Anda di halaman 1dari 74

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI

KERIPIK PISANG PADA KUB SUKA MAJU BONDU


DESA ARABIKA KECAMATAN SINJAI BARAT

SKRIPSI

Oleh
Rismawati
NIM 105711104416

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
HALAMAN JUDUL

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI


KERIPIK PISANG PADA KUB SUKA MAJU BONDU
DESA ARABIKA KECAMATAN SINJAI BARAT

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan


studi pada Program Studi Strata 1 Ekonomi Pembangunan

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang

tersayang bapak Abd. Latief dan ibu Rostina

Yang selalu memberi nasihat kehidupan dan memberi kasih sayang

serta mendoakan setiap langkah dalam kehidupanku senantiasa

mendoakan, mendorong dan memberikan motivasi kepada penulis.

adikku asri yang selalu mendukung serta keluarga besar yang selalu

menyemangatiku.

MOTTO HIDUP

“Percaya pada dirimu sendiri dan segala kemampuanmu

sekecil apapun itu,

Dan kamu adalah satu-satunya orang yang dapat mewujudkan masa

depanmu”

(Love yourself BTS)

iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha

Industri Keripik Pisang Pada Suka Maju Bondu Desa Arabika Kecamatan Sinjai

Barat)”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis Bapak Abd.Latief dan Ibu Rostina yang

senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus

tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta Asri, Frahesti Agriningsih,S.H dan

A.Arnita,S.E yang senantiasa mendukung dan mememberikan semangat hingga

akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan

dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut

ilmu semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan

cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat. Penulis menyadari bahwa

vii
penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima

kasih banyak disampaikan denga hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku rector universitas

muhammadiyah Makassar

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., selaku dekan fakultas ekonomi dan

bisnis universitas muhammadiyah Makassar

3. Ibu Hj. Naidah, SE.,M.Si., selaku ketua program studi ekonomi

pembangunan universitas muhammadiyah Makassar

4. Bapak Asdar, SE., M.Si Selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar

5. Bapak Dr. H. Muhammad Ikram idrus, SE.,MS. selaku pembimbing l

yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

6. Bapak Ismail Rosulong, SE.,MM selaku pembimbing ll yang telah

berkenang membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian

skripsi..

7. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhamddiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Terima kasih untuk Usmar SE., Nilmawati Dan MUHLIS M. telah

memberikan arahan dan dan banyk membantu untuk skripsi ini.

viii
10. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program

StudiEkonomi Pembangunan angkatan 2016 yang selalu belajar bersama

yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

11. Teman-teman IESP 2 2016 untuk kebersamaannya slama ini dan tidak

sedikit bantuannya untuk penulis.

12. Terima kasih untuk dan semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan samangat, kesabaran, motivasi, dan

dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi

ini. Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari. Bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kepada semua pihak

utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa

mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fii sabilil haq, fastabiqul khairat, wassalamu’alaikum wr.wb

Makassar Oktober 2020

Rismawati

ix
ABSTRAK

Rismawati Tahun 2020 Strategi Pengembangan Usaha Industri Keripik


Pisang Pada Suka Maju Bondu Desa Arabika Kecamatan Sinjai Barat Skripsi
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing (l) H. Muhammad Ikram
idrus dan Pembimbing (ll). Ismail Rosulong
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan industri KUB
Suka Maju Bondu Desa Arabika kecematan sinjai barat kabupaten sinjai. Jenis
penelitian ini adalah kualitatif, metode pengumpulan data melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi langsung di Industri KUB Suka Maju Bondu Desa
Arabika Kecamatan Sinjai Barat. Adapun informan dalam penelitian ini adalah
pemilik industri KUB Suka Maju Bondu itu sendiri dan sekertarisnya.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa industri KUB Suka Maju Bondu
berpotensi mengembangkan beberapa bagian dalam industri tersebut seperti
pemasaran, proses produksi dan pemanfaatan media sosial agar produk keripik
pisang dan produk lainnya bisa di nikmati sampai di manapun. Adanya industri
KUB Suka Maju Bondu Desa Arabika yang menciptakan produk keripik pisang
dengan ciri khas yang berbeda membuat konsumen dan masyarakat sinjai barat
tertarik, dengan itu produk industri tersebut terkenal dengan produk- produknya
dan industri tersebut memotifasi masyarakat agar mengembangkan usaha
dengan niat tulus dan ciri khas yang berbeda agar komsumen tertarik.

Kata kunci: pengembangan usaha melalui pemasaran dan pemanfaatan media


sosial.

viii
ABSTRACT

Rismawati in 2020 Banana Chips Industry Business Development Strategy in


Like Forward Bondu Arabika Village, West Sinjai District Thesis Development
Economics Study Program, Faculty of Economics and Business Muhammadiyah
Makassar. Supervised by Supervisor (1) H. Muhammad Ikram Idrus And Advisor
(ll). Ismail Rosulong,
This study aims to determine the industrial development of KUB Suka
Maju Bondu, Arabika Village, West Sinjai District, Sinjai Regency. This type of
research is qualitative, data collection methods through observation, interviews,
and direct documentation at KUB Suka Maju Bondu Industry, Arabica Village,
West Sinjai Regency. The informants in this study were the owners of the KUB
Suka Maju Bondu industry themselves and their secretaries

The results of this research show that the KUB Suka Maju Bondu industry
has the potential to develop several parts of the industry such as marketing,
production processes and the use of social media so that banana chips and other
products can be enjoyed anywhere. The existence of the KUB Suka Maju Bondu
Arabica Village industry which creates banana chip products with different
characteristics makes consumers and the West Sinjai community interested, with
that industrial products are known for their products and the industry motivates
people to develop businesses with sincere intentions and characteristics. different
so that consumers are interested.

Keywords: business development through marketing and use of social media.

ix
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ..................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL. .................................................................................... ii

HALAMAN MOTTA DAN PERSEMBAHAN. ............................................. iii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v

SURAT PERNYATAAN. ............................................................................ VI

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

ABSTRAK. .............................................................................................. viii

ABSTRACT. .............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN. ............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian] ........................................................................... 5

D. Manfaat Peneliian ........................................................................... 5

x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

A. Tinjauan Teori ................................................................................. 6

B. Tinjauan Empiris ........................................................................... 16

C. Kerangka Konsep .......................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 27

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 27

B. Lokasi dan Jangka Waktu Penelitian ............................................. 28

C. Sumber Data ................................................................................. 28

D. Teknik Pengumpulan Data. ........................................................... 29

E. Definisi Oprasional Variabel. ......................................................... 30

F. Metode Analisis Data .................................................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 33

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 33

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) .................................................. 34

BAB V PENUTUP .................................................................................... 48

A. Kesimpulan ................................................................................... 48

B. Saran ............................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 50

LAMPIRAN. .............................................................................................. 52

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 4.1 Data Produksi KUB Suka Maju Bondu 2019 36

Tabel 4.2 Data Produksi KUB Suka Maju Bondu 2020 38

Tabel 4.3 Data Karyawan KUB Suka Maju Bondu 40

Tabel 4.4 Data Penjualan KUB Suka Maju Bondu Tahun 2019 41

Tabel 4.5 Data Penjualan KUB Suka Maju Bondu Tahun 2020 42

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul halaman

2.1 Kerangka Konsep 26

xiii
DAFRTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 surat balasan penelitian 52

Lampiran 2 podoman wawancara 52

Lampiran 3 dokumentasi 54

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam penghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, saat

ini dituntut untuk dapat mengembangkan usaha supaya usaha dapat maju dan

besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Dalam mengembangkan usaha,

banyak menghadapi kendala-kendala, maka dari itu dibutuhkan straregi

supaya usaha dapat berjalan dan bertahan. Merintis usaha merupakan

pekerjaan yang sesungguhnya tidak sulit dan dapat dilakukan oleh siapapun,

yang terpenting adalah keyakinan, memegang nilai dan kemauan yang kuat

untuk usaha mandiri atau berwirausaha. Kemampuan, keberanian, dan

kesempatan merupakan elemen yang lain yang harus diperkuat untuk menjadi

wirausaha.

Definisi pengembangan usaha itu sendiri adalah terdiri dari sejumlah

tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan

mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataannya,

untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari nol atau baru

memulai usaha sangatlah sulit. Banyak hambatan yang dihadapi seperti

kekurangan modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan

usaha yang buruk, dan sebagainya. Tetapi hambatan-hambatan itu semua

dapat diatasi dengan cara mengembankan dan menerapkan strategi

pengembangan usaha yang baik .

Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang

banyak atau tenaga kerja yang terampil, tetapi juga harus dibarengi dengan

niat. Niat yang sungguh-sungguh untuk menjalankan dan mengembangkan

1
2

usaha menjadi lebih besar. Jika tidak mengembangkan usaha dengan

sungguh-sungguh maka sebaliknya usaha akan akan bangkrut. Cara lain

yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dengan baik

adalah dengan memberikan pendidikan meningkatkan keahlian kepada

pengusaha (wirausaha) seperti memberi pelatihan/workshop tentang

pengembangan usaha, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan dan wawasan yang lebih kepada pengusaha terhadap

pengembangan usaha yang baik. Perlu diingat bahwa pengembangan usaha

itu merupakan bagian dari perencanaan pemasaran (marketing plan).

Kebanyakan orang mendirikan bisnis dengan visi yang hebat dalam

pemikiran. Namun kondisi nyata yang terjadi justru menghantam keras, dan

bahkan lebih sulit bagi beberapa pelaku usaha, bahwa visi itu akhirnya

dilupakan dan mereka terjebak dengan menjaga bisnis tetap berjalan sebagai

bisnis kecil saja. Oleh karena itu, setiap pengusaha baik kecil maupun besar

harus mampu membuat marketing plan terlebih dahulu sebelum

mengembangkan usahanya. Di dalam marketing plan itu dimuat hal-hal

seperti analisa situasi, tujuan pemasaran, anggaran pemasaran, kontrol/

pengawasan terhadap pemasaran dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui implikasi dari uraian mengenai strategi

pengembangan usaha maka akan dilakukan studi tentang Strategi

Pengembangan Usaha dengan mengambil lokasi Usaha yang terdapat di

Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai. Salah satu usaha yang ada di sana

yaitu Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang terletak di Desa Arabika. Alasan

Usaha tersebut dijadikan sasaran penelitian adalah karena merupakan usaha

berkelompok dan telah beroperasi sejak tahun 2005. Awalnya usaha ini

2
3

menghasilkan produk rumahan (kripik), namun sejak 2015 telah membangun

tempat produksi sendiri dan telah mempekerjakan karyawan. Namun

nampaknya, usaha di desa tersebut masih perlu lebih dikembangkan agar

memiliki ciri dan keunggulan kompetitif serta mempunyai value added.

Usaha tersebut telah cukup berkembang, namun diperlukan usaha dan

pengetahuan untuk lebih memajukannya, diantaranya menyangkut perlunya

diversifikasi produk, manajemen usaha, perluasan pemasaran, akuntansi,

pemanfaatan teknologi produksi mutakhir, pemanfaatan media sosial, dan

perlunya perhatian Pemerintah setempat untuk meningkatkan ekonomi

masyarakat dan desa.

Penelitian ini diharapkan menjadi langkah pendukung mengingat

semakin meningkatnya jumlah pesaing sejalan dengan peningkatan

kebutuhan masyarakat akan produk, sehingga berdasar hal tersebut Usaha

yang bersangkutan harus dikembangkan untuk mulai menciptakan pasar

baru dan mengembangkan kegiatan ekonomi lokal yang juga berfungsi

sebagai penyedia lapangan kerja masyarakat sekitar. Untuk mewujudkan hal

tersebut maka diperlukan strategi yang baik dan memiliki perencanaan yang

matang.

Riyanto (2015), mengatakan bahwa perencanaan merupakan

tahapan pertama dalam kegiatan apapun termasuk perencanaan bisnis.

Tahap ini menentukan suatu rangkaian atau kerangka kerja yang

menyeluruh. Bila perencanaan ini berhasil maka sama artinya dengan

merencanakan keberhasilan, dan sebaliknya bila gagal dalam perencanaan

maka sama artinya dengan merencanakan kegagalan. Sehingga alat analisis

dalam perencanaan ini juga menjadi bagian penentu dalam keberhasilan

3
4

perencanaan.

Analisis SWOT menurut Riyanto (2015) adalah merupakan cara

sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melakukan strategi.

Implementasi SWOT sangat bergantung dengan situasi dan kondisi (internal

maupun eksternal). Agar mencapai hasil yang maksimal dalam analisis

SWOT, maka harus mampu merangkum berbagai indikasi yang digunakan

untuk menghitung analisis SWOT itu sendiri.

Berdasar alasan tersebut hingga dilakukan penelitian skripsi untuk

mengkaji strategi pengembangan Usaha di KUB Suka Maju Bondu, Desa

Arabika dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang

Pada KUB Suka Maju Bondu, Desa Arabika, Kecamatan Sinjai Barat).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diurai, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah bagaimanakah strategi pengembangan usaha

Pada KUB Suka Maju Bondu - Desa Arabika - Kecamatan Sinjai Barat

Kabupaten Sinjai ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : Strategi

pengembangan Usaha pada KUB Suka Maju Bondu - Desa Arabika -

Kecamatan Sinjai Barat - Kabupaten Sinja, melalui analisis SWOT.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoris

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi

dalam pengembangan ilmu ekonomi.

2. Manfaat praktis

4
5

a. Penulis dapat menambah pengetahuan maupun sebagai bahan

bacaan khususnya dibidang industri.

b. Pembinaan Usaha hasil penelitian ini bisa

dijadikan stategi pengembangan usaha agar berkembang.

c. Bidang akademis, sebagai acuan bahan reverensi penelitian

selanjutnya.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Strategi

a. Pengertian Strategi

Menurut Nickols (2012), konsep strategi telah dipinjam dari militer

dan diadaptasi untuk digunakan dalam bisnis. Strategi menjembatani

kesenjangan antara kebijakan dan taktik. Strategi dan taktik secara

bersama menjembatani kesenjangan antara tujuan dan sarana. Istilah

"Strategi" dan "Taktik" banyak digunakan dalam buku dan artikel tentang

manajemen. Kadang-kadang tampaknya hal yang sama dan kadang-

kadang tampaknya memiliki makna yang sangat berbeda.

Meskipun strategi dan taktik didefinisikan dalam banyak cara

berbeda, namun keduanya berkaitan yaitu memutuskan cara yang

digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi adalah tentang

menentukan syarat dan ketentuan beroperasi, sedangkan taktik adalah

tentang cara atau perilaku terbaik untuk mengatur operasi itu. Jadi

merupakan seni mendistribusikan dan menerapkan cara yang sistematis

dan ketat untuk mencapai tujuan dan memenuhi visi (Euromed Marseille

School of Management).

Menurut pandangan Nickols (2012), strategi adalah jembatan

antara kebijakan atau tujuan tingkat tinggi di satu sisi dan taktik atau

tindakan konkret di sisi lain. Strategi dan taktik bersama-sama

mengangkang kesenjangan antara tujuan dan sarana. Singkatnya,

6
7

strategi adalah istilah yang merujuk pada jaringan pemikiran, gagasan,

wawasan, pengalaman, tujuan, keahlian, ingatan, persepsi, dan harapan

yang kompleks dan menyediakan panduan umum untuk tindakan spesifik

dalam mengejar tujuan tertentu. Strategi adalah jalan yang tempuh,

perjalanan yang dibayangkan dan, pada saat yang sama, jalan itu

dikendalikan adalah merupakan perjalanan sebenarnya yang memiliki

tujuan, hasil, dan akhir yang harus diperhatikan. Artikel Euromed

Marseille School of Management disebutkan bahwa langkah selanjutnya

untuk menemukan definisi untuk taktik dan strategi dapat diketahui

melalui keputusan strategis dan taktis yang diambil. Pengambilan

keputusan terjadi di semua tingkatan dalam suatu organisasi.

Biasanya keputusan besar menyeluruh tentang arah masa depan

bisnis dibuat tepat oleh puncak organisasi, keputusan besar diperlukan

untuk membuat kenyataan visi yaitu diambil pada tingkat berikutnya ke

bawah, dan seterusnya menuruni hierarki dengan orang-orang di bagian

paling bawah piramida tentang pengambilan keputusan dan cara terbaik

untuk menangani tugas sehari-hari. Seperti halnya semua upaya

kategorisasi, definisi bisa agak arbitrer, Namun perbedaan yang khas

mungkin adalah keputusan yang terkait dengan Misi, Kebijakan, Strategi,

Taktik dan Operasi.

b. Jenis-Jenis Strategi

Mintzberg (1995:22) mengidentifikasi 5 jenis strategi (Euromed

Marseille School of Management), yaitu:

1) Strategi sebagai Rencana

7
8

Di sini strategi didefinisikan sebagai panduan untuk tindakan

tertentu. Namun, karena masa depan tidak dapat diketahui, itu hanya

bisa menjadi ungkapan niat, proposal untuk jalur antara kondisi saat ini

dan kondisi masa depan yang diinginkan. Pandangan ini, yang

dipelopori oleh George Steiner, adalah salah satu deskripsi strategi

tertua dan paling umum.

2) Strategi sebagai Pola

Di sini fokus bergeser dari niat awal menuju pada hal yang

sebenarnya terjadi. Strategi perlu dimodifikasi karena tujuan

disesuaikan untuk mengakomodasi realitas yang berubah. Akibatnya,

strategi hanya dapat dipahami dalam retrospeksi melalui analisis pola

keputusan dan tindakan masa lalu. Pandangan ini tercermin dalam

sebagian besar karya Mintzberg lainnya.

3) Strategi sebagai Posisi

Strategi didefinisikan sebagai cerminan dari keputusan untuk

menawarkan produk atau layanan di pasar tertentu. Mengambil

pandangan ini, strategi ditentukan terutama oleh yang terjadi di luar

perusahaan antara pelanggan, pemasok dan pesaing, peran pembuat

keputusan adalah untuk menganalisis dan menyesuaikan dengan

lingkungan kompetitif. Pandangan ini terlihat dalam karya-karya

Michael Porter.

4) Strategi sebagai Perspektif

Di sini strategi didefinisikan sebagai sistem nilai dan

kepercayaan, yang dihasilkan dan diabadikan oleh para pembuat

strategi, individu atau kelompok yang idenya membentuk seluruh arah

8
9

organisasi. Ini adalah asumsi yaitu menentukan bisnis dibangun dan

yang menentukan hal yang dianggap bermakna dan relevan.

Pandangan ini dapat ditemukan dalam karya-karya Peter Drucker.

5) Strategi sebagai taktik

Di sini strategi dipandang sebagai perilaku dari pada persepsi.

Strategi dan taktik tumpang tindih dan didefinisikan sebagai manuver

untuk mencegah atau membingungkan pesaing. Dalam hal ini,

tujuannya adalah untuk mengubah atau mencegah beberapa hasil yang

diharapkan di masa depan dari pada untuk mencapainya,

merencanakannya, atau beradaptasi dengannya. Pandangan ini dapat

ditemukan dalam karya-karya Thomas Schelling.

b. Sifat-Sifat Strategi

Menurut Ruslan (1997), strategi memiliki beberapa sifat, yaitu :

1) Menyatu (unified) yaitu : menyatukan seluruh bagian-bagian yang ada

dalam organisasi.

2) Menyeluruh (comprehensif) yaitu : mencangkup seluruh aspek dalam

organisasi.

3) Integral (integrated) yaitu : seluruh strategi akan cocok / sesuai untuk

seluruh tingkatan.

2. Pengembangan Usaha

a. Definisi Pengembangan Usaha

Dalam istilah yang paling sederhana, pengembangan usaha atau

bisnis dapat diringkas sebagai ide, inisiatif dan kegiatan yang bertujuan

untuk membuat bisnis lebih baik. Ini termasuk peningkatan pendapatan,

pertumbuhan dalam hal ekspansi bisnis, peningkatan profitabilitas dengan

9
10

membangun kemitraan strategis, dan membuat keputusan bisnis strategis

Seth,(2019).

Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap

pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan kedepan,

motivasi dan kreativitas. Pada umumnya pemilik usaha dalam

mengembangkan usahanya harus mampu melihat suatu peluang dimana

orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap peluang dan memulai

usaha (bisnis), dan menjalankan bisnis dengan berhasil.

Di sisi lain, Fadillah (2012) pengembangan usaha adalah tugas dan

proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial,

dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha,

tetapi tidak termasuk keputusan strategi dan implementasi dari peluang

pertumbuhan usaha. Sedangkan untuk usaha yang besar terutama di

bidang teknologi industri Pengembangan Usaha adalah istilah yang sering

mengacu pada pengaturan dan mengelola hubungan strategis dan aliansi

dengan yang lain.

Pengembangan Usaha adalah suatu lembaga yang menghasilkan

barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Apabila kebutuhan

masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat sesuai

perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil

memperoleh laba.

b. Unsur Pengembangan Usaha

Menurut Arif (2016), ada 2 unsur penting dalam mengembangkan

usaha ada yaitu :

1) Unsur yang berasal dari dalam ( pihak internal ) :

10
11

a) Adanya niat dari pengusaha atau wirausaha untuk mengembangkan

usahanya menjadi lebih besar.

b) Mengetahui teknik memproduksi barang seperti berapa banyak

barang yang harus diproduksi, cara apa yang harus digunakan untuk

mengembangkan barang atau produk , dan lain lain.

c) Membuat anggaran yang bertujuan seberapa besar pemasukan dan

pengeluaran produk.

2) Unsur dari pihak luar ( Pihak eksternal) :

a) Mengikuti perkembangan informasi dari luar usaha.

b) Mendapatkan dana tidak hanya mengandalkan dari dalam seperti

meminjam dari luar.

c) Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik atau kondusif untuk

usaha.

d) Harga dan kualitas ialah unsur strategi yang paling umum ditemui.

Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa

berkualitas, prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang

berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga yang murah pula.

e) Cakupan jajaran produk. Suatu jajaran produk atau jasa yang

bervariasi memungkinkan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan

dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorong perekonomian

yang pada gilirannya akan memberi untung pada konsumen. Namun

sebaliknya, sebuah jajaran produk yang sedikit memungkinkan

seseorang untuk menggali potensi produk tersebut dengan lebih

dalam, mungkin termasuk banyak alternatif untuk jenis produk yang

11
12

sama. Namun variasi produk yang sedikit juga bisa disandingkan

dengan keahlian yang seksama.

f) Kreativitas merupakan salah satu unsur penting yang perlu dijadikan

sebagai salah satu karakter dalam mengelola bisnis. Kreativitas akan

memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan sebuah bisnis

usaha. Usaha bisnis sangat perlu dikelola secara kreatif oleh

pemiliknya dalam segala aspek, agar tetap berkembang mulai dari ide

dan produksi.

c. Strategi Pengembangan Usaha

Menurut Hendro (2011:7), terdapat beberapa strategi yang biasa

digunakan dalam pengembangan usaha, yaitu sebagai berikut:

1) Mengembangkan pasar dari sisi produknya

Mengembangkan pasar dari sisi produknya adalah langkah yang

paling memungkinkan untuk dilakukan pertama kali karena produk

utamanya telah diperkenalkan dan sudah tumbuh, sehingga masalah

profitabilitas (kemampuan mendapatkan laba) serta popularitas dan

kualitas sudah diterima di pasar.

2) Mengembangkan pasar dari sisi sistem penjualannya

Banyak strategi mengembangkan pasar yang dilakukan

mengembangkan sistem penjualannya, antara lain:

a) Mengembangkan sistem distribusi penjualan kedalam (internal),

antara lain:

1. Mengembangkan sendiri, seperti: membuka cabang baru dikota-

kota besar, membuka outlet, agen, atau sejenisnya atas dana

sendiri dan membuka jalur distribusi sendiri.

12
13

2. Mengembangkan melalui kerja sama dengan pihak lain,

b) Mengembangkan sistem jaringan pemasaran dengan pihak lain,

antara lain:

1. Membuat jaringan pemasaran secara berjenjang, MLM (multi level

marketing) dimana konsumen adalah pemasar (ranting

pemasaran) dan distributor sekaligus.

2. Membuat, menyusun, merencanakan sistem franchising dengan

menjual jaringan, standar operasional, merek produk, nama

perusahaan, popularitas, dan lain-lain.

3. Sub-kontraktor sebagian dan seluruh proses pemasaran, misalnya

subkontraktor desain, supplier, broker, dan lain-lain.

4. Kerja sama operasional atau outsourcing untuk bagian dari

kegiatan pemasaran, misalnya kerja sama developer dengan

broker.

c) Mengembangkan pasar dengan menggabungkan bisnis yang lain

dalam satu industri. Cara yang tepat untuk memperbesar pasar bila

modalnya cukup dan ingin cepat menjadi besar adalah akuisisi

(mengambil alih bisnis lain) dan Merger (menggabungkan dua badan

usaha atau lebih).

d. Mengembangkan Pasar Dengan Strategi Integrasi (Penyatuan)

Terdapat dua jenis strategi integrasi, yaitu:

1) Integrasi vertikal (hulu ke hilir dari flow industry). Penyatuan integrasi

vertikal dengan cara membeli perusahaan kedalam (pemasok, konsultan,

produsen, dan lain-lain) atau membeli perusahaan keluar arah konsumen

(distributor, wholeseller, agen, outlet, dan lain-lain). Contohnya adalah

13
14

perusahaan mie yang membeli perusahaan gandum, perusahaan

hypermarket yang membeli perusahaan jaringan mini market, dan lain-

lain.

2) Integrasi horizontal (antar produk, antar kategori). Penyatuan integrasi

perusahaan-perusahaan yang produknya tidak sama tetapi menunjang

kesuksesan bisnisnya. Contohnya adalah perusahaan sepatu membeli

perusahaan alat-alat olahraga, dan lain-lain.

e. Mengembangkan pasar dengan sinergisme

Melakukan pengembangan pasar dengan cara mengadakan

perjanjian kerja sama antara dua perusahaan yang berbeda pasar dengan

tujuan swap market atau tukar pasar dan memperkuat satu sama lainnya

karena keduanya mempunyai keistimewaan. Perusahaan yang satu ingin

memasarkan produknya ke pasar dan perusahaan yang lainnya ingin

menambah calon pelanggan. Contohnya adalah bank dan asuransi, rumah

sakit dengan asuransi, dealer mobil dengan asuransi, dan lain-lain.

3. Analisis SWOT

Untuk mengembangkan sebuah strategi, terlebih dahulu diperlukan

analisis. Jurnal Entrepreneur (2020) mengemukakan bahwa Strength,

Weakness, Opportunity, Threat atau yang biasa dikenal dengan analisis

SWOT adalah analisis yang penting dilakukan pada perusahaan untuk

menentukan penyusunan strategi, penjualan produk, maupun ide bisnis baru.

Analisis SWOT adalah suatu teknik perencanaan strategi.

Menurut Jurnal Entrepreneur (2020), terdapat 4 komponen dasar

pada analisis SWOT, yaitu:

14
15

a) S: Strength atau kekuatan. Komponen ini adalah suatu karakteristik yang

dapat memberikan keuntungan atau kelebihan dibandingkan dengan

yang lainnya.

b) W: Weakness atau kelemahan. Salah satu karakteristik yang dapat

menentukan kelemahan yang ada pada perusahaan.

c) O: Opportunity atau peluang. Dengan menggunakan komponen ini, Anda

akan mengetahui peluang-peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan

untuk perusahaan agar bisa berkembang nantinya.

d) T: Threat atau ancaman. Komponen ini guna untuk mengetahui

ancaman-ancaman apa saja yang mungkin akan dihadapi oleh

perusahaan. Yang mana dapat menghambat perkembangan dari

perusahaan Anda.

Dari empat komponen tersebut, analisis SWOT dapat dibagi menjadi

dua faktor yaitu; faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal di sini

meliputi strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan), sedangkan faktor

eksternal meliputi opportunity (peluang) dan threat (ancaman). Karena itu,

analisis SWOT biasa disebut sebagai analisis internal-eksternal atau

internal-eksternal analisis. Sedangkan, matriks dari SWOT dikenal sebagai

Matrix IE/IE Matrix.

Menurut Pahlevi (2018), tujuan melakukan analisis SWOT adalah

membantu untuk memahami bisnis yang dimiliki dengan menghadirkan

sudut pandang operasi perusahaan dari sudut yang berbeda. Dalam bisnis

yang baru, analisis ini sangat penting dilakukan untuk membantu proses

perencanaan usaha. Artinya, analisis SWOT membantu usaha baru berada

di rel yang benar. Di dalam organisasi, analisis SWOT adalah kerangka kerja

15
16

yang membantu menganalisis semua faktor internal dan eksternal yang

dapat mempengaruhi perencanaan.

Perencanaan ini dapat berupa produk baru, proyek ataupun strategi

yang akan dilakukan oleh perusahaan. Melalui penggunaan yang sederhana

dan tepat, analisis SWOT dapat membantu perusahaan untuk memahami

dinamika yang terjadi dengan situasi yang terjadi. Analisis ini telah di adopsi

oleh sejumlah perusahaan selama bertahun-tahun dan banyak contoh

analisis SWOT yang berhasil digunakan sebagai panduan perusahaan.

B. Tinjauan Empiris

Tinjauan empiris di sini adalah merupakan hasil penelitian terdahulu

yang mengemukakan beberapa konsep yang relevan dan terkait dengan

UMKM. Beberapa hasil penelitian dimaksud yang dijadikan acuan penulisan

skripsi ini antara lain :

Dewi Aulia dan Andri Ikhwana. Pada Tahun 2012, berjudul

Perencanaan Strategi Pengembangan Usaha Kain Tenun Sutra Dengan

Pendekatan Metode Balanced Scorecard (Studi Kasus Di Pabrik Sutra Tiga

Putra). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa beberapa faktor internal yang

menjadi hambatan perusahaan antara lain: dalam perspektif keuangan yaitu

perusahaan belum mampu mengoptimalkan kapasitas dari mesin ATBM (Alat

Tenun Bukan Mesin), untuk hambatan dalam perspektif pelanggan para

konsumen belum mengenal kain sutra putihan yang di produksi oleh

perusahaan kain sutra tiga putra. Untuk itu, perusahaan masih kesulitan

dalam menambah jumlah pelanggan karena setiap produk kain hanya dijual

ke perusahaan kain batik di cirebon, hambatan dalam perspektif proses

16
17

bisnis internal adalah perusahaan masih kesulitan dalam penerapan sistem

manajemen mutu dikarenakan tidak adanya struktur organisasi yang jelas,

karena masih dilakukan secara kekeluargaan, dan hambatan dalam

perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah perusahaan belum dapat

memberikan worksop dan training secara berkala dikarenakan biaya yang

harus dikeluarkan perusahaan cukup besar. Dan beberapa faktor eksternal

yang berpengaruh terhadap perusahaan adalah munculnya pabrik-pabrik

baru yang bergerak dibidang yang sama dengan skala yang lebh besar, dan

kesuliatan dalam merebut pasar dikarenakan kurangnya promosi kepada

konsumen yang mengakibatkan produk kain sutra tiga putra belum banyak

dikenal dipasaran. Dilihat pada matriks Boston Consulting Group (BCG).

Posisi perusahaan pada saat ini berada pada posisi Question Mark (tanda

tanya) yang berarti perusahaan berada pada posisi pangsa pasar relatif

rendah tetapi harus bersaing dalam industri dengan pertumbuhan yang tinggi.

Maka strategi yang cocok untuk Question Mark adalah strategi Intensif yaitu:

1) Penetrasi Pasar, hal ini bisa dilakukan dengan cara promosi harga, iklan,

publisitas, dan perluasan jaringan distribusi. 2) Pengembangan Pasar,

dengan memperkenalkan produk kain sutra ke wilayah baru yang

cakupannya lebih luas. 3) Pengembangan Produk, merupakan strategi yang

berupaya untuk meningkatkan penjualan dengan mengembangkan produk

kain sutra atau memodifikasi produk yang lebih bervariatif. Akan tetapi

strategi ini memerlukan biaya yang cukup besar untuk melakukan penelitian

dan pengembangan.

Muh. Taufik. Pada tahun 2012. Yang berjudul Trategi Pengembangan

Agribisnis Sayuran Di Sulawesi Selatan. Hasil penelitiannya menyatakan

17
18

bahwa Analisis SWOT pengembangan agribisnis sayuran memperoleh

empat strategi yang perlu dilakukan, yaitu: 1) strategi agresif (S-O),

memaksimalkan potensi/ kekuatan untuk meraih peluang optimal dengan

pemanfaatan teknologi produksi, perluasan lahan dan pangsa pasar,

kebijakan pemerintah/pengembangan kelembagaan usaha agribisnis, dan

peningkatan kualitas SDM, 2) strategi diversifikasi (S–T), memaksimalkan

potensi/kekuatan untuk mengurangi ancaman yang ada, dengan melakukan

kegiatan usaha tani yang ramah lingkungan, pemberdayaan penangkar

benih, dan penerapan PHT, 3) strategi divestasi (W–O), meminimalkan

kelemahan/hambatan untuk meraih peluang semaksimal mungkin serta

meningkatkan produksi/produktivitas dan mutu produk, penguatan sarana

usaha pertanian, diversifikasi, dan pengaturan pola tanam sesuai permintaan

pasar, 4) strategi survival (W–T), meminimalkan kelemahan dan hambatan

untuk meminimalkan ancaman dengan meningkatkan efisiensi biaya

produksi, memperluas informasi pasar, dan meminimalkan pemakaian input

kimia. Strategi pengembangan agribisnis sayuran berkelanjutan ke depan

adalah melakukan reorientasi sistem pengelolaan tanaman, sinergi dan

harmonisasi inovasi budi daya, serta mengembangkan kerja sama

kemitraan. Strategi diarahkan pada upaya mengembangkan produksi sesuai

dengan kebutuhan, menciptakan pola tanam yang merata sepanjang tahun,

meningkatkan daya saing dan kemampuan SDM, menguatkan kelembagaan

petani, permodalan, dan pemasaran, serta mengoptimalkan penggunaan

lahan serta sarana dan prasarana. Peningkatan produktivitas dan kualitas

sayuran memerlukan dukungan kebijakan pemerintah, khususnya subsidi

18
19

sarana produksi bagi petani serta upaya menerapkan pedoman budi daya

sayuran

Farah Bonita. Pada Tahun 2013. Berjudul Strategi Pengembangan

Industri Kecil Kerajinan Batik Di Kota Semarang. Hasil penelitiannya

menunjukkan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat di

nyatakan bahwa:

1. Sebagian besar pengusaha industri kecil kerajinan batik di Kota

Semarang mendirikan usaha pada tahun 2006. Sebagian besar

pengusaha menggunakan modal untuk mendirikan usaha bersumber

dari modal pribadi serta pinjaman yang didapatkan dari Dinas Koperasi

dan UMKM Kota Semarang. Hampir keseluruhan tenaga kerja pembatik

berasal dari Kota Semarang. Mayoritas pengusaha industri kecil

kerajinan batik menghasilkan produk batik tulis dan cap, dan sebagian

besar daerah pemasaran hasil produksi batik Semarangan masih

berada di daerah Semarang atau lokal. Secara keseluruhan, bahan

baku yang digunakan dalam proses pembuatan batik oleh pengusaha

berasal dari Kota Pekalongan, Jogja, Solo dan Malang dan sebagian

besar teknologi yang diterapkan dalam proses pembuatan batik

Semarangan adalah teknologi sederhana.

2. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan MPE, maka terdapat tiga

strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan industri kecil

kerajinan batik di Kota Semarang. Strategi pertama yang memiliki hasil

total nilai MPE tertinggi adalah strategi pengembangan melalui modal,

kemudian strategi dengan hasil total nilai MPE tertinggi kedua adalah

strategi pengembangan melalui pemasaran dan strategi dengan hasil

19
20

total nilai MPE tertinggi ketiga adalah strategi pengembangan melalui

bahan baku.

3. Berdasarkan nilai MPE, maka strategi melalui kriteria pinjaman lunak

yang diberikan Pemerintah Kota Semarang yaitu Dinas Koperasi dan

UMKM Kota Semarang kepada pengusaha industri kecil kerajinan batik

Semarangan, dan bantuan modal yang diberikan oleh pihak BUMN bagi

para pengusaha industri kecil kerajinan batik di Kota Semarang dapat

dijadikan sebagai strategi utama dalam pengembangan industri kecil

kerajinan batik di Semarang maupun masyarakat dari luar Kota

Semarang.

Desy Sugianti. Pada tahun 2016. Strategi Pengembangan Kawasan

Wisata Pasar Terapung Berbasis Kearifan Lokal di Kota Banjarmasin. Hasil

penelitiannya menunjunkkan Berdasarkan hasil penelitian, maka

disimpulkan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai

pengelola tunggal kawasan Pasar Terapung Kuin dan Siring dalam

menjalankan visi dan misi serta mewujudkan tujuan yang ditetapkan adalah

dengan menghadirkan kawasan pasar terapung yang mudah diakses oleh

pengunjung dan wisatawan yaitu Pasar Terapung Siring. Tetapi dengan

adanya pasar terapung tersebut, tentunya akan memberikan dampak yang

kurang baik terhadap pasar terapung tradisional jika tidak diimbangi

dengan sistem pengelolaan yang sama. Pemerintah banyak melakukan

program pengembangan dan pemeliharaan terhadap kawasan Pasar

Terapung Siring tetapi perlakuan tersebut tidak banyak dilakukan terhadap

kawasan Kuin. Dari segi kebutuhan penunjang pariwisata seperti

ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata tidak berjalan serentak,

20
21

yang artinya peningkatan fasilitas paling tinggi hanya terdapat di wilayah

Pasar Terapung Siring dan tidak terjadi di Pasar Terapung Kuin. Peran

serta masyarakat sekitar kawasan wisatapun dapat dikatakan tidak berjalan

beriring. Masyarakat di kawasan Pasar Terapung Siring terindikasi sudah

sadar akan potensi wisata yang ada yang dapat memberikan dampak

peningkatan ekonomi terhadap keterlibatannya dalam kepengurusan.

Sedangkan untuk warga masyarakat Kuin, seperti belum adanya organisasi

yang secara resmi menaungi pengelolaan kawasan dapat dikatakan bahwa

belum terjadi kesadaran di masyarakat akan potensi pariwisata yang

dimiliki. Sementara berbagai faktor ancaman mulai hadir seiring pesatnya

perkembangan industri pariwisata dewasa ini. Apabila peran serta

masyarakat tidak terbangun dengan baik maka keberlanjutan dari kawasan

Pasar Terapung Kuin dipastikan akan menghilang dan punah. Belum lagi

masalah regenerasi komponen Pasar Terapung Kuin yang apabila tidak

ada sistem daur hidupnya maka akan terjadi berbagai ancaman yang

dikhawatirkan selama ini. Sehingga disini perlu adanya peran yang saling

memberikan timbal balik antara pemerintah setempat dan warga

masyarakat lokal. Peran pemerintah sebagai pengelola pun haruslah

mampu mengatasi dan menangani permasalahan yang ada di masyarakat

tersebut. Sentuhan stimulasi oleh pemerintah haruslah mampu menembus

masuk ke lapisan masyarakat hingga akar, tidak hanya menyentuh

permukaan sebagai salah satu komponen dalam pengembangan yang

dilakukan.

Sani Tantra dan R. dan R. Retno Ardianti. Pada tahun 2014. Strategi

Pengembangan Bisnis Pada Ud. Sumber Baru Surakarta (Studi Pada Aspek

21
22

Pemasaran). Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai strategi

pengembangan bisnis studi aspek pemasaran maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Analisis Internal perusahaan dalam fungsi keuangan, pemasaran, dan

operasional pada fungsi perencanaan, pengorganisasian, fungsi

pergerakan, maupun fungsi pengawasan telah dijalankan dengan baik

oleh UD. Sumber Baru. Untuk Fungsi keuangan hanya berfokus pada

aktifitas anggaran saja, pencatatan aktifitas keuangan belum dilakukan

sehingga perlu dilakukan pencatatan aktivitas keuangan agar pendanaan

lebih terarah. Untuk fungsi pemasaran dalam penerapan masih belum

maksimal dan perlu ditingkatkan lagi agar dapat menunjang fungsi bisnis

yang lain. Untuk fungsi operasional merupakan fungsi bisnis yang sudah

optimal yang diterapkan karena berfokus pada pelayanan konsumen dan

kinerja karyawan sangat terkontrol dalam UD. Sumber Baru. Namun

fungsi sumber daya manusia belum dijalankan pada UD.Sumber Baru

sehingga pengelolaan terhadap karyawan belum maksimal karena tidak

adanya pengelolaan yang mengatur karyawan.Secara keseluruhan dari

tiap fungsi manajemen telah diterapkan dan dijalankan dengan baik oleh

UD. Sumber Baru.

2. Analisa Eksternal perusahaan melalui analisa Porter dapat disimpulkan

bahwa UD.Sumber Baru memiliki posisi yang kuat dengan daya tawar

pemasok yang rendah, daya tawar pelanggan yang kuat, Intensitas

persaingan antara pesaing perusahaan yang tinggi, ancaman produk

subtitusi yang tinggi, dan ancaman pendatang baru yang tinggi.

22
23

3. Analisa SWOT perusahaan dapat disimpulkan bahwa kekuatan dan

kesempatan yang dimiliki perusahaan lebih besar dibandingkan dengan

kelemahan serta ancaman yang ada sehingga hal ini dapat membuat

UD.Sumber Baru dapat lebih maju dan berkembang ke depannya.

4. Berdasarkan segala faktor dan kondisi yang terjadi pada UD. Sumber

Baru maka strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan adalah

strategi fokus nilai terbaik (Best Value Focus) karena sangat sesuai

dengan kondisi dan kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan agar

dapat unggul dari kondisi persaingan yang ada.

Muhammad Afridhal. Pada tahun 2017. Strategi Pengembangan

Usaha Roti Tanjong Di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Strategi Pengembanga Usaha Industri

Rumah Tangga Roti Tanjong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor internal yang dapat mempengaruhi pengembangan industri rumah

tangga roti tanjong di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen adalah

kualitas roti tanjong, kontinuitas, usaha mudah dan resiko kecil, saprodi

mudah didapat, potensi sumber daya alam yang dimiliki, modal kecil,

kemampuan pengusaha terbatas, kondisi transportasi yang kurang

mendukung, pengelolaan usaha kurang optimal, pengelolaan keuangan

kurang baik.

2. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan industri

rumah tangga roti tanjong di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen

adalah hubungan yang dekat dengan stakeholder, kondisi lingkungan

yang aman, perhatian pemerintah terhadap pengembangan usaha roti

23
24

tanjong, diversifikasi produk roti tanjong, perkembangan teknologi

pengolahan pangan, kenaikan harga bahan baku, kesenjangan sosial,

pembuangan limbah, kurangnya bimbingan teknis dan pengawasan dari

Dinas terkait, dan adanya roti dari daerah lain.

3. Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri

rumah tangga roti tanjong di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen

adalah perbaikan sarana dan prasarana produksi, dan sumber daya

manusia serta penanaman modal swasta dengan dukungan dari

pemerintah, meningkatkan dan mempertahankan kualitas dan kuantitas

roti tanjong serta efisiensi penggunaan sarana dan prasarana produksi,

meningkatkan kualitas sumber daya pengusaha secara teknis, moral dan

spiritual melalui kegiatan pembinaan untuk memaksimalkan produksi dan

daya saing roti.

4. Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan industri

rumah tangga roti tanjong di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen

berdasarkan analisis matriks QSP adalah perbaikan sarana dan

prasarana produksi, dan sumber daya manusia serta penanaman modal

swasta dengan dukungan dari pemerintah.

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti.

24
25

Konsep sendiri adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan

menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh sebab itu konsep tidak dapat

diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur

maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam variabel-variabel. Dari

variabel itulah, konsep dapat diamati dan diukur.(Soekidjo,2010)

Variabel penelitian skripsi di sini adalah terdiri dari analisis SWOT

(strength / kekuatan, weakness / kelemahan, opportunity / peluang,

threat/ancaman) dan strategi pengembangan Usaha yang melingkupi badan

usaha, yang diperlukan usaha dan pengetahuan untuk lebih memajukannya,

diantaranya menyangkut perlunya diversifikasi produk, manajemen usaha,

perluasan pemasaran, akuntansi, pemanfaatan teknologi produksi mutakhir,

pemanfaatan media sosial, dan perlunya perhatian Pemerintah setempat

untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan desa atau usaha yang

bersangkutan. Analisis SWOT merupakan alat evaluasi atau diagnosa yang

bertujuan untuk mengotimalkan kekuatan anda dan meminimalkan

kelemahan diri, serta memanfaatkan peluang yang muncul dan menangatasi

ancaman yang datang.

Analisis SWOT adalah sebagai strategi penentu masa depan

keberlangsungan bisnis perusahaan dengan menjalankan strategi misinya

untuk mencapai tujuan (visi) perusahaan. Manfaatnya adalah: dapat

beradaptasi dengan teknologi dan zaman, mengatasi masalah internal

perusahaan, memperluas jaringan dan membangun relasi bisnis, menghindari

kerugian, membuat inovasi dan mengembangkan perusahaan, serta untuk

kepentingan analisis keuangan perusahaan.

25
26

Jadi untuk kepentingan penelitian ini, maka sesuai pokok

permasalahan, telah pustaka atau teori dan tinjauan empiris dari penelitian

penelitian terdahulu, maka kerangka konsep penelitian ini yaitu menentukan

penyusunan strategi bagi pengembangan Usaha terutama terkait manajemen,

produksi, volume penjualan , dan ide baru melalui analisis SWOT.

Jadi penelitian ini menggunakan konsep yaitu untuk menetapkan

strategi yang tepat bagi pengembangan Usaha melalui analisis SWOT, yang

secara ringkas digambarkan sebagai berikut.

Analisis STRATEGI
SWOT PENGEMBANGAN
USAHA

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Deskriptif, merupakan salah satu jenis

metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menafsirkan /

menginterpretasi objek sesuai dengan situasi (Best,1982:12). Penelitian

Deskriptif ini juga sering disebut non-eksperimen, karena pada penelitian ini

peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian.Pada

umumnya, tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan

secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara

tepat.

Terdapat dua alasan menggunakan metode ini, yaitu pertama, dari

pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian

dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna

untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan tingkah

laku manusia maupun bidang pendidikan.Kemudian penelitian deskriptif ini

dirancang dalam format studi kasus. studi kasus memusatkan perhatian pada

satu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara

mendalam sehingga mampu memperlihatkan realitas di balik fenomena.

Kemudian penelitian deskriptif ini dirancang dalam format studi

kasus. Menurut Abyaksa (2019), studi kasus memusatkan perhatian pada

satu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara

mendalam sehingga mampu memperlihatkan realitas di balik fenomena.

Diketahui dalam pandangan paradigma fenomenologi, yang tampak

27
28

atau kasat mata pada hakikatnya bukan sesuatu yang riel (realitas). Itu

hanya pantulan dari yang ada di dalam. Tugas peneliti studi kasus ialah

menggali (mengeksplorasi) sesuatu yang tidak tampak tersebut untuk

menjadi pengetahuan yang tampak. Karena itu dapat pula diartikan Studi

Kasus sebagai proses mengkaji atau memahami sebuah kasus dan

sekaligus mencari hasilnya. (Abyaksa (2019)

Jadi jenis penelitian untuk diarahkan menggambarkan situasi yang

sedang dihadapi atau mungkin akan dihidupi oleh perusahaan serta

pengembangan usaha

B. Lokasi dan Jangka Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil objek pada KUB Suka Maju Bondu yang

berlokasi di Desa Arabika, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.

Pemilihan objek penelitian dilakukan karena usahanya masuk kategori

UMKM dan bergerak dalam industri makanan serta memiliki potensi ekonomi

yang ingin dikembangkan oleh masyarakat setempat dengan memanfaatkan

sumber daya lokal.

Jangka waktu penelitian, yaitu dari saat pengumpulan data hingga

penulisan skripsi dari Juli hingga Oktober 2020.

C. Sumber Data

Data yang diperlukan untuk kepentingan penelitian ini adalah

bersumber dari data primer dan data sekunder.

Dapat dijelaskan bahwa data primer yang dibutuhkan untuk

kepentingan analisis adalah berupa : produk dan produksi, penjualan produk,

perkembangan usaha, aktifitas dan manajemen usaha, serta deskripsi

perusahaan. Sedang data sekunder diperoleh melalui media perantara atau

28
29

secara tidak langsung, dapat berupa legal usaha, buku referensi, catatan,

bukti yang telah ada, memorandum, atau arsip yang dipublikasikan maupun

yang tidak dipublikasikan secara umum dan belum kedaluarsa serta

berhubungan dengan penelitian ini, dengan cara menghubungi/mengunjung

pihak yang memiliki data tersebut atau diperoleh secara elektronik (misal via

internet).

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan

instrumen berupa :

1. Wawancara : berupa aktifitas tanya-jawab yang dilakukan langsung oleh

peneliti dengan pihak berkompeten seperti pengelola usaha yang

bersangkutan, pemerintah setempat atau ahli di bidangnya

menggunakan sejumlah pertanyaan umum yang sudah disediakan oleh

peneliti.

2. Observasi : melakukan pengamatan secara berulang terhadap Usaha

yang bersangkutan melalui penjelajahan objek dan situasi sosial-

ekonomi yang akan diteliti lalu mencatat hasil pengamatan itu.

3. Kuisioner : peneliti menyediakan daftar pertanyaan tertulis dengan

jawaban yang sudah tersedia untuk dijawab oleh pengelola usaha yakni

terkait 4 komponen diagnosa SWOT.

4. Dokumentasi : mengumpulkan dokumen terkait legalisasi usaha,

produksi, pemasaran, permodalan, dan manajemen.

Pengumpulan data tersebut menggunakan peralatan teknis berupa alat

tulis, kamera, perekam dan foto. Lalu, dari yang terkumpul itu, kemudian

29
30

dilakukan penyederhanaan data dalam arti mengumpulkan data yang benar-

benar penting dan dibutuhkan bagi analisis penelitian.

E. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini menggunakan variabel yang terdiri dari analisis

SWOT dan Strategi Pengembangan Usaha yang masing-masing

didefinisikan sebagai berikut :

1. Analisis SWOT merupakan alat penetapan strategi yang memiliki

indikator yang terdiri dari : Strenght, Weakness, Opportunity, dan

Threaths.

1) Kekuatan adalah produk dan produksi yang dimiliki oleh KUB Suka

Maju Bondu. Kekuatan (strenght) indikatornya sebagai berikut :

a) Jaringan pemasaran.

b) Reputasi/keunggulan produk.

c) Segmen pasar.

d) Pelayanan.

2) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber

daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif

menghambat kinerja usaha. Kelemahan (Weakness) indikatornya

sebagai berikut :

a) Manajemen Usaha.

b) Kelengkapan produk kurang.

c) Diversifikasi produk,

d) Volume Penjualan.

e) Keterampilan tenaga kerja.

30
31

3) Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan. Peluang (Opportunity) indikatornya sebagai

berikut:

a) Daya beli masyarakat cukup tinggi.

b) Pangsa pasar cukup luas.

c) Teknologi canggih.

d) Memanfaatkan media social.

e) Selera masyarakat berubah.

4) Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan. Ancaman (Threath) indikatornya adalah

sebagai berikut :

a) Pesaing mulai banyak.

b) Harga tidak stabil.

c) Promosi pesaing.

d) Munculnya pesaing baru.

2. Strategi Pengembangan Usaha didefinisikan sebagai tanggung jawab

dari kelompok usaha yang membutuhkan pandangan kedepan, motivasi

dan kreativitas, Indikatornya terdiri dari :

1) Mengembangkan pasar dari sisi produknya.

2) Mengembangkan pasar dari sisi sistem penjualannya.

3) Mengembangkan pasar dengan strategi integrasi (penyatuan).

4) Perluasan Usaha

F. Metode Analisis Data

Untuk membentuk strategi pengembangan usaha UMKM KUB Suka

Maju Bondu - Desa Arabika - Kecamatan Sinjai Barat - Kabupaten SinjaI,

31
32

maka dianalisis secara SWOT menggunakan langkah-langkah analisis data

sebagai berikut:

1. Melakukan pengklasifikasian data, yakni faktor yang menjadi kekuatan

dan kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan

ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan

menghasilkan tabel informasi SWOT.

2. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal

Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal

organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).

3. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan

menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk

dilaksanakan. Strategi yang dipilih adalah hasil yang paling

memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling

kecil.

32
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum KUB Suka Maju Bondu

1. Sejarah Kub Suka Maju Bondu

KUB Suka Maju bondu di dirikan pada tahun 2005 oleh ibu

Fatmawati dan bapak Basri dengan modal awal dibawah Rp.100.000 yang

awalnya hanya di kelolah berdua dengan produksi keripik pisang dan

kerupuk satu-satu, kemudian pada tahun 2017 mereka berpidah tempat

usaha dengan modal Rp.100.000 dengan karyawan 2 0rang dan pada saat

itu hanya memproduksi keripik dan kerupuk satu-satu dengan satu rasa

yakni hanya rasa original. kemudian pada tahun 2009 ibu fatmawati

menambah karyawan sebanyak 3 orang seiring dengan banyaknya

pesanan, kemudian ibu fatmawati menambah produksinya dengan

berbagai varian rasa.

Pada tahun 2011 usaha KUB Suka Maju Bondu terdaftar di

Perindag, adapun nama KUB (kelompok usaha bersama) Suka Maju

berasal dari dusun Arango, yang di kelolah oleh ibu Andi Madiana yang

usahanya sudah fakum, kemudian nama itu di berikan kepada ibu

Fatmawati yang mengelolah usaha keripik dan kerupuk satu-satu. Usaha

ibu fatmawati awalnya di produksi di rumah sendiri kemudian tahun 2015

di bangun tempat produksi tersendiri yang terletak di depan rumah ibu

fatmawati. Pesanan keripik dan kerupuk satu-satu ibu fatmawati semakin

meningkat hingga pertengahan tahun 2016, kemudian pada tahun 2016

produksinya menurun karena banyaknya saingan hingga sekarang.

33
34

imbasnya ibu fatmawati melakukan pengurangan karyawan sehingga

sekarang hanya tersisa beberapa karyawan.

2. Bentuk Badan Hukum

Adapun jenis usaha industry keripik pisang dan kerupuk satu-satu

ini memiliki badan hukum yaitu diantaranya surat izin tempat usaha dan

surat izin usaha perdagangan yang dikeluarkan pada tanggal 11 April

2011,diantaranya sebagai berikut:

Nomor SITU : 00552 /01/06/BPM-PP/IV/2013

Nomor SIUP : 00553/02/06/BPM-PP/IV/2013

Nomor TDP : 00554/03 PO/06/BPM-PP/IV/2013

Nomor HO : 00555/04/06/BPM-PP/IV/2013

Nomor TDI : 00556/05/06/BPM-PP/IV/2013

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)


KUB suka maju bondu merupakan usaha berkelompok dan telah

beroperasi sejak tahun 2005. Awalnya usaha ini menghasilkan produk

rumahan (kripik), namun sejak 2015 telah membangun tempat produksi

sendiri dan telah mempekerjakan karyawan. Namun nampaknya, usaha di

desa tersebut masih perlu lebih dikembangkan agar memiliki ciri dan

keunggulan kompetitif serta mempunyai value added. Berdasarkan

pengamatan dan wawancara industri KUB suka maju bondu tersebut telah

cukup berkembang, namun diperlukan usaha dan pengertahuan untuk lebih

memajukannya, di antaranya :

1. Manajemen Produksi

merupakan bagain dari bidang manajemen yang memiliki peran

untuk melakukan koordinasi beragam kegiatan agar tujuan bisnis bisa

34
35

tercapai. Untuk mengatur produksi, perlu adanya keputusan yang ada

hubungannya dengan suaha mencapai tujuan, diantaranya sebagai

berikut :

a. Proses produksi merupakan perilaku produsen dalam

memaksimalkan keuntungan atau efesiensi produksinya, proses

produksi yang di gunakan KUB suka maju bondu desa arabika yaitu

proses produksi continue atau melakukan produksi keripik Empat

kali dalam satu bulan. Sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal

16 september 2020. ibu fatmawati selaku pemilik KUB suka maju

bondu mengatakan

“ bersama dengan karyawan saya membuat keripik pisang empat

kali dalam sebulan. untuk memenuhi semua pesanan konsumen”

35
36

Tabel 4.1

DATA PRODUKSI DAN CATATAN KEUANGAN KUB SUKA MAJU BONDU

TAHUN 2019

Hari/Tanggal Bahan-Bahan Harga Total


Minyak Goreng Rp. 1.248.000,00
Pisang Rp. 440.000,00
Januari 2019 Bumbu Balado Rp. 200.000,00 Rp. 1..978.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 90.000,00
Minyak Tanah Rp. 28.000,00
Minyak Goreng Rp. 1.248.000,00
Februari 2019 Pisang Rp. 440.000,00 Rp. 1.978.000,00
Bumbu Balado Rp. 200.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 90.000,00
Minyak Goreng Rp. 1.248.000,00
Maret 2019 Pisang Rp. 440.000,00 Rp. 1.978.000,00
Bumbu Balado Rp. 200.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 90.000,00
Minyak Goreng Rp. 1.300.000,00
April 2019 Pisang Rp. 440.000,00 Rp. 2.030.000,00
Bumbu Balado Rp. 200.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 90.000,00
Minyak Goreng Rp. 1.250.000,00
Mei 2019 Pisang Rp. 440.000,00 Rp. 2.030.000,00
Bumbu Balado Rp. 200.000,00
Bumbu Lainnya Rp.
90.000,00
Minyak Goreng Rp. 1.248.000,00
Juni 2019 Pisang Rp. 400.000,00 Rp. 1.898.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 100.000,00
Minyak Goreng Rp. 1.248.000,00
Juli 2019 Pisang Rp. 400.000,00 Rp. 1.898.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp 100.000,00
Minyak Goreng Rp.1.248.000,00
Agustus 2019 Pisang Rp. 400.000,00 Rp. 1.898.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 100.000,00
Minyak Goreng Rp.1.248.000,00
September Pisang Rp. 400.000,00 Rp. 1.898.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 100.000,00
Minyak Goreng Rp.1.248.000,00
Oktober Pisang Rp. 400.000,00 Rp. 1.898.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 100.000,00

36
37

Minyak Goreng Rp.1.248.000,00


November Pisang Rp. 400.000,00 Rp. 1.898.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 100.000,00
Minyak Goreng Rp.1.248.000,00
Desember Pisang Rp. 400.000,00 Rp. 1.898.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 100.000,00
Sumber : Buku besar Data Produksi KUB Suka Maju Bondu 2019

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa proses produksi berjalan

dengan baik dan lancar namun harga bahan baku yang digunakan

dalam sebulan tidak menentu terkadang naik dan terkadang turun seperti

pada bulan januari sampai bulan maret harga bahan baku rata- rata Rp

.1.978.000,00 namun pada bulan april sampai pada bulan mei bahan

baku mengalami kenaikan harga rata-rata Rp.2.030.000,00 dan bulan

berikutnya mengalami penurunan harga, harga bahan baku juga

mempengaruhi proses produksi dimana ketika harga bahan baku seperti

minyak goreng, pisang, bumbu balado atau bahan baku lainya mengalami

kenaikan harga maka ibu fatmawati memanfaatkan bahan baku miliknya

sendiri. Diketahui bahwa pesanan konsumen dari berbagai tempat

penjualan berjalan dengan baik, selain karena tempatnya yang strategis

juga memiliki banyak varian rasa yang membuat pembeli semakin tertarik

sehingga dalam sebulan penjualan produk kiripik pisang semakin

melonjak diberbagai tempat usaha seperti toko-toko besar , toko kecil

dan kantin sekolah.

37
38

Tabel 4.2

DATA PRODUKSI DAN CATATAN KEUANGAN KUB SUKA MAJU BONDU

TAHUN 2020

Hari/Tanggal Bahan-Bahan Harga Total


Minyak Goreng Rp. 1.248.000,00
Januari Pisang Rp. 400.000,00 Rp. 1.898.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 100.000,00
Februari Minyak Goreng Rp.1.248.000,00 Rp. 1.898.000,00
Pisang Rp. 400.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 100.000,00
Maret Minyak Goreng Rp. 1.248.000,00 Rp. 1.898.000,00
Pisang Rp. 400.000,00
Bumbu Balado Rp. 150.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 100.000,00
April Minyak Goreng Rp. 624.000,00 Rp. 1.114.000,00
Pisang Rp. 300.000,00
Bumbu Balado Rp. 100.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 70.000,00
Mei Minyak Goreng Rp. 624.000,00 Rp. 1.114.000,00
Pisang Rp. 300.000,00
Bumbu Balado Rp. 100.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 70.000,00
Juni Minyak Goreng Rp. 624.000,00 Rp. 1.114.000,00
Pisang Rp. 300.000,00
Bumbu Balado Rp. 100.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 70.000,00
Juli Minyak Goreng Rp. 624.000,00 Rp. 1.114.000,00
Pisang Rp. 300.000,00
Bumbu Balado Rp. 100.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 70.000,00
Agustus Minyak Goreng Rp. 624.000,00 Rp. 1.114.000,00
Pisang Rp. 300.000,00
Bumbu Balado Rp. 100.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 70.000,00
September Minyak Goreng Rp. 624.000,00 Rp. 1.114.000,00
Pisang Rp. 300.000,00
Bumbu Balado Rp. 100.000,00
Bumbu Lainnya Rp. 70.000,00
Sumber : Buku besar Data Produksi KUB Suka Maju Bondu 2020

38
39

Dari tabel 4.2 bisa dilihat bahwa perbandingannya sangat jauh

dari tahun sebelumnya, dimana proses produksi masih berjalan

dengan baik dan lancar serta bahan baku yang digunakan masih

seperti tahun- tahun yang lalu dan pesanan konsumen dari berbagai

tempat masih berjalan dengan baik, namun pada bulan april tahun

2020. Proses produksi menurun karena adanya pandemi corona

selama pandemi bisa di katakan industri KUB Suka Maju Bondu

mengalami penurunan pemakaian bahan baku disebabkan

masyarakat harus mengikuti protokol kesehatan yang ada seperti

isolasi diri, jaga jarak, yang mengakibatkan penjualan keripik pisang

menurun dan kurangnya pesanan, beserta bahan- bahan baku yang

digunakan untuk proses produksi tidak sebanyak yang di gunakan

pada tahun 2019. Begitu banyak perbandingan proses produksi yang

di gunakan pada KUB Suka Maju Bondu selama pandemi corona.

b. Kualitas produk adalah keadaan produk yang terbaik, yang berguna

untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen, kualitas

produk terdiri atas :

1) Kualitas fungsi : keripik pisang KUB suka maju bondu di minati

dan di sukai karna mampu memenuhi selera dan kebutuhan

konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang di

keluarkan.

2) Kualitas wujud : kemasan yang menarik serta telah memenuhi

persyaratan pemberian sertifikat produksi pangang industri

rumaha tangga ( SSP / IRT ) berdasarkan peraturan kepala

39
40

badan pegawas dan lapangan repoblik indonesia dengan nomor

P – IRT NO.2147307010215-23.

c. Sumber Daya Alam merupakan pemanfaatan benda-benda alam

menjadi sumber penghasilan bagi manusia. Seperti pemanfaatan

buah-buahan. Bahan baku keripik pisang berasal dari kebun ibu

fatmawati sendiri dan masyarakat setempat, sehingga kualitasnya

lebih terjamin.

d. Sumber Daya Manusia adalah karyawan atau tenaga kerja di KUB

Suka Maju Bondu Desa Arabika. Ada beberapa karyawan yang

berperang penting dalam industri tersebut, dan salah satu syarat

untuk menjadi karyawan ibu fatmawati yaitu pendidikan menengah ke

atas, pernah mengikuti pelatihan dan memiliki pengalaman kerja.

Berikut adalah nama dan karyawan dan jabatannya masing-masing.

Tabel 4.3

Nama-Nama Karyawan KUB Suka Maju Bondu

No. Nama Karyawan Jabatan Alamat


1. Fatmawati Ketua Bondu

2. Basri Wakil Ketua Bondu

3. Sima Sekertaris Bondu

4. Rosmiati Bendahara Bondu

5. Rosi Anggota Bondu

6. Kurnia Anggota Bondu

Sumber : industri KUB Suka Maju Bondu 2020

40
41

e. Volume penjualan merupakan jumlah unit penjualan nyata dalam

perusahaan dalam satu periode tertentu. Volume penjualan pada

KUB Suka Maju Bondu Desa Arabika sebagai berikut :

1) Mencapai volume Penjualan dalam sebulan

2) Mendapatkan laba dalam setiap penjualan

Tabel 4.4.

DATA PENJUALAN KUB SUKA MAJU BONDU TAHUN 2019

Bulan/Tahun Nama Barang Jumlah Pendapatan


Januari Keripik Pisang 2.760 BKS Rp. 2.300.000,00
Februari Keripik Pisang 2.700 BKS Rp. 2.250.000,00
Maret Keripik Pisang 2.700 BKS Rp. 2.250.000,00
April Keripik Pisang 2.780 BKS Rp. 2.300.000,00
Mei Keripik Pisang 2.761 BKS Rp. 2.300.000,00
Juni Keripik Pisang 2.500 BKS Rp. 2.050.000,00
Juli Keripik Pisang 2.800 BKS Rp. 2.300.000,00
Agustus Keripik Pisang 3.000 BKS Rp. 2.500.000,00
September Keripik Pisang 2.900 BKS Rp. 2.400.000,00
Oktober Keripik Pisang 2.800 BKS Rp. 2.700.000,00
November Keripik Pisang 2.761 BKS Rp. 2.700.000,00
Desember Keripik Pisang 2.700 BKS Rp. 2.250.000,00
Total Rp. 28.300.000,00
Sumber : Buku besar Penjualan KUB Suka Maju Bondu Tahun 2019

Dari tabel 4.4 pada tahun 2019 dilihat dari tabel diatas volume

penjualan keripik pisang dari bulan januari sampai desember mengalami

kenaikan yang sangat pesat, dimana di setiap bulannya mengalami

kenaikan pendapatan dimana setiap konsumen antusias dalam setiap

minggunya, selalu memesan keripik pisang dalam jumlah yang banyak

dari industri KUB suka maju bondu sehingga industri tersebut Terus

memproduksi keripik pisang dengan jumlah yang banyak. Jika

pemanfaatan media sosial seperti facebook, Whatsapp serta instagram

sudah difungsikan kembali maka volume penjualan akan semakin

41
42

meningkat dengan pesatnya. KUB Suka Maju Bondu akan memproduksi

keripik pisang setiap hari.

Tabel 4.5

DATA PENJUALAN KUB SUKA MAJU BONDU 2020

Bulan/Tahun Nama Barang Jumlah Pendapatan

Januari Keripik Pisang 2.900 BKS Rp. 2.400.000,00


Februari Keripik Pisang 2.900 BKS Rp. 2.400.000,00
Maret Keripik Pisang 2.500 BKS Rp. 2.050.000,00
April Keripik Pisang 2.000 BKS Rp. 1.650.000,00
Mei Keripik Pisang 2.100 BKS Rp. 1.750.000,00
Juni Keripik Pisang 2.100 BKS Rp. 1.750.000,00
Juli Keripik Pisang 2.100 BKS Rp. 1.750.000,00
Agustus Keripik Pisang 2.100 BKS Rp. 1.750.000,00
September Keripik Pisang 1.800 BKS Rp. 1.500.000,00
Total Rp.17.000.000,00
Sumber :Buku besar Penjualan KUB Suka Maju Bondu 2020

Tabel diatas adalah data penjualan pada tahun 2020. Dapat

dilihat dari tabel tersebut Pendapatan selama pandemi corona.

dimana pendapatan dari penjualan produk keripik pisang industri

KUB Suka Maju Bondu pada awal tahun 2020 masih mengalami

kenaikan volume penjualan dan mendapatkan laba dalam setiap

penjualan seperti tahun-tahun sebelumnya karena penjualan kripik

pisang masih normal dan pesanan konsumen juga Masih berjalan

dengan lancar. Tetapi berlanjut dibulan april sampai september

pendapatan atau laba mengalami penurunan selama pandemi corona,

Disebabkan berkurangnya pesanan dari konsumen serta pemilik

warung dan kantin sekolah. konsumen mengurangi pesan di setiap

minggunya di karenakan beberapa instansi di liburkan seperti kantor

dan sokolah. maka dari itu, volume penjualan keripik pisang menurun

42
43

kerena kurangnya pesanan konsumen dan itu sangat berdampak

pada volume penjualan. sebagaimana dalam wawancara pada

tanggal 16 september 2020 ibu fatmawati selaku pemilik KUB Suka

Maju Bondu Desa Arabika mengatakan.

“selama corona orderan sangat sedikit karena kebanyakan

langganan saya adalah kantin di sekolah-sekolah sedangkan kita tau

sekolah diliburkan, dan saya berharap keadaan segera kembali

normal seperti sediakala”.

2. Perluasan Pemasaran

a. Teknik pemasaran merupakan suatu proses social dan manajerial

dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan

keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar

sesuatu yang bernilai sama.

Sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal 16 september

2020. Ibu fatmawati selaku pemilik KUB Suka Maju Bondu Desa

Arabika mengatakan.

“Teknik memasarkan dengan cara menyebarkan selebaran atau

brosur tentang produk yang dijual dan menawarkan ke setiap toko”.

Berikut contoh brosur yang disebarkan tentang produk yang dijual dan

ditawarkan ke setiap toko.

43
44

b. Strategi penetapan harga merupakan strategi dimana perusahaan

tidak menetapkan harga tunggal, melainkan menetapkan beberapa

struktur penetapan harga diantaranya adanya potongan harga atau

potongan pembelian. Di mana setiap pembelian dengan jumlah

banyak akan mendapatkan potongan harga.

Sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal 16 september

2020. Bapak basri selaku pemilik sekaligus sekertaris KUB Suka

Maju Bondu mengatakan “

kami meberikan potongan harga kepada konsumen yang

membelik produk dengan jumlah banyak, berbeda dengan kios kecil

atau penjual eceran kami tidak memberikan potongan harga akan

tetapi melebihkan produknya setiap pembelian Rp.50.000 konsumen

mendapatkan sebanyak 60 bungkus keripik jika di jual eceran

seharga Rp 1000.”.

44
45

3. Pemanfaatan Media Sosial

KUB Suka Maju Bondu Desa Arabika belum menerapkan

pemanfaatan media sosial seperti instagram, facebook dan whatsapp

bisnis. Hal ini disebabkan karena belum ada yang mampu mengelola

sosial media tersebut.

Sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal 16 september 2020

ibu fatmawati selaku pemilik KUB Suka Maju Bondu mengatakan.

“ saya pernah membuat Akun sosial media khusus KUB Suka

Maju Bondu tapi saya dan suami tidak bisa mengelola akun sosial media

tersebut terlebih lagi tidak ada orang yang bisa saya percayakan untuk

memegang akun sosial media tersebut”.

Mengenai media sosial belum ada data yang valid karena ibu

fatmawati belum menggunakan sosial media sebagaimana yang beliau

sampaikan pada hasil wawancara diatas.

Menurut penulis di zaman sekarang ini pemanfaatan sosial media

bagi pengusaha sangat menguntungkan karena masyarakat jaman

sekarang lebih suka memesan secara online terlebih lagi akan lebih

mudah memasarkan produk melalui media sosial karena sudah pasti

dapat dilihat oleh banyak orang bukan hanya di dalam daerah sulawesi

selatan tapi juga di wilayah lain. Yang menjadi kendala lain di KUB Suka

Maju Bondu Desa Arabika sehingga tidak mengunakan sosial media

dalam pemasarannya di sebabkan karena terkendala pada kurir.

45
46

4. Strategi Pengembangan Usaha Dengan Menggunakan Analisis

SWOT

Adapun strategi pengembangan usaha dengan menggunakan

analisis SWOT , nenurut pahlevi (2017) tujuan melakukan analisis SWOT

adalah membantu untuk memahami bisnis yang dimiliki dengan

menghadirkan sudut pandang oprasi perusahan dari sudut yang berbeda.

Analisis ini telah diadopsi oleh sejumlah perusahaan selama bertahun –

tahun dan banyak contoh analisis SWOT yang berhasil digunakan sebagi

panduan perusahan dan ada 4 komponen dasar pada analisis AWOT,

yaitu sebagai berikut :

a. Strength atau kekuatan. Komponen ini adalah suatu karakterisitik

yang dapat memberikan keuntungan atau kelebihan di banding dengan

yang lainya. Keuntungan atau kelebihan yang di miliki KUB Suka Maju

Bondu Desa Arabika diantaranya produk sudah dikenal diwilayah sinjai

barat dan sekitarnya, karena produknya terkenal dengan enak dan

memiliki ciri khas tersendiri dan sudah berBPOM.

b. Weakness atau kelemahan. Salah satu karakterikstik yang dapat

menentukan kelemahan yang ada pada perusahaan. Kelemahan pada

industri tersebut yaitu faktor pengunaan sosial media, yang menjadi

kendala lain di KUB Suka Maju Bondu Desa Arabika sehingga tidak

mengunakan sosial media dalam pemasaran produknya di sebabkan

karena terkendala pada kurir.

c. Opportunity atau peluang. Dengan menggunakan komponen ini, anda

akan mengetahui peluang–peluang apa saja yang bisa dimanfaatkan

untuk perusahaan agar bisa berkembang nantinya. KUB Suka Maju

46
47

Bondu sangat besar peluangnya dalam mengembangkan usahanya,

selain produk keripik pisang begitu di minati banyak konsumen, KUB

Suka Maju Bondu juga memiliki berbagai macam produk yang memiliki

ciri khas yang berbeda dan berbagai farian rasa sehingga membuat

konsumen tertarik.

d. Threat atau ancaman. Komponen ini guna untuk mengetahui

ancaman–ancaman apa saja yang mungkin akan dihadapi oleh

perusahaan. Yang mana dapat menghambat perkembangandari

perusahan anda. Dalam industri KUB Suka Maju Bondu memiliki

berbagai ancaman dimana dapat menghambat perkembangan industri

tersebut seperti pemanfaatan media sosial belum sepenuhnya di

gunakan karena tidak dapat mengelolah dan tidak miliki seseorang

yang dapat dipercaya untuk mengelola akun sosial media tersebut,

berhubung ketika memiliki akun sosial media diperlukan seorang kurir

yang dapat mengantar pesanan konsumen dan KUB Suka Maju Bondu

belum memiliki kurir yang dapat dipercaya untuk perjalan jauh.

Analisis SWOT ini didasari oleh anggapan bahwa strategi yang

efektif dibuat dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor

eksternal (kesempatan dan ancaman ). Analisis SWOT merupakan alat

evaluasi atau diagnosa yang bertujuan untuk mengoptimalkan kekuatan

pemilik dan meminimalkan kelemahan diri, serta memanfaatkan peluang

yang muncul dan mengatasi ancaman yang datang.

47
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

KUB Suka Maju Bondu Desa Arabika merupakan usaha home industry

yang terkenal di Sinjai barat khususnya di desa Arabika, strategi

pengembangan usaha KUB suka maju bondu terdiri dari peningkatan

produksi, manajemen produksi, perluasan pemasaran dan pemanfaatan

media sosial. Strategi pengembangan usaha ditinjau melalui analisis SWOT

1. Strength atau kekuatan, KUB Suka Maju Bondu memiliki kekuatan

dalam hal ini produknya yang terkenal enak dan memiliki ciri khas

tersendiri dan sudah terdaftar pada BPOM.

2. Weakness atau kelemahan, KUB Suka Maju Bondu memiliki kelemahan

yaitu terkendala pada sosial media yaitu tidak ada yang dapat

mengelola akun sosial media tersebut di tambah lagi tidak ada kurir.

3. Opportunity atau peluang KUB Suka Maju Bondu berpeluang sangat

besar dalam usahanya karena selain produk keripik pisang yang sangat

terkenal dan banyak diminati konsumen KUB Suka maju bondu juga

memiliki berbagi macam produk drngan ciri khas dan rasa yang beda

dari yang lain.

4. Threat atau ancaman, ancaman pada KUB Suka Maju Bondu yaitu

terhambatnya perkembangan usaha di karena pemanfaatan media

sosial yang tidak diterapkan karena alasan tidak ada yang mengelola

dan juga tiada kurirnya.

48
49

Volume Penjualan akan mengalami peningkatan jika industri

tersebut memanfaatkan sosial media sebagai tempat untuk

memasarkan produknya.

B. Saran

Setelah penulis menguraikan pembahasan skripsi ini, maka penulis

mengemukakan saran sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang

terkait, yaitu:

1. Disarankan untuk pemilik industri KUB Suka Maju Bondu untuk membuat

akun sosial media KUB Suka Maju Bondu agar lebih mudah untuk

mempromosikan prokduk- produknya agar dapat diliah oleh banyak orang

bukan hanya dalam daerah sinjai tetapi juga didaerah- daerah lainya.

2. Industri KUB Suka Maju Bondu mempekerjakan kurir agar pesanan online

dapat terpenuhi

3. Membuat menu- menu baru yang tentunya menarik dan rasanya terjamin

49
DAFTAR PUSTAKA

Abyaksa, Calluella Mounira. 2019. Bagaimana cara melakukan penelitian Studi


Kasus? (online). (https://www.dictio.id/t/bagaimana-cara-melakukan-
penelitian-studi-kasus/118504. Diakses 14 juli 2020)

Best, John W. 1982. Metodologi Penelitian dan Pendidikan. Surabaya: Usaha


Nasional.

Drucker, Peter F. 1985. Inovasi dan Kewiraswastaan: Praktek & Dasar-Dasar,


Jakarta:Erlangga,

Euromed Marseille School of Management. 2020. Some Definitions of Strategy


and Tactics. (online) (http://www.chris-
kimble.com/Courses/World_Med_MBA/Strategy-and-Tactics.html.
Diakses 12 juni 2020)

Harris, Fadilah. 2012. Pengembangan Usaha (online).


(https://harrisfadilah.wordpress.com/pengembanganusaha, Diakses 12
juni 2020)

Hendro, 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.

Jurnal Entrepreneur, 2020. Mengapa Perlu Analisis SWOT Untuk Perusahaan?


(online). (https://www.jurnal.id/id/blog/analisis-swot-untuk-perusahaan.
Diakses 12 juni 2020)

Nickols, Fred. 2012. Strategy: Definitions and Meaning. (online).


(https://nickols.us/strategy_definition.htm. Diakses 12 juni 2020)

Mintzberg, Henry, James Brian Quinn, dan John Voyer. 1995. The Strategy
Process. Prentice-Hall, Inc, .

Pahlevi. 2018. Pengertian SWOT : Apa Itu SWOT ? dan Tujuan analisis SWOT.
( online)(https://www.pahlevi.net/pengertian-swot/. Diakses 12 juni 2020)

Potrer, Michael E. 1995. Strategi Bersaing Tehnik Menganalisis Industri dan


Persaingan. Jakarta : Erlangga.

Rachman, Arif. 2016. Pengembangan Usaha. (online). (http://4rifrachman.


blogspot.com/2016/11/. Diakses 23 mei 2020)

Riadi, Muchlisin. 2020. Pengembangan Usaha (Pengertian, Jenis, Strategi dan


Tahapan),online(https://www.kajianpustaka.com/2020/03/pengembangan-
usaha-pengertian-jenis-strategi-dan-tahapan.html Diakses 13 juni 2020)

50
51

Riyanto, Teguh, 2015. Pentingnya Analisis SWOT bagi Perusahaan.(online)


(https://zahiraccounting.com/id/blog/pentingnya-analisis-swot-bagi-
perusahaan/ diakses 14 juni 2020)

Ruslan, Rosady. 1997. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

Seth, Shobhit. 2019. Business Development: The Basics. (online)


(https://www.investopedia.com/articles/personal-finance/090815/basics-
business-development.asp Diakses 13 juni 2020.)

Soekidjo, 2010. Pengertian Kerangka Konsep Penelitian. (online).


(http://konsultasiskripsi.com/2017/08/24/pengertian-kerangka-konsep-
penelitian-skripsi-dan-tesis/ Diakses 13 juni 2020).

Sumarwan, U. Djunaidi, A. Aviliani. Royke, S. Sayono, A. Budidarno, R. dan


Rambe, S. 2009. Pemasaran strategi (strategi untuk pertumbuhan
perusahaan dalam mendapatkan nilai bagi pemengang saham)
jakarta:prima promosindo

Steiner, George A. 1979. Strategic Planning. Frist Edition. New York. The Free
Pres.

51
L

50
52

Lampiran I
53

Lampiran II

Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan proses pengumpulan data dalam penelitian

dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan oleh pewawancara kepada

Informan/ Narasumber yang dilakukan secara sistematis dengan berlandaskan

pada tujuan dari penelitian.

Pemilik KUB Suka Maju Bondu:

Ibu fatmawati

1. Bagaimana cara proses produksi produk keripik pisang ?

2. Apakah kualitas produk keripik pisang sudah terjamin ?

3. Bagaimana cara memasarkan produk tersebut sehingga konsumen dapat

tertarik?

4. Bagaimana dengan bahan baku yang digunakan ?

5. Bagaimana dengan volume penjualan yang didapatkan dalam sebulan.?

Wakil ketua KUB Suka Maju Bondu

Pak Basri

1. Bagaimana cara anda memasarkan produk keripik pisang.?


54

Lampiran III

DOKUMENTASI

Wawancara yang di Lakukan dengan ibu fatmawati dan bapak basri

selaku pemilik dan wakil ketua industri KUB Suka Maju Bondu Desa Arabika

Kecamatan Sinjai barat 16 september 2020


55

Pengambilan data produksi dan penjualan serta data-data lainya.

produk keripik pisang industri KUB Suka Maju Bondu Desa Arabika

Kecamatan Sinjai Barat.


56
57

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Rismawati lahir di desa arabika

kecamatan sinjai barat Pada Tanggal 24 desember 1998

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari

pasangan Bapak Abd. Latief .U dan Ibunda Rostina

Penulis Memulai pendidikan di SDN 236 RUMPALAH 2

SINJAI BARAT dan lulus pada Tahun 2009, Setelah itu penulis melanjutkan

pendidikan ke Sekolah Menegah Pertama (SMP) SMPN 2 SINJAI BARAT dan

selesai pada tahun 2012, dan setelah itu penulis melanjutkan Pendidikan

Kesekolah Menengah Kejuruan(SMK) SMKN 1 SINJAI UTARA tahun 2015.

Setelah melewati pendidikan SMK dan lulus pada tahun 2015, Awal Agustus

2016 telah tercatat sebagai Mahasiswi disalah satu perguruan Tinggi swasta di

Kota Makassar yaitu UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR, Lulus di

Jurusan Ilmu Ekonomi Study Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Dan

pada akhirnya Penulis menyelesaikan Pendidikan Strata 1 (satu) di Jurusan

Ekonomi Pembangunan Pada tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai