Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN
GAYA KEPEMIMPINAN VISIONER

OLEH :
KELOMPOK 2
RIA FRADILA 1826010045
SEVIN VERENNIKA 1826010051
KHOVIVA TRIANINGSIH 1826010053
BENNY WIRANDA 1826010076

DOSEN PENGAMPU : Ns.DIAN DWIANA .S.Kep.,M.Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat dekat dengan
kesuksesan dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimpin akan
sangat mewarnai, mempengaruhi bahkan menentukan bagaimana
perjalanan suatu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Keberhasilan masa kini dan pada masa yang akan datang organisasi
tidak bisa dilepaskan dari pemimpin. Dalam konteks perjalanan dan
eksistensi organisasi, pemimpin bisa diibaratkan sebagai pemegang
kemudi yang menentukan arah dan tujuan organisasi sekaligus
eksistensinya pada masa yang akan datang.
Organisasi sebagai wadah merupakan tempat berkumpulnya
individu-individu yang secara bersama-sama bekerja untuk mencapai visi,
misi dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Tugas mengarahkan
organisasi, yang di dalamnya berisi manusia dengan berbagai latar
belakang, karakter dan kepentingan bukan hal mudah yang harus
dijalankan oleh seorang pemimpin.
Membahas topik kepemimpinan seperti mengarungi samudera luas
yang mendapat pasokan air dari ratusan sungai yang tak pernah kering.
Selalu saja saja ada perkembangan dalam organisasi pada setiap jaman
yang menuntut karakteristik  kepemimpinan tertentu. Perkembangan teori
kepemimpinan telah banyak  dimunculkan oleh para pakar, antara lain:
kepemimpinan karismatik, kepemimpinan militeristik, kepemimpinan
situasional, kepemimpinan transformasional, hingga kepemimpinan
visioner.
Pengertian konsep kepemimpinan sendiri mendapat banyak
perhatian dari para ahli. Dubin (1968:385) dalam Megan Crawford
(2005:41) melihat kepemimpinan sebagai latihan otoritas dan pembuatan
keputusan, sementara Fiedler (1967:8) memandang pemimpin sebagai
individu di dalam kelompok yang diberi tugas untuk  mengatur dan
mengkoordinasi aktivitas-aktivitas kelompok yang berhubungan dengan
tugas‟. A.B. Susanto (2007 : 5) mengatakan bahwa tugas seroang
pemimpin adalah membuat program visioning yang mampu mengutarakan
visi dan misinya, pemimpin yang efektif dalam pandangan peter F.
Drucker (1996) dalam Bernardine R Wijaya dan Susilo Supardo (2006:5)
adalah mereka tidak bertanya apa yang saya kehendaki, melainkan apa
yang perlu dilakukan, mereka bertanya apa yang dapat dan harus saya
lakukan untuk membuat perbedaan, mereka selalu bertanya apa misi dan
tujuan organisasi, mereka mempunyai toleransi yang kuat terhadap
kebinekaan orang, tidak  takut kepada kekuatan yang dimiliki rekan-
rekannya, mereka memiliki keyakinan diri bahwa diri mereka adalah tipe
orang yang dihormati dan dipercaya. Dengan demikian mereka
memperkuat diri untuk tidak melakukan hal-hal yang popular tetapi tidak 
benar.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan Pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat memperlajari
dan mengetahui tentang Gaya Kepemimpinan Visioner dalam Mendukung
Tercapainya Tujuan Organisasi. Selain itu juga tujuan penulisan makalah
ini yaitu sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
agar terlaksana tujuan pendidikan yang diterapkan.

BAB II
KONSEP TEORITIS

A. Definisi Kepemimpinan Visioner


Corinne McLaughlin (2001) mendefinisikan pemimpin yang
visioner (Visionary leaders) adalah mereka yang mampu membangun
“fajar baru‟ (a new dawn) bekerja dengan intuisi dan imajinasi,
penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan tantangan sebagai
upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi dan menjadikannya
sebagai sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan organisasi.
Seth Kahan (2002) , menjelaskan bahwa kepemimpinan visioner
melibatkan kesanggupan, kemampuan, kepiawaian yang luar biasa untuk
menawarkan kesuksesan dan kejayaan di masa depan. Seorang pemimpin
yang visioner mampu mengantisipasi segala kejadian yang mungkin
timbul, mengelola masa depan dan mendorong orang lain utuk berbuat
dengan cara-cara yang tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang visioner
mampu melihat tantangan dan peluang sebelum keduanya terjadi sambil
kemudian memposisikan organisasi mencapai tujuan-tujuan terbaiknya.
Kepemimpinan visioner sangat diperlukan untuk memajukan
sebuah organisasi. dalam dunia pendidikan, khususnya dalam konteks
school based management kepemimpinan tipe ini sangatlah diperlukan.
Bukan hanya diperlukan, kepemimpinan visioner sangat relevan dan
didambakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Kepemimpinan visioner bisa dipahami sebagai pola kepemimpinan
yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu
dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan memberi
arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi
yang jelas (Kertanegara, 2003 dalam Suprayitno, 2007).
Selain mengandung unsur kemampuan untuk memberi makna atau
arti pada kerja dan usaha bawahan dengan memberikan arahan, seorang
pemimpin yang visioner haruslah seorang yang bisa menjadi agen
perubahan yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang
memahami prioritas, menjadi pelatih yang professional, serta dapat
membimbing bawahannya untuk bisa bekerja secara professional seperti
yang diharapakan.
Pentingnya seorang pemimpin memiliki kemampuan
menggambarkan dengan  jelas tujuan-tujuan yang akan diraihnya dimasa
depan adalah syarat utama bagi seorang pemimpin yang visioner. Aribowo
Prijosaksono dan Roy Sembel (2007) 3 dalam makalahnya menyebutkan
bahwa kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas.
Visi yang akan menjadi daya atau kekuatan untuk melakukan
perubahan, mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat
melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang-orang yang
ada dalam organisasi tersebut. Lebih jauh Prijosaksono dan Sembel
mengatakan bahwa ada dua aspek  mengenai visi, yaitu visionary role dan
implementation role. Artinya seorang pemimpin,selain membangun suatu
visi bagi organisasinya juga memiliki kemampuan untuk menjabarkan visi
tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang merupakan
upaya untuk mencapai visi itu. Oleh karena itu seorang pemimpin yang
visioner adalah seorang yang sangat responsive. Artinya dia selalu tanggap
terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka
yang dipimpinnya. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari
solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi
organisasinya.

B. Peran Kepemimpinan Visioner


Untuk bisa menjadikan organisasi dan seluruh elemen yang ada di
dalamnya bisa bekerja secara maksimal sesuai dengan yang diharapakan,
maka seorang pemimpin yang visioner dituntut untuk mampu menjalankan
empat peran. Nanus (1992, dalam Suprayitno, 2007:6) mengungkapkan
keempat peran yang harus bisa dijalankan oleh seorang pemimpin yang
visioner adalah:
1. Peran penentu arah (direction setter).
Peran ini adalah peran dimana seorang pemimpin menyajikan sauatu
visi, meyakinkan gambaran atau target untuk suatu organisasi, guna
diraih pada masa depan, dengan melibatkan orang-orang yang ada
dalam organisasi.Sebagai penentu arah, pemimpin harus bisa
menyampaikan visi,mengomunikasikannya, memotivasi pekerja dan
rekan,serta meyakinkan orang bahwa apa yang dilakukan adalah hal
yang benar, dan mendukung partisipasi pada seluruh tingkat dan pada
seluruh tahap usaha menuju masa depan.
2. Agen perubahan (agent of change).
Peran ini adalah peran penting kedua. Pemimpin yang efektif harus
mampu secara konstan menyesuaikan organisasi untuk bisa
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan luar baik
perubahan dalam bidang ekonimi, sosial, teknologi dan politik yang
sifatnya dinamis. Selain itu, dengan mengacu kepada perubahan-
perubahan yang selalu terjadi, poemimpin harus mampu berpikir
dalam kerangka waktu masa depan mengenai perubahan potensial dan
yang dapat diubah.
3. Juru bicara (spokeperson).
Pemimpin sebagai juru bicara visi harus mengomunikasikan suatu
pesan yang mengikat semua orang untuk melibatkan diri dan
menyentuh visi organisasi baik secara internal dan
eksternal.Efektivitas pemimpin pada tataran ini sangat ditentukan oleh
kecakapannya untuk mengetahui dan menghargai segala bentuk
komunikasi yang ada kemudian mendayagunakannya untuk
menjelaskan dan membangun dukungan bagi visi masa depan
organisasi.
4. Pelatih (coach).
Pemimpin visioner yang efektif harus bisa menjadi pelatih yang baik.
artinya, pemimpin harus menggunakan kerjasama kelompok untuk
mencapai visi yang telah dikemukakan dan mengoptimalkan
kemampuan seluruh “pemain” untuk bekerjasama, mengoordinir
aktivitas atau usaha para “pemain”, untuk mencapai “kemenangan”
atau mencapai visi organisasi. sebagai pelatih, pemimpin harus bisa
membuat dan menjaga supaya semua “pemainnya” bisa fokus untuk
merealisasikan visi dengan memberikan pengarahan, membarikan
harapan dan membangun kepercayaan di antara pemain yang penting
bagi organisasi dan visinya untuk masa depan.

C. Kompentensi Kepemimpinan Visioner


Efektifitas peran seorang pemimpin visioner bisa dijalankan secara
maksimal apabila ia memiliki kompetensi. Mengenai kompetensi, Nanus
(1992 dalam Suprayitno, 2007:5) menyatakan empat kompetensi yang
harus dimiliki pemimpin visioner. Yang pertama adalah kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya dalam
organisasi.
Kemampuan memahami lingkungan luar dan bereksi secara cepat
terhadap potensi ancaman dan peluang adalah kompetensi kedua yang
wajib dimiliki oleh pemimpin yang visioner. Dalam kemampuan bereaksi
ini tercakup komponen bisa melakukan relasi secara cakap dengan orang-
orang kunci di luar organisasi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap
organisasi.
Kompetensi ketiga adalah kemampuan pemimpin untuk
membentuk dan memengaruhi praktik organisasi, prosedur, produk, dan
jasa. Dalam konteks ini pemimpin harus terlibat untuk menghasilkan dan
memertahankan kesempurnaan pelayanan, sembari memersiapkan dan
memandu jalannya organisasi untuk mencapai visi yang telah ditetapkan.
Kompetensi yang terakhir adalah kemampuan untuk
mengembangkan ceruk guna mengantisipasi masa depan. Yang dimaksud
dengan ceruk adalah sebuah bentuk imajinatif, yang didasarkan pada
kemampuan data untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen,
teknologi dan lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur
sumberdaya organisasi guna memersiapkan diri menghadapi kemunculan
kebutuhan dan perubahan.
Berbeda dari Nanus (1992) yang hanya menyajikan empat
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin visioner, Brown
(dalam Ardi, 2011) mengemukakan sepuluh kompetensi berikut ini:
1. Visualizing. Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas
tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas
kapan hal itu akan dapat dicapai.
2. Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di
mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana
posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
3. Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat
memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya
mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi
mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain
yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.
4. Proactive planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan
strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin
visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan
potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi
rintangan itu
5. Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner
berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan
memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan
berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”
6. Taking Risks. Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan
menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran.
7. Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara
menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat
dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen
pada seluruh organisasi.
8. Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka
mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang
harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari
peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu,
departemen dan golongan tertentu.
9. Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur
mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis
pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau
positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner
mampu mengejar peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian
dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan,memberikan
tantangan untuk berpikir dan mengembangkan imajinasi.
10. Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan
adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan
pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan
atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki
jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.

Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu.


Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci
sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992),  yaitu:
1. Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya
dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk
menghasilkan guidance, encouragement, and motivation.
2. Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan
memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan
peluang. Ini termasuk, yang rencana penting, dapat "relate
skillfully" dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun
memainkan peran penting terhadap organisasi (investor, dan
pelanggan).
3. Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk
dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa.
Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk
menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan
dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa
depan (successfully achieved vision).
4. Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan
"ceruk" untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan
ssebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data
untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan
lain sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber
daya organisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan
kebutuhan dan perubahan ini.

Dari kompetensi-kompetensi yang dikemukakan diatas dapat


disimpulkan bahwa kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang
kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh
tantangan dan ditandai oleh kemampuan dalam membuat perencanaan
yang jelas sehingga dari rumusan visinya akan tergambar sasaran yang
hendak dicapai dari pengembangan lembaga yang dipimpinnya.
Dalam konteks kepemimpinan pendidikan, penentuan sasaran dari
rumusan visi tersebut dikenal dengan sasaran bidang hasil pokok. Di
samping itu, kemampuan visioner pemimpin dimaknai sebagai
kemampuan untuk mencipta, merumuskan, mengomunikasikan,
mensosialisasikan atau mentransformasikan dan mengimplementasikan
pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil
interaksi sosial diantara anggota organisasi dan pemangku kepentingan
(stakeholders) yang diyakini sebagai cita-cita organisasi pada masa yang
akan datang yang harus diraih atau diwujudkan melalui semua personel
(Kuntho, 2011).
D. Karakteristik Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner memiliki ciri-ciri yang menggambarkan segala
sikap dan perilakunya yang menunjukkan kepemimpinannya yang
berorientasi kepada pencapaian visi, jauh memandang ke depan dan
terbiasa menghadapi segala tantangan dan ressiko. Diantara cirri-ciri
utama kepemimpinan visioner adalah:
1. Berwawasan ke masa depan, bertindak sebagai motivator, berorientasi
pada the best performance untuk pemberdayaan, kesanggupan untuk
memberikan arahan konkrit yang sistematis
2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak
peragu dan selalu siap menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan,
pemimpin visioner juga menunjukkan perhitungan yang cermat, teliti
dan akurat. Memandang sumber daya, terutama sumberdaya manusia
sebagai asset yang sangat berharga dan memberikan perhatian dan
perlindungan yang baik terhadap mereka
3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam
menggapai tujuan, menjadi model (teladan) yang secara konsisten
menunjukkan nilai-nilai kepemimpinannya, memberikan umpan balik
positif, selalu menghargai kerja keras dan prestasi yang ditunjukkan
oleh siapun yang telah memberi kontribusi
4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah,
mengelola „mimpi‟ menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk
berubah, bergerak ke „new  place‟,6 . Mampu memberi inspirasi,
memotivasi orang lain untuk bekerja lebih kreatif dan bekerja lebih
keras untuk mendapatkan situsi dan kondisi yang lebih baik.
5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan baik
maksud visi kepada orang lain, dan secara pribadi sangat commited
terhadap visi tersebut.
6. Berpegang erat kepada nilai-niliai spiritual yang diykininya. Memiliki
integritas kepribadian yang kuat, memancarkan energy, vitalitas dan
kemauan yang membara untuk selalu berdiri pada posisi yang segaris
dengan nilai-nilai spiritual. Menjadi orang yang terdepan dan pertama
dalam menerapkan nilai-nilai luhur, sebagimana yang diungkapkan
oleh Mahatma Gandhi: “I must first be the change I want to see in my
world.”
7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif, memberi
penghargaan dan respek. Sangat peduli kepada orang lain (bawahan),
memandang orang lain sebagai asset berharga yang harus di
perhatikan, memperlakukan mereka dengan baik dan „hangat‟
layaknya keluarga. Sangat responsive terhadap segala kebutuhan orang
lain dan membantu mereka berkembang, mandiri dan membimbing
menemukan  jalan masa depan mereka
8. Innovative dan proaktif dalam menemukan „dunia baru‟. Membantu
mengubah dari cara berfikir yang konvensional (old mental maps) ke
paradigma baru yang dinamis. Melaklukan terobosan-terobosan
berfikir yang kreatif dan produktif. („out- box thinking‟). Lebih
bersikap atisipatif dalam mengayunkan langkah perubahan, ketimbang
sekedar reaktif terhadap kejadian-kejadian. Berupaya sedapat mungkin
menggunakan pendekatan „win-win‟ ketimbang „win-lose‟.

E. Strategi Tindakan Kepemimpinan Visioner


Frank Martinelly (2007) menguraikan startegi bagaimana seharusnya
menjadi pemimpin yang visioner. Menurutnya ada 5 langkah yang
semestinya dilakukan, diantaranya sebagai berikut :
1. Fokus kepada Tujuan Organisasi
Seluruh tindakan dan pengambilan keputusan harus di arahkan kepada
semata-mata upaya pencapaian tujuan final dari organisasi. Hal ini
dilakukan guna menghindari segala kecenderungan dan godaan
penyitaan energi dan pemborosan sumber daya kepada hal-hal kecil
dan tidak prinsip yang mungkin timbul. Untuk menjaga agar semua
rencana aksi fokus kepada tujuan organisasi, memerlukan
kekompakkan dan pemeliharaan hubungan antara pimpinan dan
seluruh staff/karyawan.
2. Membuat Rencana Jangka Panjang
Permusan jangka panjang akan menuntun kepada langkah yang jelas
sampai 5-10 tahun ke depan, siapa-siapa saja yang akan memimpin
dan bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan tersebut, kompetensi
kepemimpinan yang bagaimana yang diperlukan, lalu bagimana disain
pengembangan kepemimpinannya?. Untuk dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini perlu membentuk semacam komite yang
ditugaskan untuk menyiapkan langkah-langkah strategis pencapaian
tujuan jangka panjang, yang lingkup tugasnya antara lain: melakukan
rekrutmen, seleksi, orientasi, pelatihan, performance assessment dan
penetapan tugas dan tanggung jawab masing-masing
3. Mengembangkan Visi bagi masa depan organisasi.
Kunci perumusan visi adalah menjawab pertanyaan: apabila kita
menginginkan dan bermimpi akan seperti dan menjadi apa organisasi
kita kelak di kemudian hari?. Begitu rumusan visi telah dibuat, maka
seharusnya visi tersebut akan menjadi inspirasi bagi seluruh aktivitas
organisasi, baik dalam rapat-rapat, dalam perbincangan, dalam
menghadapi segala tantangan dan peluang, dalam arena kerja. Begitu
visi telah dirumuskan, maka saat itu pula, visi disampaikan ke seluruh
pihak terkait di dalam organisasi, bahkan ke ruang-ruang public di luar
organisasi.
4. Selalu berada dalam kondisi siap dan dinamis untuk perubahan.
Selalu siap berubah dengan cepat akan terbantu dengan menyajikan
informasi-informasi mutakhir tentang segala perubahan yang terjadi di
luar organisasi yang berpotensi berdampak kepada organisasi 3-5
tahun ke depan. Dorong dan fasilitasi anggota orgasnisasi untuk
membaca, mendengar dan mencari tahu segala hal yang terkait dengan
kejadian-kejadian dan berita yang relevan dengan tuntutan perubahan.
Kemudian setelah itu munculkan pertanyaan yang menantang:
sejauhmana organisasi mampu secara efektif merespon perubahan dan
kecenderungan-kecenderungan tersebut? Bagaimana pula organisasi
lain yang sejenis menyiapkan diri mereka menghadapi perubahan-
perubahan ini? Pertanyaan-pertanyaan iti seyogyanya akan dapat
memicu dan memacu anggota organisasi untuk berfikir dan
memposisikan diri mereka untuk siap berubah.
5. Selalu mengetahui perubahan kebutuhan konstituen/pelanggan
Keinginan dan kebutuhan pelanggan seringkali mengalami perubahan.
Oleh karena itu, seharusnya organisasi menyediakan informasi-
informasi aktual yang terkait dengan hal ini. Survey kepuasan
pelanggan, kontak langsung dengan pelanggan, mengefektifkan
layanan/ customer care, adalah beberapa cara yang dapat dilakukan
agar orgnisasi selalu mengetahui harapan dan keinginan pelanggan
yang baru. Dengan demikian organisasi akan selalu siap untuk
melakukan perubahan dan perbaikan untuk menjaga kepuasan
pelanggan.
Di atas segalanya dari sekian banyak strategi, seorang pemimipin
harus mampu menciptakan terlebih dahulu iklim dan budaya untuk suatu
perubahan. Kepada seluruh pihak terkait, pemimpin harus terus dan
sering,dengan antusias, menyuarakan pentingnya perubahan demi
kebaikan,mendorong semangat kepada seluruh lini, mengungkapkan
contoh-contoh kesuksesan, memberikan teladan dan tentu saja harus sering
nampak bekerja keras bersama mereka. Pada sisi yang lain, perlu juga
diperhatikan bahwa mengawal perubahan memerlukan kesabaran dan
kemakluman akan berbagai hambatan materil ataupun non materil.
Seringkali didapatkan berbagai kesalahan dan hambatan psikologis di
awal-awal perubahan. Pada masa-masa transisi, pemimpin harus bersabar,
mendampingi seluruh staff dengan bijaksana, mudah memberi bantuan dan
arahan.
BAB III
ANALISIS JURNAL

A. Judul Jurnal
Pengembangan Model Kepemimpinan Visioner Kepala Lembaga Paud
Untuk Menciptakan Budaya Sekolah Berkarakter Di Kota Serang.

B. Kata Kunci
Model Kepemimpinan Visioner, Karakter Budaya Sekolah

C. Tahun Publikasi
November 2018

D. Penulis Jurnal
Suparno, Luluk Asmawati

E. Latar Belakang Masalah


Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (selanjutnya disingkat
LPAUD) khususnya Taman Kanak-kanak (selanjutnya disingkat TK)
sebagai lembaga pendidikan formal. Kepemimpinan visioner
didasarkan pada tuntutan perubahan zaman yang meminta
dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam menciptakan
sumber daya manusia yang handal bagi pembangunan, sehingga
orientasi diarahkan pada mewujudkan nilai comparative dan kompetitif
peserta didik sebagai pusat perbaikan dan pengembangan LPAUD.
Kepemimpinan visioner juga sebagai kemampuan pemimpin dalam
mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan,
menstransformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran
ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di
antara anggota organisasi dan stakeholder yang diyakini sebagai cita-
cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui
komitmen personil.

Peneliti mengangkat judul ini karena ingin mnegtahui


tentang gaya kepemimpinan visioner secara mendalam yang diterapkan
oleh Kepala LPAUD sehingga mampu menjadi pemimpin visoner
yang memiliki kiat-kiat khusus untuk berinovasi, berkembang, dan
mampu membawa LPAUD yang maju dan berkualitas. Untuk menjadi
seorang pemimpin visioner tentu memiliki kiat-kiat khusus untuk terus
berinovasi, berkembang, dan mampu membawa LPAUD menuju
keberhasilan dan kesuksesan di saat ini dan masa yang akan datang.
Kualifikasi kepemimpinan kepala LPAUD dapat dirumuskan secara
mendalam melalui aktivitas kepala LPAUD sebagai pemimpin formal
yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup sekolah yang
berkaitan dengan kebijakan dalam mengembangkan dan mewujudkan
sekolah tersebut. Aktivitas sehari- hari kepala LPAUD di dalam
kelas, di luar kelas, di luar sekolah berjalan dengan baik sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan, serta upaya dan strategi untuk membina
guru dalam proses pembelajaran.

F. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui visi kepemimpinan visioner Kepala LPAUD.
2. Untuk mengetahui karakteristik kepemimpinan visioner.
3. Untuk mengetahui tahapan model dan penciri kepemimpinan visioner
yang berkarakter.
4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi untuk mewujudkan
kepemimpinan visioner kepala LPAUD berkarakter dikota serang.

G. Metodologi Penelitian
1. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian pada 19 Lembaga PAUD di Kota Serang.
Penelitian dilaksanakan bulan April sampai dengan September 2018,
selama lima bulan.
2. Subjek Penelitian Tindakan
Nama kepala PAUD dan lokasi penelitian terdapat di dalam
pembahasan Teknik Pengolahan Dan Analisis Data Analisis data
kualitatif menurut (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data,memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskanya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memetuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data,menurut
Patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan
urutan dasar. Bogdan dan Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis
data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang
disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan
pada tema dan hipotesis kerja itu.

H. Hasil penelitian
Utama yang digeluti organisasi tersebut, (4) pernyataan visi yang
jelas dapat memberikan arahan jangka panjang sehingga memberikan
stabilitas manajemen dan kepemimpinan organisasi. Karakter pada
lembaga PAUD yang harus dikembangkan berdasarkan pedoman
yang diuraikan oleh Direkotorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
(2011: 5) merumuskan tentang nilai-nilaipendidikan karakter pada anak
usia dini sebagai berikut: (1) kecintaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
(2) kejujuran, (3) disiplin, (4) toleransi dan cinta damai, (5) percaya
diri, (6) mandiri, (7) tolong menolong, kerjasama, dan gotong royong,
(8) hormat dan sopan santun, (9) tanggung jawab, (10) kerja keras, (11)
kepemimpinan dan keadilan, (12) kreatif, (13) rendah hati, (14) peduli
lingkungan, dan (15) cinta bangsa dan tanah air Indonesia. Kelima
belas butir nilai- nilai karakter tersebut hendaknya mampu dikemas
dalam kegiatan belajar melalui bermain pada anak usia dini.
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ada empat yaitu:
(1) uji validitas internal (credibility), (2) uji validitas eksternal
(transferability), (3) uji reliabiltas (dependability), (4) uji objektivitas
(confirmability). Uji validitas internal meliputi tahapan perpanjangan
pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, analisis kasus
negative, menggunakan bahan referensi, dan mengadakan member cek.
Uji validitas eksternal yaitu penelitia dalam membuat laporan
penelitian harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan
dapat dipercaya. Uji reliabilitas bahwa peneliti melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian oleh auditor yang independen atau
pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam
melakukan penelitian. Uji objektivitas bahwa penelitian dinilai objektif
bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Uji konfirmabilitas
mirip dengan uji reliabilitas sehingga pengujiannya dapat dilakukan
secara bersamaan.

I. Kesimpulan
1. Cara mendesain pengembangan kepemimpinan visioner kepala
Lembaga PAUD Berkarakter melalui 5 tahapan pengembangan
model yaitu: (1) model awal yaitu mengidentifikasi akreditasi
LPAUD, visi LPAUD, profil kepala LPAUD, (2) model draft
pelatihan yang telah diikuti dan pelatihan yang diperlukan oleh
Kepala LPAUD untuk mewujudkan internalisasi kegiatan pendikar
menjadi budaya di sekolah atau Lembaga PAUD, (2) model draft 2
temuan-temuan hasil penelitian pada instrument kepemimpinan
Kepala PAUD visioner yaitu: (a) mampu merumuskan visi LPAUD
dengan kriteria sangat baik, (b) mampu menjelaskan program-
program kegiatan untuk mewujudkan visi sekolah yang
berkarakter, (c) mampu menunjukkan kejelasan perencanaan yang
proaktif dan mengembangkan perubahan, (d) mampu
mentransformasi visi atau memvisualisasikan dan mengembangkan
kerjasama, (e) mampu mengambil risiko, belajar secara
berkesinambungan, dan proaktif terhadap perubahan. Temuan-temuan
penelitian pada instrument budaya karakter sekolah yaitu: (a) religius,
(b) gotong royong, (c) mandiri, (d) integritas, (e) nasionalis; (4)
model final bahan ajar pelatihan kepemimpinan visioner
kepala LPAUD dan budaya sekolah karakter.
2. Karakter merupakan kualitas diri yang mampu membuat anak
berbeda dengan lainnya. Karakter bersumber kepada nilai-nilai
yang berasal dari budaya bangsa, filosofi negara yaitu Pancasila, dan
agama. Karakter bangsa Indonesia adalah karakter yang dimiliki
warga negara Indonesia yang mencerminkan sikap dan tindakan-
tindakan yang melahirkan suatu kebajikan berdasarkan nilai yang
berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia. Penekanan pendidikan
karakter pada penumbuhan sikap dan keterampilan seluruh komponen
LPAUD yang diintegrasikan ke dalam seluruh kegiatan di LPAUD.
Harapan hasil penelitian ini dapat menjadi LPAUD rujukan dengan
penciri karakter yang bervariasi yang terjalin utuh melalui
perencanaan pembelajaran, pengembangan proses pembelajaran,
penilaian hasil belajar, dan indikator sekolah dan kelas.
J. Kelemahan dan Kelebihan Penelitian
1. Kelebihan Jurnal
a. Penyajian data dalam bentuk tabel yang kemudian dijelaskan lagi
sehingga mudah dipahami.
b. Metode dan desain yang lengkap serta dijelaskan secara detail
2. Kelemahan Jurnal
a. Terdapat beberapa bahasa yang sulit dipahami khususnya bagi
pembaca dari kalangan umum.
b. Ada beberapa singkatan yang tidak memiliki penjelasan sehingga
pembaca kesulitan mengartikan singkatan tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan
organisasi sebagaimana menurut Sondang P Siagian dalam bukunya
filsafat administrasi menyatakan kepemimpinan adalah inti daripada
proses manajemen. Dimana inti dari sebuah kepemimpinan adalah adanya
suatu pengambilan keputusan dan tindakan seorang pemimpin. Baik
buruknya keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin akan
menentukan maju dan mundurnya sebuah organisasi yang di pimpinnya.
Dalam prakterknya sebuah organisasi selalu memiliki visi dan misi
strategis. Namun rasanya sebagus apapun visi dan misi sebuah organisasi
akan menjadi pajangan belaka tanpa adanya tindak lanjut dari seorang
pemimpin mengenai visi dan misi tersebut.
Oleh karenanya perlu adanya kepemimpinan visioner, yaitu
pemimpin yang mempunyai pandangan kedepan, mempunyai arah dan
tujuan yang jelas, mempunyai semangat untuk menjadi lebih baik, seorang
pemimpin yang tidak monoton dan mampu mengarahkan, mempengaruhi
bawahannya untuk dapat bekerja dan mewujudkan tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo. 2012. Manajemen Perubahan. Jakarta: Rajawali Pers.

Nanus, B. 2001. Kepemimpinan Visioner; Menciptakan Kesadaran akan arah dan


Tujuan di dalam Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.

Kambey. 2006. Landasan Teori Administrasi/Manajemen. Manado: Yayasan Tri


Ganesha.

Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi & organisasi Pendidikan. Jogjakarta:


Ar-Ruzz Media.

Anda mungkin juga menyukai