“Koperasi (2)”
Oleh Kelompok 4:
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KOPERASI (2)
a) Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah sebuah koperasi yang memiliki tujuan untuk membantu
usaha para anggotanya atau melakukan usaha secara bersama-sama. Ada berbagai macam
bentuk koperasi produksi seperti koperasi produksi untuk para petani, peternak sapi,
pengrajin, dan sejenisnya.Koperasi produksi memiliki tujuan untuk membantu anggotanya
yang mengalami kesulitan dalam menjalani usaha. Sebagai contoh koperasi membantu
menyiapkan bahan baku untuk dibuat kerajinan. Contoh lainnya koperasi juga bisa
membantu para petani dalam mempersiapkan bibit dan pupuk untuk menanam padi.
b) Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah sebuah koperasi yang menjual berbagai barang kebutuhan
pokok untuk para anggotanya. Harga barang-barang dari koperasi umumnya lebih murah dari
harga di pasaran. Sebagai contoh koperasi menjual beras, telur, gula, tepung, kopi, dan lain
sebagainya.
Koperasi simpan pinjam (KSP) biasanya juga dikenal sebagai koperasi kredit. Sesuai
dengan namanya koperasi ini menyediakan pinjaman uang dan tempat menyimpan uang.
Uang pinjaman diperoleh dari dana yang dikumpulkan secara bersama-sama oleh para
anggotanya.
Koperasi serba usaha (KSU) adalah jenis koperasi yang didalamnya terdapat berbagai
macam bentuk usaha. Bentuk usaha yang dilakukan bisa berupa gabungan antara koperasi
produksi dan koperasi konsumsi atau antara koperasi produksi dan koperasi simpan pinjam.
1
2. Jenis Koperasi Berdasarkan Status Anggota
Koperasi jenis ini memiliki anggota yang terdiri dari para pegawai negeri. Koperasi
Pegawai Negeri (KPN) sekarang telah berubah nama menjadi Koperasi Pegawai Republik
Indonesia. Koperasi ini memiliki tujuan utama utama untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi para anggotanya.
Koperasi Pasar (Koppas) adalah jenis koperasi yang anggotanya terdiri dari para
pedagang pasar. Bentuk koperasi koperasi pasar dapat berupa koperasi simpan pinjam yang
menyediakan pinjaman modal bagi para pedagang. Sehingga bisa mengurangi kerugian
akibat para pedagang berutang kepada para rentenir.
Koperasi Unit Desa (KUD) adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari masyarakat
pedesaan. Koperasi unit desa biasanya melakukan kegiatan usaha di dalam bidang ekonomi
khususnya yang berkaitan dengan pertanian atau perikanan.
d) Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah biasa dapat dengan mudah kita temukan di berbagai sekolah mulai
dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Anggota koperasi ini biasanya terdiri dari guru,
siswa, dan karyawan pada sebuah sekolah. Pada umumnya koperasi sekolah melakukan
kegiatan seperti koperasi serba usaha. Jadi selain menjual barang-barang kebutuhan sekolah,
koperasi juga bisa digunakan oleh para siswa dan guru sebagai tempat untuk menyimpan
uang.
2
a. Koperasi Primer
b. Koperasi Sekunder
Adalah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki
cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder
dapat dibagi menjadi:
-koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer
-induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi
Tata cara pendirian koperasi diatur dalam Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM No.
9/2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.
1. Pendirian koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian yang dihadiri para
pendiri dan dihadiri oleh pejabat (Kementerian Koperasi dan UKM dan/atau Dinas Provinsi,
Dinas Kabupaten/Kota sesuai wilayah keanggotaannya) untuk melakukan penyuluhan terkait
koperasi. Rapat pendirian tersebut, membahas materi rancangan anggaran dasar. Adapun isi
dari anggaran dasar dalam akta pendirian koperasi, yaitu:
3
h. Ketentuan mengenai pengelolaan;
i. Ketentuan mengenai permodalan;
j. Ketentuan mengenai besarnya jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib;
k. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
l. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
m. Perubahan anggaran dasar;
n. Ketentuan mengenai pembubaran dan penyelesaiannya;
o. Ketentuan mengenai sanksi.
2. Rapat pendirian koperasi dapat dihadiri oleh 20 orang bagi pendirian koperasi primer dan
untuk koperasi sekunder dapat dihadiri paling sedikit 3 koperasi yang diwakili oleh pengurus
atau anggotanya.
3. Setelah rapat pendirian selesai maka Notaris Pembuat Akta Koperasi (NPAK) dapat
membuat akta pendirian koperasi.
4. Setelah dibuat akta pendirian koperasi maka para pendiri atau kuasa pendiri dapat
mengajukan akta pendirian koperasi kepada Menteri dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
setelah koperasi mendapat persetujuan nama koperasi dari sistem administrasi layanan badan
hukum koperasi (Sisminbhkop).
5. Apabila setelah melewati 30 (tiga puluh) hari pada proses pengajuan nama tidak
mengajukan permohonan Akta Pendirian, maka persetujuan nama Koperasi melalui
SISMINBHKOP menjadi kadaluarsa dan Koperasi wajib mengajukan usulan nama baru.
Dalam mengajukan akta pendirian koperasi tersebut, para pendiri harus menentukan
apakah bentuk koperasi berupa koperasi primer atau koperasi sekunder, karena cara pendirian
koperasi primer berbeda dengan koperasi sekunder. Adapun syarat pendirian koperasi primer
dan sekunder adalah sebagai berikut:
4
b. Berita acara rapat pendirian koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk
mengajukan permohonan pengesahan apabila ada;
c. Surat bukti penyetoran modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok; dan
d. Rencana awal kegiatan usaha koperasi.
b) Syarat koperasi sekunder
Hal yang harus dilakukan untuk mendirikan koperasi sama seperti koperasi primer
namun terdapat tambahan dokumen berupa:
a. Hasil berita acara rapat pendirian dan surat kuasa koperasi primer dan/atau
koperasi sekunder untuk pendirian koperasi sekunder;
b. Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau sekunder calon
anggota koperasi sekunder; dan
c. Koperasi primer dan/atau sekunder calon anggota melampirkan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) aktif.
Khusus untuk Koperasi Simpan Pinjaman juga terdapat dokumen tambahan yang
dapat dilihat pada Pasal 10 ayat (5) Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No. 9 tahun 2018
tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.
Setelah pendiri atau kuasa pendiri mengajukan akta pendirian koperasi kepada
Menteri maka Menteri dapat melakukan penilaian terkait anggaran dasar serta persyaratan
administrasi lainnya. Apabila diterima Menteri akan menerbitkan Surat Keputusan (SK)
namun apabila ditolak menteri akan menerbitkan keputusan penolakan. Dalam hal ini, yang
berhak menerbitkan SK dan keputusan terkait penolakan adalah Menteri Koperasi dan UKM.
Struktur organisasi koperasi dibentuk sedemikan rupa sesuai dengan idiologi dan
strategi pengembangan untuk memperoleh Strategic Competitiveness sehingga setiap
koperasi boleh jadi mempunyai bentuk yang berbeda secara fungsional karena menyesuaikan
dengan strategi yang sedang dikembangkan tetepi secara basic idologi terutama terkait
dengan perangkat organisasi koperasi akan menunjukan kesamaan.
5
Pengorganisasian menghasilkan suatu pola tugas dan tanggung jawab yang terdiri
atas unit-unit yang terintegrasi melalui hubungan antar bagian koperasi. Hasil
pengorganisasian adalah terjadinya kerja sama antarindividu, antarkelompok, atau
antarbagian. Struktur organisasi koperasi dapat dibentuk dari segi internal dan eksternal
organisasi.
-Anggota
Setiap orang yang terdaftar sebagai peserta pemilik koperasi sesuai dengan
persyaratan dalam anggaran dasar.
-Rapat Anggota
-Pengurus
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota koperasi.
Dalam hal ini Pengurus menjadi pemegang kuasa rapat anggota. Tugas pengurus adalah
mengelola koperasi dalam usahanya, mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan
rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, menyelenggarakan rapat anggota,
mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas,
menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, dan memelihara daftar
buku anggota dan pengurus. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi
wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha. Masa jabatan pengurus dibatasi 5 (lima) tahun.
6
-Pengawas
Pengawas dipilih oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota dan bertanggung jawab
kepada Rapat Anggota. Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, dan membuat laporan tertulis tentang hasil
pengawasannya
-Pengelola
7
itu, adanya koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat, dan koperasi primer. Bagan
struktur eksternal organisasi koperasi dapat dilihat pada berikut:
-Koperasi Induk
Merupakan koperasi yang terdiri atas gabungan paling sedikit 3 koperasi gabungan
yang berkedudukan di ibukota Negara.
-Koperasi Gabungan
Merupakan koperasi gabungan dari paling sedikit 3 koperasi pusat dan berkedudukan
di Ibukota provinsi.
-Koperasi Pusat
-Koperasi Primer
8
1.4 Triple Co dan Hambatan dalam Pengembangan Koperasi
Koperasi memiliki beberapa hambatan, berikut beberapa pernyataan beberapa para ahli
tentang faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi:
a. Menurut Ace Partadiredja dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, faktor-
faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya tingkat
kecerdasan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena pemerataan tingkat
9
pendidikan sampai ke pelosok baru dimulai pada tahun 1986, sehingga dampaknya
baru bisa dirasakan paling tidak 15 tahun setelahnya.
b. Berbeda dengan Ace Partadiredja, Baharuddin berpendapat bahwa faktor
penghambat dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus
terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental
pengurus, pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu
diperbaiki lagi.
c. Prof. Wagiono Ismangil berpendapat bahwa faktor penghambat kemajuan koperasi
adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota. Kerja sama di
bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi kerja sama di bidang usaha
dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang ekonomi merupakan faktor
yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi.
Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan
kunci maju atau tidaknya koperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas koperasi,
diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan
kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu
yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan
manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk
keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan pendidikan
yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional.
Secara global permasalahan koperasi yang menyebabkan koperasi sulit untuk
berkembang ialah:
1. Koperasi saat ini kurang diminati
Sejauh ini koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada asumsi yang berkembang
dalam masyarakat adalah kegagalan koperasi pada waktu yang lalu tanpa ada
pertanggungjawaban kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan
masyarakat tentang pengelolaan koperasi. Dari sinilah perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan adanya sosialisasi diharapkan
pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah. Masyarakat dapat
10
mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat yang dapat
mendongkrak kemakmuran yang merata. Sehingga mereka berminat untuk
bergabung.
2. Kurangnya SDM
Sumber daya manusia yang dimaksud adalah semua pengurus koperasi. Karena lebih
cenderung pengurus koperasi biasanya tokoh masyarakat yang rangkap jabatan,
misalnya ketua RT setempat atau lainnya, sehingga dia tidak fokus terhadap koperasi,
atau bahkan pengurus koperasi yang sudah berumur sehingga kapasitasnya terbatas,
tidak memahami perkembangan zaman. Sangat diperlukan pengarahan tentang
koperasi kepada generasi muda melalui pendidikan tentang koperasi agar dapat
berpartisispasi di dalamnya. Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam
mendukung perkembangan koperasi.
3. Keterbatasan modal
Masalah modal pihak yang paling bersangkutan adalah pemerintah. Di sini
pemerintah yang memiliki modal cukup besar. Dengan pemberian modal koperasi
dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain
pemerintah masyarakat merupakan pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka
yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya
dapat digunakan untuk modal koperasi.
4. Budaya
Kerja keras dan disiplin bangsa Indonesia yang jauh dari harapan, sehingga koperasi
akan sulit untuk berkembang apalagi untuk maju. Untuk itu dalam menetapkan
pengurus koperasi harus diseleksi dengan baik agar nantinya dalam perjalanannya
tidak ada pengurus yang makan gaji buta tanpa mau bekerja. Selain itu hendaknya
dilakukan atau diberikan pelatihan atau bimbingan kepada seluruh pengurus dan
anggota agar mereka sadar bahwa ini adalah koperasi mereka harus mau untuk
bekerja keras guna kemajuan koperasi tersebut.
5. Teknologi
Banyak koperasi yang sampai sekarang masih belum menggunakan teknologi dalam
melakukan kegiatan sehari-hari baik dalam pembukuan, keuangan, administrasi dan
11
pada bidang-bidang lainnya. Sehingga bagaimana mungkin koperasi tersebut bisa
atau akan maju jika sarana dan prasarananya yang menunjang kegiatan ini tidak
dimiliki. Untuk itu hendaknya koperasi mulai sekarang harus memperhatikan
teknologi untuk produksi maupun informasi kepada para anggota.
1.5 Pengawasan Koperasi
Pasal 38 ayat (1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota Koperasi dalam Rapat
Anggota.
Tugas dan wewenang pengawas koperasi sebagaimana diatur dalam pasal 39, secara
umum, pengawas koperasi bertugas mengawasi manajemen koperasi dan membuat laporan
tahunan. Secara rinci tugas dan wewenang pengawas koperasi adalah:
12
3) Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas ditetapkan dalam
anggaran dasar.
Catatan yang diteliti adalah pembukuan neraca dan perhitungan laba rugi koperasi.
Jika pengawas kesulitan meneliti catatan tersebut, pengawas koperasi dapat menyewa jasa
akuntan publik. Lazimnya, hasil audit ini dirahasiakan dari pihak lain yang tidak
berkepentingan. Jika laporan pertanggungjawaban pengawas dalam rapat anggota tidak
diterima atau pengurus memiliki pendapat lain. Pengurus tidak diperkenakan memengaruhi
opini anggota pengawas. Pengurus berhak dan wajib memberi keterangan tersendiri kepada
rapat anggota yang tembusannya diberi ke pengawas. Jika ternyata tidak ada titik temu antara
pengawas dan pengurus, maka putusan akhir diserahkan kepada rapat anggota. Pandangan
tersebut dapat digunakan sebagai acuan menyelesaikan perselisihan antara pengurus dan
pengawas.
1) Untuk mempertebal rasa tanggungjawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan
13
2) Mendidik para pejabat agar mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan
3) Untuk mencegah terjadinya penyimbangan, kelalaian dan kelemahan agar tidak terjadi
kerugian yang diinginkan
14
DAFTAR PUSTAKA
https://indonesia.go.id/layanan/kependudukan/ekonomi/cara-mendirikan-koperasi
(diakses pada tanggal 12 februari 2021)
Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementrian Koperasi Dan Usaha
Kecil Dan Menengah Republik Indonesia. 2010. Struktur Organisasi Koperasi.
https://dinkopukm.slemankab.go.id/wp-content/uploads/2018/07/Strukturr-
Organisasi-Koperasi.pdf (diakses pada tanggal 14 Februari 2021)
15