OLEH :
UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
2022/2023
a. Bentuk Koperasi Dalam Undang - Undang
Koperasi Primer adalah semua koperasi yang didirikan dan beranggotakan orang seorang.
Sedangkan Koperasi Sekunder adalah semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
Badan Hukum Koperasi, baik Badan Hukum Koperasi Primer dan atau Badan Hukum Koperasi
Sekunder.
Dibentuknya Koperasi Sekunder harus berdasarkan adanya kesamaan kepentingan dan tujuan
efisiensi usaha bagi koperasi sejenis ataupun berbagai jenis dan tingkatan yang akhirnya
bermuara pada peningkatan kesejahteraan anggota koperasi primer. Karena itu pendirian
koperasi sekunder harus bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta
mengembangkan kemampuan koperasi primer dalam menjalankan peran dan fungsinya,
sehingga pada dasarnya pendirian koperasi sekunder bersifat subsidiaritas terhadap koperasi
primer.
Koperasi sekunder dapat didirikan tidak hanya oleh koperasi-koperasi sejenis saja, melainkan
juga dapat didirikan oleh koperasi yang berlainan jenis karena terdapat kepentingan aktivitas
atau kebutuhan ekonomi yang sama, aktivitas atau kebutuhan yang sama tersebut akan dapat
dicapai lebih efisien apabila diselenggarakan oleh koperasi sekunder dalam skala kekuatan
yang lebih besar.
Penjenisan koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dengan demikian, sebelum kita mendirikan
koperasi harus metentukan secara jelas keanggotaan dan kegiatan usaha. Dasar untuk
menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi
anggotanya.
1. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat baik selaku
konsumen maupun produsen barang. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan
fungsi penghimpun dana dan menyediakan pinjaman/modal untuk kepentingan anggota,
baik selaku konsumen maupun produsen. Koperasi ini dapat dianggap pula sebagai
koperasi jasa.
2. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang beranggotakan para konsumen atau pemakai
barang kebutuhan sehari-hari. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi
penyedia barang-barang keperluan sehari-hari untuk kepentingan anggota dan masyarakat
selaku konsumen.
3. Koperasi Produsen adalah koperasi yang beranggotakan para produsen barang dan
memiliki usaha rumah tangga. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi
penyedia bahan/sarana produksi, pemrosesan dan pemasaran barang yang dihasilkan
anggota selaku produsen.
4. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang beranggotakan para pemasok barang hasil
produksi. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi pemasaran/distribusi
barang yang dihasilkan/diproduksi oleh anggota.
5. Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi pelayanan jasa tertentu
untuk kepentingan anggota, misalnya jasa asuransi, angkutan, audit, pendidikan dan
pelatihan, dan sebagainya.
2. Syarat untuk mendirikan koperasi sekunder sama seperti koperasi primer, namun
terdapat beberapa tambahan dokumen berupa:
Koperasi memiliki kedudukan yang sangat penting pada sistem perekonomian Indonesia. Sebagai
sokoguru ekonomi, koperasi berperan dalam menumbuhkan ekonomi rakyat yang bersifat
kebersamaan dan gotong royong. Kehadiran koperasi diharapkan dapat menolong nasib anggotanya
yang membutuhkan pekerjaan untuk mengelola usahanya. Koperasi memberi kesempatan bagi
tenaga kerja untuk belajar manajemen keuangan serta mendapatkan penghasilan setiap bulan dari
hasil pengelolaan koperasi. Dengan begitu, koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Itulah mengapa koperasi berperan dalam tatanan perekonomian Indonesia. Dengan memberdayakan
koperasi, berarti juga dapat memberdayakan masyarakat, yang kemudian akan mampu
memberdayakan perekonomian nasional.
Ternyata tidak hanya di bank saja, koperasi juga dapat menjadi wadah untuk menabung. Tabungan
anggota koperasi ini dinamakan Simpanan Sukarela. Berbeda dengan simpanan pokok dan
simpanan wajib, simpanan sukarela merupakan simpanan yang disetorkan oleh anggota dengan
jumlah yang tidak ditentukan, tetapi bergantung kepada kemampuan anggota dan dapat diambil
kapan pun. Simpanan sukarela dapat ditarik ketika dibutuhkan sesuai dengan kesepakatan anggota
dan pengurus. Dalam pencatatan, simpanan sukarela bukan termasuk modal usaha anggota atau
koperasi, terkecuali atas kesepakatan anggota dan pengurus untuk keperluan berinvestasi.
3. Memiliki wadah sebagai tempat berkembang
Disamping sebagai ladang mencari penghasilan, koperasi juga merupakan wadah pengembangan
diri, seperti kegiatan seminar atau perlombaan. Di koperasi “Kopma UGM” sendiri terdapat wadah
bagi para anggotanya untuk mengembangkan minat, bakat, dan ide-ide dalam bentuk Gugus
Komunitas. Adapun Gugus Komunitas tersebut, diantaranya: Speaking Club, Trainer Community,
Kopma Design Center, Gerakan Cinta Koperasi, Kewirausahaan, Lembaga Penerbitan, Sport
Society, Riset, dan Informatika dan Teknologi Club. Contohnya di komunitas Kewirausahaan, kita
dapat melakukan praktek penjualan serta melakukan kunjungan ke tempat-tempat kewirausahaan
atau UMKM, atau mengikuti seminar-seminar kewirausahaan. Kita juga bisa menjadi delegasi pada
lomba-lomba yang membawa nama koperasi “Kopma UGM”, yaitu dengan masuk ke komunitas
Gerakan Cinta Koperasi.
SHU atau Sisa Hasil Usaha merupakan keuntungan yang diterima anggota koperasi setiap tahunnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, sisa hasil usaha adalah
pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan,
dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Di koperasi “Kopma
UGM”, SHU dibagikan tiap akhir periode Kepengurusan. Jumlah SHU setiap anggota berbeda-beda
tergantung besaran poin aktivitas dan belanja. Jika mengikuti kegiatan-kegiatan seperti kepanitiaan,
lomba, pendidikan 3D, ataupun tim kerja, maka kita akan mendapatkan poin aktivitas. Sedangkan,
jika kita melakukan pembelian atau penggunaan jasa di divisi usaha Kopma UGM, maka akan
mendapatkan poin belanja. Poin belanja ini cukup menguntungkan karena berbagai diskon dan
penawaran menarik dari poin belanja yang kita dapatkan. Sebagai anggota koperasi “Kopma
UGM”, kita berhak mendapatkan keuntungan ini. Ketentuan pembagian SHU ini diatur sesuai
dengan kesepakatan seluruh anggota melalui rapat anggota.
Koperasi berdiri atas asas kekeluargaan, dimana anggota dapat saling membantu satu sama lain.
Dengan bergabung menjadi anggota koperasi, tentu saja akan mendapatkan jaringan relasi yang
lebih luas. Kita dapat bertemu dan berkenalan dengan anggota-anggota lain sehingga membentuk
koneksi. Memiliki relasi yang luas dan koneksi yang baik sangat diperlukan ketika kita mulai
berusaha atau menjadi wirausaha.
6. Belajar berwirausaha
Di dalam koperasi, anggota tidak hanya dapat berperan sebagai konsumen, namun juga sebagai
produsen. Koperasi dapat membantu untuk menjual produk dari usaha kita. Produk anggota dapat
dijual melalui koperasi, sehingga pasar yang terbuka lebih luas. Kita akan
mendapatkan customers yang tidak hanya dari anggota koperasi, tetapi juga dari masyarakat sekitar
koperasi atau orang lain yang berhubungan dengan relasi kita. Kita dapat mengembangkan potensi
dan ekonomi pula dengan kemudahan pinjaman dana usaha dari koperasi.
e. Keunggulan Koperasi
6. Demokrasi ekonomi
Dalam koperasi dikenal istilah imbalan jasa. Imbalan jasa ini ditentukan dari banyaknya jasa
masing-masing anggota dalam koperasi. Dengan demikian, tidak terjadi ketimpangan. Dalam
koperasi, semua laporan keuangan dapat diakses anggota, sehingga tidak ada yang ditutup-
tutupi. Transparansi adalah kunci dalam demokrasi ekonomi.