Anda di halaman 1dari 6

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER EKONOMI

MINERAL
Analisis Dampak Minelal dan Batubara Terhadap Perekonomian
Masyarakat, Pembangunan Wilayah, Serta Aspek Lingkungan di
Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat

DISUSUN OLEH :
RIDHO HABIE KHUKAFAH SYAFARULLAH
D1101191026

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Sumatera Barat merupakan salah satu Provinsi yang memiliki cadangan tambang emas.
Menurut laporan dinas penambangan emas dan energi Provinsi Sumatera Barat tahun 2004,
wilayah Sumatera Barat yang terdapat kandungan emas yaitu pada daerah Kabupaten
Sijunjung, Lima Puluh Kota, Pasaman, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan. Pada daerah
Kabupaten Sijunjung, deposit emas diperkirakan terdapat disejumlah lokasi yang
melakukakan kegiatan pertambangan, seperti: Bukit Kabun, Batu Manjulur, Silokek,
Palangki, Mundam Sakti, Muaro Sijunjung, Lubuk Karia, Tanjung Ampalu, dan Jorong
Koto Panjang.
Berdasarkan dari data, Sumatera Barat dalam tahun 2017 kontribusi sektor
pertambangannya berada di urutan ketiga terhadap PDRB Sumatera Barat setelah sektor
pertanian dan sektor industri. Sejak 5 tahun terakhir, kontribusi sektor pertambangan
terhadap PDRB terus mengalami peningkatan. Peningkatan PDRB Sumatera Barat juga
didukung oleh meningktanya peran sektor pertambangan. Salah satu kabupaten yang
mempunyai kontribusi cukup besar dalam pertambangan adalah Kabupaten Sijunjung.
Salah satu daerah di Kabupaten Sijunjung yang melakukan kegiatan pertambangan
adalah daerah Jorong Koto Panjang Nagari Limo Koto Kecamatan Koto VII Kabupaten
Sijunjung, di daerah ini terdapat kegiatan penambangan emas. Aktivitas pertambangan emas
di Jorong Koto Panjang semakin berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan ini dipicu
oleh dampak positif yang dirasakan masyarakat lebih besar dibanding dampak negatif.
Adapun dampak negatif yang dirasakan masyarakat adalah kerusakan sungai dan terjadinya
dinamika lingkungan. Dampak positif dari pertambangan diantaranya adalah meningkatkan
ekonomi, sebagai alternatif pekerjaan bagi masyarakat dan dapat memperluas lahan
pertanian.
BAB II
ANALISIS DAMPAK

A. Analisis
kontribusi mineral/batubara terhadap ekonomi masyarakat di
Kabupaten Sijunjung
Pada umumnya masyarakat Jorong Koto Panjang bekerja sebagai penambang emas.
Dari 2.798 orang penduduk yang terdata, hampir 80% penduduk terlibat dengan
pertambangan emas. Dalam pekerjan ini ada mayarakat yang berperan sebagai pemilik
saham, pemilik lahan (takur), pekerja serta ada pula masyarakat yang hanya datang untuk
meminta bagian atau masyarakat menyebutnya dengan istilah paket yang telah disediakan.
Pekerjaan sebagai penambang sudah menjadi hal yang lumrah selama 15 tahun belakangan
ini. Semenjak adanya pertambangan emas di Jorong Koto Panjang masyarakat hidup lebih
sejahtera. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan ekonomi seperti, kondisi rumah yang
mewah, adanya kendaraan (motor/mobil), serta masyarakat yang mampu melanjutkan
sekolah anaknya sampai perguruan tinggi. Selain itu, masyarakat Jorong Koto Panjang juga
banyak yang memiliki excavtor pribadi, bahkan satu keluarga mampu membeli empat
excavator.
Dilihat dari segi aspek sosial, dengan adanya aktivitas pertambangan dapat membantu
penyelenggaraan kegiatan pemuda Jorong Koto Panjang, hal tersebut dikarenakan Setiap
adanya aktivitas pertambangan di Jorong Koto Panjang, harus mengeluarkan dana untuk
pemasukan kas pemuda sebesar 1 juta rupiah. Dimana dana ini akan digunakan oleh pemuda
setempat untuk menyelenggarakan acara-acara tertentu seperti acara 17 Agustus, dan dana
ini juga digunakan memperbaiki atau menyediakan fasilitas umum yang dibutuhkan di
daerah tersebut.

B. Analisis dampak industri pertambangan terhadap pembangunan wilayah


di Kabupaten Sijunjung
Kontribusi sektor pertambangan merupakan kontribusi terbesar dari tahun 2012-2015
terhadap PDRB Kabupaten Sijunjung sebesar 5.47%, 6.93%, 6.97%, dan 7.21%. Data di
Kabupaten Sijunjung dalam tahun 2016 memperlihatkan bahwa jumlah pertambangan di
daerah Sijunjung ada sebanyak 100 unit pertambangan. Selanjutnya, dari sisi jumlah
angkatan kerja menurut lapangan pekerjaan, pertambangan dan penggalian berada di posisi
kedua dengan jumlah pekerja sebanyak 6194 orang, ini berada di bawah pertanian dengan
jumlah pekerja sebanyak 45.716 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertambangan
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pembangunan daerah Kabupaten
Sijunjung terutama dari segi PDRB dan jumlah angkatan kerjanya.
Dari segi aspek pertanian, kegiatan pertambangan emas dapat memperluas lahan
pertanian. Hal ini terjadi ketika reklamasi lahan bekas tambang diterapkan, pertambangan
yang dilakukan pada lahan persawahan, pada saat aktivitas pertambangan tersebut telah
selesai dilakukan maka lahan tersebut akan diratakan kembali, sehingga secara tidak
langsung bukit-bukit atau tanah kosong yang berada di tepi atau tengah sawah akan ikut
diratakan oleh excavator. Dari hal tersebut dapat membuat lahan semakin luas atau dapat
membuka lahan baru untuk pertanian masyarakat. Bertambah luasnya lahan pertanian dapat
meningkatkan hasil panen, sehingga juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

C. Analisis dampak industry pertambangan terhadap lingkungan di wilayah


Kabupaten Sijunjung
Aktivitas pertambangan yang dilakukan di daerah Jorong Koto Panjang membuat
sungai, dan lahan yang dulunya hijau dan asri berubah seketika, terlebih lagi pada
pertambangan yang dilakukan di lahan pertanian dan perkebunan. Perubahan lain juga
terjadi ketika aktivitas tambang dilakukan pada lahan perbukitan sehingga lahan tersebut
menjadi datar.
Pada awalnya masyarakat menambang dan berdampak buruk terhadap lingkungannya,
seperti rusaknya lahan produktif, sungai, dan tingkat kesuburan tanah. seiring dengan
berkembangnya pengetahuan tentang pertambangan di Jorong Koto Panjang, lahan milik
masyarakat tidak lagi rusak parah. Masyarakat mulai mengenal adanya reklamasi lahan
bekas tambang yang diterapkan semenjak tahun 2017 sampai sekarang.
BAB III
KESIMPULAN

Kegiatan pertambangan yang dilakukan di daerah Jorong Koto Panjang Kabupaten


Sijunjung sudah dilakukan oleh masyarakat selama 15 tahun belakangan ini, dengan
sebanyak 80% masyarakat daerah Jorong Koto Panjang bekerja di bidang pertambangan
emas. Banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat selama adanya kegiatan
pertambangan ini, baik itu berupa dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif
yang diterima masyarakat seperti meningkatnya perekonomian masyarakat dari aspek
pendapatan, yang berdampak juga terhadap Pendidikan masyarakat setempat. Dampak
pertambangan di salah satu daerah Kabupaten Sijunjung tersebut juga berdampak terhadap
PDRB dan jumlah Angkatan kerja di Kabupaten Sijunjung.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan berupa kerusakan yang
terjadi di sungai, hutan, lahan pertanian dan perkebunan, dan areal perbukitan setempat.
Namun semenjak masyarakat mulai mengenal adanya reklamasi lahan bekas tambang,
kerusakan lahan milik masyarakat dan lingkungan sudah tidak terlalu parah lagi.
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/34064/2/BAB%20I.pdf
http://perspektif.ppj.unp.ac.id/index.php/perspektif/article/download/196/112

Anda mungkin juga menyukai