Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

OLEH :

NAMA : PANDE MADE INDAH WAHYUNI (1932122178)


NI KADEK WULAN ANISTYA PUTRI (1932122189)
EKA DINDA WIDYANTARI (1932122168)
I GUSTI NGURAH NYOMAN ASTAWA PUTRA (1932122196)
I WAYAN AGUSTINA ERIAWAN (1832121741)

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
2022/2023
a. Bentuk Koperasi Dalam Undang - Undang

Menurut undang-undang perkoperasian, koperasi dapat berbentuk Koperasi Primer atau


Koperasi Sekunder.

Koperasi Primer adalah semua koperasi yang didirikan dan beranggotakan orang seorang.
Sedangkan Koperasi Sekunder adalah semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
Badan Hukum Koperasi, baik Badan Hukum Koperasi Primer dan atau Badan Hukum Koperasi
Sekunder.

Dibentuknya Koperasi Sekunder harus berdasarkan adanya kesamaan kepentingan dan tujuan
efisiensi usaha bagi koperasi sejenis ataupun berbagai jenis dan tingkatan yang akhirnya
bermuara pada peningkatan kesejahteraan anggota koperasi primer. Karena itu pendirian
koperasi sekunder harus bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta
mengembangkan kemampuan koperasi primer dalam menjalankan peran dan fungsinya,
sehingga pada dasarnya pendirian koperasi sekunder bersifat subsidiaritas terhadap koperasi
primer.

Koperasi sekunder dapat didirikan tidak hanya oleh koperasi-koperasi sejenis saja, melainkan
juga dapat didirikan oleh koperasi yang berlainan jenis karena terdapat kepentingan aktivitas
atau kebutuhan ekonomi yang sama, aktivitas atau kebutuhan yang sama tersebut akan dapat
dicapai lebih efisien apabila diselenggarakan oleh koperasi sekunder dalam skala kekuatan
yang lebih besar.

Penjenisan koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan
kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dengan demikian, sebelum kita mendirikan
koperasi harus metentukan secara jelas keanggotaan dan kegiatan usaha. Dasar untuk
menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi
anggotanya.

b. Jenis Koperasi Berdasarkan Undang – Undang

1. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang beranggotakan masyarakat baik selaku
konsumen maupun produsen barang. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan
fungsi penghimpun dana dan menyediakan pinjaman/modal untuk kepentingan anggota,
baik selaku konsumen maupun produsen. Koperasi ini dapat dianggap pula sebagai
koperasi jasa.
2. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang beranggotakan para konsumen atau pemakai
barang kebutuhan sehari-hari. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi
penyedia barang-barang keperluan sehari-hari untuk kepentingan anggota dan masyarakat
selaku konsumen.
3. Koperasi Produsen adalah koperasi yang beranggotakan para produsen barang dan
memiliki usaha rumah tangga. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi
penyedia bahan/sarana produksi, pemrosesan dan pemasaran barang yang dihasilkan
anggota selaku produsen.
4. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang beranggotakan para pemasok barang hasil
produksi. Usaha koperasi jenis ini adalah menyelenggarakan fungsi pemasaran/distribusi
barang yang dihasilkan/diproduksi oleh anggota.
5. Koperasi Jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi pelayanan jasa tertentu
untuk kepentingan anggota, misalnya jasa asuransi, angkutan, audit, pendidikan dan
pelatihan, dan sebagainya.

c. Tata Cara Dan Syarat Pendirian Koperasi Berdasarkan Undang – Undang


Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM No. 9/2018 tentang Penyelenggaraan dan Pembinaan
Perkoperasian telah mengatur mengenai persyaratan pendirian Koperasi di Indonesia.
Pendirian koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian koperasi yang harus dihadiri
oleh para pendiri, dan juga dihadiri oleh pejabat yang berguna untuk melakukan penyuluhan
terkait koperasi.
Jumlah orang yang hadir dalam pendirian koperasi akan berbeda tergantung jenisnya. Untuk
pendirian koperasi primer dihadiri oleh 20 orang dan akan lebih sedikit untuk koperasi
sekunder.

1. Syarat Koperasi Primer


Pendiri koperasi mengajukan akta pendirian koperasi baik itu secara tertulis maupun secara
elektronik kepada Menteri dengan melampirkan beberapa persyaratan, yaitu:
1. Dua rangkap akta pendirian koperasi (bermaterai)
2. Berita acara rapat pendirian koperasi
3. Surat bukti penyetoran modal,
4. Rencana awal kegiatan koperasi
5. Syarat Koperasi Sekunder

2. Syarat untuk mendirikan koperasi sekunder sama seperti koperasi primer, namun
terdapat beberapa tambahan dokumen berupa:

1. Hasil berita acara rapat pendirian


2. Keputusan pengesahan badan hukum koperasi primer dan/atau sekunder
3. NPWP aktif untuk setiap calon anggota koperasi primer dan/atau sekunder
4. Syarat Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
Terdapat persyaratan khusus untuk KSP yang bisa dilihat pada:
Pasal 10 ayat (5) Permen Koperasi dan UKM No. 9 thn 2018
Setelah pengajuan akta pendirian koperasi, dan mendapatkan penilaian terkait anggaran dasar
serta persyaratan administrasi. Maka Menteri akan menerbitkan dua opsi surat, yaitu Surat
Keputusan (SK) penerimaan, atau penolakan
Tahapan dan Prosedur Pendirian Koperasi
Peraturan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018 telah mengatur tentang tahapan
dan tata cara pendirian koperasi, yaitu :
1. Perencanaan Pendirian Koperasi
2. Penyampaian rencana dan konsultasi ke daerah pusat maupun dinas
3. Rapat Pendirian Koperasi
4. Verifikasi Nama Koperasi
5. Pengajuan Pengesahan Akta Pendirian Koperasi
6. Verifikasi Dokumen Permohonan
7. Mekanisme di Sisminbhkop
8. Pengesahan Pendirian Koperasi

d. Alasan Menjadi Anggota Koperasi

1. Koperasi dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia

Koperasi memiliki kedudukan yang sangat penting pada sistem perekonomian Indonesia. Sebagai
sokoguru ekonomi, koperasi berperan dalam menumbuhkan ekonomi rakyat yang bersifat
kebersamaan dan gotong royong. Kehadiran koperasi diharapkan dapat menolong nasib anggotanya
yang membutuhkan pekerjaan untuk mengelola usahanya. Koperasi memberi kesempatan bagi
tenaga kerja untuk belajar manajemen keuangan serta mendapatkan penghasilan setiap bulan dari
hasil pengelolaan koperasi. Dengan begitu, koperasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Itulah mengapa koperasi berperan dalam tatanan perekonomian Indonesia. Dengan memberdayakan
koperasi, berarti juga dapat memberdayakan masyarakat, yang kemudian akan mampu
memberdayakan perekonomian nasional.

2. Alternatif tempat menabung

Ternyata tidak hanya di bank saja, koperasi juga dapat menjadi wadah untuk menabung. Tabungan
anggota koperasi ini dinamakan Simpanan Sukarela. Berbeda dengan simpanan pokok dan
simpanan wajib, simpanan sukarela merupakan simpanan yang disetorkan oleh anggota dengan
jumlah yang tidak ditentukan, tetapi bergantung kepada kemampuan anggota dan dapat diambil
kapan pun. Simpanan sukarela dapat ditarik ketika dibutuhkan sesuai dengan kesepakatan anggota
dan pengurus. Dalam pencatatan, simpanan sukarela bukan termasuk modal usaha anggota atau
koperasi, terkecuali atas kesepakatan anggota dan pengurus untuk keperluan berinvestasi.
3. Memiliki wadah sebagai tempat berkembang

Disamping sebagai ladang mencari penghasilan, koperasi juga merupakan wadah pengembangan
diri, seperti kegiatan seminar atau perlombaan. Di koperasi “Kopma UGM” sendiri terdapat wadah
bagi para anggotanya untuk mengembangkan minat, bakat, dan ide-ide dalam bentuk Gugus
Komunitas. Adapun Gugus Komunitas tersebut, diantaranya: Speaking Club, Trainer Community,
Kopma Design Center, Gerakan Cinta Koperasi, Kewirausahaan, Lembaga Penerbitan, Sport
Society, Riset, dan Informatika dan Teknologi Club. Contohnya di komunitas Kewirausahaan, kita
dapat melakukan praktek penjualan serta melakukan kunjungan ke tempat-tempat kewirausahaan
atau UMKM, atau mengikuti seminar-seminar kewirausahaan. Kita juga bisa menjadi delegasi pada
lomba-lomba yang membawa nama koperasi “Kopma UGM”, yaitu dengan masuk ke komunitas
Gerakan Cinta Koperasi.

4. Mendapat SHU tiap tahun

SHU atau Sisa Hasil Usaha merupakan keuntungan yang diterima anggota koperasi setiap tahunnya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, sisa hasil usaha adalah
pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan,
dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Di koperasi “Kopma
UGM”, SHU dibagikan tiap akhir periode Kepengurusan. Jumlah SHU setiap anggota berbeda-beda
tergantung besaran poin aktivitas dan belanja. Jika mengikuti kegiatan-kegiatan seperti kepanitiaan,
lomba, pendidikan 3D, ataupun tim kerja, maka kita akan mendapatkan poin aktivitas. Sedangkan,
jika kita melakukan pembelian atau penggunaan jasa di divisi usaha Kopma UGM, maka akan
mendapatkan poin belanja. Poin belanja ini cukup menguntungkan karena berbagai diskon dan
penawaran menarik dari poin belanja yang kita dapatkan. Sebagai anggota koperasi “Kopma
UGM”, kita berhak mendapatkan keuntungan ini. Ketentuan pembagian SHU ini diatur sesuai
dengan kesepakatan seluruh anggota melalui rapat anggota.

5. Asas Kekeluargaan Koperasi

Koperasi berdiri atas asas kekeluargaan, dimana anggota dapat saling membantu satu sama lain.
Dengan bergabung menjadi anggota koperasi, tentu saja akan mendapatkan jaringan relasi yang
lebih luas. Kita dapat bertemu dan berkenalan dengan anggota-anggota lain sehingga membentuk
koneksi. Memiliki relasi yang luas dan koneksi yang baik sangat diperlukan ketika kita mulai
berusaha atau menjadi wirausaha.

6. Belajar berwirausaha

Di dalam koperasi, anggota tidak hanya dapat berperan sebagai konsumen, namun juga sebagai
produsen. Koperasi dapat membantu untuk menjual produk dari usaha kita. Produk anggota dapat
dijual melalui koperasi, sehingga pasar yang terbuka lebih luas. Kita akan
mendapatkan customers yang tidak hanya dari anggota koperasi, tetapi juga dari masyarakat sekitar
koperasi atau orang lain yang berhubungan dengan relasi kita. Kita dapat mengembangkan potensi
dan ekonomi pula dengan kemudahan pinjaman dana usaha dari koperasi.
e. Keunggulan Koperasi

1. Sukarela dan Terbuka


Pada koperasi, anggotanya bergabung atas dasar sukarela. Harapannya, orang yang ingin
menjadi anggota koperasi bergabung atas keinginannya sendiri, tanpa paksaan siapapun.
Sebuah koperasi juga terbuka pada siapapun yang ingin mendaftarkan diri sebagai anggota.
Keanggotaan koperasi bersifat bebas, sehingga orang bisa masuk dan keluar setelah sebuah
periode usai. Dengan demikian, keanggotaan maupun pemodalan koperasi tidak bersifat
permanen.
Jika pada badan usaha lain sistem pengelolaan cenderung tertutup, tidak demikian dengan
koperasi. Pengelolaan lebih terbuka, sehingga tiap anggota dapat dengan mudah mengetahui
seperti apa dana mereka dikelola. Penanggung jawab sebuah koperasi adalah pengurus, maka
setiap pengurus dituntut untuk menjaga agar koperasi tetap transparan.

2. Dari dan untuk Anggota (Demokrasi Kooperatif)


Modal yang digunakan adalah simpanan wajib dan sukarela anggota. Nantinya, anggota juga
yang akan dapat menikmati produk usaha dan hasil dari pengembangan usaha. Besar simpanan
pokok yang dibayarkan hanya satu kali di awal pun tidak berat. Simpanan wajib biasanya
ditetapkan tanpa memberatkan anggota. Sementara simpanan sukarela disetorkan dengan
jumlah yang tak ditentukan.

3. Bertujuan untuk Menyejahterakan


Berbeda dengan banyak jenis usaha lain yang memang didirikan untuk mencari untung,
koperasi didirikan untuk menyejahterakan anggotanya. Oleh karena itu, dalam usaha apapun,
koperasi tak memberikan beban administrasi tinggi. Koperasi juga membuka pintu lebar-lebar
untuk anggota yang membutuhkan pinjaman modal usaha.
Layanan yang dimiliki antara satu koperasi dengan koperasi yang lainnya tentu berbeda. Jika
Anda sering berbelanja kebutuhan pribadi dan rumah tangga, maka jadilah anggota koperasi
konsumsi. Jika Anda memiliki usaha produksi suatu barang, jadilah anggota koperasi produksi.
Jika butuh uang mendesak, jangan pergi ke rentenir. Anda bisa memanfaatkan layanan pada
koperasi simpan pinjam.

4. Mengusung Asas Persamaan


Setiap anggota punya hak dan kewajiban yang sama. Jika pada Perseroan Terbatas ada
perbedaan hak dan kewajiban antara karyawan dan pemilik PT, maka tidak dengan koperasi.
Baik ketua koperasi maupun anggota biasa punya hak suara yang sama. Semua anggota
membayar simpanan wajib yang jumlahnya sama pula.
5. Mengutamakan Persatuan
Badan usaha ini mengutamakan kerukunan dan persatuan antar anggota. Siapapun bisa
diterima menjadi anggota, terlepas dari apakah jenis kelamin, agama, maupun sukunya. Ada
peraturan yang jelas untuk mencegah saling iri antar anggota. Dengan demikian, persatuan
akan tetap terjaga.

6. Demokrasi ekonomi
Dalam koperasi dikenal istilah imbalan jasa. Imbalan jasa ini ditentukan dari banyaknya jasa
masing-masing anggota dalam koperasi. Dengan demikian, tidak terjadi ketimpangan. Dalam
koperasi, semua laporan keuangan dapat diakses anggota, sehingga tidak ada yang ditutup-
tutupi. Transparansi adalah kunci dalam demokrasi ekonomi.

7. Membina dan Mendidik Anggota


Kegiatan koperasi tak hanya seputar jual beli saja. Sebuah koperasi mengadakan beragam
pelatihan yang dapat diikuti anggota. Tak hanya itu, program koperasi sendiri memang untuk
menyejahterakan anggota, membuatnya mandiri secara finansial. Pengaturan uang pun juga
diajarkan, agar tak bersikap boros.

8. Hubungan dan Kerja Sama


Karena tak perlu bersaing antara satu koperasi dan koperasi lainnya, biasanya yang terjadi
justru kerja sama yang kuat antar koperasi. Misalnya pada koperasi produksi dan koperasi
konsumsi. Koperasi produksi fokus pada pengembangan dan pemberdayaan anggota untuk
memproduksi suatu barang. Koperasi produksi fokus untuk penjualan.
Sementara itu, koperasi konsumsi fokus pada pemenuhan kebutuhan tiap anggota. Dalam hal
ini, koperasi konsumsi bisa menjadi distributor barang yang berasal dari koperasi produksi.
Contoh koperasi konsumsi adalah KPRI dan KOPKAR

Anda mungkin juga menyukai