DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2012

DRS. SUDIARSAH, MM (Kepala Bidang Pembinaan Koperasi)

JL. PERMATA - BTN GRYA PERMATA PAGESANGAN

(HP : 081803634630)

APA
itu

KOPERASI ?

KOPERASI
ADALAH

BADAN USAHA
YANG BERANGGOTAKAN ORANG SEORANG ATAU BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN MELANDASKAN KEGIATANNYA BERDASARKAN PERINSIP KOPERASI SEKALIGUS SEBAGAI GERAKAN EKONOMI RAKYAT YANG BERDASARKAN ATAS AZAS KEKELUARGAAN
UU No.25 TAHUN 1992

KOPERASI
DASAR PENGERTIAN

UU No 25/1992

BADAN USAHA ORANG SEORANG ATAU BADAN HUKUM PRINSIP KOPERASI GERAKAN EKONOMI RAKYAT KEKELUARGAAN

BADAN USAHA

KOPERASI adalah LEMBAGA EKONOMI yang hrs dikelola berdasarkan prinsip prinsip EKONOMI agar mendapat LABA yang sebesar besarnya KOPERASI adalah kumpulan ORANG-ORANG/ BADAN HUKUM bukan kumpulan MODAL

ORANG SEORANG /

BADAN HUKUM

PRINSIP KOPERASI

DARI ANGGOTA
OLEH ANGGOTA JATIDIRI KOPERASI UNTUK ANGGOTA

GERAKAN EKONOMI RAKYAT

Koperasi adalah suatu kebutuhan yang harus dibentuk oleh masyarakat bukan dibentuk oleh pemerintah atau Kelompok-kelompok tertentu

KEKELUARGAAN

Koperasi dalam gerak kiprahnya dilandasi atas dasar semangat KEBERSAMAAN/GOTONG ROYONG, dimana anggota yang satu menganggap anggota lainnya sebagai SATU KELUARGA

BENTUK KOPERASI

1. BERDASARKAN KEANGGOTAANNYA :
KOPERASI ANGGOTANYA ORANG KOPERASI SEKUNDER : KOPERASI YANG 3 PRIMER : KOPERASI YANG 20

SEKURANG-KURANGNYA

ANGGOTANYA

SEKURANG-KURANGNYA

KOPERASI PRIMER

BENTUK KOPERASI
2. BERDASARKAN JENIS USAHANYA : a. KOPERASI JASA KOPERASI SERBA USAHA (KSU), KOPERASI ANGKUTAN, KOPERASI JASA BOGA, KOPERASI PARIWISATA, KOPERASI PROFESI, KOPERASI PONDOK PESANTREN, KOPERASI MAHASISWA, KOPERASI SIVITAS AKADEMIKA, KOPERASI ASURANSI INDONESIA KOPERASI PRODUSEN KOPERASI PRODUSEN TAHU TEMPE, KOPERASI PERTANIAN, KOPERASI INDUSTRI KERAJINAN RAKYAT (KOPINKRA), KOPERASI UNIT DESA (KUD), KOPERASI WANITA (KOPWAN), KOPERASI PROSPEK MANDIRI, KOPERASI KEHUTANAN RAKYAT, KOPERASI PETERNAKAN, KOPERASI PERTAMBANGAN RAKYAT KOPERASI KONSUMSI KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA (KPRI), KOPERASI KARYAWAN, KOPERASI FUNGSIONAL, KOPERASI PEMASARAN KOPERASI UNIT DESA MINA, KOPERASI NELAYAN, KOPERASI PERIKANAN, KOPERASI PERKEBUNAN, KOPERASI PEDAGANG PASAR, KOPERASI SUSU, KOPERASI TEBU RAKYAT, KOPERASI PERUMAHAN KOPERASI SIMPAN PINJAM KOPERASI SIMPAN PINJAM, KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT, KOPERASI YANG MELAKSANAKAN USAHA DI BIDANG JASA KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN

b.

c.

d.

e.

APA TUJUAN KOPERASI

UNTUK MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA DAN MASYARAKAT IKUT MEMBANGUN TATANAN PEREKONOMIAN NASIONAL
KOPERASI DIBENTUK DARI ANGGOTA, OLEH ANGGOTA DAN UNTUK ANGGOTA, ARTINYA BAHWA KOPERASI ADALAH SEBAGAI ALAT PARA ANGGOTA DALAM MEWUJUDKAN CITA-CITANYA YANG TIDAK EFISIEN ATAU MUNGKIN DAPAT DICAPAI APABILA DILAKSANAKAN SECARA SENDIRI-SENDIRI

BAGAIMANA FUNGSI & PERAN KOPERASI

MEMBANGUN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI EKONOMI ANGGOTA DAN MASYARAKAT
MEMPERTINGGI KUALITAS HIDUP MASYARAKAT MEMPERKOKOH PEREKONOMIAN RAKYAT/SOKOGURU PEREKONOMIAN

MEWUJUDKAN PEREKONOMIAN NASIONAL SEBAGAI USAHA BERSAMA

KOPERASI WADAH PEMBERDAYAAN EKONOMI RAKYAT

PENGEMBANGAN USAHA DAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA

BADAN USAHA KOPERASI

PRINSIP DAN NILAI

PENGELOLAAN BERSAMA

KEJUJURAN DAN KEADILAN

KEBUTUHAN BERSAMA

PRINSIP KOPERASI
KEANGGOTAAN SUKARELA DAN TERBUKA PENGELOLAAN DEMOKRATIS PEMBAGIAN SHU ADIL SEBANDING JASA ANGGOTA JASA TERBATAS TERHDP MODAL KEMANDIRIAN (SWADAYA,SWAKERTA,SWASEMBADA) PENDIDIKAN PERKOPERASIAN KERJASAMA ANTAR KOPERASI

SWADAYA SWAKERTA SWASEMBADA

: KEMAMPUAN SENDIRI TERUTAMA MODAL : DIKELOLA SENDIRI (PENGURUS DAPAT MENGANGKAT MANAJER/KARYAWAN) : MEMENUHI KEBUTUHAN SENDIRI

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Sukarela artinya untuk menjadi anggota koperasi tidak boleh dipaksakan demikian juga apabila mengundurkan diri dari koperasinya sesuai syarat yang ditentukan dalam Anggaran Dasar Koperasi 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis Pengelolaan Koperasi dilakukan atas dasar kehendak dan keputusan para angota, karena para anggota yang memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi, sepanjang tidak bertentangan dengan aturan perkoperasian.

3. Pembagian SHU dilakukan secara Adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota Pembagian SHU dilakukan berdasarkan perimbangan jasa usaha/simpanan anggota yang dilakukan secara proporsional. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk kemanfaatan anggota dan bukan sekedar mencari keuntungan, oleh karenanya balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan, wajar dan tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar

5. Kemandirian
Dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri.

6. Pendidikan Perkoperasian Meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan dan memperkuat solidaritas dalam mewujudkan tujuan koperasi

7. Kerjasama antar Koperasi

Koperasi dapat melakukan kerjasama koperasi baik tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional

NILAI-NILAI KOPERASI
1. MENOLONG DIRI SENDIRI (SWADAYA) KONTRIBUSI MODAL (SIMPANAN) 2. SWA TANGGUNG JAWAB
PARTISIPASI AKTIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

3. DEMOKRASI SATU ANGGOTA SATU SUARA 4. PERSAMAAN HAK-HAK MEMPEROLEH PELAYANAN 5. KEADILAN PEMBAGIAN SHU SEBANDING SESUAI TRANSAKSI 6. KESETIAKAWANAN KEGIATAN KOPERASI UNTUK KEPENTINGAN BERSAMA 7. KEJUJURAN TRANSPARANSI DALAM SEMUA TRANSAKSI

FAKTOR KUNCI : KOMITMEN ANGGOTA

MENJAGA KEBERSAMAAN, SALING DUKUNG DALAM SEMANGAT KEKELUARGAAN

KOMITMEN ANGGOTA

MENDUKUNG USAHA KOPERASI DAN MERAWAT KOPERASINYA

MENINGKATKAN KUALITAS SDM

(PENDIDIKAN, KADERISASI, DLL)

ALAT PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI

KEKUASAAN TERTINGGI RAPAT ANGGOTA Ps 22 Ayat 1,2

HADIR DALAM RAPAT ANGGOTA

PRANGKAT ORG KOPERASI Ps 21 UU 25/92

PENGURUS Ps 29

-PEMEGANG KUASA
-TOP MANAG --MANDATARIS

MELAKUKAN PENGAWASAN PENGAWAS PASAL 38 MEMBUAT LAPORAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI SERBA USAHA

RAPAT ANGGOTA (RA)

PENGURUS

PENGAWAS

MANAJER

UNIT JASA SIMPAN PINJAM

UNIT PERDAGANGAN / PERTOKOAN

UNIT JASA LAINNYA

UNIT INDUSTRI/ PRODUKSI

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI SIMPAN PINJAM

RAPAT ANGGOTA (RA)

PENGURUS

PENGAWAS

MANAJER

PEMBUKUAN/ ADMINISTRASI

PINJAMAN

ANALIS KREDIT

KASIR

SIMPANAN

KOORDINATOR LAPNGAN

PETUGAS LAPANGAN

PETUGAS LAPANGAN

PETUGAS LAPANGAN

PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI 1. RAPAT ANGGOTA 2. PENGURUS 3. PENGAWAS

ANGGOTA KOPERASI
A. PENGERTIAN ANGGOTA KOPERASI
ANGGOTA KOPERASI ADALAH ORANG/BH KOPERASI YANG MEMPUNYAI KEPENTINGAN EKONOMI YANG SAMA, SEBAGAI PEMILIK DAN SEKALIGUS PENGGUNA JASA, BERPARTISIPASI AKTIF UNTUK MENGEMBANGKAN KOPERASI DAN SYARAT-SYARAT LAIN YANG DITENTUKAN DALAM ANGGARAN DASAR (AD) KOPERASI SERTA TELAH TERDAFTAR DAN MEMBUBUHKAN TANDA TANGAN DAN CAP JEMPOL DALAM BUKU DAFTAR ANGGOTA

B. JENIS ANGGOTA KOPERASI

a) ANGGOTA PENUH : telah memenuhi persyaratan AD dan telah menandatangani dalam buku daftar anggota. b) CALON ANGGOTA : belum memenuhi AD (maksimal 3 bulan) c) ANGGOTA DILAYANI : yang mendapat pelayanan secara tetap dan potensial untuk menjadi anggota.

d) ANGGOTA LUAR BIASA : WNI/WNA yg telah memiliki Kartu Izin Menetap (KIM) yang ingin memdapat pelayanan dari koperasi namun belum sepenuhnya dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam AD koperasi. e) ANGGOTA PENDIRI : anggota yang mendirikan koperasi yang hadir dalam Rapat Pembentukan koperasi dan telah memenuhi persyaratan keanggotaan serta menyatakan diri menjadi anggota. C. SYARAT ANGGOTA KOPERASI
SYARAT-SYARAT MENJADI ANGGOTA KOPERASI : WNI MEMILIKI KESINAMBUNGAN USAHA DENGAN KEGIATAN USAHA KOPERASI MEMILKI KEMAMPUAN MELAKUKAN TINDAKAN HUKUM BERSEDIA MEMBAYAR KEWAJIBANNYA KEPADA KOPERASI MENYETUJUI AD/ART DAN KETENTUAN YANG BERLAKU DALAM KOPERASI BERDOMISILI DI DALAM WILAYAH KOPERASI

D. HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA KOPERASI HAK ANGGOTA KOPERASI : MEMPEROLEH PELAYANAN DARI KOPERASI MENGHADIRI RAPAT ANGGOTA MEMILIKI HAK SUARA YANG SAMA MEMILIH DAN DAPAT DIPILIH MENJADI PENGURUS/PENGAWAS MENGAJUKAN PENDAPAT SARAN DAN USUL UNTUK KEMAJUAN KOPERASI KEWAJIBAN ANGGOTA KOPERASI : MEMBAYAR SIMPANAN (POKOK,WAJIB) SESUAI DENGAN KETENTUAN AD/ART BERPARTISIPASI DALAM KEGIATAN USAHA KOPERASI MENTAATI KETENTUAN AD/ART MEMELIHARA DAN MENJAGA NAMA BAIK SERTA KEBERSAMAAN DALAM KOPERASI

PEMILIK DAN PENGGUNA JASA

G

ANGGOTA SELAKU

FORUM PERTEMUAN

DISELENGGARAKAN

SECARA DEMOKRATIS

LANDASAN HUKUM

Undang Undang Nomor 25 tahun 1992 (pasal 22 s/d pasal 28) Tentang Perkoperasian; Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 Tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi;

Peraturan Pemerintah nomor 9 Tahun 1995 Tentang Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi; Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM Nomor 19/Kep/M/III/2000 Tentang Pedoman Kelembagaan dan Usaha Koperasi

1. RAPAT ANGGOTA
a) RAPAT ANGGOTA MERUPAKAN TERTINGGI DALAM KOPERASI PEMEGANG KEKUASAAN YANG

b) RAPAT ANGGOTA DIHADIRI OLEH ANGGOTA PELAKSANAANNYA DIATUR DALAM ANGGARAN DASAR

c) KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA DIAMBIL BERDASARKAN MUSYAWARAH UNTUK MENCAPAI MUFAKAT d) RAPAT ANGGOTA DILAKUKAN PALING SEDIKIT SEKALI DALAM 1 (SATU) TAHUN e) RAPAT ANGGOTA UNTUK MENGESAHKAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS DISELENGGARAKAN PALING LAMBAT 6 (ENAM) BULAN SETELAH TAHUN BUKU LAMPAU

KEWENANGAN RAPAT ANGGOTA

1)

Menetapkan kebijaksanaan dalam bentuk Rencana Kerja Jangka Panjang dan Rencana kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahunan koperasi yang bersangkutan selama kurun waktu lima tahun kedepan dan memperhatikan hal-hal yang pernah dicapai sebelumnya serta potensi sumber daya yang

dimiliki.;
2)

Menyusun Rencana Strategis koperasi memuat misi, visi, strategi, tujuan, sasaran, kiat-kiat dan program kerja yang realitis dengan mengantisipasi perkembangan koperasi kedepan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja (RK) dan Koperasi (RAPBK), yang mencakup aspek organisasi dan usaha koperasi

selama kurun waktu satu tahun.

KEWENANGAN RAPAT ANGGOTA

3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)

Menetapkan Anggaran Dasar (AD ) dan Anggara Rumah Tangga (ART), dan peraturan khusus koperasi. Merubah Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan khusus koperasi yang bersangkutan. Mengangkat dan memberhentikan Pengurus dan Pengawas. Meminta, menerima, mengesahkan dan atau menolak pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas. Menetapkan pembagian Sisa Hasil Usaha. Memutuskan penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi. Apabila dipandang perlu, rapat anggota dapat menetapkan pembentukan tim verifikasi atas laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas yang ditolak oleh rapat anggota.

KEWENANGAN RAPAT ANGGOTA

10)

Tim verifikasi bertugas meneliti laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas dan melaporkan hasil verifikasi tersebut kepada rapat anggota. Rapat Anggota mempunyai kewenangan untuk mengukuhkan atau menolak keputusan pengurus dan atau pengawas yang berkaitan dengan kepentingan anggota koperasi, anggota pengurus, dan atau anggota pengawas. Rapat Anggota mempunyai kewenangkan menetapkan tata tertib penyelenggaraan Rapat anggota.

11)

12)

RAPAT ANGGOTA MENETAPKAN :

a. ANGGARAN DASAR b. KEBIJAKSANAAN UMUM DI BIDANG ORGANISASI, MANAJEMEN, DAN USAHA KOPERASI c. PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN PENGURUS DAN PENGAWAS. d. RENCANA KERJA, RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KOPERASI, SERTA PENGESAHAN LAPORAN KEUANGAN. e. PENGESAHAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS DALAM PELAKSANAAN TUGASNYA f. PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA g. PENGGABUNGAN, PELEBURAN PEMBAGIAN DAN PEMBUBARAN KOPERASI

JENIS RAPAT ANGGOTA

1. RAPAT ANGGOTA BIASA 2. RAPAT ANGGOTA KHUSUS 3. RAPAT ANGGOTA LUAR BIASA

Ad. 1 RAPAT ANGGOTA BIASA

RAPAT ANGGOTA BIASA ADALAH RAPAT ANGGOTA YANG DISELENGGARAKAN OLEH KOPERASI YANG SIFATNYA RUTIN ATAU BILAMANA KEADAAN MEMERLUKAN TETAPI TIDAK MEMUTUSKAN HAL-HAL YANG SIFATYA SANGAT MENDASAR SEPERTI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, AMALGAMASI, PELEBURAN DAN PEMBUBARAN KOPERASI

RAPAT ANGGOTA BIASA DAPAT DIBEDAKAN MENJADI :

RAPAT ANGGOTA TAHUNAN RAPAT ANGGOTA PENYUSUNAN RENCANA KERJA RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA RAPAT ANGGOTA PEMILIHAN PENGURUS DAN PENGAWAS DAN

Ad. 2 RAPAT ANGGOTA KHUSUS

RAPAT ANGGOTA KHUSUS ADALAH RAPAT YANG DISELENGGARAKAN OLEH KOPERASI UNTUK MEMBAHAS MASALAH-MASALAH YANG SIFATNYA SANGAT MENDASAR YANG MENYANGKUT BADAN HUKUM KOPERASI TERMASUK ANGGARAN DASARNYA

RAPAT ANGGOTA KHUSUS DAPAT DIBEDAKAN MENJADI :

RAPAT ANGGOTA KHUSUS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR - PERUBAHAN BIDANG USAHA - PENGGABUNGAN KOPERASI - PEMBAGIAN KOPERASI RAPAT ANGGOTA KHUSUS PEMBUBARAN KOPERASI - ATAS KEHENDAK KOPERASI/RAPAT ANGGOTA - OLEH PEMERINTAH (PP 17 TAHUN 1994) RAPAT ANGGOTA KHUSUS PENGGABUNGAN DAN PELEBURAN KOPERASI - KONSOLIDASI (MENJADI SATU KOPERASI) - MERGER (MENJADI KOPERASI BARU)

Ad. 3 RAPAT ANGGOTA LUAR BIASA (RALB)

DAPAT DISELENGGARAKAN APABILA DIPANDANG SANGAT DIPERLUKAN ADANYA KEPUTUSAN, YANG KEWENANGANNYA ADA PADA RAPAT ANGGOTA DAN TIDAK DAPAT MENUNGGU DILAKSANAKAN RAPAT ANGGOTA BIASA

Rapat Anggota Luar Biasa diadakan apabila

a) Ada permintaan paling sedikit 20 % dari jumlah anggota; dan atau b) Atas keputusan Rapat Pengurus atau keputusan Rapat Pengurus dan Pengawas dan atau c) Dalam hal keadaan sangat mendesak untuk segera memperoleh keputusan RA. d) Negara dalam keadaan bahaya atau perang, tidak memungkinkan diadakan Rapat Anggota Biasa dan Rapat Anggota Khusus.

Rapat Anggota Luar Biasa sah apabila :

a) Harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya (satu per dua) dari jumlah anggota dan keputusannya disetujui oleh 2/3 (dua aper tiga) dari jumlah anggota yang hadir. b) Untuk RALB Negara dalam keadaan bahaya atau perang, tidak memungkinkan untuk diadakan Rapat Anggota Biasa dan Rapat Anggota Khusus, harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 1/5 dari jumlah anggota dan keputusannya disetujui oleh 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.

2. PENGURUS
SUATU BADAN YANG TERDIRI ATAS SEKURANG-KURANGNYA 3 ORANG ANGGOTA YANG DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA DALAM RAPAT ANGGOTA SERTA DIBERIKAN TUGAS UNTUK MENGURUS ORGANISASI DAN USAHA KOPERASI

PERSYARATAN PENGURUS
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. MEMILIKI KEMAMPUAN,PENGETAHUAN TENTANG KOPERASI,JUJUR,LOYAL DAN BERDEDIKASI TERHADAP KOPERASI MEMILIKI KETERAMPILAN KERJA DAN SEMANGAT KEWIRAUSAHAAN TELAH MENJADI ANGGOTA MINIMAL 2 TH ANTAR PENGURUS TDK MEMILKI HUB DARAH ATAU SEMENDA BELUM PERNAH TERBUKTI MELAKUKAN TINDAK PIDANA MEMENUHI SYARAT-SYARAT LAIN YANG DITENTUKAN DALAM ANGGARAN DASAR :
a. TIDAK MEMPUNYAI USAHA SENDIRI YANG DAPAT MENYAINGI KOPERASI. b. DAPAT BEKERJASAMA DENGAN ANGGOTA PENGURUS YANG LAIN. c. TIDAK MENUNTUT PERLAKUAN ISTIMEWA. d. BERSEDIA MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK MENGURUS, MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBAN KOPERASI e. SELAMA MENJADI PENGURUS DALAM KOPERASI TERSEBUT TIDAK BOLEH MENJADI PENGURUS PADA KOPERASI LAIN

TUGAS DAN KEWAJIBAN PENGURUS

1. 2. 3. 4. MENYELENGGARAKAN DAN MENGENDALIKAN USAHA KOPERASI MELAKUKAN SELURUH PERBUATAN HUKUM ATAS NAMA KOPERASI MENGAJUKAN RENCANA KERJA DAN RAPBK MENYELENGGARAKAN RAT SERTA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN TUGAS KEPENGURUSANNYA MEMUTUSKAN PENERIMAAN,PENOLAKAN SERTA PEMBERHENTIAN ANGGOTA MEMBERIKAN PENJELASAN DAN KETERANGAN KEPADA ANGGOTA MEMELIHARA KERUKUNAN DIANTARA ANGGOTA MENANGGUNG KERUGIAN SEBAGAI AKIBAT: a. DITANGGUNG YANG BERSANGKUTAN ATAS KELALAIAN SEORANG ATAU BEBERAPA ORANG PENGURUS b. DITANGGUNG SEMUA ANGGOTA PENGURUS ATAS KEBIJAKAN YANG TLH DIPUTUSKAN DALAM RAPAT ANGGOTA MEMINTA JASA AUDIT KEPADA KOPERASI JASA AUDIT ATAU AKUNTAN PUBLIK ATAS BIAYA KOPERASI YANG BERSANGKUTAN MELAKUKAN TINDAKAN HUKUM YANG BERSIFAT PENGURUSAN DAN PEMILIKAN DALAM HAL: MEMINJAM ATAU MEMINJAMKAN UANG ATAS NAMA KOPERASI SESUAI KETENTUAN DALAM AD/ART KOPERASI - MEMBELI DAN MENJUAL ATAU MELEPASKAN HAK ATAS BARANG BERGERAK MILIK KOPERAS SESUAI DENGAN ART KOPERASI

5.
6. 7. 8.

9.

10.

3. PENGAWAS
ADALAH BADAN YANG TERDIRI ATAS SEKURANG-KURANGNYA 3 ORANG ANGGOTA YANG DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA DALAM RAPAT ANGGOTA YANG DISERAHI TUGAS UNTUK MENGAWASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PENGELOLAAN KOPERASI
PERANAN PENGAWAS KOPERASI ADALAH MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN (KONTROL), YANG DAPAT DIKEMUKAKAN SEBAGAI BERIKUT : PENGAWAS KOPERASI SEBAGAI ALAT PERLENGKAPAN ORGANISASI TELAH DIPERCAYAKAN UNTUK MENGAMANKAN KEPENTINGANKEPENTINGAN KOPERASI, ANGGOTA DAN PIHAK-PIHAK LAINNYA SERTA MENGAWASI ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA. PENGAWAS KOPERASI SEBAGAI TIM MANAJEMEN YANG MENDORONG TERCAPAINYA PELAKSANAAN USAHA YANG EFEKTIF DAN EFISIEN. PENGAWAS KOPERASI SEBAGAI PELINDUNG YANG MELINGDUNGI KEPENTINGAN KOPERASI DAN ANGGOTA SERTA MENJAGA AGAR KEKAYAAN KOPERASI DIKELOLA SECARA BENAR.

PERSYARATAN PENGAWAS
1. MEMILIK KEMAMPUAN, PENGETAHUAN TTG KOPERASI, JUJUR, LOYAL, DAN BERDEDIKASI TERHADAP KOPERASI 2. TELAH MENJADI ANGGOTA MINIMAL 2 TH

HAK DAN KEWAJIBAN PENGAWAS 1. MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN DENGAN KEBIJAKAN DALAM KOPERASI 2. MENELITI CATATAN PEMBUKUAN 3. MENDAPAT SEGALA KETERANGAN YANG DIPERLUKAN 4. MEMBERIKAN KOREKSI, SARAN DAN TEGURAN SERTA PERINGATAN PADA PENGURUS 5. MERAHASIAKAN HASIL PENGAWASAN 6. MEMBUAT LAPORAN TERTULIS PADA RAPAT ANGGOTA 7. PENGAWAS BERHAK MENERIMA IMBALAN JASA SESUAI KEPUTUSAN RAT

MANAJER KOPERASI
MANAJER KOPERASI PELAKSANA TUGAS PENGURUS DALAM MEMIMPIN KOPERASI SEHINGGA MAMPU MENCAPAI TUJUAN SESUAI DENGAN PROGRAM KERJA KOPERASI. MANAJER DIANGKAT DAN DIBERHENTIKAN OLEH PENGURUS
TUGAS MANAJER : MERENCANAKAN KEGIATAN SEBAGAI REALISASI DARI PROGRAM KERJA KOPERASI MENGORGANISIR PELAKASANAAN KEGIATAN KOPERASI SEEFISIEN MUNGKIN MELAKSANAKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN PERENCANAAN DAN ORGANISASINYA MELAKSANAKAN PENGAWASAN SELAMA KEGIATAN BERJALAN

FUNGSI MANAJER : PELAKSANA KEBIJAKAN PENGURUS YANG DIHASILKAN OLEH RAT MELAKSANAKAN USAHA DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PENGURUS PELAKSANA KELANGSUNGAN USAHA KOPERASI

MODAL
MODAL SENDIRI :
SIMPANAN POKOK & SIMPANAN WAJIB CADANGAN DONASI / HIBAH SHU YANG BELUM DIBAGI PENYERTAAN

SIMPANAN POKOK ADALAH SEJUMLAH UANG YANG SAMA BANYAKNYA YANG WAJIB DIBAYARKAN KEPADA KOPERASI PADA SAAT MASUK MENJADI ANGGOTA, YANG TIDAK DAPAT DIAMBIL KEMBALI SELAMA YANG BERSANGKUTAN MASIH MENJADI ANGGOTA SIMPANAN WAJIB ADALAH JUMLAH SIMPANAN TERTENTU YANG TIDAK HARUS SAMA YANG WAJIB DIBAYARKAN ANGGOTA KEPADA KOPERASI DALAM WAKTU DAN KESEMPATAN TERTENTU YANG TIDAK DAPAT DIAMBIL KEMBALI SELAMA YANG BERSANGKUTAN MASIH MENJADI ANGGOTA. DANA CADANGAN ADALAH SEJUMLAH UANG YANG DIPEROLEH DARI PENTISIJHAN HASIL USAHA SETELAH PAJAK YANG DIMAKSUDKAN UNTUK MEMUPUK MODAL SENDIRI DAN MENUTUP KERUGIAN KOPERASI BILA DIPERLUKAN.

 MODAL LUAR
TABUNGAN/SIMSUK BANK NON BANK BUMN MODAL VENTURA APBD , BERUPA BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI,KLP EKON PRODUKTIF,BANTUAN PENGUSAHA KECIL APBN, BERUPA BANTUAN PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI YANG BERSUMBER DARI DANA PKPS BBM,MAP,LEPMM,PUK. LPDB

MANAJEMEN KOPERASI
MANAJEMEN KOPERASI ADALAH KEGIATAN PEGELOLAAN SDM DAN SDA SECARA BERSAMASAMA UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU SESUAI PRINSIP-PRINSIP KOPERASI ORGANISASI KOPERASI ADALAH SUATU CARA ATAU SISTEM HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA ORANGORANG YANG MEMPUNYAI KEPENTINGAN YANG SAMA DAN BERMAKSUD MENCAPAI TUJUAN YANG DITETAPKAN BERSAMA-SAMA DALAM SUATU WADAH ORGANISASI MANAJEMEN KOPERASI IDENTIK DENGAN MANAJEMEN PERUSAHAAN YANG LAIN, BEDANYA PADA TATA NILAI YANG DIANUT

FUNGSI MANAJEMEN

M A N A J E M E N

PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PENGKOORDINASIAN PENGENDALIAN

TUJUAN ORGANISASI

KELENGKAPAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN KOPERASI

KELENGKAPAN ORGANISASI : BADAN HUKUM KOPERASI STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS BUKU ADMINISTRASI ORGANISASI

KELENGKAPAN MANAJEMEN : AD/ART KOPERASI PERENCANAAN STRATEGIS/BISNIS PLAN (5 TAHUN) PROGRAM KERJA DAN RAPB TAHUNAN SARANA DAN PRASARANA KUALIFIKASI SDM PENGELOLA

PROSES PEMBENTUKAN, PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI

DINAS KOPERASI UMKM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 2012

DASAR HUKUM
Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Peraturan Menteri Nomor 01 Tahun 2006 yaitu tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Kepmennegkop No. 123 tahun 2004 tentang Penyelenggaran Tugas Pembantuan dalam rangka Pengesahan Akta Pendirian, Perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran Koperasi pada Provinsi dan Kabupaten/Kota.

KETENTUAN UMUM
AKTA

PENDIRIAN ADALAH SURAT KETERANGAN TENTANG PENDIRIAN SESUATU KOPERASI YANG BERISI PERNYATAAN DARI PARA KUASA PENDIRI YANG DITUNJUK DAN DIBERI KUASA DALAM SUATU RAPAT PEMBENTUKAN KOPERASI UNTUK MENANDATANGANI ANGGARAN DASAR PADA SAAT PEMBENTUKAN KOPERASI.

ANGGARAN DASAR ADALAH SUATU ATURAN TERTULIS YANG

MEMUAT TATA KEHIDUPAN KOPERASI YANG DISUSUN DAN DISEPAKATI OLEH PARA PENDIRI KOPERASI PADA SAAT RAPAT PEMBENTUKAN KOPERASI.
PENDIRI ADALAH ORANG-ORANG ATAU BADAN HUKUM-BADAN

HUKUM KOPERASI YANG BERNIAT DAN BERSEPAKAT MEMBENTUK KOPERASI, MEMENUHI PERSYARATAN KEANGGOTAAN DAN MENYATAKAN DIRI MENJADI ANGGOTA SERTA HADIR DALAM RAPAT PEMBENTUKAN.
KUASA PENDIRI ADALAH BEBERAPA ORANG DIANTARA PENDIRI

YANG DIBERI KUASA OLEH PARA PENDIRI UNTUK MENANDATANGI AKTA PENDIRIAN DAN SEKALIGUS DITUNJUK UNTUK PERTAMA KALINYA SEBAGAI PENGURUS KOPERASI.

Pembentukan Koperasi harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang kurangnya 20 (dua puluh) orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama; b. Koperasi sekunder dibentuk dan didirikan oleh sekurang kurangnya 3 (tiga) badan hukum koperasi; c. Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara Indonesia, cakap secara hukum dan mampu melakukan perbuatan hukum; d. Pendiri koperasi sekunder adalah pengurus koperasi primer yang diberi kuasa dari masing-masing koperasi primer untuk menghadiri rapat pembentukan koperasi sekunder; e. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota; f. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi; g. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.

PROSES PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI

UU 25/1992 Diterima PP 4/1994
- Pejabat yg berwenang wajib melakukan penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yg diajukan - Pejabat yg berwenang melakukan pengecekan terhadap keberadaan Koperasi Pengesahan selambatlambatnya 3 bulan sejak diterima lengkap Keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kembali kepada kuasa pendiri paling lama 3 bulan

Pengumuman Pengesahan MENKOP

PERMEN 01/2006

NOMOR BH KOP

PENDIRI KOPERASI
7 HARI

Sekelompok orang yg Mempunyai Kegiatan dan kepentinganEkonomi yang sama

Ditolak

Koperasi Primer

Terhadap penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta pendirian Koperasi dalam jangka waktu paling lama 1 bulan Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling lama 1 bulan DISETUJUI

PRA KOPERASI

-Sekurang-kurangnya -dihadiri 20 org pendiri

Rapat Persiapan

7 HARI DITOLAK

Rapat Pembentukan
Membahas Anggaran Dasar Koperasi Anggaran Dasar memuat antara lain : Nama & Tempat Kedudukan * Maksud & Tujuan * Bidang Usaha * Keanggotaan * Rapat Anggota * Pengurus, Pengawas * - Permodalan - Jangka Waktu Berdiri - Sisa Hasil Usaha - Ketentuan Sanksi

Kop. Sekunder
-Dihadiri sekurangkurangnya 3 (tiga) Koperasi melalui wakil-wakilnya

Persyaratan Surat Permohonan melampirkan

- 2 rangkap Akta Pendirian, satu bermaterai - BA pembentukan kop (daftar hadir) - Surat bukti penyertaan Modal - Rencana Kegiatan - Susunan Pengurus dan Pengawas

Tambahan persyaratan KSP/USP : -Surat bukt penyetoran moda awal (deposito) an MENKOP -Rencana Kerja 3 Tahun : - RK Permodalan - Rencana Kegiatan usaha - Rencana Organisasi dan SDM -Kelengkapan administrasi -Nama dan riwayat hidup pengelola -Daftar sarana kerja -Permohonan ijin usaha SP

PEMBUATAN AKTA OLEH NOTARIS

PROSES PEMBENTUKAN & PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI

1. Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang/anggota

masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. 2. Sebelum mendirikan koperasi, sebaiknya didahului dengan

penyuluhan tentang perkoperasian agar kelompok masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut memahami mengenai

perkoperasian, sehingga anggota koperasi nantinya benar-benar

memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham akan hak dan
kewajibannya sebagai anggota koperasi. 3. Proses pendirian koperasi dimulai dengan pelaksanaan Rapat

Pembentukan Koperasi dimana untuk Koperasi Primer sekurangkurangnya dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri, sedangkan untuk Koperasi Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) koperasi melalui wakil-wakilnya.

4.

Rapat pembentukan koperasi tersebut dihadiri oleh Pejabat Dinas/Instansi/Badan Yang Membidangi Koperasi setempat (sesuai domisili anggota) dimana kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara lain untuk : memberi arahan berkenaan dengan

pembentukan
pembentukan,

koperasi,
sebagai

melihat

proses

pelaksanaan
ada

rapat

narasumber

apabila

pertanyaan

berkaitan dengan perkoperasian dan untuk meneliti isi konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para pendiri sebelum diaktakan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi setempat. Selain itu apabila memungkinkan rapat pembentukan tersebut juga dapat dihadiri oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi yaitu Notaris yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM untuk membantu membuat/menyusun Akta Pendirian, Perubahan

Anggaran Dasar Dan Pembubaran Koperasi.

5.

Dalam Rapat Pembentukan akan dibahas mengenai Anggaran Dasar Koperasi yang memuat antara lain : - Nama dan tempat kedudukan - Maksud dan tujuan - Bidang usaha - Keanggotaan - Rapat Anggota - Pengurus dan Pengawas - Sisa Hasil Usaha Pembuatan atau penyusunan Akta Pendirian Koperasi tersebut dibuat dihadapan dan atau oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi dimaksud. Selanjutnya Notaris atau Kuasa Pendiri mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang yaitu : Untuk koperasi primer yang anggotanya tersebar di lebih dari 1 (satu) propinsi dan untuk koperasi sekunder adalah Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM, Kementerian Koperasi dan UKM. Untuk Koperasi Primer yang anggotanya meliputi satu propinsi atau Kabupaten/Kota adalah Kepala Dinas/Kantor/Badan yang menangani urusan Perkoperasian Propinsi/Kabupaten/Kota 4 setempat.

6.

7.

8. Pejabat yang berwenang akan melakukan : - Penelitian terhadap meteri Anggaran Dasar yang diajukan. - Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut. 9. Apabila permohonan diterima maka pengesahan selambat lambatnya 3 (tiga) bulan sejak berkas diterima lengkap. 10. Jika permohonan ditolak maka Keputusan penolakan dan alasannya disampaikan kembali kepada Kuasa Pendiri paling lama 3 (tiga) bulan sejak permohonan diajukan. 11. Terhadap Penolakan, para pendiri dapat mengajukan permintaan ulang pengesahan akta pendirian koperasi dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. Keputusan terhadap permintaan ulang tersebut diberikan paling lambat 1 (satu) bulan.

SYARAT MENGAJUKAN PENGESAHAN BADAN HUKUM

2 (DUA) RANGKAP AKTA PENDIRIAN, SALAH SATUNYA

BERMATERAI CUKUP

BERITA ACARA RAPAT PEMBENTUKAN KOPERASI SURAT KUASA PENDIRI

BUKTI TERSEDIANYA MODAL MINIMAL SAMA DENGAN

KEWAJIBAN SIMPANAN POKOK YANG WAJIB DILUNASI

RENCANA KEGIATAN USAHA MINIMAL 3 (TIGA) TAHUN SUSUNAN PENGURUS DAN PENGAWAS DAFTAR HADIR RAPAT PEMBENTUKAN FOTO COPY KTP PENDIRI (BAGI KOPERASI PRIMER) FOTO

COPY ANGGARAN DASAR MASING-MASING KOPERASI ANGGOTA (BAGI KOPERASI SEKUNDER)

TAMBAHAN YANG PERLU DILAMPIRKAN DLM PEMBENTUKAN KOPERASI YANG MEMPUNYAI UNIT USAHA SIMPAN PINJAM :

1. Surat bukti penyetoran modal tetap USP pada Koperasi primer sekurang-kurangnya Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk USP pada koperasi sekunder berupa deposito pada Bank Pemerintah yang disetorkan atas nama Menteri Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah cq. Ketua Koperasi yang bersangkutan. 2. Rencana kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. 3. Administrasi dan pembukuan koperasinya. 4. Nama dan riwayat hidup Pengurus, Pengawas dan calon Pengelola. 5. Daftar sarana kerja. 6. Surat Perjanjian Kerja antara Pengurus Koperasi dengan Pengelola/Manager/Direksi.

KSP/USP KOPERASI
DALAM PENGELOLAAN USAHA SIMPAN PINJAM AGAR BERPEDOMAN PADA PP No. 9 TAHUN 1995 DAN PERMENEGKOP DAN UKM NOMOR 15/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERMENEGKOP DAN UKM NOMOR 19/PER/M.KUKM/XI/2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PNJAM OLEH KOPERASI. DALAM PERATURAN TERSEBUT DIJELASKAN TENTANG PERMODALAN KSU/USP KOPERASI :

1.

2.

3.

4. 5.

SETIAP PENDIRIAN KSP WAJIB MENYEDIAKAN MODAL DISETOR DAN SETIAP PEMBENTUKAN USP WAJIB MENYEDIAKAN MODAL TETAP DALAM BENTUK DEPOSITO PADA BANK PEMERINTAH ATAS NAMA MENTERI UNTUK MEMBIAYAI INVESTASI MAUPUN MODAL KERJA MODAL YANG DISETOR PADA SAAT PENDIRIAN KSP TERDIRI DARI SIMPANAN POKOK, DAN DAPAT DITAMBAH DENGAN SIMPANAN WAJIB, SERTA HIBAH YANG BESARNYA DITETAPKAN PALING SEDIKIT : a. Rp. 15.000.000,- (LIMA BELAS JUTA RUPIAH) UNTUK KSP PRIMER b. Rp. 50.000.000,- (LIMA PULUH JUTA RUPIAH) UNTUK PENDIRIAN KSP SEKUNDER MODAL AWAL PEMBENTUKAN USP KOPERASI MODAL TETAP YANG DIPISAHKAN DARI HARTA KEKAYAAN KOPERASI YANG BESARNYA DITETAPKAN SEBAGAI BERIKUT : a. PALING SEDIKIT Rp. 15.000.000,- (LIMA BELAS JUTA RUPIAH) UNTUK PENDIRIAN USP PADA KOPERASI PRIMER b. PALING SEDIKIT Rp. 50.000.000,- (LIMA PULUH JUTA RUPIAH) UNTUK PENDIRIAN USP PADA KOPERASI SEKUNDER MODAL DISETOR ATAU MODAL TETAP PADA AWAL PENDIRIAN TIDAK BOLEH BERKURANG JUMLAHNYA DAN TIDAK BOLEH DIAMBIL SEBELUM ADANYA MODAL PENGGANTI KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI YANG BELUM MEMEMENUHI PERSYARATAN MODAL DISETOR DAN MODAL TETAP TIDAK DAPAT DIBERIKAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN ATAU PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

TATA CARA PEMILIHAN PENGURUS/PENGAWAS

PENGURUS/PENGAWAS YANG TELAH MENGAKHIRI MASA BAKTINYA MENGUNDURKAN DIRI; SEHINGGA KEPENGURUSAN DINYATAKAN DEMISIONER DILAKUKAN RAPAT PEMILIHAN PENGURUS/PENGAWAS YANG DIPIMPIN OLEH SESEORANG/LEBIH YANG BERSIFAT INDEPENDEN JUMLAH DAN SUSUNAN PENGURUS/PENGAWAS SESUAI AD/RAT. JUMLAH PENGURUS : 3-5 ORANG, DENGAN SUSUNAN : KETUA SEKRETARIS BENDAHARA JUMLAH PENGAWAS : 3 ORANG, DENGAN SUSUNAN :

KETUA ANGGOTA ANGGOTA

MASA BHAKTI PENGURUS/PENGAWAS (SESUAI AD/ART) MAKSIMAL 5 TAHUN

CARA PEMILIHAN PENGURUS/PENGAWAS, ADA 2 SISTEM

1.

2.

SISTEM LANGSUNG - LANGSUNG TERBUKA - LANGSUNG TERTUTUP SISTEM FORMATUR

1. SISTEM LANGSUNG YAITU ANGGOTA MEMILIH PENGURUS/PENGAWAS LANGSUNG SESUAI DENGAN DIKEHENDAKI . SECARA

SISTEM LANGSUNG DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN 2 CARA :

1. CARA TERBUKA YAITU ANGGOTA MEMILIH SECARA BEBAS/TERBUKA. HAL INI DAPAT DILAKUKAN DENGAN PEMILIHAN YANG LANGSUNG DICATAT MELALUI PAPAN TULIS, PENENTUAN PEMENANG SESUAI HASIL SUARA YANG TERBANYAK, ATAU PENUNJUKAN SECARA AKLAMASI, YAITU PENUNJUKAN BERDASARKAN KESEPAKATAN BERSAMA.

2. CARA TERTUTUP YAITU PEMILIHAN DENGAN MENGGUNAKAN TULISAN DALAM KERTAS YANG TERTUTUP, UNTUK MENULIS NAMA YANG DIPILIH. PENENTUAN PEMENANG SESUAI HASIL SUARA YANG TERBANYAK. 2. SISTEM FORMATUR YAITU SISTEM PEMILIHAN PENGURUS/PENGAWAS YANG DILAKUKAN SECARA TIDAK LANGSUNG DENGAN MENUNJUK SESEORANG/BEBERAPA ORANG YANG DITUGASI UNTUK MEMILIH DAN MENYUSUN PENGURUS/PENGAWAS. FORMATUR DIPILIH/DITENTUKAN SECARA LANGSUNG OLEH ANGGOTA SESUAI AD/ART DAN KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA HASIL KERJA FORMATUR DISAMPAIKAN/DISAHKAN OLEH RAPAT ANGGOTA

SEBELUM PENGURUS/PENGAWAS MELAKSANAKAN TUGAS HARUS MENGUCAPKAN SUMPAH/JANJI DI DEPAN RAPAT ANGGOTA