Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sri Zahara Dewi S

NPM : 0227 1511 011

Resume Memerangi Fraud; Sebuah Tinjauan

Pada topik yang di bahas pada materi adalah bagaiamana cara memerangi Fraud,
dimana yang perlu diketahui Strategi perusahaan memerangi fraud, mengacu
pada Albrecht, Albrecht, Albrecht, dan Zimbelman (2009:70), secara umum
terdapat empat aktivitas yang dapat mengurangi atau memerangi terjadinya fraud,
aktivitas – aktivitas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pencegahan Fraud

Adanya fraud berakibat serius dan membawa dampak kerugian bagi


organisasi. Pencegahan fraud bisa dianalogikam dengan penyakir, yaitu lebih baik
dicegah daripada diobati. Jika menunggu terjadinya fraud baru ditangani itu
artinya sudah ada kerugian yang terjadi dan telah dinikmati oleh pihak tertentu,
namun jika kita berhasil mencegahnya, tentu kerugian kerugian belum semuanya
beralih ke pelaku fraud. Dan jika fraud sudah terjadi maka biaya yang dikeluarkan
jauh lebih besar untuk memulihkannya daripada melakukan pencegahan sejak
dini. Untuk itu, pencegahan fraud penting dan sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi, karena jika sebuah organisasi tidak serius dalam menangani pelaku
fraud akan membuat smakin banyak bermunculnya pelaku-pelaku fraud lainnya
yang akan meberikan dampak fatal bagi sebuah organisasi.
Untuk mencegah terjadinya fraud, mengacu pada Albrecht, Albrecht,
Albrecht, dan Zimbelman (2009:109), salah satu cara yang dapat dilakukan
perusahaan yaitu dengan mengurangi atau mengeliminasi peluang terjadinya fraud
dengan memperhatikan hal – hal berikut ini:
1. Memiliki sistem pengendalian yang baik
Berkaitan dengan pengendalian internal, Committee of Sponsoring
Organizations (COSO) mengharuskan perusahaan untuk memiliki
kerangka pengendalian internal sebagai berikut:
a) lingkungan pengendalian yang baik
b) penilaian resiko
c) aktivitas pengendalian yang baik
d) arus komunikasi dan informasi yang baik
e) pengawasan
2. Menghambat terjadinya kolusi
3. Mengawasi karyawan dan menyediakan saluran telekomunikasi untuk
pelaporan Fraud
4. Menciptakan gambaran hukuman yang akan diterima bila melakukan
fraud
5. Melaksanakan pemeriksaan secara proaktif
Tindakan kecurangan disini sering berhubungan dengan motivasi di
belakang penipuan yang dapat berupa tekanan, kesempatan, atau rasionalisasi atau
unsur fraud, bisa dalam bentuk pencurian, perahasiaan, atau konversi, dalam hal
ini untuk mendeteksi fraud, para manajer atau auditor harus belajar untuk
mengenali gejala dan memahami gejala tersebut sampai mereka mendapatkan
suatu bukti yang menyatakan terjadi atau tidaknya penipuan tersebut. Penelitian
dalam psikologi menunjukkan bahwa orang-orang yang melakukan kecurangan,
seringkali terpengaruh dengan berbagai tindakan seperti berikut ini: Imsonia,
Minuman keras, penyalahgunaan obat-obat terlarang, sifat lekas marah dan
kecurigaan tidak biasa, dan Pengaruh rokok.
b. Deteksi Dini Fraud
Pendeteksian fraud umumnya dilakukan jika ada gejala tertentu, namun
terkadang gejala yang timbul merupakan sebagian kecil dari fraud yang besar
layaknya fenomena gunung es. Oleh karena itu, untuk mengurangi terjadiya fraud,
perusahaan harus mengubah konsep pendeteksian fraud yang awalnya reaktif atau
hanya mencari bila ada gejala menjadi proaktif yaitu melakukan pencarian fraud
secara rutin walaupun tidak ada gejala yang nampak karena bisa saja gejala
tersebut tidak secara eksplisit. Ada beberapa cara untuk menemukan fraud:
1. Karena kebetulan.
2. Dengan menyediakan sarana bagi orang yang menemukan fraud untuk
melaporkan kepada perusahaan atau organisasi.
3. Dengan memeriksa pencatatan transaksi dokumen yang terkait untuk
menentukan adanya kejanggalan yang dapat menjadi red flag.
c. Investigasi Fraud
Investigasi fraud umumnya hanya dilakukan bila ada gejala yang
terdeteksi. Kegiatan ini biasanya meliputi pertanyaan – pertanyaan seperti apakah
fraud benar – benar terjadi, siapa pelakunya, mengapa ia melakukan demikian,
bagaimana ia melakukannya, kapan fraud terjadi, dan dimana bagian yang terkait.
Investigasi berguna untuk menentukan apakah gejala yang nampak benar – benar
menunjukkan adanya fraud atau hanya kesalahan yang tidak disengaja. Dalam
suatu investigasi fraud pasti menghasilkan bukti. Bukti – bukti tersebut dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori:

1. Bukti testimoni, bukti berupa pernyataan – pernyataan ini diperoleh


dengan cara interview, interogasi, dan tes kejujuran.
2. Bukti dokumen, bukti jenis ini diperoleh dari dokumen berupa kertas, data
komputer dan bukti tertulis dan elektronis lainnya.
3. Bukti fisik, bisa berupa sidik jari, bekas alur ban kendaraan, senjata,
barang yang dicuri, dan bukti berwujud lainnya yang berkaitan dengan
fraud yang terjadi.
4. Observasi personal, proses ini melibatkan bukti – bukti yang terlihat,
terdengar, terasa, yang dirasakan oleh investigator sendiri. Untuk
melakukan investigasi fraud, umumnya para ahli mengacu pada fraud
triangle: Fraud motivation triangle dan Fraudelement triangle.

d. Tindakan Lanjutan dan Penyelesaian Fraud

Ketika fraud sudah terjadi, pihak yang dirugikan seperti perusahaan


maupun stakeholder harus menentukan tindak lanjut apa yang harus dilakukan
untuk menangani fraud tersebut, baik secara perdata, pidana, maupun secara
kekeluargaan.

Menciptakan budaya jujur, terbuka, dan saling dukung

Upaya untuk memberantas adannya segala bentuk kecurangan, perlu


ditingkatkan adanya suatu budaya kejujuran, keterbukaan dan saling membantu
antara pihak internal perusahaan, dan pihak Auditor yang ditunjuk untuk
mengurusi laporan keuangan perusahaan, budaya kejujuran, keterbukaan dan
saling menbantu ini terbagi menjadi empat faktor, yakni :
1. Merekrut karyawan yang jujur dan menyediakan pelatihan akan kesadaran
fraud
2. Membentuk lingkungan kerja yang positiF
3. Menyebarkan pemahaman yang baik dan kode etik yang dapat diterima
4. Mengimplementasikan Employee Assistance Programs (EAPs).
DAFTAR PUSTAKA

Arezky. 2013. Pencegahan dan Pendeteksian Fraud.

http://Arezky125.wordpress.com/2013/05/27/pencegahan-dan-
pendeteksian-fraud/, diakses pada tanggal 11 Oktober 2013.

Albrecht, w. steve. dan conan c. Albrecht, chad o. Albrecht, Mark


F.Zimbelman.(2009). Fraud Examination. Edisi 3.. Mason ohio:South-
Western Cengage Learning

https://larvoolovers.wordpress.com/2014/05/20/memerangi-fraud/

https://www.scribd.com/document/342048180/Eliminasi-Kecurangan

Anda mungkin juga menyukai