Anda di halaman 1dari 11

MAKALA AUDIT 1

“Kertas Kerja Audit”

Disusun oleh
Nama : Lindia Aeyarie Dwina
Stambuk : C 301 18 455

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................... 4
1.3 TUJUAN ............................................................................................................................................ 4
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
2.1 DEFINISI DAN TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJA ................................................. 5
2.2 KERTAS KERJA DAN STANDAR AUDITING ...................................................................... 5
2.3 TIPE KERTAS KERJA ............................................................................................................... 6
2.4 SUSUNAN KERTAS KERJA ...................................................................................................... 8
2.5 HAK KEPEMILIKAN DAN PENYIMPANAN KERTAS KERJA......................................... 8
2.6 KERTAS KERJA BERKOMPUTER ......................................................................................... 9
BAB III....................................................................................................................................................... 10
PENUTUP.................................................................................................................................................. 10
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien dengan
laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik.
Dalam proses auditnya, auditor harus mengumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti. Untuk
mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan auditan. Untuk kepentingan
pengumpulan dan pembuatan bukti itulah auditor membuat kertas kerja. SA Seksi 339 kertas kerja
memberikan panduan bagi auditor dalam penyusunan kertas kerja dalam audit atas laporan keuangan
atau perikatan audit lainnya, berdasarkan seluruh standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia.

Kertas kerja audit (KKA) merupakan media yang digunakan auditor untuk mendokumentasikan
seluruh catatan, bukti dan dokumen yang dikumpulkan dan simpulan yang dibuat auditor dalam setiap
tahapan audit. Kertas kerja audit akan berfungsi mendukung laporan hasil audit. Begitu pentingnya
KKA ini sehingga KKA harus dijaga mutunya melalui proses reviu secara berjenjang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa definisi dan tujuan pembuatan kertas kerja audit?
2. Apa kertas kerja dan standar auditing?
3. Apa tipe kertas kerja?
4. Bagaimana susunan kertas kerja?
5. Bagaimana hak kepemilikan dan penyimpanan kertas kerja?
6. Bagaimana kertas kerja berkomputer?

1.3 TUJUAN
1. Untuk menjelaskan definisi dan tujuan kertas kerja audit
2. Untuk mengetahui kertas kerja dan standar auditing
3. Untuk mengetahui tipe kertas kerja
4. Untuk mengetahui bagaimana susunan kertas kerja
5. Untuk mengetahui hak kepemilikan dan penyimpanan kertas kerja
Untuk mengetahui kertas kerja berkomputer
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DAN TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJA


SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 03 mendefinisikan kertas kerja sebagai berikut: “kertas kerja
adalah catatan-catatn yang diselenggarakan oleh auditor mengenai prosedur audit yang ditempuhnya,
pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang dibuatnya
sehubungan dengan auditnya.”
Contoh kertas kerja adalah program audit, hasil pemahaman terhadap pengndalian intern, analisis,
memorandum, surat konfirmasi, representasi klien, ikhtisar dari dokumen-dokumen perusahaan, dan
daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh auditor. Data kertas kerja dapat disimpan dalam pita
magetik, film, atau media yang lain.
Empat tujuan penting pembuatan kertas kerja adalah untuk:
1. Mendukung pendapat auditor atas laporan keuangan auditan
Kertas kerja dapat digunakan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya, dan merupakan bukti
bahwa auditor telah melaksanakan audit yang memadai.
2. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya
Auditor dapat kembali memeriksa kertas kerja yang telah dibuat dalam auditnya, jika di kemudian
hari ada pihak-pihak yang memerlukan penjelasan mengenai simpulan atau pertimbangan yang
telah dibuat oleh auditor dalam auditnya.
3. Mengkoordinasi dan mengorganisasi semua tahap audit
Audit yang dilaksanakan oleh auditor terdiri dari berbagai tahap audit yang dilaksanakan dalam
berbagai waktu, tempat, dan pelaksana. Setiap audit tersebut menghasilkan berbagai macam bukti
yang membentuk kertas kerja. Pengkordinasian dan pengorganisasian berbagai tahap audit
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kertas kerja.
4. Memberikan pedoman dalam audit berikutnya
Dari Kertas Kerja dapat diperoleh informasi yang sangat bermanfaat untuk audit berikutnya jika
dilakukan audit yang berulang terhadap klien yang sama dalam periode akuntansi yang berlainan,
auditor memerlukan informasi mengenai sifat usaha klien, catatan dan ank e akuntansi klien,
pengendaian intern klien, dan rekomendasi perbaikan yang diajukan kepada klien dalam audit
yang lalu, jurnaljurnal adjustment yang disarankan untuk menyajikan secara wajar laporn
keuangan yang lalu.

2.2 KERTAS KERJA DAN STANDAR AUDITING


Kertas kerja berhubungan erat dengan ketiga kelompok standar auditing, hubungan tersebut adalah:
1. Kertas Kerja Audit dan Standar Umum
Kertas kerja merupakan bukti latihan teknis dan kecakapan auditor yang ditunjukkan dengan
pengetahuan auditor tentang prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan kemampuannya
menerpakan prosedur audit yang tepat sesuai situasi dan kondisi yang ada.
Kertas kerja harus memberikan kesimpulan yang dapat menunjukkan independensi dan
objektivitas auditor. Kelengkapan kertas kerja dapat membuktikan bahwa pelaksanaan audit telah
dilakukan secara cermat dan seksama.
2. Kertas Kerja Audit dan Standar Pekerjaan Lapangan
Standar pekerjaan lapangan berhubungan dengan perencanaan dan pengawasan, pemhaman
struktur pengendalian intern, bukti audit kompeten yang memadai. Dalam hal ini, kertas kerja
mendokumentasikan strategi audit yang diterapkan dalam perencanaan audit.
Kegunaan pokok kertas kerja selama proses pelaksanaan audit adalah untuk mengkoordinasikan
pekerjaan yang dilakukan dalam penugasan profesionalnya. Hal ini merupakan pemenuhan
standar pekerjaan lapangan yang pertama.
3. Kertas Kerja Audit dan Standar Pelaporan
Kertas kerja bukan hanya berguna untuk memudahkan membuat laporan audit. Kertas kerja juga
berguna untuk mendukung pendapat auditor yang diberikan dalam laporan audit. Kertas kerja
harus meliputi bukti yang berkaitan dengan kesesuaian prinsip akuntansi yang berlaku umum,
konsistensi, pengungkapan yang memadai, dan pernyatan pendapat.

2.3 TIPE KERTAS KERJA


Isi ketas kerja meliputi semua informasi yang dikumpulan dan dibuat oleh auditor dalam auditnya.
Kertas kerja terdiri dari berbagai macam yang secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam 5
tipe kertas kerja berikut ini :
1. Program audit (audit program)
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sedangkan
prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus
diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Dalam program audit, auditor menyebutkan prosedur
audit yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan, tanggal dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan indeks kertas
kerja yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang
bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit. Program audit
dapat digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan untuk melaksanakan audit
beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior yang akan ditugasi, taksiran jam yang
akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan auditor yang berperan sebagai supervisor dapat
mengikuti program audit yang sedang berlangsung.
2. Working trial balance
Working Trial Balance adalah suatu daftar yang berisi saldo-saldo akun buku besar pada akhir
tahun yang diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya, kolomkolom untuk adjustment dan
penggolongan kembali yang diusulkan oleh auditor, serta saldo-saldo setelah koreksi auditor yang
akan tampak dalam laporan keuangan auditan (audited financial statements).
Working trial balance ini merupakan daftar permulaan yang harus dibuat oleh auditor untuk
memindahkan semua saldo akun yang tercantum dalam daftar saldo (trial balance) klien. Dalam
proses audit, working trial balance ini digunakan untuk meringkas adjustment dan penggolongan
kembali yang diusulkan oleh auditor kepada klient serta saldo akhir tiap-tiap akun buku besar
setelah adjustment atau koreksi oleh auditor. Dari kolom terakhir dalam working trial balance
tersebut,auditor menyajikan draft final laporan keuangan klient setelah diaudit oleh auditor. Draft
final inilah yang akan diusulkan oleh auditor kepada klien untuk dilampirkan pada laporan audit.
Working trial balance ini mempunyai fungsi yang sama dengan lembar kerja (work sheet) yang
digunakan oleh klien dalam proses penyusunan laporan keuangan. Dalam penyusunan laporan
keuangan, klien menempuh beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pengumpulan bukti transaksi
b. Pencatatan dan Penggolongan transaksi dalam jurnal dan buku pembantu
c. Pembukuan (posting) jurnal ke dalam buku besar
d. Pembuatan lembar kerja
e. Penyajian laporan keuangan
Dalam proses auditnya, auditor bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangan auditan.
Adapun tahap-tahap penyusunan laporan keuangan auditan tersebut adalah sebagai
berikut:
f. Pengumpulan bukti audit dengan cara pembuatan atau pengumpulan skedul pendukung (
supporting schedules).
g. Peringkasan informasi yang terdapat dalam skedul pendukung ke dalam skedul utama (
lead schedules atau top schedules) dan ringkasan jurnal adjustment.
h. Peringkasan informasi yang tercantum dalam skedul utama dan ringkasan jurnal
adjustment ke dalamworking trial balance. Penyusunan laporan keuangan auditan.
3. Ringkasan jurnal adjustment
Dalam proses auditnya, auditor mungkin menemukan kekeliruan dalam laporan keuangan dan
catatan akuntansi kliennya. Untuk membetulkan kekeliruan tersebut, auditor membuat draft jurnal
adjustmentyang nantinya akan dibicarakan dengan klien. Disamping itu, auditor juga membuat
jurnal penggolongan kembali ( reclassification entries) untuk unsur, yang meskip-un tidak salah
dicatat oleh klien, namun untuk kepentingan penyusunan laporan keuangan yang wajar, harus
digolongkan.
Jurnal adjustment yang diusulkan oleh auditor biasanya diberi nomor urut dan untuk jurnal
penggolongan kembali diberi identitas huruf. Setiap jurnal adjustment maupun jurnal
penggolongan kembali harus disertai penjelasan yang lengkap.
Jurnal adjustment berbeda dengan jurnal penggolongan kembali. Jurnal penggolongan kembali
digunakan oleh auditor hanya untuk memperoleh pengelompokkan yang benar dalam laporan
keuangan klien. Jurnal ini digunakan untuk menggolongkan kembali suatu jumlah dalam kertas
kerja auditor; tidak untuk disarankan agar dibukukan ke dalam catatan akuntansi klien.
Di lain pihak, jurnal adjustment digunakan oleh auditor untuk mengoreksi catatan akuntansi klien
yang salah, sehingga jurnal ini disarankan oleh auditor kepada klien untuk dibukukan dalam
catatan akuntansi kliennya. Oleh auditor, jurnal adjustment dan penggolongan kembali ini mula-
mula dicatat dalam skedul pendukung dan ringkasan jurnal adjustment. Emudian jurnal-jurnal
tersebut diringkas dari berbagai skedul pendukung ke dalam skedul utama yang berkaitan dan ke
dalam working trial balance.
4. Skedul utama (lead schedule atau top schedule)
Skedul utama adalah kertas kerja yang digunakan untuk meringkas informasi yang dicatat dalam
skedul pendukung untuk akun-akun yang berhubungan. Skedul utama ini digunakan untuk
menggabungkan akun-akun buku besar yang sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan
dalam laporan keuangan dalam satu jumlah.
Skedul utama memiliki kolom yang sama dengan kolom-kolom yang terdapat dalam working trial
balance. Jumlah total tiap-tiap kolom dalam skedul utama dipindahkan ke dalam kolom yang
berkaitan dengan working trial balance.
5. Skedul pendukung (supporting schedule)
Pada waktu auditor melakukan verifikasi terhadap unsur-unsur yang tercantum dalam laporan
keuangan klien, ia membuat berbagai macam kertas kerja pendukung yang menguatkan informasi
keuangan dan operasional yang dikumpulkannya. Dalam setiap skedul pendukung harus
dicantumkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor dalam memveri-fikasi dan menganalisis
unsur-unsur yang dicantumkan dalam daftar tersebut, metode verifikasi yang digunakan,
pertanyaan yang timbul dalam audit, serta jawaban atas pertanyaan tersebut. Skedul pendukung
harus memuat juga berbagai simpulan yang dibuat oleh auditor.

2.4 SUSUNAN KERTAS KERJA


Auditor biasanya menyelenggarakan dua macam arsip kertas kerja untuk setiap kliennya :
1. Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang telah selesai dilakukan, yang disebut arsip kini
(current file)
2. Arsip permanen (permanent file) untuk data yang secara relatif tidak mengalami perubahan.
Arsip kini berisi kertas kerja yang informasinya hanya mempunyai manfaat untuk tahun yang
diaudit saja. Arsip permanen berisi informasi sebagai berikut :
1) Copy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien
2) Bagan organisasi dan luas wewenang serta tanggung jawab para manajer
3) Pedoman akun, pedoman prosedur, dan data lain yang behubungan dengan pengendalian
4) Copy surat perjanjian penting yang mempunyai masa laku jangka panjang.
5) Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk pokok perusahaan
6) Copy notulen rapat direksi, pemegang saham, dan komite-komite yang dibentuk klien.
Pembentukan arsip permanen ini mempunyai tiga tujuan yaitu :
a) Untuk menyegarkan ingatan auditor mengenai informasi yang akan digunakan
dalam audit tahun-tahun mendatang.
b) Untuk memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staf
yang baru pertama kali menangani audit laporan keuangan klien tersebut.
c) Untuk menghindari pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun ke tahun.
Analisis terhadap akun-akun tertentu yang relatif tidak pernah mengalami perubahan harus juga
dimasukkan ke dalam arsip permanin. Akun-akun seperti tanah, gedung, akimulasi, depresiasi,
investasi, utang jangka panjang, modal saham dan akun lain yang termasuk dalam kelompok
modal sendiri adalah jarang mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pemeriksaan pertama
terhadap akun tersebut akan menghasilkan informasi yang akan berlaku beberapa tahun, sehingga
dalam audit berikutnya auditor hanya akan memeriksa transaksi-transaksi tahun yang diaudit
yang berkaitan dengan akun-akun tersebut. Dalam hal ini arsip permanen benar-benar menghemat
waktu auditor karena perubahan-perubahan dalam tahun yang diaudit tinggal ditambahkan dalam
arsip permanen, tanpa harus memunculkan kembali informasi-informasi tahun-tahun sebelumnya
dalam kertas kerja tersendiri.

2.5 HAK KEPEMILIKAN DAN PENYIMPANAN KERTAS KERJA


SA Seksi 339 Kertas Kerja paragraph 06 mengatur bahwa kertas kerja adalah milik kantor akuntan
publik, bukan milik klien atau milik pribadi. Namun, hak kepemilikan kertas kerja oleh kantor
akuntan publik masih tunduk pada pembatasanpembatasan yang diatur dalam Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang berlaku, ntuk meghindarkan penggunaan hal-hal yag bersifat
rahasia oleh auditor untuk tujuan yangtidak semestinya.
Kertas keja yang bersifat rahasia berdasarkan SA Seksi 339 paragraf 08 mengatur bahwa auditor
harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya
sekurang-kurangnya 10 tahun.
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik memuat aturan yang berkaitan dengan kerahasiaan kertas
kerja. Aturan Etika 301 berbunyi sebagai berikut:
Anggota Kompartemen Akuntan Pubik tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang
rahasia tanpa persetujuan dari klien.
Hal-hal yang ank membuat auditor dapat memberikan informasi tentang klien kepada pihak lain
adalah :
1. Jika klien tersebut menginginkannya,.
2. Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan publik lain, jika kertas kerjanya
diserahkan kepada pembeli harus atas seijin klien.
3. Dalam perkara pengadilan (dalam perkara pidana).
4. Dalam program pengendalian mutu, profesi akuntan publik dapat menetapkan keharusan
untuk mengadakan peer review di antara sesame akuntan publik. Untuk me-review kepatuhan
auditor terhadap standar auditing yang berlaku, dalam peer review informasi yang tercantum
dalam kertas kerja diungkapkan kepada pihak lain (kantor akuntan public lain) tanpa
memerlukan izin dari klien yang bersangkutan dengan kertas kerja tersebut.

2.6 KERTAS KERJA BERKOMPUTER


Kertas kerja yang dihasilkan dari sistem perangkat Teknik Audit Berbantuan Komputer (Computern
Assisted Audit Techniques-CAAT) dan Rekayasa Sistem Berbantuan Komputern (Computer Aided
System Engineering-CASE) yang membantu mengurangi kompleksitas dan meningkatkan
fleksibelitas pendokumentasian serta membuat pendokumentasian lebih rasional. Kertas kerja
berkomputer dengan kemajuan teknologi computer, pembuata dan pengarsipan kertas kerja dapat
dilakukan dengan komputerdengan segala perangkatnya. Sudah banyak kantor akuntan menggunakan
software yang dirancang untuk kepentingan audit.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam peranannya, kertas kerja merupakan suatu sarana menilai kualitas kinerja baik terhadap
perusahaan yang diaudit maupun auditornya sendiri, khususnya bagi auditor, hal ini sebagaimana
yang tercantum dalam seksi 339 paragrap 03 yang menerangkan kertas kerja secara khusus
dimana setiap prosedur yang ditempuh, pengujian yangdilakukan, informasi yang diperoleh,
dan kesimpulan yang dibuat oleh auditor sehubungan dengan auditnya adalah suatu gambaran
tentang kualitas yang dimiliki auditor yang mengaudit perusahaan apakah sudah sesuai standar
yang berlaku atau belum.
Hal yang perlu diperhatikan dalam kasus diatas adalah profesionalisme auditor tidak hanya dapat
diukur dari kinerja yang mengharuskan mengaudit khususnya dalam menyusun kertas kerjanya
sesuai standar yang berlaku akan tetapi keterbukaan subyek yang diauditnya haruslah mampu
menyediakan informasi yang dibutuhkan auditor adalah suatu keharusan agar proses audit yang
dilaksanakan dapat berjalan sesuai prosedur yang diterapkan auditornya dan proses yang
dituangkan dalam kertas kerjanya telah memenuhi kebutuhan auditnya sehingga auditor dapat
memberikan opini-opini yang wajar dan interpretatif berkualitas sesuai informasi yang
diperolehnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://accounting1st.wordpress.com/2011/06/29/kertas-kerja-audit-makalah/

https://yuknambahinfo.wordpress.com/2018/10/31/tipe-kertas-kerja/

Anda mungkin juga menyukai