Anda di halaman 1dari 36

1

2
JENIS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
menurut UU No 10/2008 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
1. Undang-Undang
2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perpu)
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan Daerah
6. Peraturan Menteri 3
TUGAS DAN KEWENANGAN
PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN
KOPERASI DAN UKM

MASIH ADA MIS-KOMUNIKASI TENTANG KEDUDUKAN DAN


KEWENANGAN PEMDA DALAM PEMBERDAYAAN KOPERASI dan
UKM,

Urusan Daerah !
Urusan Pusat !

KEMBALIKAN PADA PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU


;

Undang-undang No 32/2004 tentang Pemerintah Daerah ;


PP No 38/2007 tentang Pembagian Kewenangan .............. 4
PP No 38/2007 tentang Pembagian Kewenangan
 Ada urusan Wajib,
KOPERASI DAN UMKM MENJADI URUSAN
WAJIB DI DAERAH
 Ada urusan pilihan

IMPLIKASI .........

pemerintah daerah memberdayakan koperasi


dan UKM sebagai urusan WAJIB (bukan pilihan) di
masing-masing kabupaten/kota dan provinsi.

5
KEWENANGAN
URUSAN
KUMKM

6
7
SANDINGAN MEMAHAMI
PERATURAN PERUNDANGAN
PERKOPERASIAN SIMULTAN PERATURAN SEKTORAL

Undang-undang RI No 25/1992 tentang


KELEMBA Perkoperasian ; beserta Peraturan-pemerintah
GAAN (PP) ; peraturan daerah (Perda)

KOPERASI YANG BERUSAHA DI BIDANG ;


Perikanan perlu paham UU perikanan ;
Kehutanan perlu paham UU Kehutanan
Tambang perlu paham UU Pertambangan
USAHA Sistem Resi Gudang (SRG) perlu paham UU
9/2006 tentang SRG
Asuransi perlu paham UU asuransi
Perbankan perlu paham UU Perbankan
5 dll 8
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KOPERASI
UNDANG- UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
UNDANG
PP PP No. 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan AD Koperasi.
PP No. 17/94 Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.
PP No. 9/95 Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam
oleh Koperasi.
PP No. 33/98 Modal Penyertaan Pada Koperasi.
PERDA Perda ..................
PERMEN PerMen 01/2006 Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan AD Koperasi.
PerMen 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman
Penilaian Kesehatan KSP/USP jo. Permen No.
14/Per/M.KUKM/XI/2009.
9
KepMen 98/Kep/M.KUKM/2004 tentang Notaris Sebagai
Pembuat Akta Koperasi.
KepMen 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi jo.
Permen No. 15/Per/M.KUKM/XI/2009.
KepMen No. 09/KEP/M/I/1999 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pengendalian Simpan Pinjam.
KepMen 91/2004 Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Kepmen 123/2004 tentang penyelenggaraan tugas
pembantuan dalam rangka pengesahan akta pendirian,
Perubahan AD dan pembubaran koperasi pada prop,
kab/kota.
Kepmen 124 /Kep/M.KUKM/X/2004 tentang Penugasan
Pejabat yang berwenang untuk memberikan pengesahan
akta pendirian, perubahan AD dan pembubaran koperasi di
tingkat nasional.
10
Kep. Men 36 / Kep /M.KUKM/X/2004 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan koperasi.
Kepmen 145/Kep/M/VII/1998 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penanaman Modal Penyertaan pada Koperasi.
Per Men 19.5/Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang Pedoman
Umum Akutansi Koperasi Indonesia.

11
Pertama :
pengaturan tentang KOPERASI sebagai BADAN USAHA, PRINSIP, TUJUAN, FUNGSI
dan PERAN, ditinjau dari sisi MIKRO maupun MAKRO.

Nilai-nilai kunci (key values) :


 KOPERASI adalah BADAN USAHA yang beranggotakan ORANG SEORANG
(untuk koperasi primer) atau BADAN HUKUM KOPERASI (untuk koperasi
sekunder).

 Tujuan berkoperasi : untuk meningkatkan KESEJAHTERAAN ANGGOTA pada


khususnya dan MASYARAKAT pada umumnya.

.
9
12
PENGERTIAN
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan (Pasal 1 angka 1)

TUJUAN
Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan UUD
1945 (Pasal 3)

13
PRINSIP KOPERASI

• Keanggotaan bersifat sukarela dan


terbuka.
• Pengelolaan dilakukan secara BAGAIMANA
demokratis APLIKASI DI
• Pembagian SHU dilakukan secara LAPANGAN
adil sebanding dengan jasa usaha.
• Pemberian balas jasa yang terbatas
terhadap modal.
• Kemandirian.
• Pendidikan perkoperasian

?
• Kerjasama antar koperasi.

(Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2))

14
KEDUA :
pengaturan tentang PEMBENTUKAN & JENIS KOPERASI.
 Terbuka bagi siapapun yang memiliki alasan dan tujuan jelas, untuk
mendirikan KOPERASI. Bagi koperasi primer dibentuk minimal 20 orang
pendiri. Bagi koperasi sekunder dibentuk minimal 3 badan hukum koperasi.

 Mengikuti proses dan prosedur pembentukan, sampai disahkannya BADAN


HUKUM koperasi oleh pemerintah. Kewenangan pengesahan badan hukum
koperasi, pada Menteri Negara Koperasi dan UKM, di tingkat daerah
dilimpahkan ke Gubernur (provinsi) dan Bupati/walikota (kabupaten/kota
madya).

.
12
15
PEMBENTUKAN KOPERASI

PEMBENTUKAN PEMBERDAYAAN &


KOPERASI PEMBINAAN
(BAB Iv pasal 6 s/d 16) (BAB XII pasal 60 s/d 64) (BA PEM
B I X BU
pas BAR
al 4 AN
6s
/d
5 6)

 Dibentuk 20 orang/3 BH Koperasi


 Membuat Akte Pendirian.
 Disahkan (BH) oleh Pemerintah (Kepmen 123/2004 )

16
ANGGARAN DASAR (ESENSI)

• Menunjukkan kejelasan tata


kehidupan koperasi yang
bersangkutan. menjamin
• memudahkan tercapainya sasaran ketertiban
sesuai tujuan pembentukan koperasi. organisasi
• menghindarkan kesimpangsiuran
pelaksanaan organisasinya. mencegah
• memberikan kepastian hukum, telah kesewenang-
terbentuk koperasi sebagai badan wenangan.
hukum.
• sebagai dasar penyusunan peraturan sebagai
lainnya, berlaku untuk dan dalam jaminan bagi
koperasi yang bersangkutan, seperti pihak lain.
ART dan peraturan khusus.
17
KETIGA :
pengaturan tentang KEANGGOTAAN, ORGANISASI DAN MANAJEMEN .
 Anggota adalah pemilik dan pengguna jasa koperasi ;
 Ada syarat-syarat menjadi anggota ;
 Perangkat organisasi koperasi terdiri atas (rapat anggota,
pengurus dan pengawas)

a) Rapat anggota (RA) pemegang kekuasaan tertinggi ;


b) Pengurus, adalah pemegang kuasa rapat anggota, untuk
menjalankan kebijakan dan rencana kerja koperasi.
c) Pengawas pemegang kuasa rapat anggota, untuk melakukan fungsi
pengawasan jalannya kebijakan dan rencana kerja.

.
15
18
(*) KESEJAHTERAAN ANGGOTA.

Implikasi :
 Dalam memimpin Koperasi diorientasikan untuk
kepentingan dan kemanfaatan ANGGOTA
 Lapangan usaha koperasi mengait kepentingan
ekonomi anggota (pasal 43 ayat 1)
 Koperasi “melayani kebutuhan dan kepentingan
anggota”

Dari, oleh dan untuk kemanfaatan anggota


Self reliance organization (kemandirian)

19
KEANGGOTAAN

• SIAPA anggota koperasi !

• KAPAN MENJADI anggota :


 Memenuhi syarat yang diatur dalam Anggaran Dasar (AD)
 Dicatat dalam buku daftar anggota (pasal 17 ayat 2).

• KAPAN TIDAK MENJADI anggota :


diatur dalam Anggaran Dasar (AD)
 Meninggal dunia ; Minta berhenti ; Diberhentikan ; Dipecat.

• HAK DAN KUAJIBAN

20
KEWAJIBAN ANGGOTA
pindah slide belakang

• Mengamalkan.........
• Mengamalkan........
• Mematuhi AD dan ART serta keputusan yang telah disepakati dalam RA.
• Menghadiri RA dan secara aktif mengambil bagian dalam Rapat tersebut.
• Membayar simapanan wajib dan simpanan pokok.
• Wajib berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
Koperasi.
• Wajib mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas
asas kekeluargaan.
• Ikut........
• mengikuti..........

21
HAK ANGGOTA
• Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara
dalam Rapat Anggota.
• Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau
Pengawas.
• Meminta diadakan RA menurut ketentuan dalam AD
• Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar
RA baik diminta maupun tidak diminta.
• Memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama
antara sesama anggota.
• Mendapat keterangan mengenai perkembangan Koperasi
menurut ketentuan dalam AD
• Menerima SHUnya.

22
PERANGKAT ORGANISASI

• Rapat Anggota.
• Pengurus.
• Pengawas.

23
KEEMPAT : pengaturan tentang PERMODALAN

• Struktut dan sumber permodalan koperasi, pada dasarnya


serupa dengan badan usaha lain yaitu bersumber dari ;
 MODAL SENDIRI
 MODAL PINJAMAN.

• Undang-undang RI No 25/1992 tentang Perkoperasian


menyediakan kesempatan koperasi memperoleh permodalan
melalui SKEMA/SKIM KEUANGAN yang ada :
 Skema pinjaman dari bank/lembaga keuangan
 Skema penerbitan obligasi
 Skema penerbitan surat utang
 Skema penyertaan modal
 Skema joint venture atau kerjasama investasi
 dll
24
KELIMA ; pengaturan tentang LAPANGAN USAHA

• MENGENAI “USAHA” ;
 Usaha (yang dilakukan) koperasi
 Usaha (yang dilakukan) anggota

• Pasal 43, Usaha Koperasi adalah usaha yang


BERKAITAN LANGSUNG dengan kepentingan
anggota, untuk meningkatkan USAHA dan
KESEJAHTERAAN anggota.

25
ILUSTRASI

Pada era tahun 1979 an kebijakan peningkatan produksi


pangan (gabah)

Koperasi memmproses dan


memasarkan gabah/beras Menghasilkan
gabah/beras

KOPERASI Petani
/KUD melakukan
usaha
budidaya
padi

Kebutuhan sarana produksi


Usaha koperasi : toko dan distribusi petanian : pupuk, bibit,
penyediaan pupuk, bibit, pestisida, dll pestisida, dll
26
KEENAM :
pengaturan tentang PEMBINAAN OLEH PEMERINTAH (DAN OLEH INSTITUSI
LAIN)
a) Penciptaan iklim (kebijakan, peraturan perundangan) dalam rangka :
 memberikan kesempatan usaha,
 meningkatkan kemampuan koperasi
 menciptakan tata hubungan usaha yang baik
b) Bimbingan, kemudahan dan perlindungan
 Pelaksanaan bimbingan, pelatihan, penyuluhan,
kemudahan pemodalan dan non permodalan, jaringan usaha,
konsultasi, dll

.
24
27
BRAINSTORMING
POTRET KOPERASI DI DAERAH “SAUDARA” !!
 Perkembangan Koperasi (Maju ?)
 Berfungsinya Perangkat Organisasi,
Rapat Anggota (RAT) 100% ?
Berfungsinya kepengurusan (produktif ?)
Berfungsinya pengawasan (produktif ?)
Pengelolaan usaha (manajemen) profesional ?
!
 Keterkaitan usaha koperasi – usaha anggota
(bagus ?)
 Pencapaian tujuan Kesejahteraan anggota
(tercapai ?)
 Implementas prinsip koperasi (berjalan ?)

28
PRODUK HUKUM DAERAH

29
PRODUK HUKUM DAERAH

1. Peraturan Daerah
2. Peraturan Kepala Daerah
3. Peraturan Bersama Kepala Daerah
4. Keputusan Kepala Daerah
5. Intruksi Kepala Daerah

30
PEDOMAN MENYUSUN
PERATURAN (DAERAH)
• UUD 1945
• UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
• UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
• Permendagri No. 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk
Hukum Daerah.
• Permendagri No. 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk
Hukum Daerah.
• Peraturan pelaksanaannya.

31
FUNGSI PERDA

• instrumen kebijakan untuk melaksanakan otonomi daerah dan tugas


pembantuan.
• pelaksanaan peraturan yang lebih tinggi.
• penampung kekhususan, keragaman dan penyalur aspirasi masyarakat
didaerah dalam koridor negara kesatuan RI.
• alat pembangunan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

MATERI

”Seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah


dan tugas pembantuan dan menampung kondisi khusus daerah serta
penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi”

32
ASAS MATERI MUATAN

• berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka


menciptakan ketentraman masyarakat.
• mencerminkan perlindungan dan penghormatan hak-hak
asasi manusia serta harkat dan martabat setiap Warga
Negara.
• mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam
setiap pengambilan keputusan.
• memperhatikan kepentingan seluruh wilayah NKRI.
• memperhatikan keragaman penduduk, kondisi khusus
daerah.
• mencerminkan keadilan bagi setiap WN.
• menimbulkan ketertiban masyarakat dan kepastian hukum.
• mencerminkan keseimbangan kepentingan individu dan
masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.
33
ASAS PEMBENTUKAN PERDA

– kejelasan tujuan.
– kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat.
– Kesesuaian antara jenis dan materi muatan.
– Dapat dilaknakan.
– Kedayagunaan dan kehasilgunaan
– Kejelasan rumusan
– Keterbukaan.

34
MEKANISME KONSULTATIF PEMBENTUKAN PERDA

BERKONSULTASI DI PUSAT HUKUM KANWIL HUKUM DAN HAM


:
1.DIY, Banten, Pekanbaru, Bandung, Medan, Semarang, Kupang,
DKI Jakarta.
2.Dinas KUKM di daerah agar proaktif dalam pembuatan Perda
serta menelaah Perda-Perda yang berkaitan dengan Koperasi
dan UKM.

35
36

Anda mungkin juga menyukai