BAB 19
Wawancara dan
Interogasi
Darusdati
142170020
PENGERTIAN
Kedua istilah ini, wawancara dan interogasi, sering digunakan sebagai sinonim. Hal ini
umumnya karena ketidaktahuan. Ada juga penyidik yang mengerti makna kedua istilah ini, tetapi
sengaja menggunakannya secara “keliru”. Misalnya, untuk memberi kesan kepada majelis hakim
bahwa ia tidak menggunakan kekerasan, maka ia menggunakan istilah wawancara padahal istilah
interogasi lebih tepat menggambarkan tidak pemeriksaan atau investigasinya.
PERBEDAAN WAWANCARA DAN INTEROGASI
WAWANCARA
INTEROGASI
Sifat tidak menuduh dalam wawancara memungkinkan investigator membangun hubungan saling
memercayai dan menghormati yang mungkin dibangun dalam suasana dan sifat menuduh yang melekat
pada interogasi;
Selama wawancara, investigator sering kali mengorek keterangan penting mengenai tertuduh yang
sangat berharga sewaktu melaksanakan interogasi;
Tidak ada jaminan tertuduh akan mengaku bersalah dalam proses interogasi. Padahal, kalau ia
diwawancarai terlebih dahulu dan memberikan keterangan palsu selama wawancara, investigator dapat
menggunakan keterangan dari hasil interogasi yang mengungkpakan kebohongannya.
Ada keuntungan psikologi bagi investigator ketika ia melakukan wawancara sebelum interogasi. Agar
interogasi berhasil, tertuduh harus memercayai investigator bahwa ia objektif (tidak memihak) dan jujur.
Ini akan lebih mudah dicapai apabila investigator menawarkan kesempatan kepada tertuduh untuk
menceritakan yang sebenarnya melalui wawancara.
TIGA TINGKATAN/ SALURAN
UNTUK KOMUNIKASI
Verbal channel: adalah ucapan atau perkataan yang keluar dari mulut orang yang
diwawancarai, pilihan kata dan susunan kata-kata yang dipergunakan untuk mengirimkan pesan. Dalam
metode ini dinyatakan bahwa orang yang berbohong akan cemas, karena takut kebohongannya
terungkap (Verbal Behavior )
Paralinguistic channel: adalah ciri-ciri percakapan diluar apa yang diucapkan oleh orang yang
diwawancarai, maksudnya adalah ucapan yang makna sesungguhnya berbeda dari apa yang keluar dari
mulutnya (Paralinguistic Behavior)
Covert operation bertujuan untuk memenuhi tujuan suatu individu, organisasi, atau Negara yang
dilakukan secara diam diam tanpa diketahui oleh pihak manapun.
BENTUK COVERT
OPERATIONS/ OPERASI
PENYAMSRAN
ada dua bentuk covert operations, yaitu:
4. Pelaksana yang berada dalam binaannya, dalam penjagaannya atau di bawah kendalinya.
TUJUAN UNDERCOVER OPERATIONS
1. Mengumulkan bukti mengenai kejahatan masa lalu, masa kini, dan masa mendatang
5. Menentukan modus operandi, misal bagaimana cara pelaku menembus benteng pertahanan atau
pengamanan
MASALAH DALAM MELAKUKAN COVERT
OPERATIONS
1. Perekaman: merekam percakapan dengan menggunakan peralatan khusus seperti microfon kecil
untuk nguping lazimnya perbuatan melawan hukum
1. Pengintaian bergerak. Sering disebut membuntuti atau membayangi, dapat dilakukan dengan
berjalan kaki atau berkendara apabila yang diintai berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
2. Pengintaian tetap: apabila yang diintai tetap meskipun pengamat atau pengintaianya berpindah di
sekitar area pengintaian.
SUMBER DAN INFORMAN
Mempunyai fungsi yang sama untuk memberikan informasi untuk mengembangkan kasus.
Seorang confidential informan mempunyai keterlibatan dengan yang diselidiki sehingga berpotensi
ikut bersalah.
4 jenis informan:
Operatives adalah orang yang ikut dalam covert operations, yang perlu diperhatikan
adalah bahwa operatives ini tidak mempunyai pelatihan sama sekali untuk suatu investigasi,
oleh karena itu harus disupervisi secara ketat.