Namun, hal tersebut dibantah tokoh warga Cidaun, Asep Samudra, yang
menuding PT Megatop Inti Selaras tidak pernah melakukan sosialisasi
kepada warga setempat. Bahka izin pihak perusahaan diragukan karena
aktivitasnya telah merusak lingkungan. "Mereka menyedot pasir besi
dengan mesin besar menggunakan pipa karet dan melakukan
penyudetan sungai sehingga mengganggu aktivitas nelayan tradisional,"
kata Asep.
https://nasional.tempo.co/read/491749/pasca-rusuh-megatop-rugi-rp-2-miliar