Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KECURANGAN AUDIT

Oleh :
1) Novera Cipta Setia 041811333005
2) Azam Purwoaji 041811333012
3) M. Aji Saputro 041811333020
4) Mahardini Gita Alifiana 041811333024
5) Nur Amaliyah 041811333032
6) Nur Indah 041811333034
7) Yuni Dwi Kartika 041811333035

MATA KULIAH PENGAUDITAN I


PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

.
A.      Latar Belakang
Melihat realita saat ini perkembangan zaman terutama dibidang teknologi informasi
yang semakkin berkembang. Hal ini berdampak juga dibidang ekonomi termasuk dalam
ruang lingkup auditing. Teknologi seakan-akan digunakan sebagai alat untuk
mempermudah cara untuk melakukan kecurangan yang didukung oleh tiga keadaan
yakni insentif atau tekanan, kesempatan, dan sikap rasionalisasi.
Disinilah terlihat bahwa perkembangan tekonologi yang semakin canggih akan
mempersulirt pendektisi kecurangan dalam dunia bisnis. Dan tanggung jawab seorang
auditor akan semakin berat untuk mendeteksi kecurangan oleh pihak-pihak tertentu.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih detail lagi tentang bagaimana sikap auditor saat
menemukan suatu kecurangan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BAGIAN-BAGIAN RISIKO KECURANGAN SPESIFIK

Kewaspadaan terhadap adanya tanda-tanda peringatan terjadinya kecurangan dan teknis


pendektesian kecurangan lainnya akan meningkatkan kemungkinan auditor dalam
mengidentifikasi salah saji yang disebabkan karena kecurangan.

1. Risiko Kecurangan Dalam Pendapatan Dan Piutang Dagang

Pendapatan dan beberapa akun piutang yang terkait serta akun kas biasanya
sangat rentan terhadap manipulasi dan pencurian. Sebuah penelitian yang disponsori
oleh committee of sponsoring organization (COSO) menemukan bahwa lebih dari
separuh kasus kecurangan dalam laporan keuangan melibatkan akun pendapatan dan
piutang dagang.

2. Risiko kecurangan dalam laporan keuangan untuk akun pendapatan

Ada beberapa alasan mengapa pendapatan rentan terhadap manipulasi. Yang


paling penting pendapatan hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-
rugi, sehingga suatu salah saji yang hanya berupa persentase penjualan yang kecil tetap
dapat berpengaruh besar terhadap laba. Alasan lain yang menyebabkan pendapatan
rentan terhadap manipulasi adalah kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk
mengakui pendapatan dalam berbagai situasi. Berikut tiga jenis manipulasi pendapatan
yang penting.

1. Pendapatan fiktif

2. Pengakuan pendapatan yang premature

3. Manipulasi penyesuaian-penyesuaian pendapatan

Pendapatan fiktif. Bentuk kecurangan pendapatan yang paling fatal melibatkan


penciptaan pendaptan-pendapatan aktif. Para pelaku kecuragan sering kali
melakukannya dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung pendapatan fiktif dan
melibatkan para pegawai perusahaan.

Pengakuan pendapatan yang prematur. Perusahaan sering kali mempercepat waktu


pengakuan pendaptan untuk memenuhi proyeksi laba atau penjualan. Pengakuan
pendapatan yang premature, pengakuan pendapatan sebelum ketentuan dalam PABU
untuk mencatat pendapatan telah terpenuhi, harus dibedakan dari kesalahan karena
masalah pisah batas, dimana transaksi-transaksi tersebut tanpa disengaja dicatat dalam
periode yang salah. Salah satu metode kecurangan dalam mempercepat pengakuan
pendapatan adalah dengan menagih dan menahan penjualan. Metode lainnya adalah
dengan menerbitkan perjanjian tambahan yang memodifikasi syarat transaksi penjualan.

Manipulasi Penyesuaian-Penyesuaian Pendapatan. Penyesuaian terhadap penjualan


yang paling umum melibatkan retur penuualan dan pengurangan harga. Sebuah
perusahaan dapat menyembunyikan retur penjualan dari auditornya untuk
melebihsajikan penjualan bersih dan laba. Perusahaan juga dapat mengurangsajikan
beban piutang tak tertagih, sebagian disebabkan karena pertimbangan yang signifikan
diperlukan untuk menentukan jumlah yang tepat.

Tanda-tanda peringatan kecurangan dalam pendapatan. Terdapat banyak kemungkinan


tanda-tanda peringatan atau tanda-tanda yang mengindikasikan terjadinya kecurangan
dalam pendapatan. Dua tanda peringatan yang paling berguna didapatkan dari prosedur
analitis dan ketidakcocokan dalam dokumen-dokumen.
Prosedur Analitis. Prosedur analitis seringkali dapat menandai kecurangan dalam
pendapatan, khususnya dari persentase margin kotor dan perputassran piutang dagang.
Pendapatan fiktif akan melebihsajikan persentase margin laba dan pengakuan
pendapatan yang premature juga melebihsajikan margin laba kotor jika biaya penjualan
yang terkait tidak diakui. Penjualan fiktif juga menurunkan perputaran piutang karena
penjualan fiktif juga dimasukkan ke dalam piutang tak tertagih.

Ketidakcocokan Dokumen. Meskipun usaha yang terbaik telah dilakukan oleh pelaku
kecurangan., transaksi-transaksi fiktif jarang memilki tingkat keandalan bukti yang
sama sebagaimana yang dihasilkan dari transaksi-transaksi yang sah. Para auditor harus
mewaspadai penandaan dan perubahan yang tidak biasa dalam dokumen-dokumen, dan
mereka harus mengandalkan dokumen asli daripada salinan dokumen atau duplikasinya.

Penyalahgunaan Bukti Penerimaan Yang Melibatkan Pendapatan. Meskipun


penyalahgunaan bukti penerimaan kas tidak sepenting kecurangan dalam laporan
pendapatan, kecurangan semacam itu sangat mahal bagi organisasi karena menyebabkan
kerugian langsung terhadap asset-aset organisasi. Jenis penyalahgunaan yang paling
umum terhadap kas dengan tidak dicatatnya suatu penjualan yang diiikuti dengan
penyesuaian terhadap akun piutang pelanggan untuk menutupi pencurian tersebut.

Tidak Dicatatnya Sebuah Penjualan. Salah satu kecurangan yang paling sulit untuk
dideteksi adalah ketika suatu penjualan tidak dicatat dan kas dari penjualan tersebut
dicuri. Kecurangan semacam itu lebih mudah terdeteksi ketika barang-barang dikirim
untuk para pelanggan yang membeli secara kredit. Menelusuri dokumen pengiriman
terhadap terhadap ayat penjualan dalam jurnal penjualan dan akuntansi untuk semua
dokumen pengiriman dapat digunakan untuk memverifikasi bahwa semua penjualan
telah dicatat.

Pencurian Penerimaan Kas Setelah Sebuah Penjualan Dicatat. Akan menjadi jauh lebih
sulit untu menyembunyikan pencuran atas penerimaan kas setelah penjualan dicatat.
Jika pembayaran pelanggan dicuri, penagihan regular atas akun-akun yang belum
dibayar akan segera membongkar kecurangan. Akibatnya, untuk menyembunyikan
pencurian, pelaku kecurangan harus mengurangi akun pelanggan dengan salah satu dari
tiga cara berikut.
1. Mencatat retur penjualan atau pengurangan harga

2. Menghapus akun piutang pelanggan.

3. Memasukkan pembayaran dari pelanggan lain ke akun pelanggan yang uangnya ia


curi, ynag juga dikenal sebagai lapping.

Tanda-Tanda Peringatan Penyalahgunaan Pendapatan Dan Penerimaan Kas. Pencurian


atas penjualan dan penerimaan kas yang terkait yang jumlanya relative kecil dapat
dicegah dan deteksi dengan lebih baik oleh pengendalian internal yang dirancang untuk
meminimalisasi kesempatan untuk melakukan kecurangan. Untuk mendeteksi
kecurangan yang lebih besar, prosedur analitis dan perbandingan perbandingan lainnya
dapat berguna untuk mendeteksi kecurangan tersebut.

3. Risiko Kecurangan Dalam Persediaan

Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca sebagian besar
perusahaan dan auditor seringkali kesulitan untk memverifikasi keberadaan dan
penilaian persediaan. Sebagai akibatnya, persediaan sangat rentan terhadap manipulasi
yang dilakukan oleh manajer yang ingin mencapai beberapa sasaran dalam laporan
keuangan karena persediaan umumnya siap dijual, persediaan juga rentan
disalahgunakan.

Risiko Kecurangan Laporan Keuangan Untuk Persediaan. Persediaan fiktif telah


menjadi inti masalah dari beberapa kasus kecurangan laporan keuangan penting.
Banyak perusahaan besar yang memilki persediaan yang beragam dan dalam jumlah
yang sangat banyak yang terletak di beberapa lokasi yang berbeda, yang membuat
perusahaan relative mudah untuk menambah persediaan aktif dalam pencatatan
akuntansi. Sememtara auditor diharuskan untuk memverifikasi keberadaan fisik
persediaan pengujian audit dilakukan berdarkan sampel dan biasanya tidak semua lokasi
persediaan diuji.

Tanda-Tanda Peringatan Untuk Kecurangan Dalam Persediaan. Banyak kemungkinan


tanda-tanda peringatan atau indicator adanya kecurangan dalam persediaan. Prosedur
analitis berguna untuk mendeteksi kecurangan dalam persediaan
Prosedur analitis. Prosedur analitis, khususnya persentasi margin laba kotor dan
perputaran persediaan, sering kali melibatkan dalam mengungkap kecurangan dalam
persediaan. Persediaan aktif akan mengurangsajikan beban pokok penjualan dan
melebihsajikan persentase margin kotor. Persediaan fiktif juga akan menurunkan
perputaran persediaan.

4. Risiko Kecurangan Pada Akun Pembelian Dan Utang Dagang

Kasus-kasus kecurangan dalam laporan keuangan yang melibatkan utang dagang


relative umum meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan dengan kecurangan yang
melibatkan persediaan atau piutang dagang. Pengurangsajian utang dagang yang
disengaja umumnya mengakibatkan kurang saji dalam pembelian dan beban poko
penjualan serta lebih saji dalam laba bersih. Penyalahgunaan yang signifikan yang
melibatkan pembelian juga dapat terjadi dalam bentuk pembayaran kepada para
pemasok fiktif, dan juga pemberian suap atau kesepakatan illegal lainnya dengan para
pemasok.

5. Risiko Kecurangan Laporan Keuangan Untuk Akun Piutang Dagang

Perusahaan-perusahaan dapat terlibat dapat terlibat dalam usaha-usaha yang


disengaja untuk mengurangsajikan utang dagang dan melebihsajikan laba. Hal tersebut
dapat dicapai dengan tidak mencatat utang dagang hingga periode berikutnya atau
dengan mencatat pengurangan fiktif dalam utang dagang. Perusahaan seringkali
memilki kesepakatan bisnis yang kompleks dengan para pemasok yang mengakibatkan
pengurangan dalam utang dagang mereka karena adanya pengakuan dalam iklan dan
penyisihan lainnya.

Penyalahgunaan Dalam Siklus Perolehan Dan Pembayaran. Kecurangan yang paling


umum dalam bagian perolehan adalah bagi sang pelaku untuk mengeluarkan
pembayaran-pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyimpan kas di rekening fiktif.
Kecurangan semacam itu dapat dicegah dengan membuat pembayaran hanya dilakukan
pada pemasok resmi dan memeriksa dokumentasi-dokumentasi yang mendukung
pembelian tersebut dengan seksama oleh personel yang memilki otoritas sebelum
pembayaran dilakukan.

Bagian-Bagian Risiko Kecurangan Lainnya


Meskipun beberapa akun lebih rentan dibandingkan dengan yang lainnya, hampir dapat
terjadi manipulasi pada setiap akun. Beberapa akun lainnya yang memiliki risiko
kecurangan spesifik dalam laporan keuangan atau penyalahgunaan asset.

Asset Tetap. Asset tetap, sebuah akun neraca yang besar bagi banyak perusahaan,
sering kali berdasarkan pada penilaian yang ditentukan secara subjektif. Akibatnya,
asset tetap dapat menjadi target manipulasi, khusunya bagi perusahaan-perusahaan yang
tidak memilki persediaan atau piutang yang material. Untuk mengurang potensi
pencurian, asset tetap harus dilindungi secara fisik jika kemungkinan, diberi tanda, atau
diberi label permanen dan harus dicek keberadaannya secara berkala.

Beban Gaji. Gaji biasanya jarang menjadi bagian risiko yang signifikan pada
kecurangan dalam laporan keuangan . meski demkian, perusahaan dapat
mengurangsajikan persediaan dan laba bersih dengan mencatat biaya upah karyawan
yang berlebihan dalam persediaan. Kecurangan dalam gaji yang melibatkan pencurian
asset tidak terlalu banyak ditemukan, namun jumalah yang terlibat seringkali material.
Dua bagian umum yang biasanya terjadi kecurangan adalah diciptakannya pegawai-
pegawai fiktif dan lebih saji dalam jumlah jam kerja setiap karyawan.

2.2 TANGGUNG JAWAB BILA DICURIGAI ADA KECURANGAN

Sebagaimana telah diperkirakan sebelumnya, lebih banyak kecurangan yang terdeteksi


oleh pengendalian internal atau fungsi internal audit dibandingkan oleh auditor
eksternal.

 Merespons salah saji yang mungkin disebabkan oleh kecurangan

Sepanjang pengauditan, auditor terus menerus mengevaluasi apakah bukti-bukti yang


didapatkan dan pengamatan-pengamatan lainnya mengindikasikan adanya salah saji
material yang disebabkan oleh kecurangan.

1. Jenis tekhnik-tekhnik wawancara tanya jawab dapat menjadi teknik


pengumpulan bukti audit yang efektif.
2. Tanya jawab sebagai suatu bukti audit juga harus disesuaikan dengan tujuan
penggunaannya. Tergantung pada tujuannya, auditor dapat menanyakan
beberapa pertanyaan yang berbeda dan mengubah nada pertanyaan.
3. Tekhnik mendengarkan sangat penting bagi auditor untuk menggunakan
keterampilan mendengarkan secara efektif di sepanjang wawancara.
4. Mengamati tanda-tanda perilakuSeorang editor yangterampil dalam
menggunakan tanya jawab,akan mengevaluasi respons verbal dan nonverbal dari
orang yang ia wawancarai.

 Tanggung jawab lainnya ketika dicurigai adanya kecurangan

Ketika auditor mencurigai bahwa kecurangan mungkin telah terjadi, PSA 70


mengharuskan auditor untuk mendapatkan bukti tambahan untuk apakah kecurangan
yang signifikan telah terjadi.

Auditor sering kali menggunakan perangkat lunak audit seperti ACL atau IDEA untuk
menentukan apakah kecurangan telah terjadi. sebagai contoh, perangkat lunak dapat di
gunakan untuk mencari transaksi-transaksi fiktif dengan mencari nomor duplikat faktur
penjualan atau dengan merekonsiliasi basis data faktur penjualan pada basis data
dokumen pengiriman,untuk menyakinkan bahwa semua penjualan telah di dukung
dengan bukti pengiriman.

Auditor juga dapat memperluas prosedur substantive lainnya untuk menanggapi risiko
kecurangan yang lebih tinggi. Sering kali risiko kecurangan ini tinggi untuk akun akun
yang didasarkan pada estimasi subjektif manajemen.

Standar auditing mengharuskan auditor memperhitungkan implikasi bagi aspek audit


lainnya. Hal ini mungkin menunjukkan kepada auditor akan perlunya mengevaluasi
kembali penilaian risiko kecurangan serta dampaknya terhadap sifat, waktu, dan luas
bukti audit.

2.3 DOCUMENTING THE FRAUD ASSESSMENT


Standar audit mengharuskan auditor mendokumentasikan hal-hal berikut yang terkait
dengan pertimbangan auditor atas salah saji material karena kecurangan:
1. Keputusan signifikan yang dibuat selama diskusi antara personel tim perikatan dalam
merencanakan audit tentang kerentanan laporan keuangan entitas terhadap kecurangan
material, termasuk bagaimana dan ketika diskusi terjadi dan siapa yang berpartisipasi.
2. Prosedur dilakukan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko penipuan material.
3. Risiko spesifik penipuan material yang diidentifikasi pada tingkat laporan keuangan
keseluruhan dan tingkat asersi serta deskripsi tanggapan auditor terhadap risiko-risiko
tersebut.
4. Alasan yang mendukung kesimpulan bahwa tidak ada risiko signifikan terhadap
pengakuan pendapatan material yang tidak patut.
5. Hasil prosedur yang dilakukan untuk mengatasi risiko manajemen selama
pengendaraan.
6. Kondisi lain dan hubungan analitik yang menunjukkan bahwa prosedur audit
tambahan atau respons lain diperlukan, dan tindakan yang diambil oleh audiens sebagai
tanggapan.
7. Sifat komunikasi tentang penipuan yang dilakukan kepada manajemen, komite audit,
atau orang lain.
BAB III

KESIMPULAN

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, perusahaan senantiasa menghadapi


berbagai risiko yang dinamakan risiko bisnis. Termasuk diantaranya adalah risiko
terjadinya kecurangan yang tergolong dalam risiko integritas. Audit kecurangan dapat
dibedakan dengan kesalahan. Kesalahan adalah suatu yang tidak disengaja dan ini dapat
terjadi dalam setiap tahap pengelolaan transaksi. Kecurangan adalah kesalahan yang
disengaja. Kecurangan dapat digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu kecurangan
laporan keuangan, penyalahgunaan aset, dan korupsi.

Tanda-tanda awal biasanya muncul dalam kasus kecurangan, walau demikian


munculnya symptoms tersebut belum berarti telah terjadi kecurangan. Symptoms ini
dikenal dengan nama Red Flag yang dipahami dan digunakan oleh internal auditor
dalam melakukan analisis dan evaluasi lebih lanjut untuk mendeteksi adanya
kecurangan yang mungkin timbul sebelum dilakukan investigasi. Beberapa perilaku
yang pribadi yang memerlukan pengawasan. Yaitu, hutang pribadi, perjudian, biaya
hidup mahal, investasi besar, hubungan dekat dengan pelanggan, cuti yang berlebihan,
menyembunyikan peagihan piutang.

Setelah memahami jenis-jenis kecurangan, internal auditor perlu memahami


secara tepat struktur pengendalian intern yang baik agar dapat melakukan upaya-upaya
untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan. Menurut COSO, struktur pengendalian
intern terdiri atas lima komponen, yaitu lingkungan pengendalian, penaksiran risiko,
standar pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Jika struktur
internal kontrol sudah ditempatkan dan berjalan dengan baik, peluang adanya
kecurangan yang tak terdeteksi akan banyak berkurang. Pemeriksa kecuragan harus
mengenal dan memahami dengan baik setiap elemen dalam struktur pengendalian
intern agar dapat melakukan evaluasi dan mencari kelemahannya. Pencegahan
kecurangan merupakan tanggung jawab manajemen, auditor intern hanya bertanggung
jawab untuk menguji dan menilai kecukupan dan efektifitas tindakan manajemen.

Anda mungkin juga menyukai