Koperasi sekunder, yang didirikan dan beranggotakan badan hukum koperasi dengan
minimal jumlah anggota 3 koperasi
Koperasi sekunder biasanya dibuat untuk efisiensi dan pemusatan. Cakupan wilayahnya dari
kabupaten, kota, provinsi, bahkan nasional. Koperasi sekunder tediri dari beberapa tingkatan
yakni:
1. Pusat koperasi
Pusat koperasi beranggotakan sedikitnya lima koperasi primer. Pusat koperasi biasanya
dibentuk atas dasar sifat dan bidang usaha yang sama. Contohnya Pusat Koperasi
Pegawai Negeri (PKPN), Pusat Koperasi Unit Desa (PUSKUD), dan Pusat Koperasi
Batik.
2. Gabungan koperasi
Informasi dapat disebarkan melalui majalah atau buletin. Tugas lainnya yakni
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus, pegawai, dan
mereka yang ingin mengelola kegiatan usaha koperasi. Contoh gabungan koperasi yakni
Gabungan Koperai Batik Indonesia (GKBI), Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI)
dan Gabungan Koperasi Perikanan Indonesia (GKPI).
3. Induk koperasi
Induk koperasi bertugas sebagai penyambung koperasi yang menjadi anggota dalam
berhubungan dengan lembaga nasional maupun lembaga internasional. Contoh induk
koperasi yakni Koperasi Induk Pegawai PLN (KIPPLN), Induk Koperasi Unit Desa
(INKUD), Induk Koperasi Simpan Pinjam (IKSP), Induk Koperasi Karyawan Kereta Api
(INKOPKA), dan Induk Koperasi Syariah BMT (Inskopsyah BMT).
LANDASAN KOPERASI
1. Landasan idiil
Landasan idiil koperasi adalah Pancasila. Pancasila harus menjadi dasar kehidupan
koperasi. Lima sila Pancasila juga perlu menjadi dasar tujuan koperasi. Ini dikarenakan
Pancasila adalah falsafah dan dasar negara.
2. Landasan struktural
Landasan struktural koperasi adalah Undang-undang Dasar 1045 Pasal 33 ayat (1). Pasal
tersebut berbunyi: "Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan" Pasal 33 mengamanatkan dasar demokrasi ekonomi. Kegiatan ekonomi
dikerjakan oleh semua untuk semua di bawah pengawasan anggota masyarakat. Tujuan
utama dari kegiatan ekonomi adalah kesejahteraan masyarakat dan bukan kesejahteraan
perorangan.
3. Landasan mental
Landasan mental koperasi adalah kesetiakawanan dan kesadaran pribadi. Dengan dua
landasan itu, koperasi dapat menjadi unsur pendidikan yang baik untuk memperkuat
ekonomi. Dengan kesetiakawanan, kemakmuran dan kesejahteraan dicapai bukan untuk
pribadi namun untuk bersama.
4. Landasan operasional
Landasan operasional lainnya yakni anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
(AD/ART) masing-masing koperasi. Landasan operasional adalah aturan kerja yang harus
diikuti dan ditaati anggota, pengurus, dan pengawas dalam melakukan tugasnya.
TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI
I. DASAR HUKUM
PENYULUHAN PERKOPERASIAN
Dihadiri oleh sekurang-kurangnya 20 orang untuk Koperasi Primer dan 3 Koperasi untuk
Koperasi Sekunder. Dipimpin oleh pendiri atau kuasa pendiri.
Pendiri wajib mengundang Pejabat dari Dinas Koperasi dan UMKM untuk memberikan petunjuk
seperlunya.
Selanjutnya, nama koperasi yang telah disepakati oleh para pendiri harus diajukan kepada
Menteri Hukum dan HAM melalui Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum
Format pengajuan nama koperasi paling sedikit memuat nama koperasi yang dipesan dan jenis
koperasi.
Jenis koperasi terdiri atas produsen, konsumen, pemasaran, jasa, dan simpan pinjam.
Syarat-syarat dari nama yang akan dipakai oleh koperasi adalah sebagai berikut:
a. terdiri dari paling sedikit 3 kata setelah frasa koperasi dan jenis koperasi;
b. ditulis dengan huruf latin;
c. belum dipakai secara sah oleh koperasi lain;
d. tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan;
e. tidak sama atau tidak mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah, atau
lembaga internasional, kecuali mendapat izin dari lembaga yang bersangkutan; dan
f. tidak terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian huruf yang tidak
membentuk kata.
Selain itu, apapila koperasi yang akan Anda dirikan melaksanakan usaha tenaga kerja bongkar
muat di pelabuhan, maka nama koperasi harus memuat frasa "TKBM" sebelum penyebutan nama
koperasi.
Persetujuan dan penolakan atas nama tersebut akan diberikan oleh Menteri Hukum dan HAM
secara elektronik. Apabila disetujui, pemakaian nama tersebut berlaku paling lama 30 hari sejak
persetujuan pemakaian nama diberikan oleh menteri.
V. TAHAP KEEMPAT
Para Pendiri atau Kuasa pendiri mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian/badan
hukum Koperasi sesuai persyaratan yang ditentukan kepada Dinas operasi dan UMKM setempat.
Bagi Koperasi yang beranggotakan/berdomisili lebih dari satu Provinsi/Lintas Provinsi maka
pengajuan pengesahan akta pendirian/badan hukum Koperasi pada Deputi Kelembagaan
Koperasi dan UKM Kantor Kementerian Koperasi dan UKM RI di Jakarta.
VERIFIKASI/PENINJAUAN
Peninjauan kelokasi Koperasi yang mengajukan permohonan Badan Hukum bertujuan untuk
mengetahui:
Selain itu, permohonan pengesahan harus dilakukan paling lambat 60 hari sejak
ditandatanganinya akta pendirian dan apabila batas waktu ini terlampaui, permohonan tidak
dapat diajukan
Setelah dimohonkan, Menteri Hukum dan HAM akan menerbitkan keputusan menteri secara
elektronik mengenai pengesahan akta pendirian koperasi pada saat permohonan diterima dan
Menteri Koperasi dan UKM yang akan menyelenggarakan pengesahan koperasi dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Terakhir, notaris dapat langsung melakukan pencetakan sendiri atas keputusan menteri mengenai
pengesahan akta pendirian koperasi dengan menggunakan kertas berwarna putih ukuran F4/Folio
dengan berat 80 gram.
Pengajuan permohonan pendirian koperasi dapat diajukan melalui laman Direktorat Jenderal
Administrasi Hukum Umum. Untuk panduan melakukan pengajuan permohonan ini dapat
disimak dalam Panduan Penggunaan AHU Online.
Izin Usaha
Perlu diingat bahwa setelah pendirian koperasi disahkan melalui keputusan menteri, dalam
menyelenggarakan usahanya, koperasi harus mengajukan permohonan perizinan berusaha
melalui sistem OSS sebagaimana yang diatur dalam Bagian S Lampiran Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi
Secara Elektronik.
Sebagai informasi tambahan, mengutip dari artikel Sudah Tepatkah Moratorium Izin
Koperasi Simpan Pinjam?, pemerintah memutuskan untuk moratorium atau penghentian
sementara perizinan usaha koperasi simpan pinjam selama tiga bulan ke depan.
Penghentian tersebut dilakukan untuk membenahi kegiatan usaha simpan pinjam koperasi
nasional yang praktiknya masih tidak sesuai dengan regulasi, yaitu memberi pinjaman kepada
non-anggotanya.
Moratorium ini berlaku selama 3 bulan sejak diterbitkannya Surat Edaran Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 26 Tahun 2020 tentang Moratorium
Perizinan Usaha Simpan Pinjam Koperasi.
KELENGKAPAN POKOK
2. Akta Pendirian dan anggaran dasar rangkap 3 ( tga ) ( asli bermaterai Rp. 6.000,- ) yang dibuat
Notaris.
5 .Rencana awal kegiatan usaha Koperasi ( bagi USP/KSP rencana 3 tahun dan RAPBK )
Daftar riwayat hidup pengurus serta dibubuhi pas foto yang bersangkutan.
Hasil peninjauan langsung oleh pejabat Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(setelah pemohonan masuk )