Dan barang siapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk
(kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. Dan barang
siapa berbuat kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak
bersalah, maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata.
(TQS. An-Nisaa [5]: 111 – 112)
Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian
permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan.
Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (TQS. Huud [12]:
114)
Merujuk ayat-ayat dalam QS. An-Nisaa [5]: 111 dan 112 dan QS. Huud [12: 114,
hikmah kebenaran yang dapat kita ambil adalah bahwa manusia dapat melakukan
kesalahan dan dosa. Selanjutnya, ketika manusia melakukan kesalahan maka ia harus
berani mempertanggungjawabkan kesalahan yang diperbuatnya dengan melakukan koreksi
atas kesalahan yang diperbuatnya. Jika manusia yang melakukan kesalahan tetapi justru
melimpahkan kesalahan kepada orang lain yang tidak bersalah maka ia menanggung dosa
yang nyata. Selanjutnya, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghapus
kesalahan-kesalahan yang diperbuat adalah dengan memperbanyak amal-amal kebaikan.
[165]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
(1) Prinsip pertama, pencatatan koreksi harus dilakukan dengan segera ketika
kesalahan teridentifikasi. Artinya, pencatatan koreksi dapat dilakukan selama
periode berjalan maupun pada akhir periode ketika menyiapkan penyusunan
laporan keuangan. Dalam beberapa situasi, bahkan, pencatatan koreksi harus
dilakukan terhadap kesalahan pencatatan yang baru teridentifikasi setelah lebih dari
satu periode. Jika pencatatan koreksi dilakukan pada akhir periode maka lazimnya
dilakukan bersamaan dengan pencatatan penyesuai.
(2) Prinsip kedua, pencatatan yang salah tidak boleh dihapus ataupun diubah. Dengan
demikian, koreksi terhadap kesalahan pencatatan harus dibuat dengan melakukan
pencatatan lain. Prinsip ini penting untuk dilakukan agar setiap pencatatan terjaga
keasliannya dan dapat ditelusuri setiap saat di masa datang, misalnya untuk
kepentingan pemeriksaan (audit).
(3) Prinsip ketiga, pencatatan koreksi harus dilakukan berlandas pada hukum dana
yang dituangkan secara matematika. Dengan demikian, hukum dana yang
mencerminkan keseimbangan antara penggunaan dana dan pemerolehan dana
selalu terjaga.
(4) Prinsip keempat, pencatatan koreksi berpijak pada fakta. Dengan kata lain, analisis
fakta terhadap kesalahan pencatatan transaksi dan koreksi terhadap kesalahan
merupakan hal yang penting untuk dilakukan dengan benar. Analisis fakta tersebut
menjadi dasar untuk melakukan pencatatan koreksi.
[166]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
[167]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Dalam praktik, kesalahan dapat dilakukan secara sengaja yang mengarah pada
tindak kecurangan (fraud). Tindak kecurangan dapat berupa cooking the book ataupun
entries laundering (pencucian catatan). Perusahaan melakukan cooking the book, yaitu
memanipulasi data agar laporan keuangan terlihat baik. Sementara itu, perusahaan
melakukan entries laundering, yaitu mencatat transaksi secara berbelit-belit agar tindak
kecurangan tidak mudah terdeteksi. Salah satu modus operandi yang dilakukan dalam
entries laundering adalah membuat kesalahan di atas kesalahan yang sudah ada.
Dengan kata lain, dengan argumen melakukan pencatatan koreksi tetapi sesungguhnya
perusahaan memperparah kesalahan yang ada.
[168]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Transaksi (a): 6 Jan 2014 penerimaan kas Rp5.000.000 sebagai setoran pemilik
(modal) oleh bagian akuntansi lupa tidak dicatat. Tanggal 9 Januari
2014 kesalahan tersebut teridentifikasi. Sesuai dengan prinsip yang
baik maka kesalahan tersebut langsung dilakukan koreksi melalui
pencatatan koreksi.
Analisis Fakta: Berhubung transaksi belum dicatat maka pencatatan koreksi pada
dasarnya adalah mencatat secara benar transaksi yang belum dicatat
tersebut.
Transaksi (b): 10 Jan 2014 pembelian tunai supplies senilai Rp4.500.000 oleh
bagian akuntansi dicatat secara salah senilai Rp5.400.000. Tanggal
12 Januari 2014 kesalahan tersebut teridentifikasi.
[169]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Transaksi (c): 13 Jan 2014 pengakuan beban transportasi Rp600.000 kredit oleh
bagian akuntansi dicatat secara salah sebagai transaksi pengakuan
beban listrik tunai Rp600.000. 15 Januari 2014 kesalahan terdeteksi.
[170]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Transaksi (d): 17 Jan 2014 pemerolehan tunai penghasilan usaha Rp7.900.000 oleh
bagian akuntansi dicatat secara salah sebagai pelunasan piutang
Rp8.900.000 dari debitur. Kesalahan teridentifikasi di hari yang sama.
[171]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Transaksi (e): 10 Des 2014 pembelian tunai supplies Rp6.700.000 oleh bagian
akuntansi dicatat secara salah sebagai pembelian tunai supplies
Rp7.600.000. Pada 31 Desember 2014 pencatatan koreksi dilakukan.
Analisis Fakta: Akun Supplies seharusnya di debet Rp6.700.000 tetapi secara salah
di debet Rp7.600.000 yang berarti akun Supplies kelebihan debet
Rp900.000. Akun Kas seharusnya dikredit Rp6.700.000 tetapi secara
salah dikredit Rp7.600.000 yang berarti akun Kas kelebihan kredit
Rp900.000. Pencatatan koreksinya adalah dengan mengkredit akun
Supplies Rp900.000 dan mendebet akun Kas Rp900.000.
Transaksi (f): 13 Des 2014 pembayaran kas Rp1.900.000 sebagai pelunasan utang
oleh bagian akuntansi dicatat sebagai pembayaran beban transportasi
Rp1.900.000. Pada 31 Desember 2014 pencatatan koreksi dilakukan.
[172]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Analisis Fakta: Akun Utang usaha seharusnya didebet Rp1.900.000 tetapi belum
dilakukan pencatatan maka Utang usaha didebet Rp1.900.000. Akun
kas sudah sesuai, yaitu dikredit Rp1.900.000 sehingga tidak perlu
koreksi. Akun Beban transportasi seharusnya tidak berubah tetapi
salah didebet Rp1.900.000 sehingga Beban transportasi harus dikredit
Rp1.900.000.
Transaksi (g): 23 Des 2014 pemerolehan tunai penghasilan usaha Rp8.500.000 oleh
bagian akuntansi dicatat secara salah sebagai pelunasan piutang
Rp5.800.000. Tanggal 31 Desember 2014 kesalahan tersebut
teridentifikasi dan pencatatan koreksi dilakukan.
[173]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Analisis Fakta: Kas seharusnya didebet Rp8.500.000 tetapi secara salah didebet
Rp5.800.000 sehingga Kas harus didebet Rp2.700.000. Penghasilan
usaha seharusnya dikredit Rp8.500.000 tetapi belum dilakukan
pencatatan sehingga Penghasilan usaha harus dikredit Rp8.500.000.
Piutang usaha seharusnya tidak berubah tetapi secara salah dikredit
Rp5.800.000 sehingga Piutang usaha harus didebet Rp5.800.000.
Transaksi (h): 10 Des 2014 penerimaan kas Rp2.000.000 dari setoran pemilik oleh
bagian akuntansi dicatat sebagai penerimaan kas dari pelunasan
piutang oleh debitur dalam jumlah yang sama. Pada 3 Januari 2015
kesalahan tersebut teridentifikasi dan pencatatan koreksi dilakukan.
[174]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Transaksi (i): 26 Des 2014 pembayaran gaji karyawan Rp6.500.000 secara tunai
oleh bagian akuntansi dicatat sebagai pelunasan utang Rp5.600.000.
Tanggal 10 Januari 2015 kesalahan tersebut teridentifikasi dan
pencatatan koreksi langsung dilakukan.
[175]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
[177]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Berikut ini beberapa contoh penerapan teknik Rekonsiliasi dalam proses pencatatan
koreksi. Untuk penyederhanaan, pencatatan yang salah tidak lagi ditampilkan.
Transaksi (l): 10 Jan 2014 pembelian tunai supplies Rp4.500.000 oleh bagian
akuntansi dicatat secara salah senilai Rp5.400.000. Tanggal 12
Januari 2014 kesalahan teridentifikasi dan pencatatan koreksi
dilakukan menggunakan teknik Rekonsiliasi.
[178]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Transaksi (n): 23 Des 2014 pemerolehan tunai penghasilan usaha Rp8.500.000 oleh
bagian akuntansi dicatat secara salah sebagai pelunasan piutang
Rp5.800.000. Pada 31 Desember 2014 kesalahan teridentifikasi dan
pencatatan koreksi dilakukan menggunakan teknik Rekonsiliasi.
[179]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
[180]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
[181]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Kesimpulan
Kata-kata Kunci
QS. Huud [12]: 114 Kesalahan akun
Pencatatan koreksi Kesalahan kombinasi
Metode Bertahap (Dua langkah) Pencatatan penutup
Metode Langsung (Satu langkah) Akun Laba ditahan
Kesalahan nilai moneter Metode Langsung - teknik Rekonsiliasi
[182]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Pertanyaan Kualitatif
[183]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Pertanyaan Kuantitatif
Lembar jawab tersedia di buku terpisah, diperoleh melalui email
(akuntamatika@yahoo.com, atau diunduh di www.akuntamatika.com (tersedia sebagian)
Soal 1
Perusahaan Adil Itu Realita yang berbisnis di konsultasi teknologi informasi (TI) memiliki
daftar akun sebagai berikut:
Berikut ini beberapa simulasi transaksi yang telah dilakukan kesalahan pencatatan
oleh staf akuntansi yang masih perlu belajar tentang akuntansi. Semua kesalahan
teridentifikasi di hari yang sama (akhir hari ketika dilakukan pengecekan sebelum akhir
bisnis), kecuali kesalahan berupa lupa mencatat, sehingga perusahaan menetapkan untuk
menerapkan metode Bertahap dalam pencatatan koreksinya.
2 Mei Adil Itu Realita menerima kas Rp1.000.000 yang berasal dari pelunasan piutang
tetapi dicatat secara salah sebagai penerimaan kas Rp1.000.000 dari setoran pemilik.
3 Mei Adil Itu Realita membeli bahan habis pakai Rp600.000 secara kredit tetapi
dicatat secara salah sebagai pembelian bahan habis pakai Rp900.000 secara kredit.
8 Mei Adil Itu Realita memperoleh penghasilan dari konsultasi TI Rp2.700.000 secara
tunai tetapi dicatat secara salah sebagai penerimaan kas dari pelunasan piutang.
13 Mei Adil Itu Realita mengakui beban listrik, air dan telepon Rp750.000 tunai tetapi
secara salah dicatat sebagai pembelian bahan habis pakai Rp750.000.
17 Mei Adil Itu Realita menemukan bukti transaksi tertanggal 12 Mei yang
menunjukkan bahwa perusahaan menerima kas Rp2.100.000 dari pelunasan debitur.
Mencermati bukti transaksi yang ada, perusahaan mengidentifikasi bahwa transaksi
tersebut lupa dicatat.
20 Mei Adil Itu Realita membeli peralatan kantor Rp12.000.000 secara kredit tetapi
secara salah dicatat sebagai pembelian kendaraan Rp21.000.000 secara tunai.
[184]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Diminta: Lakukan pencatatan yang salah dan dilanjutkan dengan pencatatan koreksi yang
diperlukan menggunakan metode Bertahap (Langkah satu adalah membatalkan
kesalahan,langkah kedua adalah mencatat secara benar). Pencatatan yang dibuat
khususnya adalah penjurnalan dengan asumsi pembelajar sudah mengetahui
bahwa pencatatan sesungguhnya meliputi penjurnalan dan pemindah-bukuan.
Soal 2
Daftar akun di perusahaan Semangat yang bergerak dibidang jasa konsultasi akuntansi
dan teknologi informasi dan jasa kursus akuntansi adalah sebagai berikut:
Kas Piutang usaha
Piutang karyawan Piutang lain-lain
Dibayar di muka sewa gudang Supplies
Utang usaha Peralatan kantor
Penghasilan konsultasi akuntansi Akumulasi penyusutan peralatan kantor
Penghasilan konsultasi teknologi informasi Kendaraan
Uang muka pelanggan Akumulasi penyusutan kendaraan
Beban listrik, air dan telepon Beban penyusutan peralatan kantor
Penghasilan lain-lain Beban penyusutan kendaraan
Beban gaji karyawan Utang iklan
Beban administrasi Beban sewa gudang
Modal Prive
Beban supplies Beban lain-lain
Penghasilan kursus akuntansi Beban transportasi
[185]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Berikut ini kumpulan simulasi transaksi yang dicatat secara salah selama satu periode.
Semua kesalahan teridentifikasi pada saat akhir periode. Perusahaan menetapkan untuk
menerapkan metode Langsung (satu tahap) dengan teknik Rekonsiliasi dalam pencatatan
koreksi yang dilakukan bersamaan dengan pencatatan penyesuai.
23 Jan. Semangat menerima kas Rp2.400.000 yang berasal dari pelunasan piutang
tetapi dicatat secara salah sebagai penerimaan kas Rp2.400.000 dari pemerolehan
penghasilan konsultasi teknologi informasi secara tunai.
6 Feb. Semangat mengakui beban listrik Rp600.000 berdasar tagihan yang diterima
PLN hari ini. Pembayaran akan dilakukan di minggu ketiga bulan Februari. Oleh staf
akuntansi dicatat secara salah sebagai pengakuan beban administrasi Rp900.000
terutang.
2 Mar. Semangat membeli bahan habis pakai Rp870.000 secara tunai tetapi dicatat
secara salah sebagai pembelian bahan habis pakai Rp780.000 secara tunai.
20 Mar. Semangat memperoleh penghasilan dari konsultasi teknologi informasi
Rp2.700.000 secara tunai tetapi dicatat secara salah sebagai penerimaan kas dari
pelunasan piutang oleh debitur.
5 Apr. Semangat memperoleh penghasilan dari konsultasi akuntansi Rp4.100.000
secara kredit tetapi dicatat secara salah sebagai pemerolehan penghasilan dari kursus
akuntansi Rp4.100.000 secara kredit.
3 Mei Semangat menerima kas Rp4.900.000 dari pelanggan sebagai uang muka
konsultasi akuntansi yang baru akan diberikan di pertengahan bulan ini tetapi dicatat
secara salah sebagai penerimaan kas Rp9.400.000 dari penghasilan konsultasi
akuntansi yang telah diserahkan ke pelanggan.
13 Mei Semangat mengakui beban utilitas berupa listrik, air dan telepon Rp750.000
yang dibayar tunai tetapi secara salah dicatat sebagai pembayaran untuk pembelian
bahan habis pakai sebesar Rp570.000.
20 Mei Semangat menemukan bukti transaksi tertanggal 12 Mei yang menunjukkan
bahwa perusahaan membayar Rp1.300.000 ke rekanan sebagai pelunasan utang.
Mencermati bukti transaksi yang ada, perusahaan mengidentifikasi bahwa transaksi
tersebut lupa dicatat.
17 Juni Semangat membeli peralatan kantor Rp14.000.000 secara kredit tetapi secara
salah dicatat sebagai pembelian peralatan kantor Rp14.000.000 secara tunai.
[186]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
[187]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
Diminta:
(a) Lakukan pencatatan koreksi, khususnya penjurnalan, yang diperlukan menggunakan
metode Langsung dengan teknik Rekonsiliasi.
(b) Lakukan pencatatan koreksi, khususnya penjurnalan, yang diperlukan menggunakan
metode Langsung (satu Langkah).
(c) Lakukan pengecekan atas jawaban (a) dan (b). Apakah jawabannya sama?
Soal 3
Daftar akun di perusahaan Ajar Jujur adalah sebagai berikut:
Piutang usaha Dibayar dimuka sewa gudang
Kas Uang muka ke rekanan
Supplies Peralatan kantor
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Kendaraan
Akumulasi penyusutan kendaraan Utang usaha
Diterima dimuka penghasilan sewa ruang Utang koperasi
Penghasilan lain-lain Penghasilan usaha
Modal Prive
Laba ditahan Beban listrik dan air
Beban gaji Beban sewa
Beban transportasi Beban lain-lain
Berikut ini kumpulan transaksi yang dicatat secara salah selama periode 2014. Semua
kesalahan teridentifikasi di tanggal 5 Januari di periode berikutnya setelah pencatatan
penutup diselesaikan. Perusahaan menetapkan untuk menerapkan metode Langsun dalam
pencatatan koreksi.
2 Mei Ajar Jujur menerima kas Rp4.000.000 yang berasal setoran pemilik tetapi dicatat
secara salah sebagai penerimaan kas Rp4.000.000 dari pelunasan piutang.
19 Mei Ajar Jujur membayar beban transportasi Rp1.800.000 ternyata lupa belum
dilakukan pencatatan.
16 Juni Ajar Jujur memperoleh penghasilan usaha Rp4.300.000 secara tunai tetapi
dicatat secara salah sebagai penerimaan kas Rp4.300.000 dari pelunasan piutang.
[188]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
26 Agustus Ajar Jujur membayar beban administrasi Rp1.600.000 tetapi dicatat secara
salah sebagai pembayaran beban administrasi Rp1.400.000.
1 September Ajar Jujur membayar gaji karyawan Rp6.800.000 secara tunai tetapi
dicatat secara salah sebagai pelunasan utang Rp8.600.000 ke rekanan.
12 Desember Ajar Jujur memperoleh penghasilan usaha Rp9.700.000 secara kredit
tetapi secara salah dicatat sebagai pemerolehan penghasilan usaha Rp7.900.000.
22 Desember Ajar Jujur menerima kas Rp5.200.000 dari pelunasan piutang tetapi
dicatat secara salah sebagai penerimaan kas dari pemerolehan penghasilan usaha
Rp5.200.000.
30 Desember Ajar Jujur menyerahkan kas Rp2.000.000 ke pemilik untuk kepentingan
pemilik tetapi ternyata lupa belum dicatat. Sebagai catatan: perusahaan Ajar Jujur
menutup akun Prive disetiap akhir periode ke akun Modal, bukan ke akun Laba ditahan
karena akun Laba ditahan dikhususkan untuk menampung laba/rugi yang dihasilkan
perusahaan.
31 Desember Ajar Jujur mengakui beban penyusutan peralatan kantor Rp3.100.000
tetapi dicatat secara salah sebesar Rp1.300.000.
31 Desember Ajar Jujur mengakui beban penyusutan kendaraan Rp 6.800.000 tetapi
dicatat secara salah sebesar Rp8.600.000.
31 Desember Ajar Jujur lupa melakukan pencatatan atas beban gaji karyawan
Rp7.300.000 yang terutang.
[189]
Bab 8: Pencatatan Koreksi
[190]