Oleh Kelompok 6 :
“besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, dilihat
kepercayaan atas informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji
tersebut”
Jadi, materialitas adalah besarnya salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan
pemakai informasi. Standar auditing seksi 312 “Risiko Audit dan Materialitas
materialitas dalam:
a. Perencanaan audit.
b. Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan
dapat merancang prosedur audit secara efisien dan efektif. Dengan demikian,
prosedur audit tersebut dapat digunakan untuk menghimpun bukti audit kompeten
yang cukup. Bukti audit kompeten yang cukup dapat dijadikan dasar yang
lingkup audit oleh klien. Apabila pembatasan tersebut tidak material, maka auditor
keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau
tidak disajikan secara wajar, dalam suatu hal yang material sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum. Hal ini dapat terjadi akibat dari penerapan yang
keliru tehadap prinsip akuntansi yang berterima umum penyimpangan fakta, atau
mempetimbangkan:
Jumlah yang material untuk laporan keuangan perusahan kecil bisa jadi
sangat tidak material bagi perusahaan besar. Kesalahan pencatatan kas sejumlah
audit.
perusahaan dapat berubah karena kedua hal tersebut. Sebagai contoh, tingkat
0,5% dari modal sendiri. Apabila perusahaan itu dapat melepaskan diri dari
salah saji agregat minimum dalam suatu laporan keuangan yang cukup
keuangan, yaitu:
saji maksimum yang boleh ada dalam saldo akun sehingga belum atau
laporan keuangan.
maupun laporan rugi laba lebih sering didasarkan atas neraca. Alasan yang
mendasari hal itu adalah bahwa setiap salah saji pada laporan rugi laba
pasti akan mempengaruhi neraca. Disamping itu, akun neraca relatif lebih
bersangkutan.
2. Faktor Eksternal Perusahaan
Informasi non keuangan yang bersifat kontekstual dapat pula
dan kondisinya.
3. Tingkat Pengaruh Suatu Akun
Besarnya pengaruh yang diberikan suatu akun terhadap laba bersih
materialitas audit.
4. Faktor Kondisi Kantor Akuntan Publik
Penentuan tingkat materialitas audit dipengaruhi oleh struktur dari
jelek atau tidak menguntungkan. Menjadi seorang auditor, juga memiliki risiko.
Secara hukum dan etika profesi auditor dituntut untuk memberikan pendapat
dapat dituntut oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan. Hal tersebut dapat
dikatakan sebagai risiko. Tidak seperti di negara yang sudah maju, di Indonesia
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa
laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Audit Risk and
mendefinisikan risiko audit (audit risk) adalah risiko bahwa auditor mungkin
tanpa sengaja telah gagal untuk memodifikasi pendapat secara tepat mengenai
laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Risiko audit yang mau
Tingkat risiko audit dapat juga dinyatakan dalam bentuk kualitatif seperti
rendah, sedang, atau tinggi. Tingkat risiko audit yang dianggap standar adalah 5%,
dan tingkat risiko audit tidak pernah akan tidak ada atau nol. Selain risiko audit,
dari tuntutan pengadilan, publikasi negatif, atau peristiwa lain yang timbul
berkaitan dengan laporan keuangan yang telah diaudit dan dilaporkannya. Risiko
ini dikenal sebagai risiko usaha. Risiko ini tetap dihadapi oleh auditor meskipun ia
Ikatan Akuntan Indonesia dan telah melaporkan hasil audit atas laporan keuangan
bahwa risiko bisnis yang tinggi meningkatkan jumlah jam audit tapi tidak fee per
jam sehingga akan meningkatkan total fee audit. Hal ini terjadi karena dengan
tingginya risiko audit mendorong auditor untuk meningkatkan upaya auditnya
(Bell, 2001).
dalam:
a) Perencanaan audit.
b) Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan
umum.
Auditor harus mempertimbangkan risiko audit untuk merencanakan audit
dapat merancang prosedur audit secara efisien dan efektif. Semakin kecil risiko
audit, semakin banyak bukti yang diperlukan. Oleh karena itu, semakin kecil
risiko audit, semakin banyak dan semakin intensif prosedur audit yang harus
menghimpun bukti audit kompeten yang cukup. Bukti audit kompeten yang cukup
laporan keuangan.
Meningkatnya laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan dapat
dalam memproses suatu transaksi akuntansi. Risiko tipe ini terdiri atas
risiko bawaan dan risiko pengendalian, risiko ini tidak dapat dikendalikan
seperti dalam risiko tipe I di atas. Risiko ini merupakan risiko deteksi.
intern yang terkait. Risiko bawaan tidak dapat diubah oleh penerapan
prosedur audit. Risiko bawaan juga dibedakan atas risiko bawaan setiap
akun:
- Profitabilitas perusahaan secara relatif dibandingkan dengan
tahun sebelumnya.
- Integritas, reputasi, dan pengetahuan akuntansi dari manajemen.
akun tertentu:
sebelumnya.
b) Risiko pengendalian (control risk).
Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang
dapat terjadi dalam suatu asersi, tidak dapat dideteksi ataupun dicegah
intern klien adalah efektif. Ada dua macam risiko pengendalian yaitu:
a. Actual level of control risk yang ditentukan dengan melakukan
audit, risiko bawaan aktual akan dapat diketahui. Actual assessed level
pengujian audit.
b. Risiko deteksi (detection risk) merupakan risiko bahwa auditor tidak
dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.
penentuan waktu, dan luas test substantif yang dilakukan atas suatu
bukti audit yang telah dihimpun. Ada perbedaan yang mendasar antara
risiko terdahulu ada terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas
laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan
Selanjutnya, risiko deteksi dapat lagi dibagi ke dalam dua jenis risiko
yaitu:
- Risiko review analitis (Analytical Review Risk) adalah risiko yang
dibagi atas risiko sampling (Sampling Risk), dan risiko non sampling
(Non Sampling Risk). Jenis risiko terjadi karena auditor bekerja atas
sampel atas item tertentu berbeda dengan kesimpulan yang dibuat dari
menurunkan risiko audit pada tingkat serendah mungkin serta untuk mendukung
pendapat auditor mengenai laporan keuangan yang disajikan secara wajar dalam
segala aspek yang material dan sesuai dengan prinsip akuntansi umum. Auditor
karena itu salah saji tidak akan dapat dicegah atau dideteksi oleh
substantif.
b. Biaya untuk melaksanakan:
Prosedur tambahan untuk menghimpun pemahaman struktur
pengendalian intern
test of control untuk mendukung lower assessed level of
depresiasi.
2. Lower assessed level of control risk approach.
Auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian daripada
Strategi ini lebih banyak dipakai dalam audit atas klien lama daripada
berikut:
a. Pengendalian yang terkait dengan suatu asersi sangat efektif.
pengujian pengendalian.
b. Biaya untuk melaksanakan:
- prosedur tambahan untuk menghimpun pemahaman struktur
pengendalian intern.
- test of control untuk mendukung lower assessed level of
risk approach.
Test of control yang dilaksanakan dalam menentukan risiko
UPP-AMP YKPN:Yogyakarta