MANAJEMEN KOPERASI

DAN UKM
(MKK351)

Dosen :
H. Djasuro Surya.

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
 Bagian 1
PENDAHULUAN
• INDONESIA MENGENAL TIGA SEKTOR
(PELAKU) EKONOMI :
• 1. SEKTOR PEMERINTAH
(BUMN/BUMD)
• 2. SEKTOR SWASTA
• 3. SEKTOR KOPERASI
 MAKNA PASAL 33 UUD 1945
• SEKTOR KOPERASI BERFUNGSI
SEBAGAI KONSEKUENSI DARI UUD
1945 PASAL 33 AYAT 1.
• SEKTOR KOPERASI SEBAGAI SOKO
GURU PEREKONOMIAN INDONESIA
• BANGUN USAHA YANG COCOK BAGI
BANGSA INDONESIA ADALAH
KOPERASI
 UU RI NO.25 TH.1992 PASAL 1

1. KOPERASI ADALAH BADAN USAHA YANG BERANGGOTAKAN

ORANG-ORANG ATAU BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN
MELANDASKAN KEGIATANNYA BERDASARKAN PRINSIP KOPERASI
SEKALIGUS SEBAGAI GERAKAN EKONOMI RAKYAT YANG
BERDASAR ATAS DASAR ASAS KEKELUARGAAN
2. PERKOPERASIAN ADALAH SEGALA SESUATU YANG
MENYANGKUT KEHIDUPAN KOPERASI
3. KOPERASI PRIMER ADALAH KOPERASI YANG DIDIRIKAN OLEH
DAN BERANGGOTAKAN ORANG-SEORANG
4. KOPERASI SKUNDER ADALAH KOPERASI YANG DIDIRIKAN OLEH
DAN BERANGGOTAKAN KOPERASI
5. GERAKAN KOPERASI ADALAH KESELURUHAN ORGANISASI
KOPERASI DAN KEGIATAN PEREKONOMIAN YANG BERSIFAT
TERPADU MENUJU TERCAPAINYA CITA-CITA BERSAMA KOPERASI
 UU RI No. 17 Tahun 2012
• Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum koperasi dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai nilai dan
prinsip koperasi (Bab I Pasal 1 ayat 1).
• Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan
koperasi (Bab I Pasal 1 ayat 2).
• Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang perseorangan (Bab I Pasal 1 ayat 3).
• Koperasi skuneder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
badan hukum koperasi (Bab I Pasal 1 ayat 4).
• Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi koperasi dan kegiatan
perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita dan tujuan
koperasi (Bab I Pasal 1 ayat 17).
 PENGERTIAN UMKM
 USAHA MIKRO ADALAH USAHA PRODUKTIF MILIK KELUARGA ATAU PERORANGAN
WARGA NEGARA INDONESIA, SECARA INDIVIDU ATAU TERGABUNG DALAM
INDIVIDU DAN MEMILIKI HASIL PENJUALAN SECARA INDIVIDU PALING BANYAK RP.
100.000.000,00 (SERATUS JUTA RUPIAH) PERTAHUN.
(PERMEN KEUANGAN NO.12/PMK.06/2005)
 USAHA KECIL ADALAH USAHA YANG MEMENUHI KRITERIA SEBAGAI BERIKUT :
1). USAHA PRODUKTIF MILIK WARGA NEGARA INDONESIA YANG BERBENTUK
BADAN USAHA ORANG PERORANGAN, BADAN USAHA YANG TIDAK BERBENTUK
BADAN HUKUM, ATAU BADAN USAHA BERBADAN HUKUM TERMASUK KOPERASI
2). BUKAN MERUPAKAN ANAK ATAU CABANG YANG DIMILIKI , DIKUASAI ATAU
BERAFILIASI, BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN
USAHA MENENGAH ATAU USAHA BESAR
3). MEMILIKI KEKAYAAN BERSIH PALING BANYAK RP.200.000.000,00 (DUA RATUS
JUTA RUPIAH) TIDAK TERMASUK TANAH DAN BANGUNAN TEMPAT USAHA ATAU
MEMILIKI HASIL PENJUALAN MAKSIMUM RP. 1.000.000.000,00 (SATU MILYAR
RUPIAH) PER TAHUN
(UU NO.9 TAHUN 1995)
 USAHA MENENGAH ADALAH USAHA PRODUKTIF YANG BERSKALA MENENGAH
DAN MEMENUHI KRITERIA KEKAYAAN BERSIH LEBIH BESAR DARI RP.
200.000.000,00 (DUA RATUS JUTA RUPIAH) DI LUAR TANAH DAN BANGUNAN
TEMPAT USAHA ATAU YANG MEMILIKI HASIL PENJUALAN MAKSIMUM RP
10.000.000.000,00 (SEPULUH MILYAR RUPIAH) PER TAHUN.
( INPRES RI NO. 10 TAHUN 1999)
 • BAB IV KRITERIA Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang UMKM

• (1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
• (2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyarlima ratus
juta rupiah).
• (3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima
puluh milyar rupiah).
• (4) Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan ayat (2)
huruf a, huruf b, serta ayat (3) huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat diubah
sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan
Presiden.
 SELINTAS TENTANG MANAJEMEN

PENGERTIAN :
- George R. Terry : “Management is the accoumplishing of apre-determined
objective through the effort of other people”

- Koont dan O’Doonal : “ Management is getting done through the effort of

other people”

- MANAJEMEN ADALAH SUATU PROSES/KEGIATAN/USAHA

PENCAPAIAN TUJUAN TERTENTU MELALUI KERJASAMA DENGAN
ORANG-ORANG LAIN

ISTILAH MANAJEMEN :
KEPEMIMPINAN, KETATALAKSANAAN, PEMBINAAN, PENGURUSAN,
MANAJEMEN
 FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

H. Fayol : Koontz O’Donnel :

Planning Planning
Organizing Organizing
Commanding Staffing
Coordinating Directing
Controlling Controlling

George R Terry: SP Siagian:

Planning Planning
Organizing Organizing
Actuating Motivating
Controlling Controlling
Evaluating
 MANAJEMEN KOPERASI

MANAJEMEN KOPERASI BERLANDASKAN

KEKELUARGAAN DAN KEGOTONGROYONGAN,
BERSIFAT DEMOKRATIS YANG MEMILIKI TUJUAN
MEMBERS PROMOTION.
MANAJEMEN KOPERASI BERSIFAT UNIK, KARENA
MEMPUNYAI FUNGSI BUKAN SAJA SEPERTI DALAM
USAHA LAINNYA JUGA BAGAIMANA MENGELOLA
ANGGOTA KOPERASI AGAR MAMPU MEMBERIKAN
PARTISIPASI AKTIF BAIK SECARA FINANSIAL
MAUPUN NON FINANSIAL.
MANAJEMEN KOPERASI BERBENTUK MANAJEMEN
MATRIKS.
 MATRIKS MANAJEMEN KOPERASI
FUNGSI PERUSAHAAN KEANGGOTAAN
OPERASIONAL

Pema- Peme
Keua Akunt Produk Kepega Pengada Pengem Manfa
lihara PHK
FUNGSI saran ngan ansi si waian an bangan at
an
MANAJEMEN

Planning

Organizing

Actuating

Controlling
MANAJEMEN USAHA KOPERASI MANAJEMEN KEANGGOTAAN
KOPERASI

BUSINESS SUCCESS
MEMBERS SUCCESS
DEVELOPMENT SUCCESS
 BENTUK KOPERASI
1. KOPERASI SINGLE PURPOSE 
KOPERASI YANG BEKERJA SATU
JENIS USAHA SAJA, BEKERJA ATAS
SPESIALISASI
2. KOPERASI MULTI PURPOSE 
KOPERASI YANG BEKERJA SERBA
USAHA
 MACAM-MACAM KOPERASI
SINGLE PURPOSE
• KOPERASI PRODUKSI
• KOPERASI KONSUMSI
• KOPERASI SIMPAN PINJAM
• KOPERASI PEMBELIAN
• KOPERASI PENJUALAN
• KOPERASI JASA
 MENGAPA KOPERASI DISEBUT
DEMOKRATIS
1. KEKUASAAN TERTINGGI;
SEMUA KEBIJAKSANAAN DAN KEPUTUSAN-KEPUTUSAN YANG AKAN DILAKSANAKAN
KOPERASI DITENTUKAN DALAM FORUM RAPAT ANGGOTA – SEMUA ANGGOTA
MEMPUNYAI HAK YANG SAMA (ONE MAN ONE VOTE)
2. PENGURUS DAN BADAN PENGAWAS;
PENGURUS DAN BADAN PENGAWAS ADALAH ANGGOTA YANG DIKUASAKAN UNTUK
MENGGUNAKAN KEKAYAAN ANGGOTA YANG TELAH DIKUMPULKAN GUNA
MELAKSANAKAN USAHA BERSAMA
3. PEMBAGIAN HASIL USAHA;
TUJUAN KOPERASI IALAH MENINGKATKAN DAYA BELI ANGGOTA KHUSUSNYA DAN
MASYARAKAT SEKITAR PADA UMUMNYA. SHU ATAU LABA YANG BESAR BUKAN
MERUPAKAN TUJUAN, MELAINKAN BANYAKNYA ANGGOTA DAN MASYARAKAT
MEMPEROLEH PELAYANAN YANG OPTIMAL. SHU ANGGOTA BESARNYA DITENTUKAN
OLEH PARTISIPASI ANGGOTA DENGAN FORMULA :

Z = X/Y x SHU

4. USAHA KOPERASI;
USAHA KOPERASI DITENTUKAN OLEH KEPENTINGAN USAHA ATAU MATA PENCAHARIAN
ANGGOTANYA, BUKAN DITENTUKAN PADA BESARNYA KEUNTUNGAN TAPI PADA
TINGKAT PELAYANAN YANG DIBERIKAN KEPADA ANGGOTANYA, SEHINGGA ANGGOTA
SEMAKIN BANYAK DAN MENDAPATKAN KEPUASAN MAKSIMAL.
 PRINSIP KOPERASI MENURUT
ROCHDALE
1. OPEN MEMBERSHIP AND VOLUNTARY
2. DEMOCRATIC ADMINASTRATION
3. LIMITED INTEREST OF SHARED CAPITAL
4. PROPORTIONAL DISTRIBUTION OF
SURPLUS
5. TRADING IN CASH
6. RASE, RELIGION AND POLITIC NETRALITY
7. UNADULTERATED GOODS FORBIDEN TO
SELL
8. PROMOTION OF EDUCATION
 PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
(Pasal 5 UURI No.25 Tahun 1992)
1. KOPERASI MELAKSANAKAN PRINSIP KOPERASI SEBAGAI
BERIKUT:
a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;
b. pengelolaan dilakukan secara demokratis:
c. pembagian hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota;
d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal;
e. kemandirian.

2. DALAM MENGEMBANGKAN KOPERASI, MAKA KOPERASI

MELAKSANAKAN PULA PRINSIP KOPERASI SEBAGAI BERIKUT
:
a. pendidikan perkoperasian
b. kerja sama antar koperasi
 Pasal 6 UU No.17 Tahun 2012
(1) Koperasi melaksanakan prinsip koperasi yang meliputi :
a. Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela ;
b. Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis;
c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi;
d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen;
e. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus
dan karyawannya, serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri,
kegiatan, dan kemanfaatan koperasi;
f. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat gerakan koperasi,
dengan bekerjasama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional,
regional dan internasional
g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan
mesyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh anggota.
(2) Prinsip koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi sumber inspirasi
dan menjiwai secara keseluruhan organisasi dan kegiatan usaha koperasi sesuai

dengan maksud dan tujuan pendiriannya .

 Bagian 2
ORGANISASI KOPERASI
PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI
TERDIRI DARI :

1. RAPAT ANGGOTA;
2. PENGURUS;
3. PENGAWAS.
 RAPAT ANGGOTA KOPERASI MERUPAKAN PEMEGANG
KEKUASAAN TERTINGGI DALAM KOPERASI

RAPAT ANGGOTA MENETAPKAN :

1. ANGGARAN DASAR;
2. KEBIJAKSANAAN UMUM DI BIDANG ORGANISASI,
MANAJEMEN DAN USAHA KOPERASI;
3. PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
PENGURUS DAN PENGAWAS;
4. RENCANA KERJA, RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA KOPERASI, SERTA PENGESAHAN LAPORAN
KEUANGAN ;
5. PENGESAHAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS
DALAM PELAKSANAAN TUGASNYA;
6. PEMBAGIAN HASIL USAHA;
7. PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PEMBAGIAN, DAN
PEMBUBARAN KOPERASI
 CARA MENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM
KOPERASI

 KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA DIAMBIL

BERDASARKAN MUSYAWARAH UNTUK MENCAPAI
MUFAKAT
 APABILA TIDAK DIPEROLEH KEPUTUSAN DENGAN
CARA MUSYAWARAH MAKA PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DILAKUKAN BERDASARKAN SUARA
TERBANYAK
 DALAM HAL DILAKUKAN PEMUNGUTAN SUARA ,
SETIAP ANGGOTA MEMPUNYAI HAK SATU SUARA
 HAK SUARA DALAM KOPERASI SKUNDER DAPAT
DIATUR DALAM ANGGARAN DASAR DENGAN
MEMPERTIMBANGKAN JUMLAH ANGGOTA DAN JASA
USAHA KOPERASI-KOPERASI SECARA BERIMBANG
 PENGURUS DAN KEDUDUKANNYA

 PENGURUS DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA

KOPERASI DALAM RAPAT ANGGOTA
 PENGURUS MERUPAKAN PEMEGANG KUASA
DALAM RAPAT ANGGOTA
 UNTUK PERTAMA KALI SUSUNAN DAN NAMA
ANGGOTA PENGURUS DICANTUMKAN DALAM AKTA
PENDIRIAN
 MASA JABATAN PENGURUS PALING LAMA 5 TAHUN
 PERSYARATAN UNTUK DAPAT DIPILIH DAN
DIANGKAT MENJADI ANGGOTA PENGURUS
DITETAPKAN DALAM ANGGARAN DASAR
 TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS
TUGAS PENGURUS :
1. MENGELOLA KOPERASI DAN USAHANYA;
2. MENGAJUKAN RANCANGAN RENCANA KERJA SERTA
RANCANGAN RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
KOPERASI;
3. MENYELENGGARAKAN RAPAT ANGGOTA;
4. MENGAJUKAN LAPORAN KEUANGAN DAN
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN TUGAS;
5. MEMELIHARA DAFTAR BUKU ANGGOTA DAN PENGURUS.
WEWENANG PENGURUS:
1. MEWAKILI KOPERASI DI DALAM DAN DI LUAR PENGADILAN;
2. MEMUTUSKAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN ANGGOTA BARU
SERTA PEMBERHENTIAN ANGGOTA SESUAI DENGAN KETENTUAN
DALAM ANGGARAN DASAR;
3. MELAKUKAN TINDAKAN DAN UPAYA BAGI KEPENTINGAN DAN
KEMANFAATAN KOPERASI SESUAI DENGAN TANGGUNG
JAWABNYA DAN KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA.
 PENGAWAS DAN KEDUDUKANNYA

• PENGAWAS DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA KOPERASI

DALAM RAPAT ANGGOTA
• PENGAWAS BERTANGGUNG JAWAB KEPADA RAPAT
ANGGOTA
• PERSYARATAN UNTUK DAPAT DIPILIH DAN DIANGKAT
SEBAGAI ANGGOTA PENGAWAS DITETAPKAN DALAM
ANGGARAN DASAR
• PENGAWAS HARUS MERAHASIAKAN HASIL
PENGAWASANNYA TERHADAP PIHAK KETIGA
• KOPERASI DAPAT MEMINTA JASA AUDIT KEPADA AKUNTAN
PUBLIK
 TUGAS DAN WEWENANG PENGAWAS

TUGAS PENGAWAS:
1. MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP
PELAKSANAAN KEBIJAKSANAAN DAN
PENGELOLAAN KOPERASI
2. MEMBUAT LAPORAN TERTULIS TENTANG HASIL
PENGAWASANNYA
WEWENANG PENGAWAS:
1. MENELITI CATATAN YANG ADA PADA KOPERASI
2. MENDAPATKAN SEGALA KETERANGAN YANG
DIPERLUKAN
BAGAN ORGANISASI KOPERASI

RAPAT ANGGOTA

DEWAN PENGURUS PENGAWAS

PENASIHAT

MANAJER

UNIT USAHA UNIT USAHA UNIT USAHA

PELAYANAN TERHADAP ANGGOTA KOPERASI

PENGELOLA (MANAJER KOPERASI)
• PENGELOLA DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH
PENGURUS KOPERASI
• DALAM PENGANGKATAN PENGELOLA PENGURUS HARUS
DIAJUKAN KEPADA RAPAT ANGGOTA UNTUK MENDAPATKAN
PERSETUJUAN
• PENGELOLA BERTANGGUNG JAWAB PADA PENGURUS
• PENGELOLAAN USAHA OLEH PENGELOLA TIDAK
MENGURANGI TANGGUNG JAWAB PENGURUS
• ANTARA PENGURUS DAN PENGELOLA USAHA KOPERASI
MERUPAKAN HUBUNGAN KERJA ATAS DASAR PERIKATAN
• PENGANGKATAN PENGELOLA DAPAT DILAKUKAN DARI
ANGGOTA KOPERASI MAUPUN FIHAK KETIGA DAN BERSIFAT
PROFESIONAL
 PERBEDAAN PERENCANAAN
PENGURUS DENGAN MANAJER
• RENCANA STRATEGIS OLEH PENGURUS
YAITU RENCANA YANG MENYELURUH YANG AKAN
DIKERJAKAN KOPERASI. RENCANA INI DIBUAT ATAS DASAR
KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA YANG KEMUDIAN OLEH
PENGURUS DITERJEMAHKAN DALAM SUATU RENCANA
MENYELURUH YANG LEBIH BANYAK GARIS-GARIS BESAR
YANG MENGURUS BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN
USAHA, KEUANGAN DAN ADMINISTRASI PEMBUKUAN
• RENCANA TAKTIS OLEH MANAJER
YAITU RENCANA YANG LEBIH KHUSUS MENGENAI USAHA
YANG SIFATNYA JANGKA PENDEK, RENCANA INI
DIMAKSUDKAN UNTUK MEREALISASI RENCANA-RENCANA
STARTEGIS YANG TELAH DITETAPKAN OLEH PENGURUS.
 ORGANISASI KOPERASI SEBAGAI
SISTEM SOSIAL EKONOMI
(Sumber: Hannel, 1989, 32)

KELOMPOK
KOPERASI

KEGIATAN-KEGIATAN
EKONOMI ANGGOTA
HUBUNGAN
HUBUNGAN
PEMILIKAN

HUBUNGAN
PERUSAHAAN HUBUNGAN
KOPERASI PASAR

HUBUNGAN-HUBUNGAN USAHA
YANG BERSIFAT MENUNJANG

ANGGOTA – ANGGOTA
PERORANGAN
 PENJELASAN (LANJUTAN)

• ORGANISASI KOPERASI SEBAGAI SISTEM SOSIAL EKONOMI

MERUPAKAN SALAH SATU SISTEM EKONOMI MASYARAKAT
• ORGANISASI KOPERASI HANYALAH SALAH SATU UNSUR DARI
UNSUR-UNSUR LAINNYA
• UNSUR YANG SATU DENGAN UNSUR YANG LAINNYA SALING
TERGANTUNG DAN SALING MEMPENGARUHI
• ORGANISASI KOPERASI SEBAGAI SISTEM TERBUKA TIDAK
DAPAT LEPAS DARI PENGARUH DAN KETERGANTUNGAN
DENGAN LINGKUNGAN LUAR SEPERTI PASAR, SOSIAL
BUDAYA, PEMERINTAH, TEKNOLOGI DAN LAIN SEBAGAINYA
• LINGKUNGAN DALAM KOPERASI SEPERTI KELOMPOK
KOPERASI, PERUSAHAAN KOPERASI, KEPENTINGAN
ANGGOTA DAN SEBAGAINYA.
INTERAKSI ORGANISASI USAHA
DENGAN LINGKUNGANNYA

MASYARAKAT
PEMERINTAH

ORGANISASI DUNIA PELANGGAN

KEAGAMAAN USAHA

ORGANISASI
PEKERJA PENDIDIKAN
 Bagian 3
MANAJEMEN USAHA KOPERASI
PEMASARAN DALAM KOPERASI

PEMASARAN ADALAH PROSES SOSIAL YANG DENGAN

PROSES ITU INDIVIDU DAN KELOMPOK MENDAPATKAN APA
YANG MEREKA BUTUHKAN DAN INGINKAN DENGAN
MENCIPTAKAN PENAWARAN, DAN SECARA BEBAS
MEMPERTUKARKAN PRODUK DAN JASA YANG BERNILAI
DENGAN MENJUAL PRODUK (Kotler, 2003; 10)

Jadi : PEMASARAN ADALAH PROSES KEGIATAN

PENYAMPAIAN BARANG DAN JASA YANG DIHASILKAN
PRODUSEN KEPADA KONSUMEN/PELANGGAN SEDEMIKIAN
RUPA (MELALUI TRANSAKSI) SEHINGGA KEDUA BELAH PIHAK
MERASA MENDAPATKAN KEPUASAN YANG MAKSIMAL
• PROGRAM PEMASARAN TERDIRI DARI SEJUMLAH
KEPUTUSAN TENTANG BAURAN ALAT-ALAT PEMASARAN
YANG DIGUNAKAN
• BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) ADALAH
SEPERANGKAT ALAT PEMASARAN YANG DIGUNAKAN
PERUSAHAAN UNTUK TERUS-MENERUS MENCAPAI TUJUAN
PEMASARANNYA DI PASAR SASARAN.
• MENURUT MC. CARTHY ; ALAT-ALAT PEMASARAN
DIKLASIFIKASIKAN MENJADI EMPAT (4 P) : PRODUK
(PRODUCT); HARGA (PRICE); TEMPAT (PLACE); DAN PROMOSI
(PROMOTION)
 AKTIVITAS MANAJEMEN
INPUT DAN OUTPUT
SUMBER-SUMBER AKTIVITAS HASIL

1. MANUSIA
a.Kelompok
1. PENCIPTAAN
manajeman:
PRODUK 1. BARANG DAN
-Kreativitas
2. PENGELOLAAN JASA UNTUK
-Perencanaan
KEUANGAN PELANGGAN
-Pengorganisasian
PERUSAHAAN 2. BALAS JASA
-Komunikasi
3. PENGEMBANG- UNTUK PEMILIK,
-Pengemdalian
AN SDM MANAJER DAN
b.Kelompok
4. PENGELOLAAN PEKERJA
non manajemen
INFORMASI 3. TERCIPTANYA
5. PEMASARAN HARAPAN
PRODUK MASYARAKAT
2. BUKAN MANUSIA:
a. Uang
b. Bahan baku
c. Peralatan
MEMPERBAIKI HASIL
YANG TIDAK DITERIMA
MEMPERBAIKI HASIL
YANG TIDAK DITERIMA

UMPAN BALIK
 MENURUT ROBERT LAUTERBORN, MENGEMUKAKAN BAHWA
4 P PENJUAL BERPASANGAN DENGAN 4 C PELANGGAN :

EMPAT P EMPAT C

1. PRODUCT (PRODUK) 1. CUSTOMER SOLUTION (SOLUSI PELANGGAN)

2. PRICE (HARGA) 2. CUSTOMER COST (BIAYA ATAU HARGA PELANGGAN)

3. PLACE (TEMPAT) 3. CONVENIENCE (KENYAMANAN)

4. PROMOTION (PROMOSI 4. COMMUNICATION (KOMUNIKASI)

YANG MENJADI PEMENANG ADALAH PERUSAHAAN YANG DAPAT

MEMENUHI KEBUTUHAN PELANGGAN DENGAN HEMAT DAN
NYAMAN SERTA DENGAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
 BAGAIMANA DALAM KOPERASI ?

 MENGINGAT DALAM PRINSIP KOPERASI BAHWA PELAYANAN

TERHADAP ANGGOTA MERUPAKAN HAL YANG UTAMA, MAKA
PEMASARAN YANG DILAKUKAN OLEH KOPERASI PELANGGAN
UTAMANYA ADALAH ANGGOTA KOPERASI ITU SENDIRI
 PELAYANAN ATAU PEMASARAN KEPADA FIHAK KETIGA ATAU
DILUAR ANGGOTA ADALAH SEBAGAI KEWAJIBAN SETELAH
APA YANG MENJADI KEBUTUHAN ANGGOTA KOPERASI
SUDAH DAPAT DIPENUHI SECARA KESELURUHAN
 BARANG YANG DIJUAL OLEH KOPERASI ADALAH SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN ANGGOTA DAN HARUS BERKUALITAS
SERTA DENGAN HARGA KOMPETITIF (MINIMAL SAMA
DENGAN HARGA PASAR)
 BARANG DAN JASA YANG DIJUAL KOPERASI HARUS MAMPU
MEMBERIKAN KEPUASAN YANG MAKSIMAL PADA ANGGOTA
 BENTUK PELAYANAN KOPERASI
SESUAI JENIS KOPERASI
KOPERASI KONSUMSI (Rochdale)
DENGAN MEMBELI BARANG DALAM PARTAI BESAR DIHARAPKAN
HARGA YANG AKAN DIBAYARKAN OLEH ANGGOTA KOPERASI SAAT
TRANSAKSI MENJADI LEBIH MURAH DARI HARGA PASAR DENGAN
KULAITAS PRODUK MINIMAL SAMA

KOPERASI KREDIT/SIMPAN PINJAM (Raiffeisen)

DENGAN MODAL YANG DIHIMPUN DARI PARA ANGGOTA
MENYEBABKAN BEBAN JASA PINJAMAN (INTERSET RATE) MENJADI
LEBIH MURAH DARI INTERESET RATE YANG BERLAKU DIPASAR
(BANK) UNTUK KEPENTINGAN USAHA PARA ANGGOTA KOPERASI

KOPERASI PRODUKSI (Charles Fourier)

DENGAN MELALUI KOPERASI SEBAGAI MEDIASI PENJULAN ALAT
DAN BAHAN KEBUTUHAN PRODUKSI PARA ANGGOTA KOPERASI
AKAN MENDAPATKAN HARGA YANG RELATIF LEBIH RENDAH DARI
HARGA PASAR SEHINGGA MAMPU MENINGKATKAN DAYA SAING
DARI HASIL PRODUKSINYA
DALAM PURCHASING COOPERATIVE, MENJUAL BARANG KEPADA PARA
ANGGOTA, TAPI BUKAN KEPADA PASAR DENGAN HARGA YANG PALING
MENGUNTUNGKAN ANGGOTA (HARGA<HARGA PASAR) - PRINSIP
SERVICE AT COST

P MC
PERUSAHAAN KAPITALIS:
AC
MC = MR  MAKSIMUM PROFIT ARTINYA SAAT
INI PERUSAHAAN MENCAPAI TUJUAN P
(Rp.1.000,00) dan Q
P

P1 PERUSAHAAN KOPERASI:
Dengan Prinsip Service at Cost, maka
P2
MC = AR  P1 (Rp. 800,00) dan Q1
Atau
AC = AR  P2 (Rp. 600,00) dan Q2

Jadi koperasi bisa memeberikan harga yang

lebih murah
Q
Q Q1 Q2 MR AR
 TEORI BIAYA TRANSAKSI

• BIAYA TRANSAKSI ADALAH BIAYA YANG DIKELUARKAN

UNTUK KEPENTINGAN TRANSAKSI SEBUAH BARANG ATAU
JASA

PADA PERUSAHAAN KAPITALIS BIAYA TRANSAKSI ADA PADA

OPERATING EXPENSE, SELLING EXPENSE, PROMOTION
COST.

PADA PERUSAHAAN KOPERASI BIAYA TRANSAKSI TERSEBUT

TIDAK DIKELUARKAN KARENA DIDASARKAN PADA IDENTITY
PRINCIPLE (PELANGGAN SEBAGAI ANGGOTA SEKALIGUS
SEBAGAI PEMILIK – DUAL IDENTITY)

JADI PENGELUARAN BIAYA KAPITALIS > BIAYA KOPERASI

 KEUANGAN DALAM KOPERASI

• KEUANGAN DALAM ORGANISASI USAHA HARUS DIKELOLA

DENGAN BAIK AGAR DANA YANG ADA MENGHASILKAN
MANFAAT YANG MAKSIMAL UNTUK KEPENTINGAN KEMAJUAN
PERUSAHAANNYA
• MANAJEMEN KEUANGAN ADALAH UPAYA PENGATURAN
SUMBER DANA DAN PENGGUNAANNYA SEDEMIKIAN RUPA
SEHINGGA DAPAT MEMAKSIMUMKAN NILAI PERUSAHAAN
• SUMBER DANA PERUSAHAAN DAPAT BERASAL DARI
INTERNAL (MODAL DISETOR DAN LABA YANG DITAHAN) DAN
EKSTERNAL (PINJAMAN DARI LEMBAGA KEUANGAN BANK
MAUPUN NON BANK, EMISI SAHAM, OBLIGASI).
• SUMBER KEUANGAN KOPERASI DIBAGI MENJADI EMPAT:
1)ANGGOTA; 2)PINJAMAN; 3)HASIL USAHA; 4)PENANAMAN
MODAL
1). SUMBER DARI ANGGOTA

a. SIMPANAN POKOKSIMPANAN YANG HARUS

DIPENUHI OLEH SETIAP ORANGPADA WAKTU
MULAI MENJADI ANGGOTA KOPERASI
b. SIMPANAN WAJIB SIMPANAN YANG
DIWAJIBKAN KEPADA ANGGOTA UNTUK
MEMBAYAR PADA WAKTU TERTENTU (BIASANYA
TIAP BULAN)
c. SIMPANAN MANASUKA/SUKARELA SIMPANAN
BESAR DAN WAKTUNYA TIDAK TERTENTU,
TERGANTUNG PADA KERELAAN ANGGOTA
2). SUMBER DARI PINJAMAN

• SUMBER DANA YANG DIGUNAKAN KOPERASI

MANAKALA KOPERASI MERASA BELUM CUKUP
MENDAPATKAN DANA DARI IURAN ANGGOTA
UNTUK KEPENTINGAN OPERASIONALNYA.
• DAPAT DIPEROLEH DARI ANGGOTA, DARI
PERORANGAN BUKAN ANGGOTA, DARI KOPERASI
LAIN DAN DARI PERUSAHAAN SWASTA LAINNYA
• SUMBER PINJAMAN DARI PERORANGAN AGAK
JARANG KARENA KURANG MENARIK BUNGA
KOPERASI TERBATAS SESUAI PRINSIP KOPERASI.
3). SUMBER DARI HASIL USAHA

• DIDAPAT SETELAH KOPERASI MELAKUKAN KEGIATANNYA

YANG SUDAH BERJALAN BERTAHUN-TAHUN DAN TIDAK
MENDERITA RUGI
• SUMBER DANA DARI USAHA ADALAH SISA HASIL USAHA
KOPERASI YANG TIDAK DIBAGIKAN KE ANGGOTA
(CADANGAN).

4). SUMBER PENANAMAN MODAL :

• UMUMNYA DALAM PENANANAM MODAL DIKOPERASI KURANG
MENARIK, LEBIH BANYAK TERTARIK PADA JENIS USAHA LAIN,
BENTUKNYA BISA DANA KEMITRAAN/KERJA SAMA, OBLIGASI
DAN SURAT UTANG LAINNYA
MODAL KOPERASI MENURUT PASAL 41
UU No.25 TAHUN 1992
MODAL KOPERASI TERDIRI DARI MODAL SENDIRI DAN MODAL
PINJAMAN
MODAL SENDIRI DAPAT BERASAL DARI :
 SIMPANAN POKOK
 SIMPANAN WAJIB
 DANA CADANGAN
 HIBAH
MODAL PINJAMAN DAPAT BERASAL DARI :
 ANGGOTA
 KOPERASI LAINNYA DAN/ATAU ANGGOTANYA
 BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
 PENERBITAN OBLIGASI DAN SURAT UTANG LAINNYA
 SUMBER LAINNYA YANG SAH
GAMBAR SKEMA SUMBER PERMODALAN KOPERASI
(DIJTENKOP JAKARTA, 1980)

SIMPANAN POKOK DIATUR ATAS

DASAR
TRANSAKSI
SIMPANAN SIMPANAN WAJIB
ANGGOTA
DIATUR ATAS
MODAL DASAR
PENYISIHAN SIMPANAN SUKARELA
SENDIRI WAKTU
PENYISIHAN

CADANGAN

PERMODALAN
PERORANGAN BADAN USAHA
KOPERASI
EKONOMI
HADIAH, HIBAH
SUBSIDI, LEMBAGA-
BADAN-BADAN
BANTUAN LEMBAGA
NON EKONOMI
CUMA-CUMA BUKAN BANK
MODAL
LUAR
KERJA SAMA KREDIT PENJUAL
KREDIT ANTAR
BADAN USAHA
KREDIT PEMBELI
PEMERINTAH
BANK
BANK NASIONAL
SWASTA
BANK ASING
 MANAJEMEN MODAL KERJA

• MANAJEMEN KAS
TUJUANNYA ADALAH UNTUK MENENTUKAN KAS
MINIMUMYANG SELALU HARUS TERSEDIA AGAR SELALU
MEMENUHI KEWAJIBAN PEMBAYARAN YANG SUDAH JATUH
TEMPO
• MANAJEMEN PIUTANG
KARENA ADANYA TRANSAKSI KREDIT. TUJUANNYA UNTUK
MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN KREDIT DAN
MEMPERKECIL RESIKO RUGI DARI PENJUALAN KREDIT
• MANAJEMEN PERSEDIAAN BARANG
PENGATURAN PERSEDIAAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
MENJAMIN KEGIATAN PENJUALAN, PRODUKSI DAN
LIKUIDITAS YANG AKAN BERPENGARUH PADA RENTABILITAS
 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
KOPERASI
• ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOPERASI
BERGUNA UNTUK MENGETAHUI POSISI
KEUANGAN KOPERASI PADA SUATU SAAT
(PERIODE) TERTENTU
• ADA EMPAT BENTUK DALAM MENGANALISIS
KEUANGAN KOPERASI :
1. LIKUIDITAS : Current ratio dan Qiuck Ratio
2. SOLVABILITAS
3. RENTABILITAS : Rentabilitas Ekonomis dan
Rentabilitas Modal Sendiri
4. PERPUTARAN PIUTANG
 LIKUIDITAS
• Current Ratio :
Perbandingan antara jumlah aktiva lancar dan hutang lancar.
Current Ratio yang baik adalah min. 2 (200%)

Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100 %
Hutang Lancar
• Qiuck Ratio :
Perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan
dengan hutang lancar. Quick Ratio yang baik adalah minimal 1
(100%).

Aktiva Lancar – Pesediaan

Quick Ratio = x 100%
Hutang Lancar
 SOLVABILITAS
• SOLVABILITAS ADALAH KEMAMPUAN KOPERASI UNTUK
MEMBAYAR SEMUA HUTANG-HUTANGNYA (BAIK HUTANG
JANGKA PENDEK MAUPUN HUTANG JANGKA PANJANG.
• SOLVABILITAS : MEMBANDINGKAN JUMLAH AKTIVA DENGAN
JUMLAH HUTANG (HUTANG JANGKA PENDEK MAUPUN
HUTANG JANGKA PANJANG).
• PEDOMAN UNTUK SOLVABILITAS ADALAH 1 ATAU 100%,
ARTINYA SETIAP RP.100,- HUTANG DIJAMIN DENGAN MINMAL
SEBESAR RP.100,- AKTIVA. UNTUK MENINGKATKAN
KEPERCAYAAN SEBAIKNYA > 1  1 : 1,5

Total Aktiva
Solvabilitas = x 100%
Total Hutang
 RENTABILITAS
Perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. Kemampuan koperasi untuk
menghasilkan laba (SHU) selama periode tertentu
• Rentabilitas Ekonomis
Kemampuan koperasi dalam menghasilkan laba dengan modal
yang benar-benar diopresikannya;
Laba
Rentabilitas Ekonomis = x 100%
Total aktiva

• Rentabilitas Modal Sendiri

Perbandingan antara jumlah laba bersih dengan modal sendiri

Laba bersih
Rentabilitas Modal Sendiri = x 100%
Modal sendiri
 PERPUTARAN PIUTANG
• PERPUTARAN PIUTANG ADALAH UNTUK MENGETAHUI
TINGKAT EFISIENSI DALAM PEMANFAATAN MODAL YANG
DIMILIKI. RATIO YANG DIDAPAT MENUNJUKKAN BERAPA KALI
DALAM SATU TAHUN KOPERASI DAPAT MELAKUKAN
PENGUMPULAN PIUTANG
• SEMAKIN TINGGI TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG, SEMAKIN
PENDEK JANGKA WAKTU PELUNASAN  MODAL YANG
DITANAM SEMAKIN EFISIEN PENGGUNAANNYA

Penjualan Kredit (netto)

Perputaran Piutang = x 1 kali
Piutang rata-rata

Piutang rata-rata = (Piutang awal + Piutang akhir) : 2

Waktu rata-rata = (Piutang rata-rata : Penjualan kredit) x 360
 AKUNTANSI DALAM KOPERASI

• FUNGSI AKUNTANSI KOPERASI :

1. Fungsi Umum adalah menyajikan informasi (laporan)
keuangan. Laporan ini memiliki peranan penting bagi tim
manajemen koperasi dan pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Fungsi khusus, merupakan rincian fungsi umum, yaitu :
a. menghitung Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai tolok ukur
keberhasilan koperasi.
b. mengamankan dan mengawasi semua harta kekayaan
koperasi dari berbagai bentuk kecurangan dan
penyelewengan
c. membantu setiap pihak yang berkepentingan dengan
koperasi
d. memberikan informasi kepada manajer untuk mengambil
keputusan.
•MANFAAT INFORMASI LAPORAN KEUANGAN
OLEH AKUNTANSI KOPERASI
• PARA PEMILIK/ANGGOTA KOPERASI
Untuk mengetahui perkembangan modal koperasi, laba yang
diperoleh, SHU masing-masing anggota, perkiraan laba yang akan
datang.
• PENGURUS KOPERASI/MANAJER KOPERASI
Sebagai alat bantu untuk perencanaan dan pengawasan atas
kegiatan usaha
• KREDITUR/CALON KREDITOR
Bahan pertimbangan pemberian dan besarnya pinjaman
• PEMERINTAH
Bahan pertimbangan untuk menentukan subsidi dan pajak koperasi
• KARYAWAN
Untuk mengetahui mutu dan hasil usaha koperasi, apakah
kontinyuitasnya terjamin atau tidak.
• SIKLUS PENCATATAN AKUNTANSI KOPERASI

1 2 4 5
BUKU JURNAL/ BUKU NERACA
DOKUMEN/BUKTI
BUKU HARIAN BESAR LAJUR

NERACA
3 =

BUKU PEMBANTU/ LAPORAN

BUKU TAMBAHAN RUGI-LABA

KETERANGAN:
1. SEMUA BUKTI (KWITANSI) PEMBELIAN DAN PENJUALAN DICATAT DALAM BUKU HARIAN BERDASARKAN TANGGAL KEJADIAN
2. SEMUA KEJADIAN YANG TEREKAM DALAM BUKU HARIAN ITU KEMUDIAN SECARA PERIODIK DIKELOMPOKKAN DALAM BUKU BESAR MASING-MASING
3. DARI BUKTI TRANSAKSI YANG SAMA DIBUAT JUGA BUKU TAMBAHAN, YANG FUNGSINYA SEBAGAI PENGONTROL KEBENARAN BUKU BESAR
4. SETELAH BUKU BESAR ITU DIPASTIKAN BENAR, MAKA SALDO YANG ADA PADA MASING-MASING BUKU BESAR BISA DIPINDAHKAN KE NERACA LAJUR
 BAGAN SISTEM AKUNTANSI KOPERASI

A. TRANSAKSI TUNAI

DOKUMEN/ BUKTI PENERIMAAN/ BUKU HARIAN

BUKTI PENDUKUNG PENGELUARAN KAS KAS

LAPORAN
KEUANGAN :
NERACA
BU •Neraca
KU PERCO NERA
CA •Rek.
BAAN
BE Rugi/Laba
SA BULANAN LAJUR
R •Realisasi
Anggaran

B. TRANSAKSI KREDIT

BUKTI UMU =
DOKUMEN/ BUKU HARIAN
FAKTUR BELI
BUKTI PENDUKUNG MEMORIAL
FAKTUR JUAL
Sub Buku Besar
Buku Pembantu
 PRODUKSI DALAM KOPERASI

• PENGERTIAN
 “PRODUKSI ADALAH KEGIATAN MENGUBAH BAHAN
ATAU KOMPONEN (PRODUK) MENJADI BARANG
JADI”
 “PRODUKSI ADALAH PROSES PENGUBAHAN INPUT
(SUMBER-SUMBER) MENJADI OUTPUT (BARANG
JADI) YANG SIAP UNTUK DIKONSUMSI”
 “PRODUKSI SUATU PROSES PENAMBAHAN NILAI
(ADDED VALUE) DARI SUATU BAHAN ATAU
BARANG”
• FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI

 TENAGA KERJA, setiap manusia yang terlibat dalam

proses produksi (termasuk para pengusaha yang
mengkombinasikan faktor-faktor produksi lainnya untuk
menghasilkan suatu barang atau jasa)
 ALAM, segala sumber alam yang dapat diolah menjadi
barang yang memiliki manfaat bagi kepentingan
manusia seperti tanah, hutan, tambang, air dsb.
 MODAL, segala alat produksi yang berfungsi dan mem
fasilitasi pengolahan/pengubahan bahan baku menjadi
barang jadi, seperti mesin-mesin, gedung-gedung, alat
transportasi, dan sebagainya
 PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
DALAM PRODUKSI
• PERENCANAAN PRODUKSI
PEDOMAN UMUM UNTUK MENENTUKAN CETAK
BIRU (BLUE PRINT) DALAM PERENCANAAN
ADALAH :
• PERENCANAAN HARUS DIDASARKAN PADA DATA
YANG FAKTUAL
• RENCANA MERUPAKAN HASIL KONKLUSI DARI
PEMIKIRAN DAN HARAPAN
• HARUS BERSIFAT LENTUR (FLEKSIBEL)
TERHADAP KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI.
• FUNGSI BAGIAN PERENCANAAN PRODUKSI

1. ROUTING, menentukan “jalur” bagi proses produksi

yang paling efektif dan efisien. Faktor-faktor produksi
seperti bahan mentah, tenaga kerja, mesin
terkombinasikan dan terkoordinir secara optimal.
2. SCHEDULING, menentukan kapan waktu dimulainya
dan akhir dari pekerjaan, bagaimana proses kegiatan
bergerak dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya
setelah selesai rute pertama.
3. DISPATCHING, melakukan pencatatan tentang
kemajuan dalam proses produksi dan penyesuaian
yang diperlukan.
• PENGAWASAN PRODUKSI

• PENGAWASAN PRODUKSI (CONTROL OF

PRODUCTION) ADALAH SALAH SATU FUNGSI YANG
BERUPAYA AGAR DAPAT DIPEROLEH HASIL
PRODUKSI YANG BERKUALITAS DAN WAKTU YANG
SESUAI DENGAN RENCANA
• PENGAWASAN BUKAN BERTUJUAN MENCARI
KESALAHAN PEGAWAI TAPI UPAYA UNTUK
MEMBERIKAN PENILAIAN KEMUDIAN MEMPERBAIKI
HAL-HAL YANG KURANG/TIDAK TEPAT AGAR
SESUAI DENGAN RENCANA.
 PRODUK DAN PRODUKSI DALAM KOPERASI

• PRODUK KOPERASI ADALAH SEMUA BARANG DAN JASA

YANG DISEDIAKAN/DIHASILKAN OLEH KOPERASI
• PRODUKSI DALAM KOPERASI ADALAH PROSES
PENGUBAHAN BAHAN BAKU MENJADI BARANG SETENGAH
JADI ATAU BARANG JADI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA
KOPERASI ATAU KOPERASI
• KOPERASI KONSUMSI ADALAH PRODUKNYA BARANG
DAGANGAN SESUAI DENGAN APA YANG DIBUTUHKAN PARA
ANGGOTA KOPERASI
• KOPERASI PRODUKSI ADALAH PRODUKNYA BARANG DAN
JASA YANG DIHASILKAN OLEH ANGGOTA KOPERASI ATAU
KOPERASI UNTUK DIJUAL KE PASAR SEPERTI KOPERASI
TAHU TEMPE INDONESIA, KOPERASI SUSU PANGALENGAN
• KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) PRODUKNYA ADALAH JASA
YANG MEMFASILITASI SIMPANAN DAN PINJAMAN DARI, OLEH
DAN UNTUK ANGGOTA ATAU DARI SUMBER LAIN UNTUK
ANGGOTA KOPERASI
 PERSONALIA DALAM KOPERASI

 ISTILAH LAIN PERSONALIA KETENAGA KERJAAN, KEPEGAWAIAN

 SAAT INI LEBIH DIKENAL DENGAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
 TUJUAN MANAJEMEN PERSONALIA ADALAH PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS
 BAGIAN PERSONALIA MEMILIKI TANGGUNG JAWAB YANG PENTING
DAN LUAS, KARENA MEMPUNYAI TUGAS :
1. MERINCI PEKERJAAN DAN PERSYARATAN KERJA
2. REKRUITMEN TENAGA
3. PENEMPATAN TENAGA
4. MASALAH KOMPENSASI
5. MASALAH PENDIDIKAN DAN LATIHAN
6. MASALAH PROMOSI, MUTASI DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
(PHK)
7. MASALAH HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PERUNDINGAN SERIKAT
PEKERJA.
UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

• PENCIPTAAN SITUASI DAN KONDISI YANG

KOMPETITIF DAN SEHAT DI LINGKUNGAN
KARYAWAN SEHINGGA MEMACU MEREKA UNTUK
TERUS MENINGKATKAN PRESTASI KERJA
• PENINGKATAN PARTISIPASI, YANG MENCAKUP
PENINGKATAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
UNTUK MENGHASILKAN TENAGA YANG CAKAP
• PENINGKATAN PARTISIPASI MELALUI PERBAIKAN
BERBAGAI PELAKSANAAN TUGAS DENGAN
PENDEKATAN MANAJERIAL MAUPUN TEKNIKAL
 SISTEM KOMPENSASI
• SISTEM BORONGAN, UNTUK PEKERJAAN YANG BEBAN
BIAYANYA RELATIF SULIT DITENTUKAN SECARA
KUANTITATIF, SEHINGGA DIDASARKAN KEPADA ESTIMASI
TERHADAP KONDISI PEKERJAAN YANG AKAN
DILAKSANAKAN. MISALNYA PEKERJAAN PENIMBUNAN DAN
PENGGALIAN TANAH
• SISTEM UPAH SATUAN, SISTEM INI DIDASARKAN PADA JENIS
PEKERJAAN YANG SEBELUMNYA SUDAH DAPAT
DIPERKIRAKAN JUMLAH BEBAN BIAYA UNTUK SATUAN
PEKERJAAN. SEHINGGA UPAHNYA SESUAI DENGAN JUMLAH
SATUAN KERJA YANG DAPAT DISELESAIKAN
• SISTEM UPAH WAKTU, SISTEM INI DIDASARKA PADA JUMLAH
SATUAN WAKTU TERPAKAI UNTUK SUATU PEKERJAAN,
MISALNYA PER MENIT DALAM PELAYANAN JASA TELEPON,
PER JAM UNTUK PEMBAYARAN GAJI GURU DI SEKOLAH
SWASTA
Lanjutan…

• SISTEM UPAH INSENTIF, SISTEM INI MEMPERHITUNGKAN

TINGKAT PRODUKTIVITAS KERJA;
MODEL STELSEL HALSEY:

WKTU KERJA SEHARI 8 JAM , MENYELESAIKAN 40 SATUAN

BARANG DAN UPAHNYA RP. 4000,00 JADI SETIAP SATUAN
RP 100,00 DAN UNTUK SETIAPKENAIKAN PRESTASI IA
MENDAPAT PREMI 50% DARI UPAH YANG DIHEMAT.
MISALKAN SEORANG PEKERJA MAMPU MENGHASILKAN
60 SATUAN BARANG DALAM SEHARI BERARTI KELEBIHAN
PRODUKSI (60-40)SATUAN DIATAS STANDAR.
MAKA UPAH YANG AKAN DITERIMA ADALAH :
UPAH STANDAR : 40 X RP.100,00 .. … RP. 4.000,00
PREMI : 50% (60-40) X RP.100,00 …… RP. 1.000,00
TOTAL UPAH YANG DITERIMA ……… RP. 5.000,00

MODEL STELSEL ROWAN:

TINGKAT PENGHEMATAN PRODUKTIVITASNYA :

DALAM KASUS YANG SAMA : 8JAM SEHARI SEORANG
{(WAKTU STANDAR – WAKTU NYATA) : WAKTU
PEKERJA DAPAT MENYELESAIKAN 40 SATUAN DAN
STANDAR} X 100% = {(12-8) ; 12} X 100% = 33,33%
UPAHNYA RP. 4000,00 . ARTINYA SETIAP SATUAN DAPAT
DIKERJAKAN DALAM WAKTU 12 MENIT.
UPAH YANG AKAN DITERIMA ADALAH :
MISALKAN SEORANG PEKERJA MENGHASILKAN 60 UNIT
PRODUKSI DALAM SEHARI, YANG BERARTI MAMPU ME-
UPAH STANDAR : 40 X RP. 100,00 …… RP. 4.000,00
NYELASIKAN TIAP UNIT 8 MENIT (480 MENIT : 60), ARTINYA
PREMI ; 33,33% X RP. 4.000,00 ………. RP. 1.333,20
TELAH MAMPU MENGHEMAT 4 MENIT TIAP UNITNYA
TOTAL UPAH YANG DITERIMA ……… RP. 5.333,20
 HUBUNGAN INDUSTRIAL
• PENDEKATAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
• Pendeketan Sejarah
Hubungan industrial tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan
Indonesia. Masa pergerakan kemerdeakaan berorientasi pada
politik bukan ekonomi sehingga muncul pergerakan Serikat Pekerja
tidak hanya untuk perjuangan kemerdekaan.
• Pendekatan Falsafah
Falsafah Pancasila, mengajarkan bahwa hidup manusia akan
mencapai kebahagiaan jika dapat dikembangkan keselarasan,
keserasian dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia secara
pribadi, hubungannya dengan masyarakatnya, dengan alamnya,
maupun manusia dengan Tuhannya.
• Pendekatan Pembangunan
Hubungan industrial mendorong terciptanya pemerataan hasil-hasil
pembangunan melalui penigkatan kesejahteraan pekerja.
Lanjutan …

• FALSAFAH HUBUNGAN INDUSTRIAL

• Hubungan Industrial adalah suatu hubungan yang terbentuk antara
para pelaku dalam proses produksi barang dan jasa (pekerja,
pengusaha dan pemerintah) yang di dasarkan pada nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945.
• Tujuan Hubungan Industrial adalah mengemban cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan RI, yaitu mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur serta melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosil
• Azas Hubungan Industrial yang penting adalah pekerja dan
pengusaha adalah teman seperjuangan dalam proses produksi,
dalam pemerataan menikmati hasil perusahaan, dalam bertanggung
jawab pada Tuhan YME, Bangsa dan Negara, Masyarakat, Pekerja
dan keluarganya, Perusahaan dimana mereke bekerja
Lanjutan…

• LEMBAGA KERJASAMA BIPARTIT DAN TRIPARTIT

Lembaga Kerjasama Bipartit
Suatu lembaga atau badan di dalam perusahaan yang anggotanya
terdiri dari wakil-wakil pekerja dan wakil-wakil pengusaha yang
merupakan forum konsultasi dan komunikasi untuk memecahkan
masalah bersama seperti produktivitas kerja, disiplin kerja,
ketenangan kerja dan ketenangan usaha dan lain-lain

Lembaga Kerjasama Tripartit

Lembaga konsultasi dan komunikasi antara wakil pekerja,
pengusaha dan pemerintah untuk memecahkan masalah-masalah
bersama dalam bidang ketenagakerjaan. Lembaga ini didirikan baik
tingkat nasional, propinsi dan kabupaten/kota.
 INTERDEPENSI SERIKAT PEKERJA,
MANAJEMEN DAN PEMERINTAH

PEMERINTAH

PERLINDUNGAN DARI PERLINDUNGAN DARI

SERIKAT PEKERJA YG ILEGAL MANAJEMEN YG ILEGAL

KESEMPATAN KERJA

MANAJEMEN SERIKAT PEKERJA

UNJUK KERJA YANG EFEKTIF

MENGHORMATI KESEPAKATAN
KERJASAMA
MANAJEMEN KEANGGOTAAN KOPERASI

• Pengadaan
PENGADAAN ANGGOTA KOPERASI MERUPAKAN UPAYA PENGURUS DALAM RANGKA
MENARIK MASYARAKAT MENJADI ANGGOTA KOPERASI

DALAM KOPERASI KEANGGOTAAN MENJADI TOLOK UKUR KEBERHASILAN, KAREANA

ITU SEMAKIN BANYAK ANGGOTA KOPERASI MENCERMINKAN BAHWA KOPERASI TELAH
DISENANGI OLEH MASYARAKAT, DAN INI HANYA MUNGKIN APABILA KOPERASI
MEMBERIKAN MANFAAT YANG BESAR BAGI ANGGOTANYA.

• Pengembangan
PENGEMBANGAN KEANGGOTAAN ADALAH UPAYA PENGURUS UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN ANGGOTA DALAM MEMAHAMI KOPEARSI SECARA MENYELURUH BAIK HAK
MAUPUN KEWAJIBAN SEBAGAI ANGGOTA, PENGURUS MAUPUN PENGAWAS KOPERASI.

DAMPAK DARI PENGEMBANGAN ANGGOTA KOPERASI INDIKASINYA ADALAH

ANGGOTAMENJADI AKTIF DALAM KOPERASI APAKAH DALAM BENTUK PARTISIPASI
FINANSIAL MAUPUN NON FINASIAL, SEHINGGA KOPERASI AKAN SEMAKIN MUDAH
UNTUK MENJADI BERKEMBANG DAN BESAR
• Manfaat
MANFAAT DISINI DIAMKSUDKAN ADALAH BAGAIMANA PENGURUS MENCIPTAKAN
MANFAAT YANG LEBIH BAGI ANGGOTA KOPERASI SEHINGGA DIRASAKAN SANGAT
BESAR MANFAATNYA BAGI KEPENTINGAN ANGGOTA, KARENA BAHWA KOPERASI
DIDIRIKAN UNTUK MELAYANI ANGGOTA, JANGAN SAMPAI APA YANG MENJADI
KEBUTUHAN ANGGOTA TIDAK DAPAT DIPENUHI OLEH KOPERASI. DISINILAH AKAN
MUNCUL APA YANG DISEBUT DENGAN KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI PADA
KOPERASI YANG DINILAI KOINERJANYA SANGAT BAIK.

• Pemeliharaan
DISINI DIAMKSUDKAN ADALAH BAGAIMANA PENGURUS MENCIPTAKAN KEPERCAYAAN
PADA ANGGOTA SEHINGGA ANGGOTA TIDAK MAU UNTUK MENINGGALKAN KOPERASI
SEBAGAI WADAH ORGANISASI YANG DIYAKINI MAMPU UNTUK MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN DIRINYA (ANGGOTA) SECARA NYATA YANG DINILAI OLEH ANGGOTA
BAHWA KOPERASINYA TELAH MAMPU MEMBERIKAN APA YANG MENJADI TUJUAN
MEREKA MENJADI ANGGOTA KOPERASI

• PHK
PEMUTUSAN HUBUNGAN KEANGGOTAAN (PHK) MERUPAKAN KEPUTUSAN/JALAN AKHIR
DARI PENGURUS KOPERASI UNTUK MENGELUARKAN ANGGOTA KOPERASI KARENA
SUDAH TIDAK DAPAT DIPERTAHANKAN AKIBAT SIKAP DAN PERILAKU ANGGOTA YANG
TIDAK TERPUJI SETELAH DIUPAYAKAN DILAKUKAN PEMBINAAN NAMUN SULIT UNTUK
DIPERTAHANKAN MENJADI ANGGOTA.
 MANAJEMEN KEANGGOTAAN KOPERASI
ADALAH UPAYA PENGURUS KOPERASI
MELAKSANAKAN PERENCANAAN,
PENGORGANISASIAN, PENGARAHAN DAN
PENGENDALIAN TERHADAP PENGADAAN,
PENGEMBANGAN, MANFAAT,
PEMELIHARAAN DAN PEMUTUSAN
HUBUNGAN KEANGGOTAAN (PHK)
ANGGOTA KOPERASI DALAM MENCAPAI
TUJUAN KOPERASI
 USAHA KECIL DAN MENENGAH
• USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DALAM LITERATUR
BARAT TIDAK DIKENAL YANG ADA ADALAH USAHA KECIL
(SMALL BUSINESS)
• BEBERAPA ALASAN BETAPA PENTINGNYA USAHA KECIL :
1. Jumlah UK yang meningkat dengan cepat;
2. UK lebih banyak menciptakan paling banyak lapangan kerja;
3. Masyarakat mendukung keberadan UK
4. Terdapat peningkatan kepentingan terhadap kewirausahaan UK
di SMU dan Perguruan Tinggi;
5. Terdapat peningkatan kecendrungan terhadap penciptaan
lapangan kerja sendiri;
6. Kewirausahaan merupakan hal yang menarik untuk segala umur.
Lanjutan …

• KEUNIKAN KONTRIBUSI USAHA KECIL (UK) :

1. Mempengaruhi/menggairahkan inovasi dan
fleksibilitas;
2. Memelihara hubungan yang lebih dekat dengan
pelanggan dan masyarakat;
3. Menjaga persaingan dengan Usaha Besar (UB);
4. Memberi pegawai pengalaman belajar secara
komprehensif;
5. Mengembangkan pengambil keputusan;
6. Menciptakan lapangan usaha baru;
7. Memberikan kepuasan kerja para pegawai.
Lanjutan …

KLASIFIKASI USAHA DILIHAT DARI UKURAN PEKERJA ;

1. Dibawah 20 0rang Kelompok Usaha sangat kecil
2. 20 s.d 99 orang Kelompok Usaha kecil
3. 100 s.d 499 orang Kelompok Usaha Menengah
4. 500 orang atau lebih Kelompok Usaha Besar

PERSENTASE DISTRIBUSI USAHA DILIHAT DARI UKURAN

PEKERJA:
Dibawah 20 Orang sebanyak 80%
Antara 20 s.d 99 orang sebanyak 17%
Antara 100 s.d 499 orang sebanyak 2%
500 orang atau lebih sebanyak 1 %
Lanjutan…

• PENGELOMPOKKAN USAHA KECIL :

 INDUSTRI KECIL ; INDUSTRI KERAJINAN
RAKYAT, INDUSTRI COR LOGAM, KONVEKSI,
DLL.
 PERUSAHAAN BERSKALA KECIL :
PENYALUR, TOKO KERAJINAN, WASERBA,
RESTORAN, TOKO BUNGA, JASA PROFESI,
DLL.
 SEKTOR INFORMAL : AGEN BARANG BEKAS,
KIOS KAKI LIMA, DLL.
BENTUK USAHA KECIL
• USAHA PERORANGAN (PROPRIETORSHIP)
HARTA KEKAYAAN PERUSAHAAN MERUPAKAN
MILIK PRIBADI DARI PENGUSAHA, SEHINGGA
BERTANGGUNG JAWAB PENUH KEPADA PIHAK
KETIGA ATAU PIHAK LAIN SECARA PENUH.
• USAHA PERSEKUTUAN (PARTNERSHIP)
MERUPAKAN BENTUK KERJASAMA DARI
BEBERAPA ORANG YANG BERTANGGUNG JAWAB
SECARA PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN USAHA
PERSEKUTUANNYA. PERTANGGUNGJAWABAN DAN
POLA KEPEMIMPINANNYA BERBEDA-BEDA
MENURUT BENTUK PERSEKUTUAN YANG
DIBENTUK
JENIS USAHA KECIL
• USAHA PERDAGANGAN
Keagenan : Agen koran dan majalah, sepatu, pakaian, dll.
Ekspor/Impor: berbagai produk lokal dan internasional
Sektor Informal : Pengumpulan barang bekas, kaki lima, dll.
• USAHA PERTANIAN
Pertanian Pangan dan Perkebunan; Bibit dan Peralatan Pertaninan, buah-
buahan, dll.
Perikanan darat dan laut :Tambak udang, pembuatan krupuk ikan dan
produk lain hasil dari hasil perikanan darat dan laut
Peternakan dan usaha lain ; Produsen telur ayam, susu sapi, dan lain-lain
produk hasil peternakan.
• USAHA INDUSTRI
Industri logam/kimia; Perajin logam, perajin kulit, kramik, fiberglass,
marmer, dll.
Makanan dan minuman; Produsen makanan tradisional, minuman ringan,
catering, dll.
Pertambangan ; Bahan galian serta Aneka Industri Kecil: Pengrajin
perhiasan, batu-batuan, dll
Konveksi: Produsen garment, batik, tenun ikat, dll.
Lanjutan….

• USAHA JASA
Konsultan : Konsultan hukum, pajak, manajemen, dll.
Transportasi : Travel, Taxi, angkutan umum, dll.
Perencana : Perencana teknis, perencana sistem, dll.
Perbengkelan : Bengkel mobil, elektronik, jam, dll.
Restoran : Rumah makan, coffee shop, cafetaria, dll.
• USAHA JASA KONSTRUKSI
Kontraktor Bangunan, jalan, konstruksi, kelistrikan,
jembatan, pengairan, dan usaha-usaha lain yang
berkaitan dengan teknis konstruksi bangunan.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN USAHA
KECIL
KEUNGGULAN/DAYA TARIK USAHA KECIL:
1. PEMILIK MERANGKAP MANAJER PERUSAHAAN YANG
BEKERJA SENDIRI DAN MEMILIKI GAYA MANAJEMEN
SENDIRI.
2. SEBAGAI PERUSAHAAN KELUARGA, PENGELOLANYA TIDAK
PERLU MEMILIKI KEAHLIAN MANAJERIAL HANDAL.
3. SEBAGIAN BESAR MEMBUAT LAPANGAN KERJA BARU,
INOVASI, SUMBER DAYA BARU SERTA BARANG DAN JASA
BARU
4. INDEPENDEN DALAM PENENTUAN HARGA PRODUKSI ATAS
BARANG ATAU JASA-JASANYA.
5. PROSEDUR HUKUMNYA SEDERHANA
Lanjutan …

6. PAJAK RELATIF RINGAN, KARENA YANG DIKENAKAN PAJAK

ADALAH PRIBADI/PENGUSAHA, BUKAN PERUSAHAANNYA.
7. KONTAK-KONTAK DENGAN PIHAK LUAR BERSIFAT PRIBADI
8. MUDAH DALAM PROSES PENDIRIANNYA
9. MUDAH DIBUBARKAN SETIAP SAAT JIKA DIKEHENDAKI
10. PEMILIK MENGELOLA SECARA MANDIRI DAN BEBAS
WAKTU
11. PEMILIK MENERIMA SELURUH LABA
12. UMUMNYA MEMPUNYAI KECENDRUNGAN MAMPU UNTUK
SURVIVE
13. RELATIF TIDAK MEMBUTUHKAN INVESTASI YANG
TERLALU BESAR.
KELEMAHAN/HAMBATAN USAHA KECIL :
1. UMUMNYA MERASA TIDAK MEMERLUKAN STUDI
KELAYAKAN, PENELITIAN PASAR, ANALISA PERPUTARAN
UANG TUNAI/KAS.
2. TIDAK MEMILIKI PERENCANAAN JANGKA PANJANG, SISTEM
AKUNTANSI YANG MEMADAI, ANGGARAN KEBUTUHAN
MODAL, DAN STRUKTUR ORGANISASI.
3. KEKURANGAN INFORMASI BISNIS, HANYA MENGACU PADA
INTUISI DAN AMBISI PENGELOLA, LEMAH DALAM PROMOSI
4. KURANGNYA PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL
5. TINGGINYA LABOUR TURN OVER
6. TERLALU BANYAK BIAYA-BIAYA YANG DILUAR
PENGENDALIAN SERTA UTANG YANG TIDAK BERMANFAAT.
7. PEMBAGIAN KERJA TIDAK PROPORSIONAL, SERING
TERJADI PENGELOLA MEMILIKI PEKERJAAN YANG
MELIMPAH
Lanjutan …

8. KESULITAN MODAL KERJA ATAU TIDAK MENGETAHUI

SECARA TEPAT BERAPA KEBUTUHAN MODAL KERJA.
9. PERSDIAAN YANG TERLALU BANYAK, KHUSUSNYA JENIS
BARANG-BARANG YANG SALAH (KURANG LAKU).
10. KETIDAKPEDULIAN PENGELOLA TERHADAP PRINSIP-
PRINSIP MANAJERIAL.
11. RESIKO DAN HUTANG-HUTANG PADA PIHAK KETIGA
DITANGGUNG OLEH KEKAYAAN PRIBADI PEMILIK
12. PERKEMBANGAN USAHA TERGANTUNG PADA
PENGUSAHA YANG SETIAP WAKTU DAPAT
BERHALANGAN.
13. SUMBER MODAL TERGANTUNG PADA KEMAMPUAN
PEMILIK.
14. PERENCANAAN DAN PROGRAM PENGENDALIAN TIDAK
ADA ATAU BELUM PERNAH MERUMUSKANNYA.
 WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN PADA UKM

• HUBUNGAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN WIRAUSAHA

KEWIRAUSAHAAN ADALAH SEGALA SESUATU HAL YANG
MENYANGKUT TEKNIK, METODE, SISTEM SERTA BEBRBAGAI
STRATEGI BISNIS UMUM YANG DAPAT DIPELAJARI TENTANG
SUKSES ATAU GAGALNYA SEORANG WIRAUSAHA
• PENGERTIAN WIRAUSAHA
WIRAUSAHA ADALAH ORANG YANG MEMUTUSKAN UNTUK
MENGAMBIL ALIH RESIKO (TAKE A RISK) DALAM MEMPERKENALKAN
PRODUK ATAU JASA-JASA BARU (SERVICE, METODE PRODUKSI,
PRODUK, PELUANG PASAR, SUMBER-SUMBER) SERTA
MENCIPTAKAN TEKNOLOGI BARU UNTUK MEMAJUKAN
PEREKONOMIAN DAN MENCAPAI TUJUAN-TUJUANNYA (Schumpiter)
WIRAUSAHA ADALAH ORANG YANG MENGORGANISIR, MENGELOLA,
SERTA MENANGGUNG RESIKO ATAS`KEPUTUSAN BISNISNYA
TERSEBUT (Webster)
Lanjutan…

WIRAUSAHA ADALAH ORANG YANG IMAJINATIF, YANG DITANDAI

OLEH KEMAMPUANNYA DALAM MENETAPKAN SASARAN SERTA
DAPAT MENCAPAI SASARAN-SASARAN ITU. JUGA MEMILIKI
KESADARAN TINGGI UNTUK MENEMUKAN PELUANG-PELUANG,
MEMBUAT KEPUTUSAN DENGAN MENERAPKAN INOVASI YANG
MEMILIKI RESIKO MODERAT ( Fillon)
WIRAUSAHA ADALAH ORANG YANG PANDAI ATAU BERBAKAT
MENGENALI PRODUK BARU, MENENTUKAN CARA PRODUKSI BARU,
MENYUSUN OPERASI UNTUK PENGADAAN PRODUK BARU,
MENGATUR PERMODALAN OPERASIONAL, SERTA
MEMASARKANNYA (Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka)

Wirausaha adalah orang yang menciptakan kemakmuran bagi dirinya

maupun bagi orang lain. Dengan kemampuannya menemukan cara-cara
atau teknik yan lebih baik dalam memanfaatkan sumber daya, memperkecil
pemborosan, serta menghasilkan produk atau jasa dalam upayanya
memuaskan kebutuhan orang lain dan berani menghadapi resiko bisnis.
CIRI-CIRI ATAU KARAKTERISTIK WIRAUSAHA :

1. Berwawasan jangka panjang dan berperencanaan;

2. Mengutamakan kepentingan umum;
3. Mempraktikkan profesionalisme;
4. Memenuhi janji dengan tepat;
5. Memenuhi takaran, kebenaran dan kualitas;
6. Hemat, tidak kikir, tidak boros;
7. Disiplin;
8. Dinamis (untuk pribadi), tumbuh dan berkembang
untuk kelompok atau golongan;
9. Memuliakan prestasi atau produktivitas;
10. Ulet, sabar dan tekun.
 PERENCANAAN STRATEGIS
DAN IMPLEMENTASI
TAHAP-TAHAP DALAM PERENCANAAN SUATU BISNIS USAHA
KECIL :
1. INFORMASI PENDAHULUAN
2. ANALISIS STATISTIK
3. IKHTISAR KEADAAN PASAR DAN PRODUK
4. ANALISIS DARI PELUANG DAN KEKUATAN PERUSAHAAN
5. ANALISIS DARI HAMBATAN DAN KELEMAHAN PERUSAHAAN
6. MENENTUKAN SASARAN
7. MENYUSUN STRATEGI
8. MEMBENTUK STRUKTUR ORGANISASI
9. MENYUSUN PROGRAM KERJA
10. MENENTUKAN ASUMSI DAN KETETAPAN
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN
STRATEGIS USAHA KECIL

PELUANG USAHA LINGKUNGAN USAHA KONDISI INTERN

PROGRAM KERJA

PEMANTAUAN LINGKUNGAN IMPLEMETASI RENCANA PEMANTAUAN INTERN

PELUANG BARU EVALUASI KONDISI INTERN

TINDAK LANJUT
 PENDIRIAN USAHA KECIL

1. MENGANTISIPASI PELUANG DAN

MENYUSUN PROGRAM
2. MEMBENTUK ORGANISASI
3. DESKRIPSI TUGAS
4. PERENCANAAN LOKASI
5. PERENCANAAN BAHAN BAKU DAN
SUPLIER
6. TATA LETAK (LAYOUT)
MENGANTISIPASI PELUANG DAN
MENYUSUN PROGRAM
BEBERAPA HAL YANG HARUS DIRUMUSKAN :
• Langkah-langkah dan jenis-jenis kegiatan apa saja yang
akan dikerjakan ? Siapa yang mampu membantu dalam
melakukannya ?
• Biaya-biaya apa saja yang dibutuhkan dan berapa ?
• Apa saja yang mungkin menjadi penghambat, dan
bagaimana cara mengatasinya ? Apa tindak lanjut
berikutnya ?
• Apa saja manfaat dan keuntungannya ? Bagaimana
kelanjutan serta peluangnya untuk jangka panjang ?
MEMBENTUK ORGANISASI

• Elemen yang diperlukan dari suatu organisasi senantiasa

berpedoman pada tujuan organisasi serta peran dan tanggung
jawab masing-masing individu terhadap organisasi.
• Organisasi yang solid dapat tercipta jika masing-masing individu
dalam organisasi merasa memiliki organisasi, sehingga mereka
mengerti dan menerima peran dan tanggung jawab dengan penuh
dedikasi dan disiplin.
• Wirausaha atau pemilik harus mampu menerapkan prinsip-prinsip
manajemen dalam organisasi serta memiliki jiwa kepemimpinan
yang tangguh.
• Seluruh elemen organisasi harus menyadari pentingnya tujuan
organisasi dan bersemangat serta disiplin untuk mencapai tujuan
organisasi.
 Contoh :
STRUKTUR ORGANISASI
HARRY COLLECTIONS

DIREKTUR

SEKTERTSRIS

MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER

PEMBELIAN PRODUKSI KEUANGAN SHOWROOM
DESKRIPSI TUGAS

• Deskripsi tugas dapat berupa tugas umum dan tugas khusus serta
tugas tambahan.
• Contoh Deskripsi Tugas Industri Kecil;
Direktur :
 Pemilik merangkap Pimpinan Perusahaan
 Koordinasi tugas-tugas manajer dan supervisi
 Perencana dan Pengawas operasional
Sekretaris:
 Membantu tugas-tugas Direktur;
 Mengerjakan tugas-tugas administrasi;
 Menyiapkan berkas-berkas;
 Bertanggung jawab kepada Direktur.
Lanjutan …
Manajer Pembelian :
 Memilih dan menentukan jenis dan kualitas bahan baku;
 Memilih dan menentukan pemasok;
 Mengkoordinasikan dengan bagian produksi dan penjualan;
 Bertanggung jawab kepada Direktur.
Manajer Produksi :
 Merencanakan dan melaksanakan kegiatan produksi;
 Mengatur jam kerja dan pola produksi;
 Mengatur pola pemakaian peralatan;
 Menentukan tata tertib proses produksi;
 Menangani pemeliharaan dan perbaikan peralatan;
 Mengatur dan menentukan perlengkapan penunjang;
 Tugas-tugas lain yang berhubungan dengan proses produksi;
 Merancang dan meneliti hasil produksi;
 Bertanggung jawab kepada Direktur
Lanjutan …
Manajer Keuangan:
 Merencanakan dan menentukan kebutuhan keuangan;
 Mengatur pola dan sistem administrasi keuangan;
 Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan;
 Merancang pola kerja sama keuangan perusahaan;
 Merancang pola kerja sama keuangan dengan pihak ektern;
 Tugas-tugas lain yang berhubungan dengan keuangan;
 Bertanggung jawab kepada Direktur.
Manajer showroom :
 Mengelola dan mengatur sirkulasi showroom;
 Mengelola prosedur penjualan ekspor;
 Merencanakan dan mengatur strategi penjualan;
 Merancang kerja sama bisnis dengan pihak ekstern;
 Merencanakan dan menyusun program penjualan;
 Bertanggung jawab kepada Dirtektur.
 PERENCANAAN LOKASI
• PERENCANAAN LOKASI BAGI USAHA BENTUK INDUSTRI DAN
MANUFAKTUR/PABRIK ADALAH SANGAT PENTING.
• EFISIENSI ATAS BIAYA DALAM MEMPEROLEH BAHAN BAKU,
TRANSPORTASI DALAM DISTRIBUSI DAN PENJUALAN PRODUK
AKHIR MENJADI PERTIMBANGAN POKOK.

PERENCANAAN BAHAN BAKU DAN

SUPPLIER (BBS)
• UNTUK INDUSTRI KECIL (KERAJINAN KULIT) PERENCANAAN BAHAN
BAKU DAN SUPPLIER (BBS) YANG DOMINAN ADALAH BAHAN BAKU
BERBAGAI JENIS KULIT DAN PERLENGKAPANNYA. MENGOLAH
SENDIRI ATAU MEMEBELI KULIT YANG TELAH DIPROSES MENJADI
PERTIMBANGAN TERSENDIRI.
• UNTUK USAHA JASA (KURSUS KOMPUTER) PERENCANAAN BAHAN
BAKU DAN SUPPLIER (BBS) YANG POKOK ADALAH PERALATAN
KOMPUTER DAN PERLENGKAPANNYA. MEMILIH MEREK KOMPUTER
DAN PERLENGKAPAN BERKUALITAS DENGAN HARGA YANG MURAH
MENJADI PERTIMBANGAN PENTING.
TATA LETAK (LAYOUT)
• MANFAAT DAN FUNGSINYA ADALAH AKAN MENARIK MINAT
KONSUMEN UNTUK DATANG/MEMEBLI SERTA MEMBERIKAN
KESAN BAIK DAN MENAMBAH CITRA PERUSAHAAN.
• POLA-POLA LAYOUT :
 LAYOUT FUNGSIONAL  PERALATAN YANG MEMILIKI TUGAS
DAN KEGUNAAN YANG SAMA DIATUR DAN DIKELOMPOKKAN
BERDASARKAN FUNGSINYA DALAM MENUNJANG PROSES
PRODUKSI, NAMUN TIDAK MELUPAKAN UNSUR PRAKTIS,
DINAMIS DAN INDAH.
 LAYOUT GARIS  PERALATAN DAN MESIN-MESIN DIATUR
DAN DILETAKKAN SECARA BERURUTAN SESUAI DENGAN
PROSES PRODUKSI. TUJUANNYA TINGKAT PRODUKTIVITAS
YANG TINGGI.
 LAYOUT CAMPURAN  BEBERAPA PERALTAN DISUSUN
DENGAN POLA LAYOUT GARIS, PERALATAN YANG LAIN
SESUAI KEBUTUHAN DENGAN POLA FUNGSIONAL.
PERBANDINGAN LAYOUT PRODUKSI DAN PROSES
SEBUAH CAFETARIA
A. PRODUCT LAYOUT
Customer entry

Trays flatware Salads Meats Vegetables Brads Desserts Drinks Register O

O O O O O O O O O

B. PROCESS LAYOUT
Trays flatware
Customer
entry
Appetizers

Meats Vegetables
Salad
bar

Large
Drink
Fast salad
Canned
Food
drinks
Snacks

Pizza, Sandwiches

Snacks

Cashiers
 BENTUK KEPEMILIKAN DAN
KERJASAMA
BENTUK KEPEMILIKAN DAN KERJASAMA
USAHA KECIL DI INDONESIA UMUMNYA
ADALAH :

1. OWNERSHIP
2. FRANCHISE
3. VENTURA/SHARE CAPITAL
4. BAPAK ANGKAT–MITRA USAHA
 OWNERSHIP
• MERUPAKAN SOSOK INDIVIDU YANG
BERANI MENGAMBIL RESIKO
• DAPAT DITEMPUH DENGAN 2 CARA :
MEMBUAT PERUSAHAAN BARU
MEMBELI SEBUAH PERUSAHAAN
 FRANCHISE
• FRANCHISE MERUPAKAN SISTEM
KERJASAMA UNTUK MENYALURKAN
PRODUK ATAU JASA SECARA
SELEKTIF OLEH PERUSAHAAN YANG
DIBERI LISENSI (FRANCHISEE) DAN
YANG MEMBERI LISENSI DISEBUT
FRANCHISER.
• CONTOH : ES TELER 77; Mc. DONALD;
KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC).
 VENTURA-SHARE CAPITAL
• VENTURA ADALAH KERJASAMA
PERMODALAN UNTUK MEMBIAYAI
SUATU PERUSAHAAN DENGAN HAK-
HAK MANAJEMEN BAGI PEMILIK
SAHAM YANG TERBESAR.
• KEKUATAN YANG MENGATUR ARAH
DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN
DITENTUKAN OLEH PEMEGANG
SAHAM TERBESAR
BAPAK ANGKAT – MITRA USAHA
• BAPAK ANGKAT MEMBANTU PENGUSAHA
KECIL (YANG TERDIRI ATAS 2 SAMPAI 10
PERUSAHAAN KECIL) DALAM PENYEDIAAN
BAHAN BAKU, PERMODALAN HINGGA
PEMASARANNYA.
• PERUSAHAAN BESAR (BAPAK ANGKAT)
HANYA MEMBANTU SEBATAS
PENGEMBANGAN USAHA,
SEDANGKANMANAJEMEN USAHA KECIL
TETAP DITANGANI OLEH PEMILIK USAHA
KECIL.
 POLA HUBUNGAN KERJASAMA
PERUSAHAAN BESAR-MENENGAH-KECIL
PERUSAAAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN
BESAR MENENGAH KECIL

AGEN DAN
PERDAGANGAN GROSIR PENGECER

SUPPLIER REPARASI, JASA,

INDUSTRI BAHAN BAKU TRANSPORTASI

PERUSAHAAN PENGUMPUL INDUSTRI KECIL

EKSPOR BARANG (PRODUSEN)
KERAJINAN
 MANAJEMEN KEUANGAN
DALAM UKM
• ASPEK MANAJERIAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN MELIPUTI :
1. PERENCANAAN AKTIVA
2. STRUKTUR MODAL
3. KEGIATAN BERPRODUKSI
4. AKTIVITAS PEMASARAN
5. PERSONALIA YANG MENYANGKUT
KAS DAN AKTIVA
 PERENCANAAN AKTIVA
• Dalam menentukan aktiva yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan
usaha, berpedoman pada :
1. Jenis kegiatan utama usaha
2. Jenis produk yang akan
diproduksi
3. Jenis pelayanan secara
keseluruhan
 Jenis kegiatan utama usaha
 Jenis kegiatan utama usaha akan
memepengaruhi jenis dan kebutuhan aktiva.
Dalam usaha kecil kegiatannya : sistem
akuntansi (periodical); pola kegiatan; lamanya
proses kegiatan yang direncanakan (aspek
waktu); jenis kegiatan (industri manufaktur,
perdagangan atau jasa)
 Dengan memperhatikan kegiatan di atas dapat
ditentukan jumlah dan jenis aktiva lancar dan
aktiva tetap yang dibutuhkan  menentukan
sistem pengadaan yang menguntungkan.
Jenis produk yang akan diproduksi
• Menentukan jumlah dan jenis kebutuhan aktiva
agar kegiatan produksi lancar, aspek yang
mempengaruhi : Jumlah dan jenis produk yang
akan diproduksi; pola produksi yang dipilih;
metode produksi; mesin yang akan dibeli; serta
perlengkapan lain yang dibutuhkan
• Dengan pendektan produksi dapat ditentukan
aktiva lancar ( kas, piutang, persediaan)
 Jenis pelayanan secara
keseluruhan
• Aspek yang akan berpengaruh pada kebutuhan
aktiva pada pelayanan : Jenis dan bentuk
pelayanan; Target pembeli; Kegiatan pokok dan
penunjang; Administrasi dan perizinan; serta
faktor-faktor lain yang mendukung proses
penyediaan barang dan jasa pelayanan
• Menentukan kebutuhan akan kas dan sarana
lain yang akan menyediakan proses pelayanan
(untuk usaha jasa).
 SIKLUS PERENCANAAN
KEUANGAN USAHA KECIL

INFORMASI PERENCANAAN PROSES

PEMASARAN KEUANGAN PRODUKSI

PROSES PERENCANAAN INFORMASI

PRODUKSI KEUANGAN PEMASARAN
 Contoh: Cash Flow cv. MANDIRI

Keterangan Januari 2005 Februari 2005 Maret 2005 dst. Desember 2015
Penerimaan Kas :
Penjualan Tunai Rp. 280.000.000,00 Rp. 325.000.000,00 Rp. 385.000.000,00 Lanjutan dari bulan
Penjualan Kredit Rp. 30.000.000,00 Rp. 33.000.000,00 Rp. 58.000.000,00 dst sebelumnya.

Total Penerimaan Rp. 310.000.000,00 Rp. 358.000.000,00 Rp. 443.000.000,00 dst dst

Pengeluaran Kas :
Biaya Produksi Rp. 323.000.000,00 Rp. 323.000.000,00 Rp. 323.000.000,00
Biaya Penjualan Rp. 25.000.000,00 Rp. 25.000.000,00 Rp. 25.000.000,00
Biaya Umum & Adm. Rp. 24.000.000,00 Rp. 25.000.000,00 Rp. 25.000.000,00 dst dst
Bunga Bank Rp. 5.000.000,00 Rp. 4.000.000,00 Rp. 3.000.000,00
Pajak Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.000.000,00
Pelunasan Kredit Rp. -- Rp. 30.000.000,00 Rp. 30.000.000,00

Total Pengeluaran Rp. 380.000.000,00 Rp. 410.000.000,00 Rp. 409.000.000,00 dst dst

Rekapitulasi:
Saldo Awal Kas Rp. 35.000.000,00 Rp. 35.000.000,00 Rp. 35.000.000,00
Kredit Bank Rp. 70.000.000,00 Rp. 52.000.000,00 Rp. -- dst dst
Total Penerimaan Rp. 310.000.000,00 Rp. 358.000.000,00 Rp. 443.000.000,00
Sub Total Rp. 415.000.000,00 RP. 445.000.000,00 Rp. 478.000.000,00 dst dst
Pengeluaran Rp. 380.000.000,00 Rp. 410.000.000,00 Rp. 409.000.000,00
Saldo akhir Kas Rp. 35.000.000,00 Rp. 35.000.000,00 Rp. 69.000.000,00 dst dst
 ANGGARAN KAS
• Dalam menyusun Anggaran kas yang perlu
dicermati :
1. Anggaran Penerimaan Kas
2. Anggaran Pengeluaran Kas
3. Anggaran Penagihan Piutang
• Senantiasa dihubungkan dengan unit waktu :
1. Anggaran Kas Jangka Pendek
2. Anggaran Kas Jangka Panjang
• Anggaran kas yang baik diperlukan
pemahaman yang teliti tentang arus kas (cash-
flow)
 LAPORAN RUGI-LABA DAN
NERACA
• NERACA MERUPAKAN LAPORAN YANG
MENGGAMBARKAN POSISI DARI NILAI
AKTIVA (KEKAYAAN) DAN PASIVA (UTANG
DAN MODAL) DARI SUATU PERUSAHAAN
PADA PERIODE WAKTU TERTENTU (MISAL
TAHUN 2005)
• LAPORAN RUGI-LABA MERUPAKAN
LAPORAN YANG MENGGAMBARKAN HASIL-
HASIL YANG DICAPAI PERUSAHAAN
SELAMA PERIODE TERTENTU
 Contoh : Neraca cv. DITO
• Aktiva Pasiva

Kas Rp. 100.000.000,00 Kredit Modal Kerja Rp. 200.000.000,00

Bank Rp. 200.000.000,00 Kredit Bank Rp. 200.000.000,00
Piutang Rp. 500.000.000,00 Utang Dagang Rp. 40.000.000,00
Persediaan Rp. 750.000.000,00 Utang Pajak Rp. 60.000.000,00
Aktiva lancar Rp.1.550.000.000,00 Pasiva Lancar Rp. 500.000.000,00

Mesin Rp. 50.000.000,00 Modal Pemilik Rp. 500.000.000,00

Kendaraan Rp. 100.000.000,00 Laba ditahan Rp.1.000.000.000,00
Pabrik Rp. 300.000.000,00
Aktiva Tetap Rp. 450.000.000,00

Total Aktiva Rp. 2.000.000.000,00 Total Pasiva Rp. 2.000.000.000,00

 Perubahan Neraca
31 Des. 2004 31 Des. 2005 Perubahan (Rp)
AKTIVA
Kas Rp. 1.000.000,00 Rp. 2.000.000,00 1.000.000 (positip)
Piutang Rp. 3.000.000,00 Rp. 2.000.000,00 1.000.000 (negatif)
Persediaan Rp. 7.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 3.000.000 (positip)
Aktiva Tetap (tanah,
mesin, dll.) Rp. 7.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 --
Penyusutan (Rp. 4.000.000,00) (Rp 5.000.000,00) 2.000.000 (positip)
Jumlah Rp. 14.000.000,00 Rp. 19.000.000,00 5.000.000 (positip)

PASIVA
Kredit Modal Kerja Rp. 2.000.000,00 Rp. 1.000.000,00 1.000.000 (negatif)
Kredit Investasi Rp. 8.000.000,00 Rp. 12.000.000,00 4.000.000 (positip)
Modal awal Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.000.000,00 --
Laba ditahan Rp. 1.000.000,00 Rp. 3.000.000,00 2.000.000 (positip)
Jumlah Rp. 14.000.000,00 Rp. 19.000.000,00 5.000.000 (positip)
 Bagan Struktural Neraca
AKTIVA PASIVA

AKTIVA LANCAR UTANG LANCAR

AKTIVA TETAP UTANG JANGKA PANJANG

MODAL

AKTIVA PASIVA

PENGGUNAAN DANA SUMBER-SUMBER DANA

 Neraca dan Fungsinya

• Neraca selalu dibuat pada awal pendirian

usaha, untuk mengetahui struktur kekayaan
perushaan
• Komposisi neraca akan berubah sesuai dengan
hasil-hasil dan kerugian operasi atau usaha
yang ditunjukkan oleh laporan Rugi-Laba
• Perubahan yang terjadi merupakan prestasi
manajemen dan aktivitas terhadap sumber-
sumber dan penggunaan dana perusahaan
selama periode usaha.
 Contoh : Rugi-Laba cv. DITO

• Penjualan Bersih Rp. 6.000.000.000,00

• Harga Pokok Penjualan Rp. 4.500.000.000,00
• Laba Kotor Rp. 1.500.000.000,00

• Biaya Operasi :
• Biaya Penjualan Rp. 400.000.000,00
• Biaya Umum dan Adm. Rp. 400.000.000,00
• Total Biaya Operasi Rp. 800.000.000,00
• Laba sebelum Bunga dan Pajak Rp. 700.000.000,00
• Bunga Bank Rp. 40.000.000,00
• Laba sebelum Pajak Rp. 660.000.000,00
• Beban Pajak Rp. 60.000.000,00
• Laba Bersih Rp. 600.000.000,00
 KEBUTUHAN MODAL KERJA
• DARI DATA NERACA DAN RUGI-LABA DI ATAS AKAN DIHITUNG PERPUTARAN
MODAL KERJA CV. DITO. UNTUK ITU PERLU DIKETAHUI APA SAJA YANG
TERMASUK UNSUR-UNSUR DARI MODAL KERJA. SETELAH DIKETAHUI
PERPUTARAN DARI UNSUR-UNSURNYA, PERPUTARAN DARI MODAL KERJA
DAPAT DIKETAHUI UNSUR-UNSUR ITU TERSEBUT YAITU :
A. KAS (termasuk BANK)
B. PIUTANG
C. PERSEDIAAN
• LAMA PERPUTARAN DARI MASING-MASING UNSUR :
Total Penjualan dalam 1 tahun Rp. 6.000.000.000
PERPUTARAN KAS = =
Rata-rata kas dalam 1 tahun Rp. 300.000.000

= 20 kali/tahun

PERPUTARAN KAS SETIAP 20 KALI PER TAHUN (SETIAP 18 HARI)

 Total Penjualan dalam 1 tahun
PERPUTARAN PIUTANG =
Rata-rata piutang dalam 1 tahun

Rp. 6.000.000.000
= = 15 kali/tahun
Rp. 400.000.000

PERPUTARAN PIUTANG 15 KALI PER TAHUN (SETIAP 24 HARI)

Total Penjualan dalam 1 tahun

PERPUTARAN PERSEDIAAN =
Rata-rata Persediaan dalam 1 tahun

Rp. 6.000.000.000
= = 10kali/tahun
Rp. 600.000.000

PERPUTARAN PERSEDIAAN 10 KALI PERTAHUN (SETIAP 36 HARI)

LAMANYA UNSUR-UNSUR MODAL KERJA BERPUTAR : (18+24+36) Hari = 78 Hari

PERPUTARAN MODAL KERJA : 360 Hari : 78 Hari = 4,5 kali per tahun

KEBUTUHAN MODAL KERJA;

OMZET SEPERTI TAHUN YANG LALU (Rp. 6.000.000.000)
Rp. 6.000.000.000
MAKA KEBUTUHAN MODAL KERJA =
4,5
= Rp. 1,333.333.333
Jika dalam Neraca Akhir Tahun Yang lalu tersedia Rp. 1.550.000.000, Maka
kelebihan modal kerja sebesar : (1.550.000.000 – 1.333.333.333) = Rp.
216.666.667
OMZET 200% DARI PERIODE SEBELUMNYA :
Rp. 6.000.000.000
MAKA KEBUTUHAN MODAL KERJA = x 200%
4,5
= Rp. 2. 666.666.667
Jika dalam Neraca Akhir Tahun Yang lalu tersedia Rp. 1.550.000.000, Maka
kekurangan modal kerja sebesar : (2.666.666.667 - 1.550.000.000) = Rp.
1.116.666.667
 MEMILIH BENTUK KREDIT PINJAMAN
• UNTUK MENGETAHUI JUMLAH KEBUTUHAN DAN WAKTU
YANG TEPAT BAGI KETERIKATAN SUATU KREDIT YANG
OPTIMAL, KITA PERLU MENGETHAUI JANGKA WAKTU KRITIS
DARI KETERIKATAN KREDIT
• SYARAT MENGETAHUI JANGKA WAKTU KRITIS ADALAH
KETERIKATAN ANTARA TINGKAT BUNGA KREDIT YANG
MEMENUHI :

Bp > Bq > Bs
Dimana : Bp = Bunga pinjaman jangka pendek
Bq = Bunga pinjaman jangka panjang
Bs = Bunga jika menyimpan uang di Bank

• RUMUS UNTUK MENCARI JANGKA WAKTU KRITIS :

JWK = 365 X (Bq –Bs): (Bp – Bs) x 1 Hari
 Contoh Menghitung JWK
• JIKA SUATU SAAT KARENA PERSAINGAN YANG CUKUP
KETAT, KONDISI BUNGA Bp = 20% ; Bq = 18% ; Bs = 15%
BERAPA JANGKA WAKTU KRITISBAGI SUATU KREDIT YANG
OPTIMAL ?
• JAWAB :
JWK = 365 X (Bq –Bs): (Bp – Bs) x 1 Hari

JWK = 365 X (18% –15%): (20% – 15%) x 1 Hari

= 219 Hari atau 7,3 Bulan

Jadi kebutuhan dana yang kurang dari 7,3 bulan harus didanai
dengan kredit (pinjaman) jangka pendek, sedangkan kebutuhan
dana yang lebih dari 7,3 bulan didanai dengan kredit (pinjaman)
jangka panjang
 PENGELOLAAN KEUANGAN DAN
AKUNTANSI USAHA KECIL
• ADMINISTRASI USAHA KECIL MEMERLUKAN MINIMAL 3 JENIS
BUKU PENCATATAN ;
1. BUKU HARIAN
2. BUKU JURNAL
3. BUKU BESAR

• PROGRAM PENCATATAN DENGAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE KOMPUTER YANG LANGSUNG MELAKUKAN
POSTING TELAH TERSEDIA SECARA LUAS, MISALNYA :
GENERAL LEDGER, DAS-Easy, ATAUPUN SyBiz.
 PENCATATAN TRANSAKSI HARIAN

• FORMULIR KAS HARIAN

Tanggal Saldo Awal Penerimaan Pengeluaran Saldo Akhir

• FORMULIR UTANG
Tanggal Saldo Awal Utang Baru Pelunasan Saldo Akhir
Hari ini Hari ini Hari ini Utang

• FORMULIR PIUTANG
Tanggal Saldo Awal Piutang Baru Pelunsan Hari Saldo Akhir
Tagihan Hari ini ini Piutang
 BUKU HARIAN

Nomor Tanggal Uraian Jumlah Keterangan

12 03-01-2005 Pembelian Bahan Baku Rp.415.000,00 Lunas

 BUKU JURNAL

Nomor Tanggal Uraian Jumlah Keterangan

12 03-01-2005 Pembelian Bahan Baku Rp.415.000,00

Kas Rp.415.000,00
 BUKU BESAR
• PERSEDIAN BAHAN BAKU
Nomor Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran

12 03-01-2005 Pembelian Rp.415.000,00 --

• KAS

Nomor Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran

12 03-01-2005 Pembelian Bahan Baku -- Rp.415.000,00

 PENGGUNAAN BERBAGAI ALAT
ANALISIS
• ANALISIS TREND  Analisis Regresi
Misalnya Pak Ahmad ingin mengetahui jumlah seluruh pengikut kursus
komputer di daerah Z pada tahun 1993. Ia mendatangi sumber data statistik
di kantor Pemda atau sebuah Perpustakaan Universitas (mengambil data ±
5 tahun sebelum tahun 1993). Lalu ia memperkirakan 20% dari total jumlah
pelajar dan mahasiswa yang akan mengikuti kursus komputer, data yang
didapat sebagai berikut :

Tahun Pelajar Mahasiswa Total Ikut Kursus

1988 5121 12119 17240 3448

1989 5769 13181 18950 3790
1990 6271 13516 19787 3957
1991 6821 14156 20977 4195
1992 7211 14417 21628 4325
 BERDASARKAN DATA TERSEBUT DIOLAH DENGAN REGRESI SEDERHANA
SEBAGI BERIKUT :

Tahun X Y X² XY PERSAMAAN TREND ;

1988 0 3448 0 0 Y=a+bX
1989 1 3790 1 3790 {(∑Y)x(X²)}-{(∑X)x(XY)}
1990 2 3957 4 7914 a=
1991 3 4195 9 12585 n(∑X²)-(∑X)²
1992 4 4325 16 17300
n(∑XY)-{(∑X)x(∑Y)}
b=
∑= 10 19715 30 41589 n(∑X²)-(∑X)²
 {19.715x30}-{10x41.589} Perkiraan yang mengikuti kursus
a= tahun 1993 :
5x(30)-(10)²
X (1993) = 5
= 3511,2
Y (1993) = 3.511,2 + 215,9 (5)
5x(41.589)-(10x19.715)
b= = 3.511,2 + 1.079,5
5(30)-(10)²
= 4.591 Orang
= 215,9
Jadi perkiraan yang akan mengikuti
Bentuk persamaan trend-nya : kursus di tempat Pa Ahmad :
Y = 3.511,2 + 215,9 X
20% x 4.591 Orang = 918 Orang.
ANALISIS TITIK IMPAS BEP

CONTOH :
JIKA DIKETAHUI UNTUK MEMPERODUKSI TAS KULIT SEBAGAI
BERIKUT :
Biaya Tetap : Rp. 152.000.000,00
Biaya Variabel per Unit : Rp. 200.000,00
Harga Jual per Unit Rp. 450.000,00
Berapakah jumlah tas kulit yang harus diproduksi pada kondisi titik
impas ?
FC Biaya Tetap
BEP = =
P – VC (Harga Jual per Unit)-( Biaya Variabel per Unit)

Rp.152.000.000
= = 608 Unit.
Rp.450.000-Rp.200.000
BIAYA/PENDAPATAN
(RP) TOTAL
PENDAPATAN

LABA
TOTAL
BIAYA

BIAYA TETAP

RUGI

0 Q
BEP
(608) (VOLUME)
ANALISIS PERSEDIAAN MINIMUM

AGAR JADUAL PRODUKSI TEPAT SESUAI RENCANA, MAKA SELURUH

SUMBER HARUS SENANTIASA SIAP :
1. BAHAN BAKU DAN BAHAN PENOLONG
2. MESIN DAN PERALATAN
3. TENAGA KERJA
4. BIAYA
5. SARANA PENGENDALIAN MUTU.

UNTUK KEPENTINGAN PENGAWASAN PERSEDIAAN, MAKA ALAT

ANALISIS YANG DIBUTUHKAN ADALAH Economic Order Quantity (EOQ)

2xCxN
EOQ = √
S
Contoh : Misalnya diketahui :

• Biaya pesanan setiap memesan bahan = Rp. 100.000,00 (C)

• Keperluan bahan selama 1 periode/tahun = 3.000 Unit (N)
• Biaya penyimpanan bahan di gudang = Rp. 60.000/Unit (S)
• Ditanyakan : Berapa unit yang harus dibeli setiap kali pembelian sehingga
mengahsilkan persediaan yang optimum :

2xCxN 2 x 100.000 x 3.000

EOQ = √ =√ = 141,42 UNIT
S 60.000

JADI FREKUENSI PEMBELIAN = 3.000 : 141,42 = 21,2 KALI DALAM

SATU PERIODE
 PRODUKSI DAN OPERASI PADA
USAHA KECIL DAN MENENGAH
• RESIKO FUNGSI PRODUKSI :
1. PERSEDIAAN  Persediaan yang kososng seblum waktunya
, kesulitan persediaan, perubahan harga persediaan, persediaan
yang menumpuk akibat lesunya penjualan, persediaan yang rusak
di atas ambang batas, dll akan merugikan perusahaan karena
menjadikan biaya produksi meningkat.
2. MUTU  Perubahan mutu sedikit saja terhadap bahan baku
atau barang jadi akan mempengaruhi tingkat penjualan. Mutu bahan
baku yang kurang baik akan berpengaruh terhadap hasil produksi,
yang berakibat penjualan menurun.
3. MESIN  Mesin rusak atau mogok disaat permintaan produk
meningkat akan menyebabkan konsumen kecawa dan perusahaan
kehilangan peluang. Kemajuan dibidang teknologi menyebabkan
perubahan teknik berproduksi yang berkembang secara cepat.
Mesin menjadi cepat usang karena muncul mesin baru.
4. KARYAWAN  Karyawan sebagai aset perusahaan
dapat bertindak diluar rencana jika faktor beban kerja
tidak seimbang, pengupahan dan lingkungan kerja yang
tidak sesuai dengan kehendak mereka. Sering terjadi
karyawan yang mogok kerja disebabkan karena persepsi
mereka tentang masa depan dan kelnjutan perusahaan
tidak jelas bagi mereka.
5. PRODUK  Segi hak paten dan spesifikasi
produk sering mudah ditiru oleh pesaing, sebagai akibat
adanya pasar global dan kemajuan teknologi informasi
 PEMASARAN PADA UKM
• POLA PEMASARAN USAHA KECIL LEBIH SERING
BERPRODUKSI SETELAH MENEMUKAN PASARNYA.
• SEBAGIAN MERUPAKAN PAKET PROGRAM DARI
PERUSAHAAN BAPAK ANGKAT.
• PROGRAM PEMASARAN YANG BERKELANJUTAN
SERING TIDAK PERNAH DIRUMUSKAN.
• TARGET BERPRODUKSINYA DIHUBUNGKAN
DENGAN ASPEK PEMASARAN MELIPUTI :
1. MENGEMBALIKAN INVESTASI
2. MEMENUHI KEBUTUHAN KONSUMEN
3. MELENGKAPI SIKLUS PRODUKSI PERUSAHAAN
BAPAK ANGKAT
 MODEL PEMASARAN USAHA KECIL

BAPAK PERMOH
ANGKAT PEMBIN USAHA ONAN BANK
AAN KECIL
(BUMN) KREDIT

USULAN INVESTASI
PELUANG PASAR
(PROPOSAL)
 EVALUASI KINERJA USAHA DAN SWOT
ANALISIS
• Pengertian Kinerja Usaha
Sebuah usaha dikatakan memiliki kinerja apabila dalam
usahanya tidak mengalami kerugian
• Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh oleh sebuah
perusahaan dikatakan semakin tinggi pula kinerjanya
• Keuntungan usaha adalah perbandingan positip antara
revenue dan cost/expense-nya
• Revenue > Cost/expense  Untung
• Revenue < Cost /expense  Rugi
 Analisis SWOT
• Analisis SWOT digunaka untuk mengetahuai posisi
perusahaan dibadingkan dengan pesaingnya
• Analisis SWOT menggunakan analisis faktor internal dan
eksternal dari aspek produk, harga , distribusi dan
promosi misalnya
• Analisis internal dimaksudkan untuk mengidentifikasi
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness)
• Analisis eksternal dimaksudkan untuk mengetahui
peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
• Setelah mengetahui lingkungan internal dan eksternal
organisasi perusahaan secara cermat kita dapat
menganalisis dengan dua pendekatan :
 Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
• Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana
dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak,
yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal
(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah
kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan Kelemahan).
Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
yang timbul hasil titik pertemuan antara faktor-faktor
internal dan eksternal
 Matriks SWOT Kearns

EKTERNAL
OPPORTUNITY THREATH

INTERNAL

Comparative
STRENGHT Mobilization
Advantage

WEAKNESS Divesment/Investment Damage Control

Sumber : Hisyam, 1998

• Keterangan :

• Sel A : Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk
bisa berkembang lebih cepat.

• Sel B : Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Disini
harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan
kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar
tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah
peluang.
• Sel C : Divesment/Investmen
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan
peluang dari luar. Situasi ini memberikan suatu pilihan pada situasi
yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak
dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas
peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau
memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
• Sel D : Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
merupakan pertemuan anatara kelemahan organisasi dengan
ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan
membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus
diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga
tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
 Pendekatan Kuantitaif Analisis SWOT

• Data SWOT kualitatif di atas dapat

dikembangkan secara kuantitatif melalui
perhitungan Analisis SWOT yang
dikembangkan oleh Pearce dan Robinson
(1998) agar diketahui secara pasti posisi
organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga
tahap, yaitu :
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b)
point faktor serta jumlah total perkalian skor dan
bobot (c=axb) pada setiap faktor SWOT.
Menghitung skor (a) masing-masing point
faktordilakukan saling bebas (penilaian terhadap
sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau
mempengaruhi penilaian terhadap point faktor
lainnya).
Pilihan tentang besaran skor sangat menentukan
akurasi penilaian, namun yang lazim digunakan
adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1
bararti yang paling rendah dan 10 berarti skor yang
paling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing
point faktor dilaksanakan saling ketergantungan.
Artinya penilaian terhadap satu point faktor adalah
dengan membandingkan tingkat kepentingannya
dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi
perhtingannya adalah nilai yang didapat (rentang
nilainya sama dengan banyaknya point faktor dibagi
dengan banyaknya jumlah point faktor).
2. Melakukan pengurangan antara jumlah
total faktor S dengan W (d) dan faktot O
dengan T (e); perolehan angka (d=x)
selanjutnya menjadi nilai atau titik pada
sumbu X, sementara perolehan angka
(e=y) selanjutnya menjadi nilai atau titik
pada sumbu Y.
3. Mencari posisi organisasi yang
ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
SWOT
NOMOR STRENGHT SKOR BOBOT TOTAL
1
2
DST.
Total Kekuatan

NOMOR WEAKNESS SKOR BOBOT TOTAL

1
2
DST
Total Kelemahan
Selisih Total Kekuatan – Total Kelemahan = S – W = x
NOMOR OPPPORTUNITY SKOR BOBOT TOTAL
1
2
DST.
Total Peluang

NOMOR THREATH SKOR BOBOT TOTAL

1
2
DST.
Total Tantangan
Selisih Total Peluang – Total Tantangan = O – T = y
 Opportunity
(O)

(- , + ) (+ , +)
Ubah Strategi Progresif

Kuadran III Kuadran I

Weakness (W) (S) Strenght
Kuadran IV Kuadran II

(- , -) (+ , -)
Strategi Diversifikasi
Bertahan Strategi

(T)
Threath
• Kuadran I (positif, positif);
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Prograsif,
artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.

• Kuadran II (positif, negatif);

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun menghanadpi sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan
untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya.
Oleh karenanya organisasi disarankan untk segera memperbanyak
ragam strategi taktisnya.
• Kuadran III (negatif, positif);
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun
sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untk mengubah
startegi sebelumnya, sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit
untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki
kinerja organisasi

• Kuadran IV (negatif, negatif);

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi
berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi
disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan
kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi
dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
 STRUKTUR USAHA DI INDONESIA

• Jumlah UMKM dan Usaha Besar

• Jumlah UMKM 51,26 Juta (99,99%) terdiri:
• Usaha Mikro sebanyak 50,7 juta unit (98,90%);
• Usaha Kecil sebanyak 520,2 ribu unit (1,01%);
• Usaha Menengah sebanyak 39,7 ribu unit (0,08%).
• Usaha Besar ada sebanyak 4.370 unit (0,01%).

• Penyerapan Tenaga Kerja: 91,8 Juta (97,33%).

• Kontribusi PDB Nasional: Rp 2.609,4 Triliun (55,6%).
• Kontribusi ekspor nonmigas: Rp 142,8 Triliun (20%).

• Usaha Mikro : 41,8 Juta Unit (98,5%)

• Usaha Kecil : 588.000 Unit (1,4 %)
• Usha Menengah : 62.000 Unit (0,1 %)
• Usaha Korporasi sekitar 2.000 Unit (0,005%)

(Sumber : Kantor Kementrian Koperasi & UKM Tahun 2004)

 BUKU PEGANGAN
• MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA
• Edilius, SE, dkk. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
• MANAJEMEN KOPERASI
• Dra. Ninik Widiyanti, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
• MANAJEMEN STRATEGIS UNTUK KOPERASI DAN ORGANISASI SWADAYA
• Jochen Ropke, Penerbit Ikopin, Bandung
• PENGELOLAAN KOPERASI
• Drs. T. Gilarso, Penerbit Kanasius, Yogyakarta
• BUMN, SWASTA DAN KOPERASI, Tiga Pelaku Ekonomi
• Pandji Anoraga, SE, ME., Penerbit Pustaka Jaya, Semarang.
• MANAJEMEN KOPERASI
• Ace Partadiredja , Penerbit Bharata, Jakarta
• NILAI-NILAI KOPERASI DALAM ERA GLOBALISASI
• Sven Ake Book , Koperasi Jasa Audit Nasional, Jakarta.
• STRATEGI MENUJU KEMANDIRIAN KOPERASI
• Muslimin Nasution, Balitbang Departemen Koperasi, Jakarta
• MANAJEMEN KOPERASI PASCA UU NO. 25 TAHUN 1992
• Sukamdiyo Ign, Penerbit Erlangga, Jakarta
• MANAJEMEN USAHA KECIL
• Harimurti Sabanar, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
• MODAL UNTUK BISNIS UKM
• Adler Haymans Manurung, Kompas, Jakarta.