Anda di halaman 1dari 4

KARAKTERISTIK UTANG JANGKA PENDEK

Oleh :
Syarifah Nabilah Rachmat [119211191]
I Gede Yudika Januraga [119211189]
Ni Luh Putu Carmelia Valentina [119211187]
Ida Ayu Putri Triadnyani [119211226]
Putri Kirana Dewanti [119211232]
I Gusti Made Ngurah Bagus Hendra Saputra [119211199]

Dosen :

Putu Ayu Diah Widari Putri, S.E., M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS DENPASAR)

TAHUN 2021
a. Definisi Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek menurut PSAK 57 merupakan kewajiban kini entitas yang bersumber
dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya berakibat pada arus keluar sumber daya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Klasifikasi liabilitas jangka pendek
berdaarkan IFRS, yaitu kewajiban yang timbul karena pembelian barang atau jasa dalam
rangka kegiatan perusahaan, seperti utang dagang, utang tertulis jangka pendek, utang upah
dan gaji pegawai, utang pajak, dan utang lain-lain, pembayaran diterima di muka sehingga
menyebabkan adanya kewajiban menyerahkan barang atau jasa di masa yang akan dating.
Seperti contoh pendapatan diterima di muka, deposit dari pelanggan, sewa diterimia di
muka, dan kewajiban lain yang akan jatuh tempo di periode berjalan.
b. Karakteristik Utang Jangka Pendek
Karakteristik utang jangka pendek berdasarkan PSAK 1, adalah entitas memperkirakan
akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normal, entitas memiliki
liabilitas tersebut untuk diperdagangkan, liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan
dalam jangka waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan atau entitas tidak memiliki hak
tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan
setelah periode pelaporan. Adapun karakteristik utang jangka pendek secara umum, antara
lain:
- Jatuh temponya di bawah satu tahun atau satu periode akuntansi.
- Tidak memiliki bunga.
- Pembayaran dilakukan secara langsung, sejumlah utang yang tertera dan tidak
menerima pembayaran berjangka atau cicilan.
- Tidak membutuhkan jaminan dan hanya berdasarkan kepercayaan atau perjanjian
tertulis.
c. Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Utang Jangka Pendek
- Memperoleh keyakinan mengenai keandalan catatan akuntansi yang berkaitan dengan
utang jangka pendek.
- Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelengkapan saldo utang jangka pendek yang disajikan di neraca.
- Membuktikan keberadaan utang jangka pendek serta keterjadian transaksi yang
berkaitan dengan utang jangka pendek yang dicantumkan di neraca.
- Melakukan pembuktian kewajaran penyajian dan pengungkapan utang jangka pendek
di dalam neraca.
d. Pengujian Substantif Terhadap Utang Jangka Pendek
1. Prosedur Awal
Pengujian audit dinilai dengan memperoleh peahaman mengenai bisnis serta
industri klien. Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas utang jangka
pendek adalah dengan menelusuri saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya dan
menggunakan perangkat lunak audit tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku
besar untuk melihat setiap ayat jurnal yang tidak biasa dan untuk mengembangkan
daftar jumlah yang terutang di tanggal neraca.
2. Prosedur Analitis
Penerapan prosedur analitis oleh auditor bertujuan untuk mengembangkan
ekspektasi atas saldo akun utang serta mengetahui hubungan antara utang jangka
pendek dengan akun-akun kunci lainnya, seperti pembelian atau persediaan.
Prosedur analitis akan dilakukan di tahap akhir penugasan untuk memastikan
bahwa bukti yang dievaluasi dalam pengujian rincian telah konsisten dengan
gambaran menyeluruh yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
3. Pengujian Rincian Transaksi
1) Menelusuri utang yang dicatat ke dokumentasi pendukung. Dalam hal ini,
ayat jurnal kredit pada utang jangka pendek akan ditelusuri ke dalam
dokumentasi pendukung pada file klien speerti voucher, faktur penjualan,
laporan penerimaan, dan pesanan pembelian. Sementara pendebetannya
akan ditelusuri ke dokumen transaksi pengeluaran kas seperti buku
pengeluaran cek atau memo penjual yang berkaitan dengan pembelian dan
pengurangan harga.
2) Melaksanakan pengujian pisah batas pembelian. Hal ini mencakup
penentuan bahwa transaksi pembelian yang terjadi mendekati tanggal
neraca telah dicatat di periode yang tepat. Pengujian ini pada umumnya
mencakup periode antara 5-10 hari bisnis sebelum dan sesudah tanggal
neraca.
3) Melaksanakan pengujian pisah batas pengeluaran kas. Bukti mengenai
pengujian pisah batas pengeluaran kas dapat diperoleh melalui observasi
langsung serta review atas dokumentasi internal. Pisah batas yang tepa tatas
transaksi pengeluaran kas pada akhir tahun adalah sangat penting untuk
penyajian kas dan utang jangka pendek yang benar pada tanggal neraca.
4) Melakukan pencarian utang yang belum tercatat. Pencarian utang usaha
yang belum tercatat terdiri atas beberapa prosedur yang dirancang secara
khusus untuk mendeteksi kewajiban signifikan yang belum dicatat pada
tanggal neraca.
4. Pengujian Rincian Saldo
1) Konfimasi utang jangka pendek. Prosedur ini bersifat opsional karena
konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa utang yang belum tercatat akan
dapat ditemukan serta bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan
penjual harus tersedia dalam rangka mendukung saldonya. Konfirmasi
utang jangka pendek direkomendasikan jika risiko terdeteksi masih rendah,
terdapat kreditor individual dengan saldo yang relatif besar ataupun
perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.
2) Merekonsiliasi utang yang belum terkonfirmasi oleh laporan pemasok. Pada
umumnya para pemasok mengirimkan laporan bulanan yang dapat dilihat
dalam file klien. Jumlah yang terutang pada pemasok menurut daftar utang
klien dapat direkonsiliasi dalam laporan tersebut.
5. Pembandingan Penyajian Laporan dengan GAAP (Generally Accepted
Accounting Principles)
Utang jangka pendek harus diidentifikasikan sertadiklasifikasikan secara tepat
sebagai kewajiban lancar. Jika saldo utang jangka pendek mencakup pembayaran
di muka yang material kepada beberapa pemasok untuk pengiriman barang dan jasa
di masa depan, maka jumlah semacam itu wajib direklasifikasi sebagai uang muka
kepada pemasok yang nantinya dicatat sebagai aktiva.

Referensi: https://feb.unmul.ac.id/detail-berita-web-liabilitas-jangka-pendek-apakah-sudah-
kenal-hmjakuntansi.html. Diakses pada 26 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai