Anda di halaman 1dari 103

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS

TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN


MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015-2019

SKRIPSI

MIFTAHUL JANNAH
105731134216

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
HALAMAN JUDUL
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS DAN RASIO AKTIVITAS
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2015-2019

MIFTAHUL JANNAH
105731134216

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar


Sarjana Ekonomi Akuntansi pada
Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

ii
PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Hafid dan ibunda Hasmiah

beserta Adik-adik saya yang telah memberikan semangat dan

motivasi yang tiada henti sehingga saya bisa menyelesaikan

skripsi ini, karena doa dan dukungan dari keluarga besar sehingga

saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Bapak dan ibu dosen, terkhusus kepada kedua pembimbing yang

selama ini telah meluangkan waktunya dalam menuntun dan

memberikan arahan sehingga saya dapat menyelesaikan karya

ilmiah ini.

MOTTO HIDUP

“ Meniti jalan untuk mencari ilmu

maka Allah akan memudahkan jalannya”

iii
ABSTRAK

Miftahul Jannah, 2020. Pengruh Rasio likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I
Ruliaty dan Pembimbing II Wahyuni

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio likuiditas, rasio


aktivitas berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019. Jenis penelitian
inimenggunakan metodologi penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan
analisis data regresi linear berganda dan uji parsial serta uji simultan dengan
menggunakan SPSS 22. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial,
Rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan,
dan Rasio aktivitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.
Sedangkan secara simultan, Rasio likuiditas, Rasio aktivitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan.

Kata Kunci : Rasio likuiditas, Rasio aktivitas dan Kinerja Keuangan

vii
ABSTRACT

Miftahul Jannah, 2020. Influence of Liquidity Ratio and Activity Ratio to Financial
Performance of Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock
Exchange in 2015-2019. Thesis of Accounting Study Program, Faculty of
Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised
by Advisor I Ruliaty and Supervisor II Wahyuni

This study aims to determine whether liquidity ratios, activity ratios have an effect
on the Financial Performance of Manufacturing Companies Listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2015-2019. This type of research uses a
quantitative research methodology. This study uses multiple linear regression
data analysis and partial test and simultaneous test using SPSS 22. The results
of the analysis show that partially, the liquidity ratio has a positive and significant
effect on financial performance, and the activity ratio has a positive and
significant effect on financial performance. Meanwhile, simultaneously, the
liquidity ratio, activity ratio has a positive and significant effect on financial
performance.

Keywords: liquidity ratio, Activity Ratios and Financial Performance

viii
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa saya kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW

beserta para keluarga,sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang

tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Rasio

Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019”

Skripsi yang saya tulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama saya sampaikan ucapan terim kasih kepada

kedua orang tua saya bapak HAFID dan ibu HASMIAH, yang senantiasa

memberikan harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak

pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi

keberhasilan saya dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan

kepada saya menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di

akhirat.

Saya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

ix
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar,

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar,

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA.CSP, selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar,

4. Ibu Dr. HJ. Ruliaty, MM, selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan

waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai

dengan baik.

5. Ibu Wahyuni, SE.,M.Ak, selaku pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya

kepada saya selama mengikuti kuliah.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis

9. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini.

x
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Makassar, 31 Oktober 2020

MIFTAHUL JANNAH

xi
DFTAR ISI

SAMPUL ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9
A. Kinerja Keuangan ........................................................................ 9
B. Definisi Kinerja Keuangan ........................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Kinerja Keuangan........................................ 12
D. Analisis Rasio Keuangan ............................................................. 14
E. Laporan Keuangan ...................................................................... 16
F. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan ................................ 17
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan ................ 20
H. Penelitian Terdahulu.................................................................... 29
I. Kerangka Pikir ............................................................................. 34
J. Hipotesis ..................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 38
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 38
xii
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 38
C. Populasi dan Sampel................................................................... 38
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 41
E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 42
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 47
A. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur di BEI ........................ 47
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 59
C. Uji Isntrumen Penelitian ................................................................ 60
D. Pembahsan ................................................................................. 67
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 71
A. Kesimpulan ................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................. 29


Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2015-2019.......... 39
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman Tahun 2015-2019 . 41
Tabel 4.1 Sampel Data Penelitian .............................................................. 60
Tabel 4.2 perhitungan rasio likuiditas dan rasio aktivitas ....................... 60
Tabel 4.3 Uji Multikoloniaroitas ................................................................. 62
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi .......................................................................... 63
Tabel 4.5 Uji Regresi Linear Berganda ...................................................... 63
Tabel 4,6 Uji Kofisien Determinasi............................................................. 65
Tabel 4.7 Uji t .............................................................................................. 65
Tabel 4.8 Uji F ............................................................................................. 66
Table 4.9 Hasil Pengujian ........................................................................... 67

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ........................................................................ 36


Gambar 4.1 Uji Normalitas ......................................................................... 61

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

menyebabkan kegiatan perekonomian dunia mengalami perkembangan yang

pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara

produsen dan konsumen menjadi lebih luas (global) yakni tidak hanya terjadi

dalam pasar domestik, tetapi juga dalam pasar internasional. Indonesia

merupakan salah satu negara yang ikut berperan serta dalam perdagangan

internasional. Pasar modal merupakan salah satu contoh adanya kemajuan

dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih modern dibidang ekonomi.

Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk dapat menyalurkan

dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan

investor (Kasmir, 2016).

Laporan keuagan digunakan untuk melaporkan kegiatan-kegiatan yang

telah dilakukan oleh perusahaan selama beberapa periode dan kemudian

mengevaluasi keberhasilan strategi untuk memastikan apakah tujuan dari

perusahaan sudah tercapai atau belum. Laporan keuangan peusahaan

digunakan oleh investor, calon investor dan manajemen perusahaan untuk

mengambil keputusan. Laporan keuangan adalah salah satu acuan dalam

menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan. Laporan

keuangan adalah sarana menginformasikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dalam perusahaan mengenai keadaan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan merupakan salah satu faktor penting dalam kelangsungan

hidup perusahaan, karena perusahaan mengambil berbagai keputusan

1
2

menggunakan laporan keuangan. Untuk memperlancar suatu usaha

melakukan pencatatan laporan keuangan dengan baik dan benar sangat

diperlukan.

Laporan keuangan sangat penting bagi perusahaan untuk mengukur

sejauh mana perkembangan perusahaan, untuk mengetahui aktivitas-aktivitas

keuangan secara lebih rinci harus dilakukan analisis terhadap laporan

keuangan perusahaan terlebih dahulu. Informasi yang disajikan dengan benar

dalam suatu laporan keuangan, akan sangat berguna bagi perusahaan dalam

pengambilan keputusan dan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan.

Untuk menggali lebih banyak lagi informasi yang terkandung dalam laporan

keuangan, diperlukan suatu analisis laporan keuangan. Pengukuran kinerja

dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang disebut rasio. Analisis

rasio keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan

karakteristik keuangan dari sebuah perusahaan dari data akuntansi dan

laporan keuangan. Analisis laporan keuangan memprediksikan apa yang

mungkin terjadi di masa mendatang, sehingga disinilah laporan keuangan

tersebut begitu diperlukan (Irham Fahmi, 2016).

Analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan

keuangan diperlukan untuk mengukur perkembangan dalam menghasilkan

keuntungan secara efektif dan efisien. Analisis rasio memungkinkan pihak

yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi keuangan yang akan

menunjukkan kondisi sehat tidaknya suatu perusahaan. Analisis rasio yang

digunakan akan menjadi dasar bagi perusahaan dalam mengevaluasi kinerja

manajemen dan pengelolaan keuangan perusahaan untuk memperoleh laba

yang dihasilkan (Irham Fahmi, 2016).


3

Analisis rasio adalah cara yang biasanya digunakan untuk menganalisis

laporan keuangan suatu perusahaan.Salah satu pengukuran yang dapat

digunakan dalam mengukur laba yang diperoleh perusahaan yaitu melalui

Return on Equity (ROE). Perhitungan ROE akan mengalami perubahan

apabila laba perusahaan mengalami kenaikan maupun penurunan. Semakin

tinggi laba yang dihasilkan, maka akan semakin tinggi hasil perhitungan yang

akan diperoleh, sehingga pengukuran laba dalam penelitian ini menggunakan

Return on Equity (ROE). Besarnya laba perusahaan dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor dalam laporan keuangan yang dapat ditinjau dari karakteristik

keuangan dalam bentuk analisis rasio keuangan, seperti Current Ratio (CR),

Total AssetTurnover Ratio (TATR) dan Debt to Equity Ratio (DER).

Pengukuran Current Ratio (CR) didasarkan pada perbandingan aktiva

lancar dengan hutang jangka pendek yang harus dibayarkan oleh

perusahaan. Tingginya hasil CR yang didapat akan semakin baik bagi kreditur

karenaperusahaan dianggap mampu untuk dapat melunasi segala

kewajibannya, namun CR yang tinggi bagi pemegang saham akan kurang

menguntungkan. CR yang rendah juga relatif lebih riskan, namun

menunjukkan bahwa manajemen menggunakan aktiva lancarnya dengan

efektif untuk meningkatkan keuntungan. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi

rendahnya CR akan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh

perusahaan (Irham Fahmi, 2016).

Besarnya perbandingan antara total hutang dengan modal yang dimiliki

perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER).

Hasil DER yang rendah akan dapat menunjukkan tingginya tingkat pendanaan

yang mampu diberikan pemegang saham bagi perusahaan. Rendahnya hasil


4

DER juga merupakan perlindungan yang semakin besar bagi kreditur apabila

perusahaan mengalami kerugian besar maupun penurunan nilai aset,

sehinggaDER yang rendah secara umum lebih disukai dan dianggap baik oleh

kreditur (Irham Fahmi, 2016).

Di Indonesia sendiri, pasar modal dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia

atau (BEI). Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock

Exchange (IDX)adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan

sistem juga sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek

pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara

mereka.Bursa Efek Indonesia juga memiliki visi dan misi untuk mencapai

tujuan perusahaan. Visi Bursa Efek Indonesia adalah untuk menjadi bursa

yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia, dengan misi yaitu

menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya perdagangan

efek yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah diakses oleh seluruh

pemangku kepentingan (Bambang Susilo D, 2017).

Semua perusahaan publik yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek

Indonesia diklasifikasikan ke dalam 9 sektor yaitu Pertanian,

Pertambangan,Industri dasar dan kimia, Aneka Industri, Industri barang

konsumsi, Properti, real estate, dan konstruksi bangunan, Infrastruktur,

utilitas, dan transportasi, Finansial, dan Perdagangan, jasa, dan

investasi(Bambang Susilo D, 2017).

Melalui kegiatan Bursa Efek Indonesia, perusahaan-perusahaan yang

tergabung dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional

dan perluasan perusahaan. Salah satu perusahaan yang ada dalam pasar

modal ialah perusahaan manufaktur yang memiliki bidang usaha


5

perdagangan, jasa, dan investasi. Perusahaan manufaktur adalah jenis suatu

badan usaha. Perbedaan manufaktur dengan lainnya adalah pekerjaannya

yang menggunakan mesin, peralatan, serta tenaga kerja tertentu. Dalam

proses pekerjaannya, perusahaan ini memiliki ciri khas yakni mengubah suatu

bahan mentah menjadi sebuah barang jadi yang mempunyai nilai jual yang

besar. Perusahaan manufaktur atau industry manufaktur di Bursa Efek

Indonesia dikelompokkan ke dalam sektor dan sub sektor. Sektornya ada 3

yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industry

barang konsumsi. Sedangkan sub sektor terdiri dari 20 kateogori yaitu sub

sektor semen, sub sektor keramik, porselen dan kaca, sub sektor logam &

sejenisnya, sub sektor kimia, sub sektor plastic & kemasan, sub sektor pakan

ternak, sub sektor kayu & pengolahan, sub sektor pul & kertas, sub sektor

mesin dan alat berat, sub sektor otomotif & komponen, sub sektor tekstil &

garment, sub sektor alas kaki, sub sektor kabel, sub sektor elektronika, sub

sektor makanan & minuman, sub sektro rokok, sub sektor farmasi, sub sektor

kosmetik & barang keperluan rumah tangga..

Rasio Valuasirasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan melalui para

eksekutifnya mampu menciptakan nilai pasar (market value) yang lebih besar

atas investasi yang ditanamkannya. Rasio ini merupakan suatu rasio yang

lengkap, di mana faktor risiko (risk ratio) dan harapan tingkat keuntungan

(expected return) harus dipelihara dengan baik untuk memaksimalkan

kesejahteraan para investor.

Menurut (Kasmir, 2016) menjelaskan bahwa kinerja keuangan

perusahaan berhubungan erat dengan pengukuran dan juga penilaian kinerja.

Pengukuran kinerja (performing measurement) ialah kualifikasi & efisiensi


6

serta efektivitas perusahaan di dalam pengoperasian bisnis perusahaan

selama periode akuntansi. Adapun penilaian kinerja tersebut ialah penentuan

efektivitas operasional dan organisasi serta karyawan yang berdasar pada

sasaran, standar dan kriteria yang sudah ditetapkan sebelumnya secara

periodik.

Selanjutnya menurut penelitian (Mirnawati, Wuryanti, dan

Purwanto,2015) menjelaskan bahwa secara parsial likuiditas berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan pada PT Aneka Gas Industri

natar Lampung Selatan. Secara simultan variabel tersebut berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja keuangan.Dalam hal memaksimalkan tujuan-

tujuan perusahaan, perusahaan harus mampu mengoptimalkan rasio-rasio

keuangannya. Jenis-jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai

kinerja manajemen sangat beragam. Penggunaan masing-masing rasio

tergantung kebutuhan perusahaan, artinya terkadang tidak semua rasio

digunakan. Hanya saja jika hendak melihat kondisi dan posisi perusahaan

secara lengkap.

Berdasarkan pada uarian latar belakang di atas peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio

Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019”.


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah rasio likuiditas, dan rasio aktivitas berpengaruh secara parsial

terhadap kinerja keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 ?

2. Apakah rasio likuiditas, dan rasio aktivitas berpengaruh secara simultan

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji apakah rasio likuiditas, dan rasio aktivitas berpengaruh

secara parsial terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 ?

2. Untuk menguji apakah rasio likuiditas, dan rasio aktivitas berpengaruh

secara simultan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019 ?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dikemukakan sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi/masukan bagi perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia untuk mempertimbangkan kebijakannya mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kinerja keunagan.

2. Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan

pengalaman yang berguna bagi peneliti khususnya mengenai masalah


8

faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kinerja keuangan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Secara akademisi hasil penelitian diharapkan berguna sebagai bahan

acuan untuk menunjang ilmu pengetahuan dan sebagai bahan masukan

yang dapat mendukung bagi peneliti maupun pihak yang bersangkutan

lainnya mengenai pelaksanaan “Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja Keuangan

1. Definisi Kinerja Keuangan

Menurut (Hery, 2015) kinerja keuangan merupakan suatu usaha

formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dan posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja

keuangan, dapat dilihat prospek pertumbuhan dan perkembangan

keuangan perusahaan. Perusahaan dikatakan berhasil apabila perusahaan

telah mencapai suatu kinerja tertentu yang telah ditetapkan.

Menurut (Prastowo Kasmir, 2016) menyebutkan unsur dari kenerja

keuangan perusahaan adalah unsur yang berkaitan secara langsung

dengan pengukuran kinerja perusahaan yang disajikan pada laporan laba

rugi, penghasilan bersih seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau

sebagian dasar bagi ukuran lainnya.

(Hery, 2015) menjelaskan berdasarkan tekniknya analisis dibedakan

menjadi 8 macam yaitu:

a. Analisa perbandingan laporan keuangan, merupakan teknik analisis

dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau

lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut)

maupun dalam presentase (relatif).

b. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk

mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan

kenaikan atau penurunan.

9
10

c. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik

analisis untuk mengetahui presentase investasi pada masing-masing

aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik

analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal

kerja malui dua periode waktu yang dibandingkan.

e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis

untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan

kas pada suatu periode waktu tertentu.

f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk

mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun

laporan rugi laba baik secara individu maupun secara simultan.

g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

h. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui

tingkat penjualan yang harys dicapai agar perusahaan tidak

mengalami kerugian.

Sedangkan Menurut (Kariyoto, 2017) alat analisis laporan keuangan

terbagi menjadi dua yaitu:

a. Alat Analisis Khusus

Adapun yang termasuk kedalam alat analisis khusus adalah

sebagai berikut:

1) Analisis Laba Kotor (Gross Profit Analysis)

2) Analisis Impas (Break Even Point Analysis - BEP)

3) Analisis DuPont (DuPont Analysis)


11

4) Analisis Anggaran Modal (Capital Budgeting Analysis)

5) Analisis Sewa Guna Usaha (Leasing Analysis)

6) Analisis Pendanaan Jangka Panjang (Funding Long Term

Analysis)

b. Alat Analisis Umum

1) Analisis laporan keuangan komparatif (Comparative analysis) /

Analisis Horizontal

2) Analisis laporan keuangan berukuran sama (Common size

analysis)

3) Analisis rasio (Ratio analysis)

4) Analisis laporan arus kas (Cash flow statement analysis)

Saat ini analisis rasio merupakan salah satu analisis paling

popular dan banyak digunakan karena sangat sederhana jika dibandingkan

dengan alat analisis keuangan lainnya karena hanya menggunakan operasi

aritmetika yang sederhana. Alasan menggunakan analisis rasio keuangan

dalam penganalisisaan data keuangan menurut (Kasmir,2016) adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan ukuran atau besaran antara

perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain atau perbedaan

jangka waktu.

b. Untuk menjadikan data lebih meyakinkan anggapan yang melandasi

alatalat statistik, misalnya dalam analisis regresi.

c. Untuk membuktikan teori dimana rasio adalah variabel yang menarik

perhatian.
12

d. Untuk memanfaatkan suatu observasi keteraturan empirik antara rasio

keuangan dengan estimasi atau prediksi suatu variabel yang menarik,

misalnya masalah kebangkrutan (rasio keuangan digunakan sebagai

alat prediksi kebangkrutan), resiko dari suatu surat berharga.

2. Tujuan dan Manfaat Kinerja Keuangan


Menurut (Kasmir,2016)kinerja keuangan perusahaan mempunyai

beberapa tujuan diantaranya:

a. Untuk mengetahui likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada

saat ditagih.

b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi.

c. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode

tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas

secara produktif.

d. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan

perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar

tetap stabil, yang diukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar

pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen

secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami

kesulitan atau krisis keuangan.


13

Sedangkan menurut (Wijaya,2017) kinerja keuangan bertujuan untuk:

a. Memberikan informasi yang berguna dalam keputusan penting

mengenai aset yang digunakan dan untuk memacu para manajer

membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan

b. Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha

c. Hasil pengukuran kinerja dijadikan dasar untuk menilai perubahan

potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa

depan.

Kinerja keuangan mempunyai manfaat tertentu, berikut ini

merupakan manfaat penilaian kinerja menurut (Sugeng, 2019) penilaian

kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan, seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.

c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan

untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan

karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

mereka menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Berbagai pihak

yang terkait dengan perusahaan tertentu membutuhkan informasi yang

mendukung kepentingan masing-masing pihak tersebut yang dihasilkan

oleh akuntansi yang berupa laporan laporan keuangan utama

perusahaaan beserta informasi lainnya.


14

Berikut ini merupakan pihak-pihak yang memanfaatkan informasi

atas kinerja keuangan perusahaan menurut (Sugeng, 2019)

a. Pemerintah mengharapkan suatu perusahaan untuk membayar pajak

sesuai ketentuan perundangan sehingga memperoleh penghasilan dari

pajak.

b. Pemasok bahan baku perusahaan menginginkan agar perusahaan

membayar pembeliannya tepat waktu.

c. Pihak bank membutuhkan jaminan akan kemampuan perusahaan untuk

mengembalikan dana yang dipinjamnya berdasarkan suku bunga

pinjaman yang disyaratkan.

d. Konsumen mengharapkan mutu produk yang baik serta kemudahan

memperoleh berbagai layanan yang berkaitan dengan produk itu sendiri.

e. Masyarakat sekitar mengharapkan perusahaan memberikan lapangan

pekerjaan dan pabrik yang beroperasi secara ramah lingkungan

(environmentally concern).

f. Investor ingin menanamkan modalnya dalam bentuk saham perusahaan

tentu akan mempertimbangkan kinerja keuangan perusahaan dalam

menghasilkan laba serta kemampuannya memberikan pengembalian

(return) sesuai tingkat yang diharapkan.

3. Analisis Rasio Keuangan

Menurut (Hery,2015) mengemukakan pengertian dari rasio secara

simpel adalah membandingkan antara satu angka dengan angka lainnya

yang memberikan suatu makna. Dari berbagai alat analisis keuangan,

analisis rasio adalah yang paling banyak digunakan karena dengan


15

menggunakan rasio kita dapat meringkas suatu data histori perusahaan

sebagai bahan perbandingan.

Menurut (Kasmir, 2016), analisis rasio keuangan adalah

menghubungkan elemen-elemen yang ada di laporan keuangan agar bisa

di interprestasikan lebih lanjut. Analisis dan interprestasi dari macam-

macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang

kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan

berpengalaman dibandingkan analisis yang hanya didasarkan atas data

keuangan sendiri-sendiri yang tidak berbentuk rasio. Analisis rasio

keuangan meliputi dua jenis perbandingan. Pertama, yaitu dengan

membandingkan rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang

dalam satu perusahaan yang sama. Kedua, dengan membandingkan rasio

persahaan dengan perusahaan lainnya yang sejenis.

Dikemukakan oleh (Wijaya,2017) bahwa dalam suatu analisis rasio

keuangan ada lima inti atau lima pokok, yaitu sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas: rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.

b. Rasio Leverage: rasio yang mengukur seberapa jauh atau besar

perusahaan telah didanai atau dibiayai oleh utang

c. Rasio Aktivitas: rasio yang mengukur seberapa efektif (hasil guna)

perusahaan menggunakan sumber dayanya.

d. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas: rasio yang mengukur seberapa besar

efektifitas manajemen atau eksekutif perusahaan yang dibuktikan

dengan kemampuan menciptakan keuntungan atau perlu ditambahkan

mampu menciptakan nilai tambah ekonomis perusahaan.


16

e. Rasio Valuasi: rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan melalui

para eksekutifnya mampu menciptakan nilai pasar (market value) yang

lebih besar atas investasi yang ditanamkannya. Rasio ini merupakan

suatu rasio yang lengkap, di mana faktor risiko (risk ratio) dan harapan

tingkat keuntungan (expected return) harus dipelihara dengan baik untuk

memaksimalkan kesejahteraan para investor.

4. Laporan Keuangan

Menurut (Kasmir, 2016) menjelaskan bahwamanajemen keuangan

tidak bisa terlepas dari laporan keuangan karena dengan adanya laporan

keuangan maka dapat diketahui kondisi keuangan suatu perusahaan.

Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan

perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan

keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua

laporan utama, yakni Neraca dan Laporan Laba-Rugi.

Sedangkan (Arifin,2018) menjelaskan media yang dapat dipakai

untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah laporan keuangan

yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba yang ditahan,

dan laporan posisi keuangan. Selanjutnya Laporan keuangan merupakan

hasil akhir proses akuntansi selama periode tertentu. Laporan keuangan

umumnya terdiri dari atas 3 macam adalah sebagai berikut:

Neraca (Balance Sheet): dalam neraca dapat dilihat berapa besar

kekayaan (assets) perusahaan, dan dari mana sumber dana yang

diperoleh perusahaan (liabilities, equity/owner’s capital).


17

a. Laporan Rugi/Laba (Profit/Loss Statement/Income Statement): laporan

yang menggambarkan kinerja perusahaan pada suatu periode tertentu,

dan disebut juga “bottom line”.

b. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana (Statement of Sources and

Uses of Funds): lapoan keuangan yang mengikhtisarkan tentang dari

mana sumber dana diperoleh dan dialokasikan. Dapat disimpulkan

laporan keuangan merupakan informasi historis yang dapat digunakan

dalam melengkapi analisis untuk proyeksi masa depan perusahaan.

5. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan

Menurut (Kasmir, 2016) menjelaskan bahwa kinerja keuangan

perusahaan berhubungan erat dengan pengukuran dan juga penilaian

kinerja. Pengukuran kinerja (performing measurement) ialah kualifikasi &

efisiensi serta efektivitas perusahaan di dalam pengoperasian bisnis

perusahaan selama periode akuntansi. Adapun penilaian kinerja tersebut

ialah penentuan efektivitas operasional dan organisasi serta karyawan

yang berdasar pada sasaran, standar dan kriteria yang sudah ditetapkan

sebelumnya secara periodik.

Pengukuran kinerja dipakai perusahaan untuk melakukan sebuah

perbaikan di atas kegiatan operasionalnya supaya bisa bersaing dengan

perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan ini merupakan proses

pengkajian yang kritis terhadap review data, menghitung, mengukur, lalu

menginterprestasi, dan memberikan sebuah solusi terhadap keuangan

perusahaan dalam suatu periode tertentu.


18

Kinerja keuangan bisa dinilai dengan sejumlah alat analisis. Menurut

(Wijaya, 2017), berdasarkan tekniknya, analisis keuangan bisa dibedakan

menjadi :

a. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, adalah teknik analisis

dengan cara membandingkan sebuah laporan keuangan dalam dua

periode atau lebih dengan cara menunjukkan perubahan, baik pada

jumlah (absolut) ataupun dalam persentase (relatif).

b. Analisis Tren atau tendensi posisi, adalah teknik analisis guna

mengetahui tendensi kondisi keuangan apakah sedang menunjukkan

kenaikan atau malah penurunan.

c. Analisis Persentase per-Komponen (common size), adalah teknik

analisis guna mengetahui persentase investasi di masing – masing

aktiva terhadap keseluruhan atau jumlah total aktiva maupun utang.

d. Analisis Sumber & Penggunaan Modal Kerja, adalah teknik analisis

guna mengetahui besarnya sumber dana dan penggunaan modal kerja

melewati dua periode waktu yang sudah dibandingkan.

e. Analisis Sumber & Penggunaan Kas, adalah teknik analisis guna

mengetahui keadaan kas disertai sebab dari terjadinya perubahan kas

dalam suatu periode waktu tertentu.

f. Analisis Rasio Keuangan, adalah teknik analisis keuangan guna

mengetahui hubungan di antara pos – pos tertentu dalam neraca

ataupun laporan laba rugi baik secara individu ataupun secara simultan.

g. Analisis Perubahan Laba Kotor, adalah teknik analisis guna mengetahui

posisi laba dan sebab – sebab terjadinya dari perubahan laba.


19

h. Analisis Break Even, adalah teknik analisis guna mengetahui tingkat

penjualan yang harus dicapai supaya perusahaan tidak akan mengalami

kerugian.

Bagi investor, informasi tentang kinerja keuangan perusahaan ini bisa

digunakan untuk melihat apakah mereka akan melakukan pertahanan

investasi mereka di perusahaan tersebut atau malah mencari alternatif lain.

Jika kinerja perusahaan baik maka dapat disimpulkan nilai usaha akan

tinggi. Dengan nilai usaha yang naik atau tinggi ini akan membuat para

investor melirik – lirik perusahaan tersebut guna menanamkan modalnya

sehingga akan terjadi kenaikan pada harga saham. Atau bisa dikatakan

bahwa harga saham adalah fungsi dari nilai perusahaan. Sementara bagi

perusahaan, informasi dari kinerja keuangan perusahaan ini dapat

dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti berikut :

Untuk mengukur prestasi yang sudah dicapai bagi suatu organisasi

pada periode tertentu yang mencerminkan sebagai tingkat keberhasilan

pelaksanaan kegiatannya.

a. Selain dipakai untuk melihat kinerja suatu organisasi secara

keseluruhan, maka pengukuran kinerja dapat pula digunakan untuk

menilai kontribusi pada suatu bagian dalam pencapaian tujuan sebuah

perusahaan secara keseluruhan.

b. Dapat dipakai sebagai dasar penentuan perencanaan/strategi

perusahaan di masa yang akan datang.

c. Memberi sebuah petunjuk dalam membuat keputusan dan kegiatan

organisasi secara umum dan divisi atau pada bagian organisasi pada

khususnya.
20

d. Sebagai dasar penentuan dari kebijaksanaan penanaman modal supaya

bisa meningkatkan efisiensi dan juga produktivitas perusahaan.

Dengan demikian kesimpulan dari kinerja keuangan adalah suatu

usaha formal yang dilakukan perusahaan sebagai tolok ukur untuk

mengevaluasi efisien dan juga efektivitas dari aktivitas perusahaan. Jika

kinerja perusahaan ini baik, maka banyak para investor melirik untuk

menanamkan modalnya.

B. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Kinerja Keuangan

1. Rasio Likuiditas

a. Definisi Likuditas

Menurut (Kariyoto, 2017) likuiditas merupakan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya.

Likuiditas atau sering juga disebut dengan rasio modal kerja merupakan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

yang sudah jatuh tempo.

Sedangkan menurut (RiyantoWijaya, 2017) bahwa likuiditas

dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva

lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan

jumlah utang lancar di lain pihak (likuiditas badan usaha), juga dengan

pengeluaran-pengeluaran untuk menyelenggarakan perusahaan di lain

pihak (likuiditas perusahaan).

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli di

atas, dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah perbandingan antara

uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai,
21

dengan jumlah utang lancar dan pengeluaran-pengeluaran untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Unsur-Unsur Likuiditas

Menurut (Sumiati dan Indrawati, 2019) pengukuran llikuiditas

perusahaan dapat diketahui dari neraca pada suatu saat antara lain

dengan membandingkan jumlah aktiva lancar (currentassets) di satu

pihak dengan utang lancar (current liabilities) dilain pihak. Berdasarkan

hal di atas maka unsur-unsur likuiditas yakni aktiva lancar dan utang

lancar yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Aktiva Lancar

Menurut(Sumiati dan Indrawati,2019) aktiva lancar adalah

aktiva yang dengan mudah dapat dikonversikan ke dalam bentuk

tunai atau aktiva yang dipergunakan dalam satu siklus operasi”. Lebih

lanjut (Sumiati dan Indrawati, 2019)aktiva lancar merupakan aktiva

paling likuid yang dimiliki perusahaan yang dapat diwujudkan dalam

bentuk kas dan siap digunakan kurang dari satu periode akuntansi.

Sedangkan (Sumiati dan Indrawati, 2019) aset lancar

merupakan sumber daya atau klaim atas sumber daya yang langsung

dapat diubah menjadi kas, biasanya dalam jangka waktu siklus

operasi perusahaan.Berdasarkan definisi di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diubah

menjadi kas atau uang tunai dan digunakan dalam satu periode

akuntansi.Unsur-unsur aktiva lancar menurut Baridwan terdiri dari:


22

a) Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen

yang dapat disamakan dengan kas, misalnya cek, money order,

pos wesel dan lain-lain.

b) Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek.

c) Piutang dagang dan piutang wesel

d) Piutang pegawai, anak perusahaan dan pihak-pihak lain, jika

akan diterima dalam waktu satu tahun.

e) Piutang angsuran dan piutang wesel angsuran, jika merupakan

hal yang umum dalam perdangangan dan akan dilunasi dalam

jangka waktu satu tahun.

f) Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam

proses, barang jadi, bahan-bahan pembantu dan bahan bahan

serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan alat-

alat/mesin-mesin.

g) Biaya-biaya yang dibayar dimuka seperti asuransi, bunga, sewa,

pajak-pajak, bahan pembantu dan lain-lain.

2) Utang Lancar

Menurut (Sumiati dan Indrawati, 2019)utang lancar yakni

suatu kewajiban yang segera harus dibayar atau dilunasi dan

umurnya tidak lebih dari satu tahun. Lebih lanjut menurut utang

lancar merupakan utang-utang yang segera harus dilunasi oleh

perusahaan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa utang

lancar adalah kewajiban perusahaan yang harus dilunasi sebelum

satu periode akuntansi berakhir.


23

Unsur-unsur utang lancar menurut (Kasmir, 2016) terdiri dari:

a) Utang dagang yaitu utang yang timbul dari pembelian barang

dagang atau jasa.

b) Utang wesel yaitu utang yang memakai bukti-bukti tertulis berupa

kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu.

c) Taksiran utang pajak yaitu jumlah pajak penghasilan yang

diperkirakan untuk laba periode yang bersangkutan.

d) Utang biaya yaitu biaya-biaya yang sudah menjadi beban tapi

belum dibayar.

e) Utang-utang lain yang akan dibayar dalam jangka waktu 12

bulan. Dalam kelompok ini hanya dimasukkan utang-utang yang

pelunasannya menggunakan sumber-sumber aktiva lancar.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi likuiditas,

sebagaimana dikemukakan oleh (Kariyoto, 2017) yaitu:

1) Disektor aktiva lancar (current asset)

Transaksi-transaksi yang dapat mengakibatkan kenaikan

aktiva lancar adalah sebagai berikut:

a) Menjual aktiva tetap (fixed asset).

b) Mendapatkan tambahan modal sendiri.

c) Mendapatkan tambahan utang jangka panjang.

2) Disektor utang lancar (current liabilities)

a) Menjual aktiva.

b) Mendapatkan tambahan modal sendiri.

c) Mendapatkan tambahan utang jangka panjang.


24

3) Disektor aktiva lancar dan utang lancar

Dengan adanya transaksi menyangkut kedua current

accounts tersebut akan dapat mengakibatkan perubahan current

ratio.

d. Pengukuran Likuiditas

Menurut (Kariyoto, 2017), likuiditas dapat dihitung dengan rasio

lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), waktu penagihan

(collection period) dan jumlah hari untuk menjual persediaan (days to

sell inventory).Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan

menggunakan rasio lancar. Rasio ini dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi utang jangka pendek dengan menggunakan utang lancar.

Rasio yang rendah menunjukkan likuiditas jangka pendek yang

rendah.Sebaliknya, rasio yang tinggi menunjukkan likuiditas yang tinggi.

2. Rasio Aktivitas

a. Definisi Rasio Aktivitas

Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan

berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan

tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan

mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam

padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik

bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.


25

1) Perputaran Piutang, merupakan cara mengukur berapa kali,

secara rata-rata piutang yang dikumpulkan dalam satu tahun.

Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan

dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya. Rasio ini

mengukur efektivitas pengelolaan piutang. Semakin tinggi tingkat

perputarannya semakin efektif pengelolaan piutangnya (Wijaya,

2017).

2) Perputaran Persediaan, menggambarkan likuiditas perusahaan,

yaitu dengan cara mengukurefisiensi perusahaan dalam

mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin

tinggi tingkat perputarannya semakin efektif pengelolaan

persediaanya (Wijaya, 2017).

3) Perputaran Aktiva Tetap, merupakan cara mengukur sejauh mana

kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan

aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan

sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva

tetapnya. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif proporsi

aktiva tetap tersebut (Wijaya, 2017).

4) Perputaran Total Aktiva, meurpakan rasio yang menghitung

efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya

menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah

harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,

pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau modalnya

(Wijaya, 2017).
26

b. Jenis-jenis Rasio Aktivitas

Menurut (Kasmir, 2016) terdapat berbagai jenis rasio dalam

pengukuran aktivitas keuangan, yaitu sebagai berikut:

1) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

Adalah jenis rasio aktivitas yang menunjukan seberapa

efektif persediaan dikelola dengan membandingkan harga pokok

penjualan dengan persediaan rata-rata untuk suatu periode.

Dengan kata lain, Rasio Perputaran Persediaan ini adalah rasio

yang menilai efisiensi pengendalian persediaan barang yang dibeli

perusahaan untuk dijual kembali. Berikut ini adalah rumus Rasio

Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio).

Harga pokok penjualan


Rasio perputaran persedian =
Persedian rata-rata

2) Rasio Perputaran Total Aset

Total Assets Turnover Ratio adalah rasio efisiensi yang

mengukur efisiensi penggunaan aset perusahaan terhadap

penjualan produk. Dengan kata lain, Rasio Perputaran Total Aset

ini adalah pengukuran kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan penjualan dari total asetnya dengan

membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata.

Berikut ini adalah Rumus Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset

Turnover Ratio).

Penjualan bersih tahunan


perputan total asset =
rata-rata total asset
27

3) Rasio Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover Ratio)

Seperti namanya, Rasio Perputaran Aset Tetap atau Fixed

Assets Turnover Ratio ini membandingkan penjualan perusahaan

dengan aset tetapnya. Rasio ini dapat menunjukan seberapa

efektif dan efisien perusahaan menggunakan aset tetapnya untuk

menghasilkan pendapatan. Berikut ini adalah Rumus Rasio

Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover Ratio).

penjualan
perputaran aktiva total =
aktiva total

c. Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas

Dalam praktiknya rasio aktivitas yang digunakan perusahaan

memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai. Raio aktivitas juga

memberikan banyak manfaat bagi kepentingan perusahaan maupun

bagi pihak luar perusahaan, untuk masa sekarang maupun yang akan

datang. Menurut (Kasmir,2016) Tujuan yang hendak dicapai perusahaan

dari penggunaan rasio aktivitas antara lain :

1) Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu

periode atau berapa kali dana ditanam dalam piutang ini berputar

dalam satu periode.

2) Untuk menghitung hari rata – rata penagihan piutang, dimana hasil

perhitungan ini menunjukkan jumlah hari (berapa hari) piutang

tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.

3) Untuk menghitung berapa hari rata –rata sediaan tersimpan

digudang.
28

4) Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal

kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang

dapat dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan (working

capital turn over)

5) Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva

tetap berputar dalam satu periode.

6) Untuk mengukur penggunaan semula aktiva perusahaan

dibandingkan dengan penjualan.

Terdapat beberapa manfaat yang kita peroleh dalam

penggunaan rasio aktivitas. Menurut (Kasmir,2016). Beberapa manfaat

dari rasio aktivitas antara lain:

1) Dalam bidang piutang

a) Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama

piutang mampu ditagih selama periode.

b) Manajemen dapat mengetahui jumlah hari dalam rata – rata

penagihan piutang sehingga manajemen dapat pula

mengetahui jumlah hari piutang tersebut rata – rata tidak dapat

ditagih.

2) Dalam bidang sediaan

Manajemen dapat mengetahui hari rata – rata sediaan

tersimpan dalam gudang. Hasil ini dibandingkan dengan target yang

telah ditentukan atau rata – rata industry. Kemudian perusahaan

dapat pula membandingkan hasil ini dengan pengukuran rasio

beberapa periode lalu.

3) Dalam bidang modal kerja dan penjualan


29

Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang

ditanamkan dalam modal kerja berputar dalam satu periode atau

dengan kata lain, berapa penjualan yang dapat dicapai oleh setiap

modal kerja yang digunakan.

4) Dalam bidang aktiva dan penjualan

a) Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang

ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.

b) Manajemen dapat mengetahui penggunaan semua aktiva

perusahaan dibandingkan dengan penjualan dalam suatu

periode tertentu.

C. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel Metode Hasil Penelitian


Penulis/Tahun Penelitian Penelitian Analisis
1 Suci Analisis 1. Current Analisis Hasil penelitian ini
Puspitaningtias Pengaruh Regresi menunjukkan
Ratio (X1)
(2018) Current Linear current ratio
Ratio, Debt 2. Debt to Berganda berpengaruh
To Equity positif dan
Equity Ratio
Ratio, signifikan
Working (X2) terhadap kinerja
Capital keuangan
3. Working
Turnover, perusahaan, debt
Assets Capital to equity ratio
Tangibility, berpengaruh
Turnover
Total Assets negatif dan
Turnover, (X3) signifikan
Dan Assets terhadap kinerja
4. Assets
Growth keuangan
Terhadap Tangibily perusahaan,
Kinerja working capital
(X4)
Keuangan turnover
Perusahaan 5. Assets berpengaruh
positif dan
30

Growth (X5) signifikan


terhadap kinerja
6. Kinerja
keuangan
Keuangan perusahaan,
assets tangibility
(Y)
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan, total
assets turnover
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan, dan
assets growth
berpengaruh
negatif dan tidak
signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan
2 Mirnawati, Pengaruh 1. Likuiditas Analisis Hasil penelitian ini
Wuryanti, dan Likuiditas Regresi menunjukkan
(X1)
Purwanto (2015) dan Linear bahwa secara
Profitabilitas 2. Profitabilitas Berganda parsial likuiditas
Terhadap dan profitabilitas
(X2)
Kinerja berpengaruh
Keuangan 3. Kinerja positif dan
PT Aneka signifikan
Keuangan (Y)
Gas Industri terhadap kinerja
Natar keuangan pada
Lampung PT Aneka Gas
Selatan. Industri natar
Lampung Selatan.
Secara simultan
kedua variabel
tersebut
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
keuangan.
3 Wiguna (2015) Pengaruh 1. Likuiditas Analisis Hasil dari
Profitabilitas Regresi penelitian ini
(X1)
dan Linear menunjukan
Likuiditas 2. Profitabilitas Berganda bahwa secara
31

Terhadap (X2) parsial pengaruh


Kinerja profitabilitas yang
3. Kinerja
Keuangan diukur melalui
Perusahaan Keuangan return on equity
(Studi Kasus (ROE) memiliki
(Y)
pada pengaruh yang
Perusahaan signifikan
Transportasi terhadap kinerja
yang keuangan
Terdaftar di perusahaan yang
Bursa Efek diukur melalui
Indonesia earning before tax
Periode (EBT). Likuiditas
2011-2013) yang diukur
melalui current
ratio (CR) tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan yang
diukur melalui
earning before tax
(EBT). Sedangkan
secara simultan
profitabiitas yang
diukur melalui
return on equity
(ROE) dan
likuiditas yang
diukur melalui
current ratio (CR)
memliki pengaruh
yang signifikan
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan yang
diukur melalui
earning before tax
(EBT).
4 Deryl mahmud Pengaruh 1. Likuiditas Analisis Hasil penelitian
(2016) Likuiditas, Regresi menunjukkan
(X1)
Struktur Linear bahwa likuiditas
Modal, Dan 2. Struktur Berganda yang diproksikan
Profitabilitas dengan current
Modal (X2)
Terhadap ratio tidak memiliki
Kinerja 3. Profitabiltias pengaruh
Keuangan terhadap kinerja
(X3)
Pada keuangan,
Perusahaan 4. Kinerja sedangkan
32

Makanan Keuangan (Y) struktur modal


Dan yang diukur
Minuman dengan DER
Yang mempunyai
Terdaftar Di pengaruh
Bursa Efek terhadap kinerja
Indonesia keuangan.
periode Profitabilitas yang
2011-2015. diproksikan
dengan ROA
mempunyai
pengaruh
terhadap kinerja
keuangan Kata
kunci: Kinerja
keuangan
perusahaan,
likuiditas, struktur
modal, dan
profitabilitas.
5 Pauline Natalia Analisis 1. Risiko Analisis Berdasarkan hasil
(2017). Pengaruh Regresi penelitian
Kredit(X1)
Risiko Kredit, Linear menunjukkan
Risiko Pasar, 2. Risiko Pasar Berganda bahwa risiko
Efisiensi pasar dan
(X2)
Operasi, efisiensi operasi
Modal dan 3. Efisiensi berpengaruh
Likuiditas signifikan
Operasi (X3)
Terhadap terhadap kinerja
Kinerja 4. Modal (X4) keuangan bank.
Keuangan Sementara itu,
5. Likuiditas
Perbankan risiko kredit,
(Studi Kasus (X5) modal, dan
pada Badan likuiditas tidak
6. Kinerja
Usaha Milik memiliki pengaruh
Negara yang Keuangan (Y) yang signifikan
Terdaftar di terhadap kinerja
BEI Periode keuangan bank.
2009-2012
6 Arysa Ardy Analisis 1. Current Ratio Analisis Hasil Penelitian
Septhina (2016). Pengaruh Regresi menunjukkan
(X1)
Likuiditas Linear variabel curren
Terhadap 2. Cash Ratio Berganda ratio mempunyai
Kinerja pengaruh positif
(X2)
Keuangan yang signifikan
pada 3. Quick Ratio terhadap kinerja
Perusahaan keuangan (ROE).
(X3)
Food And Variabel cash ratio
Beverages 4. Working mempunyai
yang pengaruh positif
33

Terdaftar di Capital To Total yang signifikan


Bursa Efek terhadap kinerja
Asset Ratio (X4)
Indonesia keuangan (ROE).
Periode 5. Kinerja Variabel quick
2012-2014. Keuangan (Y) ratio tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
terhadap kinerja
keuangan (ROE).
Variabel working
capital to total
assets ratio
mempunyai
pengaruh negatif
yang signifikan
terhadap kinerja
keuangan (ROE).
7 Wikan Budi Pengaruh 1. Likuiditas Analisis Berdasarkan hasil
Utami, Sri Likuiditas, Regresi dari uji f diketahui
(X1)
Laksmi Solvabilitas, Linear bahwa likuiditas,
Pardanawati dan 2. Solvabilitas Berganda solvabilitas, dan
(2016). Manajemen manajemen aset
(X2)
Aset secara bersama-
Terhadap 3. Manajemen sama
Kinerja berpengaruh
Aset (X3)
Keuangan signifikan
pada 4. Kinerja terhadap variabel
Perusahaan Keuangan (Y) kinerja keuangan
Go Publik pada perusahaan
yang go publik yang
Terdaftar terdaftar dalam
dalam kompas di
Kompas 100 indonesia.
di Indonesia.
8 Puji Dwi Analisis 1. Likuiditas Analisis Berdasarkan hasil
Vidiantoro Pengaruh Regresi dari uji f diketahui
(X1)
(2016). Likuiditas, Linear bahwa likuiditas,
Leverage, 2. Leverage Berganda Leverage, Aktifitas
Aktifitas dan dan profitabilitas
(X2)
Profitabilitas secara bersama-
Terhadap 3. Aktifitas (X3) sama
Kinerja berpengaruh
4. Profitabilitas
Keuangan signifikan
Perusahaan (X4) terhadap variabel
yang kinerja keuangan
5. Kinerja
Terdaftar di pada perusahaan
Keuangan (Y)
BEI. yang terdaftar di
BEI
9 Desi Rahayu Pengaruh 1. Likuiditas Analisis Berdasarkan
34

(2016) Ratio (X1) Regresi analisis regresi


Likuiditas, Linear linear berganda
2. Leverage
Rasio Berganda dapat disimpulkan
Leverage (X2) bahwa terdapat
dan Rasio pengaruh secara
3. Aktifitas (X3)
Aktifitas simultan dan
Terhadap 4. Kinerja parsial antara
Kinerja Keuangan (Y) rasio likuiditas,
Keuangan rasio leverage,
Perusahaan rasio aktifitas
(Studi pada terhadap kinerja
Perusahaan keuangan.
yang listing di
BEI Tahun
2012-2014
10 Gerni Ruwanti Pengaruh 1. Quick Ratio Analisis Berdasarkan
(2016) Rasio Regresi analisis, bahwa
(X1)
Likuiditas Linear variabel rasio
Terhadap 2. Investing Berganda cepat, rasio
Kinerja kebijakan
Policy Ratio(X2)
Keuangan investasi, rasio
Perbankan 3. Banking Ratio perbankan, rasio
pada Bank- aset terhadap
(X3)
bank Swasta pinjaman, rasio
Go-Public di 4. Assets to kas dan rasio
Bursa Efek simpanan
Loan Ratio (X4)
Indonesia. pinjaman secara
5. Cash Ratio simultan
mempengaruhi
(X5)
kinerja keuangan
6. Loan Deposit perbankan (ROA)
sebesar 80,6%,
Ratio (X6)
sedangkan
7. Return on sisanya 19,4%
Assets (Y) dipengaruhi oleh
variabel lain tidak
termasuk dalam
model penelitian.
Sumber: Data Sekunder diolah, 2020.

D. Kerangka Pikir

1. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan

Rasio Likuiditas adalah perbandingan antara uang tunai dan aktiva lain

yang dapat disamakan dengan uang tunai, dengan jumlah utang lancar dan

pengeluaran-pengeluaran untuk memenuhi kewajiban jangka


35

pendeknya.hubungan yang positif antara CR dengan ROA mempunyai arti

bahwa kenaikan likuiditas akan diikuti oleh kenaikan kinerja keuangan

perusahaan. Menurut (mirnawati, wuryanti,dan Purwanto, 2015) hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial likuiditas berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan.

2. Pengaruh Rasio Aktivitas Terhadap Kinerja Keuangan

Salah satu rasio aktivitas adalah Total Asset Turnover (TAT).

TotalAsset Turnover menunjukkan asset yang digunakan oleh perusahaan

untuk menghasilkan penjualan. TAT penting bagi kreditor dan pemilik

perusahaan, akan tetapi lebih penting lagi bagi pihak manajemen dalam

mengukur efisien tidaknya penggunaan aset perusahaan dalam rangka

menunjang kegiatan operasionalnya sehari-hari. Jika perusahaan dapat

menggunakan sumber dayanya secara efisien untuk meningkatkan

penjualan, maka hal ini tentu saja akan berdampak positif terhadap tingkat

pertumbuhan laba perusahaan.menurut (desi rahayu, 2016) hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa rasio aktifitas berpengaruh terhadap kinerja

keuangan.

3. Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas Secara Simultan Terhadap

Kinerja Keuangan

Kinerja Keuangan merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi

efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi

kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan, dapat dilihat prospek

pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan. Perusahaan

dikatakan berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja

tertentu yang telah ditetapkan.


36

Dari masing-masing variabel memiliki hubungan terhadap kinerja

keuangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas

Secara Simultan Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan. Penelitian ini

diharapkan sejalan dengan hasil penelitian yang didaptkan oleh (Arysa

Ardy Septhina,2016). Hasil Penelitian menunjukkan variabel curren ratio

mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan

(ROE). Variabel cashratio mempunyai pengaruh positif yang signifikan

terhadap kinerja keuangan (ROE). Variabel quick ratio tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan (ROE). Variabel

working capital tototal assets ratio mempunyai pengaruh negatif yang

signifikan terhadap kinerja keuangan (ROE).

Berdasarkan penjelasan di atas maka kerangka pikir penelitian ini

sebagai berikut:

Rasio likuiditas
Kinerja Keuangan
Parsial

Rasio aktivitas Simultan

Gambar 2.1: Kerangka Pikir

Sumber: Penulis
37

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat

praduga yang kebenarannya masih harus dibuktikan, maka hipotesis penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H1 : Diduga bahwa Rasio Likuiditas, dan Rasio Aktivitas secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan

H2 : Diduga bahwa Rasio Likuiditas, dan Rasio Aktivitas secara simultan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif, Jenis

pendekatan deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2017) analisis deskriptif

merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Data yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari Galeri Bursa Efek Kampus Universitas Muhammadiyah

Makassar, Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah

1-2 bulan yang di laksanakan pada bulan juli sampai september (2020).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut (Sugiyono,2017) bahwa yang dimaksud dengan populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi merupakan objek penelitian secara keseluruhan sebagai

sarana untuk mengumpulkan data. Populasi dari penelitian ini adalah

Laporan keuangan Perusahaan Industri Makanan dan Minuman yang

38
39

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2019 yaitu

sebanyak 30 perusahaan diantaranya sebagai berikut:

Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2015-2019

Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk
2 ALTO PT Tri Bayan Tirta, Tbk
3 AQUA PT Aqua Golden Mississipi, Tbk
4 DAVO PT Davomas Abadi, Tbk
5 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk
6 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk
7 MYOR PT Mayora Indah, Tbk
8 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk
9 SKBM PT Sekar Bumi, Tbk
10 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Compa, Tbk
11 ADES PT.Akasha Wirainternational, Tbk
12 BTEK PT.Bumi Teknokultura Unggul, Tbk
13 BUDI PT.Budi Starch & Sweetener, Tbk
14 CAMP PT.Campina Ice Cream Industry, Tbk
15 CEKA PT.Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk
16 CLEO PT.Sariguna Primatira, Tbk
17 DLTA PT.Delta Djakarta, Tbk
18 DMND PT.Diamond Food Indonesia, Tbk
19 FOOD PT.Sentra Food Indonesia, Tbk
20 GOOD PT.Garudafood Putra Putri Jaya, Tbk
21 HOKI PT.Buyung Poetra Sembada,Tbk
22 ICBP PT.Indofood Cbp Sukses Makmur, Tbk
23 IKP PT.Inti Agri Resources, Tbk
24 IKAN PT.Era Mandiri Cemerlang, Tbk
25 KEJU PT.Mulia Boga Raya,Tbk
26 MGNA PT.Magna Investama Mandiri, Tbk
27 PANI PT.Pratama Abadi Nusa Industri, Tbk
40

28 PCAR PT.Prima Cakrawala Abadi, Tbk


29 PSDN PT.Prasidha Aneka Niaga, Tbk
30 SKBM PT.Sekar Bumi, Tbk
Sumber: www.idx.co.id

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil untuk

mewakili data populasi dalam penelitian. Menurut (Sugiyono,2019)

bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Teknik penentuan sampel berdasarkan purposive sampling,

dengan menentukan kriteria sebagai berikut:

a. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2015-2019.

b. Memiliki laporan keuangan lengkap telah diaudit selama tahun 2015-

2019.

c. Tidak di keluarkan selama periode penelitian.

d. Berdasarkan kriteria tersebut, ada 6 perusahaan yang memenuhi

ketiga kriteria sebagai sampel penelitian.

e. Selanjutnya dari ke 6 perusahaan yang telah ditetapkan, maka diambil

5 tahun laporan keuangan tahunan yang ada di Bursa Efek Indonesia.

f. Berdasarkan jumlah perusahaan dan jumlah laporan keuangan, maka

jumlah sampel pada penelitian ini adalah (6 × 5 = 30) 30 sampel.

6 = jumlah perusahaan yang menjadi sumber data

5 = jumlah periode laporan keuangan dari 2015-2019

Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain:


41

Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Industri Makanan dan Minuman Indonesia tahun 2015-
2019

Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan

1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

2 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk

3 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk

4 MYOR PT Mayora Indah, Tbk

5 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk

6 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Compa, Tbk


Sumber: www.idx.co.id

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data

kuantitatif. Kuantitatif adalah metode untuk menguji teori-teori terntentu

dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel yang

diukur dengan menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang

terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik

(Noor, 2017). Data yang digunakan berupa laporan keuangan 6

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa tahun

2015-2919.

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder

adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan atau

dari sumber lainnya yang ada hubungan dengan objek penelitian.


42

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Untuk penulisan ini,

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian kepustakaan.

Penelitian kepustakaan yang dilakukan dengan mengumpulkan literatur yang

ada hubungannya dengan penelitian ini, dengan tujuan untuk mendapatkan

landasan teori dan teknik analisa dalam memecahkan masalah.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis variabel-variabel dan menguji serta membuktikan

hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, maka digunakan beberapa analisis

data antara lain:

1. Uji Asumsi Klasik

Menurut (Riduwan dan Akdon,2015) pengujian asumsi klasik bertujuan

untuk menghasilkan model regresi yang baik, untuk menghindari kesalahan

dalam pengujian asumsi klasi maka jumlah sampel yang digunakan harus

bebas dari bias. Uji asumsi klasik terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Menurut (Riduwan dan Akdon,2015) uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Ada beberapa cara untuk mendeteksi

apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu salah satunya

dengan menggunakan analisis grafik.

Analisis grafik adalah metode yang lebih handal dengan melihat

normal probability plot yang dibandingkan distibusi kumulatif dari


43

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari

residualnya. Adapun dasar pengambilan kesimpulan adalah sebagai

berikut:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukka pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi nomalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogram tidak menunjukka pola distribusi

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut (Riduwan dan Akdon,2015) menyatakan bahwa uji

multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditentukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik sebaiknya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam

model regresi dengan melihat nilai tolerance> 0,5 dan lawannya

variance inflation factor (VIF) < 0,5 berarti data tidak ada masalah

multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

Menurut (Riduwan dan Akdon,2015) pengujian autokorelasi untuk

menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalah

penganggu pada periode t denga kesalah penganggu pada periode t-1


44

(sebelumnya). Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka

dapat dideteksi dengan uji Durbin Waston (DW Test).

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap

pembayaran dividen pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia digunakan analisis regresi linear

berganda, dengan menggunakan rumus sebagaiman yang dikemukakan

oleh (Sugiyono, (2016) yaitu:

Y = b0+ b1 X1 + b2 X2 + e

Dimana:

Y =Kinerja Keuangan

X1 = Rasio Likuiditas

X2 = Rasio Aktivitas

b0 = Nilai Intercept

b1, b2, = Koefisien arah regresi

e = Error standard yang digunakan (0.05)

3. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Menurut (Riduwan dan Akdon,2015) menjelaskan bahwa koefisien

determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menereangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.


45

4. Pengujian Hipotesis

Menurut (Riduwan dan Akdon,2015) mengemukakan bahwa uji hipotesis

digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh parsial dan

simultan dari variabel bebas terhadap pembayaran dividen. Adapan cara

pengujiannya dengan menggunakan Uji Statistik T, dan Uji Statistik F.

a. Uji Statistik Parsial (Uji Statistik T)

Menurut (Riduwan dan Akdon,2015) uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangka variasi variabel dependen. Adapun rumus

uji statistik parsial sebagai berikut:

r n2
t
1 r 2

Dimana:

T = Uji perbandingan (nilai t yang dihitung)

n = Jumlah sampel

r = Nilai koefisien korelasi

= Koefisien determinan

b. Uji Statistik Simultan (Uji Statistik F)

Menurut (Riduwan dan Akdon,2015) uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variable independen atau variable bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variable dependen atau variable terikat. Untuk menguji

hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menentukan tingkat signifikan sebesar a = 5% atau 0,05


46

2. Menghitung Uji F (F-Test)

( ) ( )

Dimana:

R2= Koefisien determinasi gabungan

K = Jumlah variabel independen

Sugiyono (2019) menyatakan bahwa kriteria pengujian hipotesis

yaitu:

1) Tolak , Terima jika nilai > pada taraf signifikansi

0,05 atau α 5%.

2) Tolak , Terima jika nilai < pada taraf signifikansi

0,05 atau α 5%.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

1. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

a. Gambaran Umum Perusahaan

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) didirikan pada tanggal 26

Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera. Perusahaan mulai mlai

beroperasi secara komersial pada tahun 1990.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan

Perusahaan meliputi ussaha bidang perdagangan, industry, perternakan,

perkebunan. Peranian, perikanan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha

entitas anak meliputi usaha industry mie dan perdagang mie, khususnya

mie kering, mie instan dan bihun, snack, industry biskuit, permen,

pekebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengelolahandan

distribusi beras.

Kantor pusat Perusahaan berada di Jakarta. Lokasi pabrik mie

kering, biscuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah.Usaha

Perkebunan kelapa sawit terletak di beberapa lokasi di Sumatra dan

Kalimantan.Usaha pengelolaan dan distribusi beras terletak di Cingkaren,

Jawa Barat dan Srage, Jawa Tengah.

47
48

b. Struktur Organisasi

c. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi sebuah perusahaan berwawasan nasional yang

membangun Indonesia, hebat, dan sukses di “food and related

businesses” yang bereputasi dan berkontribusi meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

2. Misi

a. Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas dan inovatif di

bidang “food and related businesses” yang mampu menciptakan

nilai tambah untuk semua pelanggan kita.

b. Menjadi perusahaan yang hebat dengan cara membangun sistem

jalur ganda dalam organisasi kita: “Orang yang tepat dan sistem

yang baik”.
49

c. Membangun budaya disiplin dan sumber daya manusia

pembelajar untuk memaksimalkan kekuatan karyawan dan

organisasi kita.

d. Memiliki kekuatan seperti perusahaan multinasional namun

dengan kelincahan seperti sebuah perusahaan kecil.

e. Menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalisme dan tata kelola

perusahaan yang baik.

f. Secara konsisten memberikan keuntungan di atas standar pasar

atas dana pemegang saham.

2. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

a. Gambaran Umum Perusahaan

Pertama kali berdiri dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma yang

didasarkan pada Akta No. 249 tanggal 15-11-1990 dan diubah kembali

dengan Akta No.171 tanggal 20-6-1991, semuanya dibuat dihadapan

Benny Kristanto, SH, Notaris di Jakarta dan sudah mendapat persetujuan

dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan

NO.C2-2915 HT.01.01Th.91 tanggal 12-7- 1991, serta telah didaftarkan di

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579,580 dan 581 tanggal

5- 8-1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12

tanggal 11-2-1992. Tambahan No.611 Perseroan mengubah namanya

yang semula PT. Panganjaya Intikusuma menjadi PT. Indofood Sukses

Makmur, berdasarkan Keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para

Pemegang Saham yang dituangkan dalam akta Risalah Rapat No.51

tanggal 5-2-1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH, Notaris di Jakarta.
50

Perseroan adalah Produsen mie instan yang meliputi pembuatan mie

dan pembuatan bumbu mi instan serta pengolahan gandum menjadi

tepung. Fasilitas produksi untuk produk mi instan terdiri dari 14 pabrik yang

tersebar di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi, sedangkan

untuk bumbu mi instan terdiri dari 3 pabrik di Pulau Jawa dan untuk

pengolahan gandum terdiri dari 2 pabrik di Jakarta dan Surabaya yang

dìdukung oleh 1 pabrik kemasan karung tepung di Citereup.

b. Struktur Organisasi
51

c. Visi dan Misi

1. Visi

“Perusahaan Total Food Solution”

2. Misi

a) Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan

b) Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi

dan teknologi kami

c) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan

lingkungan secara berkelanjutan

d) Meningkatkan stake holders value secara berkesinambungan

3. PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)

a. Gambaran Umum Perusahaan

PT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) didirikan 03 Juni 1929 dengan

nama N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen dan mulai beroperasi

secara komersial pada tahun 1929. Kantor pusat MLBI berlokasi di

Talavera Office Park Lantai 20, Jl. Let.Jend.TB. Simatupang Kav. 22-26,

Jakarta 12430, sedangkan pabrik berlokasi di Jln. Daan Mogot Km.19,

Tangerang 15122 dan Jl. Raya Mojosari – Pacet KM. 50, Sampang Agung,

Jawa Timur. MLBI adalah bagian dari Grup Asia Pacific Breweries dan

Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Fraser & Neave Ltd.

(Asia Pacific Breweries) dan Heineken N.V. (Heineken). Berdasarkan

Anggaran Dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLBI beroperasi

dalam industri bird dan minuman lainnya.


52

b. Struktur Organisasi

c. Visi dan Misi

1. Visi

“Wow Indonesia melalui performanya, mereknya, dan orang-

orangnya”

2. Misi

“Menjadi perusahaan Minuman Indonesia yang memiliki reputasi baik

dan bertanggungjawab dengan portofolio merek bir dan minuman

ringan terkemuka”

4. PT Mayora Indah Tbk (MYOR)

a. Gambaran Umum Perusahaan

PT Mayora Indah Tbk merupakan kelompok bisnis yang

memproduksi makanan terkemuka di Indonesia. Mayora Indah telah


53

berkembang menjadi salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Good

Industri yang telah diakui keberadaannya secara global. Terbukti bahwa

Mayora Indah telah menghasilkan berbagai produk berkualitas yang saat

ini menjadi merek-merek terkenal didunia, seperti Kopiko, Dannisa, Astor,

Energen, Torabika dan lain-lain. Perusahaan ini pertama kali didirikan sejak

17 Februari 1977 sebagai sebuah industri biskuit rumah sederhana yang

hingga sekarang mampu berkembang dengan pesat menjadi salah satu

kelompok usaha yang ter-integrasi di Indonesia. Perkembangan

perusahaan juga ditorehkan dengan merubah status perusahaan menjadi

perusahaan terbuka seiring dengan pencatatan saham perusahaan untuk

pertama kali di Bursa Efek Jakarta sejak 4 Juli 1990.Pada tahun-tahun

berikutnya perusahaan terus melakukan ekspansi cepat untuk menjadi

sebuah perusahaan yang berbasis ASEAN. Salah satu usaha-nya yakni

mendirikan fasilitas produksi dan beberapa kantor pemasaran yang terletak

di beberapa negara di Asia Tenggara.

Dengan inovasi-inovasi terbaru yang dilakukan perusahaan semakin

memperkokoh posisi Mayora di pasar global.Terbukti bahwa produk-produk

Mayora tidak hanya mampu memenuhi konsumen yang ada di dalam

negeri saja, namun telah menjangkau konsumen luar negeri bahkan hampir

menyebar di seluruh dunia. Hasil ini dapat dicapai berkat dukungan dari

jaringan distribusi yang kuat selain tersedianya fasilitas dengan sistem

logistik dan pengelolaan gudang yang modern. Selain itu, perusahaan telah

menerapkan tiga visi utama perusahaan yang menjadi acuan pengelolaan

di antaranya menjadi produsen makanan dan minuman berkualitas yang

dipercaya oleh konsumen baik di pasar domestik dan internasional serta


54

mengendalikan pangsa pasar yang signifikan dalam setiap kategori,

memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham perusahaan dan

memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara di mana

perusahaan beroperasi.

b. Struktur Organisasi

c. Visi dan Misi

1. Visi

“Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan

terpercaya di mata konsumen domestik maupun internasional dan

menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis”.

2. Misi

“Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata rata industri

dan memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders

Perseroan. Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan

dan negara dimana Perseroan berada”.


55

5. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

a. Gambaran Umum Perusahaan

Nippon Indosari Corpindo Tbk merupakan salah satu perusahaan roti

dengan merek dagang Sari Roti terbesar di Indonesia. Perusahaan ini

berdiri pada tahun 1995 sebagai sebuah perusahaan penanaman modal

asing dengan nama PT Nippon Indosari Corporation. Perkembangan

perusahaan ini semakin meningkat dengan semakin meningkatnya

permintaan konsumen. Sehingga perseroan mulai meningkatkan kapasitas

produk dengan menambahkan dua lini produksi, yakni roti tawar dan roti

manis sejak tahun 2001.Sejak tanggal 28 Juni 2010 perseroan telah

melakukan Penawaran Umum Perdana dan mencatatkan sahamnya di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Bisnis roti yang dijalani perusahaan ini

semakin berkembang, dengan ini perusahaan semakin giat melakukan

pembangunan pabrik baru di beberapa tempat, seperti pembangunan tiga

pabrik sekaligus di Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara),

dan Cikarang (Jawa Barat) pada tahun 2011 serta pembangunan dua

pabrik di Palembang (Sumatera Selatan)dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Tak hanya itu PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. juga telah berhasil

memperoleh beberapa penghargaan, di antaranya Top Brands sejak tahun

2009 hingga 2011, Top Brand for Kids sejak tahun 2009 hingga 2012

Marketing Awards 2010, Indonesia Original Brands 2010, Investor Award

2012, penghargaan dari Forbes Asia dan beberapa penghargaan lainnya.

Beberapa produk Sari Roti antara lain Roti Tawar Spesial 6 Slices,

Roti Tawar Keju, Sandwich Isi Coklat, Sandwich Isi Krim Peanut, Chiffon

Cup Cake Strawberry, Chiffon Cup Cake Pandan, Chiffon Cup Cake
56

Coklat, Roti Isi Mix Fruit, Roti Isi Krim Coklat Vanilla, Roti Isi Krim Coklat,

Roti Isi Krim Keju, dan beberapa varian produk lainnya. Dengan tetap

dijaga-nya komitmen Sari Roti dalam proses produksi mulai dari tahap

pemilihan bahan-bahan yang berkualitas, tahap pemrosesan hingga

pendistribusian yang dilakukan secara profesional dengan bantuan

tenagatenaga ahli di bidang-nya membuat Sari Roti selalu menjadi

makanan pilihan bagi keluarga Indonesia.

b. Struktur Organisasi
57

c. Visi dan Misi

1. Visi

Menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia dengan

menghasilkan dan mendistribusikan produk – produk berkualitas

tinggi dengan harga yang terjangkau bagi rakyat Indonesia.

2. Misi

Membantu meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan

memproduksi dan mendistribusikan makanan yang bermutu tinggi,

sehat, halal, dan aman bagi pelanggan.

6. PT Ultrajaya Milk Tbk (ULTJ)

a. Gambaran Umum Perusahaan

PT Ultrajaya Milk Industri dan trading Company Tbk, selanjutnya

disebut “Persero”, didirikan dengan Akta No.8 tanggal 2 November 1971,

Akta Perubahan No.71 tanggal 29 Desember 1971 yang dibuat dihadapan

Komar Andasasmita,S.H., notaries di Bandung. Akta-akta tersebut telah

mendapatkan persetujuan menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan

Keputusan No.Y.A.5/34/21 tanggal 20 Januari 1973, dan telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 34 tanggal 27 April 1973,

Tambahan No.313 Padalarang Kabupaten Bandung 40552.

Perseroan bergerak dalam bidang industry makanan dan minuman

aseptic yang dikemas dalam kemasan karton yang diolah dengan teknologi

UHT (Ultra High Temperature) seperti minuman susu, minuman sari buah,

minuman tradisional dan minuman kesehatan. Perseroan juga

memproduksi rupa-rupa mentega, the celup, konsentrat buah-buahan

tropis, susu bubuk dan susu kental manis.


58

Persero melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan multi

nasional seperti dengan Nestle, Morinaga, dan lain-lain. Perseroan

memasarkan hasil produksinya ke toko-toko, P&D, supermarket, grosir,

hotel, institusi, bekeri dan konsumen lain yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia dan melakukan ekspor ke beberapa Negara.

b. Struktur Organisasi

c. Visi dan Misi

1. Visi

“Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik

dan terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan

kepuasan konsumen, dan menjungjung tinggi kepercayaan para

pemegang saham serta mitra kerja perusahaan.”


59

2. Misi

“Menjalankan usaha yang dilandasi dengan kepekaan yang tinggi

untuk senantiasa berorientasi kepada pasar atau konsumen, dan

kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa memperhatikan

lingkungan yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan

nilai tambah sebagai wujud pertanggung jawaban kepada pemegang

saham.”

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Data yang dikumpulkan berupa data laporan keuangan yang telah

diaudit dari perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2015-

2019. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS untuk

memudahkan pengolahan data sehingga dapat menjelaskan variabel-

variabel yang diteliti.

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

melakukan penentuan sampel dengan purposie sampling atau penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Jumlah seluruh

populasi dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan. Dari hasil

pengambilan sampel secara purposive sampling didapatkan hasil sampel

berjumlah 6 perusahaan. Adapun 6 perusahaan manufaktur yang dijadikan

sampel sebagai berikut:


60

Tabel 4.1 Sampel Data Penelitian

Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan

1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

2 INDF PT Indofood Sukses Makmur, Tbk

3 MLBI PT Multi Bintang Indonesia, Tbk

4 MYOR PT Mayora Indah, Tbk

5 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk

6 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Compa, Tbk

Untuk melihat besaran nilai dari masing-masing rasio keuangan yang

dijadikan tolak ukur dalam penelitian ini yaitu rasio likuiditas, rasio

profitabilitas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas di perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini.

Hasil perhitungan rasio likuiditas dan rasio aktivitas

Tabel 4.2 perhitungan rasio likuiditas dan rasio aktivitas

No. Nama Rasio Tahun


peusahaan Keuangan 2015 2016 2017 2018 2019
1. AISA Likuiditas 1,55% 1,59% 1,72% 1,78% 1,65%
Aktivitas 1,07% 1,01% 1,08% 1,16% 0,72%
2. INDF Likuiditas 1,52% 1,38% 1,63% 1,20% 1,41%
Aktivitas 1,29% 1,17% 1,09% 1,02% 0,58%
3. MLBI Likuiditas 1,24% 1,01% 0,91% 1,29% 1,55%
Aktivitas 0,58% 0,94% 2,23% 1% 0,79%
4. MYOR Likuiditas 12,49% 2,22% 2,45% 5,20% 2,88%
Aktivitas 1,01% 1,06% 1,03% 1,07% 0,83%
5. ROTI Likuiditas 1,45% 1,64% 1,69% 1,70% 1,26%
61

Aktivitas 0,98% 1,05% 1,04% 1,15% 0,79%


6. ULTJ Likuiditas 1,56% 1,80% 2,25% 2,43% 2,07%
Aktivitas 0,89% 1,02% 1,12% 1,08% 0,88%

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukan bahwa rasio likuiditas pada

perusahaan AISA mengalami peningkatan dari tahun ke tahun kecuali pada

tahun 2019 agak menurun dari tahun sebelumnya. Rasio likuiditas pada

perusahaan AISA yang paling tertinggi adalah pada tahun 2018 yaitu

sebesar 1,78% dan terendah pada tahun 2015 sebesar 1,55%. Sementara

pada rasio aktivitas perusahaan AISA dari rasio aktivitas tertinggi adalah

pada tahun 2018 sebesar 1,16% dan rasio aktivitas terendah pada tahun

2019 yaitu sebesar 0,72%.

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukan bahwa rasio likuiditas pada

perusahaan INDF Rasio likuiditas pada perusahaan INDF yang paling

tertinggi adalah pada tahun 2017 yaitu sebesar 1,63% dan terendah pada

tahun 2018 sebesar 1,20%. Sementara pada rasio aktivitas perusahaan

INDF mengalami penurunan dari tahun ketahun. rasio aktivitas tertinggi

adalah pada tahun 2015 sebesar 1,29% dan rasio aktivitas terendah pada

tahun 2019 yaitu sebesar 0,58%.

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukan bahwa rasio likuiditas pada

perusahaan MLBI, Rasio likuiditas pada perusahaan MLBI yang paling

tertinggi adalah pada tahun 2019 yaitu sebesar 1,55% dan terendah pada

tahun 2017 sebesar 0,91%. Sementara pada rasio aktivitas perusahaan

MLBI dari rasio aktivitas tertinggi adalah pada tahun 2017 sebesar 2,23%

dan rasio aktivitas terendah pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,58%.
62

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukan bahwa rasio likuiditas pada

perusahaan MYOR, Rasio likuiditas pada perusahaan MYOR yang paling

tertinggi adalah pada tahun 2015 yaitu sebesar 12,49% dan terendah pada

tahun 2016 sebesar 2,22%. Sementara pada rasio aktivitas perusahaan

MYOR dari rasio aktivitas tertinggi adalah pada tahun 2018 sebesar 1,07%

dan rasio aktivitas terendah pada tahun 2019 yaitu sebesar 0,83%.

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukan bahwa rasio likuiditas pada

perusahaan ROTI, Rasio likuiditas pada perusahaan ROTI yang paling

tertinggi adalah pada tahun 2018 yaitu sebesar 1,70% dan terendah pada

tahun 2019 sebesar 1,26%. Sementara pada rasio aktivitas perusahaan

ROTI dari rasio aktivitas tertinggi adalah pada tahun 2018 sebesar 1,15%

dan rasio aktivitas terendah pada tahun 2019 yaitu sebesar 0,79%.

Berdasarkan hasil tabel diatas menunjukan bahwa rasio likuiditas pada

perusahaan ULTJ, Rasio likuiditas pada perusahaan ULTJ yang paling

tertinggi adalah pada tahun 2018 yaitu sebesar 2,43% dan terendah pada

tahun 2015 sebesar 1,56%. Sementara pada rasio aktivitas perusahaan

ULTJ dari rasio aktivitas tertinggi adalah pada tahun 201 sebesar 1,12% dan

rasio aktivitas terendah pada tahun 2019 yaitu sebesar 0,88%.

C. Uji instrumen Penelitian

1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk menghasilkan model regresi

yang baik, untuk menghindari kesalahan dalam pengujian asumsi klasi

maka jumlah sampel yang digunakan harus bebas dari bias. Berikut ini

akan dijelaskan beberapa pengujian asumsi klasik yang dicantumkan

dalam bab 3 sebagai berikut:


63

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada

beberapa cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak yaitu salah satunya dengan menggunakan analisis grafik.

Analisis grafik adalah metode yang lebih handal dengan melihat

normal probability plot yang dibandingkan distibusi kumulatif dari

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari

residualnya. Adapun dasar pengambilan kesimpulan adalah sebagai

berikut:

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukka pola distribusi

normal, maka model regresi memenuhi asumsi nomalitas.Jika data

menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogram tidak menunjukka pola distribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Berikut ini adalah

hasil dari pengujian uji normalitas.


64

Gambar 4.1 Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji data normalitas di atas maka diperoleh hasil

dimana pola titik-titik mengikuti arah garis diagonal dan menyebar di arah

garis diagonal, sehingga dapat disimpilkan bahwa pada uji normalitas

terdistribusu normal.

b. Uji Multikolonnearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditentukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model

regresi yang baik sebaiknya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam

model regresi dengan melihat nilai tolerance> 0,5 dan lawannya

variance inflation factor (VIF) < 0,5 berarti data tidak ada masalah

multikolinieritas. Berikut ini hasil pengujian yang dilakukan :


65

Tabel 4.2 Uji Multikolinearits

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .285 .739 .386 .703
LOG_X1 .935 .071 .900 13.249 .000 .941 1.063
LOG_X2 .137 .072 .130 1.912 .047 .941 1.063
a. Dependent Variable: LOG_Y

Dari hasil perhitungan yang ada pada tabel uji multikolenieritas,

variabel bebas menunjukkan nilai VIF, dimana angka VIF lebih kecil dari

angka 10,00 dan nilai tolerance melewati batas standar yakni 0,10

sehingga dapat di simpulkan bahwa bebas dari multikolenieritas.

c. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi untuk menguji apakah model regresi linier

ada korelasi antara kesalah penganggu pada periode t denga kesalah

penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji ada tidaknya

gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin Waston (DW

Test). Berikut ini adalah hasil pengujian dari uji uatokorelasi :

Tabel 4.3 Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .940 .883 .874 .68272 1.988
a. Predictors: (Constant), LOG_X2, LOG_X1
b. Dependent Variable: LOG_Y
66

Dalam uji autokorelasi ini di peroleh pula nilai DW= 1,988, selanjutnya

di bandingkan dengan nilai tabel signifikan yakni 5% (0,05), dengan

jumlah sampel 30 dan jumlah variabel independen yakni :2 (K=2)= 2,30

sehingga di dapatkan hasil DU dari tabel r=1,3314. Nilai DW lebih besar

dari nilai DU (1,988>dari 1,3314), sehingga dapat di simpulkan bahwa

tidak terdapat autokorelasi.

2. Uji Regresi linear Berganda

Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan likuiditas terhadap

pembayaran dividen pada Perusahaan Industri Makanan dan Minuman

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia digunakan analisis regresi linear

berganda, dengan menggunakan rumus yaitu:

Y = b0+ b1 X1 + b2 X2 + e

Berikut ini adalah hasil pengujian dari uji regresi linear berganda :

Tabel 4.4 Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .285 .739 .386 .703
LOG_X1 .935 .071 .900 13.249 .000
LOG_X2 .137 .072 .130 1.912 .047
a. Dependent Variable: LOG_Y

Berdasarkan hasil uji diatas maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Y= 0,285+0,935X1+0,137X2+0,05

Merujuk pada hasil di atas maka di peroleh hasil analisis varibel indepen

ke depeden sebagai berikut :


67

a. Nilai konstanta sebesar 0,285

b. Variabel rasio likuiditas (X1) memiliki kofisien regresi sebesar 0,935

menunjukan bahwa rasio likuiditas memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan pada manufaktur yang terdaptar

di BEI.

c. Variabel rasio aktivitas (X2) memiliki kofisien regresi sebesar 0,137

menunjukan bahwa rasio aktivitas memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja keuangan pada manufaktur yang terdaptar

di BEI.

3. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menereangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Berikut ini hasil dari

pengujian kofisien determinasi.

Tabel 4.5 Uji Kofisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .940 .883 .874 .68272
a. Predictors: (Constant), LOG_X2, LOG_X1
b. Dependent Variable: LOG_Y
68

Berdasarkan tabel di atas maka di peroleh hasil variabel rasio

keuangan terhadap kinerja keuangan mendapatkan hasil adjusted R

square sebesar 0,874 atau 87,4% kinerja keuangan dipengaruhi oleh

rasio keuangan dan 12,6% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lainnya.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

parsial dan simultan dari variabel bebas terhadap pembayaran dividen.

Adapan cara pengujiannya dengan menggunakan Uji Statistik T, dan Uji

Statistik F.

a. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangka variasi variabel dependen. Berikut ini hasil pengujian dari

uji t :

Tabel 4.6 Uji t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .285 .739 .386 .703
LOG_X1 .935 .071 .900 13.249 .000
LOG_X2 .137 .072 .130 1.912 .047
a. Dependent Variable: LOG_Y

Dari hasil pengujian diatas maka disimpulkan bahwa :

1. Uji signifikan variabel rasio likuiditas (X1) terhadap kinerja keuangan

di peroleh hasil nilai value = 0,000 dan lebih kecil dari nilai standar

yakni <0,05 sedang nilai t hitung = 13,249 dimana angka ini lebih
69

besar dari t tabel sebesar 1,697, dari hasil tersebut maka di peroleh

hasil variabel rasio likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan.

2. Uji signifikan variabel rasio aktivitas (X2) terhadap kinerja keuangan di

peroleh hasil nilai value = 0,047 dan lebih kecil dari nilai standar

yakni <0,05 sedang nilai t hitung = 1,912 dimana angka ini lebih besar

dari t tabel sebesar 1,697, dari hasil tersebut maka di peroleh hasil

variabel rasio aktivitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan.

b. Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable

independen atau variable bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable

dependen atau variable terikat. Berikut ini hasil dari pengujian uji f :

Tabel 4.7 Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 94.837 2 47.419 101.733 .000
Residual 12.585 27 .466
Total 107.422 29
a. Dependent Variable: LOG_Y
b. Predictors: (Constant), LOG_X2, LOG_X1

Berdasarkan tabel di atas maka di peroleh hasil nilai signifikansi uji

simultan yakni : 0,000 lebih kecil dari nilai 0,05 atau nilai f hitung lebih

besar dari nilai f tabel ( 101.733 > 2,690 ), sehingga dapat di simpulkan
70

bahwa seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel depeden secara bersama- sama.

D. Pembahasan

Tabel 4.8 Hasil Pengujian

Arah dan Signifikansi


Variabel Signifikansi
Koefiesien p value
X1 Positif 13.249 Signifikan
X2 Positif 1.912 Tidak Signifikan
Fhitung = 101,733 0,000 Signifikan

Hasil pengujian pada tabel 4.8 menunjukkan rasio likuiditas (X1), rasio

aktivitas (X2), berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh puji dwi vidiantoro yang

Berdasarkan hasil dari uji f diketahui bahwa likuiditas, Leverage, Aktifitas dan

profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa variabel rasio likuiditas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, dan variabel

rasio aktivitas tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja

keuangan.

Variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja keuangan adalah

rasio likuiditas (X1) berdasarkan uji t menyatakan bahwa berdasarkan

analisis regresi linear berganda diketahui kofisien regresi dari variabel rasio

likuiditas adalah 0,935 atau bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa
71

rasio likuiditas (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan.

1. Pengaruh rasio likuiditas (X1) terhadap kinerja keuangan

Berdasarkan hasil uji persamaan regresi maka diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 13.249 bernilai positif, dan nilai signifikan 0,000 <

0,05 sehingga rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh desi rahayu (2016), puji dwi vidiantoro (2016), wikan budiman utami

(2016) yang hasilnya rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan. Hal ini berarti bahwa variabel rasio likuiditas

(X1) mempunyai sumbangsi atau berpengaruh positif signifikan terhadap

kinerja keuangan.

Dari hasil tersebut telah sesuai dengan teori sinyal (singnalling

Theory) dimana sinyal yang baik akan berpengaruh baik terhadap pasar

begitupun sebaliknya sinyal yang buruk akan berpengaruh buruk pada

perusahaan.

Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. Likuiditas atau sering

juga disebut dengan rasio modal kerja merupakan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sudah

jatuh tempo. Rasio likuiditas dimaksudkan sebagai perbandingan antara

jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai

disatu pihak dengan jumlah utang lancar di lain pihak (likuiditas badan

usaha), juga dengan pengeluaran-pengeluaran untuk menyelenggarakan

perusahaan di lain pihak (likuiditas perusahaan). Berdasarkan definisi-


72

definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

likuiditas adalah perbandingan antara uang tunai dan aktiva lain yang dapat

disamakan dengan uang tunai, dengan jumlah utang lancar dan

pengeluaran-pengeluaran untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Uji signifikan variabel rasio likuiditas (X1) terhadap kinerja keuangan

di peroleh hasil nilai value = 0,000 dan lebih kecil dari nilai standar yakni

<0,05 sedang nilai t hitung = 13,249 dimana angka ini lebih besar dari t

tabel sebesar 1,697, dari hasil tersebut maka di peroleh hasil variabel rasio

likuiditas berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.

2. Variabel rasio aktivitas (X2) terhadap kinerja keuangan

Berdasarkan hasil uji persamaan regresi maka diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 1.912 tidak bernilai positif, dan nilai signifikan

sebesar 0,047 < 0,05 sehingga rasio aktivitas tidak berpengaruh positif

dan signifikan terhadapa kinerja keuangan hal ini berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan oleh desi rahayu (2016) dimana rasio aktivitas

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.

Dari hasil tersebut telah sesuai dengan teori sinyal (singnalling

Theory) dimana sinyal yang baik akan berpengaruh baik terhadap pasar

begitupun sebaliknya sinyal yang buruk akan berpengaruh buruk pada

perusahaan.

Salah satu rasio aktivitas adalah Total Asset Turnover (TAT). Total

Asset Turnover menunjukkan asset yang digunakan oleh perusahaan untuk

menghasilkan penjualan. TAT penting bagi kreditor dan pemilik

perusahaan, akan tetapi lebih penting lagi bagi pihak manajemen dalam

mengukur efisien tidaknya penggunaan aset perusahaan dalam rangka


73

menunjang kegiatan operasionalnya sehari-hari. Jika perusahaan dapat

menggunakan sumber dayanya secara efisien untuk meningkatkan

penjualan, maka hal ini tentu saja akan berdampak positif terhadap tingkat

pertumbuhan laba perusahaan.

Uji signifikan variabel rasio aktivitas (X2) terhadap kinerja keuangan

di peroleh hasil nilai value = 0,047 dan lebih kecil dari nilai standar yakni

<0,05 sedang nilai t hitung = 1,912 dimana angka ini lebih besar dari t tabel

sebesar 1,697, dari hasil tersebut maka di peroleh hasil variabel rasio

aktivitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan

sebelumnya, maka peneliti memperoleh hasil dan kesimpulan dari hasil

analisa dan berdasarkan hasil uji analisis statistic data (uji persamaan

regresi), maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Rasio likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan, berdasarkan hasil uji persamaan regresi maka diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 13.249, dimana angka ini menunjukkan bahwa

variabel rasio likuiditas(X1) mempunyai sumbangsi atau berpengaruh

positif signifikan terhadap kinerja keuangan. (H1 diterima).

2. Rasio aktivitas berpengaruh terhadap kinerja keuangan, berdasarkan hasil

uji persamaan regresi maka diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 1.912,

dimana angka ini menunjukkan bahwa variabel rasio aktivitas (X2) tidak

mempunyai sumbangsi atau berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja

karyawan. (H2 ditolak).

B. Saran

Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Untuk penelitian mendatang, diharapkan dapat memperluas penelitian

dengan menambahkan jumlah sampel tidak hanya terfokus pada sektor

71
72

manufaktur saja, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat

generalisasi yang lebih tinggi.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas tahun atau periode

penelitian menjadi lima tahun atau lebih atau bahkan mempersempit

periode penelitian dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda

pula untuk mendapatkan hasil yang lebih otentik


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z, A. 2018. Manajemen Keuangan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Zahir


Publishing.

Arysa, Ardy Septhina. 2016. Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja


Keuangan pada Perusahaan Food And Beverages yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

Bambang Susiolo D. 2017. Pasar Modal. Terbitan UPP STIM YKPN.

Deryl Mahmud. 2016. Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal, Dan Profitabilitas


Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015.
https//etd.unsyiah.ac.id. [Diakses 12 April 2020].

Desi, Rahayu. 2016. Pengaruh Ratio Likuiditas, Rasio Leverage dan Rasio
Aktifitas Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada
Perusahaan yang listing di BEI Tahun 2012-2014.

Gerni, Ruwanti. 2016. Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan


Perbankan pada Bank-bank Swasta Go-Public di Bursa Efek Indonesia.

Hery. 2015. Manajemen Keuangan Perusahaan. Kencana. Jakarta.

Irham Fahmi. 2016. Analisis Kinerja Keuangan. Penerbit Alfabeta Bandung.

Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan Pertama. Malang:


Universitas Brawijaya Press.

Kasmir. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan.Edisi Kedua. Prenada Media.


Jakarta.

Mirnawati, Wuryanti, dan Purwanto. 2015. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas


Terhadap Kinerja Keuangan PT Aneka Gas Industri Natar Lampung
Selatan. Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen Malahayati. Volume 4,
No 2. ejurnalmalahayati.ac.id. [Diakses 12 April 2020].

Munawir, S. 2010. Analisis laporan Keuangan. Edisi keempat. Cetakan Kelima


Belas.Liberty. Yogyakarta.

Noor, Juliansyah. 2017. Metodologi Penelitian: Metodologi penelitian Skripsi,


Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. edisi Pertama, cetakan keempat.
Kencana Prenadamedia Group. Jakarta.

Puspitaningtyas, Suci. 2018. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity


Ratio, Working Capital Turnover, Assets Tangibility, Total Assets
Turnover, Dan Assets Growth Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.
Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang. https//eprints.undip.ac.id.
[Diakses 12 April 2020].

Riduwan, dan Akdor. 2015. Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Cetakan
Kelima. Bandung: Alfabeta.

Sugeng, Bambang. 2019. Manajemen Keuangan Fundamental. Sleman.


Deepublish.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2017.Statistika untuk Penelitian. Bandung.

Sumiati, dan Indrawati, N, K. 2019. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang:


Universitas Brawijaya Press.

Wiguna. 2015. Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan


Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013). Skripsi Universitas
Widyatama. https//repository.widyatama.ac.id. [Diakses 12 April 2020].

Wijaya, David. 2017. Manajemen Keuangan Konsep dan Penerapannya. Jakarta.


Gramedia.

Suci, Puspitaningtias. 2018. Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity


Ratio, Working Capital Turnover, Assets Tangibility, Total Assets
Turnover, Dan Assets Growth Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

Mirnawati, Wuryanti, dan Purwanto. 2015. Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas


Terhadap Kinerja Keuangan PT Aneka Gas Industri Natar Lampung
Selatan.

Wiguna. 2015. Pengaruh Profitabilitas dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan


Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Transportasi yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013).
L
A
M
P
I
R
A
N
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

1. AKTIVA LANCAR

Kode Aktiva Lancar


No Rata-rata
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019
1 AISA 2,276,844 2,420,755 2,489,451 2,736,455 3,235,080 2,631,717
2 INDF 239,021 276,323 319,614 294,244 330,263 291,893
3 MLBI 215,812 71,783 58,324 277,157 280,383 180,692
4 MYOR 1,863,506 1,268,557 1,919,661 2,168,415 2,954,927 2,035,013
5 ROTI 2,713,953 2,573,497 2,496,151 2,413,164 2,699,766 2,579,306
6 ULTJ 569,553 512,318 539,004 796,996 832,787 650,132
Jumlah 7,878,689 7,123,233 7,831,205 8,686,431 10,333,206 8,368,753
Rata-rata 1,781,702 1,665,958 1,767,187 1,897,170 2,109,697 1,844,343

2. HUTANG LANCAR

Kode Hutang Lancar


N Rata-rata
Perusahaa 2015 2016 2017 2018 2019
o
n
1 AISA 1,465,760 1,515,046 1,446,549 1,533,875 1,952,183 1,582,683
2 INDF 156,902 199,364 195,466 244,888 233,924 206,109
3 MLBI 173,277 70,739 63,472 213,516 180,718 140,344
4 MYOR 746,520 571,162 780,627 416,258 1,025,348 707,983
5 ROTI 1,862,336 1,560,940 1,474,481 1,416,456 2,131,212 1,689,085
6 ULTJ 364,170 284,344 238,835 327,508 400,791 323,130
Jumlah 4,768,965 4,201,595 4,199,430 4,152,501 5,924,176 4,649,334
Rata-rata 1,125,580 1,048,042 988,866 956,986 1,304,677 1,084,830
3. TOTAL HUTANG

Kode Total Hutang


N Rata-rata
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019
o
1 AISA 1,736,229 1,803,388 1,742,100 1,847,345 2,273,020 1,880,416
2 INDF 210,845 324,855 383,091 417,225 418,140 350,831
3 MLBI 183,317 82,596 75,514 226,718 14,387 116,506
4 MYOR 1,710,342 1,510,814 1,813,104 1,622,216 2,260,165 1,783,328
5 ROTI 2,097,312 1,866,429 1,806,636 1,799,504 2,441,927 2,002,362
6 ULTJ 425,874 343,806 302,362 400,524 471,172 388,748
Jumlah 6,363,919 5,931,888 6,122,807 6,313,531 7,878,811 6,522,191
Rata-rata 1,540,339 1,545,410 1,618,712 1,637,730 1,653,151 1,599,068

4. MODAL SENDIRI

Kode Modal Sendiri


No Rata-rata
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019
1 AISA 734,917 842,914 943,930 1,077,618 1,147,825 949,441
2 INDF 292,145 328,369 384,388 423,011 444,624 374,507
3 MLBI 61,872 61,919 60,992 74,011 107,271 73,213
4 MYOR 7,002,732 7,337,978 7,645,984 8,122,165 8,167,479 7,655,268
5 ROTI 1,764,982 1,943,845 2,200,751 2,403,012 2,404,877 2,143,493
6 ULTJ 884,620 834,557 907,430 958,139 1,002,139 917,377
Jumlah 10,741,268 11,349,582 10,477,251 13,057,956 13,274,215 12,113,299
Rata-rata 2,905,662 3,012,187 3,142,272 3,294,032 3,085,150 3,087,860

5. LABA BERSIH

Kode Laba Bersih


No Rata-rata
Perusah 2015 2016 2017 2018 2019
aan
1 AISA 165,056 196,050 211,153 254,952 220,574 209,557
2 INDF 31,072 32,839 55,951 38,242 21,613 35,943
3 MLBI 3,438 51 -928 12,838 30,636 9,207
4 MYOR 929,405 623,309 592,769 763,423 224,036 626,588
5 ROTI 221,051 236,635 331,660 309,948 93,544 238,568
6 ULTJ 200,971 63,107 130,709 252,703 197,171 168,932
Jumlah 1,550,993 975,546 1,022,820 1,632,106 787,574 1,288,795
Rata-rata 321,639 210,199 236,722 284,578 156,922 242,012

6. TOTAL ASSET

Kode Total Aset


No Rata-rata
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019
1 AISA 2,471,584 2,646,301 2,686,030 2,924,963 3,420,844 2,829,944
2 INDF 502,990 653,224 767,479 840,236 862,764 725,339
3 MLBI 245,298 144,628 136,619 305,208 306,715 227,694
4 MYOR 8,713,074 8,848,792 9,459,088 9,744,381 10,427,644 9,438,596
5 ROTI 3,862,294 3,810,273 4,007,387 4,202,515 4,846,804 4,145,855
6 ULTJ 1,310,494 1,178,363 1,209,792 1,358,662 1,473,311 1,306,124
Jumlah 16,653,043 17,281,581 18,266,395 19,375,965 21,338,082 18,673,552
Rata-rata 4,446,069 4,557,611 4,760,998 4,932,321 4,761,432 4,691,686

7. CURRENT RATIO

Kode CR Rata- rata


No
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019
1 AISA 155.34 159.78 172.10 178.40 165.72 166.27
2 INDF 152.34 138.60 163.51 120.15 141.18 143.16
3 MLBI 124.55 101.48 91.89 129.81 155.15 120.57
4 MYOR 249.63 222.10 245.91 520.93 288.19 305.35
5 ROTI 145.73 164.87 169.29 170.37 126.68 155.39
6 ULTJ 156.40 180.18 225.68 243.35 207.79 202.68
Jumlah 1444.48 1352.09 1530.22 1808.23 1371.10 1,501.22
Rata-rata 180.56 169.01 191.28 226.03 171.39 187.65
8. DEBT TO EQUITY RATIO

Kode DER Rata- rata


No
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019
1 AISA 236.25 213.95 184.56 171.43 198.03 200.84
2 INDF 72.17 98.93 99.66 98.63 94.04 92.69
3 MLBI 296.28 133.39 123.81 306.33 13.41 174.65
4 MYOR 24.42 20.59 23.71 19.97 27.67 23.27
5 ROTI 118.83 96.02 82.09 74.89 101.54 94.67
6 ULTJ 48.14 41.20 33.32 41.80 47.02 42.30
Jumlah 910.53 731.28 697.76 860.11 620.71 764.08
Rata-rata 113.82 91.41 87.22 107.51 77.59 95.51

9. RETURN ON ASSETS

Kode ROA Rata-


No
Perusahaan 2015 2016 2017 2018 2019 rata
1 AISA 6.68 7.41 7.86 8.72 6.45 7.42
2 INDF 6.18 5.03 7.29 4.55 2.51 5.11
3 MLBI 1.40 0.04 -0.68 4.21 9.99 2.99
4 MYOR 10.67 7.04 6.27 7.83 2.15 6.79
5 ROTI 5.72 6.21 8.28 7.38 1.93 5.90
6 ULTJ 15.34 5.36 10.80 18.60 13.38 12.70
Jumlah 55.77 37.66 45.64 56.77 41.72 47.51
Rata-rata 6.97 4.71 5.71 7.10 5.21 5.94
10. HARGA SAHAM

Kode Harga Saham Rata-


No
Perusahaa 2015 2016 2017 2018 2019 rata
n
1 AISA 2,900 2,750 3,280 2,600 2,550 2,816
2 INDF 1,375 1,015 1,000 885 910 1,037
3 MLBI 180 147 280 306 490 281
4 MYOR 1,890 1,320 1,740 1,420 1,310 1,536
5 ROTI 850 840 620 540 540 678
6 ULTJ 15,375 5,725 16,875 20,700 30,300 17,795
Jumlah 22,570 11,797 23,795 26,451 36,100 21,153
Rata-rata 3,762 1,966 3,966 4,409 6,017 3,526
UJI NORMALITAS

UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) .285 .739 .386 .703
LOG_X1 .935 .071 .900 13.249 .000 .941 1.063
LOG_X2 .137 .072 .130 1.912 .047 .941 1.063
a. Dependent Variable: LOG_Y
UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .940 .883 .874 .68272 1.988
a. Predictors: (Constant), LOG_X2, LOG_X1
b. Dependent Variable: LOG_Y

UJI REGRESI

Variables Entered/Removeda
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 LOG_X2, . Enter
b
LOG_X1
a. Dependent Variable: LOG_Y
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .940 .883 .874 .68272
a. Predictors: (Constant), LOG_X2, LOG_X1
b. Dependent Variable: LOG_Y

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 94.837 2 47.419 101.733 .000
Residual 12.585 27 .466
Total 107.422 29
a. Dependent Variable: LOG_Y
b. Predictors: (Constant), LOG_X2, LOG_X1
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .285 .739 .386 .703
LOG_X1 .935 .071 .900 13.249 .000
LOG_X2 .137 .072 .130 1.912 .047
a. Dependent Variable: LOG_Y

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 5.6500 11.1651 9.0344 1.80838 30
Residual -1.28235 2.15536 .00000 .65876 30
Std. Predicted Value -1.871 1.178 .000 1.000 30
Std. Residual -1.878 3.157 .000 .965 30
a. Dependent Variable: LOG_Y

UJI REGRESI BERGANDA

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .285 .739 .386 .703
LOG_X1 .935 .071 .900 13.249 .000
LOG_X2 .137 .072 .130 1.912 .047
a. Dependent Variable: LOG_Y
UJI KOFISIEN DETREMINASI

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .940 .883 .874 .68272
a. Predictors: (Constant), LOG_X2, LOG_X1
b. Dependent Variable: LOG_Y

UJI T

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .285 .739 .386 .703
LOG_X1 .935 .071 .900 13.249 .000
LOG_X2 .137 .072 .130 1.912 .047
a. Dependent Variable: LOG_Y

UJI F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression 94.837 2 47.419 101.733 .000
Residual 12.585 27 .466
Total 107.422 29
a. Dependent Variable: LOG_Y
b. Predictors: (Constant), LOG_X2, LOG_X1
BIOGRAFI PENULIS

Miftahul Jannah lahir di Pinrang, Desa Jampue,

Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang, Provinsi

Sulawesi Selatan pada tanggal 14 Desember 1998

dari Pasangan Ayahanda Hafid dan Ibunda

Hasmiah. Penulis merupakan anak ke 1 dari 4

bersaudara. Pendidikan Formal Penulis dimulai

pada jenjang Sekolah Dasar di SDN 58 Lanrisang

dan lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan

Pendidikan ke jenjang SMP Negeri 2 Mattiro

Sompe dan lulus pada tahun 2013, kemudian Pendidikan dilanjutkan kembali ke

tingkat Sekolah Menengah di SMK Negeri 1 Pinrang dan lulus pada tahun 2016,

setelah lulus dari SMK Negeri 1 Pinrang Penulis melanjutkan Studi S1 pada tahun

2016 di Perguruan Tinggi Swasta ternama di Sulawesi Selatan yaitu Universitas

Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) dan mengambil konsentrasi Program Studi

Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Anda mungkin juga menyukai