Anda di halaman 1dari 83

SKRIPSI

KONTRIBUSI PASAR TRADISIONAL BONEA DALAM UPAYA


MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

RIZAL IKBAL

105740005215

JURUSAN EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

i
KONTRIBUSI PASAR TRADISIONAL BONEA DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Ekonomi

Disusun dan diajukan oleh :


RIZAL IKBAL

105740005215

Kepada :

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020

ii
PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan


untuk orang tua tercinta serta teman-
teman dan sahabat-sahabat yang telah
memberi dukungan disaat susah maupun senang

MOTTO HIDUP

Allah tidak akan merubah


nasib suatu kaum

iii
kalau bukan ia sendiri yang merubahnya

iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulis skripsi yang berjudul “Kontribusi Pasar Tradisional

Dalam Upaya Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Kabupaten Kepulauan

Selayar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar. Penghargaan dan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada Ayahanda tercinta Daeng Sigauk, Ibunda yang

kusayangi Rosmina dan Kakanda Nur Ihsan yang saya banggakan yang telah

mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril maupun

materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia

dan Keberkahan di dunia dan akhirat atas budi baik yang telah diberikan kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang

setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

vii
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc, selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Agussalim Harrang, SE., M.M selaku pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis,

sehinggah skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak M. Hidayat, SE., M.M selaku pembimbing II yang telah berkenan

membantu selama dalam penyusunan skripsi hinggah ujian skripsi.

6. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Ekonomi Islam Angkatan 2015 yang selalu belajar Bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

8. Terima kasih kepada Putri Ayu Lestari Ilham S.S. yang telah memberikan

motivasi, semangat dan do’a-Nya sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Terima kasih kepada Ahmad Syahrir dan Agus Ashari yang telah

memberikan bimbingan dan semangat kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

viii
Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang sifatnya

membangun demi kesempurnaannya dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Amiin

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu”alaikum Wr,Wb

Makassar, 15 Januari 2020

Penulis

ix
ABSTRAK

RIZAL IKBAL, 2020. Kontribusi Pasar Tradisional Kabupaten Kepulauan


Selayar, Skripsi Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Agussalim
Harrang, Selaku Pembimbing I dan M. Hidayat, Selaku Pembimbing II)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasar bonea mampu


berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat kabupaten kepulauan
selayar dan untuk mengetahui tinjauan ekonomi islam terhadap perilaku ekonomi
para pedagang pasar bonea di kabupaten kepulauan selayar. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di pasar
tradisional bonea kabupaten kepulauan selayar. Teknik pengambilan data
dilakukan dengan cara wawancara, dokumentasi, wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontribusi pasar tradisional bonea
dalam upaya meningkatkatkan ekonomi masyarakat kabupaten kepulauan
selayar sudah berjalan cukup baik. Hal ini, diukur dengan enam indikator
efektivitas yaitu indikator laba/penghasilan, kemangkiran, semangat kerja,
motivasi, kepuasan, dan kepaduan konflik-konflik kompak. Setelah dilakukan
penelitian, secara keseluruhan pasar bonea dapat dikatakan cukup berkontribusi
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat kabupaten kepulauan selayar.
Secara umum perilaku ekonomi pedagang baik dari segi barang
dagangan yang dijual, alat timbang, riba dan gharar, harga, etika berbisnis
pedagang pada pasar tradisional Bonea tidak melanggar syari’at Islam.

Kata Kunci : Kontribusi, Pasar Tradisional

x
ABSTRACT

RIZAL IKBAL, 2020. Contribution of Selayar Islands Regency Traditional


Market, Thesis of Islamic Economics Study Program, Faculty of Economics
and Business, Muhammadiyah University, Makassar. Supervised by
Agussalim Harrang, As Supervisor I and M. Hidayat, As Supervisor II)

This study aims to determine whether the bone market is able to


contribute in improving the economy of the Selayar Archipelago community and
to find out an overview of the Islamic economy of the economic behavior of bone
market vendors in the Selayar Archipelago. This type of research is a descriptive
qualitative study conducted at the traditional market of Bonea Selayar Island
District. Data collection techniques carried out by means of interviews,
documentation, interviews.
The results showed that the contribution of the traditional bone market
market in an effort to improve the economy of the Selayar Archipelago
community had been going quite well. This, measured by six indicators of
effectiveness, namely indicators of profit / income, absenteeism, morale,
motivation, satisfaction, and cohesiveness of compact conflicts. After doing
research, the overall bone market can be said to have contributed enough to
improve the economy of the Selayar Archipelago community.
In general, the economic behavior of traders both in terms of merchandise
sold, weighing tools, usury and gharar, prices, business ethics of traders in the
traditional market of Bonea does not violate Islamic sharia.

Keywords: Contribution, Traditional Markets

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

ABSTRACT ..................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 5

A. Tinjauan Teori ................................................................................... 5

B. Tinjauan Empiris ............................................................................... 22

C. Kerangka Konsep ............................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 29

A. Jenis dan Lokasi Penelitian .............................................................. 29

xii
B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 30

C. Fokus Penelitian ............................................................................... 30

D. Informan Penelitian ........................................................................... 30

E. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 31

F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 32

G. Metode Analisis Data ......................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 38

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................. 38

B. Hasil Penelitian ................................................................................. 45

C. Pembahasan ...................................................................................... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62

A. Kesimpulan ....................................................................................... 62

B. Saran ................................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 64

LAMPIRAN ......................................................................................................

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Data Pertanyaan Informan 27

Tabel 3.2 Data Pertanyaan Responden 33

Tabel 4.1 Daftar Informan Pedagang 35

Tabel 4.2 Daftar Jawaban Informan 43

Tabel 4.3 Jenis Usaha Dan Produk Yang 47


Dijual Di Pasar Bonea Kabupaten
Kepulauan Selayar
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 24

Gambar 3.1 Model Analisis Interaksi Miles 29


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan nasional yang dilakukan bangsa Indonesia merupakan

salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yakni

terciptanya kesejahteraan masyarakat sesuai dengan undang-undang dasar

dan Pancasila sila ke- lima. Pembangunan daerah bagian dari integral dari

pembangunan nasional. Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber

dayayang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata,

baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses

terhadap pengambilan kebajikan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks

pembangunan manusia.

Setiap anggota masyarakat selalu mendambakan adanya ketenteraman

dan keseimbangan dalam kehidupannya. Semua keinginan manusia dalam

kehidupannya, termasuk di dalamnya keinginan untuk hidup tenteram, dapat

diwujudkan apabila ada instrument yang mampu mewujudkan keinginan

tersebut. Salah satu instrumen yang dipandang dapatmewujudkan

ketenteraman itu adalah transaksi perdagangan yang dilakukan atas dasar

kejujuran serta terhindar dari penipuan dan kecurangan seperti pengurangan

ukuran, takaran, dan timbangan. Ketenteraman dalam masyarakat tidak dapat

diwujudkan apabila lingkungan, di mana masyarakat itu hidup dan beraktivitas,

terdapat banyak pelanggaran terhadap hukum, baik hukum agama maupun

hukum perundang-undangan positif yang berlaku. Bentuk pelanggaran hukum


2

yang terjadi ditengah-tengah masyarakat diantaranya adalah kecurangan

dalam transaksi perdagangan dalam pasar tradisional.

Salah satu pasar tradisional di Indonesia terdapat di kecamatan

pasimarannu kabupaten kepulauan selayar, pasar ini sangat berkontribusi

kepada masyarakat khususnya di bidang perekonomian kabupaten kepulauan

selayar.

Pasar bonea beroperasi setiap hari pada pukul 08:00 pagi sampai 16:00

sore, di pasar ini kita dapat menemukan berbagai macam kebutuhan rumah

tangga yang harga ditawarkan relatif murah. Harga yang ditawarkan relatif

murah karena para pedagang menawarkan barang-barang yang dibeli

langsung dari pihak pemasok yang kemudian ditawarkan kepada pembeli di

pasar ini. Hal inilah yang menyebabkan pasar bonea merupakan pasar

tradisional yang menarik perhatian masyarakat untuk berkunjung ke tempat ini.

Berdagang di pasar Bonea merupakan sebuah usaha dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat seperti menjual kebutuhan sehari-

hari, bahan-bahan makanan berupa ikan, sayur-sayuran, telur, daging

pakaian, kue-kue dan barang-barang lainnya. Dengan adanya sedemikian

yang diharapkan untuk memungkingkan mayarakat dalam menciptakan

kondisi ekonomi yang lebih baik dari sebelumnya. Terutama dalam

pemenuhan kebutuhan hidupnya agar pencapain ini dapat dilakukan secara

maksimal maka dianggap perlu menggali petensi yang ada untuk

dikembangkan lebih jauh.


3

Pada hakikatnya ekonomi islam adalah metamorfosa dari nilai-nilai

dalam islam yang mengajarkan tentang masalah-masalah ekonomi dalam

kehidupan manusia, kata Islam ”ekonomi” dalam ucapan ekonomi islam

berfungsi sebagai identitas yang menandakan adanya prinsip-prinsip

keislaman dalam berekonomi dalam bahasa Arab istilah ekonomi disebut

dengan kata al-iqtisad, yang artinya kesederhanaan dan kehematan, dari kata

al-iqtisad yang berkembang sebagai makna ilmi al-iqtisad yaitu ilmu yang

berkaitan dengan membahas masalah-masalah ekonomi, sistem ekonomi

islam merupakan sistem ekonomi yang berorientasi Rahmatan Lil Alamin.

Berangkat dari ini, penulis terdorong untuk meneliti dan menulis skripsi

dengan judul : “KONTRIBUSI PASAR TRADISONAL BONEA DALAM

UPAYA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT KABUPATEN

KEPULAUAN SELAYAR”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan atas apa yang telah diuraikan di atas, secara umum,

bagaimana peran pasar tradisional sebagai sarana yang penting dalam

memberdayakan masayarakat pada tingkat pedesaan, maka berawal dari

situlah penulis mengangkat masalah dalam penelitian yang akan dijadiakan

proposal penelitian, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pasar Bonea berkontribusi dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat kabupaten kepulauan selayar?

2. Bagaimana tinjauan ekonomi islam terhadap perilaku ekonomi para

pedagang pasar Bonea dalam peningkatan ekonomi mereka?


4

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah pasar Bonea mampu berkontribusi dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat kabupaten kepulauan selayar

2. Untuk mengetahui tinjauan ekonomi islam terhadap perilaku ekonomi

para pedagang pasar Bonea di kabupaten kepulauan selayar?

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang ingin mengetahui

kontribusi pasar Bonea di kabupaten kepulauan selayar.

2. Sebagai bahan informasi untuk masyarakat selayar khususnya

pengunjung dan penjual di pasar Bonea.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori

1. Pasar

Pasar dapat diartikan sebagai tempat di mana pembeli dan penjual

bertemu untuk mempertukarkan barang-barang mereka, misalnya alun-

alun desa. Para ahli ekonomi menggunakan istilah pasar untuk

menyatakan sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi

atau suatu produk tertentu. Pasar memiliki fungsi sebagai penentu nilai

suatu barang, penentu jumlah produksi, mendistribusikan produk,

melakukan pembatasan harga, dan menyediakan barang dan jasa untuk

jangka panjang.( Wicaksono 2011)

Dalam pandangan Islam pasar merupakan wahana atau tempat

transaksi ekonomi yang lokal, tetapi memiliki berbagai kelemahan yang

tidak cukup memadai pencapaian tujuan ekonomi yang islami. Secara

teoritik maupun praktikal pasar memiliki beberapa kelemahan, misalnya

mengabaikan distribusi pendapatan dan keadilan, tidak selarasnya

antara prioritas individu dengan sosial antara berbagai kebutuhan,

adanya kegagalan pasar, ketidaksempurnaan persaingan, dan lain-lain.

Ketentraman dalam pasar tidak dapat diwujudkan apabila

lingkungan didalam pasar tersebut masih terdapat banyak pelanggaran

maupun kecurangan-kecurangan seperti pengurangan ukuran, takaran,

maupun timbangan, yang melanggar aturan hokum agama maupun

hokum perundang-undangan. Sebagai firman Allah QS. An-Nisa/4:29

yang artinya:
6

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha

penyayang kepadamu. (Departemen agama RI. Al-Qur’an dan

terjemahan 2004)

1. Pasar tradisional

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjul dan

pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi prnjual dan

pembeli secara langsung, biasanya ada proses tawar-menawar.

Bangunan biasanya terdiri dari kios-kios dan gerai, ios dan

dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun pengelolah

pasar. Kebanyakan para pedagang menjual kebutuhan sehari-hari

seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran,

telur, daging, kain, pakaian, barang elektronik jasa dan lain-lain.

Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang

lainnya.

Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelolah

oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik

daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha

berupa toko, kios, ios dan tenda yang dimiliki atau dikelolah oleh

pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi

dengan usaha skala kecil, modal kecil dan ditinjau dari segi

kualitas dan kuantitas, barang yang dijual di pasar tradisional

dapat terjadi tanpa melalui penyortiran yang kurang ketat. Dari


7

segi kuantitas, jumlah barang yang disediakan tidak terlalu banyak

sehinggah apabila ada barang yang dicari tidak ditemukan di satu

kios tertentu, maka dapat dicari ke kios lain. Rantai distribusi pada

pasar tradisional terdiri dari produsen, distributor, sub distributor,

pengecer, dan konsumen.

2. Kontribusi pasar tradisional

Pasar tradisional sangat berperan pada waktu krisis ekonomi

di Indonesia, pemerintah seharusnya memberikan apresiasi

terhadap keberadaannya buktinya pedagang mampu memberikan

pelayanan prima, pasar tradisional mempunyai kapasitas yang

kuat untuk bertahan dalam situasi ekonomi makro yang tidak

menentu dan tidak terpuruk seperti aktivitas ekonomi formal atau

aktivitas ekonomi yang berskala besar.

3. Mekanisme pasar islami

Mekanisme pasar islami dibangun atas dasar kebebasan

yaitu kebebasan individu untuk melakukan transaksi barang dan

jasa sebagaimana yang ia sukai. Ibnu Taimiyyah menempatkan

kebebasan pada tempat yang tinggi bagi individu dalam kegiatan

ekonomi, walaupun beliau memberikan Batasan-batasannya.

Batasan yang dimaksud adalah tidak bertentangan dengan shri’ah

islam dan tidak menimbulkan kerugian, baik bagi dari sendiri

maupun orang lain, sehinggah tidak terjadi konflik kepentingan.

Selain itu juga diperlukan kerja sama saling membantu antara

masyarakat satu dengan masyarakat yang lain untuk mewujudkan

kesejahteraan bersama. Segala sesuatu itu boleh sah dilakukan


8

sampai ada larangan khusus yang bertentangan dengan shari’ah

islam, khususnya dalam penipuan dan hal-hal yang merugikan.

Ada beberapa prinsip yang melandasi fungsi-fungsi pasar

dalam masyarakat muslim. Semua harga, baik yang terikat dengan

factor-faktor produksi maupun produknya sendiri bersumber pada

mekanisme ini, dan karena itu diakui sebagai harga-harga yang

adil atau wajar. Barangkali hal itu tidak sejalan dengan konsep

“harga yang adil” menurut siddiqi yang didasarkan atas ongkos

produksi. Karena itu dalam kajian ini lebih baik digunakan istilah

“harga tidak sesuai”, bukan “harga yang adil”. Sebagai

konsekuensinya, istilah yang digunakan ini lebih sesuai dengan

berbagai tradisi dalam hukum (fiqih) Islam dan dapat

mengekspresikan isi konseptual istilah tersebut secara lebih

memuaskan.

a. Pasar Islami

Dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan praktik

kehidupan pasar pada masa Rasulullah dan para sahabatnya,

Ibn Taimiyyah menyatakan bahwa ciri khas kehidupan pasar

yang islami adalah:

1. Orang harus bebas untuk keluar masuk pasar. Memaksa

orang untuk menjual barang dagangan tanpa ada

kewajiban untuk menjual merupakan tindakan yang tidak

adil dan ketidakadilan itu dilarang.

2. Adanya informasi yang cukup mengenai kekuatan-

kekuatan pasar dan barang-barang dagangan. Tugas


9

muhtasib adalah mengawasi situasi pasar dan menjaga

informasi secara sempurna diterima oleh para pelaku

pasar.

3. Unsur-unsur monopolistic harus dilenyapkan dari pasar.

Kolusi antara para penjual dan pembeli harus dihilangkan.

Pemerintah boleh melakukan intervensi apabila unsur

monopolistik ini mulai muncul.

4. Adanya kenaikan dan penurunan harga yang disebabkan

naik turunnya tingkat permintaan dan penawaran.

5. Adanya homogenitas dan standarisasi produk agar

terhindar dari pemalsuan produk, penipuan dan

kecurangan kualitas barang.

6. Terhindar dari penyimpangan terhadap kebebasan

ekonomi yang jujur seperti sumpah palsu, kecurangan

dalam menakar, menimbang, mengukur dan niat yang

buruk dalam perdagangan. Pelaku pasar juga dilarang

menjual barang-barang haram seperti minuman keras,

alat perjudian dan lain-lain.

b. Transaksi yang terlarang dalam pasar islami

1. Larangan curang dalam takaran timbangan.

Takaran adalah alat yang digunakan untuk menakar. Dalam

aktivitas bisnis, takaran (al-kail) biasanya dipakai untuk

mengukur satuan dasar ukuran isi barang cair, makanan

dan berbagai keperluan lainnya. Adanya kecurangan dalam

menakar dan menimbang terjadi karena adanya


10

ketidakjujuran yang didorong oleh keinginan mendapat

keuntungan yang lebih besar tanpa peduli dengan kerugian

orang lain. Dalam QS Al-Mutaffifin/83:1-6 dinyatakan,

“kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu

orang yang apabila menerima takaran dari orang lain

mereka meminta dipenuhkan, dan apabila memberi takaran

bagi orang lain mereka mengurangkan”. Tidakkah orang-

orang itu yakin, bahwa mereka akan dibangkitkan pada

suatu hari yang besar yaitu, hari ketika manusia berdiri

menghadap Tuhan semesta alam.

2. Larangan terhadap rekayasa harga.

Rekayasa harga dapat terjadi ketika ada seseorang yang

menjadi penghubung (makelar) antara pedagang yang dari

pedesaan, kemudian ia membeli dagangan itu sebelum

masuk pasar sehinggah para pedagang desa belum tahu

harga di pasar yang sebenarnya. Kemudian pedagang

penghubung tadi menjual di pasar dengan mengambil

keuntungan besar yang diproleh dari pembelian mereka

terhadap pedagang pedesaan. Praktik seperti ini dilarang

oleh Rasulullah karena dapat menimbulkan penyesalan

terhadap penyesalan pedagang pedesaan tersebut.

3. Larangan praktik riba.

Sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Nisa:161 yang

artinya:
11

“Dan disebabkan memakan riba, padahal sesungguhnya

mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka

memakan harta benda orang dengan jalan yang batil. Kami

telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara

mereka itu siksa yang pedih”

4. Konsep Pasar Tradisional

a) Pengertian Pasar

Pasar merupakan sistem, institusi, prosedur, hubungan

sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan

tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan

jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti

uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini

adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual

untuk item pertukaran.

Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan

pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan

perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk

memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu

dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan,

skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia,

serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa

contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun

kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat

perbelanjaan.
12

Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah

setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk

menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau

jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua

pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya.

Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah

melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar

dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar,

pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan

memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam

masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan

untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau

kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia

untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan

barang.

Pasar terbagi atas 2 jenis, yaitu pasar tradisional dan pasar

modern, konsep dari kedua pasar ini hampir sama yang

membedakan hanyalah kelebihan dan keuntungan dari kedua

jenis pasar ini. Hal-hal yang membedakan pasar tradisional dan

pasar modern adalah:

1) Harga Barang. Barang-barang yang dijual di pasar

tradisional dan pasar modern memiliki perbedaan harga

yang cukup signifikan. Harga suatu barang di pasar

tradisional bahkan bisa sepertiga dari harga barang yang

sama yang dijual di supermarket, terutama untuk produk-


13

produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur

seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas,

merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya.

2) Kesegaran produk. Untuk produk-produk segar seperti

daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan lain sebagainya, pasar

tradisional biasanya menyajikan produk yang jauh lebih

segar ketimbang supermarket, karena belum ditambahkan

zat pengawet.

3) Diskon. Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket

memang sering memberikan berbagai penawaran yang

menggiurkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan apakah hal

tersebut merupakan rayuan terselubung (gimmick) agar

pembeli bersikap lebih konsumtif. Tak jarang, orang menjadi

lapar mata ketika berbelanja di supermarket dan tergoda

membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.

4) Kenyamanan berbelanja. Untuk urusan kenyamanan,

berbelanja di pasar modern memang jauh lebih nyaman

ketimbang berbelanja di pasar tradisional. Berbagai

supermarket memiliki area yang lebih luas, bersih, rapi, dan

dilengkapi dengan pendingin ruangan. Sedangkan pasar

tradisional menempati area yang lebih sempit, sumpek,

sesak, dan tak jarang menguarkan bau kurang sedap.

b) Pengertian pasar menurut image masyarakat.

Pengertian pasar menurut image masyarakat pada

umumnya adalah :
14

1) Pada dasarnya pasar adalah suatu tempat dimana

masyarakat dapat memperoleh/memenuhi kebutuhan

(dalam hal ini disebut dengan konsumen adalah

petani).

2) Barang yang diperdagangkan adalah barang

kebutuhan sehari-hari.

3) Barang yang diperdagangkan adalah bahan makanan

(hasil pertanian) dan hasil industri kerajinan rakyat.

4) Struktur bangunan yang dipergunakan didominasi oleh

lods-lods terbuka di atas suatu pelataran yang jelas

dapat dibedakan dari kelompok pertokoan yang terdiri

dari bangunan-bangunan rumah perseorangan (sering

digunakan sebagai tempat tinggal).

5) Jarak kepasar biasanya dapat ditempuh dengan jalan

kaki lebih kurang limakilometer ( yang dapat di tempuh

dengan jalan kaki sehari pulang pergi )

c) Penggolongan jenis pasar

1) Pasar dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal,

antara lain:

a. Pasar menurut kegiatannya yang dapat

digolongkan dalam:

 Pasar eceran yaitu pasar dimana terdapat

permintaan dan penawaran barangatau

pemberian jasa secara eceran atau retail.


15

 Pasar grosir, dimana terdapat permintaan

dan penawaran barang dalam jumlah

besar.

 Pasar induk, pasar yang merupakan pusat

pengumpulan, pelelangan, penyimpanan

bahan – bahan pangan untuk disalurkan

kepada grosir dan pusat pembelian.

b. Pasar menurut lokasi dan kemampuan

pelayanan:

 Pasar lingkungan

 Pasar wilayah

 Pasar kota

c. Pasar menurut waktu kegiatan digolongkan

kedalam:

 Pasar siang hari

 Pasar malam hari

 Pasar siang malam

d. Pasar menurut jenis barang dagangan

digolongkan atas:

 Pasar umum, mencakup berbagai jenis

barang dagangan.

 Pasar khusus, mencakup satu jenis barang

dagangan tertentu.
16

5. Pembagian pasar secara umum

a) Pasar Homogen, yaitu pasar yang menjual hanya satu jenis

barang dagangansaja, misalnya pasar buah dan pasar ikan.

b) Pasar Heterogen, yaitu pasar yang menjual lebih dari satu

jenis barangdagangan, seperti hasil pertanian dan

kebutuhan sehari – hari.

6. Retribusi Pelayanan Pasar

Pelayanan pasar adalah fasilitas pasar

tradisional/sederhana berupa pelataran dan lods yang dikelola

oleh pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk

perdagangan: tidak termasuk yang dikelola oleh BUMN, BUMD,

dan pihak swasta.

a) Kriteria Retribusi Jasa Umum

1) Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat

bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan

tertentu.

2) Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan

daerah dalam rangka pelaksanaan atas desentralisasi.

3) Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang

pribadi atau badan yang diharuskan membayar

retribusi, di samping untuk melayani kepentingan dan

kemanfaatan umum.

4) Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi.

5) Retribusi tersebut tidak bertentangandengan kebijakan

nasional mengenai penyelenggaraannya.


17

6) Retribusi tersebut dapat dipungut secara efektif dan

efesien serta merupakan satu sumber pendapatan

daerah yang potensial.

7) Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa

tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan

yang lebih baik.

b) Subjek dan Wajib Retribusi Jasa Umum

Subjek retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau

badan yang menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum

yang bersangkutan. Sujek retribusi jasa umum dapat

ditetapkan menjadi wajib retribusi jasa umum, yaitu orang

pribadi atau badan yang diwajibkan untuk melakukan

pembayaran retribusi jasa umum.

7. Konsep Pengembangan Pasar Tradisional

Konsep dasar yang digunakan pada rancangan Pasar

Tradisional adalah Ekonomis dan Hygienis,dimana hal ini

menyangkut pada fungsi utama pasar tradisional sebagai tempat

jual beli ( kegiatan ekonomi .Dari pendekatan di atas dapat

disimpulkan bahwa Pasar Tradisional memiliki ciri khas dalam

proses kegiatannya yaitu berinteraksi tawar- menawar untuk

mencapai kesepakatan nilai jual maupun beli .Ini menjadi sebuah

identitas yang harus tetap dipertahankan sebagi nilai lebih

rancangan pasar Tradisional dengan arsitektur tradisional sebagai

dasar utama konsep lokalitas yang mencerminkan keserasian

dengan budaya lingkungan setempat. Jadi tema yang


18

dipergunakan adalah arsitektur neo vernacular. Neo Vernakular

artinya bahasa setempat yang terbentuk dari tradisi turun temurun

tanpa pengaruh dari luar. Dalam penerapannya tidak hanya

elemen fisik (tata letak denah, struktur, detail bagian dan ornamen)

saja yang diambil, tapi juga elemen non fisiknya (budaya, pola pikir

dan kepercayaan/religi). Tujuan dari pengambilan tema ini adalah

agar bangunan mampu beradaptasi dengan iklim, lingkungan dan

budaya masyarakat.

8. Konsep Kesejahteraan

a) Pengertian Kesejahteraan

Kesejahteraan adalah tingkat kepuasan dan

kesejahteraan adalah dua pengertian yang saling berkaitan.

Tingkat kepuasan merujuk kepada keadaan individu atau

kelompok, sedangkan tingkat kesejahteraan mengacu

kepada keadaan komunitas atau masyarakat luas.

Kesejahteraan adalah kondisi agregat dari kepuasan

individu- individu.

Pengertian dasar itu mengantarkan kepada

pemahaman kompleks yang terbagi dalam dua arena

perdebatan. Pertama adalah apa lingkup dari substansi

kesejahteraan. Kedua adalah bagaimana intensitas

substansi tersebut bisa direpresentasikan secara agregat.

Meskipun tidak ada suatu batasan substansi yang tegas

tentang kesejahteraan, namun tingkat kesejahteraan

mencakup pangan, pendidikan, kesehatan, dan seringkali


19

diperluas kepada perlindungan sosial lainnya seperti

kesempatan kerja, perlindungan hari tua, keterbebasan dari

kemiskinan, dan sebagainya.

Dengan kata lain lingkup substansi kesejahteraan

seringkali dihubungkan dengan lingkup kebijakan sosial.

Sebagai atribut agregat, kesejahteraan merupakan

representasi yang bersifat kompleks atas suatu lingkup

substansi kesejahteraan tersebut. Kesejahteraan bersifat

kompleks karena multidimensi, mempunyai keterkaitan

antardimensi dan ada dimensi yang sulit direpresentasikan.

Kesejahteraan tidak cukup dinyatakan sebagai suatu

intensitas tunggal yang merepresentasikan keadaan

masyarakat, tetapi juga membutuhkan suatu representasi

distribusional dari keadaan itu dan disebut kesejahteraan

sosial.

b) Kesejahteraan Sosial

Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian

utama terhadap individu-individu, kelompok-kelompok,

komunitas-komunitas, dan kesatuan-kesatuan penduduk

yang lebih luas; pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau

perawatan, penyembuhan dan pencegahan.

Kesejahteraan sosial merupakan suatu sistem yang

terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-

lembaga, yang bermaksud untuk membantu individu-individu

dan kelompok agar mencapai standar kehidupan dan


20

kesehatan yang memuaskan, serta hubungan perorangan

dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan

segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan

mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga

maupun masyarakat.

Tujuan sistem adalah untuk mencapai tingkat

kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan

pokok dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya.

Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan

kemampuan individu baik dalam memecahkan masalah

maupun dalam memenuhi kebutuhannya, untuk itu

pengertian kesejahteraan sosial adalah suatu aktifitas yang

terorganisasi yang ditujukan untuk membantu tercapainya

suatu penyesuaian timbal balik antara individu dengan

lingkungan sosialnya. Pekerjaan sosial sendiri berada

diposisi sebagai profesi yang bertugas menyelenggarakan

serta membantu manusia menggunakan,program-

program/pelayanan-pelayanan kesejahteraan sosi

9. Indikator Ekonomi Terhadap Kesejateraan

Pertumbuhan Ekonomi merupakan suatu indikator dari

dampak kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan

khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan Ekonomi

tersebut merupakan kontribusi pertumbuhan berbagai macam

sektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan

tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah indikator ini


21

penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah

dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunannya

dimasa yang akan datang.

Pertumbuhan ekonomi secara umum dapat ditunjukkan oleh

angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) investasi, inflasi,

pajak dan retribusi, pnjaman dan peleyanan bidang ekonomi.

Khusus untuk nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

secara nyata mampu memberikan gambaran mengenai nilai

tambah bruto yang dihasilkan unit-unit produksi pada suatu daerah

dalam priode tertentu. Lebih jauh, perkembangan besaran PDRB

(Produk Domestik Regional Bruto) merupakan salah satu indicator

yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan

pembangunan suatu daerah, atau dengan kata lain pertumbuhan

ekonomi suatu daerah dapat tercermin melalui pertumbuhan nilai

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Selain Produk Domestik Regional Bruto ada indikator lain

untuk mengukur tingkat kesejahteraan umum. Indikator-indikator

tersebut adalah indeks pembangunan manusia (IPM) adalah

indeks yang digunakan untuk menggambarkan capaian disektor

kesejahteraan masyarakat secara agregat, karena indeks ini

menangkap perkambangan di sektor ekonomi dan sektor social

sekaligus. Di dalam indeks ini, kesejahteraan tidak hanya di titlik

melalui persfektif ekonomi semata sebagaimana lazim terekam

dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, tetapi


22

juga dilihat dari capaian di sektor social yakni pendidikan dan

kesehatan.

B. Tinjauan Empiris

Iqhom Mukhiqom, (2014). Judul Penelitian “Konsep Pasar Tradisional

Menurut Islam (Studi terhadap implementasi pasar tradisional syari’ah Az-

Zaitun 1 Surabaya perspektif ekonomi islam)” Hasil Penelitian Ia

memaparkan bahwa implementasi prinsip-prinsip syariah sebagian besar

telah terealisasi dengan baik, namun lembaga hisbah yang secara khusus

bertugas untuk mengawasi langsung mengimplementasi prinsip syariah

yang belum terbentuk. Sehingga hal tersebut berdampak pada kurang

optimalnya implementasi prinsip-prinsip syariah dipasar tersebut, pada

realitasnya masi ada pedagang yang menjual rokok, selain itu belum

semua produk yang ada dipasar memiliki sertifikat halal, sehingga upaya

perlindugang pada konsumen mengenalkannya produk pada pasar syari’ah

Az-aitun 1 Surabaya masi belum optimal.

M. Ilhamsyah Eddy (2015). Jenis Penelitian “Peran Pasar Tradisional

Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku Usaha (Studi Kasus pada toko

sepatu amigo pasar sentral medan)” Hasil Penelitian Dari hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan usaha dagang sepatu

dipasar tradisional sentral lelah melaksanakan manajemen keuangan

dengan baik. Dapat ditarik dari kesimpulan bahwa peran pasar tradisional

pada pelaku usaha sepatu disentral menjadikan pelaku usaha tersebut

sejahtera. Dengan usaha aktifitas yang dilakukan dari pukul 5 pagi sampai

jam 6 spre dengan persediaan produk atau sesuatu yang doperoleh dari
23

pemasok dengan proses jual beli secara langsung kepada konsumen dan

pesanan pelanggan tetap.

Bani Astiti Asa Nugroho, Herbasuki Nurcahyant (2016). Judul

Penelitian “Strategi Pengembangan Pasar Tradisional di Kota Semarang”

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan ekternal

dapat diketahui kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang

(opportunity) dan ancaman (threats) yang dimiliki dinas kota semarang.

Melalui Analisis lingkungan strategis dapat diketahui faktor pendukung dan

faktor penghambat dalam pengembanga pasar tradisional di Kota

Semarang.

Nur Fitriyanti, Muhammad Adnan, Teguh Yuwono (2017) Judul

Penelitian “Tentang Pengelolaan Pasar Tradisional Pada Unit Pasar Suruh

Kabupaten Semarang” Hasil Penelitian Dalam pengelolaan Pasar Suruh

adanya tarik menarik kepentingan dapat dilihat dari permasalahan yang

terjadi. Antara Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Desa keduanya

memiliki kepentingan ekonomi. Perbedaan kepentingan antara Pemerintah

Kabupaten dengan pemerintah desa semakin terlihat ketika pemerintah

kabupaten berusaha membangun pasar suruh adalah dalam rangka upaya

pengembangan Pasar Tradisional di Kabupaten Semarang serta untuk

meningkatkan pendapatan daerah dari retribusi daerah dalam hal retribusi

pasar.

Andi Tenriyaran & Kurnia Firnanda Jyanti. Universitas Darussalam

Gontor, Ngawi, Jawa Timur. Vol.3, No. 1, Februari (2018) Judul Penelitian

“Analisis Pengaruh Toko Ritel Modern Terhadap Pendapatan Pedagang

Tradisional dalam Perspektif Ekonomi Islam” Hasil Penelitian Yang telah


24

dilakukan oleh peneliti menguunakan analisis regresi sederhana dengan

bantuan SPS 15.0, bias disimpulkan bahwa keberadaan retail modern

mempunyai pengaruh negative terhadap pendapatan pedagang retail

tradisional.

Puji Yuniari. Universitas Bina Sarana Informatika. Vol. 3 No. 1 Maret

(2019) Judul Penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Pedagang di Pasar Tradisional Cinere Depok” Hasil Penelitian

Modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat

pendapatan perdagangan, biaya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan

para pedagang, jam kerja atau buka usaha berdagangsangat berpengaruh

terhadap pendapatan pedagang, dan lama usaha tidak berpengaruh

terhadap tingkat pendapatan pedagang, secara bersama-sama atau

simultan variable tingkat pendidikan, modal usaha, biaya, lama usaha, dan

jam kerja mempengaruhi pendapatan yang di terima para pedagang.

Reza Susanto, Muhammad Yusuf. Universitas Esa Unggul. Judul

Penelitian “Identifikasi Karakteristik Pasar Tradisional Di Wilayah Jakarta

Selatan (Studi Kasus: Pasar Cipulir,Pasar Kebayoran Lama, Pasar Bata

Putih, Dan Pasar Santai)” Hasil Penelitian Komoditi yang ditawarkan oleh

pasar tradisional bervariasi serta terdapat karakteristik pasar tertentu

dengan jenis komoditi yang diperdagangkan, dan harga komoditi yang

ditawarkan standart dan di anggap dapat bersaing dengan harga yang di

tawarkan pasar tradisional.

Suharto, Joko Vol.22, No 1: Juni (2012). Judul Penelitian “

Perempuan Dipasar Tradisional Surakarta Sebagai Basis Perekonomian

Rakyat” Hasil Penelitian Pasar Tradisional memiliki resistensi yang cukup

besar dalam menghadapi krisis ekonomi. Dengan siding Pprice system


25

membuat persaingan antar pedagang menjadi relatif kecil dengan demikian

monopoli dapat dihindarkan, sehingga memiliki potensi menjadi basis

ekonomi kerakyatan. Relasi suami istri yang sama-sama bekerja

berlangsung lebih terbuka dan egaliter dari pada di kalangan menengah

atas terutama di kalangan priyayi.

Kusuma, AA Gde Agung Artha Vol.2, No 7 (2013).Judul Penelitian

“Analisis Potensi Pasar Tradisional Terhadap Pasar Moderen Dikota

Denpasar dan Kabupaten Bandung” Hasil Penelitian Untuk mengetahui

potensi bersaing pasar tradisional di Kota Denpasar dan Kabupaten

Bandung dengan menggunakan parameter bauran pemasaran marketing

mix yaitu harga produk, promosi dan tempat. Dalam penelitian ini diambil

100 pengujung pasar sebagai sampel dari populasi pelanggan pasar

tradisional dengan cara interview dan pemberian kuesioner.

C. Kerangka Konsep

Dari berbagai sumber daya digunakan dalam penelitian ini Pasar

tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta di

tandai dengan adanya transaksi antara penjual pembeli secara langsung

dan nada proses tawar menawar, bangunan terdiri dari kios-kios atau gerai,

los dan dasaran terbuka yang di buat oleh penjual maupun suatu pengelola

pasar, Pasar Tradisional memiliki ciri-ciri atau adat yang khas yaitu cara

jual belinya yang masih tradisional dengan bertatap muka secara langsung

antara pembeli dan penjual. Selain itu, pasa tradisional juga memiliki adat

untuk tawar menawar antara penjual pembeli.

Dengan memperhatikan prinsip Syariah yang notabenenya sebagai

pelopor pasar tradisional berbasis syari’ah di Indonesia tentunya menjadi

tolak ukur perkembangan pasar-pasar syari’ah selanjutnya, agar di pasar


26

tidak terjadi kecurangan seperti timbangan dikurangi oleh oknum-

oknumpara pedagang di pasar tersebut, dan bahan-bahan makanan yang

yang diperjual-belikan sudah berstandar halal, bersih, jujur, dan murah

meriah. Bukan cuma prinsip syari’ah saja yang diterapkan, etika dan

tatacara juga harus diperhatikan oleh stake holder pasar, terutama para

pedagang dan pembeli, dimana pedagang islam pernah mencapai puncak

kejayaannya terutama pada masa dinasti umayyah dan dinasti abbasiyah.

Pada saat itu kerajaan islam tersebut melakukan ekspansi dagang

diseluruh belahan dunia dan memiliki pengaruh besar dalam perdagangan

dunia sehinggah stabilitas ekonomi negara sangat terjaga dengan baik.

Sistem yang kuat dan pengawasan yang baik merupakan factor utama

yang menjadikan kerajaan-kerajaan islam tersebut menjadi besar dan

memiliki ekonomi yang kuat. Guna meningkatkan pendapatan merupakan

salah satu kriteria maju atau tidaknya suatu daerah atau pasar. Bila

pendapatan suatu daerah atau pasar relative rendah, dapat diartikan

bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan rendah pula. Kelebihan

dari konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah

untuk berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang ekonom, produksi dan

sebagainya juga mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat.

Adapun Teori-Teori dari Indikator-Indikator permodalan usaha, yaitu

fasilitas pinjaman yang diberikan kepada pelaku usaha untuk

mengembangkan bisnis. Volume penjualan, jumlah unit produk atau jasa

yang dapat dijual. Mulyadi mendefenisikan volume penjualan yaitu ukuran

yang menunjukan banyaknya atau besarnya jumlah barang atau jasa yang

terjual. Jumlah produksi, suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah


27

nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih

bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Jumlah tenaga kerja, banyaknya

pekerja/karyawan rata-rata perhari kerja baik pekerja yang dibayar maupun

pekerja yang tidak dibayar. Tingkat pendidikan, tahapan pendidikan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang

akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan. Perbaikan kualitas usaha,

kemampuan sebuah perusahaan untuk mencapai keunggulan pasar dalam

jangka panjang, keunggulan bersaingyang terjaga akan menghasilkan

kinerja di atas rata-rata. Peningkatan pendapatan, seluruh penerimaan baik

berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun

hasil industry yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku

saat itu. Dwi Adi Lumono (2014)

Pendekatan permintaan, menekankan tentang kebutuhan tentang

kebutuhan manusia yang sampai sekarang belum sepenuhnya terpenuhi

atau kemungkinan sudah terpenuhi namun kurang memuaskan. Misalkan

masyarakat di wilayah pedesaan banyak yang pergi ke kota untuk belanja

pakaian. Pendekatan penawaran, berawal dari kemampuan wirausaha

dalam membuat suatu produk/barang, memberikan pelayanan jasa atau

gabungan dari keduanya membatasi jangkauan pasar, anda mesti

mengukur secara rasional seberapa luas jangkauan pasar, anda mesti

mengukur secara rasional seberapa luas jangkauan usaha anda dan

tentukan siapa target pasar anda. Riyanto (2013)


28

Pasar Tradisional
(Pasar Bonea Kab. Kep. Selayar)

Kontribusi Pasar

a. Permodalan usaha
b. volume penjualan
c. Jumlah produksi
d. Jumlah tenaga kerja
e. Tingkat pendidikan
f. Perbaikan kualitas usaha
g. Meningkatan pendapatan

Peningkatan Perekonomian

Kesimpulan dan Saran

Gambar 2.1
Kerangka Konsep
29

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu

proses penelitian dan,pemahaman yang berdasarkan pada metode

yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia,

landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian

sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga

bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar

penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Sifat

penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu bentuk metode penelitian

yang mengikuti proses pengumpulan data, penulisan dan penjelasan

atas data dan setelah itu dilakukan analisis.Deskriptif kualitatif yaitu

menganalisa data yang bersifat penjelasan atau penguraian data dan

informasi yang kemudian dikaitkan dengan teori dan konsepkonsep

yang mendukung pembahasan yang relevan dimana penjelasan ini

menggunakan metode kualitatif kemudian diperoleh kesimpulan dari

permasalahan penelitian ini.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di pasar tradisional Bonea di Jl.

Pahlawan, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi selatan selama

kurang lebih 3 bulan.


30

B. Jenis dan sumber Data

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif yang merupakan jenis penelitian ilmu sosial yang

mengumpulkan dan bekerja dengan data non-numerik dan yang

berupaya menafsirkan makna dari sebuah data sehingga dapat

membantu kita memahami kehidupan sosial melalui studi populasi

atau tempat yang ditargetkan.

2. Sumber Data

a. Data Primer, Sumber utama yang dijadikan bahan penelitian

adalah Primer yaitu data yang diperoleh dari pedagang pasar

Tradisional Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar melalui

pengamatan wawancara.

b. Data Sekunder, yaitu yang diperoleh dari buku-buku yang

berhubungan dengan penelitian.

C. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada konstribusi pasar

tradisional dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat

kabupaten kepulauan selayar dalam penelitian ini adalah penjual, pembeli,

dan kepala pasar Bonea Kab. Kep. Selayar.

D. Informan penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah penulis sendiri.Penulis

menyiapkan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

disesuaikan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini yang

disesuaikan dengan pokok permasalahan dalam penelitian ini. Pokok


31

permasalahan ini dapat berkembang sehingga penulis menemukan

informasi lain yang berhubungan dengan pokok permasalahan tersebut

selama wawancara berlangsung.

E. Metode Pengumpulan data

1. Survei Pustaka

yaitu memperoleh data yang ada hubungannya dengan

permasalahan penelitian baik yang didapat dari buku-buku teori yang

membahas pasar tradisional dalam hasil-hasil seminar, skripsi-skripsi

yang mempunyai korelasi terhadap penelitian ini.

2. Observasi

yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung pada objek yang akan diteliti. Tujuannya adalah untuk

mendapatkan gambaran secara langsung tentang eksistensi pasar

Tradisional Bonea.

3. Wawancara

yaitu suatu cara untuk mengumpulakan data dengan

mengajukan pertanyaan langsung kepada responden dalam hal ini

kepada para pedangang pasar tradisional Bonea, pembeli dan

pemerintah setempat guna melengkapi data yang diperlukan.


32

Tabel 3.1

Data Informan

No INFORMAN BIDANG JUMLAH

1 Pengelola Pasar a. Kepala Unit Pasar 1 Orang

2 Pedagang a. Ikan

b. Sayuran 2 Orang

3 Pembeli a. Ikan

b. Sayuran 2 Orang

F. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu unsur yang amat penting

dalam suatu penelitian, karena fungsinya sebagai sarana pengumpul data

yang banyak menetukan keberhasilan suatu penelitian yang dituju. Oleh

karena itu, instrumen penelitian yang digunakan harus sesuaikan dalam

dengan situasi dan kondisi dari penelitian itu sendiri. Adapun alat-alat

penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian sebagai

berikut:
33

1. Handphone sebagai alat perekam

Alat perekam digunakan sebagai alat bantu agar tidak ada

informasi yang terlewatkan dan selama wawancara peneliti dapat

berkonsentrasi pada apa yang ditanyakan tanpa harus mencatat. Alat

perekam ini juga memudahkan peneliti mengulang kembali hasil

wawancara agar dapat diperoleh data yang utuh, sesuai dengan apa

yang disampaikan responden dalam wawancara. Hal ini berguna

untuk meminimalkan kesalahan biasa yang sering terjadi karena

keterbatasan dan subjektivitas peneliti. Alat perekam ini digunakan

dengan seizin responden. Selain alat perekam peneliti juga

menggunakan catatan sebagi alat bantu untuk menggambarkan

situasi dan keadaan saat berlangsungnya proses wawancara dan

semua respon non verbal yang ditunjukkan oleh informan.

2. Kamera

Kamera digunakan sebagai alat bantu pada saat penelitian.

Kamera ini berguna sebagai alat dokumentasi berupa foto.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek-aspek yang harus digali, serta apa yang sudah atau

balum ditanyakan. Adanya pedoman wawancara juga akan

memudahkan peneliti membuat kategorisasi dalam melakukan

analisis data. pedoman wawancara yang didasari oleh kerangka teori

yang ada, guna menghindari penyimpangan dari tujuan penelitian

yang dilakukan.
34

Tabel 3.2

Data Pertanyaan Responden

No RESPONDEN Pertanyaan
1 Kepala Unit Pasar 1. Bagaimana sejarah pasar Bonea Kab.
Kep. Selayar?
2. Bagimana kontribusi pasar terhadap
perekonomian masyarakat?

2 Pembeli 1. Bagaimana tanggapan anda tentang


pasar Bonea?
2. Apa yang membedakan antara pasar
Bonea dengan pasar tradisional pada
lainnya?
3. Mengapa anda memilih berbelanja di
pasar Bonea?
4. Bagaimana tanggapa anda tentang
pedagang di pasar Bonea ini?
5. Apa harapan anda kedepan terhadap
pasar Bonea?
3 Pedagang 1. Mengapa anda memilih berdagang di
pasar Bonea?
2. Bagaimana cara menjalin komunikasi
antara pedagang dengan pembeli?
3. Apakah usaha berdagang ini
merupakan sumber mata pencaharian
utama sodara?
4. Apa kendala yang sering di alami
dalam? bagaimana cara mengatasinya?
5. Apa harapan kedepannya terhadap
pasar Bonea?
G. Metode Analisis Data

Yang digunakan dalam metode analisis data dalam penelitian yaitu

menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan adanya

penyajian data-data. Yang selanjutnya akan dianalisis dengan cara memberikan

penjelasan agar dapat dibaja dan dipahami secara mudah, agar dapat

menggambarkan, menjelaskan dan menguraikan keadaan yang sebenarnya.

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara sistematis

untuk mempermudah penelitian dalam memperoleh kesimpulan. Analisis data

menurut Bogdan dalam sugiyono yaitu proses meencari dan menyusun secara
35

sistematik data yang diperoleg dari hasil wawancara, catatan lapangan , dan

bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dpaat

diinformasikan keepada orang lain. Analisis data kulaitatif berifat induktif, yaitu

analisis berdasarkan data yang diperoleh.

Menurut Niles dan Huberman (1992 ; 16) analisis terdiri dari empat alur

kegiatan yang terjadi secara bersamaaan yaitu: pengumpulan data, predeksi

data, penyajian data, oenaikan kesimpulan/ferifikasi. Mengenai ke empat alur

tersebut secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data baik melalui observasi lanngsung di lapangan

kemudian wawancara mendalam terhada informasi yang kompitaibel

terhadap penelitian umtuk mneunjang penelitian yang dilajukan agar

mempperoleh data susai dnegan yang diharapkan. Ataupun dengan

menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian.

2. Reduksi data adalah proses pemulihan pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dari catatan catatan yang diperoleh dari pengumpulan

data. Reduksi data merupakan bagian dari analisis dimana suatu bentuk

analisi yang menajamkan, menggelongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian

rupahingga kesimpulan final dapat ditarik dan diferivikasi. Dengan reduksi

data peneliti tidak perlu tidak perlu mengartikannya sebagi kauntifikasi.

Data kaitatif dapat disederhanakan dan ditransfoormasikan dalam aneka

macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan, atau
36

uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas, dan

sebagainya.

3. Penyajian data adalah kegiatan mengumpulkan informasi dalam bentuk

teks naratif atau grafik jaringan yang bertujuan mempertajam pemahaman

penelitian terhadap infomasi yang dipiih kemudian disajikan dalam urain

penjelasan Niles dan Huberman membatasi suatu penyajian sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesiimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini

bahwa penyajian penyajian yang lebih bak merupakan suatu cara yang

utama bagi analisis kualitatif yang valid, yg meliputi : berbagai jenis matix,

grafik , bebagai jenis jaringan dan bagang. Semuanya diranjang guna

menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu

dan mudah diraih. Dengan demikian seorang analisi dapat melihat aapa

yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menatik kesimpulan yang

benar ataukah terus melangkah melakukan anailisis yang menurut saran

yang dipisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

4. Pada tahap akhir adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan

dilakukan secara cermat dengan melakukan ferivikasi berupa tinjauan

ulang pada cetakan cetakan data yang didapatkan. Dimana dalam

analisis deskriptif kauliatati yaitu menganalisa data yang bersifat

penjelasan dan informasi ynag kemudian dikaitkan data dengan teoti teori

dan konsep konsep yang mendukung peembahasan yang relefan,

kemudian diperoleh kesimpulan dari permasalahn penelitian ini.

Penarikan kesimpulan menurut Niels dan Huberman hanyalah sebagian

dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpula kesimpulan juga
37

diferifikasi selama penelitian berlangsung . ferifikasi itu mungkin sesingkat

pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalsis (peneliti)

selama ia menulis suatu tinjauan ulang pada catatan catatan lapangan ,

atau mungkin menjadi begitu seksama dan menghabiskan tenaga

dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat

untuk mengembangkan kesepakatan inter subyektif atau juga upaya

upaya yang luas unutk menempatkan salinan suatu temun dalam

seperangkat data yang lain. Singkatnya , makna makna yang muncul dari

data yang lain gharus diuji kebenarannya , kekokohannya , dan

kecocokannya , yakni ynag merupakan faliditasnya. Kesimpulan akhir

tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan

tetapi perlu diferifikasi agar benar benar dapat dipertanggungjawabkan

Gambar 3.1

Model Analisis Data


38

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Berdirinya pasar Tradisional Bonea Kabupaten Kepulauan

Selayar

Pasar Tradisional Bonea di kabupaten Kepulauan Selayar yang

terletak di kota Benteng jalan Metro kecamatan Benteng kelurahan Benteng

utara. Pasar ini termasuk sebagai pemasok Sembilan bahan kebutuhan

pokok, seperti sayur-mayur, aneka jenis ikan, telur, buah-buahan, dan lain-

lain. Pasar tradisional Bonea kabupaten kepulauan Selayar dibangun pada

tahun 2007 dan mulai ditempati pada tahun 2008. Pasar tradisional

kabupaten kepulauan Selayar awalnya terletak di jalan penghibur dan

pedagang masih berlesehan belum ada yang namanya kios dan los, apalagi

tempat-tempat yang layak untuk berdagang serta fasilitas masih sangat

minim. Setelah pasar tradisional yang ada di jalan penghiburmengalami

kebakaran keadaan pasar sudah tidak layak lagi untuk ditempati sehingga

pemerintah daerah membangun pasar baru yang terletak di jalan Metro

kecamatan Benteng kelurahan Benteng Utara.Pada tahun 2008 semua

pedagang dipindahkan ke pasar baru yang sudah dibangun. Pasar

beroperasi selama 8 jam yakni mulai dari jam 08:00 pagi sampai 16:00 sore.

Pasar tradisional Bonea kabupaten Selayar saat ini, termasuk dalam

pengembangan, peraturan daerah Kabupaten Kepulauan Selayar nomor 5

tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Selaya

tahun 2012-2030, pasar termasuk dalam indikasi program utama untuk

perwujudan struktur dan pola ruang Kabupaten Kepulauan Selayar.


39

Penataan kembali pasar tradisional Bonea Kabupaten Kepulauan

Selayar dianggap sangat penting, karna kurangnya fasilitas penunjang yang

dimaksudkan adalah fasilitas tempat pembangunan sampah yang tidak

terkontrol dan menyebabkan penimbunan sampah dan bau yang menyengat

pada area bongkar muat barang dagangan hasil pertanian. Selain itu area

parkir yang hanya disedikan bagi pengendara motor dengan jumlah yang

tidak memadai, ditambah bongkar muat barang yang tidak strategis sehingga

proses pengangkutan mengganggu penggua jalan dan menyebabkan

kemacetan. Pada pagi hari sebelum pasar mulai beroperasi di sis badan jalan

area pasar dipenuhi oleh para pedagang.

2. Letak Geografis Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kabupaten kepulauan Selayar.kabupaten

kepulauan Selayar merupakan salah satu diantara 24 kabupaten/kota di

provinsi Sulawesi selatan yang letaknya di ujung selatan pulau Sulawesi dan

memanjang dari Utara ke Selatan. Daerah ini memiliki kekhususan yakni

satu-satunya kabupaten di Sulawesi selatan yang seluruh wilayahnya

terpisah dari daratan Sulawesi dan terdiri dari gugusan beberapa pulau

sehingga membentuk suatu wilayah kepulauan.Gugusan pulau di kabupaten

kepulauan selayar secara keseluruhan berjumlah 130 buah, tujuh di

antaranya kadang tidak terlihat (tenggelam) pada saat air pasang. Luas

wilayah kabupaten kepulauan Selayar meliputi 1.357,03 km2 wilayah daratan

(12,91%) dan 9.146,66 km2 wilayah lautan (87,09%).Kabupaten kepulauan

Selayar berada pada koordinat (letak astronomi) 5o42’-7o35’ Lintang Selatan

dan 120o15’-122o30’ bujur timur yang berbatasan dengan Kabupaten

Bulukumba dan Teluk Bone di sebelah Utara, laut Flores (provinsi Nusa
40

Tenggara Timur) di sebelah Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur di sebelah

Selatan, dan laut Flores serta selat Makassar di sebelah Barat.

Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa pasar Bonea Kabupaten

Kepulauan Selayar terletak di jalan Metro, kecamatan Benteng, Kelurahan

Benteng Utara.Lokasi pasar di bangun di atas lahan dengan luas 3000 M2

dan memiliki luas bangunan 2000 M2.Letak pasar Sentral Bonea dapat

dikatakan strategis karena letak pasar berada di perkotaan.

Penelitian ini dilakukan di pasar Sentral Bonea Kabupaten Kepulauan

Selayar.Adapun yang diteliti adalah Analisis Strategi Pemasaran Pedagang

Pasar Tradisional Bonea dalam Perspektif Ekonomi Islam di pasar Sentral

Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar.Untuk itu, untuk mendapatkan

gambaran yang jelas tentak obyek penelitian, tepatnya berdekatan dengan

terminal Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar.

Sarana dan prasarana yang terdapat di pasar Sentral Bonea

Kabupaten Kepulauan Selayar.

1.) Jumlah bangunan di pasar Sentral Bonea

a. Kios Permanen : 349

b. Lods : 324

c. Kios baru : 72

d. Lods baru : 32

e. Kios swasta : 20

2.) Jumlah pedagang di pasar Sentral Bonea Pedagang : 942 43

3.) Fasilitas umum

a. Kantor pasar : 1 Buah

b. Pos keamanan : 1 Buah


41

c. Musholah : 1 Buah

d. Toilet/Wc : 4 buah

Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah bangunan di pasar

Bonea yakni kios sebanyak 421 bangunan, kios swasta sebanyak 20

bangunan, dan bangunan lods sebanyak 356 sehingga jumlah bangunan

secara keseluruhan sebanyak 804 bangunan beserta fasilitas

penunjangnya seperti bangunan mesjid, kantor, wc, dll. Dan jumlah

pedagang yang menjual di pasar Bonea sebanyak 942 pedagang.

Perkembangan pasar tradisional tidak menentu, karena sebagian

pedagang yang tidak memilki kios atau lods berpindah ke pasar

TPI.Pasar TPI tidak diperuntukkan sebagai pasar tatapi sebagai tempat

pelelangan ikan.Karna masih kurangnya kios dan lods di pasar tradisional

Bonea sebagian pedagang berpindah ke pasar TPI yang terletak di

Matalalang(Diskop.Ukm.perindang,2016;3)

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pasar sentral Bonea Kabupaten Kepulauan

Selayar memiliki fungsi yang sama dengan struktur organisasi pasar yang

lain, yang pada dasarnya pembagian tugas, wewenang dan tanggung

jawab. Organisasi pengelola pasar dinamakan Unit Pelayanan Terpadu

(UPT) pasar Sentral Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar. Adapun

Struktur kepengurusannya adalah:


42

Kepala UPT Pasar Sentral


ARUNG GAU

Kepala Pasar Sentral


SAIYED RAHMAN,SE

Petugas Petugas Petugas Petugas Petugas


Retribusi Penertib Parkir Keamana Kebersih
Pasar an Pasar Pasar n Pasar an Pasar
Sentral Sentral Sentral Sentral Sentral

Sumber : UPT Pasar Sentral Bonea, 2019

Gambar 4.1 :
Struktur organisasi pasar sentral Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar

4. Job Description

Berdasarkan sistem kepengurusan yang ada di atas memiliki tugas dan

wewenang masing-masing, yakni:

a. Kepala UPT pasar Sentral Bonea

Tugasnya : mempunyai wewenang tertinggi dan bertanggung jawab

pada seluruh kegiatan operasional. Sehingga seluruh kegiatan dan

kejadian yang ada di pasar Sentral Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar

menjadi tanggung jawab kepala UPT.

b. Petugas Retrubusi pasar Sentral Bonea

Tugasnya : dalam hal ini petugas pemungut retribusi memiliki tugas

yaitu melaksanakan pemungutan retribusi sampah, pemungutan pajak,

pengelolaan parkir di pasar.


43

c. Petugas penertiban pasar Sentral Bonea

Tugasnya : dalam hal ini petugas penertiban memiliki tugas untuk

menertibkan seluruh yang ada di pasar Sentral Bonea mulai dari

menertibkan parkir sampai kepada pengunjung pasar.

d. Petugas parkir pasar Sentral Bonea

Tugasnya : dalam hal ini petugas parker juga sangat berperan penting

yakni memiliki tugas mengatur serta menjaga seluruh kendaraan para

pengunjung pasar Sentral Bonea.

e. Petugas keamanan pasar Sentral Bonea

Tugasnya : dalam hal ini petugas keamanan merupakan salah

satu hal yang mempunyai peranan penting dalam menjaga keamanan

pasar Sentral Bonea, baik dari segi keamanan parker, kantor, dan

menjaga ketentraman antara pedagang dan kuli panggul agar tidak terjadi

perselisihan.

f. Petugas kebersihan pasar Sentral Bonea

Tugasnya : dalam hal ini petugas kebersihan pasar Sentral Bonea

memilki peran untuk menjaga kebersihan di area pasar Sentral Bonea

agar para konsumen/pembeli serta pengunjung merasa nyaman.

Berdasarkan penelitian di lapangan dapat diketahui bahwa jumlah

keseluruhan petugas yang menjalankan sistem operasional pasar Sentral

Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar adalah 67 petugas yang mempunyai

peran dan tugas masing-masing disetiap tugasnya. Terdapat dua kepala

pasar pasar Sentral Bonea. Selain kepala UPT ada 5 orang lain sebagai

petugas retribusi. Selain ada 5 petugas retribusi juga ada 3 orang lain sebagai

petugas penertiban. Selain itu ada dua orang sebagai petugas parkir.Selain itu
44

juga ada 5 orang sebagi petugas keamanan, serta 6 orang diantaranya

sebagai petugas kebersihan.

5. Daftar Informan

Informan adalah suatu bagian terpenting dalam suatu penelitian, sebab

informan berhubungan langsung dengan peneliti itu sendiri. Adapun informan

dalam penelitian ini adalah para pedagang dan pembeli muslim yang ada di

pasar Sentral Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar.berikut ini daftar informan

Tabel 4.1 Daftar Informan Pedagang


Pendidikan Jenis
No. Nama Umur (Thn)
terkahir produk
1 Anti 32 SD Beras
2 Mutti 42 SD Emping
3 Sumarni 32 SMA Buah
4 Salma 27 SMA Ikan
5 Daeng Kasa 47 SMA Sembako
Keadaan Sosial Pedagang Pasar Sentral Bonea

a) Agama Pedagang di Pasar Sentral Bonea

Agama adalah satu kata yang mudah diucapkan dan mudah untuk

memberikan penjelasan maksudnya (khususnya bagi orang awam), tetapi

sangat sulit memberikan batasan (defenisi) yang tepat bagi para

pakar.Karena menjelaskan sesuatu secara ilmiah (dalam arti

mendefenisikannya), mengharuskan adanya rumusan yang mampu

menghimpun semua unsure yang didefenisikan dan sekaligus

mengeluarkan segala yang tidak termasuk unsurnya. Adapun kemudahan

yang dialami orang awam disebabkan oleh cara mereka dalam mersakan

agama dan perasaan itulah yang dilukiskan.

Agama para pedagang yang ada di pasar Sentral Bonea menurut

penelitian hanya ada 2 yang dianut, yakni pedagang yang beragama


45

Islam, dan pedagang yang beragama Kristen. Akan tetapi, mayoritas yang

paling banyak yang dianut adalah hampir 90% agama Islam, dan hanya

para pedagang pendatang saja yang berasal dari luar negeri yang

beragama Kristen. Dan yang menjadi bahan penelitian juga hanya para

pedagang Islam yang berdagang pada pasar Sentral Bonea.

b) Keadaan perekonomian pedagang

Banyak alasan mengapa banyak sekali para pedagang yang

berjualan di pasar ini salah satunya adalah untuk menopang kebutuhan

pokok sehari-hari, karena alasan kebutuhan hidup semakin hari semakin

meroket, bahkan biaya pendidikan pun semakin tinggi.Dan mayoritas

keadaan perekonomian pedagang yang berjualan di pasar Sentral Bonea

adalah ekonomi menengah ke bawah.

B. Hasil Penelitian.

1. Kontribusi Pasar Tradisional Bonea Kabupaten Kepulauan

Selayar

Kontribusi pasar tradisional sebenarnya sangat vital bagi perekonomian

masyarakat. Selain menjadi pondasi dasar perekonomian, pasar

tradisional juga mampu digunakan untuk memaksimalkan hasil bumi yang

dikelola oleh para petani dan nelayan. Untuk dapat menghidupkan

kembali pasar sebagai aspek vital perdagangan, maka diperlukan sebuah

penataan yang baik. Pasar harus mampu menjadi area transaksi

perdagangan dengan manajemen yang jauh lebih baik dari sekarang agar

mampu menghadapi persaingan global dengan pasar-pasar modern saat

ini. Mulai dari manajemen suplai barang agar lebih lengkap, bersih dan
46

nyaman, serta mampu menjadikan pasar tradisional sebagai area yang

mampu membuat masyarakat datang.

a. Harga Produk yang lebih Murah

Peminat pasar Bonea ini cukup besar terutama di akhir pekan,

pasar bonea termasuk pasar dengan harga yang lebih murah

dibandingkan dengan pasar Tradisional Lainnya. Hal ini di pengaruhi

beberapa faktor diantaranya :

1) Mudahnya barang yang akan dijual tidak jauh didapatkan dari lokasi

pasar tersebut

2) Biaya Transportasi Murah

3) Biaya produksi rendah

4) Biayah produksi murah

Harga salah satu pertimbangan dalam memutuskan untuk berbelanja.

Pertimbangan mendasar dari konsumen terutama ibu rumah tangga

dalam membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari adalah harga. Harga

yang lebih rendah akan lebih diminati sebab akan mengurangi biaya

kebutuhan sehari-hari sehingga dapat dialihkan kepada kebutuhan lainnya.

Interverensi harga di Pasar Bonea hanya akan dilakukan oleh

pemerintah setempat jika terjadi kekacauan harga. Dinas perdagangan

melakukan pemantauan terhadap harga di pasar setiap hari. Jika harga

dalam kondisi normal maka tidak ada alasan untuk menetapkan harga yang

hanya akan mengacaukan harga pasar. Perhatian pemerintah daerah

melalui dinas perdagangan ini membantu kelancaran transaksi, sebab jika


47

kenyamanan pembeli tergantung akan berdampak pada pemasukan para

pedagang.

Islam memiliki perhatian khusus terhadap pasar, karena di samping

sebagai sarana dakwah, pasar merupakan instrument fundamental untuk

membangun ekonomi rakyat. Rasulullah adalah seorang pedagang dan

memulai aktifitas berdagang sejak usia 7 tahunsejak itu beliauh di ajak oleh

pamannya Abi Thalib berdagang ke negeri Syam. Beliau sangat menolak

penentuan kebijakan penetapan harga. Selama kenaikan maupun

penurunan harga yang terjadi pasar dipengaruhi oleh kekautan permintaan

dan penawaran murni, bukan faktor monopoli maupun tindakan curang

lainnya. ( Iqhom Mukhiqom, Konsep Pasar Tradisional Menurut Islam.

2014)

Dalam mekanisme pasar islami pembentukan harga dipengaruhi

oleh penawaran dan permintaan pasar dimana transaksi yang terjadi antara

pedagang dan pembeli dilandasi oleh faktor suka sama suka. Disuatu pasar

yang adil, tidak boleh ada interverensi harga dari pihak manapun. di pasar

Bonea tidak ada interverensi harga.

Rasulullah sangat tidak setuju dengan penentuan harga. Harga

adalah hal yang alami dan berjalan apa adanya, pemerintah tidak boleh

melakukan interverensi dipasar kecuali memang keadaan darurat, misalnya

terhadap penimbunan barang, monopoli dan sebagainya, jika terjadi hal

seperti itu mfaka pemerintah boleh melakukan interverensi terhadap harga-

harga barang.
48

Sebagian besar pedagang buah, sayur-mayur serta rempah-rempah

di pasar ini mengambil barang dari pemasok yang datang langsung ke pasar

Bonea. Dengan mengambil barang langsung dari pemasok dengan harga

yang lebih murah dan tidak ada biaya transportasi maka harga di pasar ini

cenderung lebih rendah. Selain harga yang murah juga masih ada tawar-

menawar sebagai ciri dari pasar tradisional.

b. Produk yang dijual lebih bervariasi

Pasar Bonea adalah pasar tradisional yang menjual berbagai macam

kebutuhan sehari-hari dengan kualitas yang baik. Produk yang di jual di pasar

ini adalah: beras, minyak goreng, gula putih, gula merah, telur, kacang tanah,

tempe, tahu, bawang merah, rempah-rempah, bahan campuran, makanan

ringan, minuman kemasan (shacshet, botol, kaleng). Mie instan, detergen,

kecap, saos, bumbu instant, baju pria, baju wanita, celana, kerudung, rok,

pakaian dalam, sarung, sepatu/sandal, cakar, bedak, aneka kasesoris wanita,

aneka sayur dan buah-buahan, jasa penggilingan kelapa, ikan laut, ikan air

tawar, ikan asap, ikan kering, ayam potong, daging sapi, udang, cumi,

kepiting, aneka jenis kue, pisau, aneka pecah bela, aneka peralatan rumah

dari plastik, mainan anak, bantak, boneka, aneka jenis obat, mie ayam, kopi,

nasi kuing, gorengan dll.

Bervariasinya produk yang ditawarkan akan mendorong permintaan

yang tinggi, permintaan islami hanya melakaukan permintaan untuk barang-

barang yang halal dan thayyib, tidak ada permintaan barang untuk tujuan

kemewahan dan kemubaziran.ini sejalan dengan permintaan dipasar Bonea

yang pada umumnya melakukan pembelian barang untuk bahan kebutuhan

sehari-hari saja. Sayur dan buah masih segar, ikan, udang, daging yang
49

masih segar menjadi salah satu alas an masyarakat memutuskan untuk

membeli barang dipasar ini. Berbagai jumlah pedagang dan berbagai jenis

produk yang ditawarkan membuat pembeli di pasar Bonea lebih banyak.

Tabel 4.2
Daftar Jawaban Informan Pasar Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar

Nama Status Pertanyaan Jawaban


NO Informan Informan
SAIYED Kepala Bagaimana Pasar
1 RAHMAN,SE Pasar Sejarah Pasar Tradisional
Sentral Bonea Bonea di
Kab.Kep. kabupaten
Selayar? Kepulauan
Selayar
terletak di
kota Benteng
jalan Metro
kecamatan
Benteng
kelurahan
Benteng
utara. Pasar
Bonea
dibangun
pada tahun
2007 dan
mulai
ditempati
pada tahun
2008.

Bagaimana Pasar Bonea


kontribusi sangat
pasar Bonea berkontribusi
terhadap terhadap
perekonomian perekonomian
masyarakat? masyarakat
kepulauan
selayar, yang
mayoritas
penduduknya
adalah
nelayan dan
petani, karena
dengan
50

adanya pasar
bonea, para
nelayan dan
petani bisa
dengan
mudah mejual
hasil
tangkapan
ikan dan hasil
tani mereka di
pasar bonea

Ibu Salma Pedagang Apakah


2 di Pasar usaha
Bonea berdagang
selayar disini
merupakan
sumber
mata
pencarian
anda?

Ibu Anti Pedagang Bagaimana


di pasar peningkatan Pendapatan
Bonea pendapatan saya
Selayar anda sejak meningkat
dengan
berdagang
adanya pasar
di pasar ini, karena
bonea? besarnya
daya Tarik
pembeli
sehinggah
barang jualan
saya bisa
dengan
mudah terjual.
51

Ibu Ros Pembeli Bagaimana


di pasar pelayanan Menurut saya
Bonea para para
Selayar pedagang pedagang di
pasar Bonea
dan kualitas
cukup baik
barang yang dan kualitas
dijual di barang yang
pasar Bonea dijual pun
Selayar? baik, seperti
ikan-ikan
yang dijual di
pasar ini
masih segar-
segar
begitupun
dengan
sayur-
sayurannya.

2. Efektivitas Peran Pasar Tradisional Bonea Kabupaten Kepulauan

Selayar

Dari beberapa ukuran efektivitas tersebut, peneliti menggunakan 6

ukuran/indikator dalam mengukur efektivitas peran pasar tradisional,

yaitu. Laba/Penghasilan ,Kemangkiran, Semangat Kerja, Motivasi,

Kepuasan, Kepaduan-konflik konflik kompak

Keenam indikator tersebut digunakan untuk melihat bagaimana

kacamata pedagang dalam menilai efektif tidaknya peran pasar

Bonea. Peneliti memilih enam indikator tersebut karena dalam menilai

efektivitas peran pasar disini melihat dari motivasi dari para

pedagang. Dimana dalam motivasi, laba/penghasilan merupakan

materiil insentif yang merupakan bagian dari alat motivasi. Sedangkan

kepuasan, semangat kerja, kemangkiran, dan kepaduan konflik konflik

kompak merupakan efek dari adanya motivasi. Sehingga dalam hal ini

ke enam indikator tersebut saling berhubungan dengan kaitannya


52

motivasi yang mana penilaian efektivitas peran pasar akan dilihat dari

perspektif motivasi. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil

wawancara, dapat dianalisis sebagai berikut:

a. Laba/penghasilan

Laba atau penghasilan merupakan penghasilan atas penanaman

modal yang dipakai dalam berdagang dilihat dari sudut pandangan si

pemilik. Jumlah dari sumber daya yang masih tersisa setelah semua

biaya dan kewajiban dipenuhi. Adapun hasil wawancara dengan Ibu

Salma salah satu pedagang di pasar Bonea yang menyatakan bahwa

: “Pendapatan saya meningkat sejak saya berdagang di pasar ini,

dan itu juga ditunjang dengan besarnya daya tarik pembeli di pasar

ini sehinggah pendapatan saya meningkat dan mendapatkan

keuntungan dengan berdagang disini”

Dari hasil wawancara, rata-rata pedagang merasa cukup puas atas

penghasilan yang didapatkan di pasar bonea sehingga jika dilihat

secara keseluruhan pedagang, efektivitas peran pasar dilihat dari

indikator laba/penghasilan cukuplah efektif. Meskipun tidak dipungkiri

bahwa laba/penghasilan pedagang mingguan lebih besar daripada

pedagang harian. Karena alasan inilah yang menjadi motivasi atau

dorongan kenapa banyak pedagang pasar Bonea lebih memilih

berdagang di hari minggu.

b. Kemangkiran Kemangkiran merupakan frekuensi kejadian-

kejadian pekerja bolos dari pekerjaan. Dari hasil wawancara dengan

pedagang pasar Bonea, hampir semua pedagang tidak pernah


53

mangkir atau bolos dagang kecuali kepentingan yang mendesak atau

bahkan sakit. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak suarno

selaku pedagang di pasar Bonea yang menyatakan bahwa :

”Menurut saya pribadi saya hampir tidak pernah bolos dari

pekerjaan saya, karena saya pikir untuk apa saya melakukan itu, toh

jika itu saya lakukan yang akan dirugikan adalah diri saya pribadi dan

itu hanya akan membuat saya rugi”.

Secara keseluruhan, jika dilihat dari kemangkiran maka dapat

dikatakan hampir para pedagang di pasar Bonea tidak pernah

melakukannya. Karena frekuensi para pedagang untuk bolos kerja

jarang sekali terjadi.

c. Semangat Kerja

Semangat kerja merupakan kecenderungan para pedagang untuk

berusaha lebih keras mencapai tujuan dan keutungan, termasuk

perasaan terikat. Semangat kerja adalah gejala kelompok yang

melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan, dan perasaan

memiliki. Kelompok bersemangat, sedang perorangan bermotivasi

(dan puas). Implikasinya semangat adalah bagian dari gejala

kelompok. Dari hasil wawancara diperoleh kesimpulan bahwa

semangat kerja pada pedagang pasar Bonea masih cukup tinggi. Hal

ini ditunjukkan dengan konsistennya mereka pada pasar Bonea. Para

pedagang tidak memiliki pemikiran atau bahkan keinginan untuk

pindah ke pasar lain, dengan alasan bahwa mereka sudah nyaman

dengan Pasar yang selama ini memberikan kehidupan untuk mereka.


54

d. Motivasi

Menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan, motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar

mereka mau bekerja, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala

daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi merupakan

kekuatan kecenderungan seorang individu melibatkan diri dalam

kegiatan yang berarahkan sasaran dalam pekerjaan. Ini bukanlah

perasaan senang yang relatif terhadap hasil berbagai pekerjaan

sebagaimana halnya kepuasan, tetapi lebih merupakan perasaan

sedia atau rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan.

Setelah melihat berbagai motif atau dorongan yang menjadikan para

pedagang bekerja selama ini, maka peran pasar dilihat dari indikator

motivasi dapat dikatakan cukup efektif. Karena, setiap dari mereka

memilik perasaan cukup bersedia dan rela bekerja guna mencapai

tujuan masing-masing dari mereka berdagang selama ini guna

memenuhi kebutuhan hidup.

e. Kepuasan

Kepuasan disini merupakan tingkat kepuasan yang dirasakan

seseorang atas peranan atau pekerjaannya. Tingkat rasa puas

individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari

bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat

mereka berada. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada

pedagang, hampir dari mereka merasa puas atas peran pasar dalam

memberikan pelayanan dan fasilitas selama ini.


55

f. Kepaduan konflik-konflik kompak

Kepaduan-konflik konflik kompak adalah fakta bahwa para pedagang

saling menyukai satu sama lain, bekerja sama dengan baik,

berkomunikasi sepenuhnya dan secara terbuka, dan

mengkoordinasikan usaha kerja mereka.Dari ke-enam indikator yang

telah digunakan untuk mengukur efektivitas, secara keseluruhan

peran pasar tradisional bagi pedagang Pasar Bonea sudah berjalan

cukup efektif.

3. Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Perilaku Ekonomi Para

Pedagang Pasar Tradisional Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar

a. Kehalalan produk

Mata dagangan merupakan instrument penting dalam aktifitas

asset perdagangan, barang-barang yang ada dipasar merupakan

instrument yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Jenis usaha dan produk yang ada dipasar tradisional Bonea adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Jenis usaha dan produk yang dijual di Pasar Tradisional Bonea

Kabupaten Kepulauan Selayar

No Jenis Usaha Produk

Beras, minyak goreng, gula merah, gula


putih, telur, bawang merah, bawang putih,
1 Sembako rempah-rempah, campuran, makanan
ringan, minuman( sacshet, botol, kaleng)
mie instan, bumbu instan.

2 Buah dan Sayur Aneka sayur dan buah-buaha


56

3 Kue Aneka jenis kue

4 Obat Aneka jenis obat

Ikan laut, ikan air tawar, ikan asap, ikan


5 Daging dan Ikan kering, ayam potong, daging sapi, udang,
cumi, kepiting.

6 Jasa Penggilingan kelapa

Baju pria, baju wanita, celana, kerudung,


Pakaian, kosmetik dan
7 rok, pakaian dalam, sarung, sepatu/sandal,
aksesoris
cakar, bedak, aneka aksesoris wanita
Mie ayam, kopi, gado-gado, nasi kuning,
8 Warung dan gerobak
gorengan.

9 Peralatan rumah tangga Pisau, baskom, panic, bantal, mainan anak.

Sumber : Kepala Pasar Tradisional Bonea Kabupaten Kepulauan Selayar

Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis produk yang ada di pasar

tradisional Bonea, penelitian dapat menyimpulkan bahwa barang yang

dijual oleh pedagang di pasar tersebut adalah barang yang secara hukum

islam diperbolehkan.

b. Kebersihan

Islam mengajarkan kebersihan disegala aspek kehidupan termasuk

dalam berdagang, barang dagangan yang baik adalah barang dagangan

yang halal dan baik (bersih dan sehat). Makanan yang halal meliputi cara

memperolehnya maupun hal dzatnya. Makanan yang baik belum tentu

halal, tetapi makanan yang halal pasti baik. Islam mengajarkan untuk

senangtiasa menjaga kebersihan lingkungan. Kebersihan diarea bagian


57

dalam pasar Bonea dijaga karena dari pedagang sudah timbul kesadaran

untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan pasar. Pengelola

pasar juga melakukan pembersihan area pasar setelah semua pedagang

selesai merapikan dagangannya.

c. Alat timbang

Alat timbang merupakan instrument pendukung dalam transaksi

jual beli. Alat-alat ini memiliki perang penting untuk mengetahui jumlah,

berat, dan ukuran barang yang diperjual belikan. Para pedagang

hendaknya benar-benar memperhatikan agar tidak merugikan para

pedagang maupun pembeli. Para pedagang di pasar Bonea menerapkan

kejujuran dalam menimbang , mengukur dan menghitung. Saya perhatikan

para degang tersebut melakukannya secara transparan ke pada para

pembeli sehingga hal tersebut di saksikan langsung oleh pembeli agar

pelanggan percaya. Sebagian pelanggan di pasar Bonea lebih memilih

melebihkan saat menimbang demi menjaga kepercayaan pelanggannya.

Dalam berdagang kepercayaan merupakan hal yang paling penting,

Rasulullah SAW selaluh memberikan informasi yang jelas mengenai produk

yang dijual tanpa menutup aib yang ada.

d. Menghindari Riba dan Gharar

Unsur Gharar dapat terjadi 4 hal yaitu?

1) Kualitas, yaitu gharar yang terjadi dalam penjualan tanaman atau buah-

buahan yang belum jelas hasilnya seperti jual beli ijon (sistem Bebas)

2) Kualitas yaitu gharar berupa penjualan hewan yang masih berada dalam

kandang.

3) Harga, yaitu gharar yang terjadi pada harga barang


58

4) Waktu penyerahan, yaitu gharar yang terjadi jika Si “A” menjual barang

yang belum jelas keberadaannya atau barang yang masih dalm proses

pencarian (hilang) Kepada Si “B” dan setuju oleh Si “B” barang tersebut

akan diserahkan jika sudah ditemukan. Yang menyebabkan gharar

adalah kedua belah pihak tidak tau kapan barang tersebut dapat diserah

terimahkan. (Iqhom Muqhikom. 2014)

Para pedagang pasar Bonea mengupayakan untuk terus menerapkan

prinsip bebas riba dalam setiap bentuk transaksi yang dilakukan. Salah satu

upaya yang dilakuan adalah pemberian kelonggaran waktu untuk melunasi

pembayaran tanpa adanya penambahan harga barang, jadi pembeli tetap

membayar sebesar harga awal. Selain itu juga mendapatkan harga sesuai

dengan batas kewajaran atau tidak mengambil keuntungan yang mengzalimi

pembeli.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap kontribusi pasar tradisional dalam

upaya meningkatkan perekonomi masyarakat (Studi Kasus Pasar Bonea

Kabupaten Kepulauan Selayar) dapat di gambarkan sebagai berikut.

Untuk meningkatkan kontribusi pasar tadisional dalam peningkatan

ekonomi masyarakat hal ini dapat dilihat salah satunya dari segi harga,

harga menjadi salah satu pertimbangan dalam memutuskan untuk

berbelanja Di pasar itu, pertimbangan mendasar dari konsumen terutama ibu

rumah tangga dalam membeli barang untuk kebutuhan sehari-hari adalah

Harga. Di mana interverensi harga hanya dapat dilakukan oleh pemerintah

setempat saja jika terjadi kekacauan harga. Perhatian pemerintah daerah

melalui dinas perdagangan ini membantu kelancaran transaksi, sebab jika


59

kenyamanan pembeli tergantung akan berdampak pada pemasukan para

pedagang.

Dalam mekanisme pasar islam pembentukan harga dipengaruhi oleh

penawaran dan permintaan pasar di mana transaksi yang terjadi antara

pedagang dengan pembeli dilandasi oleh faktor suka sama suka. Seperti

barang pakaian jadi yang diperjual belikan berfariasi, namun harga tidak

selaluh tinggi, sesuai kebutuhan masyarakat yang mempengaruhi harga

yang kami jual, tergantung dari harga pabrik yang di belih langsung dengan

orang yang memproduksi.

Bervariasinya produk yang ditawarkan akan mendorong permintaan

yang tinggi, permintaan islami hanya melakukan permintaan untuk barang-

barang yang halal dan thayyib, tidak ada permintaan barang untuk tujuan

kemewahan dan kemubaziran.

Dengan adanya pasar tradisional Bonea ini terjadi peningkatan

pendapatan pedagang dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakar

Selayar baik individu maupun masyarakat dengan melakukan kegiatan

produktif. Para pedagang pasar Bonea mengupayakan untuk terus

menerapkan prinsip bebas riba dalam setiap bentuk transaksi yang

dilakukan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pemberian kelonggaran

waktu untuk melunasi pembayaran tanpa adanya penambahan harga

barang, jadi pembeli tetap membayar sebesar harga awal.

Perbandingan hasil penelitian dan penelitian terdahulu, peneliti

mengambil mengambil dua sampel penelitian terdahulu untuk

membandingkan hasil penelitian saat ini dan penelitian terdahulu yang

pertama M. Ilhamsyah Eddy (2015). dengan melakukan metode penelitian


60

Wawancara, Observasi, Reakaman kemudian diolah dan di analisi secara

kualitatif dengan hasil penelitian menyatakan bahwa “Peran Pasar

Tradisional Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Pelaku Usaha (Studi Kasus

pada toko sepatu amigo pasar sentral medan)” Hasil Penelitian Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan usaha dagang

sepatu dipasar tradisional sentral lelah melaksanakan manajemen keuangan

dengan baik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Iqhom Mukhiqom

2014. Potensi Pasar Tradisional Menurut Islam (Studi terhadap implementasi

pasar tradisional syari’ah Az-Zaitun 1 Surabaya perspektif ekonomi islam)

dengan melakukan metode penelitian Wawancara, Observasi, Reakaman

kemudian diolah dan di analisi secara kualitatif dengan hasil penelitian

menyatakan bahwa kontribusi pasar tradisional surabaya sebagian begaian

besar telah terealisasikan tapi masih kurang optimal.


61

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Telah melakukan serangkaian pembahasan dan analisis, maka penulis

menarik kesimpulan bahwa :

1. Pasar tradisional Bonea berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi

masyarakat kabupaten kepulauan selayar, adapun kontribusi pasar

Bonea yaitu pertama, meningkatnya keuntungan para pedagang. Kedua,

peningkatan daya beli masyarakat Ketiga, waktu dan lokasi yang

strategis.

2. Selain itu, faktor yang mendukung adalah adanya perhatian pemerintah,

pertama, pengawasan harga. Kedua, mencegah penipuan di pasar

seperti masalah kecurangan dalam timbangan dan ukuran. Ketiga,

pencegah jualan yang rusak, serta tindakan-tindakan yang merusak

moral.

3. Secara umum perilaku ekonomi pedagang baik dari segi barang

dagangan yang dijual, alat timbang, riba dan gharar, harga, etika

berbisnis pedagang pada pasar tradisional Bonea tidak melanggar

syari’at Islam.

B. Saran

1. Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar diharapkan dapat

melindungi keberadaan pasar ini yang menjadi salah satu sumber

perekonomian masyarakat, serta terus melakukan pembaharuan agar

tercipta kenyamanan berbelanja bagi pembeli sehinggah tercapai

peningkatan pendapatan perdagangan.


62

2. Pengelola pasar mampu memberikan pelayanan yang lebih baik

khususnya dalam perluasan tempat usaha bagi para pedagang.

3. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih

lanjut karena terdapat banyak hal yang dapat digali pada variabel yang

diteliti, sehingga akan memberikan masukan bagi pihak-pihak lain yang

berkepentingan dan khususnya dapat memberi masukan bagi bisnis yang

dijalankan dan untuk peneliti kedepannya dapat mengembangkan dan

menerapkan ilmu pengetahuan sampai seberapa jauh teori-teori yang

sudah ditetapkan pada kasus dilapangan sehinggga hal-hal yang masih

dirasa kurang dapat diperbaiki.


LAMPIRAN
(Dokumentasi)

(TampakdaridepanpasarsentralBoneaKabupatenkepulauanSelayar)

(Kantor PasarSentralBoneaKabupatenSelayar)
(Strukturorganisasi yang ada di pasarsentralBoneaKabupatenSelayar)

(Dena LokasiPasarSentralBoneaKabupatenSelayar)
Wawancara dengan ibu Sumarni, tgl 15 september 2019

Wawancara dengan ibu Salma, tgl 15 September


Wawancara dengan bapak suarno, tgl 15 September

Wawancara dengan ibu Mutti, tgl 17 September


BIODATA PENELITI

Rizal Ikbal, panggilan Ical Ken lahir di Talang pada tanggal 15

Desember 1996 dari pasangan suami istri bapak Daeng

Sigauk dan ibu Rosmina. Peneliti adalah anak kedua dari dua

bersaudara. Selama menempuh Pendidikan Strata Satu

Peneliti bertempat tinggal di Jalan Sultan Alauddin (Kost 214)

kelurahan Mangasa kecamatan Tamalate Kota Makassar. Jenjang pendidikan

yang ditempuh oleh peneliti yaitu SD MIN Buki lulus pada tahun 2008, SMP Negeri

II Bontomanai lulus pada tahun 2011, SMK Negeri I Benteng lulus pada tahun 2014

dan Mulai pada Tahun 2015 mengikuti program S1 Ekonomi Islam di Universitas

Muhammadiyah Makassar sampai dengan Tahun 2020. Sampai dengan penulisan

skripsi ini peneliti masih terdaftar sebagai Mahasiswa Program S1 Ekonomi Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai