TENTANG
PERKOPERASIAN
Andi Kuswandi, SE
Dinas Koperasi, UMKM dan
Pasar Kota Depok
27 Maret 2013
II. CAKUPAN UU NO.17/2012 TENTANG
PERKOPERASIAN
2
10
126 PP
17
PA 6
BA
SA PE
B RM
L
EN
3
A.Peraturan Pemerintah
1. Ketentuan mengenai tata cara pemakaian nama Koperasi (Pasal 17 ayat (4))
V. TINDAK LANJUT PERATURAN PELAKSANAAN UU TENTANG PERKOPERASIANYANG HARUS DIPERSIAPKAN
(1) Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan permohonan pengesahan Koperasi
sebagai badan hukum (Pasal 10 ayat (5))
(2) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pembukaan Kantor Cabang, Kantor
Cabang Pembantu, dan Kantor Kas (Pasal 90 ayat (3))
(3) Ketentuan mengenai pengawasan dan pemeriksaan Koperasi (Pasal 99)
(4) Ketentuan mengenai penggabungan atau peleburan Koperasi (Pasal 101 ayat (6))
(5) Ketentuan mengenai Tata Cara Perubahan Unit Simpan Pinjam menjadi KSP (Pasal
122 ayat (4))
(6) Ketentuan mengenai persyaratan standart kompenti pengawas dan pengurus
koperasi simpan pinjam (pasal 92 ayat (2)).
BAB DALAM UNDANG –UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG
PERKOPERASIAN
5
Bab I Ketentuan Umum
Bab II Landasan, Asas dan Tujuan
Bab III Nilai dan Prinsip
Bab IV Pendirian, Anggaran Dasar, Perubahan Anggaran Dasar, dan Pengumuman
Bab V Keanggotaan
Bab VI Perangkat Organisasi
Bab VII Modal
Bab VIII Selisih Hasil Usaha dan Dana Cadangan
Bab IX Jenis, Tingkatan, dan Usaha
Bab X Koperasi Simpan Pinjam
Bab XI Pengawasan dan Pemeriksaan
Bab XII Penggabungan dan Peleburan
Bab XIII Pembubaran, Penyelesaian, dan Hapusnya Status Badan Hukum
Bab XIV Pemberdayaan
Bab XV Sanksi Administratif
Bab XVI Ketentuan Peralihan
Bab XVII Ketentuan Penutup
SUBSTANSI PENTING DALAM UNDANG –UNDANG
NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG
PERKOPERASIAN
6
1. Judul RUU tentang Koperasi disepakati berubah menjadi RUU tentang
Perkoperasian;
2. Diakomodasikannya Nilai dan Prinsip Koperasi sesuai dengan nilai-
nilai luhur Bangsa Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan hasil kongres International
Cooperative Alliance (ICA); (Pasal 5-6)
3. Pendirian Koperasi harus melalui akta autentik; (Pasal 9) yang dibuat
oleh Notaris Pejabat Pembuat Akta Koperasi (NPAK).
4. Penggunaan nama koperasi diatur.
5. Kemudahan rakyat dalam membentuk koperasi, dimana secara tegas diatur,
setiap permohonan pendirian koperasi harus sudah mendapat persetujuan
selambat – lambatnya 30 (tiga puluh) hari.
6. Dalam pengelolaan menganut sistem two layer:
-pengawas
-pengurus + pengelola (jika diperlukan)
Lanjutan…
7
7. Jenis Koperasi :
1) Koperasi Produksi
2) Koperasi Konsumen
3) Koperasi Jasa
4) Koperasi Simpan Pinjam
8. Pengurus bisa dari non anggota
9. RAT selambat-lambatnya 5 (lima) bulan, dengan undangan sudah
diedarkan 14 (empat belas) hari
10. Bahan RAT secara lengkap terperinci
11. Bagi koperasi yang memiliki anggota lebih dari 500 orang, RAT bisa
dilakukan dengan sistem delegasi.
12.Pengawas sebagai unsur alat perlengkapan organisasi koperasi
ditingkatkan peranan dan kewenangannya
Lanjutan…
13. Modal Koperasi terdiri dari Setoran
8 Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi
sebagai modal awal; (Pasal 66) dengan pengaturan sebagai berikut :
a. Setoran Pokok
Harus dibuat dengan nilai yang serendah rendahnya, agar tidak ada
hambatan setiap orang untuk masuk sebagai anggota koperasi.
b. Sertifikat Modal Koperasi (SMK)
nilai nominal per lembar SMK tidak boleh melebihi nilai nominal Setoran
Pokok. SMK diharapkan menjadi instrumen penghimpunan modal /
equity koperasi yang dapat secara dinamis menangkap setiap peluang
usaha bagi koperasi.
c. Modal penyertaan
koperasi diperbolehkan menerima modal penyertaan dari anggota, non
anggota, pemerintah dan pemerintah daerah.
14. Istilah sisa hasil usaha diubah menjadi Selisih Hasil Usaha yang
meliputi Surplus Hasil Usaha dan Defisit Hasil Usaha;
15. Koperasi Simpan Pinjam hanya dapat menghimpun simpanan dan
menyalurkan pinjaman kepada anggota; (Pasal 89) untuk non anggota
diberikan waktu 3 (tiga) bulan harus sudah menjadi anggota.
Lanjutan…
9
16. Koperasi Simpan Pinjam harus mempunyai izin usaha, tidak boleh
memberikan pinjaman kepada koperasi lain, harus melalui sekundernya.
17. Unit Simpan Pinjam Koperasi dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun, wajib berubah /
memisahkan menjadi Koperasi Simpan Pinjam yang merupakan badan
hukum koperasi tersendiri; (Pasal 122)
18. Untuk meningkatkan dan memantapkan pelayanan Koperasi sesuai
kharakteristik masyarakat muslim secara tegas disebutkan bahwa koperasi diberi
kesempatan untuk melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
ekonomi syariah; (Pasal 87)
19. Untuk menjamin simpanan anggota Koperasi Simpan Pinjam, Pemerintah
diamanatkan untuk membentuk dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan
anggota Koperasi Simpan Pinjam (LPS-KSP) melalui Peraturan Pemerintah;
(Pasal 95 ayat (2).
20. Pengawasan dan Pemeriksaan terhadap Koperasi akan lebih diintensifkan,
dalam kaitan ini khususnya untuk pengawasan terhadap koperasi simpan pinjam
Pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga Pengawasan
Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab kepada Menteri
dan dibentuk melalui Peraturan Pemerintah; (Pasal 100)
Lanjutan…
21. Dalam pemberdayaan koperasi,
10
pemerintah dan pemerintah daerah
memberikan bimbingan kemudahan diantaranya; adalah memberikan
insentif pajak dan fiscal.
Keputusan
Pra Koperasi penolakan dan Disetujui
alasannya
Rarat Persiapan
disampaikan
kembali kepada
Rapat Pembentukan kuasa pendiri
Kop. Primer sekurang-kurangnya
paling lama 30
Membahas Anggaran dihadiri 20 orang pendiri . HARI
Terhadap
Keputus
an Akhir
Dasar Koperasi :
penolakan, para
Koperasi pendiri koperasi
Anggaran Dasar Mengajukan dapat mengajukan
memuat : Pembuatan Akta Oleh Notaris.
- Nama & tempat Permohonan permintaan ulang Ditolak
Pengesahan pengesahan akta
kedudukan koperasi
Secara pendirian koperasi
- Maksud & tujuan
Tertulis dalam jangka waktu
- Bidang Usaha
Kop. Sekunder dihadiri sekurang- paling lama 1 bulan
- Keanggotaan kepada
kurangnya 3 (tiga) koperasi Keputusan
-Rapat Anggota Pejabat
melalui wakil-wakilnya terhadap
-Pengurus & berwenang permintaan
Pengawas
ulang tersebut
- Sisa Hasil Usaha
diberikan paling
lambat 1 bulan
PERSYARATAN PENGESAHAN
BADAN HUKUM KOPERASI
1. FORMULIR BERITA ACARA PENDIRIAN
KOPERASI + FOTOCOPY KTP ANGGOTA PENDIRI
2. AKTA PENDIRIAN KOPERASI DARI NOTARIS
3. SURAT PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN
HUKUM KOPERASI DARI NOTARIS / KOPERASI
4. SURAT KETERANGAN DOMISILI KOPERASI DARI
KELURAHAN DIKETAHUI KECAMATAN
5. NPWP KOPERASI
PERBEDAAN ANTARA
BADAN HUKUM DAN IJIN USAHA
Ijin Usaha simpan pinjam untuk sudah diajukan belum dapat diproses, koperasi
KSP yang akte masih dibuat oleh permohonan ijin usaha terlebih dahulu diminta
koperasi/bawah tangan dan simpan pinjam diperbaiki akte menjadi akte
IJIN USAHA anggaran dasarnya masih autentik sekaligus
SIMPAN PINJAM berdasarkan UU No.12/1992 menyesuaikan anggaran dasar
degan UU 17/2012
Ijin Usaha Simpan Pinjam untk sudah diajukan belum dapat diproses, kopeasi
KSP yang aktenya sudah autentik permohonan ijin usaha terlebih dahulu diminta
tetapi anggaran dasarnya masih simpan pinjam menyesuaikan anggaran dasar
bersdasarkan UU 25/1992 dengan UU 17/2012
AKTIVITAS STATUS KONDISI TINDAKAN
PELAYANAN DOKUMEN
IJIN KANTOR jin pembentukan kantor cabang sudah diajukan dapat diproses dengan
oleh KSP yang akte masih dibuat permohonan ijin usaha persyaratan sebagai berikut :
CABANG oleh koperasi/bawah tangan dan simpan pinjam
anggaran dasarnya masih
1.koperasi terlebih dahulu
berdasarkan UU 25/1992
diminta memperbaiki akte
menjadi akte autentik
sekaligus memperbaiki
anggaran dasar menyesuaikan
dengan UU 17/2012
2.mengajukan permohonan
dilampiri akte pembentukan
kantor cabang