Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENIDIKAN
SMA NEGERI 2 MOJOKERTO
JALAN RAYA IJEN 09 TELP. (0321) 321505 MOJOKERTO 61317
website://www.sman2mojokerto.sch.id email://info@sman2mojoke rto.sch.id

KEGIATAN BELAJAR III

Kegiatan Belajar II ini membahas tentang sumber daya alam pada bidang pertambangan.
Kegiatan belajar ini akan dibahas juga tentang permasalahan dalam pengelolaan potensi pertambangan
di Indonesia berikut juga pemanfatannya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Silahkan cetak (Print) tabel pada halaman 2-4 pada dokumen ini.
2. Isilah identitas sesuai dengan tempat yang tersedia.
3. Isilah jawaban pada kolom dengan jawaban yang benar dan bertanggung jawab.
4. Silahkan mengisi kolom jawaban dengan ditulis tangan (JANGAN DIKETIK)
5. Silahkan dijawab soal yang ada pada dokumen ini dengan diulis tangan. (JANGAN DIKETIK)
6. Scan dan upload hasil kerja kalian menjadi bentuk (.pdf) pada e-learning sesuai dengan waktu
yang dijadwalkan.
7. Apabila mengalami kendala pengerjaan silahkan dikomunikasikan dengan guru geografi
dengan menggunakan chat melalui WhatsApp.
Nama :
Kelas :

Bacalah artikel berikut ini dengan teliti, lalu jawab pertanyaan dengan benar!

Pengelolaan Tambang Batubara Berkelanjutan (Studi Kasus: Kota Samarinda)


Sumber: Kompasiana.com
Pertambangan batubara di Indonesia telah berlangsungselama 40 tahun lebih, sejak keluarnya
UU No.11 tahun 1967 tentang pokok-pokok Pertambangan yang kemudian diganti dengan UU
Pertambangan Mineral dan Batu Bara Tahun 2009. UU ini telah menjadi landasan eksploitasi
sumberdaya mineral dan batu bara secara besar-besaran untuk mengejar pertumbuhan ekonomi. Industri
batubara Indonesia telah berkembang dengan pesat dalam waktu singkat. Dalam hanya 10 tahun
produksi telah berkembang dari sekitar 3 juta ton menjadi lebih dari 50 juta ton, dan diharapkan dua
kali lipat lagi dalam beberapa tahun mendatang. Sebagai akibatnya industri batubara menghasilkan
manfaat sosial dan ekonomiyang besar bagi Indonesiaseperti:lapangan kerja bagi ribuan masyarakat
Indonesia terutama di daerah yang kurang berkembang di daerah seperti Kalimantan dan Sumatera dan
jugaakan mendukung program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan . Namun kegiatan tersebut
tidak hanya menguntungkan dari segi sosial dan ekonomi tapi juga memberikan dampak negatif,
terutama kerusakan lingkungan di daerah penghasil tambang.
Di daerah penghasil barang tambang, lingkungan yang sehat dan bersih yang merupakan hak
asasi setiap orang menjadi barang langka. Bahkan daerah penghasil juga merasakan ketidakadilan
seperti kebutuhan energi akan listrik dari batubara masih kurang pasokannya. Sementarabatu bara
dikirim ke daerah lain untukmemenuhi kebutuhan energiterutama untuk pembangkit listrik tenaga uap
di Jawa. Disamping itu negara Indonesia ingin meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan
mendapatkan devisa sebesar-besarnya dari bahan tambang dan migas maka tidak ada jalan lain,
eksploitasi besar-besaran terutama barang tambang batubara pada beberapa tahun ini semakin gencar.
Hal ini membuat kondisi lingkungan di daerah penghasil batubara semakin menurun bahkan makin
kritis.
Salah satu daerah penghasil batubara adalah kota Samarinda. Kota Samarinda yang terletak di
daerah katulistiwa. Dengan kondisi topografi yang datar dan berbukit antara 10-200 meter diatas
permukaan laut. Dengan luas wilayah718 KM². Kota Samarinda berbatasan dengan Kabupaten Kutai
Kartanegara disebelah barat, timur, selatan dan utara yang merupakan penghasil batubara terbesar kedua
di Kalimantan Timur. Pada dasawarsa tahun 2000-an, perkembangan peningkatan produksi batubara di
Kota Samarinda semakin meningkat.Sehingga Samarinda juga dikenaldengan sebutan kota
tambangkarena hampir 38.814 ha (54%) dari total 71.823 ha luas kota Samarindamerupakan areal
tambang batubara. Pertambangan batubara yang sudah berproduksi dengan rincian 38 KP (Kuasa
Pertambangan) yang mendapat ijin dari wali kota samarinda dan 5 (lima) PKP2B2 (Perusahaan
Pemegang Perjanjian Karya perjanjian usaha Pertambangan) dengan izin pemerintah pusat. (kompas 30
mei 2009) yang belum beroperasi. Belum lagi ada puluhan tambang-tambang illegal yang banyak
dikelola pengusaha dan masyarakat. Bahkan sekarang kegiatan pertambangan ini telah merambah
kawasan lindung maupun perkotaan. Hal ini diketahui setelah adanya bukti-bukti bahwa kawasan hutan
raya bukit suharto telah dirambah pertambangan batubara dan penambangan illegal yang dikenal
dengan batubara karungan yang banyak terdapat di kawasan perumahan-perumahan penduduk di kota
Samarinda makin memperparah kondisi lingkungan kota Samarinda.
Izin Investasi pertambangan batubara yang dikeluarkan begitu mudah, tentu dikawatirkan akan
mengabaikan tuntutan perlindungan lingkungan dan konflik yang disebabkan oleh kegiatan
pertambangan yang semata-mata berorintasi ekonomi, yaitu bagaimana memperoleh keuntungan yang
besar dari ekspoitasi, semantara aspek lingkungan dan sosial dipinggirkan. Pada hal pertimbangan
lingkungan, sosial dan ekonomi dalam aktivitas pertambangan harus menjadi satu kesatuaan yang tidak
terpisahkan.
Walaupun semenjak adanya pertambangan batubara ini peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) kota sangat terasa dan devisa negara semakin meningkat namun dampak lingkungan dari
kegiatan penambangan batubara yang semakin banyak tersebut juga cukup meresahkan bagi masyarakat
Samarinda. Dampak lingkungan ini antara lain adalah erosi dan banjir dan pencemaran udara,air dan
tanah. Indikator kerusakan lingkungan yang semakin parah tersebut bisa dilihat dari DAS Sungai
Karang Mumus yang semakin berkurang kawasan hutannya akibat pembukaan pertambangan
yangberakibat dampak dari erosi semakin tinggi mengakibatkan sungai karang mumus semakin dangkal
sehingga daya tampung airnya pun semakin berkurang. Hampir kerap terjadi bila hujan dengan
Nama :
Kelas :

intensitas kecil -sedang bisa mengakibatkan beberapa daerah tergenang oleh banjir. Bahkan
data Selama tiga bulan terakhir saja sejak November dan Desember 2008 serta Januari 2009--Samarinda
lima kali didera banjir cukup besar menyebabkan puluhan ribu warga menjadi korban akibat rumahnya
terendam air antara 30 Cm sampai satu meter., padahal awal tahun 90 – 2000, tiap tahun hanya1 -
2xbanjir melanda kota Samarinda.
Dampakperubahan iklim pun juga dirasakan pada saat ini, akibat konversi hutan menjadi
pertambangan menjadikan suhu kota Samarinda naik hampir 1,5 digit, Belum dampak turunan dari
banjir dan perubahan iklim tersebut yaitu banyak penyakit-penyakit seperti muntahber, ISPA, Kulit dan
lain-lain yang semakin sering diderita warga Samarinda.
Dan dampak yang dirasakan langsung oleh warga Samarinda akibat pertambangan batubara ialah
dampak polusi udara dari kegiatan konstruksi dan operasi serta banyaknya truk-truk pengangkut
batubara yang menggunakan jalan-jalan umum kota Samarinda, selain mengakibatkan polusi juga
menimbulkan kerusakan jalan.
Menyadari bahwa permasalahan kerusakan lingkungan hidup yang demikian kompleks,
diperlukan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan penanganan terpadu dengan melibatkan
stakeholders dan instansi teknis terkait bersama-sama untuk mencegah, menanggulangi dan
memulihkan kerusakan lingkungan tersebut.
Permasalahan pokoknya lainnya ialah, bagaimana mengolah dan mengelola SDA dengan
bijaksana agar sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang didasari oleh laporan Our
Common Future (Masa Depan Bersama) yang disiapkan oleh World Commision on Environment and
Development,1987)yaitu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa
mengorbankan kemampuan generasi akan datang untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Tindakan pengelolaan pertambangan batubara berkelanjutan yang tepat perlu dilaksanakan
dengan memperhitungkan : 1. Segi keterbatasan jumlah dan kualitas sumber batubara, 2. Lokasi
pertambangan batubara serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan masyarakat dan pembangunan daerah,
3. Daya dukung lingkungan dan 4. Dampak lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat akibat usaha
pertambangan batubara.
Dari skor keberlanjutannya, untuk dimensi sosial dan lingkungan masih dibawah skor
keberlanjutan, untuk dimensi ekonomi di atas skor keberlanjutan. Dilihat di lapangan, memang dapat
dikatakan dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan batubara sudah sangat
mengkuatirkan walaupun PAD dan ekonomi masyarakat sekitar tambang ada peningkata. Namun bila
diukur dari analisis prospektifnya dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertambangan batubara lebih
banyak merugikan baik materi maupun non materi masyarakat Samarinda umumnya dari kerusakan
lingkungan seperti banjir, polusi udara, air dan tanah.

Jawablah semua pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar pada kolom yng sudah disediakan!

 Berdasarkan artikel diatas, informasi penting apa saja yang dapat kita dapatkan?

 Bagaimana dampak dari dibukanya tambang batu bara di wilayah Kota Samarinda ini
berdasarkan artikel dan bacaan diatas?
Nama :
Kelas :

 Mengapa pembangunan pertambangan batu bara di wilayah Kota Samarinda ini memiliki izin
yang mudah padahal berdampak luas pada kehidupan di wilayah sekitar?

 Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1976 tentang pertambahangan, bahan galian


diklasifikasikan menjad tiga. Bahan galian golongan A, B, dan C. Berikan penjelasan dan
pemanfaatannya dari tiga bahan galian ini?

Bahan Galian A

Bahan Galian B

Bahan Galian C

 Wilayah Indonesia di era industri 4.0 ini dominan dengan pengelolaan bahan tambang berupa
batu bara. Wilayah Indonesia yang menjadi pusat pengelolaan batu bara adalah wilayah
Sumatera dan Kalimantan. Jelaskan menurut pandangan geografi mengapa Indonesia memiliki
potensi sumber daya batu bara yang melimpah?

Anda mungkin juga menyukai