Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh
Mety Andriyani
11150540000007
Mety Andriyani
Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Keluarga Harapan di
Kecamatan Bojongsari Depok Jawa Barat
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala yag telah memberikan segala kenikmatan yang telah di anugerahkan
dan tak terhitung banyaknya. Berkat kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad Shallahu ’Alaihi wa Sallam serta kepada para keluarganya
dan sahabat-sahabatnya atas teladan yang baik, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini dengan benar.
ii
S.Ant., M.Si. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Dr. Tantan Hermansah, M.Si. sebagai dosen pembimbing yag
telah meluangkan waktu dan memberikan arahan dengan sangat
baik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Khususnya
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi
penulis.
6. Bagian Tata Usaha (TU) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membuatkan surat-surat pengantar untuk penelitian di lapangan.
7. Kedua Orangtua, Bapak Dikman dan Mamah Marsiti beserta
keluarga atas segala Do’a, perhatian, kasih sayang, dan segala
bentuk dukungan moril dan materil lainnya kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Kasi Kemas Kecamatan Bojongsari Depok yang telah
meluangkan waktu, memberikan banyak informasi untuk dan
mengizinkan peneliti untuk wawancara dengan masyarakat.
9. Pendamping Program Keluarga Harapan di Kecamatan
Bojongsari, Pak Fikri, Ka Dimas, Ka Meaygie dan Ka Munarti
yang telah memperkenankan dan memberikan banyak informasi
kepada penulis selama melakukan penelitian ini.
10. Teman-teman PMI 2015, penulis banyak ucapkan terimkasih
kepada mereka yang telah memberikan Do’a, motivasi dan
dukungannya.
iii
11. Teman-teman Primordial Cianjur dalam Patwa suci, Ridwan
nawawi, Sahrul latif dan lainnya yang telah banyak memberikan
dukungan.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
peneliti mengucapkan terimakasih banyak dan mendalam atas
bantuan dan dukungan terkait penelitian skripsi.
Semoga semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi
ini mendapatkan balasan kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis,
Dinas Sosial, Seluruh aktor-aktor yang terlibat dalam pemberdayaan
Program Keluarga Harapan di Kecamatan Bojongsari, dan juga sebagai
acuan bagi peneliti yang hendak menulis skripsi.
Mety Andriyani
11150540000007
iv
DAFTAR ISI
v
J. Model-model Pemberdayaan Keluarga......................... 41
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Kondisi Kecamatan Bojongsari .................................... 53
B. Sejarah Program Keluarga Harapan di Kota Depok .... 57
C. Sejarah Program Keluarga Harapan di Bojongsari ....... 59
D. Profil Program Keluarga Harapan di Bojongsari .......... 61
E. Profil Pendamping Program Keluarga Harapan
di Bojongsari ................................................................. 63
F. Tugas dan Tanggungjawan Pendamping Program
Keluarga Harapan ......................................................... 66
G. Peta Penerimaan Program Keluarga Harapan
di Bojongsari ................................................................ 68
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Observasi .................................................................. 13
Tabel 2.1 Model-Model Pemberdayaan Keluarga .................... 46
Tabel 2.2 Pendukung dalam Pemberdayaan Masyarakat
di Indonesia ............................................................... 50
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk ...................................................... 53
Tabel 3.2 Kesejahteraan Keluarga ............................................ 54
Tabel 3.3 Prasarana dan Sarana Pendidikan ............................. 55
Tabel 3.4 Kualitas Ibu Hamil .................................................... 56
Tabel 3.5 Jumlah Penerima Perkelurahan ................................. 68
Tabel 3.6 Komponen Program Keluarga Harapan 2014 ........... 68
Tabel 3.7 Komponen Program Keluarga Harapan 2015 ........... 69
Tabel 3.8 Komponen Program Keluarga Harapan 2016 ........... 70
Tabel 3.9 Komponen Program Keluarga Harapan 2019 ........... 71
Tabel 4.1 Hasil Pemberdayaan Usaha Keluarga Penerima
Manfaat Program Keluarga Harapan ....................... 91
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
َّ إِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُونَ إِ ْخ َوة فَأَصْ لِحُوا بَ ْينَ أَخ ََو ْي ُك ْم َواتَّقُوا
يَا-٠١- َّللاَ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون
أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َل يَسْخَ رْ قَوم ِّمن قَوْ م َع َسى أَن يَ ُكونُوا خَ يْرا ِّم ْنهُ ْم َو َل نِ َساء ِّمن
ال ْس ُم
ِ َ ِ نِّ َساء َع َسى أَن يَ ُك َّن خَ يْرا ِّم ْنه َُّن َو َل ت َْل ِم ُزوا أَنفُ َس ُك ْم َو َل تَنَابَ ُزوا بِ ْاْلَ ْلقَا
َ ب بِ ْْئ
٠٠- َان َو َمن لَّ ْم يَتُبْ فَأُوْ لَْئِكَ هُ ُم الظَّالِ ُمون ِ اْلي َم ُ ْالفُسُو-
ِ ْ ق بَ ْع َد
ْ َس َعن صلهى ه
َ َّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسله َم َقا َل َمنْ َنـ هف َعنْ أَ ِبيْ ه َُري َْر َة َرضِ َي ه
َ َِّّللا ُ َع ْن ُه َع ِن ال هن ِبي
ْ َو َمن،ِب َي ْو ِم ْالقِ َيا َمة َ َس َّللاُ َع ْن ُه ُكـرْ َب ًة مِنْ ُك
ِ ـر ِ ِن ُكـرْ َب ًة مِنْ ُك َر
َ َنـ هف، ب ال ُّد ْن َيا ٍ م ُْؤم
، ـر مُسْ لِ ًمـا َ َو َمنْ َس َت، هـر َّللاُ َعلَ ْي ِه فِـي ال ُّد ْن َيا َو ْاْلخ َِر ِةَ َيس، َيس َهر َعلَـى مُـعْ سِ ٍر
، ان ْال َع ْب ُد فِي َع ْو ِن أَخِي ِه َ َوَّللا ُ فِـي َع ْو ِن ْال َع ْب ِد َما َك، ـرهُ َّللاُ فِـي ال ُّد ْن َيا َو ْاْلخ َِر ِة
َ َس َت
َو َما، ـج هن ِة َ َسههـ َل َّللا ُ لَ ُه ِب ِه َط ِري ًقا إِلَـى ْال، َو َمنْ َسلَ َك َط ِري ًقا َي ْل َتمِ َسُ فِي ِه عِ ْلمًـا
َّ إِ ه، ارسُو َنـ ُه َب ْي َن ُه ْم
َ َ َو َي َتد، َّللا
ِ اب َ ون ِك َت َ َُّللا َي ْتل
ِ ت ِ ت مِنْ بُـيُوٍ اجْ َت َم َع َق ْـو ٌم فِـي َبـ ْي
7
َ َو َذ َك، َو َح هفـ ْتـ ُه ُم ْالـ َمالَ ِئ َك ُة، َو َغشِ ـ َيـ ْتـ ُه ُم الره حْ ـ َم ُة، ت َعلَي ِْه ُم ال هسكِي َن ُة
ُـر ُه ُم َّللا ْ َـزل
َ َن
َ لَـ ْم يُسْ ِرعْ ِبـ ِه َن، َو َمنْ َب هطـأ َ ِبـ ِه َع َملُـ ُه، ُفِي َمنْ عِ ْندَ ه
ـسبُـ ُه
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat sebagai informasi untuk penelitian
lebih lanjut dan memberikan pengetahuan kepada mahasiswa atau
masyarakat umum bagaimana Proses pemberdayaan masyarakat
melalui program keluarga harapan di Kecamatan Bojongsari
Depok.
E. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian Program Keluarga Harapan di Bojongsari Depok
Jawa Barat, Peneliti menggunakan pendekatan Kualitatif. Penelitian
dengan pendekatan Kualitatif sangat membantu Peneliti dalam
pengumpulan data lapangan.
1. Pendekatan Penelitian
Menurut Kirk dan Miller dalam (Zuriah, 2007: 91) penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia
dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasannya dan peristiwanya
Penelitian kualitatif berfokus pada analisis proses dari suatu
proses berpikir yang berkaitan dengan fenomena yang terjadi dan
data yang didapatkan dilapangan. Penelitian kualitatif bertujuan
juga untuk mengungkapkan suatu masalah dalam kehidupan
bermasyarakat seperti dalam organisasi pemerintahan, swasta dan
lainnya.
Menurut Sygiyono dalam (Gunawan, 2013: 81) penelitian
kualitatif bersifat tidak tetap dan dinamis karena ketika terjun ke
lapangan teori akan berkembang berdasarkan fenomena yang
didapatkan peneliti. Ketika dalam melakukan penelitian Kualitatif
11
tiga kemungkinan masalah yang akan dibawa oleh peneliti, yaitu (1)
masalah yang telah dipersiapkan oleh peneliti ketika terjun ke
lapangan semasa penelitian berlangsung; (2) masalah yang ketika
penelitian mulai berkembang, diperluas/diperdalam akan tetapi
tidak memerlukan perubahan yang terlalu banyak hanya
disempurnakan, dan (3) mengganti masalah penelitian dikarenakan
judul proposal dan judul penelitian tidak sama sehingga harus
disesuaikan keduanya.
Menurut Gunawan (2013: 83) Saat meneliti lapangan,
penelitian kualitatif mengkaji partisipan atau narasumber dengan
interaktif. Penelitian ini ditujukan untuk meneliti fenomena-
fenomena dari sudut pandang narasumber yang dibutuhkan oleh
peneliti. Dalam pelaksanaannya peneliti merupakan instrumen kunci
untuk menggali suatu objek alamiah dilapangan
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian pemberdayaan masyarakat melalui Program
Keluarga Harapan di Kecamatan Bojongsari Depok peneliti
menggunakan jenis penelitian Grounded theory.
Menurut Burhan Bungiin (2016: 72) jenis penelitian yang
bernama grounded theory, merupakan suatu cara analisis dalam
penelitian yang dilakukan dengan tajam dan dapat memberikan jalan
keluar agar tidak stagnan atas teori yang telah diperoleh dalam ilmu-
ilmu sosial dengan menitikberatkan sosiologi. Adapun langkah dari
jenis penelitian tersebut yaitu peneliti langsung terjun ke lapangan
dan menyusun data melewati susunan induktif serta peneliti tidak
pernah puas dengan informasi yang didapatkannya.
Disebut dengan grounded theory karena data tersebut akan
menjadi dasar pembentukan suatu teori dan teori tersebut berasal dari
12
5. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber data
sebagai berikut :
a. Data primer, data yang diperoleh langsung dari informan atau
narasumber. Data yang dierpoleh berupa hasil dari observasi,
baik itu dari apa yang dilihat dan didengar, serta hasil
wawancara mendalam dengan narasumber yang berkaitan
dengan penelitian ini seperti pihak pemerintah Kecamatan
Bojongsari, Pendamping Program Keluarga Harapan, dan
Keluarga Penerima Manfaat dari Program Keluarga Harapan
di Kecamatan Bojongsari Depok.
b. Data sekunder, data yang diperoleh peneliti yang berasal dari
buku-buku, dokumen dan data pemerintahan Kecamatan yang
dipublikasikan melalui internet, jurnal, artikel dan internet
yang dianggap valid dan relavan dengan penelitian ini.
15
a) Observasi
Menurut Arikunto (2012) observasi merupakan suatu
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara
sistematis. Sedangkan menurut Kartono dalam (Gunawan,
2013: 143) pengertian observasi ialah sebuah studi penelitian
yang disengaja dan sistematis meneliti tentang fenomena sosial
dan suatu gejala-gejala yang sedang terjadi selama masa
pengumpulan dan pencatatan data penelitian. Kemudian tujuan
dari observasi yaitu mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikasi
dari interelasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada
fenomena sosial.
Sedangkan Ruslan (2003: 54) menurutnya observasi
adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatan
melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan
pancaindra lainnya, peneliti secara langsung melihat atau
mengamati apa yang terjadi pada objek penelitian. Selama di
lapangan peneliti meakukan observasi untuk menggambarkan
secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi. Kemudian
melakukan catatan tertulis, merekam, dan menganalisis data
pertama, penelitian memfokuskan penelitian data.
Peneliti melakukan observasi lapangan sebanyak 11 kali
terhitung dengan izin penelitian ke lembaga-lembaga terkait
dan sekaligus mendapatkan informasi untuk memperkaya data
peneliti mengenai Program Keluarga Harapan. Kemudian
peneliti beberapa kali mengunjungi tempat-tempat keluarga
penerima manfaat dan usaha yang sedang dijalankannya untuk
menkonfirmasi sebuah data wawancara dan data tertulis yang
17
c) Dokumentasi
Menurut Ardianto (2010: 167) metode dokumentasi
adalah salah satu kegiatan dalam teknik pegumpulan data yang
digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri
data historis. Sebagian besar data yang tersedia berbentuk surat,
catatan harian, kenang-kenangan, dan laporan. Sifat utama dari
bentuk data-data tersebut tidak terbatas pada ruang dan waktu
sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui
hal-hal yang lalu. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut
dokumen, dalam arti luas termasuk monument, artefak, foto
tape, mikrofon, CD dan hardisk.
Sedangkan menurut Sugiyono dalam (Gunawan, 2013:
176) Dokumentasi merupakan suatu catatan tentang kejadian
atau fenomena yang sudah berlalu yang tertuang kedalam
tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang. Studi
dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara karena hasil penelitiannya akan dapat
dipercaya jika disertai dengan bukti berupa dokumen.
20
budaya yang dikaji oleh peneliti. Sementara itu Bogdan & Biklen
dalam (Gunawan, 2013: 210) bahwa analisis data adalah proses
pencarian dan pengaturan secara sistematik dari data yang didapatkan
oleh peneliti melalui wawancara, observasi dan dokumentasi dan
bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pengetahuan
terhadap semua hal yang telah dikumpulkan. Sedangkan menurut
Miles & Huberman (1992) mengemukakan tiga tahapan yang harus
dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu (1)
reduksi data; (2) paparan data; (3) penarikan kesimpulan dan
verifikasi.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pencarian tinjauan pustaka
seta penepatan konteks sebagai langkah untuk proses penyusunan
skripsi, hal ini bertujuan untuk memperkuat konten hasil penelitian dan
temuan peneliti di lapangan serta menghindari kesamaan karya milik
orang lain. Berikut adalah bahan referensi yang berkaitan dengan
permasalahan yang peneliti angkat :
1. Rizka Arfenia, NIM 111054000002 Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas dakwah dan komunikasi 2016 M.
dengan judul “Proses Pemberdayaan Yatim Dhu’afa Di Pondok
Pesantren Al-Amanatul Huda, Kelurahan Tajur Kecamatan
Ciledug, Kota Tangerang Selatan”
Dalam skripsi ini membahas tentang pemberdayaan anak yatim
yang dhuafa dengan memeberikan pendidikan secara gratis dengan
pendidikan formal dari pendidkan madrasah tsanawiyah (MTS)
23
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas Latar Belakang, Identifikasi Masalah,
Rumusan dan Pembatasan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Bab ini mengenai teori-teori yang terkait dengan penelitian ini
yang terdiri dari teori mengenai, Sosiologi Keluarga,
Paradigma Keluarga, Pemberdayaan Masyarakat,
Pemberdayaan Keluarga, Teori Keluarga, Fungsi-fungsi
Keluarga, Ketahanan Keluarga, Kebijakan-kebijakan dan
program keluarga di indonesia, Lembaga-lembaga Negara
Terkait Keluarga, Program Keluarga Harapan, Model-Model
Pemberdayaan Keluarga, Tabel Model-model Pemberdayaan
Keluarga.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini membahas mengenai gambaran umum penelitian
dimulai dari, Kondisi Kecamatan Bojongsari, Sejarah
Program Keluarga Harapan Kota Depok, Sejarah Program
Keluarga Harapan di Kecamatan Bojongsari, Profil Program
Keluarga Harapan di Bojongsari, Profil Pendamping Keluarga
Harapan Bojongsari, Tugas dan Tanggungjawab Pendamping
Program Keluarga Harapan, dan Peta Penerima Program
Keluarga Harapan di Bojongsari.
26
LANDASAN TEORI
A. Sosiologi Keluarga
Menurut Goode (1983: 3-4) Kedudukan utama setiap keluarga ialah
fungsi pengantar pada masyarakat besar. Sebagai penghubung pribadi
dengan struktur sosial yang lebih besar. Suatu masyarakat tidak akan
bertahan jika kebeutuhannya yang bermacam-macam tidak dipenuhi,
seperti umpamanya produksi dan pembagian makanan, perlindungan
terhadap yang muda dan tua, yang sakit dan yang mengandung,
persamaan hukum, pengembangan generasi muda dalam kehidupan
sosial, dan lain sebagainya.
Keluarga itu terdiri dari pribadi-pribadi, tetapi merupakan bagian
dari jaringan sosial yang lebih besar. Sebab itu kita selalu berada di
bawah pengawasan saudara-saudara kita yang merasakan bebas untuk
mengkritik, menyarankan, memerintah, membujuk, memuji, atau
mengancam, agar kita melakukan kewajiban yang telah dibebankan
kepada kita.
Hanya melalui keluargalah masyarakat itu dapat memperoleh
dukungan yang diperlukan dari pribadi-pribadi. Sebaliknya keluarga
hanya dapat terus bertahan jika didukung oleh masyarakat yang lebih
luas. Masyarakat sebagai suatu sistem kelompok sosial yang lebih besar
dalam mendukung keluarga, sebagai sub sistem sosial yang lebih kecil,
atau sebagai syarat agar keluarga itu dapat bertahan maka kedua macam
sistem ini saling berhubungan dalam banyak hal.
B. Paradigma Keluarga
Dalam paradigma keluarga menurut Goode (1983: 2). Para ahli
filsafat dan analisis sosial telah melihat bahwa masyarakat adalah
27
28
C. Pemberdayaan Masyarakat
Menurut Suharto (2005 : 57), Secara konseptual pemberdayaan atau
pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata ‘power’ (kekuasaan
atau keberdayaan). Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan
dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan
dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang
kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat kita. Ilmu sosial
tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh
dan kontrol. Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai
sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah.
Menurut Suharto (2005: 58) Pemberdayaan menunjuk pada
kemampuan orang, khususnya kelopok rentan dan lemah sehingga
mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam (a) memenuhi
kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom),
29
D. Pemberdayaan Keluarga
Menurut Suharto (2005: 169) Keluarga memiliki sentral dalam
sebuah realitas sosial. Hampir sama disiplin ilmu memandang keluarga
sebagai entitas terkecil yang sangat fokal. Dalam ilmu ekonomi terkenal
domestic economy dan subsistence economy yang kajiannya terpusat
pada keluarga. Antropologi telah lama mencermati livelihood strategies
32
E. Teori Keluarga
Keluarga batih terdiri dari suami/ayah, istri/ibu dan anak-anak yang
belum menikah. Lazimnya dikatakan, bahwa keluarga batih merupakan
unit pergaulan hidup yang terkecil dalam masyarakat. Sebab, di samping
keluarga batih terdapat pula unit-unit pergaulan lainnya, misalnya,
keluarga luas (“extended family”), komunitas (“community”) dan lain
sebagainya (Seokanto, 2009: 22).
1. Fungsi-fungsi keluarga
Dengan demikian, maka suatu keluarga pada dasarnya
mempunyai fungsi-fungsi, sebagai berikut:
a) Unit terkecil dalam masyarakat yang mengatur hubungan
seksual yang sayogya.
b) Wadah tempat berlangsungnya sosialisasi, yakni proses di
mana anggota-anggota masyarakat yang baru mendapatkan
pendidikan untuk mengenal, memahami, mentaati dan
menghargai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang berlaku.
c) Unit terkecil dalam masyarakat yang memenuhi kebutuhan-
kebutuhan ekonomis.
d) Unit terkecil dalam masyarakat tempat anggota-anggotanya
mendapatkan perlindungan bagi ketentraman dan
perkembangan jiwanya.
F. Ketahanan Keluarga
Menurut Walsh dalam (Saefullah, dkk, Jurnal SPH,2, 2018: 120)
Ketahanan keluarga atau resiliensi keluarga merupakan kemampuan
34
soft skill antara lain menghilangkan rasa apatis dan rasa tak berdaya,
menumbuhkan semangat kewirausahaan, komitmen, dan membangun
tim kerja sebagai net working.
Keadaan tersebut perlu penanganan yang holistic melalui
pendidikan nonformal untuk menjadikan sumber daya manusia
sebagai asset atau modal bagi modal bagi keluarga dan masyarakat.
SDM adalah aset yang tidak bernilai, dapat dilipatgandakan, dan
dikembangkan, bukan sebagai beban atau biaya.
Karenanya, kleuarga nelayan secara ekonomi dikembangkan
potensinya agar pendapatannya meningkat dan secara mental harus
dikuatkan soft skill-nya agar muncul jiwa wirausaha yang tangguh.
Langkah-langkah tersebut meliputi pengembangan kemampuan
ataupun mendorong produktivitas melalui peningkatan keterampilan
usaha yang secara terintegrasi dikembangkan soft skill agar menjadi
pendorong atau kekuatan diri meraih kemajuan yang berkelanjutan.
Mereka harus dilibatkan dalam keseluruhan proses penanggulangan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi, hingga
pengambilan keputusan. Dengan ini partisipasi aktif secara self
direction akan sangat menentukankeberhasilan pemberdayaan
ekonomi keluarga miskin. Secara aktif mereka berusaha menolong
diri mereka sendiri dan secara lebih baik (empowering), dan berubah
sebagai agen pembaruan komunitas mereka.
Program dalam memberdayakan masyarakat miskin melalui
pendidikan kewirausahaan produk ikan. Kepada para peserta
pelatihan diajarkan teori kewirausahaan yang mencakup : sikap
personal dan sosial wirausaha, manajerial usaha kecil, kemampuan
berpikir logis, keterampilan berwirausaha, dan keterampilan produksi
olahan makanan berbasis ikan selanjutnya berdampak pada
44
Kerangka Berpikir
Tahapan –tahapan
pemberdayaan Hasil Pemberdayaan
menunjuk pada
1. Tahap persiapan kemampuan untuk
2. Tahap pengkajian
3. Tahap perencanaan 1. Mampu memenuhi
4. Tahap performulasian kebutuhan hidupnya
rencana aksi 2. Menjangkau sumber-
5. Tahap pelaksanaan sumber produktif
program 3. Berpartisipasi dalam
6. Tahap evaluasi pembangunan
7. Tahap terminasi
GAMBARAN UMUM
53
54
Data yang disajikan melalui tabel diatas bisa dilihat baha jumlah
penduduk terbesar di Kecamatan Bojongsari terdapat di Kelurahan Curug
dengan angka 21.493 orang kemudian disusul oleh Kelurahan pondok petir
dengan angka 20.841, lalu peringkat ketiga jumlah penduduk terbanyak yaitu
Kelurahan Duren Mekar 19.006, keempat yaitu kelurahan serua dengan angka
6.523. disusul dengan Kelurahan Bojongsari lama 11.928 orang, Duren seribu
dengan 11.842 orang dan Kelurahan terakhir yaiut Bojongsari Baru 11.180 orang
penduduk. Dengan demikian jumlah keseluruhan penduduk di Kecamatan
Bojongsari berjumlah 112.813 orang.
Bojongsari lama - - - - - -
Gedung - - Ada - 4 4
SMA/sederajat
Gedung - - Ada - 4 -
SMP/sederajat
Gedung 2 - Ada - 6 3
SD/sederajat
Gedung TK - 3 Ada - 1 1
Gedung Tempat - - - - - -
Bermain anak
Jumlah lembaga - 1 - - 2 2
pendidikan agama
Jumlah - - - - - -
perpustakaan
keliling
Perpustakaan - - - - - -
Desa/kelurahan
Taman Baca - - - - - -
Gedung - - Ada - 4 4
SMA/sederajat
Gedung - 2 Ada - 4 -
SMP/sederajat
Gedung - 5 Ada - 6 3
SD/sederajat
Gedung TK - 1 Ada - 1 -
Jumlah ibu - - 27 64 30 6
hamil
periksa di
bidan
praktek
57
Jumlah ibu - - 1 1 - -
hamil
periksa di
dukun
terlatih
Jumlah - - 1 2 - -
kematian
ibu hamil
Jumlah ibu - - 372 27 150 190
hamil
melahirkan
Jumlah ibu - - 372 23 150 -
nifas
Dilihat dari data tabel diatas, bahwasanya kuantitas ibu hal terbanyak
ada di Kelurahan Serua dan disusul oleh Kelurahan Duren seribu. Dan
kemudian kesadaran akan kesehatan ibu hamil pun sepadan dan tidak jauh
dari jumlah dari ibu hamil, artinya banyak yang sadar akan kesehatan ibu
hamil yang memeriksakan kandungannya ke puskesmas terdekat. Dengan
begitu kondisi ini akan menekan angka kematian ibu hamil.
KPM (keluarga penerima manfaat) dan tetap dengan jumlah yang sama
pada tahun 2016. Namun pada tahun 2017 selanjutnya ada penambahan
peserta PKH besar-besaran yakni menjadi 1.046 Keluarga penerima
manfaat dan tahun 2018 1.620 yang tersebar di 7 Kecamatan Bojongsari,
penmabahan jumlah peserta ini dari tahun 2017 cukup signifikan dan
terus bertambah sampai tahun 2019 sekarang yaitu 1.640 keluarga
penerima manfaat tentunya tersebar diseluruh Kecamatan Bojongsari.
Sesuai dengan visi misi Program sendiri yaitu memutus rantai mata
rantai kemiskinan maka kemudian sasaran dari Program Keluarga
Harapan ini adalah masyarakat yang kurang mampu terutama dalam
bidang pendidikan dan kesehatan, namun juga dalam ranah
perlindungan sosial seperti lansia dan disabilitas berat. Maka dari itu
dalam pendidikan anak-anak Program Keluarga Harapan itu harus
pintar, cerdas dan sehat. Lalu kemudian ibu hamil dan balita harus rutin
memeriksakan kesehatannya ke posyandu atau puskesmas terdekat.
Selain itu para pendamping rutin mengadakan pertemuan dengan
Keluarga penerima manfaat untuk sharing session dan pelatihan guna
membangun kesadaran di masyarakat.
Sebagai upaya memutus mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan
masyarakat dalam bentuk nyata maka terwujudlah sebuah keberhasilan
dengan berdirinya kelompok-kelompok usaha mandiri warga dengan
terbaginya dalam 4 kelompok usaha yaitu 1) kelompok serua dengan
keripik stik, 2) kelompok pondok petir dengan cireng, 3) kelompok
duren mekar dengan Kelompok wanita tani (KWT) dan 4) kelompok
duren seribu dengan perikanan (ikan hias).
Pada akhir 2017 terbentuk KUBE jasa-PKH terdiri dari 10 anggota
dari masing-masing kelompok bergerak di bidang sembako dengan
tujuan bantuan pangan nontunai. Namanya E-warong kube jasa-PKH,
63
3 Curug 73 42 0 23
4 Duren Mekar 69 42 4 60
5 Duren Seribu 12 16 1 11
6 Pondok Petir 63 24 1 35
7 Serua 54 20 1 41
2 Bojongsari Lama 63 41 19 0 39
3 Curug 69 43 0 1 24
4 Duren Mekar 69 37 27 0 46
5 Duren Seribu 14 14 8 0 8
6 Pondok Petir 61 21 0 1 34
7 Serua 51 22 0 0 47
70
2 Bojongsari Lama 63 41 19 0 39
3 Curug 69 43 0 1 24
4 Duren Mekar 69 37 27 0 46
5 Duren Seribu 14 14 8 0 8
6 Pondok Petir 61 21 0 1 34
Serua 51 22 0 0 47
TEMUAN LAPANGAN
72
73
Setiap satu tahun sekali data calon keluarga penerima manfaat telah
masuk ke data pendamping. Lalu kemudian pendamping melakukan
verifikasi lapangan untuk memastikan apakah data yang telah
diterima sesuai dengan keadaan calon keluarga penerima manfaat.
Ada beberapa kriteria calon keluarga penerima manfaat Program
Keluarga Harapan yang harus sesuai, agar bantuan yang disalurkan
tidak salah sasaran.
“...tapi jarang sih yang data nya meleset, paling kalo misalkan
dari seribu orang, data yang margin eror Cuma 0,5 %,
tembaklah misalkan Cuma 10 orang saja dari data seribu
orang itu...” (wawancara Fikri, 2019)
bantuan Program Keluarga Harapan yaitu anak SD, anak SMP, anak
SMA, ibu hamil, balita, lansia dan disabilitas berat.
manfaat lama yang masih layak untuk dibantu, tetapi sebelum itu
pendamping harus memastikan bahwasanya keluarga-keluarga
tersebut tersebut telah terpenuhi hak-haknya dalam mendapatkan
bantuan program, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar,
dan bantuan pangan nontunai.
“... sebenernya proses graduasi ini proses yang berat yah buta
pendamping, karena kan sebenernya penerima manfaat
Program keluarga harapan ini masih banyak yang harus
dibantu, sedangkan pendamping harus melakuka graduasi
dengan ngomong langsung ke orangnya, disadarkan dengan
pelan—pelan kalo mereka udah bisa mandiri secara finansial
dan tidak memerlukan bantuan program ini lagi...”
(Wawancara Fikri, 2019)
meskipun ada satu atau dua orang yang tidak bisa hadir karena suatu
alasan, tetapi minimal ada konfirmasi kepada pendamping ataupun
ketua kelompok. Lalu Munarti dan Maeygie pun mengungkapkan
hal yang sama mengenai kehadiran anggota keluarga penerima
manfaat dalam pelaksanaan kegiataan FDS, mereka pun berkata
bahwa sejauh ini anggota mereka masih menuruti pendamping
untuk bisa hadir dalam kegiatan FDS ini dan jika ada anggota yang
tidak bisa hadir mereka akan memberitahukannya kepada
pendamping atau ke ketua kelompoknya. Karena ada absensi
kehadiran yang dipegang oleh pendamping maka akan ketahuan
anggota yang hadir dan tidak hadir.
“... jadi di tahun 2015 itu ada bantuan tetap sebesar 500 ribu
rupiah untuk keluarga penerima manfaat. Uang tersebut boleh
untuk keperluan usaha, kesehatan dan pendidikan. Lalu untuk
stimulan dana tersebut sekarang dialihkan untuk keperluan
usaha saja...” (Wawancara Fikri, 2019)
untuk Kube KWT ini tidak mendapatkan suntikkan modal material dari
pemerintah, melainkan hanya diberikkan modal nonmaterial berupa
pelatihan-pelatihan oleh pendamping untuk para keluarga penerima
manfaat yang berprofesi sebagai petani.
Dan untuk pendapatan Kube ini bisa dihitung dalam perhari sekitar
150.000-200.000. Kube KWT ini merupakan sinergitas antara Dinas
Pertanian dan Dinas Sosial Depok tetapi yang menjadi sasaran utama
pemberdayaannya tetap dari keluarga penerima manfaat Program
Keluarga Harapan dan juga tetap menjadi tanggungjawab pendamping
untuk membantu mereka mengembangkan usahanya.
PEMBAHASAN
93
94
“... kalo mau lihat E-warong yang paling aktif sih bisa lihat aja di
Kelurahan Serua itu, ke pendamping Dimas ya. Managemennya
lumayan bagus dibanding E-warong yang lainnya...”(Wawancara
Fikri, 2019).
Perbedaan jumlah aset tersebut dipengaruhi dari beberapa faktor,
diantaranya karena faktor produk warung yang hanya menyediakan
sembako sehingga warga yang mau belanja disana hanya terbatas pada
kebutuhan sembako semata, kemudian faktor daya saing dengan warung
lain, dibeberapa E-warong bersebalahan dengan warung lainnya
sehingga pembelinya pun tidak tetap dan terbagi-bagi. Meskipun rezeki
tidak akan tertukar adakalanya pemilihan tempat yang strategis pun
patut diperhatikan. Seperti yang telah dikonfirmasi oleh Teh ana saat
peneliti menyambangi E-warong yang di Duren mekar.
“... susah yaa memang kan disini juga tuhh banyak warung-
warung, orang juga banyak yang jualan jadinya banyak
105
sepuluh orang tersebut memilih untuk bekerja ditempat lain yang jelas
gajinya. Akhirnya bu susi merekrut orang baru yang berjumlah tiga
orang dengan sistem upah tiap minggu setelah pesanan selesai
dikerjakan.
Kisah sukses usaha dari pemaparan kube diatas, lain hal yang
dialami oleh oleh kube kelompok wanita tani (KUBE KWT). Seperti
yang telah dijelaskan di Bab IV bahwasanya kelompok usaha ini
meurpakan sinegritas dari dinas sosial dan dinas pertanian.
107
“... saya sih senang ya kalo kerjaan nya begini walaupun sering
keteteran, karena saya senang gitu berurusan dengan ibu-ibu.
Mereka ramah-ramah kalo misal saya ada urusan sampai harus
bertamu ke rumahnya...” (Wawancara Dimas, 2019)
Hal yang samapun diungkapkan dengan Fikri, diakui bahwa dirinya
memiliki jiwa sosial yang tinggi dan membantu sesama adalah prinsip
hidupnya, meskipun tugas pendamping sangatlah banyak tidak akan
terasa berat jika dijalani dengan ikhlas semuanya akan terselesaikan
dengan kerjasama yang baik antar pendamping.
tanpa sinegritas dan kerjasama antar lintas kalangan, situasi ini dapat
mengarah pada pemborosan sumberdaya, keberhasilan dan tumpang-
tindih program (redundancy dan overlapping), kejenuhan sasaran, dan
bahkan ‘sistem abuse’ yang pada gilirannya dapat menjauhkan
pencapain tujuan pemberdayaan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian mengenai proses pemberdayaan masyarakat melalui
Program Keluarga Harapan di Bojongsari Depok dapat disimpulkan
bahwa ada beberapa tahapan-tahapan yaitu: Pertama, proses seleksi.
Tahap ini seleksi dilakukan oleh pendamping melalui survei lapangan
untuk memastikan bahwa data nama calon keluarga penerima manfaat
dari program keluarga harapan sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Pendamping melakukan telaah lapangan dengan dibantu oleh ketua
RT/RW atau stekholder yang terdekat dengan peserta selanjutnya
mereka memberitahukan kepada masing-masing keluarga mengenai isi
surat udangan dari pendamping. Kedua, Validasi data dilaksanakan
setelah pendamping melakukan survei kesuaian data dengan keadaan
dilapangan. Kemudian pendamping memberikan undangan berupa surat
agar bisa hadir ke aula/kelurahan dengan membawa persyaratan validasi
berupa kartu indonesia sehat (KIS), kartu indonesia pintar (KIP), raport
anak sekolah dan kartu menuju sehat.
113
114
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti
memeberikan saran sebagai berikut
1. Bagi pihak Kementerian Sosial, dalam proses pelaksanaan
program keluarga harapan yang tersebar di berbagai daerah-
daaerah khususnya di Kecamatan Bojongsari masih banyak yang
harus diperhatikan mulai dari fasilitas pendukung pelaksanaan
program dan kesejahteraan pendamping. Dalam hal ini
diharapkan untuk lebih memperhatikan hal-hal yang bersifat
115
Buku
Bariadi, Lili dkk. 2005. Zakat Dan Wirausaha. Jakarta: centre for
entrepreneurship develovement.
116
117
CATATAN OBSERVASI
4. Apakah proses kegiatan pemberdayaan dari PKH dirasakan mudah oleh ibu?
kelompok ini?
7. Sudah sejauh mana ibu mengerti dari materi yang disampaikan dalam
2. Alamat rumah ?
Pendamping 1
3. Alamat tinggal
Depok
4. Pendidikan terakhir
jawab: sejak awal PKH dibojongsari ini ada, tahun 2014 waktu itu. Sudah 5
tahunan. Saya juga kan pendamping pertama waktu pas PKH mulai ada di
jawab : bisa berguna bagi masyarakat, saya kan orangnya senang gitu
bantuan, selalu diskusi dengan KPM mengenai keluhan gitu. Dan bagi
saya dengan seperti itu saja sudah menjadi kebanggaan bagi saya bisa
Jawab : pedagang sembako dan ATK dan dibantu juga sama istri.
Jawab : sesuai dengan SOP pendamping sosial PKH ada lima yaitu
Keluarga yang kurang mampu, dulu sih kriterianya cukup ketat ya yaitu
waktu.
apakah data dengan keadaan lapangan itu sesuai tapi jarang sih paling
margin erornya dari seribu data Cuma 5-10 orang aja. Dan itupun masih
Nahh setelah itu kalo sudah resmi jadi KPM mereka akan dijamin KIS,
KIP, dan lainnya mereka juga akan menerima bantuan tunai dan nontunai
Kegiatanya itu banyak, kalo untuk kegiatan lapangan itu ada KUBE
KWT yang berada di Duren seribu, terus ada E-warong yang baru ada
tiga kelurahan tapi nanti bakal ada e-warong di kelurahan lainnya ini
Selain di KUBE banyak ko KPM yang lainnya juga yang memiliki usaha
kesehatannya baik dan untuk yang lansia dan disabilitas beratnya juga
Jawab : ipah
2. Alamat rumah ?
Jawab : kalo saya sudah lama, ya sejak PKH itu ada di bojongsari depok
sejak 2014.
Jawab : mudah sih, saya juga kan ketua kelompok di FDS dan ketua e-
ini sebagai acuan buat anggota lainnya agar bisa semangat juga.
melalui program keluarga harapan ini, karena dengan ini biaya sekolah
Jawab : kalo dari hasil warung sih engga ya, kalo dari hasil
Jawab : kalo menurut saya mah sudah efektif, karena setiap kalo
2. Alamat rumah ?
Jawab : sangat mudah ya, alhamdulillah saya juga menjalaninya dan saya
keluarga harapan ini, setiap keluarga juga pasti merasa senang dan terbantu.
Jawab : tidak banyak ya, jarang belanja nya karena kita juga sebelahan sama
warung lainnya jadi tidak banyak belanja paling kalo di kira-kira sekitar 700
ribu an perbulan
Jawab : sejauh ini belum sih, kalo penghasilan ewarong di keep untuk
belanja keperluan warung saja, paling kalo keperluan keluarga mah kita
terbantunya dari BPNT, trus penyaluran bantuan lainnya. Itu pun hanya
Jawab : iya itu saja untuk keperluan sehari-hari atau kebutuhan yang
tidak terduga lainnya, kan keperluan rumah tangga itu banyak ya.
kalo saya lagi penting nih nelpon atau whatsapp ngga di angkat, karena
Jawab : Kartinah
Jawab : Dari awal PKH itu ada, dari 2014. Jadi sekitar 5 tahun an lah
4. Apakah proses kegiatan pemberdayaan dari PKH dirasakan mudah oleh ibu?
Jawab : Kalo untuk saya sangat mudah sih, kalo ada kegiatan-kegiatan kaya
gini mah saya bisa selalu hadir, Cuma ya kalo lagi ada acara-acara keluarga
saja jadwalnya bentrok bisa izin tpi jarang sih kan pertemuan ini penting jadi
saya selalu menyempatkan untuk datang karena ini sangat penting buat saya
sebagai KPM.
kelompok ini?
Jawab : Paling menyerahkan potokopi kartu keluarga, paling kalo dari KPM
kelompok ini?
Jawab : Alhamdulillah senang karena kalo PKH ada acara saya selalu
mengikuti dan bisa ketemu juga saya ibu-ibu tetangga sekalian untuk
silaturahmi juga.
7. Sudah sejauh mana ibu mengerti dari materi yang disampaikan dalam
Jawab : iya kalo untuk cara mendidik anak mah saya sudah bisa
alhamdulillah engga susah, anak saya ada yang sudah lulus SMA, ada
yang masih SMA dan yang paling kecil ada yang masih MI dan
semenjak jadi KPM di PKH ini. dan anak saya juga rajin-rajin ke
sekolah, belajarnya dan ngaji nya juga ngga susah, dan anaknya juga
jadi langsung ngerti aja, dan seandainya ada yang tidak bisa dimengerti
kan juga bisa nanya ke pendmaping jadi bisa buat diskusi juga.
Jawab : Asmi
Depok
4. Apakah proses kegiatan pemberdayaan dari PKH dirasakan mudah oleh ibu?
Jawab : mudah ko, alhamdulillah kalo ada pertemuan kaya gini saya selalu
dateng dan tepat waktu. Kemarin juga ada bentrok sama rapat diluar tpi saya
kelompok ini?
Jawab : kalo alat-alat mah pendamping yang siapkan, kalo saya sebagai ketua
7. Sudah sejauh mana ibu mengerti dari materi yang disampaikan dalam
Kalo saya kan orangtua nya seneng banget ngomelin anak saya kalo
misalkan bandel atau telat pulang sekolah, tapi kalo ada suami saya tuh
saya ga berani ngomel. Kalo ga ada suami aja saya ngomelin anak karna
kalo ada suami mah anak ga boleh di omelin. Abisan saya suka kesel gitu
deh.
Nah kan setelah materi acar pengasuhan anak ini disampaikan saya saya
menjadi tercerahkan supaya jangan ngomelin anak lagi, bisa lebih sabar
lagi. Dan kalo marah mau mencoba buat tarik nafas pelan-pelan gitu
supaya engga jadi emosi. Dan kalo misalkan anak telat pulang
sekolah saya tanya baik-baik darimana kan dulu mah kalo telat pulang
sekolah saya langsung semprot itu anak saya omelin deh, sekarang mah
Depok
Jawab : Dari awal PKH itu ada sejak 2014 sudah mau 6 tahun.
4. Apakah proses kegiatan pemberdayaan dari PKH dirasakan mudah oleh ibu?
Jawab : alhamdulillah bagi saya mah sangat mudah dan saya sebagai ketua
kelompok kalo ngasih tau ke anggota lain pun langsung pada ngerti dan pada
dateng ke acaranya dan tepat waktu. Dan kalo ada acara yang bentrok dengan
jadwal FDS ini saya mah tetep dateng ke sini karena ini penting.
kelompok ini?
Jawab : kalo untuk anggota kelompok paling yang disiapkan itu potokopian
materi yang disampaikan oleh pendamping biar jadi lebih mudah dan
ini?
mendidik anak dan bagaimana menjadi orangtua yang lebih baik untuk
anak saya.
7. Sudah sejauh mana ibu mengerti dari materi yang disampaikan dalam
orangtua yang lebih baik itu, dan di materi juga kan di ajarin bagaimana
lebih baik. Kan ada materi yang kalo mendidik anak itu jangan emosian,
lebih tenang dan lebih sabar. Dan saya juga mau mempraktekkannya
dirumah.
tata cara yang baik dan benar menghadapi anak yang bandel. Insyaallah
saya sebagai orangtua akan mendidik anak jadi lebih baik dan akan