Disusun oleh:
Kelompok 13
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Risiko
Kecurangan” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Pengauditan 1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang ‘Risiko Kecurangan’ bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ni Wayan Rustiarini, SE, M.Si, Ak,
CA selaku dosen mata kuliah Pengauditan 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Jenis-Jenis Kecurangan..................3……………………………………………………1
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Bagaimana cara memahami area risiko kecurangan spesifik?
BAB II
PEMBAHASAN
2
melebihsajikan aset dan pendapatan atau pun dengan menghapus liabilitas dan beban-
beban, perusahaan-perusahaan juga dengan sengaja mengurangsajikan laba. Pada
perusahaan-perusahaan nonpublik, hal tersebut mungkin dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi pajak penghasilan. Perusahaan-perusahaan juga dapat dengan sengaja
mengurangsajikan pendapatan ketika labanya tinggi dengan menciptakan cadangan laba
atau sebagai ‘celengan’, yang dapat digunakan untuk menaikkan laba di kemudian hari.
Manajemen laba (earning management) melibatkan tindakan-tindakan manajemen yang
sengaja dilakukan untuk memenuhi target laba. Perataan laba (income smoothing)
merupakan salah satu bentuk manajemen laba dimana pendapatam-pendapatan dan
beban-beban dipindahkan di antara beberapa periode untuk mengurangi fluktuasi laba.
Salah satu teknik untuk memuluskan laba adalah dengan mengurangi nilai persediaan
dan aset lainnya yang diperoleh perusahaan pada saat akuisisinya, yang mengakibatkan
laba yang lebih tinggi ketika aset tersebut dijual di kemudian hari. Perusahaan-
perusahaan juga dapat dengan sengaja melebihsajikan cadangan keusangan persediaan
dan penyisihan piutang tak tertagih untuk mengurangi laba yang lebih tinggi.
Meskipun jarang ditemukan, beberapa kasus penting terkait kecurangan dalam laporan
keuangan melibatkan pengungkapan yang tidak memadai.
Penyalahgunaan Aset.
3
serta kendali terhadap aset-aset perusahaan, penggelapan yang melibatkan manajemen
puncak dapat melibatkan jumlah yang signifikan. Hasil survei mengenai kecurangan
yang diselenggarakan oleh Association of certified Fraud Examiners, menemukan
bahwa rata-rata jumlah kerugian yang disebabkan oleh kasus-kasus kecurangan yang
melibatkan manajemen puncak tiga kali lebih besar daripada kecurangan yang
melibatkan pegawai lainnya.
Insentif/Tekanan
4
tekanan yang cukup besar sehingga mengakibatkan mereka membenarkan
melakukan perilaku yang tidak jujur tersebut.
Standar audit (SA 240) memberi pedoman bagi auditor untuk menilai risiko
kecurangan. Auditor harus menjaga tingkat skeptisisme profesional ketika ia
mempertimbangkan sejumlah informasi, termasuk faktor-faktor risiko kecurangan
untuk mengidentifikasi dan merespons risiko kecurangan. Auditor bertanggung jawab
untuk merespons risiko kecurangan dengan merencanakan dan melaksanakan audit
untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa kesalahan penyajian material, baik
yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan bisa terdeteksi.
Skeptisisme Profesional.
5
membenarkan ataupun berasumsi bahwa suatu kesalahan penyajian adalah suatu
kejadian terisolasi. Sebagai contoh, misalkan seorang auditor menemukan suatu
penjualan tahun ini yang seharusnya mencerminkan suatu penjualan di tahun yang akan
datang. Auditor harus mengevaluasi alasan kesalahan penyajian ini, menentukan
apakah hal itu terjadi karena disengaja ataukah merupakan suatu kecurangan dan
perimbangan pula apalakah terjadi juga kesalahan penyajian lain semacam itu.
Standar audit (SA 240. 17) mewajibkan auditor untuk meminta keterangan secara
khusus tentang kecurangan pada setiap audit, yang meliputi:
6
a) Penilaian manajemen tentang risiko bahwa kemungkinan terjadi kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh kecurangan,
termasuk sifat, saat, luas, dan frekuensi dari penilaian risiko tersebut.
b) Proses yang dilakukan oleh manajemen untuk entitas, termasuk setiap risiko
spesifik atas kecurangan yang telah di identifikasi oleh manajemen atau yang telah
menjadi perhatiannya, atau golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
yang untuknya mungkin terjadi risiko kecurangan.
Dalam kasus entitas yang memiliki berbagai lokasi, proses yang dilakukan oleh
manajemen dapat meliputi berbagai tingkat pemantauan yang berbeda0beda
terhadap lokasi operasi atau segmen bisnis. Manajemen mungkin juga telah
mengidentifikasi lokasi operasi atau segmen bisnis tertentu yang risiko
kecurangannya lebih tinggi.
c) Komunikasi manajemen, jika ada, kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola tentang proses untuk mengidentikasi dan merespons risiko kecurangan
dalam entitas
d) Komunikasi manajemen, jika ada, kepada karyawan tentang pandangan
manajemen terhadap praktik bisnis dan perilaku etika.
Untuk entitas yang memiliki fungsi audit internal, auditor harus meminta
keterangan dari bagian audit internal untuk meminta keterangan apakah mereka
memiliki pengetahuan mengenai setiap kecurangan yang aktual, diduga, atau dicurigai
7
yang berdampak pada entitas, dan untuk memperoleh pandangan mereka tentang
risiko kecurangan.
- Prosedur yang dilakukan, jika ada, oleh auditor internal sepanjang tahun untuk
mendeteksi kecurangan
-Apakah manajemen telah merespons secara memuaskan atas temuan-temuan dari
prosedur tersebut.
Risiko KKecurangan
8
4. Informasi Lain
5. Prosedur Analitis
9
Apabila risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan
teridentifikasi, auditor pertama-tama harus mendiskusikan temuan tersebut dengan
manajemen tentang potensi kecurangan dan adanya rancangan pengendalian untuk
mencegah dan mendeteksi kesalahan penyajian material. Seperti telah disinggung di
atas, manajemen seyogyanya memiliki program yang dirancang untuk mencegah,
menghalangi dan mendeteksi kecurangan, begitu pula pengendalian yang dirancang
untuk memitigasi risiko spesifik kecurangan. Selanjutnya auditor harus
mempertimbangkan apakah program inti kecurangan dan pengendalian tersebut
memitigasi risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan kecurangan yang
teridentifikasi atau apakah pengendalian tidak dapat mengurangi meningkatnya risiko
kecurangan. Respons auditor terhadap terhadap risiko kecurangan hal-hal berikut:
-Merancang dan melaksanakan prosedur audit yang responsive terhadap risiko yang terkait
dengan pengabaian pengendalian oleh manajemen.
10
b) Pelaku kecurangan seringkali individu yang mengerti tentang prosedur
audit. Oleh karena itu standar audit mengharuskan auditor untuk
memasukkan unsur tidak dapat diprediksi dalam pemilihan sifat, saat,
dan luas prosedur audit yang akan dilakukan merupakan hal penting
karena individu-individu dalam entitas yang terbiasa dengan prosedur
audit yang umumnya dilakukan dalam suatu perikatan mungkin lebih
dapat menyembunyikan pelaporan keuangan yang mengandung
kecurangan.
11
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Audit yang Responsif Terhadap Risiko
yang Terkait dengan Pengabaian Pengendalian oleh Manajemen.
Risiko manajemen melakukan pengabaian pengendalian ada hampir pada
setiap audit. Manajemen berada pada posisi yang unik untuk melakukan kecurangan
karena kemampuan manajemen untuk memanipulasi catatan akuntansi dan menyusun
laporan keuangan yang mengandung kecurangan melalui pengabaian pengendalian
yang seharusnya berjalan secara efektif. Meskipun tingkat risiko pengabaian
pengendalian oleh manajemen berbeda antara entitas yang satu dengan entitas yang
lain, risiko tersebut akan selalu ada pada semua entitas. Mengingat tidak dapat
diprediksi terjadinya pengabaian pengendalian oleh manajemen, maka hal ini
merupakan risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dan
oleh karena itu, merupakan risiko signifikan.
Ada 3 (tiga) prosedur yang harus dilakukan pada setiap audit seperti:
1. Menguji ketepatan entri jurnal yang tercatat dalam buku besar dan
penyesuaian lain yang dibuat dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam
merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk pengujian tersebut,
2. Menelaah estimasi akuntansi untuk menemukan hal bias dan mengevaluasi
apakah kondisi yang menyebabkan hal bias tersebut, merupakan kesalahan
penyajian material yang diakibatkan kecurangan.
3. Mengevaluasi dasar bisnis untuk transaksi signifikan yang tidak biasa.
Bagi transaksi signifikan di luar aktivitas bisnis normal entitas, atau sebaliknya
terlihat tidak biasa berdasarkan pemahaman auditor atas entitas dan
lingkungannya serta informasi lain yang diperoleh selama audit, auditor harus
mengevaluasi apakah dasar bisnis yang ada (atau yang kurang atau tidak ada)
atas transaksi tersebut menunjukkan bahwa transaksi tersebut mungkin telah
dilakukan dengan tujuan untuk melaksanakan kecurangan dalam pelaporan
keuangan atau untuk menyembunyikan terjadinya penyalahgunaan asset.
13
Jika sebagai akibat kesalahan penyajian yang diakibatkan oleh kecurangan
atau dugaan kecurangan, auditor menghadapi keadaan luar biasa yang menyebabkan
kemampuan auditor untuk melanjutkan pelaksanaan audit dipertanyakan, maka
auditor harus:
-Menentukan apakah ada ketentuan profesional atau hukum untuk melapor kepada
individu atau kelompok individu yang membuat perjanjian audit atau, dalam beberapa kasus
kepada badan pengatur tentang penarikan diri auditor dari perikatan dan alasannya.
Representasi Tertulis.
14
Standar Audit (SA 230.39) menegaskan secara lebih rinci bahwa auditor
harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan jika relevan, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola bahwa:
15
2. Komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata Kelola
Kecuali semua pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola terlibat dalam
pengelolaan entitas, dalam hal auditor telah mengidentifikasi atau menduga adanya
kecurangan yang melibatkan:
-Manajemen
- Karyawan yang memiliki peran penting dalam pengendalian internal,
atau
- Karyawan lainnya yang bisa membuat kecurangan mungkin berdampak
material terhadap laporan keuangan.
Maka auditor harus mengomunikasikan secara tepat waktu hal tersebut
kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola. Jika auditor menduga
manajemen terlibat dalam kecurangan, maka auditor akan mengomunikasikan
dugaan ini kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola dan membahas
dengan mereka tentang sifat, saat, dan luas prosedur audit yang diperlukan untuk
menyelesaikan audit.
1. Pendapatan fiktif
2. Pengakuan pendapatan prematur
3. Manipulasi penyesuaian terhadap pendapatan
Pendapatan Fiktif
17
Bentuk kecurangan pendapatan yang paling sering dijumpai adalah mencipakan
pendapatan fiktif. Pendapatan fiktif adalah pencatatan pendapatan atas penjualan
akibat transaksi fiktif.
Pelaku kecurangan melibatkan banyak pihak untuk mendukung pendapatan fiktif. Sebagai
contoh, aktivitas kecurangan pada Equity Funding Corp. Of America yang berlangsung
antara 1964-1973, menyangkut penerbitan polis asuransi fiktif, dan melibatkan belasan
karyawan. Pelaku kecurangan melibatkan bagian penanganan arsip untuk menciptakan polis
asuransi fiiktif.
18
Penyesuaian yang paling sering dilakukan terhadap pendapatan berkaitan dengan
retur dan pengurangan harga penjualan. Perusahaan bisa menyembunyikan retur
penjualan dari auditor sehingga dapat menaikkan penjualan bersih dan laba. Apabila
barang yang dikembalikan dihitung sebagai bagian dari persediaan fisik, maka
pengembalian tersebut akan menaikkan laba dalam laporan. Dalam hal ini, kenaikan
aset diakui melalui perhitungan fisik persediaan, tetapi penurunan dalam akun
piutang usaha yang bersangkutan tidak dilakukan.
Perusahaan juga bisa mengecilkan jumlah beban kerugian piutang (bad debt
expense), karena diperlukan pertimbangan yang signifikan untuk menentukan
jumlah yang benar. Perusahaan bisa berusaha untuk mengecilkan beban kerugian
piutang dengan menggecilkan cadangan kerugian piutang. Karena besarnya
cadangan yang diperlukan tergantung pada umur dan kualitas piutang usaha, banyak
perusahaan yang mengubah umur piutang usaha sehingga nampak umumnya lebih
pendek dari yang sesungguhnya.
Prosedur Analitis
19
Ketidakcocokan Dokumen
Transaksi fiktif jarang memiliki bukti dokumen yang tingkat keabsahan yang
sama dengan transaksi yang sah. Dalam kasus kecurangan ZZZZ Best yang terkenal,
kontrak restorasi bernilai jutaan dollar didukung hanya dengan satu atau dua
halaman perjanjian dan tidak ada dokumen pendukung detil lainnya, seperti
misalnya izin membangun bangunan (IMB) dari pemerintah yang lazim diperlukan
dalam kontrak semacam itu.
Auditor harus waspada dengan tanda-tanda tak lazim dan perubahan dalam
dokumen, dan sebaiknya mengandalkan pada dokumen asli, bukan pada dokumen
duplikat. Karena pelaku kecurangan berusaha untuk menyembunyikan kecurangan-
kecurangan, satu saja transaksi tidak bisa ditemukan dalam sampel harus dipandang
sebagai indikasi potensi kecurangan yang harus diselidiki.
Salah satu kecurangan yang paling sulit ditemukan adalah apabila penjualan tidak
dicatat dan penerimaan kas dari penjualan tersebut kemudian dicuri. Kecurigaan
semacam ini akan lebih mudah dideteksi apabila barang dijual kepada konsumen
secara kredit. Penelusuran dokumen pengiriman barang ke jurnal penjualan dan
penghitungan semua dokumen pengiriman dapat digunakan untuk memeriksa
apakah semua penjualan telah dicatat.
Akan jauh lebih sulit untuk memeriksa apakah semua penjualan tunai telah
dicatat, terutama apabila tidak digunakan dokumen pengiriman barang yang dapat
digunakan untuk memeriksa kelengkapan penjualan, dan tidak ada catatan ke buku
pembantu pelanggan yang mendukung penjualan. Dalam situasi semacam itu, jenis
bukti dokumen dibutuhkan untuk memeriksa bahwa semua penjualan telah dicatat.
20
Sebagai contoh, pada perusahaan yang menjual barang secara eceran, semua
penjualan wajib dilakukan dengan melalui register kas. Penjualan menurut catatan
selanjutnya bisa dibandingkan dengan total jumlah penjualan yang tercatat dalam
pita kertas register kas. Apabila penjualan tidak dilakukan dengan melalui register
kas, hampir tidak mungkin untuk mendeteksi kecurangan.
Akan jauh lebih sulit untuk menyembunyikan pencurian penerimaan kas setelah
penjualan dicatat. Apabila pembayaran konsumen dicuri, bagian penagihan akan
dengan cepat menemukan kecurangan. Akibatnya, untuk menyembunyikan
pencurian, pelaku kecurangan harus menurunkan jumlah dalam akun pelanggan
dengan salah satu dari tiga cara berikut :
Relatif sedikit pencurian penjualan dan penerimaan kas terkait yang bisa dicegah
dan dideteksi oleh pengendalian internal yang dirancang untuk meminimumkan
biaya kesempatan kecurangan. Untuk mendeteksi kecurangan yang lebih beasr,
prosedur analitis dan pembandingan lainnya dapat digunakan.
Pada banyak perusahaan, persediaan sering kali merupakan akun terbesar, dan
auditor sering menghadapi masalah dalam memeriksa keberadaan dan penilaian
persediaan. Akibatnya, persediaan menjadi rentan terhadap manipulasi oleh
manajemen yang berkeinginan untuk mecapai suatu tujuan pelaporan tertentu. Selain
itu, karena persediaan sering kali juga berbentuk barang yang siap dijual, maka
perusahaan juga rentan terhadap penggelapan.
21
Standar audit mewajibkan auditor untuk memeriksa keberadaan fisik persediaan
yang dalam pelaksanaannya pengujian audit dilakukan atas dasar sampel, dan tidak
pada persediaan disemua lokasi. Dalam beberapa kasus yang melibatkan persediaan
fiktif, auditor memberi informasi di muka kepada klien tentang lokasi persediaan
yang akan diuji. Akibatnya, menjadi mudah bagi klien untuk memindahkan barang
ke lokasi yang akan diuji.
Prosedur Analitis
Pelaporan kurang saji utang usaha biasanya mengakibatkan pembelian dan harga
pokok penjualan menjadi lebih rendah, dan laba bersih menjadi lebih tinggi.
Kecuranga signifikan yang melibatkan pembelian dapat juga terjadi dalam bentuk
pembayaran ke pemasok fiktif, dan juga melalui pengaturan-pengaturan melanggar
hukum dengan pemasok.
Perusahaan bisa saja melaporkan utang usaha lebih rendah dan melaporkan laba
bersih tinggi. Hal ini bisa dicapai dengan tidak mencatat utang usaha hingga periode
berikutnya atau dengan mencatat pengurangan fiktif atas utang usaha.
22
Semua pembelian yang diterima sebelum akhir tahun harus dicatat sebagai
liabilitas. Hal ini relatif mudah diperiksa apabila perusahaan memeriksa penggunaan
laporan penerimaan barang yang bernomor urut tercatat (prenumbered). Namun
apabila laporan penerimaan barang tidak bernomor urut tercetak, atau perusahaan
secara sengaja menghilangkan laporan penerimaan barang dari catatan akuntansi,
akan menjadi sulit bagi auditor untuk memeriksa apakah semua liabilitas telah
dicatat. Dalam situasi semacam itu, bukti analitis, seperti misalnya perubahan rasio
yang tidak biasa, bisa menjadi petunjuk bahwa utang usaha dilaporkan lebih rendah.
Kecurangan yang paling umum terjadi dalam bidang pembelian adalah si pelaku
kecurangan melakukan pembayaran kepada pemasok fiktif dan menyetorkan kas ke
akun fiktif. Kecurangan seperti ini bisa dicegah apabila pembayaran hanya
dimungkinkan dilakukan kepada pemasok yang telah disetujui oleh perusahaan dan
setelah dokumen pendukung pembelian diperiksa dengan teliti oleh petugas yang
telah ditetapkan perusahaan setelah pembayaran dilakukan. Dalam kasus kecurangan
lain, pegawai bagian utang usaha mecuri check yang akan dikirimkan ke pemasok
yang sah. Dokumen-dokumen pendukung pembelian tersebut kemudian diajukan
kembali untuk permohonan check yang akan dibayarkan kepada pemasok yang tadi.
Kecurangan seperti ini bisa dicegah dengan cara memberi tanda (cap atau
dipervorasi) pada dokumen pendukung agar tidak dapat digunakan kembali untuk
dimintakan pembayaran ulang.
23
Meskipun sejumlah akun lebih rentan daripada akun lainnya, pada hakekatnya
setiap akun bisa dimanipulasi. Berikut beberapa akun yang dengan risiko spesifik
untuk terjadinya pelaporan yang mengandung kecurangan atau penyelewengan.
1. Aset Tetap
Karena nilainya yang tinggi dan kemudahan untuk dijual, aset tetap sering
menjadi target pencurian. Hal seperti itu terjadi pada aset-aset tetap yang mudah
diangkat (portable) seperti misalnya komputer laptop. Untuk mengurangi
kemungkinan pencurian, jika memungkinan aset tetap harus dilindungi secara
fisik, diberi label permanen, dan harus diperiksa keberadaan dan keadaannya
secara periodik.
2. Beban Gaji
Perusahaan bisa melaporkan persediaan dan laba bersih dengan jumlah yang
lebih tinggi dengan cara menambahkan beban gaji pada persediaan. Pegawai
perusahaan juga kadang-kadang digunakan untuk mengkonstruksi aset tetap.
Dalam situasi demikian, tambahan beban gaji atau upah bisa dikapitalisasi
sebagai aset tetap. Tunjangan-tunjangan lain yang material bisa juga menjadi
sasaran manipulasi.
24
Penggelembungan jam kerja biasanya bisa dicegah dengan menggunakan mesin
pencatat jam kerja atau pemberian persetujuan atas jam kerja.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan didefinisikan sebagai salah saji
dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja. Dua kategori utama kecurangan
adalah kecurangan dalam laporan keuangan dan penyalahgunaan aset.
Terdapat tiga kondisi yang menyebabkan terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan dan
penyalahgunaan aset sebagaimana dijelaskan dalam PSA 70 (SA 316). Terdapat 3 kondisi
yang menyebabkan kecurangan, yang dinamakan segitiga kecurangan (fraud triangle) yaitu
tekanan/insentif, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi.
3.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Jusuf, Haryono. 2011. Auditig (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi 2. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
27
28