Anda di halaman 1dari 122

STRATEGI MEWUJUDKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA SANTRI

MELALUI EKONOMI KREATIF DALAM MENGHADAPI TANTANGAN


EKONOMI GLOBAL
(STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN DDI MANGKOSO)

SKRIPSI

Oleh
ARNI
NIM 105741100816

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
STRATEGI MEWUJUDKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA SANTRI
MELALUI EKONOMI KREATIF DALAM MENGHADAPI TANTANGAN
EKONOMI GLOBAL
(STUDI KASUS DI POMDOK PESANTREN DDI MANGKOSO)

Oleh
ARNI
NIM 105741100816

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada
program studi strata 1 ekonomi islam

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARA
MAKASSAR
2021

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO HIDUP

Senantiasa terdapat harapan untuk mereka yang kerap berdoa, senantiasa

terdapat jalur untuk mereka yang kerap berupaya.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan buat keluarga besar aku terkhususnya kedua

orang tua aku yang tercinta dengan penuh kasih serta sayang, keikhlasan, serta

kesabaran yang sudah mendidik serta membina aku dari kecil sampai berusia.

Mudah- mudahan Allah SWT meridhoi seluruh amal ibadah serta dilipat

gandakan- Nya.

iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga sahabat dan pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai

manakala penulis skripsi yang berjudul "Strategi Mewujudkan Jiwa

Kewirausahaan Pada Santri Melalui Ekonomi Kreatif Dalam Menghadapi

Tantangan Ekonomi Global ( Di Pondok Pesantren DDI Mangkoso)." Skripsi

yang penulis buat ini sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

(S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis menulis bapak Rahman dan ibu Jamila yang

senantiasa memberi harapan semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus

tak pamrih dan saudara-saudara ku tercinta yang senantiasa mendukung dan

memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas

segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan

penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada

penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan

yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat

kepada:

vii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.Acc, selaku ketua program studi ekonomi

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ibu Dr. A. Ifayani Haanurat., MM, CBC selaku pembimbing 1 dan ibu

Agusdiwana Suarni, SE.,M.Acc., selaku membimbing II yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, serta

meluangkan waktu tenaga dan pikiran sehingga skripsi dapat diselesaikan.

5. Bapak/ibu dan asisten dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang Tak kenal lelah dalam memberikan ilmu

pengetahuan dan selalu sabar menghadapi penulis selama mengikuti kuliah.

6. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Islam

Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya

dan dorongan dalam aktivitas penulis.

8. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang Budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

viii
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum wr.wb

Makassar, 1 Mei 2021

ARNI

ix
ABSTRAK

Arni, Tahun 2021 Strategi Mewujudkan Jiwa Kewirausahaan pada


Santri Melalui Ekonomi Kreatif Dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi
Global (Studi Kasus Di Pondok Pesantren DDI Mangkoso), Skripsi Program
Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Ibu A. Ifayani
Haanurat dan Pembimbing II Ibu Agusdiwana Suarni.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi mewujudkan Jiwa


Kewirausahaan pada Santri Melalui Ekonomi Kreatif Dalam Menghadapi
Tantangan Ekonomi Global (Studi Kasus Di Pondok Pesantren DDI Mangkoso).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan
yang menghasilkan data deskriptif yang berupa data-data tertulis atau lisan
orang-orang (informan) serta perilaku yang diamati. Sedangkan teknik penelitian
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, pengamatan
(observasi), dan dokumentasi. Jumlah responden sebanyak 12 responden yang
terdiri dari 10 santri, 1 kepala sekolah, 1 pembina pondok pesantren. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan
santri di pondok pesantren DDI Mangkoso, koperasi pondok pesantren dan
beberapa alumni menyelenggarakan pelatihan tentang kewirusahanaan pada
santri melalui praktek-praktek misalnya mengelola sesuatu dari bahan bekas
sehingga memiliki nilai jual. Adapun Pelaksanaan ekonomi kreatif yang bisa
dikembangkan di pondok pesantren DDI Mangkoso seperti: Produk kerajinan dan
seni, film pendak, desain dan advertising.

Kata Kunci: Jiwa kewirausahaan, Ekonomi kreatif, Ekonomi global.

x
ABSTARCT

Arni, 2021 Strategy to Realize Entrepreneurship in Santri through


Creative Economy in Facing Global Economic Challenges (Case Study at
Islamic Boarding School DDI Mangkoso), Thesis of Islamic Economics
Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah
University of Makassar. Supervised by supervisor I A. Ifayani Haanurat,
and Supervisor II Agusdiwana Suarni.

This study aims to determine the strategy of realizing an entrepreneurial


spirit in santri through the creative economy in facing the challenges of the
global economy (a case study at the DDI Mangkoso Islamic boarding school).
The type of research used in this research is field research which produces
descriptive data in the form of written or oral data of people (informants) and
observed behavior. While the data research techniques used in this study
were interviews, observation, and documentation. The number of respondents
was 12 respondents consisting of 10 students, 1 school principal, 1 boarding
school supervisor. The results of this study indicate that in fostering the
entrepreneurial spirit of the santri at the DDI Mangkoso Islamic boarding
school, the boarding school cooperative and several alumni organized training
on entrepreneurship to students through practices such as managing
something from used materials so that it has a selling value. As for the
implementation of the creative economy that can be developed at the DDI
Mangkoso Islamic boarding school, such as: handicrafts and arts products,
short films, design and advertising.

Keywords: entrepreneurial spirit, creative economy, global economy.

xi
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL .......................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PEMBAHASAN ..................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ viii
ABSTRACT...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR/BAGAN ........................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
A. Tinjauan Teori ......................................................................................... 6
1. SEI dalam kewirausahaan ................................................................. 6
2. Hakikat dan Jiwa Kewirausaan.......................................................... 10
a. Membangun Kepercayaan Diri Untuk Berwirausaha ................... 15
b. Menumbuhkan Motivasi Dan Inisiatif Berwirausaha..................... 17
c. Kreativitas Dan Inovasi Berwirausaha .......................................... 18
3. Ekonomi Kreatif Dalam Tantangan Ekonomi Global ......................... 19
a. Konsep dan pengertian ekonomi kreatif ....................................... 21
b. Mengenal ekonomi kreatif, ciri-ciri dan perkembangannya
di Indonesia ................................................................................... 22
c. Ekonomi kreatif di era pandemi .................................................... 26
d. Industri kreatif katalisator ekonomi global .................................... 31

xii
B. Tinjauan Empiris ..................................................................................... 32
C. Kerangka Konsep ................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 41
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 41
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 41
C. Lokasi Penelitian..................................................................................... 41
D. Sumber Data ........................................................................................... 42
E. Pengumpulan Data ................................................................................. 44
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 47
G. Teknik Analisis ........................................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 50
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 50
B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 57
1. Strategi yang digunakan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan
santri dalam menghadapi tantangan ekonomi global di
pondok pesantren DDI Mangkoso ..................................................... 57
2. pelaksanaan ekonomi kreatif dalam tantangan global yang
telah dijalankan santri di Pondok Pesantren DDI Mangkoso ............ 59
C. Pembahasan ........................................................................................... 61
1. Strategi untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri
dalam menghadapi tantangan ekonomi global ................................. 61
2. pelaksanaan ekonomi kreatif dalam tantangan global yang
telah dijalankan santri ....................................................................... 64
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 67
A. Kesimpulan ............................................................................................. 67
B. Saran ...................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 69
LAMPIRAN ...................................................................................................... 73

xiii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Data Informan Santriwati di Pondok

Pesantren DDI Mangkoso 43

Table 3.2 Daftar Pertanyaan untuk Informan 46

xiv
DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep 40

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pondok Pesantren DDI Mangkoso 55

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) diberlakukan dan mulai ditetapkan

tanggal 1 januari silam dan ekonomi global mampu menciptakan berupa

tantangan baru supaya warga bisa berperan mudah serta sanggup tingkatkan

skill supaya memiliki tingkat keahlian yang berdaya saing bagus. Dalam masa

perdagangan bebas, kita ditantang bukan hanya untuk mempersiapkan

sumber energi manusia yang siap kerja, tetapi juga mampu mempersiapkan

dan menciptakan lapangan kerja baru.

Situasi di Indonesia saat ini banyak orang yang terpelajar untuk mencari

pekerjaan. Dalam kondisi ekonomi yang tidak normal, tujuan utamanya adalah

keselamatan dan keamanan di tempat kerja, dan stabilitas tercapai ketika kita

menjadi karyawan yang memperoleh penghasilan bulanan tetap.

Kesimpulannya, masalah ini mengangkat masalah pengangguran, yaitu

penyakit kronis-struktural yang menyerang semua negara berkembang. Hal ini

disebabkan karena mereka yang mencari pekerjaan setiap tahun terus

bertambah, di sisi lain pekerjaan yang tersedia tidak mencukupi. Dampaknya

Jumlah pengangguran terus bertambah setiap tahun. Hal ini dibuktikan

dengan besarnya pasar pencarian kerja yang penuh dengan pencari kerja.

Diasumsikan bahwa sistem ekonomi kreatif mampu menyelesaikan

permasalahan tersebut sebagai alternatif dari tantangan ekonomi global yang

berupaya untuk melakukan transfer sistem ekonomi yang ada, seperti sistem

ekonomi pertanian, sistem ekonomi industri, ekonomi komunikasi. Indonesia

memiliki budaya yang kaya, jumlah penduduk yang besar yang berpotensi

1
besar untuk meningkatkan ekonomi kreatif. Teori Alvin Toffler terdiri tiga

gelombang peradaban ekonomi: gelombang ekonomi pertanian, gelombang

ekonomi industri, gelombang ekonomi data. Setelah itu, gelombang

selanjutnya diprediksi adalah gelombang ekonomi kreatif. ditujukan untuk

menginspirasi ide-ide kreatif.

Dalam pengembangan ekonomi kreatif sumber daya manusia

merupakan modal utama, mulai dari ide, inspirasi, pemikiran, diharapkan

sumber daya manusia mampu mengubah benda yang bernilai rendah menjadi

benda yang bernilai tinggi. Profesi wirausaha yang membutuhkan banyak

energi kreatif. Sehingga dalam perkembangan ekonomi kreatif hal ini secara

tidak langsung mengarah pada pencarian hasil wirausaha yang profesional di

bidangnya. Energi kreatif harus bertumpu pada pemikiran progresif yang

penuh dengan ide-ide baru yang berbeda dari produksi produk yang

sebelumnya tidak ada. Peluang mengembangkan ekonomi kreatif telah

memasuki dunia pembelajaran. Tidak ekonomis di dunia khusus. Banyak

pesantren yang bisa memulai bisnis.

Pesantren merupakan suatu pembelajaran tradisional yang memilki

siswa tinggal bersama disuatu tempat yang diucap asrama, yang jadi tempat

menginap santri serta para santri ini belajar dibawah tutorial guru yang lebih

diketahui dengan istilah kiai. Para santri terletak dalam sesuatu tempat yang

sama serta pesantren sediakan masjid buat beribadah, ruang belajar, serta

aktivitas keagamaan yang lain. Tempat tersebut umumnya dikelilingi oleh

pagar ataupun tembok buat bisa mengawasi keluar masuknya para santri

cocok dengan peraturan yang diberlakukan. Pesantren umumnya diucap

selaku lembaga pembelajaran serta pengajaran agama, biasanya dengan

2
metode non klasikal, di mana santri diajarkan ilmu agama Islam oleh

seseorang kiai

bersumber pada kitab- kitab yang tertulis dalam bahasa Arab oleh

Ulama Abad pertengahan, serta umumnya santri tinggal di pondok( asrama)

yang terletak di dalam pesantren itu sendiri. Pesantren yang mempunyai

karakteristik khas dengan ruh pembelajaran Islam, yang didalamnya pula

mengkaji tentang hukum- hukum Islam, bersamaan berjalannya waktu

pesantren sudah tumbuh menjajaki arus kontemporer dalam memberdayakan

santri–santrinya.

Peneliti mengangkat judul penelitian ini sebab ketertarikan untuk

memahami motivasi serta strategi apa yang sanggup dijadikan prinsip bagi

suatu pesantren untuk mengembangkan ekonomi kreatif di lingkungannya.

Penelitian ini pula hendak mengkaji aplikasi ekonomi kreatif, dan mengenali

seberapa besar kontribusi ekonomi kreatif di Pondok pesantren agar

mewujudkan jiwa kewirausahaan para santri di Pondok Pesantren DDI

Mangkoso yang didirikan oleh Ag. KH. Abdul Rahman Ambo Dalle serta saat

ini Pondok Pesantren DDI Mangkosos diurus oleh Ag. H. M. Faried Wajedy

M.A. Saat ini Pondok Pesantren DDI Mangkoso sudah mempunyai 62

Pesantren yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia. Bersumber pada

penjelasan diatas bagaimana kontribusi Pondok Pesantren DDI Mangkoso

supaya mewujudkan ekonomi kreatif, dan bagaimana kontribusi ekonomi

kreatif di pesantren DDI Mangkoso dalam mendorong semangat

kewirausahaan para santri. Sehingga penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Strategi Mewujudkan Jiwa Kewirausahaan Pada Santri

3
Melalui Ekonomi Kreatif Dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi Global

(Studi Kasus Di Pondok Pesantren DDI Mangkoso)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disajikan di atas, maka yang jadi

permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana strategi yang digunakan untuk menumbuhkan jiwa

kewirausahaan santri dalam menghadapi tantangan ekonomi global di

Pondok Pesantren DDI Mangkoso?

2. Bagaimana pelaksanaan ekonomi kreatif dalam tantangan global yang

telah dijalankan santri di Pondok Pesantren DDI Mangkoso?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui strategi yang digunakan untuk menumbuhkan jiwa

kewirausahaan santri dalam menghadapi tantangan ekonomi global di

Pondok Pesantren DDI Mangkoso.

2. Mengetahui pelaksanaan ekonomi kreatif dalam tantangan global yang

telah dijalankan santri di Pondok Pesantren DDI Mangkoso.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara Teoritis

a. Bagi Universitas Muhammadiyah Makassar

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tugas akhir di

bidang ekonomi. Khusus kaitannya di bidang kewirausahaan oleh santri

pada sebuah Pondok Pesantren. Juga dapat pula menambah koleksi

4
Karya Ilmiah bagi perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Muhammadiyah Makassar.

b. Bagi Pesantren DDI Mangkoso

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi agar menciptakan

ekonomi kreatif dan bagaimana pondok pesantren dalam menghadapi

tantangan ekonomi global.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan pengetahuan

bagi peneliti untuk lebih memahami kegiatan ekonomi secara langsung

yang bertitik fokus pada kegiatan usaha santri dan bagaimana

menghadapi tantangan ekonomi global.

2. Manfaat secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi bagi santri di

Pondok Pesantren DDI Mangkoso dalam menjalankan ekonomi kreatif.

Khususnya dalam jiwa kewirausahan pada santri agar bisa menghadapi

tantangan ekonomi global.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Sistem Ekonomi Islam Dalam Kewirausahaan

Ekonomi adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan usaha-

usaha yang bertujuan untuk memenuhi segala keperluan hidup manusia.

Dalam pengertian masa kini, ekonomi ialah satu pengkajian tentang usaha

manusia dalam menggunakan sumber-sumber untuk memenuhi kebutuhan

hidup mereka. Sistem Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang

dijalankan berdasarkan syariat Islam atau aturan-aturan Allah. Dengan

bersandarkan kepada Alquran dan Hadits Nabi Muhammad SAW sebagai

pedoman yang tujuan akhirnya adalah keridhaan Allah, dengan

menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Islam. Dalam segala

kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia harus sesuai dengan ketentuan

Allah, baik dalam hal jual beli, pinjam meminjam maupun investasi ( Budi

Darmawan 2016).

‫ك م َِن ال ُّد ْن َيا ۖ َوأَحْ سِ نْ َك َما‬ َ ‫ار ْاْلخ َِر َة ۖ َو ََل َت ْن‬
ِ ‫س َن‬
َ ‫صي َب‬ ‫ك ه‬
َ ‫َّللاُ ال هد‬ َ ‫َوا ْب َت ِغ فِي َما آ َتا‬
َ ‫ض ۖ إِنه ه‬
َ ‫َّللا ََل ُيحِبُّ ا ْل ُم ْفسِ د‬
‫ِين‬ ِ ْ‫اْلر‬َ ْ ‫ْك ۖ َو ََل َتبْغ ا ْل َف َسادَ فِي‬ ‫أَحْ َس َن ه‬
َ ‫َّللاُ ِإ َلي‬
ِ
Artinya:”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. ( Q.S Al-Qasas: 77)

Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan kemampuan dan

keahlian kreatif serta inovatif yang dimiliki oleh seorang yang dijadikan

6
7

dasar, kiat, serta sumber energi buat mencari kesempatan mengarah

sukses. Kewirausahaan (entrepreneurship) ialah ilmu ajaib yang

mendatangkan duit dalam sekejap, melainkan suatu ilmu, seni serta

keahlian buat mengelola seluruh keterbatasan sumber energi, data, serta

dana yang terdapat guna mempertahankan hidup, mencari nafkah, ataupun

mencapai posisi puncak dalam karir( Hendayana 2017). Sebaliknya dalam

agama Islam kewirausahaan ialah bagian dari aspek kehidupan yang

dikelompokkan menjadi masalah muamalah. Masalah yang erat kaitannya

dengan ikatan yang bersifat horizontal, adalah ikatan antar manusia yang

nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat. Kewirausahaan

Islam ialah sesuatu ibadah yang hendak memperoleh pahala apabila

dilaksanakan (Hendro 2011).

Islam sebagai agama rahmatan lil'ālamīn berbagi sumber normatif

terkait pekerjaan, nilai kerja, dan etos kerja. Etos kerja wajib didasarkan

pada 3 faktor yaitu tauhid, taqwa, dan ibadah. Islam mengontrol kehidupan

manusia di bidang politik, budaya, keyakinan dan ekonomi serta mengkaji

transaksi bisnis jual beli dan hutang dagang. Penerapan syariat Islam

dalam berwirausaha dan bertransaksi tetap menjamin keberhasilan dan

kelangsungan usaha. Penerapan syariah Islam dalam berwirausaha dan

bertransaksi tetap menjamin keberhasilan dan keberlangsungan usaha

dengan mengamalkan konsep kewirausahaan Islami Nabi Muhammad

SAW. Nabi Muhammad SAW merupakan panutan yang perlu dicontoh

dalam perilaku, akhlak, keadilan dan kejujuran dalam berbisnis. Konsep

kewirausahaan dalam Nabi Muhammad SAW adalah siddiq, amanah,

tabligh, fathonah. Konsep kewirausahaan berbasis syariah memiliki 2


8

dimensi yaitu ukuran vertikal sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT

(hablumminallah) dan ukuran horizontal yang dikaitkan dengan sesama

manusia (hablumminannas). Konsep berwirausaha bagi umat Islam

dengan berpegang teguh pada Allah SWT dalam hal ini berkaitan dengan

kewirausahaan semata karena Allah, berwirausaha adalah ibadah, taqwa,

tawakal, dzikir dan syukur. Ikatan dengan sesama manusia dalam hal ini

terkait dengan human relation karyawan, menjaga tali silaturahmi dengan

pelanggan, membangun jaringan dengan masyarakat (Bahri 2018).

Islam menekankan pentingnya mengembangkan dan menegakkan

budaya kewirausahaan dalam kehidupan setiap Muslim. Budaya

kewirausahaan Muslim bersifat manusiawi dan religius, berbeda dengan

budaya profesional lain yang tidak menjadikan pertimbangan religius

sebagai dasar pekerjaan mereka. Dengan menjadi wirausaha muslim,

Anda akan memiliki ciri dan perilaku dasar yang mendorong wirausahawan

menjadi kreatif dan handal dalam menjalankan usahanya atau menjalankan

aktivitas di perusahaan tempat mereka bekerja.

Sifat-sifat yang harus dimiliki wirausaha muslim diantaranya adalah:

a) Jujur

Kejujuran merupakan moralitas dasar yang harus dimiliki seorang

wirausahawan karena dengan kejujuran maka pekerjaan dan pekerjaan

yang dilakukannya akan lebih dipercaya oleh orang lain sehingga setiap

usaha dan hasil dapat lebih maksimal, karena orang lain sudah percaya

pada kepribadian dan budi pekerti yang luhur itu, Allah SWT berfirman:
9

َ ‫َيا أَ ُّي َها الهذ‬


َ ‫ِين آ َم ُنوا ا هتقُوا ه‬
‫َّللا َوقُولُوا َق ْو اَل َسدِي ادا‬
Artinya:‟‟Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada
Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar”. (Q.S. Al-Ahzab
[33]:70).

b) Toleran

Toleransi dapat diartikan sebagai toleran, hormat dan murah hati,

dengan karakter yang toleran kita akan dengan mudah menerima segala

kemungkinan yang akan kita hadapi, karena dalam dunia bisnis akan

ada kendala dan masalah yang menuntut kita untuk bersikap positif dan

diharapkan dengan sikap tersebut. dapat memudahkan kita dalam

memecahkan masalah apa pun yang ada di depan kita. Toleransi juga

berguna untuk meminimalisir kekecewaan dalam masalah dunia, karena

dengan toleransi kita telah memposisikan diri sebagai hamba yang

lemah yang hanya bisa berusaha dan mengandalkan semua hasil yang

kita dapatkan hanya pada Allah saja.

c) Menepati janji

Menepati janji merupakan salah satu moral wirausaha yang harus

dimiliki karena setiap pengusaha pasti memiliki perjanjian usaha yang

membutuhkan kesepakatan baik dalam hal jual beli maupun kerjasama,

untuk itu komitmen yang kuat untuk menjaga janji dan akad di awal

harus dimiliki oleh pengusaha muslim agar usahanya dapat bertahan.

dan mendapat berkah karena dilakukan dengan mengedepankan cara

yang baik dan sesuai dengan ajaran agama. Seperti yang dikatakan

Allah SWT:
10

ُ‫ْن إِ َل ٰى أَ َج ٍل م َُس ّامى َفا ْك ُتبُوه‬ َ ‫َيا أَ ُّي َها الهذ‬


ٍ ‫ِين آ َم ُنوا إِ َذا َتدَا َي ْن ُت ْم ِب َدي‬
Artinya:‟‟Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya”. (Q.S. Al-Baqarah [2]:282)

d) Sadar Qada dan Qadar

Selalu suka dan waspada terhadap ketentuan dan perubahannya.

Perubahan dilakukan pada masalah muamalah, termasuk peningkatan

kualitas hidup seperti dalam surah (Ar-Ra’d:11).

‫َّللا ََل ُي َريِّرُ َما‬ ِ ‫ظو َن ُه ِم ْن أَم ِْر ه‬


َ ‫َّللا ّنِإ إِنه ه‬ ُ ‫ْن َي َد ْي ِه َو ِمنْ َخ ْلفِ ِه َيحْ َف‬ ِ ‫ات ِمنْ َبي‬ ٌ ‫َل ُه ُم َع ِّق َب‬
‫ِب َق ْوم َح هت ٰى ُي َر ِّيرُوا َما ِبأ َ ْنفُسِ ِه ْم ّنِإ َوإِ َذا أَ َرا َد ه‬
ْ‫َّللاُ ِب َق ْو ٍم سُوءاا َف ََل َم َر هد َل ُه ۚ َو َما َل ُه ْم ِمن‬ ٍ
ٍ ‫ُدو ِن ِه ِمنْ َو‬
‫ال‬
Artinya:”Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, dimuka dan dibelakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendeki keburukun terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain dia.” (Q.S. Ar-Ra‟d [13]:11)

e) Inovatif

Sifatnya inovatif, yang membedakannya dari orang lain selain

Muslim, Al-Qur'an menempatkan manusia sebagai khalifah, dengan

tugas memakmurkan bumi, serta melakukan perubahan dan perbaikan.

Jika Anda tahu bahwa Anda akan mati besok, mohon tanam kurma /

perbuatan baik hari ini (Faozan Rahman 2011).

2. Hakikat dan jiwa kewirausahaan

Jiwa Kewirausahaan bisa dibina ataupun ditanamkan semenjak kecil.

Kewirausahaan lebih kepada menggerakkan pergantian mental. Tidak

waktu dipertentangkan gimana jiwa wirausaha pada seorang timbul berkat

bakat (terlahir) ataupun hasil Pembelajaran (terdidik). Buat jadi


11

wirausahawan profesional, diperlukan kepribadian semacam pengenalan

terhadap diri sendiri (self awareness), kreatif, sanggup berpikir kritis,

sanggup membongkar masalah (problem solving), bisa berbicara, sanggup

bawa diri diberbagai macam area, menghargai waktu (time orientation),

empati ingin berbagi dengan orang lain, sanggup menanggulangi stress

bisa mengatur emosi, serta sanggup membuat keputusan. Karakter-

karakter tersebut bisa dibangun lewat pembelajaran semenjak dini.

Kata kewirausahaan berasal dari kata Perancis "pengusaha" yang

berarti petualang, pencipta, dan manajer bisnis. Seburan diperkenalkan

sebelumnya oleh Richard Cantillon (1755). Sebutan terus menjadi terkenal

sehabis digunakan oleh ahli ekonomi J.B Say (1803) buat berikan cerminan

gimana pengusaha dapat sanggup memindahkan sumber energi murah

dari tingkatan produktivitas rendah ke tingkatan yang lebih besar dan bisa

menciptakan lebih banyak lagi. Komentar lain tentang entrepreneurship

bagi Zimmerer ialah sesuatu proses pelaksanaan kreativitas serta inovasi

bisa membongkar perkara serta menciptakan kesempatan buat

membetulkan kehidupan (usaha).

Definisi lain dari kewirausahaan adalah proses yang dapat

menghasilkan nilai yang berbeda dengan menggunakan usaha dan waktu

yang dibutuhkan, menanggung efek finansial, psikologis dan sosial yang

menyertainya, dan menerima bantuan finansial dan kepuasan individu.

Nomor Instruksi Presiden. 4, bersamaan dengan tanggal 30 Juni 1995

tentang Gerakan Nasional Pembinaan dan Pembinaan Kewirausahaan,

dinyatakan, “Kewirausahaan adalah jiwa, perilaku, sikap, dan keahlian

seseorang dalam mengatasi upaya dan kegiatan yang mengarah pada


12

pencarian, produksi , mempraktekkan metode kerja, teknologi serta kreasi

baru dengan efisiensi yang ditingkatkan agar dapat memberikan pelayanan

yang lebih baik dan dapat memperoleh manfaat yang lebih

besar.Sebaliknya, kata entrepreneur (pelaku wirausaha) dalam bahasa

Indonesia merupakan gabungan dari entrepreneur (brave, brave, perkasa).

dan bisnis (bisnis) sehingga istilah wirausaha dapat disebut sebagai

seseorang yang berani atau perkasa dalam berbisnis / berbisnis

Interpretasi lain dari wirausaha adalah sebagai pemilik atau pengelola

suatu badan usaha. Organisasi Kesehatan Dunia menghasilkan uang

melalui risiko dan inisiatif.Maksudnya, owner ataupun manajer suatu

industri bisnis yang menciptakan keuntungan lewat pengambilan resiko

serta aksi inisiatif.

Secara simple makna wirausaha (entrepreneur) merupakan orang

yang berjiwa berani serta memiliki mental yang kokoh dalam mengambil

efek buat membuka usaha dalam bermacam peluang. Berjiwa berani serta

mengambil efek maksudnya bermental mandiri serta berani mengawali

usaha, tanpa diliputi rasa khawatir ataupun takut sekalipun dalam keadaan

yang tidak bisa ditentukan. Ada sebagian jenis utama dari wirausaha,

antara lain: Pertama, wirausaha pakar ataupun seseorang penemu sesuatu

ilham serta mau meningkatkan ilham tersebut dalam proses penciptaan

sistem penciptaan, serta sebagainya. Wirausaha pakar ini umumnya

seorang yang bekerja pada suatu industri besar setelah itu memutuskan

buat keluar selaku pegawai serta mengawali bisnisnya sendiri. Kedua, the

promoter ialah seorang orang yang sebelumnya memiliki latar balik

pekerjaan selaku sales ataupun bidang marketing yang setelah itu


13

meningkatkan industri sendiri. Ketiga, general manajer merupakan

seseorang orang yang sempurna yang sukses bekerja pada suatu industri,

banyak memahami kemampuan bidang penciptaan, pemasaran,

permodalan serta pengawasan.( Syarofi 2017)

Jiwa kewirausahaan merupakan sumbangan gabungan antara

prilaku, sifat serta batin manusia buat menggapai sesuatu hasil yang

unggul. Orang yang mempunyai karakter unggul berciri- ciri selaku berikut:

Awal, pandai memakai waktu seefisien bisa jadi. Kedua, pandai memakai

jiwa raganya sedemikian rupa sehingga berguna besar menurutnya. Ketiga

tidak berlagak menerima apa saja yang diberikan area kepadanya.

Keempat tidak ingin memohon belas kasihan, dorongan, serta sarana

orang lain. Kelima, tidak ingin menjual martabat serta kehormatannya.

Sehingga bisa disimpulkan kalau jiwa kewirausahaan merupakan

sumbangan gabungan antara perilaku serta sikap buat menggapai sesuatu

hasil yang unggul dengan didasari perilaku berani mengambil efek, mandiri,

disiplin, komitmen besar, kreatif serta inovatif dan realistis serta kerja

prestatif( Ratnawati 2016).

Adapun tujuan wirausaha yaitu: pertama, menjaring dan membuka

lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Kedua, membantu

menularkan jiwa wirausaha. Ketiga, meningkatkan jumlah wirausaha

berkualitas. Keempat, menebar semangat berinovasi. Fungsi dan peran

kewirausahaan dapat dilihat melalui dua pendekatan yaitu mikro,

kewirausahaan memiliki dua peran yaitu sebagai penemu (inovator) dan

perencana (perencana). Sebagai wirausaha, wirausahawan menemukan

dan menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide,
14

organisasi, dan lain sebagainya. Sebagai seorang perencana,

kewirausahaan berperan dalam merancang tindakan dan bisnis baru,

merencanakan strategi bisnis baru, merencanakan ide dan peluang untuk

sukses, menciptakan organisasi perusahaan baru, dan lain-lain. Secara

makro, kewirausahaan berperan dalam mewujudkan kesejahteraan,

pemerataan kekayaan dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai motor

penggerak pertumbuhan ekonomi suatu negara.

tujuan kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1) Para generasi muda pada umumnya, anak sekolah, anak putus sekolah,

dan para calon wirausaha.

2) Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha kecil dan

koperasi.

3) Instansi pemerintah yang melakukan kegiatan usaha (BUMN),

organisasi profesi, dan kelompok masyarakat.

Para wirausahawan sukses di beberapa Negara pada umumnya

memiliki karakteristik yang relatif sama. Menurut Suparyanto ada 10

karakteristik kewirausahaan dalam The Ten-D Character of

Entrepreneurship yaitu: pertama, dream (mimpi) visi masa depan dan

kemampuan untuk mewujudkan mimpi itu. Kedua, ketegasan

(assertiveness) tidak mengulur waktu dalam mengambil keputusan,

kecepatan dianggap sebagai kunci sukses. Ketiga, pelaku (pelaku)

menentukan suatu tindakan dan melakukannya dengan cepat dan tepat.

Keempat, determinasi (determinasi) untuk melaksanakan usaha dengan

komitmen total, tidak menyerah saat mengalami kesulitan. Kelima, dedikasi

memiliki dedikasi total pada bisnis. Keenam, pengabdian (loyalitas)


15

mencintai usahanya sehingga efektif dalam menjual produk untuk

kemajuan usahanya. Ketujuh, detail (detail) bersifat kritis dan

melaksanakan detail dalam berbagai hal yang berkaitan dengan bisnis.

Kedelapan, takdir (takdir) bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan tidak

bergantung pada orang lain. Kesembilan, Dolar (uang) menjadikan uang

sebagai tolak ukur kesuksesan, jika berhasil maka Anda akan

mendapatkan banyak uang. Kesepuluh, mendistribusikan

(mendistribusikan) mendistribusikan atau mendelegasikan sebagian tugas

wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain (Edelweis Lara Renjana

2020).

a. Membangun kepercayaan diri untuk berwirausaha

Yakin diri sendiri terletak pada posisi awal kepribadian yang wajib

dipunyai oleh wirausaha. Keyakinan diri merupakan perilaku percaya

hendak keahlian diri sendiri terhadap pencapaian kemauan serta

harapannya. Mutu aksi bergantung pada besarnya keyakinan diri. Terus

menjadi besar rasa yakin diri terus menjadi besar pula aksi yang dihasilkan.

Sehingga diharapkan hendak menciptakan kesuksesan untuk bisnis sebab

menciptakan individu yang tidak khawatir kandas, tidak gampang putus

asa, serta hendak senantiasa merasa kalau dirinya sanggup dan serta

tidak ragu- ragu dalam membongkar permasalahan. Yakin diri

menampilkan kalau kita mempunyai rasa tanggung jawab yang besar,

kritis, emosinya juga lebih normal, serta tidak gampang tersinggung.

Tiap orang mempunyai kandungan keyakinan diri yang berbeda-

beda. Yakin diri sangat mempermudah kita dalam mencapai kesuksesan

dengan metode:
16

1) Bergabung dengan lingkungan yang positif

Selaku manusia sosial, area memanglah merupakan sesuatu

elemen berarti yang hendak pengaruhi pertumbuhan diri. Bila kita

terbiasa terletak pada area yang senantiasa berpikir negatif ataupun

gampang putus asa, perihal tersebut pula hendak membuat kita

terbawa- bawa serta malah membebaskan perihal yang sepatutnya

dapat kita miliki. mulailah buat berteman dengan area yang positif,

mereka yang menghargai tiap pertumbuhan sekecil apapun itu hendak

ikut tingkatkan keyakinan diri kita buat senantiasa berupaya selelah

serta sebesar apapun halangannya.

2) Coba menjalin koneksi

Menjalin koneksi itu penting dan mampu membantu untuk memulai

sebuah usaha baru katakanlah mereka hendak berbagi pengalaman

serta strategi gimana usaha mereka dapat sukses. Data dari mereka

yang memiliki bisnis sama hendak kurangi rasa ragu. Dikala ini buat

mencari koneksi tidak sesulit dulu. Banyak media sosial yang bisa

digunakan, bahkan orang populer serta piawai dalam berbisnis juga

mempunyai sosial media.

3) Beranikan diri untuk meneri tanggung jawab

Orang yakin diri hendak berani menerima seluruh efek yang

terdapat. Orang semacam ini hendak mempunyai tanggung jawab

penuh terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Sehingga dia hendak

melaksanakan perihal sebaik bisa jadi, supaya tidak memunculkan efek

kurang baik untuk dirinya sendiri ataupun orang lain. Tiap orang

mempunyai kelebihan berbeda- beda. Gali terus kelebihan, kembangkan


17

kemampuan serta taklukkan tiap tanggung jawab yang diberikan dengan

kelebihan yang dipunyai tersebut.

4) Selalu yakin dengan apa yang dilakukan

Percaya kalau apa yang dicoba itu berguna, baik untuk diri sendiri,

ataupun orang lain. Tidak butuh hirau dengan komentar orang- orang

yang tidak sepakat. kepercayaan itu sendiri bisa meningkatkan rasa

yakin diri. Buat berperan tetap dipikirkan dahulu untung ruginya, supaya

tidak memunculkan efek kurang baik untuk diri kita ataupun orang lain.

5) Belajar dari orang sukses

Buat kurangi ketakutan mengawali bisnis baru, kita bias berusa

belajar dari kisa orang- orang sukses. Strategi apa yang digunakan,

seringlah menjajaki seminar buat memperkaya prinsip penjualan. Kalian

dapat peruntukan orang- orang sukses tersebut selaku role model.

Tetapi jangan hingga kurang ingat dengan kekhasan usaha itu sendiri.

Tidak terdapat salahnya buat senantiasa memohon anjuran dari orang-

orang yang sempat berbisnis serta berhasil (Oki Setiarso 2020).

b. Menumbuhkan motivasi dan inisiatif berwirausaha

Motivasi adalah kunci yang akan membuka potensi manusia. Tanpa

motivasi, betapapun besarnya potensi yang ada, tidak akan mampu

mengubahnya menjadi kemampuan yang maha kuasa. Motivasi bisnis

merupakan salah satu pendorong perkembangan jiwa kewirausahaan

seseorang. Kesuksesan seseorang seringkali dibarengi dengan motivasi

yang kuat dalam menjalankan setiap bisnis yang dilakukannya. Salah satu

motivasi yang dibutuhkan sebagian besar bisnis adalah keinginan mereka

untuk terus belajar dan menambah keterampilan. Seperti kita ketahui


18

bersama, motivasi belajar merupakan modal awal bagi para wirausahawan

untuk mengembangkan bisnis raksasa mereka. Oleh karena itu, belajarlah

dari orang-orang sukses di sekitar Anda, belajar dari kegagalan yang Anda

alami, dan belajarlah dari sumber-sumber pengetahuan yang tersedia di

seluruh belahan dunia (Iskandar ST 2013).

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berusaha adalah kondisi

lingkungan seperti sistem hukum, industri, pasar modal dan kondisi

ekonomi nasional yang mempengaruhi kewirausahaan, namun motivasi

berwirausaha akan mengarahkan tindakan wirausaha ke kondisi

lingkungan yang berbeda. Namun akan lebih baik menumbuhkan motivasi

dalam diri sendiri. Metode paksaan sangat tepat diterapkan oleh mentor /

coach bagi orang-orang yang ingin maju tetapi tidak menyadari potensi

yang sangat besar di dalam dirinya. Dengan motivasi kita memiliki

dorongan untuk melakukan, melakukan sesuatu yang kita inginkan.

Motivasi dalam berwirausaha sangat diperlukan dalam rangka menjalankan

usaha untuk memajukannya. Dengan motivasi yang datang dari dalam diri

kita maka kita akan dengan mudah menjalankan apapun karena motivasi

merupakan modal awal yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh

seorang wirausaha. Tanpa motivasi, tidak mungkin sebuah bisnis bisa

berjalan sendiri tanpa ada yang menggerakkannya (Iskandar ST 2013).

c. Kreativitas dan inovasi berwirausaha

Kreativitas adalah kemampuan untuk menggabungkan elemen-

elemen dari beberapa pengetahuan dan pengalaman dengan

meninggalkan pola dan struktur pemikiran tradisional untuk menemukan

ide-ide baru yang berguna. Kreativitas dibedakan dari inovasi dalam hal
19

proses dan juga hasilnya. Kreativitas berhubungan dengan proses

penemuan ide dan gagasan baru, sedangkan inovasi lebih kepada

implementasi ide dan gagasan tersebut. Kreativitas lebih berasosiasi

dengan efek organisasi terhadap individu, sedangkan inovasi lebih

berasosiasi dengan struktur dan kebijaksanaan organisasi serta

pengaruhnya terhadap kemampuan untuk menghasilkan produk atau jasa

yang inovatif. Inovasi merupakan fungsi khusus kewirausahaan, yaitu

kegiatan yang mendatangkan sumber daya dengan kapasitas baru untuk

menciptakan kemakmuran. Inovasi adalah pekerjaan yang terorganisir,

sistematis, rasional, konseptual dan perseptual. Hal terpenting tentang

sebuah inovasi adalah ide, aplikasi, dan kegunaan (M. Trihudiyatmanto

2019).

Wirausaha yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri:

1) Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun

cara tersebut cukup baik.

2) Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya

3) Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan

3. Ekonomi kreatif dalam tantangan ekonomi global

Perkembangan Ekonomi Kreatif Indonesia merupakan wujud dari

optimisme dan aspirasi yang melimpah untuk mendukung terwujudnya visi

Indonesia yaitu menjadi negara maju. Di dalamnya terdapat pemikiran,

aspirasi, imajinasi, dan impian untuk menjadi masyarakat dengan kualitas

hidup yang tinggi, sejahtera, dan kreatif. Ekonomi kreatif menjadikan sumber

daya manusia (SDM) sebagai modal utama dalam suatu pembangunan yang

dimulai dari ide, gagasan dan pemikiran. Kedepannya diharapkan sumber


20

daya manusia tersebut mampu mengubah barang yang bernilai rendah

menjadi barang yang bernilai tinggi dan dapat dipasarkan. Profesi yang

menuntut seseorang memiliki kreativitas tinggi adalah berwirausaha.

Sehingga perkembangan ekonomi kreatif ini secara tidak langsung

mengarahkan dan berusaha untuk menciptakan wirausaha yang handal di

berbagai bidang. Kekuatan kreativitas harus dilandasi oleh cara berpikir yang

maju, penuh dengan ide-ide baru yang berbeda dengan yang sudah ada.

Allah SWT menciptakan langit dan bumi tidak dengan sembarangan agar

manusia dapat memanfaatkan segala potensi yang ada di muka bumi ini

dengan kreativitas yang dimiliki oleh manusia, seperti yang dikatakan Allah

SWT dalam surat As-Sad ayat 27, Artinya: Dan Kami Lakukan tidak

menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara mereka dengan sia-

sia (Zul Asfi Arroyhan Daulay 2018).

Indonesia merupakan negara kreatif yang dibuktikan dengan berbagai

aspek yang mendukung perkembangan industri kreatif, seperti bahan baku

yang merupakan sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya

modal yang sangat melimpah. Saat ini Indonesia tertinggal jauh dari negara

tetangga dan negara di dunia dalam 172 Tansiq, Vol. 1, No.2, Juli - Desember

2018 produktif industri kreatif, dan jika tidak mampu kita berkembang akan

menjadi tukang di negeri sendiri dan miskin di daerah yang sangat kaya akan

sumber daya alam karena hanya mampu menjual jasa. Di era globalisasi saat

ini, pencerahan melalui komodifikasi seluruh aspek kehidupan sangat perlu

dikembangkan, termasuk industri kreatif. (Horkheimer and Adorno: 2017).


21

a. Konsep dan pengertian ekonomi kreatif

Ekonomi Kreatif adalah kreasi nilai tambah yang didasarkan pada

gagasan yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia (insan kreatif)

dan berbasis ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi.

Definisi lain menyatakan bahwa ekonomi kreatif pada hakikatnya adalah

kegiatan ekonomi yang mengutamakan pemikiran kreatif untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain yang memiliki

nilai komersial. United Nation Conference on Trade and Development

(UNCTAD) mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai berikut:

“Creativity in this context refers to the formulation of new ideas and


to the application of these ideas to produce original works of art and cultural
products, functional creation, observable in the way it contributes to
entrepreneurship, fosters innovation, enhances productivity and promotes
economic growth”.

Sebutan Ekonomi Kreatif diketahui secara global semenjak timbulnya

novel“ The Creative Economy: How People Make Money from Ideas”

(2001) oleh John Howkins. Howkins menyadari lahirnya gelombang

ekonomi baru berbasis kreativitas sehabis memandang pada tahun 1997

Amerika Serikat menciptakan bahan- bahan yang Hak Kekayaan

Intelektual( HKI) senilai 414 miliyar dollar yang menjadikan HKI ekspor no 1

Amerika Serikat. Howkins dengan ringkas mendefinisikan ekonomi kreatif,

ialah“ The creation of value as a result of idea”. Riset Ekonomi Kreatif

sudah dicoba United Nations Conference on Trade and Development(

UNCTAD) pada tahun 2010 mendefinisikan Ekonomi Kreatif selaku:

“An evolving concept based on creative assets potentially generating


economic growth and development.”

Di bawah ini penjelasannya:


22

Pertama, mampu mendorong peningkatan pendapatan, penciptaan

lapangan kerja, dan pendapatan ekspor sekaligus mempromosikan

kesadaran sosial, keragaman budaya, dan pembangunan manusia. Kedua,

dapat mencakup aspek sosial, budaya dan ekonomi dalam pengembangan

teknologi, hak kekayaan intelektual, dan pariwisata. Ketiga, mampu

menghimpun kegiatan ekonomi berbasis pengetahuan dengan dimensi

pembangunan dan konektivitas lintas sektoral pada tingkat ekonomi mikro

dan makro secara keseluruhan. Keempat, pilihan strategis dalam

pembangunan yang membutuhkan tindakan lintas kementerian dan

kebijakan yang inovatif dan multidisiplin. Kelima, di Ekonomi Kreatif, ada

Industri Kreatif.

b. Mengenal ekonomi kreatif, ciri-ciri dan perkembangannya di indonesia

Ekonomi Kreatif merupakan sebuah konsep di era ekonomi baru

yang mengidentifikasikan data dan kreativitas dengan bertumpu pada

gagasan dan pengetahuan dari sumber energi manusia sebagai aspek

utama penciptaan. Konsep ini kemudian didukung oleh keberadaan industri

kreatif seolah-olah sebagai wadahnya. Dengan adanya ekonomi kreatif

terbukti banyak membantu dalam pembangunan ekonomi karena banyak

pengusaha kreatif yang berhasil menuangkan inspirasi dan kreativitasnya

serta mendapatkan dukungan pemerintah. Akibat ledakan ekonomi

tersebut, banyak negara yang mendukung pelaku zona kreatif dan

berharap ekonomi kreatif menjadi salah satu penopang pendapatan

sekaligus perekonomian negara.


23

Dalam membuat suatu bisnis, terlebih di era yang serba digital ini.

Kamu butuh suatu yang berbeda dari umumnya. Ini ia ciri–ciri ekonomi

kreatif:

1) Berbasis pada ilham serta pula gagasan

Suatu usaha ataupun bisnis kreatif hendak senantiasa mengikut dari

ilham serta gagasan dari pelakunya.

2) Pengembangannya bertabiat terbuka serta tidak terbatas

Sama halnya dengan ilham serta kreatifitas, hingga bisnis kreatif pula

tidak hendak menjajaki metode kolot terbatas melainkan senantiasa

menjajaki pula tren dan inovasi.

3) Hasil kreasi intelektual

Hasil ataupun produk yang dicipatakan merupakan proyeksi dari

kreativitas, talenta serta intelektual pelakunya.

4) Memerlukan kerjasama yang baik dari seluruh pihak

Supaya bisa menunjang seluruh aspek, hingga Ekonomi Kreatif ini

sangat bergantung pada kerjasama seluruh pihak baik itu dari pelakon

usaha, kalangan intelektual, dunia usaha serta pula pemerintah yang

jadi persyaratan dasar.

5) Konsep yang dibentuk bertabiat relatif serta gampang tergantikan

Sebab usaha ini bergantung pada kemajuan era, teknologi serta tren

hingga tidak mengherankan produk ataupun jasa yang dihasilkan

hendak mempunyai siklus hidup yang pendek tetapi memiliki margin

yang besar dengan berbagai macam opsi, persaingan sejenis yang

besar dan gampang ditiru.


24

Industri kreatif di Indonesia sudah ada sejak lama, meski masih

belum tersentralisasi dan hanya berada di level kecil, tidak hanya itu juga

tersebar di setiap daerah. Untuk membantu perkembangannya, pada tahun

2006, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berinisiatif untuk

meningkatkan kawasan Ekonomi Kreatif secara nasional dan merangkul

banyak pihak yang terkait dengan kawasan tersebut. Proses pembangunan

setelah itu diwujudkan dengan dibentuknya Indonesian Desig Power oleh

Kementerian Perdagangan yang bertujuan membantu perkembangan

Ekonomi Kreatif di setiap wilayah Indonesia. Salah satunya adalah

peluncuran Riset Pemetaan Donasi Industri Kreatif Indonesia 2007 di

Trade Expo Indonesia. Guna terus berubah untuk mewujudkan Indonesia

Kreatif, pemerintah terus mengadakan Pameran Produk Kreatif dan

Pameran Ekonomi Kreatif yang berlangsung setiap tahun. Indonesia juga

ikut serta dalam laju pertumbuhan dan persaingan bisnis dunia dengan

hadirnya Warga Ekonomi Asean (Marketing IDCloudHost 2020).

Sebelumnya di Indonesia hanya terdapat 12 subsektor ekonomi

kreatif dan kini telah berkembang menjadi 15 subsektor. Subsektor

ekonomi kreatif adalah arsitektur, desain, film, video dan fotografi, kuliner,

kerajinan tangan, fashion, musik, serta penerbitan dan percetakan. Selain

itu terdapat pula permainan interaktif, periklanan, penelitian dan

pengembangan, seni rupa, seni pertunjukan, teknologi informasi, serta

televisi dan radio. (Syarofi 2017).

Mengingat ekonomi kreatif merupakan penghubung antara kreativitas

dan ekonomi, maka perlu dikemukakan terlebih dahulu definisi terkait

kreativitas. Sehingga kreativitas dapat diartikan sebagai proses mental


25

untuk menghasilkan ide atau konsep baru, atau biasa dikenal dengan

pemikiran kreatif antara berbagai ide atau konsep yang ada.

“creativity (or "creativeness") is a mental process involving the


generation of new ideas or concepts, or new associations of the creative
mind between existing ideas or concepts”.

Terkait dengan itu laporan komisi PBB tentang Perdagangan dan

Pembangunan (UNTAD) yang dikemas dalam “Creative Economy Report

(2008)” mengemukakan beberapa definisi terkait dengan ekonomi kreatif ini

sebagai berikut:

“Ekonomi kreatif merupakan konsep yang sedang berevolusi dan


berbasis pada aset-aset yang secara potensial menghasilkan pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi (the creative economy is an evolving concept
based on creative assets potentially generating economic growth and
development)”.

Ada beberapa arah pengembangan industri kreatif ini, seperti

pengembangan yang lebih menitikberatkan pada berbasis industri: bidang

usaha kreatif dan budaya, bidang usaha kreatif, dan hak kekayaan

intelektual. Landasan dasar dari konsep ekonomi kreatif ini adalah dimana

iptek menjadi input dalam mendorong pembangunan ekonomi dan

menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik. Dari segi wacana, ekonomi

kreatif memiliki arah yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi

tetapi juga secara moral, budaya, alamiah, dan sosial. Ekonomi kreatif

pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi berbasis ide. Sehingga dengan

bermodal ide atau gagasan yang tentunya orisinal, seseorang bisa

mendapatkan keuntungan ekonomi yang signifikan. Istilah ekonomi kreatif

diciptakan oleh seorang tokoh bernama John Howkins, penulis buku

tersebut:

“Creative Economy, How People Make Money from Ideas.” John


Howkins menyatakan bahwa ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi
26

dimana input dan outputnya adalah gagasan, karena esensi dari kreativitas
adalah gagasan. Gagasan dimaksud adalah gagasan orisinil dan dapat
diproteksi oleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Dr. Richard Florida dalam
buku “The Rise of Creative Class” and “Cities and the Creative Class”.

Menyatakan: Semua manusia itu kreatif. Perbedaannya terletak pada

status (golongan), karena ada individu yang secara khusus berkecimpung

di bidang kreatif. Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu menciptakan

produk-produk baru yang inovatif dan tercepat akan menjadi pemenang

persaingan di era ekonomi.

Ekonomi kreatif menuntut penguasaan bidang informasi,

pengetahuan dan kreativitas yang menjadi titik sentral dalam

perkembangan kebudayaan secara global. Selain tumbuh di negara maju,

perkembangan ekonomi kreatif juga tumbuh pesat di beberapa negara

berkembang. Di beberapa negara tersebut sektor ekonomi kreatif

memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 3% (Organization of

American States Culture Series, 2003). Di Belanda, sektor ekonomi kreatif

tercatat menyumbang hingga 30% penciptaan lapangan kerja baru

(Richard Florida & Irene Tinagli, 2004). Untuk itu, berbagai kebijakan dan

insentif diciptakan yang dapat memicu tumbuhnya sektor kreatif dengan

melibatkan berbagai kalangan yang menjadi tulang punggung

pengembangan ekonomi kreatif (Jamil 2018).

c. Ekonomi Kreatif di Era Pandemi

Perekonomian global merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

perdagangan dimana terdapat banyak negara di dunia yang menjadi satu

kekuatan pasar dan semakin terintegrasi tanpa hambatan atau batasan

dan hambatan arus barang, jasa dan modal. Dalam proses kegiatannya,

berikut adalah beberapa perwujudan perekonomian global, antara lain:


27

1. Globalisasi Produk

Globalisasi produk yang dilakukan oleh beberapa Negara

bertujuan agar biaya produksi jadi lebih rendah.

2. Globalisasi Pembiayaan

Perusahaan global dalam hal ini mempunyai akses untuk

mendapatkan pinjaman atau melakukan kegiatan investasi (baik dalam

bentuk portofolio maupun langsung) di seluruh Negara di dunia.

3. Globalisasi Tenaga Kerja

Globalisasi ditandai dengan adanya tenaga kerja asing.

Perusahaan global dalam kondisi ini akan mampu memanfaatkan

tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai tingkatannya.

4. Globalisasi Jaringan Informasi

Adapun bentuk globalisasi jaringan informasi dapat dilihat pada

masyarakat suatu Negara dimana dengan mudah dan cepat

mendapatkan informasi dari berbagai Negara di dunia dengan majunya

teknologi.

5. Globalisasi Perdagangan

Di bidang perdagangan, globalisasi terwujud dalam bentuk

penyeragaman dan penurunan tarif serta penghapusan hambatan non

tarif. Sehingga kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi makin

ketat, cepat dan adil (Ervina 2019).

Mengingat capaian serta tantangan di 2020 hendak mempunyai

akibat tahun depan, baik melalui politik anggaran pemerintah, pilihan

kebijakan moneter Bank Indonesia, psikologis pelaku pasar, kepercayaan

konsumen, maupun perhatian pada investasi dan ekspansi usaha tahun


28

depan. Oleh karena itu, mengkaji perekonomian Indonesia tidak lepas dari

apa yang telah dibangun pada tahun sebelumnya. Perekonomian

Indonesia menghadapi tantangan, baik eksternal maupun internal. Dari sisi

eksternal, beberapa aspek telah berkontribusi terhadap perekonomian

Indonesia tahun ini, seperti eskalasi perang dagang Amerika Serikat-

Tiongkok, penurunan permintaan dan stagnasi harga komoditas dunia,

Brexit, ketegangan dan konflik politik di beberapa kawasan, serta krisis

ekonomi di Indonesia. beberapa negara Amerika Latin. Sementara dari sisi

domestik, kami menghadapi beberapa tantangan, seperti perlambatan

pembangunan ekonomi, daya beli masyarakat, perluasan zona informal,

posisi wait and see investor, dan ketidakmampuan memperoleh

pendapatan dari zona pajak. Pemerintah dalam beberapa kesempatan

melaporkan bahwa perekonomian Indonesia selama ini pada tahun 2019

hanya mampu berkembang pada kisaran 5,04% - 5,07% berdasarkan

target APBN sebesar 5,3%. Sementara itu, inflasi diperkirakan dapat

dipertahankan pada level 3,1% dengan penurunan angka kemiskinan dan

tingkat pengangguran. Yang perlu kita perhatikan, pada triwulan III

perkembangan konsumsi rumah tangga baru mencapai 5,11%. Konsumsi

rumah tangga selama ini memberikan kontribusi rata-rata 54% - 56% dari

produksi PDB Indonesia. Tak hanya itu, kinerja ekspor dan impor juga perlu

diwaspadai seiring dengan perlambatan aktivitas manufaktur di dalam

negeri. Banyak pihak yang meyakini setelah terbentuknya pandemi Covid

19 di seluruh dunia, hal tersebut pada masa lalu merupakan predikat yang

cukup akurat untuk memprediksi terbentuknya suatu resesi. Hal tersebut

memicu kekhawatiran akan terjadinya transmisi dalam perekonomian


29

global, serupa dengan yang terjadi pada krisis Subprime-Mortgage pada

tahun 2007-2008. Namun beberapa kalangan berkomentar kemungkinan

2021 akan terlaksana, yakni perlambatan pembangunan ekonomi global

dan bukan resesi. Hal ini didasarkan pada beberapa informasi bahwa

kinerja perekonomian sedang menghadapi tren yang menurun. Namun

beberapa penanda masih mampu berkinerja baik, seperti penanda

pengangguran dan inflasi (Media Indonesia 2019).

Dampak resesi global masih sangat terbuka. Meski yang mungkin

lebih nyata adalah perlambatan ekonomi global yang ditunjukkan dengan

tren melambatnya volume perdagangan dunia akibat pandemi COVID-19,

aktivitas manufaktur global, melambatnya perkembangan investasi dan

capital expenditure (capex) di zona manufaktur global. Respons mitigasi

lain apa yang diharapkan terjadi di tingkat global dapat ditentukan, secara

langsung atau tidak langsung, berdampak pada perekonomian Indonesia.

Transmisi guncangan eksternal ke perekonomian Indonesia umumnya

dapat melalui jalan darat. Awal, perdagangan, pasar keuangan kedua,

serta investasi ketiga atau FDI. Selama tahun 2020 kita sudah merasakan

dampak perlambatan ekonomi global melalui ketiga jalan tersebut. Volume

perdagangan dunia yang menyusut tersebut berdampak pada perlambatan

kinerja ekspor nasional. Sementara itu kita juga pernah mengalami

fluktuasi dan volatilitas pasar keuangan dunia dengan volatilitas

pergerakan nilai tukar rupiah. Permintaan global yang melambat juga

membatasi ruang untuk ekspansi bisnis dan investasi dalam aliran modal

FDI ke negara-negara pasar berkembang, termasuk Indonesia. Pola

penularannya sama seperti yang kita alami di tahun 2020 ketika situasi
30

ekonomi global sedang menghadapi tekanan, perlambatan, atau bahkan

resesi. Selama ini perekonomian Indonesia pasca reformasi telah teruji

oleh beberapa guncangan eksternal seperti melonjaknya harga minyak

mentah dunia di atas US $ 100 / barel, krisis Subrime Mortgage, krisis

utang Eropa, dan perang dagang Amerika Serikat-China (Media Indonesia

2019).

Perekonomian Indonesia menunjukkan tingkat ketahanan yang

sangat baik di antara negara-negara pasar berkembang lainnya. Hal

tersebut sekaligus menjadi bekal dan optimisme perekonomian nasional

akan mengalami dampak gejolak ekonomi global tahun 2020. Tidak hanya

kepercayaan modal dalam mengalami risiko gejolak ekonomi global,

perekonomian Indonesia juga memiliki aset lainnya. Kebijakan fiskal dan

alokasi anggaran dalam APBN 2020 dapat menjadi instrumen

countercyclical dalam memitigasi dampak perlambatan ekonomi global

tahun depan. Dalam bentuk APBN 2020, pemerintah dan DPR telah

menyepakati beberapa asumsi makroekonomi seperti pembangunan

ekonomi yang ditargetkan 5,3%, tingkat inflasi 3,1%, rata-rata nilai tukar

rupiah dipatok pada Rp14.400 / US $, SPN selama 3 bulan sebesar 5,4%,

defisit anggaran 1,76% atau Rp 307,2 triliun. Sedangkan target belanja

ditetapkan Rp. 2. 540,4 triliun dan pendapatan Rp. 2. 233 triliun. Bukan

hanya APBN, modal lain bagi perekonomian Indonesia adalah BUMN

nasional yang selama 5 tahun terakhir menjadi lembaga yang berarti bagi

percepatan pembangunan infrastruktur. Tak kalah ingat, swasta nasional

perlu diperkuat, terutama sinergi dengan BUMN. Tidak hanya itu, UMKM

dan koperasi juga perlu terus diperkuat agar perekonomian Indonesia tidak
31

hanya memiliki ketahanan energi, tetapi juga daya saing energi di tengah

perlambatan ekonomi global saat ini. Di sisi lain, pemerintah telah

melaksanakan 5 program pembangunan prioritas sepanjang tahun 2020,

yaitu pengembangan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur,

penyederhanaan segala bentuk regulasi dan perizinan, transformasi

ekonomi, dan penyederhanaan birokrasi. Kelima program prioritas tersebut

telah dijabarkan menjadi pos-pos belanja dinas / lembaga serta alokasi

dana transfer ke daerah yang tercantum dengan dana desa dalam bentuk

APBN 2020. Tentunya efektivitas program prioritas di lapangan untuk

memperkuat fundamental dan daya saing nasional akan ditentukan dalam

beberapa aspek pendukung. , seperti kualitas koordinasi dan pemilihan

dukungan pusat-daerah, sistem dan prosedur untuk mengurangi inefisiensi

dan ekonomi biaya tinggi, serta pelibatan sebanyak mungkin pelaku

ekonomi (Media Indonesia 2019).

Perkembangan teknologi memegang peranan penting dalam

pertumbuhan ekonomi digital dalam bisnis startup dengan inovasi-inovasi

baru melalui produk dan layanannya, oleh karena itu kehadiran bisnis

startup sangat mendukung terciptanya keseimbangan menuju era

masyarakat 5.0 dengan menyediakan solusi dan kontribusi terhadap

masalah dan tantangan yang dihadapi masyarakat, juga dapat membantu

meningkatkan kualitas ekonomi dengan membantu pemberdayaan

masyarakat ( A. Ifayani Haanurat dan ifadhila 2021).

d. Industri Kreatif Katalisator Ekonomi Global

Industri kreatif merupakan gerbang yang membuka kontribusi dinamis

bagi para pelaku usaha kreatif hingga berperan sebagai katalisator


32

pertumbuhan ekonomi global. Era perdagangan bebas menjadi sinyal

untuk terus mengembangkan potensi besar dari ekonomi kreatif. Ekonomi

kreatif menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah

perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini. Pertumbuhan PDB di bidang

ekonomi kreatif juga terkait dengan jumlah unit usaha yang ada dan nilai

tambah setiap perusahaan. Artinya, semakin banyak jumlah usaha,

semakin besar kapasitas menghasilkan nilai tambah ekonomi. Era

globalisasi dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi, berdagang,

dan konsumsi produk-produk budaya dan teknologi dari berbagai belahan

dunia. Hadirnya teknologi dan internet membuat masyarakat lebih mudah

dalam menemukan inovasi-inovasi baru. Faktor selanjutnya itu globalisasi

yang mampu menciptakan perkembangan selera masyarakat terhadap

suatu produk. Dengan berkembangnya berbagai selera tersebut, dapat

meningkatkan daya kreatif masyarakat. Selain itu, semakin sempitnya

lapangan kerja formal. Hal, itu mendorong masyarakat untuk berpikir kreatif

agar dapat menciptakan lapangan kerjanya sendiri (Dwi Arifin 2019).

B. Tinjauan Empiris

Azeral Raoul Reginald dan Imran Mawardi (2014), judul penelitian

“Kewirausahaan Sosial pada Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan”. Adapun

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang

berpendidikan juga memainkan peran penting dalam mengurangi tingkat

pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Pondok Pesantren

Sidogiri Pasuruan sebagai lembaga pendidikan tidak hanya menyediakan

materi pendidikan salaf, tetapi juga memberikan manfaat sosial melalui

program kewirausahaan sosialnya.


33

Hikmah Muhaimin (2014), judul penelitian “Membangun Mental

Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah Mojokerto”.

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengembangan kegiatan

belajar mengajar dalam mempersiapkan wirausaha harus menyeimbangkan

teori dan praktek tanya jawab secara proporsional. Berlatih mengembangkan

keterampilan belajar melalui minat di kehidupan nyata dengan

memasukkannya ke dalam kegiatan kurikuler atau ekstrakurikuler terjadwal

asalkan rapi, agar tidak mengganggu orang lain. Pengembangan materi

pembelajaran yang diberikan kepada mahasiswa tidak hanya terkait dengan

pembelajaran ketrampilan praktis saja, tetapi juga pendidikan kewirausahaan

harus diberikan agar mereka benar-benar memiliki bekal untuk menjadi

wirausaha. Upaya pesantren untuk membekali mahasiswanya dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta berbagai keterampilan praktis diharapkan

menjadi solusi tepat untuk mempersiapkan mereka menjadi insan mandiri

dengan kegiatan wirausaha.

Nanin Almuin, Solihatun, dan Sugeng Haryono (2017), Universitas

Indraprasta PGRI. Judul penelitian “Motivasi Pengembangan dan

Pematangan Karir Kewirausahaan di Pondok Pesantren (Kajian di Pondok

Pesantren al-Rabbani Cikeas)”. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa

motivasi pengembangan dan pematangan karir di pondok pesantren al

Rabbani adalah dengan memberikan model penyuluhan, praktik

kewirausahaan dengan metodologi pembelajaran ilmu kewirausahaan. Materi

yang diberikan meliputi pemahaman karir, penyusunan rencana bisnis,

pelatihan penyusunan rencana anggaran produksi dan penghitungan BEP,

PBP ROI, pelatihan budaya kerja, motivasi, soft skill dan lain-lain.
34

Novi Widiastuti dan Prita Kartika (2017), Program Studi Pendidikan Luar

Sekolah STKIP Siliwangi. Judul penelitian “Penerapan Model Kelompok

Usaha Kreatif Islami (KUKIS) Dalam Pemberdayaan Perempuan Berbasis

Pondok Pesantren”. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan pendapatan rata-rata sebesar 18% yaitu Rp. 255.000 per warga

belajar selama 1 bulan memulai usaha menunjukkan keberhasilan penerapan

model kue kering meskipun belum optimal. Pemahaman belajar warga juga

meningkat rata-rata 33%.

Dewi Laela Hilyatin (2015), judul penelitian “Pemberdayaan

Kewirausahaan Santri Berbasis Madrasah Santripreneur di Pondok Pesantren

Darussalam”. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan Santri sebagai entitas

masyarakat yang diharapkan menyumbangkan pikiran dan tenaganya ke

depan tidak akan maksimal jika hanya memiliki ilmu agama an sich. Dengan

berkembangnya era modern, siswa dituntut memiliki kemampuan yang lebih.

Siti Komara (2016), judul penelitian “Pengelolaan Pondok Pesantren

Berbasis Kewirausahaan di Pondok Pesantren Nurul Barokah Kabupaten

Majalengka”. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unit-unit usaha

yang ada di pondok pesantren ini ada yang mengalami kemajuan namun ada

juga yang mengalami kemunduran. Unit usaha yang mengalami kemajuan

ternak lele, kerajinan mebel dan usaha air minum isi ulang. Sedangkan unit

usaha yang mengalami kemunduran seperti ternak, ternak sapi, dan konveksi.

Salah satu penyebab mundurnya unit-unit usaha tersebut karena beberapa

santri pengelola yang jenuh dengan unit usaha yang tidak ada

perkembangannya.
35

Sunarsih, Ratih Rahmawati, dan Bagus Qomaruzzaman (2013), judul

penelitian “Pengembangan Budaya Kewirausahaan Berbasis Syariah untuk

Menciptakan Pengusaha dari Lingkungan Santri pada Pondok Pesantren di

Kabupaten Jember”. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Pengembangan budaya kewirausahaan berdasarkan pondok pesantren

merupakan bagian penting dalam kehidupan ekonomi masyarakat, terutama

dalam bisnis yang berkembang dari para siswa di lingkungan tersebut, yang

memiliki karakteristik khas: kejujuran, pengambilan risiko, sulit menyerah, dan

mandiri. Dalam rangka mengoptimalkan pengembangan ekonomi daerah

Jember, pengembangan budaya wirausaha untuk menciptakan wirausaha

lingkungan berbasis syariah dari Pondok Pesantren di Jember.

Alvika Meta Sari Suratmin Utomo, dan Athiek Sri Redjeki (2014), judul

penelitian “Peningkatan Motivasi Berwiraswasta Santri Pondok Pesantren

Melalui Pelatihan Kewirausahaan”. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa Self motivation peserta meningkat dengan adanya pelatihan

wirausaha, meningkat rata-rata 10.4%. motivasi untuk wirausaha juga

meningkat dengan adanya pelatihan wirausaha yaitu 7,3%.

Edi Irawan (2019), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Teknologi

Sumbawa. Judul penelitian “Pola Pengembangan Kemandirian

Kewirausahaan Pondok Pesantren Berbasisi Santri”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pondok pesantren Nurul Hakim telah mengembangkan

metode pengembangan kemandirian wirausaha pesantren berbasis santri

dengan beberapa kreativitasnya, yaitu: Pengurus santri sebagai penggerak

program, membentuk SMK plus Nurul Hakim, alumni program layanan,


36

kurikulum khas dan pendidikan pengembangan kewirausahaan dan

Koordinasi Buttom Up.

Ahmad Muhtar Syarofi (2017), judul penelitian “Pengembangan Jiwa

Kewirausahaan Santri Melalui Ekonomi Kreatif dalam Menghadapi Tantangan

Ekonomi Global (Studi di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Kota Malang)”.

Adapun hasil riset ini menampilkan kalau ekonomi kreatif mempunyai

sebagian kedudukan berarti dalam pengembangan semangat kewirausahaan

di area pesantren. Awal, Memicu sikap kreatif serta inovatif pada produk/

layanan. Kedua, Mengeksplorasi serta mengasah keahlian. Ketiga,

Membagikan pengetahuan dengan tata cara learning by doing. Keempat,

Membagikan pelatihan tentang analisis SWOT( Strength, Weakness,

Opportunity serta Threat).

C. Kerangka Konsep

Penulis dalam penelitian ini meneliti tentang “Strategi Mewujudkan Jiwa

Kewirausahaan pada Santri Melalui Ekonomi Kreatif dalam Menghadapi

Tantangan Ekonomi Global (Studi Kasus di Pondok Pesantren DDI

Mangkoso).” Pesantren merupakan pendidikan tradisional dimana santri hidup

bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru yang lebih dikenal

dengan sebutan kyai dan memiliki asrama untuk tempat tinggal siswanya. DDI

Mangkoso adalah sebuah pondok pesantren yang terletak di Desa Mangkoso,

Kecamatan Soppeng Riaja, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan,

yang keberadaannya berhasil mempertahankan tradisi sekaligus mampu

berdialog dengan modernitas.

Santri adalah santri yang mendalami ilmu-ilmu agama di pesantren, baik

yang tinggal di pesantren maupun yang pulang setelah menempuh


37

pendidikan. Zamakhsyari Dhofier dibagi menjadi dua kelompok menurut tradisi

pesantren, yaitu;

a. Santri Mukim yaitu santri yang tinggal di pondok biasanya diberi tanggung

jawab untuk mengurus kepentingan pondok pesantren. Semakin lama

mereka tinggal di pondok, status mereka akan meningkat, yang biasanya

diberikan tugas kiai untuk mengajarkan buku-buku dasar kepada santri

yunior.

b. Santri Kalong yaitu santri yang selalu pulang setelah menyelesaikan

studinya atau pada malam hari berada di gubuk dan pada sore hari pulang

ke rumah.

Perekonomian global merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan

perdagangan dimana terdapat banyak negara di dunia yang menjadi satu

kekuatan pasar dan semakin terintegrasi tanpa hambatan atau batasan dan

hambatan arus barang, jasa dan modal. Sehingga untuk menghadapi

perekonomian global seseorang harus memiliki jiwa kewirausahaan yaitu:

percaya diri, inisiatif, motif berprestasi, jiwa kepemimpinan, dan seseorang

harus berani mengambil resiko yang diperhitungkan. Seseorang yang memiliki

jiwa kewirausahaan diharapkan mampu menghadapi ekonomi global dan jiwa

kewirausahaan tidak terlepas dari ekonomi kreatif yang mengharuskan

seseorang untuk berpikir kreatif. Seperti firman Allah SWT:

ُ ‫ض ّنِإ َوإِن ُت ْب ُدوا َما ف ِٓى أَن ُفسِ ُك ْم أَ ْو ُت ْخفُوهُ ي َُحاسِ ْب ُكم ِب ِه ه‬
ۖ ‫ٱّلِّل‬ ِ ْ‫ت َو َما فِى ْٱْلَر‬ ِ ‫ِّ ه‬
ِ ‫ّلِّل َما فِى ٱل هس ٰ َم ٰ َو‬
ُ ‫َف َي ْرفِ ُر لِ َمن َي َشآ ُء َوي َُع ِّذبُ َمن َي َشآ ُء ّنِإ َو ه‬
‫ٱّلِّل َع َل ٰى ُك ِّل َشىْ ٍء َقدِي ٌر‬
Artinya:“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam
hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah
mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”(Q.S. Al-
Baqarah [2]:284)
38

Ekonomi kreatif sebagai industri yang bersumber dari pemanfaatan

kreativitas, keterampilan dan bakat pribadi untuk menciptakan kesejahteraan

bagi masyarakat lain dan kesempatan kerja melalui penciptaan dan

pemanfaatan daya kreatif dan kreatif individu. Industri kreatif juga dapat

dipahami sebagai industri yang menyediakan jasa kreatif bisnis, seperti

periklanan, kehumasan (PR) dan penjualan. Jadi substansi industri kreatif

adalah kemampuan berkreasi di bidang seni dan kriya. Aspek estetika sangat

ditekankan. Jika industri lain lebih banyak didukung oleh modal dan tenaga

kerja, maka industri kreatif akan mengandalkan hasil kerja masing-masing

individu. Hal ini sesuai dengan karakter kreatif yang bersumber dari

pemanfaatan kreativitas, keterampilan dan bakat individu untuk menciptakan

kesejahteraan dan lapangan kerja dengan cara menghasilkan dan

memanfaatkan daya kreatif dan kreatif individu tersebut. (I Gusti Bagus

Arjana:2016).

Berpikir kreatif adalah berfikir secara luas sehingga mampu

menggabungkan ide atau ide yang sudah ada sehingga menjadi ide baru yang

tidak pernah ada. Berpikir kreatif digunakan untuk memanfaatkan peluang

bisnis yang akan dicapai. Berpikir kreatif juga memudahkan kita untuk melihat

dan menciptakan peluang yang akan mendukung kesuksesan kita. Seringkali

seseorang tidak bertindak karena tidak ada kesempatan. Padahal, peluang

selalu ada di depan kita. Tinggal apakah kita jeli melihat atau tidak. Kalaupun

peluang itu tidak ada, kita bisa menciptakan peluang selama kita mau berpikir

kreatif. Inovasi adalah penemuan atau terobosan yang belum pernah ada

sebelumnya, atau mengerjakan produk yang sudah ada dengan cara yang

baru dan diinginkan. Sebuah inovasi lahir dari cara berpikir yang inovatif.
39

Berpikir inovatif merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang

wirausahawan. Seperti yang dikatakan Nabi Muhammad SAW:

َ ‫ص َلى َّللاُ َع َل ْي ِه َو َسله َم إِنه‬


‫َّللا‬ ِ ‫ْن ُع َب ْي ِد َّللا َعنْ َسالِ ْم َعنْ أَ ِب ْي ِه َقا َل َقا َل َرس ُْو ُل‬
َ ‫ّلِّل‬ ِ ‫َعنْ عَاصِ ْم ب‬
‫ف‬َ ‫ُيحِبُّ ا ْلم ُْؤم َِن المُحْ ت ِر‬
َ ْ
“Dari „Ashim Ibn „Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata bahwa
Rasulullah Saw. Bersabda: “Sesungguhnya Allah menyukai orang
mukmin yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).

Mengeksplorasi hal-hal yang ada disekitar kita agar mampu

menciptakan sebuah ide. Setelah ide itu muncul maka santri harus

mengembangkan idenya dan terus mengasah keterampilan yang dimiliki agar

menciptakan santri kreatif di bidang kewirausahaan bukan hanya di bidang

agama. Santri memiliki kreatifitas masing-masing yang mampu di

kembangkannya. Sebanyak 5 sampai 10 santri yang bisa membuka usaha

dengan bermodalkan kemampuan yang telah dimilikinya, sehingga santri di

pondok pesantren DDI Mangkoso dapat meningkatkan ekonomi Indonesia

agar bisa menghadapi tantangan ekonomi global.


40

Al-Qur’an dan Hadist

1. QS Al-Baqarah 284
2. HR Al-Baihaqi

DDI Mangkoso

Santri

Ekonomi Global

Jiwa Kewirausahaan

Ekonomi Kreatif

Perilaku Kreatif Mengeksplorasi Menciptakan


dan Inovatif dan Mengasah masyarakat yang
Keterampilan kreatif

Gambar 2.1
Kearangka Konsep
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini ialah penelitian lapangan dengan kata lain

permasalahan yang ada didalamnya ditetetapkan oleh permasalahan

operasional. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan

demikian rangkaian tentang teori penelitian kualitatif ini penulis bermaksud

buat memakai tata cara penelitian deskriptif. Karena penelitian ini berpusat

pada deskriptif informasi berbentuk kalimat yang mendalam ialah yang

berasal dari pelaku serta informan dalam bermacam perihal yang

berhubungan dengan Pondok Pesantren DDI Mangkoso.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus tentang bagaimana “Strategi mewujudkan jiwa

kewirausahaan santri melalui ekonomi kreatif dalam menghadapi tantangan

ekonomi global di Pondok Pesantren DDI Mangkoso”.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren DDI

Mangkoso yang beralamat Kelurahan Mangkoso, Kecamatan Soppeng

Riaja, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini

diangkat studi kasus yang berkaitan dengan “strategi mewujudkan jiwa

kewirausahaan santri melalui ekonomi kreatif dalam menghadapi tantangan

ekonomi global di Pondok Pesantren DDI Mangkoso”. Terdapat beberapa

alasan yang dapat dipilih yaitu Pondok Pesantren DDI Mangkoso, sebab

sejak awal penelitian penulis dapat mengetahui bahwa pada Pondok

41
42

Pesantren DDI Mangkoso santri juga wajib untuk menciptakan suatu

usaha.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan yakni mulai tanggal 24

september 2020 hingga 24 november 2020. Priode waktu dalam penelitian

ini yakni penelitian satu sesi. Dimana penelitian ini informasinya di

kumpulkan sekalian, pengumpulan informasi bisa berbentuk informasi dari

satu subjek maupun sebagian subjek penelitian yang meliputi satu ataupun

sebagian periode waktu semacam: hari, minggu, serta bulan. Informasi

dikumpulkan lewat tata cara survey yang dicoba sekalian, Berikutnya

peneliti tidak melaksanakan survey selanjutnya pada responden yang

sama. One shoot study (penelitian satu sesi) ialah desain yang digunakan

bertujuan buat mempelajari satu kelompok serta pengukurannya dicoba

satu kali dengan diberi satu kali perlakuan (yanto:2013).

D. Sumber Data

Sumber informasi ialah subjek dimana informasi bisa diperoleh. Sumber

informasi dalam penelitian ini ialah informasi primer, informasi sekunder, serta

informasi informan.

1. Informasi Primer

Informasi primer adalah informasi yang peneliti kumpulkan langsung

dari sumbernya yang pertama. Informasi primer kerap pula diucap selaku

informasi pokok( informasi utama). Informasi primer diperoleh dari tempat

penelitian ataupun lapangan dengan metode observasi, mengamati, serta

wawancara secara langsung pada informan.


43

2. Informasi Sekunder

Informasi sekunder ialah informasi yang dapat dijadikan selaku

informasi pendukung pada informasi pokok informasi primer yang bisa

menguatkan informasi ataupun sumber informasi yang dapat membagikan

data tentang penelitian yang jadi sumber informasi sekunder pada

penelitian ini ialah: internet ataupun web, harian serta novel.

3. Informasi Informan

Informasi informan adalah informasi yang dapat dikumpulkan dari

informan (aktor) yang terlibat di dalamnya. Data informan dalam penelitian

ini yaitu 10 santriwati dan 2 ustadz di Pondok Pesantren DDI-AD MTS putri

kampus III Bulu lampang Kelurahan Mangkoso, Kecamatan Soppeng Riaja,

Kabupaten Barru.

Tabel 3.1

Data Informan Santriwati pada Pondok Pesantren DDI Mangkoso

No Nama Jabatan Inisial


1 Nuraina Ketua Osis NR
2 Andi Intan Nur Alam Bendahara Osis AINA
3 Nabila Salsabila Anggota Bahasa NSM
Maulidina
4 Mutiah Dwi Maharani Koord. Keamanan MDM
5 Wiladah Mazkiyah Wakil Sekretaris WM
Osis
6 Sri Ani Amelia Anggota SAA
Keamanan
7 Rasmala Dewi Koord. Ibadah RD
8 Nurul Qolbi Anggota Usaha NQ
dan Dana
9 Andi Sayyidal Azizah Koord. Kesenian ASA
10 Rahmalia Putri Anggota Kesenian RP
11 Muhammad Guru MA
Amir,S,S.Ag,S.Pd.I
12 H. Syamsuddin, Pembina pondok S
Lc.MA pesantren

Sumber: Diolah Penulis, 2020.


44

E. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan informasi, dibutuhkan terdapatnya tata cara yang

cocok dengan permasalahan yang diteliti serta tujuan penelitian. Hingga,

penulis memakai sebagian tata cara yang bisa memudahkan penelitian ini,

ialah:

1. Observasi( pengamatan)

Observasi( pengamatan) merupakan sesuatu metode pengumpulan

informasi dengan melaksanakan pengamatan terlebih dulu pada aktivitas

yang lagi berlangsung. Aktivitas tersebut berhubungan dengan proses

mewujudkan jiwa kewirausahaan buat mengalami tantangan ekonomi

global di Pondok Pesantren DDI Mangkoso. Observasi pula ialah penelitian

yang dicoba secara sistematis dan terencana dicoba memakai indra

penglihatan buat memandang peristiwa yang lagi berlangsung serta pula

menganalisa peristiwa secara langsung pada waktu itu. Jadi penelitian

observasi ini digunakan buat memperoleh informasi tentang strategi

mengalami tantangan ekonomi global di Pondok Pesantren DDI Mangkoso.

Penelitian observasi (lapangan) dicoba supaya memperoleh informasi yang

dibutuhkan buat penelitian ini. Dengan langkah yang bisa digunakan

merupakan dengan melaksanakan pengamatan secara langsung pada

santri di Pondok Pesantren DDI Mangkoso buat mendapatkan cerminan

nyata.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan dua orang atau lebih yang

sedang berlangsung antara pewawancara dengan narasumber yang

mampu menghasilkan informasi akurat pada narasumber dalam penelitian


45

ini. Wawancara juga merupakan pertemuan antara dua orang yang

bertujuan melakukan pertukaran informasi ataupun ide dengan cara

melakukan tanya jawab yang bisa memberikan makna pada topik tertentu,

peneliti menggunakan wawancara semi struktur. Pelaksanaan wawancara

semi terstruktur lebih bebas daripada wawancara terstruktur. Dimana

wawancara ini bertujuan untuk mencari masalah secara detail dan lebih

terbuka. Orang yang diwawancarai diminta untuk mengungkapkan ide dan

pendapat mereka. Penelitian ini dalam menghadapi tantangan ekonomi

global di Pondok Pesantren DDI Mangkoso wawancara diajukan kepada

para santri agar peneliti mendapatkan data tentang jiwa kewirausahaan

yang dimiliki oleh santri di Pondok Pesantren DDI Mangkoso sehingga bisa

mendapatkan strategi mewujudkan jiwa kewirausahaan.

a. Populasi

Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan ciri tertentu yang dikukuhkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian digambar. ( Sugiyono: 2013).

Populasi juga ialah totalitas orang yang jadi objek/subjek serta

sumber informasi riset. Populasi dalam penelitian ini merupakan segala

santri di Pondok Pesantren DDI Mangkoso.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik populasi.

Ketika populasinya besar, dan peneliti tidak mungkin untuk mempelajari

semua yang ada dalam populasi. Misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu maka peneliti akan mengambil sampel dari populasi

tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan diterapkan


46

pada populasi. Untuk itu, sampel yang diambil harus benar-benar

representatif (Sugiyono:2015).

Adapun Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa santriwati di

Pondok Pesantren DDI Mangkoso yaitu diantaranya 10 santriwati di DDI

Mangkoso yang terdiri dari: 2 orang kelas IX A, 2 orang kelas IX B, orang

kelas IX C, adapun 1 Kepala sekolah, dan 1 Pembina pondok pesantren.

Tabel 3.2
Daftar Pertanyaan untuk Informan

No Kriteria Pertanyaan
1 Santriwati kelas IX A 1. Apakah kewirausahaan termasuk dalam
mata pelajaran yang diajarkan?
2. Menurut anda strategi apa yang bisa
2 Santriwati kelas IX B digunakan pondok pesantren DDI
Mangkoso?
3. Hambatan apa saja yang dialami oleh
3 Santriwati kelas IX C santri untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaannya?
4. Bagaimana menumbuhkan jiwa semangat
4 Guru berwirausaha pada santri?
5. Apakah pengetahuan dalam berwirausaha
itu perlu bagi santri di pondok pesantren
5 Pembina Pondok DDI Mangkoso?
Pesantren 6. Menurut anda bagaimana sistem untuk
melaksanakan ekonomi kreatif di pondok
pesantren DDI Mangkoso?
7. Hambatan apa saja yang dialami oleh
santri dalam pelaksanaan ekonomi kreatif?
8. Apa rencana anda sebagai salah satu
santri di pondok pesantren DDI Mangkoso
dalam menghadapi ekonomi global yang
terjadi di Indonesia?
9. Apa harapan dan saran anda sebagai
santri untuk pondok pesantren DDI
Mangkoso?

c. Library Research (riset kepustakaan)

Library reseach( riset kepustakaan) bisa dicoba dengan metode

mengumpulkan literatur- literatur yang relevan yang berhubungan dengan

ulasan penelitian dapat berbentuk pesan berita, majalah, harian, tulisan-


47

tulisan ilmiah, serta novel. Maksudnya peneliti menggali ataupun

mendalami teori- teori yang telah tumbuh pada bidang ilmu yang berkaitan

dengan objek penelitian. Buat mendapatkan orientasi yang lebih luas pada

kasus yang sudah diseleksi serta menjauhi duplikasi- duplikasi yang tidak

di idamkan peneliti mencari tata cara dan metode penelitian baik dalam

menganalisis informasi yang sudah dibahas tadinya ataupun pengumpulan

informasi.

d. Dokumentasi

Dokumentasi ialah metode buat mengumpulkan informasi yang dapat

diperoleh lewat dokumen- dokumen yang terdapat ataupun catatan-

catatan yang tersimpan berbentuk: transkrip, catatan, novel, pesan berita,

kwitansi, majalah, serta sebagainya. Peneliti memakai tata cara ini sebab

bertujuan buat memperdalam uraian konsep teori yang berhubungan

dengan profil tubuh serta lembaga yang berhubungan dengan lembaga

penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ialah suatu alat bantu yang bisa digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan informasi penelitian buat aktivitas peneliti jadi

lebih gampang serta sistematis. Instrumen pengumpulan informasi merupakan

metode yang dapat peneliti pakai dalam mengumpulkan informasi. Instrumen

penelitian pula berperan sebagai suatu perlengkapan bantu pada pemakaian

tata cara pengumpulan informasi serta fasilitas berwujud barang. Peneliti

memakai Instrumen penelitian pada penelitian ini berbentuk pertanyaan-

pertanyaan tertulis serta jawabannya juga telah disiapkan oleh peneliti dengan

kata lain pengumpul informasi mencatat tiap responden yang diberi persoalan
48

yang sama, checklist, pedoman observasi, hp( perlengkapan perekam), novel

catatan/ novel setiap hari serta pulpen.

G. Teknik Analisis

Analisis informasi ialah sesuatu proses penataan serta pelaksanaan dan

sistematis informasi dari hasil observasi, wawancara, serta dokumentasi

dengan mengorganisasikan informasi dan memilah informasi mana yang

berarti serta informasi mana yang butuh dipelajari serta pula membuat

kesimpulan sehingga gampang dimengerti. Metode Analisis ialah tahapan-

tahapan berbentuk menganalisis informasi penelitian. Dalam penelitian ini

peneliti memakai metode analisis informasi berbentuk analisis kualitatif

semacam pengumpulan informasi, reduksi informasi, penyajian informasi

serta penarikan kesimpulan. Ada pula langkah- langkah tersebut ialah sebagai

berikut:

1. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan informasi lewat observasi

secara langsung di lapangan, setelah itu melaksanakan wawancara

mendalam pada responden yang terdapat kaitannya pada penelitian ini

supaya bisa mendukung penelitian yang dicoba biar informasi yang

diperoleh cocok dengan harapan penulis serta dengan menelaah literatur-

literatur yang berkaitan dengan penelitian.

2. Reduksi data

Reduksi informasi merupakan sesuatu penyederhanaan informasi

yang bisa dicoba dengan metode pilih informasi, memfokuskan informasi,

serta keabsahan informasi mentah supaya bisa jadi data yang mempunyai

arti, sehingga mempermudah penulis dalam penarikan kesimpulan.


49

3. Penyajian data

Dalam penelitan ini penulis memakai penyajian informasi berbentuk

informasi kualitatif yang wujud naratif, Penyajian-penyajian informasi ini

bisa ialah sekumpulan data yang gampang dimengerti serta sudah

tersusun secara sistematis.

4. Penarikan kesimpulan

Hasil dari kesimpulan adalah sesi terakhir tentang prosedur analisis

informasi yang peneliti jalani untuk melihat hasil reduksi informasi yang

selalu berkaitan dengan rumusan masalah sebagai tujuan yang ingin

dicapai, akan disusun sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut dan

masalah yang ada.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umun Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Pondok Pesantren DDI Mangkoso

Sejarah lahirnya pondok pesantren DDI Mangkoso berhubungan

dengan kedudukan Muhammad Yusuf Andi Dagong ataupun biasa diucap

dengan nama Petta Soppeng yang merupakan raja dari kerajaan Islam di

Kecamatan Soppeng Riaja yang sudah membangun sebagian masjid di

wilayah seperti Takkalasi, Lapasu, serta Mangkoso selaku ibukota.

Pembangunan masjid inilah yang jadi cikal bakal dari kelahiran pondok

pesantren DDI Mangkoso. Masjid yang dibangun oleh Petta Soppeng

bertujuan buat melakukan sholat 5 waktu, sholat Jumat serta ibadah yang

lain. Tetapi pada realitasnya pembangunan masjid tersebut senantiasa

hening dan bahkan 2 masjid yang lain tidak difungsikan buat sholat Jumat.

Dengan realitas yang demikian Petta Soppeng jadi bimbang serta

merasa gelisa, masjid telah dibangun tetapi warga tidak bergairah buat

beribadah dengan kata lain tidak seperti yang diharapkan. Sesi berikutnya,

Petta Soppeng mengundang tokoh- tokoh masyarakat serta para tokoh

agama supaya berkumpul di satu kegiatan tudang sipulung yang

dilaksanakan di rumah kediamannya ataupun biasa disebut rumah Saoraja

pada bulan Desember tahun 1938, pada pertemuan itu membicarakan

upaya yang bisa ditempuh supaya masjid yang telah dibentuk khususnya

masjid yang terletak di Mangkoso selaku ibu kota kerajaan ramai dengan

orang- orang yang beribadah. Berikutnya timbul pula beberapa usulan

50
51

salah satunya ialah menganjurkan kalau dalam membangun isi masjid

pemahaman agama dalam diri masyarakat wajib ditingkatkan dengan

mendirikan lembaga pembelajaran, usulan itu akhirnya menjadi konvensi

seluruh partisipan dalam pertemuan. Tetapi, berikutnya perkaranya ialah

mendatangkan guru yang sanggup untuk memimpin pesantren

(pangngajiang) sebab disekitar Mangkoso pada waktu itu belum ada orang

yang dianggap berpengalaman yang dapat melaksanakan tugas tersebut.

Setelah itu timbul berbagai usulan untuk mendatangkan ulama dari pulau

jawa, terdapat pula yang menganjurkan supaya mendatangkan ulama dari

pulau Salemo ialah suatu pulau yang ada di wilayah Pangkep yang populer

dengan ulama-ulama besar. Namun, usulan yang kuat yakni memohon

seseorang ulama di Anregurutta H. As’ad di Sengkang. Anregurutta H.

As’ad memimpin akademi berbentuk Madrasah Rabiatul Islamiah( MAI),

akademi tersebut didirikan pada tahun 1930 ataupun 2 tahun sehabis dia

kembali dari Mekkah Arab Saudi.

Hasil dari pertemuan tersebut merupakan guru yang diminta

merupakan Gurutta H. Abdurrahman Ambo Dalle dia dikala itu jadi tangan

kanan Anregurutta H. As’ad dikala mengelola MAI Sengkang, pada

keputusan tersebut diutuslah dari kerajaan Soppeng Riaja yang bertujuan

buat menemui Anre Gurutta H. As’ad. Namun Anregurutta H. As’ad tidak

memperbolehkan adanya cabang MAI alasannya merupakan buat

melindungi citra serta mutu lembaganya, guru lain yang dimohon

merupakan tangan kanan dia dalam mengelola akademi anregurutta H.

As’ad menyatakan kalau warga yang ingin belajar agama supaya datang

langsung ke Sengkang serta tidak butuh membuka Madrasah di Mangkoso.


52

Sehingga, utusan Petta Soppeng kembali dengan tangan hampa. Namun,

Petta Soppeng tidak putus asa dengan penolakan itu serta terus mengutus

utusannya ke Sengkang. Sampai Anregurutta H. As’ad luluh pada desakan

tersebut serta akhirnya merelakan muridnya Gurutta Ambo Dalle buat

berangkat ke Mangkoso beserta keluarga serta sebagian santrinya.

Pada tanggal 29 Syawal 1357 H bersamaan pada hari rabu

bertepatan pada 21 bulan Desember tahun 1938, ialah hari keberangkatan

Gurutta Ambo Dalle di Mangkoso serta ialah hari yang dinanti- nanti oleh

warga di Mangkoso. Kehadiran Gurutta Ambo Dalle di Mangkoso disambut

sangat gembira serta hari itu pula ialah hari awal dimulai pengajian di

masjid mangkoso dengan metode halaqah/wetonan (mangaji tudang).

Setelah itu sejarah berdirinya pondok pesantren DDI Mangkoso ialah pada

setiap tanggal 21 bulan Desember diperingati selaku Milad DDI Mangkoso.

Dengan demikian masih disebut dengan pangngajiang (pengajian), orang

yang mengikuti angngajian biasa disebut ana’ pangaji sebaliknya yang

belum mengikuti angngajiang disebut sebagai pesantren sebab sebutan

Pesantren lebih populer di Pulau Jawa.

2. Sarana dan PrasaranA

Sistem pendidikan yang ada pada pondok pesantren DDI Mangkoso

tidak terlepas dari keberhasilan sarana dan prasarana yang dimilikinya.

sarana pondok pesantren DDI Mangkoso juga menunjang pembelajaran

agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan dan mampu

mewujudkan visi dan misi Pesantren maka dari itu kegiatan pembelajaran

ditunjang oleh beberapa sarana yakni kampus 1 memiliki luas lahan 2,5

hektar untuk tingkat raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyah, perguruan tinggi


53

dan Ma’had aly, kampus 2 memiliki lahan seluas 17 hektar untuk tingkat

Tsanawiyah dan Aliyah Putra dan lahan kampus 3 seluas 2,4 hektar untuk

tingkat Tsanawiyah dan Aliyah Putri. Untuk menunjang kegiatan

pembelajaran Terdapat beberapa sarana dan prasarana di pondok

pesantren mangkoso berikut berikut:

a. Santri Putra memiliki asrama sebanyak 34 unit

b. Santri Putri memiliki asrama sebanyak 10 unit

c. Gedung pondok pesantren DDI Mangkoso sebanyak 59 unit

d. Pondok pesantren DDI Mangkoso memiliki 3 buah masjid

e. Tiga unit laboratorium bahasa

f. Satu unit laboratorium micro teaching

g. Satu unit laboratorium IPA

h. Lima unit laboratorium komputer

i. Empat unit perpustakaan

j. Pondok pesantren DDI Mangkoso memiliki Sarana olahraga

k. Memiliki sarana kesenian (rebana, qasidah, marching band, perkusi)

l. Memiliki sarana keterampilan ( agribisnis untuk putra dan konveksi untuk

Putri)

Di madrasah-madrasah pondok pesantren DDI Mangkoso memiliki

sarana dan prasarana yang cukup baik dalam menunjang kelancaran

jalannya kegiatan belajar mengajar walaupun, tidak menutup kemungkinan

bahwa beberapa sarana dan prasarana mengalami kerusakan ringan atau

parah, namun hal ini masih bisa diantisipasi oleh madrasah dan pesantren.

Tentu bagi pesantren DDI Mangkoso ini menjadi tantangan tersendiri.

Untuk lebih meningkatkan dan meningkatkan kualitas sarana dan


54

prasarana yang terdapat di pondok pesantren dan madrasah, ingatlah

betapa pentingnya menggunakannya untuk pendidikan.

3. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya Pondok Pesantren DDI Mangkoso sebagai

“SERAMBI CAIRO’’.

b. Misi

1) Untuk mencetak Santri berimtaq, berilmu, berwawasan, berakhlak,

terampil dan mandiri.

2) Untuk menyiapkan santri agar berdaya saing unggul

(marketable).

3) Untuk membentuk santri agar mampu menjadi ulama plus dan

pemimpin umat.

4) Untuk memberdayakan ekonomi umat.

4. Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi, Pimpinan Pondok merupakan pimpinan

tertinggi sekaligus pengambil keputusan dalam setiap kebijakan yang

akan diambil oleh instansi di bawahnya. Kepala Madrasah bertugas

untuk mematuhi setiap kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian

Agama dan instansi terkait serta menaati dan melaksanakan kebijakan

dari pimpinan pondok pesantren. Sebagai kepala madrasah, ia harus

mampu mengintegrasikan dan mampu melaksanakan 2 kebijakan

tersebut secara seimbang. Ada pula struktur organisasi pondok

pesantren DDI mangkoso ialah selaku berikut:


55

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Pondok Pesantren DDI Mangkso

Yayasan

Pimpinan Pondok Pesantren

Tata usaha
Bendahara

Unit pengelolah pendidikan

Raudhatu madrasah Sekolah Ma’had ali


tinggi

santri

Sumber: Dokumentasi Langsung dari Pondok Pesantren DDI Mangkoso,

Tahun 2020
56

5. Job Description

a. Pimpinan berfungsi selaku pendidik utama serta pula selaku

supervisor, manajer administrator, leader serta inovator dan

mengendalikan jalannya lembaga pondok pesantren yang dibina.

Pimpinan sebagai Pendidik Utama ataupun edukator mempunyai

tugas buat melakukan wewenangnya pada pembelajaran serta

pengajarannya secara efisien serta efektif. Sedangkan pengelola

bertugas untuk perencanaan, penyelenggaraan kegiatan, pemusatan

kegiatan, supervisi, penjaminan kebijakan, mengadakan rapat dan

pengambilan keputusan serta pengendalian administrasi, baik

administrasi kemahasiswaan sumber energi manusia, sarana

prasarana dan keuangan. Sebaliknya sebagai administrator berperan

menyelenggarakan perencanaan pengorganisasian, pengkoordinasi,

dan pengawasan, serta penilaian. Begitu pula pimpinan sebagai

Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi menimpa proses

belajar mengajar serta pengajian, tutorial serta ekstrakurikuler serta

segala lembaga- lembaga yang terdapat dalam pondok pesantren.

b. Tugas serta tata usaha berperan buat menyelenggarakan penataan

program kerja Pesantren, mengelola keuangan, mengurus

administrasi keuangan serta santri, membina pengembangan

Ketenagaan, serta usaha pesantren, menyusun administrasi

peralatan, menyusun serta menyajikan informasi pesantren,

mengkoordinasikan kedisiplinan, keamanan, serta kebersihan

Pesantren dan menyusun laporan aktivitas pesantren.


57

c. Bendahara mempunyai guna buat bisa melaksanakan koordinasi

keuangan dengan pimpinan dan kepala tata usaha. Ada pula tugas

yang lain memperoleh duit dari lembaga serta mengeluarkannya

cocok dengan guna serta bisa dipertanggungjawabkan.

d. Dalam lembaga pesantren para kepala madrasah/sekolah serta

pimpinan sekolah besar mempunyai guna yang bertugas:

Menyusun perencanaan mengorganisasikan kegiatan, pengajian

serta mengatur administrasi ketatausahaan, mengarahkan serta

menentukan kebijakan dalam mengambil keputusan,koordinasi

dengan pimpinan pesantren, mengatur proses belajar mengatar dan

kesantrian, ketenagaan, fasilitas serta prasarana serta keuangan.

Pimpinan madrasah / sekolah sekaligus pimpinan sekolah besar

merupakan pelaksana dari unit-unit dan pengembangan pondok

pesantren DDI Mangkoso. Dalam pembinaan terkait santri,

tergantung pimpinan madrasah / sekolah dan pimpinan sekolah

besar.

B. Hasil Penelitian

1. Strategi yang digunakan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri

dalam menghadapi tantangan ekonomi global di pondok pesantren DDI

Mangkoso

Setelah melaksanakan observasi dan wawancara yang menjadi

strategi dalam rangka menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri dalam

menghadapi tantangan ekonomi global di pondok pesantren DDI Mangkoso

yaitu melakukan pelatihan tentang Kewirausahaan pada santri. Seperti


58

yang diungkapkan pada saat wawancara dengan informan oleh saudari

Nuraina (ketua osis) sebagai salah satu santri di pondok pesantren DDI

Mangkoso mengatakan bahwa pelatihan tentang kewirausahaan dapat

melatih santri untuk mempunyai usaha melalui praktek-praktek seperti

membuat sesuatu dari bahan bekas yang dapat diolah agar memiliki nilai

jual. Karya seni yang dibuat oleh santri misalnya seperti kerajinan tangan

berupa hiasan dinding, pot bunga dan kaligrafi pelepah pisang. Saat hari

jum’at para santri libur dan kepasar untuk membawa hasil karyanya yang

akan dijual. Biasanya santri menawarkan kepada pedagang dengan harga

yang terbilang murah sehingga pedagang bisa menjualnya kembali. Saat

ini santri juga harus dituntut tidak hanya mampu berbicara tetapi juga

mampu menunjukkannya dalam bentuk praktek yaitu berwirausaha. Selain

itu dengan adanya pelatihan ini diharapkan mampu memberikan bekal ilmu

untuk berkreasi dan menjadi penyelenggara pelatihan di Koperasi pondok

pesantren (KOPONTREN) DDI Mangkoso dan beberapa alumni DDI

Mangkoso yang ikut membantu sehingga pelatihan tentang kewirausahaan

terlaksana.

Adapun tujuan dalam pelatihan kewirausahaan pada santri yaitu:

a.) Meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dapat

digunakan untuk berwirausaha guna meningkatkan penghasilan yang

layak bagi kehidupan santri di masa kini dan masa yang akan datang.

b.) Meningkatkan motivasi etos kerja yang tinggi dan dapat menghasilkan

karya yang bernilai jual serta mampu bersaing.


59

c.) Meningkatkan kesadaran yang tinggi untuk terus belajar dan

berpartisipasi agar dapat hidup sejahtera bagi dirinya / anggota

keluarga, dan masyarakat.

d.) Membina jiwa kewirausahaan terhadap mahasiswa dan menggali

potensi wirausaha mereka.

2. Pelaksanaan ekonomi kreatif dalam tantangan ekonomi global yang telah

dijalankan santri di Pondok Pesantren DDI Mangkoso

Pelaksanaan ekonomi kreatif bisa dikembangkan di Pondok

Pesantren DDI Mangkoso antara lain:

a. Produk Kerajinan dan Seni

Bagi pelajar yang suka membuat kerajinan tangan atau produk

kreatif yang bernilai seni juga sangat cocok untuk difasilitasi dalam

usaha kerajinan dan produk seni. Pembuatan produk kerajinan ini bisa

bekerjasama dengan masyarakat dan masyarakat sekitar. Produk

unggulan dapat menjadi nilai jual yang menghasilkan secara ekonomis.

b. Film Pendek

Industri film merupakan salah satu bisnis ekonomi kreatif yang

digemari oleh kaum muda dan berpotensi untuk dikembangkan di

pesantren. Mulailah dengan membuat film pendek yang bisa dipasarkan

secara komersial di media sosial. Kaum muda sangat tertarik

mengembangkan bisnis ini.

c. Desain dan Advertising

Mereka yang pandai merancang berbagai program ilustrasi dapat

diarahkan untuk mengelola bisnis kreatif di bidang periklanan.


60

Mendesain pekerjaan yang tentunya lebih mudah dilakukan anak muda

dengan semangat dengan modal usaha yang masih terjangkau dengan

kondisi keuangan santri.

Menurut Andi Sayyidal Azizah (koord. kesenian) mengatakan bahwa

sistem pelaksanaan ekonomi kreatif yang telah dijalankan oleh santri harus

dikembangkan dengan ide ide baru agar bisa menghasilkan karya yang

memiliki nilai ekonomi. Cara ini terbilang lebih kreatif dengan mewadahi

segala potensi siswa yang ada sehingga bisa bermanfaat untuk

kesejahteraan. Tidak hanya kesejahteraan pesantren tetapi juga individu

santri yang terkait dan berpengaruh pada perkembangan ekonomi kreatif

yang lebih baik di masyarakat.

Dalam persaingan global saat ini, dengan penetrasi produk ekonomi

kreatif yang tidak terbatas, penting bagi mahasiswa untuk menerapkan

prinsip-prinsip pemasaran. Produk bukan sekedar benda mati yang

diperjualbelikan, melainkan strategi siswa dalam mengemas produk,

diferensiasi produk, penentuan sasaran dan siswa juga mengetahui strategi

dalam memasarkan produk tersebut. Santri tentunya sangat berharap dengan

komitmen yang tinggi dari para pemangku kepentingan ekonomi kreatif di

Indonesia, dalam memanfaatkan momentum perkembangan ekonomi kreatif,

dapat menjadikan ekonomi kreatif masa depan mesin pertumbuhan ekonomi

baru dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat menuju Indonesia emas

di 2045.
61

C. Pembahasan

1. Strategi untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri dalam

menghadapi tantangan ekonomi global

Untuk bahasa strategi berarti taktik perang, tempat yang baik untuk

taktik perang, taktik perang, perencanaan yang matang menimpa kegiatan

untuk mencapai sasaran, sebaliknya istilah strategi berarti perencanaan

yang matang dari segala hal yang akan dilakukan agar dapat mencapai

sasaran sesuai harapan ( Sofyan: 2015). Strategi diartikan sebagai suatu

rencana atau proses bagi pemimpin yang hebat dalam mencapai tujuan

jangka panjang suatu organisasi disertai dengan pengaturan, langkah, dan

upaya bagaimana mencapai tujuan tersebut. ( Sedarmayanti: 2014).

Strategi merupakan parameter suatu organisasi dalam hal

menentukan tempat usaha dan langkah bisnis untuk bersaing. Strategi

menunjukkan arah umum yang ingin diambil perusahaan (organisasi) untuk

mencapai tujuannya. Strategi adalah proses menilai kekuatan dan

kelemahan perusahaan yang dapat dibandingkan dengan peluang dan

ancaman yang ada di lingkungan dan menentukan strategi pasar produk

yang mengikuti kapabilitas perusahaan dengan peluang lingkungan

(Anoraga: 2014). Ada respon bahwa strategi juga merupakan cara

pandang yang diharapkan pelanggan di masa depan yang bersifat

mengikat dan berkesinambungan. Laju inovasi pasar baru dan pola

konsumen yang berubah membutuhkan kompetensi inti (Slamet:2014).

Berdasarkan beberapa penjelasan strategis di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa strategi adalah sekumpulan pilihan dasar atau kritis


62

tentang tujuan dan metode bisnis. Strategi juga memperhitungkan arah dan

ruang lingkup organisasi dalam jangka panjang. Strategi juga

memperhatikan keunggulan lingkungan dan kompetitif, yang berkelanjutan

dari waktu ke waktu, bukan dengan manuver teknis tetapi dengan

menggunakan perspektif jangka panjang (Herawati dan Sunarto: 2014).

Kewirausahaan merupakan sikap atau kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang unik dan baru yang memiliki nilai dan manfaat

bagi orang lain dan untuk dirinya sendiri. Kewirausahaan merupakan sikap

mental dan jiwa yang kreatif, aktif, tercipta, berdaya dalam

mengembangkan usahanya sehingga pendapatannya akan meningkat dari

usaha atau kegiatan yang digelutinya. Ada beberapa hal yang dapat

dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan, yaitu:

a. Memulai bisnis dengan niat dan keyakinan

Jadikan niat dan keyakinan berwirausaha sebagai dasar

membangun bisnis. Jika sudah berniat berbisnis, langkah selanjutnya

adalah menumbuhkan kepercayaan untuk membangun bisnis yang

nyata dan meraih kesuksesan.

b. Memiliki kecepatan untuk melihat peluang

Banyak orang memulai bisnis mandiri karena mereka mengambil

keuntungan dari peluang yang mereka dapatkan di lingkungan mereka.

Peluang harus dicari jika ingin melakukan perjalanan hanya mencari

peluang bisnis. karena setiap orang yang berwirausaha pasti pandai

mencari peluang. Dari peluang inilah produk dan jasa yang dibutuhkan

oleh banyak orang dapat tercipta.


63

c. Mempelajari kisah sukses orang lain

Ada banyak kisah para pengusaha sukses yang membangun

kerajaan bisnisnya dari nol melalui perjuangan keras, jatuh bangun,

hingga akhirnya meraih sukses besar. Kisah sukses seseorang dalam

berbisnis dapat menumbuhkan motivasi untuk melakukan hal yang

sama dan terhindar dari rasa takut serta resiko yang akan dihadapi.

Motivasi berbisnis yang tinggi lambat laun akan menumbuhkan jiwa

kewirausahaan.

d. Lakukan sekarang

Banyak orang yang menunda dan pamit untuk memulai usahanya

sehingga impiannya untuk memiliki usaha tetap berjalan di tempatnya

tanpa ada tindakan untuk mewujudkannya. Seorang calon wirausaha

yang sukses harus berani mengambil tindakan dan menghilangkan rasa

takut serta segera terjun ke bisnis yang ia rencanakan. Jika Anda sudah

memulai dan menjalankan bisnis secara konsisten, otomatis Anda akan

berjiwa wirausaha secara mental dan spiritual. (Ning Rahayu: 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap strategi untuk

menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri dalam menghadapi tantangan

ekonomi global di pondok pesantren DDI Mangkoso, santri diberi pelatihan

agar mempunyai usaha melalui praktek-praktek seperti membuat sesuatu dari

bahan bekas yang diolah agar memiliki nilai jual. Santri juga dituntut tidak

hanya mampu berbicara tetapi juga mampu menunjukkannya dalam bentuk

praktek yaitu berwirausaha.


64

2. Pelaksanaan ekonomi kreatif dalam tantangan ekonomi global yang telah

dilaksanakan santri

Ekonomi kreatif merupakan kekuatan ekonomi baru Indonesia untuk

menjawab tantangan globalisasi dan mencapai pembangunan

berkelanjutan. Indonesia perlu membangun kekuatan masa depan melalui

keterampilan sumber daya manusia, teknologi, dan kreativitas. Dengan

membangun kapasitas tersebut, Indonesia dapat memasuki rantai nilai

tambah global. Yang penting bagaimana ide-ide kreatif tersebut muncul

dan bagaimana pencetus ide kreatif tersebut dapat memperoleh nilai

ekonomi sehingga kreativitas akan terus berlanjut.

Ekonomi kreatif merupakan konsep pembangunan ekonomi yang

bertumpu pada daya kreatif untuk menciptakan produk atau menambah

nilai. Nilai ekonomis dalam produk tidak lagi ditentukan oleh bahan baku

atau kualitas produk, tetapi ditentukan oleh kreativitas, imajinasi dan

inovasi. Ekonomi kreatif merupakan salah satu konsep dalam

pembangunan ekonomi di Indonesia, sebagaimana terlihat pada

pengembangan model ide dan bakat masyarakat Indonesia untuk mampu

berinovasi dan berkreasi. Untuk terus tumbuh dan bertahan di masa depan

membutuhkan pola pikir yang sangat kreatif. (Pahlevi: 2017)

Pelaksanaan ekonomi kreatif dalam tantangan ekonomi global yaitu

menempatkan sumber daya manusia sebagai modal utama dalam suatu

pembangunan yang bersumber dari ide, gagasan dan pemikiran. Sumber

daya alam diharapkan mampu mengubah barang bernilai rendah menjadi

barang bernilai tinggi dan dapat dipasarkan. Pondok pesantren DDI

Mangkoso mengupayakan dan melatih siswanya untuk mandiri dan kreatif.


65

Melalui beberapa bidang usaha yang dimiliki oleh pesantren, santri dapat

mengatur waktunya untuk menjalankan kewajibannya mengaji tanpa

keluar. Dalam mengelola dunia usaha di pesantren tentunya para santri

akan mulai belajar dan memiliki jiwa kewirausahaan. Semangat

berwirausaha yang sudah dimiliki mahasiswa hendaknya dikembangkan

agar mahasiswa dapat menghadapi permasalahan yang muncul dalam

berwirausaha. Dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan santri,

pendampingan harus dilakukan dalam bentuk pendampingan pelaku usaha

ekonomi kreatif.

Koperasi di pondok pesantren menyediakan berbagai kebutuhan

sehari-hari bagi santri, termasuk jajan. Penulis menemukan banyak jajanan

atau minuman plastik yang belum dikelola secara optimal. Di bidang usaha

warung es lilin masih terlihat gunungan sabut dan batok kelapa di belakang

lapak, peternakan kambing meninggalkan kotoran kambing yang dibiarkan

begitu saja, sisa makanan seperti sayur busuk, kulit pisang dll juga banyak

ditemukan di pondok pesantren. Keterbatasan pemikiran mahasiswa

membuat dunia usaha tidak maksimal jika dilihat secara keseluruhan. Ada

hal-hal yang menyebabkan timbulnya berbagai masalah di lingkungan

sekitar. Penulis melihat perlunya bantuan dalam kegiatan bisnis tersebut.

Dari sekian banyak permasalahan yang dihadapi oleh pesantren, penulis

mencoba memberikan solusi pemecahan masalah tersebut melalui upaya

ekonomi kreatif.

Perbandingan hasil penelitian dan penelitian terdahulu peneliti

mengambil dua sampel penelitian terdahulu untuk membandingkan

penelitian saat ini dan penelitian yang pertama Ririn Novianti (2017) hasil
66

penelitian menyatakan bahwa ekonomi kreatif terhadap pengembangan

kewirausahaan semangat dalam sistem pembelajaran pesantren yang

mempraktikkan pembelajaran kewirausahaan selaku fasilitas buat melatih

kemandirian finansial para santrinya.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Karna Wijaya dan Soraya

(2020) hasil penelitian Pesantren membekali siswanya dengan

pengetahuan agama dan umum. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis pemberdayaan santri di Pondok

Pesantren Al Qohar Klaten melalui pengembangan bisnis ekonomi kreatif

“Kimi Bag” sebagai upaya untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan santri.

Santri dapat menyalurkan kemampuan kreatif dan inovatifnya dalam

mengembangkan bisnis ekonomi kreatif. Pendidikan dan pelatihan

dilaksanakan dengan melibatkan mahasiswa khususnya dalam kegiatan

produksi. Pengembangan produk "Kimi Bag" yang mampu menembus

pasar luar negeri memberikan nilai tambah bagi mahasiswa dalam

membangun motivasi dan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa. Program

pemberdayaan santri ini diharapkan mampu menanamkan jiwa

kewirausahaan yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan duniawi

tetapi juga berlandaskan nilai-nilai ukhrawi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bersumber pada hasil serta ulasan yang sudah penyusunan sampaikan

serta sehabis mengadakan riset, dan menelaah secara seksama hingga

penulis bisa menarik kesimpulan selaku berikut:

1. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri dalam menghadapi tantangan

ekonomi global di pondok pesantren DDI Mangkoso yaitu melakukan

pelatihan tentang kewirausahaan pada santri yang diselenggarakan oleh

koperasi pondok pesantren dan beberapa alumni. Dengan melakukan

praktek-praktek misalnya membuat sesuatu dari bahan bekas yang

memiliki nilai jual.

2. Pelaksanaan ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan di pondok

pesantren DDI Mangkoso seperti: Produk kerajinan dan seni, film pendek,

desain dan advertising.

B. Saran

Ada pula masukan yang berkenaan dengan riset serta ulasan skripsi ini

yang butuh dicermati demi kebaikan bertepatan yaitu

1. Untuk pondok Pesantren DDI Mangkoso hendaknya mengembankan jiwa

kewirausahaan melalui ekonomi kreatif di bidang lain tidak hanya yang

sudah dijalankannya, buat menggali bakat serta kreativitas santriwati yang

di mungkinkan belum terbaca agar mampu menghadapi tantangan

ekonomi global. Diharapkan pula tingkatkan pertumbuhan aktivitas

67
68

ekonomi kreatif supaya bisa dinikmati oleh warga secara universal

(eksternal), tidak terhenti cuma buat pihak internal.

2. Buat pembaca butuh buat mengadakan riset berikutnya dengan harapan

objek penelitiannya bisa lebih diperbesar buat ruang lingkup lebih luas.

Tujuan utamanya supaya hasil riset bisa lebih variatif serta periset bisa

mengenali dan menyamakan hambatan yang timbul dalam riset ini serta

pula menyamakan hambatan yang dialami pada dikala riset.


69

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim

Anoraga, Panji. 2014. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.

Arifin, Dwi., (2019, 15 Oktober). Ekonomi Kreatif Solusi Permasalahan


Kesetaraan Gender. Diakses 7 Agustus 2020, dari
https://www.covesia.com/warnawarni/baca/84724/ekonomi-kreatif-solusi-
permasalahan-kesetaraan-gender.

Arjana, I Gusti Bagus.2016. Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta:


Rajawali Pers.

Bahri., 2018. Kewirausahaan Islam: Penerapan Konsep Berwirausaha dan


Bertransaksi Syariah dengan Metode Dimensi Vertikal (Hablumminallah)
dan Dimensi Horizontal (Hablumminannas). E-ISSN. (Online), Vol, I. No,
2, ( http://id.portalgaruda.org, diakses 10 Agustus 2020).

Buya H.M. Alfis Chaniago dan Saiful El-Usmani. 2008. Kumpulan Hadits Pilihan
Jakarta: Dewan Mubaligh Indonesia.

Cloudhost. (2020, 12 Februari). Mengenal Ekonomi Kreatif, Ciri- Ciri dan


Perkembangannya di Indonesia. Diakses 6 Agustus 2020, dari
http;//idcloudhost.com/mengenal-ekonomi-kreatif-ciri-ciri-dan-
perkembangannya-di-indonesia.
Darmawan, B., (2016, 2 November). Pengertian Sistem Ekonomi Islam serta 12
Prinsip Penting Ekonomi Islam. Diakses 10 Agustus 2020, dari
https://ekonomi-islam.com/pengertian-sistem-ekonomi-islam-serta-12-
prinsip-penting-ekonomi-islam/
Daulay, Z.A.A., 2018. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif Dengan Metode
Triple Helix (Studi Pada UMKM Kreatif di Kota Medan). TANSIQ. (Online),
Vol. I, No. 2, ( http://id.portalgaruda.org, diakses 7 Agustus 2020).

Ervina, (2019, 25 November) insight talenta. Diakses 9 Mei 2020 dari Talenta:
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/globalisasi-ekonomi.html

Fauzi Lc, Ichwan et al., 2015. Ensiklopedia Nabi Muhammad SAW Sebagai
Wirausahawan, Vol. VIII. (Jakarta: Lentera Abadi).

Haanurat. A. I., dan Ifadhila., 2021. Memanfaatkan Ekuitas Crowdfunding Menuju


Masyarakat 5.0 Perspektif Ekonomi Islam ( Yogyakarta: Bildung).
70

Haryono. S. Solihatun. dan Almuin. N., 2017. Motivasi Pengembangan dan


Pematangan Karir Kewirausahaan di Pondok Pesantren (Kajian di
Pondok Pesantren al-Rabbani Cikeas). SOSIA-E-KONS. (Online), Vol. IX,
No. 1, (http://id.portalgaruda.org, diakses 16 Februari 2020).

Harun Nasutionet, al, 1993. Ensiklopedia Islam, Jakarta; Depag RI

Hendaya na, Yana, dkk. (2017). Kewirausahaan Berbasis Syariah, Manggu


Makmur Tanjung Lestari: Bandung.

Hendro. (2011). Dasar-Dasar Kewirausahaan (Panduan bagi Mahasiswa untuk


Mengenal, Memahami, dan Memasuki Bisnis, Erlangga: Jakarta

Herawati, Jajuk dan Sunarto. 2014. MSDM. Strategik. Yogyakarta. AMUS.

Hilyatin. D. L., 2015. Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Berbasis Madrasah


Santripreneur di Pondok Pesantren Darussalam. AL AMWAL. (Online),
Vol. VII. No. 2, (http://id.portalgaruda.org, diakses 10 April 2020).

Horkeimer and Adorno. 2002. Dialectic of Enlightenment Philosophical


Fragments. California: Stanford University Press.

Irawan, Edi. 2019. Pola Pengembangan Kemandirian Kewirausahaan Pondok


Pesantren Berbasis Santri. JEBI. (Online), Vol. IV, No. 1,
(http://id.portalgaruda.org, diakses 14 Februari 2020).

Iskandar, (2013, 4 Oktober). Motivasi Untuk Berwirausaha. Diakses 6 Agustus


2020, dari http://www.iskandarst.com/motivasi-untuk-berwirausaha/

Lala Renjana, edelweis. (2020, 23 Juni). Ketahui Tujuan Wirausaha Beserta


Fungsi, Manfaat, dan Karakteristiknya. Diakses 8 Agustus 2020, dari
https://www.merdeka.com/jatim/ketahui-tujuan-wirausaha-beserta-fungsi-
manfaat-dan-karakteristiknya-kln.html

Karnawati. N., dan Soraya, Aini. 2020. Pemberdayaan Santri Dalam


Pengembangan Ekonomi Kreatif “Kimi Bag’’ Di Pondok Pesantren Al
Qohar Klaten. DIMAS. (Online), Vol. XX, No. 1,( http://id.portalgaruda.org,
diakses 17 Oktober 2020).

Kartika, Prita., dan Widiastuti, Novi. 2017. Penerapan Model Kelompok Usaha
Kreatif Islami (KUKIS) dalam Pemberdayaan Permpuan Berbasis Pondok
Pesantren. ISSN. (Online), Vol. VI, No. 2, (http://e-
journal.stkipsiliwangi.ac.id, diakses 14 februari 2020).

Komara.S., 2016. Pengelolaan Pondok Pesantren Berbasis Kewirausahaan di


Pondok Pesantren Nurul Barokah Kabupaten Majalengka. ISSN. (Online),
Vol. I, No. 1, (http://id.portalgaruda.org, diakses 10 April 2020).
71

MediaIndonesia.com. (2019, 18 Desember). Ekonomi Global Dan Indonesia


2020. Diakses 5 Agustus 2020, dari http://media
Indonesia.com/read/detail/278424-ekonomi-global-dan-indonesia-2020

Muhaimin, Hikmah. 2014. Membangun Mental Kewirausahaan Santri di Pondok


Pesantren Riyadlul Jannah Mojokerto. ISTIQHADIA. (Online), Vol. I, No.
1, (http://id.portalgaruda.org, diakses 14 februari 2020).

Novianti, Ririn., 2017. Perang Ekonomi Kreatif Terhadap Pengembangan Jiwa


Entrepreneurship Di Lingkungan Pesantren (Studi Kasus Di Pondok
Modern Darussalam Gontor Putri 1). INTAJ. (Online), Vol, I. No. 1,
(http://id.portalgaruda.org, diakses 17 Oktober 2020).

Pahlevi, Andreas Syah. 2017. Gagasan Tentang Pengembangan Ekonomi


Kreatif Nasional (Studi Pada Potensi, Peluang dan Tantangan Ekonomi
Kreatif di Kota Malang). Seminar Nasional Seni dan Desain: Membangun
Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain. FBS
Unesa.

Rahayu. N., (2018,19 Juli). Hal Ini Bisa Tumbuhkan Jiwa Entrepreneurship.
Diakses 16 Oktober 2020, dari http://www.wartaekonomi.co.id/read
187913/7-hal-ini-bisa-tumbuhkan-jiwa-entrepreneurship

Rahman. F., (2011, 18 September). Karakteristik Seorang Wirausaha Muslim.


Diakses 10 Agustus 2020, dari
http://azhari-taubat.blogspot.com/2011/09/karakteristik-seorang-
wirausaha-islam.htm

Reginald, A.R., dan Mawardi, Imron. 2014. Kewirausahaan Sosial pada Pondok
Pesantren Sidogiri Pasuruan. JESTT. (Online), Vol. I, No. 5,
(http://id.portalgaruda.org, diakses 16 Februari 2020).

Sari, A. M., Utomo, S., dan Redjeki, A. S. 2014. Peningkatan Motivasi


Berwiraswasta Santri Pondok Pesantren Melalui Pelatihan
Kewirausahaan. ISSN. (Online), Vol. VI, No. 1, (http://scolar.google.co.id,
diakses 10 April 2020).

Sedarmayanti. 2014. Manajemen Strategi. Bandung: Rafika Aditama

Setiarso, Oky., (2020, 13 April). Percaya Diri Karakter Penting Memulai Bisnis.
Diakses 6 Agustus 2020 dari Daya: https://www.daya.id/usaha/artikel-
daya/karir/percaya-diri-karakter-penting-memulai-bisnis

Setiawan, Winarno, 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan


Teknik. Bandung: Tersito

Slamet,Pokhmad. 2014. Seminar Akademik Program BBA Jakarta Institute off


Management Studies. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
72

Sofyan, Iban. 2015. Manajemen Strategi: Teknik Penyusunan serta


Penerapannya untuk Pemerintah dan Usaha. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono, Sartono.2013. Statistik untuk pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, Yanto. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G.


Bandung: CV. Alfabeta.

Sunarsih., Rahmawati. R., dan Qomaruzzaman. B. 2013. Pengembangan


Budaya Kewirausahaan Berbasis Syariah untuk Menciptakan Pengusaha
dari Lingkungan Santri pada Pondok Pesantren di Kabupaten Jember.
RELASI STIE MANDALA JEMBER. (Online), Vol. XVIII, No. 2
(http://id.portalgaruda.org, diakses 14 Februari 2020).

Syarofi. A. M., 2017. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan Santri Melalui


Ekonomi Kreatif dalam Menghadapi Tantangan Ekonomi Global (Studi di
Pondok Pesantren Bahrul Maghfirah Kota Malang). EKONOMIKAWAN.
(Online), Vol. XVII, No. 2, (http://id.portalgaruda.org, diakses 14 Februari
2020).

Trihudiyatmanto, M., 2019. Pengembangan Kompetensi Kewirausahaan Untuk


Meningkatkan Keunggulan Bersaing (Studi Empirik Pada UMKM Pande
Besi di Wonosobo). JEMATech. (online), Vol, II. No, 1,
(http://id.portalgaruda.org, diakses 7 Juli 2020).

Yanto. Wihari., 2013. Studi Survey Tentang Kepuasan Masyarakat dan Dasar-
dasar Survey. Acta Diurna. (Online), Vol. IV, No. 3,
(http://jos.unsoed.ac.id, diakses 13 Maret 2020).
LAMPIRAN

73
Tabel Lampiran 1

Penelitian Terdahulu

No Nama Nama Judul Analisis Hasil


Peneliti Jurnal Penelitian Data Penelitian
1 Sunarsih, RELASI Pengemban Penelitian Hasil penelitian ini
Ratih STIE gan Budaya ini menunjukkan
Rahma MANDALA Kewirausah menggun bahwa
wati dan JEMBER, aan akan data pengembangan
Bagus Vol. 18, Berbasis primer budaya
Qomaruzz No. 2 Syariah sekunder kewirausahaan
aman Desember Menciptaka berbasis pesantren
2013. n merupakan bagian
Pengusaha penting dari
dari kehidupan ekonomi
Lingkungan masyarakat,
Santri terutama dalam
Pesantren mengembangkan
di Jember. usaha dan santri di
lingkungan tersebut,
yang memiliki ciri
khas: kejujuran,
berani mengambil
resiko, sulit untuk
menyerah, dan
merdeka.
2 Alvika ISSN, Vol. Peningkatan Penelitian Hasil penelitian
Meta Sari, 6, No. 1, Motivasi ini menunjukkan
Suratmin Januari Berwiraswa memngola bahwa self
Utomo, 2014. sta Santri h data motivation peserta
Athlek Sri Pondok secara meningkat dengan
Redjeki Pesantren kuantitatif adanya pelatihan
Melalui terhadap wirausaha,
Pelatihan hasil meningkat rata-rata
Kewirausah survey 10,4%. Motivasi
aan. kuisioner. untuk wirausaha
juga meningkatkan
adanya pelatihan
wirausaha yaitu
7,3%.
3 Azeral JESTT, Vol. Kewirausah Penelitian Hasil penelitian ini
Raoul 1, No. 5, aan Sosial ini menunjukkan
Reginald Mei 2014 pda Pondok menggun bahwa sumber daya
dan Imran Pesantren akan manusia yang
Mawardi Sidogiri metode berpendidikan juga
Pasuruan. deskriptif memainkan peran
kualitatif penting dalam
mengurangi tingkat
pengangguran dan
meningkatkan
kesejahteraan
social. Pondok
Pesantren Sidogiri
Pasuruan sebagai
lembaga pendidikin
tidak hanya
menyediakan materi
pendidikan shalat,
tetapi juga
memberikan
manfaat social
melalui program
kewirausahaan
sosialnya.
4 Hakim ISTIQHADI Membangun Hasil penelitian ini
Muhaimin A, Vol. 1, Mental menunjukkan
No. 1, Juni Kewirausah bahwa
2014. aan Santri pengembangan
di Pondok kegiatan belajar
Pesantren mengajar dalam
Riyadlul mempersiapkan
Jannah wirausaha harus
Mojokerto. menyeimbangkan
teori dan praktik
tanya jawab
profesional.
5 Dewi ALMWAL, Pemnerday Hasil penelitian ini
Laela Vol. 7, No. aan menunjukkan
Hilyatin 2, Februari kewirausah bahwa santri
2015. aan Santri sebagai entitas
Bebasis masyarakat yang
Madrasah diharapkan
Santriprene sumbangsih
ur di pemikiran dan
Pondok tenaganya di masa
Pesantren yang akan datang
Darussalam tidak akan bisa
. maksimal jika hanya
bias memiliki ilmu
agamaan sich.
dengan
perkembangannya
zaman yang serba
modern santri
dituntut untuk
memiliki
kemampuan lebih.
6 Siti ISSN. Vol. Pengelolaan Penelitian Hasil penelitian ini
Komara 1, No. 1, Pondok ini menunjukkan
September Pesantren menggun bahwa unit-unit
2016. Berbasis akan usaha yang ada di
Kewirausah metode pondok pesantren
aan di kualitatif ini yang ada
Pondok mengalami
Pesantren kemajuan namun
Nurul ada juga yang
Barokah mengalami
Kabupaten kemunduran.
Majalengka.
7 Nanin SOSIO-E- Motivasi Penelitian Hasil penelitian ini
Almuin, KONS, Vol. Pengemban ini menunjukkan
Solihatun, 9, No. 1, gan dan menggun bahwa motivasi
dan April 2017. Pematanga akan pengembangan dan
Sugeng n karir deskriptif pematangan karir di
Haryono kewirausah kualitatif. pondok pesantren
aan di al-Rabbani adalah
Pondok memberikan model
Pesantren penyuluhan, praktek
(Kajian di kewirausahaan
Pondok dengan metode
Pesantren belajar ilmu-ilmu
Al-Rabbani kewirausahaan.
Cikeas). Materi yang
diberikan seperti
pemahaman karir,
pembuatan
business plan;
pelatihan
penyusunan RAB
produksi serta
menghitung BEP,
ROI, PBP; pelatihan
budaya kerja,
motivasi, soft skill
dan lain-lain.
8 Novi ISSN, Vol. Penerapan Penelitian Hasil penelitian ini
Widiastuti 6, No. 2, Model ini menunjukkan
dan Prita November Kelompok menggun bahwa terjadi
Kartika 2017. Usaha akan peningkatan
Kreatif Islam metode penghasilan rata-
(KUKIS) pra rata sebesar 18%
Dalam eksperime yaitu Rp. 255.000
Pemberday n per warga belajar
aan selama 1 bulan
Perempuan memulai usaha
Berbasis menunjukkan
Pondok adanya
Pesantren. keberhasilan
penerapan model
Kukis meskipun
belum optimal.
Pemahaman warga
belajar juga
mengalami
peningkatan rata-
rata sebesar 33%.
9 Ahmad EKONOMIK Pengemban Penelitian Hasil penelitian ini
Muhtar AWAN, Vol. gan Jiwa menggun menunjukkan
Syarofi 17, No. 2, Kewirausah akan bahwaekonomi
Desember aan Santri metode kreatif memiliki
2017. Melalui analisis bebrapa peran
Ekonomi deskriptif. penting dalam
Kreatif pengembangan
dalam semangat
Menghadapi kewirausahaan di
Tantangan lingkungan
Ekonomi pesantren. Ada: (1).
Global Merangsang
(Studi di perilaku kreatif dan
Pondok inovatif pada produk
Pesantren /layanan. (2).
Bahrul Mengeksplorasi dan
Maghfiroh mengasah
Kota keterampilan (3).
Malang). Memberikan
pengetahuan
dengan metode
learning by doing
(4). Memberikan
pelatihan tentang
analisis SWOT
(Strength,
Weakness,
Opportunity dan
Threat).
10 Edi Irawan JEBI, Vol. Pola Penelitian Hasil penelitian ini
4, No. 1, Pengmbang ini menunjukkan
Juli 2019. an menggun bahwa pondok
Kemandiria akan pesantren Nurul
n metode Hakim
Kewirausah kualitatif mengembangkan
aan Pondok dengan metode
Pesantren metode pengembangan
Berbasis pendekata kemandirian
Santri. n kewirausahaan
deskriptif. pesantren berbasis
santri dengan
beberapa
krativitasnya yaitu:
Dewan santri
sebagai penggerak
program,
membentuk SMK
plis Nurul Hakim,
program
pengabdian alumni,
kurikulum khas dan
pendidikan
pengembangan
kewirausahaan dan
koordinasi Buttom
up.
Tabel Lampiran 2

Panduan Pertanyaan

Rumusan Masalah I

Pertanyaan Coding
No
1 Apakah kewirausahaan termasuk dalam mata NR, AINA, NSM, MDM,
pelajaran yang diajarkan? WM, SAA, RD, NQ, ASA,
RP, MA, S
2 Menurut anda strategi apa yang bisa NR, AINA, NSM, MDM,
digunakan pondok pesantren DDI Mangkoso? WM, SAA, RD, NQ, ASA,
RP, MA, S
3 Hambatan apa saja yang dialami oleh santri NR, AINA, NSM, MDM,
untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaannya? WM, SAA, RD, NQ, ASA,
RP, MA, S
4 Bagaimana menumbuhkan jiwa semangat NR, AINA, NSM, MDM,
berwirausaha pada santri? WM, SAA, RD, NQ, ASA,
RP, MA, S
5 Apakah pengetahuan dalam berwirausaha itu NR, AINA, NSM, MDM,
perlu bagi santri? WM, SAA, RD, NQ, ASA,
RP, MA, S
Rumusan Masalah II
No Pertanyaan Coding
1 Bagaimana sistem untuk melaksanakan NR, AINA, NSM, MDM,
ekonomi kreatif? WM, SAA, RD, NQ, ASA,
RP, MA, S
2 Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan NR, AINA, NSM, MDM,
ekonomi kreatif? WM, SAA, RD, NQ, ASA,
RP, MA, S
3 Rencana dalam menghadapi ekonomi global di NR, AINA, NSM, MDM,
Indonesia? WM, SAA, RD, NQ, ASA,
RP, MA, S
4 Apa harapan dan saran? NR, AINA, NSM, MDM,
WM, SAA, RD, NQ, ASA,
RP, MA, S
Lampiran 3

Tabel Transkip Dan Reduksi Hasil Wawancara

No Rumusan Masalah Hasil Wawancara Tanggal Inisial


Informan
Rumusan Masalah 1: Bagaimana strategi yang digunakan untuk
1
menumbuhkan jiwa kewirausahaan santri dalam menghadapi tantangan
ekonomi global di Pondok Pesantren DDI Mangkoso?
“Belum diajarkan.” 26/09/2020 NR

“Belum diajarkan.” 26/09/2020 AINA

“Belum diajarkan.” 26/09/2020 NSM

“Belum diajarkan.” 26/09/2020 MDM

“Belum diajarkan.” 26/09/2020 WM

“Belum termasuk mata 27/09/2020 SAA


pelajaran yang
diajarkan.”
“Belum diajarkan.” 27/09/2020 RD
Apakah
Kewirausahaan
1.1 “Belum termasuk mata
termasuk dalam mata
pelajaran, tetapi nilai
pelajaran yang 27/09/2020 NQ
diajarkan? kewirausahaan. Hampir
muncul pada semua
mata pelajaran.”
“Belum.” 27/09/2020 ASA

“Belum termasuk.” 27/09/2020 RP

“ Belum termasuk
16/12/2020 MA
dalam kurikulum
pondok pesantren”
“Mata pelajaran
kewirausahaan belum
terdapat di pondok 16/12/2020 S
pesantren karena itu
belum tercantum di
dalam kurikulum”
Reduksi : Belum termasuk dalam kurikulum Pondok Pesantren DDI Mangkoso
(NR 26/09/2020)
Reduksi : Kewirausahaan belum termasuk mata pelajaran yang diajarkan (AINA
26/09/2020)
Reduksi : Belum termasuk mata pelajaran yang diajarkan (NSM 26/09/2020)
Reduksi : Belum diajarkan kewirausahaan di Pondok Pesantren DDI Mangkoso
(MDM 26/09/2020)
Reduksi : Belum termasuk mata pelajaran yang diajarkan (WM 26/09/2020)
Reduksi : Belum termasuk mata pelajaran yang diajarkan di Pondok Pesantren
DDI Mangkoso (SAA 27/09/2020)
Reduksi : Mata pelajaran kewirausahaan belum termasuk di dalam kurikulum
Pondok Pesantren DDI Mangkoso (RD 27/092020)
Reduksi : Kewirausahaan belum termasuk mata pelajaran, akan tetapi nilai
kewirausahaan hampir muncul pada semua mata pelajaran (NQ 27/09/2020)
Reduksi : Belum termasuk mata pelajaran di Pondok Pesantren DDI Mangkoso
(ASA 27/09/2020)
Reduksi : Belum masuk dalam kurikulum Pondok Pesantren DDI Mangkoso (RP
27/09/2020)
Reduksi : Belum termasuk dalam kurikulum Pondok Pesantren DDI Mangkoso
tetapi kewirausahan bisa di jumpa di mata pelajaran seperti prakarya dan seni
budaya (MA 16/12/2020)
Reduksi : Belum diajarkan karena kewirausahaan belum masuk dalam kurikulum
akan tetapi santri bisa belajar kewirausahaan melalui mata pelajaran seperti
prakarya (S 16/12/2020)

Menurut hasil wawancara dengan informan NR (26/09/2020), AINA (26/09/2020),


NSM (26/09/2020), MDM (26/09/2020), WM (26/09/2020), SAA (27/09/2020), RD
(27/09/2020), NQ (27/09/2020), ASA (27/09/2020), RP (27/09/2020) menyatakan
bahwa kewirausahaan belum termasuk mata pelajaran, akan tetapi nilai
kewirausahaan hampir muncul pada semua mata pelajaran.
“Membuat suatu pelatihan
kewirausahaan agar santri
dapat mengikuti kegiatan
26/09/2020 NR
itu dan mengetahui lebih
dalam tentang
kewirausahaan.”
“Membuat suatu kelompok
atau organisasi guna
untuk melatih santri
tentang kewirausahaan
kemudian santri yang 26/09/2020 AINA
telah mengikuti pelatihan
akan berinteraksi sesama
santri dan membahas
kewirausahaan.”
“Sebaiknya setiap jumat
ada pelatihan yang
diselenggarakan oleh 26/08/2020 NSM
koperasi pondok
pesantren.”
“Harus rutin mengikuti
pelatihan kewirausahaan
26/09/2020 MDM
yang diadakan oleh
santri.”
“Santri diberikan pelatihan
tentang kewirausahaan 26/09/2020 WM
minimal 1 minggu sekali
agar jiwa kewirausahaan
1.2 Menurut anda strategi santri bisa tumbuh dan
apa yang bisa berkembang.”
digunakan pondok “Selalu menghimbau para
pesantren DDI santri sampai dimana
27/09/2020 SAA
Mangkoso untuk pengetahuan tentang
menumbuhkan jiwa kewirausahaan.”
kewirausahaan “Seharusnya dalam
kegiatan pelatihan tentang
kewirausahaan Pembina
27/09/2020 RD
pondok pesantren
menyiapkan fasilitas yang
memadai.”
“Seharusnya pesantren
mengadakan program-
27/09/2020 NQ
program tentang
kewirausahaan.”
“Seharusnya melakukan
pendekatan terhadap
santri kemudian
melakukan training khusus
pada santri misalnya
27/09/2020 ASA
latihan berdakwa/pidato
supaya dapat
memunculkan sikap
keberanian dan percaya
diri seorang santri.”
“Harus selalu mengikuti
pelatihan yang diadakan
oleh koperasi sehingga
dapat menumbuhkan jiwa 27/09/2020 RP
kewirausahaan pada
santri.”
“Pelatihan menjadi salah
satu cara agar santri bisa
menumbuhkan jiwa
kewirausahaan pada 16/12/2020 MA
dirinya.”

“Untuk menumbuhkan jiwa


kewirausahaan pada
santri, pembina dan
alumni pondok pesantren
dapat membuat suatu 16/12/2020 S
pelatihan agar jiwa
kewirausahaan yang
dimiliki oleh santri bisa
berkembang.”
Reduksi : Membuat suatu pelatihan tentang kewirausahaan agar santri dapat
mengikuti kegiatan itu dan mengetahui lebih dalam tentang kewirausahaan ( NR
26/09/2020)
Reduksi : Membuat suatu kelompok atau organisasi guna untuk melatih santri
tentang kewirausahaan kemudian santri yang telah mengikuti pelatihan akan
berinteraksi sesama santri dan membahas kewirausahaan (AINA 26/09/2020)
Reduksi : Sebaiknya setiap jum’at ada pelatihan yang diselenggarakan oleh
koperasi pondok pesantren (NSM 26/09/2020)
Reduksi : Harus rutin mengikuti pelatihan kewirausahaan yang diadakan oleh
pesantren (WM 26/09/2020)
Reduksi : Selalu menghimbau para santri sampai dimana pengetahuan tentang
kewirausahaan (SAA 27/09/2020)
Reduksi : Seharusnya dalam kegiatan pelatihan tentang kewirausahaan Pembina
pondok pesantren menyiapkan fasilitas yang memadai (RD 27/09/2020)
Reduksi : Seharusnya pesantren mengadakan program-program tentang
kewirausahaan (NQ 27/09/2020)
Reduksi : Seharusnya melakukan pendekatan terhadap santri kemudian
melakukan training khusus pada santri misalnya latihan berdakwa pidato supaya
dapat memunculkan sikap keberanian dan percaya diri seorang santri (ASA
27/09/2020)
Reduksi : Harus selalu mengikuti pelatihan yang diadakan oleh koperasi
sehingga dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada santri ( RP 27/09/2020)
Reduksi : Pelatihan berwirausaha merupakan cara agar mampu menumbuhkan
semangat untuk berwirausaha (MA 16/12/2020)
Reduksi : Pembina dan alumni pondok pesantren harus bekerjasama dalam
menumbuhkan jiwa kewirausahaan melalui pelatihan kepada santri sehingga
semakin mengasah keterampilan yang dimilikinya (S 16/12/2020)

Menurut hasil wawancara dengan informan NR (26/09/2020) mengatakan bahwa


membuat suatu pelatihan tentang kewirausahaan agar santri dapat mengikuti
kegiatan itu dan mengetahui lebih dalam tentang kewirausahaan, begitupun
dengan dengan informan AINA (26/09/2020) dia mengatakan bahwa membuat
suatu kelompok atau organisasi guna untuk melatih santri tentang
kewirausahaan kemudian santri yang telah mengikuti pelatihan akan berinteraksi
sesam santri dan membahas kewirausahaan. Menurut NSM (26/09/2020), MDM
(26/09/2020), WM (26/09/2020), RP (27/09/2020) sebaiknya ada jadwal pelatihan
yang diselenggarakan oleh pondok pesantren. Menurut SAA (27/08/2020) selalu
menghimbau para santri sampai dimana pengetahuan tentang
kewirausahaannya, begitupan dengan NQ (27/09/2020), RD (27/09/2020)
mengatakan bahwa seharusnya pesantren mengadakan program-program
tentang kewirausahaan dan menyiapkan fasilitas yang memadai. menurut ASA
(27/09/2020) mengatakan seharusnya melakukan pendekatan terhadap santri
kemudian melakukan training khusus pada santri misalnya latihan
berdakwa/pidato supaya dapat memunculkan sikap keberanian dan percaya diri
seorang santri, MA (16/12/2020), S (16/12/2020) mengatakan bahwa dengan
pelatihan santri dapat mengasah keterampilan yang dimilikinya.
“Kurangnya semangat dalam
membuat sesuatu karena 26/09/2020 NR
fasilitas kurang memadai.”
“Kurangnya semangat santri
26/09/2020 AINA
Hambatan apa saja karena dari pagi sampai
1.3 yang dialami oleh malam jadwal kegiatan full
santri untuk hanya hari jum’at yang
menumbuhkan jiwa kosong.”
kewirausahaan? “Tidak adanya dasar dalam
26/09/2020 NSM
berwirausaha.”
“Padatnya jadwal yang dimiliki
santri sehingga santri tidak
26/09/2020 MDM
ada waktu untuk memikirkan
kewirausahaan.”
“Kurangnya dukungan
26/09/2020 WM
lingkungan sekitar.”
“Terkadang kita tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan 27/09/2020 SAA
dalam mengelola usaha.”
“Tidak adanya mata pelajaran
kewirausahaan dan kurangnya
referensi yang didapat
27/09/2020 RD
khususnya dari internet karena
santri tidak diperbolehkan
memegang HP.”
“Prosesnya, karena jadwal
kegiatan di pondok pesantren 27/09/2020 NQ
DDI Mangkoso selalu full.”
“Kurangnya percaya diri selalu
takut salah tidak pernah
27/09/2020 ASA
melakukan latihan dan
praktek.”
“Kurangnya waktu untuk
membahas materi tentang 27/09/2020 RP
kewirausahaan.”
“Waktu yang dimiliki santri
sangat sedikit sehingga jiwa
16/12/2020 MA
kewirausahaan yang
dimilikinya kurang .”
“kurangnya waktu untuk
belajar tentang kewirausahaan
karena pagi sampai jam 10 16/12/2020 S
malam santri hanya diajarkan
tentang agama.”
Reduksi : Kurangnya fasilitas yang memadai (NR 26/09/2020)
Reduksi : Kegiatan santri full pagi sampai malam hanya hari jum’at yang kosong
(AINA 26/09/2020)
Reduksi : Tidak adanya dasar dalam berwirausaha (NSM 26/09/2020)
Reduksi : Padatnya jadwal santri sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan
tentang kewirausahaan (MDM 26/09/2020)
Reduksi : Kurangnya dukungan lingkungan sekitar (WM 26/09/2020)
Reduksi : Terbatasnya kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola usaha
(SAA 27/09/2020)
Reduksi : Tidak adanya mata pelajaran kewirausahaan dan kurangnya referensi
dari internet dikarenakan santri tidak diperbolehkan memegang HP
(RD 27/09/2020)
Reduksi : Prosesnya, karena jadwal kegiatan santri selalu full (NQ 27/09/2020)
Reduksi : kurang percaya diri, selalu takut salah dan tidak pernah melakukan
pelatihan atau praktek (27/09/2020)
Reduksi : Kurangnya waktu untuk membahas materi tentang kewirausahaan (RP
27/09/2020)
Reduksi : Waktu yang dimiliki santri sangat sedikit (MA 16/12/2020)
Reduksi : Dalam menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada santri terkendala oleh
waktu karena santri dari pagi sampai malam jam 10 hanya belajar tentang agama
sehingga waktu untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaannya kurang (S
16/12/2020)

Menurut hasil wawancara dengan informan NR (26/09/2020) mengatakan bahwa


fasilitas yang kurang memadai membuat semangat santri berkurang untuk
membuat sesuatu, informan AINA (26/09/2020) mengatakan bahwa jadwal
kegiatan santri full hanya hari jum’at yang kosong sehingga mengakibatkan
kurangnya semangat santri, begitu pula dengan informan MDM (26/09/2020)
mengatakan bahwa padatnya jadwal yang dimiliki santri sehingga tidak ada
waktu untuk memikirkan sesuatu, informan NSM (26/09/2020) mengatakan
bahwa tidak adanya dasar yang dimiliki santri untuk berwirausaha, informan WM
(26/09/2020) mengatakan bahwa kurangnya dukungan lingkungan sekitar.
Menurut informan SAA (27/09/2020) mengatakan bahwa kemampuan dan
pengetahuan dalam mengelolah usaha terkadang tidak dimiliki oleh santri,
informan RD (27/09/2020) mengatakan bahwa kurangnya referensi yang didapat
khususnya dari internet karena tidak diperbolehkan memegang HP dan tidak
adanya mata pelajaran kewirausahaan, menurut informan NQ (27/09/2020)
mengatakan bahwa proses untuk berwirausaha agak sulit karena jadwal kegiatan
di pondok pesantren DDI Mangkoso selalu full, informan ASA (27/09/2020)
mengatakan bahwa selalu takut salah, kurang percaya diri dan tidak pernah
melakukan latihan atau praktek, informan RP (27/09/2020), MA (16/12/2020), S
(16/12/2020) mengatakan bahwa kurangnya waktu yang dimiliki untuk
membahas materi tentang kewirausahaan.
“Dengan mengajarkan arti
penting dari berwirausaha
26/09/2020 NR
agar bisa menjadi
pengusaha muda.”
“Memberikan motivasi
kepada santri agar
26/09/2020 AINA
memiliki niat
berwirausaha.”
“mengajarkan santri cara
26/09/2020 NSM
berwirausaha.”
“Memberikan pelajaran
tambahan tentang
26/09/2020 MDM
kewirausahaan pada
santri.”
“Dengan menambah
kurikulum di pondok 26/09/2020 WM
pesantren dimana dalam
kurikulum perlu
dimasukkan mata
pelajaran kewirausahaan
dengan program study
1.4 Bagaimana dengan demikian maka
menumbuhkan jiwa para santri dapat belajar
semangat tentang teori dan
berwirausaha pada keterampilan
santri kewirausahaan sehingga
memiliki bekal dasar dan
dapat pula santri diajak
bekerjasama dalam
program kemudian diberi
uang transport atau uang
pemondokan.”
“Dengan memberikan
bekal atau pelatihan
tentang kewirausahaan 27/09/2020 SAA
yang benar sembari
memberikan motivasi.”
“Dengan mempelajari
kisah-kisah nabi seperti
Nabi Muhammad SAW 27/09/2020 RD
yang sukses dalam
berwirausaha.”
Butuh strategi
pembelajaran yang
menyenangkan, agar bisa 27/09/2020 NQ
menumbuhkan minat
santri.”
“Pendidikan mampu
membujuk atau
melakukan pendekatan
secara khusus kepada
27/09/2020 ASA
seorang santri dan
mengebangkan pola pikir,
mengandalkan keahlian
potensi yang dimilikinya.”
“Dengan menarik minat
santri untuk belajar
berwirausaha dan
mengajak para santri
untuk menumbuh
27/09/2020 RP
kembangkan
kemampuannya dalam
bentuk kreativitas yang
dapat menghasilkan jiwa
kewirausahaan.”
“Dengan membuat suatu
16/12/2020 MA
pelatihan kewirausahaan
yang menarik dan tdk
membuat santri bosan.”
“Bekerjasama dengan
alumni pondok pesantren
yang bergelut di bidang
usaha untuk melatih santri
dalam menumbuhkan jiwa
berwirausaha tetapi dalam 16/12/2020 S
hal yang menarik
perhatian santri agar
semangat untuk
menumbuhkan jiwa
berwirausaha itu ada”
Reduksi : Dapat mengajarkan arti penting dari berwirausaha agar bisa menjadi
pengusaha muda (NR 26/09/2020)
Reduksi : Dapat memberikan motivasi kepada santri sehingga memiliki niat
berwirausaha (AINA 26/09/2020)
Reduksi : Dapat mengajarkan santri cara berwirausaha (NSM 26/09/2020)
Reduksi : Memberikan pelajaran tambahan tentang kewirausahaan pada santri
(MDM 26/09/2020)
Reduksi : Menambahkan mata pelajaran kewirausahaan dalam kurikulum pondok
pesantren DDI Mangkoso (WM 26/09/2020)
Reduksi : Memberikan bekal atau pelatihan tentang kewirausahaan yang benar
sembari memberikan motivasi (SAA 27/09/2020)
Reduksi : Dengan mempelajari kisah-kisah Nabi Muhammad SAW yang sukses
dalam berwirausaha (RD 27/09/2020)
Reduksi : Butuh strategi pembelajaran yang menyenangkan agar bisa
menumbuhkan minat santri (NQ 27/09/2020)
Reduksi : Pendidikan mampu membujuk atau melakukan pendekatan secara
khusus kepada seorang santri dan mengembangkan pola pikir, mengandalkan
keahlian yang dimilikinya (ASA 27/09/2020)
Reduksi : Menarik minat santri untuk belajar berwirausaha dan mengajak para
santri untuk menumbuh kembangkan kemampuannya dalam bentuk kreativitas
yang dapat menghasilkan jiwa kewirausahaan (RP 27/09/2020)
Reduksi : Membuat pelatihan yang menarik santri (MA 16/12/2020)
Reduksi : Bekerjasama dengan alumni yang bergelut dibidang usaha agar bisa
melatih santri (S 16/12/2020)
Menurut hasil wawancara informan NR (26/09/2020) mengatakan bahwa dengan
mengajarkan arti penting dari berwirausaha agar bisa menjadi pengusaha muda.
Informan AINA (26/09/2020) mengatakan bahwa dapat dengan memberikan
motivasi kepada santri agar memiliki niat berwirausaha. Informan NSM
(26/09/2020) mengatakan bahwa dengan mengajarkan santri cara berwirausaha.
Informan MDM (26/09/2020) menyatakan bahwa dengan memberikan pelajaran
tambahan tentang kewirausahaan kepada santri. Informan WM (26/09/2020)
mengatakan bahwa dengan menambahkan mata pelajaran kewirausahaan dalam
kurikulum pondok pesantren maka para santri dapat belajar tentang teori dan
keterampilan kewirausahaan sehingga memiliki bekal dasar atau santri bisa
diajak bekerjasama dalam program kemudian diberi uang transportasi atau uang
pemondokan. Informan SAA (27/09/2020) mengatakan bahwa dengan pelatihan
atau bekal tentang kewirausahaan yang benar sembari memberi motivasi.
Informan RD (27/09/2020) mengatakan bahwa dengan mempelajari kisah-kisah
Nabi seperti Nabi Muhammad SAW yang sukses dalam berwirausaha. Informan
NQ (27/09/2020) mengatakan bahwa dibutuhkan strategi pembelajaran yang
menyenangkan agar bisa menumbuhkan minat santri. Informan ASA
(27/09/2020) mengatakan bahwa pendidikan mampu membujuk atau melakukan
pendekatan secara khusus kepada santri dan mengembangkan pola pikir
mengandalkan keahlian potensi yang dimilikinya. Begitupun informan RP
(27/09/2020) mengatakan bahwa dengan mengajak para santri untuk menumbuh
kembangkan kemampuannya dalam bentuk kreativitas yang dapat menghasilkan
jiwa kewirausahaan, MA (16/12/2020), S (16/12/2020) mengatakan bahwa
membutuhkan pelatihan dan kerjasama oleh para alumni yang bergelut di bidang
usaha agar bisa menumbuhkan semangat berwirausaha pada santri.
“Iya, pengetahuan dalam
berwirausaha itu perlu karena
dengan mengetahui
26/09/2020 NR
kewirausahaan para santri
bisa termotivasi dalam
melakukan suatu usaha.”
“Perlu, karena mengingat
diluar sana lowongan
pekerjaan semakin susah jadi
dalam keadaan ini santri bisa
26/09/2020 AINA
memanfaatkan dan
mengembangkan
Apakah pengetahuan yang kita
pengetahuan ketahui.”
dalam “Sangat perlu, karena jika
berwirausaha itu sudah keluar dari pesantren
1.5 perlu bagi santri di kita bisa memanfaatkan dan
26/09/2020 NSM
Pondok Pesantren mengembangkan
DDI Mangkoso pengetahuan yang kita
ketahui.”
“Iya, santri sangat perlu
pengetahuan tentang
kewirausahaan agar bisa 26/09/2020 MDM
memperaktekkan bila sudah
keluar dari pesantren.”
“Pengetahuan dalam
berwirausaha itu sangat perlu
bagi santri karena dari
pengetahuan berwirausaha
26/09/2020 WM
santri akan bisa lebih
termotivasi lagi untuk
melakukan suatu usaha
sendiri.”
“Perlu, karena untuk
mengembangkan ide-ide atau
27/09/2020 SAA
inovatif dan menggunakan
peluang yang ada.”
“Perlu, karena setahu saya 27/09/2020 RD
alumni pondok pesantren DDI
Mangkoso diajarkan untuk
dapat menjadi alumni yang
berkualitas oleh karena itu
perlu memilki ilmu tentang
wirausaha.”
“Sangat perlu, bahkan penting
untuk meningkatkan
kemampuan pada santri dalam 27/09/2020 NQ
berwirausaha tidak hanya
dalam mata pelajaran agama.”
“Sangat perlu, dikarenakan
santri yang tidak memilki jiwa
kewirausahaan hilangnya
percaya diri dan akan
27/09/2020 ASA
menyebabkan
bakat/kemampuan yang ada
pada diri seorang santri akan
terkubur.”
“Sangat perlu, karena
pengetahuan tentang
berwirausaha bisa digunakan 27/09/2020 RP
untuk membuat usaha tau
suatu bisnis.”
“Iya sangat perlu, dikarenakan
santri yang memilki
pengetahuan tentang
berwirausaha dapat 16/12/2020 MA
memperaktekkannya dan
mengajarkannya kepada
masyarakat diluar sana.”
“Sangat diperlukan oleh santri
dikarenakan pengetahuan
kewirausahaan berguna bagi 16/12/2020 S
santri yang ingin terjun di
dunia bisnis.”
Reduksi : Iya, karena dengan mengetahui pengetahuan dalam berwirausaha
para santri bisa termotivasi dalam melakukan suatu usaha NR (26/09/2020)
Reduksi : Perlu, karena santri bisa memanfaatkan pengetahuannya tentang
berwirausaha mengingat diluar sana lowongan pekerjaan semakin susah AINA
(26/09/2020)
Reduksi : Sangat perlu, karena kita bisa memanfaatkan dan mengembangkan
pengetahuan yang kita ketahui, jika sudah keluar dari pesantren NSM
(26/09/2020)
Reduksi : Sangat perlu, karena pengetahuan tentang kewirausahan santri bisa
memperaktekkannya bila sudah keluar dari pesantren MDM (26/09/2020)
Reduksi :perlu, karena dari pengetahuan berwirausaha santri akan bisa lebih
termotivasi lagi untuk melakukan suatu usaha sendiri WM (26/09/2020)
Reduksi : Perlu, karena dalam mengembangkan ide-ide atau inovatif dan
menggunakan pelauang yang ada SAA (27/09/2020)
Reduksi : Perlu,karena alumni pondok pesantren DDI Mangkoso diajarkan dapat
menjadi alumni yang berkualitas sehingga perlu memiliki ilmu tentang wirausaha
RD (27/09/2020)
Reduksi : Sangat perlu, untuk meningkatkan kemampuan pada santri dalam
berwirausaha tidak hanya dalam mata pelajran agama NQ (27/09/2020)
Reduksi : Sangat perlu, dikarenakan orang yang tidak memiliki jiwa
kewirausahaan akan menyebabkan bakat/kemampuan yang ada pada diri
seorang santri akan terkubur dan hilangnya percaya diri ASA(27/09/2020)
Reduksi : Sangat perlu. Karena pengetahuan berwirausaha itu bisa digunakan
untuk membuat usaha atau suatu bisnis RP (27/09/2020)
Reduksi : Sangat perlu, agar santri bisa memperaktekkan dan mengajarkan pada
masyarakat pengetahuan yang dimilkinya MA (16/12/2020)
Reduksi : Pengetahuan tentang kewirausahan sangat di perlukan oleh santri di
karenakan dapat menjadi bekal santri dalam membuka suatu bisnis atau usaha S
(16/12/2020)
Hasil wawancara dari informan Nr (26/09/2020) mengatakan bahwa pengetahuan
dalam berwirausaha itu perlu karena dengan mengetahui kewirausahaan para
santri bisa termotivasi dalam melakukan usaha. Informan AINA (26/09/2020)
mengatakan bahwa pengetahuan tentang kewirausahaan bisa dimanfatkan santri
mengingat diluar sana lowongan pekerjaan semakin susah. Informan NSM
(26/09/2020) mengatakan bahwa sangat perlu, dikarenakan santri bisa
memanfaatkan dan mengembangkan pengetahuan yang diketahui bila sudah
keluar dari pesantren. Informan MDM (26/09/2020) mengatakan bahwa
pengetahuan tentang kewirausahaan sangat perlu karena agar bisa
memperaktekkannya bila sudah keluar dari pesantren. Informan WM
(26/09/2020) mengatakan bahwa pengetahuan tentang berwirausaha santri akan
bisa lebih termotivasi lagi untuk melakukan suatu usahasendiri. Informan SAA
(27/09/2020) mengatakan bahwa untuk mengembangkan ide-ide atau inovatif
dan menggunakan peluang yang ada. Informan RD (27/09/2020) mengatakan
bahwa alumni pondok pesantren DDI Mangkoso dapat menjadi alumni yang
berkualitas oleh karena perlu memilki ilmu tentang kewirausahaan. Informan NQ
(27/09/2020) sangat perlu, untuk meningkatkan kemampuan pada santri dalam
berwirausaha tidak hanya dalam mata pelajaran agama. Informan ASA
(27/09/2020) mengatakan bahwa sangat perlu, dikarenakan santri yang tidak
memilki jiwa kewirausahaan hialangnya percaya diri dan akan menyebabkan
bakat/kemampuan yang ada pada diri seorang santri akan terkubur. Informan RP
(27/09/2020), S (16/12/2020), MA (16/12/2020) mengatakan bahwa sangat perlu,
karena pengetahuan tentang berwirausaha bisa digunakan untuk membuat
usaha atau suatu bisnis.
Rumusan Masalah 2: 2 Bagaimana pelaksanaan ekonomi kreatif dalam
2 tantangan global yang telah dijalankan santri di pondok pesantren DDI
mangkoso?
“Menurut saya, sistem
pelaksanaan ekonomi kreatif
pada santri DDI Mangkoso
yaitu melalui peningkatan 26/09/2020 NR
kapasitas inovasi dan
teknologi di pondok
pesantren DDI Mangkoso.”
“Menurut saya, sistem 26/09/2020 AINA
pelaksanaan ekonomi keratif
yaitu pertama harus
menumbuhkan jiwa kreatifitas
pada santri, kedua
membekali santri dengan
ilmu ekonomi yang bisa
membuat suatu usaha yang
unik dan bisa laku di
pasaran.”
“Menurut saya, sistem untuk
melakukan ekonomi kreatif di
pondok pesantren DDI
Mangkoso yaitu dengan cara 26/09/2020 NSM
membuat suatu karya yang
2.1 Menurut anda unik dan bisa menghasilkan
bagaimana sistem uang.”
untuk melaksanakan “Memberikan perbuatan yang
ekonomi kreatif? kreatif dalam segala aktivitas
di lingkungan pesantren
26/09/2020 MDM
salah satunya harus mampu
berinovasi untuk membuat
produk baru.”
“Yakni dengan ide, usaha
dan pengetahuan yang 26/09/2020 WM
dimilki.”
“Mengedepankan kreativitas,
ide-ide yang baru dan 27/09/2020 SAA
pengetahuan ekonomi.”
“Menurut saya, dengan
melakukan aktivitas ekonomi
yang bertumpuh pada
eksploritasi dan eksploitasi
ide-ide kreatif pada santri
yang bisa memiliki nilai jual
tinggi serta pelaksanaan 27/09/2020 RD
ekonomi kreatif juga bisa
dilakukan dengan
mengintensifkan informasi
dan kreativitas dengan
mengandalkan ide dan
pengetahuan.”
“Menurut saya, sistem
pelaksanaan ekonomi kreatif
dilakukan dengan suatu
inovasi dan kreativitas dari 27/09/2020 NQ
santri guna meningkatkan
nilai tambah ekonomi melalui
kapitalisme ide kreatif.”
“Dengan sistem ilmu
27/09/2020 ASA
pengetahuan dan
pembelajaran sistem
kewirausahaan.”
“Dilaksanakan dengan
aktivitas ekonomi berbasis
27/09/2020 RP
ide, gagasan, dan kreatifitas
dari para santri.”
“Untuk melaksanakan
ekonomi kreatif di pondok
pesantren DDI Mangkoso
perlu ada yang mengajarkan
16/12/2020 MA
secara langsung tentang
proses terciptanya suatu
karya yang diminati oleh
masyarakat.”
“Untuk melaksanakan
ekonomi kreatif seharusnya
guru atau alumni pondok
pesantren dapat membantu
16/12/2020 S
santri sehingga tercipta ide-
ide kreatif dari santri yang
dapat dijual di sekitar pondok
pesantren.”
Reduksi : Melalui peningkatan kapasitas inovasi dan teknologi di pondok
pesantren DDI Mangkoso (NR 26/09/2020)
Reduksi : Sistem pelaksanaan ekonomi keratif yaitu pertama harus
menumbuhkan jiwa kreatifitas pada santari, kedua membekali santri dengan ilmu
ekonomi yang bisa membuat suatu usaha yang unik dan bisa laku di pasaran
(AINA 26/09/2020)
Reduksi : Sistem untuk melakukan ekonomi kreatif di pondok pesantren DDI
Mangkosa yaitu dengan cara yaitu membuat suatu karya yang unik dan bisa
menghasilkan uang (NSM 26/09/2020)
Reduksi : Memberikan perbuatan yang kreatif dalam segala aktivitas di
lingkungan pesantren salah satunya harus mampu berinovasi untuk membuat
produk baru (MDM 26/09/2020)
Reduksi : Dengan ide, usaha dan pengetahuan yang dimilki (WM 26/09/2020)
Reduksi : Mengedapkan kreativitas, ide-ide yang baru dan pengetahuan ekonomi
(SAA 27/09/2020)
Reduksi : Dengan melaksanakan kegiatan ekonomi yang bertumpu pada
eksploitasi dan eksploitasi ide-ide kreatif bagi mahasiswa yang mempunyai nilai
jual tinggi dan penerapan ekonomi kreatif juga dapat dilakukan dengan
mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan bertumpu pada ide dan
pengetahuan (RD 27/09/2020)
Reduksi : Dengan inovasi dan kreativitas mahasiswa dalam rangka
meningkatkan nilai tambah perekonomian melalui ide kreatif kapitalisme (NQ
27/09/2020)
Reduksi : Dengan sistem ilmu pengetahuan dan pembelajaran sistem
kewirausahaan (ASA 27/09/2020)
Reduksi : Dilakukan dengan kegiatan ekonomi yang dilandasi oleh ide, gagasan,
dan kreativitas dari siswa (RP 27/09/2020)
Reduksi : Adanya pembelajaran secara langsung kepada santri agar mampu
menciptakan suatu karya yang memiliki nilai jual (MA 16/12/2020)
Reduksi : Adanya bantuan dari guru atau alumni untuk membimbing santri dalam
menciptakan suatu ide (S 16/12/2020)
Hasil wawancara informan NR (26/09/2020), NSM (26/09/2020),MDM
(26/09/2020) mengatakan bahwa sistem pelaksanaan ekonomi kreatif di pondok
pesantren DDI Mangkoso melalui peningkatan kapasitas inovasi, tekonologi dan
membuat suatu usaha yang unik bisa menghasilkan uang. Informan AINA
(26/09/2020), WM (26/09/2020), SAA (27/09/2020), RD (27/09/2020)
mengatakan bahwa menumbuhkan jiwa kreatifitas santri dan membekali santri
dengan ilmu ekonomi dan ide-ide baru. Informan NQ (27/09/2020) menyatakan
bahwa dilakukan dengan suatu inovasi dan kreativitas dari santri guna
meningkatkan nilai tambah ekonomi melalui kapitalisme ide kreatif. Informan ASA
(27/09/2020), RP (27/09/2020) mengatakan bahwa dengan sistem ilmu
pengetahuan, pembelajaran sistem kewirausahaan dengan aktivitas ekonomi
berbasis ide, gagasan, dan kreatifitas. Informan MA (16/12/2020), S (16/12/2020)
mengatakan bahwa dengan belajar langsung dan adanya bantuan dari guru atau
alumni dapat membimbing santri dalam menciptakan ide sehingga terbentuk
suatu karya yang mimiliki nila jual.
“Terbatasnya akses pasar
sehingga target pasar yang
26/09/2020 NR
jelas dan berorientasi
domestic terbatas produksi.”
“Terbatasnya akses
pembiayaan, keterbatasan
kemampuan dalam 26/09/2020 AINA
menyusun laporan
keuangan.”
“Minimnya modal sehingga
menghambat santri dalam
26/09/2020 NSM
melaksanakan ekonomi
kreatif.”
“Hambatanya bisa berupa
kurangnya dukungan atau
support dari pembinanya,
kurangnya peralatan dan
Hambatan apa saja materinya dapat juga berupa
yang dialami oleh 26/09/2020 MDM
kurangnya minat santri untuk
2.2 santri dalam membuat sesuatu yang baru
pelaksanaan yang sekiranya mampu
ekonomi kreatif? menarik perhatian
konsumen.”
“kurangnya sarana dan
26/09/2020 WM
prasarana.”
“Kurang pengalaman dan
27/09/2020 SAA
inovasi santri.”
“Hambatan lebih kepada
kinerjanya dalam
27/09/2020 RD
pelaksanaan ekonomi
kreatif.”
“Minimnya pengetahuan 27/09/2020 NQ
santri tentang
kewirausahaan.”
“Kurangnya sarana dan
27/09/2020 ASA
prasara yang memadai.”
“Kurangnya keterampilan
yang dimilikI santri sehingga
27/09/2020 RP
menjadi hambatan untuk
bersaing di pasar domestik.”
“Kurangnya waktu bagi santri
untuk mengasah
16/12/2020 MA
keterampilan yang
dimilkinya.”
“Sarana yang dimilki pondok
pesantren kurang memadai
sehingga menghambat santri 16/12/2020 S
untuk melaksanakan
ekonomi kreatif.”
Reduksi : Terbatasnya akses pasar (NR 26/09/2020)
Reduksi : Keterbatasan kemampuan dalam menyusun laporan keuangan (AINA
26/09/2020)
Reduksi : Minimnya modal santri dalam melaksanakan ekonomi kreatif (NSM
26/09/2020)
Reduksi : Kurangnya dukungan atau support dari pembinanya, kurangnya
peralatan dan minat santri untuk membuat sesuatu yang baru yang sekiranya
mampu menarik perhatian konsumen (MDM 26/09/2020)
Reduksi : Kurangnya sarana dan prasarana (WM 26/09/2020)
Reduksi : Kurang pengalaman dan inovasi santri (SAA 27/09/2020)
Reduksi : Kinerja dalam pelaksanaan ekonomi kreatif (RD 27/09/2020)
Reduksi : Pengetahuan santri tentang kewirausahaan belum banyak (NQ
27/09/2020)
Reduksi : Sarana dan prasara yang tidak memadai (ASA 27/08/2020)
Reduksi : Kurangnya keterampilan yang dimilik santri sehingga menjadi
hambatan untuk bersaing di pasar domestik (RP 27/09/2020)
Reduksi : Kurangnya waktu bagi santri untu mengasah keterampilannya
(MA 16/12/2020)
Reduksi : Sarana yang dimilki pondok pesantren tidak memadai untuk
melaksanakan ekonomi kreatif (S 16/12/2020)
Hasil wawancara dari informan NR (26/09/2020) mengatakan bahwa akses pasar
terbatas sehingga domestic terbatas produksi. Informan AINA (26/09/2020)
mengatakan bahwa keterbatasan kemampuan dalam menyusun laporan
keuangan. Informan NSM (26/09/2020) mengatakan bahwa modal menjadi
hambatan santri dalam melaksanakan ekonomi kreatif. Informan MDM
(26/09/2020) mengatakan bahwa kurangnya minat santri untuk membuat sesuatu
yang baru yang sekiranya mampu menarik perhatian konsumen. Informan WM
(26/09/2020) mengatakan bahwa kurangnya sarana dan prasarana. Informan
SAA (27/09/2020) mengatakan bahwa Kurangnya pengalaman dan inovasi
santri. Informan RD (27/09/2020) mengatakan bahwa hambatan lebih kepada
kinerjanya dalam pelaksanaan ekonomi kreatif. Informan NQ (27/09/2020)
mengatakan bahwa Minimunya pengetahuan santri tentang kewirausahaan.
Informan ASA (27/09/2020), S (16/12/2020) mengatakan kurangnya sarana dan
prasara yang memadai. Informan RP (27/09/2020) mengatakan bahwa
Kurangnya keterampilan yang dimilik santri sehingga menjadi hambatan untuk
bersaing di pasar domestic. Informan MA (16/12/2020) mengatakan bahwa
kurangnya santri dalam mengasah keterampilannya.
“Dengan memperbaiki
infrastruktur seperti
pembangunan infrastruktur
dan infrastruktur yang
26/09/2020 NR
memadai karena infrastruktur
yang tidak maksimal akan
memperlambat gerak laju
ekspor berbagia produk.”
“Dengan meningkatkan
penguasaan teknologi,
manajemen, informasi dan
penguasaan pasar bagi para
26/09/2020 AINA
santri. Dengan kata lain para
santri harus menguasai
bidang teknologi dan nuansa
pasar.”
“Harus meningkatkan laju
ekspor seperti harus bekerja
ekstra keras sebagai pelaku 26/09/2020 NSM
perdagangan atau
berwirausaha.”
“Dengan meningkatkan daya
saing, seperti industrialisasi
harus dilakukan dalam
segala bidang, hanya dengan 26/09/2020 MDM
Apa rencana anda industrialisasi peneran
sebagai salah satu teknologi produksi yang lebih
santri di pondok baik.”
2.3 pesantren DDI “Memperkuat diri dalam
Mangkoso dalam kemampuan khususnya di
menghadapi bidang bisnis, santri ahli
ekonomi global yang agama banyak tapi masih
terjadi di Indonesia? minim dibidang bisnis
padahal sekarang kita
26/09/2020 WM
menghadapi MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean)
dan globalisasi sehingga
harus lebih kreatif agar bisa
bersaing dalam bidang
industri bisnis.”
“Ingin mengembangkan
prekonomian melalui
usaha/bisnis tentunya 27/09/2020 SAA
mengikuti era yang semakin
trand dan peluang yang ada.”
“Meningkatkan kuliatas
27/09/2020 RD
pendidikan.”
“Melengkapi sarana dan
prasarana serta mengajak
para santri untuk lebih dalam 27/09/2020 NQ
mengenal jiwa
kewirausahaan.”
“Dengan membentuk
ketahanan ekonomi atau
ketahanan kondisi dinamik
kehidupan prekonomian
bangsa yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan
untuk mengembangkan
27/08/2020 ASA
kekuatan nasional dalam
menghadapi serta mengatasi
segala ancaman, gangguan,
hambatan dan tantangan
yang datang dari luar
maupun dari dalam negeri
baik yang langsung maupun
tidak langsung.”
“Tentunya mengajak santri-
santri untuk lebih mengenal 27/09/2020 RP
dunia kewirausahaan.”
“Mengajak santri untuk
belajar tentang bagaimana
menciptakan lapangan 16/12/2020 MA
pekerjaan baru dengan
berbasis kewirausahaan.”
“Santri harus di latih tentang
berwirausaha sehingga
16/12/2020 S
memilki daya saing
kedepannya.”
Reduksi : Memperbaiki infrastruktur karena infrastruktur yang tidak maksimal
akan memperlambat gerak laju ekspor berbagai produk (NR 26/09/2020)
Reduksi : Meningkatkan penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan
penguasaan pasar bagi para santri AINA (26/09/2020)
Reduksi : Harus meningkatkan laju ekspor dan belajar keras agar bisa sebagai
pelaku perdagangan atau berwirausaha NSM (26/09/2020)
Reduksi : Meningkatkan daya saing, seperti industrialisasi harus dilakukan dalam
segala bidang,hanya dengan industrialisasi peneran teknologi produksi yang
lebih baik MDM (26/09/2020)
Reduksi : Memperkuat diri dalam kemampuan khususnya di bidang bisnis, santri
ahli agama banyak tapi masih minim dibidang bisnis padahal sekarang kita
menghadapi MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean) dan globalisasi sehingga harus
lebih kreatif agar bisa bersaing dalam bidang industry bisnis WM (26/09/2020)
Reduksi : Mengembangkan prekonomian melalui usaha/bisnis tentunya
mengikuti era yang semakin trand dan peluang yang ada SAA (27/09/2020)
Reduksi : Dengan meningkatkan kuliatas pendidikan RD (27/09/2020)
Reduksi : Melengkapi sarana dan prasarana serta mengajak para santri untuk
lebih dalam mengenal jiwa kewirausahaan NQ (27/09/2020)
Reduksi : Menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan
dan tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, baik secara
langsung maupun tidak langsung ASA (27/09/2020)
Reduksi : Mengajak santri-santri untuk lebih mengenal dunia kewirausahaan RP
(27/09/2020)
Reduksi : Mengajak santri belajar mengenai cara membuka lapangan pekerjaan
baru yang berbasis kewirausahaan MA (16/12/2020)
Reduksi : pelatihan kewirausahaan dapat meningkatkan daya saing santri
kedepannya S (16/12/2020)
Hasil wawancara dari informan NR (26/09/2020) menyatakan bahwa dengan
memperbaiki infrastruktur seprti pembangunan infrastruktur karena infrastruktur
yang tidak memadai akan memperlambat gerak laju ekspor berbagia produk.
Informan AINA (26/09/2020) menyatakan bahwa dengan meningkatkan
penguasaan teknologi, manajemen, informasi dan penguasaan pasar bagi para
santri. Dengan kata lain para santri harus menguasai bidang teknologi dan
nuansa pasar. Informan NSM (26/09/2020) menyatakan bahwa laju ekspor harus
ditingkatkan seperti bekerja ekstra keras sebagai pelaku perdagangan atau
berwirausaha. Informan MDM (26/09/2020) menyatakan bahwa dengan
meningkatkan daya saing. Informan WM (27/09/2020) menyatakan bahwa
memperkuat diri dalam kemampuan khususnya di bidang bisnis, santri ahli
agama banyak tapi masih minim dibidang bisnis. informan SAA (27/09/2020)
menyatakan bahwa mengembangkan prekonomian melalui usaha/bisnis tentunya
mengikuti era yang semakin trand dan peluang yang ada. Informan RD
(27/09/2020) Mmenyatakan bahwa dengan meningkatkan kualitas pendidikan.
Informan NQ (27/09/2020) menyatakan bahwa melengkapi sarana dan prasarana
serta mengajak para santri untuk lebih dalam mengenal jiwa kewirausahaan.
Begitupun informan ASA (27/09/2020) menyatakan bahwadengan membangun
ketahanan ekonomi atau ketahanan terhadap dinamika kondisi kehidupan
ekonomi bangsa yang mengandung ketahanan dan ketahanan yang memuat
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan yang datang
dari luar maupun dari dalam negeri, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Informan RP (27/09/2020) tentunya mengajak santri-santri untuk lebih
mengenal dunia kewirausahaan. Informan MA (16/12/2020) mengatakan bahwa
dengan melakukan pembelajaran mengena cara menciptakan lapangan kerja
yang berbasi kewirausahaan. Informan S (16/12/2020) mengatakan bahwa santri
membutuhkan pelatihan tentang kewirausahaan sehingga dapat meningkatkan
daya saing santri kedepannya.
“Semoga Ponpes ini
menambahkan fasilitas
26/09/2020 NR
yang berkaitan tentang
berwirausaha.”
“Semoga pondok pesantren
DDI Mangkoso kedepannya
bisa mengajarkan tentang 26/09/2020 AINA
kewirausahan dan
sebaiknya guru mengetahui
kekurangan dari santri
sehingga bisa
membimbingnya.”
“Semoga warung serba ada
(waserda) bisa dijadikan
koperasi yang lebih lengkap
26/09/2020 NSM
dan sebaiknya prasarana
lebih ditingkatkan agar lebih
memadai.”
“Semoga pondok pesantren
dapat lebih mendukung
Apa harapan dan kegiatan tentang
saran anda sebagai kewirausahaan agar santri 26/09/2020 MDM
santri untuk pondok bisa lebih kreatif dan
pesantren DDI sebaiknya fasilitas lebih
mangkoso? ditingkatkan.”
“Semoga pondok pesantren
lebih banyak mencetak
generasi yang bukan hanya
mengetahui tentang bidang 26/09/2020 WM
agama namun juga mampu
2.4 mencetak santri ynga bisa
berfikir kreatif.”
“Semoga Ponpes ini
semakin maju dean adanya
usaha dari dalam demi
meningkatkan kualitas
27/09/2020 SAA
lembaga pesantren itu
sendiri dan sebaiknya
pesantren melakukan
pendekatan kepada santri.”
“Semoga Ponpes DDI
Mangkoso mampu
mencetak generasi harapan
27/09/2020 RD
bangsa, tak hanya dibidang
agama tetapi juga dibidang
wirausaha dan lainnya.”
“Semoga mencetak santri
yang berkualitas dan
sebaiknya meningkatkan
27/09/2020 NQ
kualitas pendidikan dan
melengkapi sarana dan
prasarana.”
“Semoga Ponpes DDI
Mangkoso lebih baik lagi
27/09/2020 ASA
kedepannya, dan mencetak
santri-santri yang kreatif.”
“Semoga kedepannya
Ponpes DDI Mangkoso bisa 27/09/2020 RP
mencetak generasi kreatif,
bukan hanya dalam satu
bidang namun dalam
bidang lainnya.”
“Semoga pelajaran
kewirausahaan bisa masuk
16/12/2020 MA
dalam kurikulum pondok
pesantren DDI Mangkoso.”
“Semoga pondok pesantren
DDI Mangkoso melengkapi
16/12/2020 S
sarana dan prasarana yang
masih kurang.”
Reduksi : Semoga Ponpes ini menambahkan fasilitas yang berkaitan tentang
berwirausaha NR (26/09/2020)
Reduksi : Semoga pondok pesantren DDI Mangkoso kedepannya bisa
mengajarkan tentang kewirausahan dan sebaiknya guru mengetahui kekurangan
dari santri sehingga bisa membimbingnya AINA (26/09/2020)
Reduksi : Semoga warung serba ada (waserda) bisa dijadikan koperasi yang
lebih lengkap dan sebaiknya prasarana lebih ditingkatkan agar lebih memadai
NSM (26/09/2020)
Reduksi : Semoga pondok pesantren dapat lebih mendukung kegiatan tentang
kewirausahaan agar santri bisa lebih kreatif dan sebaiknya fasilitas lebih
ditingkatkan MDM (26/09/2020)
Reduksi : Semoga pondok pesantren lebih banyak mencetak generasi yang
bukan hanya mengetahui tentang bidang agama namun juga mampu mencetak
santri ynga bisa berfikir kreatif WM (26/09/2020)
Reduksi : Semoga Ponpes ini semakin maju dean adanya usaha dari dalam demi
meningkatkan kualitas lembaga pesantren itu sendiri dan sebaiknya pesantren
melakukan pendekatan kepada santri SAA (27/09/2020)
Reduksi : Semoga pondok pesantren DDI Mangkoso mampu mencetak generasi
harapan bangsa, tak hanya dibidang agama tetapi juga dibidang wirausaha dan
lainnya RD (27/09/2020)
Reduksi : Semoga mencetak santri yang berkualitas dan sebaiknya dan
sebaiknya meningkatkan kualiats pendidikan dan melengkapi sarana dan
prasarana NQ (27/09/2020)
Reduksi : Semoga pondok pesantren DDI Mangkoso lebih baik kedepannya dan
bisa mencetaka santri-santri kreatif ASA (27/09/2020)
Reduksi : Semoga kedepannya pondok pesantren DDI Mangkoso bisa mencetak
generasi kreatif dalam semua bidang RP (27/09/2020)
Reduksi : Semoga mata pelajaran kewirausahaan bisa masuk dalam kurikulum
pondok pesantren DDI Mangkoso MA (16/12/2020)
Reduksi : Semoga pondok pesantren melengkapi sarana dan prasaranya S
(16/12/2020)
Hasil wawancara dengan informan NR (26/09/2020) mengatakan bahwa Semoga
Ponpes ini menambahkan fasilitas yang berkaitan tentang berwirausaha.
Informan AINA (26/09/2020), MDM (26/09/2020) mengatakan bahwa semoga
pondok pesantren DDI Mangkoso bisa mengajarkan dan mendukung kegiatan
tentang kewirausahaan agar santri lebih kreatif dan sebaiknya fasilitas lebih
ditingkatkan. Informan NSM (26/09/2020) mengatakn bahwa Semoga warung
serba ada (waserda) bisa dijadikan koperasi yang lebih lengkap dan sebaiknya
prasarana lebih ditingkatkan agar lebih memadai. Informan WM (26/09/2020), RD
(27/09/2020), RP (27/09/2020) mengatakan bahwa semoga pondok pesantren
lebih banyak mencetak generasi yang bukan hanya mengetahui tentang bidang
agama namun juga dibidan wirausahadan bidang lainnya sehingga mampu
mencetak santri yang bisa berfikir kreatif. Informan SAA (27/09/2020)
mengatakan bahwa semoga Ponpes ini semakin maju dengan adanya usaha dari
pesantren melakukan pendekatan kepada santri. Informan NQ (27/09/2020), ASA
(27/09/2020), S (16/12/2020) mengatakan bahwa semoga mencetak santri yang
berkualitas, kreatif dan sebaiknya meningkatkan kualitas pendidikan dan
melengkapi sarana dan prasarana. Informan MA (16/12/2020) mengatakan
bahwa semoga mata pelajaran kewirausahaan bisa masuk dalam kurikulum
pondok pesantren DDI Mangkoso.
Lampiran 4

Foto-foto wawancara

Foto bersama kepala sekolah Pondok Pesantren DDI mangkoso

Wawancara dengan santri kelas IX c di Pondok Pesantren DDI Mangkoso


Wawancara dengan santri kelas IX C di Pondok Pesantren DDI Mangkoso

Wawancara dengan santri kelas IX a di Pondok Pesantren DDI Mangkoso

Wawancara dengan santri kelas IX b dan kelas IX c di Pondok Pesantren DDI


mangkoso
Wawancara dengan Pembina pondok pesantren DDI Mangkoso

Wawancara dengan guru pondok pesantren DDI Mangkoso


BIOGRAFI PENULIS

Arni, lahir di Kalonding tanggal 8 Desember 1997 dari ayah

Rahman dan ibu Jamila. Penulis merupakan anak kedua dari

dua bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Jln.

Talasalapang II, Kompleks P&K Blok i2 No 4, Kec. Rappocini,

Kota Makassar. Pendidikan yang telah di tempuh oleh peneliti

yaitu mulai masuk di Sekolah Dasar pada tahun 2004

tepatnya di SD Inpres Kalonding lulus pada tahun 2010, kemudian penulis

melanjutkan sekolah di SMPS Salukayu IV lulus pada tahun 2013, selanjutnya

penulis melanjutkan sekolah di SMAN 1 Soppeng Riaja lulus pada tahun 2016,

dan mulai tahun 2016 penulis mengikuti program Studi Ekonomi Islam S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar sampai

dengan sekarang. Sampai dengan penulis skripsi ini peneliti masih terdaftar

sebagai mahasiswa aktif Program Studi Ekonomi Islam S1 Universitas di

Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai