Disusun oleh:
1. PENDAHULUAN
Dalam sebuah organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang berperan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Berhasil atau
tidaknya suatu organisasi tergantung pada sumber daya yang dimiliki organisasi
tersebut. Gaya kepemimpinan untuk menyesuaikan perubahan merupakan tantangan
terbesar saat ini bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus menggunakan gaya
kepemimpinan dan menampilkan cara yang paling efektif dalam mempengaruhi
persepsi karyawan mengenai tujuan dan cara mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Kepemimpinan yang efektif akan mendorong bawahan untuk mengubah upaya
menjadi kinerja. Pemimpin dalam organisasi yang selalu mengikuti tuntutan zaman
selalu berhadapan dengan pilihan terhadap gaya kepemimpinan yang tepat dan sesuai
untuk diterapkan di organisasi yang dipimpinnya. Seorang pemimpin juga diharapkan
dapat menampilkan gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung kondisi dan
situasi serta level jabatan karyawan, sehingga terpancar rasa keyakinan dari karyawan
kepada pemimpinnya.
Kepemimpinan efektif adalah keterampilan manajerial dalam pelaksanaan
kerja bersama. Seorang pemimpin diharapkan memiliki kecakapan teknis maupun
manajerial yang profesional. Kecakapan teknis tersebut sesuai dengan bidangnya,
sedangkan kecakapan manajerial menuntut perannya dalam memimpin orang lain.
Keterampilan tersebut terpancar dalam tindakannya seperti menyeleksi, mendidik,
memotivasi, mengembangkan sampai dengan memutuskan hubungan kerja.
Dalam dunia yang berubah dengan cepat dengan dinamika yang terus berubah,
perubahan organisasi terbukti penting jika bisnis ingin terus berhasil. Berhasil
mendapatkan perubahan organisasi membutuhkan komitmen atau kepatuhan orang-
orang di dalam organisasi yang bersangkutan. Salah satu tantangan utama bagi
pemimpin perubahan adalah bagaimana menetapkan arah perubahan dan
mendapatkan komitmen serta dukungan dari orang-orang di dalam organisasi. Ilmu
psikologi dalam mengkaji perubahan organisasi tentunya memiliki peran penting
dalam proses ini. Paper ini akan membahas bagaimana pemimpin dapat secara efektif
bekerja ditengah perubahan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Fokus pada masa depan
Seorang pemimpin harus bisa membuat keputusan sulit, merencanakan
tindakan yang akan diambil, dan membawa tim untuk bekerjasama. Cara terbaik
untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melibatkan tim dari awal penentuan
keputusan, menjelaskan kepada tim kriteria apa yang menjadi dasar pengambilan
keputusan pemimpin, dan menjelaskan bagaimana rencana-rencana yang dibuat
saling berhubungan dengan kegiatan lain dalam suatu organisasi.
Pemimpin menetapkan 3 bidang utama dalam membuat keputusan yaitu :
1. Menentukan arah bergeraknya organisasi
2. Membentuk bagaimana organisasi melakukan bisnis
3. Mengatur kecepatan perubahan
Salah satu dari ketiga bidang diatas harus berdasarkan kriteria objektif.
Dibuktikan dalam penelitian dimana keputusan yang dibuat menggunakan bukti
dan pemikiran kritis lebih efektif daripada mengandalkan pengalaman pribadi,
konvensional kebijaksanaan atau anekdot. Uji keputusan dapat menggunakan
(SWOT) menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan
mengetahui keempat aspek penilaian tersebut diharapkan suatu organisasi dapat
memaksimalkan kekuatan, mengurangi ancaman, dan membangun peluang-
peluang di masa depan.
Untuk memutuskan peluang mana yang akan dieksplorasi, seorang pemimpin
harus memahami visi dan misi organisasi. Dalam analisis SWOT, Faktor internal
adalah kekuatan dan kelemahan, sedangkan faktor eksternal adalah peluang dan
ancaman. Penilaian berbobot juga menjelaskan kriteria yang bisa digunakan untuk
membuat keputusan dan memberikan hasil yang lebih transparan.
Saat mengatur perubahan strategi dalam organisasi, pimpinan perlu
mempertimbangkan waktu. Jika perubahan terlalu lambat, mungkin akan
kehabisan momentum, jika terlalu cepat beresiko menciptakan stress dan
kelelahan. Seorang pemimpin harus bisa membuat gambaran secara jelas tentang
beberapa rencana yang nantinya akan berkontribusi untuk mendukung visi
organisasi.
Pemimpin harus bisa memahami dan membantu tim untuk mengenali peran dan
berkomitmen untuk berubah. Pemimpin juga Melakukan komunikasi secara baik
dan melakukan pemeriksaan secara teratur agar lebih memahami hubungan antara
rencana, departemen, dan peran dalam organisasi.
b. Mengaktifkan Perubahan
Peluang untuk melakukan inovasi sebenarnya ada di setiap tingkat
organisasi dan para pemimpin harus terus-menerus merencanakan perubahan
untuk bergerak maju. Memimpin perubahan membutuhkan keseimbangan antara
prioritas dan kesadaran akan tanggapan di antara semua pemangku kepentingan.
Keterampilan kepemimpinan yang paling penting dalam konteks
perubahan adalah menjaga keseimbangan yang baik antara perbaikan jangka
pendek dan inovasi jangka panjang. Jika kita terus meningkatkan margin sambil
mengabaikan inovasi strategis, itu akan menyebabkan risiko kehilangan tren besar
berikutnya. Sebaliknya, inovasi yang konstan pada intinya dapat menjadi
kontraproduktif karena orang pada akhirnya akan merasa lelah dan tidak mau
mengambil inisiatif baru lagi.
Pemimpin berusaha untuk maju dengan perubahan jangka pendek dan
jangka panjang dengan tetap menjaga keseimbangan. Hal ini tentunya dapat
menjadi tantangan, sehingga, Sebelum menerapkan perubahan, diskusikan
implikasinya dengan beberapa kelompok kecil pemangku kepentingan. Setiap
anggota harus merasa bebas untuk bertanya dan mengungkapkan opini mereka.
Bantulah setiap individu untuk menemukan apa yang akan tetap sama—hal-hal ini
dapat memberikan jangkar stabilitas bagi mereka yang tidak menyukai perubahan.
Setiap manusia bisa bereaksi berbeda terhadap perubahan. Di satu sisi,
para inovator yang mungkin begitu bersemangat untuk berjalan menuju masa
depan baru sehingga mereka tidak menyadari tidak ada yang mengikuti mereka.
Di sisi lain ada orang-orang yang tersesat, yang ikut hanya ketika semua orang
telah pindah. Ada pula tradisionalis yang bertahan pada masa lalu, melihat
perubahan sebagai ancaman. Namun, anehnya mereka memiliki satu kesamaan
dengan para inovator: mereka sama-sama menanggapi perubahan yang akan
datang dengan “emosi”.
Sebagai pemimpin, kita perlu menggunakan logika dan emosi saat
menjelaskan rencana. Kita perlu gigih dan tekankan kepada semua orang manfaat
yang akan datang ketika perubahan telah dilakukan. Setiap orang berbeda waktu
dalam menyesuaikan diri dengan perubahan dan pemimpin harus bersiap untuk
jangka panjang: biasanya, proses penyesuaian jatuh ke dalam fase yang berbeda,
yang dicirikan oleh serangkaian perilaku yang berbeda. Perlu juga untuk waspada,
biasanya orang yang mengadopsi perubahan dengan cepat dapat menunjukkan
ketidaksabaran dengan yang paling lambat; ini dapat menyebabkan konflik di
dalam tim.
e. Membangun Kepercayaan
Membangun kepercayaan tim dengan cara : Saling mendukung, memberi
pujian untuk pencapaian, berkolaborasi, berbagi pengetahuan. Kepercayaan akan
ada pada anggota tim secara bertahap kemudian akan memunculkan komitmen
dalam bertindak sehingga tim akan mendapatkan hasil yang ingin dicapai
f. Manajemen konflik
Membangun tim yang sukses tergantung pada kerjasama antara semua
anggota kelompok. Tetapi bagaimana jika beberapa orang tidak mau terlibat
dalam prosesnya? Konfrontasi yang tidak produktif sehubungan dengan Anda
sebagai pemimpin atau jika itu terjadi di antara anggota dapat menghabiskan
banyak waktu Anda, menciptakan suasana yang buruk, dan menghentikan
langkah Anda untuk mencapai tujuan Anda. Yang harus dilakukan saat ini
terjadi adalah temukan cara-cara positif untuk menghadapi ketidaksepakatan.
Hal ini adalah kunci keterampilan kepemimpinan.
Konflik muncul ketika seseorang berhenti mendengarkan dan melihat
situasi dari sudut pandang mereka sendiri. Sebagai pemimpin, Anda harus
melihat melampaui masalah tersebut untuk memahami apa yang sebenarnya
terjadi dan menemukan akar permasalahan. Mulailah dengan diri Anda sendiri:
sebagai pemimpin berarti Anda mungkin bisa menjadi faktor ketidakpuasan
anggota tim. Perbedaan pandangan, perilaku, dan gaya memimpin dapat
digunakan secara konstruktif untuk merangsang kreativitas dan memperkaya tim
atau, jika dibiarkan tidak terkendali, dapat menyebabkan perpecahan.
Memang sangat menggiurkan untuk bisa mengatasi sebuah konflik, tetapi
ini bisa merusak tim dan posisi anda sebagai seorang pemimpin. Pemimpin
harus bisa menjelajahi semua tindakan agar dapat menyelesaikan konflik. Tetapi
banyak orang yang menemukan bahwa sangat sulit berada dalam sebuah konflik
yang dapat berpengaruh pada masa depan mereka sendiri jika mereka tidak
menemukan jalan keluar. Jika diskusi terbuka dan dukungan yang diberikan
gagal mencapai sebuah penyelesaian, maka pemimpin harus meminta bantuan
divisi kebijakan dan prosedur disipliner untuk menangani masalah tersebut, dan
mencegah efek buruk pada anggota tim lainnya.
Berikut adalah tabel penyebab kemunculan sebuah konflik dalam
perusahaan:
Anggota tim Anggota akan membuat kesalahan Tawarkan dukungan dan pelatihan
sudah dan bekerja dengan tidak dalam rentang waktu yang wajar. Jika
mencapai batas memenuhi standar yang hanya ada sedikit peningkatan, masa
kemampuan diharapkan. Anggota tim yang depan mereka di tim Anda terbatas.
saat ini lain menjadi tidak sabar
Anggota tim Anggota tim menolak pekerjaan; Eksplor penyebab dalam one-on-one
merasa tidak penarikan diri dari keterlibatan discussion. Jika anda mengganti
terikat dengan tim. Hal ini seringkali pemimpin yang lama, anda harus dapat
disebabkan oleh frustasi ketika melepaskan beban yang diperoleh dari
orang-orang yang berprestasi pemimpin yang lama. Pertimbangkan
tinggi telah merasa enggan dalam untuk mengadakan konseling.
waktu yang lama. Akan memiliki
efek buruk pada seluruh tim.
Anggota tim Fokus menjadi melebar ke banyak Dengarkan permasalahan anggota tim
merasa hal, yang mengakibatkan dan atur ijin/cuti jika anda pikir ini bisa
terganggu ketidakefektifan pada pekerjaan. menyelesaikan masalah. Pastikan jika
Penyebabnya seringkali bersifat anda menyadari bahwa masalah
pribadi dan meskipun rekan kerja tersebut berada di luar kendali dan
awalnya akan bersimpati, mereka segera mencari bantuan.
akan segera bosan dengan
masalah tersebut.
Anggota tim Tantangan atau pendelegasian Cari tahu apa yang dapat meningkatkan
kehilangan yang terlalu banyak atau terlalu motivasi anggota tim. Tanyakan pada
motivasi sedikit dapat membuat seseorang diri sendiri apakah anda kurang atau
kehilangan motivasi dan berlebihan saat memberikan
menurunkan efektivitas. Anggota tantangan/pendelegasian.
tim akan dengan cepat
terpengaruh pada efek negatifnya.
g. Menyeimbangkan Target
Hasil adalah segalanya. Hasil merupakan perpaduan antara apa yang
dipikirkan, direncanakan, dan kemampuan sebagai seorang pemimpin. Untuk
mendapatkan apa yang diinginkan dari sebuah proyek, pemimpin harus dapat
mengklasifikasikan standar dan tujuan dari awal. Target yang diberikan harus
realistis, dan sarana dibutuhkan untuk mengukur kinerja semua yang terlibat.
Target yang diberikan untuk tim harus dapat menantang semua anggota
tetapi juga harus realistis, sesuai dengan kriteria SMART (hal. 46-47). Pastikan
tujuan yang ditetapkan seimbang; serta target keuangan, tujuan di bidang-bidang
seperti kecepatan respons, kualitas produk dan layanan, kepuasan pelanggan dan
tim, dan pengembanga merek. Buat daftar hasil yang diinginkan oleh masing-
masing anggota dari empat bidang utama–pelanggan, operasional, karyawan,
dan keuangan—sehingga tidak ada satu tujuan yang dianggap sebagai prioritas.
Hasil pada setiap area harus dievaluasi agar dapat membuktikan kemajuan pada
diri sendiri, anggota tim, dan investor. Berikut adalah contoh daftar hasil yang
diinginkan dalam empat bidang utama: Pelanggan (staf layanan pelanggan
termotivasi dalam bekerja, pelanggan puas, pelanggan memiliki pengalaman
yang menyenangkan, promosi loyalitas seumur hidup), karyawan (persepsi
sebagai atasan yang baik, pengembangan individu, saling menghormati),
operasional (stok barang diantar ke gudang penyimpanan tepat pada waktunya,
area kerja yang aman, pengantaran ke pelanggan sesuai yang dijanjikan, harga
yang kompetitif), keuangan (keuntungan, investasi, penjualan, ketersediaan dana
kas).
Sebagai seorang pemimpin, perjelas hasil yang Anda harapkan dari
interaksi antara pembeli dan penyedia atau antar departemen dalam service-level
agreement. Anda kemudian dapat menyajikan kewajiban dalam format
tertulis—standar dan rentang waktu minimum atau maksimum, atau ukuran
reliability atau availability lainnya, misalnya: Tugas kami sebagai penyedia jasa
adalah menyediakan informasi dalam empat jam permintaan maka tugas anda
sebagai pengguna jasa adalah menanggapi permintaan layanan dalam waktu
empat jam setelah permintaan, dll.
i. Membuat Jaringan
Seorang pemimpinperlu menciptakan, mengembangkan, dan memelihara
jaringan kontak di dalam dan jauh di luar organisasi sendiri. Jaringan
memungkinkan untuk bertukar informasi dengan orang lain, berbagi sumber
daya, mendapatkan rujukan, arahan, atau rekomendasi, menguji gagasan,
membangun hubungan jangka panjang, dan membantu orang lain sebagai
balasannya. Jaringan adalah mata dan telinga. Mereka memperingatkan tentang
tren dan perkembangan di pasar, memberi sinyal peluang dan ancaman, dan
membantu mengidentifikasi ceruk. Jadi, semakin luas jaringan, semakin
responsif pula kita untuk setiap perubahan pasar.
Bagaimana membangun jaringan yang efektif? Berikut adalah beberapa
hal untuk membuat jaringan semakin efektif:
• Daftar semua kontak yang berpotensi berguna dan minta tim untuk
melakukan hal yang sama
• Sertakan tempat kerja dan kolega sebelumnya serta kontak pribadi
keluarga dan teman
Meskipun jaringan digital membantu memperluas kontak, perlu juga
untuk dapat membuat koneksi yang lebih kuat secara tatap muka. Asosiasi
bisnis dan badan profesional sering mengadakan acara networking tertentu,
tetapi setiap pertemuan dengan rekan kerja, klien, atau pemasok adalah
kesempatan untuk membangun jaringan. Pada acara apa pun, luangkan waktu
untuk lebih sering tentang bersosialisasi. Berikut hal-hal yang dapat dan tidak
dapat dilakukan ketika melakukan networking secara tatap muka:
Memperkenalkan diri dengan jelas, singkat, dan Tidak meneliti orang-orang yang ingin
mudah diingat Anda temui
Meninggalkan celah fisik dalam kelompok yang Tidak sesuai dengan apa yang Anda
mengundang seseorang untuk bergabung katakan dengan bahasa tubuh Anda
Para pemimpin dalam organisasi dari semua tingkat dan di semua pasar dapat
belajar dari pendekatan berani para pengusaha. Melihat masalah lama dengan cara
baru dan menghasilkan solusi inovatif dengan memanfaatkan peluang dan
memecahkan masalah pelanggannya.
Definisi wirausahawan adalah kesiapan mereka untuk mendengarkan
pelanggan, melihat peluang baru, dan mendukung ide-ide mereka dengan dorongan
dan tekad. Mereka juga memiliki sikap yang positif/menyegarkan terhadap
"kegagalan" semuanya dipandang sebagai pengalaman yang berguna, dan mencoba
dilihat sebagai jalan menuju sukses. Pengusaha berpikir ke depan, tidak menerima
status quo, dan mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan “mengapa?,” “mengapa
tidak?,” dan “bagaimana jika…?.”
Ada tips menggunakan bakat dari pengusaha yang dapat ditiru oleh pemimpin.
Pengusaha menyadari bahwa mungkin semua orang sudah memiliki jiwa
wirausahawan alami di tim mereka. Beri mereka ruang untuk berinovasi dan bersabar
dengan sifat mereka yang sering menantang sampai pada akhirnya Anda akan
mendapatkan aset nyata. Realitanya 35% pekerja AS hanya diberi waktu untuk
berpikir kreatif beberapa kali dalam setahun. Bakat dapat digali dengan mengajukan
beberapa pertanyaan, misalnya pada faktor peluang pasar baru dan pelanggan barun
“Bagaimana kita memperluas pasar kita?” atau “Bisakah kita melakukan apa yang kita
lakukan untuk pelanggan terbaik kita kepada orang lain?”. Kemudian pada faktor
produk baru dan layanan, dapat diajukan pertanyaan seperti “Bisakah kita menjual
produk atau jasa kita sebagai suatu sistem?” atau “Bisakah kita mengubah layanan
internal menjadi penjualan?”
3. ANALISIS
Sebagai pemimpin, wajib memiliki rasa kepercayaan diri. Salah satu cara
untuk membangun kepercayaan diri adalah dengan menghadapi ketakutan, seperti
ketakutan akan menghadapi situasi sulit atau memutuskan sebuah keputusan dengan
beragam resiko yang ada. Hal ini dijelaskan dalam jurnal yang ditulis oleh Martins
(2018) dimana dengan memiliki kepercayaan diri, hal itu akan memungkinkan
individu untuk mengekspresikan pemikiran secara koheren, yang nantinya akan
menciptakan alternatif baru, dengan mengadopsi perilaku yang berfokus pada
kemungkinan dan pilihan baru. Kepercayaan diri ini tentu dibutuhkan oleh pemimpin,
terutama ketika pemimpin harus memutuskan sesuatu hal yang besar dan krusial.
Faidal , 2007. Kontribusi Jaringan Bisnis ( Network ) Terhadap Kinerja Industri Kecil
Batik di Kabupaten Bangkalan Madura. Jurnal Studi Managemen Vol. 1 No. 2
Oktober.
Gede, I Komang dan Putu Saroyeni Piartini. 2019. Pengaruh Kepemimpinan terhadap
Kinerja Karyawan yang Dimoderasi oleh Motivasi Kerja pada BPR Se-
Kecamatan Sukawati Gianyar. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana 7.4 (2018).
Hasan Imam dan Zaheer M.K. 2021. Shared Leadership and Project Succes:”The
Roles of Knowledge Sharing, Cohesion and Trust in the Team”. International
Journal of Project Management. Vol 35, Issue 5, Pages 463-473.
Idkhan, A.M, Agustang, dan Syahabuddi. 2021. Fungsi Leadership dalam Peningkatan
Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan Makassar. Jurnal Governace and
Politics (JPG) Vol.1, No.2 Tahun 2021.
Martins, Izaias; Monsalve, Juan Pablo Pérez; Martinez, Andres Velásquez 2018. Self-
Confidence And Fear Of Failure Among University Students And Their
Relationship With Entrepreneurial Orientation. Academia Revista
Latinoamericana de Administración, (), ARLA-01-2018-0018–.
doi:10.1108/ARLA-01-2018-0018
Schneider, B., A. P. Brief and R.A. Guzzo. 1996. “Creating a climate and culture for
sustainable organizational change.” Organizational Dynamics, Spring: 7-18.