Anda di halaman 1dari 4

KOPERASI

adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan. (Pasal 1 angka 1 UU 25/1992).

I. Prinsip-prinsip Koperasi
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Maksud dari bersifat sukarela adalah seseorang
harus sukarela menjadi anggota koperasi (tidak ada paksaan). Bahkan tidak hanya untuk
menjadi anggota saja, untuk keluar dari keanggotaan koperasi juga harus sukarela
berdasarkan keinginan sendiri. Sementara maksud dari bersifat terbuka adalah tidak ada
diskriminasi antar anggota koperasi. Semua anggota koperasi harus diperlakukan sama.
b. Pengelolaan secara demokratis, artinya pengelolaan koperasi harus dilakukan atas kehendak
dan keputusan para anggota. Disini, anggota koperasi memegang dan melaksanakan
kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota. Maksud dari prinsip ini adalah untuk mewujudkan nilai kekeluargaan
dan keadilan, maka pembagian sisa hasil usaha kepada anggota berdasarkan perimbangan
jasa usaha anggota koperasi, tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang
dalam koperasi. Jadi, pembagian SHU tidak hanya berdasarkan modal melainkan juga
berdasarkan jasa usaha setiap anggota koperasi.
d. Pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Pada dasarnya, modal dalam suatu
koperasi dipergunakan untuk kemanfaatan anggota, bukan sekedar mencari keuntungan.
Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas,
dan tidak didasarkan pada besarnya modal yang diberikan. Adapun yang dimaksud secara
terbatas yaitu wajar (tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar).
e. Kemandirian. Artinya adalah suatu koperasi harus berdiri sendiri tanpa bergantung pada
pihak lain yang didasarkan atas kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan,
dan usaha sendiri. Dalam kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang
bertanggung jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri,
dan kehendak untuk mengelola diri sendiri.
II. Syarat dan Tata Cara Pendirian Suatu Koperasi
Tata cara pendirian koperasi diatur dalam Pasal 12 Permen Koperasi dan UKM No. 9/2018 tentang
Penyelenggaraan dan Pembinaan Perkoperasian.
a. Pertama, pendirian koperasi dilakukan dengan mengadakan rapat pendirian yang dihadiri
para pendiri dan dihadiri oleh pejabat (Kementerian Koperasi dan UKM dan/atau Dinas
Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota sesuai wilayah keanggotaannya) untuk melakukan
penyuluhan terkait koperasi. Untuk koperasi primer dihadiri oleh 20 orang. Rapat pendirian
tersebut, membahas materi rancangan anggaran dasar. Adapun isi dari anggaran dasar dalam
akta pendirian koperasi, yaitu:
1. Daftar nama pendiri;
2. Nama dan tempat kedudukan;
3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
4. Ketentuan mengenai keanggotaan;
5. Ketentuan mengenai Rapat Anggota;
6. Ketentuan mengenai pengelolaan;
7. Ketentuan mengenai permodalan;
8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha; Ketentuan mengenai sanksi.
b. Jenis Koperasi
1. Koperasi Konsumen
merupakan koperasi yang menyelanggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang
penyediaan barang kebutuhan Anggota dan non-Anggota.
2. Koperasi Produsen
Koperasi produsen merupakan koperasi yang menyelanggarakan kegiatan usaha
pelayanan di bidang pengadaan sarana, pemasaran, dan faktor produksi serta pemasaran
produksi yang dihasilkan Anggota kepada Anggota dan non-Anggota
3. Koperasi jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan jasa
non-simpan pinjam yang diperlukan oleh Anggota dan non-Anggota.
4. Koperasi Pemasaran
Koperasi pemasaran merupakan koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
memasarkan produk yang dihasilkan Anggota dan non Anggota.
5. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang menjalankan usaha simpan pinjam sebagai
satu-satunya usaha yang melayani Anggota
III. Syarat Pendirian Koperasi Primer
para pendiri koperasi mengajukan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi secara
tertulis dan/atau secara elektronik kepada Menteri dengan melampirkan:
1. Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup
2. Berita acara rapat pendirian koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan
permohonan pengesahan apabila ada
3. Surat bukti penyetoran modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok
4. dan Rencana awal kegiatan usaha koperasi.
Pendirian Koperasi 3S (Serikat Saudara Sebanteng)

I. Mengadakan Rapat dengan Peserta:


1. Anggota Pendiri Koperasi (20 Orang) terdiri dari anggota jaringan Saudara Sebanteng
2. pejabat (Kementerian Koperasi dan UKM dan/atau Dinas Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota
sesuai wilayah keanggotaannya) untuk melakukan penyuluhan terkait koperasi.
3. Menentukan Jenis Koperasi
4. Pembahasan Akte
II. Pengesahan Akta Koperasi
III. mengajukan permintaan pengesahan akta pendirian koperasi secara tertulis dan/atau secara
elektronik kepada Menteri dengan melampirkan:
1. Dua rangkap akta pendirian koperasi, satu diantaranya bermaterai cukup
2. Berita acara rapat pendirian koperasi, termasuk pemberian kuasa untuk mengajukan
permohonan pengesahan apabila ada
3. Surat bukti penyetoran modal, paling sedikit sebesar simpanan pokok
4. dan Rencana awal kegiatan usaha koperasi.

Anda mungkin juga menyukai