0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
185 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi pendapatan dan belanja pemerintah menurut standar akuntansi pemerintahan. Isi utamanya adalah pengertian, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi pendapatan serta belanja negara sesuai standar yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi pendapatan dan belanja pemerintah menurut standar akuntansi pemerintahan. Isi utamanya adalah pengertian, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi pendapatan serta belanja negara sesuai standar yang berlaku.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi pendapatan dan belanja pemerintah menurut standar akuntansi pemerintahan. Isi utamanya adalah pengertian, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan transaksi pendapatan serta belanja negara sesuai standar yang berlaku.
Kata Kunci : Akuntansi Pemerintah, Kewajiban, PSAP,
A. PENDAHULUAN keuangan akan dijelaskan dalam akuntansi
1. pendapatan dan akuntansi belanja. 1. Latar Belakang 5. 2. Dalam penyelenggaraan suatu 2. Maksud dan Tujuan negara, diperlukan pendanaan untuk 6. Maksud dan tujuan disusunnya membiayai kebutuhan belanja negara tersebut. paper ini adalah memenuhi tugas mata kuliah Belanja dapat berupa belanja pegawai untuk Akuntansi Pemerintahan sekaligus memberikan membayar gaji pegawai, belanja barang dan informasi mengenai akuntansi pendapatan dan jasa untuk membiayai kebutuhan barang dan akuntansi belanja sesuai standar akuntansi jasa diperlukan untuk kegiatan pemerintah. Dengan informasi tersebut, penyelenggaraan negara tersebut dan dapat diharapkan pembaca dapat mengerti berupa belanja modal yang digunakan untuk bagaimana proses pencatatan dan penyajian membayar barang modal seperti gedung dan transaksi pendapatan maupun belanja dalam kendaraan. penyusunan laporan keuangan. 3. Sebagai pertanggungjawaban 7. atas penggunaan dana untuk kegiatan yang 3. Perumusan Masalah dilakukan, perlu dibuat suatu laporan 8. Dalam paper ini, penyusun keuangan. Dalam penyusunan laporan akan memberikan uraian mengenai jenis keuangan, diperlukan suatu standar. Standar akuntansi pendapatan dan akuntansi belanja, tersebut berbeda dengan standar akuntansi serta bagaimana pencatatan atas transaksi pada umumnya. Standar yang digunakan tersebut. adalah standar akuntansi pemerintah yang 9. tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor B. PEMBAHASAN 10. 71 Tahun 2010. 1. Akuntansi Pendapatan 4. Meskipun standar yang 1.1 Pengertian dan Klasifikasi Pendapatan digunakan berbeda, hal-hal yang diatur dalam 11. Dalam Standar Akuntansi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Pemerintahan (SAP) Basis Akrual, pendapatan hampir sama dengan Standar Akuntansi pada dikategorikan ke dalam 2 bagian, yaitu umumnya. Beberapa komponen utama dalam pendapatan LRA dan pendapatan LO. Definisi standar akuntansi pemerintah adalah pendapatan-LRA adalah semua penerimaan pendapatan dan pengeluaran, atau bisa disebut Rekening Kas Umum Negara (RKUN)/Daerah juga belanja. Semua transaksi pendapatan dan yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam belanja harus dicatat sesuai standar tersebut. periode tahun anggaran yang bersangkutan proses pencatatan serta penyajian transaksi yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu pendapatan dan belanja tersebut dalam laporan dibayar kembali oleh pemerintah. Pendapatan LRA dimaksudkan untuk membukukan semua c. Pada saat kas/uang telah diterima penerimaan pendapatan negara dengan Satker/SKPD, yang digunakan langsung menggunakan basis kas. Pendapatan ini tanpa disetor ke RKUN/RKUD, dengan nantinya akan dilaporkan dalam laporan syarat entitas penerima wajib realisasi anggaran (LRA). Pendapatan-LO melaporkannya kepada BUN/BUD untuk adalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pendapatan negara/daerah. diakui sebagai penambah ekuitas dalam d. Pada saat kas/uang yang berasal dari periode tahun anggaran yang bersangkutan hibah langsung dalam/luar negeri diterima dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan entitas, dan entitas penerima telah LO dimaksudkan untuk membukukan semua melaporkannya kepada BUN/BUD untuk pendapatan negara dengan menggunakan diakui sebagai pendapatan negara/daerah. basis akrual. Pendapatan ini nantinya akan e. Pada saat kas/uang diterima entitas lain di dilaporkan dalam laporan operasional. luar entitas pemerintah berdasarkan 12. Pengklasifikasian pendapatan otoritas yang diberikan oleh BUN/BUD, Pemerintah Pusat dalam penganggaran dan BUN/BUD mengakuinya sebagai maupun standar akuntansi pemerintahan pendapatan. mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 f. Pendapatan BLU diakui pemerintah pada Tahun 2003 Pasal 11 ayat 3. Tidak ada saat pendapatan tersebut dilaporkan atau perbedaan klasifikasi antara pendapatan LRA disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi dengan Pendapatan LO. Pendapatan perbendaharaan. 19.Pada akuntansi basis akrual, diklasifikasikan menurut jenis pendapatan, pendapatan hibah dalam bentuk yaitu: pendapatan perpajakan; pendapatan barang/jasa tidak diakui dan tidak negara bukan pajak; pendapatan hibah. 13. Untuk pemerintah Daerah, dilaporkan dalam LRA. 20. diklasifikasikan menurut asal dan jenis 21. Pengakuan Pendapatan LO pendapatan, yaitu Pendapatan asli daerah, 22. Pada dasarnya, pendapatan pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan LO diakui ketika timbulnya hak atas yang sah. Masing-masing pendapatan tersebut pendapatan. Secara umum, pengakuan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan. pendapatan LO menurut PSAP 12 adalah 14. sebagai berikut: 1.2 Pengakuan Pendapatan a. Timbulnya hak atas pendapatan 15. Pengakuan pendapatan LRA b. Pendapatan direalisasi yaitu adanya aliran dilakukan dengan menggunakan basis kas, masuk sumber daya ekonomi. sedangkan pendapatan LO dengan c. Pendapatan-LO yang diperoleh menggunakan basis akrual. Perbedaan basis berdasarkan peraturan perundang- akuntansi yang digunakan dalam mengakui ke undangan diakui pada saat timbulnya hak dua jenis pendapatan tersebut mengakibatkan untuk menagih pendapatan. perbedaan titik pengakuan pendapatan antara d. Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai ke duanya. imbalan atas suatu pelayanan yang telah 16. selesai diberikan berdasarkan peraturan 17. Pengakuan Pendapatan LRA perundang-undangan, diakui pada saat 18. Menurut PSAP 02 Paragraf 21, timbulnya hak untuk menagih imbalan. yang diinterpretasikan lebih lanjut dalam IPSAP e. Pendapatan-LO yang diakui pada saat 2 (3-4), pendapatan LRA pemerintah pusat direalisasi adalah hak yang telah diterima dapat diakui pada salah satu titik berikut ini. oleh pemerintah tanpa didahului adanya a. Pada saat kas/uang telah diterima pada penagihan (Paragraf 22). RKUN/RKUD. 23. b. Pada saat kas/uang telah diterima 1.3 Pengukuran Pendapatan Bendahara Penerimaan meskipun pada 24. Pengukuran pendapatan tanggal pelaporan belum disetorkan ke adalah proses penetapan nilai uang untuk RKUN/RKUD, dengan ketentuan mengakui/ membukukan pendapatan dan Bendahara Penerimaan tersebut melaporkannya dalam laporan keuangan. merupakan bagian dari BUN/BUD. Terdapat perbedaan antara pengukuran diungkapkan dalam Catatan atas Laporan pendapatan LRA dengan pendapatan LO. Keuangan. a. Pengukuran Pendapatan LRA 29. 25. Pendapatan LRA 30. dibukukan/dicatat sebesar nominal jumlah 1.4 Penyajian dan Pengungkapan uang yang diterima di kas negara. 31. Pendapatan LRA disajikan Pendapatan LRA - pajak dibukukan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan untuk sebesar nilai nominal yang tertera dalam Pendapatan LO disajikan dalam Laporan Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Operasional menurut jenis pendapatan, dengan Bukan Pajak (SSBP), dan bukti setor menggunakan nilai rupiah. Klasifikasi menurut hibah. Pembukuan pendapatan LRA jenis pendapatan untuk pemerintah pusat dilakukan dengan menggunakan asas dikelompokkan berdasarkan pendapatan bruto, yaitu dengan membukukan perpajakan, pendapatan bukan pajak, dan pendapatan sebesar nilai brutonya, bukan pendapatan hibah. Rincian lebih lanjut jenis nilai netonya (nilai setelah dikompensasi pendapatan diungkapkan pada Catatan atas dengan pengeluaran dalam rangka Laporan Keuangan. menurut jenis pendapatan memperoleh pendapatan tersebut). Dalam dengan menggunakan nilai rupiah. Klasifikasi hal besaran pengurang terhadap menurut jenis pendapatan untuk pemerintah pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat pusat dikelompokkan berdasarkan pendapatan variabel terhadap pendapatan dimaksud perpajakan, pendapatan bukan pajak, dan dan tidak dapat dianggarkan terlebih pendapatan hibah. Rincian lebih lanjut jenis dahulu dikarenakan proses belum selesai, pendapatan diungkapkan pada Catatan atas maka asas bruto dapat dikecualikan. Laporan Keuangan. Transaksi pendapatan b. Pengukuran Pendapatan LO dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam 26. Pada prinsipnya, pendapatan- mata uang rupiah dengan menggunakan kurs LO diakui secara bruto sebesar hak tengah bank sentral pada tanggal transaksi. pemerintah atas pendapatan, dan tidak Transaksi pendapatan LO dalam bentuk mencatat jumlah netonya (setelah barang/jasa/surat berharga diungkapkan dalam dikompensasikan dengan pengeluaran). CaLK, sehingga dapat memberikan semua Asas bruto dapat dikecualikan jika informasi yang relevan mengenai bentuk dari pengeluaran tersebut bersifat variabel dan pendapatan-LO. tidak dapat diestimasi terlebih dahulu, 32. karena proses perolehan pendapatan 2. Akuntansi Belanja (earnings process) belum selesai. 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Belanja 27. Pendapatan Hibah LO diukur 33. Belanja (Basis Kas) adalah sebagai berikut (PMK Nomor 219 Tahun semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum 2013): Negara (RKUN) yang mengurangi Saldo 1) Pendapatan hibah dalam bentuk kas Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun dicatat sebesar nilai kas yang diterima; anggaran bersangkutan yang tidak akan 2) Pendapatan hibah dalam bentuk diperoleh pembayarannya kembali oleh barang/jasa/surat berharga yang pemerintah.diakui pada saat terjadinya menyertakan nilai hibah dicatat sebesar pengeluaran dari Rekening Kas Umum nilai nominal pada saat terjadinya Negara/Daerah. penerimaan hibah; 34. Belanja diklasifikasikan 3) Pendapatan hibah dalam bentuk menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), barang/jasa/surat berharga yang tidak organisasi, dan fungsi. menyertakan nilai hibah, dilakukan a. Klasifikasi ekonomi adalah penilaian berdasarkan: Biayanya; pengelompokan belanja yang didasarkan Harga pasar; atau Perkiraan/taksiran pada jenis belanja untuk melaksanakan harga wajar. suatu aktivitas. Klasifikasi untuk 28. Jika nilai hibah dalam bentuk pemerintah pusat yaitu belanja operasi, barang/jasa/surat berharga tidak dapat belanja modal dan belanja lain-lain serta diukur, maka nilai hibah tersebut cukup transfer keluar. 1) Belanja operasi adalah pengeluaran menurut organisasi di pemerintah daerah anggaran untuk kegiatan sehari-hari antara lain belanja Sekretariat Dewan pemerintah pusat/daerah yang Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), memberi manfaat jangka pendek. Sekretariat Daerah pemerintah Operasi antara lain meliputi belanja provinsi/kabupaten/kota, dinas pemerintah pegawai, belanja barang, bunga, tingkat provinsi/kabupaten/kota, dan subsidi, hibah, bantuan sosial. lembaga teknis daerah 2) Belanja modal adalah pengeluaran provinsi/kabupaten/kota. anggaran untuk perolehan asset tetap c. Klasifikasi menurut fungsi adalah dan aset lainnya yang memberi klasifikasi yang didasarkan pada fungsi- manfaat lebih dari satu periode fungsi utama pemerintah pusat/daerah akuntansi. Belanja modal meliputi dalam memberikan pelayanan kepada antara lain belanja modal untuk masyarakat. perolehan tanah, gedung dan 47.Contoh klasifikasi belanja menurut bangunan, peralatan, aset tak fungsi adalah sebagai berikut: berwujud. 48.Belanja : 3) Belanja lain-lain/tak terduga adalah 49.- Pelayanan Umum xxx pengeluaran anggaran untuk kegiatan 50.- Pertahanan xxx yang sifatnya tidak biasa dan tidak 51.- Ketertiban dan Keamanan xxx diharapkan berulang seperti 52.- Ekonomi xxx penanggulangan bencana alam, 53.- Perlindungan Lingkungan bencana sosial, dan pengeluaran tidak Hidup xxx terduga lainnya yang sangat diperlukan 54.- Perumahan dan Permukiman dalam rangka penyelenggaraan xxx kewenangan pemerintah pusat/daerah. 55.- Kesehatan xxx 4) Transfer keluar adalah pengeluaran 56.- Pariwisata dan Budaya xxx uang dari entitas pelaporan ke entitas 57.- Agama xxx pelaporan lain seperti pengeluaran 58.- Pendidikan xxx dana perimbangan oleh pemerintah 59.- Perlindungan sosial xxx pusat dan dana bagi hasil oleh 60. pemerintah daerah. 61. Realisasi anggaran belanja 35. Contoh klasifikasi belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang menurut ekonomi (jenis belanja) adalah ditetapkan dalam dokumen anggaran. sebagai berikut: 62. Koreksi atas pengeluaran 36.Belanja Operasi: belanja (penerimaan kembali belanja) yang 37.- Belanja Pegawai xxx terjadi pada periode pengeluaran belanja 38.- Belanja Barang xxx dibukukan sebagai pengurang belanja pada 39.- Bunga xxx periode yang sama. Apabila diterima pada 40.- Subsidi xxx periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran 41.- Hibah xxx belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA 42.- Bantuan Sosial xxx dalam pos pendapatan lain-lain-LRA. 43.Belanja Modal 63. Akuntansi belanja disusun 44.- Belanja Aset Tetap xxx selain untuk memenuhi kebutuhan 45.- Belanja Aset Lainnya xxx pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, 46.Belanja Lain-lain/Tak Terduga juga dapat dikembangkan untuk keperluan xxx pengendalian bagi manajemen untuk mengukur b. Klasifikasi menurut organisasi yaitu efektivitas dan efisiensi belanja tersebut. klasifikasi berdasarkan unit organisasi 64. pengguna anggaran. Klasifikasi belanja 2.2 Pengakuan Belanja menurut organisasi di lingkungan 65. Belanja (berbasis kas) diakui pemerintah pusat antara lain belanja per berdasarkan terjadinya pengeluaran dari kementerian negara/lembaga beserta unit Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau organisasi di bawahnya. Klasifikasi belanja entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi 74. Klasifikasi Transfer Dana pada saat pertanggungjawaban atas Perimbangan dan Transfer pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang Lainnya, yaitu: mempunyai fungsi perbendaharaan. a. Dana Perimbangan adalah dana APBN 66. Dalam hal badan layanan dilalokasikan ke daerah dalam rangka umum, belanja diakui dengan pada peraturan desentralisasi. perundangan yang mengatur mengenai badan 1) Dana Bagi Hasil dialokasikan berdasar layanan umum. presentase ke daerah terdiri dari DBH 2.3 Pengukuran Belanja Pajak dan DBH Sumber Daya Alam. 67. Belanja diukur berdasarkan 2) Dana Alokasi Umum dialokasikan untuk nilai nominal yang dikeluarkan dan tercantum pemerataan keuangan antar daerah. dalam dokumen sumber pengeluaran yang sah 3) Dana Alokasi Khusus dilaokasikan untuk pengeluaran dari Kas Negara atau kepada daerah untuk tujuan mendanai pengesahan oleh bendahara umum pemerintah kegiatan khusus yang merupakan dan diukur berdasarkan azas bruto. urusan daerah sesuai prioritas 68. nasional. 2.4 Penyajian dan Pengungkapan b. Transfer Lainnya merupakan transfer dari 69. Belanja akan disajikan dalam pusat ke daerah sesuai program yang ada. Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan beban 75. akan disajikan dalam Laporan Operasional. 3. Pencatatan Akuntansi Penjelasan lebih lanjut mengenai rincian 3.1 Pendapatan belanja, beban dan informasi lainnya yang 3.1.1 Pencatatan Transaksi bersifat material harus diungkapkan dalam 76. Jurnal pendapatan LRA dibuat Catatan atas Laporan Keuangan. ketika kas diterima, namun jurnal pendapatan 70. LO dibuat ketika hak atas pendapatan timbul 2.5 Akuntansi Beban atau ketika kas diterima tanpa didahului adanya 71. Beban adalah penurunan penagihan. Jurnal penerimaan kas terkait manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam dengan pendapatan dibukukan dalam Buku periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, Besar Kas maupun Buku Besar Akrual oleh yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi Satker dalam Sistem Akuntansi Instansi (SAI) aset atau timbulnya kewajiban (PSAP 12 maupun oleh Kuasa BUN dalam Sistem Paragraf 8). Beban hanya diklasifikasikan Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN). berdasarkan klasifikasi ekonomi, yaitu: Namun, jurnal terkait dengan hak yang timbul a. Beban Pegawai atas pendapatan hanya dibukukan dalam Buku b. Beban Persediaan Besar Akrual oleh SAI. Sistem akuntansi c. Beban Jasa instansi merupakan bagian (subsistem) dari d. Beban Pemeliharaan e. Beban Perjalanan Dinas system akuntansi pemerintah pusat (SAPP) f. Beban Bunga yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga g. Beban Subsidi dan instansi vertikalnya selaku pengguna h. Beban Hibah anggaran/ kuasa pengguna anggaran. Sistem i. Beban Bantuan Sosial akuntansi kas umum negara adalah bagian j. Beban Lain-lain (subsistem) dari sistem akuntansi bendahara k. Beban Penyisihan Piutang umum negara (SABUN) yang dilaksanakan l. Beban Penyusutan Aset Tetap m. Beban Amortisasi Aset Tak berwujud oleh Direktorat Jenderal Perbendaharan dan n. Beban Transfer Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara 72. (KPPN), selaku kuasa BUN. 2.6 Akuntansi Transfer 77. 73. Transfer adalah penerimaan 78. Jurnal pencatatan pendapatan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas untuk menghasilkan Laporan Operasional dan pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, Neraca sebagai berikut: termasuk dana perimbangan dan dana bagi 79. Kas/Piutang Pendapatan XXX - hasil. Dilaksanakan akibat adanya otonomi 80. Pendapatan basis akrual - daerah. XXX 81. Sedangkan untuk kesalahan Satker dalam menghitung besarnya menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran biaya pengurusan passpor yang dibebankan yang berbasis kas, dibuat jurnal realisasi kepada masyarakat. pelaksanaan anggaran sebagai berikut: 106. Kesalahan pembukuan 82. Akun Transitoris XXX - pendapatan bisa disebabkan karena kelebihan 83. Pendapatan basis kas - XXX atau kekurangan dalam menerima pendapatan 84. atau karena kesalahan pembukuan semata 85. Contoh jurnal yang terkait yang tidak melibatkan unsur kas. Kelebihan dengan pendapatan adalah sebagai berikut : menerima pendapatan biasanya menimbulkan a. Jurnal Pendapatan-LO saat timbulnya kewajiban untuk mengembalikan kelebihan piutang (hak atas pendapatan) tersebut dan sebaliknya kekurangan menerima 86.Jurnal hanya dalam buku besar Akrual : pendapatan menimbulkan hak untuk menerima 87. Piutang Jangka 88. kembali kekurangan pendapatan tersebut. Pendek ... (sesuai x Kesalahan pembukuan pendapatan yang tidak jenisnya) melibatkan unsur kas bisa terjadi karena terlalu 89. rendah atau terlalu tinggi dalam membukukan pendapatan. Kesalahan pembukuan 90.Pendapatan-LO ... (uraian 91. pendapatan bisa diketahui pada periode MAP) xxx terjadinya pendapatan (sebelum laporan b. Jurnal Pendapatan tanpa didahului piutang keuangan terbit) atau pada periode berikutnya yang diterima di bendahara penerimaan (setelah laporan keuangan terbit). Laporan 92.Jurnal dalam Buku Besar Kas : keuangan dianggap sudah diterbitkan apabila 93. Kas di Bendahara 94. sudah ditetapkan dengan undang-undang atau Penerimaan x peraturan daerah. Koreksi harus segera dilakukan ketika kesalahan ditemukan. Koreksi 95.Pendapatan-LRA PNBP 97. adalah tindakan pembetulan akuntansi agar 96.(uraian MAP) xxx 98.Jurnal dalam Buku Besar Akrual : pos-pos yang tersaji dalam laporan keuangan 99. Kas di Bendahara 100. entitas menjadi sesuai dengan yang Penerimaan x seharusnya. a. Kesalahan yang sifatnya berulang dan 101. Pendapatan-LO 103. sistemik tidak memerlukan koreksi, PNBP xxx melainkan dicatat pada saat terjadi 102. (uraian MAP) pengeluaran/penerimaan kas dengan 104. mengurangi atau menambah rekening 3.1.2 Koreksi Pencatatan pendapatan LRA maupun pendapatan LO 105. Kesalahan adalah penyajian yang bersangkutan, tanpa memperhatikan akun/pos yang secara signifikan tidak sesuai periode terjadinya kesalahan. dengan yang seharusnya yang mempengaruhi b. kesalahan tidak berulang yang terjadi pada laporan keuangan periode berjalan atau periode berjalan, dilakukan koreksi dengan periode sebelumnya. Menurut sifat kejadiannya, cara pembetulan pada akun yang terdapat 2 (dua) jenis kesalahan, yaitu bersangkutan dalam periode berjalan, baik kesalahan yang sifatnya berulang dan sistemik pada akun pendapatan-LRA atau akun dan kesalahan yang sifatnya tidak berulang. belanja, maupun akun pendapatan-LO Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah atau akun beban. c. Kesalahan tidak berulang yang terjadi kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah pada periode-periode sebelumnya dan (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang mempengaruhi posisi kas, apabila laporan diperkirakan akan terjadi berulang. Contohnya keuangan belum diterbitkan, dilakukan adalah koreksi atas penerimaan pajak dari pembetulan pada akun yang wajib pajak yang mengakibatkan adanya bersangkutan, baik pada akun restitusi kepada wajib pajak atau tambahan pendapatan-LRA atau akun belanja, pembayaran dari wajib pajak. Kesalahan yang maupun akun pendapatan-LO atau akun tidak berulang adalah kesalahan yang beban. diharapkan tidak akan terjadi kembali. Contoh: d. Koreksi kesalahan atas penerimaan b. Jurnal Pelunasan Beban yang Masih harus pendapatan-LRA yang tidak berulang yang Dibayar. terjadi pada periode-periode sebelumnya 122. Jurnal di Buku Besar Kas : dan mempengaruhi posisi kas, apabila 123. Belanja (sesuai 124. laporan keuangan periode tersebut sudah MAK-nya) x diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan pada akun kas dan akun Saldo Anggaran 125. Ditagihkan ke 126. Lebih. Entitas Lain xxx e. Koreksi kesalahan atas penerimaan 127. Jurnal di Buku Besar Akrual : pendapatan-LO yang tidak berulang yang 128. Beban yang Masih 129. terjadi pada periode-periode sebelumnya Harus Dibayar x dan mempengaruhi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah 130. Ditagihkan ke 131. diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan Entitas Lain xxx pada akun kas dan akun ekuitas. 132. Jurnal di Buku Besar Kas dan 107. Akrual SAKUN. 3.2 Belanja/Beban 133. Ditagihkan ke 134. 3.2.1 Pencatatan Transaksi Entitas Lain x 108. Jurnal pencatatan untuk menghasilkan Laporan Operasional dan Neraca 135. Kas di Kas Negara 136. sebagai berikut: xxx 109. Beban XXX - 137. 110. Kas/Utang - 3.2.2 Koreksi Pencatatan XXX 138. Semua kesalahan terkait 111. Untuk menghasilkan Laporan belanja/beban bersifat tidak berulang. Tidak Realisasi Anggaran yang berbasis kas, dibuat ada kesalahan belanja/beban yang sifatnya jurnal realisasi pelaksanaan anggaran sebagai berulang dan sistemik. berikut: a. Koreksi kesalahan yang tidak berulang 112. Belanja XXX - yang terjadi pada periode-periode 113. Akun Transitoris - sebelumnya dan mempengaruhi posisi XXX kas, apabila laporan keuangan periode 114. tersebut belum diterbitkan, dilakukan 115. SAI (Satker) membukukan dengan pembetulan pada akun yang belanja dalam buku besar kas ketika bersangkutan, baik pada akun pengeluaran kas terjadi dan membukukan pendapatan- LRA atau akun belanja, beban dalam buku besar akrual ketika maupun akun pendapatan-LO atau akun kewajiban timbul, konsumsi aset terjadi, atau beban. ketika terjadinya penurunan manfaat ekonomi b. Koreksi kesalahan atas pengeluaran atau potensi jasa. Di sisi lain, SAKUN belanja (sehingga mengakibatkan membukukan belanja/beban dalam buku besar penerimaan kembali belanja) yang tidak kas dan akrual saat terjadi pengeluaran uang. berulang yang terjadi pada periode-periode 116. Contoh jurnal yang terkait sebelumnya dan menambah posisi kas, dengan belanja dan beban adalah sebagai apabila laporan keuangan periode tersebut berikut : sudah diterbitkan, dilakukan dengan a. Jurnal Beban Sehubungan dengan pembetulan pada akun pendapatan lain- Timbulnya Kewajiban (beban yang masih lainLRA. harus dibayar) : c. Koreksi kesalahan atas pengeluaran 117. Jurnal hanya dalam Buku belanja (yang mengakibatkan Besar Akrual : penambahan belanja) yang tidak berulang 118. Beban (sesuai 119. yang terjadi pada periode-periode jenisnya) x sebelumnya dan mengurangi posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut 120. Beban yang masih 121. sudah diterbitkan, dilakukan dengan harus Dibayar xxx pembetulan pada akun Saldo Anggaran Lebih. Jurnal koreksi ini hanya dibukukan 142. dalam Buku Besar Kas SAKUN karena SAI 143. tidak memliki akun SAL. 144. 139. 145. C. KESIMPULAN 146. DAFTAR PUSTAKA 140. Penerapan akuntansi 147. pendapatan dan akuntansi belanja adalah 148. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 2010 tentang Standar Akuntansi Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Pemerintah. Akuntansi Pendapatan disusun 149. untuk memenuhi kebutuhan 150. Peraturan Menteri Keuangan Nomor pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan 213 Tahun 2013 tentang Sistem dan untuk keperluan pengendalian bagi Akuntansi dan Pelaporan Keuangan manajemen pemerintah. Sedangkan Akuntansi Pemerintah Pusat Belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan 151. pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan 152. Peraturan Menteri Keuangan Nomor dan dapat dikembangkan untuk keperluan 215 Tahun 2013 tentang Jurnal pengendalian bagi manajemen untuk mengukur Akuntansi Pemerintah pada efektivitas dan efisiensi belanja. Pemerintah Pusat 141.