Anda di halaman 1dari 8

“Remote Audit di Masa Pandemi Covid 19”

Dosen Pengajar : Dr. Ni Wayan Rustiarini, SE, M.Si, Ak, CA

Oleh :

Ni Luh Ayu Sri Suryaningsih 1902622010468 (11)

J Akuntansi Malam

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

TAHUN AJARAN 2021


1. Remote Audit
A. Perikatan
Perikatan mencakup 4 sub bab yaitu: prosedur audit, kewajiban auditor, kewajiban klien,
persetujuan jumlah perikatan.
a) Prosedur audit
Menjelaskan berbagai poin-poin perkataan kepada klien, kedua belah pihak harus
membaca bagaimana cara berjalannya yaitu, pertama memberitahu terlebih dahulu
tujuan dan prosedur audit, tujuan perusahaan audit untuk akreditasi, tender, untuk
pengajuan kredit ke bank, dll. Tujuan tersebut dijabarkan agar tidak miskomunikasi
antara audit dengan klien sesuai dengan SAP yang diatur oleh IAPI.
b) Kewajiban Auditor
Kewajiban auditor bertujuan untuk menyajikan laporan auditor yang bebas dari salah
saji material, memberikan opini yang terbebas dari salah saji material. Kewajiban
auditor bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.
c) Kewajiban klien
Klien memberikan semua dokumen yang dibutuhkan oleh auditor, baik itu buku besar,
penjurnalan, bukti fisik, kartu stok opname dan lain sebagainya. Kewajiban klien bisa
diatur sesuai dengan kebutuhan dan sesuai adanya temuan dilapangan.
d) Persetujuan jumlah perikatan
Persetujuan jumlah perikatan bertujuan untuk menghindari miskomunikasi , misalnya
suatu audit berjumlah perikatannya 100 juta, disini harus dijelaskan apakah input pajak
atau exploit pajak, cara pembayarannya bagaimana atau ada 1 – 3 intern tergantung
kesepakatan Bersama antara pihak KAP dengan klien itu sendiri.
B. Prosedur Audit
Prosedur audit dibagi menjadi 4 selama pandemic covid dan sebelum pandemic covid yaitu :
1. Vouching
Vouching bertujuan untuk menguji over statement, vouching untuk mengecek daril laporan
keuangan ke buku besar ke jurnal dan pembukuan/pengarsipan bukti transaksi secara
lengkap. Bukti transaksi uang masuk atau keluar yang tentunya sudah diotorisasi oleh
semua pihak yang berkepentingan baik itu penggunaan keuangan, kepala departemen
finance maupun para direksinya itu sendiri. Bertujuan untuk kelengkapan otorisasi untuk
meminimalisirkan adanya miskomunikasi antara satu divisi dengan divisi lain, antara
pencatatan akuntasi dan pihak yang mengeluarkan uang baik itu yang mengeluarkan
maupun yang menerima uang itu sendiri. Selama pandemic ini KAP yang diminta
mengaudit perusahaan meminta dokumen bukti transaksi kepada klien berupa file scan
ataupun PDF.
2. Tracing
Tracing bertujuan untuk menguji under statement dan melihat catatan atau daftar list
piutang-piutang dan lain sebagainya baik itu saldo di Bank atau kas dan setara kas itu
semua sudah sesuai yang ada di buku besar, jurnal dan laporan keuangan. Ketika klien
memberikan sebuah catatan baik itu menggunakan system maupun yang masih manual
berupa excel, akan dicocokan lagi dari berbagai konfirmasi melalui email. Hal tersebut
dilakukan untuk menghindari Kerja sama untuk memanipulasi atau fraud laporan keuangan
tersebut.
3. Stock Opname
Dalam stock opname memiliki daftar persediaan dari 1 januari sampai 31 desember dimana
catatan tersebut harus lengkap yaitu dengan adanya mutasi barang atau persediaan keluar-
masuk dicatat lengkap. Dalam mutasi lengkap akan diperiksa ulang atau sebagai restore
harus memiliki sikap skeptisme yang tidak mudah percaya apa yang disediakan oleh klien
dan auditor harus menguji ulang. Mutase persediaan masuk-keluar perharinya sangat
bagus, jika menemukan temuan auditor akan melakukan wawancara dan didiskusikan lagi
oleh pihak klien itu sendiri.
4. Cek Aset
Dalam pengecekan asset juga sama seperti persediaan yaitu memiliki daftar asset yang
dimiliki oleh klien. Selanjutnya juga memiliki mutase lengkap yaitu pembelian asset tahun
berjalan, pembelian asset pada tahun-tahun sebelumnya juga perlu untuk meyakinkan
bahwa memang asetnya benar dan auditor juga melakukan penyesuaian-penyesuaian pada
kelompok asset-asset yang sudah ditetapkan, ada yang 4 tahun, 5 tahun 20 tahun dan
sebagainya. Dan juga tentunya dalam kondisi asetnya yaitu asset tersebut digunakan secara
baik kondisinya, rusak ringan, atau rusak berat.
2. Konsep Audit
A. Audit Regular
Auditing atau pengauditan menurut Eren didefinisikan sebagai sebuah proses mengumpulkan,
mengakumulasi dan akhirnya mengevaluasi bukti-bukti audit yang terdiri dari informasi-informasi
tentunya informasi tersebut nanti akan diproses pondensikan, seperti apa informasinya
dibandingkan dengan kriteria yang berlaku. Apabila dilakukan laporan audit keuangan berarti
kriteria yang berlakunya merupakan prinsip akuntansi berlaku umum, seperti audit harus dilakukan
oleh orang-orang yang kompeten dibidangnya tentunya auditor. Dalam proses pengauditan,
auditor mengaudit dalam standar audit yang terdiri dari standar pekerjaan lapangan, ada standar
umum dan juga standar laporan. Audit ada berbagai macam jenisnya, secara umum jenisnya ada
tiga yaitu :
a. Audit Operasional
Audit operasional merupakan penilaian audit terhadap efektivitas dan efisiensi dari operasi
metode-metode prosedur-prosedur yang ada diperusahaan.
b. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan yaitu penilaian terhadap kepatuhan-kepatuhan terhadap perusahaan
ketaatannya terhadap hukum, aturan perpajakan dan juga ada aturan terkait penerapan tarif
upah minimum pekerja yaitu termasuk juga dalam penilaian audit kepatuhan.
c. Audit Laporan Keuangan
Secara umum audit laporan keuangan dimana auditor memberikan opini auditnya terhadap
kewajaran laporan keuangan perusahaan laporan keuangan kliennya atas bebas dari salah
saji material. Jadi laporan keuangannya tidak boleh ada salah saji material agar bisa
mendapatkan opini wajar.
B. Peranan Auditor
Peranan auditor adalah menjadi mediator disini auditor menjadi jembatan antara kepentingan
eksternal user, dimana investor dan kreditur dan juga perusahaan. Jadi klien atau perusahaan disini
menerbitkan laporan keuangan eksternal user yang membutuhkan informasi keuangan yang
disediakan dalam laporan keuangan klien. Maka auditor memiliki tanggung jawab untuk
memastikan bahwa, laporan keuangan kliennya bebas dari salah saji material untuk meminimalisir
risiko informasi dalam rangka eksternal user investor dan auditor menentukan keputusan dalam
pengambilan keuangannya, baik untuk menjadi investor membeli saham klien atau untuk
keputusan-keputusan keuangan lainnya. Perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek itu
diharuskan menerbitkan laporan keuangan yang sudah diaudit.
Secara konsep, auditor melakukan proses auditnya dalam fase yaitu:
1. Fase pertama, yaitu merencanakan dan mendesain pendekatan audit.
2. Fase kedua, sudah masuk ke pengujian pengendalian internal dan pengujian substantif
transaksi yang biasanya dilakukan bersamaan.
3. Fase ketiga, adalah prosedur analitis substantif dan pengujian detail saldo. Menghitung
rasio-rasio kemudian juga perhitungan the calculation.
4. Fase keempat, yaitu penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit, diakhiri dari hasil
temuan-temuan yang sudah didapatkan.
C. Tujuan Audit
Tujuan audit akan dibandingkan dengan asersi manajemen. Asersi manajemen adalah laporan
keuangan itu sendiri, jadi pernyataan klien bahwa laporan keuangan itu sudah benar. Secara umum
ada delapan tujuan audit yang terbagi dalam transaction related atau tujuan audit terkait transaksi
dan tujuan audit tentang saldo akun, yaitu :
a. Existence/Occurrence
Kejadian dan keberadaan bahwa kejadian ekonomi yang sudah tercatat yang memang
benar-benar terjadi, bukan kejadian fiktif.
b. Completeness
Kelengkapan merupakan kejadian ekonomi yang terjadi sudah tercatat dalam catatan
akuntansi secara lengkap sudah tercatat secara lengkap.
c. Accuracy
Akurasi disini kejadian ekonomi berarti harus sudah dihitung secara akurat angka-
angka yang ada pada laporan keuangan sudah terhitung secara akurat
d. Classification
Klasifikasi bahwa pengklasifikasian akun-akun sudah sesuai dengan kelompok
akunnya.
e. Realizable Value/Valuation
Penilaian asset atau utang sudah sesuai dengan kaidah akuntansi yang berterima umum.
f. Cut-off
Kejadian-kejadian ekonomi sudah dicatat sesuai dengan penggalan waktu yang
sebenarnya terjadi.
g. Rights and obligations
Aktiva/pasiva sudah benar-benar tercatat oleh perusahaan pasivanya memang benar-
benar sudah menjadi kewajiban perusahaan.
h. Detail-tie-in
Pencatatan dari satu sumber dengan sumber lainnya saling terkait, satu dengan yang
lain angkanya sama.
D. Audit Evidences
Bukti audit disini ada beberapa metode atau teknik yang biasanya dilakukan oleh auditor dalam
memperoleh bukti audit. Beberapa metode yaitu:
1. Analytical Procedure, yaitu menghitung dan membandingkan rasio-rasio keuangan tahun
sekarang dan tahun sebelumnya.
2. Recalculation, menghitung kembali saldo biasanya dihitung secara putting ataupun proses
putting untuk memastikan bahwa akurasinya sudah tepat.
3. Confirmation, auditor disini bisa mengirimkan konfirmasi kepada konfirmasi untuk saldo
piutang kepada customer.
4. Inquiry, auditor juga bisa melakukan wawancara kepada pegawai atau manajemen klien.
5. Inspection, auditor melakukan inspection dokumen dan catatan akuntansi
Menurut konsep Teknik-teknik dan metode-metode pengumpulan bukti ini untuk nanti akan
diturunkan kedalam beberapa audit prosedur. Untuk kelima metode ini dirasa masih berkualitas
dan keandalan buktinya masih bisa dipercaya meskipun menggunakan metode remote audit.
Berikut ada tiga metode lainnya yaitu :
1. Observation, obesrvasi ini terkait proses mengobservasi proses yang ada di
perusahaan.
2. Reperformance, yaitu reka ulang suatu proses atau suatu kejadian.
3. Physical Examination, pengujian secara fisik atau stock opname.
E. Risiko Audit
Dalam penilaian risiko ada 4 item yaitu :
1. Acceptable Audit Risk (AAR), risiko audit yang dapat diterima biasanya di set awal.
2. Inherent Risk (IR), risiko bawaan ini terkait dengan bisnis dan klien dan proses bisnisnya
itu seberapa kompleks.
3. Control Risk (CR), seberapa efektif pengendalian internal perusahaan.
4. Planned Detection Risk (PDR), risiko deteksi yang direncanakan untuk detection risk,
kemudian akan menentukan seberapa luas lingkup audit seberapa banyak prosedur dan
bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor.
F. Technical Newsflash April 2020
Technical Newsflash April 2020 dikeluarkan oleh IAPI yang sebelumnya IAPI pernah
mengeluarkan kebijakan atau rekomendasi pelaksanaan Remote Audit. Ada beberapa topik yang
dibahas oleh IAPI untuk menunjang kinerja dan kualitas audit selama pandemic covid-19 itu terdiri
dari pemerolehan bukti audit yang cukup dan tepat kemudian ada peristiwa setelah tanggal
pelaporan audit. Kemudian ada kelangsungan usaha klien, ada terkait laporan dan komunikasi dan
auditor dituntut untuk meningkatkan skeptisisme professionalnya adalah standar audit relevan
yang digunakan dan ada dampak pandemic covid-19 pada profesi akuntan public, baik dampaknya
jangka Panjang maupun jangka pendek, dampaknya terhadap jaringan KAP, dampaknya terhadap
KAP itu sendiri, dampaknya terhadap perikatan audit dan remote audit. Ini menjadi konsekuensi
pada saat terjadi pandemic covid-19 mau atau tidak auditor harus melakukan remote audit.
Kemudian ada dampak terhadap jasa assurance lainnya.
G. Keuntungan dan Keterbatasan Pelaksanaan Pendekatan Remote Audit
Berikut keuntungan yang didapat dalam audit, yaitu:
- Adanya peluang peningkatan penggunaan teknologi untuk memperkuat dokumentasi
dan pelaporan, klien dan auditor dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi untuk
membiasakan menggunakan teknologi, sehingga bisa memperkuat dokumentasi dan
pelaporannya.
- Mengurangi biaya perjalanan, ada efesiensi biaya apabila auditor menggunakan remote
audit.
- Beban audit terhadap fasilitas operasional dapat dimitigasi terlebih dahulu.
Berikut keterbatasan dalam pelaksanaan remote audit, yaitu:
- Pengamatan (observes, reperformance, physical examination) dan wawancara secara
langsung tidak dapat tergantikan.
- Sulit menjalin hubungan dengan audite dalam hal perencanaan dan evaluasi temuan
- Diperlukan lebih banyak waktu untuk menyiapkan dan mengunggah dokumen dari
platform berbagai file
- Kualitas bukti dan staf auditor yang tangkas sangat menentukan keberhasilan.
3. Aturan dan Kebijakan Yang Dikeluarkan Tentang Remote Audit, Respon Auditor
Terhadap KebijakanTersebut, dan Bagaimana Dampaknya Di Masa Mendatang
Dampak pandemic covid-19 bagi proses audit atas laporan keuangan dapat meningkatkan risiko
kesalahan penyajian material pada asersi-asersi manajemen dalam laporan keuangan. Auditor tetap
harus menjaga kualitas audit dan dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
mendukung opini audit. Respon auditor yang diperlukan adalah mempdifikasi dan mencari
alternatif prosedur yang dibutuhkan dalam pengumpulan bukti audit, merevisi proses identifikasi
dan penilaian risiko kesalahan penyajian material, serta mengubah prosedur audit yang
direncanakan atau menambahkan prosedur audit lanjutan yang tepat. Hal-hal yang Sangat Penting
Untuk Menunjang Kinerja Dan Kualitas Audit Selama Pandemi Covid-19
- Pemerolehan Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
- Peristiwa Setelah Tanggal Pelaporan
- Kelangsungan Usaha
- Pelaporan dan Komunikasi
- Skeptisisme Profesional
A. Standar Audit Relevan Yang Digunakan
 SA 315 – Identifikasi dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyampaian Material Melalui
Pemahaman atas Entitas dan Lingkungan.
- Akibat yang ditimbulkan covid-19 dapat menganggu operasional entitas seperti
penurunan permintaan, daya beli menurun, gangguan rantai pemasok, ketidakhadiran
karyawan, pembatasan aktivitas public dan lainnya.
- Auditor harus merespon dampak covid-19 terhadap beberapa hal berikut:
 Prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan menilai kesalahan
penyajian material pada laporan keuangan dan asersi.
 Asersi audit dapat berubah selama pelaksanaan audit sejalan bukti yang
diperoleh.
 Pemahaman atas pengendalian internal entitas seperti lingkungan pengendalian
dan perubahan strategi entitas.
 Penerapan SA 330 Respon Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai
- Auditor memerlukan perubahan yang relevan terkait dengan respon keseluruhan
auditor terhadap kemampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
selama pandemic covid-19
- Contoh : tidak dimungkinkannya dilakukan pengujian atas keberadaan asset tetap milik
perusahaan on-site.
 Penerapan SA 501 Bukti Audit Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan
- Auditor harus memberikan perhatian khusus dalam hal dampak pandemic covid-19
terhadap, antara lain namun tidak terbatas, sebagai contoh :
 Pengujian eksistensi persediaan yang material.
 Informasi segmen yang mungkin berubah untuk audit tahun 2020 dibandingkan
dengan tahun sebelumnya (ditutupnya divisi penjualan tertentu).
 Penerapan SA 540 – Audit atas Estimasi Akuntansi, termasuk Estimasi Akuntansi Nilai
Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan.
- Auditor harus memberikan perhatian khusus pada:
 Perubahan regulasi yang berdampak pada estimasi akuntansi (sebagai contoh:
kebijakan perpajakan tentang insentif pajak untuk wajib pajak yang terdampak
pandemic covid-19)
 Evaluasi ketepatan dan kendalaan data yang digunakan, dan
 Dampak perubahan faktor-faktor risiko inheren akibat suatu ketidakpastian.
B. Prosedur Alternatif Dalam Pengujian Atas Penghitungan dan Observasi Terhadap
Persediaan Selama Masa Pandemi Covid-19 yang Perlu Dipertimbangkan
 Prosedur alternatif roll-forward dan roll-back atas system persediaan perpetual.
Untuk melaksanakan prosedur roll-forward atau roll-back, auditor perlu memeroleh
informasi pendukun, antara lain:
- Transaksi penjualan/pemakaian persediaan sejak tanggal pelaksanaan penghitungan
persediaan terakhir yang dihadiri sampai dengan akhir pelaporan;
- Transaksi pembelian/prosedur persediaan sejak tanggal pelaksanaan perhitungan
persediaan terakhir yang dihadiri sampai dengan akhir pelaporan;
- Rekonsiliasi atas saldo persediaan;
- Pisah batas penjualan/pemakaian dan pembelian/produksi persediaan; dan
 Prosedur alternatif dalam pengujian atas penghitungan dan observasi fisik persediaan
secara jarak jauh (virtual).
- Salah satu metode yang paling banyak didiskusikan adalah observasi melalui video
secara jarak jauh atas prosedur penghitungan yang dilaksanakan oleh manajemen.
- Manajemen akan mengeluarkan instruksi dan melaksanakan prosedur untuk
pelaksanaan penghitungan fisik persediaan, kemudian auditor menggunakan teknologi
video untuk melaksanakan pengujian atas proses penghitunga dan observasi terhadap
persediaan.
C. Bagaimana dampak dimasa depan?
 Pemanfaatan teknologi digital
- Dampak dari pandemic covid-19 dapat merubah pola audit sebelumnya dengan
langsung dating ke kantor klien/pabrik/Gudang/site.
 Memaksimalkan remote audit
- Manajemen :
 Penyedian data dalam bentuk soft copy dan dapat disimpan di hard disk atau
cloud storage.
 Menyediakan waktu dan tempat pada saat pelaksanaan audit lapangan dan
menggunakan fasilitas online dan meeting virtual.
- Auditor :
 Pelaksanaan audit lapangan menggunakan prosedur standar. Sehubungan
dengan kondisi covid-19, pelaksanaan audit akan menggunakan prosedur
alternatif.
 Malaksanakan prosedur audit dengan meminimalisasi waktu dan kehadiran
pelaksaan di lapangan dengan menggunakan fasilitas online yang tersedia dan
meeting virtual.
Daftar Pustaka
Pendekatan Remote Audit di Masa Pandemi Covid-19
https://www.youtube.com/watch?v=X_zYGJf-CiE

Anda mungkin juga menyukai