Anda di halaman 1dari 31

WAWANCARA &

INTEROGASI
Wawancara & Interogasi
Wawancara merupakan sesuatu yang sering
dilakukan oleh Auditor dalam menjalankan tugas audit, dan
merupakan salah satu tehnik dalam pengumpulan
keterangan, memahami obyek pemeriksaan, menguji
keterangan yang telah didapatkan sebelumnya,
melengkapi keterangan yang lain, dan tujuan-tujuan
lainnya dari wawancara tersebut.
Wawancara dan interogasi adalah bagian yang tidak
terpisahkan dalam sebuah investigasi Fraud, seperti
umumnya pelaksanaan investigasi.
Informasi harus sebanyak-banyaknya dikumpulkan,
karena informasi merupakan nafas dan darahnya audit
investigatif. Informasi tersebut diperoleh melalui
pengumpulan bukti-bukti seperti pemeriksaan
fisik, dokumen, konfirmasi, prosedur analitis, penghitungan
ulang, observasi maupun tanya jawab. Semua bukti-bukti
tersebut biasanya dikumpulkan terlebih dahulu sebelum
dilakukan wawancara. Karena kalau bukti-bukti tersebut
belum lengkap, auditor investigatif belum mempunyai
bekal mengenai fakta atau informasi yang banyak
mengenai permasalahan/kasus tersebut sehingga sulit
untuk dilanjutkan dengan wawancara.
Setelah auditor investigatif mengetahui banyak fakta
dan informasi melalui bukti-bukti yang telah diperoleh,
maka tahap berikutnya adalah wawancara dalam rangka
meyakinkan bukti-bukti yang telah diperoleh betul-betul
bukti audit yang kompeten dan bisa digunakan sebagai
dasar penyusunan Laporan Hasil Audit Investigasi (LHAI).
Untuk memperdalam hasil wawancara biasanya diajukan
dengan interogasi.
Perbedaan Wawancara dan Interogasi
Kedua istilah ini, wawancara dan interogasi, sering
digunakan sebagai sinonim. Hal ini umumnya karena
ketidaktahuan. Ada juga penyidik yang mengerti makna
kedua istilah ini, tetapi sengaja menggunakannya secara
“keliru”. Misalnya, untuk memberi kesan kepada majelis
hakim bahwa ia tidak menggunakan kekerasan, maka ia
menggunakan istilah wawancara padahal istilah interogasi
lebih tepat menggambarkan tidak pemeriksaan atau
investigasinya.
Ciri-ciri Suatu Wawancara
1) Bersifat netral dan tidak menuduh
2) Bertujuan untuk mengumpulkan informasi
3) Wawancara biasanya di lakukan pada saat awal
investigasi
4) Bisa dilakukan dalam berbagai lingkuangan atau
suasana
5) Bersifat cair , tidak terstruktur
6) Mencari hasil wawancara dari awal sampai akhir
Ciri-Ciri Suatu Interogasi
1) Bersifat menuduh
2) Dilakukan dengan persuasi yang aktif
3) Bertujuan untuk mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi
4) Biasanya berakhir dengan pengakuan bersalah oleh
pelaku
5) Dilakukan dalam lingkungan yang terkonrtrol atau
terkendali
6) Hanya dapat dilakukan setelah keyakinan yang
memadai
7) Investigator tidak boleh membuat catatan sampai
sesudah tertuduh menceritakan yang sebenarnya.
Manfaat melakukan wawancara sebelum
interogasi
1) Sifat tidak menuduh
2) Mengorek keterangan penting
3) Tidak ada jaminan tertuduh akan mengaku
4) Ada keuntungan psikologis bagi investigator
Wawancara
1. Menguasai semua fakta
2. Dimulai dari diduga yang paling kecil yaitu
pelaku,whistleblower, dan otaknya
3. Jika korbannya banyak dimulai dari korban
4. Jangan abaikan bukti petunjuk
5. Jika orang pertama mewawancarai kasar maka orang
kedua meminta maaf dan menenangkan orang yang
diwawancarai
6. Pertimbangkan keletihan fisik dan psikologis dari
investigator
7) Catat detail tanpa menginterupsinya
8) Berikan kesempatan yang diwawancarai memberikan
detail dengan caranya
9) Tanyakan apa yang menurut dia terjadi, siapa
pelakunya dan mengapa?
10) Wawancara formal dan interogasi dilakukan dalam
suasana yang menjamin privacy
11) Lembaga mempunyai kebijakan mengenai tempat
wawancara
12) Wawancara ditempat umum yang terbuka bertentangan
dengan asas privacy
Saran Pengadaan Ruang Wawancara
1) Ciptakan suasana privacy
2) Pintu harusnya tidak terkunci & tidak boleh ada
penghalang
3) Hilangkan segala sesuatu yang bisa mengganggu
4) Penerangan harus cukup, tapi tidak menyilaukan
5) Meminimalkan kebisingan
6) Kursi antara investigator dan orang yang diwawancarai
berjarak sekitar satu setengah meter
Saran Pengadaan Ruang Wawancara
1) Ciptakan suasana privacy
2) Pintu harusnya tidak terkunci & tidak boleh ada
penghalang
3) Hilangkan segala sesuatu yang bisa mengganggu
4) Penerangan harus cukup, tapi tidak menyilaukan
5) Meminimalkan kebisingan
6) Kursi antara investigator dan orang yang diwawancarai
berjarak sekitar satu setengah meter
7) Denah ruang wawancara yang berbeda untuk
keperluan yang berbeda.
Behaviour Symptom Analysis (BSA) dan
Saluran Komunikasi
Behaviour symptom analysis dapat diartikan sebagai
analisis gejala perilaku. Ada beberapa tingkal level atau
saluran komunikasi. Makna sebenarnya ucapan seseorang
dapat diperkuat atau diubah oleh berbagai saluran tadi,
seperti kegagapan, sikap tubuh, gerak tangan, mimik wajah,
atau nada suara.
Ada tiga tingkat atau saluran yang kita gunakan untuk
berkomunikasi:
1. Verbal channel, adalah ucapan yang keluar dari mulut
seseorang, pilihan kata, dan susunan kata-kata yang
digunakannya untuk mengirimkan pesan
2. Paranglinguist channel, adalah ciri-ciri percakpan diluar
ucapan
3. Nonverbal channel, adalah sikap tubuh, gerak tangan, dan
mimik wajah
Verbal Behavior
Verbal behavior adalah suatu subjek yang jiwanya
sehat dan berinteraksi social secara normal namun akan
mengalami kecemasan (anxiety) ketika berbohong.
Kecemasan ini timbul dari dalam karena ia tahu
perkataannya tidak benar. Kebohongan sekecil apapun
yang diucapkan akan menimbulkan suatu kecemasan yang
“terbaca”. Jadi dalam suatu menjawab pertanyaan saat
wawancara, subjek mempunyai empat pilihan :
1.berbohong
2.mengelak atau menghindar
3.mengakui secara tersemar
4.menceritakan apaadanya
Cara lain adalah “berbohong dengan menunjuk pada
sesuatu misalnya:
Apakah anda mengambil berkas akuntansi bulan agustus
2006?
Rekanmu sudah menanyakan hal itu. Sudah ku jawab
pertanyaannya, aku tidak tahu apa-apa hal itu
Dalam wawancara diatas, subjek tidak berbohong. Ia
berbohong pada investigator sebelumnya yang
menanyakan hal yang sama. Dalam sebelumya dia
berbohong dengan menngatakan “ aku tidak tahu apa-apa
hal itu.’ Dalam wawancara kedua ia “tidak berbohong”
itulah yang disebut dengan lying by referral.
PARALINGUISTIC BEHAVIOR
Berikut adalah ciri-ciri percakapan yang diketahui oleh
investigator :
1. Response latency (masa atau periode keheningan)
2. Early reponses (jawaban lebih awal)
3. Responses delivery ( penyampaian jawaban)
4. Continuity of the response (kelanjutan dari jawaban)
5. Erasure behavior (perilaku penghapusan)
NONVERBAL BEHAVIOR
Perilaku nonverbal yang akan dibahas yaitu :
a) Postur
b) Gerak Tangan
Gerak Kaki
Gerak kaki bisa bermacam-macam, seperti:
a) Ketika subjek menyilangkan tungkainya pada yang lain,
ataupun
b) Gerak kaki bisa mengubah postur duduk si subjek
Mimik Muka dan Kontak Mata
Mimik muka disebabkan oleh subjek yang khawatir
bahwa kebohongannya akan terungkap.
Kontak mata antara subjek dan investigator
merupakan salah satu perilaku yang sangat penting untuk
dievaluasi.
OPERASI
PENYAMARAN
OPERASI PENYAMARAN
Operasi penyamaran diambil dari kata aslinya yaitu
covert operations, yang artinya yaitu tertutup, tersembunyi,
terselubung, diam-diam, tidak diungkapkan secara terbuka,
tersamar, rahasia. Operasi penyamaran membutuhkan
ketrampilan yang tinggi dan perencanaan yang matang,
apabila dilaksanakan tepat waktu dengan tingkat kehati-
hatian dan kecermatan yang tinggi, maka operasi ini akan
menuai hasil yang menakjubkan yang tidak dapat dicapai
melalui cara lain. Namun, jika dilaksanakandengan cara
yang keliru atau buruk maka bisa mendatangkan bencana
misal kematian, kecelakaan, tuntutan hukum dan
mempermalukan lembaganya.
UNDERCOVER OPERATIONS
Merupakan kegiatan yang berupaya
mengembangkan bukti secara langsung dari pelaku
kejahatan dengan menggunakan samaran (disguise) dan
tipuan (deceit). Pemeriksa tidak menggunakan informasi
yang dikumpulkan melalui jalur yang biasa ditempuh,
keputusan dilakukan secara sadar dan matang untuk
melakukan undercover operations.
TUJUAN UNDERCOVER OPERATIONS
• Untuk mengumpulkan bukti kejahatan masa lalu, masa
kini, dan masa mendatang
• Untuk menentukan siapa saja yang terlibat
• Untuk memulihkan kerugian yang terjadi
• Untuk menentukan rekan sepermainan atau bahkan otak
di belakang kejahatan
• Untuk menentukan modus operandi
BEBERAPA MASALAH DALAM
MELAKUKAN COVERT OPERATIONS
Covert oparations merupakan kegiatan investigator
yang beresiko tinggi dan hanya boleh dilakukan sebagai
opsi yang teakhir apabila cara-cara yang lain tidak ada.
PEREKAMAN DAN PENJEBAKAN
PEREKAMAN PENJEBAKAN
Merekam percakapan
dengan menggunakan Penjebakan merupakan
peralatan khusus seperti masalah hukum
microfon keciluntuk terbesar dalam covert
“nguping” lazimnya operations,
adalah perbuatan
melawan hukum. sepertidijelaskan
Misalnya di US ada Sebelumnya bahwa
undang-undang yang covert operations tidak
mengatur perekaman
audio/video secara boleh dilakukan untuk
sembunyi-sembunyi. fishing expeditions.
SURVEILLANCE
Merupakan pengamatan untuk memastikan tindak
pelaku kejahatan. Operasi ini dilakukan dengan penuh
ketrampilan dan kesabaran. Surveillance atau pengintaian
adalah pengamatan terencana terhadap manusia, tempat
atau objek. Tempat atau objek merupakan prioritas yang
kedua, yang utama adalah pengamatan terhadap manusia.
SUMBER DAN INFORMAN
Seorang Confidential source memberikan informasi yang
terkait dengan jabatan, pekerjaan atau profesinya dan tidak
terlibat dalam kejahatan yang dicurigai, bisa seorang
tukang cukur yang mendengar percakapan pelanggannya
atau seorang akuntan dalam perusahaan atau bisa juga
seorang anggota penegak hukum. Seorang confidential
informant mempunyai keterlibatan langsung atau tidak
langsung dengan hal yang diselidiki sehingga ia berpotensi
ikut bersalah.
JENIS INFORMAN
• Basic Lead Informants
• Participants Informants
• Covert Informations
• Accomplice/Witness Informants
PENGGUNAAN OPERATIVES
Operatives adalah orang yang ikut dalam covert
operations, yang perlu diperhatikan adalah bahwa
operatives ini tidak mempunyai pelatihan sama sekali untuk
suatu investigasi, oleh karena itu harus disupervisi secara
ketat.

Anda mungkin juga menyukai