Anda di halaman 1dari 113

PERAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM

MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN DI


DESA RENGGEANG KECAMATAN LIMBORO
KABUPATEN POLEWALI MANDAR

SKRIPSI

OLEH
ARFA APRILIANTI
105711110016

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2021
PERAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM
MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN DI
DESA RENGGEANG KECAMATAN LIMBORO
KABUPATEN POLEWALI MANDAR

SKRIPSI

Oleh
ARFA APRILIANTI
NIM 105711110016

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(SE) Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2021

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati


Karya ilmiah ini kupersembahkan
kepada almamater, bangsa, dan agamaku
kepada kedua orang tuaku M.Sabri dan Nadira tercinta
serta keluarga dan sahabat-sahabat yang tersayang
yang dengan tulus dan ikhlas selalu berdoa dan membantu
baik moril maupun materil demi keberhasilan penulis

MOTTO HIDUP
Kesuksesan adalah buah dari usaha-usaha kecil, yang diulang hari
demi hari.

iii
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat salam tak

lupa pula penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai

manakala penulisan skripsi yang berjudul “Peran Program Keluarga Harapan

(PKH) Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Miskin Di Desa Renggeang

Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

orang tua penulis Bapak “M.Sabri” dan Ibu “Nadira” yang senantiasa memberikan

harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan

saudara-saudara tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Serta seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan

penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada

penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang

setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

vii
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Asdar, SE., M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Dr. H. Muhammad Rusydi, M.Si selaku Pembimbing I yang

senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis sehingga skripsi ini bisa selesai dengan baik.

6. Bapak Irwan Abdullah, S.Sos.,M.M selaku Pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga selesai.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak pernah lelah dalam menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Ekonomi Pembangunan Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama

yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi

penulis.

10. Terima kasih kepada semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu

persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan

dukungan sehingga penulis dapat merampung penulisan skripsi ini.

viii
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikannya

demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Makassar, 15 Maret 2021

Arfa Aprilianti

ix
ABSTRAK

Arfa Aprilianti, tahun 2021. Peran Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam
Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Miskin Di Desa Renggeang Kecamatan
Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Skripsi Program Studi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I H. Muhammad Rusyidi dan Pembimbing
II Irwan Abdullah.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pelaksanaan program
keluarga harapan di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali
Mandar (2) dan untuk mengetahui peningkatan program keluarga harapan dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat miskin di Desa Renggeang Kecamatan
Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian Kualitatif Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
adalah 121 orang. Sedangkan, sampel 54 orang. Pengambilan sampel
berdasarkan variabel yang digunakan yaitu pelaksanaan program keluarga
harapan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat miskin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Program keluarga harapan dalam pelaksanaannya di
Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar berjalan
sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh dari masing-
masing item pertanyaan sebesar 224 atau sebesar 82,6% yang menandakan
bahwa pelaksanaanya program keluarga harapan berjalan sangat baik (2)
Program keluarga harapan dalam pelaksanaannya di Desa Renggeang
Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar dapat meningkatkan ekonomi
masyarakat miskin. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh dari
masing-masing item pernyataan sebesar 257 atau sebesar 90,7% yang
menandakan bahwa benar terjadi peningkatan ekonomi masyarakat miskin.

Kata Kunci : Pelaksanaan program keluarga harapan, peningkatan program


keluarga harapan dan masyarakat miskin.

x
ABSTRACT

Arfa Aprilianti, 2021. The Role of Family Hope Program (PKH) in Improving the
Economy of The Poor In Renggeang Village, Limboro District, Polewali Mandar
Regency. Thesis Program of Economic Studies Development Faculty of
Economics and Business University of Muhammadiyah Makassar. Guided by
Supervisor I H. Muhammad Rusyidi and Supervisor II Irwan Abdullah.
This study aims to (1) know the implementation of the family hope program in
Renggeang Village, Limboro Subdistrict, Polewali Mandar Regency (2) and to
know the improvement of the family hope program in improving the economy of
the poor in Renggeang Village, Limboro District, Polewali Mandar Regency. The
type of research used in this study is Descriptive Qualitative research. The
population in this study was 121 people. Meanwhile, a sample of 54 people.
Sampling based on the variables used is the implementation of family hope
programs in improving the economy of the poor. The results showed that (1) the
family program of hope in its implementation in Renggeang Village, Limboro
Subdistrict, Polewali Mandar Regency went very well. This can be seen from the
average score obtained from each question item of 224 or 82.6% which indicates
that the implementation of the family hope program runs very well (2) The family
program of hope in its implementation in Renggeang Village, Limboro District,
Polewali Mandar Regency can improve the economy of the poor. This can be seen
from the average score obtained from each statement item of 257 or 90.7% which
indicates that there is a true improvement in the economy of the poor.

Keywords : Implementation of family hope programs, improvement of family hope


programs and the poor.

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................. x
ABSTRACT .............................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9

A. Tinjauan Teori ............................................................................ 9

1. Program Keluarga Harapan ..................................................... 9

2. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan ............................. 13

3. Peningkatan Ekonomi Program Keluarga Harapan Terhadap


Masyarakat

Miskin .................................................................................... 21

B. Tinjauan Empiris ...................................................................... 32

C. Kerangka Konsep .................................................................... 35

xiv
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 37

A. Jenis Penelitian........................................................................ 37
B. Lokasi dan waktu Penelitian..................................................... 37
C. Jenis Data dan Sumber Data .................................................. 38
D. Populasi dan Sampel ............................................................... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 40
F. Teknik Analisis Data ................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 43
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 43
B. Karateristik Responden ............................................................ 49
C. Hasil Penelitian ....................................................................... 52
D. Pembahasan ........................................................................... 60
BAB V PENUTUP ................................................................................... 75
A. KESIMPULAN.......................................................................... 75
B. SARAN .................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 77


LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...................... 33

Tabel 4.1 Banyaknya Penduduk Menurut


Desa/Kelurahan............................. 45

Tabel 4.2 Distribusi Responden


Berdasarkan Jenis Kelamin........... 50

Tabel 4.3 Usia Responden............................ 50

Tabel 4.4 Pekerjaan Responden................... 51

Tabel 4.5 Pendidikan Responden.................. 52

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai


Pelaksanaan PKH.......................... 53

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai


Peningkatan PKH........................... 57

Tabel 4.8 Banyaknya Penduduk KPM........... 63

Tabel 4.9 Indeks dan Komponen Bantuan


PKH................................................ 68

xvi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.................. 36

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Pertanyaan/Kuesiouner.................................... 80
2 Hasil Pengukuran Program Keluarga Harapan............ 83
3 Hasil Jawaban Kuesioner Tentang Pelaksanaan
Program Keluarga Harapan..........................................
84
4 Hasil Jawaban Kuesioner Tentang Peningkatan
Program Keluarga Harapan..........................................
86
5 Surat Izin Penelitian...................................................... 89
6 Surat Keterangan Penelitian........................................ 90
7 Uji Plagiat..................................................................... 91
8 Dokumentasi................................................................. 92
9 Biografi Penulis............................................................. 93

xvi
xv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan di mana seseorang tidak

sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok

dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam

kelompok tersebut. Menurut sejarah, keadaan kaya dan miskin secara

berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai saatnya perdagangan

berkembang dengan pesat dan timbulnya nilai-nilai sosial yang baru. Dengan

berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkannya taraf

kehidupan tertentu sebagai suatu kebiasaan masyarakat, kemiskinan muncul

sebagai masalah sosial. Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan

ekonomisnya sehingga mereka mampu untuk mengatakan apakah dirinya

kaya atau miskin. Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial apabila

perbedaan kedudukan ekonomis para warga masyarakat ditentukan secara

tegas.

Pada masyarakat yang bersahaja susunan dan organisasinya,

mungkin kemiskinan bukan merupakan masalah sosial karena mereka

menganggap bahwa semuanya telah di takdirkan sehingga tidak ada usaha-

usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memperhatikan

keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betul-betul menderita karenanya.

Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu

masalah sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang

bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan, tetapi,

karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan

1
2

yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta ;

seseorang dianggap miskin karena tidak memiliki radio, televisi, atau mobil

sehingga lama-kelamaan benda-benda sekunder tersebut di jadikan ukuran

bagi keadaan sosial-ekonomi seseorang, yaitu apakah dia miskin atau kaya.

Dengan demikian, persoalannya mungkin menjadi lain, yaitu tidak adanya

pembagian kekayaan yang merata.

Persoalan menjadi lain bagi mereka yang turut dalam arus urbanisasi,

tetapi gagal mencari pekerjaan. Bagi mereka pokok persoalan kemiskinan di

sebabkan tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer sehingga

timbul tuna karya, tuna susila dan lain sebagainya. Secara sosiologis, sebab

timbulnya masalah tersebut adalah karena salah-satu lembaga

kemasyarakatan di bidang ekonomi. Kepincangan tersebut akan menjalar ke

bidang-bidang lainnya, misalnya, pada kehidupan keluarga yang tertimpa

kemiskinan tersebut.

Dengan suatu keluarga yang kurang berdaya atau tidak berdaya bisa

menyebabkan timbulnya masalah sosial yakni masalah kemiskinan yang di

alami oleh masyarakat. oleh karena itu, suatu keluarga harus berdaya supaya

masyarakat dapat hidup dengan sejahtera. Pemberdayaan keluarga adalah

seberapa baik sebuah keluarga mampu menggunakan sumber daya yang

dimilikinya untuk menghasilkan suatu produk atau barang per satuan waktu

kerjanya. Dalam hal ini, sebuah keluarga dinilai berdaya apabila keluarga

tersebut mampu menghasilkan suatu produk atau output per satuan waktu

kerjanya. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa keluarga menunjukkan

tingkat pemberdayaan yang lebih tinggi bila keluarga tersebut mampu

menghasilkan produk yang lebih banyak dengan menggunakan sumber daya


3

yang sama atau lebih sedikit. Suatu negara akan maju apabila unit terkecil

dari masyarakat yaitu keluarga, hidup dengan kebutuhan pokok terpenuhi dan

mencapai kesejahteraan sosial.

Sebagai negara berkembang, Indonesia masih dalam proses

pembangunan khususnya di bidang ekonomi. Namun, krisis moneter yang

terjadi pada tahun 1997 telah memurukkan Indonesia ke dalam kemiskinan

yang lebih serius dan berakibat pada penurunan kualitas kehidupan

masyarakat seperti rendahnya tingkat kesehatan, penurunan gizi, dan

keterbelakangan pendidikan.

Di Indonesia, masalah kemiskinan masih menjadi sorotan utama

terkait dengan usaha-usaha pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

sosial masyarakat. Kemiskinan dan pengangguran bagaikan setumpuk

gunung es yang harus segera terpecahkan. Fenomena-fenomena tersebut

sebenarnya tidaklah berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan terhubung

satu sama lain. Para pemerhati sosial, politik, ekonomi dan budaya telah

mengemukakan keprihatinannya, mereka sadar bahwa tanpa keteladanan

dan upaya yang serius para pemangku kebijakan maka fenomena tersebut

akan membawa Bangsa dan Negara kehilangan arah dan rakyatpun lama-

kelamaan tidak mampu menanggung beban yang bertubi-tubi.

Indonesia merupakan termasuk negara yang menjadikan

kesejahteraan bangsanya sebagai tujuannya. Rumusan kesejahteraan

dituangkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang didalamnya

terdapat pasal 33 tentang sistem perekonomian dan pasal 34 tentang

kepedulian negara terhadap kelompok lemah (fakir miskin dan anak terlantar)

serta sistem jaminan sosial. Dalam UUD 1945 jelas disebutkan bahwa
4

kemakmuran rakyat yang lebih diutamakan dari pada kemakmuran

perseorangan, fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

Ciri dari tercapainya tujuan tersebut menurut Bung Karno dalam buku

Lahirnya Pancasila adalah tidak adanya kemiskinan. Namun demikian, saat

ini kesejahteraan yang dicita-citakan belum tercapai dan masih jauh dari

harapan yang diinginkan oleh masyarakatnya maupun oleh pendiri bangsa ini.

Kesejahteraan dipersepsikan sebagai suatu pertumbuhan yang tinggi dalam

pembangunan ekonomi. Pendekatan ini sudah banyak negara yang berhasil

mencapainya. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi adalah

meningkatnya akumulasi kapital dan pendapatan per kapita. Namun demikian,

kebehasilan ini hanya dinikmati oleh pemilik modal dan kelompok elit nasional.

Masalah kemiskinan di Indonesia merupakan tantangan yang

dihadapi pemerintah dari masa ke masa, kemiskinan merupakan masalah

yang kompleks yang memerlukan penanganan dan program yang khusus.

Dalam rangka menangani masalah kemiskinan di Indonesia, pemerintah

menggunakan berbagai program dan stimulus untuk mengatasi masalah

kemiskinan. Salah satu program khusus yang dikeluarkan pemerintah dalam

rangka percepatan penanggulangan kemiskinan adalah Program Bantuan

Tunai Bersyarat yang dikenal dengan nama Program Kelurga Harapan (PKH)

yang dilaksanakan sejak tahun 2007.

Program Keluarga Harapan atau yang sering disebut dengan PKH

adalah program asistensi sosial kepada rumah tangga yang memenuhi

kualifikasi tertentu dengan memberlakukan persyaratan dalam rangka untuk

mengubah perilaku miskin. Program sebagaimana dimaksud merupakan

program pemberian uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
5

dan bagi anggota keluarga RTSM diwajibkan melaksanakan persyaratan dan

ketentuan yang telah ditetapkan. Program semacam ini secara internasional

dikenal sebagai program conditional cash transfers (CCT) atau program

Bantuan Tunai Bersyarat. Persyaratan tersebut dapat berupa kehadiran di

fasilitas pendidikan (misalnya bagi anak usia sekolah), ataupun kehadiran di

fasilitas kesehatan (misalnya bagi anak balita, atau bagi ibu hamil).

Program Keluarga Harapan di Desa Renggeang Kecamatan Limboro

telah berjalan mulai tahun 2012 sampai sekarang, dan selama ini antusias

masyarakat peserta PKH ini sangat tinggi dilihat dari semangat para

masyarakat untuk menghadiri setiap pertemuan yang dilakukan setiap

bulannya yang dipimpin oleh pendamping PKH Kecamatan Limboro. Setiap

pengurus dari rumah tangga miskin peserta PKH didominasi oleh ibu-ibu

rumah tangga yang rata-rata berpendidikan rendah bahkan banyak diantara

mereka tidak bisa membaca dan menulis tetapi semangat mereka untuk selalu

mengikuti pertemuan bisa dibilang cukup tinggi. Meskipun mereka tidak

berpendidikan tetapi mereka diberi arahan untuk tidak membiarkan anak-anak

mereka ikut terbelenggu dan jauh dari dunia pendidikan, sehingga kelak

mereka bisa memiliki masa depan yang lebih baik.

Namun tidak jarang juga ada orang tua yang tidak peduli dan bahkan

membiarkan anaknya bekerja disawah membantu orangtua padahal

seharusnya mereka belajar disekolah. Oleh karena itu, PKH diharapkan

mampu merubah pola pikir orang tua tentang pentingnya pendidikan sehingga

mereka mampu mengarahkan anak-anak mereka untuk terus belajar demi

masa depan dan diharapkan para orangtua mampu memanfaatkan bantuan

yang diberikan dengan sebaik-sebaiknya.


6

Peserta PKH adalah rumah tangga sangat miskin/keluarga sangat

miskin (RTSM/KSM) yang sesuai dengan kriteria BPS dan memenuhi satu

atau beberapa kriteria program, yaitu:

1. Bantuan ibu hamil/menyusui

2. Bantuan anak usia dibawah 6 tahun

3. Bantuan peserta pendidikan setara SD/sederajat

4. Bantuan peserta pendidikan setara SMP/sederajat

5. Bantuan peserta pendidikan setara SMA/sederajat

6. Bantuan penyandang disabilitas berat

7. Bantuan lanjut usia 70 tahun keatas

Dengan menerima PKH diharapkan mendorong perubahan perilaku

penerima PKH menjadi bersekolah dan mengakses fasilitas kesehatan.

Sehingga perlu dilakukan penelitian di Desa Renggeang Kecamatan Limboro

Kabupaten Polewali Mandar. Dengan demikian, penelitian ini berjudul “Peran

PKH Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Miskin Di Desa

Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan persoalan dalam bentuk

pertanyaan sebagai berikut :

1) Bagaimana peran pelaksanaan program keluarga harapan terhadap

masyarakat miskin di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten

Polewali Mandar ?

2) Apakah program keluarga harapan dapat meningkatkan ekonomi terhadap

masyarakat miskin di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten


7

Polewali Mandar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka

tujuan penelitian ini sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui pelaksanaan Program Keluarga Harapan di Desa

Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar

2) Untuk mengetahui peningkatan Program Keluarga Harapan dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat miskin di Desa Renggeang Kecamatan

Limboro Kabupaten Polewali Mandar

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakukan, diharapkan mempunyai manfaat

di masa sekarang dan masa yang akan datang, sebagai berikut:

1) Manfaat teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah

untuk perkembangan khazanah ilmu pengetahuan. Selain itu,bisa menjadi

bahan refrensi selanjutnya khususnya terkait dengan pengelolaan Program

Keluarga Harapan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Kabupaten Polewali Mandar yang nantinya akan berguna sebagai bahan

untuk kajian penelitian selanjutnya

2) Manfaat praktis

a. Bagi peneliti

Peneltian ini di harapkan dapat dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan dan informasi dalam bidang ekonomi dan di harapkan dapat


8

menjadi literatur ilmu pengetahuan dan bahan bacaan bagi pihak yang

membutuhkan.

b. Bagi Dinas Sosial

Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam hal pengambilan

kebijakan yang menyangkut peningkatan peran pemerintah dalam

membantu mengentaskan kemiskinan yang ada di masyarakat dan

meningkatkan kesejahteraan.

c. Bagi masyarakat

Sebagai sumber informasi bagi masyarakat bahwasanya Program

Keluarga Harapan dapat membantu mengurangi beban masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Program Keluarga Harapan

Program Keluarga Harapan (PKH) telah dirintis pada pada tahun

2007. Program dengan format yang sama namun mengusung nama yang

berbeda, yakni Conditional Cash Transfer (CCT). Menurut Rahayu

(2012:128) “Program Keluarga Harapan (PKH), yaitu program pemberian

uang tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM) dengan

melaksanakan kewajibannya”. Menurut Kementerian Sosial (2016), PKH

merupakan program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai

kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM). Dengan kata lain PKH

(Program Keluarga Harapan) merupakan Bantuan Non tunai bersyarat dari

Pemerintah. Syaratnya yaitu : pertama, keluarga yang benar-benar tidak

mampu, seperti tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan tidak

mempunyai fasilitas apa-apa seperti halnya rumah yang sudah tidak layak

dan kedua, harus ada komponen didalamnya seperti ibu hamil, balita, anak

sekolah, lansia dan disabilitas.

Bantuan ini awalnya dilakukan secara langsung atau chast bantuan

tunai. Namun seiring perkembangan zaman yang menuntut kita untuk lebih

praktis pada abad yang serba canggih ini pemerintah membuat konsep atau

metode baru yaitu dengan kartu atm untuk masing masing peserta.

Jadi,bantuan uang akan dicairkan sesuai ketentuan dan jadwal waktu yang

ditetapkan di atm peserta KPM (Keluarga Sangat Miskin). Perubahan

membawa kita kearah kemajuan yang signifikan, dalam artian mengarahkan

9
10

kita ke sesuatu yang lebih canggih agar mempermudah dan lebih praktis.

Jadi, PKH (Program Keluarga Harapan) adalah bantuan tunai yang

diberikan kepada KPM (Keluarga Penerima Manfaat) unuk membantu

memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Terutama untuk kebutuhan sandang

dan pangan. Seiring perkembanganya PKH sudaH beralih ke bantuan

nontunai yang diberikan lewat ATM untuk RTSM (Rumah Tangga Sangat

Miskin) dengan tujuan agar lebih mudah dan praktik bisa juga untuk

menabung dan investasi jika sewaktu-waktu membutuhkannya. Untuk

menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, pemerintah

sangat memperhatikan Kesehatan dan Pendidikan demi kemajuan bangsa

dan Negara. Melalui program-program yang direncanangkannya.

Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban

Keluarga Sangat Miskin (KSM) dan dalam jangka panjang diharapkan dapat

memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi

berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan.Pelaksanaan Program

Keluarga Harapan juga mendukung upaya pencapaian Tujuan

Pembangunan Millenium. Adapun lima komponen tujuan MDG’s yang akan

terbantu oleh Program Keluarga Harapan yaitu: Pengurangan penduduk

miskin dan kelaparan, Pendidikan Dasar, Kesetaraan Gender, Pengurangan

angka kematian bayi dan balita,serta Pengurangan kematian ibu melahirkan.

Tujuan PKH (program Keluarga Harapan) Menurut Kementerian

Sosial (2016:18), tujuan umum PKH adalah untuk meningkatkan aksebilitas

terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial dalam

mendukung tercapainya kualitas hidup keluarga miskin. PKH diharapkan

mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin dalam jangka pendek serta


11

memutus rantai kemiskinan dalam jangka waktu panjang. Tujuan khusus

PKH adalah untuk meningkakan kualitas kesejahteraan peserta PKH,

mengarahkan perubahan perilaku positif tentang pentingnya kesehatan,

pendidikan dan pelayanan yang yang memastikan kesejahteraan sosial.

Sedangkan menurut Rahayu (2012:130), tujuan umum PKH adalah

mengurangi angka dan memutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas

SDM, dan merubah perilaku RTSM yang kurang mendukung peningkatan

kesejahteraan. Tujuan tersebut sebagai upaya mempercepat pencapaian

target millennium development goals (MDGs). Sedangkan secara

khusus,tujuan PKH adalah :

1) Meningkatnya status sosial ekonomi RTSM

2) Meningkattnya status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu nifas,anak balita,

dan anak usia 5-7 tahun yang belum masuk sekolah dasar dari keluarga

sangat miskin (KSM)

3) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan

khususnya bagi KSM (Keluarga Sangat Miskin).

4) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak keluarga sangat miskin.

Jadi dengan adanya PKH (Program Keluarga Harapan) tujuannya

adalah untuk mengurangi, menekan angka dan memutus rangkai

kemiskinan,meningkatkan sumber daya manusia, serta merubah perilaku

yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraan dari kelompok paling

miskin. Oleh karenanya pemerintah membuat terobosan dan meminta

bantuan kepada seorang pendamping untuk mengarahkan dan menciptakan

kondisi masyarakat agar mengalami perubahan yang sesuai dengan

perkembangan zaman. Mengarahkan pada hal-hal yang positif, dan


12

mengajak mereka untuk membentuk pola perilaku yang sesuai dengan

kaidah-kaidah yang berlaku sehingga dapat menciptakan kesejahteraan

yang kita harapkan. Sejahtera diukur oleh terpenuhinya kebutuhan hidup

sehari-hari dan antusias kita dalam membangun perubahan besar kearah

yang lebih positif untuk kemajuan bersama. Karena untuk membentuk

masyarakat sejahtera harus diawali oleh pola hidup masyarakat itu sendiri

agar tidak menjadi hambatan dalam proses PKH (Program Keluarga

Harapan).

Penerima PKH (Program Keluarga Harapan), PKH diberikan

kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM). Data keluarga yang dapat menjadi

peserta PKH didapatkan dari Basis Data Terpadu dan memenuhi sedikitnya

satu kriteria kepesertaan program berikut, yaitu:

1. Bantuan ibu hamil/menyusui

2. Bantuan anaka usia dibawah 6 tahun

3. Bantuan peserta pendidikan setara SD/sederajat

4. Bantuan peserta pendidikan setara SMP/sederajat

5. Bantuan peserta pendidikan setara SMA/sederajat

6. Bantuan penyandang disabilitas berat

7. Bantuan lanjut usia 70 tahun keatas

Manfaat PKH ( Program Keluarga Harapan),Menurut Rahayu (2012:131)

dalam jangka pendek maupun jangka panjang, manfaat PKH adalah :

1. Dalam jangka pendek memberikan income effect melalui pengurangan

beban pengurangan rumah tangga miskin.

2. Dalam jangka panjang dapat memutus rantai kemiskinan RTSM melalui

peningkatan kualitas kesehatan/nutrisi, pendidikan dan kapasitas


13

pendapaan anak (price effect) dan memberikan kepastian akan masa

depannya (insurance effect), 2.3.4.3 merubah perilaku keluarga miskin

yang relatif kurang mendukung peningkatan kesejahteraan antara lain

disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai hak,manfaat,

keunungan, dan kesempatan, serta tingginya biaya tidak langsung

(transport, seragam, dan lain-lain) dan opportunity cost (anak bekerja

lebih menguntungkan daripada sekolah).

3. Mengurangi pekerja anak, yaitu mencegah turunnya anak-anak bekerja

dijalanan, serta mencegah RSM menjadi tuna sosial dan penyandang

masalah kesejahteraan sosial.

4. Peningkatan kualitas publik melalui complementary perbaikan layanan

pendidikan dan kesehatan (supply side), pengembangan system

perlindungan sosial masyarakat miskin (demand side) sekaligus

penguatan desentralisasi.

5. Percepatan pencapaian MDGs melalui indicator kemiskinan, pendidikan,

ibu hamil, pengurangan kematian balita dan peningkatan kesetaraan

gender.

2. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)


Program Keluarga Harapan adalah program pemberian bantuan sosial

tunai bersyarat kepada keluarga miskin yang ditetapkan sebagai peserta PKH

adalah keluarga miskin yang memenuhi minimal salah satu syarat berikut:

a. Memiliki komponen kesehatan yakni anak dengan usia di bawah 6 tahun,

ibu hamil atau menyusui, termasuk anak penyandang disabilitas ringan atau

sedang;
14

b. Memiliki komponen pendidikan anak usia sekolah 6 hingga 21 tahun untuk

peserta pendidikan SD/ MI sederajat, SMP/ MTS sederajat dan atau SMA/

MA sederajat, termasuk anak penyandang disabilitas ringan atau sedang;

c. Memiliki komponen kesejahteraan sosial untuk Penyandang Disabilitas

Berat di dalam keluarga peserta PKH. Penyandang Disabilitas Berat adalah

mereka yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik

dalam jangka waktu lama kedisabilitasannya sudah tidak dapat

direhabilitasi, tidak dapat melakukan aktifitas kehidupannya sehari-hari dan

atau sepanjang hidupnya pada bantuan atau pertolongan orang lain, tidak

mampu menghidupi diri sendiri, serta tidak dapat berpartisipasi penuh dan

efektif dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan lainnya.

d. Dan memiliki komponen kesejahteraan sosial untuk lanjut usia 70 tahun ke

atas di dalam keluarga peserta PKH dengan kriteria:

1. Lanjut usia berusia 70 tahun ke atas per 1 Januari pada tahun validasi;

2. Dan lanjut usia berusia 70 tahun ke atas yang menjadi orang tua yang

mengurusi keluarga PKH.

Kemudian, secara teknis kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH)

melibatkan Kementerian dan Lembaga, yaitu: Kementerian Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas, Kementerian Sosial,

Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

Kementerian Agama, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Keuangan, Kementerian dalam

Negeri, BPS, TNP2K dan Pemerintah Daerah. Sumber dana Program

Keluarga Harapan (PKH) berasal dari APBN. Oleh karena itu, dalam

pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) dijalankan berdasarkan


15

peraturan dibawah ini:

a) Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia;

b) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

Nasional;

c) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Sosial;

d) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011, tentang Penanganan Fakir Miskin;

e) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Dipabilitas;

f) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Kesejahteraan Sosial;

g) Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010, tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan;

h) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementrian

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

i) Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementrian Sosial

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);

j) Inpres Nomor 1 Tahun 2013, tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi poin lampiran ke-46 tentang PelaksanaanTransparansi Penyaluran

Bantuan Langsung Tunai Bersyarat Bagi Rumah Tangga Sangat

MiskinSebagai Peserta Program Keluarga Harapan;

k) Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja

Bantuan Sosial pada Kementrian Negara/ Lembaga.

Kemudian, terkait dengan pelaksanaan Program Keluarga Harapan

(PKH) di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Poelwali Mandar

ialah sebagai berikut:


16

1. Proses Penetapan Sasaran (Targeting)

Dalam rangka pemilihan peserta Program Keluarga Harapan (PKH)

atau penerima manfaat berdasarkan rangking kemiskinan terendah.

Penetapan sasaran dilakukan dalam rangka perluasan jangkauan penerima

manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). Sumber data penetapan

sasaran berasal dari Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin

sesuai peraturan Menteri Sosial Nomor 10/HUK/2016 Tanggal 03 Mei 2016

tentang Mekanisme Penggunaan Data Terpadu Program Penanganan Fakir

Miskin. Adapun kriteria yang masuk dalam kategori peserta Program

Keluarga Harapan (PKH) yaitu ibu hamil atau nifas, anak berusia dibawah 6

tahun, anak usia 7-21 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan wajib

belajar 12 tahun, anak penyandang disabilitas berusia 0-21 tahun.

2. Penetapan lokasi penerima Program Keluarga Harapan

Penetapan lokasi Kabupaten atau Kota berdasarkan proposal

daerah dan ketersediaan data awal. Penetapan lokasi pelaksanaan

Program Keluarga Harapan (PKH) dilakukan melalui surat keputusan

direktur jendral perlindungan dan jaminan. Setelah penetapan sasaran

selesai pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) pusat melakukan

validasi calon peserta Program Keluarga Harapan (PKH). Pertemuan awal

adalah kegiatan sosialisasi tentang program kepada calon peserta Program

Keluarga Harapan (PKH).

Sedangkan validasi adalah kegiatan mencocokkan data awal hasil

hasil pendataan PPLS dengan kondisi terkini calon peserta Program

Keluarga Harapan (PKH). Tujuan validasi calon peserta Program Keluarga

Harapan (PKH) dalam rangka memperoleh peserta Program Keluarga


17

Harapan (PKH) yang valid dan memenuhi kriteria (eligible) sesuai syarat

kepesertaan.

3. Proses Persiapan Pertemuan Awal dan Validasi

Setelah penetapan sasaran (targeting) selesai, UPPKH Pusat

melakukan validasi calon peserta Program Keluarga Harapan (PKH).

Pertemuan awal adalah kegiatan sosialisasi tentang program kepada calon

peserta. Sedangkan validasi adalah kegiatan mencocokkan data awal hasil

pendataan PPLS dengan kondisi terkini calon peserta Program Keluarga

Harapan (PKH) yang valid dan memenuhi kriteria (eligible) sesuai syarat

kepesertaan.

Intinya dalam proses persiapan awal ini mengumpulkan semua

peserta Program Keluarga Harapan (PKH) untuk memberi informasi

mengenai kegiatan-kegiatan selama mendapatkan bantuan dari PKH.

Peserta PKH itu wajib mengikuti peraturan yang telah disosialisasikan

pendamping PKH sebelum kontrak penyaluran PKH itu diberikan kepada

penerima manfaat.

4. Penyaluran Bantuan

Penyaluran bantuan diberikan kepada peserta Program Keluarga

Harapan (PKH) berdasarkan komponen kepesertaan. Penyaluran bantuan

bagi peserta yang telah ditetapkan pada tahun anggaran sebelumnya

dilaksanakan empat tahap dalam satu tahun, sedangkan untuk kepesertaan

yang ditetapkan pada tahun berjalan, penyaluranya dilaksanakan dalam

satu tahap. Penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan (PKH)

dilakukan melalui sistem rekening oleh lembaga bayar. Bantuan bagi

peserta Program Keluarga Harapan (PKH) terdiri dari bantuan tetap dan
18

bantuan komponen pendidikan dan kesehatan diberikan berdasarkan

jumlah anggota keluarga yang memenuhi kriteria Program Keluarga

Harapan (PKH). Jadwal dan pelaksanaan penyaluran bantuan sendiri

disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada pada tahun berjalan serta

disesuaikan dengan kebijakan yang dibuat untuk memperlancar

pelaksanaan penyaluran bantuan.

5. Pembentukan Kelompok Peserta Program Keluarga Harapan (PKH)

Setelah penyaluran bantuan pertama dilakukan, UPPKH Kecamatan

memfasilitasi pertemuan kelompok peserta Program Keluarga Harapan

(PKH). Setiap 15-25 KSM disarankan memiliki ketua kelompok yang

berfungsi sebagai contact person bagi UPPKH Kabupaten atau Kota dan

Kecamatan untuk setiap kegiatannya, seperti kegiatan sosialisasi, pelatihan,

penyuluhan, penyelesaian masalah, sesi pemberdayan keluarga (P2K2-

FDS) dan lain sebagainya.

Ketua kelompok dipilih secara terbuka untuk menjaring kandidat

yang secara sukarela memiliki komitmen tinggi (tanpa gaji atau honor) untuk

mensukseskan pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH). Ketua

kelompok terpilih tidak diperkenankan memungut bayaran apapun dari

peserta, tetapi dapat mengikuti kegiatan seperti mengikuti sosialisasi,

pelatihan, penyuluhan, dan lain sebagainya yang dilaksanakan oleh

program. Mekanisme pembentukan kelompok dijelaskan lebih rinci pada

Pedoman Operasional Kelembagaan Program Keluarga Harapan (PKH).

6. Penangguhan dan Pembatalan

Mengenai penangguhan dan pembatalan peserta penerima bantuan

Program Keluarga Harapan ini ialah sebagai berikut:


19

a. Bantuan tidak dibayarkan bila peserta tidak memenuhi komitmen yang

telah ditentukan untuk 1 kali siklus penyaluran bantuan (3 bulan berturut-

turut) namun masih tercatat sebagai peserta Program Keluarga Harapan

(PKH);

b. Kepesertaan Program Keluarga Harapan (PKH) akan dikeluarkan bila

peserta tidak memenuhi komitmen verifikasi yang telah ditentukan untuk

dua (2) kali siklus penyaluran bantuan (6 bulan berturut-turut) melalui

investigasi dalam monitoring dan evaluasi kegiatan;

c. Dalam tiga (3) kali siklus penyaluran bantuan berturut-turut (9 bulan)

peserta tidak mengambil bantuan, maka dikeluarkan dari kepesertaan

Program Keluarga Harapan (PKH) melalui investigasi dalam monitoring

dan evaluasi kegiatan;

d. Keluarga sangat miskin terbukti tidak memenuhi kriteria sebagai Program

Keluarga Harapan (PKH), maka dikeluarkan dari kepesertaan;

e. Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah dikeluarkan

kepesertaanya tidak dapat diajukan kembali sebagai peserta dan

f. Penangguhan program bagi pemerintah Kabupaten atau Kota dapat

terjadi apabila pemerintah Kabupaten atau Kota yang bersangkutan tidak

melaksanakan komitmenya yaitu menyediakan dan memberikan

pelayanan kesehatan dan pendidikan sebagaimana telah ditetapkan pada

saat awal pelaksanaan program melalui proses berikut:

1) Terdapat pengaduan terkait pelayanan pendidikan dan kesehatan,

seperti ketidak-tersediaan guru, tenaga kesehatan, dan vaksin hingga

melebihi 20% dari total jumlah peserta Program Keluarga Harapan


20

(PKH) di Kabupaten atau Kota tersebut dalam waktu 4 bulan berturut-

turut;

2) Dalam tiga (3) bulan, belum ada penyelesaian terhadap indikasi

permasalahan penyediaan pelayanan kesehatan dan pendidikan dan

3) Kabupaten atau Kota menyatakan keluar dari program.

7. Pemutakhiran Data

Pemutakhiran data adalah perubahan sebagian atau seluruh data

awal yang tercatat pada Master Database. Beberapa contoh perubahan

informasi dari rumah tangga, sebagai berikut:

a. Perubahan tempat tinggal;

b. Kelahiran anggota keluarga;

c. Penarikan anak-anak dari program (kematian, keluar atau pindah

sekolah, dan lain sebagainya);

d. Masuknya anak-anak baru ke sekolah;

e. Ibu hamil;

f. Perbaikan nama atau dokumen-dokumen;

g. Perubahan nama ibu atau perempuan penerima Program Keluarga

Harapan (PKH) (menikah atau cerai, meniggal, pindah atau bekerja diluar

domisili);

h. Perubahan fasilitas kesehatan yang diakses dan

i. Perubahan variabel sinergitas program Pemutakhiran data dilakukan

oleh pendamping Program Keluarga Harapan setiap ada perubahan.


21

Pendamping Program Keluarga Harapan bekerjasama dengan ketua

kelompok Program Keluarga Harapan untuk memeriksa perubahan data.

8. Pengaduan Peserta PKH

Pengaduan adalah mekanisme yang dapat ditempuh oleh

masyarakat baik peserta PKH maupun non peserta PKH untuk untuk

menyampaikan keluhan terkait pelaksanaan Program Keluarga Harapan

(PKH). Pengaduan menjadi salah satu bentuk partisipasi dan pengawasan

masyarakat terhadap akuntabilitas pelaksanaan Program Keluarga

Harapan (PKH).

3. Peningkatan Ekonomi Program Keluarga Harapan Terhadap Masyarakat

Miskin

a. Peningkatan Ekonomi

1. Peningkatan Ekonomi Terhadap Masyarakat Miskin

Peningkatan adalah proses atau cara untuk meningkatkan usaha,

jadi peningkatan merupakan suatu proses dimana proses memberikan

hasil terhadap usaha yang dilakukan seseorang lebih meningkat.

Sedangkan Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari aktivitas

manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi

terhadap barang dan jasa.

Ekonomi sebagaimana yang diketahui secara umum adalah suatu

benda yang menjadi kebutuhan seseorang, sedangkan untuk

mendapatkan hal tersebut, yaitu dengan cara melakukan kegiatan

memanfaatkan dan mempergunakan unsur-unsur produksi dengan

sebaik-baiknya, dengan tujuan memenuhi berbagai rupa kebutuhan


22

ekonomi atau benda. Jadi, peningkatan kesejahteraan ekonomi adalah

suatu usaha yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan

keuntungan benda dalam melakukan pemenuhan kebutuhan.

2. Upaya Peningkatan Ekonomi Terhadap Masyarakat Miskin

Menurut Usman Yatim dan Enny A Hendargo menyatakan

bahwa upaya-upaya dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yaitu,

dengan cara sebagai berikut:

a) Adanya modal yakni untuk memberikan bantuan dalam

membangun produksi produksi usah bagi orang yang tidak mampu

ekonominya

b) Memiliki ketarampilan yakni membantu untuk seseorang dalam

menentukan usaha produksinya

c) Mengusai teknologi yakni membantu seseorang untuk

mempermudah produksi usaha maupun pemasaran

d) Memiliki lahan usaha yakni untuk mendirikan suatu usaha yang

akan dijalani.

Sedangkan upaya-upaya dalam melakukan pemberdayaan

usaha empat pilar yaitu:

1) Memperkuat permodalan yaitu denga cara meminjam dari luar

dengan modal sendiri

2) Meningkatkan manajemen usaha yakni dengan mengatur

administrasi perusahaan, mengatur karyawan, memperhatikan alat

produksi dan lain-lain


23

3) Cara untuk meningkatkan sumber daya manusia yakni dengan

diadakannya pelatihan,pemberian materi,dan usaha lainnya untuk

meningkatkan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan

4) Memperluas pemasaran yakni dengan cara melakukan pemasaran

secara bersama dengan sasaran yakni yang sudah ada atau

ditentukan sehingga tidak ada biaya pemasaran melainkan hanya

transportasi.

3. Hasil Peningkatan Ekonomi Terhadap Masyarakat Miskin

Keberadaan industri memberikan dampak atau hasil kepada

perekonomian masyarakat. Secara umum dapat dampak atau hasil

tersebut antara lain:

a. Menyerap tenaga kerja

Adanya industri dapat meningkatkan pembangunan

perekonomian, sedangkan dampak dari pembangunan ini akan

semakin luasnya kesempatan kerja yng bersifat produktif untuk

masyarakat, yang nantinya akan berdampak menambah

pendampatan bagi masyarakat. Banyaknya masyarkat yang tidak

dapat pekerjaan kini menjadi masalah tetapi dengan adanya

pendirian industri membuat pengangguran semakin berkurang.

Industri juga berperan penting dalam mengatasi pengangguran

negara.

b. Meningkatkan pendapatan masyarakat

Masyarakat dapat memproduksi dan menjual produknya

sehingga dapat meningkatkan pendapatn mereka. Pendapatan

yang mereka dapatkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan


24

ekonomi mereka.

Sedangkan menurut Ginanjar Kartasasmita, keberhasilan

dari upaya peningkatan ekonomi masyarakat dapat melalui

pemberdayaan ekonomi masyarakat yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang

dalam kondisinya tidak mampu untuk melepaskan diri dari

perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain,

yaitu adanya kemandirian dan keberdayaan pada diri

masyarakat meningkatnya harkat dan martabat masyarakat

yang tidak mampu melepaskan diri dari kemiskinan tersebut

yakni berupa bertambahnya pendapatan dari masyarakat

lapisan bawah dan juga semakin baiknya pandangan sosial

terhadap mereka darimorang lain.

2) Semakin kokoh dan berkembangnya potensi masyarakat, Yakni

berupa potensi yang dimiliki masyarakat seperti keahlian setiap

individu maupun potensi lainnya maka dapat lebih berkembang

dan menjadi semakin baik.

3) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan yang menyangkut pada diri mereka.

Meningkatnya partisipasi berikut berupa semakin banyaknya

keikutsertaan seseorang atau masyarakat dalam kegiatan yang

melibatkan dan menyangkut diri mereka.


25

b. Masyarakat Miskin

Kemiskinan dapat diartikan sebagai penduduk miskin, sangat

kurang,terpencil, terbelakang, dan tertinggal. Hal ini dikarenakan semakin

terpuruk,tidak berdaya, atau tidak mampu dan tidak mempunyai

ketahanan sosial dalam menghadapi dampak sosial krisis ekonomi.

Berbagai kerusuhan sosial,penjarahan, kriminalitas, atau perilaku

menyimpang lainya merupakan akibat dari adanya ketidakberdayaan

masyarakat, baik secara ekonomi,sosial, maupun budaya. Semakin

terpuruknya keadaan sosial mereka yang semakin miskin, sengsara,

kelaparan, kerkurangan gizi, dan segala bentuk sosial yang membuat

mereka kehilangan fungsi sosial yang kerap menjadi pemicu utama.

Peningkatan masyarakat miskin akibat krisis ekonomi menunjukan

semakin menikanya ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya, seperti untuk kebutuhan makan,

pakaian,pendidikan, kesehatan dan rumah (tempat tinggal). Kondisi ini

mengakibakan semakin meningkatknya permasalahan sosial lainya,

seperti adanya anak-anak jalanan, anak terlantar, lanjut usia terlantar,

penyandang disabilitas terlantar, pemukiman kumuh dan tempat yang tak

layak huni.

Tidak terlepas dari meningkatkatnya angka

kemiskinan,pengangguran juga menjadi alasan dan masalah paling

mendasar didalam masyarakat. Keadaan miskin yang berlarut-larut dapat

melahirkan tingkat pengangguran,begitu juga sebaliknya. Orang miskin

dihimpit segala persoalan, seperti rendahnya pendampatan, rendahnya

pendidikan, ketrampilan dan akses pelayanan sosial, suli mendapatka


26

pekerjaan yang layak, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

pendidikan dan kesehatan keluarganya. Permasalahan sosial meningkat

seiring dengan meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran.

Pengangguran dan kemiskinan pada akhirnya menimbulkan disinegrasi

sosail seperti terjadinya kerusuhan, konflik, dan perilaku tindak kejahatan

yang lainya.

a) Kemiskinan

Kemiskinan adalah fenomena yang sulit dipecahkan karena

memunculkan berbagai permasalahan baru seperti kebodohan,

pengangguran, kelaparan, kesenjangan sosial, bukan hanya pemenuhan

kebutuhan pokok semata, tetapi demand pendidikan juga ikut terabaikan.

Di buktikan dengan angka putus sekolah yang meningkat,bahkan

masyarakat miskin tidak dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang

lebih tinggi sehingga menimbulkan pengangguran.Kemiskinan

merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara, kecuali Negara

maju seperti Amerika Serikat. Kemiskinan paling besar terletak pada

kelompok tertentu dan kaum perempuan yang umumnya merasa

dirugikan. Begitu pula dengan anak-anak, mereka juga menerima karena

adanya ketidaksetaraan/ keidakmerataan. Selain itu, kualitas hidup masa

depan juga ikut terancam, karena tidak tercukupinya gizi, kesehatan, dan

pendidikan.

Istilah miskin menurut Thohir (2008) adalah kondisi yang

secara umum menggambarkan suatu rumah tangga, komunitas, atau

seseorang yang serba kekurangan, terutama untuk kebutuhan yang

paling mendasar. Akibatnya mengalami berbagai keterbatasan baik peran


27

secara sosial, ekonomi, politik, maupun budaya yang dilakukan.

Keterbatasan tersebut dapat terjadi karena akibat dari inernal individu

atau rumah tangga yang gagal beradaptasi didalam lingkungan atau

dalam merespon perubahan. Dapat terjadi pula lingkunganlah yang

melahirkan seseorang menjadi miskin. Kemiskinan oleh Ambar (2004)

ditandai dengan adanya masyarakat yang serba terbatas, baik dalam

aksesbilitas pada faktor produksi, peluang atapun kesempatan berusaha,

pendidikan, serta fasilitas lainya sehingga dalam aktivitas maupun usaha

menjadi sangat terbatas. Bank Dunia (2007) mendefinisikan kemiskinan

sebagai “poverty is concern with absolute standart of living of part of

society the poor in equality refers to relative living standart across the

whole society”.

Pandangan kemiskinan oleh Suharto (2007), Kemiskinan

merupakan permasalahan kemanusiaan, yang bersifat laten dan

actual.Kemiskinan pada dasarnya sudah ada sejak peradaban manusia

ada dan sampai sekarang menjadi masalah yang sentral.Kemiskinan

merupakan faktor yang sangat mempengaruhi persoalan manusia,

seperti Keterbelakangan, kebodohan, keterlantaran, dan kematian dini.

Buta huruf, putus sekolah, anak jalanan, pekerja anak, dan perdagangan

manusia “Human Trafficking” tidak dapa dipisah dari masalah

kemiskinan. Kata Thohir, dikarenakan berbagai alasan;

Pertama,kemiskinan adalah pilihan: pemilihan seseorang yang lebih

mengorientasikan kepada pemenuhan kebutuhan akhirat dengan

mengabaikan kebuuhan duniawi; kedua adalah karena keterpaksaan.

Ada banyak tipologi orang miskin dan penjelasanya. Dari sudut


28

kepribadian dikarenakan tidak memiliki orientasi hidup, cita-cita hidup,

dan rencana-rencana masa depan yang memadai. Pekerjaan di

tempatkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Masa depan soal nanti.

Orang seperti ini biasanya idak memiliki potensi untuk mengantisipasi

apalagi melakukan perubahan. Biasanya mereka pasif dan sekadar

reaktif terhadap perubahan sehingga pasti menjadi pihak yang kalah

dalam persaingandan tergilas oleh perubahan itu (Thohir, 2008).

Konsep kemiskinan memiliki banyak arti, berdasarkan

perspektif yang digunakan; apakah bermitra sosio-kultural, ekonomi,

psikologi,atau politik, bergantung pada faktor penyebabnya, apakah dari

faktor budaya, faktor structural. Faktor budaya menyebabkan orang jatuh

miskin dikarenakan berbagai hal seperti malas, apatis, atau kurang

berjiwa entrepreneurship. Sedang structural disebabkan oleh faktor

structure sosial yang tidak adil, korup, paternalistic (Suharto, 2007).

Tambunan (2004) membedakan kemiskinan relatif dan absolut.

Kemiskinan Relatif dikarenakan kondisi masyarakat karena pengaruh

kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan

masyarakat. Hal tersebut menyebabkan ketimpangan distribusi

pendapatan. Standar minimum berdasarkan kondisi suatu Negara pada

waktu tertentu dan perhatian terfokus oleh penduduk “termiskin” misalnya

20% atau 40% dari total penduduk yang diurutkan

mendapatan/pengeluaran termasuk penduduk relative miskin. Ukuran

kemiskinan relative sangat bergantung pada distribusi

pendapatan/pengeluaran sehingga dengan menggunakan definisi berarti

“orang miskin hadir bersama kita”.


29

Kemiskinan absolut ditentutan berdasarkan keidakmampuan

untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum seperti pangan,

sandang,kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk

dapat bekerja untuk kelangsungan hidupnya. Kebutuhan minimum adalah

kebutuhan dasar yang dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk

atau masyarakat yang pendapatanya berada dibawah garis kemiskinan

adalah penduduk miskin. Suyanto (1995) mendefinisikan “ kemiskinan

structural adalah kemiskinan yang disebabkan dari struktur atau tatanan

kehidupan yang menguntungkan” disebut menguntungkan karena

tatanan hanya memunculkan, akan tetapi bersifat lebih lanjut dan juga

melanggengkan kemiskinan dimasyarakat. Sedangkan kemiskinan

kultural diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya suatu daerah yang

membelenggu dan tetap melekat dengan indikator kemiskinan.

b) Dimensi Kemiskinan

Ada dua macam perspektif yang digunakan , yaitu perspektif

kultural dan perspekttif situasional. Masing-masing memiliki tekanan,

acuan, dan metodologi sendiri dalam menganalisis kemiskinan.

Kemiskinan kultural meliputi tingkat analisis individu, keluarga dan

masyarakat. Sedang Situasional dilihat sebagai dampak dari sistem

ekonomi yang mengutamakan akumulasi dari produk teknologi modern.

Yang lebih dominan mengutamakan pertumbuhan dan kurang

memperhatikan pemerataan hasil pembangunan.

Program pengentasan kemiskinan berdasarkan konsep

kemiskinan absolut dicanangkan Bappenas. Konsep ini sudah

menghasilkan perubahan ekonomi, politik yang semakin


30

kompleks,struktur kekuasaan semakin plural, dan nilai-nilai sosial yang

mengalami banyak perubahan. Kemiskinan berkaitan dengan faktor

kultural, harus bisa meningkatkan etos kerja kelompok miskin,

meningkatkan pendidikan agar mempunyai pola piker untuk masa depan,

dan menata kembali institusi ekonomi yang dapat mewadahi kebutuhan

kelompok miskin. Namun jika masalahnya structural, strategi

pembangunannya perlu dirumuskan kembali, agar tidak lagi

mementingkan pertumbuhan,namun diupayakan harus lebih

mementingkan pemerataan kesempatan.

c) Ukuran Kemiskinan

Kemiskinan bukan lagi suatu hal yang abstrak,kemiskinan

merupakan suatu hal yang dapat diukur. Menurut Revallion (2010)

ukuran kemiskinan berdasarkan pada norma tertentu. Norma tersebut

sangat penting dalam hal pengukuran kemiskinan yang didasarkan oleh

konsumsi (Consumption-Based Poverty Line) terdiri dari dua

elemen,yaitu:

1. Pengeluaran yang diperlukan uintuk membeli standart giziminimum

dan kebutuhan dasar yang lainya;

2. Jumlah kebutuhan sangat bervariasi, mencerminkan biaya partisipasi

dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Elemen pertama, Biaya

untuk mendapatkan kalori minuman dan kebutuhan dilihat dari harga-

harga makanan yang menjadi menu golongan miskin. Sedang yang

kedua, sifatnya lebih subyektif.

Cara termudah dan paling sederhana untuk mengukur jumlah

kemiskinan adalah dengan menghitung jumlah orang miskin sebagai


31

proporsi dan populasi. Cara yang lazim dengan Headcount Indexhal

ini sangat bermanfaat, namun sering kali dikritik, karena mengabaikan

jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Dengan kata

lain, kesenjangan kemiskinan pendapatan atau poverty gap digunakan

untuk mengatasi kelemahan Headcount Index (Meier, 1995). Poverty

gap menghitung transfer yang akan membawa pendapatan setiap

penduduk miskin hingga ditingkat garis kemiskinan sehingga

kemiskinan dapat dikurangi.

Badan Statisik (2008) garis kemiskinan disesuaikan dengan

wilayah pedesaan dan perkotaan serta kabupaten/kota diseluruh

Indonesia. Studi penentuan kriteria penduduk miskin (SPKPM), untuk

mengetahui karakteristik rumah tangga yang mampu mencirikan

kemiskinan secara konseptual (pendekatan kebutuhan dasar/garis

kemiskinan). Hal ini sangat penting karena pengukuran makro (basic

needs) tidak dapa digunakan untuk mengidentifikasi rumah

tangga/penduduk miskin dilapangan. Informasi berguna untuk

penentuan sasaran rumah tangga program pengentasan kemiskinan.

Adapun enam variabel yang dianggap layak dan operasional untuk

penentuan rumah tangga miskin.

Adapun ciri-ciri masyarakat yang tergolong miskin menurut

Suharto (2007) sebagai berikut :

a) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar

(pangan,sandang, dan papan)

b) Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainya

(kesehatan,pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).


32

c) Tidak adanya jaminan masa depan (karena tidak adanya investasi

untuk pendidikan dan keluarga)

d) Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun

massa.

e) Rendahnya SDM dan keterbatasan sumber alam

f) Keterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat

g) Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian

yang berkesinambungan

h) Ketidakmampuan untuk berusaha karena caca fisik maupun mental

i) Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak

terlantar,wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda

miskin, kelompok marginal, dan terpencil).

B. Tinjauan Emperis

Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penilitian terdahulu,

maka disusun suatu kerangka pemikiran teori mengenai penelitian yang akan

digunakan. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan yang menjadi bahan

pertimbangan dalam penelitian ini, sebagai berikut:


33

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

NO NAMA Judul Metode Hasil


(TAHUN)
1. Aulia Fadila Peran Program Metode Menunjukkan peranan
Nur (2017) Keluarga yang program keluarga harapn
Harapan (PKH) digunakan (PKH) melalui bidang
Dalam pada kesehatan dan bidang
Meningkatkan penelitian pendidikan mengalami
Kesejahteraan adalah peningkatan yang psotif bagi
Masyarakat di metode masyarakatnya yang
Desa Bojong deskriktif membawa kesejahteraan.
Kecamatan
Pamengungpeuk
Kabupaten
Garut.
2. Munawwarah Pengaruh Jenis 1. Penelitian
Sahib (2016) Kebijakan penelitian menunjukkan bahwa
Program yang Program Keluarga
Keluarga digunakan Harapan yang
Harapan (PKH) adalah dilaksanakan di
Terhadap kombinasi Kecamatan Bajeng
Penanggulangan (mix) Kabupaten Gowa
Kemiskinan di kuantitatif berjalan dengan
Kecematan dan sangat baik. Hal
Bajeng kualitatif tersebut dapat dilihat
Kabupaten dari seluruh kegiatan
Gowa dalam pelaksanaan
kebijakan tersebut
yang dapat di
jalankan dengan baik
2. Penelitian
menunjukkan bahwa
Program Keluarga
Harapan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
penanggulangan
kemiskinan di
Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa
denga persentase
38,4%
3. Liyan Peran Program Jenis 1. Mekanisme
D.Biadihi Harapan (PKH) penelitian Program
(2018) Dalam yang Keluarga
Penanggulangan digunakan Harapan (PKH)
34

Kemiskinan Di adalah sebagai arah


Kecamatan kategori untuk
Kabila studi merealisasikan
Kabupaten Bone lapangan agar Program
Bolango Provinsi (field Keluarga
Gorontalo research) Harapan berjalan
dan bersifat dengan baik.
kualitatif. 2. Peran
Program
Keluarga
Harapan (PKH),
dalam
penanggulangan
kemiskinan,sudah
maksimal dalam
pembagian
bantuan atau
sudah mencapai
sasaran dengan
baik karena peran
PKH
meningkatkan
kualitas sumber
daya manusia
terutama pada
kelompok
masyarakat
miskin.
4. Ayu Kiswati Peran Program Jenis Mengubah persfektif, pola
(2020) Pendamping penelitian pikir , serta membangun
Keluarga yang kesadaran,serta membangun
Harapan (PKH) digunakan kesadaran peserta KPM
Dalam adalah terkait pentingnya kesehatan,
Membantu kualitatif dan pendidikan.
Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat
Miskin Melalui
Kegiatan Rutin
Pertemuan
Penigkatan
Kemampuan
Keluarga (P2K2)
Kelurahan
Blotongan,
Sidorejo,
Salatiga Tahun
2020
35

5. Akhyaruddin Peranan Jenis Hasil penelitian menunjukkan


Purba (2019) Program penelitian Program Keluarga Harapan
Keluarga yang yang dilaksanakan di
Harapan digunakan Kelurahan Sijambi
Terhadap ini adalah Kecamatan Datuk Bandar
penanggulangan kombinasi berjalan dengan sangat baik.
Kemiskinan Di (mix) Hal tersebut dapat dilihat dari
Kelurahan kuantitatif seluruh kegiatan dalam
Sijambi dan pelaksanaan kebijakan
Kecamatan kualitatif. tersebut yang dapat
Datuk Bandar dijalankan dengan baik.
Kota Tanjung
Balai

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pikir merupakan alur pikir yang logis yang dibuat dalam

bentuk diagram dengan tujuan untuk menjelaskan secara garis besar pola

substansi penelitian yang akan dilaksanakan. Kerangka pikir dibuat

berdasarkan pertanyaan penelitian dan mempresentasikan suatu himpunan

dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsep-konsep atau variabel

tersebut. Adapun dalam penelitian ini, penulis akan meneliti mengenai“

Pengaruh Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Meningkatkan Ekonomi

Masyarakat Miskin di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten

Polewali Mandar”, dan akan mengkaji mengenai dua permasalahan yaitu;

Pertama, mengenai pelaksanaan program keluarga harapan di Desa

Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Kedua,

mengenai peningkatan ekonomi program keluarga harapan terhadap

masyarakat miskin di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten

Polewali Mandar.
36

Program Keluarga Harapan

Pelaksanaan program Peningkatan program


keluarga harapan keluarga harapan

Masyarakat miskin

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran
III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriktif. Menurut

Sugiyono, penelitian kualitatif adalah peneltian dimana peneliti ditempatkan

sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

penggabungan dan analisis data bersifat induktif (Sugiono.2010:9). Dasar

pemikiran digunakan metode ini adalah karena penelitian ini ingin mengetahui

tentang fenomena yang ada dan dalam kondisi yang alamiah dan bukan dalam

kondisi terkendali, labolatoris dan experimen disamping itu, karena peneliti

perlu untuk langsung terjun kelapangan bersama objek penelitian sehingga

jenis penelitian kualitatif deskriptif kiranya lebih tepat digunakan.

Sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini

yaitu gambaran deskriptif mengenai dinamika resiliensi pada pelaksanaan

program keluarga harapan di Desa Reenggeang Kecamatan Limboro

Kabupaten Polewali Mandar, dengan menggunakan metode ini maka peneliti

akan mendapatkan data secara utuh dan deskripsikan dengan jelas sehingga

hasil penelitian ini benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan yang ada.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Desa Renggeang

Kecematan Limboro Kabupaten Polewali Mandar.

37
38

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini kurang lebih selama

dua bulan yaitu bulan November – Desember 2020.

C. Jenis Data Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data

kualitatif. Data Kualitatif adalah data yang tidak bisa diukur atau dinilai

dengan angka secara langsung. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif

dalam penelitian ini,seperti konsep atau teori yang akan digunakan dalam

penelitian ini, salah satu teori yang digunakan adalah teori Pelaksanaan

Program keluarga harapan.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a) Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari

responden penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat

pengambilan data secara langsung sebagai sumber informasi yang dicari.

Adapun yang termasuk dalam data primer ini adalah hasil angket yang

diperoleh dari responden.

b) Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.

Sehingga sumber data ini bersifat penunjang dan melengkapi data primer.

Adapun data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, seperti

literatur atau buku, jumlah Keluarga Sangat Miskin (KSM) Kabupaten


39

POLMAN penerima manfaat PKH (Program Kerja Harapan).

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karatekteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi

bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda alam yang lain. Populasi

juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari

tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimliki oleh subyek/obyek

tersebut. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga

miskin di Desa Renggeang yang menjadi obyek sasaran Program Keluarga

Harapan dan telah terdaftar 121 sebagai peserta PKH.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono: 2011). Apabila subjeknya kurang dari

seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

populasi. Tetapi, jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau

15-25% atau lebih. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah

antara 30 sampai dengan 500. Adapun rumus yang digunakan adalah 𝑛 =


𝑁
1+𝑁.𝑒 2
(Sugiyono: 2011).

121
𝑛=
1 + (121𝑥0,1)2

121
𝑛=
1 + (121𝑥0,01)
40

121
𝑛=
1 + 1,21

121
𝑛=
2,21

𝑛 = 54

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel sebesar 54 responden.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh data-data

yang diperlukan untuk penelitian. Peneliti menggunakan beberapa metode,

sebagai berikut:

a. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Penggunaan angket dalam penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Pelaksanaan Program

Keluarga Harapan dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Miskin Di

Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar, dengan

cara memberikan daftar pernyataan tertulis kepada responden kemudian

diisi oleh responden dan pada akhirnya hasil angket tersebut dikualitatif

berupa angka. Hasil angket didapatkan dari responden yang dalam hal ini

menjadi sampel penelitian yaitu masyarakat miskin di Desa Renggeang

Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan

untuk menelusuri data historis. Penggunaan dokumentasi pada penelitian ini


41

untuk memperoleh kevalidan data dan mengukur kelayakan data untuk

mengetahui Pengaruh Pelaksanaa Program Keluarga Harapan Dalam

Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Miskin di Desa Renggeang Kecamatan

Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Hal-hal yang berkaitan dengan

dokumentasi antara lain seperti profil Kabupaten Polewali Mandar, Jumlah

Rumah Tangga Sasaran (RTS) miskin di Desa Renggeang Kecamatan

Limboro Kabupaten Polewali Mandar.

c. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk menumpulkan data penelitian bahan wawancara (interview) ini adalah

suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan Terwawancara yang memberikan jawaban pertanyaan

tersebut. Dalam penelitian ini yang dijadikan terwawancara merupakan

Kepala Desa dan Pendamping PKH di Desa Renggeang Kecamatan

Limboro Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat.

F. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data, dilakukan dengan cara menggabungkan

jawaban-jawaban dan pendapat. Untuk data yang bersifat kualitatif akan

dianalisis dengan cara sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Proses ini bertujuan untuk mengefesienkan waktu, biaya, proses pencarian

data dan lain sebagainya dalam penelitian. Agar penelitian ini tidak keluar

dari tujuan awal, maka harus tahu terlebih dahulu data apa yang kita

butuhkan. Dalam hal ini data yang dibutuhkan yaitu tentang program
42

keluarga harapan (PKH).

2. Klarifikasi Data

Data yang sudah terkumpul sesuai dengan topik pembahasan penelitian,

yaitu tentang pelaksanaan program keluarga harapan (PKH) yaitu

membahas studi tentang bagaimana PKH tersebut dalam meningkatkan

ekonomi masyarakat miskin di Desa Renggeang.

3. Verifikasi Data

Langkah ini bertujuan untuk menguji data yang didapat tentang program

keluarga harapan (PKH) dengan teori-teori yang telah dibahas dalam

kerangka pemikiran. Langkah ini dimaksudkan agar dapat diketahui apakah

terjadi keselarasan antara teori yang didapat dengan realita yang ada.

4. Menarik kesimpulan

Sebagai suatu langkah terakhir dari penelitian ini dan dari data yang telah

terkumpul, akan ditarik suatu kesimpulan tentang adannya pelaksanaan

program keluarga harapan (PKH) dalam meningkatkan ekonomi masyarakat

miskin yang ada di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten

Polewali Mandar.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Terbentuknya Desa Renggeang

Jauh sebelum terbentuknya Desa Renggeang,di Renggeang sudah

terbentuk sebuah pemerintahan Hadat yang di sebut “ Pappuangan “

pappuangan renggeang memiliki wilayah yang sangat luas dan merupakan

salah satu perangkat pemerintahan dari kerajaan Balanipa .pemerintaha

pappuangan Renggeang masih eksis sampai akhir pemerintahan orde lama ,

namun setelah terbentuknya pemerintahan desa diawal orde baru

pemerintahan pappuangan berlaku lagi .

Pembentukan desa pada masa orde baru membagi 2 wilayah

pappuangan Renggeang . kampung Paluppung, Tundung dan Lamase

menjadi wilayah Desa Galung Lombok di sebelah selatan , sementara

Kampung Renggeang dan Lembang menjadi wilayah Desa Tandassura ,

dengan demikian praktis wilayah pemerintahan pappuangan Renggeang

habis.padahal idealnya pemerintahan Hadat pappuangan Renggeang

mestinya langsung terbentuk menjadi sebuah desa sejak masa pembentukan

pemerintahan Desa di masa awal orde baru.

Sejak itu kampung Renggeang hanya merupakan bagian dari Desa

Tandassura Kecamatan Tinambung , namun setelah munculnya kebijakan

pemerintah kabupaten Polewali Mamasa tentang pemekaran desa , maka

perjuangan masyarakat Desa Renggeang nuntuk mengembalikan nama

Renggeang sangat antusias yang di sambut baik oleh pemerintah Daerah

43
44

Kabupaten Polewali Mamasa dengan terlebih dahulu memberikan

kesempatan kepada Renggeang sebagai Desa Persiapan dengan masa uji

coba selama 2 tahun.

Desa persiapan Renggeang terbentuk pada tahun 1994 yang dijabat

oleh Bapak Abd.Manaf Idroes sampai pada tahun 1999, kemudian periode

1999 – 2007 dilaksanakan pemilihan kepala desa secara langsung dan terpilih

Ibu Hasnah.R yang merupakan istri dari Abd.Manaf Idroes , kemudian periode

2007 – 2013 dijabat oleh Bapak Nadjamuddin Thalib Dan 2014 – 2020 dijabat

oleh Basri Hakim dan sekarang di jabat oleh pak Ridwan.

2. Keadaan Geografis

Desa Renggeang merupakan Suatu Desa yang terletak dibagian

barat wilayah Kecamatan Limboro dengan batas-batas wilayah :

 Sebelah Utara : Desa Tandassura

 Sebelah Selatan : Desa Galung lombok

 Sebelah Barat : Kabupaten Majene

 Sebelah Timur : Kelurahan Limboro/ Desa Palece

Kantor Kepala Desa berada di wilayah Dusun Renggeang sekaligus

sebagai pusat Pemerintahan, mempunyai luas wilayah + 3,75 Km2 yang terdiri

dari Areal persawahan seluas + 70 Ha , areal perkebunan seluas + Ha ,areal

permukiman seluas + 6,8 Ha dan Fasilitas umum + 4 Ha.

3. Jumlah Penduduk

Komposisi penduduk Kabupaten Polewali Mandar tahun 2017

didominasi oleh penduduk kelompok usia muda, seperti tampak pada

piramida penduduk. Hal menarik yang dapat diamati pada piramida penduduk
45

adalah arah perkembangan penduduk usia 0-4 tahun yang jumlahnya 44.178

jiwa. Jumlah ini lebih besar dari kelompok penduduk yang lebih tua yaitu 5-9

tahun (41.749 jiwa). Jika pemerintah berhasil mempertahankan tingkat

pertumbuhan yang lebih rendah maka seharusnya jumlah penduduk usia 0-4

tahun lebih rendah dibandingkan penduduk usia 5-9 tahun.

Berdasarkan hasil proyeksi, penduduk Kabupaten Polewali Mandar

tahun 2017 mencapai sekitar 432.692 jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki

sebanyak 212.264 jiwa dan perempuan 220.428 jiwa, dengan laju

pertumbuhan penduduk sebesar 1,22 persen. Dengan luas wilayah sekitar

2.022,30 2 2 km , berarti setiap km ditempati oleh penduduk sebanyak 214

jiwa.

Distribusi penduduk menurut kelompok umur tahun 2017

menunjukkan bahwa kelompok usia produktif (umur 15-64 tahun) sebesar

65,28 persen atau 282.466 jiwa; penduduk usia muda 0-14 tahun sebanyak

127.049 jiwa atau 29,36 persen dan sisanya penduduk usia > 65 tahun.

Kecamatan Limboro memiliki jumlah penduduk sebanyak 21.162

jiwa terdiri dari 10.376 jiwa penduduk laki-laki serta jumlah penduduk

perempuan sebanyak 10.786 jiwa. Dengan luas wilayah 47,55km 2 maka

kepadatan penduduk kecamatan Limboro mencapai 382 orang per kilometer

persegi.

Tabel 4.1 Banyakya penduduk menurut Desa/Kelurahan

Jenis Kelamin
Desa/Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan

Renggeang 653 784 1.575

Tandassura 888 855 1.743


46

Tangan baru 665 671 1.336

Lembang-lembang 1989 2119 4.108

Limboro 1241 1427 2.668

Samasundu 980 1003 1.983

Napo 1151 1183 2.334

Salarri 735 687 1.422

Todang-todang 487 520 1.007

Pendulangan 537 522 1.059

Palece 912 1015 1.927

Jumlah 2018

Sumber : BPS, Tahun 2020

Dari data tersebut, Kelurahan/Desa dengan kepadatan penduduk

tertinggi yaitu pada Desa Lembang-Lembang dengan kepadatan penduduk

mencapai 1259 jiwa per kilometer persegi. Sedangkan Kelurahan/Desa

dengan kepadatan penduduk terendah adalah Desa Todang-Todang dengan

kepadatan penduduk hanya mencapai 124 jiwa per kilometer persegi.

Desa Renggeang terdiri dari lima Dusun yakni Dusun Tundung,

Dusun Lamase, Dusun Renggeang Selatan, Dusun Renggeang dan Dusun

Renggeang Utara. Jumlah penduduk Desa Renggeang sebanyak 1445 jiwa

yang terdiri dari laki-laki sebanyak 693 jiwa dan perempuan sebanyak 752

jiwa.

4. Kondisi Sosial Ekonomi

Jumlah Kecamatan dan desa/kelurahan pada kurun waktu 3 tahun


47

terakhir (2015- 2017) tidak mengalami perubahan. Semenjak Sensus

Penduduk Tahun 2010 Jumlah Kecamatan masih sebanyak 16, jumlah

desa/kelurahan sebanyak 167. Perubahan hanya terjadi pada tingkat dusun di

tahun 2016, mengalami pemekaran dari 588 dusun menjadi 682 dusun.

Sementara tahun 2017 tidak mengalami perubahan.

Jumlah PNS di lingkup otonomi daerah Kabupaten Polewali Mandar

pada tahun 2017 tercatat sebanyak 6.475 orang. Berdasarkan jenjang

pendidikannya, sebagian besar adalah tamatan S1/DIV yaitu sebesar 54,63

persen (3.537 orang). Untuk lulusan S2 maupun S3 hanya sekitar 3,66 persen

atau sekitar 237 orang. Sementara itu, masih terdapat 0,83 persen (54 orang)

PNS lulusan SLTP kebawah.

DPRD Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 45 orang anggota.

Sebagai wakil rakyat sepantasnyalah anggota DPRD memiliki pendidikan

yang tinggi, karena pendidikan adalah salah satu ukuran kualitas SDM.

Secara persentase 31,11 persen berpendidikan SLTA, 4,45 persen DIII, 42,22

per sen S1/DIV dan 22,22 per sen berpendidikan S2. Secara keseluruhan

64,44 persen anggota DPRD merupakan lulusan perguruan tinggi.

Masyarakat di Kecamatan Limboro pada dasarnya bermata pencarian

sebagai petani, sumber daya alam yang dihasilkan seperti kopi, padi, kakao,

cengkeh, dan rotan. Bertani adalah suatu pekerjaan pokok bagi sebagian

masyarakat Kecamatan Limboro, petani juga ada dua yakni petani pemilik dan

petani penggarap serta sebagian masyarakat di Kecamatan Limboro bergelut

di berbagai bidan seperti pedagang dan adapula di bagian pemerintahan

(PNS). Adapun jenis mata pencarian masyarakat Kecamatan Limboro

berdasarkan penjajakan terdiri dari PNS, Pegawai/ Guru honor, Pengusaha,


48

Pedagang, Petani, Tukang Bangunan, dan Peternak. Desa Renggeang

sebgian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani dan

selebihnya adalah wiraswasta serta ada pula sebagai PNS.

5. Kondisi Pemerintahan Desa Renggeang

Secara administrasi Pembagian wilayah Desa Renggeang terbagi

dalam lima Dusun dengan luas wilayah + 3,75 KM, sebagai berikut:

a. Wilayah desa

Desa Renggeang terbagi menjadi 5 dusun yakni :

- Dusun Tundung

- Dusun Lamase

- Dusun Renggeang Selatan

- Dusun Renggeang

- Dusun Renggeang Utara

b. Adapun sarana dan prasarana di Desa Renggeang sebagai berikut,

yakni :

- Kantor desa

- Masjid

- Musholla

- TK

- SDN

6. Kondisi Pendidikan

Pendidikan merupakan jalan menuju masa depan yang baik.

Peningkatan kualitas dan partisipasi sekolah tentunya harus diimbangi

dengan ketersediaan tenaga pegajar yang mumpuni, serta tersedianya sarana

dan prasarana yang memadai.


49

Keberhasilan program peningkatan kapabilias dasar dapat dilihat dari

Angka Partisipasi Sekolah (APS). Secara umum tahun 2017 Angka Partisipasi

Sekolah (APS) usia 5-6 tahun berkisar 20,14 persen, 7-12 tahun berkisar

98,26 persen. APS kelompok umur 13-15 tahun sebesar 87,87 persen dan

kelompok umur 16-18 tahun sebesar 65,75 persen.

Angka Partisipasi Kasar (APK) yang tinggi menunjukkan tingginya

tingkat partisipasi sekolah tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah pada

jenjang pendidikannya. Tahun 2017 APK SD mencapai 106,98 persen

sedangkan pada tingkat SMP sebesar 83,91 persen dan tingkat SMA81,77

persen. Seperti halnya APS, Angka Partisipasi Murni (APM) kelompok usia

SD masih yang tertinggi diantara ketiga nilai APM yakni sebesar 94,92 persen

sementara APM SMA hanya sebesar 56,27 persen. Jumlah sekolah pada

tahun 2017 tingkat SD/MI tercatat sebanyak 416 sekolah dengan 57.383

siswa, SLTP 145 sekolah dengan 25.617 siswa, sedangkan SLTA 54 sekolah

dengan 19.494 siswa.

B. Kareteristik Responden

Karakteristik responden yang akan dibahas yakni dimulai dari usia, tingkat

pendidikan dan pekerjaan utama dan jumlah komponen penerima bantuan

PKH. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang relevan dan sesuai

dengan pokok masalah yang ingin di teliti. Penelitian ini dilakukan pada

masyarakat Desa Renggeang dengan jumlah responden 54 orang.

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin peserta PKH yang menjadi pengurus rumah tangga adalah

perempuan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table di bawah ini:
50

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)

Laki-Laki - -

Perempuan 54 100%

Total 54 100%

Sumber: (Data primer, Tahun 2020).

Dari tabel di atas dapat dikemukakan bahwa 100% atau seluruh

responden adalah perempuan karena yang menjadi pengurus rumah tangga

peserta Program Keluarga Harapan adalah perempuan.

2. Usia

Usia responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel tersebut :

Tabel 4.3
Usia responden

No Usia Jumlah Responden Ket


1. < 20 Tahun -
2. 21 – 30 Tahun 3
3. 31 – 40 Tahun 14
4. 41 – 50 Tahun 26
5. 51 – 60 Tahun 11
TOTAL 54
Sumber: (Data primer, Tahun 2020).

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden

yang berusia kurang dari 20 tahun tidak ada , kemudian responden yang
51

berusia antara 21-30 tahun berjumlah 3 orang dan responden yang berusia

31-40 tahun berjumlah 14 orang dan responden yang berusia lebih dari 40

tahun berjumlah 26 orang, sedangkan responden yang berusia lebih dari 50

tahun sebanyak 11 orang.

3. Pekerjaan

Pekerjaan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

tersebut :

Tabel 4.4
Pekerjaan responden

No Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Ket


1. Ibu Rumah Tangga 22 -
2. Petani 25 -
3. Buruh - -
4. Pedagang 7 -
TOTAL 54 -
Sumber: (Data primer,Tahun 2020).
Berdasarkan data dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden

yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 22 orang

sedangkan untuk jumlah responden yang berprofesi sebagai petani sebanyak

25 orang atau, responden yang berpropesi sebagai buruh sebanyak 0 ( tidak

ada ), responden yang berprofesi sebagai pedagang berjumlah 7 orang.

4. Tingkat Pendidikan

Pendidikan responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel :


52

Tabel 4.5
Pendidikan responden

No Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Ket


1. Tidak Tamat SD 7 -
2. SD/Sederajat 29 -
3. SMP/Sederajat 14 -
4. SMA/Sederajat 4 -
TOTAL 54 -
Sumber: (Data primer,Tahun 2020).
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat

pendidikan tidak lulus SD adalah 7 orang, responden dengan tingkat

pendidikan SD sebanyak 29 orang, responden dengan tingkat SMP sebanyak

14 orang, responden dengan tingkat SMA sebanyak 4 orang.

C. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

Program Keluarga Harapan merupakan suatu kebijakan pemerintah

dalam usaha penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga. PKH adalah

pemberian bantuan tunai bersyarat yang diberikan kepada rumah tangga

sangat miskin yang memiliki anggota keluarga yang termasuk dalam kategori

antara lain ibu hamil, balita, anak usia SD/sederajat, dan anak usia

SMP/sederajat. Program tersebut meliputi persyaratan pendidikan dan

kesehatan. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peran aktif pendamping dalam melakukan tugas pendampingan, kegiatan

pendataan peserta PKH secara rutin, proses pembayaran bantuan,

kemudahan akses pelayanan dasar, dan perubahan pola pikir.

Berdasarkan hasil penelitian distribusi frekuensi tanggapan responden

tentang Pelaksanaan Program Keluarga Harapan dapat dilihat pada tabel


53

berikut:

Tabel 4.6
Tanggapan responden mengenai pelaksanaan PKH.

Item Sangat Setuju Ragu- Tidak Sangat Total


setuju ragu setuju tidak
setuju
5 4 3 2 1
P1 F 36 18 0 0 0 54
% 66,6 33,4 0 0 0 100%
P2 F 38 16 0 0 0 54
% 70,4 29,6 0 0 0 100%
P3 F 32 22 0 0 0 54
% 59,3 40,7 0 0 0 100%
P4 F 25 29 0 0 0 54
% 46,2 53,8 0 0 0 100%
P5 F 44 10 0 0 0 54
% 81,4 18,6 0 0 0 100%
P6 F 39 15 0 0 0 54
% 72,3 27,7 0 0 0 100%
P7 F 43 11 0 0 0 54
% 79,6 20,4 0 0 0 100%
P8 F 48 6 0 0 0 54
% 88,9 11,1 0 0 0 100%
P9 F 28 26 0 0 0 54
% 51,8 48,2 0 0 0 100%
P10 F 41 13 0 0 0 54
% 75,9 24,1 0 0 0 100%
P11 F 47 7 0 0 0 54
% 87,1 12,9 0 0 0 100%
Sumber : (Data primer,2020)

Tabel di atas menunjukkan bahwa 54 responden yang diteliti

memberikan jawaban yang bervariasi dan jika dicermati, maka dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pertanyaan pertama, “para pendamping aktif melakukan pertemuan

RTSM”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian paling banyak adalah

kategori sangat setuju sebanyak 36 orang atau 66,6% dan panilaian paling

sedikit adalah kategori setuju sebanyak 18 orang atau 33,4%.


54

b. Pertanyaan kedua, “para pendamping senantiasa mendengarkan aduan

RTSM”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian palaing banyak

adalah kategori sangat setuju sebanyak 38 orang atau 70,4% dan panilaian

paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 16 atau 29,6%.

c. Pertanyaan ketiga, “Apakah ibu turut menghadiri pertemuan dengan rutin”.

Ditanggapi oleh responden dengan penilaian palaing banyak adalah

kategori sangat setuju sebanyak 32 orang atau 59,3% dan panilaian paling

sedikit adalah kategori setuju sebanyak 22 orang atau 40,7%.

d. Pertanyaan keempet, “Apakah syarat-syarat yang telah ditentukan tidak

memberatkan ibu sebagai peserta PKH”. Ditanggapi oleh responden

dengan penilaian paling banyak adalah kategori setuju sebanyak 29 orang

atau 53,8% dan panilaian paling sedikit adalah kategori sangat setuju

sebanyak 25 orang atau 46,2%.

e. Pertanyaan kelima, “Bantuan diterima secara rutin dan sesuai dengan

komposisi yang telah ditetapkan”. Ditanggapi oleh responden dengan

penilaian palaing banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 44 orang

atau 81,4% dan panilaian paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak

10 orang atau 18,6%.

f. Pertanyaan keenam, “Mendapat kemudahan dalam memperoleh akses

pelayanan kesehatan”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian paling

banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 39 orang atau 72,3% dan

panilaian paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 15 orang atau

27,7%.

g. Pertanyaan ketujuh, “Mendapat kemudahan dalam memperoleh akses

pelayanan pendidikan”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian


55

paling banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 43 orang atau

79,6% dan panilaian paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 11

orang atau 20,4%.

h. Pertanyaan kedelapan, “Menggunakan pelayanan kesehatan dan

pendidikan dengan sebaik-baiknya”. Ditanggapi oleh responden dengan

penilaian paling banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 48 orang

atau 88,9% dan panilaian paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 6

orang atau 11,1%.

i. Pertanyaan kesembilan, “Tidak ada pemotongan jumlah dana dari pihak-

pihak tertentu”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian paling banyak

adalah kategori sangat setuju sebanyak 28 orang atau 51,8% dan panilaian

paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 26 orang atau 48,2%.

j. Pertanyaan kesepuluh, “Anda semakin sadar akan pentingnya pendidikan

dan kesehatan”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian paling

banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 41 orang atau 75,9% dan

panilaian paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 13 orang atau

24,1%.

k. Pertanyaan kesebelas, “Apakah ibu telah memenuhi syarat-syarat yang

telah ditentukan”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian paling

banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 47 orang atau 87,1% dan

panilaian paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 7 orang atau

12,9%.

Dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa paling banyak reponden

memberikan penilaian pada kategori sangat setuju dan paling sedikit

responden memberikan penilaian setuju, dengan demikian dapat disimpulkan


56

bahwa pada umumnya responden memberikan pernyataan sangat setuju

dengan peran aktif pendamping dalam pelaksanaan PKH, kegiatan pendataan

yang rutin, proses pembayaran bantuan, kemudahan dalam akses pelayanan

dasar dan perubahan pola piker RTSM terhadap pentingnya pendidikan dan

kesehatan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian

dikecamatan Limboro Kabupaten Limboro.

2. Meningkatkan Ekonomi Terhadap Masyarakat Miskin

Salah satu upaya pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan demi

tercapainya kesejahteraan adalah pelaksanaan Program Keluarga Harapan

(PKH) sejak tahun 2007. Dimana PKH merupakan bantuan sosial bersyarat

yang diberikan kepada masyarakat yang terdaftar data penanggulangan

kemiskinan. Dalam Komponen yang terdapat dalam program keluarga

harapan ini semakin berkembang yang pada awalnya meliputi dua komponen

yakni komponen pendidikan dan kesehatan ibu hamil serta anak balita. Hal ini

Meliputi anak yang berusia 6-21 tahun yang belum selesai melaksanakan

pendidikannya berupa usia sekolah dasar, sekolah menengah pertama,

sekolah menegah atas/kejuruan, dan kesehatan bagi anak. Kemudian pada

tahun 2016 semakin berkembang menjadi empat komponen yakni komponen

pendidikan, kesehatan, disabilitas dan komponen kesejahteraan lanjut usia.

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program dari Kementrian

Sosial dengan tujuan jangka panjang program untuk memutus rantai

kemiskinan antar generasi melalui peningkatan kualitas pendidikan dan tujuan

jangka pendek adalah untuk mengurangi beban RTM dan mempermudah

akses kesehatan. PKH merupakan program perlindungan sosial yang

memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Miskin (RTM) dan bagi
57

anggota keluarga RTM diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan

yang telah ditetapkan. Sasaran penerima Program Keluarga Harapan (PKH)

adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) yang memenuhi kriteria komponen yaitu

pendidikan, kesehatan dan pemenuhan kebutuhan bagi lansia diatas 70 tahun

dan disabilitas berat.

Dalam mengetahui peningkatan Program Keluarga Harapan (PKH)

yang telah di laksanakan di Desa Renggeang penulis memberikan kuesioner

yang berisi beberapa pertanyaan yang diberikan kepada penerima atau

peserta Program Keluarga Harapan (PKH). sebagimana yang diketahui

bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) bertujuan untuk meningkatkan

kualitas perekonomian masyarakat terkhusus di Desa Renggeang. sebagai

berikut:

Tabel 4.7
Tanggapan responden mengenai Peningkatan PKH.

Item Sangat Setuju Ragu- Tidak Sangat Total


setuju ragu setuju tidak
setuju
5 4 3 2 1
P1 F 33 21 0 0 0 54
% 61,2 38,8 0 0 0 100%
P2 F 46 8 0 0 0 54
% 85,1 14,9 0 0 0 100%
P3 F 48 6 0 0 0 54
% 88,8 11,2 0 0 0 100%
P4 F 12 42 0 0 0 54
% 22,3 77,7 0 0 0 100%
P5 F 49 5 0 0 0 54
% 90,7 9,3 0 0 0 100%
P6 F 42 12 0 0 0 54
% 77,7 12,3 0 0 0 100%
P7 F 54 0 0 0 0 54
% 100 0 0 0 0 100%
P8 F 46 8 0 0 0 54
% 85,1 14,9 0 0 0 100%
P9 F 43 11 0 0 0 54
58

% 79,7 20,3 0 0 0 100%


P10 F 38 16 0 0 0 54
% 70,4 29,6 0 0 0 100%
P11 F 49 5 0 0 0 54
% 87,1 12,9 0 0 0 100%
Sumber : (Data primer, Tahun 2020).

Tabel di atas menunjukkan bahwa 54 responden yang diteliti

memberikan jawaban yang bervariasi dan jika dicermati, maka dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pertanyaan pertama, “Apakah dana yang ibu terima ibu gunakan untuk

kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan pemenuhan bagi lansia dan

disabilitas berat.” dengan penilaian paling banyak adalah kategori sangat

setuju sebanyak 33 orang atau 61,2% dan panilaian paling sedikit adalah

kategori setuju sebanyak 21orang atau 38,3%.

b. Pertanyaan kedua, “Apakah setelah menjadi anggota PKH kebutuhan

pendidikan, kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan bagi lansia dan

disabilitas berat terpenuhi”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian

paling banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 46 orang atau

85,1% dan panilaian paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 8 orang

atau 14,9%.

c. Pertanyaan ketiga, “Apakah dengan adanya PKH kualitas kebutuhan

pendidikan, kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan bagi lansia dan

disabilitas berat meningkat”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian

paling banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 48 orang atau

88,8% dan panilaian paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 6 orang

atau 11,2%.

d. Pertanyaan keempet, “Apakah ibu termasuk dalam keluarga dengan status

ekonomi menengah kebawah”. Ditanggapi oleh responden dengan


59

penilaian paling banyak adalah kategori setuju sebanyak 42 orang atau

77,7% dan panilaian paling sedikit adalah kategori sangat setuju sebanyak

12 orang atau 22,3%.

e. Pertanyaan kelima, “Apakah ada manfaat nyata yang ibu rasakan setelah

menjadi anggota PKH ”. Ditanggapi oleh responden dengan penilaian

paling banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 49 orang atau

90,7% dan panilaian paling sedikit adalah kategori setuju sebanyak 5 orang

atau 9,3%.

f. Pertanyaan keenam, “Apakah PKH telah mensejahterakan keluarga ibu”.

Ditanggapi oleh responden dengan penilaian paling banyak adalah

kategori sangat setuju sebanyak 42 orang atau 77,7% dan panilaian paling

sedikit adalah kategori setuju sebanyak 12 orang atau 12,3%.

g. Pertanyaan ketujuh, “Apakah PKH perlu dilanjutkan”. Ditanggapi oleh

responden dengan penilaian palaing banyak adalah kategori sangat setuju

sebanyak 54 orang atau 100% dan panilaian paling sedikit adalah kategori

(tidak ada) atau 0%.

h. Pertanyaan kedelapan, “Anda memiliki tempat tinggal yang layak”.

Ditanggapi oleh responden dengan penilaian paling banyak adalah

kategori sangat setuju sebanyak 46 orang atau 85,1% dan panilaian paling

sedikit adalah kategori setuju sebanyak 8 0rang atau 14,9%.

i. Pertanyaan kesembilan, “Anda tidak memiliki kendala untuk memeriksakan

kesehatan anda dan keluarga kepusat pelayanan kesehatan”. Ditanggapi

oleh responden dengan penilaian paling banyak adalah kategori sangat

setuju sebanyak 43 orang atau 79,7% dan panilaian paling sedikit adalah

kategori setuju sebanyak 11 orang atau 20,3%.


60

j. Pertanyaan kesepuluh, “Dengan adanya bantuan PKH, anda dapat

memenuhi kebutuhan sekolah anak anda”. Ditanggapi oleh responden

dengan penilaian paling banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak

38 orang atau 70,4% dan panilaian paling sedikit adalah kategori setuju

sebanyak 16 orang atau 29,6%.

k. Pertanyaan kesebelas, “Bantuan PKH dapat membantu anda memenuhi

gizi ibu hamil dan anak balita”. Ditanggapi oleh responden dengan

penilaian paling banyak adalah kategori sangat setuju sebanyak 49 orang

atau 87,1% dan panilaian untuk paling sedikit adalah kategori setuju

sebanyak 5 orang atau 12,9%.

Berdasarkan pernyataan di atas menunjukkan bahwa sesuai indikator

yang digunakan ternyata paling banyak responden memberikan jawaban

sangat setuju dan paling sedikit memberikan penilaian setuju. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden sangat setuju

jika PKH telah memberikan peningkatan perekonomian di desa Renggeang

Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar.

D. Pembahasan

1. Pelaksanaan Program Keluarga Harapan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Keluarga Harapan dalam

pelaksanaannya di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten

Polewali Mandar berjalan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata

yang diperoleh dari masing-masing item pernyataan sebesar 224 atau

sebesar 82,6% yang menandakan bahwa pelaksanaan Program Keluarga


61

Harapan berjalan sangat baik.

Dalam hal kebijakan Program Keluarga Harapan, pelaksanaannya

dilapangan dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten kemudian dilanjutkan oleh

pendamping setiap Kecamatan. Pendamping Program Keluarga Harapan

adalah petugas yang langsung berhadapan langsung dengan rumah tangga

miskin (RTSM) di desa-desa, sehingga peran aktif pendamping sangat

berpengaruh terhadap terlaksananya program tersebut.

Program Keluarga Harapan merupakan program bantuan dan

perlindungan sosial yang termasuk dalam klaster pertama strategi

penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Program ini merupakan bantuan

tunai bersyarat yang berkaitan dengan persyaratan pendiidikan dan

kesehatan. Kesinambungan dari program ini akan berkontribusi dalam

mempercepat Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development

Goals). Karena setidaknya ada 5 komponen tujuan MDGs yang didukung

melalui PKH, yaitu penanggulangan kemiskinan ekstrim dan kelaparan,

pencapaian pendidikan dasar untuk semua, pemberdayaan perempuan,

pengurangan angka kematian anak dan peningkatan kesehatan ibu.

Dari segi pelaksanaan Program Keluarga Harapan, sebagaimana hasil

penelitian menunjukkan bahwa PKH berjalan dengan sangat baik. Sehingga

dengan pengimplementasian program tersebut dengan baik dan sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka diharapkan hal tersebut dapat

menjadi jalan bagi bangsa Indonesia untuk mencapai tujuannya dalam

menanggulangi kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh

rakyat Indonesia. Meskipun hal tersebut memerlukan waktu yang panjang,

namun dengan pencapaian tujuan jangka panjang PKH yaitu memutus mata
62

rantai kemiskinan antar generasi maka generasi-generasi dari keluarga miskin

kelak dapat keluar dari kemiskinan. Ini dapat terwujud jika anak-anak dari

keluarga miskin mendapat pendidikan dan pelayanan kesehatan yang layak.

Oleh karena itu, PKH mengutamakan pemenuhan pendidikan dan pelayanan

kesehatan pada anak-anak dari keluarga miskin agar kelak mereka tidak jatuh

pada kondisi yang sama dengan orangtua mereka.

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan beberapa orang yang terkait

dalam skripsi tersebut menyatakan bahwa PKH di Desa Renggeang

mengalami peningkatan yang berdampak terhadap perekonomian

masyarakat. Kemudian pada kesempatan ini, penulis juga meminta pendapat

oleh Bapak Kepala Desa Renggeang mengenai adanya bantuan Program

Keluarga Harapan (PKH), yakni sebagai berikut :

Bapak Kepala Desa Mengatakan bahwa beliau sangat bersyukur

dengan adanya program tersebut serta beliau mengucapkan terima kasih

kepada Pemerintah karena adanya bantuan ini angka putus sekolah di

Desa Renggeang sudah berkurang dan sangat membantu masyarakat di

Desa Renggeang dari segi kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan.

Kemudian berkaitan dengan penetapan peserta penerima bantuan

Program Keluarga Harapan (PKH) harus adanya kerja sama yang baik

dari beberapa pihak untuk menyukseskan program tersebut sehingga

tidak adanya salah sasaran, untuk itu kami Pemerintah Desa berkerja

sama dengan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) serta

Pendamping melakukan survey langsung ke masyarakat yang pantas

menerima bantuan sehingga semua masyarakat yang di ambil datanya

dikirim kembali ke pusat tetapi terkadang ada yang layak menerima belum
63

datang namanya.

Hasil wawancara berikutnya kepada Pendamping PKH yang

menyatakan bahwa Program Keluarga Harapan (PKH), sebagai berikut :

Dampak yang dirasakan oleh masyarakat tentunya sangat baik

karena dengan adanya Program Keluarga Harapan (PKH), masyarakat

mempunyai biaya tambahan dalam kehidupan sehari hari terutama untuk

kebutuhan anak dalam menempuh pendidikan dari usia dini. Program

Keluarga Harapan (PKH) memberikan ruang kepada masyarakat untuk

membantu perekonomian yang dirasakan oleh Keluarga Kurang Mampu

sehingga mampu meningkatkan kualitas perekonomian keluarga.

Berdasarkan jumlah data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada tahun

2016 sampai tahun 2020 di Desa Renggeang Kec Limboro Kab Polewali

Mandar dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.8 Banyaknya penduduk KPM.

No Jumlah Penerima Tahun Ket

1 49 KPM 2016 -

2 49 KPM 2017 -

3 107 KPM 2018 + 58

4 107 KPM 2019 -

5 121 KPM 2020 +14

Total 121 KPM

Sumber: (Data primer, Tahun 2020).

Tabel diatas menunjukkan bahwa peserta penerima PKH bertambah di

beberapa tahun tertentu. Pada Tahun 2016 sebanyak 49 KPM sampai tahun

2017. Tahun 2018 bertambah sebanyak 58 KPM sampai tahun 2019 sehingga
64

jumlah KPM 107 orang. Dan tahun 2020 bertambah sebanyak 14 KPM

sehingga jumlah KPM pada tahun 2020 sebanyak 121. Mereka yang terdaftar

sebagai penerima bantuan PKH berarti mereka masuk dalam kategori

penerima bantuan karena ada anggota keluarganya yang masuk dalam

kriteria berhak menerima bantuan.

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu kebijakan oleh

pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, Program Keluarga harapan

(PKH) tersebut memberikan bantuan tunai yang bersyarat kepada masyarakat

kurang mampu. Hal tersebut diberikan kepada rumah tangga sangat miskin

yang memiliki anggota keluarga yang termasuk didalam kategori sebagai

berikut, ibu hamil, balita, anak usia SD/Sederajat serta anak usia

SMP/sederajat.

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan usaha yang sangat besar

didalam mengakses suatu kegiatan yang dilakukan pemerintah dalam bentuk

bantuan yakni pendidikan serta kesehatan. Kondisi di daerah setelah

mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) mengalami

perubahan yang nantinya akan beransur-ansur membaik.

Perubahan sosial yang terjadi dapat dirasakan oleh masyarakat karena

mendapatkan bantuan dana dari pemerintah tetapi bantuan tersebut bukan

berupa dana saja melainkan mendapatkan bimbingan keterampilan.

Keterampilan tersebut dikembangkan kepada peserta atau penerima bantuan

Program Keluarga Harapan sehingga mereka bisa hidup mandiri kemudian

tidak bergantungan lagi dengan bantuan yang telah diberikan pemerintah.

Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) tersebut, berdasarkan buku

pedoman PKH Ada beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan, yaitu :


65

1. Penetapan sasaran

2. Persiapan daerah

3. Pertemuan awal dan validasi

4. Penyaluran bantuan

5. Pembentukan kelompok peserta PKH

6. Verivikasi komitmen

7. Penangguhan dan pembatalan

8. Pemutaakhiran data

9. Dan terakhir pengaduan.

Proses pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) didalam

mengentaskan kemiskinan yang terjadi di Desa Renggeang secara terperinci

terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut :

1. Target penetapan sasaran calon penerima PKH.

Penetapatan sasaran calon penerima Program Keluarga Harapan

(PKH) di kalangan masyarakat harus sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Adapun syarat peserta Program

Keluarga Harapan (PKH) yaitu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang

memiliki komponen Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah

ditandatangani persetujuan sebagai peserta Program Keluarga Harapan

(PKH) serta yang ditetapkan oleh Kementerian Sosial. Mekanisme

penetapan penerima bantuan program keluarga harapan (PKH) dilihat dari

data terpadu seperti yang dikatakan bapak pendamping Program Keluarga

Harapan (PKH) di Desa Renggeang bahwa:

Proses Pelaksanaan PKH ini berjenjang dimulai dari Data DTKS oleh

Kementerian sosial memerintahkan setiap pendamping untuk melalukan


66

Validasi data dilapangan dan diketahui Oleh masing masing Dinas Sosial

Kabupaten dalam hal ini Koordinator Kabupaten serta Operator Kabupaten

yang ditempatkan di Dinas Sosial.

2. Penetapan lokasi calon penerima bantuan PKH.

Penetapan lokasi Kabupaten berdasarkan proposal daerah dan

ketersediaan data awal. Penetapan lokasi pelaksanaan PKH dilakukan

melalui surat keputusan direktur jendral perlindungan dan jaminan. Setelah

penetapan sasaran selesai pelaksanaan PKH pusat melakukan validasi

calon peserta Program Keluarga Harapan (PKH). (Pedoman Pelaksanaan

PKH: 33).

Setelah peneliti mewawancarai Pendamping PKH yang

menjelaskannya: Untuk mendukung pelaksanaan Program Keluarga

Harapan ini, pertama pembentukan Tim koordinasi PKH, setalah itu

melakukan sosilisasi kepada Tim Koordinasi kepada aparat pemerintah

dilingkungan Kecamatan dan Kelurahan dan masyarakat, tidak hanya

selesai juga di sosilisasi akan tetapi juga menyediakan kantor sekretariat

di tingkatan masing-masing Kecamatan yang ada. (Pak Jufri)

3. Persiapan pertemuan awal dan validasi calon PKH.

Kemudian penetapan sasaran telah selesai dilakukan, UPPKH

Pusat melakukan validasi calon peserta Program Keluarga Harapan (PKH).

Dari hasil wawancara peneliti dengan pendamping PKH yang

menjelaskan sebagaimana berikut: “Intinya dalam proses persiapan awal

ini mengumpulkan semua peserta PKH untuk memberi informasi mengenai

kegiatan-kegiatan selama mendapatkan bantuan dari PKH. Peserta PKH

itu wajib mengikuti peraturan yang telah disosialisasikan pendamping PKH


67

sebelum kontrak penyaluran dana PKH itu diberikan kepada penerima

manfaat.(Pak Jufri)

4. Penyaluran bantuan dana kepada peserta PKH.

Penyaluran bantuan berdasarkan komponen kepesertaan sehingga

bantuan diberikan kepada peserta Program Keluarga Harapan (PKH).

Penyaluran bantuan bagi peserta yang telah ditetapkan pada tahun

anggaran sebelumnya dilaksanakan empat tahap dalam satu tahun.

Jadwal dan pelaksanaan penyaluran bantuan disesuaikan dengan situasi

dan kondisi yang ada pada tahun berjalan serta disesuaikan dengan

kebijakan yang dibuat untuk memperlancar pelaksanaan penyaluran

bantuan tersebut.

Dari hasil wawancara peneliti dengan Pendamping PKH yang

berkaitan dengan mekanisme pencairan bantuan dana PKH ialah sebagai

berikut: Pendamping PKH ketika hendak menyalurkan dana bantuan dari

pemerintah ke tangan peserta, pendamping terlebih dahulu

mengkoordinasikan dana tersebut dengan pihak Bank, lalu

menginformasikan kepada penerima manfaat agar tidak terjadi antrian dan

penumpukan, kemudian proses penyaluran bantuan tersebut dilakukan

secara berkelompok dan bertahap sehingga pembagian secara teratur,

maka hal demikian untuk menghindari penumpukan antrian di Bank dan

sebelum itu juga pendamping berkoordinasi dengan operator untuk

memastikan rekening penerima manfaat sudah diaktivasi, selesai

pengambilan bantuan dana tersebut, pendamping merekap data-data yang

sudah menerima atau mengambil uang bantuan tersebut di Bank atau juga

bisa dinamakan mengontrol penerima manfaat dalam pengambilan dana


68

itu. (Pak Jufri)

Kemudian jumlah bantuan dana kepada Peserta Keluarga Harapan (PKH)

sebagai berikut :

Tabel 4.9 Indeks dan Komponen Bantuan PKH


NO Faktor Penimbang Indeks bantuan
(RP.) / Tahun
1 Kategori ibu hamil/nifas Rp. 3.000.000
2 Kategori anak usia 0 s.d 6 tahun Rp. 3.000.000
3 Kategori pendidikan anak SD/sederajat Rp. 900.000
4 Kategori pendidikan anak Rp. 1.500.000
SMp/sederajat
5 Kategori pendidikan anak Rp. 2.000.000
SMA/sederajat
6 Kategori penyandang Disabilitas Berat Rp. 2.400.000
7 Kategori lanjut usia Rp. 2.400.000
Sumber: (Buku Kerja Pendamping dan Operator PKH, 2019)

5. Pembentukan Kelompok Peserta PKH.

Setelah penyaluran dana bantuan pertama dilakukan, UPPKH

Kecamatan memfasilitasi pertemuan kelompok peserta Program Keluarga

Harapan. Setiap 15-25 KSM disarankan memiliki ketua kelompok yang

berfungsi sebagai contact person bagi UPPKH Kabupaten atau Kota dan

Kecamatan untuk setiap kegiatannya, seperti kegiatan sosialisasi,

pelatihan, penyuluhan, penyelesaian masalah, sesi pemberdayan keluarga

(P2K2-FDS) dan lain sebagainya.

Kemudian hambatan serta proses penyelesaikan suatu masalah

yang terjadi di Desa Renggeang Kecamatan Limboro, pendamping

Program Keluarga Harapan (PKH) mengatakan bahwa :


69

Penentuan Ketua ditiap titik dilakukan oleh tiap pendamping dengan

melihat beberapa pertimbangan terutama yang bisa baca tulis, Mempunyai

alat komunikasi sehingga mudah terhubung jika dibutuhkan dan bisa

mengkoordinir sesama anggota PKH. Kemudian Desa Renggeang

hambatan pada umumnya adalah seringnya terlambat ketika diadakan

pertemuan kelompok karena tidak semua peserta PKH memiliki alat

komunikasi. Terkait jika terjadi masalah dilapangan pendamping diwajibkan

mengkomunikasikan kepada yang bersangkutan untuk dicarikan solusi, jika

masalah sudah tidak dapat diselesaikan oleh pendamping barulah

menyampaikan hal tersebut kepada pihak operator Kabupaten dan

koordinator Kabupaten untuk ditindaklanjuti.(Pak Jufri)

6. Verifikasi komitmen dengan peserta PKH.

Verifikasi komitmen Peserta Keluarga Harapan (PKH) pada

prinsipnya dilakukan terhadap pendaftaran dan kehadiran anak baik di

sekolah untuk komponen pendidikan maupun puskesmas dan jaringanya

untuk komponen kesehatan. Khusus verifikasi anggota keluarga peserta

Program Keluarga Harapan (PKH) penyandang disabilitas hanya

diberlakukan pemeriksaan satu kali dalam setahun.

7. Penangguhan dan pembatalan peserta PKH.

Penangguhan serta pembatalan suatu peserta yang berhak

menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai berikut :

a. Bantuan tidak dibayarkan bila peserta tidak memenuhi komitmen yang

telah ditentukan untuk 1 kali siklus penyaluran bantuan (3 bulan berturut-

turut) namun masih tercatat sebagai peserta Program Keluarga


70

Harapan (PKH).

b. Kepesertaan Program Keluarga Harapan (PKH) akan dikeluarkan bila

peserta tidak memenuhi komitmen verifikasi yang telah ditentukan untuk

dua (2) kali siklus penyaluran bantuan (6 bulan berturut-turut) melalui

investigasi dalam monitoring dan evaluasi kegiatan.

8. Pemutakhiran data peserta PKH.

Pemutakhiran data merupakan suatu perubahan sebagian atau

keseluruhan data awal yang tercatatkan. Berikut contoh perubahan

informasi dari rumah tangga, yakni :

a. Perubahan tempat tinggal.

b. Kelahiran dari anggota keluarga.

c. Penarikan anak-anak dari program (kematian, keluar atau pindah sekolah

dll)

d. Masuknya anak-anak baru ke sekolah

e. Ibu hamil

f. Perbaikan nama atau dokumen

g. Perubahan nama ibu atau perempuan penerima PKH (menikah atau cerai,

meninggal, pindah atau bekerja diluar domisili).

h. Perubahan fasilitas kesehatan yang telah di akses.

i. Perubahan variable sinergitas Program. (PKH, 2016: 37).

Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) melakukan

pemutakhiran data disetiap adanya perubahan data tersebut. Pendamping

Program Keluarga Harapan (PKH) melakukan kerjasama dengan ketua

kelompok Program Keluarga Harapan (PKH) untuk memeriksa dan

memberikan informasi terkait perubahan data tersebut.


71

j. Pengaduan peserta PKH.

Pengaduan dapat berasal dari peserta Program Keluarga Harapan

(PKH) maupun pihak luar, seperti masyarakat umum dan LSM. (PKH,

2016: 38).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Munawarah Sahib (2016). Yang meneliti mengenai pengaruh kebijakan

program keluarga harapan (PKH) terhadap penanggulangan kemiskinan di

kecamatan Bajeng kabupaten Gowa yang menunjukan hasi bahwa

mengalami peningkatan yang positif bagi masyarakat miskin dan sangat

terbantu ekonominya sebesar 75% terhadap pendapatan rumah tangga dll.

2. Meningkatan Ekonomi Terhadap Masyarakat Miskin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Keluarga Harapan

dalam pelaksanaannya di Desa Renggeang Kecamatan Limboro

Kabupaten Polewali Mandar dapat meningkatkan Ekonomi Masyarakat

Miskin. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh dari masing-

masing item pernyataan sebesar 257 atau sebesar 90,7% yang

menandakan bahwa benar terjadi peningkatan ekonomi masyarakat

miskin.

Peningkatan adalah proses atau cara untuk meningkatkan

usaha, jadi peningkatan merupakan suatu proses dimana proses

memberikan hasil terhadap usaha yang dilakukan seseorang lebih

meningkat. Sedangkan Ekonomi adalah ilmu sosial yang mempelajari

aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan

konsumsi terhadap barang dan jasa.


72

Adapun upaya dalam meningkat ekonomi terhadap masyarakat

miskin yaitu :

a) Adanya modal yakni untuk memberikan bantuan dalam

membangun produksi usaha bagi orang yang tidak mampu

ekonominya

b) Memiliki ketarampilan yakni membantu untuk seseorang dalam

menentukan usaha produksinya

c) Mengusai teknologi yakni membantu seseorang untuk

mempermudah produksi usaha maupun pemasaran

d) Memiliki lahan usaha yakni untuk mendirikan suatu usaha yang

akan dijalani.

Dari hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa “

dengan cara ini memberikan upaya yang bertujuan untuk

meningkatkan ekonomi terhadap masyarat miskin di Desa

Ranggeang dapat membantu mereka dan juga dilakukan program

bantuan dana berupa uang tunai sehingga meringankan beban

pengeluaran rumah tangga yang sangat miskin . “ Ujar Pak Jufri

pendamping Program Keluarga Harapan (PHK) 2020.

Program ini bertujuan meningkatkan kualitas manusia dengan

memberikan bantuan dana tunai bagi keluarga miskin dan

meningkat ekonomi mereka, dampak yang dirasakan oleh

masyarakat tentunya sangat baik karena dengan adanya pkh,

masyarakat mempunyai biaya tambahan dalam kehidupan sehari

hari terutama untuk kebutuhan anak kpm dalam menempuh

pendidikan dari usia dini. Di pkh juga ibu-ibu kpm pkh mempunyai
73

kesempatan yang sama untuk mendapatkan materi yang sudah

disiapkan untuk bagaimana proses membangun keluarga dan tata

cara kelola keuangan dalam berumah tangga.

“ Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Kepala Desa mengatakan

bahwa”
Program Keluarga Harapan (PKH) sangat bermanfaat dan efektif

bagi masyarakat apalagi pada masyarakat di Desa Renggean

Kecamatan Limboro, menurut beliau dengan adanya Program

Keluarga Harapan (PKH) banyak warga yang merasa terbantu

namun beliau berharap untuk kedepannya jumlah penerima

Program Keluarga Harapan (PKH) dapat bertambah dikarenakan

masih banyak masyarakat yang layak untu menerima bantuan

tersebut. ( Pak Ridwan 2020).

Kemudian penulis juga melakukan wawancara dengan ibu irmawati

selaku Peserta Program Keluarga Harapan yang mengatakan bahwa :


Beliau sangat terbantu dengan adanya Program keluarga Harapan (PKH)
tersebut dikarenakan membantu perekonomian di dalam keluarga.
Kemudian beliau berkata bahwa adanya bantuan ini beban pengeluaran
untuk peralatan dan kepeluan anak sekolah lainnya sudah tidak
memberatkan lagi sehingga anak-anak saya bisa sekolah dan saya
mendorong anak saya untuk lebih rajin sekolah lagi karena adanya bantuan
ini. (Irmawati, 2020).
Begitupun dengan ibu nirwana sebagai peserta Program Keluarga
harapan (PKH) mengatakan bahwa :
Saya merasa terbantu dengan usia tidak mudah lagi dan suami sudah

meninggal dunia setelah mendapat bantuan ini anak-anak saya bisa

melanjutkan sekolahnya. (Nirwana, 2020).

Dengan adanya program keluarga harapan ini masyarakat di Desa

Renggeang merasa terbantu sehingga tergolong meningkatkan ekonomi pada

desa tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin.


74

Beberapa masyarakat yang mendapatkan bantuan program keluarga harapan

mampu menghidupi keluarga mereka dan menyekolahkan anak-anak mereka

sehingga lebih baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulia Fadila

Nur (2017) yang meneiliti mengenai Peran Program Keluarga Harapan (PKH)

Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Bojong Kecamatan

Pamengungpeuk Kabupaten Garut yang menunjukkan hasil bahwa

mengalami peningkatan yang positif bagi masyarakat miskin dan sangat

terbantu ekonominya sebesar 70% terhadap pendapatan rumah tangga


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada hasil penelitian dan

pembahasan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Keluarga Harapan yang

dilaksanakan di desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten

Polewali Mandar berjalan dengan sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat

dari seluruh kegiatan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut yang dapat

dijalankan dengan baik. Namun khususnya dalam pengambilan data

peserta PKH, petugas BPS harus lebih bekerjasama dengan pemerintah

desa untuk memperoleh data yang lebih akurat demi terciptanya keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Keluarga Harapan sangat

membantu terhadap peningkatan ekonomi masyarakat miskin di desa

Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar. Hal

tersebut dapat dilihat dari kurangnya keluarga penerima manfaat PKH

(Program Keluarga Harapan) di tahun 2020. Adapun dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain seperti program pemberian modal usaha pada rakyat

kecil, bantuan kesehatan seperti Jamkesmas/BPJS gratis bagi rakyat

miskin, bantuan beaisiswa untuk anak kurang mampu dan lain-lain.

B. SARAN

Setelah mengemukakan kesimpulan diatas, maka dalam uraian diatas

akan dikemukakan saran sebagai harapan yang ingin dicapai didalam

75
76

penelitian tersebut, sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan Evaluasi pada kondisi di Desa Renggeang dimana jarak

antara Desa Renggeang dengan Bank yang jauh sehingga banyak peserta

PKH yang mengalami kesusahan dalam melakukan pencairan bantuan,

kemudian antrian dibank yang banyak ini juga menjadi kendala dalam

pencairan bantuan sehingga perlu dilakukan atau diadakan Bri Link di Desa

Renggeang agar mempermudah peserta dalam melakukan pencairan

bantuan yang diterima.

2. Tim Pendamping atau petugas PKH perlu melakukan pengawasan dan

pemahaman kepada masyarakat pada umumnya sehingga tidak ada lagi

kecemburuan sosial diantara kalangan masyarakat yang menerima

bantuan Program Keluarga Harapan dengan masyarakat yang tidak

menerima bantuan Program Keluarga Harapan.


DAFTAR PUSTAKA

Adinata, K, I, A, I. Sari dan E. T. Rahayu.2012. Strategi Pengembangan Usaha

sapi potong di Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukaharjo. Tropical Animal

Husbandri. I (I): 24-32.

Ambar Teguh Sulistiani. (2004). Kemitraan dan Model-model

Pemberdayaan,Yogyakarta: Gala Media

Badan Pusat Statestik. (2008). Perhitungan Angka Kemiskinan BPS VS World

Bank. [online]. Tersedia http://www.bps.go.id.

Evi Rahawati, K. B. (2017). Peran Pendaping dalam Pemberdayaan Masyarakat

Miskin Melalui Program Keluarga Harapan . Jurnal on Nonformal Education

and Empowerment.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi ofset, 1998.

http:// dijilid.Uinsby. ac. id, diakses pada tanggal 02 oktober 2020, 21.00 WITA

http:// etheses. IainPonorogo. ac. id, diakses pada tanggal 02 oktober 2020, 21.00

WITA

http:// e-repository, perpus. IainSalatiga. ac. id, diakses pada tanggal 03 Oktober

2020, 13.00 WITA

Kementrian Sosial Republik Indonesia. (2011). Pedoman Umum Program

Keluarga Harapan. http://pkh-jogjaistimewa.com

Michail P Todaro, Stephe. C. Smith. (2008). Pembangunan Ekonomi jilid 1.

Erlangga : Jakarta.

Munandar, H.Kurniawan, F. Dan Santoso, P. 2007. Mencari Hubungan antara

Kebijakan Moneter dengan Kemiskinan dan Ketimpangan Indonesia.

77
78

Jakarta: Bank Indonesia.

Suharto. 2007. Pengenalan dan Pengendalian Hama Tanaman Pangan.

Yogyakarta: Andi offiset.

Sahib, Munawarah. 2016. Pengaruh Kebijakan Program Keluarga Harapan (PKH)

Terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa, Tesis: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Sugiyono (2013), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D.Bandung CV. ALVABETA

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D.Bandung

Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Suharto, Edi dan Thamrin, Djuni. 2012. Program Keluarga Harapan: Memotong

Mata Rantai Kemiskinan Anak Bangsa. Jakarta: Aspirasi Vol. 3 No. 1

Sujarweni, V. Wiratna. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press. 2015.

Tambunan, Tulus T.H. 2004. Globalisasi dan Perdagangan Internasional.Jakarta:

Ghalia Indonesia

UU RI no.11 tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial


LAMPIRAN

79
80

Lampiran 1

Daftar Pertanyaan/Kuesioner

A. Data Diri Responden

1. Nama : .................

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Umur : .................Tahun

4. Pekerjaan : .................

5. Pendidikan Terakhir :..................

B. Petunjuk Pengisian

Berilah jawaban pada pernyataan berikut ini sesuai dengan pendapat

Bapak/Ibu/saudara(i) dengan cara, memberi tanda (√) pada kolom yang

tersedia dengan keterangan sebagai berikut:

 SS = Sangat Setuju

 S = Setuju

 RR = Ragu-Ragu

 TS = Tidak Setuju

 STS = Sangat Tidak Setuju

C. Pertanyaan-Pertanyaa Kuesioner

1. Pertanyaan tentang Pelaksanaan Program Keluarga Harapan


81

No. Pertanyaan SS S RR TS STS


1. Para pendamping aktif melakukan
pertemuan kelompok
2. Para pendamping senantiasa
mendengarkan aduan RTSM
3. Apakah ibu turut menghadiri pertemuan
dengan rutin
4. Apakah syarat-syarat yang telah ditentukan
tidak memberatkan ibu sebagai peserta
PKH
5. Bantuan diterima secara rutin dan sesuai
dengan komposisi yang telah ditetapkan
6. Mendapat kemudahan dalam memperoleh
akses pelayanan kesehatan
7. Mendapat kemudahan dalam memperoleh
akses pelayanan pendidikan
8. Menggunakan pelayanan kesehatan dan
pendidikan dengan sebaik-sebaiknya
9. Tidak ada pemotongan jumlah dana dari
pihak tertentu
10. Anda semakin sadar akan pentingnya
pendidikan dan kesehan
11. Apakah ibu telah memenuhi syarat-syarat
yang telah ditentukan
82

2. Pertanyaan tentang Peningkatan Program Keluarga Harapan

No. Pertanyaan SS S RR TS STS


1. Apakah dana yang ibu terima ibu gunakan
untuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan
pemenuhan kebutuhan bagi lansia dan
disabilitas berat
2. Apakah setelah menjadi anggota PKH
kebutuhan pendidikan, kesehatan dan
pemenuhan kebutuhan bagi lansia dan
disabilitas berat terpenuhi
3. Apakah dengan adanya PKH kualitas
kebutuhan pendidikan, kesehatan dan
pemenuhan kebutuhan bagi lansia dan
disabilitas berat meningkat
4. Apakah ibu termasuk dalam keluarga
dengan status ekonomi menengah kebawah
5. Apakah ada manfaat nyata yang ibu rasakan
setelah menjadi angota PKH
6. Apakah PKH telah mensejahterakan
keluarga ibu
7. Apakah PKH perlu dilanjutkan
8. Anda memeiliki tempat tinggal yang layak
9. Anda tidak memiliki kendala untuk
memeriksakankesehatan anda dan keluarga
kepusat pelayanan kesehatan
10. Dengan adanya bantuan PKH, anda dapat
memenuhi kebutuhan sekolah anak anda
11. Bantuan PKH dapat membantu anda
memenuhi gizi ibu hamil dan anak balita
83

Lampiran 2
Hasil Pengukuran Program Keluarga Harapan

Penskoran dalam skala likers:


Jumlah skor maksimal : 5 x 54 = 270
Jumlah skor minimal : 1 x 54 = 54
Nilai median : (270 + 54) : 2 = 162
Nilai Kuartil 1 : (54 + 162) : 2 =108
Nilai Kuartil 3 : (270 + 108) : 2 =189

Tabel Kategori Skor Program Keluarga Harapan


Intervall Skor Kualitas PKH
0-54 Sangat Buruk
55-108 Buruk
109-162 Sedang
163-189 Baik
190-270 Sangat Baik
84

Lampiran 3
Hasil jawaban kuesioner tentang pelaksanaan program keluarga harapan

Persentase=( Skor Total Item : Skor Tertinggi) x 100

No.Item Skor Total Persentase (%) Interpretasi Skor


1 252 90% Sangat tinggi
2 254 90,8% Sangat tinggi
3 248 88,6% Sangat tinggi
4 241 86,1% Sangat tinggi
5 260 92,9% Sangat tinggi
6 255 91,1% Sangat tinggi
7 259 92,5% Sangat tinggi
8 264 94,3% Sangat tinggi
9 244 87,2% Sangat tinggi
10 257 91,8% Sangat tinggi
11 263 94% Sangat tinggi

Responden Skor
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11
1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 45
2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 46
3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 46
4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 44
5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 44
6 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 44
7 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 45
8 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 47
9 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 46
10 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 45
11 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 44
12 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 41
13 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 46
14 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 46
15 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 44
16 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 43
17 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 42
18 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 41
19 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 46
20 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 45
21 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 42
22 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 43
23 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 43
24 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 45
25 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 46
26 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 46
27 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 45
85

28 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 46
29 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 46
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 47
31 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 45
32 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 46
33 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 47
34 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 44
35 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 43
36 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 47
37 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 46
38 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 41
39 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 45
40 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 46
41 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 46
42 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 46
43 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 45
44 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 44
45 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 44
46 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 44
47 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 45
48 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 46
49 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 45
50 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 45
51 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 46
52 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 46
53 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 46
54 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 45
∑ 252 254 248 241 260 255 259 264 244 257 263
86

Lampiran 4
Hasil Jawaban Kuesioner Tentang Peningkatan Program Keluarga Harapan

Responden
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11
1 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5
2 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5
4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5
5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
6 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5
7 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
8 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4
9 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5
10 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
11 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
13 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4
14 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5
15 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
16 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
17 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4
18 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
19 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
20 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5
21 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5
22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5
23 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
24 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
25 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4
26 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
27 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
28 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5
29 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5
30 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5
31 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5
32 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
33 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
34 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4
35 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
36 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
37 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5
38 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
39 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5
40 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
41 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
87

42 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
43 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
44 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
45 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
46 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
47 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
48 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
49 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5
50 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
51 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
52 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5
53 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
54 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5
∑ 244 262 264 228 265 258 270 262 259 254 265

Persentase=( Skor Total Item : Skor Tertinggi) x 100


No.Item Skor Total Persentase (%) Interpretasi Skor
1 244 86.1% Sangat tinggi
2 262 92.5% Sangat tinggi
3 264 93.2% Sangat tinggi
4 228 80.5% Sangat tingii
5 265 93.6% Sangat tinggi
6 258 91.1% Sangat tinggi
7 270 95.3% Sangat tinggi
8 262 92.5% Sangat tinggi
9 259 91.4% Sangat tinggi
10 254 89.7% Sangat tinggi
11 265 93.6% Sangat tinggi

Responden Skor
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11
1 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 49
2 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 49
3 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 48
4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 48
5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 49
6 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 48
7 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
8 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 48
9 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 48
10 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 49
11 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 48
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 50
13 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 47
14 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 47
15 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
88

16 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 49
17 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 49
18 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 49
19 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 49
20 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 49
21 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 48
22 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 50
23 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
24 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 49
25 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 49
26 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
27 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 49
28 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 49
29 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 48
30 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 49
31 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 48
32 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 49
33 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
34 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 47
35 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 49
36 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 49
37 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 48
38 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
39 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 48
40 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
41 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 49
42 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
43 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
44 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 49
45 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 49
46 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 49
47 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 50
48 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 49
49 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 49
50 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
51 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 51
52 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 49
53 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 50
54 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 49
∑ 244 262 264 228 265 258 270 262 259 254 265
89

Lampiran 5
Surat Penelitian
90

Lampiran 6
Balasan Surat Penelitian
91

Lampiran 7
Uji Plagiat
92

Lampiran 8

Dokumentasi
93

Lampiran 9

BIOGRAFI PENULIS

ARFA APRILIANTI, lahir di La’mase tanggal 12 Mei 1998,

merupakan anak ketiga dari pasangan M.Sabri dan Nadira.

Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Islam. Kini

penulis beralamat di jl. Manuruki 2 lorong 2b Kecamatan

Tamalate Kota Makassar Sulawesi Selatan. Adapun riwayat

pendidikan penulis yaitu pada tahun 2010 lulus dari SDN 027

Renggeang. Kemudian melanjutkan di Mts NEGERI 01 Tinambung dan lulus pada

tahun 2013. Penulis melanjutkan pendidikan di SMA NEGERI 02 Majene dan lulus

pada tahun 2016. Setelah itu kuliah di UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR pada tahun 2021 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Peran Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Meningkatkan Ekonomi

Masyarakat Miskin Di Desa Renggeang Kecamatan Limboro Kabupaten Polewali

Mandar”

Anda mungkin juga menyukai