KEKERASAN FISIK
(KASUS DI LEMBAGA BANTUAN HUKUM JAKARTA DAN
YAYASAN PULIH)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Kata Kunci : Advokasi sosial, Anak korban kekerasan fisik, LBH Jakarta,
Yayasan Pulih
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah
Kesejahteraan Sosial. Shalawat serta salam Allah limpahkan kepada Nabi besar
Pada kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam proses
ii
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan
4. Seluruh Dosen dan Staf Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
5. Kedua Orang tuaku, Ayahanda Liswar Munaf dan Ibunda Ida Farida yang
skripsi ini.
7. Segenap pihak Yayasan Pulih yang telah bersedia membantu penulis untuk
skripsi ini.
8. Abangku Fahrijan dan Adikku tercinta Nisa Aulia yang selalu memberikan
9. Sahabat yang penulis sayangi yaitu Dewi Nawang, Sarah Dwi, dan Diana
10. Dinara Oktaviana, Fitri Qomariah teman tersabar serta Isra Wahyuni,
Qayumah, dan Sarah Amalia Kusnendar teman debat yang saling support,
iii
kritik dan memberikan masukan satu sama lain dalam mengejar gelar
sarjana strata 1.
11. Erby Eko, Ichsan Kurnia, Ari Herlangga, Eko Radityo, dan Indah
menyelesaikan skripsi.
13. Senior terbaik Ira Rahmawati S.Sos dan Yogi Surya yang telah membantu
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
oleh Allah SWT. Penulis juga berharap bahwa skripsi ini memberikan
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
4. Strategi Advokasi.......................................................................28
v
6. Unsur-unsur Pokok Kegiatan Advokasi Sosial..........................34
vi
D. Organisasi .....................................................................................59
E. Layanan ........................................................................................60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................97
B. Saran .................................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
keluarga seperti ayah atau Ibu kandung, ayah atau Ibu tiri, saudara ataupun
kehidupan anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita
bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
1
Eny Hikmawaty dan Chatarina Rusmiyati, Kajian Kekerasan Terhadap Anak,
(Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 2016), h.
26.
1
2
yang masih dalam kandungan.2 Berbicara mengenai anak adalah hal yang
sangat penting karena anak merupakan potensi nasib suatu generasi atau
sebagai perilaku yang sengaja maupun tidak sengaja yang ditujukan untuk
mencederai atau merusak anak, baik berupa serangan fisik maupun mental.
satu kali dalam setahun. 26% melaporkan pernah mendapat hukuman fisik
dari orang tua atau pengasuh di rumah. 50% anak melaporkan dibully di
bahwa suami atau pasangan boleh memukul istri atau pasangannya dalam
situasi-situasi tertentu.4
setiap tahun angka kekerasan terhadap anak mencapai 3.700, dan rata-rata
2
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perlindungan Anak.
3
Wagiati Sutedjo, Hukum Pidana Anak, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 5.
4
www.unicef.org diakses pada 09 Februari 2017.
3
ada kenaikan signifikan selama tiga pekan pada kasus kekerasan terhadap
anak. Pada 26 Mei 2016, angka kekerasan terhadap anak tercatat sebanyak
16.750 kasus. Per 14 Juni 2016, angka kekerasan terhadap anak mencapai
kekerasan psikologis.6
bujuk, lebih mudah untuk diancam dan lebih cenderung pendiam dan malu
seksual (sexual assault), pemberian makanan yang tidak layak bagi anak
berbagai kasus kita tahu bahwa trauma fisik akibat tindak kekerasan
terhadap anak dapat hilang setelah 48 jam kecuali tindak kekerasan yang
menangani kasus ini. Selain itu masyarakat juga harus ikut serta dalam
menangani kasus seperti ini. Hal yang dapat dilakukan pemerintah salah
peradilan.9
7
Bagong Suyanto dan Sri Sanituti, Krisis & Child Abuse, (Surabaya: Airlangga
University, 2002), h. 114.
8
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 96.
9
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan
Seksual: Advokasi Atas Hak Asasi Perempuan, ( Bandung: Refika Aditama, 2001), h. 23.
5
telah menjadi prinsip utama LBH Jakarta yang dipegang secara teguh.
LBH Jakarta tidak hanya menjadi pembela di bidang hukum saja, namun
10
Adnan Buyung Nasution, Bantuan Hukum di Indonesia, (Jakarta: LP3ES, 2007), h.
136.
6
makmur.11
orang. Untuk kasus anak dan perempuan di tahun 2016, LBH Jakarta
psikologis.
11
Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum Dan Hak Asasi Manusia,
(Jember: Mandar Maju, 1994), h. 30
7
dari masyarakat, salah satunya adalah lembaga yang cukup proaktif dalam
yaitu Yayasan Pulih. Yayasan Pulih adalah sebuah organisasi nirlaba yang
manfaat.
dalam bidang itu tidak cukup. Maka dari itu, salah satu alasan LBH Jakarta
Hal itu berguna untuk pemulihan rasa trauma bagi masyarakat yang
1. Pembatasan Masalah
yang peneliti teliti, agar lebih terfokus dan efektif dalam penelitian ini
2. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
maka tujuan yang ingin peneliti capai adalah mengetahui proses advokasi
sosial yang dilakukan LBH Jakarta dan Yayasan Pulih dalam kasus
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
2. Manfaat Praktis
pengembangan masyarakat.
kekerasan.
10
D. Metodologi Penelitian
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan manfaat tertentu.12 Oleh
karena itu, metode yang relevan dengan suatu kegiatan akan menunjang
1. Pendekatan Penelitian
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 2.
11
2. Sumber data
Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10320 dan Yayasan Pulih,
13
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005), h. 6.
12
dengan:
yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetap apa yang
lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini dan
14
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), h. 165.
13
penelitian.
wawancara.
kedalam istilah-istilah teori sosial atau latar, di mana teori sosial itu terjadi.
penelitian kualitatif pindah dari deskripsi peristiwa historis atau latar sosial
15
Ibid, h. 176.
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 221.
17
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), h. 246.
14
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dan hal hal itu diberi
dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif, yaitu teknik analisis
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
18
Ibid, h.248.
19
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005), h. 178.
15
tidak secara random karena dianggap tidak penting. Oleh karena itu,
Tabel 1.1
Informan
20
M. Djunaedi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2012), h. 89.
16
kode etik yang dimiliki LBH Jakarta dan Yayasan Pulih bahwa dalam
klien.
E. Tinjauan Pustaka
kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh LBH APIK Jakarta
kekerasan seksual dan manfaat apa saja yang didapat dari korban
F. Sistematika Penulisan
sistematika penulisan.
18
lembaga yang nantinya akan menjelaskan profil LBH Jakarta dan profil
Yayasan Pulih.
BAB IV: Dalam bab ini berisi mengenai hasil penelitian dan
anak.
penelitian, saran-saran. Pada bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari daftar
LANDASAN TEORI
A. Advokasi Sosial
pekerja sosial itu sendiri. Pekerja sosial wujud untuk membantu individu,
kelompok, dan orang yang tidak mampu agar mampu dapat membantu diri
mereka sendiri. Pekerja sosial berasal dari falsafah, nilai dan praktek
upaya pemberian jaminan kepada pihak yang sedang terlibat dengan kasus
1
Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Corporate Social
Responsibility, (Bandung: Alfabeta, 2009), h.165.
2
Edi Suharto, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, (Jakarta:
Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen RI, 2004), h. 169.
19
20
3
Jim Ife dan Frank Tesorieo, Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi
Community Development, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 595-597.
4
Nenden Desnawari, Pentingnya Forum Perlindungan dan Advokasi Sosial, Forum
Komunikasi Fungsional Pekerja Sosial, (Jawa Timur, 2012).
21
terhadap klien.
kepedulian.
usia.
22
klien.
sumber.5
jenis, yaitu advokasi kasus (case advocacy) dan advokasi kelas (class
advocacy).
5
Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, (Jakarta:
Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004), h. 170-173.
24
(client advocacy).
6
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Coorporate Social
Responbility , (Bandung: AlfabetaI, 2009), h.166.
25
sebagai berikut :
dialaminya).
kepada korban.
berkiprah dalam suatu posisi nilai yang jelas dan eksplisit, seperti martabat
beruntung.
memandang dirinya sebagai pemikir dan pekerja, serta sebagai orang yang
sebelum bertindak.
2. Tujuan Advokasi
organisasi. Advokasi pada hakikatnya adalah apa yang ingin kita rubah,
siapa, yang akan melakukan perubahan tersebut, seberapa besar dan kapan
perubahan itu bermula. Meskipun tidak ada jangka waktu yang pasti untuk
langkah peningkatan realistis kearah tujuan yang lebih luas atau menuju
suatu visi tertentu. Menurut Zastrow advokasi adalah menolong klien atau
bersifat tertutup.
yang lebih besar maka advokasi ini yang paling sesuai digunakan.
terpenuhi.
undang-undang.
28
4. Strategi Advokasi
mezzo dan makro) dan mengkajinya dari empat aspek (tipe advokasi,
sasaran atau klien, peran pekerja sosial dan teknik utama) seperti yang
ditampilkan tabel:
Tabel 2.1
Strategi Advokasi
SETTING
ASPEK
MIKRO MEZZO MAKRO
Tipe Advokasi Advokasi Kasus Advokasi Kelas Advokasi Kelas
Aksi sosial
Manajemen
Jejaring Analisis
Teknik Utama kasus (case
(networking) kebijakan
management)
7
Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, (Jakarta:
Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004), h. 174-175.
29
1. Aras Mikro
Pada aras mikro, peran utama Pekerja sosial adalah sebagi broker
dilakukan meliputi:
sumber alternatif
sosial
30
(kelayakan).
kemasyarakatan.
2. Aras Mezzo
masing-masing pihak.
31
faksi.
hambatan komunikasi.
g. Bersikap netral, tidak memihak, dan pada saat yang sama tetap
perdamaian.
3. Aras Makro
Peran pekerja sosial pada tataran makro adalah menjadi dan analisis
kondisi yang buruk dan tidak adil, melakukan lobby dan negosiasi
action.
32
dan integratif.
diterapkan.
5. Prinsip-Prinsip Advokasi
selalu ada resistansi, oposisi dan konflik. Tidak ada faktor tunggal yang
Gambar 2.1
Proses Advokasi
Memahami
Memilih Membangun
sistem
isu opini & fakta
kebijakan
strategis publik
Membangun
Koalisi
kepentingan dan saling percaya. Sekutu terdiri dari sekutu dekat dan
bertahap. “Trust your hopes, not fear”. Jadikan isu dan strategi yang
8
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Coorporate Social
Responbility , (Bandung: AlfabetaI, 2009), h.167-172
35
berbeda pula.
politik.
dan energi dalam mengumpulkan dana atau sumber daya yang lain
tercapai.9
gagasan, agenda dan politik yang selalu berubah. Proses ini berlangsung
dan memlilih salah satu yang paling mudah ditangani secara politis,
9
Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, (Jakarta:
Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004), h. 113.
10
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Coorporate Social
Responbility , (Bandung: AlfabetaI, 2009).
37
maka peluang ini dapat dijadikan titik masuk pekerja social untuk
1) Kode Etik. Dalam kode etik tercantum nilai-nilai dan prinsip etika
11
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Coorporate Social
Responbility , (Bandung: AlfabetaI, 2009).
38
sosial.
masalah.
dan isu fital yang ada pada individu atau oleh kelompok. Advokasi
bentuk yang asli suatu profesi. Nilai dasar dalam praktek advokasi
5) Keadilan sosial.12
12
Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Coorporate Social
Responbility , (Bandung: AlfabetaI, 2009), h. 177-180.
40
13
K Prent XC, MJ Adi Subrata, WJS Purwadarminta, Kamus Latin-Indonesia,
(Yogyakarta: Kanisius, 1969), h.930.
14
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Utama, 2008), h. 667.
15
Yayah Khisbiyyah, Melawan kekerasan tanpa kekerasan, Agresi dan Kekerasan:
Perspektif Teori Psikologi, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h.3.
41
fisik, seksual dan psikis yang terjadi kepada anak. Di Amerika Serikat,
atau kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang dihasilkan dapat
Al-Qur’an dan Sunnah Rasul serta pendapat para ulama, anak menempati
di muka bumi.
dengan hadirnya buah hati (anak) sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-
اجنَا َو ُذرِّ يَّاتِنَا قُ َّزةَ أَ ْعي ٍُه َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِيهَ إِ َما ًما
ِ َوالَّ ِذيهَ يَقُولُونَ َربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْه أَ ْس َو
Artinya: “Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah
kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertakwa.”
16
Hasan Al-Banna, dkk, Departemen agama RI Al-Qur’an dan Terjemahan Woman,
(Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2010), h. 366.
42
sebagai anak”.17
36 Tahun 1996. Menurut KHA yang diadopsi dari majelis ulama PBB
tahun 1989, setiap anak tanpa memandang ras, jenis kelamin, asal-usul
empat bidang:
17
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014
tentang Perlindungan Anak.
43
dapat berakibat terjadinya kerusakan pada orang lain yang tidak saja
berupa hal-hal yang fisik, tetapi juga menyangkut psikis, ekonomi, seksual
dan sebagainya. Kekerasan tidak hanya terjadi pada ruang lingkup rumah
tangga (keluarga) saja tetapi kekerasan juga terjadi pada relasi personal
2. Bentuk-Bentuk Kekerasan
sesungguhnya tidaklah sulit dan tidak jauh dari sekitar kita. Realita
kekerasan yang dialami anak-anak sampai saat ini terjadi masalah yang
setiap hari.
18
Abu Hurarerah, Child Abuse (Kekerasan Terhadap Anak), (Bandung: Nuansa, 2007), h.
32-33.
44
a) Penelantaran anak
klaim atas keturunan dengan cara ilegal. Hal ini antara lain
b) Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah agresi fisik diarahkan pada seorang anak oleh
tertinggi usia 0-5 tahun (32.3%) dan terendah usia 13-15 tahun
(16.2%).
adalah orang yang kenal dengan korban mereka; sekitar 30% adalah
keluarga dari anak, paling sering adalah saudara, ayah, ibu, paman
atau sepupu, sekitar 60% adalah kenalan teman lain seperti keluarga,
19
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2003), h. 29-30
46
adalah yang paling sulit untuk didefinisikan. Itu bisa termasuk nama
penderitaan fisik lain atau kerusakan tubuh. Kekerasan fisik yaitu jenis
20
Ibid.
47
menimbulkan dampak atau akibat terhadap fisik anak sehingga fisik anak-
bakar, patah tulang, trauma kepala, cedera pada perut dan cedera lainnya
1. Agresif
ditujukan saat anak tidak ada orang yang bisa melindungi dirinya. Saat
orang yang dianggap tidak bisa melindunginya itu ada disekitarnya, anak
Tetapi tidak semua sikap agresif anak muncul karena telah mengalami
tindak kekerasan.
menjadi sangat agresif, dan setelah menjadi orang tua akan berlaku kejam
agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang dewasa yang menjadi
meninggal dunia.
anak yang memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan bisa disertai
penurunan berat badan. Ia akan menjadi anak yang pemurung, dan terlihat
kurang ekspresif.
3. Mudah menangis
Sikap ini ditunjukkan karena anak merasa tidak nyaman dan aman
melindunginya, kemungkinan besar pada saat dia besar, dia tidak akan
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta dan Yayasan Pulih. Sebab, selain
ke III tahun 1969 oleh Alm. Adnan Buyung Nasution. Gagasan tersebut
(Pemda) DKI Jakarta Alm. Ali Sadikin, pada awalnya dimaksudkan untuk
49
50
DKI Jakarta terhadap LBH Jakarta melalui SK Gubernur DKI Jakarta No.
Pembela Umum (Legal Aid/ Public Defender) dalam wilayah DKI Jakarta
menjadi bentuk advokasi yang dilakukan sampai saat ini. Hal tersebut
1
Data diperoleh dari Wawancara dengan Ayu Eza Tiara, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 13 Maret 2017, LBH JAKARTA.
2
Abdurrahman, Aspek-Aspek Bantuan Hukum di Indonesia, (Jakarta: Cendana Press,
1983), h. 233.
51
dilihat dari Anggaran Dasar LBH Jakarta (sebagai LBH yang pertama kali
Visi
administrative system).
Misi
miskin.
1. Public service
cuma-cuma.
2. Social education
masyarakat.
4. Pembaharuan hukum.
5. Practical training.
D. Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Direktur
Alghiffari Aqsa, S.H.
Keuangan Kesekretariatan
Santi Sudarwanti Abdul Rosyid
3
Data diperoleh dari Wawancara dengan Ayu Eza Tiara, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 13 Maret 2017, LBH JAKARTA.
56
Pulih guna untuk menangani konsekuensi pada kasus yang dialami oleh
Hal itu berguna untuk pemulihan rasa trauma bagi masyarakat yang
komunitas atau akibat konflik politik dan juga bantuan terhadap pekerja
perdamaian”.4
4
Laporan Tahunan Yayasan Pulih, Profil Organisasi (Jakarta: Perpustakaan Yayasan
Pulih, 2009), h. 14.
58
Visi
manusia.
Misi
pelayanan publik.
kemanusiaan.
C. Nilai Dasar
1. Demokratis
D. Organisasi
Pulih.
di Pulih.
E. Layanan
pekerjaannya.
bencana.
61
Gerakan ini dilakukan melalui dua buah program, yaitu program men
dewasa sebagai pasangan, dan juga laki-laki muda atau remaja, agar
5
Data diperoleh dari Wawancara dengan Fransiskus Sugiarto, Administrasi dan Humas
Yayasan Pulih, Jakarta, 25 April 2017, Yayasan Pulih.
62
2. Mampu (2014-sekarang).
komprehensif.
seksual.
proses hukum.
dan kampanye.
program peduli.
4. Klinik (2002-sekarang).
kelompok.
melakukan pemeriksaan.
G. Struktur Organisasi
Gambar 3.2
Wakil Ketua
Anggota Anggota Nurcahyo Budi Waskito
Livia Iskandar Wakhit Hasim
Irma S. Martam Dian Marina
Anggota
Sahawiyah
Jackie Viemilawati
Vitria Lazzarini
Sidiq Gunawan
BAB IV
dan Yayasan Pulih. Dalam kasus kekerasan fisik terhadap anak, LBH
kekerasan dalam suatu kelompok atau individu. Hal itu berguna untuk
dilakukan LBH Jakarta dan Yayasan Pulih terhadap kasus kekerasan fisik
teori yang telah dijelaskan pada bab II. Dari hasil penelitian, peneliti
antara LBH Jakarta dan Yayasan Pulih terhadap kasus kekerasan fisik
terhadap anak.
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang kasus yang dialami oleh
korban dan bagaimana korban bisa melapor ke LBH Jakarta dan Yayasan
65
66
korban.
Nama korban bukanlah nama sebenarnya atau nama inisial, hal ini
1. Identitas Korban
No Data Korban
1 Nama Inisial HA
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Alamat Depok
4 Umur 13 tahun
5 Agama Islam
6 Nama Ayah HT
2. Gambaran Kasus
minuman gelas plastik. Namun, begitu melewati jalan Noble yang berada
67
diketahui anggota TNI aktif itu berteriak maling yang ditujukan ke HA,
“Dia anggota TNI AL, pangkat kopral. Dia teriak maling ke anak
saya dan temannya.”1
dituduh dan diteriaki. Berikut ini kutipan wawancara yang dijelaskan HT:
Ketika itu, oknum S yang sedang panas langsung turun dan memukuli HA.
Tak lama setelah HA, SKA yang merupakan teman HA juga dipukuli
kosong. Di lahan kosong itu, HA dan SKA lagi-lagi dipukuli. Tak hanya
dipukuli, bahkan baju bocah SKA juga dibuka, yang digunakan untuk
1
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
2
Ibid.
68
mengikat bocah itu ke pohon. Oknum S juga mengambil kalung baja putih
diarahkan ke Polisi Militer TNI AL di Jalan Bungur. Orang tua korban ini
saat melaporkan. Kemudian, pada Januari 2016, orang tua yang ditemani
kerabat juga melaporkan ke Polres Depok dan Polres Bogor. Selain itu,
dialami HA dan SKA. Setelah beberapa hari kemudian, pihak LBH Jakarta
dialaminya.
3
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
69
B. Advokasi Sosial
LBH Jakarta dan Yayasan Pulih. Hal ini diungkapkan oleh pengacara
mengungkapkan:
apalagi LBH Jakarta bergerak dalam bidang isu sosial politik. Maka dari
itu, dalam kasus ini LBH Jakarta bekerja sama dengan Yayasan Pulih guna
4
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
5
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
70
bisa dilakukan oleh semua disiplin ilmu salah satunya ilmu kesejahteraan
Hal ini juga diperjelas oleh Ayu Eza Tiara selaku pengacara publik LBH
menjelaskan:
6
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
7
Data diperoleh dari Wawancara dengan Ayu Eza Tiara, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 06 April 2017, LBH Jakarta.
71
yang dilakukan oleh LBH Jakarta dan Yayasan Pulih merupakan upaya
untuk mencapai layanan tertentu ketika mereka ditolak suatu lembaga atau
8
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
9
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
10
Lihat Bab II, h.23.
72
Hal ini juga diperjelas oleh Gisella T Pratiwi selaku Psikolog Anak
masalah yang dihadapi, hal ini dapat dilihat dari penerimaan laporan
korban yang mendapatkan respon baik dari LBH Jakarta dan Yayasan
Pulih dalam memberikan pendampingan kepada klien. Hal ini juga dapat
11
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 06 April 2017, LBH Jakarta.
12
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta,
08 Juni 2017, Yayasan Pulih.
13
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
73
hukum. Selain itu, LBH jakarta dan Yayasan Pulih juga memberikan suatu
sebagai anak.”
14
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
15
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta,
08 Juni 2017, Yayasan Pulih.
74
mempengaruhi kelompok yang lebih besar maka advokasi ini yang paling
administratif.16
Tabel 4.1
16
Lihat Bab II, h.25.
75
Hal ini disampaikan oleh Ayu Eza Tiara selaku pengacara publik LBH
Jakarta mengatakan:
yang dilakukan oleh LBH Jakarta dengan 4 layanan yaitu: non litigasi
mendapatkan fakta hukum yang lebih dalam menangani suatu kasus yang
sedang ditangani oleh LBH Jakarta. Keempat, Jemput bola adalah upaya
penanganan kasus yang dilakukan oleh LBH Jakarta secara pro aktif
17
Data diperoleh dari Wawancara dengan Ayu Eza Tiara, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 06 April 2017, LBH Jakarta.
76
Seperti yang dikatakan oleh pengacara publik LBH Jakarta Bunga siagian:
“Dari jumlah laporan kasus yang masuk tidak semua jenis kasus
dapat LBH tangani, karna LBH mempunyai syarat dan kriteria
yang berhak mendapatkan bantuan hukum. Selain itu, kasus dapat
kita tangani sesuai prioritas kasus.”18
Hal ini juga diperjelas oleh pengacara publik LBH Jakarta Ayu Eza Tiara:
Hal ini juga disampaikan oleh psikolog anak Yayasan Pulih Gisella T
Pratiwi:
Gambar 4.1
Jika
Klien dan psikolog Pertemuan pertama
Diperlukan
membuat janji untuk dengan psikolog
pertemuan selanjutnya
Pertemuan lanjutan
dengan psikolog
18
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
19
Data diperoleh dari Wawancara dengan Ayu Eza Tiara, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 06 April 2017, LBH Jakarta.
20
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta,
08 Juni 2017, Yayasan Pulih.
77
pelayanan sosial yang ada. Hal ini juga bisa dilihat dari strategi advokasi
dibagi ke dalam tiga setting atau aras (mikro, mezzo dan makro) dan
mengkajinya dari empat aspek (tipe advokasi, sasaran atau klien, peran
pekerja sosial dan teknik utama). Pada aras mikro, peran utama Pekerja
organisasi dan peran pekerja sosial disini adalah sebagai mediator, dan
aras makro, jenis advokasinya sama seperti aras mezzo yaitu advokasi
sosial disini sebagai aktivis dan analis kebijakan dan teknik utama yang
78
menjelaskan:
peneliti angkat dalam skripsi ini masuk kedalam kategori advokasi tipe
mikro yang mengusulkan peran LBH Jakarta dan Yayasan Pulih sebagai
21
Lihat Bab II, h.26.
22
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
23
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
24
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
79
3) menjalin relasi kerja sama antara LBH Jakarta dan Yayasan Pulih untuk
Gambar 4.2
Mencari akar
permasalahan
Membangun
opini dan fakta
Tindakan
kebijakan
Membangun
koalisi
Penilaian
Gambar 4.3
Melakukan
Memilih Menentukan
analisis dan
isu tujuan dan
mengkaji
strategis target
kasus
Membangun
opini publik
Melakukan
loby, Membangun
Refleksi jaringan dan
mempengaruhi
dan mendesak koalisi.
Sumber: Yayasan Pulih
LBH Jakarta dan Yayasan Pulih memiliki cara ketika LBH Jakarta
dan Yayasan Pulih merasakan empati, LBH Jakarta dan Yayasan Pulih
25
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 06 April 2017, LBH Jakarta.
26
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
81
yang dilakukan oleh LBH Jakarta bersandar pada isu dan agenda yang
spesifik, jelas dan terukur serta memerlukan perencanaan yang akurat. Hal
ini juga disampaikan oleh pengacara publik LBH Jakarta Bunga Siagian:
Gambar 4.4
27
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
82
membangun koalisi dengan pihak lain adalah salah satu tolak ukur
kesamaan kepentingan dan saling percaya. Hal ini juga bisa dilihat dari
ini:
28
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
29
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
30
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
83
Seperti yang diungkap oleh psikolog Anak Gisella T Pratiwi di bawah ini:
Hal ini diperjelas oleh Bunga Siagian pengacara publik LBH Jakarta:
31
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
32
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
33
Ibid.
84
bahwa LBH Jakarta meminta dan mendesak agar keadilan ditegakkan dan
dicapai oleh LBH Jakarta tidak terlepas dari kerjasama dengan Yayasan
dilaksanakan bila sesuai dengan susunan yang telah dibuat. Seperti hasil
34
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
85
35
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
36
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
86
a) Mengidentifikasi masalah
“Kita dengerin dulu kronologi yang terjadi pada korban, lalu kita
pertimbangkan kembali laporannya. Setelah dinyatakan bahwa
kasus ini harus kita bantu, kita melakukan kembali wawancara
mendalam dengan korban dan keluarga korban, Setelah itu kita
analisis kasus tersebut.”37
b) Merumuskan solusi
37
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
38
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
87
Pada tahap ini LBH Jakarta dan Yayasan Pulih melakukan kerja
d) Melaksanakan kebijakan
39
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
40
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
41
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
88
Jakarta yaitu lembaga perujuk untuk salah satu bukti klien dalam
menjalani proses hukum.”42
Hal ini diperjelas oleh Bunga Siagian pengacara publik LBH Jakarta:
Pada tahap ini LBH Jakarta dan Yayasan Pulih jelas menyatakan
e) Evaluasi
Gisella T Pratiwi:
42
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
43
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
44
Ibid.
45
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
89
lain: Kode etik, dalam kode etik tercantum nilai-nilai dan prinsip etika
memiliki harga diri yang tinggi dan fundamental pada suatu profesi.
Tabel 4.2
dalam bentuk ucapan atau kata-kata kasar yang dapat menimbulkan stigma
negatif pada diri klien. Di samping itu, klien yang ada di Yayasan Pulih
46
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
47
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
91
Salah satu dampak dari kekerasan yaitu klien menjadi menarik diri
menimbulkan dampak atau akibat terhadap fisik anak sehingga fisik anak-
bakar, patah tulang, trauma kepala, cedera pada perut dan cedera lainnya
yang dikutip berikut ini: Dampak kekerasan pada anak yang diakibatkan
48
Lihat Bab II, h.38.
92
oleh orangtuanya sendiri atau orang lain sangatlah buruk. Seperti hasil
wawancara oleh pengacara publik LBH Jakarta Bunga Siagian berikut ini:
Hal ini juga diperjelas oleh Gisella T Pratiwi selaku psikolog anak
Yayasan Pulih:
cedera, atau penderitaan fisik lain atau kerusakan tubuh. Selain mengalami
berlebihan.
49
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH Jakarta.
50
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
51
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
93
1. Faktor Pendukung
dengan aktif penguatan secara psikologis dan fisik kepada korban. Hal ini
kepada korban.
52
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH JAKARTA.
94
Hal ini juga disampaikan oleh psikolog anak Yayasan Pulih Gisella T.
Pratiwi:
kesamaan peranan yang dimiliki LBH Jakarta dan Yayasan Pulih dalam
2. Faktor Penghambat
kendala yang dialami oleh pekerja sosial dalam melakukan advokasi sosial
53
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
54
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
95
beberapa kesamaan kendala yang dihadapi oleh LBH Jakarta dan Yayasan
55
Data diperoleh dari Wawancara dengan Bunga Siagian, Pengacara Publik LBH Jakarta,
Jakarta, 10 April 2017, LBH JAKARTA.
56
Data diperoleh dari Wawancara dengan Gisella T. Pratiwi, Psikolog Anak, Jakarta, 08
Juni 2017, Yayasan Pulih.
57
Data diperoleh dari Wawancara dengan HT, Orang Tua Korban, Jakarta, 05 Juli 2017,
LBH Jakarta.
96
antara tugas yang akan dikerjakan dengan masalah yang timbul. Serta
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pulih guna untuk menangani konsekuensi pada kasus yang dialami oleh
Hal itu berguna untuk pemulihan rasa trauma bagi masyarakat yang
pencatatan terkait dengan apa yang korban ceritakan mengenai kasus yang
merujuk korban kesalah satu rekan jaringan LBH Jakarta yaitu Yayasan
97
98
Dalam proses ini, Pulih menerima data-data terkait advokasi yang sudah
laku sebagai hubungan timbal balik atau sebab akibat adanya hal yang
asesmen baik dalam bentuk laporan maupun dalam bentuk lisan. Sesuai
untuk salah satu bukti klien dalam menjali proses hukum. Dalam
penghambat yang dimiliki oleh LBH Jakarta dan Yayasan Pulih dalam
B. SARAN
Ghony, M. Djunaedi & Almanshur, Fauzan, Metode Penelitian Kualitatif, Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Ife, Jim dan Tesorieo, Frank., Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi
Community Development, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Januardi, Alldo Felix dkk, Mundurnya Demokrasi dan Kalahnya Negara Hukum, Jakarta:
Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, 2016.
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014.
Suharto, Edi, Isu-isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi, Jakarta:
Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen RI, 2004.
Sunggono, Bambang dan Harianto, Arie, Bantuan Hukum Dan Hak Asasi Manusia,
Jember: Mandar Maju, 1994.
Sutedjo, Wagiati, Hukum Pidana Anak, Bandung: Refika Aditama, 2010.
Suyanto, Bagong dan Sanituti, Sri, Krisis & Child Abuse, Surabaya: Airlangga
University, 2002.
Tim Penyusun Kamus Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2005.
Media Internet
SKRIPSI
Suryani, Ade Mega, “Upaya Komisi Perlindungan Anak (KOMNAS PA) dalam
Memberikan Perlindungan Terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual”,
(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta,
2014).
Struktur Organisasi LBH Jakarta
Septi Ponco
Widodo Budidarmo
Gregorius R Daeng.
Harry Ashari.
Husni Mubarak.
M. Charlie Meidino A.
Muhamad Retza B.
Olivia Griselda S.
Shaleh Al Ghifari.
Sulaiman Khosyi S.
Yohanis Mambrasar.
a. Dewan Pembina
Irma S. Martam
Sahawiyah
b. Dewan Pengawas
Dian Marina
c. Dewan Pengurus
Vitria Lazzarini
Sidiq Gunawan
d. Pengurus Harian
Jane Pietra
Cantyo A. Dannis
Pedoman Wawancara
Objek Wawancara
3. Berapa banyak LBH Jakarta dalam menangani kasus kekerasan terhadap anak
6. Apa yang membedakan pengacara publik LBH Jakarta dan pengacara pada
umumnya?
7. Apa saja nilai-nilai yang dimiliki pengacara publik atau pelayanan hukum
1. Apa saja bentuk layanan yang diberikan LBH Jakarta terhadap anak korban
kekerasan fisik?
9. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi LBH Jakarta
1. Apa saja bentuk layanan yang diberikan Yayasan Pulih terhadap anak korban
kekerasan fisik?
9. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Yayasan Pulih
10. Apa saja bentuk-bentuk kekerasan yang ditangani oleh Yayasan Pulih?
E. Nama : HT
A. Identitas Informan
Instrumen Wawancara
III tahun 1969 oleh Alm. Adnan Buyung Nasution, gagasan tersebut
Indonesia.
kasus non struktural, kasus keluarga, serta kasus sipil dan politik.
2
terhadap anak pada tahun 2016 dan apa saja kasus kekerasannya?
pencari keadilan. Jumlah ini bisa tiga kali liat dari jumlah pengaduan
kebijakan.
pada umumnya?
menguasai ilmu hukum tapi juga ilmu sosial yang lain, seperti
kekurangan.
Professional
Demokratis
Adil
Tanggung jawab
Jakarta?
Banten).
berada khususnya dalam pengadilan. Nah, LBH Jakarta lah salah satu
B. Identitas Informan
Instrumen Wawancara
bantuan hukum, namun itu saja tidak cukup. Ada beberapa kegiatan
Dari jumlah laporan kasus yang masuk tidak semua jenis kasus dapat
LBH tangani, karna LBH mempunyai syarat dan kriteria yang berhak
a) Mengidentifikasi masalah
b) Merumuskan solusi
psikologis.
d) Melaksanakan kebijakan
pengadilan.
e) Evaluasi
apa saja yang terjadi dalam kasus tersebut. Kekurangannya itu bisa
ketidakadilan.
fisik?
ini sudah dilakukan oleh advokat LBH Jakarta dan ini menjadi salah
C. Identitas Informan
Instrumen Wawancara
Livia Istania, dan Ali Aulia Ramly tentang adanya ketimpangan antara
kekerasan berikutnya.
kelompok.
pekerjaannya.
bencana.
Klinik (2002-sekarang).
professional.
12
D. Identitas Informan
Instrumen Wawancara
mencari kebenaran atau hal yang sebenarnya terjadi yaitu dengan cara
satunya perlindungan.
a) Mengidentifikasi masalah
dan tes.
b) Merumuskan solusi
hukum pada HA
c) Melaksanakan kebijakan
proses hukum.
d) Evaluasi
membutuhkan.
Advokasi yang dilakukan Pulih pada kasus ini yaitu melakukan proses
keseluruhan dan bisa dilihat juga dari reaksi emosi serta cara berbicara
tingkah laku, atau sebagai tanda dari adanya hal yang melandasi
lembaga perujuk untuk salah satu bukti klien dalam menjalani proses
hukum.
fisik?
membantu klien dalam menjalani proses hukum seperti pada kasus ini.
melakukan advokasi. Maka dari itu, kami masih sangat perlu belajar,
advokasi.
16
E. Identitas Informan
a. Nama : HT
Instrumen Wawancara
Jakarta?
dan Polres Bogor. Selain kesana, saya juga mendatangi LBH Jakarta
untuk melapor dan mencari keadilan terhadap anak saya, karena yang
saya tau LBH Jakarta itu bisa membantu orang yang awam tentang
hukum kaya saya ini. Saya juga dirujuk ke Yayasan Pulih sama LBH
Waktu itu lagi liburan sekolah, anak saya main kerumah temannya.
oleh karena jalannya rusak parah, minuman yang dipegang anak saya
tumpah kena rumah yang lagi dibetulin gataunya itu rumah anggota
17
TNI. Dia anggota TNI AL, pangkat kopral. Dia teriak maling ke anak
saya dan temannya. Langsung warga mengejar anak saya dan teman-
temannya, warga minta anak saya dan teman-temannya itu agar jelasin
yang sadis. Anak saya juga takut kalau melihat orang banyak
menangis.