasan lima istilah yang
dapat disebut prinsip dasar sebagaimana terdapat di KDPPLK (Komite Prinsip Akuntansi Indonesia,
1994) yang selanjutnya dilakukan penyesuaian terkait dengan terminologi sampai dengan Juni 2011.
a. Dasar akrual (accrual basis); “Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada
saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pengguna tidak
hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga liabilitas
pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang untuk merepresentasikan kas yang akan
diterimadi masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi
masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi.”
b. Kelangsungan usaha (going concern); ”Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha entitas dan akan melanjutkan usahanya di masa depan…. Karena itu entitas
diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala
usahanya.”
c. Keseimbangan antara biaya dan manfaat (balance between benefit and cost); “Keseimbangan
antara biaya dan manfaat lebih merupakan kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif.
Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.”
d. Substansi mengungguli bentuk (substance over form); “Jika informasi dimaksudkan untuk
menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya
bentuk hukumnya.“ Substansi transaksi tidak selalu identik dengan bentuk hukum. Jika hal ini terjadi
maka aspek substansi transaksi lebih diutamakan dibanding aspek hukum.
e. Pertimbangan sehat (prudence): ”Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan
terlalu tinggi dan liabilitas atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.”
Catatan penting: Prinsip-prinsip dasar yang terdapat di KDPPLK dapat berubah. Joint Project
IASB dan FASB masih melanjutkan untuk menyelesaikan kerangka dasar sebagaimana terdokumentasi
di SFAC 8 (FASB, 2010) atau Conceptual Framework for Financial Reporting (IASB, 2010).

www.akuntamatika.com 148
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

LATIHAN (SOAL DAN LEMBAR KERJA)


SOAL 1
Berikut ini beberapa transaksi di PT. IKHTIAR tahun 2012 dan 2013 yang dicatat menggunakan metode Murni akrual.
A) 3 Agustus: Membeli supplies Rp6.800.000 dengan sistem pembayaran 60% dibayar tunai, sisanya secara kredit.
B) 1 September: Membayar sewa gedung Rp27.000.000untuk periode 1 September 2012 s/d 31 Agustus 2013.
C) 13 Desember: Menerima uang muka Rp32.700.000 dari pelanggan untuk jasa konsultasi yang akan diberikan selama
bulan Desember 2012 sampai dengan 28 Februari 2013. Konsultasi akan dilakukan sesuai waktu yang disepakati
antara perusahaan dan pelanggan.
Pada 31 Desember 2012 saat penyusunan laporan keuangan, terdapat informasi relevan untuk pencatatan penyesuai:
a) Penghitungan fisik supplies menunjukkan nilai supplies Rp4.000.000 terdapat di gudang. Saldo akun “Supplies” di
Daftar saldo percobaan sebesar Rp26.300.000.
b) Perusahaan harus mengakui beban gaji Rp4.500.000 untuk bulan Desember yang baru akan dibayarkan tanggal 7
Desember sebesar Rp5.450.000. Selama ini gaji dibayar di belakang: setelah karyawan bekerja maka setiap tanggal 7
akan dibayar gajinya.
c) Penerimaan di muka pendapatan jasa konsultasi dari transaksi tanggal 13 Desember diketahui 40% sudah dilakukan
konsultasi sehingga layak diakui sebagai penghasilan 2012. Sisanya dipenuhi tanggal 28 Februari 2013.

Dengan pertimbangan meminimalkan risiko kesalahan dan kealpaan, perusahaan melakukan pencatatan pembalik
sepanjang dimungkinkan.

Diminta: Lakukan penjurnalan tanggal 3 Agustus 2012, 1 September 2012, 13 Desember 2012, 31 Desember (pencatatan
penyesuai) 2012, 1 Januari 2013 (pencatatan pembalik), 7 Januari 2013, 28 Februari 2013, dan 31 Agustus 2013.

Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)

www.akuntamatika.com 149
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

SOAL 2
Berikut ini beberapa transaksi di PT. IKHTIAR tahun 2012 dan 2013 yang dicatat menggunakan metode Semi akrual.
D) 3 Agustus: Membeli supplies Rp6.800.000 dengan sistem pembayaran 60% dibayar tunai, sisanya secara kredit.
E) 1 September: Membayar sewa gedung Rp27.000.000untuk periode 1 September 2012 s/d 31 Agustus 2013.
F) 13 Desember: Menerima uang muka Rp32.700.000 dari pelanggan untuk jasa konsultasi yang akan diberikan selama
bulan Desember 2012 sampai dengan 28 Februari 2013. Konsultasi akan dilakukan sesuai waktu yang disepakati
antara perusahaan dan pelanggan.
Pada 31 Desember 2012 saat penyusunan laporan keuangan, terdapat informasi relevan untuk pencatatan penyesuai:
d) Penghitungan fisik supplies menunjukkan nilai supplies Rp4.000.000 terdapat di gudang. Saldo akun “Supplies” di
Daftar saldo percobaan sebesar Rp26.300.000.
e) Perusahaan harus mengakui beban gaji Rp4.500.000 untuk bulan Desember yang baru akan dibayarkan tanggal 7
Desember sebesar Rp5.450.000. Selama ini gaji dibayar di belakang: setelah karyawan bekerja maka setiap tanggal 7
akan dibayar gajinya.
f) Penerimaan di muka pendapatan jasa konsultasi dari transaksi tanggal 13 Desember diketahui 40% sudah dilakukan
konsultasi sehingga layak diakui sebagai penghasilan 2012. Sisanya dipenuhi tanggal 28 Februari 2013.

Dengan pertimbangan meminimalkan risiko kesalahan dan kealpaan, perusahaan melakukan pencatatan pembalik
sepanjang dimungkinkan.

Diminta: Lakukan pencatatan, khususnya penjurnalan, tanggal 3 Agustus 2012, 1 September 2012, 13 Desember 2012, 31
Desember (pencatatan penyesuai) 2012, 1 Januari 2013 (pencatatan pembalik), dan 7 Januari 2013.

Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)

www.akuntamatika.com 150
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

SOAL 3
Berikut ini Daftar saldo percobaan di PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH. Untuk akun tertentu perusahaan menggunakan
metode Murni akrual, sedangkan akun lainnya, perusahaan menggunakan metode Semi akrual. Pembelajar diasumsikan
dapat mengenalinya.

PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH


DAFTAR SALDO PERCOBAAN PER 31 DESEMBER 2012
NAMA AKUN DEBET (Rp) KREDIT (Rp)
Kas 28.400.000
Piutang usaha 107.400.000
Peralatan kantor 49.000.000
Utang usaha 9.700.000
Diterima di muka pendapatan usaha 28.000.000
Dividen 26.000.000
Modal saham 57.000.000
Saldo laba 86.300.000
Pendapatan usaha 98.740.000
Akumulasi beban penyusutan peralatan kantor 12.000.000
Beban administrasi 14.000.000
Beban listrik dan telepon 7.460.000
Beban supplies 17.480.000
Beban sewa kendaraan 15.000.000
Beban gaji 27.000.000

TOTAL 291.740.000 291.740.000

Informasi yang relevan untuk pencatatan penyesuai:

a) Pembayaran di muka sewa kendaraan Rp15.000.000 dilakukan 20 Desember lalu untuk jangka waktu 1 bulan
terhitung 21 Desember 2012 sampai dengan 20 Januari 2013. Sampai dengan 31 Desember 2012 ditetapkan bahwa
2/3 (dua per tiga) dari pembayaran tersebut masih merupakan aset karena perusahaan masih berhak menggunakan
kendaraan sampai dengan 20 Januari 2013.
b) Hasil penghitungan di gudang menunjukkan bahwa masih terdapat supplies senilai Rp4.700.000. Akuntansi
perusahaan tidak melakukan pencatatan pada saat pengkonsumsian supplies tersebut selama periode berjalan.
c) Penyusutan peralatan kantor ditetapkan sebesar 10% dari kos (harga perolehan).
d) Hasil pengecekan di akhir periode menunjukkan telah terjadi kesalahan pencatatan pada tanggal 17 Desember.
Transaksi yang sebenarnya adalah pelunasan utang Rp2.000.000 tetapi telah salah dicatat sebagai pembayaran tunai
beban administrasi Rp3.000.000.
e) Melalui pengecekan di dokumen pendukung, diketahui bahwa penerimaan di muka pendapatan usaha Rp28.000.000
ternyata sebagian telah berubah menjadi pendapatan usaha sebesar Rp15.900.000.
f) Beban gaji bulan Desember Rp2.750.000 belum dicatat, dan akan dibayarkan di awal bulan Januari 2013.
g) Hasil penghitungan kas di brankas, terdapat selisih kurang Rp25.000. Manajemen menetapkan bahwa selisih tersebut
ditampung akun “Selisih kas” yang akan ditindak-lanjuti terhadap penyebab selisih tersebut.

www.akuntamatika.com 151
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

I. Pencatatan penyesuai, khususnya penjurnalan, yang diperlukan:


PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH
BUKU JURNAL UMUM: PENCATATAN PENYESUAI – 31 DESEMBER 2012
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)

II. Daftar saldo setelah penyesuaian PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH adalah sebagai berikut:

PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH


DAFTAR SALDO SETELAH PENYELESAIAN PER 31 DESEMBER 2012
NAMA AKUN DEBET (Rp) KREDIT (Rp)

TOTAL

www.akuntamatika.com 152
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

III. Penyusunan laporan Laba/Rugi PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH adalah sebagai berikut:
LAPORAN LABA/RUGI PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2012
(+) Penghasilan operasional:

(-) Beban operasional:

(-) Total Beban operasional


Laba operasional
Laba bersih

IV. Pencatatan penutup, khususnya penjurnalan, PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH adalah sebagai berikut:
PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH
BUKU JURNAL UMUM: PENCATATAN PENUTUP – 31 DESEMBER 2012
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)

V. Penyusunan laporan perubahan ekuitas PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH disusun sebagai berikut. Sebagai
catatan, penerbitan saham biasa tambahan selama periode 2012 diketahui sebesar nilai nominal Rp7.000.000.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2012
Ekuitas:
Modal saham biasa, awal periode ...……..... …....………................
(+)…………………………………................... …....…....…................
Saldo modal saham biasa akhir periode ..... …............……………
Saldo laba, awal periode.....………………... …....………................
(+/-) …......…………………………………….. …....………................
…....………................
(-) ……………………………………............... (….…....………...............)
Saldo laba, akhir periode.........……………... ............……………
Ekuitas, 31 Desember 2012 ...........…………….

www.akuntamatika.com 153
Basis Pengakuan: Murni Akrual vs. Semi Akrual BAB 8

VI. Penyusunan laporan posisi keuangan (neraca) PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH adalah sebagai berikut:

LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2012


PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH

Aset Liabilitas

TOTAL ASET ................................ TOTAL LIABILITAS & EKUITAS ………..……………...

VII. PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH menetapkan untuk melakukan pencatatan pembalik di awal tahun 2013 dalam
rangka meminimalkan risiko salah. Pencatatan pembalik, khususnya penjurnalan, yang diperlukan:

PT. KEBERAGAMAN ITU INDAH


BUKU JURNAL UMUM: PENCATATAN PEMBALIK – 1 JANUARI 2013
Tgl Nama Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)

www.akuntamatika.com 154

Anda mungkin juga menyukai