Anda di halaman 1dari 90

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA

SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KESEHATAN


TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN

SKRIPSI

Oleh
FITRI REGUNA
NIM 105711116816

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
HALAMAN JUDUL

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA


SEKTOR PENDIDIKAN DAN SEKTOR KESEHATAN
TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Oleh
FITRI REGUNA
NIM 105711116816

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi pada
Program Studi Strata 1 Ekonomi Pembangunan

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020

ii
PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah Fitri Reguna ini kupersembahkan untuk Kedua Orang

Tua, Saudari-Saudari terkasihku Yang senantiasa memberikan limpahan

Do’a, kasih sayang, dukungan dan Motivasi serta Penulis Mengucapkan

Terima kasih Kepada Dosen Pembimbing I Ibu Hj. Naidah dan Dosen

Pembimbing II Ibu Agusdiwana Suarni atas Bimbingan dan Arahannya

yang diberikan kepada Penulis, sehingga Penulis bisa menyelesaikan

Skripsi.

MOTTO HIDUP

Dua Kalimat Yang Ringan Diucapkan Lidah

Berat Dalam Timbangan,

“Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang

Maha Agung”.
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan

kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti

diberikan kepada Hamba-Nya. shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan

kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat

dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada hentinya dan tak ternilai

manakal penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah

Pada Sektor Pendidikan Dan Sektor Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan

Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 – 2018”.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis Bapak Usman dan Ibu Hasmi yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian, dukungan, kasih saying dan do’a tulus

tanpah pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung

dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. dan seluruh keluarga besar

atas segala pengorbanan, dukungan dan do’a restu yang telah diberikan demi

keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. semoga apa yang telah mereka

berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia

dan di akhirat.

vii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar

2. Bapak Ismail Rasullong, SE., MM., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., Selaku Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan

Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si., Selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

skripsi dapat di selesaikan.

5. Ibu Agusdiwana Suarni, SE., M.ACC., selaku pembimbing II yang telah

berkenan membantu selama dalam proses penyusunan skripsi.

6. Bapak/ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah telah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti Kuliah.

7. Para Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Terima kasih teruntuk Agus Rahmat S.Ak., Muh. Akram Pratama Amir,

Mutmainnah, Dhea Meyindra Sari, dan Fitri S.

9. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi

Pembangunan angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

viii
10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya

sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kata kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak

utamanya pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skirpsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr. Wb.

Makassar, November 2020

Penulis

ix
ABSTRAK

FITRI REGUNA, 2020. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada sektor


Pendidikan dan Sektor Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018, Skripsi fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing Oleh pembimbing I Hj. Naidah, dan Pembimbing II Agusdiwana
Suarni.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh


pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan kesehatan terhadap Indeks
Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018. Jenis
Penelitian adalah Kuantitatif. jenis data yang digunakan adalah data sekunder
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas
Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Jenis data yang
digunakan adalah data time series yaitu tahun 2014-2018. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan
bantuan program SPSS 22. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
kontribusi pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan sektor kesehatan
sebesar 86,0% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam
penelitian. Secara parsial pengeluaran pemerintah untuk pendidikan tidak ada
pengaruh yang signifikan, dan pada sektor kesehatan tidak terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap IPM Provinsi Sulawesi Selatan.

Kata Kunci: Pengeluaran Pemerintah pada sektor Pendidikan, kesehatan,


Indeks Pembangunan Manusia.

x
ABSTRACK

FITRI REGUNA, 2020. The effect of Government Expenditure In Education


And Healt Sectors on The Human Devolopment Index of South Sulawesi
Province 2014-2018. Thesis Faculty of Economics and Business Department of
Development Economics Muhammadiyah University Makassar. Guided by
mentor I Hj. Naidah, and Mentor II Agusdiwana Suarni.

This research purposes to determine the effect of Government


Expenditure on the education ad health sectors on the Human development
Index (HDI) of south Sulawesi Province in 2014-2018. This Analytical method
used is Quantitative, with secondary data published by BPS, the Education and
the Health Offices of South Sulawesi Province. The type of data used is time
series in 2014-2018. The method used in this study is multiple linear regression
analysis with the help of the SPSS 22 program.“The results of this study”showed
that the contribution of government spending in the education and health sectors
by 86,0% was influenced by other factors not included in the study.“Partially
government Expenditure on the education has not significant effect, while the
health has not significant to the human development index in South Sulawesi
Province.

Keywords: Government Expenditure on Education, Health , Human


Development Index (HDI).

xi
DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ........................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. v

SURAT PERNYATAAN ................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... ix

ABSTRACK ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7

A. Tinjauan Teori............................................................................ 7

B. Tinjauan Empiris ...................................................................... 14

C. Kerangka Konsep .................................................................... 17

xii
D. Hipotesis.................................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 21

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 21

B. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 21

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran ........................ 22

D. Populasi dan Sampel ............................................................... 23

E. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 24

F. Teknik Analisis ......................................................................... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 28

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 28

B. Penyajian Data dan Pembahasan ............................................ 35

1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia provinsi

Sulawesi Selatan ............................................................... 35

2. Pengeluaran pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan .......... 37

3. Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Pendidikan Provinsi

Sulawesi Selatan ............................................................... 38

4. Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan Provinsi

Sulawesi Selatan ............................................................... 39

C. Analisis Data............................................................................ 40

1. Uji Asumsi Klasik ............................................................... 40

2. Regresi Linear Berganda ................................................... 45

3. Uji Hipotesis ....................................................................... 47

D. Pembahasan ........................................................................... 51

xiii
1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan

Terhadap Indeks Pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan

.......................................................................................... 51

2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan

Terhadap Indeks Pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan

.......................................................................................... 53

3. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan

dan sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan di

Provinsi Sulawesi Selatan .................................................. 54

BAB V PENUTUP...................................................................................... 56

A. Kesimpulan .............................................................................. 56

B. Penutup ................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 58

LAMPIRAN ..................................................................................................... 59

BIOGRAFI PENULIS ...................................................................................... 76

xiv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Data Pertumbuhan Indeks Perkembangan Manusia 2014-2018........ 2

Tabel 1.2 Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan 2014-2018 ...... 4

Tabel 2.1 Nilai Minimun dan Maximun IPM ....................................................... 8

Tabel 4.1 Jumlah penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi
Sulawesi Selatan .............................................................................. 31

Tabel 4.2 Daftar Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Beserta Periode Jabatanya
.......................................................................................................32

Tabel 4.3 Jumlah Fasilitas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan ..................33

Tabel 4.4 Jumlah Fasilitas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ................... 34

Tabel 4.5 Total Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan .............. 37

Tabel 4.6 Total Realisasi Pengeluaran Pemerintah pada sektor pendidikan


Provinsi Sulawesi Selatan ...............................................................38

Tabel 4.7 Total Realisasi Pengeluaran pemerintah Pada Sektor Kesehatan


Provinsi Sulawesi Selatan ................................................................ 39

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 41

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolerasi ...................................................................... 43

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................... 44

Tabel 4.11 Hasil Regresi Linear Berganda...................................................... 46

Tabel 4.12 Hasil Uji t ....................................................................................... 48

Tabel 4.13 Hasil Uji F...................................................................................... 50

Tabel 4.14 Hasil Koefisien Determinasi .......................................................... 51

xv
DAFTAR GAMBAR

Nomor
Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka konsep ........................................................................ 19

Gambar 4.1 Peta Sulawesi Selatan ................................................................ 28

Gambar 4.2 Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi


Selatan ....................................................................................... 35

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 42

Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 45

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peneliti Terdahulu ............................................................................... 62


2. Data Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan ......... 69
3. Data Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Provinsi Sulawesi
Selatan ................................................................................................ 70
4. Data Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan ................................................................................................ 70
5. Hasil Uji Output SPSS 22 .................................................................... 71
6. Surat Bukti Penelitian .......................................................................... 75

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan warga merupakan tujuan pembangunan dalam negeri.

Bercerita tentang kesejahteraan warga pada tingkat wilayah, sudah

sepatutnya otonomi wilayah menunjukkan hal yang sama terhadap tingkat

daerah. Terdapat banyak dimensi dari tingkatan kesejahteraan warga salah

satunya merupakan IPM. IPM merupakan salah satu tolak ukur yang

digunakan untuk mencapai keberhasilan suatu pembangunan.

Widodo dkk., 2011.” Pembangunan manusia merupakan salah satu

indikator bagi kemajuan suatu Negara, dikatakan maju bukan saja dihitung

dari pendapatan domestik bruto saja tetapi juga mencakup aspek harapan

hidup serta pendidikan masyarakatnya”. Hal ini sejalan dengan Paradigma

pembangunan yang saat ini sedang mengalami peningkatan, dimana

pertumbuhan ekonomi dilihat dari beberapa factor yaitu mulai dari tingkat

kualitas hidup penduduk setiap negara, Hal ini dapat dilihat dari tingkat

Indeks Pembangunan Manusianya yang diukur dari tingkat Pendidikan,

tingkat Kesehatan dan daya beli masyarakat (Mirza, 2012 :1).

Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan adanya

sarana publik yang dapat mendorong kedudukan manusia dalam

meningkatkan pembangunan. Maka dari itu diharapkan dukungan dan

bantuan dari pemerintah daerah untuk mendukung pembangunan manusia,

adanya bantuan tersebut akan tercipta masyarakat yang berkarasteristik,

1
2

berpengetahuan serta berkualitas. Dengan terwujudnya hal realisasi tersebut

maka dapat menggambarkan kebijakan pemerintah dalam membangun dan

mendorong pembangunan masyarakatnya.

(widodo dkk., 2011) Kebijakan Pemerintah dalam pembangunan

manusia untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya untuk mencapai

hidup layak, maka hal yang perlu diamati adalah pada sektor pendidikan dan

sektor kesehatan. Untuk mewujudkan hal itu, Pemerintah mesti memberikan

realisasi anggaran yang lebih tinggi maka akan meningkatkan produktifitas

masyarakatnya.

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah yang berada di

Negara Indonesia dengan Anggaran belanja bagian Pendidikan dan

Kesehatan setiap tahunya mengalami peningkatan secara signifikan, bukan

hanya itu IPM di Provinsi Sulawesi Selatan juga selalu mengalami

peningkatan. Hal ini dapta dilihat melalui table dibawah ini:

Tabel 1.1
Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018

Tahun Nilai IPM Status


2014 68,49 Sedang
2015 69,15 Sedang
2016 69,76 Sedang
2017 70,34 Tinggi
2018 70,90 Tinggi
Sumber data: Badan Pusat Statistik Sulawesi selatan (2020)

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan Indeks Pembangunan Manusia di

Provinsi Sulawesi Selatan terus bertumbuh. Berdasarkan hasil perhitungan

Indeks Pembangunan Manusia, Nilai Indeks Pembangunan Manusia di

Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2018 mencapai 70,90.


3

IPM di Sulawesi Selatan tahun 2018 berstatus tinggi yang telah

mengalami perubahan dari status sedang menjadi status tinggi di tahun 2016.

Berdasarkan data publikasi BPS, meskipun sejak 5 tahun terakhir dari tahun

2014 sampai 2018 IPM di Sulsel terus meningkat, Namun dilihat dari taraf

nasional peningkatan ini belumlah signifikan yang menempatkan posisi IPM

Sulawesi Selatan berada pada tingkat Indeks Pembangunan Manusia 14

diantara 33 Provinsi.

Tingkat IPM tersebut masih belum bisa mencapai RPJMD, dimana

RPJMD mengharapkan Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018 masuk dalam

daftar 10 besar dalam negeri. Rendahnya nilai IPM ditingkat nasional malah

terjadi disaat Sulawesi Selatan menggapai perkembangan ekonomi yang

lumayan besar di atas perkembangan ekonomi nasional.

Dalam melaksanakan pembangunan daerah dengan menciptakan

sumber daya manusia yang berkualitas, pemerintah daerah mengalokasikan

Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) ke berbagai sektor untuk

mendukung perkembangan indeks pembangunan manusia yang

direalisasikan dengan belanja daerah salah satunya adalah pada sektor

pendidikan dan sektor kesehatan. Dalam Hal ini pengeluaran pemerintah dari

sektor pendidikan dan sektor Kesehatan dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

Tabel 1.2
Total Realisasi Anggaran Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan 2014-2018 (Juta Rupiah)

Tahun Total Pegeluaran Pemerintah


2014 5.600,386,775,837,72
2015 6.149,604,542,113,18
2016 6.930,978,668,388,43
2017 8.892,158,631,536,48
2018 9.322,152,987,944,74
Sumber: Badan Pusat Statistik Sulsel (2020)
4

Berdasarkan Tabel 1.2 diatas pegeluaran pemerintah di provinsi

Sulawesi selatan pada Tahun 2014 sampai dengan 2018 setiap tahunnya

megalami peningkatan. Dimana pengeluaran pemerintah pada Tahun 2014

sekitar Rp.5.600,386,775,837,72 pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp.

6.149,604,542,113,18 dan pada Tahun 2016 pengeluaran pemerintah

mengalami peningkatan menjadi Rp.6.930,978,668,388,43 Pada Tahun 2017

mencapai sebesar Rp. 8.892,158,631,536,48 dan pada tahun 2018 megalami

peningkatan drastis sekitar Rp.9.322,152,987,944,74

Dari beberapa penjelasan dari latar belakang diatas, maka penulis

tertarik mengambil penelitian “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di

Sektor Pendidikan dan Sektor Kesehatan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan 2014-2018”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka adapun rumusan masalah yang

dapat ditarik adalah:

1. Apakah Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Berpengaruh

terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2014 – 2018 ?

2. Apakah pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan berpengaruh

terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2014 – 2018 ?

3. Apakah pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan sektor

kesehatan berpengaruh secara simultan terhadap Indeks Pembangunan

Manusia Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 – 2018 ?


5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Latar Belakang diatas maka adapun tujuan penelitian yang

dapat ditarik adalah:

1. Untuk mengetahui pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan

berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2014-2018.

2. Untuk mengetahui pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan

berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2014 – 2018.

3. Untuk mengetahui secara simultan pengeluaran pemerintah pada sektor

pendidikan dan sektor kesehatan berpengaruh terhadap Indeks

Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014 – 2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan serta

mengetahui secara praktis bagaimana pengaruh pengeluaran pemerintah

pada sektor pendidikan dan kesehatan terhadap Indeks Pembangunan

Manusia di Sulawesi Selatan 2014 - 2018.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan

gambaran serta sebagai referensi selanjutnya khususnya bagi

mereka yang ingin memperdalam pengetahuan tentang Indeks

Pembangunan Manusia.

b. Bagi Perusahaan
6

Sebagai bahan masukan dan saran yang berguna bagi perusahaan

tentang pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan

dan kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

c. Bagi Universitas Muhammadiyah

Penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi sebuah karya yang

melengkapi pengetahuan dan wawasan yang ada di perpustakaan

Universitas Muhamamadiyah Makassar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

(Mirza, 2012) “Paradigma pembangunan yang semakin meningkat


saat ini adalah pertumbuhan ekonomi yang di ukur dengan pembangunan
manusia yang dilihat dengan tingkat kualitas hidup manusia di tiap-tiap
negara. Salah satu tolok ukur yang digunakan dalam melihat kualitas hidup
manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang diukur melalui
kualitas tingkat pendidikan, kesehatan dan ekonomi (daya beli). Melalui
peningkatan ketiga indikator tersebut diharapkan akan terjadi peningkatan
kualitas hidup manusia”.

Dengan berlandaskan beberapa bagian Indeks pembangunan

manusia digambarkan dengan empat bagian yaitu pada bidang pendidikan

terdapat rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf, bidang kesehatan

terdapat bagian angka harapan hidup, dan pendapatan perkapita diukur

dengan daya beli masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada table 2.1

Tabel 2.1

Nilai Minimun dan Maximum IPM

Indikator Satuan Minimum Maksimum


UNDP BPS UNDP BPS
Angka Harapan Tahun 20 20 82 85
Hidup (AHH)
Harapan Lama Tahun 0 0 18 18
Sekolah (HLS)
Rat-rata Lama Tahun 0 0 15 15
Sekolah (RLS)
Pengeluaran Per 100 1.007.483 107.721 26.572.35
kapita disesuaikan (US) (Rp) (PPP 2 (Rp)
US)
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (2020)

7
8

Badan Pusat Statistik (BPS) “Manusia adalah kekayaan bangsa yang


sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai
tujuan akhir dari pembangunan, bukan hanya alat dari pembangunan”.

Nilai Indeks Pembangunan Manusia suatu daerah menunjukkan

seberapa besar daerah tersebut mampu mencapai persentase yang telah

ditentukan dengan penentuan maksimum angka harapan hidup (AHH)

selama 85 tahun, Harapan Lama Sekolah (HLS) selama 18 tahun, Rata-

Rata Lama Sekolah (RLS) selama umur 15 tahun atau 15 tahun keatas

untuk menempuh pendidikan formal dan pengeluaran per kapita di

sesuaikan.

Jika nilai IPM suatu daerah mendekati angka seratus persen, maka

daerah tersebut tergolong dalam status IPM yang sangat tinggi dan mampu

mencapai tujuan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga mampu

meningkatkan perekonomian di daerah tersebut.

Dalam meningkatkan perekonomian sumber daya manusia

pemerintah mesti memberikan upah atau gaji yang sesuai dengan

kemampuan atau keahlian masyarakat, standar pengupahan itu perlu diteliti

secara objektif atas ketentuan yang berlaku dalam ekonomi islam agar

supaya masyarakat mampu meningkatkan produktifitas kerjanya. Dengan

meningkatkan produktifitas kerja masyarakat maka akan mampu

mendorong untuk meningkatkan daya beli masyarakat sehingga kehidupan

layak bagi masyarakat akan terpenuhi (Suarni, A. dan Suandi, E. 2020).

2. Pengeluaran pemerintah

Teori Pengeluaran Pemerintah menurut Sadono Sukirno (2000)


“Pengeluaran Pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari
kebijakan fiskal yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya
perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan
pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan
9

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional.


Tujuan dari kebijakan fiskal ini dalam rangka menstabilkan harga, tingkat
output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong
pertumbuhan ekonomi”.

Belanja daerah pada sektor pendidikan merupakan belanja

pemerintah yang paling umum dalam pembangunan masyarakat. Karena

Pendidikan merupakan salah faktor yang begitu penting untuk mencapai

kemampuan yang mendasar bagi kehidupan masyarakat. Pendidikan

memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mendorong kinerja suatu

negara dalam menghadapi zaman yang semakin canggih terutama untuk

negara berkembang yaitu Negara Indonesia.

Kontribusi dana pemerintah pada sektor kesehatan yang berbentuk

alokasi anggaran untuk mendukung penyediaan dan pemeliharaan sarana

dan prasarana pada sektor kesehatan, pemerintah mendirikan fasilitas

kesehatan guna untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk

mendapat akses pelayanan kesehatan. Adanya Kemudahan dalam

mengakses Kesehatan akan memenuhi hak masyarakat sehingga

kehidupan masyarakat dapat meningkat.

Dengan memaksimalkan belanja pemerintah dalam hal ini utamanya

belanja pada sektor Pendidikan dan sektor kesehatan, maka akan

menciptakan kualitas Pendidikan dan kesehatan yang berkembang

sehingga akan mudah mencapai produktivitas yang baik, dalam

mewujudkan hal tersebut pemerintah perlu adanya sistem yang mampu

memprediksi keadaan yang akan mendatang yaitu dengan mengunakan

sistem Akuntansi Manajerial.

Akuntansi Manajerial sering digunakan sebagai alat perencanaan.

Dengan berdasar pada laporan keuangan ditambah dengan beberapa


10

asumsi dan informasi yang bisa digunakan untuk memprediksi keadaan

yang akan datang maka laporan akuntansi manajerial dapat digunakan

sebagai pemandu untuk merencanakan capaian di masa mendatang.

Dalam mendukung berjalanya Akuntansi Manajerial dibutuhkan empat

fungsi manajemen yang terdapata didalamnya yaitu POAC (Planning,

Organizing, actuating, controlling) namun pada hakekatnya akuntansi

manajerial sering digunakan pada saat perencanaan, pengendalian, dan

pengambilan keputusan (Agusdiwana Suarni, dkk., 2017:11).

3. Pengeluaran Pemerintah pada sektor Pendidikan dan Sektor

Kesehatan.

Wahid, (2012) “Investasi dalam hal pendidikan mutlak dibutuhkan


maka pemerintah harus dapat membangun suatu sarana dan sistem
pendidikan yang baik. Alokasi anggaran pengeluaran pemerintah terhadap
pendidikan merupakan wujud nyata dari investasi untuk meningkatkan
produktivitas masyarakat. Pengeluaran pembangunan pada sektor
pembangunan dapat dialokasikan untuk penyediaan infrastruktur
pendidikan dan menyelenggarakan pelayanan pendidikan kepada seluruh
penduduk Indonesia secara merata. Anggaran pendidikan sebesar 20
persen dari APBN merupakan wujud realisasi pemerintah untuk
meningkatkan pendidikan”.

(Meier, dalam Winarti, 2014: 41) pada sektor pendidiikan belanja

pemerintah sangat berdampak pada perkembangan pendidikan dimana

dengan adanya perkembangan disektor pendidikan maka akan meningkat

pula jumlah siswa-siswi yang mampu menyelesaikan pendidikannya hingga

ke perguruan tinggi. Dalam hal ini, semakin tinggi ilmu pengetahuan dan

keahlian yang dimiliki oleh masyarakat, maka semakin mudah pula untuk

setiap individu untuk mendapatkan tingkat kesejahteraan dalam hidup.

Suatu bangsa harus meningkatkan investasi bidang pendidikan dan

kesehatan untuk mencapai pembangunan.


11

Kuncoro (2013) “Pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan


merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan”.

Menurut Tjiptoherijanto, dalam Astri (2013) melihat kualitas manusia

dari sisi kesehatan dimana kesehatan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi sumber daya manusia, dengan kata lain aspek kesehatan

turut mempengaruhi kualitas manusia. Kekurangan kalori, gizi, ataupun

rendahnya derajat kesehatan bagi penduduk akan menghasilkan kualitas

manusia yang rendah dengan tingkat mental yang terbelakang.

(Anurogo, D. dan Suarni, A. 2018) menyusun program yang bertajuk

MELINESIA. MELINESIA merupakan program yang terdiri dari 4-s yaitu

sehat jasmani, sehat ekonomi, dan sehat literasi. Program ini bertujuan

untuk memberdayakan semua elemen masyarakat, menciptakan generasi

yang berkemajuan, serta meningkatkan derajat kesehatan kesejahteraan

masyarakat, menciptakan masyarakata yang mandiri, sehat dan unggul,

baik dari aspek jasmani, ekonomi, maupun literasi.

Todaro & Smith, (2003) “bahwa pengeluaran pemerintah pada sektor


anggaran kesehatan yang di keluarkan untuk memenuhi salah satu hak
dasar untuk memperoleh pelayanan kesehatan berupa fasilitas dan
pelayanan kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas
masayrakat”.

Rumate (2015) Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan,

Undang-undang di Indonesia yang mengatur mengenai anggaran

kesehatan adalah UU No 36 tahun 2009 yang menyebutkan bahwa besar

anggaran kesehatan pemerintah pusat dialokasikan minimal 5 persen dari

APBN di luar gaji, sementara besar anggaran kesehatan pemerintah


12

daerah provinsi dan Kabupaten/Kota dialokasikan minimal 10 persen dari

APBD di luar gaji.

Menurut Mahmudi (2007) pelayanan publik merupakan segala

aktivitas pelayanan yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan

publik untuk upaya pemenuhan kebutuhan publik dan aplikasi kententuan

peraturan perundang-undangan.

4. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan dan Sektor

Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

a. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Terhadap IPM

Menurut Hasibuan untuk meningkatkan suatu pencapaian,

khususnya peningkatan pencapaian pada masyarakat maka dilakukan

peningakatan investasi pada sektor pendidikan, sehingga tercipta

kestabilan yang sesuai baik investasi bagi sumber daya manusia dan

investasi untuk modl fisik.

Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan akan memberikan efek

pada pertumbuhan pendidikan yaitu dengan meningkatnya jumlah

murid yang dapat menyelesaikan sekolahnya hingga kejenjang yang

tinggi. semakin besar taraf pengetahuan serta keahlian yang dimilki

oleh masyarakaat, maka akan memudahkan untuk tiap orang bekerja,

menguasai, mewujudkan serta memperoleh hasil pada tingkat

kemajuaan teknologi yang mendukung perokonomian serta hidup

bangsa. Sesuatu bangsa layak meningkatkan investasi untuk

pembelajaran dan kesehatan supaya sanggup menggapai

pembangunan yang baik.


13

Belanja pemerintah untuk Pendidikan diharapkan sanggup

tingkatkan warga pada akses pembelajaran yang baik, dengan harapan

sanggup mendorong mutu pembelajaran yang menjadi modal dalam

kegiatan pembangunan ekonomi, sehingga lebih berwawasan,

berpengalaman serta sanggup bersaing untuk mencapai tingkat

ekonomi yang normal serta kokoh

b. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan

Terhadap IPM

Kesehatan Merupakan hal mendasar bagi kebutuhan masyarakat,

oleh sebab itu, kesehatan adalah hak bagi setiap masyarakat sesuai

dengan UUD 1945 pasal 28 ayat 1 dan UUD Nomor 23 tahun 1945

tentang hak setiap masyarakat untuk mendapatkan kesehatan yang

layak.

Todaro dan Smith :110 “menyatakan Pengeluaran pemerintah pada


sektor kesehatan yang dikeluarkan untuk memenuhi salah satu hak
dasar untuk memperoleh pelayanan kesehatan berupa fasilitas dan
pelayanan kesehatan merupakan persyaratan bagi peningkatan
produktivitas masyarakat. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor
Kesehatan, yang diatur oleh UUD Nomor 36 Tahun 1945 tentang
anggaran kesehatan yang berbunyi bahwa anggaran pemerintah
sebesar 5% dialokasikan dari APBN diluar gaji, dan 10% dari tingkat
daerah atau APBD diluar gaji”.

Pada pemaparan tersebut diatas khusunya pada sektor pendidikan

dan sektor kesehatan sebaiknya pemerintah pusat dan daerah

memusatkan sarana pendidikan dan kesehatan agar mendorong

tercipta hidup masyarakat yang sejahtera. Pendidikan dan Kesehatan

merupakan hal penting dalam pembangunan dan kemajuan negara ini.


14

B. Tinjauan Empiris

Beberapa penelitiaan terdahulu dijadikan pedoman atau landasan

dalam penelitian ini. Pemilihan penelitian terdahulu didasari dengan

kesamaan antara varibael terikat (dependen) dan variable bebas

(independen). hal yang menjadi acuan penelitian terdahulu ialah, tujuan

penelitian, metode penelitian dan hasil penelitian.

T. Zulham, Muliza, Chenny Seftarita (2015) melakukan penelitian

tentang indeks pembangunan manusia dengan menggunakan metode

penelitian analisis regresi data panel, Adapun hasil penelitiannya variabel

pendidikan (X1) dan kesehatan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap

indeks pembangunan manusia. Sedangkan variabel kemiskinan (X3)

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia,

PDRB (X4) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap indeks

pembangunan manusia.

Bita Lailatul Yusnita, Moh. khusaini (2018) melakukan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Belanja Pendidikan, Kesehatan,

Insfrastruktur serta Tingkat Kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan

Manusia di Kalimantan Barat. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa

Belanja pendidikan, kesehatan berpengaruh positif dan signifikan sedangkan

infrastruktur berpengaruh namun tidak signifikan selanjutnya kemiskinan

berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel IPM.

Wensy Rompas, Masinambow Vecky, Laisina Chliff. (2015) Dengan

Penelitian yang berjudul Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Di Sektor

Pendidikan Dan Sektor Kesehatan Terhadap Pdrb Melalui Indeks

Pembangunan Manusia Di Sulawesi Utara Tahun 2002-2013. Dengan Hasil


15

Penelitian Pengeluaran pemerintah di Sektor pendidikan memiliki pengaruh

terhadap indeks pembangunan manusia sedangkan di sektor kesehatan tidak

memiliki pengaruh. Berdasarkan pengaruh pengeluaran pemerintah di sektor

pendidikan ke pertumbuhan ekonomi melalui indeks pembangunan manusia

bersifat positif. Sedangkan di sektor kesehatan bersifat negatif.

Alison Jeacline Lawrence Heka, agnes Lapian dan Imelda Lajuck (2017.

Memperoleh hasil penelitian bahwa secara parsial Pengeluaran Pemerintah

Bidang Kesehatan dan Pendidikan, memilik pengaruh yang signifikan

terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Utara. Namun,

secara simultan tidak terdapat pengaruh.

Sal Diba Susen Pake, George M.V. Kawung dan Antonius Y. Luntungan

(2018) menemukan hasil penelitian yaitu secara Simultan pengeluaran

pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan bertanda positif dan

berpengaruh secara signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

(IPM).

Rahmita Handayani (2015) Analisis Pengeluaran Pemerintah Sektor

Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di

Provinsi Riau, menunjukkan hasil bahwa pegeluaran pemerintah disektor

pendidikan di Provinsi Riau bernilai positif tetapi tidak signifikan dan

pengeluaran pemerintah di sektor pendidikan tehadap indeks pembangunan

manusia bernilai positif dan berpengaruh secara signifikan. sedangkan

pegeluaran pemerintah Provinsi Riau di sektor kesehatan bernilai positif dan

signifikan, sedangkan pengeluaran pemerintah di sektor kesehatan tehadap

indeks pembangunan manusia bernilai negatif dan berpengaruh secara

signifikan.
16

Septiana M.M. Sanggelorang, Vekie A. Rumate dan Hanly F.DJ. Siwu

(2015) meyimpulkan bahwa variabel pengeluaran pemerintah di bidang

pendidikan berpengaruh positif, Dan variabel pengeluaran pemerintah di

bidang kesehatan berpengaruh negatif dan secara statistik tidak berpengaruh

terhadap indeks pembangunan manusia di Sulawesi Utara.

Agus H Fahmi (2016) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Papua Tahun 2011-2015.

Menggunakan Data Sekunder dan menyimpulkan bahwa variabel yang

berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM adalah pengeluaran

pemerintah di sektor pendidikan dan PDRB, variabel rasio ketergantungan

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap IPM. Sedangkan

pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan tidak berpengaruh terhadap

IPM.

Rosnani Siregar, Hamni Fadilah Nasution dan Siti Fatimah Tanjung

(2018) judul penelitian Pengaruh pegeluaran pemerintah disektor kesehatan

dan pendidikan tehadap indeks pembangunan manusia di Sumatera Utara.

metode yang digunakan adalah menggunakan rumus regresi linier berganda.

dan memperoleh kesimpulan bahwa pengeluaran pemerintah disektor

kesehatan berpengaruh secara parsial terhadap indeks pembangunan

manusia, sedangkan pengeluaran pemerintah disektor pendidikan tidak

berpengaruh secara parsial tehadap indeks pembangunan manusia di

Sumatera Utara.

Sugiarto A. santoso, Abu Bakar Hamzah dan Mohd. Nur Syechalad

(2013) megambil judul penelitian Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah


17

Kabupaten/Kota Sektor Kesehatan Dan Pendidikan Terhadap Indeks

Pembangunan Manusia Di Provinsi Aceh. Metode yang digunakan adalah

analisis regresi berganda dan hasil yang diperoleh meunjukkan bahwa

pengeluaran pemerintah kabupaten/kota pada sektor kesehatan dan

pendidikan di Provinsi Aceh berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan

Manusia di masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Aceh. dan Pengaruh

pengeluaran pemerintah disektor pendidikan dan sektor kesehatan

berpangaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM)”.

C. Kerangka Konsep

Pembangunan Manusia Merupakan model pembangunan yang menurut

United Nations Development Programme (UNDP) ditunjukkan untuk

memperluas pilihan-pilihan yang dapat ditumbuhkan melalui upaya

pemberdayaan penduduk. walaupun pada dasarnya, pilihan tersebut tidak

terbatas dan terus berubah, melalui upaya yang menitikberatkan pada

peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatkan derajat

kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat digunakan untuk

memepertinggi partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif, social budaya,

dan politik (BPS,2017).

Pengeluaran Pemerintah menurut Sadono Sukirno (2000) “Pengeluaran


Pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari kebijakan fiskal yaitu
suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan
cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap
tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini dalam
rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan
memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi”.

Menurut Todaro & Smith, (2003) mengatakan pengeluaran pemerintah

pada sektor anggaran kesehatan yang dialokasikan untuk memenuhi salah


18

satu hak dasar untuk memperoleh pelayanan kesehatan berupa fasilitas dan

pelayanan kesehatan merupakan prasyarat bagi upaya dalam meningkatkan

produktivitas masayrakat.

Berdasarkan teori dan penelitian empiris yang telah dikemukakan di

atas, maka untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor

pendidikan dan pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan terhadap

indeks pembangunan manusia, dapat dikemukakan pada kerangka berpikir

yang dirumuskan seperti dalam gambar 2.1.

Variabel Independen

Pengeluaran
pemerintah pada
sektor pendidikan (𝑋1 )
Variabel Dependen
 Rata-rata Lama
Sekolah Indeks Pembangunan
 Harapan Lama Manusia (Y)
Sekolah
 Angka Harapan
Hidup
 Rata-rata Lama
Sekolah
Pengeluaran  Harapan Lama
pemerintah pada Sekolah
Sektor Kesehatan (𝑋2 )  Pengeluaran Per
Kapita Disesuaikan
 Angka Harapan
Hidup

Gambar 2.1

Kerangka Konsep
19

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka hipotesis yang akan di

duga adalah:

1. Diduga bahwa pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan

Manusia di Provinsi” Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018.

2. Diduga bahwa pengeluaran pemerintah pada Sektor Kesehatan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks Pembangunan

Manusia di Provinsi” Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018.

3. Diduga bahwa pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan

sektor Kesehatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia di Provinsi” Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

(Sugiyono,2008) Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian Kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah metode pendekatan

ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, konkrit,

teramati dan terukur, hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana

data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan

statistic.

(Sugiyono, 2012) Penelitian kuantitatif juga merupakan metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat untuk mengetahui

retribusi yang di timbulkan antara variabel realisasi untuk sektor Pendidikan

dan realisasi untuk sektor Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan

Manusia (IPM).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan

pengambilan data dari halaman website Badan Pusat Statistik (bps),

Sulawesi Selatan. yang sangat cukup lengkap di dapatkan datanya. Untuk

20
21

pengambilan data penelitian. Waktu penelitian dari bulan Juli sampai Agustus

2020.

C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Definisi Operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap

dalam definisi konsep) tersebut secara operasional, secara praktik, secara

nyata dalam lingkup objek penelitian/objek yang diteliti. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

1) Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan

Dalam perhitungan IPM, Dimensi Pendidikan merupakan agregasi

dari Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dengan Rata-rata Lama

Sekolah (RLS), Angka harapan lama sekolah menghitung pendidikan

dari usia 7 tahun keatas, sedangkan rata-rata lama sekolah

menghitung dari usia 25 tahun keatas.

2) Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan

Dimensi kesehatan diukur dari Angka Harapan Hidup (AHH)

merupakan indikator yang dapat mencerminkan kualitas hidup suatu

wilayah, baik dari sarana dan prasarana, akses, hingga kualitas

kesehatan.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian yaitu Indeks Pembangunan Manusia.

Dimana Indeks Pembangunan Manusia merupakan ukuran capaian

pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup.

Indeks Pembangunan Manusia dihitung dari 4 komponen dasar yaitu AHH

(angka harapan hidup) untuk sektor kesehatan, angka melek huruf dan
22

rata-rata lama sekolah untuk pendidikan, daya beli masyarakat untuk

pengeluaran perkapita.

c. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan oleh peneliti untuk menghitung

dan mengetahui bagaimana pengaruh Pengeluaran Pemerintah di sektor

Pendidikan dan Kesehatan terhadap Indeks Pembangunan Manusia

dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis).

(Riduwan dan Kuncoro.2007.pp2-3) Path Analysis digunakan untuk

menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh lansung maupun tidak lansung seperangkat

variabel bebas (eksogen) terhadap variabel (endogen).

D. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2011) pengertian populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari atas subjek/objek yang mempunyai kualitas

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian pupolasi tersebut

maka yang menjadi Populasi dalam penelitian ini adalah data pendidikan dan

data kesehatan serta data indeks pembangunan manusia (IPM).

Menurut Sumarni (2013:51) Sampel merupakan suatu bagian dari

populasi. Hal ini mencakup sejumlahh anggota yang dipilih dari populasi.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil semua populasi yaitu data

pendidikan, data kesehatan, dan data indeks pembangunan manusia (IPM) di

Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2014-2018 untuk dijadikan sampel.

jadi sampel dalam penelitian ini selama lima tahun terakhir yaitu 2014-2018.
23

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan hal yang sangat penting dalam

penelitian, karena dapat digunakan untuk menguji hipotesis yang telah

dirumuskan. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan

cara penulis mengakses website Badan Pusat Statistik Sulawesi selatan,

setelah mendapatkan data-data yang dibutuhkan kemudian data tersebut

akan diolah dan digunakan sebagai bahan analisis untuk membuktikan

hipotesis yang telah dikemukakan.

Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

cara mengakses website Badan Pusat Statistik Sulawesi selatan yaitu suatu

cara pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan

mengunduh dan mengambil beberapa hasil dari laporan-laporan Indeks

Pembangunan Manusia, Data statistik Kesejahteraan, dan indikator

pertumbuhan ekonomi di Sulawesi selatan, laporan data dari jenjang waktu

periode tahun 2014 -2018.

F. Teknik Analisis

Teknik analisis yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan Teknik

penelitian deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis yaitu dengan

menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan menggunakan penelitian

studi kasus yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, lalu

menyajikan data observasi supaya pihak lain dapat dengan mudah

memperoleh gambaran tentang objek dari penelitian tersebut.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik merupakan alat yang dipakai untuk mengetahui

apakah dalam penelitian terdapat masalah dalam data regresi. Analisis


24

regresi dapat dilakukan apabila data regresi lulus uji asumsi klasik. Uji

asumsi klasik terbagi empat yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji data variabel bebas

maupun variabel terikat apakah data yang diteliti berdistribusi normal

atau tidaknya data. Adapun Metode yang digunakan adalah

Kolmogrov-smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Jika Signifikansi

> 0,05 maka data berdistribusi Normal dan Jika Signifikansi < 0,05

maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolineritas

Uji Multikorelasi digunakan bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam penelitian terjadi masalah diantara variabel bebas dan variabel

terikat dengan melihat nilai Tolerance dan nilai VIF (Variance inflation

faktor). Dimana variabel dikatakan mempunyai masalah multikorelasi

apabila nilai Tolerance < 0,01 atau nilai VIF > 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam

penelitian regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada

periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi digunakan bagi penelitian

yang menggunakan data time series denga metode uji run test.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dan residul.

Hal ini dapat dilihat melalui penyebaran titik-titik sampel yang tidak
25

membentuk pola, titik-titik yang kadang keatas, kebawah, menyempit

dan melebar yang tak berpola.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda digunakan untuk menguji lebih dari satu

variabel penelitian. dalam penelitian menggunakan uji analisis regresi

linear berganda karna penelitian lebih dari satu variabel. Adapun

persamaan linear berganda yaitu:

Y=α+ 1 1 + 2 2 +e

Dimana:

Y = Indeks Pembangunan Manusia

1 2 = Koefisien Regresi

1 = Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan

2 = Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan

e = Standar Eror

3. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel idependen

secara bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu

persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik. Nilai f

hitung dirumuskan sebagai berikut:

F= 1 1

Keterangan:
2
= Korelasi

= Variabel independent

= jumlah sampel
26

Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari nilai peluang

yang diperoleh dari outpot pengolahan.

1) Jika Probabilitas < 0,05 maka ”ditolak dan 1 diterima

(signifikan).

2) Jika probabilitas > 0,05 maka “diterima dan 1 ditolak (tidak

signifikan).

Adapun syarat pengambilan kesimpulan pada uji F yaitu :

1) Jika > maka ditolak dan 1 diterima (signifikan)

2) Jika < maka diterima dan 1 ditolak (tidak

Signifikan)

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

setiap variabel. menguji antara variabel 1 yaitu pengeluaraan

pemerintah pada sektor pendidikan terhadap variabel (Y) yaitu indeks

pembangunan manusia, dan variabel 2 yaitu pengeluaran

pemerintah pada sektor kesehatan terhadap variabel (Y) indeks

pembangunan manusia.

Adapun pengambilan keputusan uji parsial (uji t) dengan syarat

sebagai berikut :

1) Jika nilai sig. > 0,05, dan > maka Hipotesis

ditolak atau tidak ada pengaruh signifikan.

2) Jika nilai sig. < 0,05, dan < maka Hipotesis

diterima atau ada pengaruh signifikan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan

Provinsi Sulawesi Selatan (disingkat Sulsel) Merupakan salah

satu Provinsi dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia yang terletak

dibagian selatan, Ibu kotanya adalah Makassar. Provinsi Sulsel yang

beribu kota Makassar adalah daerah yang mudah dijangkau, karena Kota

Makassar berada diantara kepulauan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

keadaan ekonomi daerah yang mempunyai daya Tarik tersendiri, salah

satunya ialah Selat Makassar merupakan sarana jalur perairan

internasional dan Kota Makassar telah diresmikan menjadi Kawasan

Timur Indonesia.

Gambar 4.1 Peta Sulawesi Selatan

27
28

Secara geografis Letak Daerah Sulsel 0°12’ - 8’ Lintang Selatan

dan 116°48’ - 122°36’ Bujur Timur. bagian utara Provinsi Sulsel

berbatasan dengan Sulawesi Barat, bagian timur berbatasan dengan

Sulawesi Tenggara, bagian Barat Selat Makassar dan bagian selatan

Laut Flores.
2
Luas Daerah Sulawesi Selatan 46.717,48 dengan Jumlah

angka Penduduk Tahun 2019 -+ 8.771,970 Jiwa, Kepadatan Penduduk


2
191,68 Jiwa/ yang menyebar di 24 Kab. / Kota yaitu 21 kabupaten

serta 3 kotamadya, 304 kecamatan, dan 2.953 desa/kelurahan, yang

terdiri dari 4 suku wilayah yaitu suku Bugis, Makassar, Mandar serta

Toraja.

2. Topografi.

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki topografi yang bermacam-

macam, dari dataran, laut/pantai sampai wilayaah pegunungan dan

perbukitan. Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 67 aliran sungai, yang

terletak di Kabupaten Luwu dengan 25 aliran sungai. Adapun sungai yang

terpanjang di wilayah ini adalah sungai saddang dengan Panjang sekitar


2
150 dengan melewati 3 kabupaten yaitu kabupten Tanah Toraja,

Enrekang serta Pinrang. Tidak hanya itu wilayah Sulawesi selatan juga

memiliki Danau. Letak danau tersebut tersebut tersebar di 3 kabupaten.

Selain itu, Provinsi Sulawesi Selatan juga mempunyai daerah

pegunungan yang terdiri dari 7 gunung, dimana gunung tertinggi berada

di Gunung Rantemario dengan ketinggian 3.470 m di atas permukaan

laut. Gunung ini terletak diantara perbatasan Kabupaten Enrekang dan

Kabupaten Luwu. Gunung Lomppobattang dengan ketinggian 2.871 mdpl


29

meliputi kabupaten Gowa, Bantaeng, Sinjai dan Bulukumba. Gunung

Bukit Rantai Kombala dengan ketinggian 3.103 mdpl, Gunung kambuno

dengan ketinggian 2.900 mdpl dan Gunung Balease dengan ketinggian

3.016 mdpl. Ketiga gunung tersebut terletak di kabupaten Luwu. Gunung

Latimojong dengan Ketinggian 3.305 mdpl meliputi Kabupaten Enrekang,

Sidrap dan Luwu. Gunung Bawakaraeng dengan ketinggian 2.839 mdpl

merupakan gunung yang terakhir yang masuk kedalam 7 gunung tertinggi

di Sulawesi Selatan Meliputi Kabupaten Gowa dan Sinjai.

(Zain, 2015) Pegunungan bagian Utara dan Selatan dipisahkan

oleh depresi Tempe yang dahulunya adalah sebuah selat laut dan

dipisahkan juga oleh datran rendah yang memajang dari arah Timur kea

rah Barat Sulawesi Selatan dengan Ketinggian antara 0 sampai dengan

400 mdpl. Bagian Selatan terpisah menjadi 2 rangkaian pegunungan

yaitu Barat (Westren Divide Range) dan Timur (Eastren Divide Range)

oleh lembah Walanea.

3. Penduduk

Jumlah penduduk Sulawesi Selatan tahun 2020 mencapai sekitar

8.928,0 ribu jiwa, sedangkan pada tahun 2019 mencapai sekitar 8,851,2

rubu jiwa, yang terdiri dari 4.524,8 ribu perempuan dan 4.326,4 ribu laki-

laki.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi


Sulawesi Selatan Tahun 2019

No. Kabupaten/Kota Jumlah Rasio


Kelamin
1 Kabupaten Selayar 135,6 93,2
2 Bulukumba 420,6 89,5
3 Bantaeng 187,6 92,9
30

4 Jeneponto 363,8 93,3


5 Takalar 298,7 92,7
6 Gowa 772,7 97,0
7 Sinjai 244,1 93,9
8 Maros 353,5 95,8
9 Pangkep 335,5 94,1
10 Barru 174,3 92,7
11 Bone 758,6 91,8
12 Soppeng 227,0 89,1
13 Wajo 397,8 92,1
14 Sidrap 302,0 96,4
15 Pinrang 377,1 94,4
16 Enrekang 206,4 100,8
17 Luwu 362,0 96,1
18 Tana Toraja 234,0 101,9
19 Luwu Utara 312,9 100,6
20 Luwu Timur 299,7 105,7
21 Toraja Utara 231,2 100,2
22 Kota Makassar 1.526,7 98,1
23 Kota Pare-pare 145,2 96,8
24 Palopo 184,6 94,3
Sulawesi Selatan 8.851,2 95,6
sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (2020)

4. Sarana dan Prasarana Provinsi Sulawesi Selatan

a. Fasilitas Pendidikan

Dalam mengukur tingkat kemampuan sesorang sangat ditentukan

dari kualitas SDM (sumber daya manusia) yang terampil, unggul serta

terpercaya dan perilaku yang produktif. Berlandaskan pada data

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Badan Perencanaan,

Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah

(Bappelitbanda) jumlah fasilitas pendidikan di Provinsi Sulawesi

Selatan tahun terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3

Jumlah Fasilitas Pendidikan di Provinsi Sulawesi Selatan

Kab/Kota TK SD SMP SMU SMK PT Total


Kepulauan Selayar 21 138 49 8 7 0 223
31

Bulukumba 37 349 67 19 17 5 494


Bantaeng 11 140 31 5 10 0 197
Jeneponto 25 287 70 22 19 5 428
Takalar 26 236 44 21 11 2 340
Gowa 20 407 103 40 14 6 590
Sinjai 31 242 38 17 8 5 341
Maros 21 258 65 27 19 7 397
Pangkajene dan 11 296 79 24 11 4 425
Kepulauan
Barru 12 197 38 9 6 4 266
Bone 60 675 117 35 21 10 918
Soppeng 7 256 38 12 12 7 332
Wajo 37 398 71 17 10 11 544
Sindereng Rappang 27 233 50 17 7 6 340
Pinrang 50 321 52 16 16 7 462
Enrekang 44 214 44 18 7 2 329
Luwu 37 260 92 22 25 2 438
Tana Toraja 6 219 82 22 28 7 364
Luwu Utara 23 246 69 19 8 1 366
Luwu Timur 10 152 39 20 4 2 227
Toraja Utara 0 186 69 14 22 5 296
Makassar 96 475 185 124 91 108 1.079
Parepare 14 90 24 9 14 6 157
Palopo 5 75 21 14 18 14 147
Sulawesi Selatan 631 6.350 1.537 551 405 226 1.820.887
sumber : Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan (2020)

b. Fasilitas Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan

kesejahteraan, maka pemerintah provinsi Sulawesi selatan terus

melakukan peningkatkan fasilitas serta peningkatan pelayanan dalam

upaya melakukan pembangunan sarana dan prasarana diantaranya

yaitu Rumah Sakit (RS), Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu),

Puskesmas Keliling, serta Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Tabel 4.4

Jumlah Fasilitas Kesehatan di Provinsi Sulawesi Selatan

Rumah Puskesmas Puskesmas


Kab/Kota Sakit Puskesmas Pembantu Keliling Posyandu
Kepulauan Selayar 1 14 66 13 34
32

Bulukumba 2 20 59 19 136
Bantaeng 1 13 4 12 67
Jeneponto 1 18 55 18 113
Takalar 2 15 50 15 100
Gowa 2 25 115 25 159
Sinjai 1 16 62 16 80
Maros 2 14 26 14 79
Pangkep 3 23 60 12 85
Barru 1 12 33 6 55
Bone 4 38 75 38 374
Soppeng 1 17 44 17 68
Wajo 2 23 54 23 168
Sindereng 3 14 42 12 105
Rappang
Pinrang 4 16 47 16 108
Enrekang 2 13 67 13 129
Luwu 3 21 108 22 227
Tana Toraja 3 21 31 16 159
Luwu Utara 2 14 62 12 165
Luwu Timur 1 15 60 20 127
Toraja Utara 2 25 28 14 117
Makassar 50 43 37 32 143
Parepare 5 6 19 6 22
Palopo 8 12 22 12 48
Sulawesi Selatan 106 448 1.226 403 2.868
Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan (2020)

B. Penyajian Data

Peneltian ini melakukan analisis pengujian tentang Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Dan Sektor Kesehatan

Terhadap IPM Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini menggunakan

data time-series dari tahun 2014-2018 dengan metode analisis regresi linear

berganda. Adapun alat yang digunakan dalam pengelolan data adalah

menggunakan bantuan dari program SPSS 22. oleh sebab itu perlu diketahui

Perkembangan secara umum dari pengaruh pengeluaran pemerintah pada

sektor pendidikan dan sektor kesehatan terhadap IPM yang terjadi pada

Provinsi Sulawesi Selatan dari 5 tahun terakhir yaitu tahun 2014-2018.


33

1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi

Selatan

Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi

Selatan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 secara umum selalu

mengalami peningkatan dengan jenjang waktu delapan tahun terakhir.

Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.2

Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2014 – 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (2020)

Pada Gambar 4.2 IPM di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami

peningkatan mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2018. Namun,

angka tersebut masih berada dibawah Indeks Pembangunan Manusia

Nasional. Meskipun demikian, IPM di Sulawesi Selatan telah mengalami

proses perubahan status dari status sedang menjadi tinggi ditahun 2018.
34

2. Pengeluaran Pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan

Pengeluaran Pemerintah merupakan suatu kewenangan

pemerintah dalam mengatur jalannya perekonomian dengan menentukan

besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya,

yang tertuang dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN) untuk Nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

(APBD) untuk daerah atau regional (sadono sukirno.2000).

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui peningkatan

pelayanan publik. Provinsi Sulsel merupakan salah satu Provinsi yang

cukup besar yang ada di Indonesia. Pengeluaran Pemerintah itu berupa

Anggaran Belanja Daerah. Adapun total Pengeluaran Pemerintah di

Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat dalam tabel 4.5

Tabel 4.5

Total Realisasi Pengeluaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2014 – 2018 (dalam Rupiah)

Tahun Total Pengeluaran Daerah

2014 5.600,386,775,837,72
2015 6.149,604,542,113,18
2016 6.930,978,668,388,43
2017 8.892,158,631,536,48
2018 9.322,152,987,944,74
sumber: Badan Pengelolah Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Sulawesi Selatan (2020)

Berdasarkan pada tabel diatas total realisasi pengeluaran

pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan dari tahun 2014-2018.

Pengeluaran pemerintah di Provinsi Sulawesi Selatan selalu mengalami

peningkatan yang signifikan, dimana di tahun 2014 sekitar


35

Rp.5.600.386.775.837,72, dan sampai pada tahun 2018 pengeluaran

pemerintah selalu meningkat dengan total pengeluaran sekitar

Rp.9.322.152.987.944,74.

3. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan di Provinsi

Sulawesi Selatan

Pemerintah Sulawesi Selatan telah menempatkan sektor

pendidikan sebagai prioritas utama pembangunan daerah untuk

memastikan bahwa semua anak yang berada pada usia sekolah benar-

benar duduk dibangku sekolah, pemerintah Sulawesi selatan sejak

periode 2008 telah mengimplementasikan kebijakan pendidikan gratis di

seluruh kabupaten/kota.

Bersamaan dengan kebijakan itu, juga telah dikembangkan

kebijakan lainnya seperti peningkatan kualitas pelayanan pendidikan,

promosi pendidikan, pemberantasan buta aksara dan pengembangan

budaya baca.

Dalam mendukung kebijakan Pemerintah Sulawesi Selatan di

sektor Pendidikan dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan maka

diperlukan alokasi belanja dari pemerintah daerah. Meningkatnya

anggaran dan manajemen yang baik dan tujuan yang tepat maka

realisasi belanja pendidikan pastinya akan mencapai hasil yang tinggi dan

akan berpengaruh terhadap meningkatnya jenjang pendidikan

masyarakat. Belanja pendidikan disesuaikan dengan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Adapun Total Realisasi

Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Pendidikan di Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2014 sampai dengan 2018 dapat dilihat dalam tabel 4.6:
36

Tabel 4.6

Total Realisasi Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan

Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 - 2018

Tahun Total pengeluaran sektor


Pendidikan
2014 153914,640,610
2015 144.550,031,846
2016 151.149,964,583
2017 2.440,905,814,249
2018 2.512,759,946,877
Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (2020)

4. Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan di Provinsi

Sulawesi Selatan

Sektor Kesehatan merupakan Kebutuhan penting dan sekaligus

merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia agar

mnereka dapat sehat dan hidup secara produktif. Sektor Kesehatan dan

Sektor Pendidikan merupakan salah satu sektor prioritas utama

pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan.

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah menurut fungsi Kesehatan

akan memeliki efek yang baik dalam meningkatkan tingkat kesehtan

masyarakat. Adapun Total Realisasi pengeluaran pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan pada sektor kesehatan dari tahun 2014 sampai dengan

2018 terdapat pada Tabel 4.7


37

Tabel 4.7

Total Realisasi Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 - 2018

Total pengeluaran sektor


Tahun Kesehatan

2014 36.970,258,980
2015 44.725,159,192
2016 43.916,556,216
2017 52.213,057,900
2018 80.949,146,487
Sumber: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (2020).

C. Hasil Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh Variabel-variabel independent terhadap Variabel

Dependen yaitu Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sulawesi Selatan

adalah Teknik Analisis Linear berganda dengan menggunakan bantuan

Program SPSS 22. Sebelum melakukan Uji Analisis Linear berganda, maka

Terlebih dahulu dilakukan Uji Asumsi Klasik.

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan Uji Analisis Linear Berganda pada Hipotesis

penelitian, salah satu syaratnya adalah melakukan uji Asumsi Klasik yang

terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolerasi, Uji Autokolerasi, dan Uji

Hetereskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi Normal atau tidak, maka digunakan uji statistik

kolmogrov-smirnov test dalam program SPSS 22.


38

1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data penelitian

berdistribusi normal.

2) Sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data

penelitian tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 5

Normal Mean .0000000


a,b
Parameters
Std. Deviation .00509808

Most Extreme Absolute .220


Differences
Positive .220

Negative -.128

Test Statistic .220

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Data diolah SPSS 22

Berdasarkan tabel output SPSS tersebut, dengan uji kolmogrov-

smirnov test menunjukkan bahwa nilai Asiymp.sig (2-tailed) sebesar

0.200 lebih besar dari 0,05 (0,200 > 0,05). maka sesuai dengan dasar

pengambilan keputusan dalam uji normalitas kolmogrov-smirnov

diatas, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, sehingga

dapat dilakukan uji regresi linear berganda.


39

Gambar 4.3

Hasil Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 4.2 menunjukkan bahwa uji normalitas

dalam penelitian ini berdistribusi normal karena titik-titik mengikuti

garis dioganal.

b. Uji Multikolerasi

Uji Multikolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut

terdapat gangguan korelasi antar variable dependen (Terikat) atau

variable independent (bebas). Untuk mengetahui adanya multikolerasi

maka dapat dilihat dari nilai Tolerance dan VIF (Variance inflation

factor).

1) jika nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

Multikolerasi.

2) jika nilai Tolerance < 0,1 dan nilai VIF >10 maka terjadi masalah

Multikolerasi.
40

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolerasi


a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

PENDIDIKAN .333 3.004

KESEHATAN .333 3.004

a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Sumber: Data diolah SPSS 22

Berdasarkan table 4.9 Output pada Uji Multikolerasi menunjukkan

bahwa nilai variable independent pada nilai Tolerance > 0,1 dan nilai

VIF < 10, yang artinya bahwa pada uji multikorelasi tidak terjadi

gangguan multikorelasi.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan dengan tujuan untuk mengetahui

apakah pada uji regresi linear berganda terdapat variabel penganggu

atau terjadi masalah pada periode t-1 (sebelumya). Beberapa cara

yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi

dalam suatu penelitian yaitu uji Durbin Watson dan uji Run-test,

Namun Pada penelitian ini digunakan Uji dengan Run test pada data.

Dasar dalam pengambilan keputusan dengan uji Run test yaitu:

1) jika nilai asymp. sig (2 tailed) < dari 0,05 maka terdapat gejala

Autokorelasi.
41

2) Sebaliknya jika nilai Asymp. sig (2 tailed) > dari 0,05 maka tidak

terdapat gejala Autokorelasi.

Tabel 4.10

Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.00156

Cases < Test Value 2

Cases >= Test Value 3

Total Cases 5

Number of Runs 3

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a. Median

Sumber: Data diolah SPSS 22

Berdasarkan uji Autokorelasi pada tabel 4.10 menunjukkan

bahwa nilai bahwa nilai Asymp. sig (2-tailed) 1.000 > 0,05 maka

diterima. Data uji yang digunakan cukup random sehingga tidak

terdapat masalah autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya

perbedaan antara variance dan residul dengan cara pengujian ada

atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan


42

Uji Scatterplot. Uji Heteroskedastisitas terjadi jika titik-titik data

membentuk pola.

Gambar 4.4

Uji Heteroskedastisitas

sumber: Data diolah SPSS 22

Berdasarkan output scatterplott pada gambar 4.3 menunjukkan

bahwa titik-titik berada diatas dan dibawah atau dapat dikatakan bahwa

penyebaran titik-titik tidak berpola. maka dari gambar diatas dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Hasil Regresi Linear Berganda

Pada prinsipnya model regresi linear berganda bertujuan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dua atau lebih variabel bebas

(X) terhadap variabel terikat (Y). Pada Penelitian terdapat dua variabel

bebas yaitu pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan


43

Pengeluaran pemerintah pada sektor Kesehatan, dan Variabel terikatnya

yaitu Indeks pembangunan Manusia.

Tabel 4.11
Hasil Regresi Linear Berganda
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1(Constant) 3.462 .433 8.004 .015

PENDIDIKAN .003 .004 .350 .765 .524

KESEHATAN .028 .021 .619 1.352 .309

a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Sumber: Data diolah SPSS 22

Berdasarkan uji regresi linear berganda pada table 4.11 diketahui

constant (α) sebesar 3.462, sedangkan nilai Pendidikan sebesar

0,003 dan Nilai Kesehatan sebesar 0.028 (b/koefisien regresi).

sehingga persamaan regresinya dapat ditulis:

Y=α+ 1 1 + 2 2 +e

Y = 3.462 + 0.003 1 + 0.028 2 +e

Koefisien-koefisen regresi tersebut dapat diterjemahkan berikut

ini:

a. Dari persamaan regresi diketahui bahwa nilai α =3.462, berarti jika

Variabel 1 dan Variabel 2 sama dengan 0, maka Y = 3.462.

b. Dari nilai koefisien hasil penelitian pada Variabel 1 Pendidikan

sebesar 0,003, Artinya bahwa nilai konstanta memiliki arah koefisien


44

regresi positif (0,003). Sehingga menunjukkan bahwa apabila setiap

variable lain mengalami kenaikan 1% maka variable indeks

pembangunan manusia mengalami kenaikan sebesar 0,003%.

c. Dari nilai koefisien hasil uji penelitian pada Variabel 2 kesehatan

sebesar 0.028, Artinya bahwa nilai konstanta mempunyai arah

koefisiean regresi bernilai positif (0.028). Sehingga menunjukkan

bahwa apabila setiap variable lain mengalami kenaikan 1% maka

variable indeks pembangunan manusia mengalami kenaikan sebesar

0,028%.

3. Hasil Uji Hipotesis

Uji Hipotesis digunakan untuk menjawab dugaan sementara pada

rumusan masalah penelitian. Uji Hipotesis terdiri dari Uji t (Uji Parsial atau

sendiri-sendiri), Uji F (Uji Simultan atau Bersama-sama), dan Uji


2
(koefisien determinasi).

a. Uji t (Uji Parsial)

Uji parsial (uji t) dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel 1

(Pendidikan) dan 2 (kesehatan) terhadap Y (IPM). Adapun syarat

dalam pengambilan keputusan pada uji t adalah:

1) Jika nilai sig. < 0,05 dan > maka hipotesis diterima

(signifikan)

2) Jika nilai sig. > 0,05 dan < maka hipotes ditolak

(tidak signifikan).
45

Tabel 4.12

Hasil Uji Parsial (Uji t)


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 3.462 .433 8.004 .015

PENDIDIKAN .003 .004 .350 .765 .524

KESEHATAN .028 .021 .619 1.352 .309

a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Sumber: Data diolah SPSS 22

Berdasarkan pada tabel 4.12 dapat dilihat hasil uji parsial

penelitian, untuk menjawab hipotesis sementara, terlebih dahulu

menentukan

= (α/2; n – k -1)

= (0,05/2; 5-2-1)

= (0.025; 2) [dilihat pada distribusi nilai ]

= 4,303

a) Berdasarkan uji signifikansi uji parsial pada variabel 1

pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan menghasilkan

nilai < (0,756 < 4,303), sedangkan nilai sig. diatas

0,05 (0,524 > 0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

variable sektor pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap indeks pembangunan manusia.


46

b) Berdasarkan hasil nilai signifikasi untuk pengaruh variabel 2

kesehatan terhadap IPM adalah sebesar 0,309 > 0,05 dan nilai

1,352 < 4,303. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 2

ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan

pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan terhadap indeks

pembangunan manusia di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2014-

2018.

a. Uji F (uji Simultan)

Uji F digunakan bertujuan untuk mengetahui apakah variable

independent yaitu Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan

(X1) dan Pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor kesehatan

(X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependent yaitu

Indeks Pembangunan Manusia (Y) secara bersama-sama. Adapun

Ketentuan dalam Pengambilan Keputusan terhadap hipotesisi yaitu:

1) Jika nilai > maka ditolak dan diterima

(signifikan)

2) Jika nilai < maka diterima dan ditolak

(tidak signifikan).

Tabel 4.13

Hasil Uji Simultan (Uji F)


a
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .001 2 .000 6.161 .140b

Residual .000 2 .000

Total .001 4
47

a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

b. Predictors: (Constant), KESEHATAN, PENDIDIKAN

Sumber: Data diolah SPSS 22

Berdasarkan hasil uji simultan (uji F) pada uji Anova table 4.13

menunjukkan bahwa variable Pendidikan ( 1) dan Kesehatan ( 2)

terhadap variable Indeks Pembangunan manusia (Y) secara Bersama-

sama/simultan uji nilai sig sebesar 0,140 lebih besar dari 0,05 artinya

hipotesis ditolak, sehingga hasil ini menyatakan bahwa secara simultan

semua variable independent yaitu Pendidikan ( 1) dan Kesehatan ( 2)

tidak berpengaruh signifikan terhadap variable Indeks Pembangunan

manusia (Y). pengujian tersebut diperoleh (6.161) dan

(19,00). Artinya lebih kecil dari (6.161 < 19,00).

b. Uji Koefisien Determinasi ( )

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variable dependent terhadap variable independent


2
dengan nilai Koefisien determinasi adalah 0 dan 1. Jika Nilai

Mendekat 1 maka semakin bagus untuk hasil model regresi tersebut.

Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi ( )


Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .928a .860 .721 .00721

a. Predictors: (Constant), KESEHATAN, PENDIDIKAN

b. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Sumber: Data diolah SPSS 22


48

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada Model summary

diatas menjelaskan bawha nilai korelasi sebesar 0.928. Dari hasil

tersebut diporelah koefisisen determinasi (R square) sebesar 0,860,

Artinya bahwa variable Independet terhadap variabel Dependen (IPM)

sebesar 86,0%. selebihnya 14,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

diketahui atau tidak diteliti.

D. Pembahasan

1. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sulawesi

Selatan

Sektor pendidikan adalah sumber utama pemerintah untuk

meningkatkan pembangunan manusia, dari pendidikan terbentuk sumber

daya manusia yang cerdas, inovatif serta produktif.

Berdasarkan dari pengujian data, table coefficient menunjukkan

nilai koefisien regresi pada Variabel ( 1) Pendidikan berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini

dibuktikan dengan hasil olah data dimana koefisien variable Pendidikan

sebesar 0,003 dengan nilai t hitung < t table (0,765 < 3,182) juga

dibuktikan dengan nilai signifikan diatas 0,05 (0,524 > 0,05).

Tidak signifikannya pengeluaran pemerintah pada sektor

pendidikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi

Selatan menunjukkan bahwa kurang tepatnya atau kurang efesiensnya

pengalokasian pemerintah pada sektor tersebut.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Rosnani

Siregar, Hamni Fadilah Nasution dan Siti Fatimah (2018), dengan hasil
49

penelitian bahwa pengeluaran pemerintah pada pendidikan tidak

berpengaruh secara parsial terhadap indeks pembangunan manusia, hal

tersebut dapat dibuktikan dengan melihat nilai sebesar 0,096 dan

sebesar -1,701 (-1,701 < 0.096) sehingga diterima dan

ditolak.

2. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Kesehatan

Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sulawesi

Selatan

Kesehatan adaalah salah satu faktor untuk mendorong terciptanya

pembangunan manusia yang produktifitas. oleh sebab itu kesehatan

adalah hal yang tidak boleh diabaikan oleh pemerintah. pemerintah

merupakan pemegang utama kebijakan dalam meperhatikan salah satu

faktor yang memdorong terbentuknya pembangunan manusia yaitu

Kesehtan.

. Berdasarkan dari pengujian data, table coefficient menunjukkan

nilai koefisien regresi pada Variabel ( 2) Kesehatan berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini

dibuktikan dengan hasil olah data dimana koefisien variable Kesehatan

sebesar 0,028 dengan nilai t hitung < t table (1,352 < 3,182) juga

dibuktikan dengan nilai signifikan diatas 0,05 (0,309 > 0,05).

Tidak signifikannya pengeluaran pemerintah pada sektor

kesehataan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi

Selatan menunjukkan bahwa kurang tepatnya atau kurang efesiensnya

pengalokasian pada sektor kesehatan tersebut.


50

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh saudari Rahmita Handayani (2015), dengan judul penelitian Analisis

Pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan sektor

kesehatan terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Riau

memperoleh hasil penelitian bahwa pengeluaran pemerintah pada sektor

kesehatan berpengaruh positif dan signifikan.

3. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan Dan

Sektor Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di

Provinsi Sulawesi Selatan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti menujukkan

bahwa variable Pendidikan ( 1) dan Kesehatan ( 2) terhadap variable

Indeks Pembangunan manusia (Y) secara Bersama-sama/simultan uji

nilai sig sebesar 0,140 lebih besar dari 0,05 artinya hipotesis ditolak,

sehingga hasil ini menyatakan bahwa secara simultan semua variable

independent yaitu Pendidikan ( 1) dan Kesehatan ( 2) tidak berpengaruh

signifikan terhadap variable Indeks Pembangunan manusia (Y). pengujian

tersebut diperoleh (6.161) dan (19,00). Artinya lebih

kecil dari (6.161 < 19,00).

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Alison Jeackline Lawrence

Heka, Agnes Lapian dan Imelda Lajuck (2017). Dengan hasil penelitian

menunjukkan bahwa Pengeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan dan

Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan terhadap Indeks

Pembangunan Manusia di Provinsi Sulawesi Utara berpengaruh

signifikan, namun secara simultan tidak berpengaruh.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada Hasil Penelitian dan pembahasan diatas sebelumnya

maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel ( 1) Pendidikan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini dibuktikan dengan hasil olah data

dimana koefisien variable Pendidikan sebesar 0,003 dengan nilai t hitung

< t table (0,765 < 3,182) juga dibuktikan dengan nilai signifikan diatas

0,05 (0,524 > 0,05). Tidak signifikannya pengujian tersebut karena kurang

tepatnya atau kurang efesiensnya pengalokasian pada sektor Pendidikan.

2. Variabel ( 2) Kesehatan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

Indeks Pembangunan Manusia. Hal ini dibuktikan dengan hasil olah data

dimana koefisien variable Kesehatan sebesar 0,028 dengan nilai t hitung

< t table (1,352 < 3,182) juga dibuktikan dengan nilai signifikan diatas

0,05 (0,309 > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa kurang tepatnya

kebijakan pengalokasian belanja pemerintah pada sektor kesehatan

sehingga tidak mampu mendorong peningkatan Indeks Pembangun

Manusia di Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Saran

Mengacu pada hasil-hasil temuan dalam penelitian ini, maka penulis

mengambil saran untuk hasil penelitian adalah:

51
52

1. Dalam pengalokasian pengeluaran pemerintah, diharapkan pemerintah

daerah di Provinsi Sulawesi Selatan dapat memberikan alokasi yang lebih

besar terhadap sektor pendidikan dan sektor kesehatan.

2. Bagi Universitas dan Peneliti berikutnya, dengan adanya hasil penelitian

yang didapatkan oleh peneliti diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan

acuan baik acuan referensi maupun perbandingan hasil penelitian dalam

melakukan penelitian, karena penelitian masih memiliki banyak

kekurangan, baik dalam penulisan skripsi maupun dari isi skripsi.


DAFTAR PUSTAKA

Alison Jeackline Lawrence Heka, Agnes Lapian dan Imelda Lajuck. 2017.
Pengaruh Pegeluaran Pemerintah Pada Sektor Pendidikan dan Sector
Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Sulawesi
Utara. jurnal berkala ilmiah efesiensi, (online), Vol. 17, No. 01,
(http://garuda,ristekbrin.go.id, diakses 11 April 2020).

Aquariansyah Febri. 2018. Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah Bidang


Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di
Kota Bandar Lampung Tahun 2010-2016 Dalam Persepektif Ekonomi
Islam. Jurnal Ekonomi Syari’ah. (online).diakses 07 Maret 2020.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. ( 2019). Indikator Makro sosial
ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan triwulan IV 2019
(https://sulsel.bps.go.id .) Diakses tanggal 20 maret 2020.

Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan. (2018). Indeks Pembangunan


Manusia Sulawesi Selatan 2019 (https://sulsel.bps.go.id.) Diakses tanggal
20 maret 2020.

Badan Pusat Statisitik Provinsi Sulawesi Selatan (2015), Statistik Keuangan


Pemerintah Provinsi 2013-2014. (https://sulsel.bps.go.id.) diakses tanggal
7 Agustus 2020.

Badan Pusat Statisitik Provinsi Sulawesi Selatan (2018), Statistik Keuangan


Pemerintah Provinsi 2014-2017. (https://sulsel.bps.go.id.) diakses tanggal
7 Agustus 2020.

Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Provinsi Sulawesi Selatan. (2020).

Bita Lailatul Yusnita, Moh. khusaini. 2018. Analisis Pengaruh Belanja Pendidikan,
Belanja Kesehatan, Belanja Infrastruktur, dan Tingkat Kemiskinan
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Studi Kasus di 14
Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat Tahun 2008-2017). jurnal Ilmiah,
(online), (http://garuda,ristekbrin.go.id, diakses 11 April 2020).

Fahmi. H Agus. 2018. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan


dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) di
Provinsi Papua Tahun 2011-2015. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, (online).
(http://scholer.google.co.id, diakses 07 Maret 2020)

Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan 2014-2018, Realisasi Pengeluaran


Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2014-2018, Realisasi Pengeluaran


Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

Kuncoro, M. 2010. Dasar-dasar ekonomika pembangunan (Edisi Kelima ed.).


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

53
54

Marina, A., Wahjono, S.I., Sya’ban, M., dan Suarni, A. 2017. Sistem Informasi
Akuntansi, Teori dan Pratikal. Surabaya: UM Surabaya Publishing.

Meylina. Astri, Sri.Indah Nikensari, W. Hariakuncara. 2013. Pengaruh


Pengeluaran Pemerintah Daerah pada Sektor Pendidikan dan Kesehatan
terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia. jurnal
pendidikan Ekonomi dan Bisnis, (online), Vol.1, No.1,
(http://scholer.google.co.id, diakses tgl 07 Maret 2020).

Mirza, D. S. 2012. Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja


Modal Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah Tahun
2006-2009. Economics Development Analysis Journal, (online), Vol. 1,
No.2. (http://scholer.google.co.id, di akses 07 Maret 2020).

Muliza, T. Zulham, Seftarita Chenny, 2017. Analisis Pengaruh Belanja


Pendidikan, Belanja Kesehatan, Tingkat Kemiskinan dan Pdrb Terhadap
Ipm di Provinsi Aceh. Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, (online),
Vol. 3, No. 1, (http://scholer.google.co.id, diakses 07 Maret 2020).

Rahmita Handayani. 2015. Analisis Pengeluaran Pemerintah Sektor Pendidikan


dan Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi
Riau, jurnal FEKON, (online), Vol. 2, No. 2, (http://garuda,ristekbrin.go.id,
diakses 11 April 2020).

Rosnani Siregar, Hamni Fadilah Nasution dan Siti Fatimah Tanjung. 2018.
Pengaruh Pegeluaran Pemerintah Bidang Kesehatan dan Pengeluaran
Pemerintah Bidang Pendidikan Tehadap Indeks Pembangunan Manusia
di Sumatera Utara. jurnal ilmu ekonomi dan keislaman, (online), Vol. 6,
No. 1, (http://garuda.ristekbrin.go.d, diakses 11 April 2020).

Sal Diba Susen Pake, George M.V. Kawung dan Antonius Y. Luntungan. 2018.
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Bidang Pendidikan dan
Kesehatan Terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten
Halmahera Utara. jurnal berkala ilmiah efesiensi, (online), Vol. 18, No. 04,
(http://garuda.ristekbrin.go.id, diakses 11 April 2020).

Septiana M.M. Sanggelorang, Vekie A. Rumate dan Hanly F.DJ. Siwu. 2015.
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan
Tehadap Indeks Pembangunn Manusia di Sulawesi Utara. jurnal berkala
ilmiah efesiensi, (online), Vol. 15, No. 02, (http://garuda.ristekbrin.go.id,
diaksese11 April 2020).

Sugiarto A. santoso, Abu Bakar Hamzah dan Mohd. Nur Syechalad. 2013.
Analisis Pengaruh Pegeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota Sector
Kesehatan dan Pendidikan Tehadap Indeks Pembangunan Manusia Di
Provinsi Aceh. jurnal ilmu ekonomi, (online), Vol. 1, No. 4,
(http://garuda.ristikbrin.go.id, diakses 11 April 2020).

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
55

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta.

Sukirno, Sadono. 2002. Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:


PT. RajaGrafindo Persada.

Tjipthoherijanti, Prijono. 2013. Ekonomi Kesehatan. Jakarta: Pusat Antar


Universitas. EK-UI.

Todaro, M. P., & Smith, S. C. 2011. Pembangunan ekonomi (Edisi Kesebelas


ed.). Erlangga.

Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan


Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang-Undang republic Indonesia No. 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok


Pemerintahan di Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia No. 47 Tahun 1960 tentang Pembentukan


Daerah Tingkat I Sulawesi-Utara Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan-Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesi Tahun 1964
No.7) Menjadi Undang-undang Presiden Republik Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1964 Tentang Penetapan


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 2 Tahun 1964
Tetang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah
Tingkat I Sulawesi Tenggara Dengan Mengubah Undang-undang No.47
Prp. Tahun 1960.

UNDP. 1990. Human development report 1990.New York: Oxford University


Press.

Wensy rompas, Masinambow Vecky, Laisina Chliff. 2015. Pengaruh Pengeluaran


Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Sektor Kesehatan Terhadap Pdrb
Melalui Indeks Pembangunan Manusia Di Sulawesi Utara Tahun 2002-
2013. Jurnal Berkala Ilmiah Efisisensi, (online), Vol. 13, No. 04.
(http://scholer.google.co.id, diakses 1 April 2020).

Widodo, A., Waridin, dan Johanna M. K., 2011. Analisis Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah di Sektor Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Pengentasan
Kemiskinan Melalui Peningkatan Pembangunan Manusia di Provinsi Jawa
Tengah, Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan, (online), Vol. 1, No. 1
(http://garuda.ristikbrin.go.id, diakses 1 April 2020).

Winarti, A. 2014. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan,


Kemiskinan dan PDB terhadap Indeks Pembangunan Manusia di
Indonesia Periode 1992-2012. Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro.

www.prov.sulsel.go.id , Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan


56

Zain, Egy Mohammad. 2015. Peta Indonesia. (online),


(https://www.google.com.hk/amp/s/egymohammadzain.wordpress.com/20
15/10/30/peta-indonesia/amp/, diakses 17 Agustus 2020).
57

LAMPIRAN
58

Lampiran-1

PENELITI TERDAHULU

No Nama Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian


Penelitian Penelitian
1 T. Zulham, Analisis Metode variabel pengeluaran

Muliza, Pengaruh analisis yang pemerintah di sektor

Chenny Belanja digunakan pendidikan (X1) dan

Seftarita Pendidikan, dalam kesehatan (X2) tidak

(2017) Belanja penelitian ini berpengaruh signifikan

Kesehatan, adalah terhadap indeks

Tingkat analisis pembangunan manusia.

Kemiskinan regresi data Sedangkan variabel

Dan PDRB panel dengan kemiskinan (X3)

Terhadap IPM estimasi berpengaruh negatif dan

Di Provinsi parameter signifikan terhadap

Aceh. model indeks pembangunan

menggunakan manusia, PDRB (X4)

random effect berpengaruh positif dan

model (REM). signifikan terhadap

indeks pembangunan

manusia.

2 Bita Lailatul Analisis Metode yang Belanja pendidikan,

Yusnita, Moh. Pengaruh digunakan kesehatan berpengaruh

khusaini Belanja pada signifikan dengan arah


59

(2018) Pendidikan, penelitian ini positif terhadap variabel

Belanja adalah IPM. sedangkan belanja

Kesehatan, kuantitatif. infrastruktur

Belanja berpengaruh tidak

Infrastruktur, signifikan namun

Dan Tingkat memiliki arah positif

Kemiskinan terhadap variabel IPM

Terhadap selanjutnya kemiskinan

Indeks berpengaruh signifikan

Pembangunan negatif terhadap variabel

Manusia. IPM.

3 Wensy Pengaruh Jenis Pengeluaran pemerintah

Rompas, Pengeluaran penelitian di Sektor pendidikan

Masinambow Pemerintah Di yang memiliki pengaruh

Vecky, Laisina Sektor digunakan terhadap

Chliff. (2015) Pendidikan adalah jenis indeks pembangunan

Dan Sektor penelitian manusia sedangkan di

Kesehatan deskriptif. sektor kesehatan tidak

Terhadap Pdrb memiliki pengaruh.

Melalui Indeks Berdasarkan

Pembangunan pengaruh pengeluaran

Manusia Di pemerintah di sektor

Sulawesi Utara pendidikan ke

Tahun 2002- pertumbuhan ekonomi

2013 melalui indeks


60

pembangunan manusia

bersifat positif.

Sedangkan di sektor

kesehatan bersifat

negative.

4 Alison pengaruh Teknik Pengeluaran

Jeackline pegeluaran analisis yang Pemerintah Bidang

Lawrence pemerintah digunakan Kesehatan dan

Heka, Agnes pada sektor adalah Pengeluaran

Lapian dan pendidikan dan Analisis Pemerintah Bidang

Imelda Lajuck sector Deskriptif dan Pendidikan,

(2017) kesehatan Analisis berpengaruh signifikan

terhadap Statistik terhadap Indeks

indeks Inferensia Pembangunan Manusia

pembangunan (Analisis di Provinsi Sulawesi

manusia di Regresi Utara. Namun, secara

Sulawesi Berganda) simultan tidak

utara. dengan data berpengaruh.

sekunder.

5 Sal Diba Pengeluaran Teknik secara Simultan

Susen Pake, Pemerintah Di analisis yang pengeluaran pemerintah

George M.V. Bidang digunakan di bidang pendidikan

Kawung dan Pendidikan adalah dan kesehatan bertanda

Antonius Y. Dan Analisis positif dan berpengaruh

Luntungan Kesehatan Deskriptif dan secara signifikan


61

(2018) Terhadap Analisis terhadap Indeks

Indeks Statistik Pembangunan Manusia

Pembangunan Inferensia (IPM)

Manusia (IPM) (Analisis

Regresi

Berganda)

dengan data

sekunder.

6 Rahmita Analisis Metode pegeluaran pemerintah

Handayani Pengeluaran penelitian disektor pendidikan di

(2015) Pemerintah yang Provinsi Riau bernilai

Sektor digunakan positif tetapi tidak

Pendidikan adalah signifikan dan

Dan deskriptif pengeluaran pemerintah

Kesehatan kuantitatif di sector pendidikan

Terhadap dengan tehadap indeks

Indeks Pengolahan pembangunan manusia

Pembangunan data bernilai positif dan

Manusia Di menggunakan berpengaruh secara

Provinsi Riau model analisis signifikan. sedangkan

linear pegeluaran pemerintah

berganda. Provinsi Riau di sektor

kesehatan bernilai positif

dan signifikan,

sedangkan pengeluaran
62

pemerintah di sector

kesehatan tehadap

indeks pembangunan

manusia bernilai negatif

dan berpengaruh

secara signifikan

7 Septiana M.M. pengeluaran Model analisis variabel pengeluaran

Sanggelorang, pemerintah di yang pemerintah di bidang

Vekie A. bidang digunakan pendidikan berpengaruh

Rumate dan pendidikan adalah positif, Dan variabel

Hanly F.DJ. Dan Analisis pengeluaran pemerintah

Siwu (2015) pengeluaran regresi di bidang kesehatan

pemerintah di berganda, berpengaruh negatif dan

bidang dengan secara statistik tidak

kesehatan menggunakan berpengaruh terhadap

terhadap program indeks pembangunan

indeks komputer manusia di Sulawesi

pembangunan SPSS versi Utara.

manusia di 21

Sulawesi

Utara.

8 Agus H Fahmi Pengaruh Jenis data variabel yang

(2018) Pengeluaran dalam berpengaruh positif dan

Pemerintah Di penelitian ini signifikan terhadap IPM


63

Sektor adalah data adalah pengeluaran

Pendidikan sekunder dan pemerintah di sector

Dan sumber data pendidikan dan PDRB,

Kesehatan penelitian ini variabel rasio

Terhadap bersumber ketergantungan

Indeks dari Badan berpengaruh negatif dan

Pembangunan Pusat Statistik tidak signifikan terhadap

Manusia (Ipm) Indonesia, IPM. Sedangkan

Di Provinsi Papua dan pengeluaran pemerintah

Papua Tahun DJPK untuk sector kesehatan

2011-2015 Indonesia. tidak berpengaruh

terhadap IPM

9 Rosnani Pengaruh Analisis data pengeluaran pemerintah

Siregar, pegeluaran yang disektor kesehatan

Hamni Fadilah pemerintah digunakan berpengaruh secara

Nasution dan disektor dalam parsial terhadap indeks

Siti Fatimah kesehatan dan penelitian ini pembangunan manusia,

(2018) pendidikan adalah regresi sedangkan pengeluaran

tehadap indeks linier pemerintah disektor

pembangunan berganda. pendidikan tidak

manusia di berpengaruh secara

Sumatera parsial tehadap indeks

Utara pembangunan manusia

di Sumatera Utara.

10 Sugiarto A. Analisis Penelitian ini pengeluaran pemerintah


64

santoso, Abu Pengaruh menggunakan kabupaten/kota pada

Bakar Pengeluaran analisis sektor kesehatan dan

Hamzah dan Pemerintah regresi pendidikan di Provinsi

Mohd. Nur Kabupaten/Kot berganda dan Aceh berpengaruh

Syechalad a Sektor Sumber data terhadap Indeks

(2013) Kesehatan yang Pembangunan Manusia

Dan digunakan di masing-masing

Pendidikan dalam kabupaten/kota di

Terhadap penelitian ini Provinsi Aceh. dan

Indeks adalah data Pengaruh pengeluaran

Pembangunan panel. pemerintah disektor

Manusia Di pendidikan dan sector

Provinsi Aceh. kesehatan berpangaruh

signifikan terhadap

Indeks Pembangunan

Manusia (IPM).
65

Lampiran-2

Data Indeks Pembangunan Manusia


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018 (Dalam Persen)

Harapan Rata-rata Angka


Pengeluaran
Tahun Lama Lama Harapan IPM (%)
Perkapita
Sekolah Sekolah Hidup

2014 12.90 7.49 69.60 9.723 68.49

2015 12.99 7.64 69.80 9.992 69.15

2016 13.16 7.75 69.82 10.281 69.75

2017 13.28 7.95 69.84 10.489 70.34

2018 13.34 8.02 70.08 10.814 70.90

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan (2020)


66

Lampiran-3

Data Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Pendidikan


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018

Rasio
TAHUN ANGGARAN REALISASI
Efektifitas

2014 159,125,995,134.00 153,914,640,610.00 96.73%

2015 147,652,175,022.00 144,550,031,846.00 97.90%

2016 175,168,773,991.00 151,149,946,583.00 86.29%

2017 2,527,118,066,561.00 2,440,905,814,249.00 96.59%

2018 2,579,455,152,852.00 2,512,759,946,877.00 97.41%


Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan(2020)

Lampiran-4

Data Pengeluaran Pemerintah pada Sektor Kesehatan


Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2018

Rasio
TAHUN ANGGARAN REALISASI
Efektifitas

2014 37,376,463,690.00 36,970,258,980.00 98.91%

2015 45,795,529,847.00 44,725,159,192.00 97.66%

2016 46,982,505,163.00 43,916,556,216.00 93.47%

2017 53,011,691,305.00 52,213,057,900.00 98.49%

2018 87,675,939,116.00 80,949,146,487.00 92.33%

Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (2020)


67

Lampiran-5

HASIL UJI OUTPUT SPSS 22

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 5

Normal Mean .0000000


Parameter
a,b
s Std. Deviation 00509808

Most Absolute .220


Extreme
Difference Positive .220
s
Negative -.128

Test Statistic .220

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.


68

Hasil Uji Multikorelasi


Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1(Constant)

PENDIDIKAN .333 3.004

KESEHATAN .333 3.004

a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Hasil Uji Autokorelasi


Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.00156

Cases < Test Value 2

Cases >= Test Value 3

Total Cases 5

Number of Runs 3

Z .000

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a. Median

Hasil Uji Heteroskedastisitas


69

Hasil Uji Regresi Linear Berganda


a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1(Constant) 3.462 .433 8.004 .015

PENDIDIKAN .003 .004 .350 .765 .524

KESEHATAN .028 .021 .619 1.352 .309

a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Hasil Uji Koefisisen Determinasi


Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .928a .860 .721 .00721 1.425

a. Predictors: (Constant), KESEHATAN, PENDIDIKAN

b. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Hasil Uji t
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1(Constant) 3.462 .433 8.004 .015

PENDIDIKAN .003 .004 .350 .765 .524

KESEHATAN .028 .021 .619 1.352 .309

a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA


70

Hasil Uji Simultan ( Uji F )


ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


b
1 Regression .001 2 .000 6.161 .140

Residual .000 2 .000

Total .001 4

a. Dependent Variable: INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

b. Predictors: (Constant), KESEHATAN, PENDIDIKAN


BIOGRAFI PENULIS

Fitri Reguna, Lahir di Bulukumba, 31 Desember 1996 dari

pasangan suami istri Bapak Usman dan Ibu Hasmi. Merupakan

anak keempat dari lima bersaudara. Peneliti sekarang

bertempat tinggal di Perumahan Gerhana Alauddin Blok E No.

20. Kelurahan Mangasa, Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu Sekolah Dasar Negeri 173

Matekko lulus pada tahun 2008, SMP Negeri 4 Bulukumba Lulus pada tahun

2011, Madrasah Aliyah Negeri 2 Bulukumba lulus pada tahun 2014. Kemudian

penulis melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi di Universitas

Muhammadiyah Makassar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi

Pembangunan terhitung mulai tahun 2016-2020.

Anda mungkin juga menyukai