Disusun oleh:
Christina Indrawati
F0312036
Rebekka P. Siahaan
F0312099
Yusi Arita S
F0312127
l u
i o
l i s
i r a
a) Setiap pelaku kecurangan selalu dihadapkan dengan berbagai jenis tekanan yang
dirasakan. Contoh dari tekanan yang dirasakan yang dapat mendorong terjadinya
kecurangan laporan keuangan antara lain adalah kerugian finansial, kegagalan dalam
memenuhi ekspektasi pendapatan, atau ketidakmampuan bersaing dengan perusahaan
lain.
b) Pelaku kecurangan juga mesti pintar melihat suatu peluang/kesempatan yang dimiliki
atau mereka tidak akan melakukan kecurangan. Hal ini dipicu oleh faktor-faktor
seperti lemahnya keberadaan dewan direksi atau adanya pengendalian internal yang
tidak memadai.
c) Terakhir, pelaku kecurangan harus memiliki berbagai cara untuk merasionalisasi
tindakan mereka melakukan kecurangan sebagai sesuatu yang dapat diterima.
Terdapat sembilan faktor yang muncul secara bersamaan yang menyebabkan apa yang
disebut sebagai perfect fraud storm :
Faktor 1 : Ledakan Ekonomi
Kebanyakan bisnis terlihat menghasilkan keuntungan yang sangat tinggi, termasuk
perusahaan baru yang melakukan sebagian besar aktivitasnya melalui internet (dot com
company) yang sedang mencoba berbagai model bisnis baru. Kondisi ledakan ekonomi
memberi kesempatan pada pelaku kecurangan untuk menyembunyikan aktivitas mereka
dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan kata lain, selama terjadinya era ledakan
ekonomi, kebanyakan perusahaan tidak dapat mengetahui dengan benar alasan dari
kesuksesan mereka.
Faktor 2 : Kemerosotan Nilai-Nilai Moral
Apapun ukuran sebuah integritas yang digunakan oleh seseorang, ketidakjujuran sepertinya
terlihat semakin meningkat. Misalnya, aktivitas menyontek di sekolah, menggunakan catatan
kecil sebagai bahan contekan atau berbohong agar mendapatkan pekerjaan merupakan ukuran
ketidakjujuran yang secara substansial telah mengalami peningkatan.
Faktor 3 : Kesalahan Alokasi Insentif
Eksekutif di kebanyakan perusahaan yang melakukan kecurangan diberi ratusan juta dolar
dalam bentuk opsi saham dan/atau saham terbatas yang memberikan tekanan yang luar biasa
kepada pihak manajemen untuk tetap menjaga kenaikan harga saham. Paket insentif
mengalihkan perhatian banyan CEO dari aktivitas mengelola perusahaan menjadi aktivitas
mengelola harga saham yang seringkali berujung pada laporan keuangan yang mengandung
unsur kecurangan.
Faktor 4 : Tingginya Ekspektasi Analis
Faktor keempat dari perfect storm adalah ekspektasi yang sering kali tidak terpenuhi oleh
para analis yang menargetkan perilaku jangka pendek. Insentif berbasis saham
melipatgandakan tekanan yang dipengaruhi oleh ekspektasi analis. Sehingga agar dapat
tingkatan
kompleksitas,
termasuk
bagaimana
manajemen
MOH
dPIK
Kd
LO
uar a g sb n a i u a l n n j K e i g s i m n a a e s n e r i n j da a n
n e a d r un u a Ds n ta i gr r h i e a a k n a s n di a n
ea rn a g k a t n e r E i s n t t i ki t a s
a p i en r a s i o n a l
Manajemen puncak hampir selalu terlibat kecurangan laporan keuangan. Berbeda halnya
dengan penggelapan dan penyalahgunaan, kecurangan laporan keuangan biasanya dilakukan
oleh individu dengan posisi tertinggi dalam organisasi, dan seringkali dilakukan atas nama
organisasi, bukan dilakukan terhadap organisasi. Karena manajemen biasanya terlibat,
manajemen dan direksi harus diinvestigasi untuk menentukan keterlibatan dan motivasi
mereka dalam melakukan kecurangan. Ada 3 aspek manajemen yang harus diinvestigasi yaitu
latar belakang manajemen, motivasi manajemen, dan pengaruh manajemen dalam pembuatan
keputusan untuk organisasi.
2. Hubungan Perusahaan dengan Pihak Lainnya
Kecurangan laporan keuangan seringkali dilakukan dengan bantuan dari organisasi lain, baik
yang secara riil ada ataupun fiktif. Walaupun hubungan dengan semua pihak harus diuji untuk
menentukan apakah hubungan tersebut memberikan peluang atau eksposur kecurangan bagi
manajemen, hubungan yang terkait dengan organisasi dan individu, auditor eksternal,
pengacara, investor, dan regulator harus selalu dipertimbangkan dengan hati-hati.
KECURANGAN PENDAPATAN
Ada dua alasan umum kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan. Alasan yang
pertama adalah ketersediaan berbagai alternatif yang dapat diterima dalam pengakuan
pendapatan, dan alasan yang lainnya adalah mudahnya memanipulasi pendapatan bersih
menggunakan akun pendapatan dan piutang dagang.
Alternatif-alternatif yang dapat Diterima
Waktu pencatatan kas yang dilakukan oleh perusahaan satu dengan yang lainnya
berbeda. Hal ini merupakan masalah yang sulit dan memerlukan pertimbangan yang
signifikan. Sejumlah perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan criteria kinerja antar
organisasi mempersulit perkembangan standar pengakuan pendapatan untuk berbagai macam
model bisnis dalam perekonomian saat ini.
Kemudahan Memanipulasi Pendapatan Bersih Menggunakan Pendapatan dan Piutang
Cara yang paling mudah untuk menggelembungkan laba bersih adalah dengan
menciptakan pendapatan dan piutang yang terkait dengan pedapatan tersebut. Selanjutnya
pendapatan dan piutang dapat dimanipulasi dengan berbagai cara lainnya. Pendapatan juga
dapat diakui lebih awal dengan cara memanipulasi pekerjaan yang terselesaikan di suatu
perusahaan dengan kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang dengan nilai pendapatan
tergantung pada presentase penyelesaian proyek.
Mengidentifikasi Eksposur Kecurangan Pendapatan
Cara terbaik untuk memahami bagaimana kecurangan pendapatan dapat dilakukan
adalah dengan memahami berbagai transaksi pendapatan dari perusahaan. Langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah menganalisis dan membuat diagram berbagai transaksi antara
perusahaan dan pelanggannya. Dengan menganalisis akun-akun yang terlibat dalam setiap
transaksi, investigator atau auditor dapat menentukan bagaimana setiap transaksi bisa dibuat
salah saji. Diagram membantu dalam mmemahami berbagai skema laporan keuangan dengan
menghubungkan akun-akun yang terlibat dalam setiap transaksi dengan adanya potensi
manipulasi.
Beberapa skema kecurangan pendapatan yang umum dilakukan :
1. Transaksi dengan pihak terkait
2. Penjualan fiktif
3. Faktur yang diterbitkan tetapi barang ditahan (bill-and-hold sales)
4. Kesepakatan sepihak
5. Penjualan konsinyiasi
6. Channel stuffing
7. Lapping atau kitting
8. Penanggalan ulang atau pembaruan transaksi
9. Kebijakan pengembalian
10. Kebijakan pengembalian bebas
11. Pengiriman sebagian
12. Pisah batas yang tidak tepat
13. Round-tripping
Mengidentifikasi Indikator Kecurangan Pendapatan
1. Indikator Analitis. Peristiwa-peristiwa ekonomi, transaksi akuntansi, atau hubungan
keuangan dan non-keuangan terlihat tidak wajar.
2. Indikator akuntansi atau dokumentasi. Ketidaksesuaian dalam pencatatan atau sistem
akuntansi meliputi beberapa hal, seperti dokumen yang hilang, salinan dokumen tanpa
dokumen asli yang seharusnya ada, saldo buku besar yang tidak seimbang, ayat jurnal
yang tidak wajar, atau peristiwa-peristiwa sejenis.
3. Indicator Gaya hidup. Ketika seseorang mencuri mereka akan membelanjakan hasil
kejahatannya tersebut. Pelaku jarang sekali menyimpan apa yang mereka curi. Ketika
kebutuhan mendesak yang memotivasi kecurangan telah terpenuhi, pelaku akan mulai
meningkatkan gaya hidup mereka. Walaupun kecurangan manajemen pada perusahaan
kecil dan berbagai macam penyalahgunaan sering kali dimotivasi oleh indicator gaya
hidup, indicator jenis ini biasanya tidak terlihat pada kecurangan laporan keuangan di
organisasi berskala besar karena manajemennya sudah mendapatkan kompensasi dengan
sejumlah cara yang legal.
4. Indicator pengendalian. Berbagai gangguan dalam lingkungan pengendalian, sistem
akuntansi, atau aktivitas atau prosedur pengendalian internal yang sering kali sangat
serius, sehingga mengisyaratkan adanya pengabaian oleh pihak manajemen. Contohnya
adalah pengabaian atau tidak adanya pemisahan tugas yang dilakukan, komite audit yang
lemah atau sama sekali tidak ada komite audit, dan sebagainya.
5. Indicator perilaku dan indicator verbal. Sebagian besar pelaku kecurangan adalah
orang yang melakukannya untuk pertama kali. Ketika mereka melakukan kecurangan,
mereka akan merasa bersalah, yang kemudian mendorong timbulnya stress. Untuk
mengatasi stress ini pelaku kecurangan mengubah perilaku mereka atau mencoba untuk
menyembunyikan indicator kecurangan. Bersamaan dengan respon secara verbal,
perubahan-perubahan perilaku ini seringkali merupakan indicator kecurangan yang
sangat terlihat.
6. Informasi dan pengaduan. Katagori terakhir dari indicator kecurangan adalah informasi
pengaduan dari pegawai, pasangan, pemasok, pelanggan, dan pihak-pihak lainnya.
Meskipun tidak boleh mengabaikan informasi, sebagian besar informasi dan pengaduan
dimotivasi oleh factor selain kecurangan, seperti balas dendam, mencari perhatian, atau
alasan lainnya.
Pencarian secara Aktif Indikator Analitis terkait Pendapatan
Cara praktis untuk melakukan pencarian indicator analitis adalah dengan berfokus
pada perubahan dan perbandingan dalam laporan keuangan. Analisis secara khusus yang
biasanya dilakukan adalah :
1. Melakukan analisis terhadap saldo keuangan dan hubungannya dalam laporan
keuangan
2. Membandingkan jumlah atau hubungan dalam laporan keuangan dengan informasi di
luar laporan keuangan.
Jenis analisis laporan keuangan :
1. Berfokus pada perubahan saldo (jumlah) akun yang tercatat dari periode ke periode
Terdapat tiga cara untuk membandingkan jumlah yang tercatat dari satu periode
dengan jumlah yang tercatat dalam periode lainnya.
Menghitung perubahan angka yang sebenarnya terdapat pada laporan
keuangan itu sendiri
Menggunakan proses yang digambarkan dalam analisis horizontal
Mempelajari arus kas
2. Berfokus pada perubahan hubungan terkait pendapatan
Terdapat dua cara untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan hubungan dalam
laporan keuangan dari satu periode ke periode lainnya, yaitu
Perubahan berbagai rasio yang terkait dengan pendapatan dari satu periode ke
periode lainnya. Rasio yang paling umum yang digunakan untuk menemukan
indicator analitis kecurangan pendapatan adalah :
analisis vertical.
3. Membandingkan informasi laporan keuangan antar perusahaan
Cara terbaik dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan adalah dengan
cara membandingkan kinerja perusahaan yang sedang diperiksa dengan kinerja
perusahaan lain yang sejenis dalam industry yang sama. Perbandingan dengan
perusahaan lain dapat dilakukan dengan analisis horizontal atau analisis vertical,
analisis rasio, perubahan-perubahan yang dilaporkan dalam laporan arus kas, atau
perubahan-perubahan pada angka angka yang ada di dalam laporan keuangan sendiri.
4. Membandingkan jumlah dalam laporan keuangan dengan jumlah asset yang
direpresentasikan
Pendekatan ini tidak dapat mendeteksi adanya kecurangan pendapatan
sebagaimana mendeteksi kecurangan kas, persediaan, dan asek fisik lainnya
5. Pencarian secara aktif indicator akuntansi atau indicator dokumentasi
Manajemen dalam mendeteksi kecurangan biasanya melakukan posting satu
atau lebih ayat jurnal secara langsung pada catatan akuntansi. Ayat jurnal ini sering
kali tidak melalui proses postig yang seharusnya dan mengabaikan pengendalian
internal. Ayat jurnal tersebut disebut sebagai ayat jurnal topside yang berarti bahwa
ayat jurnal diposting secara langsung pada jurnal ringkasan atau buku besar, bukan
pada buku besar pembantu yang memuat informasi pendukung.
Dalam perusahaan besar, terdapat jutaan ayat jurnal. Perangkat lunak dan
perangkat keras digunakan untuk melakukan pencarian secara efektif ayat jurnal yang
mengandung kecurangan. Software yang digunakan adalah Picalo, ACL, atau IDEA.
6. Pencarian secara aktif indicator pengendalian
Akuntan dan auditor laporan keuangan terbiasa mendapatkan pengecualian
pengendalian dalam jumlah yang terbatas, ketika menilai kecukupan dari
Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku atau Indikator Verbal dan Indikator Gaya
Hidup
Indicator gaya hidup lebih banyak membantu ketika berusaha mendeteksi kecurangan
yang dilakukan oleh pegawai dibanding dengan kecurangan laporan keuangan karena banyak
kecurangan laporan keuangan tidak secara langsung mendatangkan keuantungan bagi
pelakunya. SAS 99 mengharuskan auditor internal untuk melakukan wawancara dengan
pihak manajemen dan pihak lain terkait dengan kecurangan yang terjadi. Komunikasi yang
efektif dengan manajer yang melakukan kecurangan laporan keuangan dapat mengungkap
ketidakkonsistenan respon yang dapat menunjukkan adanya kecurangan.
Pencarian secara Aktif untuk Informasi dan Pengaduan
Cara untuk melakukan pengaduan kecurangan adalah dengan membentuk
ombudsman, saluran pengaduan, atau sistem lainnya yang memungkinkanorang-orang dapat
menyampaikan informasi dan pengaduan secara anonym.
Menindaklanjuti Indikator-indikator Kecurangan Pendapatan
Indicator kecurangan menimbulkan dugaan. Ketika terdapat dugaan dan kondisi
memungkinkan, investigasi harus dilakukan.
mengidentifikasi
kecurangan
laporan
keuangan
terkait
persediaan
menggunakan proses yang sama dengan kecurangan pada pendapatan. Beberapa skema
kecurangan pada persediaan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pencatatan ganda
Kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan
Permasalahan pisah batas
Estimasi berlebihan terhadap persediaan
Faktur yang diterbitkan tetapi barang ditahan (bill and hold sales)
Persediaan konsinyiasi
Indicator analitis
Indicator akuntansi atau indicator dokumentasi
Indicator pengendalian
Indicator perilaku atau indicator verbal
Indicator gaya hidup
Informasi dan pengaduan
analisis vertical.
3. Membandingkan informasi laporan keuangan antar perusahaan
Perbandingan dengan perusahaan lain dapat dilakukan dengan analisis
horizontal atau analisis vertical, analisis rasio, perubahan-perubahan yang dilaporkan
dalam laporan arus kas, atau perubahan-perubahan pada angka angka yang ada di
dalam laporan keuangan sendiri.
4. Membandingkan jumlah dalam laporan keuangan dengan jumlah asset yang
direpresentasikan
Pendekatan ini tidak dapat mendeteksi adanya kecurangan pendapatan
sebagaimana mendeteksi kecurangan kas, persediaan, dan asek fisik lainnya
5. Pencarian secara aktif indicator akuntansi atau indicator dokumentasi
adalah
pengendalian
terhadap
proses
pembelian
Tidak Mencatat atau Mencatat Berbagai Jenis Utang Secara Tidak Lengkap
Jika berkemungkinan yang cukup beralasan, maka liabilisas bersyarat harus diungkapkan
dicatatan kaki.
Mendeteksi Indicator Kecurangan Liabilitas yang Kurang Saji
Indikator Analitis
Indicator analitis terkait adanya nilai hutang yang kurang saji, biasanya berhubungan
dengan saldo-saldo yang dilaporkan dirasa terlalu rendah.
keuangan.
Mencari indicator akuntansi dan indicator dokumentasi secara aktif
Kecurangan asset yang lebih saji
Mengapitalisasi biaya sebagai asset yang seharusnya dibebankan secara tidak tepat
pada periode saat ini.
Kecurangan ini sering terjadi di perusahaan kecil dimana membebankan sesuatu yang
tidak ada seperti beban iklan, beban sewa, biaya riset dll.
Penggelembungan asset melalui merger dan akuisisi atau dengan memanipulasi akun
Pengidentifikasian dan pencarian secara aktif indicator kecurangan aset yang lebih saji
cara
pemeriksaaan
kecurangan
dapat
dilakukan
untuk
mendeteksi
Akuntansi untuk Pembayaran Di luar Negri yang Tidak Tepat atas Pelanggaran
terhadap FCPA
Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) didirikan untuk memerangi korupsi pada tahun
70an. Pada saat itu FCPA digunakan untuk hokum akuntansi luar negri (Undang-Undang)
Penggunaan Ukuran Keuangan Non-PABU Secara Tidak Tepat
Ketika digunakan secara tidak tepat, ukuran keuangan non-PABU yang menyertakan
atau mengecualikan biaya atau keuntungan yang tidak dapat diberikan gambaran keuangan
yang menyesatkan.
Penggunaan peraturan akun di luar laporan posisi keuangan yang tidak tepat
Penggunaan pengaturan akun di luar laporan keuangan yang umum adalah untuk
mengalokasikan risiko di antara pihak-pihak ketiga.