Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

LEADERSHIP : Memimpin dalam Perubahan

Disusun oleh:

Putri Aisya Pahlawani (1522100034)


Dini Novita (1522100036)
Rany R Daryana ( 1522100042)
Shofiatul Maulidiyah (1522100051)
Yulia Vicarista Lengu (1522100053)
Retno Sri Handayani (1522100056)
Inas Zahra (1522100057)

PROGRAM MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2022
MEMIMPIN DALAM PERUBAHAN

1. PENDAHULUAN
Dalam sebuah organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang berperan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Berhasil atau
tidaknya suatu organisasi tergantung pada sumber daya yang dimiliki organisasi
tersebut. Gaya kepemimpinan untuk menyesuaikan perubahan merupakan tantangan
terbesar saat ini bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus menggunakan gaya
kepemimpinan dan menampilkan cara yang paling efektif dalam mempengaruhi
persepsi karyawan mengenai tujuan dan cara mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Kepemimpinan yang efektif akan mendorong bawahan untuk mengubah upaya
menjadi kinerja. Pemimpin dalam organisasi yang selalu mengikuti tuntutan zaman
selalu berhadapan dengan pilihan terhadap gaya kepemimpinan yang tepat dan sesuai
untuk diterapkan di organisasi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin juga diharapkan
dapat menampilkan gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung kondisi dan
situasi serta level jabatan karyawan, sehingga terpancar rasa keyakinan dari karyawan
kepada pemimpinnya.
Kepemimpinan efektif adalah keterampilan manajerial dalam pelaksanaan
kerja bersama. Seorang pemimpin diharapkan memiliki kecakapan teknis maupun
manajerial yang profesional. Kecakapan teknis tersebut sesuai dengan bidangnya,
sedangkan kecakapan manajerial menuntut perannya dalam memimpin orang lain.
Keterampilan tersebut terpancar dalam tindakannya seperti menyeleksi, mendidik,
memotivasi, mengembangkan sampai dengan memutuskan hubungan kerja.
Dalam dunia yang berubah dengan cepat dengan dinamika yang terus berubah,
perubahan organisasi terbukti penting jika bisnis ingin terus berhasil. Berhasil
mendapatkan perubahan organisasi membutuhkan komitmen atau kepatuhan orang-
orang di dalam organisasi yang bersangkutan. Salah satu tantangan utama bagi
pemimpin perubahan adalah bagaimana menetapkan arah perubahan dan
mendapatkan komitmen serta dukungan dari orang-orang di dalam organisasi. Ilmu
psikologi dalam mengkaji perubahan organisasi tentunya memiliki peran penting
dalam proses ini. Paper ini akan membahas bagaimana pemimpin dapat secara efektif
bekerja ditengah perubahan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Fokus pada masa depan
Seorang pemimpin harus bisa membuat keputusan sulit, merencanakan
tindakan yang akan diambil, dan membawa tim untuk bekerjasama. Cara terbaik
untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melibatkan tim dari awal penentuan
keputusan, menjelaskan kepada tim kriteria apa yang menjadi dasar pengambilan
keputusan pemimpin, dan menjelaskan bagaimana rencana-rencana yang dibuat
saling berhubungan dengan kegiatan lain dalam suatu organisasi.
Pemimpin menetapkan 3 bidang utama dalam membuat keputusan yaitu :
1. Menentukan arah bergeraknya organisasi
2. Membentuk bagaimana organisasi melakukan bisnis
3. Mengatur kecepatan perubahan
Salah satu dari ketiga bidang diatas harus berdasarkan kriteria objektif.
Dibuktikan dalam penelitian dimana keputusan yang dibuat menggunakan bukti
dan pemikiran kritis lebih efektif daripada mengandalkan pengalaman pribadi,
konvensional kebijaksanaan atau anekdot. Uji keputusan dapat menggunakan
(SWOT) menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan
mengetahui keempat aspek penilaian tersebut diharapkan suatu organisasi dapat
memaksimalkan kekuatan, mengurangi ancaman, dan membangun peluang-
peluang di masa depan.
Untuk memutuskan peluang mana yang akan dieksplorasi, seorang pemimpin
harus memahami visi dan misi organisasi. Dalam analisis SWOT, Faktor internal
adalah kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal adalah peluang dan
ancaman. Penilaian berbobot juga menjelaskan kriteria yang bisa digunakan untuk
membuat keputusan dan memberikan hasil yang lebih transparan.
Saat mengatur perubahan strategi dalam organisasi, pimpinan perlu
mempertimbangkan waktu. Jika perubahan terlalu lambat, mungkin akan
kehabisan momentum, jika terlalu cepat beresiko menciptakan stress dan
kelelahan. Seorang pemimpin harus bisa membuat gambaran secara jelas tentang
beberapa rencana yang nantinya akan berkontribusi untuk mendukung visi
organisasi.
Pemimpin harus bisa memahami dan membantu tim untuk mengenali peran dan
berkomitmen untuk berubah. Pemimpin juga Melakukan komunikasi secara baik
dan melakukan pemeriksaan secara teratur agar lebih memahami hubungan antara
rencana, departemen, dan peran dalam organisasi.

b. Mengaktifkan Perubahan
Peluang untuk melakukan inovasi sebenarnya ada di setiap tingkat
organisasi dan para pemimpin harus terus-menerus merencanakan perubahan
untuk bergerak maju. Memimpin perubahan membutuhkan keseimbangan antara
prioritas dan kesadaran akan tanggapan di antara semua pemangku kepentingan.
Keterampilan kepemimpinan yang paling penting dalam konteks
perubahan adalah menjaga keseimbangan yang baik antara perbaikan jangka
pendek dan inovasi jangka panjang. Jika kita terus meningkatkan margin sambil
mengabaikan inovasi strategis, itu akan menyebabkan risiko kehilangan tren besar
berikutnya. Sebaliknya, inovasi yang konstan pada intinya dapat menjadi
kontraproduktif karena orang pada akhirnya akan merasa lelah dan tidak mau
mengambil inisiatif baru lagi.
Pemimpin berusaha untuk maju dengan perubahan jangka pendek dan
jangka panjang dengan tetap menjaga keseimbangan. Hal ini tentunya dapat
menjadi tantangan, sehingga, Sebelum menerapkan perubahan, diskusikan
implikasinya dengan beberapa kelompok kecil pemangku kepentingan. Setiap
anggota harus merasa bebas untuk bertanya dan mengungkapkan opini mereka.
Bantulah setiap individu untuk menemukan apa yang akan tetap sama—hal-hal ini
dapat memberikan jangkar stabilitas bagi mereka yang tidak menyukai perubahan.
Setiap manusia bisa bereaksi berbeda terhadap perubahan. Di satu sisi,
para inovator yang mungkin begitu bersemangat untuk berjalan menuju masa
depan baru sehingga mereka tidak menyadari tidak ada yang mengikuti mereka.
Di sisi lain ada orang-orang yang tersesat, yang ikut hanya ketika semua orang
telah pindah. Ada pula tradisionalis yang bertahan pada masa lalu, melihat
perubahan sebagai ancaman. Namun, anehnya mereka memiliki satu kesamaan
dengan para inovator: mereka sama-sama menanggapi perubahan yang akan
datang dengan “emosi”.
Sebagai pemimpin, kita perlu menggunakan logika dan emosi saat
menjelaskan rencana. Kita perlu gigih dan tekankan kepada semua orang manfaat
yang akan datang ketika perubahan telah dilakukan. Setiap orang berbeda waktu
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan pemimpin harus bersiap untuk
jangka panjang: biasanya, proses penyesuaian jatuh ke dalam fase yang berbeda,
yang dicirikan oleh serangkaian perilaku yang berbeda. Perlu juga untuk waspada,
biasanya orang yang mengadopsi perubahan dengan cepat dapat menunjukkan
ketidaksabaran dengan yang paling lambat; ini dapat menyebabkan konflik di
dalam tim.

c. Memberi Energi pada Tim


Ketika mengumpulkan sekelompok orang, maka sekelompok orang
tersebut tidak secara otomatis menjadi tim. Tugas dari pemimpin Untuk membuat
sekelompok orang tersebut menjadi tim hatus menciptakan transformasi, seperti
diberi energi, fokus, dan pandangan kesuksesan sebagai kolektif dari tujuan
individu.
Memilih tim yang dapat bekerja sama dengan baik, mampu memotivasi
kelompok, dan menangani konflik adalah aspek penting dari kepemimpinan tim.
Dalam sebuah penyelesaian pekerjaan atau tugas perlu mengembangan kohesi dan
fokus dari tim dengan cepat. Akan lebih sulit apabila memiliki salah satu anggota
tim yang bekerja jarak jauh, sehingga perlu memastikan bahwa setiap orang dalam
tim dapat memberikan kontribusi ide dan akses data yang sama menjadi hal yang
terpenting. Investasikan waktu pada awal proyek atau pengerjaan tugas untuk
memilih atau memperkuat tim. Investasi ini akan sangat berguna apabila terjadi
dalam sebuah tim mendapat tekanan yang besar. Pilih anggota tim dengan
ketrampilan yang lengkap. Sebuah tim harus memiliki tipe - tipe seperti di bawah
ini :
• Pemimpin: Memastikan semua orang memahami tujuan, memotivasi
dan mampu berkomunikasi dengan baik.
• Kreatif: Seorang pemikir yang imajinatif yang memiliki konsep berani
dan mampu memberikan ide-ide ketika tim sedang terjebak.
• Analis: Pemecah masalah yang menguji rencana di setiap tahap
• Fasilitator: Memiliki kemampuan interpersonal yang baik, peka
trehadap kelompok, dan mampu bertindak sebagai lem dalam sebuah
tim
• Administrator: Memperhatikan detail dan menjaga tim tepat waktu dan
fokus pada tugas
d. Menjalankan Tim
Dalam menjalankan tim, pemimpin perlu menjelaskan peran masing-
masing individu. Pengambilan keputusan dalam sebuah kelompok dan mendorong
semua individu untuk berpartisipasi akan membuat individu diakui dalam sebuah
kelompok. Menetapkan nilai-nilai bersama, mengembangkan aturan dasar yang
menggambarkan bagaimana tim akan bekerjasama dari awal dan perhatikan
bagaimana dinamika kelompok itu berkembang. Segera ambil tindakan jika terjadi
konflik atau jika ada individu yang mulai bertindak tidak sesuai dengan aturan
yang disepakati.
Jika berhasil membangun dan mengelola kelompok, anggota kelompok
akan saling bertanggung jawab untuk mencapai tugas individu dan menghargai
keberhasilan kelompok. Berikut adalah tanda tanda Tim yang Berenergi:
• Berkomitmen
• Mendengarkan
• Berbagi
• Mendapatkan hasil
• Menunjukkan minat
• Membangun Kepercayaan
• Memberi Pengakuan

e. Membangun Kepercayaan
Membangun kepercayaan tim dengan cara : Saling mendukung, memberi
pujian untuk pencapaian, berkolaborasi, berbagi pengetahuan. Kepercayaan akan
ada pada anggota tim secara bertahap kemudian akan memunculkan komitmen
dalam bertindak sehingga tim akan mendapatkan hasil yang ingin dicapai

f. Manajemen konflik
Membangun tim yang sukses tergantung pada kerjasama antara semua
anggota kelompok. Tetapi bagaimana jika beberapa orang tidak mau terlibat
dalam prosesnya? Konfrontasi yang tidak produktif sehubungan dengan Anda
sebagai pemimpin atau jika itu terjadi di antara anggota dapat menghabiskan
banyak waktu Anda, menciptakan suasana yang buruk, dan menghentikan
langkah Anda untuk mencapai tujuan Anda. Yang harus dilakukan saat ini
terjadi adalah temukan cara-cara positif untuk menghadapi ketidaksepakatan.
Hal ini adalah kunci keterampilan kepemimpinan.
Konflik muncul ketika seseorang berhenti mendengarkan dan melihat
situasi dari sudut pandang mereka sendiri. Sebagai pemimpin, Anda harus
melihat melampaui masalah tersebut untuk memahami apa yang sebenarnya
terjadi dan menemukan akar permasalahan. Mulailah dengan diri Anda sendiri:
sebagai pemimpin berarti Anda mungkin bisa menjadi faktor ketidakpuasan
anggota tim. Perbedaan pandangan, perilaku, dan gaya memimpin dapat
digunakan secara konstruktif untuk merangsang kreativitas dan memperkaya tim
atau, jika dibiarkan tidak terkendali, dapat menyebabkan perpecahan.
Memang sangat menggiurkan untuk bisa mengatasi sebuah konflik, tetapi
ini bisa merusak tim dan posisi anda sebagai seorang pemimpin. Pemimpin
harus bisa menjelajahi semua tindakan agar dapat menyelesaikan konflik. Tetapi
banyak orang yang menemukan bahwa sangat sulit berada dalam sebuah konflik
yang dapat berpengaruh pada masa depan mereka sendiri jika mereka tidak
menemukan jalan keluar. Jika diskusi terbuka dan dukungan yang diberikan
gagal mencapai sebuah penyelesaian, maka pemimpin harus meminta bantuan
divisi kebijakan dan prosedur disipliner untuk menangani masalah tersebut, dan
mencegah efek buruk pada anggota tim lainnya.
Berikut adalah tabel penyebab kemunculan sebuah konflik dalam
perusahaan:

Penyebab Efek Perbaikan

Anggota tim Anggota akan membuat kesalahan Tawarkan dukungan dan pelatihan
sudah dan bekerja dengan tidak dalam rentang waktu yang wajar. Jika
mencapai batas memenuhi standar yang hanya ada sedikit peningkatan, masa
kemampuan diharapkan. Anggota tim yang depan mereka di tim Anda terbatas.
saat ini lain menjadi tidak sabar

Anggota tim Anggota tim menolak pekerjaan; Eksplor penyebab dalam one-on-one
merasa tidak penarikan diri dari keterlibatan discussion. Jika anda mengganti
terikat dengan tim. Hal ini seringkali pemimpin yang lama, anda harus dapat
disebabkan oleh frustasi ketika melepaskan beban yang diperoleh dari
orang-orang yang berprestasi pemimpin yang lama. Pertimbangkan
tinggi telah merasa enggan dalam untuk mengadakan konseling.
waktu yang lama. Akan memiliki
efek buruk pada seluruh tim.

Anggota tim Fokus menjadi melebar ke banyak Dengarkan permasalahan anggota tim
merasa hal, yang mengakibatkan dan atur ijin/cuti jika anda pikir ini bisa
terganggu ketidakefektifan pada pekerjaan. menyelesaikan masalah. Pastikan jika
Penyebabnya seringkali bersifat anda menyadari bahwa masalah
pribadi dan meskipun rekan kerja tersebut berada di luar kendali dan
awalnya akan bersimpati, mereka segera mencari bantuan.
akan segera bosan dengan
masalah tersebut.

Anggota tim Tantangan atau pendelegasian Cari tahu apa yang dapat meningkatkan
kehilangan yang terlalu banyak atau terlalu motivasi anggota tim. Tanyakan pada
motivasi sedikit dapat membuat seseorang diri sendiri apakah anda kurang atau
kehilangan motivasi dan berlebihan saat memberikan
menurunkan efektivitas. Anggota tantangan/pendelegasian.
tim akan dengan cepat
terpengaruh pada efek negatifnya.

g. Menyeimbangkan Target
Hasil adalah segalanya. Hasil merupakan perpaduan antara apa yang
dipikirkan, direncanakan, dan kemampuan sebagai seorang pemimpin. Untuk
mendapatkan apa yang diinginkan dari sebuah proyek, pemimpin harus dapat
mengklasifikasikan standar dan tujuan dari awal. Target yang diberikan harus
realistis, dan sarana dibutuhkan untuk mengukur kinerja semua yang terlibat.
Target yang diberikan untuk tim harus dapat menantang semua anggota
tetapi juga harus realistis, sesuai dengan kriteria SMART (hal. 46-47). Pastikan
tujuan yang ditetapkan seimbang; serta target keuangan, tujuan di bidang-bidang
seperti kecepatan respons, kualitas produk dan layanan, kepuasan pelanggan dan
tim, dan pengembanga merek. Buat daftar hasil yang diinginkan oleh masing-
masing anggota dari empat bidang utama–pelanggan, operasional, karyawan,
dan keuangan—sehingga tidak ada satu tujuan yang dianggap sebagai prioritas.
Hasil pada setiap area harus dievaluasi agar dapat membuktikan kemajuan pada
diri sendiri, anggota tim, dan investor. Berikut adalah contoh daftar hasil yang
diinginkan dalam empat bidang utama: Pelanggan (staf layanan pelanggan
termotivasi dalam bekerja, pelanggan puas, pelanggan memiliki pengalaman
yang menyenangkan, promosi loyalitas seumur hidup), karyawan (persepsi
sebagai atasan yang baik, pengembangan individu, saling menghormati),
operasional (stok barang diantar ke gudang penyimpanan tepat pada waktunya,
area kerja yang aman, pengantaran ke pelanggan sesuai yang dijanjikan, harga
yang kompetitif), keuangan (keuntungan, investasi, penjualan, ketersediaan dana
kas).
Sebagai seorang pemimpin, perjelas hasil yang Anda harapkan dari
interaksi antara pembeli dan penyedia atau antar departemen dalam service-level
agreement. Anda kemudian dapat menyajikan kewajiban dalam format
tertulis—standar dan rentang waktu minimum atau maksimum, atau ukuran
reliability atau availability lainnya, misalnya: Tugas kami sebagai penyedia jasa
adalah menyediakan informasi dalam empat jam permintaan maka tugas anda
sebagai pengguna jasa adalah menanggapi permintaan layanan dalam waktu
empat jam setelah permintaan, dll.

h. Meningkatkan Rasa Percaya Diri


Memiliki rasa percaya diri merupakan landasan untuk kepemimpinan
yang baik, terutama di saat menghadapi suatu ketidakpastian, pergolakan, atau
krisis, percaya diri dan mampu membuat keputusan yang tepat, akan
memberikan kredibilitas dan integritas, yang dampaknya dapat meningkatkan
reputasi organisasi dan membangun kepercayaan di semua pemangku
kepentingan.
Rasa percaya diri dapat muncul dari jalan yang berbeda. Kepercayaan
diri dapat tumbuh dari pengalaman sebagai rekam jejak Anda sebagai
pemimpin. Hal itu ditunjukkan dari rencana yang disusun dengan baik dan
antisipasi tantangan, dan itu datang dari pengetahuan yang Anda miliki bisnis
yang kuat dibangun di atas produktif hubungan kerja.
Terdapat tips untuk meningkatkan diri sendiri, salah satunya adalah
dengan melakukan afirmasi diri dengan cara mencatat secara pribadi
kemampuan dan kekuatanmu. Ini akan memberikan anda tambahan rasa
kepercayaan diri dan menghilangkan kritik internal atau keraguan diri di pikiran
anda.
Membangun kepercayaan diri itu bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan
secara instan. Hal ini dilakukan secara bertahap. Anda dapat memulai dari
berkomunikasi secara percaya diri. Terdapat tiga tips yang bisa dipraktekkan,
supaya anda dapat berkomunikasi dengan penuh rasa percaya diri.
Tips pertama adalah menggunakan bahasa yang percaya diri untuk
menggambarkan visi Anda. Anda dapat mempelajari bahasa-bahasa tersebut
dari para pemimpin politik, yang secara khas dapat meningkatkan rasa optimis
pada orang lain yang mengarah pada keadaan masa depan. Contoh dari kata-kata
tersebut seperti inovatif, khusus, asli, terbaru, terobosan, diperbarui, dan
terdepan. Gunakan bahasa ini secara teratur, karena kosakata semacam ini
menyebar melalui organisasi.
Tips berikutnya adalah menyampaikan visi anda dalam kalimat yang
tidak lebih dari 30 detik panjang durasinya. Tekankan dan ringkas pada manfaat
dari peluang yang ingin anda jelajahi. Tips ketiga adalah dengan menggunakan
bahasa non verbal yang tepat. Komunikasi tidak hanya seputar mengenai apa
yang anda katakan atau sampaikan melalui suara. Postur santai, menggunakan
gerakan kecil, berbicara dengan volume yang tegas, tersenyum, dan membuat
banyak kontak mata, semuanya hal tersebut mampu membantu memproyeksikan
kepercayaan diri dan ketenangan dalam diri anda.
Rasa kepercayaan diri dari dalam akan ketika anda berperilaku atau
bersikap percaya diri, dan mendapatkan kepercayaan dari tim dan kolega atau
rekan kerja anda. Kemampuan dan kemauan untuk mendelegasikan wewenang
dan pengambilan keputusan adalah salah satu yang karakteristik yang menandai
bahwa orang tersebut adalah seorang pemimpin yang percaya diri. Ambil setiap
kesempatan untuk melibatkan orang lain dan berikan wewenang kepada mereka
untuk bertindak berdasarkan ide-ide mereka.
Terbuka tentang apa yang tidak bekerja untuk anda, pelanggan anda,
pemasok, atau karyawan, kejujuranmu atau keterbukaanmu akan ditafsirkan
sebagai suatu ekspresi percaya diri, karena anda mendekati kesuksesan dan
kesulitan dengan semangat yang setara. Memacu orang lain untuk menemukan
dan memahami situasi atas diri mereka sendiri akan lebih baik daripada
menginstruksikan langsung dan memaksa mereka untuk mengingat polanya.
Rasa kepercayaan diri itu datang dari pengetahuan diri, yaitu memahami
pemikiran dan tindakan memberi anda kemampuan untuk mengendalikan. Cara
yang baik untuk menjadi lebih percaya diri adalah dengan menghadapi
ketakutanmu. Ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Martins (2018), dimana
rasa percaya diri memungkinkan seseorang untuk memiliki tingkat pengambilan
risiko, inovasi, dan proaktif yang lebih tinggi. Kepercayaan diri yang lebih besar
memungkinkan individu untuk mengekspresikan dirinya serta pemikiran secara
koheren, sehingga dapat menciptakan alternatif baru, dengan mengadopsi
perilaku yang berfokus pada kemungkinan dan pilihan baru, terutama ketika
menghadapi suatu tantangan.
Hal yang perlu diperhatikan sebagai seorang pemimpin adalah bahwa
setiap kata dan tindakan anda akan diteliti, diamati, diobservasi, atau
diperhatikan oleh rekan kerja anda. Kata dan tindakan tersebut dapat
memberikan makna yang jauh lebih penting dari apa yang anda harapkan.
Persepsi Anda sebagai seorang pemimpin yang percaya diri dapat hilang oleh
tindakan sadar atau tidak sadar. Cobalah untuk berhati-hati dalam bertutur kata
maupun bersikap. Konsistensi dan ketenangan dalam kondisi sulit adalah
karakteristik yang dianggap oleh kebanyakan orang sebagai rasa percaya diri.

i. Membuat Jaringan
Seorang pemimpinperlu menciptakan, mengembangkan, dan memelihara
jaringan kontak di dalam dan jauh di luar organisasi sendiri. Jaringan
memungkinkan untuk bertukar informasi dengan orang lain, berbagi sumber
daya, mendapatkan rujukan, arahan, atau rekomendasi, menguji gagasan,
membangun hubungan jangka panjang, dan membantu orang lain sebagai
balasannya. Jaringan adalah mata dan telinga. Mereka memperingatkan tentang
tren dan perkembangan di pasar, memberi sinyal peluang dan ancaman, dan
membantu mengidentifikasi ceruk. Jadi, semakin luas jaringan, semakin
responsif pula kita untuk setiap perubahan pasar.
Bagaimana membangun jaringan yang efektif? Berikut adalah beberapa
hal untuk membuat jaringan semakin efektif:
• Daftar semua kontak yang berpotensi berguna dan minta tim untuk
melakukan hal yang sama
• Sertakan tempat kerja dan kolega sebelumnya serta kontak pribadi
keluarga dan teman
Meskipun jaringan digital membantu memperluas kontak, perlu juga
untuk dapat membuat koneksi yang lebih kuat secara tatap muka. Asosiasi
bisnis dan badan profesional sering mengadakan acara networking tertentu,
tetapi setiap pertemuan dengan rekan kerja, klien, atau pemasok adalah
kesempatan untuk membangun jaringan. Pada acara apa pun, luangkan waktu
untuk lebih sering tentang bersosialisasi. Berikut hal-hal yang dapat dan tidak
dapat dilakukan ketika melakukan networking secara tatap muka:

Yang wajib di lakukan Yang Tidak Perlu Dilakukan

Mempersiapkan beberapa pertanyaan pengantar Lupa mempelajari daftar tamu


atau pemecah kebekuan

Memperkenalkan diri dengan jelas, singkat, dan Tidak meneliti orang-orang yang ingin
mudah diingat Anda temui

Meninggalkan celah fisik dalam kelompok yang Tidak sesuai dengan apa yang Anda
mengundang seseorang untuk bergabung katakan dengan bahasa tubuh Anda

Menyarankan untuk bertukar info kontak Menerobos ke dalam kelompok tanpa


kontak mata terlebih dahulu

j. Belajar Dari Pengusaha

Para pemimpin dalam organisasi dari semua tingkat dan di semua pasar dapat
belajar dari pendekatan berani para pengusaha. Melihat masalah lama dengan cara
baru dan menghasilkan solusi inovatif dengan memanfaatkan peluang dan
memecahkan masalah pelanggannya.
Definisi wirausahawan adalah kesiapan mereka untuk mendengarkan
pelanggan, melihat peluang baru, dan mendukung ide-ide mereka dengan dorongan
dan tekad. Mereka juga memiliki sikap yang positif/menyegarkan terhadap
"kegagalan" semuanya dipandang sebagai pengalaman yang berguna, dan mencoba
dilihat sebagai jalan menuju sukses. Pengusaha berpikir ke depan, tidak menerima
status quo, dan mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan “mengapa?,” “mengapa
tidak?,” dan “bagaimana jika…?.”

Di lapangan, sekitr 49% produktivitas di perusahaan lebih besar diciptakan oleh


pengusaha serial. Perusahaan-perusahaan besar semakin mendorong para pemimpin
mereka untuk menunjukkan semangat kewirausahaan dalam organisasi yang matang
ini dinamakan Intrapreneurship. Pengusaha merangkul ketidakpastian, berani
mengambil risiko yang diperhitungkan, dan terima kegagalan sebagai pengalaman
belajar. Rayakan keberhasilan dan kegagalan sebagai tanda kewirausahaan, dan
pastikan untuk menghargai kontribusi yang diberikan orang untuk menciptakan nilai
bagi bisnis, dan menanggapi secara fleksibel peluang untuk memecahkan masalah
bagi pelanggan. Teliti bisnis Anda untuk menemukan peluang baru. Melihat bisnis
Anda dengan pola pikir kewirausahaan akan membantu Anda menghasilkan ide untuk
memaksimalkan peluang pertumbuhan. Kembangkan keterampilan kepemimpinan
kewirausahaan dengan mengajukan lebih banyak pertanyaan kepada pelanggan dan
kolega tentang masalah apa yang dihadapi.

Pengusaha menunjukkan banyak sifat penting dan keterampilan kewirausahaan


penting.yang dapat dikembangkan dalam diri Anda untuk memberi manfaat bagi
organisasi. Sebagian besar wirausahawan adalah pengambil risiko, fokus pada tujuan,
dan tekad. Semua sifat yang dapat Anda pelajari. Saat mencari ide baru, periksa dulu
organisasi Anda sendiri: dapatkah Anda memanfaatkan aset yang ada? Dalam dunia
yang berubah dengan cepat, apakah organisasi Anda mampu beradaptasi dengan
cepat? Saat Anda mencari di luar perusahaan Anda untuk tren dan produk yang
muncul, ingatlah untuk menerapkan kriteria SWOT untuk menguji dan menilai
keputusan Anda

Para pengusaha dapat mencari ide kewirausahaan di berbagai aspek


perusahaan. Menggali ide di aspek informasi atau aset yang tidak dimanfaatkan bisa
diajukan beberapa pertanyaan seperti “Bisakah kita menjual informasi kita secara
eksternal?” atau “Bisakah kita mendapatkan kinerja yang lebih baikdengan
outsourcing?”. Aspek Model Bisnis, dapat digali ide dengan mengajukan beberapa
pertanyaan seperti “Akankah akuisisi meningkatkan kemampuan kita?” atau “
Bisakah kita tidak menggunakan perantara?”

Ada tips menggunakan bakat dari pengusaha yang dapat ditiru oleh pemimpin.
Pengusaha menyadari bahwa mungkin semua orang sudah memiliki jiwa
wirausahawan alami di tim mereka. Beri mereka ruang untuk berinovasi dan bersabar
dengan sifat mereka yang sering menantang sampai pada akhirnya Anda akan
mendapatkan aset nyata. Realitanya 35% pekerja AS hanya diberi waktu untuk
berpikir kreatif beberapa kali dalam setahun. Bakat dapat digali dengan mengajukan
beberapa pertanyaan, misalnya pada faktor peluang pasar baru dan pelanggan barun
“Bagaimana kita memperluas pasar kita?” atau “Bisakah kita melakukan apa yang kita
lakukan untuk pelanggan terbaik kita kepada orang lain?”. Kemudian pada faktor
produk baru dan layanan, dapat diajukan pertanyaan seperti “Bisakah kita menjual
produk atau jasa kita sebagai suatu sistem?” atau “Bisakah kita mengubah layanan
internal menjadi penjualan?”

3. ANALISIS

Penelitian Nugroho (2018) menemukan bahwa dalam melakukan perubahan


hal pertama yang harus dilakukan adalah adanya kesadaran mengenai pentingnya
sebuah perubahan itu sendiri. Bentuk kesadaran ini bisa berupa persepsi bahwa
organisasi memerlukan perbaikan, sadar akan akan pesatnya pertumbuhan
perusahaan, paham bahwa organisasi sedang mengalami kemunduran, terdapat
perubahan dalam bentuk, jenis dan intensitas persaingan, munculnya perubahan dalam
peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan pemerintah, terjadinya perubahan
sosial dan perubahan politik Negara di mana organisasi bergerak. Bentuk perubahan
sendiri termasuk perubahan internal (visi, misi, rencana strategis, struktur, system,
prosedur) dan perubahan eksternal (image sebuah brand, peraturan pemerintah,
kondisi geografis) (Nugroho, 2018).

Kepercayaan pada kepemimpinan yang adil atau 'Keadilan Prosedural' seperti


yang disebut oleh Kim dan Mauborgne (dalam Dextera, 2020) didefinisikan sebagai
sejauh mana proses keputusan manajemen puncak dinilai adil dan efektif. Penelitian
Schneider, Brief & Guzzo (1996) telah menunjukkan bahwa proses keputusan
manajemen puncak memainkan peran penting dalam penciptaan iklim dan budaya
untuk perubahan organisasi yang berkelanjutan. Rasa saling percaya dan
kemungkinan bagi orang untuk berpartisipasi dalam proses keputusan perubahan
merupakan inti dari pengembangan iklim yang ramah terhadap perubahan. Conger
(1998) juga menemukan bahwa para pemimpin yang dianggap dapat dipercaya dan
adil membangun kredibilitas, dan kredibilitas ini merupakan prasyarat untuk berhasil
memperkenalkan perubahan organisasi. Selain itu, menetapkan dan
mengomunikasikan kebutuhan akan perubahan dan visi untuk masa depan adalah
salah satu langkah penting pertama yang harus diikuti oleh manajemen puncak dalam
menerapkan perubahan (Kotter, dalam Dextera 2020). Anggota organisasi tidak akan
menganggap serius upaya perubahan, jika manajemen puncak tidak secara aktif
mendukung proses perubahan dalam kata-kata dan tindakan mereka. Hal ini tentunya
sesuai dengan apa yang telah kami bahas dan presentasikan dalam bab Leadership ini,
bahwa pemimpin sangat berperan dalam mengaktifkan perubahan. Tantangan
pemimpin adalah membuat anggota percaya bahwa perubahan ini dapat
mendatangkan kebaikan, dan bahwa kita semua bisa berproses menuju kearah yang
lebih baik bersama-sama.

Menurut Gede dan Priartini (2019) bahwa tercapainya target produktivitas


karyawan juga dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi ini bisa muncul ketika karyawan
melihat pemimpin mereka ikut terjun langsung ke lapangan sehingga dapat
mengetahui kondisi riil yang ada di lapangan. Hal ini dapat memicu motivasi para
karyawan agar dapat meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik. Selain itu, gaya
kepemimpinan yang tidak optimal dan cenderung hanya mengarahkan justru membuat
kinerja karyawan semakin menurun, misalnya pimpinan hanya memberikan
pengarahan pada saat meeting evaluasi pencapaian target, tanpa memberikan motivasi
dan dorongan secara langsung dan tidak langsung. Penelitian yang dilakukan oleh
Gede dan Priartini (2019) menunjukkan bahwa motivasi kerja dapat diperkuat oleh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Pimpinan yang cenderung
memberikan contoh dan target yang jelas dan seimbang akan meningkatkan target
produktivitas karyawannya. Hal ini sejalan dengan apa yang telah kelompok bahas
bahwa terkadang sumber masalah dalam organisasi bisa berasal dari pemimpin
organisasi tersebut. Oleh karena itu, dalam mengatasi sebuah konflik pemimpin harus
memulainya dari diri sendiri dengan merefleksikan dirinya sendiri.

Sebagai pemimpin, wajib memiliki rasa kepercayaan diri. Salah satu cara
untuk membangun kepercayaan diri adalah dengan menghadapi ketakutan, seperti
ketakutan akan menghadapi situasi sulit atau memutuskan sebuah keputusan dengan
beragam resiko yang ada. Hal ini dijelaskan dalam jurnal yang ditulis oleh Martins
(2018) dimana dengan memiliki kepercayaan diri, hal itu akan memungkinkan
individu untuk mengekspresikan pemikiran secara koheren, yang nantinya akan
menciptakan alternatif baru, dengan mengadopsi perilaku yang berfokus pada
kemungkinan dan pilihan baru. Kepercayaan diri ini tentu dibutuhkan oleh pemimpin,
terutama ketika pemimpin harus memutuskan sesuatu hal yang besar dan krusial.

Penelitian Idkhan, Syahbuddin dan Agustang (2021) menarik kesimpulan


bahwa kepemimpinan berfungsi dan berhubungan langsung dengan situasi sosial
dalam kehidupan kelompok/organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa
setiap pemimpin berada di dalam dan bukan diluar situasi itu. Hal tersebut sejalan
dengan bahasan dalam memimpin dalam perubahan, yang menyatakan bahwa
kepimpinan harus bisa mengendalikan situasi dalam suatu organisasi yang menjadi
tanggung jawabnya. Fungsi pemimpinan merupakan gejala sosial dimana seorang
pemimpin harus bisa mewujudkan interaksi antara individu di dalam situasi sosial
suatu kelompok/organisasi. Tugas pokok kepemimpinan yang wajib ada dalam suatu
organisasi adalah mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik,
membimbing dan sebagainya yang secara disengaja dapat menggerakan para bawahan
mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa suatu organisasi dapat terlaksana secara baik bila seorang pemimpin
menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Adapun fungsi-fungsi kepemimpinan
ada enam yaitu fungsi perencanaan, fungsi memandang kedepan, fungsi
pengembangan loyalitas, fungsi pengawasan, fungsi pengambilan keputusan, fungsi
memberikan motivasi.

Dalam penelitian Hasan Imam, dan Muhammad Kashif Zaheer, menyetujui


bahwa kepercayaan dan ikatan yang kuat dalam tim (dalam efek interaksi) memiliki
banyak dampak yang signifikan dan positif terhadap keberhasilan proyek. Ikatan antar
anggota tim satu sama lain meningkatkan motivasi dan komitmen tim untuk
menyelesaikan tugas proyek dengan efisien (Amabile, Schatzel, Moneta & Kramer,
2004). Anggota tim cenderung mengembangkan seperangkat harapan bersama dan
kolektif (misal, berbagi pengetahuan) dengan anggota lainnya, sementara itu
kepercayaan dalam tim meningkatkan kolaborasi di antara anggota tim (Gillepsie &
Mann, 2004).

Karakteristik pengusaha memiliki peran penting terhadap kesuksesan usaha,


demikian pula karakteristik seorang pemimpin memiliki peran penting terhadap
kesuksesan usaha tim/organisasi. Seorang pemimpin dapat belajar dari kompetensi
dan kemampuan teknis yang dikembangkan oleh seorang pengusaha. Salah satu
penentu kesuksesan usaha adalah karakteristik wirausaha itu sendiri. Menurut
Abdullah dan Mansor (2018) karakteristik wirausaha menunjuk pada karakteristik
demografi, karakteristik individu, sifat pribadi, orientasi berwirausaha dan kesiapan
berwirausaha. Secara detail karakter wirausaha menunjuk pada karakter yang fokus
dalam jangka panjang, memiliki banyak ide, percaya diri, tidak mudah menyerah ,
mandiri, berani mengambil risiko, memiliki kepekaan yang tinggi terhadap
lingkungan dan kemampuan komunikasi yang baik. Pengusaha yang memiliki
karakteristik wirausaha dapat menghadapi permasalahan dan hambatan yang
dihadapinya. Pengusaha memiliki motif berprestasi, seseorang yang kreatif dan
inovatif, berani mengambil risiko melalui pemanfaatan kesempatan usaha yang
potensial dan mensinergikan aset-aset dan kapabitas sehingga aset dan kapabilitas
tersebut dapat dikapitalisasikan. (Indarto,2020)

Dan pentingnya dalam membangun sebuah jaringan menurut Porter (dalam


Faidal, 2007) adalah karena adanya peningkatan produktivitas dan sinergi kerja yang
dapat meningkat dengan adanya sebuah jaringan (network) tersebut. Hal ini seperti
yang ditunjukkan pada temuan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Sato (dalam
Faidal, 2007) pada industri kecil di Ceper Solo, menunjukkan bahwa peningkatan
volume penjualan yang semakin meningkat ketika perusahaan atau pun anggota
perusahann di bagian marketing atau prmadaran menjalin jaringan bisnis, atau
jaringan komunitas sehingga dengan menjalin jaringan tersebut maka perusahaan
lebih mudah mendapat informasi tentang pasar produk perusahaan, perkembangan
teknologi dan sumber-sumber pendanaan akan mudah diakses.
Dalam temuan Sato (2000) bisa dijadikan contoh bahwa pentingnya
membangun sebuah jaringan bisnis bagi kemajuan perusahaan. Jika perusahaan-
perusahaan berskala kecil saja sangat menganggap penting dan sekaligus juga
merasakan manfaat dari hasil membangun jaringan bisnis, maka tentu saja
perusahaan-perusahaan besar seharusnya juga mengembangan jaringan bisnis bagi
kemajuan perusahaan tersebut.

Jaringan (network) dapat diartikan sebagai pola hubungan individu satu


dengan individu yang lainya, dengan jumlah individu yang bervariasi, juga dapat
bersifat antar kelompok, atau antar organisasi yang dapat berupa jaringan keluarga
dan etnis dimana anggotanya adalah masih memiliki hubungan keluarga, jaringan
komunitas, jaringan organisasi atau jaringan pemasok dengan pembeli (Faidal, 2007).
Jaringan (network) menurut Dubini dan Aldrich (dalam Faidal, 2007) dapat berbentuk
satu antara dua pihak atau lebih dari dua pihak. Dapat juga berbentuk formal atau
informal pada area lokal atau interlokal maupun ikatan bisnis atau antara sektor yang
berbeda. Jaringan difungsikan untuk menunjukkan pola hubungan antar individu,
antar kelompok, dan antar organisasi.

Dalam pengembangan jaringan bisnis baik di dalam negeri maupun di luar


negeri terus dikembangkan untuk bersaing di pasar global. Langkah pengembangan
yang harus dilakukan terutama bertujuan untuk meningkatkan cakupan ekonomi,
efisiensi produksi, pengelolaan bisnis yang efisien, dan memperluas pangsa pasar baik
dalam maupun luar negri. Serta dengan demikian perusahaan dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lain baik perusahaan lokal atau perusahaan luar negri (Dipta,
2002). Perusahaan akan mendapatkan sebuah pengalaman bisnis secara langsung
dengan adanya jaringan bisnis (business network) dengan berbagai institusi terkait
seperti pemasok, pedagang, pelanggan dan lainnya. Karena institusi-institusi tersebut
memberikan aliran informasi yang bermanfaat kepada perusahaan, sehingga dengan
adanya pengalaman itu pada akhirnya kinerja perusahaan dapat ditingkatkan (Faidal,
2007).
4. KESIMPULAN
• Pemimpin harus mampu Menentukan arah bergeraknya organisasi, Membentuk
bagaimana organisasi melakukan bisnis, dan Mengatur kecepatan perubahan
dalam organisasi. Dalam menentukan tiga hal tersebut, biasanya menggunakan
analisa SWOT.
• Peluang untuk melakukan inovasi ada di setiap tingkat organisasi dan para
pemimpin harus terus-menerus merencanakan perubahan untuk bergerak maju.
Pemimpin harus mampu menggerakkan timnya untuk bersama-sama melakukan
inovasi.
• Memilih tim yang dapat bekerja sama dengan baik, mampu memotivasi
kelompok, dan menangani konflik adalah aspek penting dari kepemimpinan tim.
Dalam memilih tim, seorang pemimpin harus mampu melakukan analisa terkait
orang-orang yang tepat yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Setelah
melakukan pemilihan tim, maka pemimpin perlu membangun kepercayaan
masing-masing anggota. Dan menjelaskan fokus atau tujuan dari tim tersebut,
sehingga masing-masing anggota dapat berfokus dalam mencapai tujuan.
• Dalam berjalannya sebuah tim, tidak menutup kemungkinan adanya konflik yang
mana konflik ini akan mengganggu jalan tercapainya tujuan tim. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, seorang pemimpin diharapkan mampu melakukan
analisa terhadap konflik yang ada, dimana analisa ini meliputi memahami akar
masalah, kemudian menemukan solusi terbaik terhadap masalah tersebut.
• Keberhasilan seorang pemimpin dapat dibangun dari caranya berani menghadapi
tantangan. Hal tersebut melibatkan beberapa kompetensi dan keahlian teknis
antara lain fokus pada masa depan, keterampilan memungkinkan perubahan,
kemampuan menjalankan tim, membangun kepercayaan, mengelola konflik,
komunikasi yang baik, membangun jaringan, dan belajar dari karakteristik para
pengusaha.
5. MATERI TAMBAHAN

• The Cart - The 4 Types of Team Members You Can Hire


Link Video : (https://www.youtube.com/watch?v=O9_EHU5BKnQ)
• Video Inspirasi Tentang Kepemimpinan
Link Video : https://www.youtube.com/watch?
DAFTAR PUSTAKA

Dipta, I Wayan, 2002. Membangun Jaringan Usaha Bagi Usaha Kecil


Menengah. Diakses pada 9 Juni 2022, dari http://www.smecda.com

Faidal , 2007. Kontribusi Jaringan Bisnis ( Network ) Terhadap Kinerja Industri Kecil
Batik di Kabupaten Bangkalan Madura. Jurnal Studi Managemen Vol. 1 No. 2
Oktober.

Gede, I Komang dan Putu Saroyeni Piartini. 2019. Pengaruh Kepemimpinan terhadap
Kinerja Karyawan yang Dimoderasi oleh Motivasi Kerja pada BPR Se-
Kecamatan Sukawati Gianyar. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana 7.4 (2018).

Hasan Imam dan Zaheer M.K. 2021. Shared Leadership and Project Succes:”The
Roles of Knowledge Sharing, Cohesion and Trust in the Team”. International
Journal of Project Management. Vol 35, Issue 5, Pages 463-473.

Idkhan, A.M, Agustang, dan Syahabuddi. 2021. Fungsi Leadership dalam Peningkatan
Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Makassar. Jurnal Governace and
Politics (JPG) Vol.1, No.2 Tahun 2021.

Indarto dkk.2020. Karakteristik Wirausaha, Karakteristik Usaha dan Lingkungan


Usaha Penentu Kesuksesan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Jurnal Riset
Ekonomi dan Bisnis. Pasca Sarjana, Universitas Semarang.

Kim W, C, and Mauborgne R. A. Procedural Justice, Attitudes, and Subsidiary Top


Management Compliance with Multinationals’ Corporate Strategic Decisions.
The Academy of Management Journal Vol. 36, No.

Kotter, J. P. 1995. Leading Change: Why Transformation Efforts Fail. Harvard


Business Review (March-April)

Martins, Izaias; Monsalve, Juan Pablo Pérez; Martinez, Andres Velásquez 2018. Self-
Confidence And Fear Of Failure Among University Students And Their
Relationship With Entrepreneurial Orientation. Academia Revista
Latinoamericana de Administración, (), ARLA-01-2018-0018–.
doi:10.1108/ARLA-01-2018-0018

Schneider, B., A. P. Brief and R.A. Guzzo. 1996. “Creating a climate and culture for
sustainable organizational change.” Organizational Dynamics, Spring: 7-18.

Situmorang, Maria Kristina. 2018. Pengaruh Konflik dan Gaya Kepemimpinan


terhadap Kinerja Karyawan pada CV Rajawali Mandiri Indo Jaya Medan.
Jurnal Ilmiah Skylandsea Vol. 2, No. 2 Juli 2018.

Anda mungkin juga menyukai