PEMBAHASAN
Kas merupakan aset yang paling likuid, adalah media standar pertukaran dan dasar untuk
akuntansi dan pengukuran untuk semua barang-barang lainnya. Perusahaan umumnya
mengklasifikasikan kas sebagai aset lancar. Kas terdiri dari koin, mata uang, dan dana yang
tersedia di bank. Instrumen negotiable seperti wesel, cek bersertifikat, cek kasir, cek pribadi,
dan bank draft juga dipandang sebagai kas. (Kieso et al, 2012)
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, akun kas umum, kas di bank,
pada rekening giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan
rekening di bank untuk gaji. Ini merupakan kas yang diperlukan untuk melunasi kewajiban
serta membayar gaji, dan kebanyakan entitas akan memindahkan kelebihan kas ke beberapa
bentuk investasi yang menghasilkan bunga.
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh
penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini pada suatu waktu (Arens,
2012). Misalnya, pengeluaran dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar
melalui akun kas umum, dan penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga
disetorkan ke dalam akun tersebut.Disamping itu,setoran dan pengeluaran untuk semua akun
kas lainnya biasanya dilakukan melalui akun kas umum.Sebagian besar perusahaan kecil
hanya memiliki satu rekening bank,yaitu akun kas umum.
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Satu-satunya setoran ke
dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya
pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan.Bagi perusahaan-perusahaan dengan
jumlah karyawan yang banyak,penggunaan akun gaji dan upah impres dapat meningkatkan
pengendalian intern dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk merekonsiliasi akun-akun
bank.
Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan
pengeluaran. Perusahaan bisa saja memilikin akun ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh
penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum
secara periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang
berbeda dengan akun pengajian impres.
Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas pada
bank.Akun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk keperluan biaya yang
mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah
dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan
karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.
2.
Berikut ini adalah lima siklus transaksi yang berkaitan langsung dengan saldo kas umum :
a.Siklus Pendapatan
b.Siklus Pengeluaran
: Menaikkan kas
: Menurunkan kas
c.Siklus Pembiayaan
d.Siklus Investasi
kas
: Menaikkan dan menurunkan
kas
: Menurunkan kas
B. Tujuan Audit
Kategori Asersi
Keberadaan atau
Keterjadian
Kelengkapan
Penilaian atau
Alokasi
Penyajian dan
Pengungkapan
kredit,
jaminan
pinjaman,
perjanjian
saldo
Saldo kas dipengaruhi oleh keputusan dan strategi operasi, investasi, dan pembiayaan
manajemen. Perusahaan yang dikelola dengan baik secara teratur dapat mengembangkan
anggaran kas, yang memproyeksikan penerimaan kas berdasarkan penagihan piutang yang
diantisipasi, pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, aktivitas investasi serta pembiayaan.
Prosedur analitis yang efektif mencakup pembandingan saldo kas dengan peramalan atau
anggaran, atau dengan kebijakan perusahaan mengenai saldo kas minimum dan investasi
atas kelebihan kas.
4. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian mengukur penilaian auditor apakah salah saji yang
melebihi jumlah ditoleransi dalam segmen akan dapat dicegah atau dideteksi
secara tepat waktu oleh pengendalian internal klien. (Arens, 2012)
Penerimaan dan pengeluaran kas sering kali merupakan transaksi rutin yang dapat
dikendalikan oleh sistem pengendalian internal yang baik, memungkinkan auditor menilai
risiko pengendalian pada tingkat rendah. Karena rawannya saldo kas terhadap pencurian,
maka banyak auditor akan mengevaluasi secara cermat pengendalian internal atas kas, dan
memastikan bahwa setiap kondisi yang dapat dilaporkan telah dikomunikasikan dengan
jelas kepada manajemen (Boynton et al, 2002)
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan impres
yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan
dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya.
Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya dengan
jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus jelas
didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai
mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang
bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil
yang disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana
kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk mengisi kas
kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut yang
dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh petugas
utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali (Arens, 2012).
lanjut.
a) Menelusuri saldo awal kas di tangan dan di bank ke kertas kerja tahun sebelumnya.
b) Menelaah aktivitas dalam akun buku besar kas dan menyelidiki ayat jurnal yang tampak
pengharapan.
Efektivitas prosedur analitis secara signifikan bervariasi dari satu klien ke klien lainnya.
Efektivitas prosedur analitis ini dapat mengurangi jumlah bukti yang diperlukan dari
pengujian substantif lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan apabila datanya tidak
sesuai dengan pengharapan yang dikembangkan dari anggaran atau peramalan kas,atau
kebijakan perusahaan mengenai investasi kelebihan kas.
c. Pengujian Rincian Transaksi
1) Melaksanakan Pengujian Pisah-Batas Kas
Pisah-batas yang tepat atas penerimaan dan pengeluaran kas pada akhir tahun sangat
penting bagi kelayakan laporan kas pada tanggal neraca. Dua pengujian pisah batas
kas (cash cut-off test) telah dilaksanakan antara lain pengujian pisah batas penerimaan
kas dan pengujian pisah batas pengeluaran kas. Penggunaan laporan pisah batas kas
juga berguna dalam menentukan apakah pisah-batas kas yang tepat telah dilakukan.
2) Menelusuri Transfer Bank
Secara sengaja mencatat transfer bank sebagai setoran di bank penerima dan tidak
menunjukkan dari akun bank tempat transfer cek ditarik merupakan suatu
penyimpangan yang dikenal sebagai kiting. Kiting juga dapat digunakan untuk
menyembunyikan kekurangan kas atau kelebihan kas di bank pada tanggal neraca.
Kitting bisa terjadi apabila kelemahan dalam pengendalian internal memungkinkan
seseorang untuk menerbitkan dan mencatat cek-cek atau adakolusi di antara orangorang yang bertanggung jawab atas kedua fungsi tersebut. Selain menelusuri transfer
bank, kitting juga dapat dideteksi dengan (1) mendapatkan dan menggunakan laporan
pisah-batas bank karena cek yang dikitting dan dikliring pada bulan januari akan tidak
tampak pada daftar cek yang beredar pada bula desember dan (2) melaksanakan
pengujian pisah batas karena cek terakhir yang diterbitkan pada bulan Desember tidak
akan dicatat dalam register cek.
d. Pengujian Rincian Saldo
1) Menghitung Kas di Tangan
Penerimaan kas yang belum disetor dan uang kembalian biasanya dipandang sebagai
kas di tangan. Untuk melaksanakan perhitungan kas secara tepat, auditor harus:
Memastikan bahwa semua cek yang belum disetor dapat dibayarkan kepada
klien, baik secara langsung atau melalui endorsemen.
Di sini perlu diperhatikan bahwa bukti tentang hak bersifat lemah karena pengawas
dana, seperti dana kas kecil, mungkin telah menambah uang dari kantung sendiri
untuk menutup kekurangan.
2) Mengkonfirmasi Saldo Kas dan Pinjaman di Bank
Konfirmasi setoran kas terutama memberikan bukti mengenai dua asersi berikut
berkenaan dengan kas di bank: (1) keberadaan atau keterjadian karena ada
pemberitahuan tertulis bahwa saldo itu ada, serta (2) hak dan kewajiban karena saldo
itu adalah atas nama klien. Jawaban dari bank ini menyumbang pada asersi penilaian
atau alokasi untuk kas di bank dimana saldo yang dikonfirmasi digunakan untuk
memperoleh saldo kas yang benar pada tanggal neraca. Lebih lanjut, hal itu juga
menyumbang pada asersi kelengkapan, tapi secara keseluruhan tidak dapat
diandalkan karena pada responden tidak diharuskan untuk mencari catatan bank
mengenai saldo setoran dan pinjaman yang tidak tercantum dalam formulir
permintaan konfirmasi.
Konfirmasi saldo pinjaman terutama memberikan bukti untuk tiga asersi berikut: (1)
keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan tertulis bahwa terdapat saldo
pinjaman, (2) hak dan kewajiban karena pinjaman merupakan hutang bagi klien, dan
(3) penilaian atau alokasi karena jawabannya menunjukkan jumlah saldo pinjaman.
Pengujian ini menyumbang pada asersi kelengkapan dengan cara yang sama seperti
pada konfirmasi saldo setoran.
3) Mengkonfirmasi Perjanjian Lainnya dengan Bank
Perjanjian lainnya dengan bank meliputi hal-hal seperti lini kredit, saldo
kompensasi, dan kewajiban kontinjen. Perjanjian untuk menetapkan lini kredit
dengan bank mungkin mengharuskan pinjaman mempertahankan saldo kas di bank.
7
Klien harus meminta laporan pisah-batas dari bank dan memberitahukan agar hal itu
dikirim langsung kepada auditor. Setelah menerima laporan pisah-batas, beserta cekcek yang dibatalkan dan memo bank terlampir, auditor harus:
Melakukan scan atas laporan pisah-batas dan data terlampir untuk halhal yang tidak biasa.
Karena pada kenyataannya laporan pisah-batas diperoleh langsung oleh auditor dari
sumber independen di luar organisasi klien, maka hal itu memberikan informasi
pendukung dengan kompetensi yang tinggi dengan keabsahan rekonsiliasi bank
akhir tahun dan asersi eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban,
serta penilaian atau alokasi untuk kas di bank.
e. Penyajian dan Pengungkapan
Auditor membandingkan penyajian laporan dengan standar yang berlaku:
1) Menentukan bahwa saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dg tepat
2) Menentukan bahwa bank overdraft direklasifikasikan sbg hutang lancar
3) Menanyakan pada manajemen, review korespondensi dg bank, dan review notulen
rapat direksi untuk menentukan hal-hal yang diperlukan dalam pengungkapan seperti
pagu kredit, jaminan pinjaman, dan restriksi-restriksi lain terhadap saldo kas
Auditor menentukan kelayakan penyajian laporan dari penelaahan atas naskah laporan
klien dan bukti yang diperoleh dari pengujian substantif sebelumnya. Di samping itu,
auditor juga harus menelaah notulen rapat dewan direksi dan melakukan tanya jawab
dengan manajemen menyangkut bukti terhadap penggunaan saldo kas.
E. PERTIMBANGAN LAIN
1.
untuk lapping tersedia apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga
memegang buku beasar piutang usaha.
Auditor harus menilai kemungkinan lapping guna mendapatkan pemahaman tentang
pembagian tugas seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan.
2.
Prosedur Auditing
Pengujian untuk mendeteksi lapping hanya dapat dilaksanakan jika risiko pengendalian
untuk transaksi penerimaan kas adalah sedang atau tinggi.
Berikut adalah tiga prosedur yang dapat digunakan untuk mendeteksi lapping :
a. Mengkonfirmasi piutang usaha. Pengujian ini akan lebih efektif jika
dilaksanakan secara mendadak pada tanggal interim. Melakukan konfirmasi
pada saat ini akan mencegah orang yang terlibat lapping membuat akun
yang di-lapped menjadi mutakhir.
b. Melakukan perhitungan kas secara mendadak. Perhitungan kas akan
mecakup uang logam atau koin, uang kertas, dan cek pelanggan yang ada di
tangan. Auditor harus mengawasi setora dari dana-dana tersebut.
Berikutknya, rincian setoran yang ditunjukkan pada slip setoran duplikat
harus dibandingkan dengan ayat jurnal penerimaan kas dan posting ke akun
pelanggan.
c. Membandingkan rincian ayat jurnal penerimaan kas dengan rincian slip
setoran harian yang berkaitan. Prosedur ini akan mengungkapkan perbedaan
rincian seperti yang ditunjukkan dalam dua contoh di atas. Apabila
pembagian tugas yang tepat dalam penanganan penerimaan pos sudah
ditentukan, beberapa auditor lebih memilih untuk menggunakan daftar
pendahuluan dari prosedur ini. Dalam kasus tersebut, tanggal penagihan
aktual dibandingkan dengan taggal posting penagihan itu ke buku besar
piutang usaha.
10