Anda di halaman 1dari 97

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI

BIDANG EKONOMI
(Studi Deskriptif Kualitatif di Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan
Medan Johor)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan persyaratan mengikuti ujian


komprehensif guna memperoleh gelar sarjana (S1)
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
DIAJUKAN OLEH:

DIVANY FARADIAH
NPM: 71180611028

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM SUMETERA UTARA

MEDAN

2022

.
ABSTRAK

IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI


BIDANG EKONOMI DI KANTOR KELURAHAN PANGKALAN
MANSYUR KECAMATAN MEDAN JOHOR

Program Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan program


kegiatan usaha yang mampu memperluas dan meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan bisa memperluas lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan
ekonomi, serta berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui bagaimana implementasi program pemberdayaan
masyarakat di bidang ekonomi yaitu UMKM. Metode yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik
penentuan informan dilakukan secara metode wawancara, observasi, dokumentasi,
dan kepustakaan dalam mengumpulkan data untuk mengetahui bagaimana proses,
hambatan, dan Implementasi Program Usaha Mikro Kecil Menengah di Kelurahan
Pangkalan Mansyur sebenarnya masih memiliki kekurangan dan hambatan untuk
memajukan taraf ekonomi masyarakatnya. Dari Peraturan Walikota Medan yang
membahas Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Ekonomi belum sesuai dengan
yang diterapkan di Pangkalan Mansyur. Hasil penelitian ini diketahui bahwa
proses Implementasi Program Usaha Mikro Kecil Menengah di Kelurahan
Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor belum berjalan dengan baik,
terlihat saat proses kegiatan awal, sosialisasi kepala koordinator, pencairan
bantuan, dan keaslian atau pemukhtiran data. Hambatan yang dirasakan dan
dihadapi selama pada pelaksanaan UMKM di lapangan, antara lain kurangnya
informasi yang tersampaikan pada masyarakat sehingga banyak yang belum
mengetahui adanya bantuan ini sehingga menyulitkan koordinator untuk
meneruskan informasi tersebut kepada masyarakat.

Kata kunci: Implementasi, Program Usaha Mikro Kecil Menengah.

i
ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF COMMUNITY EMPOWERMENT PROGRAM IN


THE ECONOMIC SECTOR IN PANGKALAN MANSYUR KELURAHAN
OFFICE, MEDAN JOHOR DISTRICT

The Micro, Small and Medium Enterprises (MSME) Program is a program of


business activities that are able to expand and improve the standard of living of
the community and can expand employment opportunities, encourage economic
growth, and play a role in realizing national stability. The purpose of this study
was to find out how the implementation of community empowerment programs in
the economic field, namely MSMEs. The method that the researcher uses in this
research is a qualitative method with a descriptive type. The technique of
determining informants was carried out by interview, observation,
documentation, and library methods in collecting data to find out how the
process, obstacles, and implementation of the Micro, Small and Medium
Enterprises Program in Pangkalan Mansyur Village actually still have
shortcomings and obstacles to advancing the economic level of the community.
From the Medan Mayor's Regulation which discusses Community Empowerment
in the Economic Sector, it is not in accordance with the one applied in Pangkalan
Mansyur. The results of this study indicate that the process of implementing the
Micro, Small and Medium Enterprises Program in Pangkalan Mansyur Village,
Medan Johor District has not been going well, it can be seen during the initial
activity process, socialization of the head coordinator, disbursement of
assistance, and authenticity or updating of data. Obstacles felt and faced during
the implementation of MSMEs in the field, among others, the lack of information
conveyed to the community so that many did not know about this assistance,
making it difficult for the coordinator to forward the information to the
community.

Keywords: Implementation, Micro, Small and Medium Enterprises Program.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, nikmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis data

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Program Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang Ekonomi”. Adapun penulisan skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Asministrasi Negara

di prodi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas

Islam Sumatera Utara. Semoga rahmat dan karunia-Nya selalu mengalir dan

menyertai penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

Sebagai suatu karya ilmiah, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan dan pengalaman

penulis dalam menyusun karya ilmiah. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

adanya kritik maupun saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini,

penulis telah banyak mendapatkan dukungan, bantuan, bimbingan serta semangat

dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis akan mempersembahkan skripsi ini kepada

kedua orangtua penulis yaitu, ayahanda Budi Hariyanto,SE dan ibunda Sulastri

yang tiada henti untuk memberikan semangat dan motivasi serta akomodasi

kepada penulis. Terimakasih untuk segala do’a, nasehat, kasih sayang yang tiada

batas serta kerja keras yang kalian berikan untuk membesarkan dan mendidik

iii
penulis, semoga semua hal baik akan menghampiri kalian, aamiin yaa rabbal

‘alamin. Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan YME, yang telah memberikan jalan kepada penulis sehingga bisa

menyelesaikan dan menjalankanya dalam keadaan sehat.

2. Bapak Dr. Yanhar Jammaluddin, M.AP selaku Rektor Universitas Islam

Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Liesna Andriany, M.Pd selaku PLT Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik.

4. Kepada Bapak Samsul Bahri Pane, S.Sos, M.AP selaku dosen

pembimbing I saya yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran,

masukan yang sangat mendidik, dan meluangkan waktu berharganya

untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini selesai.

5. Bapak Mardiansyah, S.Sos, M.M selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan waktunya , dan masukan dalam penulisan skripsi penulis.

6. Kepada seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara dan seluruh staf pegawai

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Islam Sumatera Utara.

7. Kepada seluruh staf pegawai di Kantor Kelurahan Pangkalan Mansyur

yang telah memberikan izin melakukan penelitian kepada penulis serta

banyak memberikan masukan kepada penulis. Tak lupa juga kepada ibu-

bapak penerima UMKM yang bersedia memberikan waktunya dan

diwawancarai oleh penulis.

iv
8. Kepada seluruh teman-teman stambuk 2018 Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Islam Sumatera Utara,

terutama kepada teman seperjuangan penulis Ummu Aisyah yang telah

banyak membantu dari awal kuliah sampe skripsi ini selesai yang selalu

mensupport penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

9. Tak lupa teman saya yang membantu saya dalam memberi saran dan

ilmunya untuk penulis yaitu Maida Murti Insany, Frilly Apriati, Juwita

Aulia, Ummu Aisyah, Varizi Annisa, Fikri Rahmadsyah, Ahmad Fikry

Tarigan, Aqila Fadiah Haya, dan Annisa Alfu Laily.

Akhir kata, semoga penulisan ini dapat menjadi sumbangsih kelilmuan

serta bermanfaat kedepannya. Wallahulmuwafiq ilaa aqwamith thariq,

wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
F. Kerangka Teori .................................................................................. 10
G. Kerangka Konsep .............................................................................. 21
H. Defenisi Operasional .......................................................................... 22
I. Metode Penelitian .............................................................................. 22
J. Sistematika Penulisan ........................................................................ 34
BAB II URAIAN TEORITIS ........................................................................ 36
A. Implementasi ...................................................................................... 36
B. Program Pemberdayaan Masyarakat .............................................. 40
C. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ......................................... 42
D. Peraturan Walikota ........................................................................... 52
E. Peraturan Walikota Medan No. 37 Tahun 2019 ............................. 53
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN .......................................... 55
A. Sejarah Singkat Kota Medan ........................................................... 55
B. Letak Geografis Kota Medan ........................................................... 56
C. Visi Misi dan Lambang Kota Medan ............................................... 57
D. Tugas Pokok dan Fungsi Kelurahan Pangkalan Mansyur ............ 60
E. Sekilas Tentang Kecamatan Medan Johor dan Kelurahan Pangkalan
Mansyur .............................................................................................. 60
F. Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan Pangkalan Mansyur
Kecamatan Medan Johor .................................................................. 63
BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................... 59

vi
A. Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Ekonomi di Kantor Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan
Medan Johor ...................................................................................... 66
B. Hambatan- Hambatan Dalam Pelaksanaan Program UMKM ..... 75
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 77
A. Kesimpulan ......................................................................................... 77
B. Saran .................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN DAN DOKUMENTASI ................................... 84
PEDOMAN WAWANCARA ....................................................................... 85

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identitas Informan


Tabel 2.1 Data Umum Kecamatan
Tabel 3.1 Data Pegawai Kelurahan Pangkalan Mansyur
Tabel 4.1 Data Perbandingan Program Masyarakat di Bidang Ekonomi

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konsep

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum pembangunan nasional tidak dapat dipisahkan

dengan pemberdayaan masyarakat1. Tingkat kesejahteraan suatu negara

menentukan kualitas dan kondisinya dalam hal ini Indonesia merupakan

negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar. Pemberdayaan

ekonomi masyarakat di kelurahan merupakan indikator keberhasilan

pemerintah kelurahan dalam menjalankan tugas dan fungsi kelurahan.

Program pemberdayaan yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satu program

pemberdayaan ini adalah dengan memberikan bantuan dana bergulir

kepada masyarakat, program ini disebut dengan “Program Usaha Mikro

Kecil Menengah” namun secara umumnya disingkat menjadi (UMKM).

Dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 37 Tahun 2019 Tentang

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana

Kelurahan Dan Pemberdayaan Masyarakat di kelurahan2. Pasal 5 dalam

Peraturan Walikota Medan Nomor 37 Tahun 2019 berisikan tentang

Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah ini adalah bagian

terbesar dalam perjalanan perekonomian nasional, dari partisipasi

masyarakat dalam berbagai sektor, kegiatan perekonomian. Usaha Mikro

1
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14
2
UU No 37 Tahun 2019 Tentang Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan

1
Kecil Menengah di kelurahan masih terlihat kurang berpengaruh terhadap

masyarakat karena belum bersifat menyeluruh, seharusnya UMKM ini

dapat terbukti sebagai kutup pengaman dimasa krisis, melalui cara kerja

atau bentuk penciptaan lapangan kerja dan nilai tambah, keberhasilan

dalam meningkatkan usaha mikro kecil menengah berarti memperkokoh

bisnis di masyarakat. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah unit

usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha disemua sektor ekonomi 3. Namun pada

umumnya didasarkan pada nilai aset awal omset rata-rata per tahun, atau

jumlah pekerja tetap. Program ini sudah lama dilaksanakan, meskipun

dibeberapa kelurahan sudah berhasil dalam melaksanakan program

tersebut, terutama di kelurahan pangkalan mansyur ini ada beberapa

kelemahan yang perlu dibenahi, misalnya kinerja pegawai kelurahan yang

benar, sistem keikut-sertaan pelatihan yang diadakan, jumlah dana

pinjaman untuk modal usaha, maupun pengguna dana pinjaman untuk

modal4. Untuk mengharapkan kinerja pemerintah yang baik maka

sebelumnya diperlukan kemampuan berupa keahlian yang sesuai dengan

tupoksinya masing-masing. Kegiatan pemberdayaan sudah sangat banyak

dilakukan diberbagai daerah baik tingkat kabupaten/kota maupun tingkat

desa/kelurahan. Semua itu memiliki tujuan yang sama yaitu untuk

mensejahterakan kehidupan masyarakat.

3
Tulus T.H.Tambunan; 2017 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
4
Alfatih, Andy. 2010. Implementasi Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bandung : Unpad Press

2
Pemberdayaan masyarakat hakikatnya mengubah perilaku

masyarakat ke arah yang lebih baik, sehingga kualitas dan kesejahteraan

hidupnya secara bertahap dapat meningkat. Sebagaimana dalam buku

Pemberdayaan Masyarakat di Era Global, Pemberdayaan masyarakat

merupakan kegiatan yang mulia, sehingga pada tahapan ini dikatakan

bahwa:

“Masyarakat yang sudah berdaya membantu sesamanya yang

tertinggal dan belum berdaya. Namun kompleksitas karakteristik

masyarakat, terutama masyarakat yang belum berdaya tersebut,

serta tuntutan zaman yang begitu pesat, merupakan peluang dan

sekaligus tantangan bagi siapapun yang akan melakukan

pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, kesuksesan dalam

kegiatan pemberdayaa dan memberdayakan masyarakat untuk

menentukan sendiri kebutuhannya, merencanakan kegiatan

pembangunan, melaksanakannya secara terbuka (transparan) dan

penuh tanggung jawab”5

Program pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk diperlukan

agen pemberdayaan yang memiliki kompetensi sesuai tuntutan masyarakat

dan perkembangan zaman. Pemberdayaan dibidang ekonomi pada badan

pemberdayaan masyarakat Kota Medan memang seharusnya dilaksanakan

dengan implementasi secara optimal dan terarah agar dapat memperbaiki

keadaan ekonomi sekaligus mampu mengangkat kondisi ekonomi

5
URI: https://lib.ui.ac.id/detail?id=20371465&lokasi=lokal
Oos M. Anwas; (Alfabeta, 2013) Pemberdayaan Masyarakat di era global. Bandung

3
masyarakat miskin. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan

dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap

sempurna.

Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau

adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas,

tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Kegagalan program-program pemerintah seperti halnya program

pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi banyak berasal dari

meningkatnya tuntutan yang dibuat terhadap struktur-struktur dan

prosedur-prosedur administratif yang ada6. Pada kenyataannya banyak

permasalahan yang dihadapi ketika akan melakukan kegiatan

pemberdayaan masyarakat di desa/kelurahan, misalnya adanya kesulitan

untuk mengajak masyarakat dalam melakukan kegiatan pemberdayaan

karena masyarakat tidak mengerti akan dampak yang didapatkan dari

kegiatan tersebut.

Upaya pemerintah dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat

adalah melalui program pemberdayaan kelurahan yang merupakan salah

satu wujud nyata dari percepatan pembangunan dalam upaya

penanggulangan kemiskinan, program ini berlandaskan kebijakan

pemerintah yang terdapat dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 140/640/ SJ tentang pedoman alokasi dana

6
Nurdin Usman,2002, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Bandung, CV Sinar Baru

4
sharing dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa/ Kelurahan pada

tanggal 22 Maret 20057. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Yogia mengenai Implementasi program pemberdayaan masyarakat

ditemukan bahwa dalam melaksanakan kebijakan Usaha Ekonomi

Kelurahan, ada beberapa kelurahan yang tidak mampu mengembangkan

usaha tersebut dikarenakan tidak menjalankan sesuai dengan petunjuk

teknis dan petunjuk pelaksanaan

Adapun proses kegiatan dalam Program Pemberdayaan Kelurahan

pada hakekatnya memiliki tiga dimensi, yaitu: Menciptakan manfaat

sosial, melalui proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan

hidup dan memperoleh keuntungan dari hasil usaha mereka. Usaha dalam

pemberdayaan masyarakat setiap daerah berbeda-beda, karena memang

masing-masing kelurahan memiliki ciri khas dan potensi yang berbeda.

Melalui program nasional pemerintah telah berhasil

memberdayakan kelompok-kelompok terpinggirkan sehingga menjadi

lebih mandiri dan hidup lebih bermartabat, serta menikmati kualitas hidup

yang lebih baik. Tujuan program ini adalah memperkuat kapasitas

masyarakat Indonesia agar mampu mencapai dan memberdayakan

kelompok-kelompok terpinggirkan untuk memperbaiki kondisi sosial-

ekonomi mereka, membantu masyarakat mendapatkan keterampilan baru,

akses informasi, akses layanan, membangun kepercayaan, serta

7
Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 140/640/SJ tentang pedoman
alokasi dana sharing dari Pemerintah Kabupaten / Kota kepada Desa / Kelurahan pada tanggal 22
Maret 2005

5
menciptakan peluang baru untuk berpartisipasi dalam kehidupan

masyarakat secara luas.

Beberapa tahun belakangan ini sudah ada beberapa program

pemberdayaan masyarakat di negara Indonesia, terutama di Kelurahan

Pangkalan Mansyur sebagai contoh; PNPM Mandiri, BLT (Bantuan

Langsung Tunai), kredit untuk usaha mikro, dan home industry (industri

rumah). Kelurahan pangkalan mansyur juga mempunyai program

pemberdayaan dibidang ekonomi yaitu; pelatihan 2021, desain grafis,

sablon digital, membuat aksesoris atau kerajinan tangan, membuat

ecobrick dan bimtek UMKM, pelatihan dan peningkatan kapasitas

siskamling, gotong-royong, pojok UMKM penting untuk memajukan

masyarakatnya seperti peraturan walikota medan nomor 37 tahun 2019

pasal 5 tentang rincian tugas dan fungsi kelurahan yaitu peyusunan bahan

pembinaan kegiatan perekonomian sesuai dengan peraturan yang berlaku

dan rencana kerja dalam rangka peningkatan kehidupan perekonomian

masyarakat8. Namun sulitnya program tersebut dijalankan saat ini

dikarenakan kondisi Indonesia saat ini terutama di pangkalan mansyur.

Desa/kelurahan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat mau tidak mau

harus kreatif dalam menjawab hambatan dan tantangan pelaksanaan

tersebut. Camat berwewenang untuk mengelola desa/kelurahannya secara

mandiri salah satu caranya ialah lembaga ekonomi yang berada ditingkat

desa/kelurahan.

8
Perwal Kota Medan Tentang Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan

6
Berdasarkan observasi awal yang diteliti oleh penulis dapat

diketahui bahwa kurangnya antusias masyarakat karena cara berpikir

masyarakat yang masih sangat sederhana terhadap program pemerintah

yang menyangkut di bidang ekonomi. Kemudian tidak tepatnya sasaran

dalam pembagian bantuan terhadap masyarakat yang tarif ekonominya

cenderung menengah ke bawah. Begitu pentingnya program

pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi hingga menjadi salah

satu permasalahan di kelurahan. Rendahnya tingkat kepedulian kelurahan

terhadap keadaan ekonomi masyarakat, banyak yang menganggap daerah

kelurahan pangkalan mansyur merupakan pemukiman masyarakat elit

sehingga dianggap taraf perekonomian masyarakatnya cukup baik.

Sementara dilapangan tidak semua yang tinggal dipemukiman daerah

kelurahan pangkalan mansyur memiliki tarif ekonomi yang baik, masih

banyak masyarakat yang memerlukan bantuan dari pemerintah.

Pentingnya penyuluhan kepada masyarakat mengenai program tersebut

dikarenakan selama ini masyarakat yang kurang paham alur penerimaan

yang berdasarkan dari data dinas sosial. Banyak sekali terjadi kecurangan

dalam penerimaan bantuan misalnya seperti masyarakat yang taraf

ekonominya baik justru malah mendapatkan bantuan yang seharusnya itu

tidak menjadi bagiannya.

Dalam program pemerintah ini membuat dampak yang cukup

terlihat yakni kurang maksimalnya dalam mendata masyarakat yang

kurang mampu untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah. Alasan inilah

7
yang akhirnya menurut penulis perlu diteliti. Maka penulis melaksanakan

penelitian dengan judul “Implementasi Program Pemberdayaan

Masyarakat dibidang Ekonomi dikantor Kelurahan Pangkalan Mansyur,

Kecamatan Medan Johor”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi Peraturan Walikota Medan Nomor 37 Tahun

2019 terhadap program pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi

di Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor?

2. Apa saja hambatan-hambatan dalam pelaksanaan program

pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi dalam meningkatkan

taraf hidup masyarakat menjadi lebih baik melalui program UMKM di

Kelurahan Pangkalan Mansyur Kecamatan Medan Johor?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan suatu masalah dipergunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian

tersebut terarah dan memudahkan dalam pembahasan agar tujuan

penelitian tercapai. Beberapa batasan masalah penelitian ini sebagai

berikut:

1. Implementasi program pemberdayaan masyarakat dibidang

ekonomi di Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan

Johor.

8
2. Hambatan – hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan program

UMKM di Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan

Johor.

D. Tujuan Penelitian

Melihat dari judul dan perumusan masalah tersebut maka yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi pemerintah melalui program

pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi sesuai dengan Perwal

kota Medan no 37 Tahun 2019 di Kantor Kelurahan Pangkalan

Mansyur

2. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang dihadapi dalam

pelaksanaan program UMKM di Kelurahan Pangkalan Mansyur,

Kecamatan Medan Johor.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan tentang Administrasi Publik, Pemberdayaan Masyarakat,

dan Implementasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan dan pengetahuan penulis dalam menggunakan ilmu dan

9
teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan

membandingkannya pada fakta di lapangan.

b. Bagi Kelurahan Pangkalan Mansyur

Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukkan bagi instansi

dan pihak-pihak terkait dalam membuat dan menyempurnakan

program UMKM khususnya pada Kelurahan Pangkalan Mansyur

Medan Johor.

c. Bagi Civitas Akademika di Fisip Uisu

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan,

pertimbangan dan perbandingan bagi kalangan akademisi,

mengenai efektivitas kinerja aparatur sipil negara serta menjadi

acuan pada penelitian selanjutnya yang sejenis.

F. Kerangka Teori

Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman dasar berpikir

yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut,

seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir

untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang

telah dipilih. Pada penelitian ini akan mencoba membahas tentang

program pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi di Kelurahan

Pangkalan Mansyur, Kecamatan Medan Johor. Adapun teori yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah:

10
A. Pengertian Implementasi

Secara bahasa, implementasi berarti pelaksanaan, penerapan dan

implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya

dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-

perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting atau

keputusan badan peradilan. Secara Umum, implementasi adalah

tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun

dengan matang, cermat dan terperinci. Jadi, implementasi dilakukan

jika sudah ada perencanaan yang baik dan matang, atau sebuah rencana

yang telah disusun jauh jauh hari sebelumnya, sehingga sudah ada

kepastian dan kejelasan akan rencana tersebut. Dalam penelitian ini,

peneliti akan mencoba membahas tentang Implementasi peraturan

walikota Medan No 37 Tahun 2019 tentang petunjuk pelaksanaan

kegiatan pembangunan sarana dan prasarana kelurahan dan

pemberdayaan masyarakat di Kelurahan.

Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier, menjelaskan makna

Implementasi ini dengan mengatakan bahwa: memahami apa yang

senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau

dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijakan, yakni

kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah

disahkannya pedoman-pedoman kebijakan Negara, yang mencakup

baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk

menimbulkan akibat/ dampak nyata pada masyarakat atau kejadian

11
kejadian9. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk

melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap

sesuatu. Yaitu suatu kegiatan yang direncanakan serta dilaksanakan

dengan serius dan mengacu pada norma-norma tertentu untuk

mencapai tujuan kegiatan.

B. Program

Program dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu program dalam

arti secara umum dan program dalam arti secara khusus. Pengertian

program secara umum dapat diartikan bahwa program adalah sebuah

bentuk rencana yang akan dilakukan. Dan pengertian program secara

khusus dapat diartikan bahwa program didefinisikan sebagai unit atau

kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari

kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan

terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan orang.

Program di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

didefinisikan sebagai rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha

yang akan dijalankan10. Jones dalam Arif Rohman menyebutkan

“Program merupakan salah satu komponen dalam suatu kebijakan” 11.

Menurut Charles O. Jones (Siti Erna Latifi Suryana) ada tiga pilar

aktivitas dalam mengoperasikan program yaitu:


9
Mazmanian, Daniel A and Paul A. Sabatier, (1983). Implementation and Public Policy, Scott
Foresman and Company, USA,hlm 139
10
Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) definisi dari Program
11
Rohman, Arif. (2009). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Laksbang
Mediatama

12
1. Pengorganisasian

Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan

program sehingga tenaga pelaksana dapat terbentuk dari

sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas.

2. Interpretasi

Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai

dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana agar tujuan

yang diharapkan dapat tercapai.

3. Penerapan atau Aplikasi

Perlu adanya pembuatan prosedur kerja yang jelas agar

program kerja dapat berjalan sesuai dengan jadwal kegiatan

sehingga tidak berbenturan dengan program lainnya.

C. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi,

dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas

kehidupannya12. Pemberdayaan masyarakat adalah "upaya

mempersiapkan masyarakat seiring dengan langkah upaya memperkuat

kelembagaan masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan,

kemandirian, dan kesejahteraan dalam suasana keadilan sosial yang

berkelanjutan". Selain itu pemberdayaan masyarakat menurut

Sumaryadi juga pada dasarnya sebagai berikut:

12
(Suharto,2010:210-224) Pemberdayaan Masyarakat

13
1. Membantu pengembangan manusiawi yang autentik dan integral

dari masyarakat lemah, rentan, miskin perkantoran, masyarakat

adat yang terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan

kelompok wanita yang didiskriminasikan/ dikesampingkan.

2. Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara

sosial ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup

berperan serta dalam pengembangan masyarakat. Dari pendapat

tersebut maka, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam

kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap

kemiskinan dan keterbelakangan.

D. UMKM

Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang

UMKM. Dalam Bab 1 (Ketentuan Umum), Pasal 1 dari UU

tersebut, dinyatakan bahwa UMI adalah usaha produktif milik

orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria UMI sebagaimana diatur dalam UU tersebut.

UK adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

14
tidak langsung dari UM atau UB yang memenuhi kriteria UK

sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut13.

E. Pengertian Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok dan fungsi secara umum merupakan hal –hal yang

harus bahkan wajib untuk dikerjakan anggota organisasi atau pegawai

dalam suatu instansi secara rutin sesuai dengan kemampuan yang ada

dengan hal tersebut dapat menyelesaikan program kerja yang sudah

dibuat berdasarkan dalam hal tujuan, visi dan juga misi suatu

organisasi. Dalam sebuah instansi seharusnya para pegawai

memberikan kegiatan yang lebih terperinci, yang kan dilakukan secara

jelas dan terarah sesuai kemampuan dan keinginan masyarakat. Tugas

Pokok dan Fungsi atau secara singkat disebut sebagai (TUPOKSI)

F. Kelurahan

Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di

bawah kecamatan. Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai

perangkat daerah kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah yang

berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Kelurahan merupakan unit

pemerintahan terkecil setingkat dengan desa. Berbeda dengan desa,

kelurahan memiliki hak mengatur wilayahnya lebih. Kelurahan adalah

wilayah kerja Lurah sebagai perangkat dalam wilayah kerja Kecamatan

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005

Tentang Kelurahan, disebutkan bahwa Kelurahan merupakan perangkat

daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan di wilayah Kecamatan


13
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

15
yang dipimpin oleh lurah yang berada dan bertanggungjawab kepada

Bupati/Wali Kota melalui camat14.

Dalam buku landasan dan pedoman kerja administrasi Pemerintah

Daerah Kota dan Desa, Kelurahan adalah suatu wilayah yang ditempati

oleh sejumlah penduduk yang mempunyai organisasi Pemerintahan

terendah langsung dibawah camat yang tidak berhak menyelenggarakan

rumah tangganya sendiri. Kelurahan disini dinamakan wilayah

administratif. Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia

Nomor 43 Tahun 2014 tentang peraturan pelaksanaan Undang- ndang

Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 23 ayat (3) tentang pengisian jabatan lurah

dan perangkat Kelurahan sebagaimana berasal dari Pegawai Negeri

Sipil (PNS) dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Lurah tidak harus berdomisili di kelurahan yang bersangkutan

sesuai jabatannya. Kelurahan harus tanggap mengerjakan bagian

tugasnya terutama bagian adminstrasi untuk masyarakat. Sebenarnya

tugas dan fungsi kelurahan tidak mengenal waktu, bisa dikerjakan

dimana dan kapan saja terlebih lagi ada tanggapan masalah dari kepling

sekitar tentang masyarakat. Untuk mengharapkan kinerja pemerintah

kelurahan yang baik, maka sebelumnya diperlukan kinerja aparat

Kelurahan yang baik pula. Kinerja aparat akan baik apabila mempunyai

kemampuan berupa keahlian dana adanya sarana prasarana yang

14
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan

16
menggerakkan terutama dalam hal bantuan masyarakat melalui program

pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi.

Adapun juga memakai teori dalam penelitian ini adalah teori dari

Edward III, George C, 1984: 9-10, mengungkapkan bahwa ada empat

faktor yang merupakan syarat utama keberhasilan proses implementasi,

yakni komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi atau pelaksana dan

struktur organisasi, termasuk tata aliran kerja birokrasi15

a. Komunikasi

Teori ini ialah suatu program yang hanya dapat dilaksanakan

dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut

proses penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi

informasi yang disampaikan. Dalam hal ini mempengaruhi tata

kerja, mutu yang dihasilkan dan waktu penyelesaian. Dan

diharapkan bahwa pemerintah untuk dapat memberikan ataupun

membuat implementasi untuk masyarakat dan diharapkan untuk

petugas atau pegawai yang menjalankan program pemberdayaan

masyarakat dibidang ekonomi kepada masyarakat kelurahan

pangkalan mansyur.

b. Sumber daya

Hal ini meliputi empat komponen yaitu staf yang cukup

(jumlah dan mutu), informasi yang dibutuhkan guna pengambilan

keputusan, kewenangan yang cukup guna melaksanakan tugas atau

tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.


15
Teori Edward III, George C 1984: 9-10 tentang Faktor Keberhasilan Implementasi

17
Disposisi atau sikap pelaksana merupakan komitmen pelaksana

terhadap program.

c. Sikap birokrasi dan pelaksanaan Sistem pemerintahan

Dalam hal ini, yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karean

telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan, Cara bekerja atau

susunan pekerjaan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena

telah berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan, Birokrasi sering

melupakan tujuan pemerintah yang sejati, karena terlalu

mementingkan cara dan bentuk. Ia menghalangi pekerjaan yang

cepat serta menimbulkan semangat menanti, menghilangkan

inisiatif, terikat dalam peraturan yang jelimet dan bargantung

kepada perintah atasan, berjiwa statis dan karena itu menghamabat

kamajuan. Tidak dapat disangkal bahwa para aparatur serta pegawai

negeri harus terbuka tanpa dalih rahasia jabatan lalu menjadi

tertutup. Karena tidak mustahil bahwa sikap tertutup tersebut

dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan pegawai atau pelaksana

dalam mengerjakan atau menjalankan tugas dengan baik, akurat dan

cepat.

d. Struktur organisasi.

Struktur birokrasi didasarkan pada standard operating prosedure

yang mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksanaan kebijakan.

struktur implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran

telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun dan dana telah

18
siap dan disalurkan untuk mencapai sasaran. dalam proses

implementasi kebijakan yang ideal akan terjadi interaksi dan reaksi

dari organisasi pengimplementasi dalam proses implementasi

kebijakan yang ideal akan terjadi interaksi dan reaksi dari

organisasi pengimplementasi. diperlukan untuk mengetahui

keefektifan dan relevansi kerangka kerja yang ada sebagai

pedoman dalam pelaksanaanya.

G. Peraturan Walikota

Peraturan walikota diatur dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang No 12

Tahun 2011 yang berbunyi: “Jenis Peraturan Perundang-undangan selain

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang

ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,

Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan

Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga,

atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau

Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota,

Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.”

Jadi, Peraturan Walikota termasuk jenis peraturan perundang-undangan

yang dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011, namun ditetapkan oleh

walikota. Dalam penelitian ini akan membahas tentang Peraturan walikota Medan

No 37 Tahun 2019 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana

dan prasarana kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan. Kelurahan

19
memiliki ruang lingkup yang kecil sehingga walikota membuat sejumlah

peraturan untuk meningkatkan cara kinerja pegawai kelurahan demi terciptanya

lingkungan yang teratur dan sejahtera di wilayah kota Medan ini. Dengan sudah

banyaknya

20
G. Kerangka Konsep

Peraturan Walikota

Implementasi

Teori Edward III, Program Pemberdayaan


George Masyarakat
A. Pelatihan 2021
A. Komunikasi
B. Desain Grafis
B. Sumberdaya C. Sablon Digital
D. Membuat Aksesoris
C. Sikap Birokrasi dan
E. Membuat Eco-brick
Pelaksanaan Sistem
F. Bimtek UMKM
Pemerintahan
G. Pelatihan Peningkatan
D. Struktur Organisasi Kapasitas Siskamling

Meningkatkan
Kesejahteraan
Masyarakat

Gambar 1.1 Kerangka Konsep

21
H. Definisi Operasional / Definisi Konsep

Untuk menghindari kesalahpahaman pemaknaan istilah dalam

penelitian ini, maka penulis akan memberikan penjelasan secara singkat

tentang penegasan istilah yang akan digunakan dalam penelitian ini,

yaitu:

1. Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari

sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan

terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah

perencanaan sudah dianggap sempurna, implementasi

adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya

mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar

aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk

mencapai tujuan kegiatan.

2. Program Pemberdayaan Masyarakat

Program pemberdayaan masyarakat adalah memulai proses

kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri

sendiri, upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat

agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan

melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi

22
setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas

sektoral maupun LSM.

3. Ekonomi

Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi

disebutkan berasal dari bahasa Yunani yaitu kata Oikos

atau Oiku dan Nomos yang berarti peraturan rumah tangga.

Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang

menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan

perikehidupan dalam rumah tangga tentu saja yang

dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga

bukan hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang

terdiri dari suami, isteri dan anak-anaknya, melainkan juga

rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga bangsa,

negara dan dunia.

4. Konsep Implementasi Peraturan Walikota

Implementasi peraturan walikota adalah setiap

proses pemikiran,kegiatan atau tindakan yang direncanakan

secara baik, rasional, efisien dan efektif yang dilakukan

oleh individu-individu, pejabat-pejabat, atau kelompok-

kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada

tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam

keputusan kebijakan. Pada penelitian yang akan dikaji

23
adalah Peraturan Walikota Nomor 37 Tahun 2019 yang

mendasari Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan

Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kelurahan Dan

Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan, Kecamatan

Medan Johor. Terutama dalam pasal 5 ayat 1 yang berbunyi

Pengelolaan Kegiatann Pengembangan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah Peraturan Walikota terkait hal ini, Pasal 8

ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 mengatur:

“Jenis Peraturan Perundang-undangan selain


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)mencakup
peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah” 16

5. Konsep Kelurahan

Kelurahan merupakan sebuah daerah administratif diwilayah

Indonesia yang berada di bawah wilayah kecamatan dandipimpin

oleh seorang Lurah. Lebih jelas mengenai konsepkelurahan di atur

dalam Pasal 1 angka 5 PP 73 Tahun 2005 yangmenegaskan bahwa

Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagaiperangkat Daerah

Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja kecamatan. Mengenai

kedudukan kelurahan berada di wilayahkecamatan yang

bertanggunjawab kepada bupati/ walikota melalui camat.


16
Jenis peraturan perundang-undangan RI

24
I. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut sugiyono penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian

yang berdasarkan pada filsafat postpositive, digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek yang ilmiah dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat

induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif lebih bertumpu pada

latarbelakang alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai

alat penelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih

mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang dilakukan

disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

Dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini didasarkan

pada alas an permasalahan yang dikaji didalam penelitian ini yaitu

analisa Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Pangkalan Mansyur

Kecamatan Medan Johor ini memerlukan sejumlah data lapangan yang

bersifat actual dan konseptual. Disamping itu, pendekatan kualitatif lebih

peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman

pengaruh Bersama terhadap pola pola nilai yang dihadapi dan situasi

yang berubah-ubah selama penelitian berlangsung. Pendekatan yang

25
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif penelitian

kualitatif yaitu, penelitian yang tidak menggunakan perhitungan.

penelitian kualitatif menurut Sukmadinata yaitu suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara

individu maupun kelompok

1. Jenis – jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode

kualitatif. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Penelitian deskriptif

adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau

keadaan subjek atau objek penelitian kemudian dianalisis dan

dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat

ini dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalahnya

dan dapat memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat

diterapkan pada berbagai masalah. penelitian deskripsi secara garis besar

merupakan kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran atau

mencoba mencandra suatu peristiwa atau gejala secara sistematis, faktual

dengan penyusunan yang akurat

26
Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan

yaitu metode kualitatif lebih bisa dan mudah menyesuaikan apabila

berhadapan dengan kenyataan ganda, metode ini menyajikan hakekat

hubungan antara peneliti dan responden secara langsung dan metode ini

lebih peka sehingga dapat menyesuaikan diri dan banyak penajaman

pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi peneliti.

2. Lokasi Penelitian.

Lokasi dalam penelitian ini adalah Kelurahan Pangkalan Mansyur,

Kecamatan Medan Johor, Pronvinsi Sumatera Utara.

3. Informan Penelitian

Informan adalah subyek penelitian yang dapat memberikan informasi

mengenai fenomena/permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Dalam penelitian kualitatif, informan terbagi menjadi tiga yaitu:

Informan kunci, Informan utama, Informan Pendukung.

Informan kunci adalah informan yang memiliki informasi secara

menyeluruh tentang permasalahan yang diangkat oleh peneliti. Informan

kunci bukan hanya mengetahui tentang kondisi/fenomena pada

masyarakat secara garis besar, juga memahami informasi tentang

informan utama. Dalam pemilihan informan kunci tergantung dari unit

analisis yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan

kuncinya adalah 2 (dua) orang pendamping pelaksana Program

Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan Pangkalan Mansyur,

27
Kecamatan Medan Johor, yaitu Bapak Rivai Ramadhan Harahap, S.Si,

M.A.P dan Ibu Siti Zahara, S.E

Informan utama adalah orang yang mengetahui secara teknis dan detail

tentang masalah penelitian yang akan dipelajari. Informan utama dalam

penelitian ini adalah 3 (tiga) orang masyarakat penerima layanan program

pemberdayaan masyarakat (UMKM) yaitu ibu Lestari Rokiyan, ibu Refnalia

Ambarwaty, dan bapak Parlomoan Hasibuan. Dan Kepala Lingkungan I yaitu

Bapak Nurman S

Informan pendukung merupakan orang yang dapat memberikan informasi

tambahan sebagai pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian

kualitatif. Informan tambahan terkadang memberikan informasi yang tidak

diberikan oleh informan utama atau informan kunci. Informan tambahan dalam

penelitian ini adalah Kepala Koordinator pelaksana Program Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang Ekonomi yaitu, ibu Adriana Tarigan

Sesuai dengan karakteristik data yang diperlukan dalam penelitian ini,

maka teknik pengumpulan data yang dilakukan.

28
Table 1.1 Identitas Informan

No Nama Jabatan Keterangan

Rivai Ramadhana Lurah Pangkalan Mansyur, Informan kunci


1
Harahap Kecamatan Medan Johor

Siti Zahara, S.E Sekretaris Lurah Pangkalan Informan kunci


2 Mansyur,Kecamatan Medan
Johor

Nurman S Kepala Lingkungan I Informan utama


3
Kelurahan Pangkalan Mansyur

-Lestari Rokiyan Masyarakat penerima UMKM Informan utama

-Refnalia
4 Ambarwaty

-Parlomoan
Hasibuan

Adriana Tarigan Koordinator Pelaksana Program Informan Pendukung


5
UMKM

3. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bagian terpenting dari suatu penelitian, karena dengan

data peneliti dapat mengetahui hasil dari penelitian tersebut. Pada

penelitian ini, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

29
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam dan

dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Data primer

yaitu sumber data utama yang diambil atau yang diperoleh dari orang-

orang yang terlibat langsung dalam penelitian

a. Observasi

Observasi merupakan teknik yang mendasar dalam penelitian non

tes. Observasi dilakukan dengan pengamatan yang jelas, rinci, lengkap,

dan sadar tentang perilaku individu sebenarnya di dalam keadaana

tertentu. Pentingnya onbservasi adalah kemampuan dalam menentukan

faktor-faktor awal mula perilaku dan kemampuan untuk melukiskan

akurat reaksi individu yang diamati dalam kondisi tertentu. Marshall

dalam Sugiono (2010: 310) menyatakan bahwa “through observation,

the researcher learn about behavior and he meaning attached to those

behavior”17. Jadi melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan

makna dari perilaku tersebut. Berkaitan dengan observasi yang

dilakukan dalam penelitian kualitatif maka observasi yang digunakan

yaitu observasi langsung. Peneliti akan mengobservasi langsung kepada

masyarakat Kelurahan Pangkalan Mansyur Kecamatan Medan Johor,

apakah program tersebut ini telah tepat sasaran atau belum dan

17
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta

30
bagaimana tim pelaksana melakukan pendataan terhadap penerima

program tersebut.

b. Wawancara / interview

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil menatap muka antara

penanya atau pewawancara dengan penjawab atau responden dengan

menggunakan panduan wawancara. Dalam penelitian ini, peneliti

mencatat semua jawaban dari responden sebagaimana adanya.

Pewawancara sesekali menyelingi jawaban responden, baik untuk

meminta penjelasan maupun untuk meluruskan bilamana ada jawaban

yang kurang tepat. Melalui teknik ini peneliti melakukan tanya jawab

kepada masyarakat penerima bantuan UMKM yang ada di Kelurahan

Pangkalan Mansyur Kecamatan Medan Johor bagaimana implementasi

yang dilakukan oleh tim pelaksana program. Dalam penelitian ini

peneliti langsung melakukan wawancara atau tanya jawab kepada

beberapa informan.

c. Metode Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data

yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara

intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan

pembuktian suatu kejadian18. Dokumentasi merupakan barang-barang


18
Aan Komariah, Djam’an Satori (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung,
Alfabeta.

31
tertulis. Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki

benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan. Melalui metode dokumentasi, peneliti gunakan untuk

menggali data berupa dokumen. Dokumentasi pendukung lainnya

berupa foto kegiatan di Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan

Medan Johor.

d. Kepustakaan

Studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian

kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,

membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian19

studi kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur

ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti20.

2) Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang terpenting untuk

memperoleh temuan-temuan hasil penelitian. Analisis data yaitu proses

pengumpulan data agar dapat ditafsirkan. Analisis data dilakukan pada

saat mengumpulkan data dan setelah pengumpulan data. Metode

analisis kualitatif yaitu metode yang bertujuan untuk memberikan

19
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
Cet. ke-1, 2004
20
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta

32
gambaran menyeluruh mengenai subjek yang diteliti dan tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis21.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan langkTah-langkah seperti yang dikemukakan oleh

Burhan Bungin , yaitu sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.

Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

wawancara dan studi dokumentasi.

b. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatancatatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data

dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat

gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan

data/informasi yang tidak relevan.

c. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan

atau verifikasi. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu

menemukan makna data yang telah disajikan22. Menurut sugiyono penarikan

21
Buku; Adi, Riyadi. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.
22
Buku; Bungin, Burhan 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta

33
kesimpulan merupakan temuan yang belum pernah ada sebelumnya, temuan

tersebut berupa deskripsi atau gambaran suatu objek.23

J. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan proposal skripsi ini, sistematika penulisan terdiri atas 5

(lima)bab yang masing-masing bab diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka

Teori, Kerangka Konsep, Defenisi Operasional, Metodologi

Penelitian dan Sistematika Penulisan

BAB II : URAIAN TEORITIS

Dalam bab ini diuraikan tentang Implementasi Peraturan

Walikota Nomor 37 Tahun 201924 yang mendasari Tentang

Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana Dan

Prasarana Kelurahan Dan Pemberdayaan Masyarakat Di

Kelurahan.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan tentang Sejarah

singkat kota Medan, kondisi geografis kota Medan, visi misi

23
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB314123241195.pdf

24
Ibid hal 1

34
dan lambang kota Medan,sekilas mengenai kecamatan Medan

Johor, susunan organisasi ,Tugas dan fungsi Kelurahan

Pangkalan Mansyur Kecamatan Medan Johor.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang penyajian data dan analisis

data yang akan disajikan tersebut

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini berisi kesimpulam dari hasil penelitian dan saran

yang dianggap perlu yang diperoleh dari penelitian

35
BAB II
URAIAN TEORITIS

A. Implementasi

1. Pengertian Implementasi

Implementasi ialah aktivitas yang terlihat setelah adanya pengarahan yang

sah dari suatu program yang meliputi upaya mengelola input. Arti implementasi

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pelaksanaan atau

penerapan25. Mazmanian dan Sabatier sebagaimana dikutip dalam buku Wahab

menjelaskan makna implementasi sebagai berikut:

“Pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk undang-


undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-
keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Lazimnya,
keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi,
menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan
berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses
implementasinya”26
Menurut Oemar hamalik penulis buku yang berjudul Dasar-dasar

Pengembangan Kurikulum, bahwa “Implementasi merupakan suatu penerapan

ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga

memberikan dampak, baik perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai

dan sikap”27. Sedangkan Van Meter dan Van Horn menjelaskan bahwa

implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-

25
Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
26
Mazmanian, Daniel A and Paul A. Sabatier, (1983). Implementation and Public Policy, Scott
Foresman and Company, USA,hlm 139
27
Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 237

36
individu/ pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang

diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan

kebijakan”28.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat diketahui bahwa pengertian

implementasi merupakan suatu proses yang berkaitan dengan kebijakan dan

program yang akan diterapkan oleh suatu organisasi atau institusi khususnya yang

berkaitan dengan institusi negara dan menyertakan sarana dan prasarana untuk

mendukung program-program yang akan diselenggarakan. Rangkaian kegiatan

tersebut mencakup, Pertama persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang

merupakan interpretasi dari kebijakan tersebut. Kedua, menyiapkan sumber daya

guna menggerakkan kegiatan implementasi termasuk didalamnya sarana dan

prasarana, sumber daya keuangan dan tentu saja penetapan siapa yang

bertanggung jawab melaksanakan kebijaksanaan tersebut. Ketiga, bagaimana

menghantarkan kebijaksanaan secara kongkrit ke masyarakat.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Implementasi

Suatu keberhasilan implementasi kebijakan akan ditentukan oleh banyak

variabel atau faktor, dan masing-masing variabel tersebut saling berhubungan satu

sama lain. Menurut George Edward III (Winarno) ada empat faktor yang berperan

penting dalam keberhasilan implementasi, yaitu: a. Komunikasi, b. Sumber Daya,

c. Diposisi, d. Struktur organisasi29

28
Agostiono, Implementasi Kebijakan Publik Model Van Meter dan Van
Horn,http//kertyawitaradya.wordpre ss, diakses 5 September 2018
29
Edward III, George (edited), Public Policy Implementing, Jai Press Inc, London
England. Goggin, Malcolm L et al. 1990

37
a. Komunikasi

Implementasi akan berjalan efektif apabila ukuran-ukuran dan

tujuantujuan kebijakan dipahami oleh individu-individu yang

bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan kebijakan. Kejelasan ukuran

dan tujuan kebijakan dengan demikian perlu dikomunikasikan secara tepat

dengan para pelaksana. Konsistensi atau keseragaman dari ukuran dasar

dan tujuan perlu dikomunikasikan sehingga implementor mengetahui

secara tepat ukuran maupun tujuan kebijakan itu. Komunikasi dalam

organisasi merupakan suatu proses yang amat kompleks dan rumit.

Seseorang bisa menahannya hanya untuk kepentingan tertentu, atau

menyebarluaskannya. Disamping itu sumber informasi yang berbeda juga

akan melahirkan interpretasi yang berbeda pula. Agar implementasi

berjalan efektif, siapa yang bertanggungjawab melaksanakan sebuah

keputusan harus mengetahui apakah mereka dapat melakukannya.

Sesungguhnya implementasi kebijakan harus diterima oleh semua personel

dan harus mengerti secara jelas dan akurat mengenai maksud dan tujuan

kebijakan.

b. Sumber Daya

Suatu implementasi kebijakan tidak akan berjalan efektif apabila

implementor kekurangan sumber daya. Sumber daya tersebut dapat

berwujud sumber daya manusia yakni kompetensi implementor dan

fasilitas. Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan

38
agar efektif. Tanpa sumber daya, kebijakan hanya tinggal dikertas menjadi

dokumen saja. Komponen sumber daya ini meliputi jumlah staf, keahlian

dari para pelaksana, informasi yang relevan dan cukup untuk

mengimplementasikan kebijakan dan pemenuhan sumber-sumber terkait

dalam pelaksanaan program, adanya kewenangan yang menjamin bahwa

program dapat diarahkan kepada sebagaimana yang diharapkan, serta

adanya fasilitas-fasilitas pendukung yang dapat dipakai untuk melakukan

kegiatan program tersebut. Sumber daya manusia yang tidak memadai

(jumlah dan kemampuan) berakibat tidak dapat dilaksanakannya program

secara sempurna karena mereka tidak bisa melakukan pengawasan dengan

baik. Jika jumlah staf pelaksana kebijakan terbatas maka hal yang harus

dilakukan meningkatkan skill/kemampuan para pelaksana untuk

melakukan program. Untuk itu dibutuhkan adanya manajemen SDM yang

baik agar dapat meningkatkan kineja program. Informasi merupakan

sumber daya penting bagi pelaksanaan kebijakan. Ada dua bentuk

informasi yaitu informasi mengenai bagaimana cara menyelesaikan

kebijakan/program serta bagi pelaksana harus mengetahui tindakan apa

yang harus dilakukan dan informasi tentang data pendukung kepatuhan

kepada peraturan pemerintah dan undang-undang. Sumber daya lain yang

juga penting adalah kewenangan untuk menentukan bagaimana program

dilakukan, kewenangan untuk membelanjakan/mengatur keuangan, baik

penyediaan uang, pengadaan staf, maupun pengadaan supervisor. Fasilitas

yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan/program harus terpenuhi

39
seperti kantor, peralatan, serta dana yang mencukupi. Tanpa fasilitas ini

mustahil suatu program dapat berjalan dengan baik.

c. Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor,

seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Salah satu faktor yang

mempengaruhi efektivitas implementasi kebijakan adalah sikap

implementor. Jika implementor setuju dengan bagian-bagian isi dari

kebijakan maka mereka akan melaksanakan dengan senang hati tetapi jika

pandangan mereka berbeda dengan pembuat kebijakan maka proses

implementasi akan mengalami banyak masalah.

d. Struktur Birokrasi (Bureaucratic Structure)

Struktur organisasi adalah termasuk tata aliran kerja birokrasi yang

mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksanaan kebijakan, yakni prosedur-

prosedur kerja ukuran-ukuran dasar atau disebut Standart Operation

Procedur (SOP).

B. Program Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Program Pemberdayaan Masyarakat

Program merupakan tahap-tahap dalam penyelesaian rangkaian kegiatan

yang berisi langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan

merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan

implementasi. Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari

tiga sisi, yaitu :

Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi


masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan

40
bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya,
karena jika demikian akan sudah punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk
membangun daya itu, dengan mendorong, memotivasikan, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya
untuk mengembangkannya.
Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering). Dalam rangka ini diperlukan langkah-langkah lebih positif,
selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana. Perkuatan ini meliputi
langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan berbagai masukan
(input), serta pembukaan akses ke dalam berbagai peluang (opportunities)
yang akan membuat masyarakat menjadi berdaya.
Ketiga,Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota
masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya
modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan
kebertanggungjawaban adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan
ini30.

Payne seperti dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi dalam bukunya mengatakan

bahwa pemberdayaan masyarakat pda intinya ditujukan guna membantu klien

memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang

akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek

hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan

melalui peningkatan kemampuan sdan rasa percaya diri untuk menggunakan

daya yang ia miliki, antara lain melakukan transfer daya dari lingkungannya31.

2. Tingkat Keberdayaan Masyarakat

Menurut Susiladiharti dalam Huraerah tingkat keberdayaan masyarakat

terbagi ke dalam lima tingkatan, yakni:

a. Terpenuhinya kebutuhan dasar


b. Terjangkaunya sistem sumber atau akses terhadap layanan publik

30
Sumodiningrat, Gunawan (2009) Membangun Perekonomian Rakyat, Yogyakarta Pustaka Pelajar
31
Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi dan Komunitas dan Pengembangan Masyarakat Sebagai
Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013

41
c. Kesadaran akan kekutan dan kelemahan atas diri sendiri dan juga
lingkungannya
d. Mampu untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang bermanfaat di
masyarakat dan lingkungan yang lebih luas
e. Kemampuan untuk mengendalikan diri dan lingkungannya. Tingkatan
kelima ini dapat dilihat dari keikutsertaan dan dinamika masyarakat
dalam mengevaluasi dan mengendalikan berbagai program dan
kebijakan institusi dan pemerintahan32.

C. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

1. Pengertian UMKM

Pengertian dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ialah

unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada prinsipnya,

pembedaan antara usaha mikro (UMI), usaha kecil (UK), usaha menengah

(UM) dan usaha besar (UB) pada umumnya didasarkan pada nilai aset awal

(tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau

jumlah pekerja tetap. Dan dalam Undang - Undang Republik Indonesia

No.20 Tahun 2008 juga mendefinisikan tentang UMKM (Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah) Bab 1 Pasal 133. UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah) ialah usaha perdagangan yang dikelola oleh perorangan yang

merujuk pada usaha ekonomi produktif dengan kriteria yang sudah

ditetapkan dalam Undang-Undang.

Usaha mikro kecil dan menengah merupakan pemain utama dalam

kegiatan ekonomi di Indonesia. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan

32
Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, (Bandung : Humaniora,
2011)
33
https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/113/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan-
menengah-menurut-uu-no-20-tahun-2008-tentang-umkm

42
Menengah (UMKM) sangat penting dan strategis dalam mengantisipasi

perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur perekonomian

nasional. Adanya krisis perekonomian nasional seperti sekarang ini sangat

mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik yang imbasnya

berdampak pada kegiatan-kegiatan usaha besar yang semakin terpuruk,

sementara UMKM serta koperasi relatif masih dapat mempertahankan

kegiatan usahanya. Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai

adalah terwujudnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang

tangguh dan mandiri yang memiliki daya saing tinggi dan berperan utama

dalam produksi dan distribusi kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam

permodalan untuk menghadapi persaingan bebas.

Pemerintah mengatur aktivitas UMKM dalam Undang-Undang dan

Peraturan Pemerintah. Pada Februari 2021 lalu, pemerintah mengeluarkan

Peraturan Pemerintah No.7 tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan,

dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PP

No. 7/2021 atau PP UMKM)34. PP UMKM ini mengubah beberapa

ketentuan yang sebelumnya sudah diatur dalam Undang-Undang No.20

tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UU UMKM).

Selain itu, PP UMKM mengatur UMKM berdasarkan kriteria modal usaha

atau hasil penjualan tahunan untuk pendaftaran atau pendirian kegiatan

UMKM yang didirikan setelah PP UMKM ini berlaku. Namun, di dalam

34
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161837/pp-no-7-tahun-2021

43
Peraturan Walikota Nomor 37 Tahun 2019 pasal 5 ayat 2c tentang

pengelolaan kegiatan pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah.

2. Tujuan UMKM

Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh dan mandiri

yang memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi dan

distribusi kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam permodalan untuk

menghadapi persaingan bebas. UMKM adalah unit usaha produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di

semua sektor ekonomi. (Partomo dan Soejodono,) Tujuan pengelompokan

usaha dapat disebutkan beragam dan pada intinya mencakup empat macam

tujuan, yaitu sebgai berikut:

a. Untuk keperluan analisis yang dikaitkan dengan ilmu pengetahuan

(teoritis).

b. Untuk keperluan penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah.

c. Untuk meyakinkan pemilik modal atau pengusaha tentang posisi

perusahaannya. d. Untuk pertimbangan badan tertentu berkaitan dengan

antisipasi kinerja perusahaan35.

3. Manfaat UMKM

Dikutip dari buku Inovasi dan Pengelolaan Produk Unggulan Berbasis

Ekonomi Digital oleh Balilatfo, UMKM memiliki peran yang cukup

35
Partomo , Tiktik Sartika dan Rachman Soejoedono, 2004. Ekonomi Skala Kecil / Menengah &
Koperasi. 2004 : Jakarta : Ghalia Indonesia

44
strategis dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional. Adapun

manfaat UMKM yaitu sebagai berikut:

a. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

a. Menjadi tombak dalam kenaikan nilai produk domestik bruto.

b. Peningkatan kualitas SDM, khususnya perempuan.

c. Memajukan perekonomian masyarakat daerah.

d. Wadah untuk memulai usaha disertai pelatihan.

e. Sarana mengembangkan pengalaman wirausaha di desa.

f. Mengembangkan potensi dan skill yang dimiliki masyarakat.

g. Menumbuhkan semangat dan motivasi untuk berkembang.

h. Memperbaiki kualitas hidup pelaku UMKM36.

4. Hambatan-Hambatan UMKM

Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun 2009 jumlah

populasi UMKM telah mencapai 48,9 juta unit usaha. Masih banyaknya

permasalahan yang dihadapi oleh UMKM membuat kemampuan UMKM

berkiprah dalam perekonomian nasional tidak dapat maksimal. secara

umum UMKM sendiri menghadapi dua permasalahan utama, yaitu masalah

finansial dan nonfinansial (organisasi manajemen). Menurut Urata (Dalam

pramiyanti) masalah finasial diantaranya adalah

a. Kurangnya kesesuaian (terjadinya mismatch) antara dana yang tersedia

yang dapat diakses oleh UMKM Tidak adanya pendekatan yang

sistematis dalam pendanaan UMKM

36
Balilatfo, 2019. Inovasi Pengelolaan dan Pengelolaan Produk Unggulan Berbasis Ekonomi
Digital di Daerah Tertinggal. Cetakan Pertama, 2019

45
b. Biaya transaksi yang tinggi, yantg disebabkan oleh oleh prosedur kredit

yang cukup rumit sehingga menyita banyak waktu sementara jumlah

kredit ytang dikucurkan kecil.

c. Kurangnya akses kesumber dana yang formal, baik yang disebabkan

oleh ketiadaan bank dipelosok maupun tidak tersedianya informasi yang

memadai.

d. Bunga kredit untuk investasi maupun modal kerja yang cukup tinggi.

e. Banyaknya UMKM yang belum bankable, baik disebabkan belum

adanya manajemen keuangan yang transparan maupun kuranya

kemampuan manajerial dan finansial 37

f. Tidak adanya inovasi produk

g. Kurangnya memahami untuk mengetahui pemasaran digital

h. Pembukuan yang manual

5. Kekuatan dan Kelemahan UMKM

UMKM memiliki beberapa kekuatan potensial yang merupakan andalan

yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah

a. Penyediaan lapangan kerja peran industri kecil dalam penyerapan tenaga

kerja patut diperhitungkan, diperkirakan maupun menyerap sampai dengan

50% tenaga kerja yang tersedia.

b. Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah selama

ini terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya wirausaha baru.

c. Memiliki segmen usaha pasar yang unik, melaksanakan manajemen

sederhana dan fleksibel terhadap perubahan pasar.


37
Pramiyanti, Alila. Studi Kelayakan Bisnis Untuk UKM. Cetakan 1. Media Pressindo Yogyakarta

46
d. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar, industri kecil sebagian besar

memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri

yang lainnya. e. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya

pembinaan yang dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan

bahwa industri kecil mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dan mampu

untuk mengembangkan sektor lain yang terkait38.

6. Karakteristik UMKM

(Pandji Anoraga), menerangkan bahwa secara umum, sektor usaha

memiliki karakteristik sebagai berikut;

a. Sistem pembukuan yang relatif administrasi pembukuan sederhana dan

cenderung tidak mengikuti kaidah admistrasi pembukuan standar. Kadang

kala pembukuan tidak di perbaharui sehingga sulit untuk menilai kerja

usahanya.

b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat

tinggi. c. Modal terbatas.

d. Pengalaman menejerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

terbatas.

e. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk

mampu menekan biaya mencapai titik efisieni jangka panjang.

f. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar sangat

terbatas. g. Kemampuan untuk sumber dana dari pasar modal terendah,

mengingat keterbatasan salam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan

38
Anoraga, Pandji. 2010 Ekonomi Islam Kajian Makro dan Mikro. Yogyakarta: PT Dwi Candra
Wacana

47
dana dipasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem

administrasi standar dan harus transparan39.

7. Kekurangan UMKM

Kekurangan UMKM yaitu:

- Jumlah dana anggaran serta pembiayaan yang cendrung kecil kelemahan

Usaha Kecil Menengah terletak pada ketersediaan dana berikut anggaran

dan pembiayaan yang cendrung kecil.

- Sering kali rentan tekanan dari luar tekanan dari luar sering kali harus

dirasakan pemilikUsaha Kecil Menengah. Ada beberapa tekanan dari luar

yang biasa menganggu Usaha Kecil Menengah sehingga tidak bisa

berkembang dengan maksimal.

- Minim tenaga ahli usaha kecil menengah, selain dijalankan hanya oleh

sedikit orang juga beberapa diantaranya masih minim tenaga ahli. Hal ini

menyebabkan hasil kerja produksi oleh Usaha Kecil Menengah sendiri

kadang menjadi kurang professional.

- Kapasitas produksi sedikit selain itu, kapasitas produksi Usaha Kecil

Menengah biasanya tidak sebanyak usaha besar karena tenaga produksi

yang terbatas.

8 Kelebihan UMKM

Adapun kelebihan UMKM yaitu:

39
Ibid hal 42

48
- Mudah mulai salah satu kelemahan usaha berskala besar adalah

membutuhkan modal besar, namun usaha kecil dan menengah tidak

demikian.

- Lebih cepat untuk melakukan inovasi sistem usaha Usaha Kecil Mnengah

memang lebih cendrung sangat mudah, terutama operasionalnnya.dengan

begitu, para pelaku Usaha Kecil Menengah bahkan lebih cepat untuk

memikirkan dan membuat sebuah ide-ide baru.

- Lebih fokus Usaha Kecil Menengah lebih bebas berkreasi dan berproduksi

sebisa pelaku atau pelaku inginkan jika perusahaan.

- Lebih flexibel soal operasional Usaha Kecil Menengah sering kali hanya

dikelola oleh sedikit orang sehingga dalam pengambilan keputusan terkait

usaha yang dijalankan sering kali dapat diambil dengan cepat.

- Mencetak lapangan kerja lebih banyak oleh karena system operasional

yang lebih mudah dilakukan, membuat Usaha Kecil Menengah

berkembang lebih cepat dibanding jenis usaha lain.

9. Kriteria UMKM

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki

kriteria sebagai berikut40:

a. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan

usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni: 1) Memiliki

kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)

40
Eni Suharti, Undang-undang Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM (Jakarta: Sinar Grafika
2008) h.3

49
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, 2) Memiliki hasil

penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)

b. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai

atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni: 1) Memiliki

kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki hasil

penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus

juta rupiah).

c. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria: 1) Memiliki

kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta`rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2) Memiliki

hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00

50
(lima puluh milyar rupiah. Namun menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha

kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang

samapai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha

yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang 41.

Menurut Kementrian Keuangan, berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha

Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang telah melakukan kegiatan

/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp.

600.000.000 atau asset (aktiva) setinggi-tingginya Rp.600.000.000 (diluar

tanah dan bangunan yang ditempati)42. Contohnya Firma, CV, PT, dan

Koperasi yakni dalam bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam

bentuk perorangan antara lain pengrajin industri rumah tangga, peternak,

nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya

10. Landasan Hukum UMKM

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan,

Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (PP UMKM) telah diterbitkan oleh pemerintah bersama 48

peraturan pelaksana lainnya dari Undang-Undang No. 11 Tahun 2020

tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) pada 16 Februari 2021 lalu43

D. Peraturan Walikota
41
https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/35 diunduh tanggal 08 Agustus 2017
42
UMKM, Dalam http://www.kemenkeu.go.id, diunduh 22 April 2017 UMKM
43
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161837/pp-no-7-tahun-2021

51
Peraturan walikota diatur dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang No 12

Tahun 2011 yang berbunyi: “Jenis Peraturan Perundang-undangan selain

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang

ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah

Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia,

Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk

dengan Undang-Undang maupun Peraturan Walikota baru diakui

keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang

diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau

dibentuk berdasarkan kewenangan terdapat pada Pasal 8 ayat [2] UU

12/2011)44

E. Peraturan Walikota Medan No 37 Tahun 2019 Menetapkan :

Peraturan Wali Kota Medan Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Kegiatan Pembangunan Sarana Dan Prasarana Kelurahan Dan

Pemberdayaan Masyarakat Di Kelurahan

44
https://bphn.go.id/data/documents/11uu012.pdf

52
Peraturan Walikota Medan No 37 Tahun 2019 mengenai petunjuk

teknis pelaksanaan kegiatan pembangunan45. Peraturan disini dituju dalam

hal pemberdayaan masyarakat terutama ialah UMKM yang cukup tersorot

oleh Walikota maupun masyarakat. Terlaksanakan peraturan Walikota ini

agar meningkatkan pendapatan desa/kelurahan sekitar dan juga

meningkatkan skill masyarakat itu sendiri. Kegiatan pemberdayaan

masyarakat di kelurahan terdapat pada pasal 5 ayat 1c

Pasal 5

1. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan sebagaimana maksud dalam

pasal 2 huruf b digunakan untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas

masyarakat di Kelurahan dengan mendengar gunakan potensi dan sumber

daya sendiri.

2. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan sebagaimana dimaksud

pada ayat 1 meliputi:

a. Pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat

b. Pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan kebudayaan

c. Pengelolaan kegiatan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah

d. Pengelolaan kegiatan Lembaga Kemasyarakatan

e. Pengelolaan kegiatan ketentraman umum dan perlindungan masyarakat

dan atau

45
Ibid hal 39

53
f. Penguatan kesiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana serta

kejadian luar biasa lainnya

BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan sejarah singkat tentang kota Medan,

kondisi geografis Kota Medan, visi misi dan lambang Kota Medan, sekilas

mengenai kecamatan Medan Johor, susunan organisasi, tugas dan fungsi

kelurahan pangkalan mansyur kecamatan Medan Johor.

54
A. Sejarah Singkat Kota Medan

Kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan

tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai

melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka.

Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei

Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei

Kera.Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah

Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman

penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–

Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli

secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.

Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari sungai

ular yaitu deli serdang sampai ke sungai Wampu di Langkat sedangkan

kesultanan Deli yang berkuasa saat itu wilayah kekuasannya tidak

mencakup daerah di antara kedua sungai tersebut. Kediaman Sultan

Deli disebut kota Matsum dan pusat pemerintahan Kesultanan Deli

disebut kota Maimun.

B. Letak Geografis Kota Medan

Kota Medan terletak antara 2º.27’ - 2º.47’ Lintang Utara, 98º.35’-

98º.44’ Bujur Timur. Kota Medan 2,5- 37,5 meter di atas permukaan

laut. Batas kota Medan sebelah utara, selatan barat dan timur dengan

kabupaten Deli Serdang.

55
Kota Medan merupakan salah satu dari 33 daerah tingkat II di

Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini

merupakan pusat pemerintahan daerah tingkat I Sumatera Utara yang

berbatasan langsung dengan kabupaten Deli Serdang di sebelah utara

Kota medan berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Deli

Serdang dengan batasan-batasan sebagai berikut:

1. Batas Utara: Selat Malaka

2. Batas Barat: Pancur Batu, Deli Tua (Kabupaten Deli Serdang)

3. Batas Timur: Tanjung Morawa (Kabupaten Deli Serdang)

4. Batas Selatan: Kota Binjai, Hamparan Perak (Kabupaten Deli

Serdang)

Kota medan menjadi tempat yang strategis dikarenakan berada pada

jalur pelayaran selat malaka. Maka, kota ini menjadi pintu gerbang

untuk kegiatan ekonomi domestik dan mancanegara yang melalui Selat

Malaka. Tidak hanya itu, berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli

Serdang yang merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam

mempengaruhi perekonomian Kota Medan. Beberapa sungai mengaliri

Kota Medan yaitu Sungai Belawan, Sungai Badera, Sungai Sikambing,

Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai Deli, Sungai Sulang-Saling,

Sungai Kera dan Sungai Tuntungan.

C. Visi, Misi Dan Lambang Kota Medan

1. Visi Kota Medan

56
Terwujudnya masyarakat Kota Medan yang berkah, maju dan kondusif

2. Misi Kota Medan

a. Medan Berkah

Mewujudkan Kota Medan sebagai kota yang berkah dengan

memegang teguh nilai-nilai keagamaan dan menjadikan Medan

sebagai kota layak huni juga berkualitas bagi seluruh lapisan

masyarakat.

b. Medan Maju

Memajukan masyarakat Kota Medan melalui revitalisasi

pelayanan pendidikan dan kesehatan yang modern, terjangkau

oleh semua.

c. Medan Bersih

Menciptakan keadilan sosial melalui reformasi birokrasi yang

bersih, profesional, akuntabel dan transparan berlandaskan

semangat melayani masyarakat serta terciptanya pelayanan

publik yang prima, adil dan merata.

d. Medan Membangun

Membangun sarana dan prasarana yang mendukung

peningkatan perekonomian dan potensi lokal masyarakat yang

berkeadilan agar terciptanya lapangan kerja, iklim

kewirausahaan yang sehat dan peningkatan kualitas SDM.

57
e. Medan Kondusif

Mewujudkan kenyamanan dan iklim kondusif bagi segenap

masyarakat Kota Medan melalui peningkatan supremasi hukum

berbasis partisipasi masyarakat.

f. Medan Inovatif

Mewujudkan Kota Medan sebagai kota ekonomi kreatif dan

inovatif yang berbasis pada penguatan human capital, teknologi

digital sosial budaya.

g. Medan Beridentitas

Mewujudkan Kota Medan yang beradab, santun, harmonis,

toleran dalam kemajemukan demokratis dan cinta tanah air46.

3. Lambang Dan Arti Lambang Kota Medan

1. 17 Biji padi berarti tanggal

17 dari Hari Proklamasi

Kemerdekaan Republik

Indonesia

2. 8 Bunga kapas berarti

bulan ke-8 dari Tahun

Proklamasi Kemerdekaan

Republik Indonesia.

46
https://pemkomedan.go.id/hal-visi-dan-misi.html

58
3. Tiang dan 5 bahagian dari perisai berarti Tahun 45 dari Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia

4. Satu bambu runcing yang terletak di belakang perisai, adalah

lambing perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, dan lima

bahan-bahan pokok yang terpenting di hadapan bambu runcing,

berarti kemakmuran serta Keadilan Sosial yang merata ada

dihadapan kita.

5. Bintang yang bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti

bahwa hidup penduduk Kota Medan khususnya dan Indonesia

umumnya akan bersinar-sinar, bahagia dan lepas dari kemiskinan

dan kemelaratan.

6. Lima sinar Bintang, lima bahan-bahan pokok terpenting yang di

ekspor dari Medan dan lima bahagian perisai berarti Pancasila, yang

menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.

D. Tugas Pokok Dan Fungsi Kelurahan Pangkalan Mansyur

1. Tugas Pokok Kelurahan Pangkalan Mansyur

Tugas Lurah adalah melaksanakan kewenangan pemerintahan yang

dilimpahkan oleh camat sesuai karakteristik wilayah dan kebutuhan

daerah/kota.

2. Fungsi Kelurahan Pangkalan Mansyur

59
Dalam membantu urusan pemerintahan dibawah arahan camat, kelurahan

mempunyai 6 fungsi yaitu :

1. Penyelenggaraan dan evaluasi di bidang pemerintahan;


2. Penyelenggaraan dan pembinaan di bidang pemberdayaan masyarakat;
3. Penyelenggaraan, pembinaan, pengembangan dan fasilitasi ekonomi
dan pembangunan;
4. Penyelenggaraan dan pembinaan di bidang ketentraman dan ketertiban
umum;
5. Pembinaan terhadap lembaga kemasyarakatan di wilayah kelurahan;
6. Pengelolaan urusan kesekretariatan.

E. Sekilas Tentang Kecamatan Medan Johor Dan Kelurahan Pangkalan

Mansyur

Dalam penulisan lokasi penelitian ini peneliti akan membahas sekilas

tentang kecamatan Medan Johor dan Kelurahan Pangkalan Mansyur yang akan

menjadi tempat untuk diteliti oleh peneliti.

1. Kecamatan Medan Johor

A. Sejarah Kecamatan Medan Johor

Kecamatan Medan Johor adalah salah satu dari 21 Kecamatan yang berada

di Wilayah Kota Medan berada pada ketinggian 12 M dari permukaan laut, yang

sebelumnya termasuk Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Patumbak dan

Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang. Masuknya Kecamatan Medan

Johor ke Wilayah Kotamadya Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22

Tahun 1973 tanggal 10 Mei 1973 yang luas arealnya ± 3.228 Ha dan terdiri dari

10 Kelurahan. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah

60
Tingkat I Sumatera Utara, tanggal 19 Oktober 1987 Nomor : 140 / 4078 / K /

1978 tentang Pemekaran Kelurahan di Wilayah Kota Medan, yang salah satu

diantaranya terdapat di Kecamatan Medan Johor. Dengan demikian jumlah

Kelurahan yang tadinya hanya 10 maka setelah keluarnya SK tersebut jumlah

Kelurahan di Kecamatan Medan Johor menjadi 6 Kelurahan. Kelurahan Suka

Maju, Kelurahan Titi Kuning, Kelurahan Kedai Durian, Kelurahan Pangkalan

Masyhur, Kelurahan Gedung Johor dan Kelurahan Kwala Bekala.

B. Letak Geografis Kecamatan Medan Johor

Kecamatan Medan Johor beralamat di Jalan Karya Cipta No. 16

Medan Johor dengan luas ± 1.696 Ha, yang terdiri dari 6 Kelurahan,

memiliki 81 Lingkungan dengan batas-batas sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Maimun dan Medan

Polonia, Medan Kota, Medan Baru dan Medan Selayang.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Namo Rambe dan Deli Tua

Kabupaten Deli Serdang.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas.

3. Kelurahan Pangkalan Mansyur

Pangkalan Mansyur adalah nama kelurahan yang ada di kecamatan Medan

Johor, Medan, Sumatra Utara, Indonesia. Pada tahun 2020, kelurahan ini

mempunyai penduduk sebesar 34.866 jiwa, dengan luas wilayah 4,00 km² dan

kepadatan penduduknya adalah 8.717 jiwa/km². Asrama haji Pangkalan Mansyur,

61
terletak di kelurahan ini. kantor Kelurahan Pangkalan Masyhur memiliki jarak

terdekat dari kantor Kecamatan Medan Johor yaitu sekitar 0,65 km47.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kota Medan tahun 2020 mencatat,

bahwa pemeluk agama Islam 68,47%, Kristen 21,97% (Protestan 18,49% dan

Katolik 3,48%), Budha 9,14% dan Hindu 0,42%.[1] Bahasa yang digunakan pada

umumnya adalah bahasa Indonesia dengan logat kota Medan, serta bahasa Batak

(Toba, Angkola, Mandailing, Karo), dan bahasa Hokkien.

Berdasarkan data BPS Kota Medan tahun 2020, pekerjaan warga

kelurahan ini terdiri dari pegawai swasta sebanyak 4.725 orang, pedagang

sebanyak 2.399 orang, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebanyak 4.725 orang, petani

517 orang, wiraswasta 780 orang dan pensiunan 3.439 orang48

Kelurahan Pangkalan Mansyur dipimpin Oleh 1 (Satu) Orang Kepala

Kelurahan yang disebut Lurah yang dalam struktur Organisasi Kelurahan Lurah

dibantu Oleh 1 (satu) Orang Sekretrasi Lurah,3 (tiga) Orang Kepala Seksi dan 3

(tiga) Orang Staf

C. Potensi Wilayah

Table 2.1 Data Umum Kecamatan

1. Data umum

No Data Umum Keterangan

47
Kecamatan Medan Johor Dalam Angka 2020". www.medankota.bps.go.id. 3 Oktober 2020

48
www.medankota.bps.go.id

62
1 Nama camat ZULFAKHRI AHMADI, S.SOS

2 Alamat Kantor Jl. Karya Cipta No. 16 Medan

3 No Telepon (061) 7864916

4 Luas 16,96 km ²

5 Jumlah Kelurahan 6 kelurahan

6 Jumlah Penduduk 123.851 wa

F. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Pangkalan Mansyur

Kecamatan Medan Johor

Gambar 3.1 Struktur Kepengurusan Pemerintahan Kelurahan Pangkalan

Mansyur Kecamatan Medan Johor

1. Data Pegawai Kelurahan Pangkalan Mansyur

Tabel 3.1 Data Pegawai Kelurahan Pangkalan Mansyur

63
No NAMA/NIP PANGKAT/ JABATAN
GOLONGA
N
1 RIVAI RAMADHANA HARAHAP, III/c Lurah
S.Si, M.A.P
NIP.198204262009031005
2 ENERSI DOMINAR RUMAHORBO, III/d Kepala Seksi Tata Pemerintahan
S.E Kelurahan Pangkalan Mansyur
NIP.197402201994022001
3 ADRIANA TARIGAN III/c Kepala Seksi Pembangunan Kelurahan
Pangkalan Mansyur
NIP.196407071986022001
4 MUSTAQIM LUBIS, S.Sos III/c Kepala Seksi Ketentraman dan
Ketertiban Umum Kelurahan
NIP.1973060520009031004
Pangkalan Mansyur
5 SITI ZAHARA, S.E III/c Sekretaris Lurah Pangkalan Mansyur
NIP.1984021132009032007
6 PERRY YETTY, S.E III/c Pengelola Keamanan dan Ketertiban
NIP.198302232011012012
7 YUSRIDA NASUTION III/b Pengadministrasi Umum
NIP.196503131989032004
8 RAJA AL-QUSYAIRI, S.STP III/a Pengelola Pengendalian Monitoring
dan Evaluasi
NIP.199411212018081001
9 SALMA ROZANAH, A.Md II/c Pengelola Data Belanja dan Laporan
Keuangan
NIP.198808272020122005

Kelurahan Pangkalan Mansyur adalah salah satu dari 6 (enam) Kelurahan

di Wilayah Kecamatan Medan Johor dengan luas Wilayah + 4,00 km² Ha terdiri

dari 15 (lima belas) Lingkungan dengan batas-batas sebagai berikut:

64
1. Sebelah Utara : Kelurahan Gedung Johor

2. Sebelah Selatan : Kelurahan Titi Kuning

3. Sebelah Barat : Kelurahan Polonia

4. Sebelah Timur : Kelurahan Kwala Bekala

BAB IV

HASIL PENELITIAN

65
A. Implementasi Program Pemberdayan Masyarakat di Bidang

Ekonomi di Kantor Kelurahan Pangkalan Mansyur, Kecamatan

Medan Johor.

Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan perbedaan antara data program

pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi di kelurahan dengan program

pemerdaayaan masyarakat di bidang ekonomi di kantor kelurahan pangkalan

mansyur. Adanya beberapa yang dijalankan dari pusat kelurahan dan pangkalan

mansyur, membuat peneliti menjelaskan apa saja yang ada dan tdak dikelurahan

pangkalan mansyur. subjek penelitian yang terdiri tiga informan yaitu , lurah yang

selaku informan kunci sebagai pembuat kebijakan, kepala lingkungan sebagai

informan utama yaitu sebagai bahan pokok pembahasan yang merupakan

perpanjangan tangan lurah dalam melaksanakan kebijakan, kemudian masyarakat

lingkungan I sebagai informan tambahan yang melihat bagaimana peran kepling

dalam mengurusi lingkungannya. Sesuai dengan pembahasan penulis memakai

teori Edward III, George ada 4 struktur yang menjadikan implementasi yang

baik,yaitu:

Table 4.1 Data Perbandingan Program Masyarakat di Bidang Ekonomi

No Program Pemberdayaan Masyarakat di Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang

Bidang Ekonomi di Kelurahan Ekonomi di Kantor Kelurahan Pangkalan

66
Mansyur

1 UMKM Bimtek Pengemasan Produk UMKM

2 UKM UKM

3 PKH PKH

4 BLT BLT

5 Pelatihan Peningkatan Ekonomi Pelatihan Sablon Manual dan Sablon Digital

6 Usaha Pembuatan Tas Usaha Keripik Masyarakat

7 Program Kota Produktif

8 Wirausaha Masyarakat

9 Kelompok Usaha Masyarakat

10 Pengelolaan Pasar Murah

Diketahui bahwa ada kekurangan dari Kantor Kelurahan Pangkalan

Mansyur, data program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi di

kelurahan memiliki 10 program dan untuk program yang di jalankan di Pangkalan

Mansyur hanya memiliki 6 program saja. Peneliti akan membahas dengan

memakai teori Edward III, George dengan Teknik wawancara yang peneliti

lakukan.

1. Komunikasi

67
Komunikasi dalam implementasi program pemberdayaan

masyarakat di bidang ekonomi sudah berjalan cukup baik, namun masih

adanya kukurangan komunikasi antar pusat pemerintah dengan pemerintah

kelurahan dalam program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi

yang jelas terihat karena belum lengkap seperti program di kelurahan

pusat. sehingga masyarakat merasakan dampaknya seperti yang dikatakan

oleh Bapak Rivai Ramadhana Harahap, S.Si, M.A.P pada selasa, 10 mei

2022 jam 10.00 wib :

“Implementasi program tersebut dari sisi komunikasi secara pribadi saya

itu sudah baik dan tersalurkan dengan benar dari kelurahan ke kapling

maupun dari kepling ke masyarakat di lingkungannya masing-masing.

Memang program kami hanya itu saja tidak selengkap dari pusat itu

juga tahun 2021, kalua tahun 2022 ini hanya program pelatihan

poskamling. Banyak juga kegiatan yang kami lakukan dari program ini

terutama di bidang ekonomi UMKM, UKM, PKH, BLT dan

implementasikan sesuai kebutuhan masyarakat yang memberikan

dampak baik buat perekonomian sekitar“.

Dalam mengkomunikasikan program pemberdayaan masyarakat di

bidang ekonomi, maka dari pihak kelurahan pangkalan mansyur

melakukan kegiatan sosialisasi tentang UMKM guna memberikan

pemahaman kepada masyarakat tentang penggunaan dana UMKM dalam

mensejahterakan kehidupan masyarakat. Komunikasi dari kelurahan

68
kepada kepling, masyarakat sudah baik, seperti yang disampaikan oleh

Ibu Adriana Tarigan hari selasa, tanggal 10 mei 2022 pukul 14.00 wib:

“Kegiatan yang dilakukan pihak kelurahan salah satunya adalah

dilakukannya sosialisasi dikalangan masyarakat pada tahun 2021 sudah

5 kali kegiatan dilakukan dan pada tahun sudah 1 kali dilakukannya

kegiatan tersebut dilakukan”.

Sehubungan dengan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak

kelurahan pangkalan mansyur ternyata belum merata karena masih ada

masyarakat yang tidak mendapatkan sosialisasi sehingga masyarakatnya

tidak tahu tentang kapan harus daftar dan mendapatkan bantuan tersebut

seperti yang disampaikan oleh Ibu lia dalam wawancara pada hari kamis

16 juni 2022 pukul 14.00 wib:

“kami masih belum mendapatkan sosialisasi, mungkin sebagian sudah

dapat sosialisasi yang dilakukan pak lurah. Belum ada pemberitahuan

tentang bantuan UMKM ini juga jadi saya juga gak tau harus kapan

daftar dan dapat bantuannya”.

2. Sumber Daya

Program UMKM adalah program yang memberikan bantuan secara

tunai kepada masyarakat yang dianggap taraf kehidupannya rendah

maupun yang pantas menerimanya yang ingin membuat kegiatan agar

menjadi pendapatan lingkungannya serta dirinya sendiri sehingga dapat

meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya, namun didalam

69
menjalankan bantuan UMKM ini harus dilakukan dengan adanya Sumber

Daya, seperti yang dikatakan Ibu Adriana Tarigan ;

“Program ini namanya UMKM ya nak, program ini sudah lama

berjalan sejak 2021 dan bantuan dari ini berupa uang tunai kepada

masyarakat yang dianggap kurang mampu maupun maaf yang memiliki

usaha dan ada juga yang ingin meningkatkan usahanya. SDM di

lingkungan Pangkalan Mansyur ini sudah baik, tetapi kalau untuk

beberapa program dari kelurahan pusat memang belum memadai,

UMKM ini saja sudah banyak memerlukan SDM di kelurahan pangklan

mansyur ini dalam menjalankan program tersebut ya nak, seperti pak

lurah, bu seklur, kepala koordinasi, kepala seksi dan juga para kepling

yang ada”.

Untuk mendapatkan BLT BPUM UMKM ini, calon penerima

bantuan harus diusulkan oleh lembaga pengusul yang terdiri dari:

1. Dinas yang yang membidangi Koperasi dan UKM

2. Koperasi yang telah disahkan sebagai Badan Hukum

3. Kementerian/Lembaga

4. Perbankan dan perusahaan pembayaan yang terdaftar di OJK

Adapun syarat bagi pelaku UMKM agar mendapatkan BLT BPUM ini

adalah:

1. WNI

2. Mempunyai Nomor Induk Kependudukan (NIK)

3. Memiliki usaha mikro

70
4. Bukan ASN, TNI/Polri serta Pegawai BUMN/BUMD

5. Tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan dari perbankan dan

KUR

6. Bagi pelaku usaha mikro yang memiliki KTP dan domisili usaha yang

berbeda, dapat melampirkan Surat Keterangan Usaha (SKU).

Melalui program bantuan berbasis UMKM yang mengutamakan

para usaha kecil agar dapat mengembangkan usahanya ataupun yang

mempunyai rencana untuk membuat usaha namun belum mampu untuk

mewujudkannya dikarenakan sumber daya. Hal tersebut disampaikan oleh

Lurah yaitu Rivai Ramadhana Harahap hari jum’at tanggal 17 juni 2022

jam 11.00 wib:

“Saya pernah menangani langsung terkait pelaksaan UMKM ini, dan

itu termaksuk dari sisi masyarakatnya itu sendiri yang membuat data

menjadi tidak sinkron ke pusat, saya beri contoh si bapak A sebelum

menerima bantuan dia memiliki usaha gorengan namun setelah

menerima bantuan dia mengganti usaha menjual es segar dan adapun

masyarakat yang sudah menerima bantuan namun tidak dipakai untuk

usahanya. Sehingga sumber daya yang saya maksud adalah sumber daya

manusianya itu sendiri”.

Kinerja pegawai pemerintah sudah memiliki standardnya

tersendiri. Namun, masih belum cukup untuk bisa melakukan beberapa

program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi. Banyak yang

71
merasa kurangnya sumber daya manusia di kantor kelurahan pangkalan

mansyur, tergolong santai dan hanya sedikit yang memperdulikan

kinerjanya. Adapun hal ini disampaikan oleh masyarakat pangkalan

mansyur yaitu Ibu Amelia hari jum’at tanggal 17 juni 2022 pukul 15.00

wib:

“Saat saya menguruskan beberapa keperluan di kantor kelurahan ini

saya tidak sengaja melihat tentang bantuan UMKM, saat itu saya

menanyakan karena saya tidak mendapatkan informasi tentang hal ini,

sehingga saya merasa sumber daya manusia (SDM) masih kurang dalam

pengelolaan program bantuan UMKM ini”.

3. Sikap Birokrasi dan Pelaksanaan Sistem Pemerintahan

Program pemerintah dalam mensukseskan UMKM di kelurahan

pangkalan mansyur sudah mulai di kerjakan sejak 2021. Proyek ini sangat

membantu dalam mensejahterakan usaha. Ada beberapa program yang

dijalankan oleh pemerintah sesuai system pemerintah dan sikap birokrasi

nya, namun untuk program utama kelurahan masih belum terdapat di

pangkalan mansyur. Kurangnya pelaksanaan sistem pemerintah seperti hal

tersebut disampaikan oleh ibu seklur, Siti Zahara, S.E, kamis tanggal 12

mei 2022 jam 11.00 wib.

“Dalam pelaksanaan program ini memang harus memiliki sikap

birokrasi yang baik dan terarah juga pelaksanaan system pemerintah

yang terstruktur serta mengikuti arahan pemerintah pusat. Dari

72
penilaian saya sikap biokrasi di kantor kelurahan pangkalan mansyur

ini sudah sesuai semestinya, kelengkapan program pemerintah dalam

bidang ekonomi masih belum cukup di kantor kelurahan pangkalan

mansyur karena pelasanaan system pemerintahnya belum memadai di

kelurahan pangkalan mansyur jadi hanya ada program ini saja dan

untuk pelaksanaan system pemerintahnya juga sudah sesuai aturan dari

pemerintahnya tanpa mengurangi ataupun menambahkan”.

Pelaksanaan system pemerintahan dan sikap birokrasi di kantor

kelurahan sangat diperhatikan oleh masyarakat umum, terlebih dalam hal

bantuan UMKM kepada masyarakat yang dapat menjadi sorotan dan

menjadi penilaian masyarakat dalam kinerja kelurahan berdasarkan

pelaksanaan atau disebut juga dengan implementasi berdasarkan yang

dikatakan masyarakat pangkalan mansyur, Bapak Parlomoan hari senin

tanggal 13 juni 2022 pukul 13.00 wib:

“Menurut saya untuk pelaksanaan sistem pemerintahan dan sikap nya

dalam bantuan ini untuk masyarakat sudah termasuk baik sih karena

lumayan banyak yang mendapatkan informasi dan mendaftarkan

bantuan UMKM, dan kinerja kelurahan pangkalan mansyur terutama

Bapak Lurah yang terjun langsung dalam pelaksanaan pembagian

bantuan ini. Seluruh pegawai kelurahan juga sudah melakukan

pelayanan yang baik dan benar sesuai aturan pemerintah”.

4. Struktur Organisasi

73
Implementasi yang berhasil pasti akan memiliki struktur organisasi

yang telah menjadi syarat ketentuannya. Adapun struktur organisasi yang

telah terjalankan saat ini masih ada kekurangan untuk mengikuti program

kelurahan secara rinci di pusat, pemerintahan memang memiliki banyak

sekali program yang dijalankan. Telah disampaikan oleh Bapak Rivai

Ramadhana Harahap tanggal 16 juni 2022 hari kamis jam 14.00 wib.

“Seperti yang saya sampaikan kemarin, implementasi itu penting untuk

dijalankan secara terstruktur. Kantor kelurahan ini juga jelas memiliki

struktur organisasi yang jelas dan terstruktur, tetapi untuk program

pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi belum selengkap

pemerintah kelurahan keseluruhannya. Mungkin struktur organisasi

kami harus ditingkatkan seperti lainnya, namun itu memakan banyak

waktu dan juga dana dari pemerintah. Kamu juga sudah melihatnya

karena terlihat jelas terpampang”.

Tak terlepas pula birokrasi dengan adanya struktur organisasi yang

dapat membuat dampak baik/buruk nya suatu implementasi pemerintahan,

terlebih lagi dalam hal pelaksanaan bantuan burgulir (UMKM) yang saat

ini sedang berjalan di kantor kelurahan pangkalan mansyur. Menurut Ibu

Siti Zahara sebagai seklur pada tanggal 16 juni 2022 hari kamis pukul

10.00 wib:

“Struktur organisasi ya? Kamu juga bisa melihat langsung bagaimana

struktur organisasi di pangkalan mansyur apalagi dalam melaksanakan

program bantuan UMKM ini. Struktur organisasi juga bisa membuat

74
implementasi terlihat baik atau buruknya di pemerintahan dan menurut

saya pribadi ya kalau ditanya tentang struktur organisasi saat ini

dikantor kelurahan ini sudah baik dan terarah dengan benar serta sesuai

peraturan pemerintah”.

B. Hambatan – Hambatan Dalam Pelaksanaan Program UMKM

Setiap program yang dibuat oleh pemerintah akan mengalami

hambatan atau permasalah tersendiri saat menjalankannya dari sudut

masyarakatnya sendiri maupun pusat. Begitu yang dirasakan oleh

kelurahan pangkalan mansyur dalam menjalankan pelaksanaan program

UMKM seperti yang dijelaskan koordinator pelaksanakan program

UMKM oleh Ibu Adriana Tarigan tanggal 18 mei 2022 pukul 11.00 wib.

“Kalau bahas hambatan ya bisa di bilang lumayan nak apalagi

hambatan dari masyarakatnya sendiri misalnya itu kurangnya

pengetahuan tentang cara mengembangkan usaha, kurangnya ide

produk, Masih rendahnya kualitas SDM pelaku usaha, banyak yang

belum memahami pemasaran digital, adanya usaha namun kurangnya

informasi mengenai bantuan tersebut. Kalau dari segi pemerintahnya

paling umum nik masyarakatnya nya tidak terdaftar di pusat sehingga

bantuan tidak dapat dicairkan, tempat usaha tidak sesuai alamat ktp nya,

sudah memasuki batas waktu pencairan, dan masih banyak lagi lah”

Untuk pelaksanaan bantuan melalui program UMKM masih

banyak yang belum mengerti bahwasanya hambatan itu terjadi karena

kurangnya pengetahuan tentang bantuan tersebut seperti syarat yang

75
berlaku untuk mendaftar dan juga dana yang belum cair serta kurangnya

SDM untuk mengkoordinasikan bantuan tersebut kepada masyarakat

seperti yang dikatakan oleh ketua kelompok UMKM yaitu Ibu Lestari

Rokiyan hari selasa tanggal 24 mei 2022 pukul 13.25 wib:

“Saat ingin mendapatkan bantuan ini banyak masyarakat yang ingin

ikut serta namun tidak banyak yang mengetahuinya terutama saat

mengurus di kantor kelurahan dan juga saat melakukan pendaftaran

online di hp, sumber daya manusia (SDM). Itu yang saya ketahui saat

ada hambatan bagian UMKM pada kami”.

76
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan jawaban hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan

mengenai implementasi program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi di

Kelurahan Pangkalan Mansyur Kecamatan Medan Johor maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi program UMKM di pangkalan mansyur kecamatan medan

johor belum berjalan baik dengan ketentuan yang berlaku, masih ada

beberapa yang belum mendapatkan bantuan dan juga masih ada penerima

bantuan yang masih belum tepat sasaran. Fasilitas yang telah disediakan

dan juga sikap birokrasi pelaksanaan system sudah tergolong cukup yang

membuat program ini berjalan cukup. Adapun juga yang membuat terasa

adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat baik dalam bidang

ekonomi maupun bidang pendidikan. Dengan adanya bantuan UMKM ini

maka pada bidang ekonomi terlihat sedikit perubahan saat masyarakat

memanfaatkan bantuan tersebut, maka akan terjadinya sedikit peningkatan

pertumbuhan taraf ekonomi masyarakat itu maupun masyarakat pangkalan

mansyur. Karena masyarakat yang menerima bantuan tersebut akan

mengembangkan usahanya secara personal maupun kelompok ataupun

77
yang belum memiliki modal untuk memiliki usaha yang lebih baik maka

akan terwujudkan sedikit demi sedikit sehingga akan meningkatkan

kesejahteraan kehidupan masyarakat. Perputaran ekonomi pun akan

berjalan baik dan sinkron. Dan untuk bidang pendidikan dengan adanya

bantuan UMKM ini maka orang tua yang awalnya kesulitan untuk

menyekolahkan atau pun membayar biaya sekolah anak-anaknya akan

terbantu. Karena jika usaha mereka meningkat maka pendapatan mereka

juga akan meningkat sehingga untuk soal masalah pendidikan anaknya

akan lebih mudah dan anak-anak lingkungan pangkalan mansyur

mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan terjamin karena sudah ada

biayanya.

2. Namun untuk proses ini terdapat pula kendala-kendala yang dihadapi oleh

pelaksana UMKM secara langsung atau di lapangan, yaitu antra lain seperti

partisipasi masyarakat yang kurang, kurang mengertinya masyarakat

terhadap digital untuk mendaftar terhadap bantuan, kurangnya kepercayaan

masyarakat terhadap pelaksana bantuan, keterlambatan informasi yang

diberikan pusat terhadap kelurahan, maupun saat pencairan dana, serta para

pendamping pelaksana dalam mengimplementasikan program tersebut

kepada masyarakat.

3. Untuk bagian implementasi program yang diberikan koordinator terhadap

masyarakat penerima bantuan di kelurahan pangkalan mansyur sudah

terhitung cukup karena dilihat dalam aspek yang berbeda seperti aspek

bukti fisik yang bahwasanya untuk sarana dan prasarana perekonomian

78
( usaha ) dan pendidikan yang sudah cukup memadai, dan dalam aspek

kehandalan, pendamping atau koordinator sudah cukup handal dan juga

tepat waktu, namun kurang dalam mengurus surat-surat untuk melengkapi

syarat bantuan dan untuk pendaftaran online juga masih kurang di

sosialisasikan karena masih dikategorikan banyak yang bingung untuk

menggunakan pendaftaran secara online. Untuk aspek jaminan sudah cukup

optimal pengimplementasian nya, koordinatornya juga bertanggung jawab

dalam penanggapan dari keluhan penerima bantuan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijelaskan dan

dipaparkan sebelumnya. Dalam upaya meningkatkan implementasi yang baik dan

sesuai Peraturan Walikota Medan dalam Program Pemberdayaan Masyarakat di

Bidang Ekonomi kedepannya. Maka peneliti mencoba memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Diharapkan dari Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang

Ekonomi untuk kedepannya memfokuskan kepada masyarakat untuk bisa

meningkatkan usaha, konsistensi terhadap usahanya, dan tidak terus

bergantung hanya pada bantuan tersebut.

2. Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Ekonomi harus bisa

membuat lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar sehingga

dapat cepat meningkatkan taraf ekonomi kelurahan tersebut dan

menghindari adanya ketergantungan bantuan terus-menerus.

79
3. Keinginan adanya transparansi serta pemutakhiran data dan

informasi untuk penerima secara merata sehingga program ini

menjadi tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Aan Komariah, Djam’an Satori (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung,

Alfabeta

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Malang:


Universitas Muhammadiyah Malang Press
Abu Huraerah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat, (Bandung :

Humaniora, 2011)

Adi, Isbandi Rukminto. Intervensi dan Komunitas dan Pengembangan Masyarakat


Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2013
Alfatih, Andy. 2010. Implementasi Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Bandung: Unpad Press

Anoraga, Pandji. 2010 Ekonomi Islam Kajian Makro dan Mikro. Yogyakarta: PT

Dwi Candra Wacana

Anwas, Oos M. 2014. Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung:


ALFABETA, cv
Agostiono, Implementasi Kebijakan Publik Model Van Meter dan Van

Balilatfo, 2019. Inovasi Pengelolaan dan Pengelolaan Produk Unggulan Berbasis

Ekonomi Digital di Daerah Tertinggal. Cetakan Pertama, 2019

80
Buku; Bungin, Burhan 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta

Edward III, George (edited), Public Policy Implementing, Jai Press Inc, London

England. Goggin, Malcolm L et al. 1990

Eni Suharti, Undang-undang Usaha Mikro Kecil Dan Menengah UMKM (Jakarta:

Sinar Grafika 2008) h.3

Farida Yusuf Tayipnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000),


hal. 9. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. I, No. 4, Hal 9-14
Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) definisi dari Program

Lexy J. moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Bandung: PT Remaja

Rosdakarya,2006) hal 4

Mazmanian, Daniel A and Paul A. Sabatier, (1983). Implementation and Public

Policy, Scott Foresman and Company, USA,hlm 139

Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia,Cet. ke-1, 2004

Nurdin Usman,2002, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, Bandung, CV

Sinar Baru

Partomo, Tiktik Sartika dan Rachman Soejoedono, 2004. Ekonomi Skala Kecil /

Menengah & Koperasi. 2004 : Jakarta : Ghalia Indonesia

Pramiyanti, Alila. Studi Kelayakan Bisnis Untuk UKM. Cetakan 1. Media

Pressindo Yogyakarta

Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 237

81
Riyadi. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit

Rohman, Arif. (2009). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

Laksbang Mediatama

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharto,2010:210-224) Pemberdayaan Masyarakat

Sumaryadi, I Nyoman, 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan


Pemberdayaan Masyarakat. CV. Citra Utama, Jakarta
Sumodiningrat, Gunawan (2009) Membangun Perekonomian Rakyat, Yogyakarta

Pustaka Pelajar

Supardi, Metodologi Penelian Ekonomi Dan Bisnis, (Yogyakarta: UII Press,

2005) Hal 28

Teori Edward III, George C 1984: 9-10 tentang Faktor Keberhasilan Implementasi

Tulus T.H.Tambunan; 2017 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Van meter dan van horn dalam widodo,joko akuntabilitas birokrasi .

surabaya :insan cendekia tahun 2001 alm 192

Winarno, Budi. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo,

2002

Zakky, “Pengertian Implementasi menurut Para Ahli, KBBI dan Secara Umum”
Agustus 27, 2018.
https://www.zonareferensi.com/pengertianimplementasi/html.

82
Sumber Internet

https://lib.ui.ac.id/detail?id=20371465&lokasi=lokal. “Pemberdayaan Masyarakat di

era global”

https://play.google.com/store/books/details/

Balilatfo_KDPDTT_Inovasi_pengolahan_dan_pengelolaa?id=_ngZEAAAQBAJ

inovasi pengelolahan ekonomi digital

https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/35 diunduh tanggal 08 Agustus 2017

UMKM, Dalam http://www.kemenkeu.go.id , diunduh 22 April 2017 UMKM

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/161837/pp-no-7-tahun-2021

https://koperasi.kulonprogokab.go.id/detil/113/kriteria-usaha-mikro-kecil-dan

menengah-menurut-uu-no-20-tahun-2008-tentang-umkm

https://pemkomedan.go.id/hal-visi-dan-misi.html

83
LAMPIRAN-LAMPIRAN DAN

DOKUMENTASI

Foto wawancara bersama Foto Bersama Ibu Skretaris Lurah


masyarkat penerima UMKM

Foto bersama Bapak Lurah Foto bersama masyarakat umum

84

Foto bersama Kepala


PEDOMAN WAWANCARA

KANTOR KELURAHAN PANGKALAN MANSYUR.

1. Apa nama program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi yang

berjalan saat ini?

2. Awal program ini dijalankan pada tahun berapa?

3. Apa saja program program pemerintah yang sudah dijalankan di kelurahan

pangkalan mansyur?

4. Apa saja kriteria untuk mendapatkan bantuan tersebut?

5. Apakah kelurahan mengadakan sosalisasi terhadap masyarakat dalam

pelaksanaan program ini?

6. Apakah menurut anda program ini sudah tepat sasaran untuk masyarakat yang

taraf ekonominya rendah?

KEPALA KOORDINATOR KELURAHAN PANGKALAN MANSYUR.

1. Sudah berapa lama anda mengkoordinir program bantuan ini?

2. Apa saja hambatan yang terjadi saat mengimplementasikan program ini

terhadap masyarakat?

3. Apakah menurut anda program yang saat ini dijalankan sudah benar tepat

sasaran secara merata?

4. Bagaimana menurut anda cara menentukan masyarakat ini layak atau tidak

untuk menerima bantuan tersebut?

85
5. Bagaimana cara anda menyikapi implementasi program pemberdayaan

masyarakat di bidang ekonomi ini?

MASYARAKAT PENERIMA BANTUAN PROGRAM UMKM

1. Bagaimana cara anda bisa terdaftar sebagai penerima bantuan?

2. Apa saja hambatan anda untuk dapat menerima informasi dari koordinator?

3. Apa yang anda lakukan terhadap bantuan umkm ini? Dan untuk usaha apa

bantuan tersebut?

4. Menurut anda apakah penentuan sebagai penerima bantuan yang dilakukan

pemerintah sudah tepat sasaran?

5. Apakah implementasi atau pelayanan yang diberikan oleh koordinator sudah

baik?

6. Bagaimana sikap yang dilakukan koordinator bantuan ini dalam menanggapi

keluhan yang kamu ajukan?

MASYARAKAT YANG TIDAK MENERIMA BANTUAN

1. Apakah menurut anda ini layak untuk mendapatkan penerima bantuan ini?

2. Apakah anda menerima informasi adanya bantuan umkm ini dilingkungan

pangkalan mansyur?

3. Apakah anda telah mengajukan diri untuk menjadi penerima bantuan ini

kepada lurah?

4. Apa tanggapan lurah terhadap keluhan anda?

86
LURAH

1. Bagaimana sikap bapak dalam menanggapi keluhan masyarakat yang tidak

menerima bantuan padahal mereka layak untuk mendapatkannya?

2. Apakah data penerima sesuai ktp? Apakah sesuai juga dengan kondisi

masyarakat pak?

3. Bagaimana keterlibatan bapak terhadap pemberian data masyarakat penerima

bantuan umkm?

87

Anda mungkin juga menyukai