Anda di halaman 1dari 22

AUDIT KECURANGAN (FRAUD)

NAMA : INDAH SARI BR SIAGIAN


NIM: 18620024
AKUNTANSI SEMESTER V SORE
MAKUL : PEMERIKSAAN AKUNTANSI I
DOSEN : METYRIA IMELDA HUTABARAT, S.E,M.Si
FRAUD ( KECURANGAN)
 Kecurangan Audit adalah upaya untuk mendeteksi dan
mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi
komersial. Sebagaimana juga diakui oleh IAI,
kesengajaan sering sulit ditentukan, padahal faktor
kesengajaan merupakan kata kunci yang digunakan oleh
IAI untuk menentukan apakah suatu kesalahan dianggap
sebagai kekeliruan (error) atau kecurangan. Meskipun
demikian, adanya fak-tor risiko atau kondisi lain dapat
memperingatkan auditor tentang kemungkinan adanya
kecurangan antara lain dapat berbentuk sebagai berikut:
1. Pengendalian intern yang lemah atau diabaikan oleh manajemen.
2.  Kerugian persediaan dalam jumlah yang besar.
3. Hasil-hasil pemeriksaan auditor intern ataupun auditor ekstern yang
diabaikan oleh ma-najemen.
4.  Aktivitas perbankan yang tidak biasa atau aneh.
5.  Pengeluaran untuk biaya atau pembelian dalam jumlah yang besar.
6. Manajemen didominasi oleh salah seorang atau beberapa orang
secara bersama-sama.
7. Terdapat perputaran pimpinan yang tinggi, atau sering berganti-ganti
pimpinan.
8.  Perusahaan mempunyai perjanjian kontrak yang signifikan.
9. Kompensasi manajemen didasarkan pada kinerja tertulis sehingga
membuka peluang bagi manajemen untuk �mengutak-atik� kinerja
agar memperoleh bonus atau kompen-sasi yang besar.
10.  Auditor menjumpai adanya ketidakjujuran dari manajemen.
11.  Perusahaan sering berganti-ganti auditor.
A.     JENIS-JENIS KECURANGAN

 Sebagai suatu konsep hukum yang luas, kecurangan merupakan setiap ketidakjujuran
yang tidak disengaja untuk merampas hak atau kepemilikan orang atau pihak
lain.Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kekurangan didevenisikan sabagi
salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja.Dua kategori utama
kecurangan adalah kecurangan  dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.

 Kecurangan Dalam Laporan Keuangan

 Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan


terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sering dilakukan dengan tujuan
untuk mengelabui para pengguna.sebagian besar kasus melibatkan salah saji
terhadap jumlah yang dilaporkan dibandingkan terhadap
pengungkapan.Sebagai contoh, WorldCom yang dilporkan telah mengapitalisasi
jutaan dollar pengeluaran sebgaai aset tetap, yang semestinya harus
dibebankan, penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan kasus
yang kurang umum ditemukan,namun sebuah perusahaan dapat melebih sajikan
pendapatan dengan menghapus untang utang dagang dan liabilitas lainnya.
Kecurangan Dalam Laporan Keuangan
 Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji atau penghapusan
terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sering dilakukan dengan tujuan
untuk mengelabui para pengguna.sebagian besar kasus melibatkan salah saji
terhadap jumlah yang dilaporkan dibandingkan terhadap
pengungkapan.Sebagai contoh, WorldCom yang dilporkan telah
mengapitalisasi jutaan dollar pengeluaran sebgaai aset tetap, yang semestinya
harus dibebankan, penghapusan terhadap jumlah yang dilaporkan merupakan
kasus yang kurang umum ditemukan,namun sebuah perusahaan dapat melebih
sajikan pendapatan dengan menghapus untang utang dagang dan liabilitas
lainnya.
 .Manajemen laba  (management earning) melibatkan
tindakan-tindakan manajemen yang sengaja dilkukan unntuk memenuhi
target laba.
 Perataan laba (income smooting) merupakan salah satu
bentuk manajemen laba dimana pendapatan-pendapatandan beban-beban
dipindahkan diantara beberapa periode untuk mengurangi fluktasi laba.
Penyalahgunaan Aset
Penyalahgunaan aset merupakan kecurangan yang melibatkan
kecurian atau aset milik entita.Dalam banyak kasus, namun tidak
semuanya, jumlah minimal yang terlibat tidak material terhadap
laporan keuangan.Namun demikian, pencurian aset perusahaan sering
kali menjadi perhatian penting manajemen, tampa melihat tingkat
materialitasnya, karena penurian-pencurian kecil dapat dengan mudah
menigkat ukuran setiap saat.
Istilah penyalahgunaan aset sering kali digunakan untuk
mengacu pada pencurian yang dlakukan dengan pegawai dan pihak-
pihak internal lainnya didalam ssuatu organisasi.Menurut perkiraan
Association of Certified fraud examiners rata-rata perusahaan merugi 6
persen dari pendapatannya disebabkan oleh kecurangan, meskipun
sebagian besar dari pencurian tersebut melibakan pihak-pihan eksternal,
seperti pengutilan yang dilakukan oleh pelanggan dan penipuaan yang
dilakukan oleh pemasok. 
B. KONDISI YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KECURANGAN

 Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan


dalam laporan keuangan dan penyalahguanaan aset
sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)
 1.      Insentif/Tekanan.Manajemen atau pegawai lainnya

memiliki insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan.


 2.      Kesempatan.Situasi yang memberikan kesempatan bagi

manajemen atau pegawai untuk melakukan kecurangan.


 3.      Sikap/Rasionalasi.adanya suatu sikap, karakter, atau

seperangkat nilai-nilai etika yang memungkan manajemen atau


pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, atau
mereka berada dalam suatu lingkungan yang memberikan
mereka tekanan yang cukup besar sehingga menyebabkan
mereka membenarkan melakukan perilaku yang tidak jujur
tersebut.
Faktor-faktor Risiko untuk Kecurangan dalam
Laporan Keuangan
 faktor risiko kecurangan  untuk setiap kondisi kecurangan dalam laporan
keuangan.dalyang sama am segitiga kecurangan  dalam laporan keuangan dan
penyalahgunaan aset memiliki tiga kondisi yang sama namun faktor risikonya berbeda.
 Insentif/Tekanan  Sebuah insentif yang umum bagi perusahaan untuk memanipulasi
laporan keuangan adalah adanya penurunan dalam prospek keuangan perusahaan
Sebagai contoh, penurunan dalam laba dapat mengancam kemampuaan perusahaan
dalam mendapatkan pendanaan.
 Kesempatan Meskipun laporan keuangan dari semua perusahaan potensial dapat terjadi
manipulasi, risiko menjadi lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam industri
yang melibatkan penilaian subjektif dan estimasi yang signifikan.sebagai contoh,
terdapat kemungkinan salah saji dalam persediaan dalam perusahaan-perusahaan
memilki persediaan yang terletak dibeberapa tempat yang berbeda.
 Sikap/Rasionalisasi  sikap manajemen puncak terhadap laporan keuangan merupakan
faktor risiko penting dalam menilai kemungkinan adanya kecurangan dalam laporan
keuangan.Jiko CEO atau manajer puncak menunjukkan dominasi terhadap proses
penyusunan laporan keuangan, seperti terus menerus mengeluarkan proyeksi yang
terlalu optimi, atau mereka terlalu khawatir untuk memenuhi proksi laba para analisis
pasar, kemungkinan terjadi kecurangan  dalam laporan keuangan menjadilebuh besar.
C.MENGUKUR RISIKO KECURANGAN

 PSA 70 memberikan paduan kepada auditor dalam mengukur risiko kecurangan. Auditor harus
menjaga suatu tingkat skeptisme professional ketika mereka mempertimbangkan informasi yang luas
termasuk faktor-faktor risiko kecurangan, untuk mengedintifikasi dan menghadapi risiko kecurangan.
 Skeptisme Profesional
 PSA 04 (SA230) menyatakan bahwa, dalam melaksanakan skeptisme professional, seorang
auditor� tidak menganggap bahwamanajemen tidak jujur maupun tidak menganggap kejujuran
manajemen dipertanyakan�. Dalam praktinya, menjaga sikap skeptisme professional dapat menjadi sulit,
karena meskipun beberapa contoh kasus kecurangan dalam laporan keuangan tingkat tinggi, kecurangan
material jarang terjadi dibandingkan dengan jumlah audit atas laporan keuangan yang di lakukan setiap
tahun. Sebagian besar auditor tidak akan pernah menemukan kecurangan material sepanjang akhir mereka.
 Berfikir kritis 
 PSA 07 menekankan pertimbangan atas kecurangan klien untuk melakukan kecurangan, tampa
mempertimbangkan keyakinan auditor mengenai kemungkinan terjadinya kecurangan serta kejujuran dan
integrasi manajeman. Selama merancang audit dalam setiap pengauditan ,tim kerja harus  membahas
kebutuhan untuk menjaga pikiran kritis disepanjang pengauditan untuk mengidentifikasi risiko-risiko
kecurangan dan secara kritis mengevaluasi bukti-bukti audit
 Evaluasi Kritis atas Bukti Audit 
 Terhadap informasi yang ditemukan atau kondisi �kondisi lainya yang mengindikasikan adanya
salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan mungkin telah terjadi, auditor harus meninvestogasi
masalah-masalah yang ada secara menyeluruh, mendapatkan bukti tambahan jika diperlukan, dan
berkonsultasi dengan anggota tim lainnya. Auditor harus berhati-hati tidak membenarkan atau
mengasumsikan suatu salah saji merupakan suatu insiden yang terpisah
D.    PENGAWASAN TATA KELOLA PERUSAHAAN UNTUK MENGURANGI RISIKO KECURANGAN

 Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan tata kelola perusahaan dan


prosedur pengendalian untuk meminimalisasikan risiko kecurangan, yang dapat
dikurangi melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, yang dapat dikurangi
melalui kombinasi antara tindakan pencegahan, antisipasi dan pendeteksiaan.
Karena kolusi dan dokumentasi palsu menjadikan deteksi kecurangan menjadi
lebih sulit sehinggasering kali lebih efektif dan lebih efesien bagi perusahaan untuk
memfokuskan bagi pencegahan dan pengantisipasian kecurangan.
     Untuk membantu manajemen dan direksi dalam menjalankan usaha-usaha
antikecurangan.AICPA, bekerja sama dengan beberapa organisasi profesi, terkait
menerbitkan program dan pen gendalian bagi manajemen: panduan untuk
membantu mencegah, mengantisipasi, mendeteksi kecurangan, paduan tersebut
mengidentifikasi tiga elemen berikut untuk mencegah mengantisipasi dan
mendeteksim kecurangan.
 1.      Budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi.
 2.      Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko-risiko kecurangan .
 3.      Pengawasan dari komite audit.
Budaya kejujuran dan Etika Bernilai Tinggi
Riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah kecurangan dan
pengantisipasiaanya adalah dengan menerapkan program-program dan pengendalian
�pengendalian anti kecurangan yang berdasarkan pada nilai-nilai utama yang dianut oleh
perusahaan. Nilai-nilai tersebut menciptakan suatu lingkungan yang mendorong dilakukanya
perilaku dan ekspektasi yang berlaku bahwa para pegawai dapat menggunakannya untuk
memandu tindakan-tindakan mereka. Nilai-nilai tersebut membantu menciptakan suatu budaya
kejujuran dan etika yang menjadi dasr yang bertanggung jawab kerja bagi para pegawai.
Menciptakan suatu budaya kejujuran dan etika yang bernilai tinggi yang mencakup enam elemen
berikut ini:
Teladan dari Pimpinan Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab unntuk
memeberikan teladan dalam perilaku yang beretika dalam perusahaan. Kejujuran dan integritas
manajemen mendorong kejujuran dan integritas pada seluruh pegawai dalam integritas pada
seluruh pegawai dalam organisasi tersebut. Manajemen tidak dapat bertindak dalam suatu cara
tertentu dan berharap bawahannya berperilaku yang berbeda dari yang di contohkan. Melalui
tindakan dan komunikasinya, manajamen dapat menunjukkan bahwa perilaku tidak jujur dan
tidak etis tidak dapat di terima, meskipun menguntungkan bagi perusahaan.
Menciptakan lingkungan kerja yang positif penilaian menunjukkan bahwa perbuatan salah
lebih jarang terjadi ketika para pegawai memiliki perasaan positif mengenai pemberi kerjanya
dibandingkan ketika mereka merasa bahwa mereka teraniaya, terancam atau terabaikan.
Lingkungan kerja yang positif dapat menciptakan moral pegawai yang lebih baik, yang akan
mengurangi kemungkinan para pegawai untuk melakukan kecurangan terhadap perusahaan.
Mempekerjakan dan mempromosikan pegawai yang tepat kisah sebelumnya menggambarkan risiko-
risiko pegawai yang tidak jujur di pekerjakan. Agar berhasil mencegah kecurangan, perusahaan yang telah
berjalan dengan baik harus menerapkan kebijakan pemilihan yang efektif untuk mengurangi kemungkinan
mempekerjakan dan mempromosikan orang-orang yang memiliki tingkat kejujuran yang rendah. Khususnya
untuk mereka yang memegang posisi-posisi penting . kebijakan tersebut dapat mencakup pengecekan
terhadap latar belakang kandidat yang akan di pekerjakan atau yang akan di promosikan untuk posisi-penting.
Pelatihan semua pegawai baru harus terlebih dahulu di latih tentang ekspektasi perusahaan terhadap
perilaku etika para pegawainya. Harus di ajarkan bahwa mereka harus mengemudikasikan adanya tindakan
kecurangan yang terjadi atau di curigaitelah terjadi atau cara yang tepat untuk mengomunikasikanya. Selain
itu pelatihan  mengenai kewaspadaan terhadap kecurangan terhadap kewaspadaan terhadap kecurangan yang
harus disesuaikan dengan tanggung jawab ekspesifik pegawai, misalnya pelatihan yang berbeda dengan agen-
agen pembelian dan penjualan.
Konfirmasi sebagian besar perusahaan mengharuskan pegawainya untuk secara periodik
mengkonfirmasikan tanggung jawab mereka untuk memenuhi kode etik. Para pegawai diminta untuk
membuat pernyataan bahwa mereka memahami ekspektasi perusahaan dan telah memntuhi kode etik, serta
bahwa mereka mewaspadai setiap bentuk pelanggaran. Konfirmasi tersebut membantu penegakan kode etik
dan juga membantu mencegah para pegawai untuk melakukan kecurangan atau pelanggaran etika lainnya.
Dengan menindaklanjuti pengakuan-pengakuan dan tidak adanya balasan, maka auditor internal atau lainnya
dapat mengungkap masalah-masalah penting.
Disiplin para pegawai harus mengetahui bahwa mereka harus bertanggung jawab jika mereka tidak
mematuhi kode etik perusahaan. Pemberian hukuman atas pelanggaran kode etik, tanpa mempertimbangkan
jenjang pegawai yang melakukan tindakan tersebut, memberikan pesan yang jelas pada semua pegawai
bahwa kepatuhan terhadap kode etik dan standar etika lainnya sangat penting dan di harapkan. Penyelidikan
yang menjadi alat pencegah kecurangan yang efektif.
Pengawasan dari komite audit
 Komite audit memiliki tanggung jawab utama untuk mengawasi proses penyusunan laporan
keuangan dan pengendalian internal organisasi. Dalam menjalankan tanggung jawabnya, komite
audit mempertimbangkan kemungkinan manajemen mengabaikan pengendalian internal dan
mengawasi proses pengukuran risiko kecurangan, demikian juga dengan program dan
pengendalian dan anti kecurangan. Komite audit juga membantu dalam menciptakan suatu �
contoh teladan� yang efektif mengenai pentingnya kejujuran dan perilaku beretika dengan
tidak memberikan toleransi sama sekali terhadap setiap tindakan kejujuran.
 Pengawasan yang di lakukan oleh komite audit juga bertindak sebagai pencegah kecurangan
oleh manajemen senior. Sebagai contoh, untuk meningkatkan kemungkinan bahwa setiap usaha
yang di lakukan oleh manajemen senior untuk melibatkan para pegawainya dalam melakukan
tau menutupi kecurangan dapat segera terungkap, pengawasannya dapat mencakup hal-hal
berikut:
  Pelapran langsung atas temuan-temuan kunci oleh internal audit kepada komite audit.
  Laporan berkala oleh petugas etika mengenai pengaduannya yang ada.
 Laporan lainnya mengenai perilaku yang tidak etis atau kecurangan yang dicurigai telah terjadi.
 Sebagai bagian dari evaluasi, auditor dapat mempertimbangkan independensi komite audit
terhadap manajemen dan tingkat pemahaman antara manajemen dan komite audit mengenai
tanggung jawab yang terakhir. Seorang auditor eksternal dapat memperoleh dengan menganati
interaksi diantara sesame tim audit, komite audit, dan auditor internal terkait dengan tingkat
komitmen komite audit dalam mengawasi proses penyusunan laporan keuangan .
  
E.     MENGHADAPI RISIKO KECURANGAN
   Ketika risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan
teridentifikasi auditor pertama kali harus membahas temuan-temuan
tersebut dengan manajemen serta mendapatkan pandangan
manajemen atas potensi kecurangan dan pengendalian yang ada dan
dirancang untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. Auditor harus
mempertimbangkan apakah program dan pengendalian
antikecurangan tersebut dapat mengatasi risiko salah saji material
yang teridentifikasi yang disebabkan oleh kecurangan atau apakah
kelemahan dalam pengendalian telah meningkatkan risiko
kecurangan. Respons auditor terhadap risiko kecurangan meliputi
hal-hal sebagai berikut :
 Mengubah keseluruhan pellaksanaan audit
 �Merancang dan melakukan prosedur audit untuk menghadapi
risiko kecurangan tersebut.
 �Merancang dan melakukan prosedur-prosedur untuk mengatasi
dominasi manajemen terhadap pengendalian
Mengubah Keseluruhan Pelaksanaan Audit
            Auditor dapat memilih dari beberapa respons secara keseluruhan atas meningkatnya risiko kecurangan. Jika risiko salah saji yang
disebabkan oleh kecurangan meningkat, lebih banyak personel yang berpengalaman ditugaskan dalam pegauditan. Dalam beberapa kasus, seorang
ahli dibidang kecurangan dapat ditugaskan kedalam tim audit.

Merancang Dan Melakukan Prosedur Audit Untuk Menghadapi Risiko Kecurangan


            Prosedur audit yang tepat digunakan untuk mengatasi risiko audit spesifik bergantung pada akun yang sedang diaudit dan jenis risiko
kecurangan yang teridentifikasi.
            Auditor juga harus mempertimbangkan pilihan manajemen atas prinsip-prinsip akuntansi. Perhatian saksama harus diberikan pada prinsip-
prinsip akuntansi yang melibatkan pengukuran-pengukuran subjektif atau transaksi-transaksi yang rumit. Karena auditor meyakini adanya risiko
kecurangan dalam pengungkapan pendapatan, mereka juga harus mengevaluasi kebijakan pengakuan pendapatan perusahaan.

Merancang Dan Melakukan Prosedur-Prosedur Untuk Mengatasi Dominasi Manajemen Terhadap Pengendalian
            Risiko dominasi manajemen terhadap pengendalian muncul pada hampir semua pengauditan. Karena manajemen merupakan suatu posisi
yang unik untuk melakukan kecurangan dengan menngabaikan pengendalian yang seharusnya berjalan efektif, auditor harus menjalankan
prosedur-prosedur dalam setiap pengauditan untuk mengatasi risiko dominasi oleh manajemen. Tiga prosedur berikut harus dijalankan dalam
setiap pengauditan.

Memutakhirkan Proses Penilaian Risiko


            Penilaian auditor terhadap risiko dalah saji material yang disebabkan oleh kecurangan harus terus berjalan disepanjang pengauditan dan
dikoordinasikan dengan prosedur penilaian risiko lainnya. Auditor harus mewaspadai kondisi-kondisi berikut ketika melakukan pengauditan.
1. Ketidak konsistenan dalam pencatatan akuntansi
2. Bukti audit yang bermasalah atau hilang
3. Hubungan yang problematik atau tidak biasa antara auditor dengan manajemen
4. Hasil dari pengujian substantif atau penelaahan akhir darinprosedur analitis yang mengindikasikan adanya risiko kecurangan yang sebelumnya
tidak diketahui.
5. Jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan di sepanjang pengauditan yang tidak jelas atau tidak masuk akal atau yang menghasilakn bukti
yang tidak konsisten dengan bukti lainnya.
 
F.      BAGIAN-BAGIAN RISIKO KECURANGAN SPESIFIK

 Kewaspadaan terhadap adanya tanda-tanda peringatan terjadinya kecurangan dan teknis


pendektesian kecurangan lainnya akan meningkatkan kemungkinan auditor dalam
mengidentifikasi salah saji yang disebabkan karena kecurangan.
 Risiko Kecurangan Dalam Pendapatan Dan Piutang Dagang
 Pendapatan dan beberapa akun piutang yang terkait serta akun kas biasanya sangat rentan
terhadap manipulasi dan pencurian. Sebuah penelitian yang disponsori oleh committee of
sponsoring organization (COSO) menemukan bahwa lebih dari separuh kasus kecurangan
dalam laporan keuangan melibatkan akun pendapatan dan piutang dagang.
 Risiko kecurangan dalam laporan keuangan untuk akun pendapatan.
  Ada beberapa alasan mengapa pendapatan rentan terhadap manipulasi. Yang paling
penting pendapatan hampir selalu merupakan akun terbesar dalam laporan laba-rugi, sehingga
suatu salah saji yang hanya berupa persentase penjualan yang kecil tetap dapat berpengaruh
besar terhadap laba. Alasan lain yang menyebabkan pendapatan rentan terhadap manipulasi
adalah kesulitan dalam menentukan waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan dalam
berbagai situasi. Berikut tiga jenis manipulasi pendapatan yang penting.
 1.      Pendapatan fiktif
 2.      Pengakuan pendapatan yang premature
 3.      Manipulasi penyesuaian-penyesuaian pendapatan
Pendapatan fiktif. Bentuk kecurangan pendapatan yang paling fatal melibatkan
penciptaan pendaptan-pendapatan aktif. Para pelaku kecuragan sering kali
melakukannya dalam jangka waktu yang lama untuk mendukung pendapatan fiktif dan
melibatkan para pegawai perusahaan
.
Pengakuan pendapatan yang prematur. Perusahaan sering kali  mempercepat
waktu pengakuan pendaptan untuk memenuhi proyeksi laba atau penjualan. Pengakuan
pendapatan yang premature, pengakuan pendapatan sebelum ketentuan dalam PABU
untuk mencatat pendapatan telah terpenuhi, harus dibedakan dari kesalahan karena
masalah pisah batas, dimana transaksi-transaksi tersebut tanpa disengaja dicatat dalam
periode yang salah.  Salah satu metode kecurangan dalam mempercepat pengakuan
pendapatan adalah dengan menagih dan menahan penjualan. Metode lainnya adalah
dengan menerbitkan perjanjian tambahan yang memodifikasi syarat transaksi
penjualan.

Manipulasi Penyesuaian-Penyesuaian Pendapatan. Penyesuaian terhadap


penjualan yang paling umum melibatkan retur penuualan dan pengurangan harga.
Sebuah perusahaan dapat menyembunyikan retur penjualan dari auditornya untuk
melebihsajikan penjualan bersih dan laba. Perusahaan juga dapat mengurangsajikan
beban piutang tak tertagih, sebagian disebabkan karena pertimbangan yang signifikan
diperlukan untuk menentukan jumlah yang tepat
Risiko Kecurangan Pada Akun Pembelian Dan Utang Dagang.
Kasus-kasus kecurangan dalam laporan keuangan yang melibatkan utang dagang relative
umum meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan dengan kecurangan yang melibatkan
persediaan atau piutang dagang. Pengurangsajian utang dagang yang disengaja umumnya
mengakibatkan kurang saji dalam pembelian dan beban poko penjualan serta lebih saji dalam
laba bersih. Penyalahgunaan yang signifikan yang melibatkan pembelian juga dapat terjadi dalam
bentuk pembayaran kepada para pemasok fiktif, dan juga pemberian suap atau kesepakatan
illegal lainnya dengan para pemasok.

Risiko Kecurangan Laporan Keuangan Untuk Akun Piutang Dagang. Perusahaan-


perusahaan dapat terlibat dapat terlibat dalam usaha-usaha yang disengaja untuk
mengurangsajikan utang dagang dan melebihsajikan laba. Hal tersebut dapat dicapai dengan
tidak mencatat utang dagang hingga periode berikutnya atau dengan mencatat pengurangan fiktif
dalam utang dagang. Perusahaan seringkali memilki kesepakatan bisnis yang kompleks dengan
para pemasok yang mengakibatkan pengurangan dalam utang dagang mereka karena adanya
pengakuan dalam iklan dan penyisihan lainnya.

Penyalahgunaan Dalam Siklus Perolehan Dan Pembayaran. Kecurangan yang paling


umum dalam bagian perolehan adalah bagi sang pelaku untuk mengeluarkan pembayaran-
pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyimpan kas di rekening fiktif. Kecurangan semacam
itu dapat dicegah dengan membuat pembayaran hanya dilakukan pada pemasok resmi dan
memeriksa dokumentasi-dokumentasi yang mendukung pembelian tersebut dengan seksama oleh
personel yang memilki otoritas sebelum pembayaran dilakukan.
Bagian-Bagian Risiko Kecurangan Lainnya

 Meskipun beberapa akun lebih rentan dibandingkan dengan yang lainnya,


hampir dapat terjadi manipulasi pada setiap akun. Beberapa akun lainnya yang
memiliki risiko kecurangan spesifik dalam laporan keuangan atau penyalahgunaan
asset.
 Asset Tetap.
  Asset tetap, sebua akun neraca yang besar bagi banyak perusahaan, sering kali
berdasarkan pada penilaian yang ditentukan secara subjektif. Akibatnya, asset tetap
dapat menjadi target manipulasi, khusunya bagi perusahaan-perusahaan yang tidak
memilki persediaan atau piutang yang material. Untuk mengurang potensi
pencurian, asset tetap harus dilindungi secara fisik jika kemungkinan, diberi tanda,
atau diberi label permanen dan harus dicek keberadaannya secara berkala.

 Beban Gaji.
  Gaji biasanya jarang menjadi bagian risiko yang signifikan pada kecurangan
dalam laporan keuangan . meski demkian, perusahaan dapat mengurangsajikan
persediaan dan laba bersih dengan mencatat biaya upah karyawan yang berlebihan
dalam persediaan. Kecurangan dalam gaji yang melibatkan pencurian asset tidak
terlalu banyak ditemukan, namun jumalah yang terlibat seringkali material. Dua
bagian umum yang biasanya terjadi kecurangan adalah diciptakannya pegawai-
pegawai fiktif dan lebih saji dalam jumlah jam kerja setiap karyawan .
KESIMPULAN
 Kecurangan Audit adalah upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan
dalam transaksi-transaksi komersial. Sebagaimana juga diakui oleh IAI, kesengajaan
sering sulit ditentukan, padahal faktor kesengajaan merupakan kata kunci yang
digunakan oleh IAI untuk menentukan apakah suatu kesalahan dianggap sebagai
kekeliruan (error) atau kecurangan
 Dua kategori utama kecurangan adalah kecurangan  dalam laporan keuangan dan
penyalahgunaan aset.  Kecurangan dalam laporan keuangan merupakan salah saji
atau penghapusan terhadap jumlah atau pun pengungkapan yang sering dilakukan
dengan tujuan untuk mengelabui para pengguna. Penyalahgunaan aset merupakan
kecurangan yang melibatkan kecurian atau aset milik entita.Dalam banyak kasus,
namun tidak semuanya, jumlah minimal yang terlibat tidak material terhadap laporan
keuangan.
 Terdap tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan
keuangan dan penyalahguanaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316)
 1. Insentif/Tekanan.Manajemen atau pegawai lainnya memiliki insentif atau tekanan

untuk melakukan kecurangan.


 2. Kesempatan.Situasi yang memberikan kesempatan bagi manajemen atau pegawai

untuk melakukan kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai