Anda di halaman 1dari 18

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

Disusun oleh:
Christina Indrawati

F0312036

Rebekka P. Siahaan

F0312099

Yusi Arita S

F0312127

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Sebelas Maret
Surakarta
2014

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

Sebagian besar laporan keuangan dipersiapkan dengan penuh integritas dan


menyajikan representasi posisi keuangan secara wajar dari entitas yang menerbitkan laporan
keuangan tersebut. Sayangnya laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu organisasi terkadang dengan sengaja salah disajikan yang merupakan
akibat dari adanya tindakan manipulasi, pemalsuan atau melakukan perubahan dalam catatan
akuntansi.
Terdapat tiga elemen yang muncul secara bersamaan yang mendorong terjadinya kecurangan
secara keseluruhan :
T

l u

i o

l i s

i r a

a) Setiap pelaku kecurangan selalu dihadapkan dengan berbagai jenis tekanan yang
dirasakan. Contoh dari tekanan yang dirasakan yang dapat mendorong terjadinya
kecurangan laporan keuangan antara lain adalah kerugian finansial, kegagalan dalam
memenuhi ekspektasi pendapatan, atau ketidakmampuan bersaing dengan perusahaan
lain.
b) Pelaku kecurangan juga mesti pintar melihat suatu peluang/kesempatan yang dimiliki
atau mereka tidak akan melakukan kecurangan. Hal ini dipicu oleh faktor-faktor

seperti lemahnya keberadaan dewan direksi atau adanya pengendalian internal yang
tidak memadai.
c) Terakhir, pelaku kecurangan harus memiliki berbagai cara untuk merasionalisasi
tindakan mereka melakukan kecurangan sebagai sesuatu yang dapat diterima.
Terdapat sembilan faktor yang muncul secara bersamaan yang menyebabkan apa yang
disebut sebagai perfect fraud storm :
Faktor 1 : Ledakan Ekonomi
Kebanyakan bisnis terlihat menghasilkan keuntungan yang sangat tinggi, termasuk
perusahaan baru yang melakukan sebagian besar aktivitasnya melalui internet (dot com
company) yang sedang mencoba berbagai model bisnis baru. Kondisi ledakan ekonomi
memberi kesempatan pada pelaku kecurangan untuk menyembunyikan aktivitas mereka
dalam jangka waktu yang lebih lama. Dengan kata lain, selama terjadinya era ledakan
ekonomi, kebanyakan perusahaan tidak dapat mengetahui dengan benar alasan dari
kesuksesan mereka.
Faktor 2 : Kemerosotan Nilai-Nilai Moral
Apapun ukuran sebuah integritas yang digunakan oleh seseorang, ketidakjujuran sepertinya
terlihat semakin meningkat. Misalnya, aktivitas menyontek di sekolah, menggunakan catatan
kecil sebagai bahan contekan atau berbohong agar mendapatkan pekerjaan merupakan ukuran
ketidakjujuran yang secara substansial telah mengalami peningkatan.
Faktor 3 : Kesalahan Alokasi Insentif
Eksekutif di kebanyakan perusahaan yang melakukan kecurangan diberi ratusan juta dolar
dalam bentuk opsi saham dan/atau saham terbatas yang memberikan tekanan yang luar biasa
kepada pihak manajemen untuk tetap menjaga kenaikan harga saham. Paket insentif
mengalihkan perhatian banyan CEO dari aktivitas mengelola perusahaan menjadi aktivitas
mengelola harga saham yang seringkali berujung pada laporan keuangan yang mengandung
unsur kecurangan.
Faktor 4 : Tingginya Ekspektasi Analis
Faktor keempat dari perfect storm adalah ekspektasi yang sering kali tidak terpenuhi oleh
para analis yang menargetkan perilaku jangka pendek. Insentif berbasis saham
melipatgandakan tekanan yang dipengaruhi oleh ekspektasi analis. Sehingga agar dapat

memenuhi estimasi,manajemen melakukan tindak kecurangan seperti penggelembungan


pedapatan dan lain-lain.
Faktor 5 : Tingginya Tingkat Utang
Utang memberikan tekanan besar bagi para eksekutif untuk menghasilkan laba yang tinggi
guna menutupi beban bunga yang tinggi dan untuk memenuhi prasyarat dari perjanjian utang
dan persyaratan dari pemberi pinjaman lainnya. Hal tersebut memicu terjadinya tindak
kecurangan agar terhidar dari kebangkrutan.
Faktor 6 : Fokus pada Aturan daripada Prinsip Akuntansi
Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU) di AS lebih mendasarkan pada aturan daripada
prinsip. Salah satu hasil potensial dari adanya standar yang berbasis aturan adalah jika klien
dapat menemukan celah dalam aturan dan mencatat transaksi dengan cara yang tidak secara
khusus dilarang oleh PABU, maka akan sulit bagi auditor untuk melarang klien tersebut
untuk menggunakan metode akuntansi tersebut. Sayangnya dalam banyak kasus, auditor
justru membantu klien untuk mencari celah dan memberikan izin untuk mencatat transaksi
dengan cara yang bertentangan dengan prinsip suatu metode akuntansi, tetapi masih dalam
koridor aturan.
Faktor 7 : Kurangnya Independensi Auditor
KAP menggunakan audit sebagai upaya untuk mengganti kerugian demi membangun
hubungan dengan perusahaan-perusahaan agar mereka dapat menawarkan pengadaan jasajasa konsultasi yang lebih menguntungkan. Dalam banyak kasus fee audit lebih rendah
daripada fee atas jasa konsultasi yang diterima dari klien yang sama. Jasa-jasa alternatif yang
membuat para auditor kehilangan fokus dan lebih memilih menjadi penasihat dalam dalam
kegiatan bisnis daripada menjadi auditor.
Faktor 8 : Keserakahan
Faktor kedelapan adalah sifat serakah yang dimiliki oleh para eksekutif, bank investasi, bank
komersial, dan investor. Masing-masing kelompok ini mengambil keuntungan dari sistem
perekonomian yang kuat, berbagai transaksi menguntungkan, dan laba yang tinggi dari suatu
perusahaan. Tidak satupun dari mereka menginginkan berita buruk. Oleh karena itu mereka
terkadang mengabaikan berita negatif dan terlibat dalam transaksi yang tidak baik.

Faktor 9 : Kegagalan Pendidik


Pertama, pendidik tidak memberikan pendidikan etika yang cukup memadai pada mahasiswa.
Kedua, tidak mengajarkan pada para mahasiswa mengenai kecurangan. Ketiga, cara pendidik
mengajar mahasiswa jurusan akuntansi dan bisnis di masa lampau.
Kerangka Kerja untuk Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan
1. Penalaran Strategik mengacu pada kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan
metode penyembunyian kecurangan yang digunakan oleh pelaku kecurangan.
Pertimbangan auditor mengenai respons auditee terhadap pilihan auditor disebut
sebagai penalaran strategik. Ada berbagai tingkatan penalaran strategik dalam
pengaturan audit :
a. Zero order reasoning terjadi ketika auditor dan auditee hanya hanya
mempertimbangkan kondisi yang secara langsung mempengaruhi mereka, tetapi
bukan pihak-pihak lain.
b. First order reasoning berarti bahwa auditor mempertimbangkan kondisi yang
secara langsung mempengaruhi auditee
c. Higher order reasoning terjadi ketika auditor mempertimbangkan adanya
tambahan

tingkatan

kompleksitas,

termasuk

bagaimana

manajemen

mengantisipasi perilaku auditor.


2. Ukuran kinerja nonkeuangan, penelitian yang menyertakan unsur akademis terhadap
ukuran kinerja nonkeuangan menunjukkan bahwa perusahaan yang terlibat dalam
kecurangan pendapatan akan mengalami peningkatan pendapatan yang tidak
konsisten dengan ukuran kinerja nonkeuangannya. Penelitian ini menunjukkan bahwa
ukuran kinerja nonkeuangan yang paling dasar sekalipun seperti jumlah pegawai
dapat memberikan indikasi bahwa terdapat kecurangan pada pendapatan perusahaan.
Hal ini akan membuat pelaku kecurangan lebih sulit untuk menyembunyikan
kecurangan yang dilakukannya, karena mereka saat ini memiliki tambahan data
bagaimana caranya melakukan manipulasi.

Kotak Eksposur Kecurangan ( Fraud Exposure Rectangle)

MOH
dPIK
Kd
LO

uar a g sb n a i u a l n n j K e i g s i m n a a e s n e r i n j da a n
n e a d r un u a Ds n ta i gr r h i e a a k n a s n di a n
ea rn a g k a t n e r E i s n t t i ki t a s
a p i en r a s i o n a l

1. Manajemen dan Dewan Direksi

Manajemen puncak hampir selalu terlibat kecurangan laporan keuangan. Berbeda halnya
dengan penggelapan dan penyalahgunaan, kecurangan laporan keuangan biasanya dilakukan
oleh individu dengan posisi tertinggi dalam organisasi, dan seringkali dilakukan atas nama
organisasi, bukan dilakukan terhadap organisasi. Karena manajemen biasanya terlibat,
manajemen dan direksi harus diinvestigasi untuk menentukan keterlibatan dan motivasi
mereka dalam melakukan kecurangan. Ada 3 aspek manajemen yang harus diinvestigasi yaitu
latar belakang manajemen, motivasi manajemen, dan pengaruh manajemen dalam pembuatan
keputusan untuk organisasi.
2. Hubungan Perusahaan dengan Pihak Lainnya
Kecurangan laporan keuangan seringkali dilakukan dengan bantuan dari organisasi lain, baik
yang secara riil ada ataupun fiktif. Walaupun hubungan dengan semua pihak harus diuji untuk
menentukan apakah hubungan tersebut memberikan peluang atau eksposur kecurangan bagi
manajemen, hubungan yang terkait dengan organisasi dan individu, auditor eksternal,
pengacara, investor, dan regulator harus selalu dipertimbangkan dengan hati-hati.

3. Organisasi dan Industri


Kecurangan laporan keuangan terkadang ditutupi dengan penciptaan struktur organisasi yang
memudahkan penyembunyian kecurangan. Sifat yang melekat pada organisasi tersebut yang

menunjukkan adanya potensi eksposur kecurangan termasuk diantaranya, struktur organisasi


yang terlalu kompleks, organisasi yang tidak memiliki departemen audit internal, dewan
direksi tanpa adanya individu dari pihka luar atau hanya memiliki beberapa individu dari
pihak luar yang menduduki posisi pada susunan anggota dewan atau di dalam komite audit,
organisasi yang memiliki satu orang atau sekelompok kecil individu yang mengendalikan
entitas terkait, organisasi yang memiliki afiliasi di luar negeri tanpa tujuan bisnis yang jelas.
Investigator harus benar-benar mengetahui siapa pemilik organisasi tersebut. Terkadang,
pemilik yang diam menggunakan organisasi tersebut untuk kegiatan illegal atau kegiatan
yang patut dipertanyakan.
4. Hasil Kinerja Keuangan dan Karakteristik Operasional
Dalam menilai eksposur kecurangan melalui laporan keuangan dan karakteristik operasional,
jumlah-jumlah dan saldo-saldo akun pada laporan keuangan harus diperbandingkan dengan
organisasi sejenis dalam industri yang sama, dan referensi riil dari laporan keuangan juga
harus ditentukan. Seorang pemeriksa harus menanyakan apakah angka-angka dalam laporan
keuangan secara realistis berisi jumlah dan nilai persediaan yang sesungguhnya dapat
diamati.

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN TERKAIT PENDAPATAN


DAN PERSEDIAAN

KECURANGAN PENDAPATAN
Ada dua alasan umum kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan. Alasan yang
pertama adalah ketersediaan berbagai alternatif yang dapat diterima dalam pengakuan
pendapatan, dan alasan yang lainnya adalah mudahnya memanipulasi pendapatan bersih
menggunakan akun pendapatan dan piutang dagang.
Alternatif-alternatif yang dapat Diterima
Waktu pencatatan kas yang dilakukan oleh perusahaan satu dengan yang lainnya
berbeda. Hal ini merupakan masalah yang sulit dan memerlukan pertimbangan yang
signifikan. Sejumlah perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan criteria kinerja antar
organisasi mempersulit perkembangan standar pengakuan pendapatan untuk berbagai macam
model bisnis dalam perekonomian saat ini.
Kemudahan Memanipulasi Pendapatan Bersih Menggunakan Pendapatan dan Piutang
Cara yang paling mudah untuk menggelembungkan laba bersih adalah dengan
menciptakan pendapatan dan piutang yang terkait dengan pedapatan tersebut. Selanjutnya
pendapatan dan piutang dapat dimanipulasi dengan berbagai cara lainnya. Pendapatan juga
dapat diakui lebih awal dengan cara memanipulasi pekerjaan yang terselesaikan di suatu
perusahaan dengan kontrak-kontrak konstruksi jangka panjang dengan nilai pendapatan
tergantung pada presentase penyelesaian proyek.
Mengidentifikasi Eksposur Kecurangan Pendapatan
Cara terbaik untuk memahami bagaimana kecurangan pendapatan dapat dilakukan
adalah dengan memahami berbagai transaksi pendapatan dari perusahaan. Langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah menganalisis dan membuat diagram berbagai transaksi antara
perusahaan dan pelanggannya. Dengan menganalisis akun-akun yang terlibat dalam setiap
transaksi, investigator atau auditor dapat menentukan bagaimana setiap transaksi bisa dibuat
salah saji. Diagram membantu dalam mmemahami berbagai skema laporan keuangan dengan

menghubungkan akun-akun yang terlibat dalam setiap transaksi dengan adanya potensi
manipulasi.
Beberapa skema kecurangan pendapatan yang umum dilakukan :
1. Transaksi dengan pihak terkait
2. Penjualan fiktif
3. Faktur yang diterbitkan tetapi barang ditahan (bill-and-hold sales)
4. Kesepakatan sepihak
5. Penjualan konsinyiasi
6. Channel stuffing
7. Lapping atau kitting
8. Penanggalan ulang atau pembaruan transaksi
9. Kebijakan pengembalian
10. Kebijakan pengembalian bebas
11. Pengiriman sebagian
12. Pisah batas yang tidak tepat
13. Round-tripping
Mengidentifikasi Indikator Kecurangan Pendapatan
1. Indikator Analitis. Peristiwa-peristiwa ekonomi, transaksi akuntansi, atau hubungan
keuangan dan non-keuangan terlihat tidak wajar.
2. Indikator akuntansi atau dokumentasi. Ketidaksesuaian dalam pencatatan atau sistem
akuntansi meliputi beberapa hal, seperti dokumen yang hilang, salinan dokumen tanpa
dokumen asli yang seharusnya ada, saldo buku besar yang tidak seimbang, ayat jurnal
yang tidak wajar, atau peristiwa-peristiwa sejenis.
3. Indicator Gaya hidup. Ketika seseorang mencuri mereka akan membelanjakan hasil
kejahatannya tersebut. Pelaku jarang sekali menyimpan apa yang mereka curi. Ketika
kebutuhan mendesak yang memotivasi kecurangan telah terpenuhi, pelaku akan mulai
meningkatkan gaya hidup mereka. Walaupun kecurangan manajemen pada perusahaan
kecil dan berbagai macam penyalahgunaan sering kali dimotivasi oleh indicator gaya
hidup, indicator jenis ini biasanya tidak terlihat pada kecurangan laporan keuangan di
organisasi berskala besar karena manajemennya sudah mendapatkan kompensasi dengan
sejumlah cara yang legal.
4. Indicator pengendalian. Berbagai gangguan dalam lingkungan pengendalian, sistem
akuntansi, atau aktivitas atau prosedur pengendalian internal yang sering kali sangat
serius, sehingga mengisyaratkan adanya pengabaian oleh pihak manajemen. Contohnya
adalah pengabaian atau tidak adanya pemisahan tugas yang dilakukan, komite audit yang
lemah atau sama sekali tidak ada komite audit, dan sebagainya.

5. Indicator perilaku dan indicator verbal. Sebagian besar pelaku kecurangan adalah
orang yang melakukannya untuk pertama kali. Ketika mereka melakukan kecurangan,
mereka akan merasa bersalah, yang kemudian mendorong timbulnya stress. Untuk
mengatasi stress ini pelaku kecurangan mengubah perilaku mereka atau mencoba untuk
menyembunyikan indicator kecurangan. Bersamaan dengan respon secara verbal,
perubahan-perubahan perilaku ini seringkali merupakan indicator kecurangan yang
sangat terlihat.
6. Informasi dan pengaduan. Katagori terakhir dari indicator kecurangan adalah informasi
pengaduan dari pegawai, pasangan, pemasok, pelanggan, dan pihak-pihak lainnya.
Meskipun tidak boleh mengabaikan informasi, sebagian besar informasi dan pengaduan
dimotivasi oleh factor selain kecurangan, seperti balas dendam, mencari perhatian, atau
alasan lainnya.
Pencarian secara Aktif Indikator Analitis terkait Pendapatan
Cara praktis untuk melakukan pencarian indicator analitis adalah dengan berfokus
pada perubahan dan perbandingan dalam laporan keuangan. Analisis secara khusus yang
biasanya dilakukan adalah :
1. Melakukan analisis terhadap saldo keuangan dan hubungannya dalam laporan
keuangan
2. Membandingkan jumlah atau hubungan dalam laporan keuangan dengan informasi di
luar laporan keuangan.
Jenis analisis laporan keuangan :
1. Berfokus pada perubahan saldo (jumlah) akun yang tercatat dari periode ke periode
Terdapat tiga cara untuk membandingkan jumlah yang tercatat dari satu periode
dengan jumlah yang tercatat dalam periode lainnya.
Menghitung perubahan angka yang sebenarnya terdapat pada laporan
keuangan itu sendiri
Menggunakan proses yang digambarkan dalam analisis horizontal
Mempelajari arus kas
2. Berfokus pada perubahan hubungan terkait pendapatan
Terdapat dua cara untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan hubungan dalam
laporan keuangan dari satu periode ke periode lainnya, yaitu
Perubahan berbagai rasio yang terkait dengan pendapatan dari satu periode ke
periode lainnya. Rasio yang paling umum yang digunakan untuk menemukan
indicator analitis kecurangan pendapatan adalah :

Rasio (margin) laba kotor


Rasio persentase retur penjualan
Rasio persentase potongan penjualan
Perputaran piutang dagang
Rasio jumlah hari dalam piutang
Cadangan piutang tak tertagih
Rasio perputaran asset
Rasio perputaran modal kerja
Rasio margin kinerja operasional
Laba per lembar saham
Mengkonversikan laporan keuangan dalam bentuk presentase dan melakukan

analisis vertical.
3. Membandingkan informasi laporan keuangan antar perusahaan
Cara terbaik dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan adalah dengan
cara membandingkan kinerja perusahaan yang sedang diperiksa dengan kinerja
perusahaan lain yang sejenis dalam industry yang sama. Perbandingan dengan
perusahaan lain dapat dilakukan dengan analisis horizontal atau analisis vertical,
analisis rasio, perubahan-perubahan yang dilaporkan dalam laporan arus kas, atau
perubahan-perubahan pada angka angka yang ada di dalam laporan keuangan sendiri.
4. Membandingkan jumlah dalam laporan keuangan dengan jumlah asset yang
direpresentasikan
Pendekatan ini tidak dapat mendeteksi adanya kecurangan pendapatan
sebagaimana mendeteksi kecurangan kas, persediaan, dan asek fisik lainnya
5. Pencarian secara aktif indicator akuntansi atau indicator dokumentasi
Manajemen dalam mendeteksi kecurangan biasanya melakukan posting satu
atau lebih ayat jurnal secara langsung pada catatan akuntansi. Ayat jurnal ini sering
kali tidak melalui proses postig yang seharusnya dan mengabaikan pengendalian
internal. Ayat jurnal tersebut disebut sebagai ayat jurnal topside yang berarti bahwa
ayat jurnal diposting secara langsung pada jurnal ringkasan atau buku besar, bukan
pada buku besar pembantu yang memuat informasi pendukung.
Dalam perusahaan besar, terdapat jutaan ayat jurnal. Perangkat lunak dan
perangkat keras digunakan untuk melakukan pencarian secara efektif ayat jurnal yang
mengandung kecurangan. Software yang digunakan adalah Picalo, ACL, atau IDEA.
6. Pencarian secara aktif indicator pengendalian
Akuntan dan auditor laporan keuangan terbiasa mendapatkan pengecualian
pengendalian dalam jumlah yang terbatas, ketika menilai kecukupan dari

sistem pengendalian internal


Lingkungan pengendalian

Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku atau Indikator Verbal dan Indikator Gaya
Hidup
Indicator gaya hidup lebih banyak membantu ketika berusaha mendeteksi kecurangan
yang dilakukan oleh pegawai dibanding dengan kecurangan laporan keuangan karena banyak
kecurangan laporan keuangan tidak secara langsung mendatangkan keuantungan bagi
pelakunya. SAS 99 mengharuskan auditor internal untuk melakukan wawancara dengan
pihak manajemen dan pihak lain terkait dengan kecurangan yang terjadi. Komunikasi yang
efektif dengan manajer yang melakukan kecurangan laporan keuangan dapat mengungkap
ketidakkonsistenan respon yang dapat menunjukkan adanya kecurangan.
Pencarian secara Aktif untuk Informasi dan Pengaduan
Cara untuk melakukan pengaduan kecurangan adalah dengan membentuk
ombudsman, saluran pengaduan, atau sistem lainnya yang memungkinkanorang-orang dapat
menyampaikan informasi dan pengaduan secara anonym.
Menindaklanjuti Indikator-indikator Kecurangan Pendapatan
Indicator kecurangan menimbulkan dugaan. Ketika terdapat dugaan dan kondisi
memungkinkan, investigasi harus dilakukan.

KECURANGAN PERSEDIAAN DAN HARGA POKOK PENJUALAN


Mengidentifikasi Eksposur Kecurangan Persediaan
Untuk

mengidentifikasi

kecurangan

laporan

keuangan

terkait

persediaan

menggunakan proses yang sama dengan kecurangan pada pendapatan. Beberapa skema
kecurangan pada persediaan adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pencatatan ganda
Kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan
Permasalahan pisah batas
Estimasi berlebihan terhadap persediaan
Faktur yang diterbitkan tetapi barang ditahan (bill and hold sales)
Persediaan konsinyiasi

Mengidentifikasi Indikator Kecurangan Persediaan

Indicator yang digunakan dalam mendeteksi kecurangan persediaan sama dengan


indicator yang digunakan dalam mendeteksi kecurangan pada pendapatan. Indicator-indikator
tersebut antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Indicator analitis
Indicator akuntansi atau indicator dokumentasi
Indicator pengendalian
Indicator perilaku atau indicator verbal
Indicator gaya hidup
Informasi dan pengaduan

Pencarian Indikator Analitis Persediaan dan Harga Pokok Penjualan


1. Fokus pada perubahan saldo (jumlah) akun yang tercatat dari periode ke periode
Terdapat tiga cara untuk membandingkan jumlah yang tercatat dari satu periode
dengan jumlah yang tercatat dalam periode lainnya.
Menghitung perubahan angka yang sebenarnya terdapat pada laporan
keuangan itu sendiri
Menggunakan proses yang digambarkan dalam analisis horizontal
Mempelajari arus kas
2. Berfokus pada perubahan hubungan terkait pendapatan
Terdapat dua cara untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan hubungan dalam
laporan keuangan dari satu periode ke periode lainnya, yaitu
Perubahan berbagai rasio yang terkait dengan pendapatan dari satu periode ke
periode lainnya. Rasio yang paling umum yang digunakan untuk menemukan

indicator analitis kecurangan pendapatan adalah :


Rasio (margin) laba kotor
Rasio jumlah hari untuk persediaan
Rasio perputaran persediaan
Mengkonversikan laporan keuangan dalam bentuk presentase dan melakukan

analisis vertical.
3. Membandingkan informasi laporan keuangan antar perusahaan
Perbandingan dengan perusahaan lain dapat dilakukan dengan analisis
horizontal atau analisis vertical, analisis rasio, perubahan-perubahan yang dilaporkan
dalam laporan arus kas, atau perubahan-perubahan pada angka angka yang ada di
dalam laporan keuangan sendiri.
4. Membandingkan jumlah dalam laporan keuangan dengan jumlah asset yang
direpresentasikan
Pendekatan ini tidak dapat mendeteksi adanya kecurangan pendapatan
sebagaimana mendeteksi kecurangan kas, persediaan, dan asek fisik lainnya
5. Pencarian secara aktif indicator akuntansi atau indicator dokumentasi

Manajemen dalam mendeteksi kecurangan biasanya melakukan posting satu


atau lebih ayat jurnal secara langsung pada catatan akuntansi. Ayat jurnal ini sering
kali tidak melalui proses postig yang seharusnya dan mengabaikan pengendalian
internal. Ayat jurnal tersebut disebut sebagai ayat jurnal topside yang berarti bahwa
ayat jurnal diposting secara langsung pada jurnal ringkasan atau buku besar, bukan
pada buku besar pembantu yang memuat informasi pendukung.
Dalam perusahaan besar, terdapat jutaan ayat jurnal. Perangkat lunak dan
perangkat keras digunakan untuk melakukan pencarian secara efektif ayat jurnal yang
mengandung kecurangan. Software yang digunakan adalah Picalo, ACL, atau IDEA.
6. Pencarian secara aktif indicator pengendalian
Akuntan dan auditor laporan keuangan terbiasa mendapatkan pengecualian
pengendalian dalam jumlah yang terbatas, ketika menilai kecukupan dari

sistem pengendalian internal


Lingkungan pengendalian

Pencarian secara Aktif Indikator Persediaan


Kecurangan terkait dengan persediaan banyak ditemukan. Oleh kerena itu dibutuhkan
pengendalian internal yang baik untuk mengurangi terjadinya kecurangan persediaan. Fokus
utama

adalah

pengendalian

terhadap

proses

pembelian

(permintaan pembelian dan order pembelian, dsb), penerimaan (laporan pengerimaan,


pengendalian fisik, dsb), pencatatan liabilitas (faktur pemasok, memo debit, dsb),
pengeluaran kas (cek), penyimpanan, pemrosesan, menulusuri biaya persediaan yang
sebenarnya.
Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku atau Indikator Verbal dan Indikator Gaya
Hidup
Indicator gaya hidup biasanya tdak cukup efektif dalam menemukan kecurangan
terkait persediaan karena kecurangan laporan keuangan biasanya tidak memberikan
keuntungan langsung pada pelaku. Namun, indicator perilaku dan indicator verbal akan
bermanfaat.

KECURANGAN TERKAIT LIABILITAS, ASSET DAN


PENGUNGKAPAN YANG TIDAK MEMADAI

Cara Memanipulasi Liabilitas


Salah satu cara memanipulasi liabilitas adalah menggunakan restrukrisasi dan
cadangan-cadangan liabilitas lainnya secara tidak sesuai. Dalam pencatatan ini perusahaan
ada yang menggunakan celah ini untuk menyalahgunakan laporan keuangan untuk mengelola
laba. Perusahaan-perusahaan tersebut membentuk cadangan dalam jumlah yang berlebuhan
yang berlebihan dalam periode akuntansi berjalan dan menurunkannya diperiode berikutnya.
Identifikasi Eksposur Kecurangan Liabilitas yang Kurang Saji
Cara termudah dalam mengidentifikasi eksposur kecurangan terkait liabilitas yang
kurang saji adalah dengan melakukan identifikasi terhadap berbagai transaksi yang
melibatkan liabilitas dan yang mampu disajikan terlalu rendah, sehingga mengakibatkan
adanya kurang saji dalam liabilitas.

Utang dagang yang kurang saji


Nilai liabilitas yang masih harus dibayar kurang saji
Mengakui pendapatan diterima dimuka sebagai pendapatan
Pencatatan kewajiban di masa depan secara tidak lengkap

Tidak Mencatat atau Mencatat Berbagai Jenis Utang Secara Tidak Lengkap

Liabilitas bersyarat yang tidak dicantumkan

Jika berkemungkinan yang cukup beralasan, maka liabilisas bersyarat harus diungkapkan
dicatatan kaki.
Mendeteksi Indicator Kecurangan Liabilitas yang Kurang Saji

Indikator Analitis
Indicator analitis terkait adanya nilai hutang yang kurang saji, biasanya berhubungan
dengan saldo-saldo yang dilaporkan dirasa terlalu rendah.

Indikator akuntansi atau dokumentasi


Indikator dokumentasi menyertakan faktur dari pemasok sudah diterima namun tidak
ada liabilitas yang dicatat, pembelian dalam jumlah besar yang dicatat setelah akhir
periode namun barang diterima sebelum periode bersangkutan berakhir, pembayaran
dalam jumlah yang besar dilakukan diperiode berikutnya.

Pencarian Proaktif Indikator Terkait Pelaporan Liabilitas yang Tidak Lengkap

Berorientasi pada perubahan-perubahan saldo tercatat dari periode ke periode


Fokus pada perubahan hubungan dari periode ke periode
Membandingkan informasi laporan keuangan dengan perusahaan lain
Membandingkan jumlah yang ada dalam laporan keuangan dengan asset yang
seharusnya dapat merepresentasikan atau dengan faktor-faktor di luar laporan

keuangan.
Mencari indicator akuntansi dan indicator dokumentasi secara aktif
Kecurangan asset yang lebih saji

Mengidentifikasikan Kecurangan Asset yang Lebih Saji

Mengapitalisasi biaya sebagai asset yang seharusnya dibebankan secara tidak tepat
pada periode saat ini.
Kecurangan ini sering terjadi di perusahaan kecil dimana membebankan sesuatu yang
tidak ada seperti beban iklan, beban sewa, biaya riset dll.

Bagian Mengkhawatirkan dari Manajemen Laba

Penggelembungan asset melalui merger dan akuisisi atau dengan memanipulasi akun

dan atau transaksi antar perusahaan


Aset tetap yang lebih saji (Properti, pabrik, dan peralatan)
Kecurangan kas dan investasi jangka pendek
Piutang dagang yang salah saji, tidak terkait pengakuan pendapatan atau persedian

Pengidentifikasian dan pencarian secara aktif indicator kecurangan aset yang lebih saji

Mengapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan secara tidak tepat


Aset yang lebih saji melalui merger, akuisisi, atau restrukturisasi atau manipulasi akun

atau transaksi antar perusahaan


Kas dan investasi jangka pendek yang lebih saji
Piutang dagang dan atau persediaan yang lebih saji
Kecurangan pengungkapan yang tidak memadai

Jenis-jenis Kecungan Pengungkapan


Kecurangan pengungkapan dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok:
1. Representasi yang salah terkait sifat dasar atau produk perusahaan
2. Representasi yang salah atau penghilangan MD&A dan informasi lain yang bersifat
nonkeuangan dalam laporan keuangan.
3. Representasi yang salah dalam penghilangan dalam catatan kaki laporan keuangan
(menyesatkan)
Mendeteksi kecurangan pengungkapan tidak memadai
Faktanya, sulit untuk mengetahui adanya kecurangan apabila tidak ada pengaduan
atau laporan.
Kecurangan pengungkapan terkait laporan keuangan dan catatan kaki laporan
keuangan.
Beberapa

cara

pemeriksaaan

kecurangan

dapat

dilakukan

untuk

mendeteksi

pengungkapan yang tidak memadai.


1. Melihat ketidakkonsistenan antara pengungkapan dan informasi yang ada dalam
laporan keuangan dan informasi lainnya yang tersedia.
2. Melakukan tinjauan terhadap pihak-pihak terkait

Akuntansi untuk Transaksi Nonmoneter yang Tidak Tepat


Berdasarkan PABU, akuntansi untuk transaksi nonmoneter harus didasarkan pada
nilai wajar aset yang terlibat, yaitu dengan menggunakan bisnis yang sama seperti yang
digunakan dalam transaksi moneter
Akuntansi untuk Transaksi Roundtrip yang Tidak Tepat
Penjualan roundtrip melibatkan oenjualan yang telah diatur sebelumnya dan
pembelian kembali sejumlah barang, sering kali produk yang sama, untuk membuat kesan
yang salah terhadap aktivitas bisnis dan pendapatan yang diperoleh perusahaan.

Akuntansi untuk Pembayaran Di luar Negri yang Tidak Tepat atas Pelanggaran
terhadap FCPA
Foreign Corrupt Practices Act (FCPA) didirikan untuk memerangi korupsi pada tahun
70an. Pada saat itu FCPA digunakan untuk hokum akuntansi luar negri (Undang-Undang)
Penggunaan Ukuran Keuangan Non-PABU Secara Tidak Tepat
Ketika digunakan secara tidak tepat, ukuran keuangan non-PABU yang menyertakan
atau mengecualikan biaya atau keuntungan yang tidak dapat diberikan gambaran keuangan
yang menyesatkan.
Penggunaan peraturan akun di luar laporan posisi keuangan yang tidak tepat
Penggunaan pengaturan akun di luar laporan keuangan yang umum adalah untuk
mengalokasikan risiko di antara pihak-pihak ketiga.

Anda mungkin juga menyukai