Anda di halaman 1dari 4

PENTINGNYA SURAT PERIKATAN AUDIT

a. Pengertian surat perikatan


Surat perikatan audit (engangement letter) adalah surat persetujuan antara auditor
dengan kliennya tentang syarat-syarat pekerjaan audit yang akan di laksanakan oleh
auditor. Surat perikatan audit sudah harus di buat sebelum perencanaan pemeriksaan (audit
plan) di susun baik klien maupun auditor berkepentingan untuk mengirim surat perikatan,
lebih baik sebelum di mulainya perikatan , untuk menghindari salah paham berkenaan
dengan perikatan yang di buat. Surat perikatan dapat pula mendokumentasikan dan
menegaskan penerimaan auditor atas persetujuan perikatan, tujuan dan lingkup audit, dan
luasnya tanggung jawab auditor kepada klien dalam bentuk laporan.
Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing mengadakan suatu
ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan
pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk
melaksanakan pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya.

b. Tahap-tahap perikatan audit


Sebelum audit atas laporan keuangan dilaksanakan, auditor perlu
mempertimbangkan apakah ia akan menerima atau menolak perikatan audit(audit
engagement) dari calon kliennya. Jika auditor memutuskan untuk menerima perikatan
audit dari calon kilennya, ia akan melaksanakan audit dalam beberapa tahap. Berikut tahap-
tahap audit atas laporan keuangan:
1. Mengevaluasi integritas manajemen
Dalam hal ini, auditor perlu melakukan komunikasi dengan auditor
pendahulu, meminta keterangan pada pihak ketiga, dan melakukan review
terhadap pengalaman auditor berhadapan dengan klien yang akan diaudit.
2. Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa
Auditor mengidentifikasi pemakai laporan auditan, mendapatkan informasi
mengenai stabilitas keuangan dan legalitas calon klien, dan mengevaluasi
dapat/tidaknya laporan keuangan calon klien tersebut diaudit
3. Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit
Kompetensi tim audit harus teruji, masing-masing anggota tim
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda.

4. Menilai independensi
Sebelum menerima perikatan, auditor harus memasikan bahwa setiap
profesional yang menjadi anggota tim audit tidak terlibat atau memiliki kondisi
yang menjadikan independensi auditornya diragukan.
5. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan
kecermatan dan keseksamaan
Penentuan waktu perikatan, pertimbangan jadwal pekerjaan lapangan, dan
pemanfaatan personel klien menjadi penentu kecermatan dan keseksamaan
penggunaan kemahiran profesional auditor.
6. Membuat surat perikatan audit
Surat perikatan dibuat berfungsi untuk mendokumentasikan dan
menegaskan penerimaan auditor atas penunjukkan oleh klien, tujuan dan lingkup
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor bagi kliennya, kesepakatan tentang
reproduksi laporan keuangan auditan, serta bentuk laporan yang akan diterbitkan
oleh auditor.

c. Isi surat perikatan

Bentuk dan isi dari surat perikatan dapat bervariasi untuk berbagai klien yang
berbeda, tetapi secara umum surat perikatan harus mencakup hal-hal berikut :

1. Tujuan audit atas laporan keuangan.


2. Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan.
3. Lingkup audit, termasuk penyebutan undang-undang, peraturan, pernyataan
dari badan profesional yang harus dianut oleh auditor.
4. Bentuk laporan atau bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh auditor
untuk menyampaikan hasil perikatan.
5. Fakta bahwa audit memiliki keterbatasan bawaan bahwa kekeliruan dan
kecurangan material tidak akan terdeksi.
6. Pengaturan reproduksi laporan keuangan auditan.
7. Kesanggupan auditor untuk menyampaikan informasi tentang kelemahan
signifikan dalam pengendalian intern yang ditemukan oleh auditor dalam
auditnya.
8. Akses keberbagai catatan, dokumentasi dan informasi lain yang diharuskan
dalam kaitannya dengan audit.
9. Dasar yang digunakan oleh auditor untuk menghitung fee audit dan
pengaturan penagihannya.

Auditor dapat pula memasukkan hal berikut ini dalam surat perikatan auditnya:

1. Pengaturan berkenaan dengan perencanaan auditnya.


2. Harapan untuk menerima penegasan tertulis dari menajemen tentang representasi
yang dibuat dalam hubunganya ddengan audit.
3. Permintaan kepada klien untuk menegaskan bahwa syarat-syarat perikatan telah
sesuai dengan membuat tanda penerimaan surat perikatan audit.
4. Penjelasan setiap surat atau laporan yang diharapkan oleh auditor untuk diterbitkan
bagi kliennya.

d. Pentingnya surat perikatan


Perikatan adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian.
Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing mengadakan suatu ikatan
perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan
audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan
pekerjaan audit tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya.
Tujuan utama dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan suatu
pendapat atas laporan keuangan manajemen. Jadi, penting bagi auditor untuk menerima
suatu perikatan audit hanya apabila terdapat keyakinan yang memadai bahwa manajemen
klienn dapat di percaya. Bila manajemen kurang memiliki integritas, terdapat kemungkinan
kekeliruan (error) yang material dan ketidakberesan (irregularities) akan terjadi dalam
laporan keuangan yang di buat. Sehingga, keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat
ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
Surat perikatan audit dibuat oleh auditor untuk kliennya yang berfungsi untuk
mendokumentasikan dan menegaskan penerimaan auditor atas penunjukan oleh klien,
tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggung jawab yang dipikul oleh auditor bagi kliennya,
kesepakatan tentang reproduksi laporan keuangan auditan, serta bentuk laporan yang akan
diterbitkan oleh auditor.

Anda mungkin juga menyukai