Anda di halaman 1dari 158

EVALUASI PROGRAM RUANG PUBLIK TERPADU

RAMAH ANAK (RPTRA) ANGGREK TERHADAP


PEMENUHAN HAK ANAK DI JAKARTA SELATAN

Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:
Tias Dewi Septiani
NIM: 11160541000077

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
1441 H / 2020
i
ABSTRAK
Tias Dewi Septiani, NIM 11160541000077, EVALUASI
PROGRAM RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK
(RPTRA) ANGGREK TERHADAP PEMENUHAN HAK
ANAK DI JAKARTA SELATAN.
Banyaknya masalah-masalah sosial yang menimpa anak
terjadi karena tidak adanya tempat yang layak untuk anak
bermain dan belajar serta bisa mendapat pengawasan dari orang
yang lebih tua. Hal itu menyebabkan anak bermain di jalan raya
atau tempat yang tidak bisa dijangkau pengawasannya oleh orang
tua.
Menurut UUD No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
Anak, terdapat 32 hak anak yang perlu dipenuhi. Namun pada
kenyataannya banyak anak yang belum terpenuhi hak-haknya, hal
itu dapat dilihat dari banyaknya kasus permasalahan pada anak.
Maka dari itu munculah inisiatif untuk membangun RPTRA
sebagai bentuk perhatian dari pemerintah terhadap anak.
Tujuan dibentuknya RPTRA demi terpenuhinya hak-hak
anak dan terwujudnya Kota Layak Anak. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat sudah sejauh mana program
berjalan dan untuk mengetahui hasil evaluasi program dari
RPTRA Anggrek Bintaro.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif, dimana hasil penelitian dideskripsikan berdasarkan
hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Terdapat 6
informan yang berpartisipasi untuk diwawancara. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan pelaksanaaan program RPTRA dilihat
dari evaluasi konteks, masukan, proses, dan hasil sudah cukup
baik, karena dampaknya sudah dirasakan anak-anak yang berada
di sekitar RPTRA Anggrek.

Kata kunci: Evaluasi Program, Ruang Publik, dan Pemenuhan


Hak Anak

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT.


yang telah melimpahkan rizki dan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Evaluasi
Program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Anggrek
Terhadap Pemenuhan Hak Anak Di Jakarta Selatan” di tengah
masa pandemi corona ini. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk
diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
sosial (S.Sos) di Program Studi Kesejahteraan Sosial, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini karena
adanya pihak yang berkontribusi dalam memberikan pengetahuan
dan dukungan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada:
1. Bapak Dr. Suparto, S.Ag., M.Ed. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Ibu Dr. Siti Napsiyah, MSW.
selaku Wakil Dekan bidang Akademik, Bapak Dr. Sihabudin
Noor, MA. selaku Wakil Dekan bidang Administrasi Umum,
dan Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. selaku Wakil
Dekan bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si. selaku Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial dan Ibu Nunung Khoriyah, M.Ag.
selaku sekretaris Program Studi Kesejahteraan Sosial, dan
seluruh jajaran dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

iv
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelajaran
berharga sebagai bekal di masa mendatang dari awal
perkuliahan hingga selesainya penulisan skripsi ini. Serta
seluruh pegawai Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang secara langsung dan tidak langsung telah
membantu penulis selama perkuliahan.
3. Bapak Drs. Helmi Rustandi, M.Ag. selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga
dan pikirannya untuk membimbing saya dalam memberikan
saran dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
4. Ibu Saidah Farida S.Pdi. selaku koordinator RPTRA Anggrek
Bintaro beserta jajarannya yang telah mengizinkan
melakukan penelitian dan membantu selama proses penelitian
berlangsung.
5. Bapak Mohammad dan Ibu Rochmiyati selaku kedua orang
tua yang telah membesarkan, mendidik, serta memberikan
kasih sayang kepada saya, yang tidak pernah berhenti
memberikan dukungan dan motivasi sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Rommy Prasetya utama selaku kakak yang telah memberikan
dukungan baik dalam bentuk masukan maupun motivasi.
Serta keluarga besar yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
7. Muhammad Rizal Akmal selaku partner terbaik yang selalu
ada untuk memberikan dukungan, motivasi, serta perhatian
yang tidak ada hentinya.

v
8. Mutiara Francisca, Refita Amalia, dan Nurleni Widiyanti
selaku sahabat saya yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
9. Shifa Mutia, Maulida Farhani, Tari Juniar, Ghina Nadhifah,
Rahmawati, Luciana Dewita, dan Dea Defrilia sahabat
tercinta yang telah berjuang bersama dengan saling
memberikan perhatian, pembelajaran, kebersamaan, kebaikan
dari awal perkuliahan hingga masa depan kelak.
10. Teman-teman Kesejahteraan Sosial angkatan 2016 atas kerja
sama dan kontribusinya selama perk,uliahan.
11. Semua pihak yang telah berkontribusi pada awal perkuliahan
hingga selesainya tugas akhir skripsi ini yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
Akhir kata peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis meminta maaf dengan segala kerendahan hati dan sangat
menerima kritik serta saran yang sifatnya membangun dan dapat
melengkapi skirpsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan peneliti selanjutnya. Terima kasih.

Jakarta, 22 Juni 2020

Tias Dewi Septiani

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ............. i


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................. x
DAFTAR BAGAN ...................................................................... xi
BAB I: PENDAHULUAN........................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Batasan Masalah ............................................................... 7
C. Rumusan Masalah .................................................................. 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 8
E. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................. 9
F. Metode Penelitian .............................................................. 12

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ................................................... 18


A. Landasan Teori .............................................................. 18
1. Evaluasi Program ......................................................... 18
2. .Konsep Ruang Publik Ramah Anak ........................... 24
3. Tinjauan Umum Tentang Anak ................................... 25
4. Teori Perlindungan Anak dan Pemenuhan Hak Anak .. 27
B. Sistematika Penulisan .................................................. 30

viii
C. Kerangka Berfikir........................................................... 31
BAB III: GAMBARAN UMUM .............................................. 33
A. Sejarah Berdirinya RPTRA ............................................. 33
B. Profil RPTRA ................................................................. 34
C. Fasilitas RPTRA ................................................................... 35
D. Aspek Pelayanan dan Program RPTRA ............................ 36
E. Struktur Organisasi RPTRA ............................................... 37
F. Tujuan RPTRA .................................................................... 38
G. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi RPTRA .......................... 38
BAB IV: ANALISIS TEMUAN DATA ................................... 40
A. Identitas Informan ................................................................ 40
B. Temuan Lapangan ................................................................ 41
1. Evaluasi Konteks ........................................................ 41
2. Evaluasi Masukan ....................................................... 45
3. Evaluasi Proses ................................................................ 52
4. Evaluasi Produk ............................................................... 61
BAB V: PEMBAHASAN .......................................................... 40
A. Evaluasi Program RPTRA Terhadap Pemenuhan Hak
Anak ..................................................................................... 41
1. Evaluasi Konteks ........................................................ 70
2. Evaluasi Masukan ....................................................... 77
3. Evaluasi Proses ................................................................ 79
4. Evaluasi Produk ............................................................... 83
BAB VI: KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........ 33
A. Sejarah Berdirinya RPTRA .............................................. 86
1. Kesimpulan Evaluasi Konteks .................................... 86
2. Kesimpulan Evaluasi Masukan .................................. 87

ix
3. Kesimpulan Evaluasi Proses....................................... 88
4. Kesimpulan Evaluasi Produk ......................................... 88
Daftar Pustaka ........................................................................... 91
Lampiran ................................................................................... 93

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 10 Provinsi Pilot Project Pengembangan Kota Layak


Anak (KLA) ................................................................. 3
Tabel 1. 2 Jumlah Penduduk Usia Anak di Jakarta Selatan Tahun
2018 .............................................................................. 5
Tabel 1.3 Daftar Informan........................................................... 16
Tabel 4. 1 Identitas Informan ...................................................... 41
Tabel 4. 2 Fasilitas RPTRA ........................................................ 48
Tabel 4.3 Tabel Hasil Evaluasi .................................................. 68

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Tempat Cuci Tangan ............................................... 62


Gambar 4.2 Jalur Refleksi ........................................................... 62
Gambar 4.3 Lapangan ................................................................. 62
Gambar 4.4 Tempat Serbaguna ................................................... 62
Gambar 4.5 Kolam Ikan .............................................................. 62
Gambar 4.6 Kebun Sayur dan Tanaman Obat ............................ 62

Gambar 4.7 PKK Mart ............................................................... 63


Gambar 4.9 Perpustakaan............................................................ 63
Gambar 4.10 Tempat Bermain .................................................... 63
Gambar 4.11 Dapur ..................................................................... 63
Gambar 4.12 Gudang .................................................................. 63
Gambar 4.13 Kamar Mandi ........................................................ 64

Gambar 4.14 Ruang Laktasi ........................................................ 64


Gambar 4.15 Cek Tinggi Badan.................................................. 67
Gambar 4.16 Cek Berat Badan.................................................... 67
Gambar 4.17 Pembagian Makanan dan Buah ............................. 68
Gambar 4.18 Wawancara Program Posyandu ............................. 68
Gambar 4.19 Membacakan Kisah Nabi ...................................... 70

Gambar 4.20 Mengajari Soal ...................................................... 70


Gambar 4.21 Pemberian Materi .................................................. 71
Gambar 4.22 Penyuluhan dari Pemadam Kebakaran .................. 71
Gambar 4.23 Antrian Tebus Pangan ........................................... 73

xii
Daftar Bagan

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir...................................................... 43


Bagan 3.1 Struktur Organisasi RPTRA ..................................... 49

13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan salah


satu provinsi dengan jumlah penduduk paling banyak. Hal
itu membuat banyak permasalahan muncul di ibukota , salah
satunya adalah kurangnya ruang terbuka hijau. Keterbatasan
ruang terbuka hijau membuat anak-anak bermain di
tempat-tempat yang tidak layak, seperti jalan raya.
Masalah tesebut muncul akibat pembangunan yang tidak
mementingkan hak anak. Banyak anak-anak yang tidak dapat
menikmati masa kanak-kanaknya karena keterbatasan ruang
publik. Misalnya tidak tersedianya fasilitas bermain yang
layak, lingkungan yang tidak sehat, ataupun ruang publik
yang tidak ramah anak.
Perkembangan kota semakin meningkat, sayangnya
perubahan itu tidak diikuti oleh peningkatan ruang publik
terbuka. Kebanyakan lebih mengarah kepada pembangunan
jalan raya, bangunan tinggi, pusat perbelanjaan. Dilihat dari
sisi hak anak, anak-anak di Jakarta mulai kehilangan ruang
beraktifitas diluar rumah, tempat mereka bermain dan
bersosialisasi serta mengembangkan potensi dan bakat
mereka.
Hak anak merupakan hal yang penting, karena anak
adalah generasi penerus bangsa yang perlu dipenuhi hak-

14
haknya agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
potensi yang dimiliki. Namun pada kenyataannya, karena
berbagai faktor sosial dan ekonomi, anak seringkali tidak
dapat memperoleh haknya. Kondisi anak adalah cerminan
dari kondisi suatu Bangsa di masa depan. Oleh karena itu,
pertumbuhan dan perkembangan anak perlu mendapatkan
perhatian dari pemerintah. Dengan menjamin hak anak, akan
terwujud kondisi anak yang siap meneruskan pembangunan
Bangsa di masa depan.
Kesejahteraan dan pemenuhan anak di Indonesia telah
diatur oleh berbagai kebijakan dan program, salah satunya
yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Anak. Dalam pasal 21 yang isinya,
bahwa Pemerintah wajib dan bertanggung jawab memenuhi
hak anak tanpa membedakan suku, ras, agama, jenis kelamin,
golongan, etnik, budaya dan bahasa, status hukum, urutan
kelahiran, dan kondisi fisik atau mental. Untuk menjamin
pemenuhan hak anak, Pemerintah wajib merumuskan dan
melaksanakan kebijakan di bidang penyelenggaraan
perlindungan anak, yang dapat diwujudkan memalui Kota
Layak Anak.
Pada Tahun 1990 Indonesia telah meratifikasi Konveksi
Hak Anak (KHA) melalui Keppres 36/1990 pada tanggal 25
Agustus 1990 dimana substansi inti dari KHA adalah adanya
hak asasi yang dimiliki anak dan ada tanggung jawab
Negara, Pemerintah, masyarakat, dan orangtua untuk
kepentingan pemenuhan hak anak (Mulia, 2013, p.1).

15
Konvensi Hak Anak Tahun 1990 seiring berjalannya
waktu berubah menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
Tentang Perlindunga Hak Anak yang selanjutnya ada
perubahan lagi menjadi Undang-Undang No. 35 Tahun 2014
Tentang Perlindungan Hak Anak.
Pemerintah wajib melaksanakan kebijakan yang terkait
dengan pemenuhan hak-hak anak. Dalam Undang-Undang
No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, terdapat 32
hak anak yang perlu dipenuhi. Anak mempunyai hak untuk,
hidup, bermain, rekreasi, berkreasi, beristirahat,
memanfaatkan waktu luang, berpartisipasi, bergaul dengan
teman sebaya, menyatakan pendapat, dibesarkan dan diasuh
oleh orangtua, beribadah. Anak memiliki hak mendapatkan,
nama, identitas, kewarganegaraan, pendidikan dan
pengajaran, informasi sesuai usianya, pelayanan kesehatan,
jaminan sosial, kebebasan sesuai hukum, dan bantuan huku.
Anak mendapatkan hak perlindungan dari perlakuan
diskriminasi, eksplotasi, penelantaran, ketidakadilan,
perlakuan salah, penyalahgunaan kegiatan poliik, perlibatan
dengan unsur kekerasan dan peperangan, serta sasaran
penganiayaan, penyiksaan, dan hukuman yang tidak
mansiawi.
Upaya Pemerintah untuk melaksanakan kebijakan yang
berkaitan dengan pemenuhan hak anak yaitu dengan
menggulirkan Kota Layak Anak (/KLA). Kota Layak Anak
(KLA) menjadi salah satu program strategis Pemerintah

16
dalam menciptakan ruang terbuka publik yang masih sangat
minim di DKI Jakarta.

Tabel 1.1
10 Provinsi Pilot Project Pengembangan
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)

No Nama Provinsi
1 DKI Jakarta
2 Banten
3 Jawa Barat
4 Jawa Tengah
5 Jawa Timur
6 Sumatera Utara
7 Bali
8 Kepulauan Riau
9 Kalimantan Timur
10 Daerah Istimewa Yogyakarta

ppid.jakarta.go.id

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan


Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia
Nomor 56 Tahun 2010, Provinsi DKI Jakarta termasuk salah
satu provinsi yang ditunjuk untuk mengembangkan Kota
Layak Anak. Kemudian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
mengeluarkan Keputusan Gubernur Nomor 736/2011 tentang
penunjukan Kota Administrasi Jakarta Pusat, Jakarta Utara,
dan Jakarta Selatan, dilanjutkan dengan keputusan Gubernur
Nomor 736/2013 tentang penunjukan Kota Administrasi

17
Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu sebagai pengembangan
Kota Layak Anak, serta Keputusan Gubernur Nomor
192/2011 tentang Pembentukan Gugus Tugas Kota Layak
Anak di Provinsi DKI Jakarta (Dien dan Veronica, 2015,
p.5).
Kebijakan mengenai Kota Layak Anak (KLA) dilanjutkan
dengan pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
(RPTRA). RPTRA sebagai ruang publik dibangun untuk
memfasilitasi kebutuhan anak. RPTRA mewadahi
kebutuhan keluarga mulai dari balita hingga lansia
sehingga RPTRA tidak hanya memfasilitasi anak-anak,
tetapi juga berbagai kalangan usia. Jakarta Selatan menjadi
salah satu wilayah yang menjadi sasaran pembangunan
RPTRA sejak awal dibangunnya RPTRA.
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Usia Anak 0-18 Tahun di
Jakarta Selatan Tahun 2018

No Kecamatan Jumlah Penduduk


Usia Anak
1 Tebet 51.004
2 Setiabudi 28.509
3 Mampang Prapatan 47.216
4 Pasar Minggu 98.431
5 Kebayoran Lama 106.538
6 Cilandak 65.287
7 Kebayoran Baru 43.853
8 Pancoran 51.195

18
9 Jagakarsa 109.117
10 Pesanggrahan 79.257
Total 600.894
Sumber : data.go.id
Berdasarkan data dari tabel 1.2, diketahui bahwa jumlah
anak di Kota Jakarta Selatan sangat banyak sehingga sangat
perlu dibangun RPTRA sebagai ruang bagi anak untuk
belajar, bermain, serta sebagai tempat untuk meningkatkan
bakat serta potensi anak.

19
Islam juga meletakkan dasar-dasar pentingnya
perlindungan anak serta hak-hak anak. Allah telah berfirman
dalam al-Qur‟an surat an-Nisa ayat 9 :

Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang


yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucap perkataan yang
benar”.
Sebagai Umat muslim sudah seharusnya kita mencontoh
sikap Rasulullah yang mencintai dan menyayangi anak.
Seperti sabda Rasulullah dalam Hadist shahih: Rasulullah
shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
َ ‫ير َنا َوي َُوقِّرْ َك ِب‬
‫يرنَا‬ َ ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم يَرْ َح ْم‬
َ ‫ص ِغ‬ َ ‫لَي‬
Artinya : “Bukan termasuk dari golongan kami orang yg tak
menyayangi anak kecil dan tak menghormati
orang tua (orang dewasa).” (HR. Hadits Tirmidzi
No.1843)”
Pemenuhan hak-hak anak sangat penting karena itu
menjadi sebuah tantangan baru dalam mengatasi
permasalahan yang melibatkan anak dan juga untuk
menciptakan generasi penerus Bangsa yang memiliki potensi

20
untuk berpartisipasi membangun Bangsa ini. Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak (RPTRA) diharapkan menjadi salah
satu bentuk kebijakan pemerintah DKI Jakarta untuk
mencapai predikat Kota Layak Anak. Dimana manfaat
RPTRA tersebut dapat menyentuh lapisan masyarakat dalam
memenuhi hak-hak anak.
Adapun data riset hasil penelitian mengenai Evaluasi
Kinerja Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)
Cililitan, Jakarta Timur. Dalam hasil penelitian indikator
RPTRA dikatakan baik untuk ruang bermain yaitu dilihat
dari keamanan, kenyamanan, keterjangkauan, wahana
permainan fasilitas pendukung, intensitas kegiatan, dan
keindahan. Menurut penelitian dengan pembahasan
Implementasi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)
menUtara menyebutkan bahwa agar dapat melaksanakan
program RPTRA dengan baik, maka sosialisasi ke
masyarakat sangat penting dilakukan. Hal itu guna mengajak
masayarakat ikut berpartisipas pada kegiatan-kegiatan di
RPTRA. Sedangkan menurut penelitian Manfaat Keberadaan
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Beriman
Kalijodo Dalam Upaya Perlindungan Hak-Hak Anak di
Jakarta Barat menyebutkan bahwa kasus kekerasan pada
anak terus meningkat, hal itu karena hak-hak anak untuk
mendapatkan perlindungan masih sering dianggap tidak
penting.
Dari permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan
maka peneliti tertarik untuk membahas mengenai RPTRA.

21
Salah satu RPTRA di Jakarta Selatan, tepatnya di Kelurahan
Bintaro yaitu RPTRA Anggrek Melihat dibangunnya
RPTRA Anggrek di lingkungan yang belum ramah bagi
anak-anak, penelitian mengenai evaluasi program RPTRA
Anggrek perlu dilakukan agar pihak-pihak terkait bisa
mendapatkan gambaran kesesuaian manfaat keberadaan
RPTRA.
Sehingga dengan realisasi kebijakan yang terlaksana ini
tentu mampu meningkatkan perhatian terhadap tumbuh
kembang anak kedepannya sesuai dengan fungsi dan tujuan
dibentuknya RPTRA. Maka dari itu, peneliti ingin melaukan
penelitian dengan mengambil judul "EVALUASI
PROGRAM RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH
ANAK (RPTRA) ANGGREK TERHADAP
PEMENUHAN HAK ANAK DI JAKARTA SELATAN”.

B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus dan
mendalam maka penulis membatasi permasalahan yang akan
diteliti. Adapun batasan dari penelitian ini yaitu Evaluasi Pr
ogram Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA)
Anggrek Terhadap Pemenuhan Hak Anak.

C. Rumusan Masalah
Penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah Evaluasi
Program RPTRA Anggrek Terhadap Pemenuhan Hak Anak,
Sehingga Rumusan Masalahnya yaitu :

22
Bagaimana evaluasi Program Ruang Publik Terpadu Ramah
Anak (RPTRA) dalam memenuhi Hak Anak dengan
menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process,
Product)?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah, ditetapkan tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian, yaitu :
Mengevaluasi program dari RPTRA Anggrek sebagai
ruang publik dalam pemenuhan hak anak.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat di bidang
Kesejahteraan Sosial. Beberapa manfaat tersebut, yaitu :
a. Sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan,
khususnya pada Ilmu Kesejahteraan Sosial.
b. Sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dalam memaksimalkan
pengelolaan RPTRA.
c. Menambah wawasan dan pengalaman bagi peniliti
karena dilakukan sebenar-benarnya dengan melihat
secara langsung kondisi dan kinerja RPTRA.
d. Menambah wawasan bagi masyarakat terakait dengan
pengunaan RPTRA sebagai ruang publik yang dapat
digunakan untuk masyarakat luas

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

23
Dalam penelitian ini dilakukan tinjauan kajian terdahulu
terhadap beberapa penelitian terdahulu terkait dengan tema
pembahasan. Adapun penelitian terdahulu yang telah
dilakukan, diantaranya:
1. “Evaluasi Kinerja Ruang Publik Terpadu Ramah
Anak (RPTRA) Cililitan, Jakarta Timur” disusun oleh
Nafil Attar Muhamad jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota, Universitas Gajah Mada. Persamaan antara
penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti
lakukan adalah satu tema pembahasan mengenai evaluasi
RPTRA. Perbedaanya adalah skripsi ini membahas
evaluasi kinerja sedangkan peneliti membahas evaluasi
program. Skripsi ini membahas evaluasi RPTRA di
bidang penataan ruang publik, sedangkan peneliti akan
membahas mengenai evalusi RPTRA terhadap
pemenuhan hak anak. Hasil dari skripsi ini adalah RPTRA
Cililitan sudah tergolong cukup baik bagi ruang bermain
anak, hal itu dilihat dari skoring tujuh variabel yaitu
keamanan, kenyamanan, keterjangkauan, wahana
permainan, fasilitas pendukung, intensitas kegiatan, dan
keindahan. RPTRA juga dapat dimanfaatkan sebagai titik-
titik resapan air yang sangat dibutuhkan di lingkungan
perkotaan.
2. Penelitian skripsi yang kedua yaitu “Implementasi
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di
Kelurahan Sungai Bambu Kota Administrasi Jakarta
Utara” disusun oleh Tangen Vika Indriany jurusan Ilmu

24
Administrasi Negara, Universias Sultan Ageng Tirtayasa.
Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah kajian mengenai ramah anak dan
pendekatan penelitian kualitatif. Sedangkan, perbedaan
diantara keduanya adalah penelitian ini menggunakan
kajian implementasi RPTRA sedangkan penelitian yang
akan dilakukan menggunakan kajian evaluasi program
RPTRA. Hasil dari penelitian ini adalah RPTRA di
Kelurahan Sungai Bambu belum optimal penggunaannya
karena masih terdapat kekurangan seperti kurangnya
sosialisasi kepada masyrakat mengenai fungsi dan
manfaat dari RPTRA sehingga belum banyak masyarakat
yang merasakan manfaat dari keberadaan RPTRA.
3. Penelitin skripsi yang ketiga yaitu “Manfaat Keberadaan
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Beriman
Kalijodo Dalam Upaya Perlindungan Hak-Hak Anak di
Jakarta Barat” disusun oleh Risma Aghnia Ussalma jurusan
Kesejahteraan Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Persamaan antara penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah kajian RPTRA terhadap
anak dan metode pendekatan kualitatif, sedangkan
perbedaannya adalah skripsi ini membahas mengenai manfaat
RPTRA dalam upaya perlindungan hak-hak anak, sedangkan
peneliti akan membahas mengenai evaluasi program RPTRA
terhadap pemenuhan anak. Hasil dari penelitian ini adalah
RPTRA sebagai wadah yang memfasilitasi berbagai aktivitas
anak, sehingga perlu ditingkatkan fasilitasnya agar tercapai
ruang publik menjadi tempat perlindungan bagi anak.

25
4. Penelitian jurnal selanjutnya yaitu “Evaluasi Kinerja Ruang
Publik Terpadu Ramah Anak Kalijodo Jakarta Barat”
disusun oleh Muhammad Nurhasbi dan Jenny Ernawati jurusan
Arsitektur, Universitas Brawijaya. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah kajian mengenai
evaluasi RPTRA, sedangkan perbedaannya adalah penelitian
ini lebih dominan membahas penataan bangunan RPTRA, dan
penelitian yang akan dilakukan membahas mengenai program
RPTRA terhadap pemenuhan anak. Hasil dari penelitian ini
adalah RPTRA Kalijodo belum maksimal karena terdapat
aspek yang masih dinilai buruk yaitu kenyamanan dan
keselamatan.
5. Penelitian jurnal selanjutnya yaitu “Peran Strategis
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak Dalam Rangka
Pemenuhan Hak Anak Dalam Rangka Pemenuhan
Hak Anak Dalam Bidang Lingkungan” disusun oleh
Netti Herlina dan Nadiroh jurusan Pendidikan Anak Usia
Dini, Universitas Negeri Jakarta. Persamaan antara
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah kajian mengenai peranan dan kinerja dari RPTRA
terhadap anak, sedangkan perbedaannya adalah penelitian
membahas pemenuhan hak anak di bidang lingkungan,
dan peneliti akan membahas kesejahteraan anak secara
keseluruhan. Hasil dari penelitian ini adalah belum
optimalnya RPTRA sebagai ruang publik dilihat dari
analisis model William Dunn dan Merilee Grindle.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

26
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
pendekatan kualitatif di mana menurut Leddy dan Ormrod
penelitian ini mencoba memahami fenomena dalam
setting naturalnya, dimana peneliti tidak berusaha
memanipulasi fenomena yang diamati dengan melihat
fakta-fakta dan data yang ditemukan di lapangan untuk
mendeksripsikan peristiwa yang terjadi berdasarkan
analisa peneliti (Samiaji, 2012, p.7).
Penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Denzin
dan Lincoln bahwa penelitian kualitatif lebih ditujukan
untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai
organisasi, daripada mendeskripsikan bagian permukaan
dari sampel besar sebuah populasi (Imam, 2013, p.84).
Penelitian ini juga bertujuan untuk menyediakan
penjelasan mengenai struktur, tatanan, dan pola yang luas
dalam suatu kelompok partisipan.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah
manusia dan sosial. Hasil penelitian kualitatif dituangkan
dalam bentuk tertulis. Laporan penelitian kualitatif ini
akan berisi kutipan-kutipan data, data dapat berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen
pribadi, catatan, dan dokumen resmi lainnya (Moleong,
2001, p.11).
Peneliti memilih menggunakan pendekatan kualitatif
karena beberapa alasan yaitu memungkinkan peneliti

27
untuk mempelajari isu atau peristiwa yang dipilih secara
mendalam, pengumpulan data tidak dibatasi oleh kategori,
data kualitatif memberikan detail melalui kutipan
langsung dan deskripsi dari program yang dievaluasi,
peristiwa, manusia, interkasi dan perilaku yang diamati
(Ambiyar dan Muharika, 2019, p.89). Dengan pendekatan
kualitatif ini peneliti diharapkan dapat menggali lebih
dalam mengenai data dan fakta yang ada di lapangan,
guna mendapatkan data yang akurat mengenai evaluasi
program RPTRA tersebut terhadap pemenuhan hak anak
yang ada di kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari lapangan atau tempat penelitian serta
informan penelitian (Nasution, 1964, p.34) yaitu,
RPTRA Anggrek, pengelola RPTRA Anggrek, serta
anak-anak yang berkunjung dan memanfaatkan program
RPTRA Anggrek.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung berupa
catatan yang diambil dari buku, skripsi, tesis, disertasi,
artikel, buku elektronik, jurnal, media massa, majalah
dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
3. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Ruang Publik Terpadu Ramah
Anak (RPTRA) Anggrek Bintaro yang bertempat di Jl.

28
Garuda Bawah, RT.8/RW.12, Bintaro, Kec. Pesanggrahan,
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12330.
Waktu penelitian dilakukan pada Desember 2019 – Februari
2020.
4. Teknik Pemilihan Informan
Dalam memilih dan menentukan sampel , peneliti
memilih menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu
teknik pengambilan sumber data dengan mempertimbangkan
beberapa aspek-aspek (Sugiyono 2016, p.85). Teknik
sampling ini memberikan kebebasan bagi peneliti dalam
menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian,
jumlah informan bukanlah hal yang terpenting, melainkan
potensi dari setiap kasus untuk memberikan pemahaman
teoritis mengenai aspek yang diteliti (Martono, 2011, p.79).
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam pelaksanaan
penelitian ini dilakukan melalui :
a. Observasi
Observasi menurut Arikunto merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan
pengamatan secara teliti, serta pencatatan secara
sistematis (Arikunto, 2002, p.30).
Observasi dilakukan dengan cara pemusatan
perhatian kepada suatu obyek menggunakan seluruh alat
indra (Arikunto. 2002, p.145). Menurut Muri observasi
dibedakan dalam dua bentuk yaitu:
1) Participant observer, yaitu bentuk observasi yang

29
dilakukan dengan berpartisipasi dan terlibat langsung
dalam kegiatan yang diamati.
2) Non-participation observer, yaitu bentuk observasi
yang dilakukan dengan tidak terlibat langsung dalam
kegiatan kelompok. (Muri Yusuf, 2014, p.384)
Dalam menggunakan model observasi, peneliti
berusaha melakukan pencarian data yang valid melalui
pengamatan yang dilakukan dalam menganalisa evaluasi
program RPTRA Anggrek terhadap pemenuhan hak anak.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara yang paling
banyak digunakan untuk mengumpulkan data. Wawancara
memungkinkan peneliti menggali data yang luas dan multi
dimensi mengenai suatu hal dari para partisipan (Myers,
2009, p.241). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan
ifnromasi terkait manusia, kejadian, kegiatan, organisasi,
perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian,
mendeskripsikan harapan pada masa yang akan datang;
memverifikasi serta memperluas informasi yang
dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
(Basrowi dan Suwandi 2008, p.127). Untuk
mempermudah pengambilan data peneliti mengambil 6
sampel, 1 pengelola RPTRA dan 5 peserta yang mengikuti
kegiatan rutin, sebagaimana berikut :

30
Tabel 1.3 Daftar Informan yang akan di
wawancara

No Jabatan Keterangan informan


1 1 Pengelola Manfaat program RPTRA
RPTRA Anggrek terhadap pemenuhan hak
anak dan kegiatan-kegiatan serta
fasilitas yang ada.

2 5 Peserta Program Respon setelah adanya RPTRA


RPTRA Anggrek dan manfaat program
bagi anak.

c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
sosial untuk menelusuri data historis (Bungin, 2008,
p.121). Peneliti menyadari bahwa banyak data yang
tersimpan dalam bentuk dokumen. Bahkan menurut
Guba dan Lincoln tingkat kredibilitas suatu hasil
penelitian kualittatif, sedikit banyaknya ditentukan oleh
pemanfaatan dokumen yang ada (Imam, 2013, p.178).
Studi dokumen menjadi metode pelengkap bagi
penelitian kualitatif, yang pada awalnya kurang
dimanfaatkan, pada masa kini menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari teknik pengumpulan data dalam
penelitian kualitatif (Nasution, 2003, p. 85). Dapat
disimpulkan bahwa dokumen adalah sumber yang
digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa

31
sumber dokumen tertulis, film, gambar, foto, maupun
karya-karya historis lainnya. Untuk memperoleh data ini
peneliti mengumpulkan berbagai dokumen-dokumen
penting yang dapat membantu validitas dan kelengkapan
data yang ada di RPTRA Anggrek.

32
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Evaluasi Program
a. Definisi Evaluasi
Menurut Tyler yang dikenal sebagai bapak evaluasi
mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang
menentukan sampai sejauh mana tujuan suatu program
telah terlaksana (Tyler, 2005, p.5). Definisi lain tentang
evaluasi adalah seperti yang dikemukakan oleh Arikunto,
menurutnya evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu,
yang selanjutnya informasi teresebut digunakan untuk
menentukan tindakan yang tepat dalam mengambil
keputusan (Arikunto, 2004, p.1).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti
dapat menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu
proses dalam menilai, menentukan, dan membuat
keputusan atau menyediakan informasi terhadap
pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan dan
sampai sejauh mana program tersebut telah terlaksana.
Nilai yang hadir dari sebuah evaluasi ada kalanya terkait
dengan sebuah standar yang telah ditetapkan, sehingga
sebuah evaluasi terkait dengan informasi, nilai dan standar
untuk membuat keputusan. Derajat keberhasilan suatu
program dapat dinilai melalui proses evaluasi (Ambiyar
dan Muharika, 2019, p.9-10).

33
b. Definisi Program
Menurut Arikunto dan Jabar, apabila program
langsung berkaitan dengan evaluasi program maka
program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan
kegiatan yang merupakan implementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dan terjadi dalam suatu lembaga
yang melibatkan banyak orang. Program merupakan suatu
sistem yang bekerja dalam mencapai tujuan kegiatan
dalam sebuah organisasi atau lembaga (Ambiyar dan
Muharika, 2019, p.18). Supaya program dapat terlaksana
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi atau
lembaga, maka diperlukan evaluasi. Evaluasi yang
sasarannya adalah suatu program maka disebut dengan
evaluasi program.
c. Definisi Evaluasi Program
Evaluasi program adalah metode sistematik untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasi
untuk menjawab pertanyaan dasar mengenai program
(Wirawan, 2012, p.17). Sedangkan menurut Mets,
evaluasi program adalah alat yang berharga untuk
pengambilan keputusan, yang menganalisis informasi
untuk memperkuat kualitas program-program suatu
organisasi atau lembaga dan meningkatkan hasil atau
manfaat bagi pihak-pihak yang dilayani (Mets, 2007,
p.21).
Jadi menurut peneliti bahwa evaluasi program
merupakan upaya untuk mendapatkan informasi terkait

34
suatu program yang sedang dilaksanakan untuk menilai
sejauh mana program tersebut sudah berjalan sesuai
dengan tujuan awal yang sudah ditetapkan, yang
kemudian dapat mengetahui keputusan yang dapat
diambil melihat dari penilaian yang telah dilakukan.
1) Komponen Evaluasi Program
Menurut Rusman ada 6 komponen dalam evaluasi
program, yaitu :
a) Proses analisis kebutuhan dan kelayakan sebagai
langkah awal untuk mendesain program.
b) Proses perencanaan dan pengembangan suatu
program sesuai dengan kebutuhan suatu lembaga.
c) Proses implementasi atau pelaksanaan program.
d) Proses evaluasi program untuk mengetahui
tingkat keberhasilan program.
e) Proses perbaikan program berdasarkan hasil
evaluasi terhadap keterlaksanaan dan kelemahan
program.
f) Proses evaluasi program yang mengarah kepada
pengembangan program (Rusman, 2012, p.94).
d. Model Evaluasi
Terdapat beberapa model-model evaluasi yang telah
dikembangkan oleh para ahli guna mengevaluasi suatu
program. Namun pada penelitian ini peneliti hanya
menggunakan salah satu model evaluasi yaitu model CIPP
(Context, Input, Process, Product).

35
Model evaluasi CIPP mulai dikembangkan oleh
Daniel L. Stufflebeam, dkk pada tahun 1967 yang
didefinisikan sebagai proses memperoleh dan
menyediakan informasi yang berorientasi pada
pengambilan keputusan. Model evaluasi CIPP terdiri dari
empat jenis evaluasi (Farida, 2008, p.14):
1. Evaluasi konteks (Context Evaluation). Evaluasi ini
mengidentifikasi dan menilai kebutuhan yang mendasari
dibentuknya suatu program (Wirawan, 2011, p.92).
Evaluasi konteks dilakukan guna mengambil keputusan
perencanaan, termasuk menilai kebutuhan, masalah,
asset, dan tujuan yang ditetapkan. Hal tersebut dijelaskan
lebih dalam secara berikut :
a. Kebutuhan, mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan yang belum terpenuhi dan
kebutuhan yang akan direalisasikan untuk
memebuhi kebutuhan hidup.
b. Legalitas Program, mengidentifikasi aturan
hukum yang menjadi petunjuk pelaksanaan
program.
c. Masalah, mengidentifikasi hambatan-
hambatan yang menjadi latar belakang
masalah.
d. Tujuan, mengidentifikasi kesesuaian tujuan
program dengan kebutuhan yang dinilai.
e. Lingkungan, mengidentifikasi kondisi
lingkungan yang nyata dengan kondisi

36
lingkungan yang diharapkan (Wirawan, 2011,
p.93-94).
Maka dari itu, peneliti harus memahami
konteks evaluasi agar dapat menyediakan informasi
terkait perencanaan keputusan, penetapan prioritas
kebutuhan yang akan dicapai oleh program, dan
merumuskan tujuan program. Dengan demikian,
evaluasi konteks berguna untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan dari suatu program sedang berjalan.
2. Evaluasi masukan (Input Evaluation). Evaluasi
masukan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
sumber daya yang dapat membantu mencapai tujuan
program , yaitu sumber daya manusia. Selain itu,
evaluasi masukan juga menilai relevansi antara realitas
pelaksanaan dengan rencana program yang telah dibuat
dan menentukan strategi program untuk
mengimplementasikan program tersebut (Wirawan,
2011, p.94). Evaluasi input terdiri dari 2 indikator yaitu
sumber daya manusia, dan sarana prasarana RPTRA
dalam memfasilitasi anak-anak dalam pemenuhan hak
anak.
3. Evaluasi Proses (Process Evaluation). Evaluasi
proses dirancang untuk mengaplikasikan program yang
sudah ditetapkan. Pada pelaksanaan program, evaluasi
proses dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah
mengenai langkah- langkah pada saat proses pelaksanaan
program berlangsung. Setiap kejadian dan aktivitas dapat

37
diamati dan dicatat sebagai informasi dan data untuk
pengambilan keputusan (Wirawan, 2011, p.95). Selain itu,
evaluasi proses juga bermanfaat untuk menentukan
kekuatan dan kelemahan program dengan mengaitkan
pada hasil program yang telah ditemukan.
4. Evaluasi produk (Product Evaluation). Evaluasi
produk ini digunakan dalam menentukan langkah-
langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya serta
membandingkan hasil dengan kebutuhan yang telah
dievaluasi sebagai hasil interpretasi terhadap upaya
konteks, input, dan proses yang sudah dinilai. Evaluasi
produk dilihat dari kaitannya dengan pengambilan
keputusan merupakan proses memutuskan untuk
melanjutkan, memodifikasi, atau mengakhiri program
dan membandingkan kebutuhan yang dinilai dengan
tujuan program yang ditargetkan (Wirawan, 2011, p.95).
e. Tujuan Evaluasi
Pada dasarnya tujuan melakukan evaluasi program
adalah untuk mengetahui sejauh mana suatu program telah
terlaksana untuk mencapai tujuan program tersebut.
Evaluasi program di saat program dilakukan dapat
dijadikan bahan identifikasi hambatan-hambatan yang
harus diperbaiki, serta kekuatan-kekuatan yang perlu
ditingkatkan, maupun upaya mengatasi masalah yang
dapat menghambat pencapaian tujuan program.

38
Oleh karena itu, maka dirumuskan beberapa tujuan
evaluasi program :
1) Sebagai pertimbangan dalam menghadirkan
rekomendasi bagi pengambil keputusan terkait dengan
pelaksanaan program yang sedang berlangsung.
2) Sebagai penentu keefektifan pencapaian tujuan
program.
3) Sebagai bahan analisi untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki sumberdaya program.
4) Sumber kekuatan dalam keputusan melanjutkan,
menghentikan atau memperbaiki program (Ambiyar dan
Muharika, 2019, p.56).

2. Konsep Ruang Publik Ramah Anak


a. Definisi Ruang Publik
Ruang publik adalah ruang terbuka yang direncankan
karena kebutuhan masyarakat akan tempaat berkumpul,
melakukan pertemuan, dan aktivitas bersama.. Ruang
publik pada dasarnya merupakan suatu wadah yang dapat
menampung aktivitas tertentu dari masyarakat, baik
secara individu maupun secara kelompok (Rustam Hakim,
2003). Menurut Eko Budihardjo mengemukakan bahwa
ruang publik adalah tempat masyarakat melakukan kontak
sosial (Eko, 1997, p.29). Dari definisi tersebut, dapat
dipahami bahwa ruang publik dirancang untuk dapat

39
memfasilitasi, mendukung dan memenuhi kebutuhan
aktivitas masyarakat yang ada didalamnya. Kehadiran
ruang publik sangat berkaitan dengan lingkungan
disekitarnya, terutama masyarakat sebagai pengguna.
b. Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak merupakan
pengembangan dari kebijakan Kota Layak Anak (KLA).
RPTRA ini menjadi strategi penting Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dengan mengintegrasikan seluruh komitmen
dan potensi sumber daya berbagai pihak, baik pemerintah,
masyarakat, maupun dunia usaha melalui sistem
perencanaan yang menyeluruh, dan berkelanjutan dalam
bentuk fasilitas fisik dan non fisik secara terpadu. Seluruh
kebijakan dan langkah strategis ini dilakukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan hak-hak anak. RPTRA
berfungsi sebagai taman terbuka publik, tempat rekreasi
anak dan tumbuh kembang anak, prasarana dan sarana
kemitraan antara Pemerintah Daerah dan masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hak anak (Emawati dan
Veronica, 2015, p.5).
c. Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis RPTRA
Untuk menjalankan suatu program perlu adanya
peraturan atau standar yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan program. Pada awalnya Pemerintah
mengeluarkan PERGUB No. 139 Tahun 2016 Tentang
Pemanfaatan Ruang menjadi Ruang Publik Terpadu
Ramah Anak. Kemudian Pemerintah mengeluarkan

40
PERGUB baru yang sampai saat ini menjadi petunjuk
pelaksanaan RPTRA yaitu PERGUB No. 123 Tahun
2017 Tentang Pengelolaan dan Sarana dan Prasarana
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).

3. Tinjauan Umum tentang Anak


a. Definisi Anak
Anak merupakan bagian dari generasi muda
sebagai salah satu sumber daya manusia yang
merupakan potensi dan penerus Bangsa, yang
memerlukan pembinaan dan perlindungan guna
menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,
mental, dan sosial anak. Untuk melaksanakan
pembinaan dan meemberikan perlindungan kepada
anak diperlukan dukungan berupa pemenuhan hak anak
yang memadai (Hadiwijoyo, 2015, p.1)
Dalam pasal 1 Konvensi Hak Anak
mendefinisikan anak sebagai seorang yang belum
mencapai usia 18 tahun. Dalam konteks hukum
nasional yaitu Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak, anak didefinisikan sebagai
berikut :
“Seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak-anak yang masih dalam kandungan.”

Sedangkan berdasarkan fungsi dan kedudukannya


dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2002, anak
adalah:

41
“Amanah sekaligus karunia Tuhan yang Maha Esa,
yang senantiasa harus kita jaga karena dalam
dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak
sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak
Asasi Anak merupakan bagian dari Hak Asasi
Manusia.”

Definisi lain yang dikemukakan oleh Nashriana,


anak merupakan generasi penerus bangsa dan penerus
pembangunan. (Nashriana, 2012, p.1). Dalam
pengertian mikro, hak-hak anak adalah sesuatu yang
sangat diprioritaskan, dan memenuhi kebutuhan dasar
anak agar tanggung jawab baik itu orang tua maupun
pemerintah bisa terjaga dengan efektif. Artinya, hak
anak dan kewajiban orang tua adalah dua aspek yang
tidak terpisahkan dari perkembangan dan pertumbuhan
anak.
b. Hak-Hak Anak
Berdasarkan Undang-Undang No. 35 Tahun 2014
tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak,
terdapat 32 hak anak yang perlu dipenuhi :

Anak berhak untuk:


1. Hidup, tumbuh dan berkembang
2. Bermain
3. Berekreasi (piknik/wisata)
4. Berkreasi
5. Beristirahat
6. Memanfaatkan waktu luang
7. Berpartisipasi

42
8. Bergaul dengan anak sebayanya
9. Menyatakan dan didengar pendapatnya
10. Dibesarkan dan diasuh orangtua kandungnya sendiri
11. Berhubungan dengan orangtuanya bila terpisahkan
12. Beribadah menurut agamanya

Anak berhak untuk mendapatkan:


13. Nama
14. Identitas
15. Kewarganegaraan
16. Pendidikan dan pengajaran
17. Informasi sesuai usianya
18. Pelayanan kesehatan
19. Jaminan sosial
20. Kebebasan sesuai hukum
21. Bantuan hukum dan bantuan lain

Anak juga berhak untuk mendapatkan perlindungan dari:

22. Perlakuan diskriminasi


23. Ekploitasi ekonomi maupun seksual
24. Penelataran
25. Kekejaman, kekerasan,penganiayaan
26. Ketidakadilan
27. Perlakuan salah lainnya
28. Penyalahgunaan dalam kegiatan politik
29. Pelibatan dalam sengketa bersenjata
30. Pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan
31. Pelibatan dalam peperangan

43
32. Sasaran penganiayaan dan penjatuhan hukuman yang tidak
manusiawi.

c. Perlindungan Anak
Perlindungan anak mendapat jaminan kepastian
hukum karena itu punya hak untuk mendapat hak-
haknya agar bisa hidup lebih baik. Untuk itu lah,
berdasarkan ketentuan Pasal 28 B ayat (2) Undang-
Undang Dasar 1945 ditegaskan bahwa :
“Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

Ketentuan tersebut telah memberikan landasan


yang kuat bahwa anak berhak untuk hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak untuk memperoleh
perlindungan dari kekerasan, eksploitasi dan
diskriminasi. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari
masyarakat dunia mempunyai komitmen untuk
menjamin terpenuhinya hak anak dan perlindungan
anak yang merupakan bagian dari hak asasi manusia,
antara lain hak untuk hidup, kelangsungan hidup,
tumbuh kembang, berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi demi terwujudnya anak Indonesia yang
sejahtera, berkualitas dan terlindungi
Pengertian mendasar pemenuhan hak anak dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang

44
Perlindungan Anak sebagai berikut:
“Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

a. Pemenuhan Hak Anak


Pemenuhan hak anak sangat penting dalam
menentukan kualitas kehidupan anak- anak
kedepannya, karena anak tidak hanya dilindungi oleh
negara, dan agama. Akan tetapi, orang tua serta
keluarga wajib melindungi anak sebagai orang proaktif
dalam setiap harinya. Demikian, anak dapat bertumbuh
dan berkembang dengan maksimal.
Pemenuhan hak anak menurut Hadiwijoyo (2010,
p.19) merupakan kewajiban yang mendasar bagi
Indonesia, dan sebagai kerangka penyadaran semua
pihak akan pentingnya hak-hak anak, perencanaan
pembangunan yang responsif terhadap anak khususnya
yang terkait dengan norma standart, prosedur, dan
kriteria, maka salah satu kebijakan dan program di
tingkat nasional adalah kebijakan Kota Layak Anak,
yang merupakan pedoman dalam penyelenggaraan
pembangunan yang peduli terhadap anak., pemenuhan
kebutuhan anak, dan kepentingan terkait anak.

45
b. Prinsip-Prinsip Hak Anak

1) Prinsip inalienabilitas (tak terenggutkan). Prinsip


ini menyatakan bahwa hak asasi melekat dalam
diri anak. Hak anak bukanlah pemberian dan
karenanya tidak bisa dicabut bahkan oleh
pemerintah sekalipun.

2) Prinsip universalitas (non diskriminasi). Prinsip ini


menyatakan bahwa setiap anak terlepas dari ras,
warna kulit, jenis kelamin, agama, kebangsaan,
atau status lainnya, memiliki hak-hak yang sama.

3) Prinsip indivisibiltas (kesatuan hak asasi) dan


interdepedensi (saling bergantung). Prinsip ini
menyatakan bahwa setiap hak adalah satu
kesatuan. Semua hak asasi saling terkait satu
dengan yang lainnya. (Farid, 2010, p.8)
B. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi dalam penelitian ini ditulis ke dalam VI
BAB, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian Terdahulu,
Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan menjelaskan Landasan Teori
mengenai evaluasi kinerja, pengunaan RPTRA,

46
kebijakan publik, pemenuhan hak anak, Kajian
Pustaka, Kerangka Berpikir.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Bab ini menjelaskan profil dari RPTRA Anggrek,
program kerja, gambaran umum kegiatan, serta hal
lainnya yang berkaitan dengan RPTRA.
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini membahas hasil temuan dan data yang
mendukung penelitian mengenai evaluasi kinerja
RPTRA, disertai dengan kutipan wawancara dari
beberapa informan.
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai keterkaitan antara
teori, analisis data, dan hasil temuan yang
diperoleh selama peneliti melakukan penelitian.
BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Bab ini membahas Kesimpulan, Implikasi dan
Saran dengan tujuan untuk penelitian selanjutnya
serta saran, Daftar Pustaka dan Lampiran-lampir

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

A.

47
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka
berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antar variabel independen dan
dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan
intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel
itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma
penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan
paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berfikir (Sugiyono, 2010, p.60).

48
BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya
Berdasarkan kewajiban pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan hak-hak anak munculah kebijakan untuk
membangun ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan
anak-anak untuk bermain, belajar, dan mengembangkan
potensinya. Hal itu didasarkan karena perkembangan anak
perlu mendapat perhatian dan perlindungan. Maka RPTRA
inilah wujud dari upaya pemerintah dalam memenuhi hak-hak
anak. Dalam mendukung pembangunan dan pengembangan
RPTRA Anggrek Bintaro, pemerintah menetapkan kebijakan
PERGUB No. 123 Tahun 2017 mengenai RPTRA.
RPTRA merupakan wadah khusus yang memfasilitasi
anak-anak yang terdiri dari berbagai aktifitas, kegiatan, dan
sarana-prasarana yang dapat menjadi bekal anak di masa
depan serta sebagai jaminan kesejahteraan anak, maka sebagai
instansi yang dapat mewadahi, memfasilitasi, serta memenuhi
kebutuhan anak, hal ini akan menjadi sangat penting bagi anak
sebagai generasi penerus bangsa. Maka dari itu Pemerintah
DKI Jakarta menetapkan peraturan gubernur yang terkait
dengan komitmen Pemerintah dalam upaya memenuhi hak-hak
anak.

49
Melalui penetapan peraturan tersebut, maka peran RPTRA
yaitu mampu untuk melakukan perubahan lingkungan anak
guna menciptakan lingkungan yang ramah anak sebagaimana
di rumuskan dalam PERGUB No. 123 Tahun 2017, yaitu :

“Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sebagai


pengembangan dari kebijakan Kota Layak Anak menjadi
strategi penting pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan
mengintegrasikan seluruh komitmen dan potensi sumber
daya para pihak baik pemerintah, masyarakat maupun
dunia usaha melalui sistem perencanaan yang
komprehensif, menyeluruh dan berkelanjutan dalam
bentuk fasilitas fisik dan non fisik secara terpadu. Seluruh
kebijakan dan langkah strategis ini dilakukan dalam
rangka memenuhi kebutuhan hak-hak anak.”

B. Profil RPTRA Anggrek


RPTRA Anggrek Bintaro beralamat di Jl. Garuda Bawah,
RT.8/RW.12, Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12330, dibangun diatas lahan
seluas 1200m2 dengan luas bangunan 120m2 menggunakan
dana CSR dari PT. Metropolitan Kencana dan diresmikan
pada tanggal 20 Januari 2016.
RPTRA Anggrek dikelilingi oleh perumahan warga.
Memiliki dua akses utama di bagian timur dan utara. Tiap
sisinya dikelililingi pagar teralis besi yang memungkinkan
orang luar melihat keadaan dalam taman. Jalan yang besar
memudahkan pengunjung luar wilayah untuk mencapai
RPTRA ini.
Sebagai ruang terbuka yang fungsi utamanya sebagai
tempat bermain dan belajar untuk anak, RPTRA Anggrek

50
Bintaro telah memenuhi syarat ruang publik yang ramah
anak yaitu kecepatan pada jalan utama kurang dari
50km/jam, tidak terdapat lebih dari empat mobil yang
terparkir dalam jarak 20m dari pintu rumah, bangunan sekitar
kurang dari tiga lantai, tempat dapat dijangkau anak tanpa
bantuan orang tua, dan terdapat fasilitas untuk anak bermain
dan belajar (Baldo Blinkert, 2004, p.16).
C. Fasilitas RPTRA
1. Permainan edukatif indoor dan outdoor yang aman dan
ramah anak
2. Lapangan Olahraga
3. Ruang Laktasi
4. Posyandu
5. Perpustakaan
6. Wifi
7. Taman
8. Kebun gizi
9. Kebun obat-obatan
10. Kolam ikan
11. Pkk mart
12. Toilet
13. Toilet khusus penyandang disabilitas
14. Tempat sampah terpilah
15. Tempat cuci tangan
16. Tempat pertunjukan seni

51
D. Aspek Pelayanan dan Program RPTRA
Dalam setiap pelaksanaan pelayanan di RPTRA antara
lain sebagai berikut :
1. Pelayanan terhadap anak
2. Pelayanan terhadap masyarakat
3. Pelayanan terhadap kebencanaan
Program dan kegiatan yang dilaksanakan antara lain :
1. Pelayanan Terhadap Anak
a. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
b. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
c. Perpustakaan Anak
d. Edukasi Anak dan Orangtua
e. Kegiatan Olahrga untuk Anak.
f. Tempat Bermain Anak
g. Kegiatan Kreatif Anak
2. Pelayanan terhadap masyarakat
a. Kegiatan 10 program PKK
b. PKK Mart
c. Kegiatan masyarakat yang tidak berpotensi merusak
sarana dan prasarana yang ada di RPTRA
3. Pelayanan kebencanaan
a. Kegiatan komunikasi, informasi edukasi bencana,
rambu bencana
b. Tempat pengungsian sementara pasca bencana
c. Kegiatan trauma healing

52
E. Struktur Organisasi RPTRA
Bagan 3.1 Struktur Organisasi Pengurus RPTRA A

53
F. Tujuan RPTRA

Tujuan pembangunan RPTRA adalah untuk mewujudkan


ketertiban dan kepastian terhadap pengelolaan RPTRA, hal ini
merupakan model dan pola pemerintah yang mempunyai
sikap peduli serta berkomitmen untuk melindungi hak anak,
karena itu hak anak bisa dengan mudah hidup bertumbuh dan
berkembang serta berpartisipasi secara optimal.
Adapun tujuan dari pembentukan RPTRA adalah bentuk
komitmen dan partisipasi antara pemerintah provinsi DKI
Jakarta dengan masyarakat, terutama orangtua anak-anak yang
ada di Kelurahan Bintaro.
G. Kedudukan, Tugas dan Fungsi RPTRA

1. Kedudukan
Dalam konteks administratif kedudukan RPTRA
dibentuk dan dibangun atas dasar pemerintah daerah dan
dikelola melalui partisipasi masyarakat setempat untuk
kepentingan publik yang akan dimultifungsikan.
2. Tugas
Tugas-tugas yang difungsikan oleh RPTRA sebagai
berikut :
a. Penyediaan ruang terbuka yang bisa memenuhi hak-
hak anak agar mendapat kehidupan yang layak
sehingga mampu bertumbuh dan berkembang
b. Penyediaan sarana prasarana dari pemerintah serta
peran masyarakat terhadap pemenuhan hak-hak dasar
seorang anak

54
c. Penyediaan sarana prasarana untuk pengembangan
Kota Layak Anak
3. Fungsi
Dalam menjalankan fungsi RPTRA, antara lain
sebagai berikut :
a. Tempat terbuka publik
b. Tempat interaksi masyarakat, yang bisa
meningkatkan tumbuh kembang seorang anak
c. Sarana dan prasarana dari pemerintah yang dapat
memenuhi hak-hak anak, karena itu adalah bagian
dari aspek pengembangan Kota Layak Anak

55
BAB IV
TEMUAN DATA

Pada bagian ini akan diuraikan hasil-hasil temuan lapangan


yang diperoleh peneliti melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di saat informan sedang
melaksanakan kegiatan dan program rutin di RPTRA Anggrek.
Penliti melakukan evaluasi dengan mengunjungi lokasi tersebut,
dan mencari informan yang rutin berkunjung, khususnya
informan yang rutin mengikuti kegiatan di RPTRA.
A. Identitas Informan
Dalam mencari informan, peneliti mengambil satu
informan utama yang merupakan salah satu pengelola
RPTRA serta 6 informan pendukung yang terdiri dari 3 anak-
anak penerima manfaat dan 2 orang tua penerima manafaat
program-program RPTRA. Peneliti merangkum profil
informan dalam bentuk tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Identitas Informan
No. Nama Alasan Memilih Informan Status
Informan
1. Ida Merupakan salah satu dari Koordinator
lima orang pengelola. Saya Pengurus
pertama kali berkunjung ke RPTRA
RPTRA itu bertemu dengan Anggrek
ibu ida ini, dan seterusnyai
ibu ida yang paling aktif
memberikan informasi
mengenai segala hal yang
berkaitan dengan RPTRA.
Maka dari itu saya menjadi
bu Ida sebagai informan

56
dalam penelitin ini.
2. TN Merupakan satu dari 20 anak Peserta
yang mengikuti program Kegiatan
bimbingan belajar. TN juga Bimbingan
anak yang memiliki prestasi Belajar
dan terlihat paling dominan
diantara teman-temannya.
3. TR Merupakan ibu yang anaknya Peserta
mengikuti posyandu, salah Kegiatan
satu dari 50 peserta posyandu. Posyandu
Ibu yang sangat perhatian
dengan anaknya, dan juga
informatif saat diajak
berbicara.

4. SA Merupakan ibu yang ikut Peserta


penyuluhan ibu dan anak, Kegiatan
rutin mengikuti kegiatan. Penyuluhan
Salah satu peserta dari 25 Ibu dan
peserta penyuluhan ibu dan Anak
anak.
5. Merupakan salah satu anak Peserta
AN dari 60 anak yang mendapat Tebus
manfaat dari program tebus Pangan
pangan murah. Anak yang Murah
mengambil sendiri bahan-
bahan makanan yang ingin
ditebus. Karena kebanyakan
yang lainnya diwakilkan oleh
orangtuanya.

6. NW Merupakan salah satu anak Peserta


dari 20 peserta menari, sudah Kegiatan
cukup lama mengikuti Menari
program ini.
1) Temuan Lapangan
Pada bab ini peneliti menggunakan metode evaluasi
program CCIP yang dimana proses evaluasi dibagi menjadi

57
empat bagian evaluasi yang terdiri dari evaluasi koteks,
zevaluasi masukan, evaluasi proses, dan evaluasi produk.
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
Evaluasi konteks betujuan untuk menjawab
pertanyaan hal apa yang perlu dilakukan. Evaluasi ini
menilai dan mengidentifikasi kebutuhan yang mendasari
disusunnya suatu program.
a. Kebutuhan Pemenuhan Hak Anak
RPTRA merupakan program yang dibentuk oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai salah satu
upaya untuk mewujudkan Ibukota DKI Jakarta ini
menjadi Kota Layak Anak (KLA). RPTRA juga
merupakan bentuk respon dari Pemerintah terhadap
permasalahan tidak adanya ruang untuk anak
bermain, belajar, seta mengembangkan minat dan
bakat.
Ibu Ida selaku pengelola RPTRA menjelaskan
mengenai awal pembentukan RPTRA Anggrek
Bintaro Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan
beliau :

“RPTRA Anggrek Bintaro ini beridirinya


tanggal 20 Januari 2016 dengan dana CSR dari
PT. Metropolitan Kencana. RPTRA sendiri kan
program dari Pemprov DKI yang tujuan
awalnya itu menyediakan ruang publik yang
diharapkan memiliki fungsi lebih dari sekedar
ruang terbuka hijau, tetapi juga sebagai salah
satu cara Pemerintah mewujudkan DKI Jakarta

58
sebagai Kota Layak Anak” (Ibu Ida, Januari
2020).
b. Legalitas Program
Dalam pembangunan dan pelaksanaan
RPTRA, petunjuk pelaksaan RPTRA yang sesuai
dengan tujuan pemerintah berperan dalam
menerbitkan peraturan, maka dari itu pemerintah
Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan PERGUB No.
123 Tahun 2017 mengenai Pengelolaan dan Sarana
Prasarana Ruang Publik Terpadu Ramah Anak.
Sebagaimana yang dijelaskan berikut ini:
“RPTRA Anggrek Bintaro dalam menjalankan
kegiatan selalu mengikuti aturan PERGUB No.
123 Tahun 20176, sehingga program dan
kegiatannya sesuai dengan aturan tersebut.
Jadi lingkungan disini dan programnya juga
harus ramah terhadap anak karena mengikuti
aturan. Contohnya disini tersedia fasilitias
untuk anak bermain dan belajar, tersedia
program untuk hak-hak anak, dan juga tidak
boleh ada asap rokok di lingkungan sekitar sini.
Tanaman pun tidak boleh yang berduri, anak-
anak harus berpakaian yang sopan ketika
berkunjung kesini. Jadi semuanya memang
benar-benar harus ramah anak, walaupun
RPTRA tidak hanyak untuk anak saja tapi bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Namun
tetap orang dewasa yang berkunjung juga
harus tetap mematuhi aturan yang sudah
ditetapkan” (Ibu Ida, Januari 2020).

c. Dukungan Lingkungan

59
Kemudian dijelaskan juga bagaimana
dukungan dari masyarakat sekitar terhadap
keberadaan RPTRA Anggrek, yang terdapat di
kutipan wawancara berikut ini :
“Masyarakat antusias dengan adanya RPTRA,
anak-anak jadi punya tempat untuk main. Jadi
para orangtua tidak perlu khawatir lagi.
Karena anak-anak bermain di RPTRA dengan
pengawasan pengelola. Anak-anak juga dapat
belajar dan memanfaatkan fasilitas yang ada.
Apalagi jarak dari pemukiman sangat dekat,
jadi anak-anak bisa jalan kaki ke RPTRA tanpa
perlu menggunakan kendaraan” (Ibu Ida,
Januari 2020).
d. Tujuan Program
Adapun jenis-jenis program yang disediakan
RPTRA untuk memenuhi hak-hak anak dan untuk
mewujudkan Kota Layak Anak dijelaskan oleh
Ibu Ida sebagai berikut :
“Untuk program dan kegiatan di RPTRA
sendiri sebenarnya ada banyak dan luas untuk
semua lapisan masyarakat tapi kalau untuk
anaknya ada beberapa program yang fokus
untuk anak mengembangkan minat dan bakat.
Program yang pertama ada posyandu yaitu
wadah untuk anak-anak melakukan cek
kesehatan, yang kedua ada program bimbingan
belajar untuk membantu anak-anak bisa belajar
dengan bimbingan dari RPTRA, yang ketiga
program penyuluhan ibu dan anak yang
tujuannya mengedukasi para ibu dan anak,
yang keempat program tebus pangan murah
yang dapat dimanfaatkan oleh anak yang
memiliki KJP (Kartu Jakarta Pintar) untuk
membeli bahan pangan dengan harga murah,

60
dan yang terakhir yaitu program menari yang
tujuannya untuk melatih bakat anak dalam
bidang seni tari” (Ibu Ida, Januari 2020).
e. Identifikasi Latar Belakang
Ibu Ida menjelaskan latar belakang
dibangunnya RPTRA di Kelurahan Bintaro ini dan
masalah apa saja yang ada di lingkungan RPTRA
Anggrek Bintaro ini. Seperti keterangan di bawah
ini:

“Berdirinya RPTRA di kelurahan ini pada


dasarnya karena padatnya penduduk dan
kurangnya taman untuk anak-anak bermain,
dan juga pemukiman disini termasuk
lingkungan kumuh, dan dibangunlah RPTRA ini
agar anak-anak memiliki tempat yang layak
untuk bermain banyak masyarakat yang
berprofesi menjadi pemulung, hal itu membuat
pendidikan mereka rendah untuk mendidik
anak-anak merak, maka dengan adanya RPTRA
sebagai wadah untuk mendidik anak agar
menjadi lebih baik dan juga mendidik para
orangtua cara pola asuh yang baik dan benar”
(Ibu Ida, Januari 2020).

2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)

Evaluasi input terdiri dari 2 indikator yaitu sumber


daya manusia, dan sarana prasarana RPTRA sebagai
strategi program dalam mewujudkan pemenuhan hak-hak
anak.
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di dalam Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak (RPTRA) terdiri dari

61
pelaksana program dan penerima manfaat. Berikut
ini penjelasan mengenai sumber daya manusia
pada evaluasi input:

1) Pelaksana Program

Sumber daya manusia di dalam Ruang Publik


Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Anggrek Bintaro
terdiri dari Lurah, Tim Penggerak Pemberdayaan
dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), tim
pembina RPTRA, tim pelaksana RPTRA, tim
teknis rekruitmen pengelola RPTRA, dan
pengelola RPTRA. Para pelaksana program saling
berkaitan sesuai dengan PERGUB No. 123 Tahun
2017.

Ibu Ida selaku pengelola RPTRA menjelaskan


mengenai struktur di dalam pengelolaan RPTRA
yang dikutip dalam wawancara berikut ini:

“Urutan struktur kepengurusannya itu seperti


ini, Lurah sebai ketua pengelola RPTRA,
kemudian ada ketua TP PKK, koordinator,
sekertaris, bendahara, seksi humas, seksi
sarana prasarana, dan seksi ekonomi” (Ibu Ida,
Januari 2020).

Ibu Ida juga menuturkan terkait pengangkatan


pengelola RPTRA yaitu:

62
“Syarat yang paling utama ya sehat secara
jasmani dan juga rohani, mampu bekerja di
luar jam kerja. Misalnya ada rapat atau
kegiatan di luar RPTRA dan setelahnya harus
kembali bekerja, nah itu harus siap. Dapat
mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan,
diutamakan yang domisilinya dekat dengan
RPTRA Anggrek Bintaro untuk menghindari
adanya keterlambatan” (Ibu Ida, Januari 2020)
Selain itu dijelaskan pula mengenai tugas
pengelola RPTRA yaitu sebagai berikut :

“Setiap pagi membuka gerbang dan


menutupnya ketika jam RPTRA sudah tutup,
mengawasi anak-anak yang bermain, kami juga
memberikan edukasi agar anak memiliki
perubahan yang baik saat berkunjung ke
RPTRA seperti membuang sampah pada
tempatnya, bertanggung jawab ketika bermain
menggunakan fasilitas disini, tidak
mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Jadi
disini kami tidak hanya fokus pada pekerjaan
saja. Kami disini bertugas ya jadi orangtua
mereka disini, jadi gimana caranya anak-anak
juga nyaman dan bisa dekat sama kita. Supaya
kita ngajarin dan ngawasinnya bikin mereka
mau untuk terus datang kesini” (Ibu Ida,
Januari 2020).
Sumber daya manusia di RPTRA Anggrek Bintaro
ini dinilai cukup kompeten karena sudah diberikan
pelatihan dan pembekalan tugas dan fungsinya masing-
masing seperti kutipan wawancara berikut ini:

“Iya jadi untuk seluruh pengelola kami dikasih


pelatihan tentang tugas-tugas sama tentang
RPTRA juga jadi buat bekal kami selama jadi
pengelola RPTRA” (Ibu Ida, Januari 2020).

63
2) Penerima Manfaat

Penerima manfaat yaitu masyarakat baik


orangtua maupun anak-anak yang berkunjung dan
mengikuti program yang diadakan RPTRA.

Berikut ini penjelasan pengelola mengenai anak-


anak yang mengikuti program di RPTRA:

“Anak-anak disekitar sini cukup aktif untuk ikut


tiap program yang diadakan. Karena kan
mereka mainnya disini pasti tiap ada kegiatan
ya mereka mau untuk ikut” (Ibu Ida, Januari
2020).
Beberapa anak juga menuturkan kalau mereka
ikut program di RPTRA, seperti kutipan berikut ini:

“Iya aku ikut bimbel disini, jadi kalau ada pr


yang gangerti aku minta bantuan ajarin sama
ibu disini”(TN, Februari 2020).
“Aku juga baru daftar nari nih.”(NW, Februari
2020).
b. Sarana dan Prasarana

Untuk menjalankan program-program yang ada


maka diperlukan sarana dan prasarana sebagai
penunjang. Dari segi kelengkapan, sarana dan
prasarana di RPTRA Anggrek Bintaro sudah lengkap
dan sesuai dengan standarisasi sarana dan prasarana
RPTRA yang tercantum dalam PERGUB No. 123
Tahun 2017.

Tabel 4.2 Fasilitas RPTRA Anggrek Bintaro

64
No. Nama Fasilitas
1. Perpustakaan
2. Lapangan olahraga
3. Posyandu
4. Permainan edukatif anak indoor dan outdoor
5. Ruang laktasi
6. Wifi
7. Kebun Gizi dan Obat-obatan
8. Kolam ikan
9. Jalur refleksi
10. Pkk Mart
11. Toilet
12. Tempat sampah
13. Tempat cuci tangan
14. Aula

Gambar 4.1 Tempat cuci tangan Gambar 4.2 Jalur refleksi

65
Gambar 4.3 Lapangan Gambar 4.4 Tempat serbaguna

Gambar 4.5 Kolam ikan Gambar 4.6 Kebun Sayur dan


tanaman obat

Gambar 4.7 PKK Mart Gambar 4.8 Perpustakaan

66
Gambar 4.9 Aula Gambar 4.10 Tempat bermain

Gambar 4.11 Dapur Gambar 4.12 Gudang

Gambar 4.13 Kamar mandi Gambar 4.14 Ruang Laktasi

67
Data diatas sesuai dengan hasil wawancara dengan
pengelola RPTRA sebagai berikut:
“Fasilitas di sini sudah mengikuti standarisasi dari
PERGUB 123. Yaitu, lapangan olahraga,
perpustakaan, aula, taman bermain, ruang laktasi
dan di sana juga ada kolam ikan, kebun gizi dan
kebun tanaman obat” (Ibu Ida, Januari 2020).

Sebagian anak yang rutin mengikuti program di RPTRA


juga menuturkan terkait fasilitas yang ada di RPTRA:
“Enak disini mainannya lengkap, ada
perosotan, ayunan, jungkat-jungkit, kalau mau
main futsal juga ada lapangan sama
gawangnya” (NW, Februari 2020).

“Ada perpustakaan buat baca buku, ada kolam


ikan, kebun sayuran, batu refleksi, lapangan,
sama taman bermain” (TN, Februari 2020).
“ada aula kalo lagi ada kegiatan atau lagi
bimbel, ada lapangan, ada taman, ada mainan”
(AN, Februari 2020).

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)

a. Pelaksanaan Program
Peran RPTRA untuk memfasilitasi anak-anak dalam
bermain, belajar, serta mengembangkan minat dan
bakatnya maka dibentuklah program-program yang dapat
menunjang pemenuhan hak anak tersebut. Seperti yang
dijelaskan pengelola RPTRA berikut ini:

“Di RPTRA sendiri sebenarnya ada banyak


sekali programnya karena sasarannya luas
tidak hanya untuk anak saja. Tapi karena ini
fokusnya lebih ke anak ya jadi kalo untuk anak

68
tuh ada 5 program yang disediakan. Ada nari,
posyandu, tebus pangan, bimbel, sama
penyuluhan untuk ibu dan anak” (Ibu Ida,
Januari 2020).
Setiap program yang diikuti oleh anak-anak
merupakan wujud dari pemenuhan hak anak yang
telah difasilitasi oleh RPTRA, pengelola RPTRA
menuturkan sebagai berikut:

“Pelaksanaan program RPTRA dilakukan rutin


ada yang seminggu sekali seperti bimbel, menari,
dan penyuluhan. Sedangkan posyandu dan tebus
pangan diadakan satu bulan sekali. Program di
RPTRA juga bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan anak, dari minat baca, melatih minat
dan bakat, serta dari segi pemenuhan hak
mendapatkan pendidikan dan kesehatan” (Ibu
Ida, Januari 2020).
Dengan adanya program dari RPTRA anak dapat
memanfaatkan waktu liburnya untuk melakukan
kegiatan yang bermanfaat, seperti yang diucapkan oleh
pengelola RPTRA berikut ini:

“Setiap program dilakukan di hari yang bukan


hari sekolah. Program yang dilakukan rutin
setiap minggu seperti bimbel itu hari sabtu jam
10 pagi, menari hari sabtu jam 1 siang,
penyuluhan ibu dan anak minggu jam 10 pagi.
Sedangkan program yang diadakan sebulan
sekali yaitu posyandu dan tebus pangan itu
biasanya diadakan pada hari sabtu” (Ibu Ida,
Januari 2020).
Pelaksanaan program diatur oleh pengelola
RPTRA agar tidak mengganggu kegiatan sekolah

69
sehingga anak-anak dapat mengikuti program dengan
baik dan tidak merasa terbebani. Pengelola RPTRA
memiliki tanggung jawab untuk mengatur jam bermain
anak sehingga tidak ada jadwal yang berbenturan.
Berikut ini adalah jenis-jenis program di RPTRA dan
pelaksanaannya:

1) Posyandu
Program ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali
di minggu ke tiga. Posyandu sendiri sebenarnya sudah
lebih dulu ada sebelum adanya RPTRA. Namun ketika
sudah ada RPTRA Anggrek, posyandu jadi program
yang terdapat di dalam RPTRA. Hal itu bertujuan
untuk memenuhi hak anak untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
Cek kesehatan dilakukan oleh 10 petugas
posyandu yang dibagi tugasnya menjadi pendaftaran,
pengukuran tinggi, lingkar kepala, dan berat badan
anak, pemberian imunisasi, pemberian pangan bergizi ,
vitamin dan obat cacing. Di RPTRA Anggrek ini ada
sekitar 60 anak yang rutin mengikuti posyandu kisaran
usia 0 bulan sampai 6 tahun.
Program posyandu ini dibutuhkan oleh anak-anak
untuk mengoptimalkan pengecekan kesehatan pada
anak sejak dini sehingga hak anak dapat terpenuhi.

70
Gambar 4.15 Cek tinggi badan Gambar 4.16 Cek berat badan

Gambar 4.17 Pembagian Makanan Gambar 4.18 Wawancara

dan buah

Berikut ini adalah respons dari salah satu orang tua


yang rutin mengajak anaknya mengikuti program
posyandu:

71
“Anak saya udah ikut posyandu disini sekitar
dari usia 6 bulan. Sekarang udah 1,5 tahun ya
kalau gaada kendala pasti disempetin ke
posyandu kalau udah waktunya. Kan Cuma
sebulan sekali ini, saya ngerasanya ini ya
bermanfaat buat kesehatannya anak saya
kedepannya. Kan biar tau juga sama biar
diimunisasi juga”(TR, Februari 2020).
Pelayanan dalam sebuah program sangat penting agar
dapat memberikan kepuasan dan manfaat bagi penerima
manfaat. Berikut ini adalah respon salah satu orangtua yang
anaknya mengikuti program posyandu mengenai pelayanan
posyandu di RPTRA Anggrek:

“Pelayanannya ya bagus karena pembagian


vitaminnya selalu rutin, keika menjelaskan hasil
pengkuruan anak saya juga cukup komunikatif,
makin lengkap juga karena setelah selesai selalu
dikasih makanan bergizi dan buah” (TR,
Februari 2020).
2) Bimbingan Belajar
Program ini sudah berjalan dari tahun lalu, bertujuan
untuk membantu anak-anak lebih memahmi pelajaran
ketika kurang paham dengan pelajaran saat di sekolah.
Anak-anak juga bisa mengerjakan tugas dari sekolah
ketika bimbingan belajar, mata pelajaran yang diajarkan
yaitu pelajaran dari tingkat SD sampai SMP.
Para pengelola bekerjasama dengan sekolah-sekolah
sekitar RPTRA untuk mensosialisasikan bahwa di RPTRA
ada program untuk ada bisa mendapatkan bimbingan
belajar secara gratis.

72
Tujuan dari adanya program ini adalah agar anak-
anak mendapatkan bimbingan belajar tanpa perlu
memikirkan biaya. Program ini juga sebagai bentuk untuk
mewujudkan pemenuhan hak anak dalam bidang
pendidikan.
Namun disini belum tersedia PAUD untuk anak-anak
yang masih diusia batita dan balita. Jadi dengan adanya
bimbingan belajar ini juga bisa membantu para orang tua
agar anaknya mendapatkan hak pendidikan.

Gambar 4.19 Membacakan Gambar 4.20 Mengajari Soal

kisah nabi

Berikut ini manfaat yang dirasakan salah satu anak


ketika mengikuti bimbingan belajar:

“Bermanfaat banget ka soalnya kadang di


sekolah ada pelajaran yang aku kurang bisa
kaya bahasa inggris, kan kalo di rumah
bingung nanya sama siapa. Tapi karena ada
bimbel ini jadi bisa belajar bahasa inggris.
Bisa bawa tugas sekolah juga jadi lebih mudah
ngerjainnya” (TN, Februari 2020).

73
3) Penyuluhan Ibu dan Anak
Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi
terhadap ibu dan anak mengenai banyak hal.
Tujuannya agar menambah wawasan ibu sehingga ibu
akan tau apa saja hal-hal yang perlu di edukasi
kepada anak. Beberapa kegiatan penyuluhan ibu dan
anak yang pernah dilakukan seperti trauma healing
ketika DKI Jakarta terkena musibah banjir.
Anak-anak pasti ada yang mengalami trauma
karena rumahnya juga terkena bencana banjir.
Trauma healing tersebut dilakukan dengan tujuan
menghilangkan trauma anak terhadap banjir serta
mengajak anak melakukan kegiatan yang
menyenangkan seperti menyanyi bersama-sama.

Kemudian ada penyuluhan mengenai belajar


merangsang motorik anak, jadi ibu akan mengarahkan
anak-anaknya untuk bermain dengan buku yang
sudah didesain khusus untuk merangsang motorik
anak, dan di bukunya juga anak akan dikenalkan
dengan nama-nama warna.

Yang terakhir ada penyuluhan mengenai cara


mengatasi jika tabung gas bocor dan mengeluarkan
api. Pada penyuluhan tersebut, RPTRA bekerja sama
dengan DAMKAR dalam memberikan penjelasan dan
prakteknya.

74
Gambar 4.21 Pemberian Materi Gambar 4.22 Penyuluhan dari

DAMKAR

Berikut ini adalah respon dari salah satu orangtua yang


rutin mengikuti program penyuluhan ibu dan anak:

“Dengan adanya penyuluhan ibu dan anak ini


sangat bermanfaat untuk menambah wawasan
bagi para ibu, terutama ibu rumah tangga jadi
bisa punya kegiatan bareng sama anak. Anak
juga jadi dapat pengetahuan dan pengalaman
baru”(SA, Februari 2020)
4) Tebus Pangan
Program tebus pangan diperuntukan salah satunya
bagi anak-anak yang memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP).
Program ini diadakan sebulan sekali. Pembayarannya
menggunakan atm bank DKI yang bekerjasama dengan
KJP, jadi tidak bisa membayar secara tunai.
Bahan-bahan makanan yang tersedia untuk bisa di
tebus diantaranya yaitu susu, telur, beras, minyak, daging
ayam, dan daging sapi. Harga yang ditawarkan sangat
terjangkau jauh dari harga pasaran. Program ini juga

75
bantuan dari Pemerintah yang bekerjasama dengan
RPTRA.
Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat
yang ekonominya kurang mampu agar dapat membeli
bahan pangan dengan murah. Hal ini juga sebagai wujud
dari pemenuhan hak anak.

Gambar 4.23 Antrian tebus pangan

Berikut ini adalah respon dari salah satu anak yang


menerima manfaat dari program tebus pangan:

“Alhamdulillah ka karena aku punya KJP jadi


bisa ikut tebus murah ini, jadi bisa ngeringanin
mama ngeluarin uang buat beli bahan
makanan. Lumayan buat stock makanan di
rumah, paling biasanya aku sama mama nebus
susu, telur, sama minyak, kadang juga ayam.”
(AN, Februari 2020).
5) Menari

Program menari ini diikuti oleh anak-anak yang rutin


berkunjung ke RPTRA, program ini bertujuan untuk

76
mengembangkan bakat, meningkatkan keterampilan anak,
serta mengenalkan anak kepada budaya Indonesia.
Tari tradisional ondel- ondel yang berasal dari Betawi
yang dipilih sebagai jenis tarian yang dipelajar dan dilatih,
yang dilatih oleh pelatih tari dari sanggar yang dilakukan
pada hari Sabtu pukul 10.00 WIB.

Program ini menjadi salah satu kebutuhan bagi anak-


anak untuk mengoptimalkan perkembangan, pertumbuhan,
dan keterampilan untuk mencapai pemenuhan hak-hak
anak.
Berikut ini respon dari salah satu anak yang
mengikuti program menari:
“Sebelumnya udah pernah ikut nari disini, tapi
sekarang daftar lagi soalnya masih pengen
belajar nari lagi disini. Karena kalau nanti udah
jago nari bisa ikut lomba dan jadi anak yang
berprestasti” (NW, Februari 2020).

4. Evaluasi Produk (Product Evaluation)


a. Pencapaian Program
Dari program-program yang ada di RPTRA,
pencapaian yang ingin dicapai yaitu pemenuhan hak
anak. Karena latar belakang berdirinya RPTRA didasari
ingin mewujudkan Kota Layak Anak. Jadi untuk
mencapai itu, pemenuhan hak anak harus tercapai
terlebih dahulu agar bisa terwujud menjadi Kota Layak
Anak. Berikut kutipan wawancaranya:
“ Dengan adanya program di RPTRA ini
diharapkan bahwa hak-hak anak dapat

77
terpenuhi. Mulai dari hak bermain, belajar,
meningkatkan minat dan bakat, hak
kesehatann, hak pendidikan, dan yang
lainnya” (Ibu Ida, Januari 2020).
b. Dampak Program
Dampak dari program-program RPTRA kepada
anak-anak terlihat sangat positif, yaitu sebagai berikut:
1) Meningkatkan kemapuan anak
2) Mengembangkan minat dan bakat anak
3) Menumbuhkan minat baca dan belajar anak
4) Menambah wawasan bagi ibu dan anak
5) Membantu masyarakat untuk bisa membeli bahan
pangan dengan murah
6) Terpenuhinya hak-hak anak dari segala bidang
Pernyataan ini dirangkum dari beberapa testimoni
penerima manfaat program ketika di wawancarai, berikut
kutipannya:
“Karena ada RPTRA aku jadi bisa
ngembangin bakat nari aku” (NW, Februari
2020).

“Dengan adanya RPTRA ya jadi nambah


wawasan, anak jadi terasah kemampuannya”
(Ibu Tri, Februari 2020).

“Aku suka belajar di RPTRA soalnya baik-baik


yang ngajar dan sabar ngajarinnya sampai aku
ngerti” (TN, Februari 2020).

“Membantu banget kak program tebus pangan


buat beli bahan makanan jadi lebih murah dan
pakai KJP juga jadi orangtua ga keluar uang”
(AN, Februari 2020).

78
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Program Ruang Publik Terpadu
Ramah Anak (RPTRA) Anggrek Bintaro
Variabel Indikator Keterangan
Evaluasi Konteks (Context Evaluation)

Mengidentifikasi Relevansi Pelayanan yang


kebutuhan yang diberikan RPTRA dapat
melatarbelakangi dikatakan sudah cukup
disusunnya suatu baik karena sudah
prorgram. melaksanakan program-
program yang dapat
memenuhi hak-hak anak.

Evaluasi Masukan (Input Evaluation)

Menilai kualitas Ketersediaan Penyediaan sumber


aspek–aspek untuk daya seperti tenaga
perencanaan program pengajar, pelatih
dan menganalisis menari masih kurang.
sumber daya manusia Seluruh sumber daya
dan sarana prasarana manusia yang terlibat
yang menunjang dalam pelaksanaan
pelaksanaan program program RPTRA
seharusnya men-
dapatkan pelatihan
mengenai RPTRA.
Jadi tidak hanya

79
pengelola saja. Namun
terlepas dari
kurangnya sumber
daya manusia, kualitas
pelayanan yang
diberikan oleh sumber
daya manusia di
RPTRA sudah cukup
baik karena selalu
bersedia men-
dampingi, selalu
informatif, ramah, dan
juga melayani sesuai
aturan yang berlaku.
Sarana dan prasarana
sebenarnya juga sudah
sesuai aturan, hanya
perlu penambahan
mainan edukasi dan
penambahan jumlah
mainan agar lebih
lengkap. PAUD juga
seharusnya diadakan
karena itu ada diatur
di dalam PERGUB
No. 123 Tahun 2017

80
Tentang Pengelolaan
dan Sarana dan
Prasarana RPTRA.
Evaluasi Proses (Process Evaluation)

Melihat sejauh mana Upaya dan Pelaksanaan program-


pelaksanaan program ketersediaan program RPTRA
dan memperbaiki dinilai sudah cukup
aspek-aspek yang tidak baik, karena pengelola
sesuai dalam selalu melakukan
pelaksanaan. pendampingan dan
pengawasan. Hanya
saja perlu lebih
terstruktur lagi setiap
programnya. Jadi
setiap program ada
koordinatornya dan
pengajar juga
seharusnya ditambah
yang memang
profesional menjadi
pengajar. Aspek yang
kurang sesuai masih
ada jadwal program
yang suka berubah,
hal itu harus
diperbaiki agar

81
penerima manfaat
tidak kehilangan
minat mengikuti
program di RPTRA.

Evaluasi Produk (Product Evaluation)

Mengidentifikasi hasil Dampak Manfaat yang


yang dirasakan dirasakan dapat dilihat
penerima manfaat dari hasil tiap
dengan adanya program:
RPTRA. 1. Bimbingan belajar
Hasil dari program ini,
anak-anak menjadi
lebih paham tentang
pelajaran di sekolah,
anak-anak lebih bisa
bahasa inggris,
komunikasi anak-anak
lebih baik karena
terbiasa komunikasi 2
arah ketika sedang
belajar, beberapa anak
mendapatkan prestasi
di sekolahnya.

82
2. Posyandu
Dengan adanya
program ini, ibu
menjadi lebih
perhatian soal
kesehatan anak, anak
jadi jarang sakit
karena rutin
melakukan cek
kesehatan dan
konsumsi vitamin,
angka kematian bayi
dan balita di
lingkungan sekitar
RPTRA Bintaro
sangat rendah
cenderung tidak ada.
3. Penyuluhaan Ibu
dan Anak
Dengan adanya
program ini, hubungan
ibu dan anak menjadi
lebih dekat, ibu
memiliki wawasan
baru yang berguna
sebagai pola asuh

83
kepada anak yang
benar, anak
mendapatkan
wawasan baru diluar
akademik.

4. Tebus Pangan
Murah
Dengan adanya
program ini,
masyarakat yang
kurang mampu dapat
mengkonsumsi
makanan yang bergizi,
membantu untuk
mengurangi
pengeluaran untuk
membeli bahan
makanan.
5. Menari
Anak-anak dapat
mengembangkan
bakatnya dalam
bidang seni tari, anak-
anak mendapat
prestasi ketika

84
menang lomba, anak-
anak menjadi lebih
displin, anak-anak
mengurangi
pemakaian gadget
karena memiliki
kegiatan yang lebih
bermanfaat

85
BAB V
PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil dari penelitian


evaluasi program RPTRA Anggrek terhadap pemenuhan hak
anak di Jakarta Selatan. Hasil penelitian ini akan dikorelasikan
dengan teori yang terdapat di bab 2 yaitu teori model evaluasi
CCIP (Context, Input, Process, Product). Model evaluasi ini
mulai dikembangkan oleh Danile Stufflebeam pada tahun 1967.
Model CIPP terdiri dari empat jenis evaluasi yang pertama
evaluasi konteks, ada lima aspek yang diidentifikasi yaitu
kebutuhan, masalah, tujuan, lingkungan, dan legalitas program.
Kedua, evaluasi masukan yang menggunakan dua indikator yaitu
sumber daya manusia dan sarana prasarana. Ketiga, evaluasi
proses yang fokusnya pada pelaksanaan program. Terakhir yaitu
evaluasi produk yang mendiskripsikan hasil dari tiga evaluasi
sebelumnya (Farida, 2008, p.14-15).

A. Evaluasi Program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak


Anggrek Terhadap Pemenuhan Hak Anak di Jakarta Selatan
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
Evaluasi konteks dilakukan untuk melihat
kebutuhan yang melatarbelakangi terbentuknya RPTRA.
Pada evaluasi ini ada 5 indikator yang di evaluasi
yangyaitu:
a. Kebutuhan Hak Anak
Pemenuhan hak anak menurut Hadiwijoyo (2010,

86
p.19) merupakan kewajiban yang mendasar bagi
Indonesia, dan sebagai kerangka penyadaran semua
pihak akan pentingnya hak-hak anak, perencanaan
pembangunan yang responsif anak khususnya yang
terkait dengan norma standart, prosedur, dan kriteria,
maka salah satu kebijakan dan program di tingkat
nasional adalah kebijakan Kota Layak Anak, yang
merupakan pedoman dalam penyelenggaraan
pembangunan yang peduli terhadap anak, pemenuhan
kebutuhan anak, dan kepentingan terkait anak.
RPTRA sendiri dibentuk untuk memenuhi hak-hak
anak, RPTRA merupakan tempat yang memfasilitasi
kegiatan anak berupa bermain, belajar, serta
mengembangkan minat dan bakat. Sebenarnya tidak
hanya dapat dimanfaatkan oleh anak-anak saja,
melainkan orang dewasa hingga lansia dapat
memanfaatkan fasilitas yang ada di RPTRA. Namun
karena penelitian hanya berfokus pada anak, maka
yang akan dibahas peneliti adalah program untuk anak-
anak.
Tujuan dibentuknya RPTRA sendiri adalah
sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah DKI
Jakarta dalam pemenuhan hak-hak anak. Untuk itu
perlu diketahui apa saja hak-hak anak yang perlu
dipenuhi (lihat bab 2, p.29) menurut konvensi hak
anak. Tujuan RPTRA sesuai dengan pemenuhan hak

87
anak yang tertulis di bab 2 pada Undang-Undang
No.35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Hak Anak:
“Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.
b. Legalitas Program
Dalam menjalankan suatu program perlu adanya
acuan peraturan hukum yang dipakai sebagai petunjuk
pelaksanaan (lihat bab 2, p.37). Peraturan yang dipakai
RPTRA yaitu PERGUB No. 123 Tahun 2017 Tentang
Pengelolalaan dan Sarana dan Prasarana Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak.

Mulai dari kriteria pengelola, tugas pengelola,


fasilitas, program-program, tata kelola, jam buka dan
tutup, dan lainnya yang berkaitan dengan RPTRA
diatur dalam PERGUB No.123 Tahun 2017. Hal ini
bertujuan agar pelaksanaan program RPTRA sesuai
dengan tujuan pemerintah dalam membangun RPTRA.

Pelaksanaan program harus sesuai dengan


peraturan yang berlaku, agar tujuan tercapai. Selain itu
dengan menaati peraturan yang berlaku, maka
pelaksanaan tidak akan keluar dari jalur yang
semestinya. Semua komponen yang ada di RPTRA

88
akan benar-benar ramah anak dan terwujud pemenuhan
hak-hak anak.
c. Dukungan Lingkungan
Lingkungan di RPTRA haruslah ramah anak,
seperti yang tercantum pada PERGUB No. 123 Tahun
2017 Tentang Pengelolaan dan Sarana dan Prasarana
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak. Lingkungan yang
ramah anak yaitu tidak ada tanaman yang berduri
sehingga aman bagi anak-anak ketika bermain,
kawasan bebas asap rokok, jauh dari jalan raya, tidak
banyak kendaraan yang lalu lalang, dekat dengan
pemukiman warga, pagar transparan agar pengawasan
dari luar dapat terlihat, anak-anak wajib memakai baju
yang sopan.
Di RPTRA Anggrek sudah memenuhi syarat
lingkungan yang ramah anak, dilihat dari aspek-aspek
yang sudah disebutkan diatas. RPTRA Anggrek sangat
dekat dengan pemukiman warga, pagarnya dapat
terlihat dari luar, cukup jauh dari jalan raya, tanaman
yang tidak berduri, tidak ada yang merokok di dalam
maupun didekat kawasan RPTRA, dan anak-anak yang
bermain disana memakai baju yan sopan.
Di lingkungan sekitar RPTRA Anggrek,
masyarakatnya juga sangat aktif dalam berpartisipasi
mengikuti program-program RPTRA. Masyarakat juga
sering memanfaatkan RPTRA sebagai tempat untuk
musyawarah atau perkumpulan warga. Namun tetap

89
mengikuti aturan jam buka dan jam tutup RPTRA.
Kegiatan warga juga biasanya dilakukannya di malam
hari, ketika anak-anak sudah tidak berkegiatan di
RPTRA.
d. Tujuan Program
Tujuan dari adanya program-program RPTRA
adalah agar terpenuhinya hak-hak anak. Sebelum ada
RPTRA, tidak banyak ruang publik yang dapat
dimanfaatkan oleh anak untuk belajar, bermain, serta
mengembangkan minat dan bakat. Hal itu
menimbulkan banyak anak yang bermain di jalan raya,
dan mendapatkan masalah-masalah sosial karena jauh
dari pengawasan orangtua.
Dengan adanya program RPTRA, anak-anak dapat
bermain, belajar, dan mengembangkan minat dan
bakatnya. Selain itu program yang anak-anak ikuti
memberikan kegiatan yang positif. Anak-anak pun
mendapatkan manfaat.
Tujuan-tujuan dari setiap program dapat dilihat
dari pemenuhan hak yang didapat anak. Program
pertama yaitu program bimbingan belajar, yang dimana
program tersebut memenuhi hak anak dalam aspek
pendidikan. Anak dapat terbantu untuk memahami
pelajaran lebih dalam lagi, ketika di sekolah belum
begitu mendalami materi yang diberikan, anak juga
dapat menambah ilmu dan wawasan baru diluar
sekolah.

90
Kedua, program posyandu yang memenuhi hak
anak dari aspek kesehatan. Anak dapat di cek
kesehatannya, mendapatkan vitamin, serta di posyandu
anak juga mendapat makanan bergizi berupa bubur dan
buah, hal itu memenuhi hak anak dalam aspek pangan.
Ketiga, program penyuluhan ibu dan anak, yang
dimana program tersebut memenuhi hak psikologi dan
sosial ibu dan anak. Karena program tersebut juga
menambah wawasan ibu seputar cara mendidik anak,
ataupun menambah wawasan anak mengenai hal-hal
baru.
Keempat, program tebus pangan murah yang
memenuhi hak anak dalam aspek pangan. Dengan
adanya program ini, anak-anak yang ekonomi
keluarganya kurang beruntung dapat membeli makanan
bergizi dengan harga yang lebih rendah dari harga di
pasaran. Kelima, program menari yang memenuhi hak
anak dalam aspek kesenian dan meningkatkan minat
serta bakat anak. Dengan adanya program menari, anak
dapat menyalurkan bakatnya. sehingga anak dapat
mengembangkan minat dan bakatnya.
e. Identifikasi Latar Belakang
Latar belakang berdirinya RPTRA Anggrek di
Kelurahan Bintaro ini karena di lingkungan sekitar sini
merupakan wilayah yang cukup padat penduduknya.
Lingkungan disini juga merupakan wilayah yang dapat
dikatakan kumuh, karena banyak rumah yang berada

91
dipinggir sungai. Oleh karena itu, dibangunlah RPTRA
ini sebagai wadah bagi anak-anak di sekitar sini untuk
bermain, belajar, dan meningkatkan minat serta bakat.
Sebenarnya didekat RPTRA Anggrek sebelumnya
sudah ad ataman bermain, namun letaknya berada di
pinggir jalan raya. Jadi cukup bahaya untuk anak-anak
ketika bermain. Selain itu taman tersebut juga jauh dari
pemukiman sehingga sulit untuk masyarakat maupun
orangtua dari anak-anak untuk mengawasi.
Maka dibangun RPTRA Anggrek yang jauh dari
jalan raya dan dekat dengan pemukiman warga. Hal ini
sesuai dengan petunjuk pelaksanaan RPTRA.
Tujuannya adalah agar anak-anak bermain dengan
aman dan dapat diawasi oleh orang yang lebih tua.
RPTRA juga bukan sekedar taman bermain, melainkan
terdapat program-program yang dapat dimanfaatkan
oleh anak. Sehingga memberikan dampak yang positif
bagi anak dan dapat dijadikan bekal untuk masa depan.

2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)


Evaluasi masukan dilakukan untuk menentukan
sumber daya yang membantu tercapainya tujuan RPTRA.
Evaluasi input terdiri dari 2 indikator yaitu sumber daya
manusia, dan sarana prasarana RPTRA.

92
a. Sumber Daya Manusia
1) Pelaksana Program
Sumber daya manusia di dalam Ruang Publik
Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Anggrek Bintaro terdiri
dari Lurah, Tim Penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), tim pembina
RPTRA, tim pelaksana RPTRA, tim teknis rekruitmen
pengelola RPTRA, dan pengelola RPTRA. Para
pelaksana program saling berkaitan sesuai dengan
PERGUB No. 123 Tahun 2017.
Pelaksana program yang setiap hari berada di RPTRA
yaitu para pengelola RPTRA. Mereka memiliki tugas
untuk membuka dan menutup RPTRA, mengikuti
kegiatan rapat mengenai RPTRA, mendampingi anak-
anak, mendidik anak-anak, mengawasi anak-anak, dan
mendampingi di setiap kegiatan yang ada.
2) Penerima Manfaat
Penerima manfaat merupakan anak-anak dan
masyarakat yang mengikuti program-program di
RPTRA. Tidak ada persyaratan khusus untuk
mengikuti program-program di RPTRA. Hanya
program posyandu dan tebus pangan murah yang
memiliki ketentan.
Pada program posyandu yang bisa mengikuti
adalah batita sampai anak usia 5 tahun 9 sembilan
bulan atau maksimal usia 6 tahun. Pada program
tebus pangan murah, yang boleh mengikuti adalah
anak yang memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP).

93
b. Sarana Prasarana RPTRA
Untuk menunjang program-program dapat
terlaksana dengan baik, maka perlu adanya fasilitas
yang mendukung. Sarana dan prasarana yang ada di
RPTRA, sudah ada aturannya pada PERGUB No. 123
Tahun 2017 Tentang Pengelolaan dan Sarana dan
Prasarana Ruang Publik Terpadu Ramah Anak.
Sarana dan prasarana di RPTRA Anggrek sudah
lengkap dan sesuai dengan peraturan yang berlaku,
hanya perlu ditambah unitnya saja agar anak-anak
dapat menikmati semua, tidak perlu berebut mainan
baik di indoor maupun outdoor.
Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang
tersedia di RPTRA Anggrek Bintaro:
1) Permainan edukatif indoor dan outdoor yang aman
dan ramah anak
2) Lapangan Olahraga
3) Ruang Laktasi
4) Posyandu
5) Perpustakaan
6) Wifi
7) Taman
8) Kebun gizi
9) Kebun obat-obatan
10) Kolam ikan
11) Pkk mart

94
12) Toilet
13) Toilet khusus penyandang disabilitas
14) Tempat sampah terpilah
15) Tempat cuci tangan
16) Tempat pertunjukan seni

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)


Evaluasi proses dilakukan dengan mengidentifikasi
langkah-langkah ketika proses pelaksanaan program
berlangsung. Setiap kejadian dan aktivitas dapat diamati
dan dicatat sebagai informasi dan data untuk pengambilan
keputusan. Selain itu, evaluasi proses juga bermanfaat
untuk menentukan kekuatan dan kelemahan program
dengan mengaitkan pada hasil program yang telah
ditemukan.
Pelaksanaan tiap-tiap program yang sedang
berlangsung yaitu :
a. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan program yang ada
di RPTRA Anggrek. Tenaga pengajarnya merupakan
volunteer atau relawan dari kampus-kampus yang
bekerja sama dengan RPTRA untuk mengajar anak-
anak. Pelaksanaannya dilakukan satu minggu sekali,
setiap hari sabtu jam 9-12 siang. Anak yang mengikuti
bimbingan belajar ini tidak dipungut biaya sama sekali.
Dari anak usia sd sampai smp yang mengikuti program
ini. Pelajarannya pun bermacam-macam, jadi anak

95
belajar sesuai dengan apa yang mereka mau pelajari
hari itu. Tenaga pengajar harus menguasai semua
materi pelajaran. Kebanyakan anak-anak biasanya
meminta untuk diajarkan matematika dan bahasa
inggris. Karena menurut mereka, di sekolah kurang
paham, apalagi dua mata pelajaran itu dianggap yang
paling susah. Anak-anak juga dapat mengerjakan
pekerjaan rumah (pr) ketika bimbingan belajar dan
dapat berkonsultasi mengenai prnya.
b. Posyandu
Program ini diperuntukkan bagi batita sampai anak
usia 5,9 tahun atau maksimal hingga usia 6 tahun.
Pelaksanaan program ini yaitu sebulan sekali, di akhir
bulan. Alur pelaksanaan program ini yaitu melakukan
pendaftaran kemudian dilakukan pengecekan kesehatan
anak berupa tinggi badan, berat badan, dan lingkar
kepala. Selain itu ada juga pemberian vaksin dan
vitamin. Setelah semuanya selesai, sebelum pulang
akan diberikan makanan dan buah.
c. Penyuluhan Ibu dan Anak
Dalam program ini tidak hanya diperuntukkan
bagi anak saja, melainkan bermanfaat juga untuk para
ibu. Kegiatan pada program ini bertujuan memberikan
edukasi kepada ibu dan anak. Untuk ibu biasanya
kegiatan mengenai pola asuh yang baik dan benar,
teknik-teknik pengenalan warna, rasa, bentuk kepada
anak, membentuk kedekatan dan kekompakan antara

96
ibu dan anak. Sedangkan untuk anak biasanya edukasi
mengenai penanggulangan bencana, biasanya
dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Seperti
kegiatan saat trauma healing atas terjadinya bencana
banjir, narasumber yang menjelaskan pada anak
menggunakan media boneka untuk mendongeng.
Setelah itu ada kegiatan pemadaman api
menggunakan kain basah, pada saat kegiatan
berlangsung, anak-anak memakai jas hujan dan akan
bermain air. Ha-hal seperti ini yang membuat anak-
anak nyaman untuk terus mendapatkan ilmu baru,
karena mereka belajar dengan melakukan kegiatan
yang menyenangkan. Program ini dilaksanakan
seminggu sekali, biasanya di hari minggu pagi.
d. Tebus Pangan Murah
Program ini pelaksanaannya bekerja sama dengan
pemerintah DKI Jakarta. Pelaksanaannya sebulan
sekali, biasanya hari sabtu pagi. Untuk dapat mengikuti
program ini, anak yang bersangkutan haruslah
memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP). Hal ini bertujuan
agar program ini tepat sasaran, jadi perlu ada bukti
untuk menjadi syarat mengikuti program ini.
Alur pelaksanaan program ini yaitu, para penerima
manfaat mengantri untuk mendaftar dan menunjukkan
KJP. Setelah itu mereka akan mendapat kupon,
kemudian melakukan antrian untuk melakukan
pembayaran menggunakan atm bank DKI yang bekerja

97
sama dengan KJP. Para penerima manfaat
menyebutkan apa saja bahan-bahan makanan yang
ingin ditebus.
Bahan-bahan makanan yang dapat ditebus terdiri
dari daging sapi, daging ayam, susu, gula, beras, dan
minyak goring. Setelah menyebutkan apa saja yang
ingin ditebus, lalu akan dilakukan pembayaran.
Kemudian akan dipanggil satu-satu untuk mengambil
bahan-bahan makanan yang sudah dibayar,
berdasarkan urutan nomor struk pembayaran.
e. Menari
Program ini bekerja sama dengan sanggar tari
tradisional. Pelaksanaan latihannya yaitu seminggu
sekali, di hari sabtu jam 1 siang. Tidak ada batasan usia
untuk mmengikuti program menari ini. Tari yang
dilatih yaitu tari-tarian tradisional.
Anak-anak yang sudah mahir dan sudah mengikuti
lomba-lomba tari, nantinya akan membantu dalam
mengajarkan tarian kepada anak-anak yang baru
mengikuti program ini. Biasanya ada iuran secara
sukerala untuk membayar anak-anak yang sudah mahir
ketika melatih anak yang lain. Iuran tersebut sebagai
bentuk imbalan karena mereka mau mengajari anak-
anak yang lainnya.
Anak-anak disini sebagian ada yang sudah pernah
ikut lomba dan sudah menjadi pengajar, ada juga yang
baru mendaftar. Tujuan dari program ini agar anak-

98
anak memiliki wadah untuk mengembangkan
bakatnya, sehingga anak-anak melakukan kegiatan
yang positif.

4. Evaluasi Produk (Product Evaluation)


Evaluasi produk memiliki tujuan untuk mengukur
bagaimana tingkat keberhasilan yang dicapai RPTRA dan
mendeskripsikan hasil yang ditemukan dengan
menganalisis dampak yang dirasakan penerima manfaat
khususnya anak dalam pemenuhan hak-hak anak.
Manfaat dan dampak yang dirasakan dari tiap-tiap
program, yaitu:
a. Bimbingan Belajar
Dengan adanya program ini, anak-anak lebih
meningkat kemampuannya dalam berbahasa inggris.
Anak-anak yang mengikuti program ini juga lebih
unggul di kelasnya. Mereka juga lebih menguasai
materi di sekolah. Karena mereka terbiasa mempelajari
materi yang baru akan diajarkan di sekolah. Mereka
juga melakukan pengulangan materi yang sudah
diajarkan di sekolah.
b. Posyandu
Program ini membantu para orangtua yang
memiliki anak usia 6 tahun ke bawah untuk melakukan
pengecekan kesehatan. Dampak dari adanya posyandu
ini, para ibu disekitar RPTRA lebih perduli terhadap
kesehatan anak mereka. Anak-anak juga tumbuh sehat

99
karena adanya pemberian vitamin dan vaksin. Tujuan
program ini menekan angka kematian anak, dan di
lingkungan sekitar RPTRA Anggrek terdapat 0 kasus
anak yang meninggal di usia 6 tahun ke bawah.
c. Penyuluhan Ibu dan Anak
Dengan adanya program ini, para ibu lebih
memperhatikan pola asuh terhadap anaknya. Para ibu
jadi memiliki wawasan baru sehingga lebih peduli
dengan tummbuh kembang anak. Ibu juga jadi tau
pentingnya pemenuhan hak-hak anak, agar anak
menjadi individu yang sejahtera dan terjamin masa
depannya.
Anak-anak menjadi bertambah lagi wawasan serta
pengalamannya, tidak hanya dengan materi sekolah
tetapi juga materi di luar pelajaran sekolah. Anak-anak
menjadi terbiasa untuk belajar mengenai pengalaman
baru, karena belajar yang dilakukan sambil bermain
dan melakukan hal-hal yang menyenangkan, sehingga
anak tidak mudah bosan.
d. Tebus Pangan Murah
Dampak yang dirasakan oleh masyarakat yaitu
merasa sangat terbantu, karena mereka dapat membeli
bahan makanan dengan harga yang lebih murah.
Harapan masyarakat agar program ini dapat dilakukan
setidaknya sebulan dua kali, karena menurut mereka
menebus pangan murah ini cukup membantu

100
perekonomian mereka terutama untuk memenuhi
kebutuhan pangan.
e. Menari
Dengan adanya program ini anak-anak dapat
mengembangkan bakatnya dalam bidang seni tari,
mereka jadi mempunya kegiatan positif yang dapat
dilakukan. Karena pelaksanaannya dilakukan di hari
sabtu, membuat anak-anak senang karena dapat
mengisi waktu libur sekolah. Program tari ini juga telah
membawa sebagian anak untuk mengikuti lomba seni
tari antar kelurahan, kecamatan, bahkan satu DKI
Jakarta. Anak-anak senang jika mendapatkan prestasi
baru diluar akademik sekolah.

101
BAB VI
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Evaluasi Ruang


Publik Terbuka Ramah Anak Anggrek Bintaro Terhadap
Pemenuhan Hak Anak, peneliti akan menjelaskan terkait
kesimpulan, implikasi, dan saran.
A. Simpulan
Setelah melewati proses penelitian yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi, peneliti akan menguraikan
kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulannya adalah
sebagai berikut:
Secara garis besar RPTRA merupakan program
pemerintah Propinsi DKI Jakarta yang dibangun sebagai
bentuk perhatian pemerintah untuk memenuhi hak-hak anak
agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan layak serta
mendapatkan failitas untuk bermain, belajar, dan
mengembangkat bakat. Oleh karena itu, dengan adanya
RPTRA telah memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-
hak anak baik dari segi pertumbuhan dan perkembangan anak,
pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian, penliti menggunakan model
evaluasi CIPP, maka hasil dari Evaluasi Program RPTRA
Anggrek Terhadap Pemenuhan Hak Anak yaitu :
1. Kesimpulan Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
Evaluasi konteks dilihat dari segi relevansi dinilai telah
sesuai karena program-program yang dilaksanakan Ruang

102
Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Anggrek Bintaro
sudah cukup memfasilitasi kegiatan-kegiatan anak seperti
bimbingan belajar untuk memenuhi hak anak dalam
bidang pendidikan, posyandu untuk memenuhi hak anak
dalam bidang kesehatan, penyuluhan ibu dan anak untuk
memenuhi hak anak dalam bidang psikologi dan sosial,
tebus pangan murah untuk memenuhi hak anak dalam
bidang ekonomi, dan yang terakhir menari untuk
memenuhi hak anak dalam bidang kesenian.
2. Kesimpulan Evaluasi Masukan (Input Evaluation)
Hasil evaluasi input menunjukan bahwa penyediaan
sumber daya manusia seperti tenaga pengajar, pelatih
menari masih kurang memadai. Pelayanan yang diberikan
pengelola RPTRA dinilai memadai karena para pengelola
selaku pelaksana program telah mendapat pengarahan
terkait pelaksanaan program ketika pengangkatan dan
pelantikan. Selain itu, para pengelola dapat berkoordinasi
dengan baik satu sama lainnya. Dalam hal sarana dan
prasarana, fasilitas di RPTRA juga sudah memadai.
Hanya perlu adanya tambahan fasilitas untuk bermain dan
juga untuk belajar.
3. Kesimpulan Evaluasi Proses (Process Evaluation)
Peneliti menilai bahwa evaluasi proses pelaksanaan
program-program RPTRA sudah cukup baik, hal itu
dilihat dari pengelola yang selalu mendampingi setiap
program yang berlangsung. Para pengelola juga
melakukan sosialisasi ketika ada program baru yang akan

103
dilaksanakan. Hanya saja perlu lebih terstruktur lagi
programnya. Jadi setiap program ada koordinatornya, jadi
lebih terorganisir setiap programnya. Menetapkan jadwal
yang tetap dan tidak berubah-ubah agar masyarakat bisa
ikut terus konsisten mengikuti setiap program yang ada.
4. Kesimpulan Evaluasi Produk (Product Evaluation)
Hasil evaluasi produk menunjukan bahwa Program
Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Anggrek
Bintaro telah memberikan dampak yang cukup baik. Hal
itu dilihat dari sudah terpenuhinya 18 hak anak oleh
RPTRA Anggrek dari 32 hak-hak anak. Adapun hak-hak
anak yang sudah dipenuhi oleh RPTRA Anggrek yaitu
hak bermain, rekreasi, berkreasi, beristirahat,
memanfaatkan waktu luang, berpartisipasi, bergaul
dengan teman sebaya, menyatakan pendapat, pendidikan
dan pengajaran, informasi yang sesuai dengan usianya,
pelayanan kesehatan, jaminan sosial, perlindungan dari
diskriminasi, eksploitasi, penelantaran, kekerasan,
perlakuan salah lainnya, penyalahgunaan dalam politik,
perlibatan peristiwa dengan unsur kekerasan,
penganiayaan dan penyiksaan. Selain itu didukung juga
oleh program-program yang berkaitan dengan pemenuhan
hak anak yaitu bimbingan belajar, posyandu, tebus pangan
murah, penyuluhan ibu dan anak, serta menari. Dalam hal
penyelenggara program, RPTRA telah melakukan
koordinasi yang baik dengan masyarakat sehingga
mewujudkan kerjasama yang baik antar pengelola

104
RPTRA, masyarakat serta Pemerintah dalam mencapai
tujuan program yaitu pemenuhan hak anak.

B. Implikasi
Dalam melaksanakan penelitian maka diharapkan dapat
merumuskan implikasi yang bermanfaat untuk penelitian
selanjutnya. Dari berbagai macam permasalahan anak yang
terus menerus terjadi, maka terbukti masih banyak anak-anak
yang belum terpenuhi hak-haknya. Hal ini menjadi tantangan
bagi pemerintah, orangtua, serta masyarakat. Maka dari itu,
diperlukan komitmen dan partisipasi dari berbagai pihak yang
terlibat. RPTRA dituntut bisa menjadi wadah yang
memberikan pelayanan untuk memenuhi hak-hak anak.
Dengan adanya program-program RPTRA serta fasilitas yang
menunjang kegiatan bermain, belajar, dan mengembangkan
minat dan bakat, maka diharapkan RPTRA menjadi alternatif
solusi dari permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak.
Secara praktis dan akademis penelitian ini dapat menjadi
bahan untuk menambah wawasan baru mengenai pemenuhan
hak-hak anak, baik untuk kalangan peneliti, akademisi, dan
praktisi sosial di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

C. Saran
Adapun saran untuk RPTRA Anggrek Bintaro yang akan
peneliti jabarkan berdasarkan hasil analisis kekurangan yang
peneliti temukan selama penelitian yaitu sebagai berikut:

105
1. Program-program yang ada di RPTRA kedepanya bisa
lebih baik dengan mengacu kepada petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis yang sudah ditetapkan oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
2. Mengajak masyarakat untuk lebih berpartisipasi sehingga
masyarakat memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi
terhadap keberadaan RPTRA.
3. Sarana dan prasarana yang masih kurang memadai agar
ditambah lagi, sehingga anak-anak yang berkunjung dapat
mengakses semua fasilitasnya tanpa perlu berebut satu
sama lain.
4. Menambah program yang belum tersedia seperti PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dasar), futsal, senam, serta
pencak silat. Jadi banyak macam program yang bisa
menjadi pilihan untuk diikuti oleh anak.
5. Komitmen pengelola RPTRA, masyarakat, serta
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperketat
pengawasan terhadap para pengunjung RPTRA. Agar
RPTRA tidak disalahgunakan fungsinya dan tidak
mengganggu kenyamanan dan ketertiban RPTRA.

106
Daftar Pustaka
Sumber Buku
Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan Pengembangan
Masyarakat dan Intervensi Komunitas. 1. Jakarta
FakultasEkonomi Universitas Indonesia.
Ambiyar dan Muharika. 2012. Metodologi Penelitian Evaluasi
Program. Bandung: Alfabeta.
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Emawati, Dien dan Veronica. 2015. Pedoman Ruang Publik Terpadu
Ramah Anak. Jakarta: Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Perempuan.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan


Praktik. Jakarta : Bumi Aksara.
Hadiwijoyo., Suryo Sakti. 2015. Pengarusutamaan Hak Anak
Dalam Anggaran Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Myers, M.D. 2009. Qualitative Research in Business and
Management. Los Angeles: Sage Publications.
Nanang, Martono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Analisis
isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta : Rajawali Pers.
Nasution. 1964. Azas-Azas Kurikulum. Bandung: Ternate.
Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif.
Bandung: Tarsito.

107
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabeta.
Tayibnabis, Farida Yusuf. Evaluasi program dan instrument
evaluasi: Untuk program pendidikan dan penelitian.
(Jakarta: Rineka Cipta,2008).
Tyler, Mellisa Conley. 2005. A Fundamental Choice: Internal
or External Evaluation. Australia: Journal of Australia
Wirawan. 2012. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, Dan
Profesi. 1st-2nd ed. Jakarta: Rajawali Pers.
Yusuf Tayibnabis, Farida. 2008. Evaluasi program dan
instrument evaluasi: Untuk program pendidikan dan
penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumber Jurnal
Herlina, Netti. Nadiroh. Peran Strategis Ruang Publik Terpadu
Ramah Anak dalam Rangka Pemenuhan Hak Anak
Terhadap Lingkungan. Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini. Vol. 12, Ed. 1, 2018
Sumber Online
www.ppid.go.id diakses pada tanggal 1November pukul 10.00.
Undang-Undang
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak.
Undang-Undang 1945 pasal 28B Tentang Hak Anak
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
Anak.
Peraturan Gubernur No. 123 Tahun 2017 Tentang Pengelolaan
dan Sarana dan Prasarana RPTRA.

108
Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 Tentang Konvensi Hak
Anak.

109
LAMPIRAN

110
111
112
113
114
115
PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan untuk Koordinator Pengelola RPTRA


A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara :
2. Hari, Tanggal Wawancara :
3. Waktu Wawancara :
B. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
1. Evaluasi Konteks
a. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi oleh
RPTRA?
b. Tujuan pengembangan apakah yang belum dapat
tercapai oleh RPTRA?
c. Tujuan pengembangan apakah yang dapat
membantu pemenuhan hak anak?
d. Tujuan-tujuan mana sajakah yang paling mudah
dicapai?
2. Evaluasi Masukan
a. Apakah pelayanan yang diberikan kepada
penerima manfaat berdampak baik?
b. Bagaimana reaksi penerima manfaat terhadap
program yang dilaksanakan?

116
3. Evaluasi Proses
a. Apakah pengelola RPTRA diberikan pembekalan
mengenai pelaksanaan program ini?

b. Apa syarat untuk menjadi pengelola RPTRA?

c. Apakah sarana dan prasarana yang disediakan


dimanfaatkan secara maksimal?

d. Hambatan-hambatan apa saja yang dijumpai


selama pelaksanaan program dan kemungkinan
jika program dilanjutkan?

4. Evaluasi Hasil
a. Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan sudah
tercapai?
b. Dalam hal apakah berbagai kebutuhan penerima
manfaat program RPTRA yang sudah dapat
dipenuhi selama proses pelaksanaan program?

117
Pertanyaan Untuk Penerima Manfaat
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara :
2. Hari, Tanggal Wawancara :
3. Waktu Wawancara :
B. Identitas Informan
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenjang Pendidikan :
C. Isi Wawancara
1. Evaluasi Konteks
a. Kebutuhan apa saja yang belum terpenuhi dari
program RPTRA?
b. Apakah pemenuhan hak anak berdampak
jelas dengan adanya program RPTRA ini?
c. Apakah terbantu dengan adanya program
RPTRA?
2. Evaluasi Masukan

a. Apakah pelayanan yang diberikan kepada


penerima manfaat diterima dengan baik?
b. Apakah ada perubahan setelah mengikuti
program RPTRA?
c.
3. Evaluasi Proses

a. Apakah pengelola memberikan layanan program


dengan jelas?

118
b. Apakah sarana dan prasarana yang disediakan
dimanfaatkan secara maksimal?

c. Apakah ada kesulitan selama pelaksanaan program?

4. Evaluasi Hasil

a. Apakah program yang diberikan sudah cukup


maksimal?

b. Apakah dampak yang dirasakan dengan adanya


RPTRA?

119
TRANSKIP WAWANCARA
Informan : Koordinator Pengelola RPTRA
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro
2. Hari, Tanggal Wawancara : Jumat, 10 Januari 2020
3. Waktu Wawancara : 09.00
B. Identitas Informan
1. Nama : Saidah Farida
2. Usia : 45 Tahun
3. Jenjang Pendidikan : S1
C. Isi Wawancara
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Kebutuhan apa saja yang Kurang orang untuk
belum terpenuhi oleh ngajar-ngajar, belum ada
RPTRA? PAUD, ada beberapa
mainan yang udah rusak.
2. Tujuan pengembangan Sejauh ini PAUD yng
apakah yang belum dapat belum bisa dicapai
tercapai oleh RPTRA? soalnya kan memang
kalau di PERGUB tuh
harusnya ada PAUD ya,
tapi karena terbatasnya
tenaga pengajar jadi
belum bisa tercapai.

120
3. Tujuan pengembangan Pengembangan program-
apakah yang dapat program yang belum ada
membantu pemenuhan hak untuk anak, misalnya
anak? kaya futsal, teater,
senam, badminton,
pencak silat. Kan kalau
kegiatannya makin
banyak, banyak anak
yang makin ikutan dan
lebih banyak pilihan
untuk anak. Jadi anak
bisa menguasai banyak
hal sebagai bekalnya di
masa depan.
4. Tujuan-tujuan mana Mewadahi anak bermain
sajakah yang paling dan belajar. Soalnya
mudah dicapai? anak-anak kan emang
paling suka main, nah
kalo belajar gimana
caranya biar anak ga
bosen dan belajar jadi
menyenangkan bagi
anak.

121
2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pelayanan Menurut saya sih dampaknya
yang diberikan kepada buat masyarakat selama
penerima manfaat adanya RPTRA ini bagus ya,
berdampak baik? kita selaku pengelola selalu
memberi pelyanan, anak mau
main atau belajar pasti kita
selaku pengelola selalu
dampingin, ngawasin anak-
anak.
2. Bagaimana reaksi Reaksi anak-anak sama
penerima manfaat program yang ada di RPTRA
terhadap program pastinya mereka seneng yah,
yang dilaksanakan? karena kan bisa ngisi waktu
libur mereka. Kalau ada pr
tinggal kerjain disini, main
bisa disini, mau baca buku
pelajaran, buku cerita bisa di
perpustakaan.

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pengelola Iya seluruh pengelola dari
RPTRA diberikan awal jadi pengelola itu pasti
pembekalan mengenai dikasih pembekalan, setelah

122
pelaksanaan program itu juga rutin diadain
ini? pelatihan-pelatihan buat para
pengelola. Tujuannya ya biar
pengelola terus berkembang
jadi lebih maksimal lagi
jalanin program-program
RPTRA.
2. Apa syarat untuk Mengikuti tes seleksi
menjadi pengelola pengelola RPTRA, syarat
RPTRA? untuk pemenuhan
administrasinya minimal usia
25 tahun, pendidikan minimal
SMA, dan diutamakan warga
sekitar RPTRA.
3. Apakah sarana dan Masyarakat di sini mulai dari
prasarana yang anak sampai lansia semuanya
disediakan pasti sering ke RPTRA dan
dimanfaatkan secara pakai fasilitas yang ada disini,
maksimal? kalau anak-anak biasanya
main di taman, di lapangan,
baca buku di perpustakaan,
ikut kegiatan di aula, ibu-ibu
awasin anaknya di aula,
senam di lapangan, lansia
terapi kaki di jalur yang
berbatu, bapak-bapak main

123
tenis meja. Jadi cukup
maksimal sih pemanfaatan
fasilitas yang ada di RPTRA
ini.
4. Hambatan-hambatan Kurang konsistennya anak
apa saja yang dijumpai datang program jadi agak
selama pelaksanaan sulit mendata nama-nama
program dan yang ikut program, kadang
kemungkinan jika ada masyarakat yang
program dilanjutkan? ngelanggar peraturan
misalnya kaya ayunan kan
cuma anak-anak yang boleh
main tapi ada ibu-ibu yang
naik juga kan jadi cepet
rusak.

4. Evaluasi Produk (Product Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah tujuan-tujuan Hampir 100% sih tujuan-


yang ditetapkan sudah tujuan RPTRA tercapai.
tercapai? Tinggal kembangin beberapa
program dan nambah
program lagi.
2. Dalam hal apakah Dari berbagai segi
berbagai kebutuhan pemenuhan hak anak sudah
penerima manfaat terpenuhi, hak pendidikan ada

124
program RPTRA yang bimbingan belajar, hak
sudah dapat dipenuhi bermain disini lengkap mau
selama proses main indoor atau outdoor,
pelaksanaan program? dari segi hak pangan ada
program tebus pangan, dari
segi kesehatan ada posyandu,
dari segi minat dan bakat ada
latihan nari.

125
TRANSKIP WAWAANCARA

Informan : Penerima Manfaat Program Bimbingan Belajar


A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro
2. Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 1 Februari 2020
3. Waktu Wawancara : 11.00
B. Identitas Informan
1. Nama : TN
2. Usia : 13 Tahun
3. Jenjang Pendidikan : SMP
C. Isi Wawancara
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Kebutuhan apa saja yang Kurang banyak meja
belum terpenuhi dari lipetnya jadi kalau lagi
program RPTRA? bimbel itu suka ga
kedapetan meja jadi
belajarnya taruh
bukunya di lantai,
kurang nyaman kalau
begitu.
3. Apakah terbantu dengan Iya sangat terbantu
adanya program RPTRA? apalagi aku kurang
paham sama pelajaran
bahasa inggris jadi

126
kalau ada pr bahasa
inggris atau ada materi
yang belum aku ngerti
pasti selalu aku bawa
ke bimbel buat minta
diajarin. Gratis juga
jadi ga beban buat
orangtua aku.

2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pelayanan yang Pelayanannya bagus
diberikan kepada penerima setiap belajar ada ibu
manfaat diterima dengan dari RPTRA yang
baik? dampingin, setiap ada
pelajaran yang belum
ngerti pasti dibahas
sampe aku ngerti.
2. Apakah ada perubahan Ada, aku jadi lebih
setelah mengikuti program ngerti bahasa inggris,
RPTRA? terus kalau di bimbel
udah belajar materi
duluan nah nanti
disekolah aku udah
paham, tinggal dalemin
lagi apa yang dijelasin

127
sama guru di sekolah.

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pengelola Iya jelas, jadwalnya
memberikan layanan teratur selalu hari sabtu
program dengan jelas? jam 9 sampai jam 12.
Jadi ga berubah-ubah,
materi yang diajarin
juga jelas bikin cepet
ngerti.
2. Apakah sarana dan Kalau aku kan emang
prasarana yang disediakan ke RPTRA kalau lagi
dimanfaatkan secara bimbel sama kalau mau
maksimal? ke perpus jadi aku
paling cuma pakai aula
pas bimbel terus ke
perpustakaan aja. Tapi
lengkap sih fasilitasnya
ada beberapa yang
kurang aja.
3. Apakah ada kesulitan Sulit kalau pas
selama pelaksanaan belajarnya ga pakai
program? meja jadi terlalu
nunduk, kurang nyaman
belajarnya.

128
4. Evaluasi Produk (Product Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah program yang Harapan aku yang
diberikan sudah cukup ngajar di tambah lagi,
maksimal? jadi lebih fokus gitu
diajarinnya. Sama perlu
ada tambahan meja
lipet.
2. Apakah dampak yang Selama ada RPTRA
dirasakan dengan adanya aku terbantu untuk bisa
RPTRA? bimbel secara gratis,
bisa baca buku tinggal
pinjem, duduk anteng di
perpustakaan RPTRA.

129
TRANSKIP WAWAANCARA

Informan : Penerima Manfaat Program Posyandu


A. Tempat dan Waktu Wawancara Posyandu
1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro
2. Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 22 Februari 2020
3. Waktu Wawancara : 10.00
B. Identitas Informan
1. Nama : Tri Rahmawati
2. Usia : 30 Tahun
3. Jenjang Pendidikan : SMA
C. Isi Wawancara
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Kebutuhan apa saja yang Saya kan kalau ke
belum terpenuhi dari RPTRA biasanya yang
program RPTRA? rutin itu kalau ada
posyandu aja,
selebihnya sih kadang-
kadang ajak anak main
disini. Ya kalau yang
belum terpenuhi paling
mainan buat balita ya
yang agak kurang, kan
kalau mau main ayunan
atau yang di taman

130
anak saya belum bisa
karena masih kecil.
3. Apakah terbantu dengan Cukup terbantu ya sama
adanya program RPTRA? posyandu di RPTRA
ini, kan jadi rutin
periksa kondisi
kesehatan anak gimana,
anak saya juga jadi
dapat tambahan
vitamin, ada vaksin
juga supaya anak
terhindar dari penyakit-
penyakit kan.

2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pelayanan yang Pelayanan disini bagus
diberikan kepada penerima kok kalau di posyandu
manfaat diterima dengan dari mulai antri, daftar
baik? semuanya teratur,
disediain tempat duduk,
tempat nunggunya juga
adem ga panas, anak
jadi ga rewel pas
nunggu giliran, ibu-
ibunya baik, ramah,

131
kalau kasih informasi
tentang anak juga jelas
gitu. Vitamin juga
selalu rutin dikasih
sebulan sekali. Ada
pembagian makanan
sama buah juga untuk
anak.
2. Apakah ada perubahan Perubahan yang
setelah mengikuti program dirasain sih anak jadi
RPTRA? jarang sakit, kalau ada
tanda-tanda mau sakit
kita udah tau jadi bisa
langsung dicegah.
Nafsu makan anak juga
jadi bagus, mungkin
karena dari asupan
vitamin juga kali ya.
Jadi bisa tuker
informasi tentang anak
pas dateng ke
posyandu.

132
3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pengelola Pelayanannya sih jelas
memberikan layanan ya sama udah bagus.
program dengan jelas? Cuma kadang itu
jadwalnya aja yang
suka berubah tiap
bulan, jadi kadang
pernah gabisa dateng
soalnya jadwalnya
berubah dan kebetulan
lagi ada acara keluarga.
Kalau jadwalnya tetap
kan kita jadi sesuain
kalo ada kegiatan lain
yang mau diikutin.
2. Apakah sarana dan Selama ikut posyandu
prasarana yang disediakan ya fasilitas yang ada
dimanfaatkan secara pasti saya manfaatkan
maksimal? dengan baik, kalau di
RPTRAnya saya juga
ikut program
penyuluhan tuh jadi
bisa nambah ilmu juga.
Jadi ya cukup maksimal
sih saya

133
manfaatkannya.
3. Apakah ada kesulitan Sejauh ini sih gaada ya
selama pelaksanaan yang sulit gimana-
program? gimana, cuma yang tadi
saya bilang kalau
jadwalnya kadang suka
berubah itu yang bikin
agak bingung aja.

4. Evaluasi Produk (Product Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah program yang Udah kalau programnya
diberikan sudah cukup mah udah bagus,
maksimal? tinggal diatur aja
gimana semestinya
supaya jangan sampai
berubah jadwalnya. Jadi
ditetapin setiap bulan
adanya di minggu ke
berapa gitu. Kalau hari
mah udah pasti selalu di
hari sabtu, cuma kadang
beda di minggu ke
berapanya.
2. Apakah dampak yang Anak-anak jadi punya
dirasakan dengan adanya tempat buat main gitu,

134
RPTRA? kegiatanya juga banyak.
Jadi nanti kalau anak
saya udah gedean kan
kalau main sama anak-
anak yang lainnya
mending di RPTRA aja.
Orangtua ga khawatir
karena ada yang
ngawasin, kan deket
juga dari rumah. Terus
anak bisa ikut program
yang ada disini.

135
TRANSKIP WAWAANCARA

Informan : Penerima Manfaat Program Penyuluhan Ibu dan


Anak
A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro
2. Hari, Tanggal Wawancara : Minggu, 23 Februari 2020
3. Waktu Wawancara : 09.30
B. Identitas Informan
1. Nama : Siti Aminah
2. Usia : 38 Tahun
3. Jenjang Pendidikan : SMA
C. Isi Wawancara
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Kebutuhan apa saja yang Belum ada program
belum terpenuhi dari yang buat anak cowok
program RPTRA? kaya futsal, silat, atau
badminton gitu. Kan
anak saya cowok jadi
paling dia kalau ke
RPTRA ya main aja,
main bola sama temen-
temennya di lapangan,
sama saya ajak kalau

136
lagi penyuluhan ibu dan
anak.
3. Apakah terbantu dengan Lumayan terbantu sih
adanya program RPTRA? apalagi buat ibu rumah
tangga kaya saya terus
juga kan pendidikan
saya ga tinggi, jadi ga
terlalu tau informasi
dari luar. Karena
adanya program ini,
saya jadi bisa dapet
ilmu baru, apalagi
jaman udah makin
maju. Jadi cara pola
asuh juga terus berubah
kan seiring jaman
berganti, mau ga mau
sebagai orang tua harus
ikutin perkembangan
jaman.

137
2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pelayanan yang Bagus pelayanannya,
diberikan kepada penerima pengelolanya semua
manfaat diterima dengan ramah-ramah. Pas lagi
baik? penyuluhan juga
narasumbernya bagus-
bagus, jadi bisa dapet
informasi yang baru
dan beda setiap
kegiatan. Pengelola
selalu aktif ngajak ibu-
ibu sekitar sini untuk
ikut program, jadi saya
sama ibu-ibu yang lain
merasa nyaman aja gitu
ikut programnya karena
hubungan sama
pengelola juga baik.
2. Apakah ada perubahan Ada, saya jadi merasa
setelah mengikuti program hubungan dengan anak
RPTRA? semakin dekat. Karena
udah tau gimana cara
supaya anak bisa
terbuka sama orangtua.

138
Anak saya jadi selalu
cerita apapun, jadi saya
bisa tau dan bisa bantu
kasih solusi kalau dia
lagi ngerasain sesuatu.

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pengelola Pelayanan program
memberikan layanan yang diberikan sangat
program dengan jelas? jelas, selalu dikasih tau
sama pengelola RPTRA
kapan ada kegiatan,
dikasih tau tema yang
bakal ada di
penyuluhan.
2. Apakah sarana dan Cukup maksimal karena
prasarana yang disediakan fasilitas yang disediain
dimanfaatkan secara disini lengkap.
maksimal?

3. Apakah ada kesulitan Paling kesulitannya


selama pelaksanaan kadang kalau
program? penyuluhannya pakai
media yang canggih
gitu kurang ngerti

139
kitanya, ya maklum
namanya juga kita mah
masih belajar ngikutin
perkembangannya
jaman.

4. Evaluasi Produk (Product Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah program yang Udah sih ya karena
diberikan sudah cukup menurut saya mah
maksimal? bagus program ini buat
ibu-ibu sama anaknya,
jadi ibu-ibu juga bisa
punya kegiatan yang
bermanfaat gitu, terus
ibu-ibu yang kerja juga
bisa ikut kan ini adanya
di hari minggu. Materi
yang dikasih juga
banyak dan variatif
gitu.
2. Apakah dampak yang Dengan adanya RPTRA
dirasakan dengan adanya masyarkat disini jadi
RPTRA? aktif, ibu-ibu bisa ikut
kegiatan terus juga ada
senam, bercocok tanam.

140
Bapak-bapak bisa
olahraga disini, anak-
anak bisa ikut nari, les
bimbel. Jadi saya
merasakan dampak
yang cukup bagus sih
dengan adanya RPTRA.

141
TRANSKIP WAWAANCARA

Informan : Penerima Manfaat Program Tebus Pangan Murah


A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro
2. Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 15 Februari 2020
3. Waktu Wawancara : 08.00
B. Identitas Informan
1. Nama : AN
2. Usia : 16 Tahun
3. Jenjang Pendidikan : SMK
C. Isi Wawancara
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Kebutuhan apa saja yang Paling cuma bangku
belum terpenuhi dari untuk antri aja yang
program RPTRA? kurang ka, soalnya kan
kadang yang nebus itu
orang tua. Kasian aja
gitu ka kalau antri lama
tapi ga kebagian tempat
duduk.
3. Apakah terbantu dengan Terbantu banget ka, kan
adanya program RPTRA? aku emang bukan dari
keluarga yang berada.

142
Ya kalau untuk makan
sama sekolah sih cukup
ka. Cuma kan lumayan
ini bisa beli bahan-
bahan makanan jauh
lebih murah. Jadi bisa
ngerasain makan
daging sama minum
susu.

2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pelayanan yang Iya ka baik, bagus
diberikan kepada penerima pelayanannya, merata
manfaat diterima dengan gitu ka dapetnya. Ga
baik? dipersulit juga, selama
ikut nebus juga
gapernah ada rusuh gitu
bener-bener tertib.
Pengelola RPTRA juga
bagus gitu
persiapannya, aku liat
kalo lagi ada tebus
pangan tuh
pengelolanya udah
sibuk dari pagi nyiapin.

143
Jadi pas program
berjalan persiapannya
udah mateng. Kita yang
nerima sama ikut
programnya juga jadi
puas sama
pelayanannya.
2. Apakah ada perubahan Ada ka, kalo dulu mah
setelah mengikuti program jarang banget mama
RPTRA? bisa beliin susu. Kalo
ini kan bisa nebus susu
harganya murah. Uang
yang tadinya buat beli
bahan makanan, sama
mama bisa disimpen
atau buat keperluan lain
ka.

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pengelola Jelas banget ka jadi tiap
memberikan layanan mau ada program ini
program dengan jelas? pasti dari seminggu
sebelumnya, pengelola
RPTRA udah ngasih
tau gitu kapan, tanggal

144
berapa, jam berapa.
Dari mulai pendaftaran,
antri, bayar, sampai
ambil bahan
makanannya ya kita
dilayanin dengan baik
dan jelas. Gaada
dipersulit sama sekali
ka.
2. Apakah sarana dan Cukup maksimal sih ka
prasarana yang disediakan kan selain program ini,
dimanfaatkan secara aku juga ikut nari sama
maksimal? bimbel. Kalau mau baca
juga aku suka ke perpus
sini. Kalau minggu pagi
mau olahraga juga
kesini sama temen-
temen. Jadi ya sarana
prasarana disini
maksimal banget aku
gunainnya.
3. Apakah ada kesulitan Ya kadang kalau ga
selama pelaksanaan dianter pake motor, pas
program? abis nebus bahan
makanan pulangnya
harus jalan bawa-bawa

145
susu sekarton, daging,
ya lumayan berat, tapi
kadang ditemenin
mama juga jalan
kakinya.

4. Evaluasi Produk (Product Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah program yang Udah cukup sih, cuma
diberikan sudah cukup berharap ka pengennya
maksimal? mah sebulan dua kali
gitu ini ada
programnya. Terus juga
kalau emang bangku ga
cukup, bisa disediain
karpet jadi orangtua
bisa duduk pas antri.
2. Apakah dampak yang Punya tempat buat
dirasakan dengan adanya berkegiatan,
RPTRA? kegiatannya juga
positif, bisa bantu
mama juga dengan
adanya program tebus
pangan murah. Terus
juga dikit-dikit mah
dapet uang tambahan

146
karena aku kan ngajarin
nari anak-anak juga.
Soalnya aku udah ikut
nari dari lama jadi aku
bantuin ngajar anak-
anak yang lain juga.
Aku juga kan lebih
gede dan udah ada
pengalaman juga.

147
TRANSKIP WAWAANCARA

Informan : Penerima Manfaat Program Menari


A. Tempat dan Waktu Wawancara
1. Tempat Wawancara : RPTRA Anggrek Bintaro
2. Hari, Tanggal Wawancara : Sabtu, 29 Februari 2020
3. Waktu Wawancara : 15.00
B. Identitas Informan
1. Nama : NW
2. Usia : 12 Tahun
3. Jenjang Pendidikan : SMP
C. Isi Wawancara
1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Kebutuhan apa saja yang Kostum nari sih yang
belum terpenuhi dari ga disediain dari
program RPTRA? RPTRA. Jadi dipinjem
dari sanggarnya. Sama
belum terlalu banyak
disalurin ke lomba-
lomba.
3. Apakah terbantu dengan Cukup terbantu karena
adanya program RPTRA? aku kan emang suka
banget nari ka, cuma
kalau latihan di sanggar

148
kan mahal. Nah kalau
disini kan gratis terus
juga deket dari rumah,
paling ya bayar iuran
aja sih. Itu juga ga
bayar yang besar gitu.

2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pelayanan yang Pelayanannya bagus,
diberikan kepada penerima pelatihnya baik
manfaat diterima dengan ngajarinnya sabar dari
baik? kita ga bisa sama sekali
sampai jago ka. Ibu
RPTRA juga selalu
dampingin kalau kita
lagi latihan.
2. Apakah ada perubahan Ada ka jadi lebih
setelah mengikuti program disiplin waktu sama
RPTRA? jadi lebih rapi dan
bersih aku orangnya,
karena kan kalau
latihan harus tepat
waktu terus juga kita
harus jaga penampilan.
Kan kita kalau nari di

149
tonton banyak orang,
jadi pusat perhatian.
Jadi harus rapi aja gitu
ka.

3. Evaluasi Proses (Process Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pengelola Jelas ka, dari sebelum
memberikan layanan ada programnya tuh
program dengan jelas? kita anak-anak di
sekitar sini dikasih tau
mau ada nari. Nah yang
mau ikut bisa daftar,
terus dikasih tau jadwal
latihan, apa aja yang
harus dibawa selama
latihan. Ya bener-bener
teratur ka.
2. Apakah sarana dan Maksimal karena
prasarana yang disediakan selama latihan kan
dimanfaatkan secara selalu manfaatin sarana
maksimal? yang disedain.

3. Apakah ada kesulitan Cuma kadang agak sulit


selama pelaksanaan aku hafalin gerakannya
program? kalau gerakannya yang

150
rada susah.

4. Evaluasi Produk (Product Evaluation)


No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah program yang Sedikit lagi maksimal
diberikan sudah cukup kalau kita rutin
maksimal? disalurin ke acara-acara
atau lomba ka.
2. Apakah dampak yang Dampaknya jadi bisa
dirasakan dengan adanya nari, bisa ikut lomba,
RPTRA? bisa punya prestasi di
luar sekolah.

151
Hasil Observasi
11 November 2020
Hari ini merupakan pertama kali berkunjung ke RPTRA
Aggrek Bintaro untuk memperkenalkan diri, melakukan
perkenalan dengan pengelola RPTRA, menjelaskan maksud dan
tujuan saya datang kesini, kemudian meminta izin kepada
pengelola RPTRA untuk melakukan izin penelitian disini. Setelah
menjelaskan apa yang akan saya teliti disini, saya memberikan
surat izin penelitian. Setelah itu pengelola RPTRA mengajak saya
untuk berkeliling melihat-lihat fasilitas yang ada, sesekali
dijelaskan secara singkat. Pengelola RPTRA banyak bercerita
mengenai pengalaman selama bekerja di RPTRA ini. Saya juga
diajak berkenalan dengan anak-anak yang saat itu sedang
bermain. Setelah itu karena pengelola ingin melakukan rapat
maka saya pamit kepadanya, beliau bilang bahwa saya sudah
diizinkan, namun harus menunggu respon dari pihak kelurahan
Bintaro dan menunggu balasan surat dari pihak RPTRA Anggrek
Bintaro ini. Pada observasi hari ini, lumayan banyak informasi
yang saya dapat mengenai RPTRA dan bagaimana sistem
kerjanya.

10 Januari 2020
Pada hari ini peneliti dikabari oleh koordinator pengelola
RPTRA Anggrek Bintaro yaitu ibu Saidah Farida kalau saya
sudah boleh melakukan penelitian namun surat izinnya masih
dalam proses. Saya langsung menuju RPTRA untuk melakukan
observasi mendalam mengenai program-program RPTRA. Jam 2

152
siang saya mengamati ada beberapa anak yang sedang bermain
futsal. Semakin sore banyak anak-anak yang bermain disini.
Sambil mengamati kegiatan yang anak-anak sedang lakukan, saya
bertanya mengenai program-program yang ada disini. Ibu Ida
menjelaskan dengan detail. Beliau juga menjelaskan awal mula
RPTRA ini berdiri, bagiamana awalnya respon masyarakat, yang
awalnya kurang menerima namun lama-lama dengan usaha terus
mengajak masyarakat berkunjung dan melakukan sosialisasi terus
menerus maka sekarang masyarakat sangat berpartisipasi
terhadap program RPTRA.
Masyarakat disini aktif mengikuti setiap program maupun
kegiatan-kegiatan, anak-anak juga selalu bermain disini, karena
dari yang saya lihat memang RPTRA ini cukup nyaman untuk
anak-anak bermain. Dengan dilengkapi fasilitas untuk bermain,
belajar, pengembangan minat bakat, maka anak betah untuk
datang kesini terus. Lokasi yang dekat dengan pemukiman warga,
jauh dari jalan raya, jadi aman untuk anak-anak. Ada spanduk
kawasan bebas asap rokok, karena lingkungan RPTRA itu
memang harus ramah anak sesuai dengan PPERGUB No. 123
Tahun 2017 yang mengatur Pengelolaan dan Sarana dan
Prasarana RPTRA. Pengelola disini juga sangat ramah terhadap
anak-anak, mendampingi dan mengawasi, memberikan pelajaran
juga seperti membuang sampah tidak boleh sembarangan, harus
bersikap yang sopan dengan orang yang lebih tua, dan juga saya
melihat mereka diajarkan untuk saling menyayangi sesama
teman, tidak boleh bertengkar seperti mengucapkan kata-kata
yang tidak baik, rebutan mainan, atau menyakiti teman. Jadi

153
banyak sekali manfaat untuk anak jika berkunjung ke RPTRA.

Sabtu, 1 Februari 2020


Hari ini peneliti akan melakukan observasi terhadap
program bimbingan belajar karena hari ini adalah jadwal untuk
bimbingan belajar. Saya tiba pukul 08.30, kemudian sedikit
mengobrol dan berkenalan dengan pengajar disini. Jadi yang
mengajar disini itu adalah mahasiswa/i yang menjadi relawan.
Mereka sudah mengajar disini selama 1 tahun, materi yang
diajarkan sesuai permintaan dari anak mau belajar apa pada hari
itu. Pukul 09.00 bimbingan belajar di mulai, saya juga ikut serta
mencoba untuk mengajar. Saya mengajar 2 anak yang masih TK,
mereka minta dibacakan buku cerita, maka dari itu saya
membacakan kisah nabi. Mereka antusias mendengarkan dan
bertanya tentang kisah nabi yang saya ceritakan. Mereka berdua
selesai belajar duluan dan bergegas bermain di lapangan.
Waktu bimbingan belajar masih ada 1 jam lagi jadi saya
mengamati apa saja yang tiap-tiap anak sedang pelajar. Saya
mengamati bagaimana pengajar memberikan materi, lalu
bagaimana interkasi antara pengajar dan anak-anak. Dari yang
saya lihat, anak-anak cukup serius untuk belajar dan sesekali
diselipkan canda tawa agar mereka tidak bosan. Setelah selesai,
saya mengajak ngobrol beberapa anak. Ada 1 anak yang saya
minta untuk diwawancaari yaitu TN, ia masih SMP dan ia
bercerita awal mula ikut bimbingan ini. Ia bilang bahwa ada
sosialisasi dari RPTRA ke sekolahnya. Menurutnya kapan lagi
ada kesempatan untuk bimbingan belajar secara gratis maka ia

154
tertarik untuk ikut.

15 Februari 2020
Pada hari ini peneliti akan mengobservasi program tebus
pangan murah. Dari jam 07.30 sudah ada yang mulai antri untuk
mendaftar. Jam 08.00, antrian untuk melakukan pembayaran
sudah dibuka. Masyarakat mulai ramai dari anak-anak sampai
orangtua. Saya mengajak ngobrol salah satu anak yang sedang
mengantri, karena anak itu masih antri di paling belakang. Saya
meminta kesediaan dia untuk saya wawancara. Setelah
wawancara selesai, saya mengamati alur pendaftara, pembayaran,
sampai pengambilan bahan makanan berlangsung dengan tertib.
Kebanyakan orangtua yang melakukan penebusan dengan syarat
anaknya harus memiliki KJP (Kartu Jakarta Pintar). Jadi
pembayaran menggunakan bank DKI. Bahan makanan yang bisa
ditebus yaitu daging sapi, daging ayam, telur, susu, minyak
goreng.

22 Februari 2020
Hari ini program posyandu sedang berlangsung, saya
melakukan observasi dari pagi agar dapat melihat alur pelayanan
yang diberikan dari awal. Saat saya datang, para petugas
posyandu sudah siap. Baru ada beberapa ibu dan anak yang
sedang mendaftar. Saya bertemu dengan ibu ketua posyandu
yaitu ibu Marsiah, beliau menjelaskan alur pelayanan secara
singkat. Kemudian saya bertemu dengan ibu Tri yang mempunya
anak berinisial MZ, iya menceritakan alasan anaknya diikutkan

155
ke program posyandu, beliau juga menceritakan manfaat yang
dirasakan terhadap anaknya selama mengikuti posyandu.

23 Februari 2020
Pada hari ini peneliti mengikuti kegiatan penyuluhan ibu
dan anak di RPTRA, selama kegiatan berlangsung, saya sambil
melakukan observasi. Saya mengamati bagaimana ibu dan anak
disana saling berinteraksi, bagaimana mereka menyimak materi
yang diberikan.. Kemudian diadakan makan bersama seluruh
peserta dan para pemberi materi. Materi kali ini mengenai
pengenalan warna, bentuk, profesi. Pemberi materi kali ini adalah
dosen dari Universitas Pembangunan Jaya. Kemudian ada sesi
kedua yaitu materi mengenai bagaimana cara mematikan api dari
gas yang bocor, tentu ini sangat bermanfaat bagi ibu di rumah.
Supaya anak tidak bosan maka mereka disuruh untuk memakai
jas hujan dan akan disiram air. Materi yang ini dibawakan oleh
petugas pemadam kebakaran. Selesai kegiatan, saya bertemu
dengan ibu Aminah. Saya meminta waktunya sebentar untuk
melakukan wawancara. Selesai wawancara, ibu Aminah
menceritakan kesan dan pesannya selama mengikuti program ini.

29 Februari 2020
Hari ini saya ingin melakukan observasi pada program
menari. Program menari ini pendaftaran ulangnya dilakukan 6
bulan sekali. Sekarang sedang berlangsung pendaftaran, tidak ada
syarat khusus mengikuti program ini. Semua peserta yang
mendaftar anak perempuan. Saya mengobrol dengan salah satu

156
anak yang mendaftar yaitu NW. Ia bercerita kalau dia memang
suka sekali menari, ia sudah pernah ikut program ini sebelumnya
dan sudah ikut lomba. Ia kembali mendaftar karena ingin lebih
belajar lagi tentang seni menari. Latihannya dilakukan seminggu
sekali di hari sabtu. Jadwal latihan dibuat di hari libur, agar anak
bisa fokus ketika hari sekolah dan latihan ini tidak mengganggu
anak dalam belajar.

157

Anda mungkin juga menyukai