Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH : AKUNTANSI PEMERINTAHAN

KELAS 7C KURIKULUM KHUSUS

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BELANJA

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Angga Dipha Yudhyanto (5)
Cahyo Prayudi (8)
Mareta Dwi Rahmawati (21)
Muhammad Abdurrahman Saleh (23)
Rahmat Adi Nugroho (29)

PROGRAM DIPLOMA IV AKUNTANSI ALIH PROGRAM


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA - STAN
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BELANJA

Angga Dipha Yudhyanto[1], Cahyo Prayudi[2], Mareta Dwi Rahmawati[3],

Muhammad Abdurrahman Saleh [4], Rahmat Adi Nugroho[5]

DIV Akuntansi Alih Program, PKN (STAN), Jakarta

Email : adyudhyanto@gmail.com; cyocolthearts@gmail.com; mareta.moo@gmail.com;


abdurrahman.saleh1991@gmail.com; rahmatadi.host@gmail.com

Abstrak

Kata Kunci : Akuntansi Pemerintah, Kewajiban, PSAP,

A. PENDAHULUAN keuangan akan dijelaskan dalam akuntansi


1. pendapatan dan akuntansi belanja.
1. Latar Belakang 5.
2. Dalam penyelenggaraan suatu 2. Maksud dan Tujuan
negara, diperlukan pendanaan untuk 6. Maksud dan tujuan disusunnya
membiayai kebutuhan belanja negara tersebut. paper ini adalah memenuhi tugas mata kuliah
Belanja dapat berupa belanja pegawai untuk Akuntansi Pemerintahan sekaligus memberikan
membayar gaji pegawai, belanja barang dan informasi mengenai akuntansi pendapatan dan
jasa untuk membiayai kebutuhan barang dan akuntansi belanja sesuai standar akuntansi
jasa diperlukan untuk kegiatan pemerintah. Dengan informasi tersebut,
penyelenggaraan negara tersebut dan dapat diharapkan pembaca dapat mengerti
berupa belanja modal yang digunakan untuk bagaimana proses pencatatan dan penyajian
membayar barang modal seperti gedung dan transaksi pendapatan maupun belanja dalam
kendaraan. penyusunan laporan keuangan.
3. Sebagai pertanggungjawaban 7.
atas penggunaan dana untuk kegiatan yang 3. Perumusan Masalah
dilakukan, perlu dibuat suatu laporan 8. Dalam paper ini, penyusun
keuangan. Dalam penyusunan laporan akan memberikan uraian mengenai jenis
keuangan, diperlukan suatu standar. Standar akuntansi pendapatan dan akuntansi belanja,
tersebut berbeda dengan standar akuntansi serta bagaimana pencatatan atas transaksi
pada umumnya. Standar yang digunakan tersebut.
adalah standar akuntansi pemerintah yang 9.
tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor B. PEMBAHASAN
10.
71 Tahun 2010.
1. Akuntansi Pendapatan
4. Meskipun standar yang
1.1 Pengertian dan Klasifikasi Pendapatan
digunakan berbeda, hal-hal yang diatur dalam 11. Dalam Standar Akuntansi
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Pemerintahan (SAP) Basis Akrual, pendapatan
hampir sama dengan Standar Akuntansi pada dikategorikan ke dalam 2 bagian, yaitu
umumnya. Beberapa komponen utama dalam pendapatan LRA dan pendapatan LO. Definisi
standar akuntansi pemerintah adalah pendapatan-LRA adalah semua penerimaan
pendapatan dan pengeluaran, atau bisa disebut Rekening Kas Umum Negara (RKUN)/Daerah
juga belanja. Semua transaksi pendapatan dan yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam
belanja harus dicatat sesuai standar tersebut. periode tahun anggaran yang bersangkutan
proses pencatatan serta penyajian transaksi yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu
pendapatan dan belanja tersebut dalam laporan dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan
LRA dimaksudkan untuk membukukan semua c. Pada saat kas/uang telah diterima
penerimaan pendapatan negara dengan Satker/SKPD, yang digunakan langsung
menggunakan basis kas. Pendapatan ini tanpa disetor ke RKUN/RKUD, dengan
nantinya akan dilaporkan dalam laporan syarat entitas penerima wajib
realisasi anggaran (LRA). Pendapatan-LO melaporkannya kepada BUN/BUD untuk
adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pendapatan negara/daerah.
diakui sebagai penambah ekuitas dalam d. Pada saat kas/uang yang berasal dari
periode tahun anggaran yang bersangkutan hibah langsung dalam/luar negeri diterima
dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan entitas, dan entitas penerima telah
LO dimaksudkan untuk membukukan semua melaporkannya kepada BUN/BUD untuk
pendapatan negara dengan menggunakan diakui sebagai pendapatan negara/daerah.
basis akrual. Pendapatan ini nantinya akan e. Pada saat kas/uang diterima entitas lain di
dilaporkan dalam laporan operasional. luar entitas pemerintah berdasarkan
12. Pengklasifikasian pendapatan otoritas yang diberikan oleh BUN/BUD,
Pemerintah Pusat dalam penganggaran dan BUN/BUD mengakuinya sebagai
maupun standar akuntansi pemerintahan pendapatan.
mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 f. Pendapatan BLU diakui pemerintah pada
Tahun 2003 Pasal 11 ayat 3. Tidak ada saat pendapatan tersebut dilaporkan atau
perbedaan klasifikasi antara pendapatan LRA disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
dengan Pendapatan LO. Pendapatan perbendaharaan.
19.Pada akuntansi basis akrual,
diklasifikasikan menurut jenis pendapatan,
pendapatan hibah dalam bentuk
yaitu: pendapatan perpajakan; pendapatan
barang/jasa tidak diakui dan tidak
negara bukan pajak; pendapatan hibah.
13. Untuk pemerintah Daerah, dilaporkan dalam LRA.
20.
diklasifikasikan menurut asal dan jenis
21. Pengakuan Pendapatan LO
pendapatan, yaitu Pendapatan asli daerah, 22. Pada dasarnya, pendapatan
pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan LO diakui ketika timbulnya hak atas
yang sah. Masing-masing pendapatan tersebut pendapatan. Secara umum, pengakuan
diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. pendapatan LO menurut PSAP 12 adalah
14. sebagai berikut:
1.2 Pengakuan Pendapatan a. Timbulnya hak atas pendapatan
15. Pengakuan pendapatan LRA b. Pendapatan direalisasi yaitu adanya aliran
dilakukan dengan menggunakan basis kas, masuk sumber daya ekonomi.
sedangkan pendapatan LO dengan c. Pendapatan-LO yang diperoleh
menggunakan basis akrual. Perbedaan basis berdasarkan peraturan perundang-
akuntansi yang digunakan dalam mengakui ke undangan diakui pada saat timbulnya hak
dua jenis pendapatan tersebut mengakibatkan untuk menagih pendapatan.
perbedaan titik pengakuan pendapatan antara d. Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai
ke duanya. imbalan atas suatu pelayanan yang telah
16. selesai diberikan berdasarkan peraturan
17. Pengakuan Pendapatan LRA perundang-undangan, diakui pada saat
18. Menurut PSAP 02 Paragraf 21, timbulnya hak untuk menagih imbalan.
yang diinterpretasikan lebih lanjut dalam IPSAP e. Pendapatan-LO yang diakui pada saat
2 (3-4), pendapatan LRA pemerintah pusat direalisasi adalah hak yang telah diterima
dapat diakui pada salah satu titik berikut ini. oleh pemerintah tanpa didahului adanya
a. Pada saat kas/uang telah diterima pada penagihan (Paragraf 22).
RKUN/RKUD. 23.
b. Pada saat kas/uang telah diterima 1.3 Pengukuran Pendapatan
Bendahara Penerimaan meskipun pada 24. Pengukuran pendapatan
tanggal pelaporan belum disetorkan ke adalah proses penetapan nilai uang untuk
RKUN/RKUD, dengan ketentuan mengakui/ membukukan pendapatan dan
Bendahara Penerimaan tersebut melaporkannya dalam laporan keuangan.
merupakan bagian dari BUN/BUD.
Terdapat perbedaan antara pengukuran diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
pendapatan LRA dengan pendapatan LO. Keuangan.
a. Pengukuran Pendapatan LRA 29.
25. Pendapatan LRA 30.
dibukukan/dicatat sebesar nominal jumlah 1.4 Penyajian dan Pengungkapan
uang yang diterima di kas negara. 31. Pendapatan LRA disajikan
Pendapatan LRA - pajak dibukukan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan untuk
sebesar nilai nominal yang tertera dalam Pendapatan LO disajikan dalam Laporan
Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Operasional menurut jenis pendapatan, dengan
Bukan Pajak (SSBP), dan bukti setor menggunakan nilai rupiah. Klasifikasi menurut
hibah. Pembukuan pendapatan LRA jenis pendapatan untuk pemerintah pusat
dilakukan dengan menggunakan asas dikelompokkan berdasarkan pendapatan
bruto, yaitu dengan membukukan perpajakan, pendapatan bukan pajak, dan
pendapatan sebesar nilai brutonya, bukan pendapatan hibah. Rincian lebih lanjut jenis
nilai netonya (nilai setelah dikompensasi pendapatan diungkapkan pada Catatan atas
dengan pengeluaran dalam rangka Laporan Keuangan. menurut jenis pendapatan
memperoleh pendapatan tersebut). Dalam dengan menggunakan nilai rupiah. Klasifikasi
hal besaran pengurang terhadap menurut jenis pendapatan untuk pemerintah
pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat pusat dikelompokkan berdasarkan pendapatan
variabel terhadap pendapatan dimaksud perpajakan, pendapatan bukan pajak, dan
dan tidak dapat dianggarkan terlebih pendapatan hibah. Rincian lebih lanjut jenis
dahulu dikarenakan proses belum selesai, pendapatan diungkapkan pada Catatan atas
maka asas bruto dapat dikecualikan. Laporan Keuangan. Transaksi pendapatan
b. Pengukuran Pendapatan LO dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam
26. Pada prinsipnya, pendapatan- mata uang rupiah dengan menggunakan kurs
LO diakui secara bruto sebesar hak tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
pemerintah atas pendapatan, dan tidak Transaksi pendapatan LO dalam bentuk
mencatat jumlah netonya (setelah barang/jasa/surat berharga diungkapkan dalam
dikompensasikan dengan pengeluaran). CaLK, sehingga dapat memberikan semua
Asas bruto dapat dikecualikan jika informasi yang relevan mengenai bentuk dari
pengeluaran tersebut bersifat variabel dan pendapatan-LO.
tidak dapat diestimasi terlebih dahulu, 32.
karena proses perolehan pendapatan 2. Akuntansi Belanja
(earnings process) belum selesai. 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Belanja
27. Pendapatan Hibah LO diukur 33. Belanja (Basis Kas) adalah
sebagai berikut (PMK Nomor 219 Tahun semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
2013): Negara (RKUN) yang mengurangi Saldo
1) Pendapatan hibah dalam bentuk kas Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun
dicatat sebesar nilai kas yang diterima; anggaran bersangkutan yang tidak akan
2) Pendapatan hibah dalam bentuk diperoleh pembayarannya kembali oleh
barang/jasa/surat berharga yang pemerintah.diakui pada saat terjadinya
menyertakan nilai hibah dicatat sebesar pengeluaran dari Rekening Kas Umum
nilai nominal pada saat terjadinya Negara/Daerah.
penerimaan hibah; 34. Belanja diklasifikasikan
3) Pendapatan hibah dalam bentuk menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja),
barang/jasa/surat berharga yang tidak organisasi, dan fungsi.
menyertakan nilai hibah, dilakukan a. Klasifikasi ekonomi adalah
penilaian berdasarkan: Biayanya; pengelompokan belanja yang didasarkan
Harga pasar; atau Perkiraan/taksiran pada jenis belanja untuk melaksanakan
harga wajar. suatu aktivitas. Klasifikasi untuk
28. Jika nilai hibah dalam bentuk pemerintah pusat yaitu belanja operasi,
barang/jasa/surat berharga tidak dapat belanja modal dan belanja lain-lain serta
diukur, maka nilai hibah tersebut cukup transfer keluar.
1) Belanja operasi adalah pengeluaran menurut organisasi di pemerintah daerah
anggaran untuk kegiatan sehari-hari antara lain belanja Sekretariat Dewan
pemerintah pusat/daerah yang Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
memberi manfaat jangka pendek. Sekretariat Daerah pemerintah
Operasi antara lain meliputi belanja provinsi/kabupaten/kota, dinas pemerintah
pegawai, belanja barang, bunga, tingkat provinsi/kabupaten/kota, dan
subsidi, hibah, bantuan sosial. lembaga teknis daerah
2) Belanja modal adalah pengeluaran provinsi/kabupaten/kota.
anggaran untuk perolehan asset tetap c. Klasifikasi menurut fungsi adalah
dan aset lainnya yang memberi klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-
manfaat lebih dari satu periode fungsi utama pemerintah pusat/daerah
akuntansi. Belanja modal meliputi dalam memberikan pelayanan kepada
antara lain belanja modal untuk masyarakat.
perolehan tanah, gedung dan 47.Contoh klasifikasi belanja menurut
bangunan, peralatan, aset tak fungsi adalah sebagai berikut:
berwujud. 48.Belanja :
3) Belanja lain-lain/tak terduga adalah 49.- Pelayanan Umum xxx
pengeluaran anggaran untuk kegiatan 50.- Pertahanan xxx
yang sifatnya tidak biasa dan tidak 51.- Ketertiban dan Keamanan xxx
diharapkan berulang seperti 52.- Ekonomi xxx
penanggulangan bencana alam, 53.- Perlindungan Lingkungan
bencana sosial, dan pengeluaran tidak Hidup xxx
terduga lainnya yang sangat diperlukan 54.- Perumahan dan Permukiman
dalam rangka penyelenggaraan xxx
kewenangan pemerintah pusat/daerah. 55.- Kesehatan xxx
4) Transfer keluar adalah pengeluaran 56.- Pariwisata dan Budaya xxx
uang dari entitas pelaporan ke entitas 57.- Agama xxx
pelaporan lain seperti pengeluaran 58.- Pendidikan xxx
dana perimbangan oleh pemerintah 59.- Perlindungan sosial xxx
pusat dan dana bagi hasil oleh 60.
pemerintah daerah. 61. Realisasi anggaran belanja
35. Contoh klasifikasi belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang
menurut ekonomi (jenis belanja) adalah ditetapkan dalam dokumen anggaran.
sebagai berikut: 62. Koreksi atas pengeluaran
36.Belanja Operasi: belanja (penerimaan kembali belanja) yang
37.- Belanja Pegawai xxx terjadi pada periode pengeluaran belanja
38.- Belanja Barang xxx dibukukan sebagai pengurang belanja pada
39.- Bunga xxx periode yang sama. Apabila diterima pada
40.- Subsidi xxx periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran
41.- Hibah xxx belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA
42.- Bantuan Sosial xxx dalam pos pendapatan lain-lain-LRA.
43.Belanja Modal 63. Akuntansi belanja disusun
44.- Belanja Aset Tetap xxx selain untuk memenuhi kebutuhan
45.- Belanja Aset Lainnya xxx pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan,
46.Belanja Lain-lain/Tak Terduga juga dapat dikembangkan untuk keperluan
xxx pengendalian bagi manajemen untuk mengukur
b. Klasifikasi menurut organisasi yaitu efektivitas dan efisiensi belanja tersebut.
klasifikasi berdasarkan unit organisasi 64.
pengguna anggaran. Klasifikasi belanja 2.2 Pengakuan Belanja
menurut organisasi di lingkungan 65. Belanja (berbasis kas) diakui
pemerintah pusat antara lain belanja per berdasarkan terjadinya pengeluaran dari
kementerian negara/lembaga beserta unit Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
organisasi di bawahnya. Klasifikasi belanja entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui
bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi 74. Klasifikasi Transfer Dana
pada saat pertanggungjawaban atas Perimbangan dan Transfer
pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang Lainnya, yaitu:
mempunyai fungsi perbendaharaan. a. Dana Perimbangan adalah dana APBN
66. Dalam hal badan layanan dilalokasikan ke daerah dalam rangka
umum, belanja diakui dengan pada peraturan desentralisasi.
perundangan yang mengatur mengenai badan 1) Dana Bagi Hasil dialokasikan berdasar
layanan umum. presentase ke daerah terdiri dari DBH
2.3 Pengukuran Belanja Pajak dan DBH Sumber Daya Alam.
67. Belanja diukur berdasarkan 2) Dana Alokasi Umum dialokasikan untuk
nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum pemerataan keuangan antar daerah.
dalam dokumen sumber pengeluaran yang sah 3) Dana Alokasi Khusus dilaokasikan
untuk pengeluaran dari Kas Negara atau kepada daerah untuk tujuan mendanai
pengesahan oleh bendahara umum pemerintah kegiatan khusus yang merupakan
dan diukur berdasarkan azas bruto. urusan daerah sesuai prioritas
68. nasional.
2.4 Penyajian dan Pengungkapan b. Transfer Lainnya merupakan transfer dari
69. Belanja akan disajikan dalam pusat ke daerah sesuai program yang ada.
Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan beban 75.
akan disajikan dalam Laporan Operasional. 3. Pencatatan Akuntansi
Penjelasan lebih lanjut mengenai rincian 3.1 Pendapatan
belanja, beban dan informasi lainnya yang 3.1.1 Pencatatan Transaksi
bersifat material harus diungkapkan dalam 76. Jurnal pendapatan LRA dibuat
Catatan atas Laporan Keuangan. ketika kas diterima, namun jurnal pendapatan
70. LO dibuat ketika hak atas pendapatan timbul
2.5 Akuntansi Beban atau ketika kas diterima tanpa didahului adanya
71. Beban adalah penurunan penagihan. Jurnal penerimaan kas terkait
manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam dengan pendapatan dibukukan dalam Buku
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, Besar Kas maupun Buku Besar Akrual oleh
yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi Satker dalam Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
aset atau timbulnya kewajiban (PSAP 12 maupun oleh Kuasa BUN dalam Sistem
Paragraf 8). Beban hanya diklasifikasikan Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN).
berdasarkan klasifikasi ekonomi, yaitu: Namun, jurnal terkait dengan hak yang timbul
a. Beban Pegawai atas pendapatan hanya dibukukan dalam Buku
b. Beban Persediaan Besar Akrual oleh SAI. Sistem akuntansi
c. Beban Jasa
instansi merupakan bagian (subsistem) dari
d. Beban Pemeliharaan
e. Beban Perjalanan Dinas system akuntansi pemerintah pusat (SAPP)
f. Beban Bunga yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga
g. Beban Subsidi dan instansi vertikalnya selaku pengguna
h. Beban Hibah anggaran/ kuasa pengguna anggaran. Sistem
i. Beban Bantuan Sosial akuntansi kas umum negara adalah bagian
j. Beban Lain-lain (subsistem) dari sistem akuntansi bendahara
k. Beban Penyisihan Piutang
umum negara (SABUN) yang dilaksanakan
l. Beban Penyusutan Aset Tetap
m. Beban Amortisasi Aset Tak berwujud oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan dan
n. Beban Transfer Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
72. (KPPN), selaku kuasa BUN.
2.6 Akuntansi Transfer 77.
73. Transfer adalah penerimaan 78. Jurnal pencatatan pendapatan
atau pengeluaran uang oleh suatu entitas untuk menghasilkan Laporan Operasional dan
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, Neraca sebagai berikut:
termasuk dana perimbangan dan dana bagi 79. Kas/Piutang Pendapatan XXX -
hasil. Dilaksanakan akibat adanya otonomi 80. Pendapatan basis akrual -
daerah. XXX
81. Sedangkan untuk kesalahan Satker dalam menghitung besarnya
menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran biaya pengurusan passpor yang dibebankan
yang berbasis kas, dibuat jurnal realisasi kepada masyarakat.
pelaksanaan anggaran sebagai berikut: 106. Kesalahan pembukuan
82. Akun Transitoris XXX - pendapatan bisa disebabkan karena kelebihan
83. Pendapatan basis kas - XXX atau kekurangan dalam menerima pendapatan
84. atau karena kesalahan pembukuan semata
85. Contoh jurnal yang terkait yang tidak melibatkan unsur kas. Kelebihan
dengan pendapatan adalah sebagai berikut : menerima pendapatan biasanya menimbulkan
a. Jurnal Pendapatan-LO saat timbulnya kewajiban untuk mengembalikan kelebihan
piutang (hak atas pendapatan) tersebut dan sebaliknya kekurangan menerima
86.Jurnal hanya dalam buku besar Akrual : pendapatan menimbulkan hak untuk menerima
87. Piutang Jangka 88. kembali kekurangan pendapatan tersebut.
Pendek ... (sesuai x Kesalahan pembukuan pendapatan yang tidak
jenisnya) melibatkan unsur kas bisa terjadi karena terlalu
89. rendah atau terlalu tinggi dalam membukukan
pendapatan. Kesalahan pembukuan
90.Pendapatan-LO ... (uraian 91. pendapatan bisa diketahui pada periode
MAP) xxx terjadinya pendapatan (sebelum laporan
b. Jurnal Pendapatan tanpa didahului piutang keuangan terbit) atau pada periode berikutnya
yang diterima di bendahara penerimaan (setelah laporan keuangan terbit). Laporan
92.Jurnal dalam Buku Besar Kas :
keuangan dianggap sudah diterbitkan apabila
93. Kas di Bendahara 94.
sudah ditetapkan dengan undang-undang atau
Penerimaan x
peraturan daerah. Koreksi harus segera
dilakukan ketika kesalahan ditemukan. Koreksi
95.Pendapatan-LRA PNBP 97.
adalah tindakan pembetulan akuntansi agar
96.(uraian MAP) xxx
98.Jurnal dalam Buku Besar Akrual : pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan
99. Kas di Bendahara 100. entitas menjadi sesuai dengan yang
Penerimaan x seharusnya.
a. Kesalahan yang sifatnya berulang dan
101. Pendapatan-LO 103. sistemik tidak memerlukan koreksi,
PNBP xxx melainkan dicatat pada saat terjadi
102. (uraian MAP) pengeluaran/penerimaan kas dengan
104. mengurangi atau menambah rekening
3.1.2 Koreksi Pencatatan pendapatan LRA maupun pendapatan LO
105. Kesalahan adalah penyajian yang bersangkutan, tanpa memperhatikan
akun/pos yang secara signifikan tidak sesuai periode terjadinya kesalahan.
dengan yang seharusnya yang mempengaruhi b. kesalahan tidak berulang yang terjadi pada
laporan keuangan periode berjalan atau periode berjalan, dilakukan koreksi dengan
periode sebelumnya. Menurut sifat kejadiannya, cara pembetulan pada akun yang
terdapat 2 (dua) jenis kesalahan, yaitu bersangkutan dalam periode berjalan, baik
kesalahan yang sifatnya berulang dan sistemik pada akun pendapatan-LRA atau akun
dan kesalahan yang sifatnya tidak berulang. belanja, maupun akun pendapatan-LO
Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah atau akun beban.
c. Kesalahan tidak berulang yang terjadi
kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah
pada periode-periode sebelumnya dan
(normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang
mempengaruhi posisi kas, apabila laporan
diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya
keuangan belum diterbitkan, dilakukan
adalah koreksi atas penerimaan pajak dari
pembetulan pada akun yang
wajib pajak yang mengakibatkan adanya
bersangkutan, baik pada akun
restitusi kepada wajib pajak atau tambahan
pendapatan-LRA atau akun belanja,
pembayaran dari wajib pajak. Kesalahan yang
maupun akun pendapatan-LO atau akun
tidak berulang adalah kesalahan yang
beban.
diharapkan tidak akan terjadi kembali. Contoh:
d. Koreksi kesalahan atas penerimaan b. Jurnal Pelunasan Beban yang Masih harus
pendapatan-LRA yang tidak berulang yang Dibayar.
terjadi pada periode-periode sebelumnya 122. Jurnal di Buku Besar Kas :
dan mempengaruhi posisi kas, apabila 123. Belanja (sesuai 124.
laporan keuangan periode tersebut sudah MAK-nya) x
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan
pada akun kas dan akun Saldo Anggaran 125. Ditagihkan ke 126.
Lebih. Entitas Lain xxx
e. Koreksi kesalahan atas penerimaan 127. Jurnal di Buku Besar Akrual :
pendapatan-LO yang tidak berulang yang 128. Beban yang Masih 129.
terjadi pada periode-periode sebelumnya Harus Dibayar x
dan mempengaruhi posisi kas, apabila
laporan keuangan periode tersebut sudah 130. Ditagihkan ke 131.
diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan Entitas Lain xxx
pada akun kas dan akun ekuitas. 132. Jurnal di Buku Besar Kas dan
107. Akrual SAKUN.
3.2 Belanja/Beban 133. Ditagihkan ke 134.
3.2.1 Pencatatan Transaksi Entitas Lain x
108. Jurnal pencatatan untuk
menghasilkan Laporan Operasional dan Neraca 135. Kas di Kas Negara 136.
sebagai berikut: xxx
109. Beban XXX - 137.
110. Kas/Utang - 3.2.2 Koreksi Pencatatan
XXX 138. Semua kesalahan terkait
111. Untuk menghasilkan Laporan belanja/beban bersifat tidak berulang. Tidak
Realisasi Anggaran yang berbasis kas, dibuat ada kesalahan belanja/beban yang sifatnya
jurnal realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berulang dan sistemik.
berikut: a. Koreksi kesalahan yang tidak berulang
112. Belanja XXX - yang terjadi pada periode-periode
113. Akun Transitoris - sebelumnya dan mempengaruhi posisi
XXX kas, apabila laporan keuangan periode
114. tersebut belum diterbitkan, dilakukan
115. SAI (Satker) membukukan dengan pembetulan pada akun yang
belanja dalam buku besar kas ketika bersangkutan, baik pada akun
pengeluaran kas terjadi dan membukukan pendapatan- LRA atau akun belanja,
beban dalam buku besar akrual ketika maupun akun pendapatan-LO atau akun
kewajiban timbul, konsumsi aset terjadi, atau beban.
ketika terjadinya penurunan manfaat ekonomi b. Koreksi kesalahan atas pengeluaran
atau potensi jasa. Di sisi lain, SAKUN belanja (sehingga mengakibatkan
membukukan belanja/beban dalam buku besar penerimaan kembali belanja) yang tidak
kas dan akrual saat terjadi pengeluaran uang. berulang yang terjadi pada periode-periode
116. Contoh jurnal yang terkait sebelumnya dan menambah posisi kas,
dengan belanja dan beban adalah sebagai apabila laporan keuangan periode tersebut
berikut : sudah diterbitkan, dilakukan dengan
a. Jurnal Beban Sehubungan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain-
Timbulnya Kewajiban (beban yang masih lainLRA.
harus dibayar) : c. Koreksi kesalahan atas pengeluaran
117. Jurnal hanya dalam Buku belanja (yang mengakibatkan
Besar Akrual : penambahan belanja) yang tidak berulang
118. Beban (sesuai 119. yang terjadi pada periode-periode
jenisnya) x sebelumnya dan mengurangi posisi kas,
apabila laporan keuangan periode tersebut
120. Beban yang masih 121. sudah diterbitkan, dilakukan dengan
harus Dibayar xxx pembetulan pada akun Saldo Anggaran
Lebih. Jurnal koreksi ini hanya dibukukan 142.
dalam Buku Besar Kas SAKUN karena SAI 143.
tidak memliki akun SAL. 144.
139. 145.
C. KESIMPULAN 146. DAFTAR PUSTAKA
140. Penerapan akuntansi 147.
pendapatan dan akuntansi belanja adalah 148. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 2010 tentang Standar Akuntansi
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Pemerintah. Akuntansi Pendapatan disusun 149.
untuk memenuhi kebutuhan 150. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan 213 Tahun 2013 tentang Sistem
dan untuk keperluan pengendalian bagi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
manajemen pemerintah. Sedangkan Akuntansi Pemerintah Pusat
Belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan 151.
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan 152. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
dan dapat dikembangkan untuk keperluan 215 Tahun 2013 tentang Jurnal
pengendalian bagi manajemen untuk mengukur Akuntansi Pemerintah pada
efektivitas dan efisiensi belanja. Pemerintah Pusat
141.

Anda mungkin juga menyukai