Anda di halaman 1dari 205

BIMBINGAN AGAMA DALAM MEMBENTUK

KONSEP DIRI REMAJA DI YAYASAN IRTIQO


KEBAJIKAN REMPOA TANGERANG SELATAN
Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar


Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:
Dwi Yulfani
NIM: 11190520000023

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2024 M / 1445 H
ABSTRAK

DWI YULFANI, NIM 11190520000023, Bimbingan Agama


Dalam Membentuk Konsep Diri Remaja di Yayasan Irtiqo
Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan, di bawah bimbingan
Dr. Fauzun Jamal, M.A
Kondisi keluarga yang tidak dapat melaksanakan peran nya
dalam membesarkan dan mendidik anak secara baik, terkadang
memaksa anak untuk berada di sebuah yayasan. Anak-anak yang
berada di yayasan biasanya karena permasalahan keluarga yang
dihadapinya seperti anak tidak memiliki ayah, ibu atau keduanya
dan keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Yayasan kemudian
mengambil alih peran keluarga dalam memberikan perhatian,
bimbingan dan kebutuhan anak. Perhatian kepada anak-anak yang
berada di yayasan tentu meliputi perkembangan psikologis mereka
khususnya yang menanjak remaja. Remaja dalam perkembangan
nya sering mengalami permasalahan dalam membentuk konsep
diri mereka. Dalam hal ini yayasan melaksanakan kegiatan-
kegiatan yang dapat membantu mereka untuk membentuk konsep
diri diantaranya adalah kegiatan bimbingan agama.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana
data diperoleh berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bimbingan agama
dalam membentuk konsep diri remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan
Rempoa Tangerang Selatan. (2) Untuk mengetahui faktor
pendukung dan penghambat bimbingan agama untuk membentuk
konsep diri remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa (1) kegiatan
bimbingan agama membawa dampak yang positif bagi mereka
dalam membentuk konsep diri yang mencakup aspek pengetahuan
diri, harapan diri, dan penilaian diri. (2) Faktor pendukung
kegiatan bimbingan agama adalah adanya hubungan kebersamaan
yang erat antara pembimbing dan remaja di yayasan, sehingga
remaja menjadi lebih terbuka. Sedangkan faktor penghambat
bimbingan agama yaitu kurangnya jumlah pembimbing agama
sehingga menghambat kelancaran proses bimbingan agama.
Kata kunci: Bimbingan Agama, Konsep Diri, Remaja

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabil’alamin, segala puji Syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena akan karunia dan hidayah-
Nya, penulis masih diberikan kekuatan untuk selalu beriman dan
taat kepada-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Bimbingan Agama dalam Membentuk Konsep
Diri Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang
Selatan”. Sholawat serta salam tak lupa penulis curah limpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan
kita selaku umatnya. Semoga kita bisa mendapatkan syafaat-Nya
di Yaumul Akhir.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Sosial bagi
mahasiswa program S1 pada program studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, dikarenakan keterbatasan ilmu dan wawasan penulis
serta kemampuan penulis.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, izinkan penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan, dukungan, secara materil dan non materil.
Dengan penuh rasa kasih sayang, penulis mengucapkan terima
kasih yang tidak terhingga kepada kedua orang tua tercinta, dan

ii
sahabat-sahabat saya yang telah memberikan dukungan, motivasi
dan doa kepada penulis.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr.
Fita Fathurokhmah, M.Si. selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik. Dr. Rubiyanah, M.A. selaku Wakil Dekan II
Bidang Administrasi Umum dan Keuangan. Dr. Muhtadi,
M.Si. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Nasichah, M.A. selaku Ketua Program Studi Bimbingan
dan Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Ir. Noor Bekti Negoro, selaku dosen pembimbing akademik
Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
3. Dr. Fauzun Jamal, M.A. selaku dosen pembimbing yang sudah
meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran untuk selalu
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun
skripsi ini. Terima kasih selalu sabar membimbing saya, terima
kasih atas ilmu, nasihat dan motivasi yang selalu bapak
berikan.
4. Dr. Muhtadi, M.Si selaku ketua sidang dan Yulia Rosa Dewi,
M.M selaku sekretaris sidang munaqosah.

iii
5. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si dan Muhtar Muchammad
Solihin, M.Si selaku penguji sidang skripsi yang sudah
memberikan kritik dan saran yang membangun.
6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
khususnya Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam
yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat untuk
penulis.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Yudi Wahyudi dan Ummi
Suryanah terima kasih atas perjuangannya dan kerja kerasnya
untuk selalu memberikan yang terbaik bagi penulis, terima
kasih atas doa, dukungan, cinta dan kasih sayang yang tiada
henti sehingga penulis bisa menempuh pendidikan sampai
pada titik ini.
8. Kakak yang sangat saya sayangi Nurdiansyah dan Dini
Wahyuningtias terima kasih banyak atas dukungannya, baik
berupa materi atau non materi. Terima kasih selalu berbagi
pengalaman, menjadi contoh yang baik, selalu memberikan
motivasi, arahan, semangat dan mensupport penulis dari awal
perkuliahan sampai penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
9. Adik dan keponakan tercinta penulis, Kirani Asya Shabira dan
Arsakha Kaivansyah yang selalu memberikan semangat
kepada penulis.
10. Arina Mayang Fa’una sahabat penulis dari awal perkuliahan
hingga saat ini. Terima kasih atas doa nya, terima kasih selalu
menjadi pendengar yang baik, menjadi teman yang sangat
suportif, dan selalu memberikan saran juga semangat.

iv
11. Selfiah, Nurul Hassanah, Choirotunnisa, Wulandari Rizka
Meylinda, Lia OKtaviani, Faradilla Hassa, Sari Rahayu, Joya
Esliana Wulan terima kasih selalu mendukung, memotivasi
dan membantu penulis dalam proses penyusunan skripsi.
12. Pihak Yayasan Irtiqo Kebajikan terutama kepada Ustadzah Tia
Subu Simamora, S.Ag yang telah memberikan kesempatan dan
selalu menyambut baik penulis dalam melakukan penelitian.
Seluruh pembimbing agama dan para remaja Yayasan Irtiqo
Kebajikan yang telah membantu keberhasilan dan kelancaran
penulis dalam proses penelitian.
13. Kelompok 4 Makro, Rahma, Kamila, Nida, Retna, Husna,
Haifa, Livia, Ramzi dan Sayyid yang selalu mendukung
penulis dalam penyusunan skripsi ini
14. Keluarga besar Bimbingan dan Penyuluhan Islam khususnya
Angkatan 2019 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang telah mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT. selalu memberikan keberkahan dan
membalas kebaikan atas segala jasa yang telah diberikan. Peneliti
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, besar harapan peneliti untuk segala kritikan dan
saran dalam penelitian ini agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca umumnya dan
bagi segenap keluarga besar Program Studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam. Aamiin.

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................1
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah......................7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................8
D. Tinjauan Kajian Terdahulu ..............................................9
E. Metode Penelitian ...........................................................15
F. Sistematika Penulisan.....................................................23
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................. 26
A. Bimbingan Agama ..........................................................26
B. Konsep Diri .....................................................................40
C. Remaja..............................................................................53
D. Kerangka Pikir ................................................................57
BAB III ....................................................................................... 59
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN...................... 59
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan ..........................................................59
B. Visi dan Misi ...................................................................62
C. Tujuan Yayasan Irtiqo Kebajikan .................................62
D. Struktur Organisasi Yayasan Irtiqo Kebajikan ...........62
E. Sarana dan Prasarana ......................................................63
F. Keadaan Anak Binaan Yayasan Irtiqo Kebajikan ......64
G. Kegiatan Anak Binaan Yayasan Irtiqo Kebajikan......67

vi
H. Jadwal Kegiatan di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan ..........................................................68
I. Program Yayasan Irtiqo Kebajikan ..............................69
BAB IV ....................................................................................... 71
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................................... 71
A. Deskripsi Informan .........................................................71
B. Temuan Penelitian ..........................................................77
BAB V......................................................................................... 90
PEMBAHASAN ........................................................................ 90
A. Pelaksanaan Bimbingan Agama di Yayasan Irtiqo
Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan. .......................90
B. Konsep Diri Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan
Rempoa Tangerang Selatan ...........................................97
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan
Bimbingan Agama dalam Membentuk Konsep Diri
Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan…………………………………105
D. Analisis SWOT .............................................................108
BAB VI ..................................................................................... 113
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................... 113
A. Kesimpulan ....................................................................114
B. Implikasi ........................................................................115
C. Saran ...............................................................................116
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 117
LAMPIRAN ............................................................................. 124

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak
menuju dewasa. Masa remaja merupakan salah satu periode
dari perkembangan manusia. Masa peralihan ini meliputi
semua perkembangan, perubahan perkembangan tersebut
meliputi aspek fisik, mental, dan psikososial. Masa remaja
merupakan salah satu fase paling kritis dalam kehidupan
manusia karena merupakan fase peralihan dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa. Dewasa ini, banyak perubahan
yang terjadi pada remaja, baik secara fisik, emosional, maupun
sosial.
Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui jumlah penduduk
Indonesia hingga 2020 didominasi generasi Z dan generasi
milenial. Generasi Z adalah penduduk yang lahir pada kurun
tahun 1997-2012, dan generasi milenial yang lahir periode
1981-1996. Dari hasil survei sepanjang Februari-September
2020 itu didapati jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa
atau setara dengan 27,94 persen dari total populasi berjumlah
270,2 juta jiwa. Sementara, generasi milenial mencapai 69,90
juta jiwa atau 25,87 persen.1
Fase remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa.
Pada fase ini, remaja sudah mulai banyak berfikiran ke masa

1
https://bisnis.tempo.co/read/1425919/sensus-penduduk-2020-bps-
generasi-z-dan-milenial-dominasi-jumlah-penduduk-ri diakses pada 15 Januari
2024 pukul 00.21 WIB

1
2

depan dan banyak terpengaruh oleh lingkungan. Banyak yang


akan mempengaruhi baik itu hal yang positif maupun yang
negative. Mencari kesibukan dengan mengikuti kegiatan-
kegiatan baik adalah hal positif yang sudah sering dilakukan
oleh remaja, tidak hanya itu bahkan ada juga kegiatan yang
menjerumuskan remaja kepada yang negative. Oleh karena itu
sangat penting untuk membimbing remaja karena remaja
merupakan generasi penerus yang harus siap mengemban misi
kemanusiaan di lingkungan.2
Keluarga merupakan lingkungan terdekat untuk
membesarkan, mendewasakan dan pertama kalinya anak
mendapatkan pendidikan. Namun bagaimana jika anak harus
berpisah dan terpaksa tinggal di yayasan karena suatu alasan.
Menurut Keputusan Menteri sosial No.27 tahun 1984 ada
beberapa karakteristik anak terlantar yaitu: anak (laki-
laki/perempuan) usia 5-18 tahun tidak memiliki ayah (yatim)
atau ibu (piatu) karena meninggal tanpa dibekali secara
ekonomis untuk belajar, atau melanjutkan pelajaran pada
pendidikan dasar, orang tua sakit-sakitan dan tidak memiliki
tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap, penghasilan tidak
tetap sehingga tidak mampu membiayai sekolah anaknya, tidak
memiliki ayah dan ibu dan saudara serta belum ada orang lain
yang menjamin kelangsungan pendidikan pada tingkatan dasar
dalam kehidupan anak, tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya

2
Gia Sugiantoro Fauzan, dkk. Problematika Remaja dalam Mengikuti
Bimbingan Keagamaan, Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, Konseling, dan
Psikoterapi Islam Vol. 7, No. 4, 2019
3

dan pendidikannya3. Kondisi ini bukanlah yang mereka


inginkan. Tentu jika hal tersebut terjadi maka anak akan
menjadi kekurangan cinta, perhatian, bimbingan, arahan, dan
kebutuhan dalam bertahan hidup, dan memiliki pengaruh
perkembangan psikologi remaja, terutama bagi perkembangan
seorang anak yang pada tahap itu sedang dalam proses mencari
jati dirinya.4
Konsep diri menurut Chaplin adalah evaluasi individu
mengenai diri sendiri, penilaian atau penaksiran mengenai diri,
penilaian atau penaksiran mengenai diri sendiri oleh individu
yang bersangkutan. Konsep diri terbentuk karena adanya
interaksi dengan orang-orang sekitarnya.5 Apa yang
dipersepsikan individu lain mengenai diri individu, tidak
terlepas dari struktur, peran, dan status sosial yang disandang
seorang individu.
Konsep diri bagi remaja berperan agar remaja dapat
menyesuaikan dengan lingkungannya, agar mereka dapat
diterima oleh lingkungannya. Pendapat lain menyebutkan
bahwa konsep diri bersama dengan citra tubuh, ideal self (diri
yang diinginkan individu) dan sosial self (diri yang dipersepsi
berdasarkan apa yang dipandang masyarakat).

3
Kemeneterian Sosial RI, Rekapan Data Anak Terlantar, Jakarta:
Pusat data dan Informasi Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak, 2011
4
Mujahidin Nur, Keajaiban Menyantuni Anak Yatim, PT Zaytuna Ufuk
Abadi, Jakarta, 2008, hlm. 10
5
Chaplin, J.P, Kamus lengkap psikologi. Alih Bahasa: Kartini
Kartono Raja Grafindo Persada Jakarta, 2000.
4

Remaja yang mempunyai konsep diri yang positif akan


memiliki tujuan dan cita-cita yang jelas terhadap masa
depannya. Remaja yang mempunyai konsep diri positif juga
akan mempunyai semangat hidup dan daya juang yang tinggi.
Sebaliknya apabila remaja yang memiliki konsep diri negative
cenderung memberikan batasan kepada dirinya bahwa dia
tidak bisa memenuhi apa yang diinginkan lingkungan, yang
akhirnya menimbulkan rasa rendah diri pada remaja.6 Konsep
diri merupakan hal terpenting dalam kehidupan individu. Jika
individu tidak mampu membentuk konsep diri, maka hidupnya
tidak terarah dengan baik. Symond dalam Suryabrata,
mendefinisikan konsep diri sebagai cara bagaimana seseorang
bereaksi terhadap dirinya sendiri dan konsep diri ini
mengandung pengertian tentang bagaimana orang berfikir
tentang dirinya sendiri bagaimana orang berusaha dengan
berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan
diri.7
Bimbingan pada dasarnya merupakan suatu proses usaha
pemberian bantuan kepada individu. Proses tersebut dilakukan
secara terus-menerus sehingga bantuan tersebut dapat
membantu individu dalam menerima dirinya, mengarahkan
dirinya, dapat mengembangkan potensinya untuk kebahagiaan

6
Syekh Khalid bin Abdul Rahman, Kitab Fikhi Mendidik anak
(Jogjakarta: Diva Press, 2012), hlm. 422
7
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Kepribadian, Jakarta:
RajaGrafindoPersada, 2007. Hlm. 247
5

dan kemanfaatan dirinya dan lingkungan masyarakatnya.8


Bimbingan agama islam menurut Faqih dalam bukunya
bimbingan dan konseling Islam diartikan sebagai proses
pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.9
Bimbingan agama Islam merupakan senjata ampuh dalam
membina remaja, agama akan tertanam dan tumbuh dalam diri
setiap remaja dan dapat digunakan untuk mengendalikan
dorongan-dorongan serta keinginan-keinginan yang kurang
baik. pembinaan dan kasih sayang dari orang tua kandung tidak
dapat dirasakan oleh anak yang tidak mempunyai keluarga
yang utuh misal karena meninggalnya salah satu atau kedua
orang tua, krisis ekonomi, atau perceraian orang tua.
Menurut hasil wawancara dengan salah satu pengurus
sekaligus pembimbing agama Yayasan Irtiqo Kebajikan.
Bahwa yayasan ini menaungi anak asuh yang berlatar belakang
masalah berbeda antara lain: yatim, yatim piatu dan anak dari
keluarga yang kurang mampu (dhuafa). Yayasan ini berperan
sebagai keluarga bagi remaja sehingga mereka tidak pernah
merasakan kesendirian dan juga memiliki pembimbing yang
senantiasa dapat memberikan mereka motivasi dan arahan.
Yayasan Irtiqo Kebajikan menyediakan sekolah SMP dan
SMA untuk remaja yang tinggal di YIK yang bernama Sekolah

8
Walgito, Bimbingan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi
Offset, 1984) hlm. 4
9
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, Yogyakarta:
UII Press, 2001, hlm.4
6

Cita Mulia yang berlokasi di Pamulang. Sekolah ini tidak


hanya diperuntukkan untuk remaja yang tinggal di YIK saja
tetapi juga terbuka untuk para remaja dari luar yang ingin
bersekolah di tempat tersebut.
Adapun permasalahan yang terjadi dalam diri remaja yang
tinggal di YIK yaitu tidak sedikit dari mereka memiliki tingkat
kepercayaan diri yang rendah, beberapa remaja seringkali
menunda-nunda solat, sering merasa takut salah, ragu-ragu,
dan kurangnya rasa optimis pada diri remaja. Maka Yayasan
ini memberikan pembinaan melalui kegiatan bimbingan
agama, kegiatan bimbingan agama yang dilakukan di Yayasan
ini yaitu Tahsin dan tahfidz Al-Qur’an, ceramah, dan kegiatan
lainnya seperti muhadhoroh setiap minggunya yang bertujuan
agar remaja lebih berani dan percaya diri ketika berbicara
didepan orang banyak. Adapun kegiatan bimbingan agama
yang dilaksanakan di YIK ini, diharapkan dapat membantu
anak binaan untuk tumbuh menjadi pribadi yang memiliki
motivasi dalam mencapai tujuannya, memiliki sikap yang
optimis, percaya diri, senantiasa berfikir dan berperilaku
positif, memiliki semangat dan daya juang yang tinggi,
memiliki dorongan dan arahan untuk dapat membentuk konsep
diri yang positif agar mereka dapat berbaur ketika harus
kembali berinteraksi dengan banyak orang diluar sana dan
memiliki kehidupan yang lebih baik.10

10
Wawancara pribadi dengan Kak Tya, Pengurus YIK, 25 Mei 2023.
7

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik


melakukan penelitian di Yayasan Irtiqo Kebajikan yang
berlokasi di Rempoa Tangerang Selatan. Adapun Judul
penelitian ini adalah “Bimbingan Agama dalam Membentuk
Konsep Diri Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan”
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Batasan ini dibuat agar peneliti dapat fokus dan terarah
serta memudahkan peneliti dalam proses pengambilan
data dan pelaporan hasil penelitian, maka dari itu
peneliti akan membatasi masalah pada:
a. Bimbingan agama dalam upaya memberikan
bantuan kepada seseorang yang mengalami
kesulitan yang menyangkut kehidupan pada masa
kini dan masa yang akan datang. Dalam penelitian
ini maka bimbingan agama akan difokuskan pada
bagian metode dan materi (Aqidah, akhlak dan
syariah).
b. Konsep diri adalah gambaran individu mengenai
dirinya sendiri yang terbentuk karena adanya
pengalaman-pengalaman yang dimiliki seseorang
dari interaksi dengan lingkungannya. Dalam
penelitian ini difokuskan pada pengetahuan diri,
harapan diri, dan penilaian diri.
8

c. Subjek pada penelitian ini adalah remaja usia 12-19


tahun yang sudah lama tinggal dan aktif mengikuti
kegiatan bimbingan di Yayasan Irtiqo Kebajikan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dipaparkan maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bimbingan agama dalam membentuk
konsep diri di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan Bimbingan Agama dalam membentuk
Konsep Diri di Yayasan Irtiqo Kebajikan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan
di atas, maka tujuan penulis dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis bimbingan
agama dalam membentuk konsep diri remaja di
Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang
Selatan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
Bimbingan Agama dalam Membentuk Konsep
Diri Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan.
9

2. Manfaat penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat menghasilkan
beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan
dapat memperkaya keilmuan khususnya dalam bidang
kajian Bimbingan dan Penyuluhan Islam. Penelitian ini
mampu dijadikan sebagai pijakan dan referensi pada
penelitian-penelitian selanjutnya khususnya yang
berhubungan dengan bimbingan agama dalam
membentuk konsep diri anak di Yayasan Irtiqo
Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian tentang
bimbingan agama dalam membentuk konsep diri.
Penulis juga berharap penelitian ini dapat bermanfaat
untuk orang banyak serta bisa dijadikan bahan evaluasi
dan referensi bagi peneliti yang mendatang.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu


Sebagai bahan perbandingan pada penelitian ini, penulis
mengkaji melalui beberapa hasil penelitian terdahulu
diantaranya yaitu:
1. Pembentukan Konsep Diri Penerima Manfaat Melalui
Bimbingan Mental Agama di Sasana Pelayanan Sosial
Anak Suko Mulyo Tegal
10

Disusun oleh Putri Diah Puspitasari, 131111045,


Mahasiswa Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang 2018.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep diri
penerima manfaat melalui kegiatan bimbingan mental
agama dan menganalisisi pelaksanaan bimbingan mental
agama bagi penerima manfaat di Sasana Pelayanan Sosial
Anak Suko Mulyo Tegal. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsep diri penerima manfaat di Sasana Suko
Mulyo Tegal masih belum dapat dikatakan memiliki
konsep diri yang positif, kebanyakan dari mereka masih
berkonsep diri negative karena mereka masih sering
merasa rendah diri, tertutup, kurang percaya diri, mudah
tersinggung, menarik diri, takut salah, ragu-ragu,
bergantung kepada orang lain secara berlebihan dan mudah
menyerah.11 Kelebihan penelitian ini adalah data pada latar
belakang cukup kuat. Kekurangan penelitian ini adalah
masih terdapat beberapa spasi yang tidak beraturan
sehingga terlihat tidak rapi. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada lokasi
penelitian. Sedangkan persamaan penelitian ini adalah
keduanya memiliki persamaan dalam topik penelitian yaitu
konsep diri.

11
Putri Diah Puspitasari, Pembentukan Konsep Diri Penerima Manfaat
Melalui Bimbingan Mental Agama di Sasana Pelayanan Sosial Anak Suko
Mulyo Tegal, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang, 2018.
11

2. Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Konsep Diri


Siswa di Asrama Smart Ekselensia Indonesia Bogor
Disusun oleh Nurmala Syamsiatul Fauziah,
11170520000053, Mahasiswa Program Studi Bimbingan
dan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2021. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara variable
pemahaman materi Aqidah terhadap konsep diri siswa di
asrama SMART Ekselensia Indonesia. Dan terdapat
pengaruh yang signifikan antara pengamalan materi
syari’ah terhadap konsep diri. Sedangkan pada pengamalan
materi akhlak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
konsep diri.12 Kelebihan pada penelitian ini adalah teori
konsep diri dicantumkan dengan rinci dan mudah di
mengerti kerangka pemikiran dijelaskan dengan detail.
Kekurangan penelitian ini adalah pada penelitian terdahulu
tidak dijelaskan perbedaannya. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dari metode
nya penelitian ini menggunakan kuantitatif sedangkan
penelitian yang akan datang menggunakan metode
kualitatif dan juga terdapat perbedaan pada lokasi
penelitian. Persamaannya adalah keduanya memiliki topik

12
Nur Mala Syamsiatul Fauziah, Pengaruh Bimbingan Agama
terhadap Konsep Diri Siswa di Asrama SMART Ekselensia Indonesia Bogor,
Skripsi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2021.
12

pembahasan yang sama yaitu bimbingan agama dan konsep


diri.
3. Bimbingan Agama dalam Pengembangan Potensi Diri
Remaja di Lembaga Quantum Of Succes Training and
Consulting Institut Cirebon.
Disusun oleh Annisah Nur Amalliyah, 11130520000004,
Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan agama dalam
pengembangan potensi diri remaja yaitu potensi iman yang
ditandai dengan rajin sholat, sholat subuh berjamaah, dan
berkata jujur. Potensi jasmani dibuktikan dengan tidak
adanya remaja yang berpacaran, berhenti merokok, dan
menutup aurat. Lalu potensi rohaniah ditandai dengan
remaja yang saling menghargai teman, pemaaf, sopan
santun, selalu berhuznudzon kepada Allah dan sesama.
Dan potensi nafs menjadikan remaja yang penuh dengan
semangat dan aktualisasi diri, baik untuk diri sendiri,
sekolah, maupun masyarakat.13 Kelebihan penelitian ini
adalah latar belakang dilandasi dengan data yang kuat dan
menarik serta rumusan masalah yang terjawab dengan baik.
Kekurangannya yaitu pada penelitian terdahulu tidak
dicantumkan perbedaan dan kelebihan serta

13
Annisah Nur Amaliah, Bimbingan Agama dalam Pengembangan
Potensi Diri Remaja di Lembaga Quantum Of Succes Training and Consulting
Institut Cirebon, Skripsi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2019.
13

kekurangannya. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu


penelitian ini memfokuskan pada pengembangan potensi
diri remaja dan juga perbedaan terdapat pada lokasi
penelitian. Adapun persamaannya yaitu sama-sama
terdapat pembahasan tentang bimbingan agama.
4. Pembinaan Keagamaan dan Konsep Diri Remaja
dalam Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Desa
Tempurandu Kecamatan Sapuran Kabupaten
Wonosobo Tahun 2021
Disusun oleh Fety Unjiyanti, 23010170392, Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, IAIN Salatiga, 2021. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pembinaan
keagamaan yang dilakukan oleh keluarga, untuk
mengetahui kondisi dan kualitas keberagamaan, dan untuk
menentukan konsep diri pada remaja dalam keluarga TKW.
Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pembinaan keagamaan remaja dalam keluarga TKW
dilakukan oleh ayah, nenek, guru sekolah dan guru diniyah.
Metode yang digunakan adalah metode nasihat,
keteladanan, serta latihan dan pengamalan. Materi yang
diajarkan meliputi Aqidah, ibadah dan akhlak. Secara
keseluruhan remaja tersebut memiliki konsep diri yang
cenderung negative tetapi adapula remaja yang memilki
konsep diri positif dilihat dari beberapa aspek konsep diri
seperti fisik, psikis, sosial, emosional prestasi, dan aspirasi.
Remaja yang konsep dirinya positif kualitas keagamaannya
14

juga baik karena mendapat pembinaan keagamaan yang


baik. Sedangkan remaja yang konsep dirinya negative,
biasanya karena adanya pengaruh kurang baik dari
lingkungan sekitar, anggota keluarga lain, maupun
pertemanan. Padahal pembinaan keagamaan yang
dilakukan orang tua sudah cukup baik.14 Kelebihan
penelitian ini adalah materi yang dijelaskan mengenai
pembinaan agama diuraikan secara lengkap. Kekurangan
penelitian ini masih terdapat typo dan penulisan yang
kurang rapi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan yaitu penelitian ini membahas konsep
diri remaja yang ada dalam lingkungan keluarga TKW,
serta perbedaan juga terlihat dari lokasi penelitian.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan yakni memiliki topik pembahasan yang sama
yaitu konsep diri dan menggunakan metode yang sama,
yaitu metode kualitatif.
5. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Komunikasi
Interpersonal Mahasiswa
Jurnal penelitian yang dilakukan oleh Sapto Irawan
Mahasiwa Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Kristen Satya Wacana. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa konsep diri seseorang mempengaruhi komunikasi

14
Fety Unjiyati, Pembinaan Keagamaan dan Konsep Diri Remaja
dalam Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Desa Tempuranduwur
Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, IAIN Salatiga, 2021.
15

interpersonalnya. Setiap kenaikan nilai konsep diri, maka


akan diikuti kenaikan nilai komunikasi interpersonal
mahasiswa. Koefisien bernilai positif, yang berarti bahwa
terjadi hubungan yang positif antara konsep diri dengan
komunikasi interpersonal, dimana semakin tinggi konsep
diri maka semakin tinggi komunikasi interpersonalnya.15
Kelebihan dari penelitian ini terdapat pada bahasa
penulisan yang baik dan mudah dimengerti. Kekurangan
pada penelitian ini adalah pada teori bagian dimensi konsep
diri tidak dijelaskan secara detail hanya disebutkan point-
pointnya saja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah dari metode penelitiannya,
metode pada penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dan variabel yang dibahas yaitu komunikasi
interpersonal. Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan yaitu keduanya mempunyai topik
yang sama yaitu konsep diri.

E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pengertian metode penelitian adalah cara-cara berpikir
dan berbuat yang dipersiapkan dengan sebaik-baiknya
(hati-hati, kritis, dalam mencari fakta, prinsip-prinsip)
untuk mengadakan penelitian dan mencapai tujuan

15
Sapto Irawan, Pengaruh Konsep Diri Terhadap Komunikasi
Interpersonal Mahasiswa, Jurnal Scholaria Vol. 7 No. 1, Januari 2017 hlm. 39-
48
16

penelitian.16 Dalam penelitian ini menggunakan metode


penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan,
gambar, foto, rekaman video, dan lain-lain.17
Menurut Farida Nugrahani penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bertujuan untuk memahami kondisi suatu
konteks dengan mengarahkan pada pendeskripsian secara
rinci dan mendalam mengenai potret kondisi dalam suatu
konteks yang alami (natural setting), tentang apa yang
sebenarnya terjadi menurut apa adanya di lapangan.18
Lexy J. Moelong juga menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif umumnya dapat digunakan untuk penelitian yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah
laku, aktivitas sosial dan lain-lain. Menurut definisi-
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain.

16
Deni Kurniawan, Peran Majelis Taklim Dalam Menanamkan Nilai-
Nilai Keislaman Kepada Masyarakat. Jurnal Staialhidayah Vol. 1 No 2, 2018
17
E. Ktisti Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian,
(Jakarta: Lembaga Pengembangan dan pengukuran psikologi, Fakultas.
Psikologi UI, 1998), 34.
18
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa, (Surakarta: 2014) Hlm 87.
17

2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini berlokasi di Yayasan Irtiqo Kebajikan
(YIK) Rempoa Tangerang Selatan yang beralamat di Gang
Anggur 8 No.19A, RT.07/ RW.01, Rempoa, Ciputat
Timur, Tangerang Selatan. Penelitian ini dimulai pada
bulan Agustus 2023-Januari 2024. Adapun alasan
dijadikannya yayasan ini sebagai lokasi penelitian antara
lain:
a. Berdasarkan hasil observasi penelitian masih banyak
anak binaan yang belum terbentuk konsep diri positif
b. Lokasi penelitian terjangkau dan mudah diakses oleh
peneliti, sehingga memudahkan peneliti dalam
melakukan proses penelitian.
c. Masih sedikit yang melakukan penelitian di lokasi
tersebut.
3. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah semua orang yang
menjadi sumber data atau informan yang dapat
memberikan keterangan mengenai masalah
penelitian. Dalam penelitian ini terdapat 8 orang
yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Terdiri
dari 3 orang pembimbing agama dan 5 orang remaja
Yayasan Irtiqo Kebajikan.
b. Objek Penelitian
Adapun objek dalam penelitian ini adalah
bimbingan agama dalam membentuk konsep diri
18

remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa


Tangerang Selatan.
4. Teknik Pemilihan Informan
Teknik pemilihan informan pada penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel didasarkan atas tujuan tertentu (orang
yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel)19
Adapun kriteria subjek yang menjadi informan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Remaja Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang
Selatan yang berusia 12-19 tahun
b. Remaja yang telah lama tinggal dan aktif mengikuti
kegiatan bimbingan agama di Yayasan Irtiqo
Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan
c. Pembimbing agama islam Yayasan Irtiqo Kebajikan
Rempoa Tangerang Selatan
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, yang bertujuan untuk mendapatkan
data yang lebih lengkap dan tentu hasilnya bisa
dipertanggung jawabkan keaslian dan kebenarannya.
Teknik pengumpulan datanya meliputi:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui pengamatan yang disertai dengan

19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2017), hlm. 274
19

rekaman situasi atau perilaku khalayak sasaran.20


Menurut Sutrisno Hadi, metode observasi didefinisikan
sebagai pengamatan, pencatata sistematis dari
fenomena yang diteliti.21 Observasi atau pengamatan
adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
kolaboratornya mencatat informasi yang mereka
saksikan selama meneliti.22 Dari seluruh pengertian
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode
observasi yaitu metode pengumpulan data dengan
mengamati secara langsung tentang situasi dan
kejadian di lapangan. Pada penelitian ini, peneliti
melakukan observasi dengan mengamati kegiatan
bimbingan agama yang dilaksanakan dan mengamati
cara pembimbing agama dalam membentuk konsep diri
remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik untuk
mengumpulkan data dengan cara komunikasi tatap
muka antara peneliti dan responden23. Komunikasi
berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muka, sehingga gerak dan ekspresi

20
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna
Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta,2011), hlm.104.
21
Sutrisno Hadi, Metodologi Reserch (Yogyakarta:Andi Ofset,Edisi
Refisi,2002), hlm.136.
22
Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo,cet.1,2002), hlm.116
23
Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo,cet.1,2002), hlm.119
20

responden model dari sarana verbal lengkap.


Wawancara atau interview secara sistematis mengarah
kepada tanya jawab atau memvalidasi sampel peneliti.
Wawancara didefinisikan sebagai metode
pengumpulan informasi yang dilakukan dengan
pertanyaan dan jawaban lisan, sepihak (pertanyaan
berasal dari yang mewawancara dan jawaban berasal
dari orang yang diwawancara), tatap muka dan dengan
manajemen target yang teridentifikasi. Informan dalam
penelitian ini adalah orang-orang yang mendukung
peneliti untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
diantaranya terdiri dari pembimbing agama dan anak-
anak binaan di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
dengan mempelajari catatan yang berkaitan dengan
data pribadi orang yang diwawancarai.24 Dokumentasi
dapat dipahami sebagai metode pengumpulan data
dengan menggunakan data berupa buku atau dokumen
yang berbentuk tulisan, gambar maupun bentuk
monumental dari seseorang. Dokumentasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh informasi termasuk buku-buku tentang

24
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna
Skripsi (Jakarta: Rineka Cipta,2011), hlm.112
21

pendapat atau teori yang berhubungan dengan masalah


penelitiian yang diteliti. alam metode ini,
6. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan
data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan
diinterpretasikan. Analisis data dalam penelitian kualitatif
adalah aktivitas yang dilakukan secara terus-menerus
selama penelitian berlangsung, dilakukan mulai dari
mengumpulkan data sampai pada tahap penulisan
laporan.25
Adapun tahapan analisis data yang akan digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah:
a. Reduksi Data
Dalam reduksi data peneliti melakukan proses
pemilihan atau seleksi, pemusatan perhatian atau
pemfokusan, penyederhanaan, dan pengabstraksian
dari semua jenis informasi yang mendukung data
penelitian yang diperoleh dan dicatat selama proses
penggalian data di lapangan.26 Begitu pun menurut
Sugiyono, reduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting.

25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 236
26
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa, (Surakarta: 2014) Hlm. 174
22

Dicari pola dan temanya serta membuang hal-hal yang


tidak perlu.27
b. Penyajian Data
Penyajian atau sajian data adalah sekumpulan
informasi yang memberi kemungkinan kepada peneliti
untuk menarik simpulan dan pengambilan tindakan.28
Dalam penyajian data ini, penulis merakit informasi
dalam bentuk deskripsi dan narasi yang lengkap.
Disusun berdasarkan pokok-pokok temuan yang
terdapat dalam reduksi data yang kemudian penulis
sajikan menggunakan bahasa yang logis dan sistematis,
sehingga mudah dipahami.
c. Penarikan kesimpulan dan Verifikasi Makna
Menurut Farida, penarikan simpulan merupakan
kegiatan penafsiran terhadap hasil analisis dan
interpretasi data.29 Pada langkah terakhir ini penulis
akan melakukan proses verifikasi pada dua langkah
sebelumnya sehingga hasil penelitian menjadi valid
dan dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian penulis
menarik kesimpulan akhir secara singkat, jelas dan
lugas agar mudah dipahami serta menjawab rumusan
masalah yang sudah ditetapkan.

27
Sugiyono, Penelitian Kuantitatif dan R&D, (Bandung: CV Alfabeta,
2014) Hlm. 247
28
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa, (Surakarta: 2014) Hlm. 176
29
Ibid, Hlm 177
23

Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan


analisis SWOT untuk menjawab rumusan masalah
pada poin kedua. Menurut Freddy Rangkuti, analisis
SWOT diartikan sebagai “Analisa yang didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness), dan ancaman (threats).30
F. Sistematika Penulisan
Penulisan ini terdiri dari enam bab. Peneliti merumuskan
sistematika penelitian agar peneliti tidak keluar dari
pembahasan yang akan dicantumkan, peneliti akan
memaparkannya sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pembukaan pada skripsi ini, yang berisi
latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini mengemukakan teori-teori yang akan melandasi
dan mendukung penelitian ini. dimana dalam bab ini akan
membahas tentang pengertian bimbingan agama, metode
bimbingan agama, materi bimbingan agama, dan tujuan serta
fungsi bimbingan agama. Didalamnya juga membahas
mengenai konsep diri, dimensi-dimensi konsep diri, faktor

30
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
24

yang mempengaruhi konsep diri, dan cara membentuk konsep


diri. Serta pengertian remaja, dan ciri-ciri remaja.
BAB III : GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
Pada bab ini akan memaparkan gambaran umum dalam
penelitian ini yaitu Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan ke dalam beberapa aspek yang terdiri dari
Sejarah berdirinya Yayasan Irtiqo Kebajikan, visi dan misi,
tujuan Yayasan Irtiqo Kebajikan, Struktur Organisasi, Sarana
dan Prasarana, Keadaan anak binaan, kegiatan anak binaan,
dan program Yayasan Irtiqo Kebajikan.
BAB IV : DATA DAN TEMUAN LAPANGAN
Pada bab empat ini berisikan tentang data informan dan temuan
lapangan mengenai bagaimana bimbingan agama dalam
membentuk konsep diri remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan
Rempoa Tangerang Selatan.
BAB V : PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang analisis dari bimbingan agama
dalam membentuk konsep diri remaja di Yayasan Irtiqo
Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan. Adapun dalam bab ini
terbagi menjadi 5 sub bab. Bab pertama berisi tentang
gambaran bimbingan agama di Yayasan Irtiqo Kebajikan, sub
kedua berisi tentang konsep diri remaja di Yayasan Irtiqo
Kebajikan, sub ketiga analisis studi kasus konsep diri pada
remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan, sub keempat tentang
faktor penghambat dan pendukung dalam melakukan
bimbingan agama di Yayasan Irtiqo Kebajikan, dan sub kelima
25

tentang hasil dari bimbingan agama yang dilakukan di Yayasan


Irtiqo Kebajikan
BAB VI : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Merupakan bab terakhir yang terdiri dari kesimpulan, saran,
dan rekomendasi. Kesimpulan berisikan jawaban terhadap
rumusan masalah dari semua temuan dalam penelitian, dan
mengklarifikasi kebenaran. Serta kritik yang dirasa perlu untuk
bimbingan agama dalam membentuk konsep diri remaja di
Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan.
Kemudian kesimpulan ini diharapkan mampu memberikan
pemahaman dan pemaknaan bagi pembaca.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Bimbingan Agama
1. Pengertian Bimbingan
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris yaitu “guidance”.1 Kata “guidance”
merupakan kata dalam bentuk mashdar (kata benda) yang
berasal dari kata kerja “to guide” artinya menunjukan,
membimbing.2 Jadi kata guidance berarti pemberian petunjuk,
pemberian bimbingan atau tuntunan kepada orang yang
membutuhkan.
Menurut Prayitno, bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang
atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa, agar orang yang dibimbing mampu mengembangkan
kemampuan dirinya sendiri dan mandiri memanfaatkan
kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang ada.3
Kartini Kartono lebih lanjut mengungkapkan, Bimbingan
adalah pertolongan yang diberikan oleh seseorang yang telah
dipersiapkan dengan pengetahuan pemahaman keterampilan-
keterampilan tertentu yang diperlukan dalam menolong kepada

1
Samito, Kamus Bahasa Inggris, (Surabaya: Mita Pelajar, 2012), hlm.
139.
2
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika Offset, 2010), hlm. 3.
3
Prayitno dan Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
Rineke Cipta, 1999), hlm. 99.

26
27

orang lain yang memerlukan pertolongan.4 Dewa Ketut


Sukardi mengemukakan bahwa bimbingan adalah proses
bantuan yang diberikan kepada seorang agar ia mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki mengenali diri sendiri
dan mengatasi persoalan-persoalan hidup sehingga ia mampu
menentukan jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa
tergantung kepada orang lain.5
Sedangkan menurut Rohcman Natawidjaja dalam Sutima,
bimbingan adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan,
supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga
sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar,
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.6
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada individu atau kelompok untuk membantu
memahami dirinya dan lingkungannya serta mengembangkan
potensi yang dimilikinya sehingga mereka dapat menentukan
jalan hidupnya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.

4
Katini Kartono, Bimbingan Dan Dasar-Dasar Pelaksanaanya,
(Jakarta: Rajawali, 1985), hlm.9
5
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta :
Rineka Cipta, 1995) hlm. 12
6
Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal
dan Informal, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hlm. 6.
28

2. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “a” yang
artinya tidak dan “gama” yang artinya kacau. Maka agama
berarti tidak kacau (teratur). Menurut M. Thaib Thahir Abdul
Muin, agama merupakan suatu peraturan Tuhan yang
mendorong jiwa seseorang yang memiliki akal memegang
peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri untuk mencapai
kebahagiaan hidup dan kebahagiaan kelak di akhirat.7
Menurut Zakiah Darajat, agama merupakan kebutuhan
jiwa atau psikis manusia yang akan mengatur dan
mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan dan cara
menghadapi tiap-tiap masalah.8 Agama adalah risalah yang
disampaikan Tuhan kepada utusan-Nya sebagai petunjuk bagi
manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan
manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata
serta mengatur hubungan dengan Tuhan, sesama manusia dan
masyarakat.9
Sedangkan menurut Harun Nasution pengertian agama
adalah sebagai berikut:
a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan
kekuatan ghaib yang harus dipatuhi.

7
Asian Hady, Pengantar Filsafat Agama, Jakarta: Rajawali Press,
1986, Hlm. 7
8
Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dan Pembinaan Mental, (Jakarta:
BBulan Bintang, 1982) cet, Ke-3, hlm. 52
9
Rusyja Rustam dan Zainal A. Haris, Buku Ajar Agama Islam
Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm 63
29

b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang


mengakui manusia.
c. Mengikatkan diri kepada suatu bentuk hidup yang
mengandung pengakuan kepada sumber yang berada diluar
diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan
manusia.
d. Kepercayaan terhadap suatu kekuatan ghaib yang
menimbulkan cara hidup tertentu.
e. Suatu system tingkah laku manusia yang berasal dari
kekuatan ghaib.
f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang
diyakini bersumber dari kekuatan ghaib.
g. Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari
perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan
misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
h. Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui
seorang Rasul.10
Berdasarkan sejumlah pandangan yang telah disampaikan,
dapat disimpulkan bahwa agama merujuk pada kepercayaan
individu terhadap tuhannya atau sang pencipta, dan melalui
keyakinan tersebut, seseorang dapat mencapai kedamaian dan
kesejahteraan baik dalam kehidupan dunia maupun setelah
kematian.

10
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta:
UI Pers, 1979), jilid 1, hlm. 10.
30

3. Pengertian Bimbingan Agama


Bimbingan Agama adalah upaya pemberian bantuan
kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupan pada masa kini
dan masa yang akan datang.11
Menurut Samsul Munir Amin dalam buku Bimbingan dan
Konseling Islami, mengartikan bimbingan agama sebagai
proses pemberian bantuan terarah, terus-menerus dan
sistematis kepada setiap individu agar ia dapat
mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang
dimilikinya secara optimal dengan cara menginternalisasikan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadits ke
dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup selaras dan sesuai
dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.12
Bimbingan Agama menurut Faqih adalah proses
pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup
selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Bimbingan
agama merupakan proses bimbingan sebagaimana kegiatan
bimbingan lainnya, tetapi dalam seluruh seginya berlandaskan
ajaran Islam, yang berlandas pada Al-Qur’an dan Sunnah
Rasul.13

11
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan
Agama, (Jakarta: PT Golden terayon Press: 1982), hlm. 2
12
Syamsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:
Amzah, 2010), hlm. 19
13
Faqih dan Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,
(Jakarta: Pusat Penerbit UII Press, 2001), hlm. 4
31

Pendapat lain yang dikatakan oleh H.M Arifin bahwa


menurutnya bimbingan dan penyuluhan agama adalah segala
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka
memberikan bantuan kepada orang lain yang mengalami
kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar
orang tersebut mampu mengatasinya sendiri terhadap
kekuasan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri
pribadinya suatu Cahaya harapan kebahagiaannya hidup masa
sekarang dan masa depan.14
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
bimbingan agama Islam merupakan proses pemberian bantuan
kepada seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan oleh
orang yang berkompeten dibidang tersebut. Proses bimbingan
agama dilakukan dengan berpedoman pada ajaran-ajaran
agama Islam supaya mampu memahami diri sendiri dan
lingkungannya serta mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya sehingga dapat mencapai kehidupan yang bahagia
di dunia maupun di akhirat.
4. Tujuan dan fungsi bimbingan agama
Tujuan bimbingan keagamaan adalah membantu individu
mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar
mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dalam
menjalani kehidupan, manusia pasti mengalami hambatan-
hambatan dalam mewujudkan segala keinginan dan cita-

14
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Kudus: Buku
Daros Stain Kudus, 2008), hlm. 7
32

citanya. Sehingga diperlukan bimbingan keagamaan agar


membantu manusia dalam mengatasi masalah dalam hidupnya.
Adapun tujuan bimbingan agama islam menurut Sutoyo,
adalah sebagai berikut:
a. Agar orang yakin bahwa Allah SWT adalah penolong
utama ketika kita kesulitan
b. Agar orang sadar bahwa manusia hidup tidak bebas dari
masalah, maka manusia wajib berikhtiar dan berdoa agar
dapat memecahkan masalahnya sesuai tuntunan Allah
c. Agar orang sadar bahwa akal dan budi serta seluruh yang
dianugerahkan oleh Allah itu harus difungsikan sesuai
ajaran Islam.
d. Memperlancar proses pencapaian tujuan Pendidikan
nasional dan meningkatkan kesejahteraan hidup lahir batin,
serta kebahagiaan dunia dan akhirat berdasarkan ajaran
Islam.
e. Membantu mengembangkan potensi individu maupun
memecahkan masalah yang dihadapinya.15

Dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan agama islam


yaitu tujuan bimbingan agama islam yaitu untuk membantu
individu dalam memecahkan masalah, mencegah timbulnya
masalah, membantu individu dalam melaksanakan bimbingan
agama islam dan mendapatkan kebahagiaan hidup.

15
Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan
Praktek), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h.21
33

Sedangkan Fungsi dari Bimbingan Agama adalah


membantu individu untuk menjaga dan mencegah timbulnya
masalah bagi dirinya sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Mneurut Hamdani, fungsi utama bimbingan keagamaan yang
hubungannya dengan kejiwaan tidak dapat terpisahkan dengan
masalah-masalah spiritual (keyakinan). Islam memberi
bimbingan kepada individu agar dapat kembali kepada
bimbingan Al-Qur’an dan As-Sunnah.16
Dapat dirumuskan fungsi dari bimbingan agama adalah
sebagai berikut:
a. Fungsi preventif; yaitu membantu individu mencegah
timbulnya suatu masalah bagi dirinya.
b. Fungsi kuratif atau korektif; yaitu membantu individu
memecahkan masalah yang sedang dihadapi dan
dialaminya
c. Fungsi preservatif; yaitu membantu individu menjaga agar
situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung
masalah) menjadi terpecahkan dan kebaikan itu bertahan
lama.
d. Fungsi developmental atau pengembangan; yaitu
membantu individu memelihara dan mengembangkan
situasi serta kondisi yang telah baik agar tetap baik atau
menjadi lebih baik, sehingga memungkinkannya menjadi
sebab munculnya masalah baginya.17

16
Hamdani Bakran, Konseling dan Psikoterapi Islam, (Yogyakarta:
Fajar Pustaka, 2001), hlm. 218
17
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 2000)
34

5. Metode Bimbingan Agama


Metode adalah suatu cara atau jalan dalam menyelesaikan
suatu masalah, maka begitu juga menurut Faqih mengartikan
metode adalah suatu cara untuk mendekati masalah sehingga
diperoleh hasil yang memuaskan. Metode bimbingan agama
islam dikelompokkan dalam metode langsung dan metode
tidak langsung.18 Metode langsung adalah metode yang
dilakukan dimana pembimbing melakukan komunikasi
langsung atau bertatap muka langsung dengan klien. Winkel
juga mengatakan, bahwa bimbingan langsung berarti
pelayanan bimbingan yang diberikan kepada klien oleh
pembimbing keagamaan dalam suatu pertemuan tatap muka
dengan satu klien atau lebih.19
Metode tidak langsung atau metode komunikasi tidak
langsung merupakan metode bimbingan yang dilakukan
melalui media komunikasi massa, hal ini dapat dilakukan
secara individual maupun kelompok bahkan juga bisa
dilakukan secara individual maupun kelompok bahkan juga
bisa dilakukan secara massal.20 Metode tidak langsung ini bisa
dilakukan secara: individual seperti surat menyurat, telepon,

18
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:
UII Press, 2001), Hal.55
19
WS. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Industri Pendidikan,
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 1991, Hlm 121
20
Jamal Makmur Asmani. Panduan Efektif Bimbingan dan Konseling
di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press, 2010. Hal. 208-21
35

dan lain-lain, sedangkan secara kelompok misal seperti papan


bimbingan, surat kabar, brosur, radio, dan televisi.21
Sedangkan menurut Arifin proses pelaksanaan bimbingan
dapat dilakukan dengan metode-metode berikut ini.22
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu penyajian atau penyampaian
materi atau pesan secara lisan oleh pembimbing kepada
khalayak sasaran atau mad’u dan bersifat monolog.
2) Metode Wawancara
Metode wawancara adalah salah satu cara memperoleh
fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan
tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan terbimbing
pada saat tertentu, yang memerlukan bantuan.
3) Metode teladan
Metode ini berhubungan dengan aspek agama yaitu tentang
akhlak yang termasuk bentuk tingkah laku. Dalam metode
ini pembimbing memberikan contoh berupa perilaku yang
baik.
4) Metode Kisah-kisah
Bimbingan ini dilakukan dengan cara menceritakan kisah-
kisah atau cerita sebagai suatu metode ternyata dan
memiliki daya tarik yang menyentuh perasaan dan
hendaknya mengandung pesan-pesan keimanan, akhlak,
syariat dan contoh keteladanan lainnya.

21
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:
UII Press, 2001), Hal.55
22
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1999) Hlm. 44
36

5) Metode Pencerahan
Metode ini merupakan cara pengungkapan tekanan
perasaan yang menghambat perkembangan belajar dengan
mencari tahu yang sebenarnya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa metode bimbingan agama islam terdiri dari dua metode
yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode
diatas dapat memberikan gambaran tentang metode yang
selayaknya digunakan oleh pengasuh dalam melakukan
bimbingan agama kepada anak asuh di Yayasan Irtiqo
Kebajikan.
6. Materi Bimbingan Agama
Materi bimbingan agama merupakan segala sesuatu yang
harus disampaikan oleh pembimbing kepada terbimbing dalam
rangka pemulihan rohani dengan bersandarkan ajaran islam
yang ada di dalam Al-Qur’an maupun Sunnah Nabi dan
pemberian materi disesuaikan dengan kondisi terbimbing serta
berorientasi pada motivasi, mengingatkan dan membimbing.23
Adapun materi bimbingan agama antara lain:
1) Akidah
Akidah merupakan keyakinan atau kepercayaan.
Akidah islam adalah suatu kepercayaan yang diyakini
kebenarannya dengan sepenuh hati oleh setiap muslim.
Dalam Islam, akidah bukan hanya sebagai konsep dasar
yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang muslim.

23
Dika Sahputra, Buku Ajar Bimbingan Kerohanian Islam di Rumah
Sakit, (Medan: UIN Sumatera Utara Medan, 2020) h. 28
37

Tetapi, akidah atau kepercayaan yang diyakini seorang


muslim itu harus dimanifestasikan dalam amal dan
perbuatan dan tingkah laku sebagai mana orang beriman.
Ia harus mampu mewujudkan keimanannya dalam hal
perbuatan yang baik (amal saleh) dan tingkah laku terpuji.
Berbicara tentang akidah, tidak dapat dipisahkan dari
tauhid (konsep pengesaan Allah). Tauhid adalah satu hak
Allah swt dari sejumlah hak-Nya.24 Akidah (keimanan)
adalah sebagai system kepercayaan yang berpokok pangkal
atas kepercayaan dan keyakinan yang sunguh-sungguh
akan ke-Esaan Allah SWT.25
2) Syari’ah
Syariat merupakan hukum yang telah ditetapkan oleh
SWT. Syariat meliputi berbagai hal tentang keislaman
yaitu berkaitan dengan aspek ibadah dan muamalah.
Ibadah merupakan segala usaha lahir dan batin sesuai
dengan perintah Allah untuk mendapatkan kebahagiaan
dan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga,
masyarakat maupun terhadap alam semesta. Ibadah yang
dilakukan sebagai tanda bentuk pengabdian kepada Allah
SWT yaitu seperti shalat, zakat, puasa dan ibadah
lainnya.26

24
Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, Kebenaran Al-Qur’an dan
Hadis, (Malang: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), hlm.21
25
Aminuddin Sanwar, Pengantar Studi Ilmu Dakwah (Semarang:
Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 1985), hlm. 75
26
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Prenada
Medika, 2003), hlm. 17-18
38

Sementara itu, muamalah merupakan hukum yang


mengatur pada tingkah laku atau perilaku manusia dengan
sesamanya atau hubungan seseorang dengan lingkungan
sosial tempat tinggalnya agar tercipta kehidupan yang
tenteram yang disebut hablum minan-nas, seperti
silaturahmi, transaksi dagang, dan kegiatan masyarakat
lainnya.27 Syari’ah adalah peraturan-peraturan dan hukum
yang telah digariskan Allah atau telah digariskan pokok-
pokoknya dan dibebankan kepada kaum muslimin agar
dapat mematuhinya. Sedangkan materi syari’ah adalah
khusus mengenai pokok-pokok ibadah yang dirumuskan
oleh rukun Islam, yaitu: 1) mengucapkan dua kalimat
syahadat, 2) mendirikan sholat, 3) membayar zakat, 4)
puasa di bulan ramadhan, dan 5) menunaikan ibadah haji
ke Baitullah (bagi yang mampu).28
3) Akhlak
Akhlak secara etimologis berasal dari kata khalaqa-
yakhluqu-khalqan dan jamaknya akhlak yang berarti etika,
budi pekerti, moral. Akhlak merupakan sifat yang tertanam
dalam jiwa seseorang yang berakibat timbulnya berbagai
perbuatan secara spontan tanpa adanya pertimbangan.
Akhlak dapat diartikan sebagai perangai yang menetap
pada diri seseorang dan merupakan sumber munculnya

27
Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan, Kebenaran Al-Qur’an dan Hadis,
(Malang: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009), hlm. 22-23.
28
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Prenada
Medika, 2003), hlm. 8
39

perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara spontan


tanpa adanya pemaksaan.
Manusia akan dinilai berakhlak apabila jiwa dan
tindakannya menunjukkan hal-hal yang baik. demikian
pula sebaliknya, manusia akan dinilai berakhlak buruk
apabila jiwa dan tindakannya menunjukkan perbuatan yang
dipandang tercela. Islam memandang manusia sebagai
hamba yang memiliki dua pola hubungan yaitu hablum
minal Allah dan hablum min an-nas.29
Pertama, hablum minal Allah yaitu hubungan vertikal
antar manusia sebagai makhluk dengan sang khalik, Allah
SWT. Hubungan dengan Allah merupakan kewajiban bagi
manusia sebagai hamba yang harus mengabdi kepada
Tuhan-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT:
‫۝‬
٥٦ ‫س اِْل ِليَ ْعبد ْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقت ْال ِجن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya merela mengabdi kepada-Ku”

Kedua, hablum minal an-nas yaitu hubungan


horizontal antara manusia dengan manusia. Hubungan ini
merupakan kodrat manusia sebagai makhlus sosial,
makhluk bermasyarakat yang suka bergaul. Disamping itu
terdapat perintah Allah agar manusia saling mengenal,
saling tolong menolong, saling menyayangi, mempunyai
sikap toleransi dan berjiwa sosial. Bertingkah laku baik

29
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta: Bumi Aksara, 2016),
hlm. 59
40

kepada lingkungan pun merupakan bentuk akhlak yang


baik terhadap alam sekitar contohnya melindungi
keindahan dan mencegah kerusakan.
7. Media Bimbingan Agama
Media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai
alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu30. Alat-alat yang
dapat dijadikan perantara dalam aktivitas pelayanan
Bimbingan Agama Islam ada bermacam-macam diantaranya
media lisan, media tulisan, media audio, visual serta audio
visual.Yang dimaksud dengan media lisan adalah
penyampaian pesan kepada jamaah secara langsung. Adapun
yang dimaksud dengan media tulisan yaitu penyampaian pesan
kepada jamaah melalui tulisan. Media visual adalah
penyampaian pesan melalui alat-alat yang dapat dilihat oleh
mata seperti majalah, bulletin brosur, photo, gambar dan
sebagainya. Media audial adalah penyampaian pesan dengan
perantara pendengaran misalnya radio, telepon, dan tape
recorder. Sedangkan media audio visual adalah penyampaian
pesan yang dapat dinikmati dengan melalui perantara
pendengaran dan mata seperti televisi, video, internet.31
B. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri

30
Asmuni, Syukir. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al
Ikhlas, 1983) hlm. 163
31
Bukhori, Baidi, Hubungan Kematangan Beragama, Latar Belakang
Fakultas, Dan Jenis Kelamin Dengan Kecemasan Mahasiswa Semester Akhir
Iain Walisongo Dalam Menghadapi Sempitnya Lapangan Pekerjaan, Semarang:
IAIN Walisongo Semarang, 2008.
41

Konsep diri diartikan sebagai persepsi kita terhadap aspek


diri yang meliputi aspek fisik, aspek psikologis, dan aspek
sosial, yang didasarkan pada pengalaman dan inetraksi kita
dengan orang lain. Konsep diri merupakan gambaran individu
mengenai dirinya sendiri yang terbentuk karena adanya
pengalaman-pengalaman yang dimiliki seseorang dari
interaksi dengan lingkungannya. Menurut kamus Psikologi
Self-Consept (konsep diri) adalah konsep seseorang tentang
dirinya sendiri dengan sebuah deskripsi yang menyeluruh dan
mendalam yang bisa diberikannya seoptimal mungkin.32
William H. Fits mendefinisikan konsep diri sebagai
keseluruhan kesadaran atau persepsi mengenai diri sendiri
sebagai yang diobservasi, dialami, dan dinilai oleh dirinya
sendiri. Menurut William H. Fitts dikutip oleh Hendriati
Agustiani, mengemukakan bahwa konsep diri merupakan
aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri
seseorang merupakan kerangkan acuan (frame of reference)
dalam berinteraksi dengan lingkungan. Ia menjelaskan konsep
diri secara fenomenologis, dan mengatakan bahwa ketika
individu mempersiapkan dirinya, berinteraksi terhadap dirinya,
berarti menunjukan suatu kesadaran diri (self awareness) dan
kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat
dirinya seperti yang ia lakukan terhadap dunia di luar dirinya.33

32
Athur S. Reber & Emily S. Reber, Kamus Psikologi (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), 871.
33
Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi
Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaian Diri Pada Remaja (Bandung:
PT Refika Aditama, 2006), 138
42

Fitts menggambarkan bahwa konsep diri merupakan


kemampuan dimana seseorang dapat keluar dari dalam dirinya,
melihat dirinya sendiri seperti yang individu tersebut lakukan
terhadap dunia luar dirinya, mengabstraki dirinya dan
mempersepsikan dirinya.34
Menurut Hurlock, konsep diri merupakan persepsi,
keyakinan, perasaan, atau sikap seseorang mengenai diri
sendiri, kualitas penyikapan individu tentang dirinya sendiri
dan suatu system pemaknaan individu tentang dirinya sendiri
dan pandangan orang lain mengenai dirinya.35 Selanjutnya G.H
Mead menyatakan bahwa konsep diri sebagai pandangan,
penilaian, dan perasaan individu mengenai dirinya sendiri yang
timbul sebagai hasil dari suatu interaksi sosial.36
Menurut pandangan Islam, konsep diri (al-Mushawwir)
menjelaskan bahwa dzat pada diri manusia telah dibentuk oleh
Allah SWT, untuk menjadikannya konsep diri yang sempurna
dan sesuatu yang telah menciptakan dzat yang dibentuk di
dalam diri manusia. Menurut Syaikh Hakami mengatakan al-
Mushawwir adalah yang memberi rupa makhluk dengan tanda-
tanda yang membedakan antara yang satu dengan yang lain
atau menjadikan ada berdasarkan sifat yang dikehendakinya.

34
Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diri pada Remaja. PT Refika Aditama, Bandung
35
Hurlock, E. B. 1976 Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh Med. Meitasari Tjandrasa &
Muslichah Zarkasih. (Jakarta: Erlangga), hal. 22
36
Ratna Dwi Astuti, “Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Konsep Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri Mendungan 1 Yogyakarta”, Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta, (2014), hlm. 1-125
43

Jadi konsep diri menurut Islam yang menciptakan sifat dari diri
manusia sebelum terjadinya gambaran pada diri manusia.37
Konsep diri dalam pandangan Islam juga sesuai dengan
firman Allah SWT :
ًۖ
ِٰٰٓٓ‫طوت‬ َّ ‫ٰٓيا َ ُّي َهآٰالَّ ِذيْنَ ٰٓا َمنُوآٰا ْد ُخلُ ْوآٰفِىٰٓالس ِْل ِمٰٓ َك ۤافَّة‬
ُ ‫ٰٓو ََلٰٓتَتَّ ِبعُ ْوآٰ ُخ‬
‫۝‬ َ ٰٓ‫شيْط ِۗ ِنٰٓاِ َّنهٗ ٰٓلَ ُك ْم‬
٢٠٨ ٰٓ‫عد ٌُّوٰٓ ُّم ِبي ٌْن‬ َّ ‫ال‬
ٰٓ‫ع ِزي ٌْزٰٓ َح ِك ْي ٌم‬ َ ‫ٰٓال َب ِينتُ ٰٓفَا ْعلَ ُم ْوآٰا َ َّن ه‬
َ ٰٓ‫ّٰٰٓللا‬ ْ ‫ٰٓم ْۢ ْنٰٓ َب ْعدِٰٓ َمآٰ َج ۤا َء ْت ُك ُم‬
ِ ‫فَا ِْنٰٓزَ لَ ْلت ُ ْم‬
‫۝‬٢٠٩
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut
langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan
Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran,
Maka ketahuilah, bahwasannya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana” (QS. Al-Baqarah : 208-209)
Ini menunjukkan bahwa kita diberdayakan untuk terbiasa
melakukan perbaikan diri. Upaya perbaikan ini dapat membentuk
konsep diri yang positif bagi individu. Konsep diri bukanlah
sesuatu yang bawaan sejak lahir, melainkan dipelajari dan
terbentuk melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain.
Setiap individu menerima tanggapan dalam interaksi, yang
menjadi cermin untuk menilai dan memahami dirinya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, individu mulai mengenali identitas,
keinginan, dan mampu menilai dirinya sendiri.
Dijelaskan pula dalam surat Al-Hasyr ayat 18, yang berbunyi:

37
Umar Sulaiman Al-Asqar, Al-Asmaul Husna, (Jakarta: Qitshi Press,
2010), hlm. 90
44

َ ٰ ‫ٰ ٰٓيا َ ُّي َها ال ِذيْنَ ٰا َمنوا اتقوا‬


ْ ‫ّللا َو ْلتَ ْنظ ْر َن ْفس ما قَد َم‬
‫ت ِلغَد‬
َ‫ّللا َخ ِبيْر ۢ ِب َما تَ ْع َمل ْون‬ َ ‫َواتقوا ٰ ه‬
َ ٰ ‫ّللا اِن‬
Artinya : “Wahi orang-orang yang beriman! Bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esol (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah maha teliti
terhadap apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al-Hasyr ayat 18).
Ayat tersebut menegaskan untuk manusia agar senantiasa
meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan melakukan
introspeksi diri, seperti mendekatkan diri kepada Allah,
memahami kekurangan dan kelebihan diri, serta berupaya
memperbaiki kesalahan. Selain itu, ayat ini memberikan petunjuk
agar manusia mengambil pelajaran dari perbuatan mereka sebagai
persiapan untuk masa yang akan datang. Ini merupakan bentuk
arahan dan penekanan kepada orang-orang beriman agar selalu
berhati-hati terhadap tindakan mereka, Sebab, Allah selalu melihat
apa yang diperbuat walaupun dalam keadaan tertutup sekalipun.
Dari beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
konsep diri mencakup sikap, perasaan, dan pandangan seseorang
terhadap dirinya, yang terbentuk melalui interaksi dengan
lingkungannya. Ini mencakup aspek fisik, psikologis, sosial,
aspirasi, dan prestasi, yang mempengaruhi tindakan individu
sesuai dengan persepsi dirinya. Konsep diri mencerminkan
keyakinan secara menyeluruh mengenai berbagai dimensi,
termasuk fisik, psikologis, sosial, dan emosional.
Konsep diri terbagi menjadi dua jenis yaitu konsep diri positif
dan negative. Konsep diri positif merupakan bentuk penerimaan
45

diri, sedangkan konsep diri negative adalah bentuk penolakan


tentang dirinya. Individu yang memiliki konsep diri positif akan
mengetahui siapa dirinya dan mampu menerima fakta positif
maupun fakta negative tentang dirinya.
Jalaludin Rakhmat menyebutkan bahwa orang yang memiliki
konsep diri positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah
b. Merasa setara dengan orang lain
c. Menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai perasaan,
keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui
masyarakat
d. Menerima pujian tanpa rasa malu
e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup
mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak
disenanginya dan berusaha mengubahnya.38
Menurut Brooks dalam Rakhmat (2007), terdapat empat ciri
orang yang memiliki konsep diri negative, yaitu:
a. Peka terhadap kritik. Tdak dapat menerima sebuah kritik dan
juga mudah marah, dan mengoreksi dirinya dianggap sebagai
usaha merendahkan harga dirinya
b. Reponsif terhadap pujian. Pura-pura menghindari pujian,
padahal ia sangat antusias dalam menerima pujian
c. Tidak mau memberi penghargaan dan mengakui kelebihan
orang lain

38
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005. Hlm. 105
46

d. Cenderung merasa tidak disenangi orang lain. Merasa tidak


dapat melahirkan kehangatan persahabatan dan menganggap
dirinya korban dari system sosial
e. Pesimis terhadap kompetisi. Enggan dalam berkompetisi
dengan orang lain dan menganggap dirinya lemah dan
merugikan drinya.39
2. Dimensi-Dimensi Konsep Diri
William H. Fitts menjelaskan konsep diri menjadi dua bentuk
yaitu dimensi internal dan eksternal.
a. Dimensi internal, merupakan pengamatan individu terhadap
keseluruhan dirinya sebagai sutu kesatuan yang unik dan
dinamis, yang meliputi pengahayatan terhadap identitas
dirinya, tingkah laku dan penilaian atas dirinya. Terdapat tiga
aspek dalam dimensi internal yaitu:
1) Identitas diri (the identity self), merupakan aspek yang
paling mendasar dari konsep diri dan mengacu pada
pertanyaan, “siapakah saya?” Didalam pertanyaan tersebut
terdapat seluruh label dan symbol yang diberikan pada diri
oleh individu-individu yang bersangkutan untuk
menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya,
misalnya “Saya x”. kemudian dengan bertambahnya usia
dan interaksi dengan lingkungannya, pengetahuan individu
tentang dirinya juga bertambah, sehingga ia dapat
melengkapi keterangan tentang dirinya dengan hal-hal

39
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hlm. 99
47

yang lebih kompleks, seperti “Saya pintar tetapi terlalu


gemuk” dan sebagainya.
2) Diri sebagai perilaku (the behavioral self), diri perilaku
merupakan persepsi individu tentang tingkah lakunya yang
berisikan segala kesadaran mengenai apa yang dilakukan
oleh diri. Selain itu hal ini sangat erat hubungannya dengan
diri sebagai identitas. Diri yang kuat akan menunjukkan
keserasian antara diri identitas dengan diri pelakunya,
sehingga dia dapat mengenali dan menerima baik diri
sebagai identitas maupun diri sebagai pelaku.
3) Diri sebagai penilai (the judging self), merupakan interkasi
antara identity self dan behavioral self serta integrasinya
pada keseluruhan konsep diri. Aspek ini berfungsi sebagai
penilai/evaluasi diri. Judging self juga mencakup kepuasan
murni dari pemenuhan dorongan (rasa lapar, agresi, seks)
atau rasa bangga dalam menahan diri terhadap dorongan
yang berbahaya.
b. Dimensi eksternal, merupakan penghayatan dan penilaian
individu dalam hubungannya dengan dengan dunia sekitarnya,
khususnya dalam interaksi sosial yang berkaitan dengan peran-
peran individu dalam dirinya.
1) Diri fisik (phsycal self), yaitu pandangan seseorang
terhadap fisik, kesehatan, penampilan diri dan gerak
motoriknya. Dalam hal ini terlihat persepsi sesorang
mengenai kesehatan dirinya, penampilan dirinya
2) Diri keluarga (family self), yaitu pandangan dan penilaian
seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga.
48

Bagian ini menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa


kuat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga, serta
terhadap peran maupun fungsi yang dijalankan sebagai
anggota dari suatu keluarga.
3) Diri pribadi (personal self), yaitu mengenai bagaimana
individu menggambarkan identitas dirinya dan bagaimana
dirinya sendiri. Hal ini dipengaruhi oleh sejauh mana
individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana
ia merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat.40
4) Diri moral etik (moral ethical self), yaitu persepsi individu
terhadap dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai
moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi seseorang
mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan akan
kehidupan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang
dipegangnya yang meliputi batasan baik dan buruk.
5) Diri sosial (social self), merupakan penilaian seseorang
terhadap interaksi dirinya dengan orang lain maupun
lingkungan disekitarnya.41
Adapun menurut Calhoun dan Acocella dalam Ghufron,
mengatakan konsep diri terdiri dari tiga dimensi atau aspek,
yaitu:
a) Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa yang individu ketahui tentang
dirinya. Kelengkapan atau kekurangan fisik, usia, jenis

40
Kartini Kartono, Patologi Sosial (Jakarta: Rajawali, 1992), hlm. 303
41
Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diri pada Remaja. sPT Refika Aditama, Bandung.
49

kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan, agama dan lain-lain.


Pengetahuan tentang diri juga berasal dari kelompok sosial
yang diidentifikasi oleh individu tersebut. julukan ini juga
dapat berganti setiap saat sepanjang individu
mengidentifikasikan diri terhadap suatu kelompok tertentu,
maka kelompok tersebut memberikan informasi lain yang
dimasukkan ke dalam potret dari mental individu.
b) Harapan
Pada saat tertentu seseorang mempunyai satu aspek
pandangan tentang dirinya di masa depan. Individu
mempunyai harapan bagi dirinya untuk menjadi diri yang
ideal. Diri yang ideal pada masing-masing individu
berbeda. Seseorang mungkin akan lebih ideal jika berdiri
di atas podium berorasi dengan penuh semangat.
Sementara itu, menurut yang lain merasa sebagai diri ideal
ketika ia merenung dan menulis di rumah dengan
menghasilkan suatu karya tulis yang dapat dibaca setiap
orang.
c) Penilaian
Dalam penilaian, individu berkedudukan sebagai penilai
tentang dirinya sendiri. Apakah betentangan dengan (1)
“siapakah saya?”, pengharapan bagi individu; (2)
“seharusnya saya menjadi apa?”, standar bagi individu.
Hasil penilaian tersebut disebut harga diri. Semakin tidak
50

sesuai antara harapan dan standar diri, maka akan semakin


rendah harga diri seseorang.42
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
a. Usia kematangan
Remaja yang cepat usia kematangannya lebih mudah
menyesuaikan diri dan mampu mengembangkan konsep
diri yang positif dibanding dengan remaja yang lambat
dalam usia kematangannya.
b. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa
rendah diri meskipun perbedaan yang menambah daya
Tarik fisik. Tiap cacat fisik merupakan sumber yang
memalukan dan mengakibatkan perasaan rendah diri.
Sebaliknya daya Tarik fisik menimbulkan penilaian yang
menyenangkan tentang ciri kepribadian dan menambah
dukungan sosial.
c. Hubungan keluarga
seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat
dengan anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri
dengan orang ini dan ingin mengembangkan pola
kepribadian yang sama.
d. Teman sebaya
Teman sebaya akan berpengaruh terhadap kepribadian
remaja konsep diri remaja juga merupakan cerminan dari
konsep diri teman-temannya terhadap dirinya.

42
M. Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2010), hlm 17-18.
51

e. Kesesuaian jenis kelamin


Penampilan maupun tingkah laku yang sesuai dengan jenis
kelamin akan membentuk konsep diri yang positif terhadap
seseorang.
f. Nama dan julukan
Remaja peka dan merasa malu bila teman-teman
sekelompok menilai namanya buruk atau bila mereka
memberi nama julukan yang bernada cemoohan., karena
akan berpengaruh negative terhadap konsep diri.
g. Kreativitas
Remaja yang semasa remajanya didorong agar kreatif
dalam bermain dan dalam tugas-tugas akademis,
mengembangkan perasaan individualitas dan identitas
yang memberi pengaruh yang baik pada konsep dirinya.
Sebaliknya, remaja yang sejak awal masa remajanya
didorong untuk mengikuti pola yang sudah diakui akan
kurang mempunyai perasaan dan individualitas.
h. Cita-cita
Bila remaja mempunyai cita-cita yang tidak realistic, ia
akan mengalami kegagalan. Hal ini menimbulkan perasaan
tidak mampu dan menyalahkan orang lain atas
kegagalannya. Remaja yang realistic tentang
kemampuannya lebih banyak mengalami keberhasilan
daripada kegagalan. Ini akan menimbulkan kepercayaan
52

diri dan kepuasan diri yang lebih besar yang memberikan


konsep diri yang lebih baik.43
4. Cara Membentuk Konsep Diri
Konsep diri terbentuk pada manusia tidak diperoleh secara
instan sepanjang hidup manusia. Konsep diri berasal dan
berkembang sejalan pertumbuhannya, terutama akibat
hubungannya dengan individu dan lingkungan sekitarnya. Ketika
manusia lahir, ia tidak mempunyai pengetahuan tentang dirinya,
tidak memiliki harapan-harapan yang ingin dicapainya serta tidak
memiliko penilaian terhadap dirinya sendiri namun seiring
berjalannya waktu individu mulai bisa membedakan antara
dirinya, orang lain dan benda-benda disekitarnya dan apa yang
akan dilakukan terhadap dirinya sendiri.44
Melihat karakteristik dari anak-anak terlantar yang
kebanyakan dari mereka mempunyai konsep diri negative maka
membutuhkan bimbingan untuk dapat mengembangkan konsep
diri yang positif. Langkah-langkah untuk meningkatkan konsep
diri antara lain:
a. Mengetahui model manusia ideal
1) Beraqidah lurus sesuai denga napa yang dibawa oleh
Rasulullah dan Al-Qur’an dan Sunnah
2) Berjuang melawan hawa nafsu dan menggiring hawa
nafsu sesuai ajaran islam
3) Berakhlak baik

43
David G. Myers, Psikologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika, 2012), hlm. 48
44
Singgih, D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga,
Cetakan ke-7, Jakarta: PT. Gunung Mulia, 2004, hlm. 238
53

4) Pandai mengatur waktu


5) Memiliki kemampuan untuk mandiri
6) Bermanfaat bagi orang lain
7) Berwawasan luas, cerdas dan intelek.
b. Mengetahui diri sendiri dengan baik, dengan cara mempunyai
visi dan misi cita-cita, target dan mampu menganalisa
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan diri.
c. Mengadaptasi model manusia ideal kepada diri kita agar dapat
meningkatkan kualitas diri.
Dapat disimpulkan bahwa cara mengembangkan konsep diri
yang positif dengan cara memanfaatkan kegiatan yang positif
dengan cara memanfaatkan kegiatan yang positif baik itu secara
berkelompok atau individu, hal ini lebih menekankan pada aspek
agama, karena agama mengarahkan bagaimana cara kita untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik, agar mampun berperilaku
secara baik dan benar tidak membuat orang lain merasa tidak
nyaman, konsep diri yang merupakan kepribadian manusia yang
diwujudkan melalui perilaku. Dengan demikian individu mampu
mengatasi berbagai keadaan khususnya pada anak yang
membutuhkan bimbingan untuk dapat mengembangkan konsep
diri yang positif.
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Secara etimologi, remaja berarti tumbuh menjadi dewasa.
Remaja merupakan masa kehidupan individu dimana terjadi
perkembangan psikologis untuk menemukan jati diri. Pada masa
peralihan tersebut, remaja akan dapat mengembangkan bakat dan
54

keterampilan yang dimiliki yang kemudian akan ditunjukkan


kepada orang lain agar terlihat berbeda dari yang lain. Usia remaja
merupakan periode transisi perkembangan dari masa anak ke masa
dewasa, usia antara 10-24 tahun.
Istilah remaja berasal dari kata latin (adolescence), kata
bendanya adolescentia yang berarti remaja yang “tumbuh” atau
“tumbuh menjadi dewasa” bangsa orang-orang zaman purbakala
memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan
periode-periode lain dalam rentang kehidupan anak dianggap
sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.45
Jhon W. Santrock menyebutkan bahwa masa remaja merupakan
masa periode perkembangan transisi dari masa kanak-kanak
hingga masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan
kognitif, biologis, dan sosial emosional.46
2. Ciri-ciri Remaja
Menurut Putro, ciri-ciri remaja yaitu sebagai berikut:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting
Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat
jangka Panjang tetaplah penting. Perkembangan fisik yang
begitu cepat disertai dengan cepatnya perkembangan mental,
terutama pada masa awal remaja. Semua perkembangan ini
menimbulkan dibutuhkannya penyesuaian serta perlunya
membentuk sikap, nilai, dan minat baru.

45
Mohamad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja
Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksaea, 2016) hlm.9
46
Jhon W. Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, (Jakarta:
Erlangga, 2002), hal.23
55

b. Masa remaja sebagai masa peralihan


Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan orang
dewasa. Kalau remaja berperilaku seperti anak-anak, ia akan
diajari untuk bertindak sesuai dengan umurnya. Kalau remaja
berusaha berperilaku sebagaimana orang dewasa, remaja
seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan dimarahi
karena mencoba bertindak seperti orang dewasa. Di sisi lain,
status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena
status memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup
yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat
yang paling sesuai bagi dirinya.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa
remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal
masa remaja, ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat,
perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau
perubahan fisik menurun, maka perubahan sikap dan perilaku
juga menurun.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya
sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja. Sering menjadi
persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun
anak perempuan. Ketidakmampuan mereka untuk mengatasi
sendiri masalahnya menurut cara yang mereka Yakini, banyak
remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak
selalu sesuai dengan harapan mereka.
56

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas


Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri
terhadap kelompok masih penting bagi anak laki-laki dan
perempuan. Lambat laun mereka mulai mendambakan
identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan
teman-teman dalam segala hal, seperti sebelumnya. Status
remaja yang mendua ini menimbulkan suatu dilemma yang
menyebabkan remaja mengalami “krisis identitas” atau
masalah-masalah identita-ego pada remaja.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka berbuat
semaunya, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung
berperilaku merusak, menyebabkan orang dewas yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja yang takut
bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap
perilaku remaja yang normal.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
Masa remaja cenderung memandang kehidupan melalui
kacamata berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri
dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan
sebagaimana adanya, terlebih dalam hal harapan dan cita-cita.
Harapan dan cita-cita yang tidak realistic ini, tidak hanya bagi
dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya,
menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri dari
awalnya masa remaja. Remaja akan sakit hati dan kecewa
apabila orang lain mengecewakannya atau kalau tidak
berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkannya sendiri.
57

h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa


Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah, remaja
menjadi gelisah untuk meninggalkan stereotip belasan tahun
dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir
dewasa. Berpakaian dan bertindak seperti orang dewasa
ternyata belum cukup. Oleh karena itu, remaja mulai
memutuskan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan
status dewasa, yaitu merokok, minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam perbuatan seks
bebas yang cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa
perilaku yang seperti ini akan memberikan citra yang sesuai
dengan yang diharapkan.47
D. Kerangka Pikir
Menurut Sugiyono, kerangka pikir merupakan alur berpikir
atau alur penelitian yang dijadikan pola atau landasan berpikir
peneliti dalam mengadakan penelitian terhadap objek yang
dituju. Jadi kerangka berpikir merupakan alur yang dijadikan
pola berpikir peneliti dalam mengadakan penelitian terhadap
suatu objek yang dapat menyelesaikan arah rumusan masalah
dan tujuan penelitian.48
Konsep diri bukanlah faktor yang terbentuk dari lahir
melainkan hasil dari proses belajar yang terjadi sejak kecil
hingga dewasa. Hal yang mempengaruhi konsep diri bisa
berasal dari faktor lingkungan, pola asuh orang tua atau

47
Putro Khamim Zarkasih, Orangtua Sahabat Anak dan Remaja,
Yogyakarta: Cerdas Pustaka, 2005.
48
Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
(Bandung: Alfabeta, 2013.
58

pengalaman selama proses kehidupan berlangsung. Begitu


pula dengan remaja yang tinggal di Yayasan Irtiqo Kebajikan,
mereka membutuhkan arahan dan bimbingan dalam
pembentukan konsep diri pada dirinya. Karena semenjak
mereka tinggal di yayasan mereka kehilangan peran orang tua
atau keluarga dalam membimbingnya. Konsep diri merupakan
salah satu tugas perkembangan yang harus dimiliki setiap
remaja. Maka yayasan ini berperan sebagai tempat dalam
pembentukan konsep diri melalui bimbingan agama yang
dilakukan oleh pembimbing agama di Yayasan Irtiqo
Kebajikan.

Bimbingan Agama
Metode langsung dan tidak
langsung. Materi bimbingan
agama (akidah, akhlak, ibadah)
membentuk konsep diri
Konsep Diri

Pengetahuan Diri Harapan Diri Penilaian Diri


Apa yang individu Standar bagi
Pandangan dirinya
ketahui tentang dirinya di masa depan individu (harga diri)
(fisik,suku, agama, dll)

Adanya perubahan konsep diri ke arah


positif setelah mengikuti bimbingan
agama

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa


Tangerang Selatan
Berawal dari sebuah kepedulian terhadap saudara-saudara
(orang-orang) yang berada dalam kondisi yang kurang
menguntungkan maka tercetuslah ide untuk memulai dan
membuat suatu langkah nyata untuk membantu saudara-
saudara yang kurang beruntung tersebut. Tahun 1997
merupakan awal dari krisis moneter yang menyebabkan
banyak orang yang mengalami kesulitan untuk memebuhi
kebutuhan hidup, dampaknya banyak anak-anak yang akhirnya
terpaksa menghentikan pendidikan mereka. Melihat kondisi
tersebut, akhirnya para pendiri memutuskan untuk
mengumpulkan anak-anak yang tidak bersekolah, terutama
bagi yatim piatu dan kaum dhuafa yang ada disekitar mereka
untuk dibantu belajar dan pemenuhan kebutuhan sehari-
harinya.
Dengan dukungan seorang donatur yang memiliki kondisi
ekonomi yang mapan, terbentuklah Yayasan R. Tiko Al
Hidayah (YRTA) pada tanggal 24 Oktober 1997. Yayasan ini
didirikan dengan tujuan menyantuni anak-anak yatim piatu,
fakir miskin, dan melakukan pemberdayaan terhadap
masyarakat ekonomi lemah. Nama Yayasan ini diambil dari
inisial donatur, Rudi Tiko Aluh, sebagai bentuk penghargaan

59
60

dan sebagai manifestasi keinginannya dalam berkontribusi


pada kegiatan sosial tersebut.
Namun Yayasan R. Tiko Al-Hidayah hanya bertahan 2
bulan saja, dikarenakan donatur tersebut juga mengalami
kesulitan keuangan akibat krisis moneter. Akhirnya para
pendiri berinisiatif untuk membangun Yayasan sendiri.
Awalnya Yayasan ini berdomisili di Cirendeu Ilir dan
menempati 2 petak. Tiga bulan kemudian Yayasan ini
dipindahkan ke Gintung. Tepat pada tanggal 31 Desember
1997 Yayasan Irtiqo Kebajikan resmi terdaftar di Notaris Ny.
Leni R. E Soebroto, SH dan menjadi lembaga berbadan hukum.
Yayasan Irtiqo Kebajikan, yang dipimpin oleh M. Ghozali
dan memiliki lima pengurus, awalnya mengandalkan
sumbangan dari lingkungan sekitar pengurus, seperti orang tua,
saudara, dan teman-teman. Pada awalnya, yayasan ini
beroperasi dari kontrakan 2 sampai 3 petak dengan 48 anak.
Menghadapi pertumbuhan jumlah anak yang signifikan,
pengurus berupaya mencari tempat yang lebih besar agar lebih
layak dan nyaman bagi anak-anak. Meskipun terbatas dalam
hal dana, pada tahun 1999 yayasan bekerja sama dengan
organisasi Asia World untuk mengumpulkan dana guna
membeli tanah di Jl. Anggur VIII Rt.07/01 Gintung Rempoa
Ciputat Timur Tangerang Selatan. Pembangunan yayasan ini
didukung oleh bantuan dari seorang hamba Allah serta donatur
yang terus memberikan sumbangan, termasuk ranjang kasur
dan kebutuhan anak binaan yang lain.
61

Akhirnya pada tanggal 9 Januari 2001, gedung Yayasan


Irtiqo Kebajikan diresmikan. Dengan dihadiri oleh masyarakat
setempat, dan dihadiri pula oleh para penasehat dan beberapa
donatur. Bertambahnya jumlah anak binaan membuat
pengurus harus memperluas Yayasan dengan cara membeli
tanah yang berdampingan dengan lokasi semula. Namun, tanah
yang sedianya harus dibeli, akhirnya oleh pemiliknya
diwakafkan untuk Yayasan dan hingga saat ini menjadi pusat
kegiatan Yayasan.
Pada tanggal 9 Januari 2001, Yayasan Irtiqo Kebajikan
meresmikan gedungnya dengan dihadiri masyarakat setempat,
penasehat, dan donatur. Dengan peningkatan jumlah anak
binaan, pihak yayasan memutuskan untuk memperluas dengan
membeli tanah di sebelahnya. Keputusan ini mendapat berkah
ketika pemilik tanah memutuskan untuk mewakafkannya
untuk Yayasan, yang kini menjadi pusat kegiatan mereka.
Seiring berjalannya waktu, Yayasan Irtiqo Kebajikan kini
telah lebih berkembang, memiliki beberapa divisi dan
bertambahnya jumlah Pembina. Walau jumlahnya masih
terbilang sedikit dan mengakibatkan posisi Pembina dan
pembimbing masih dirangkap oleh semua pengurus. Namun
hal tersebut tidak menyurutkan semangat Yayasan Irtiqo
Kebajikan untuk memenuhi semua kebutuhan anak binaan.1

1
Wawancara dengan Ust Sholeh Sekretaris Yayasan Irtiqo Kebajikan,
19 Agustus 2023
62

B. Visi dan Misi


Visi Yayasan Irtiqo Kebajikan adalah meningkatkan
kualitas kaum dhuafa yakni kualitas intelektual, moral dan
spiritual.
Misi Yayasan Irtiqo Kebajikan ialah membina kaum
dhuafa baik jasmani maupun Rohani dalam bentuk Pendidikan
yang diharapkan menjadi pribadi yang memiliki integritas
tinggi, beriman dan berakhlakul karimah.
C. Tujuan Yayasan Irtiqo Kebajikan
Adapun tujuan dari Yayasan Irtiqo Kebajikan adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas Masyarakat melalui pembinaan
dan penyantunan anak yatim piatu dan fakir miskin (kaum
dhuafa).
b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat melalui pendidikan
dan pelatihan.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarat melalui usaha yang
menunjang keberadaan yayasan.

D. Struktur Organisasi Yayasan Irtiqo Kebajikan


Yayasan Irtiqo Kebajikan (YIK) memiliki struktur
organisasi sebagai berikut:
63

KETUA
Komarudin, S.Ag

SEKRETARIS BENDAHARA
Soleh, S.Pd Tri Esti Rahmaningsih, S.Pd

KABID PENDIDIKAN KABID RUMAH TANGGA


Rizki Faiza Firdausi, S.Ag Tia Subu Simamora, S.Ag
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
E. Sarana dan Prasarana
Pengurus Yayasan Irtiqo Kebajikan mengelola dana yang
diberikan oleh donatur dengan sebaik mungkin. Pengelolaan
dana sumbangan tersebut disalurkan untuk memenuhi
kebutuhan sarana dan prasarana di Yayasan Irtiqo Kebajikan.
Adanya sarana dan prasarana yang memadai, dapat membantu
proses tumbuh kembang anak binaan di Yayasan Irtiqo
Kebajikan dan memberikan kenyamanan saat menempati
asrama dan ketika mengikuti pembinaan. Sarana dan prasarana
di Yayasan Irtiqo Kebajikan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Sarana dan Prasarana

No. Jenis Jumlah


1. Aula 1
2. Ruang kantor Yayasan 1
3. Dapur 1
4. Kamar mandi laki-laki 7
64

No. Jenis Jumlah


5. Kamar mandi Perempuan 5
6. Kamar mandi umum 2
7. Ruang makan 1
8. Ruang belajar 2
9. Gudang 1
10. Kamar asrama putri 3
11. Kamar asrama putra 3
12. Kamar Pembina laki-laki 1
13. Kamar Pembina perempuan 1
14. Ruangan arsip 1

F. Keadaan Anak Binaan Yayasan Irtiqo Kebajikan


Secara keseluruhan anak binaan di Yayasan Irtiqo
Kebajikan ada 47 orang. Terdapat sebanyak 45 orang anak
pada usia remaja yang terdiri dari 22 orang Perempuan, dan 23
orang laki-laki, 2 orang lainnya masih berada pada usia anak-
anak.
Anak binaan di Yayasan Irtiqo Kebajikan dibimbing
dengan pengetahuan agama, pengetahuan sosial dan
pengetahuan umum yang mereka dapatkan di bangku sekolah
dan Yayasan, tujuannya yaitu agar anak-anak dapat tumbuh
menjadi pribadi yang soleh dan solehah dan berguna bagi
orang-orang sekitarnya. Berikut ini merupakan data dari anak
binaan di Yayasan Irtiqo Kebajikan:
65

Tabel 3.3 Data anak asuh

No. Nama L/P Usia


1. Alfi Fauziyah P 17 Tahun
2. Kiki Zakiah P 17 Tahun
3. Dwi Rahmawati P 17 Tahun
4. Yunita Sandra Aisyah P 17 Tahun
5. Lia Rubaeatul Awaliyah P 18 Tahun
6. Rian L 18 Tahun
7. Aldi Faisal L 17 Tahun
8. Muhamad Faizal L 19 Tahun
9. M. Said Ramdah H L 17 Tahun
10. Rudianto L 16 Tahun
11. Agung Zulfik Rais L 16 Tahun
12. Aulia Nurohmah P 16 Tahun
13. Najwa Alisti Ramadina P 16 Tahun
14. Novita Diniyati P 16 Tahun
15. Amia Lestiasari P 16 Tahun
16. Juju Aliyah P 17 Tahun
17. Siti Nurohmah P 16 Tahun
18. Mohamad Zakaria L 14 Tahun
19. M. Azali Aziz Riansyah L 14 Tahun
20. Muhamad Alfaridzi L 16 Tahun
21. Rasya Alkahfi L 15 Tahun
22. Bayu Pamungkas L 14 Tahun
23. Fitroh Ayinul Yakin P 16 Tahun
66

No. Nama L/P Usia


24. Alfian Andri Saputra L 16 Tahun
25. Farica Kayla Amiriana P 16 Tahun
26. Juju P 15 Tahun
27. Siti Sulis Tiawati P 14 Tahun
28. Rizky Khairul Umam L 14 Tahun
29. Tiara Oktaviani A P 14 Tahun
30. Anita P 15 Tahun
31. Ahmad Rafiansyah L 13 Tahun
32. M. Aufar Aulia Alqis L 13 Tahun
33. Angling Darma L 14 Tahun
34. Nur Audy Putra L 14 Tahun
35. Fatimah Aura Nisa P 14 Tahun
36. Maiza Fauziya Qorira P 13 Tahun
37. Junita Akmalia P 14 Tahun
38. Silpi P 14 Tahun
39. Desta Pratama L 13 Tahun
40. Iqbal Marfin Jakeh L 12 Tahun
41. Lutfi Abdul Qoyyum L 12 Tahun
42. Raka Ashari L 12 Tahun
43. Rizqi Abdullah L 14 Tahun
44. Fahri Hasan Nabawi L 13 Tahun
45. Latifah Nur Lubis P 12 Tahun
46. Arfan L 8 Tahun
47. Salwa Indriani P 8 Tahun
67

G. Kegiatan Anak Binaan Yayasan Irtiqo Kebajikan


Berikut ini kegiatan bimbingan agama di Yayasan Irtiqo
Kebajikan adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan salat fardhu dan sunnah berjamaah, yaitu:
salat fardhu lima waktu, salat tahjud dan dhuha
berjamaah. Salat fardu berjamaah ini lebih dihwajibkan
dilaksanakan pada waktu salat Maghrib, Isya dan
Subuh, ketika anak binaan melakukan aktifitas di
Yayasan setelah pulang sekolah
2) Mengadakan hafalan Al-Qur’an
3) Mengadakan tadarus, setelah melaksanakan salat
fardu dan sunnah berjamaah.
4) Mengadakan tausiah dan dzikir setelah salat fardhu
dan sunnah.
5) Mengadakan program wajib belajar di sekolah formal.
6) Mengadakan pengajaran ilmu agama Islam setelah
salat maghrib berjamaah, dengan jadwal sebagai
berikut:
a) Senin: Fiqih ibadah
b) Selasa: Hafalan Al-Qur’an
c) Rabu: Kitab Bulughul Maram
d) Kamis: Bahasa arab dan ilmu shorof
e) Jumat: Yasinan
f) Sabtu: Kisah-kisah nabi
g) Minggu: Muhadhoroh
7) Mengadakan atau penerapan adab-adab Islami, yaitu
menerapkan peraturan sehari-hari untuk anak binaan.
68

Seperti hormat kepada ustad atau ustadzah, sopan dan


santun kepada sesama teman dan bertanggung jawab
atas tugasnya masing-masing.
8) Mengadakan program sharing. Materi program
sharing ini berkaitan dengan mata pelajaran yang
dipelajari di sekolah, materi agama Islam yang
diberikan oleh Yayasan, dan permasalahan yang biasa
dihadapi oleh anak binaan di Yayasan.
H. Jadwal Kegiatan di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan
Yayasan Irtiqo Kebajikan memiliki berbagai rangkaian
kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh anak asuh. Kegiatan
tersebut tersusun rapi dari mulai bangun pagi hingga tidur
malam sehingga anak asuh, berikut ini adalah jadwal kegiatan
Yayasan Irtiqo Kebajikan:
Tabel 3.4 Kegiatan harian
No Waktu Uraian Kegiatan
1. 04.00-05.15 Bangun pagi, sholat shubuh,
tadarus Al-Qur’an
2. 05.15-06.15 Mandi, sarapan, berangkat sekolah

3. 06.15-15.30 Kegiatan sekolah


4. 15.30-16.00 Pulang sekolah
5. 16.00-17.15 Istirahat, makan, mandi
6. 17.15-17.30 Zikir petang
7. 17.30-18.00 Sholat maghrib berjama’ah, Tahsin
69

No Waktu Uraian Kegiatan


8. 18.00-18.50 Kegiatan bimbingan agama
9. 18.50-19.20 Sholat isya berjama’ah
10. 19.20-19.40 Public speaking
11. 19.40-20.15 Istirahat, makan malam
12. 20.15-21.10 Belajar untuk kegiatan sekolah esok
hari
13. 21.10-21.40 Ngaji dan berdoa bersama
14. 21.40-22.00 Piket malam, istirahat, tidur

Tabel 3.5 Kegiatan mingguan


Hari Materi
Minggu Ilmu Fiqih
Senin Tes hafalan
Selasa Kitab Bulughul Maram
Rabu Story Telling
Kamis Yasin dan tahlil
Jumat English Daily
Sabtu Muhadhoroh

I. Program Yayasan Irtiqo Kebajikan


Adapun program Yayasan Irtiqo Kebajikan adalah sebagai
berikut:
a. Taman Baca Mayarakat (TBM) Irtiqo Kebajikan
Taman Baca Masyarakat (TBM) Irtiqo Kebajikan adalah
sebuah komitmen kami untuk meningkatkan minat baca
anak-anak dan warga sekitar. Maka, setelah
70

mengumpulkan beragam buku bacaan untuk berbagai


usia, TBM YIK yang menempati ruang berukuran 3x4 di
gedung Yayasan tersebut diresmikan pada 22 Desember
2008.
b. Program Tahfidzul Qur’an
Program Tahfidzul Qur’an, yaitu menghafal Alquran
minimal 1 juz (juz 30) dengan bimbingan dan
pendampingan, serta jadwal yang teratur. Anak-anak
binaan dapat menghafal ayat demi ayat dalam Alquran
dengan lebih mudah dan sistematis. Anak-anak binaan
yang telah berhasil menghafal 1 juz, harus melewati tahap
ujian hafalan di depan pengurus dan anak binaan lainnya.
c. Sekolah formal
Yayasan Irtiqo Kebajikan mendirikan sekolah yang diberi
nama SMP Cita Mulia pada awal juli 2014. Pada saat itu
SMP Cita Mulia masih menampung di lokasi Taman Baca
Masyarakat YIK, yang diubah menjadi sekolah. Pada saat
itu, sekolah SMP Cita Mulia memiliki luas area sekitar
70m2, dengan 2 lokal kelas, 1 ruang guru, ruang lobby,
mushola, dan kamar kecil, serta memiliki 10 unit
computer. Pada bulan Juli 2016 SMP Cita Mulia
menempati lahan milik donatur di Pamulang Timur, dan
telah memiliki 10 ruang kelas serta fasilitas penunjang
lainnya. Seiring dengan berjalannya waktu, sampai
sekarang sekolah Cita Mulia tidak hanya tersedia untuk
jenjang SMP saja, namun tersedia juga untuk jenjang
SMA.
BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Deskripsi Informan
Pada Bab ini penulis memaparkan tentang bimbingan
agama dalam membentuk konsep diri remaja di Yayasan Irtiqo
Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan, terlebih dahulu penulis
akan mendeskripsikan informan dalam penelitian ini. penulis
membagi menjadi dua narasumber yang diteliti oleh penulis.
Pertama, terdiri dari pembimbing agama. Kedua, informan
anak yatim dan dhuafa yang terdiri dari 5 orang.

Berikut data dan profil informan penelitian mengenai


bimbingan agama dalam membentuk konsep diri remaja di
Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan.

Tabel 4.1 Data Informan Peneliti

No. Nama Profesi/Status


1. Tia Subu Simamora, Pembina dan
S.Ag Pembimbing Agama
2. Ahmad Covaludin, S.Ag Pembina dan
Pembimbing Agama
3. Rizky Faiza Firdausi, Pembina dan
S.Si Pembimbing Agama
4. Muhammad Faizal Anak Asuh (Kelas 12)
5. Yunita Sandra Aisyah Anak Asuh (Kelas 12)
6. Aulia Nurohmah Anak Asuh (Kelas 11)

71
72

No. Nama Profesi/Status


7. Lia Rubaeatul Awaliah Anak Asuh (Kelas 12)
8. Agung Zulfiq Rais Anak Asuh (Kelas 11)

1. Informan Pengurus dan Pembimbing Agama Yayasan


Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan
a. Ustadzah Tia Subu Simamora, S.Ag
Nama : Tia Subu Simamora, S.Ag
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Ustadzah Tia Subu Simamora merupakan
pembimbing agama dan ketua bidang rumah tangga di
Yayasan Irtiqo Kebajikan, beliau lahir di Paran
Gadung pada tanggal 28 Juli 1999. Beliau diberikan
Amanah untuk menjadi Pengurus sebagai Ketua
bidang rumah tangga di Yayasan Irtiqo kebajikan
sekaligus seorang Pembimbing Agama di Yayasan ini.
Beliau lulusan Madrasah Aliyah di Medan lalu
melanjutkan pendidikan di UIN Syekh Ali Hasan
Ahmad Addary Medan jurusan Hukum Keluarga
Fakultas Hukum, saat ini beliau sedang melanjutkan
pendidikan Pascasarjana prodi Magister Pengkaji
Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Beliau fokus memberikan bimbingan Tahsin
dan Fiqh pada remaja SMP di Yayasan Irtiqo
Kebajikan.
73

b. Ustadz Ahmad Covaludin, S.Ag


Nama : Ahmad Covaludin, S.Ag
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Ustadz Ahmad Covaludin merupakan seorang
Pembina dan pembimbing agama di Yayasan Irtiqo
Kebajikan. Beliau lahir di Tangerang pada tanggal 16
April 2000. Beliau merupakan lulusan Pondok
Pesantren Al-Ihsan Lidirasat Ulum Al-Qur’an dan
melanjutkan pendidikan di Universitas Perguruan
Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta prodi Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir pada Fakultas Ushuluddin dan saat ini juga
sedang melanjutkan S2 nya di Universitas dan
Program studi yang sama. Ustadz Oval mengajar
materi seputar Ilmu Fiqh (Kitab Safinah) pada setiap
malam senin.
c. Ustadzah Rizki Faiza Firdausi, S.Si
Nama : Rizki Faiza Firdausi, S.Si
Umur : 22 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Ustadzah Rizki Faiza Firdausi lahir di Kediri pada
tanggal 15 Oktober 2001. Beliau merupakan seorang
Pembina dan Pembimbing Agama di Yayasan Irtqio
Kebajikan. Beliau alumni Madrasah Aliyah Negeri 2
Kota Kediri lalu melanjutkan pendidikan di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
74

Jurusan Dirasat Islamiyah Fakultas Dirasat Islamiyah.


Selama merantau untuk kuliah di Jakarta beliau
tinggal di Asrama putri UIN Jakarta dari awal hingga
lulus kuliah. Beliau fokus mengajar Tahsin Tahfidz
dan Fiqh untuk remaja SMP di Yayasan Irtiqo
Kebajikan.
2. Informan Remaja Yayasan Irtiqo Kebajikan
a. Muhammad Faizal
Nama : Muhammad Faizal
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lama tinggal di Yayasan : 9 Tahun
Muhammad Faizal atau akrab disapa Faizal
merupakan remaja yang lahir di Kota Bogor pada
tanggal 04 Maret 2004. Faizal merupakan remaja
yang aktif mengikuti kegiatan bimbingan
keagamaan di Yayasan Irtiqo Kebajikan, selain itu
Ia juga aktif mengikuti organisasi yang ada di
sekolah maupun di Yayasan. Faizal adalah remaja
yang cukup percaya diri. Faizal mengaku bahwa
semenjak tinggal di Yayasan ia menjadi lebih tau
pembelajaran mengenai agama. Saat ini Faizal
sekolah di SMA Cita Mulia dan sudah berada
dikelas XII.
b. Yunita Sandra Aisyah
Nama : Yunita Sandra Aisyah
Umur : 17 Tahun
75

Jenis Kelamin : Perempuan


Lama tinggal di yayasan : 8 Tahun
Yunita Sandra Aisyah atau biasa dipanggil Sandra,
lahir di Tegal pada tanggal 07 Mei 2006. Menurut
Sandra ia sudah tinggal di Yayasan Irtiqo
Kebajikan sejak kelas 4 SD atau dari tahun 2015.
Saat ini Sandra sudah kelas XII, ia bersekolah di
sekolah yang telah disediakan Yayasan yaitu di
SMA Cita Mulia yang berada di Pamulang. Sandra
mengaku bahwa pengetahuan keagamaannya saat
ini menjadi lebih baik semenjak ia mengikuti
bimbingan agama di Yayasan Irtiqo Kebajikan, Ia
menjadi lebih tau sesuatu yang awalnya tidak ia
ketahui selain. Selain itu keluarga Sandra juga
merupakan alasan Sandra bisa semangat selalu
dalam menjalani hari-harinya.
c. Aulia Nurohmah
Nama : Aulia Nurohmah
Umur : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Lama tinggal di yayasan : 7 Tahun
Aulia Nurohmah atau biasa disapa Aulia, lahir di
Tangerang pada tanggal 30 Juli 2007. Aulia
bersekolah di SMA Cita Mulia dan saat ini ia
menginjak kelas XI. Aulia mengaku bahwa Ibunya
merupakan seseorang yang selalu memotivasi dan
menyemangatinya supaya bisa memiliki kehidupan
76

yang lebih baik kedepannya. Selain itu Aulia juga


mengaku bahwa bimbingan agama yang diikutinya
sangat membantunya.
d. Lia Rubaeatul Awaliah
Nama : Lia Rubaeatul. A
Umur : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Lama tinggal di yayasan : 7 Tahun
Lia Rubaeatul Awaliah atau biasa dipanggil Lia
merupakan remaja yang lahir di Ciamis Jawa Barat
pada tanggal 10 April 2005. Lia sudah tinggal di
Yayasan sejak kelas 6 SD. Saat ini lia memasuki
kelas XII dan bersekolah di SMA Cita Mulia
bersama yang lainnya.
e. Agung Zulfiq Rais
Nama : Agung Zulfiq Rais
Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Lama tinggal di yayasan : 8 Tahun
Zulfiq atau upik adalah panggilan akrab dari Agung
Zulfiq Rais. Ia lahir di Cianjur pada tanggal 17 Juni
2004. Saat ini ia sudah berusia 19 tahun. Saat ini
Zulfiq menginjak kelas XII di SMA Cita Mulia
Pamulang. Walaupun Zulfiq mengaku bahwa ia
bukanlah orang yang percaya diri dan masih
mencari jati diri tapi dibalik itu semua ia selalu
77

berusaha bisa menjadi lebih baik untuk diri sendiri


dan juga orang tuanya.

B. Temuan Penelitian
1. Bimbingan Agama dalam Membentuk Konsep Diri
Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan
Setelah memperoleh data informan penulis
mendapatkan temuan-temuan penelitian lapangan yaitu:
Bimbingan agama merupakan proses pemberian
bantuan terhadap individu agar dalam kehidupan
keagamaannya senantiasa selalu dengan ketentuan dan
petunjuk Allah SWT, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.1 Bimbingan
agama melibatkan pendekatan yang mempertimbangkan
ajaran dan prinsip-prinsip keagamaan sebagai panduan
dalam mengatasi masalah, membuat keputusan, dan
mengembangkan kesejahteraan spiritual. Ini dapat
mencakup peningkatan pemahaman terhadap ajaran
agama, praktik keagamaan, serta pengintegrasian nilai-
nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan
utamanya adalah membantu individu dalam mencapai
pertumbuhan spiritual, memahami makna hidup, dan
menghadapi tantangan hidup dengan dasar nilai-nilai
keagamaan yang diyakini, dan membantu manusia dalam

1
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Press
Yogyakarta, Yogyakarta, 1994, hlm. 61
78

mengatasi hambatan-hambatan dalam mewujudkan segala


keinginan dan cita-citanya.
Kegiatan bimbingan agama di Yayasan Irtiqo
Kebajikan dilaksanakan setiap hari, dimulai dari setelah
maghrib hingga pukul 22.00. Setiap harinya, kegiatan ini
mencakup berbagai materi yang berbeda. Jenis bimbingan
yang tersedia di yayasan melibatkan aspek-aspek seperti
Tahsin, tahfidz, ilmu fiqih, kitab bulughul maram, story
telling, Yasinan, dan muhadharah. Semua rangkaian
kegiatan ini dipandu secara langsung oleh pembimbing
agama dan pengurus Yayasan Irtiqo Kebajikan.
Berkaitan dengan tujuan bimbingan agama dalam
membentuk konsep diri di Yayasan Irtiqo Kebajikan
Rempoa Tangerang Selatan disampaikan dan dijelaskan
oleh Kak Tia Subu Simamora bahwa:
“Sesuai dengan visi misi, disini kan mereka rutin
setiap hari ikut kegiatan bimbingan itu ya biar
mereka seenggaknya bisa paham soal agama sedikit
sedikit dimulai dari yang paling dasar dulu kita
ajarin, disini juga diajarin gimana bisa saling
ngehargain, bisa saling bantu, diajarin sopan
santun, supaya remaja disini memiliki akhlak dan
perilaku yang baik ketika sudah waktunya mereka
keluar dari Yayasan mereka bisa bersosialisasi
dengan baik dengan orang diluar sana.”2

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan agama yang


dilaksanakan di Yayasan Irtiqo Kebajikan dilakukan secara

2
Wawancara pribadi dengan Kak Tia Subu Simamora (Pengurus dan
Pembimbing Agama Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11
November 2023 pukul 10.12 WIB.
79

berulang sehingga diharapkan mampu membantu remaja


dalam menambah pemahaman dalam aspek keagamaan,
membentuk menjadi pribadi yang berakhlakul karimah,
dan berjiwa sosial sehingga mampu untuk membentuk
konsep diri mereka.
2. Metode bimbingan agama dalam membentuk konsep
diri remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan
Metode bimbingan agama adalah suatu cara atau kegiatan-
kegiatan yang terorganisir untuk memberikan bantuan secara
sistematis kepada individu dalam membantu penyesuaian diri
individu terhadap berbagai masalah yang sedang dihadapinya
sehingga mengetahui diri pribadinya sendiri dan hidup sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam kegiatan
bimbingan agama setiap pembimbing tentu memiliki cara atau
metode yang berbeda dalam menyampaikan materinya, dalam
wawancara yang saya lakukan pembimbing agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan cenderung menggunakan lebih sering
menggunakan metode ceramah yang didalamnya termasuk
diskusi dan tanya jawab. Seperti yang disampaikan oleh Kak
Tia Subu Simamora bahwa:
“Menurut saya dari yang kita pake disini sejauh ini
paling pas sih dan setelah kita pake metode ceramah
dan pake juga tanya jawab itu paling pas karena ketika
kita sudah menyampaikan mereka itu pasti nyerap terus
kalo misalkan kalo mereka menalar mungkin ada
80

sesuatu yang ingin ditanyakan langsung pake metode


tanya jawab”3
Adapun tanggapan dari remaja yang mengikuti
bimbingan agama terkait metode bimbingan agama dalam
membentuk konsep diri remaja di Yayasan Irtiqo
Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan, seperti yang
dijelaskan dan disampaikan oleh salah satu remaja yang
bernama Faizal, bahwa:
“Lebih kayak ke diskusi sama ceramah sih kak, jadi
itu lebih ke santai aja. Kadang-kadang perkelas,
kadang abis sholat langsung bareng-bareng
semuanya.. Alhamdulillah saya bisa mengikuti
dengan baik karena menurut saya metode nya udah
sesuai karena dalam ruang diskusi itu saya dikasih
waktu untuk bertanya mengenai materi yang belum
dipahami jadi itu sangat membantu saya kak,
apalagi saya seringkali merasa lamban dalam
memproses materi yang disampaikan sehingga saya
harus memastikan nya lagi dengan cara bertanya
kepada pembimbing”4

Dalam aktivitas ini, penggunaan metode ceramah,


dianggap sebagai metode yang tepat dalam menyampaikan
materi. Hal ini karena, pada akhir sesi ceramah, disediakan
waktu untuk sesi tanya jawab, memberikan kesempatan
kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan terkait materi
yang telah disampaikan, terutama bagi mereka yang
mungkin masih memiliki ketidakpahaman.

3
Wawancara pribadi dengan Kak Tia Subu Simamora (Pengurus dan
Pembimbing Agama Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11
November 2023 pukul 10.37 WIB.
4
Wawancara pribadi dengan Muhammad Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 08.40 WIB.
81

3. Materi Bimbingan Agama dalam Membentuk Konsep


Diri Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan
Materi bimbingan agama yang disampaikan dan diajarkan
kepada anak asuh sudah diatur dan dilaksanakan secara teratur.
Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan bimbingan agama yang
berlangsung di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa, Tangerang
Selatan:
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Bimbingan
Hari Materi Pembimbing
Minggu Ilmu Fiqih • Ustadz
Covaludin
• Ustadzah Faiza
• Ustadzah Tia
Senin Tes hafalan • Ustadzah Tia
• Ustadz Hendra
• Ustadzah Faiza
Selasa Kitab Bulughul Ustadz Afif
Maram
Rabu Story Telling Ustadzah Tri Esti
Kamis Yasin dan tahlil Bersama
Jumat English Daily Ustadzah Tri Esti
Sabtu Muhadhoroh Bersama

Materi yang diberikan pembimbing pada saat kegiatan


bimbingan agama berlangsung di Yayasan Irtiqo Kebajikan
meliputi beberapa aspek ilmu keagamaan, diantaranya:
82

1. Akidah
Keyakinan atau kepercayaan, yang disebut sebagai
akidah merupakan suatu keyakinan yang diyakini
sepenuh hati oleh setiap muslim. Dalam Islam, akidah
tidak hanya dianggap sebagai konsep dasar yang ideal
untuk diyakini dalam hati seorang muslim, melainkan
juga sebagai suatu kepercayaan yang harus tercermin
dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku sehari-hari.
Seorang muslim diharapkan dapat mengekspresikan
keyakinannya melalui perbuatan baik (amal saleh) dan
perilaku yang terpuji. Berkaitan dengan hal tersebut
disampaikan dan dijelaskan oleh Kak Tia Subu
Simamora, bahwa:
“Kalo saya ngajar Fiqh terus sekarang ngajar
Qur’an pas ngajar qur’an ada yang masih belum
paham cara bacanya gimana saya ajarin yang bener
tuh seperti apa, kita belajar ilmu tajwid. Selain itu
sih saya fokus ke akhlak jadi kalo ada masalah-
masalah atau ada sesuatu mungkin kaya ada yang
pacaran saya selalu menegur dan ngasih masukan
biar mereka gak melakukan hal-hal yang melanggar
dan mengganggu proses belajar mereka. Anak-anak
harus memiliki akhlak dan akidah yang baik maka
kita sebagai pembimbing agama sebisa mungkin
mencontohkan sesuatu yang baik.”5
2. Ibadah
Aspek ibadah merupakan tindakan berbakti, patuh,
taat, mengesakan, dan merendahkan diri sebagai cara

5
Wawancara pribadi dengan Kak Tia Subu Simamora (Pengurus dan
Pembimbing Agama Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11
November 2023 pukul 10.17 WIB.
83

untuk mencapai kebahagiaan dan keselarasan hidup.


Ibadah juga mencakup segala upaya lahir dan batin sesuai
dengan perintah Allah, untuk mencapai keseimbangan
hidup yang baik dalam hubungan dengan diri sendiri,
keluarga, masyarakat, dan alam semesta. Ibadah yang
dilakukan merupakan bentuk pengabdian kepada Allah
SWT, seperti sholat, puasa, zakat, dan ibadah lainnya.
Berkaitan dengan hal tersebut disampaikan oleh Kak
Ahmad Covaludin, bahwa:
“Saya ngajar fiqih disini, ya paling seputar fiqih itu
aja, karena saya ngajar fiqih safinah yang masih
dasar, jadi dimulai dari bab niat, tata cara bersuci,
tata cara sholat dan sampe seterusnya”6

3. Akhlak
Materi akhlak merupakan bagian ajaran Islam yang
mengatur etika dan tingkah laku. Materi akhlak meliputi
cara bertingkah laku yang baik kepada Allah
(hablumminaallah), bertingkah laku baik kepada sesama
manusia (hablumminannas) dan bertingkah laku baik
kepada alam (habluminal alam).
Berkaitan dengan hal tersebut disampaikan dan
dijelaskan oleh Kak Faiza, bahwa:
“Itu tadi fikih, siroh nabawiyah, sama itu tadi
akhlak yang paling penting”7

6
Wawancara pribadi dengan Kak Ahmad Covaludin (Pembina dan
Pembimbing Agama Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11
November 2023 pukul 10.06 WIB.
7
Wawancara pribadi dengan Kak Rizky Faiza (Pembina dan
Pembimbing Agama Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11
November 2023 pukul 09.47 WIB.
84

Dapat disimpulkan bahwa pembimbing agama di


Yayasan Irtiqo Kebajikan menyampaikan materi yang
berbeda-beda sesuai dengan yang sudah ditetapkan.
Materi yang disampaikan tentunya bertujuan untuk
memperdalam pengetahuan remaja, membentuk
kepribadian yang baik, membantu perkembangan diri,
dan mampu mengarahkan hidupnya menjadi lebih baik.
Metode yang digunakan dirasa cukup efektif dan
diharapkan mampu mencegah kejenuhan pada proses
belajar remaja. Selain itu, setiap materi yang disampaikan
akan dievaluasi oleh pengurus dan pembimbing agama
Yayasan Irtiqo Kebajikan untuk memastikan dampak
positif pada perkembangan remaja di berbagai aspek.
4. Gambaran Umum Konsep Diri Remaja di Yayasan
Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti pada anak asuh di Yayasan Irtiqo Kebajikan,
rentang usia mereka berkisar antara 8 hingga 19 tahun. Pada
rentang usia ini, terdapat individu yang masih dianggap
sebagai anak-anak dan yang sudah masuk ke dalam kategori
remaja. Terkait dengan konsep diri para remaja di Yayasan,
bimbingan agama masih sangat diperlukan dan merupakan
faktor penting dalam membentuk konsep diri mereka. Hal
ini bertujuan agar mereka dapat melihat diri mereka secara
menyeluruh, melibatkan aspek pengetahuan, harapan, dan
penilaian diri, yang mencakup pemahaman tentang dimensi
85

fisik, emosional, intelektual, sosial, spiritual, serta persepsi


individu terhadap sifat, potensi, dan interaksi dengan orang
lain.
Berkaitan dengan konsep diri pada remaja ini
disampaikan dan dijelaskan oleh kak Tia, bahwa:
“Ooh setelah kita melakukan ini ya bimbingan apalagi
anak-anak kelas 12 karena yang saya pegang itu anak-
anak kelas 12 dan kelas 9, anak-anak yang mau lulus.
Sering saya sampaikan, mau kemana setelah ini?
sering banget apalagi kelas 12 ya mereka tuh pasti
bimbang, ragu, kaya gak tau nih mau kemana kak, yaa
sering kita kasih motivasi ada yang selalu saya bilang,
kalau memang kamu ngambil keputusan sekolah
kuliah gitu yaa ambil aja mungkin efeknya tuh belum
keliatan banget ya, jadi mungkin dari cara ngomong
mereka mau kemana, mau kerja kah tau mau kuliah
kah, saya belum melihat pasti sih, tapi mereka
ngomong ke kita ini gak ragu-ragu selalu
menanyakann gimana, saya cocoknya dimana sih kak?
pasionnya saya cocok dimana sih kak ke pendidikan
kah tau jadi pembisnis kah? saya sering bilang kalo
kamu pengen ke pendidikan saya tanya kamu sukanya
belajar apa kamu fokusin dibidang itu, itu sih. Adalah
beberapa anak yang menurut saya udah keliatan jadi
mereka udah tau apa yang mereka mau. Kalo untuk
penilaian diri nya sih ya saya bisa lihat dari cara
mereka berbicara ada yang pede ada juga yang masih
malu-malu gitu.”8

Dapat disimpulkan bahwa konsep diri remaja


terbentuk dari beberapa faktor seperti keluarga dan
lingkungan sekitar memiliki pengaruh dalam pembentukan

8
Wawancara pribadi dengan Kak Tia Subu Simamora (Pengurus dan
Pembimbing Agama Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11
November 2023 pukul 10.28 WIB.
86

konsep diri remaja, konsep diri pada masing-masing remaja


di Yayasan Irtiqo Kebajikan masih belum terbentuk dengan
baik mereka masih belum tahu terkait kondisi diri mereka
masing-masing, beberapa dari mereka juga masih belum
tahu apa yang harus dilakukan setelah mereka keluar dari
Yayasan, dengan begitu mereka masih memerlukan
bimbingan dan arahan yang baik untuk membantu mereka
dalam membentuk konsep diri.
Sementara itu, gambaran konsep diri remaja di Yayasan
Irtiqo Kebajikan berdasarkan aspek konsep diri yaitu:
a. Pengetahuan diri
Pengetahuan diri melibatkan pemahaman yang
mendalam tentang diri sendiri, termasuk pemahaman
tentang nilai-nilai, kekuatan, kelemahan, preferensi, dan
identitas pribadi. Ini mencakup kesadaran diri terhadap
reaksi emosional, motivasi, dan pola pikir. Pengetahuan
diri adalah dasar yang penting untuk pengembangan
pribadi dan hubungan yang sehat dengan orang lain.
Dalam hal ini beberapa remaja Yayasan menunjukkan
bahwa mereka terlihat masih merasa kesulitan dalam
membentuk konsep diri dan masih membutuhkan
bimbingan keagamaan untuk membantu mereka. karena
sebagaimana pemahaman diri yang diungkapkan oleh
Faizal, bahwa:
“Kalo kekuatan lebih kayak lebih suka apa
namanya.. menggerakan gitu. Jadi saya bisa
mengajak seseorang buat aktif, mungkin karena
87

saya suka memimpin. Tapi kalo kelemahan saya


lebih ke materi, ya agak susah buat memproses.”9

Adapun pernyataan yang diungkapkan oleh Sandra


dan Zulfiq, bahwa:
“Kalo dikategorikan sebagai percaya diri tidak
terlalu sih kak, tapi selama saya bisa
menghadapinya insyaAllah pasti percaya diri.”10
“Kekuatan belom kayaknya kak, saya belom tau.
Kalo kelemahan saya banyak sih kak, kayak
kurang percaya diri sama ya itu belom bisa
percaya sama diri sendiri.”11

b. Harapan diri
Harapan diri adalah gambaran mental atau aspirasi
mengenai hal-hal yang diinginkan atau diharapkan
seseorang untuk dicapai di masa depan. Ini melibatkan
tujuan, impian, dan cita-cita yang membentuk
pandangan individu terhadap kemungkinan dan arah
perkembangan pribadi mereka. Harapan diri dapat
menjadi sumber motivasi dan panduan untuk tindakan
dan keputusan. Beberapa remaja di Yayasan ini setelah
lama tinggal dan mengikuti kegiatan bimbingan agama
di Yayasan sudah mampu mengetahui dan mencoba
mengusahakan apa yang dia inginkan berkat bimbingan
agama yang diikuti.

9
Wawancara pribadi dengan Muhammad Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan), Tangerang Selatan 11 November 2023 pukul 08.34
10
Wawancara pribadi dengan Yunita Sandra Aisyah (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan), Tangerang Selatan 11 November 2023 pukul 08.47
11
Wawancara pribadi dengan Agung Zulfiq Rais (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan), Tangerang Selatan 11 November 2023 pukul 09.31
88

Selaras dengan pernyataan tersebut, berikut adalah


ungkapan harapan diri yang disampaikan dan dijelaskan
oleh salah satu remaja Yayasan yang bernama Sandra,
bahwa:
“Ada, untuk impian paling terbesar pasti ini kak
pengusaha sih ya, cita-cita yang kedua penulis.
Saya mau banget jadi penulis kak. Kalo tujuan
hidup yang pertama menjadi orang sukses, kedua
saya berhasil buat orang tua bangga deh kak.
Selain saya jadi penulis saya juga pengen jadi
duta, duta Indonesia untuk Palestina”12

Pernyataan lain juga diungkapkan oleh Faizal,


bahwa:
“Saya selalu inget sama nasehat para pembimbing
disini bahwa kita semua harus punya pola pikir
yang maju, dan punya akhlak yang baik. Jadi
tujuan hidup saya sih pertama setelah lulus dari
sini pengen kuliah, biar jadi orang yang berilmu,
biar ntar bisa apa ya namanya pokoknya saya
pengennya tuh berguna bagi masyarakat, jadi gak
cuman punya ilmu aja tapi bisa bermanfaat
dimasyarakat. Sama impian saya itu pengen yaa
walaupun banyak orang bilang Indonesia gabisa
diubah tapi saya pengen mengubah Indonesia”13

c. Penilaian diri
Penilaian diri adalah proses di mana individu
mengevaluasi, mengukur, dan membuat penilaian
terhadap berbagai aspek dari diri mereka sendiri. Ini

12
Wawancara pribadi dengan Yunita Sandra Aisyah (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan), Tangerang Selatan 11 November 2023 pukul 08.49
13
Wawancara pribadi dengan Muhammada Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan), Tangerang Selatan 11 November 2023 pukul 08.37
89

melibatkan refleksi terhadap prestasi, karakteristik


pribadi, dan kemajuan dalam mencapai tujuan. Penilaian
diri dapat mencakup evaluasi terhadap aspek fisik,
emosional, intelektual, sosial, dan spiritual dalam
kehidupan seseorang. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh salah satu remaja Yayasan yang bernama Aulia,
bahwa:
“Sebenernya aku belum tau potensi aku, tapi kata
guru aku, kamu bagus di bidang matematika,
yaudah disitu aku usahain coba-coba ikut lomba
dimana-mana, dari potensi itu kamu mau jadi apa.
Sebenernya bukan jago di matematika sih kak,
tapi lebih ke suka.”14

Berkaitan dengan hal tersebut disampaikan juga


oleh Faizal dan Lia, bahwa:
“Kalo misal orang ngeritik saya itu sebagai
cerminan buat diri saya, tapi kalo misal orang
yang berfikiran negative tentang saya, saya
diemin aja. Gausah dipikirin.”15
“Aku masih kurang percaya diri, belom percaya
diri, belom bisa ngomong didepan. Aku pengen
lancar, soalnya kalo presentasi suka deg-degan.
Padahal udah nyiapin, tapi pas didepan suka
gugup.”16

14
Wawancara pribadi dengan Aulia Nurohmah (Remaja Yayasan Irtiqo
Kebajikan), Tangerang Selatan 11 November 2023 09.10
15
Wawancara pribadi dengan Muhammada Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan), Tangerang Selatan 11 November 2023 08.40
16
Wawancara pribadi dengan Lia Rubaeatul Awaliyah (Remaja
Yayasan Irtiqo Kebajikan), Tangerang Selatan 11 November 2023 pukul 09.35
BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan mengenai uraian


Analisa data tentang bimbingan agama dalam membentuk konsep
diri remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang
Selatan. Peneliti akan mendeskripsikan teori sesuai dengan fakta
lapangan yang terkumpul sehingga dapat disimpulkan.
A. Pelaksanaan Bimbingan Agama di Yayasan Irtiqo
Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan.
Yayasan Irtiqo Kebajikan adalah sebuah panti asuhan yang
berdiri sejak tahun 1997, didirikan atas dasar kepedulian terhadap
anak-anak yang kurang beruntung di masyarakat. Anak-anak di
Yayasan Irtiqo Kebajikan berasal dari berbagai latar belakang
dengan kondisi yang mengharukan. Kehilangan orang tua telah
menyebabkan mereka mengalami kekurangan kasih sayang dan
perhatian, ditambah dengan kurangnya perlindungan dari orang
dewasa. Oleh karena itu, mereka belum dapat mengenali dan
mengetahui diri mereka dengan baik, sehingga mereka masih harus
mendapatkan bimbingan dan arahan agar terbentuk konsep diri
dengan baik.
Menurut Samsul Munir Amin dalam buku Bimbingan dan
Konseling Islami, mengartikan bimbingan agama sebagai proses
pemberian bantuan terarah, terus-menerus dan sistematis kepada
setiap individu agar ia dapat mengembangkan potensi atau fitrah
beragama yang dimilikinya secara optimal dengan cara
menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-

90
91

Qur’an dan Hadits ke dalam dirinya, sehingga ia dapat hidup


selaras dan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.1
Adapun hasil bimbingan agama yang sudah terlihat didapat
peneliti dari hasil wawancara dan observasi dengan pembimbing
agama di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan.
Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan sudah mulai ada perubahan,
mereka menjadi lebih sopan dalam bertutur kata dan berperilaku,
lebih percaya diri, dan menjadi lebih taat beribadah dari yang
mulanya tidak mengerti bahkan tidak tahu caranya bersuci dan
sholat.
Menurut pembimbing agama di Yayasan Irtiqo Kebajikan, saat
ini remaja di Yayasan menjadi lebih terarah dalam
mengembangkan kemampuan mereka, lebih baik dalam
bersosialisasi serta lebih disiplin. Sebagaimana menurut Kak Tia
Subu Simamora, bahwa:

“Saya mendampingi mereka mereka ini gak dari awal


mereka masuk sini jadi saya mungkin kurang tau kondisi dia
sebelumnya gimana, tapi sepengalaman saya selama
mengajar fiqh dan akhlak disini awalnya ada anak-anak
yang ketika saya ajar masih belum paham mengenai cara nya
berwudhu, sholat dan lainnya, salaman pun ada beberapa
anak yang gak ngelakuin itu tetapi setelah diajarkan dikasih
pemahaman anak-anak sekarang jadi lebih mengerti dilihat
dari cara ngomongnya baik mereka kalo berbicara,
sholatnya rajin jadi ada yang gak harus disuruh suruh terus,

1
Syamsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:
Amzah, 2010), hlm. 19
92

Tapi itu gak semua ya ada beberapa juga yang saya rasa
masih harus dibimbing.”2

Berdasarkan keterangan dari Ustadzah Tia dapat


disimpulkan bahwa setelah remaja mendapatkan bimbingan
agama di Yayasan mereka menjadi remaja yang lebih berakhlak,
lebih disiplin dalam beribadah, dan dapat bersosialisasi dengan
baik.
Mengetahui hasil positif yang diperoleh remaja di Yayasan
diharapkan pembimbing agama agar selalu konsisten dalam
membimbing remaja, dan tentunya diharapkan selalu memberikan
dukungan penuh kepada remaja Yayasan supaya mereka bisa lebih
percaya kepada diri mereka sendiri dan lebih berani dalam
memutuskan sesuatu yang penting bagi masa depannya serta
tumbuh menjadi remaja yang berakhlak baik dan taat beribadah.
Adapun pernyataan anak binaan yang bernama Muhammad
Faizah yang merasakan manfaat setelah mengikuti kegiatan
bimbingan keagamaan di Yayasan Irtiqo Kebajikan terhadap
konsep diri, bahwa:
“Sebelumnya ya karena saya pas kesini waktu SD jadi saya
belum tau apa-apa sih, sama sekali belum tau kaya rukun
iman juga gak tau sama sekali ya walaupun dirumah juga
sekolah tapi ngga dibimbing kaya disini. Setelah disini
Alhamdulillah kalo sedikit ditanya soal agama saya bisa
ngejawab. Disini juga diajarin gimana caranya saling

2
Wawancara pribadi dengan Kak Tia Subu Simamora (Pengurus dan
Pembimbing Agama Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11
November 2023 pukul 10.21 WIB.
93

menghormati dan menghargai, ya diajarin sopan santun gitu


kak.”3
Menurut Muhammad Faizal, perbedaan yang dirasakan
ketika sesudah dan sebelum dia masuk dan mengikuti rangkaian
kegiataan di Yayasan Irtiqo Kebajikan adalah semakin
menambah pengetahuannya dalam aspek keagamaan seperti
yang pada awalnya tidak tahu rukun iman sekarang menjadi tahu
bahkan paham, dan kegiatan bimbingan agama ini juga
menjadikannya seseorang yang lebih baik lagi dalam bertingkah
laku. Di samping itu, dalam konteks peribadatan, mereka yang
awalnya kurang paham dengan tata cara berwudhu dan terutama
pelaksanaan sholat, kini, setelah mendapatkan materi dan
pembelajaran, mampu lebih baik memahami dan melaksanakan
ibadah tersebut. Mereka pun secara rutin dibiasakan untuk
melaksanakan sholat berjamaah, menunjukkan peningkatan
pemahaman dan keterampilan mereka dalam aspek ibadah
tersebut.
Metode yang digunakan untuk melakukan bimbingan agama
cukup beragam. Metode bimbingan agama islam dikelompokkan
dalam metode langsung dan metode tidak langsung.4 Sedangkan
menurut Arifin prosesn bimbingan agama terdiri dari beberapa
metode yaitu metode ceramah, wawancara, praktik, kisah-kisah,
teladan dan pencerahan.5

3
Wawancara pribadi dengan Muhammad Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 08.31 WIB.
4
Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta:
UII Press, 2001), Hal.55
5
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1999) Hlm. 44
94

Hasil temuan peneliti terkait metode bimbingan yang


digunakan oleh pembimbing agama dalam melakukan bimbingan
adalah metode ceramah, diskusi, praktik, dan teladan. pernyataan
yang disampaikan salah satu pembimbing agama yaitu Kak Tia
Subu Simamora mengenai metode bimbingan agama yang
digunakan yaitu metode ceramah, bahwa:
“Metode bimbingan yang sering dipakai keseringan sih ini
ceramah, jadi saya jelasin dulu materinya baru nanti di akhir
saya kasih waktu buat diskusi tanya jawab”

Selain itu pernyataan lain mengenai metode yang digunakan,


disampaikan oleh Ustadz Oval bahwa:

“Metode yang digunakan lebih ke ngaji biasa sih, misal saya


yang baca dulu setelah itu anak-anak baru mengikuti atau
ketika saya menyampaikan materi nanti di akhir ada tanya
jawab gitu sih kak.”6
Metode tersebut mampu membantu remaja dalam proses
menghafal dengan beberapa kali pengulangan yang disampaikan
pembimbing kepada anak binaan.
Adapun tanggapan dari remaja yang mengikuti bimbingan
agama terkait metode bimbingan agama dalam membentuk
konsep diri remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan, seperti yang dijelaskan dan disampaikan oleh
salah satu remaja yang bernama Faizal, bahwa:
“Lebih kayak ke diskusi sama ceramah sih kak, jadi itu lebih
ke santai aja. Kadang-kadang perkelas, kadang abis sholat
langsung bareng-bareng semuanya.. Alhamdulillah saya
bisa mengikuti dengan baik karena menurut saya metode

6
Wawancara pribadi dengan Kak Ahmad Covaludin (Pembina dan
Pembimbing Agama Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11
November 2023 pukul 10.02 WIB.
95

nya udah sesuai karena dalam ruang diskusi itu saya dikasih
waktu untuk bertanya mengenai materi yang belum
dipahami jadi itu sangat membantu saya kak, apalagi saya
seringkali merasa lamban dalam memproses materi yang
disampaikan sehingga saya harus memastikan nya lagi
dengan cara bertanya kepada pembimbing”7

Selanjutnya dalam pelaksanaan bimbingan agama ini,


pembimbing menggunakan metode teladan. Metode teladan
dilakukan guna menumbuhkan akhlak yang baik pada diri tiap
anak binaan. Pembimbing mencontohkan perilaku positif supaya
bisa ditiru dan dijadikan contoh yang baik bagi anak binaan.
Seperti yang dikatakan oleh Ustadzah Tia Subu Simamora,
bahwa:
“Saya sering memberikan contoh perilaku yang baik bukan
harus ngomong aja ya. Sering anak-anak curhat, capek
katanya sekolah terus belajar lagi disini lalu saya selalu
memberikan contoh siapapun kalo memang kamu mau
berubah kamu mau lebih maju harus mau capek..”

Adapun pernyataan lain menurut Ustadz Oval mengenai


metode praktik yang dilakukan pada saat proses bimbingan
keagamaan berlangsung, bahwa:
“…karena saya ngajar fiqh safinah yang masih dasar, jadi
dimulai dari bab niat, tata cara bersuci, tata cara sholat dan
sampe seterusnya”

Selaras dengan pernyataan Ustadz Oval, Aulia Nurohmah


remaja yayasan juga membenarkan hal tersebut. Dimana dia
mengatakan bahwa:

7
Wawancara pribadi dengan Muhammad Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 08.40 WIB.
96

“Jadi pertama gurunya biasanya ngejelasinn terus kita kayak


praktek, nanti gurunya pasti bakal nunjuk buat praktekin.
Beliau kayak ngejelasin tentang wudhu dulu, ntar sama
beliau dipraktekin wudhu yang baik dan benar itu kayak
gimana”

Metode praktik menurut Arifin merupakan suatu metode


dengan memberikan materi baik menggunakann alat atau benda.
Metode ini menjadi metode alternatif bagi para pembimbing
maupun pembina untuk menerapkan, menguji dan menyesuaikan
teori dengan kondisi sesungguhnya. Melalui metode praktik
peserta pembinaan akan memperoleh pelajaran dengan cepat baik
dalam mengembangkan maupun menyempurnakan keterampilan
yang diperoleh.8
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode ceramah,
praktik, dan teladan merupakan metode yang cukup efektif
digunakan dalam proses kegiatan bimbingan kegamaan. Dalam
penerapan metode ini khususnya metode ceramah bertujuan untuk
membantu mencegah terjadinya kesalahpahaman dalam
pemahaman materi oleh anak binaan. Keterlibatan anak-anak
dalam diskusi juga memberikan mereka keberanian untuk
bertanya, serta memudahkan mereka dalam memahami isi
pembelajaran dan materi yang disampaikan. Sedangkan metode
praktik dan teladan mampu memberikan contoh atau perilaku
positif secara langsung kepada anak binaan.

8
Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1999), Hlm. 44
97

B. Konsep Diri Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan


Rempoa Tangerang Selatan
Konsep diri merupakan persepsi, pemikiran, dan
perasaan individu mengenai dirinya sendiri. Ini mencakup
berbagai aspek seperti kemampuan, karakter, sikap,
perasaan, kebutuhan, tujuan hidup, dan penampilan diri.
Konsep diri dipengaruhi oleh sejumlah keyakinan tentang
karakter fisik, psikologis, sosial, aspirasi, pencapaian dan
dimensi emosional yang menyertainya.
Konsep diri bukanlah faktor yang dimiliki sejak lahir.
Tetapi mulai berkembang secara bertahap. Konsep diri
dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu,
hubungan dengan orang lain dan interaksi dengan dunia
diluar dirinya.9 Proses pembentukan identitas seseorang
terus berlangsung seiring dengan akumulasi pengalaman
sepanjang hidup. Dengan melibatkan diri dalam
pengalaman-pengalaman, pembelajaran dan pengetahuan
selama tinggal di Yayasan Irtiqo Kebajikan, diharapkan
dapat membentuk konsep diri remaja dapat berkembang
secara positif dan sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap
baik dan ideal.
Menurut William H. Fitts yang dikutip oleh Hendriati
Agustiani menggambarkan bahwa konsep diri merupakan
kemampuan dimana seseorang dapat keluar dari dalam
dirinya, melihat dirinya sendiri seperti yang individu

9
Singgih. D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
(Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2004), hlm. 238
98

tersebut lakukan terhadap dunia luar dirinya, mengabstraki


dirinya dan mempersepsikan dirinya.10
Berdasarkan yang peneliti temui dilapangan dan hasil
dari wawancara dengan remaja yayasan, peneliti
menemukan sesuai dengan apa yang menjadi fokus peneliti.
Proses bimbingan agama dalam membentuk konsep diri
membawa dampak positif bagi anak binaan, dan dirasakan
manfaatnya oleh remaja. Berikut ini adalah indikator konsep
diri yang peneliti gunakan, diantaranya:
1) Pengetahuan Diri
Pengetahuan diri mencakup pemahaman dan
kesadaran individu terhadap diri mereka sendiri.
pemahaman diri yang baik dapat membantu seseorang
untuk mengenali identitasnya, membentuk pandangan
diri yang sehat, dan membuat keputusan yang sesuai
dengan tujuan pribadi. Dalam hal ini pengetahuan diri
atau diri identitas, yaitu label ataupun simbol yang
dikenakan oleh seseorang untuk menjelaskan dirinya
dan membentuk identitasnya. Label – label ini akan terus
bertambah seiring dengan berkembang dan meluasnya
kemampuan seseorang dalam segala bidang.
Berdasarkan hasil penemuan peneliti ialah pengetahuan
diri pada subjek penelitian yang bernama Muhammad
Faizal ditunjukkan pada saat Faizal dapat menyadari

10
Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi
Kaitannya dengan Konsep Diri pada Remaja. PT Refika Aditama, Bandung
99

keterampilan dan keahlian yang dimilikinya. Seperti


yang diungkapkan Faizal bahwa:

“Kalo kekuatan lebih kayak lebih suka apa


menggerakan gitu. Jadi saya bisa mengajak
seseorang buat aktif, mungkin karena saya juga
suka memimpin. tapi kalo kelemahan saya lebih ke
materi, ya agak susah buat memproses.”11

Pengetahuan diri pada informan 2 yang bernama


Yunita Sandra Aisyah ditunjukkan ketika ia mampu
mengenali dan mengelola emosinya dengan caranya
sendiri, yang dia yakini bahwa itu mampu membuat dia
merasa lebih baik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Yunita bahwa:
“Yang pertama itu pasti saya lakukan ke tulisan sih
kak tentang apapun yang saya rasakan, jadi saya
lebih cenderung, lebih menyukai, menuangkan
semua isi hati saya, pikiran saya ke tulisan. Jadi
kayak buat sebuah kisah tapi itu tuh tentang
kondisi saya, dan setelah itu saya merasa lebih
baik”12

Pernyataan lain juga diungkapkan oleh informan 5


yang bernama Agung Zulfiq Rais dia dapat
mengidentifikasikan minat dan hobi yang paling
menggambarkan dirinya tentu itu juga merupakan efek
dari kegiatan bimbingan agama yang diikutinya selama
ini. Seperti yang Zulfiq katakan bahwa:

11
Wawancara pribadi dengan Muhammad Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 08.34 WIB.
12
Wawancara pribadi dengan Yunita Sandra Aisyah (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 08.47 WIB.
100

“Saya hobinya banyak, salah satunya saya suka baca


buku, main futsal, sama taekwondo. Paling suka sih
baca buku, soalnya baca buku bisa ngilangin stress,
bikin rileks kak.”
“Bisa kak, karena selalu diajarin sopan santun, selalu
dikasih nasehat dan arahan, sering sharing biar kita
nya lebih terbuka sama pengurus disini, ya itu bisa
bantu saya buat membentuk diri saya jadi lebih
baik”13
Dengan demikian dapat peneliti simpulkan bahwa
kegiatan bimbingan agama yang didalamnya ada materi
dan metode mampu membentuk konsep diri remaja
Yayasan Irtiqo Kebajikan khusunya pada aspek
pengetahuan diri.
2) Harapan Diri
Menurut Calhoun dan Acocella dalam Ghufron,
harapan diri adalah dimana pada saat tertentu seseorang
mempunyai satu aspek pandangan tentang dirinya di masa
depan. Individu mempunyai harapan bagi dirinya untuk
menjadi diri yang ideal.14 Harapan diri pada konsep diri
mengacu pada keyakinan individu tentang apa yang mereka
harapkan untuk diri mereka sendiri di masa depan. Baik
dalam hal pencapaian, perkembangan pribadi, atau kualitas
hidup secara keseluruhan. Ini merupakan bagian integral
dari konsep diri, yang mencakup pandangan individu

13
Wawancara pribadi dengan Agung Zulfiq Rais (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 09.31 WIB.
14
M. Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi,
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm 17-18.
101

terhadap diri mereka sendiri, termasuk penilaian mereka


terhadap kemampuan, nilai-nilai, dan identitas pribadi.
Harapan diri yang ditunjukkan Infoman 1 yaitu
Muhammad Faizal terlihat ketika dirinya mengatakan
bahwa bimbingan agama yang dia ikuti sangat memberikan
pengaruh positif bagi dirinya. Seperti yang dikatakan Faizal
bahwa:
“Bisa kak. Karena pembimbing disini selain
mengajarkan materi, beliau juga selalu memotivasi
kita untuk selalu punya mimpi dan harapan supaya
bisa punya kehidupan yang lebih baik lagi
kedepannya, supaya bisa jadi orang yang lebih
baik.”15

Faizal juga menunjukkan rasa optimis pada


pandangannya terhadap masa depannya, terlihat ketika dia
mengatakan bahwa dia memiliki tujuan yang ingin dia
capai. Sebagaimana yang dikatakan Faizal bahwa:
“Kalo tujuan hidup sih pertama setelah lulus dari
sini pengen kuliah biar ntar bisa jadi orang yang
berpendidikan sama punya wawasan yang luas,
terus pokoknya saya pengennya tuh berguna bagi
masyarakat, ga cuman punya ilmu aja tapi bisa
bermanfaat dimasyarakat. Sama impian saya itu
pengen yaa walaupun banyak orang bilang
Indonesia gabisa diubah tapi saya pengen
mengubah Indonesia.”16

15
Wawancara pribadi dengan Muhammad Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 08.33
16
Wawancara pribadi dengan Muhammad Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 08.35 WIB.
102

Harapan diri yang pada Informan 2 yaitu Yunita


terlihat ketika dia meyakini bahwa dia akan mencapai
mimpinya, berkat dorongan dari orang sekitarnya. Seperti
yang kita tahu salah satu faktor dalam membentuk konsep
diri yaitu interaksi sosial termasuk keluarga, teman dan
rekan kerja, dapat mempengaruhi cara individu melihat diri
mereka sendiri. Respon dan umpan balik dari lingkungan
sosial memiliki kontribusi pada pemahaman diri, itulah
yang dialami oleh Yunita. Sebagaimana yang disampaikan
Yunita, bahwa:
“Ada pengalaman, jadi dulu waktu saya masih kelas
6 SD ada satu kakak kelas saya, dia tau saya suka
banget baca buku kan kak, terus ditanya kamu mau
jadi apa. oh aku pengen jadi penulis. oh ini aku
punya temen, kamu kalo biar karya kamu mau diliat
sama orang coba ni kamu nulis puisi, puisi apa aja.
Jadi dari sebuah kisah tapi kamu tuangkan sebagai
sebuah puisi. Akhirnya saya coba bikin pas kelas 6,
abis itu saya kasih ke kakak kelas itu, terus katanya
oh bagus ni. Jadi puisi itu dimasukin ke apa
namanya, website ya kak? Tapi sekarang saya gatau
websitenya apa, pernah dikasih tau ini websitenya
disini nanti kamu cari aja puisi kamu disini. Tapi
sampe sekarang saya cari tau namanya saya lupa
kak. Terus abis itu dia bilang pertahanin, jangan
sampe kamu kehilangan sama apa yang kamu suka
ini. Karena muka-muka kamu ini saya gatau
kenapa, yakin bisa jadi penulis. Dari situ saya jadi
yakin sama diri saya kak, saya yakin dengan impian
saya.”17

17
Wawancara pribadi dengan Yunita Sandra Aisyah (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 08.53 WIB.
103

Harapan diri menurut Susan Harter dalam Santrock


membahas pentingnya adanya dukungan sosial dan
penerimaan diri dari lingkungan untuk membentuk konsep
diri yang positif. Harapan diri dapat dipengaruhi oleh
respons sosial terhadap individu, terutana dakan hal
pengakuan dan dukungan.18
Adapun pernyataan dari Informan 5 Agung Zulfiq
ditunjukkan ketika dia berusaha untuk meyakinkan diri
bahwa dia bisa bangkit untuk menggapai cita-citanya yang
pada awalnya menurutnya sudah mustahil untuk
diwujudkan dan juga terlihat dari cara dia mengatasi segala
hambatan yang terjadi dalam mencapai segala harapannya.
Zulfiq mengatakan bahwa:
“Belom kepikiran kak, punya cita-cita tapi ganti-
ganti kak. Dulu saya pengen jadi insinyur tapi
karena sekolahnya IPS jadi gabisa. Tapi sekarang
saya tertarik buat jadi penulis karena saya suka
banget baca buku.”
“Jangan putus asa, coba cari solusi yang tepat buat
ngehadapin semua permasalahan itu, sambil selalu
berdoa sama Allah biar dipermudah jalannya.”19
Dapat peneliti simpulkan bahwa kegiatan
bimbingan agama yang dilakukan rutin di Yayasan Irtiqo
Kebajikan mampu memberikan pengaruh positif dalam
pembentukan konsep diri remaja yayasan terutama pada
aspek harapan diri.

18
Santrock, Jhon W, Life-Span Development, Brown & Benchmark,
Publishers Ltd. USA, 1995. Hlm 23
19
Wawancara pribadi dengan Agung Zulfiq Rais (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 09.34 WIB.
104

3) Penilaian Diri
Penilaian diri dalam konsep diri merujuk pada cara
individu menilai atau mengevaluasi diri mereka sendiri.
Individu berkedudukan sebagai penilai tentang dirinya
sendiri. Apakah betentangan dengan (1) “siapakah saya?”,
pengharapan bagi individu; (2) “seharusnya saya menjadi
apa?”, standar bagi individu. Hasil penilaian tersebut
disebut harga diri. Semakin tidak sesuai antara harapan dan
standar diri, maka akan semakin rendah harga diri
seseorang.20 Penampilan diri mencakup pandangan
individu terhadap aspek-aspek tertentu dari diri mereka,
seperti kemampuan, nilai, penampilan fisik dan prestasi.
Pernyataan informan 1 yaitu Muhammad Faizal, ia
menyatakan dan meyakini potensi yang ada dalam dirinya,
ini juga dibuktikan dalam kontribusinya dalam memimpin
beberapa organisasi. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Faizal bahwa:
“Potensi saya lebih ke kepemimpinan sih kak”
“Dari sini saya sudah banyak mengikuti organisasi,
sama sekarang saya udah megang 4 organisasi. Jadi
ketua osis, ketua ambalan, disini saya jadi staff ISO
(Irtiqo Student Organization), dan disekolah saya
juga ikut PKPR.”21

Adapun pendapat Informan 4 yaitu Lia, ia dapat


menilai sejauh mana keterampilan dan kompetensi yang

20
M. Ghufron dan Rini Risnawita, Teori-Teori Psikologi, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2010), hlm 17-18.
21
Wawancara pribadi dengan Muhammad Faizal (Remaja Yayasan
Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 08.40 WIB.
105

dimilikinya, lia cenderung masih merasa kurang yakin


terhadap dirinya dalam beberapa bidang namun di bidang
lain dia merasa cukup percaya diri. Dalam wawancara
peneliti dengan Lia, dia mengatakan bahwa:
“Ga terlalu percaya diri, kadang percaya diri kadang
engga. Kalo prestasi sesuai pelajarannya, kalo
Pelajaran yang aku suka, aku pede. Aku suka
ngobrol, suka ketemu orang banyak. Tapi kadang
malu kalo ngomong ke depan, kalo ngobrol sama
orang banyak kayak sokenal aja gitu kak.”22

Dalam hal ini, informan 3 yaitu Aulia Nurohmah


juga menyatakan bahwa seringkali ia merasa ragu dengan
dirinya sendiri namun berkat bimbingan yang selama ini dia
ikuti ternyata memiliki dampak yang baik pada dirinya.
Aulia mengatakan bahwa:
“Meningkatkan banget, aku yang awalnya selalu
ragu sama diri aku tapi berkat bimbingan yang selalu
dikasih aku jadi makin pede kak.”23
Dengan hal ini maka peneliti menyimpulkan bahwa
kegiatan bimbingan agama yang dilakukan di Yayasan
Irtiqo Kebajikan berhasil membentuk konsep diri anak
binaan secara bertahap khususnya pada aspek penilaian
diri.
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan
Bimbingan Agama dalam Membentuk Konsep Diri

22
Wawancara pribadi dengan Lia Rubaeatul Awaliyah (Remaja
Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 09.25
WIB.
23
Wawancara pribadi dengan Aulia Nurohmah (Remaja Yayasan Irtiqo
Kebajikan) Tangerang Selatan, 11 November 2023 pukul 09.12 WIB.
106

Remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa


Tangerang Selatan
Dalam menjalankan proses bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan. Terdapat
beberapa faktor yang berperan sebagai dukungan atau
hambatan terhadap keberhasilan kegiatan bimbingan agama
tersebut. Para pembimbing agama menghadapi berbagai
faktor yang dapat memberikan dukungan atau menjadi
kendala selama pelaksanaan kegiatan bimbingan agama.
Berikut ini adalah faktor pendukung dan penghambat yang
dihadapi oleh pembimbing agama dalam menjalankan
bimbingan agama di Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan:
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung pelaksanaan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan yaitu donatur disini merupakan
peran pendukung karena mereka membantu memenuhi
kebutuhan seluruh remaja dan sarana prasarana yang ada
di Yayasan Irtiqo Kebajikan. Selain itu, kuatnya nilai
kebersamaan antara pembimbing dan remaja sehingga
remaja tidak merasa canggung untuk bekerja sama dengan
pembimbing. Pembimbing memperlakukan anak binaan
dengan baik, misalnya pembimbing atau pembina bukan
hanya menjadi guru melainkan juga membimbing dan
mengasihi anak binaan sehingga mereka merasa diakui
keberadaannya dan timbul kebersamaan antara
pembimbing dan anak binaan tentunya karena mereka
107

diperlakukan dengan baik maka dalam diri mereka tumbuh


pula kesadaran untuk menjadi baik. Adanya program
kegiatan yang variatif sehingga remaja tidak merasa jenuh
untuk mengikuti kegiatan bimbingan agama. Adapun
materi yang disampaikan sangat bermanfaat bagi seluruh
anak yang tinggal disini, pembimbing sangat
memfokuskan supaya mereka memiliki akhlak yang baik
ketika bersosialisasi dengan orang lain, karena sesuai
dengan visi misi Yayasan Irtiqo Kebajikan bahwa akan
membimbing anak asuh menjadi individu yang tumbuh
sebagai seseorang yang baik dari segi pendidikan, akhlak
pemikiran, dan agamanya. Pembina sekaligus
pembimbing disini juga kebanyakan masih muda dan ini
merupakan nilai tambah bagi Yayasan Irtiqo Kebajikan,
dimana mereka memiliki semangat serta keinginan yang
kuat untuk maju sehingga mereka akan berusaha
semaksimal mungkin untuk memajukan dan
meningkatkan kualitas yayasan itu sendiri.
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pelaksanaan bimbingan
agama di Yayasan Irtiqo Kebajikan mereka seringkali
merasa lelah dengan kegiatan disekolah, kewalahan dengan
tugas sekolah dan tidak jarang ada yang pulang menjelang
maghrib karena harus mengikuti ekskul di sekolah. Tentu
saja ini menghambat proses kegiatan bimbingan agama
mereka menjadi kurang fokus dan kehilangan konsentrasi
108

pada saat kegiatan bimbingan agama berlangsung. Selaras


dengan penuturan tersebut, Ust Oval mengatakan bahwa:
“Gak begitu banyak penghambat sih, mungkin lebih
ke males aja karena capek mungkin habis sekolah
dari pagi sampe sore jadi pas kegiatan bimbingan
agama nya mereka males-malesan ada yang
rebahan, ada yang ngantuk”24

Kurangnya jumlah pembimbing agama juga


menjadi hambatan dalam proses bimbingan agama yang
berlangsung sehingga menyebabkan hambatan atau
kendala dalam membimbing anak binaan
D. Analisis SWOT
Untuk menarik kesimpulan terkait faktor pendukung dan
faktor penghambat peneliti menggunakan analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman).25 Menurut Rangkuti analisis SWOT adalah
metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemehaman
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats). Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).26

24
Wawancara pribadi dengan Kak Ahmad Covaludin (Pembina dan
Pembimbing Agama Yayasan Irtiqo Kebajikan) Tangerang Selatan, 11
November 2023 pukul 10.02 WIB.
25
Arid Yunus Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis dan
Kewirausahaan, (Jakarta: Prenamedia Group, 2016) Hal. 107
26
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Khusus Bisnis,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2013) Hlm. 193
109

Analisis SWOT dilakukan berdasarkan informasi yang


diperoleh penulis melalui wawancara dan observasi terhadap
pihak-pihak yang terlibat. Penulis menyajikan data-data
tersebut dalam format tabel sebagai berikut.
Tabel 5.1 Analisis SWOT
Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Nilai kebersamaan yang 1. Kurangnya jumlah
erat antara pembimbing pembimbing agama di
dan anak binaan. Yayasan Irtiqo Kebajikan.
2. Semangat pembimbing 2. Anak binaan kurang fokus
yang berusaha semaksimal karena merasa lelah
mungkin untuk dengan kegiatan dan tugas
meningkatkan kualitas sekolah.
yayasan.
3. Pembimbing agama
mempunyai kemampuan
dan pengetahuan agama
yang baik dalam
menyampaikan materi.
4. Fasilitas yang mendukung
dalam proses bimbingan
keagamaan.
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)
1. Kepercayaan masyarakat 1. Pengaruh negative pada
sekitar pada yayasan bidang teknologi
110

2. Kerjasama dengan
lembaga lain

Table 5.2 Analisis Strategi SWOT


Strength-Opportunity Weakness-Opportunity
1. Semangat pembimbing 1. Kurangnya jumlah
untuk meningkatkan pembimbing agama dapat
kualitas yayasan mampu diatasi oleh kepercayaan
meningkatkan masyarakat.
kepercayaan masyarakat
2. Nilai kebersamaan yang
erat antara pembimbing
dan anak binaan mampu
meningkatkan
kepercayaan masyarakat.
Strength-Threats Weakness-Threats
1. Nilai kebersamaan yang 1. Memperkecil kurangnya
erat antara pembimbing jumlah pembimbing dapat
dan remaja dapat menghindari pengaruh
menurunkan pengaruh negative pada bidang
negative pada bidang teknologi.
teknologi.

Adapun penjelasan dari hasil SWOT diatas, maka alternatif


yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Strategi S.O
111

Terciptanya semangat dan kualitas pembimbing serta nilai


kebersamaan yang erat antar pembimbing dan anak binaan
dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sekitar terhadap
yayasan.
2. Strategi W.O
Kurangnya jumlah pembimbing agama di yayasan dapat
diatasi melalui kepercayaan masyarakat. Dengan begitu
masyarakat dapat terlibat langsung dalam proses bimbingan
keagamaan sebagai tenaga pengajar.
3. Strategi S.T
Hubungan kebersamaan yang erat antara pembimbing dan
remaja dapat menurunkan pengaruh negative dari penggunaan
teknologi oleh anak binaan yang tidak dapat dikontrol.
Pengaruh negative pada bidang teknologi bagi anak binaan
seperti bermain laptop di jam kosong mengakibatkan
penurunan minat belajar pada anak binaan.
4. Strategi W.T
Memperkecil kurangnya jumlah pembimbing agama dapat
menghindari pengaruh negative pada bidang teknologi. Dengan
menambah jumlah tenaga pengajar atau pembimbing agama
dan menambah kegiatan dengan produktif mampu menurunkan
pengaruh negative yang kemungkinan akan terjadi pada anak
binaan.
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian mengenai
analisis faktor penentu keberhasilan maka dapat disimpulkan
bahwa pembimbing agama dalam menjalankan bimbingan
112

agama mampu membantu membentuk konsep diri remaja.


Adapun strategi yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kuantitas pembina atau pembimbing agama
2. Membangun kerja sama dengan berbagai lembaga.
3. Memanfaatkan fasilitas dengan baik supaya proses
bimbingan keagamaan berjalan dengan maksimal.
BAB VI

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis teliti tentang
Bimbingan Agama dalam Membentuk Konsep Diri Remaja di
Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan, di
peroleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Bimbingan agama yang diberikan oleh pembimbing
kepada remaja di yayasan telah memberikan dampak
positif pada pembentukan konsep diri mereka. Beragam
kegiatan bimbingan agama tidak hanya membantu remaja
dalam melatih dan mengasah keterampilan mereka dalam
membentuk konsep diri, tetapi juga membantu mereka
dalam membentuk konsep diri yang mencakup aspek
pengetahuan diri, harapan diri, dan penilaian diri. Terlihat
dari cara mereka yang mulai mampu percaya diri, berpikir
optimis dan selalu berperilaku positif. Materi yang
disampaikan dalam bimbingan ini mencakup akidah,
akhlak, dan ibadah. Metode yang digunakan dalam proses
bimbingan agama yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab,
praktik tanya jawab dan teladan terbilang efektif dan sesuai
dengan kebutuhan mereka. Mereka menjadi lebih terarah
dan tumbuh menjadi remaja yang memiliki etika yang baik
serta bisa saling menghargai satu sama lain.
2. Faktor pendukung dan penghambat dianalisis
menggunakan SWOT dimana (1) strengths (kekuatan)

113
114

berada pada nilai kebersamaan yang erat antara


pembimbing dan anak binaan, semangat pembimbing yang
berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan
kualitas yayasan, pembimbing agama mempunyai
kemampuan dan pengetahuan agama yang baik dalam
menyampaikan materi, dan fasilitas yang mendukung
dalam proses bimbingan keagamaan, (2) weakness
(kelemahan) kurangnya jumlah pembimbing agama dan
anak binaan yang kurang fokus ketika kegiatan bimbingan
berlangsung karena merasa lelah dengan kegiatan dan
tugas sekolah, (3) opportunity (peluang) kepercayaan
masyarakat sekitar pada yayasan dan kerjasama dengan
lembaga lain, (4) threats (ancaman) pengaruh negative
pada bidang teknologi.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian mengenai bimbingan agama
dalam membentuk konsep diri remaja di Yayasan Irtiqo
Kebajikan Rempoa Tangerang Selatan, adapun implikasi pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan agama yang dilaksanakan di Yayasan Irtiqo
Kebajikan sangatlah penting dalam membentuk konsep diri
pada remaja di yayasan. Berbagai kegiatan bimbingan
agama yang dilakukan dapat melatih dan mengasah
keterampilan remaja. Remaja menjadi lebih percaya diri
dan mampu mengarahkan tujuannya, mampu mengetahui
dan menilai diri mereka.
115

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber


informasi bagi pembimbing agama agar supaya semakin
memahami aspek-aspek apa saja yang diperlukan untuk
membentuk konsep diri pada remaja di Yayasan Irtiqo
Kebajikan. Sehingga pembimbing dapat menjalankan
perannya scara optimal khususnya di Yayasan Irtiqo
Kebajikan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang berguna bagi Yayasan Irtiqo Kebajikan
dalam meningkatkan kualitas bimbingan agama mereka.
C. SARAN
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan peneliti di
Yayasan Irtiqo Kebajikan, peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Saran kepada pihak Yayasan Irtiqo Kebajikan Rempoa
Tangerang Selatan supaya lebih memaksimalkan kegiatan
bimbingan agama dengan menambahkan kegiatan yang
dapat mengembangkan kemampuan anak-anak binaan
dalam membentuk konsep diri. Kegiatan tersebut juga
harus lebih kreatif dan inovatif supaya anak binaan tidak
merasakan jenuh ketika proses bimbingan agama, namun
kegiatan tersebut tetap fokus pada bimbingan agama dalam
pembentukan konsep diri.
2. Saran untuk remaja Yayasan Irtiqo Kebajikan yang
mengikuti kegiatan bimbingan agama yaitu manfaatkan
fasilitas yang diberikan oleh pihak yayasan dan
maksimalkan dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama
yang dilaksanakan supaya tumbuh menjadi individu yang
116

baik, bermanfaat bagi orang sekitar, mampu bersosialisasi


dengan baik dan dapat mencapai impian yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologi Perkembangan:

Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan

Penyesuaian Diri Pada Remaja. Bandung: PT Refika

Aditama.

Amaliah, Annisah Nur. (2019). Bimbingan Agama dalam

Pengembangan Potensi Diri Remaja di Lembaga Quantum

Of Succes Training and Consulting Institut Cirebon.

Skripsi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Amin, Samsul Munir. (2016). Ilmu Akhlak. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmani, Jamal Makmur. (2010). Panduan Efektif Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press.

Astuti, Ratna Dwi. (2014). Identifikasi Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Konsep Diri Siswa Sekolah Dasar Negeri

Mendungan 1 Yogyakarta. Skripsi Universitas Negeri

Yogyakarta.

Athur S. Reber & Emily S. Reber. (2010). Kamus Psikologi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

117
118

Bakran, Hamdani. (2001). Konseling dan Psikoterapi Islam.

Yogyakarta: Fajar Pustaka.

Chaplin, J.P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Jakarta : Alih

Bahasa, Kartini Kartono Raja Grafindo Persada.

Darajat, Zakiah. (1982). Pendidikan Agama dan Pembinaan

Mental, (Jakarta: Bulan Bintang.

David G. Myers. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit

Salemba Humanika.

Faqih, Aunur Rahim. (2000). Bimbingan dan Konseling dalam

Islam. Yogyakarta: UII Press.

Faqih, Aunur Rahim. (2001). Bimbingan dan Konseling dalam

Islam. Jakarta: Pusat Penerbit UII Press.

Fatoni, Abdurrahman. (2011). Metodologi Penelitian dan Teknik

Penyususna Skripsi Jakarta: Rineka Cipta.

Fauziah, Nur Mala Syamsiatul. (2021). Pengaruh Bimbingan

Agama terhadap Konsep Diri Siswa di Asrama SMART

Ekselensia Indonesia Bogor. Skripsi, Fakultas Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Gia Sugiantoro Fauzan, dkk. (2019). Problematika Remaja dalam

Mengikuti Bimbingan Keagamaan, Jurnal Bimbingan,


119

Penyuluhan, Konseling, dan Psikoterapi Islam Vol. 7, No.

4.

Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo, cet.1.

Gunarsa, Singgih, D. (2004). Psikologi Praktis Anak, Remaja dan

Keluarga, Cetakan ke-7, Jakarta: PT. Gunung Mulia.

Hadi, Sutrisno. (2002). Metodologi Reserch. Yogyakarta: Andi

Ofset Edisi Refisi.

Hady, Asian. (1986). Pengantar Filsafat Agama. Jakarta: Rajawali

Press.

https://bisnis.tempo.co/read/1425919/sensus-penduduk-2020-bps-

generasi-z-dan-milenial-dominasi-jumlah-penduduk-ri

diakses pada 15 Januari 2024 pukul 00.21 WIB

Hurlock, E. B. (1976). Psikologi Perkembangan: Suatu

Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan

oleh Med. Meitasari Tjandrasa & Muslichah Zarkasih.

Jakarta: Erlangga.

Irawan, Sapto. (2017). Pengaruh Konsep Diri Terhadap

Komunikasi Interpersonal Mahasiswa, Jurnal Scholaria

Vol. 7 No. 1.
120

Jhon W. Santrock. (2002). Adolescence Perkembangan Remaja.

Jakarta: Erlangga.

Kartono, Kartini. (1985). Bimbingan Dan Dasar-Dasar

Pelaksanaanya. Jakarta: Rajawali.

Kartono, Kartini. (1992). Patologi Sosial. Jakarta: Rajawali.

Kemeneterian Sosial RI, Rekapan Data Anak Terlantar, Jakarta:

Pusat data dan Informasi Direktorat Kesejahteraan Sosial

Anak, 2011

Ketut Sukardi, Dewa. (1995). Proses Bimbingan dan Penyuluhan.

Jakarta : Rineka Cipta.

Ktisti Poerwandari, E. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam

Penelitian. Jakarta: Lembaga Pengembangan dan

pengukuran psikologi, Fakultas. Psikologi UI.

Kurniawan, Deni. (2018). Peran Majelis Taklim Dalam

Menanamkan Nilai-Nilai Keislaman Kepada Masyarakat.

Jurnal Staialhidayah Vol. 1 No 2.

Lilis Fauziyah dan Andi Setyawan. (2009). Kebenaran Al-Qur’an

dan Hadis. Malang: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

M. Arifin. (1982). Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan

Penyuluhan Agama. Jakarta: PT Golden terayon Press.


121

M. Ghufron dan Rini Risnawita. (2010). Teori-Teori Psikologi.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mohamad Ali dan Mohammad Asrori. (2016). Psikologi Remaja

Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mujahidin Nur. (2008). Keajaiban Menyantuni Anak Yatim.

Jakarta: PT Zaytuna Ufuk Abadi.

Munir Amin, Samsul. (2008). Bimbingan dan Konseling Islam.

Kudus: Buku Daros Stain Kudus.

Munir Amin, Samsul. (2010). Bimbingan dan Konseling Islam.

Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Nasution, Harun. (1979). Islam ditinjau dari berbagai aspeknya.

Jakarta: UI Pers, jilid 1.

Nugrahani, Farida. (2014). Metode Penelitian Kualitatif dalam

Penelitian Pendidikan Bahasa. Surakarta.

Prayitno dan Amti. (1999). Dasar-Dasar Bimbingan dan

Konseling. Jakarta: Rineke Cipta.

Puspitasari, Putri Diah. (2018). Pembentukan Konsep Diri

Penerima Manfaat Melalui Bimbingan Mental Agama di

Sasana Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Tegal, Skripsi,


122

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Universitas

Islam Negeri Walisongo Semarang.

Rusyja Rustam dan Zainal A. Haris. (2018). Buku Ajar Agama

Islam Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Deepublish.

Sahputra, Dika. (2020). Buku Ajar Bimbingan Kerohanian Islam

di Rumah Sakit. Medan: UIN Sumatera Utara Medan.

Samito. (2012). Kamus Bahasa Inggris. Surabaya: Mita Pelajar.

Sanwar, Aminuddin. (1985). Pengantar Studi Ilmu Dakwah.

Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. (2007). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Sutirna. (2013). Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal,

Nonformal dan Informal. Yogyakarta: Andi Offset.

Sutoyo, Anwar. (2013). Bimbingan dan Konseling Islami (Teori

dan Praktek), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syarifuddin, Amir. (2003). Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta:

Prenada Medika.
123

Syekh Khalid bin Abdul Rahman. (2012). Kitab Fikhi Mendidik

anak. Jogjakarta: Diva Press.

Umar Sulaiman Al-Asqar. (2010). Al-Asmaul Husna. Jakarta:

Qitshi Press.

Unjiyati, Fety. (2021). Pembinaan Keagamaan dan Konsep Diri

Remaja dalam Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW) di

Desa Tempuranduwur Kecamatan Sapuran Kabupaten

Wonosobo, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan, IAIN Salatiga.

Walgito. (1984). Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta:

Andi Offset.

Winkel, WS. (1991). Bimbingan dan Konseling di Industri

Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Zarkasih, Putro Khamim. (2005). Orangtua Sahabat Anak dan

Remaja. Yogyakarta: Cerdas Pustaka.

Bukhori, Baidi, 2008. Hubungan Kematangan Beragama, Latar

Belakang Fakultas, Dan Jenis Kelamin Dengan

Kecemasan Mahasiswa Semester Akhir Iain Walisongo

Dalam Menghadapi Sempitnya Lapangan Pekerjaan,

Semarang: IAIN Walisongo Semarang.


LAMPIRAN

124
Lampiran 1. Proposal Penelitian
Lampiran 2. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian
Lampiran 4. Surat Pernyataan Informan 1
Lampiran 5. Surat Pernyataan Informan 2
Lampran 6. Surat Pernyataan Informan 3
Lampiran 7. Surat Pernyataan Informan 4
Lampiran 8. Surat Pernyataan Informan 5
Lampiran 9. Surat Pernyataan Informan 6
Lampiran 10. Surat Pernyataan Informan 7
Lampiran 11. Surat Pernyataan Informan 8
Lampiran 12. Pedoman Wawancara
Pertanyaan untuk pembimbing agama
1. Apa tujuan bimbingan agama yang dilaksanakan di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
2. Apa metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan
agama di Yayasan Irtiqo Kebajikan?
3. Apakah metode tersebut dapat membantu remaja dalam
memahami konsep diri?
4. Apa saja materi yang disampaikan dalam kegiatan
bimbingan agama?
5. Apakah materi tersebut dapat dipahami oleh remaja
Yayasan?
6. Apa faktor pendorong pelaksanaan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
7. Apa faktor penghambat dalam memberikan bimbingan
agama kepada remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan?
8. Menurut Bapak/Ibu, apakah kegiatan bimbingan agama
dapat membantu remaja dalam membentuk konsep diri?
9. Motivasi apa yang Bapak/Ibu berikan kepada remaja di
Yayasan dalam membentuk konsep diri?
10. Apakah terdapat perbedaan mengenai konsep diri remaja
sebelum dan setelah mengikuti bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
11. Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui perkembangan konsep
diri remaja sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan
agama? Apakah remaja tersebut jadi lebih mengetahui diri,
harapan, dan menilai dirinya dengan baik?
Pertanyaan untuk anak binaan
Pertanyaan mengenai bimbingan agama
1. Apakah kamu mengikuti kegiatan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
2. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan agama yang kamu
ikuti di Yayasan?
3. Apakah materi bimbingan yang diberikan dapat kamu
pahami dengan baik?
4. Apa saja metode yang diterapkan saat bimbingan agama?
Apakah metode tersebut sudah sesuai dan bisa kamu ikuti
dengan baik?
5. Bagaimana pengetahuan keagamaan kamu sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Pertanyaan mengenai konsep diri
Pengetahuan diri
1. Apakah kamu orang yang terbuka atau tertutup?
2. Apakah kamu termasuk orang yang percaya diri dalam
mengahadapi tantangan dan rintangan dalam hidupmu?
3. Apa minat atau hobi kamu yang paling menggambarkan
dirimu? Dan bagaimana minat ini mempengaruhi dirimu?
4. Bagaimana kamu mengidentifikasi dan mengartikan emosi
serta perasaanmu?
5. Apakah kamu mampu memahami diri sendiri termasuk
kebutuhanmu?
6. Apa yang kamu ketahui tentang kekuatan dan kelemahan
dirimu?
7. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan pengetahuan diri?
Harapan diri
1. Apa yang ingin kamu capai dalam hidupmu? Adakah
tujuan atau impian besar yang ingin kamu raih?
2. Apa langkah-langkah atau rencana untuk mencapai
harapan-harapan tersebut?
3. Apa motivasi yang mendukung terwujudnya harapan
tersebut?
4. Apakah menurut kamu harapan yang kamu inginkah saat
ini dapat terwujud secara cepat atau lambat? Mengapa?
5. Bagaimana kamu mengatasi rintangan atau hambatan
dalam mencapai harapan-harapanmu?
6. Bagaimana perasaanmu ketika mencapai sebuah
pencapaian yang kamu harapkan?
7. Apakah kamu percaya bahwa memiliki harapan yang kuat
terhadap diri sendiri dapat mempengaruhi keberhasilanmu
dalam mencapai tujuan?
8. Apakah ada pengalaman atau teladan yang mempengaruhi
harapan-harapan kamu?
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan harapan diri?
Penilaian diri
1. Apakah kamu merasa cukup percaya diri dalam berbagai
aspek kehidupan, seperti hubungan sosial, prestasi
akademik, atau keterampilan kreatif? Mengapa begitu?
2. Bagaimana kamu menghadapi kritik atau pendapat
negative orang lain tentang dirimu? Apakah ini akan
memengaruhi penilaian diri anda?
3. Bagaimana kamu menghadapi perbedaan (pendapat,
perilaku, perasaan, dan keinginan) dengan orang lain?
4. Bagaimana kamu dalam menyikapi masalah yang sedang
kamu alami?
5. Menurutmu, potensi apa yang ada pada diri kamu? Lalu apa
yang dapat kamu lakukan dari potensi tersebut?
6. Bagaimana respon kamu ketika mendapat pujian dari orang
lain?
7. Bagaimana kamu dalam melihat (menilai) diri kamu
sendiri?
8. Apakah kamu sering merasa puas dengan pencapaianmu,
ataukah kamu selalu merasa harus lebih baik?
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan penilaian diri?
Lampiran 13. Hasil Wawancara

TRANSKIP WAWANCARA

Nama : Tia Subu Simamora, S.Ag


Tempat, Tanggal Lahir : Paran Gadung, 29 Juni 1999
Jenis kelamin : Perempuan
Jabatan : Pembina
Tanggal Wawancara : 11 November 2023
Pertanyaan dan Jawaban :
1. Apa tujuan bimbingan agama yang dilaksanakan di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Sesuai dengan visi misi, disini kan mereka rutin setiap
hari ikut kegiatan bimbingan itu ya biar mereka seenggaknya
bisa paham soal agama sedikit sedikit dimulai dari yang paling
dasar dulu kita ajarin, disini juga diajarin gimana bisa saling
ngehargain, bisa saling bantu, diajarin sopan santun, supaya
remaja disini memiliki akhlak dan perilaku yang baik ketika
sudah waktunya mereka keluar dari Yayasan mereka bisa
bersosialisasi dengan baik dengan orang diluar sana.
2. Apa metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan agama
di Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Metode bimbingan yang sering dipakai keseringan sih
ini ceramah, jadi saya jelasin dulu materinya baru nanti di akhir
saya kasih waktu buat diskusi tanya jawab.
3. Apakah metode tersebut dapat membantu remaja dalam
memahami konsep diri?
Jawab: Menurut saya dari yang kita pake disini sejauh ini
paling pas sih dan setelah kita pake metode ceramah dan pake
juga tanya jawab itu paling pas karena ketika kita sudah
menyampaikan mereka itu pasti nyerap terus kalo misalkan
kalo mereka menalar mungkin ada sesuatu yang ingin
ditanyakan langsung pake metode tanya jawab,
4. Apa saja materi yang disampaikan dalam kegiatan bimbingan
agama?
Jawab: Kalo saya ngajar Fiqh terus sekarang ngajar Qur’an
pas ngajar qur’an ada yang masih belum paham cara bacanya
gimana saya ajarin yang bener tuh seperti apa, kita belajar ilmu
tajwid. Selain itu sih saya fokus ke akhlak jadi kalo ada
masalah-masalah atau ada sesuatu mungkin kaya ada yang
pacaran saya selalu menegur dan ngasih masukan biar mereka
gak melakukan hal-hal yang melanggar dan mengganggu
proses belajar mereka. Anak-anak harus memiliki akhlak dan
akidah yang baik maka kita sebagai pembimbing agama sebisa
mungkin mencontohkan sesuatu yang baik.
5. Apakah materi tersebut dapat dipahami oleh remaja Yayasan?
Jawab: Sebagian ada yang paham, itu kalo menurut saya ya
yang paling enak ngajar tuh sama yang SMA karena mereka
udah bisa nalar, kalo SMP kan semuanya materinya harus kita
kasih gitu harus bener-bener perintilan kecil tuh harus
dibilangin ke mereka kalo ngga gak bisa karena pemikirannya
tuh masih segitu lah ya SMP, kalo SMA mungkin dengan kita
menyampaikan sedikit suatu materi mereka bisa baca di buku
yang lain gitu dan lebih menalar lah ya pemikirannya
6. Apa faktor pendukung pelaksanaan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Pertama dari visi misi kita sih gimana caranya anak ini
bisa berubah ke jalan yang baik karena kebanyakan namanya
anak-anak yang kurang bimbingan orang tua ya sebenernya
kemiskinan itu berefek pada kurang perhatian dari orang tua
artinya orang tuanya maaf nih ya kurang mampu.. waktunya
abis buat cari duit jadi anak ini kurang diperhatikan baik dari
segi pendidikan, dari akhlak, agama, dan lain sebagainya itu
kurang banget itu tuh anak yang kita bawa kesini itu sih faktor
yang pertamanya, kalo yang keduanya ya memang kita sebagai
apa namanya agent of change sebagai penggerak sebagai orang
yang harus merubah kita terdorong untuk ngajarin anak-anak
ini nih harus baik nih, kamu harus lebih baik dari orang tua
kamu gitu, saya selalu bilang kayak gitu karena eeeu apa
namanya mindset anak-anak kita ini harus diubah biar kata kita
dari kampung nih pemikirannya jangan kampungan terus kita
harus berubah jadi biar kata kita tinggal dikampung pemikiran
kita harus lebih maju, gitu sih.. faktor lain juga pasti dari
donatur ya dalam pelaksanaan bimbingan agama disini, dengan
adanya donatur kita bisa memenuhi fasilitas yang dibutuhkan
disini sehingga kegiatannya bisa berjalan dengan lancar.
7. Apa faktor penghambat dalam memberikan bimbingan agama
kepada remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Ini sih misalnya kita ngajar nih anak-anak punya
kegiatan lain gitu jadi misalkan kita mengajarkan satu materi
mereka masih punya kegiatan lain dari sekolah, jadi mereka
gak fokus. Misal eeeu kita belajar maghrib setelah sholat
maghrib maunya kita tuh kita sebagai pengajar anak-anaknya
tuh semuanya disitu, nah karena ada kegiatan sekolah jadi
mereka pulangnya maghrib itu sih yang paling menghambat
banget terus yang kedua ya malesnya mereka sih, ada beberapa
anak yang males jadi pas belajar yang saya liat ya, tidur terus
saya tanya kamu sakit apa dia bilang sakit perut tapi tidur aja
seharian gitu sama kemari nada temen yang ngomong waktu
mereka ngajar disini itu kita gak tau ya alasan atau emang atau
malasnya mereka belajar kita kan hari sabtu sama minggu
disini masak ya jadi tuh yang harusnya mereka masak di jam 3
atau jam 4 sore itu tuh mereka masaknya jam 5 biar apa biar
gak ikut belajar maghrib, padahal saya sudah bilang supaya
masaknya lebih cepat supaya selesai lebih awal dan bisa ikut
belajar maghrib sama temen-temen tapi mereka malah seperti
gak dengerin saya jadi akhirnya mereka gak ikut belajar
maghrib.
8. Menurut Bapak/Ibu, apakah kegiatan bimbingan agama dapat
membantu remaja dalam membentuk konsep diri?
Jawab: Menurut saya iya kegiatan ini membantu sekali.
9. Motivasi apa yang Bapak/Ibu berikan kepada remaja di
Yayasan dalam membentuk konsep diri?
Jawab: Saya sih seringnya memberikan contoh perilaku yang
baik bukan harus ngomong aja ya. Sering tuh anak-anak curhat,
capek katanya dari sekolah terus belajar lagi disini lalu saya
selalu memberikan contoh siapapun kalo memang kamu mau
berubah kamu mau lebih maju harus mau capek, contohnya
saya, saya jauh jauh dari medan sana mau kesini Cuma mau
belajar doang mau ambil s2 doang nanti saya balik lagi ke
Medan. Karena mereka kan anak sini ya masih sekitaran pulau
jawa palingan paling jauh 5-6 jam lah ketempatnya masih
deket, saya sampe 2 hari 3 malam cuma apa? Mau belajar
disini, nah kalian disini dikasih tempat gratis, makan gratis,
sekolah gratis, semua kita fasilitasi tinggal belajar aja, saya
selalu ngomong gitu, kalian gak disuruh kerja cuma belajar aja
masa kalian ngga bisa. Itu sih yang sering saya sampaikan ke
mereka.
10. Apakah terdapat perbedaan mengenai konsep diri remaja
sebelum dan setelah mengikuti bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Saya mendampingi mereka mereka ini gak dari awal
mereka masuk sini jadi saya mungkin kurang tau kondisi dia
sebelumnya gimana, tapi sepengalaman saya selama mengajar
fiqh dan akhlak disini awalnya ada anak-anak yang ketika saya
ajar masih belum paham mengenai cara nya berwudhu, sholat
dan lainnya, salaman pun ada beberapa anak yang gak
ngelakuin itu tetapi setelah diajarkan dikasih pemahaman
anak-anak sekarang jadi lebih mengerti dilihat dari cara
ngomongnya baik mereka kalo berbicara, sholatnya rajin jadi
ada yang gak harus disuruh suruh terus, Tapi itu gak semua ya
ada beberapa juga yang saya rasa masih harus dibimbing.
11. Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui perkembangan konsep diri
remaja sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan agama?
Apakah remaja tersebut jadi lebih mengetahui diri, harapan,
dan menilai dirinya dengan baik?
Jawab: Ooh setelah kita melakukan ini ya bimbingan apalagi
anak-anak kelas 12 karena yang saya pegang itu anak-anal
kelas 12 dan kelas 9, anak-anak yang mau lulus. Sering saya
sampaikan, mau kemana setelah ini? sering banget apalagi
kelas 12 ya mereka tuh pasti bimbang, ragu, kaya gak tau nih
mau kemana kak, yaa sering kita kasih motivasi ada yang selalu
saya bilang, kalau memang kamu ngambil keputusan sekolah
kuliah gitu yaa ambil aja mungkin efeknya tuh belum keliatan
banget ya, jadi mungkin dari cara ngomong mereka mau
kemana, mau kerja kah tau mau kuliah kah, saya belum melihat
pasti sih, tapi mereka ngomong ke kita ini gak ragu-ragu selalu
menanyakann gimana, saya cocoknya dimana sih kak,
pasionnya saya cocok dimana sih kak ke pendidikan kah tau
jadi pembisnis kah? saya sering bilang kalo kamu pengen ke
pendidikan saya tanya kamu sukanya belajar apa kamu fokusin
dibidang itu, itu sih. Adalah beberapa anak yang menurut saya
udah keliatan jadi mereka udah tau apa yang mereka mau. Kalo
untuk penilaian diri nya sih ya saya bisa lihat dari cara mereka
berbicara ada yang pede ada juga yang masih malu-malu gitu.
Nama : Rizki Faiza Firdausi, S.Si
Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 15 Oktober 2001
Jenis kelamin : Perempuan
Jabatan : Pembina
Tanggal Wawancara : 11 November 2023
Pertanyaan dan jawaban:
1. Apa tujuan bimbingan agama yang dilaksanakan di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Tujuan dilaksanakan nya bimbingan agama disini yaitu
supaya anak-anak bisa mendapatkan pendidikan agama yang
sebelumnya mungkin belum mereka dapatkan di rumah. Gak
cuma pendidikan agama tapi pendidikan formal juga kami
sediakan disini.
2. Apa metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan agama
di Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Eeee kalo disini pendidikan agamanya meliputi, jadi
anak-anak dari pagi sampe sore eee maghrib lah yaa, jadi tuh
sekolah. Baru mulai abis maghrib itu kita belajar. Nah emang
belajar disini tuh difokuskan untuk keagamaan, tapi juga
menyesuaikan sama kegiatan disekolah. Ada program tahfidz
jadi disini banyak dihabiskan untuk program tahfidz, entah itu
murojaah, ziyadah lah, tes hafalan lah. sesekali karna kita
orang islam ya pondasi yang paling penting itu kan fikih,
kesehariannya, sholatnya, tata cara wudhunya, harus bener
gitu, nah itu mungkin. Kalo kependidikan dari apa istilahnya,
akhlaknya atau dari segi adabnya itu kita lebih ke cara
prakteknya secara langsung. Langsung to the point kalo misal
anak salah ketika mengerjakan sesuatu, on the spot kita
ingatkan.
3. Apakah metode tersebut dapat membantu remaja dalam
memahami konsep diri?
Jawab: Nah itu sebenernya. Saya kan baru disini, ada beberapa
yang misalkan eee apa ya istilahnya perlu direvisi dari pembina
sebelumnya, menurut saya. salah satunya harusnya kalo
menurut saya kajian fikih emang bener, lebih penting. Kalo
diliat dari jadwal belajar malem itu, bukan belajar malem eee
belajar maghrib, kalo belajar malem kan belajar mandiri yang
buat disekolah itu, abis maghrib tu jadwalnya Cuma tahfidz,
ngaji qur’an, setor hafalan, terus tes apalan sama fikih. Ada 2
hari yang kosong diisi sama bu esti, diisi siroh nabawiyah sama
bahasa inggris. Nah menurut saya eee mungkin salah satu dari
sini perlu untuk mengkaji akhlak, menurut saya itu penting.
Disini belum ada, menurut saya itu perlu diisi salah satunya,
kan hari rabu kan sama bu esti diisi siroh nabawiyah, sama
malem sabtu bahasa inggris. Cerita emang bener sejarah, tapi
kan akhlak juga penting, terus bersosialisasi sama orang-orang.
Menurut saya itu perlu direvisi.
4. Apa saja materi yang disampaikan dalam kegiatan bimbingan
agama?
Jawab: Itu tadi fikih, siroh nabawiyah, sama itu tadi akhlak
yang paling penting
5. Apakah materi tersebut dapat dipahami oleh remaja Yayasan?
Jawab: Ini salah satu yang belum bisa apa ya, harusnya
istilahnya kan kalo dari sekolah pendidikan ada istilahnya
tingkatan dalam kita belajar, kalo disini semua bareng.
Harusnya kalo fikih kan ada materi-materinya, berdasarkan
belajar SD materinya masih bacaan sholat, nah ini dari dulu
sama jadi satu. Bingung, ini maksudnya kalo kita yang ngajar
bacaan sholat anak-anak yang kelas 12 dari dulu juga belajar,
diulang-ulang terus. Nah itu kemarin baru dirapatkan, harusnya
dibagi-bagi kelasnya, SD sama siapa, SMP sama siapa terus
materinya dibagi-bagi, tapi kalo jadi satu kelas terus anak SD
ngikutin kelas 12 kan ini belum mampu.
6. Apa faktor pendukung pelaksanaan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Kita kan tujuan mendirikan yayasan ini untuk
mendidik anak-anak nah tentu anak-anak disini juga menjadi
faktor pendukung terlaksananya bimbingan agama karena kalo
gak ada mereka kegiatan gak mungkin berjalan terus dari
materi kita fokusin gimana dia supaya dia punya akhlak yang
baik gitu aja dulu.
7. Apa faktor penghambat dalam memberikan bimbingan agama
kepada remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Nah faktor penghambatnya dari anak-anaknya sendiri
itu juga. Anak-anak disini tuh gini, emang kita dari awal tu bu
esti dan para pembina yang lain menerima pembina itu bukan
dari alumni sini. Namanya bukan alumni kan orang baru ya,
mereka tu kurang menerima awalnya, bukan kurang menerima
tapi lebih ke bagaimana cara menghargai seseorang belum
bisa, gak semua sih emang. Mangkannya ada minimal usia
sebagai seorang pendidik jadi gaboleh ngasal. Karena
kematangan kedewasaan seseorang kan ini ya berpengaruh.
Nah itu ketika sekarang mengajarkan sesuatu, mengajarkan
kepada anak, kan respon setiap anak beda-beda. Nah itu saya
rasakan sendiri anak-anak ketika diingatkan itu beda. Kalo
SMA berani dia, entah ngebentak, ngejawab. Berarti emang
dari kitanya jangan baperan. Itu salah satunya.
8. Menurut Bapak/Ibu, apakah kegiatan bimbingan agama dapat
membantu remaja dalam membentuk konsep diri?
Jawab: Ya tentu sangat
9. Motivasi apa yang Bapak/Ibu berikan kepada remaja di
Yayasan dalam membentuk konsep diri?
Jawab: Saya dulu pernah menyampaikan kepada anak-anak
bahwasannya mereka tu disini kayak sadar gasadar gitu loh.
Disini gratis, ga bayar, semua dibiayain, udah tinggal makan
disediakan, sekolah gak jalan kaki sudah disediakan
akomodasi, belajar juga gak bayar, buku juga tinggal belajar,
mereka susah banget, tinggal belajar aja buku malah ditinggal
disekolah, saya pernah bilang sama anak-anak, kalo kalian
disini tinggal belajar aja, tinggal nurut sama apa yang
dikatakan pembina, kalian disini dididik untuk menjadi orang
bukan asal-asalan.
10. Apakah terdapat perbedaan mengenai konsep diri remaja
sebelum dan setelah mengikuti bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Adaa, misal anak-anak baru. Contohnya perubahan
mereka sebelum masuk sini, seminggu atau satu bulanan
mereka itu cara salam sama orang gatau, jadi langsung
nyelonong masuk. Sekarang mereka jadi tau cara menghormati
orang, menyayangi yang lebih muda, terus kan kita hidup disini
ga sendiri, ada teman yang lain, misal sarapan kita ga bagiin ke
satu-satu, mereka ambil sendiri tapi mereka harus ingat bahwa
ada temen-temennya yang lain, gimana caranya biar temen-
temen kebagian semua, itu salah satunya.
11. Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui perkembangan konsep diri
remaja sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan agama?
Apakah remaja tersebut jadi lebih mengetahui diri, harapan,
dan menilai dirinya dengan baik?
Jawab: Kalo misalnya mengenal, tau diri sepenuhnya menurut
saya belom. Mereka masih mencari jati diri. Kadang yang
masih kuliah aja masih mencari jati diri, apalagi mereka.
Nama : Ahmad Covaludin, S.Ag
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 16 April 2000
Jenis kelamin : Laki-laki
Jabatan : Pembina
Tanggal Wawancara : 11 November 2023
Pertanyaan dan jawaban:
1. Apa tujuan bimbingan agama yang dilaksanakan di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Agar mereka mampu memahami ilmu agama dengan
baik dan bisa berguna buat diri mereka ataupun orang sekitar
mereka.
2. Apa metode yang digunakan dalam kegiatan bimbingan agama
di Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Metode yang digunakan lebih ke ngaji biasa sih, misal
saya yang baca dulu setelah itu anak-anak baru mengikuti, kalo
yang ngajar saya sih paling seperti itu. Atau ketika saya
menyampaikan materi nanti di akhir ada tanya jawab gitu sih
kak.
3. Apakah metode tersebut dapat membantu remaja dalam
memahami konsep diri?
Jawab: Oh jelas lah, membantu sekali.
4. Apa saja materi yang disampaikan dalam kegiatan bimbingan
agama?
Jawab: Saya ngajar fiqih disini, ya paling seputar fiqih itu aja,
karena saya ngajar fiqih safinah yang masih dasar, jadi dimulai
dari bab niat, tata cara bersuci, tata cara sholat dan sampe
seterusnya.
5. Apakah materi tersebut dapat dipahami oleh remaja Yayasan?
Jawab: InsyaAllah dipahami..
6. Apa faktor pendukung pelaksanaan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Ini sih nilai kebersamaannya disini kuat terus juga kan
pembimbing disini umurnya gak yang jauh beda banget sama
mereka jadi lebih mudah aja buat masuk ke mereka nya,
mereka juga enggak canggung gitu lebih terbuka sama kita,
jadi kita ngajarnya juga enak.
7. Apa faktor penghambat dalam memberikan bimbingan agama
kepada remaja di Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Gak begitu banyak penghambat sih, mungkin lebih
males aja karena capek mungkin habis sekolah jadi pas
kegiatan bimbingan agama nya mereka males-malesan ada
yang rebahan, ada yang ngantuk.
8. Menurut Bapak/Ibu, apakah kegiatan bimbingan agama dapat
membantu remaja dalam membentuk konsep diri?
Jawab: Sangat membantu, karena ya itulah tadi dengan
mereka diberikan bimbingan agama setiap hari insyaAllah
mereka mampu menjadi diri mereka lebih baik lagi.
9. Motivasi apa yang Bapak/Ibu berikan kepada remaja di
Yayasan dalam membentuk konsep diri?
Jawab: Kayaknya setiap ngajar saya selalu ngasih motivasi
tuh, makanya saya bingung kalo ditanya gini mungkin gini kali
ya contohnya misal supaya mereka semangat menghafal saya
selalu bilang kamu mau kan bikin orang tua kamu bangga coba
jangan males malesan ayo lebih semangat lagi ngafalinnya, yaa
gitulah kak kira-kira
10. Apakah terdapat perbedaan mengenai konsep diri remaja
sebelum dan setelah mengikuti bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Berbeda.. sebelumnya pengetahuan mereka tentang
materi yang saya ajarkan itu masih kurang masih banyak gak
tau nya, tapi setelah saya ajarkan mungkin emang gak banyak
berpengaruh tapi kan berproses ya kak, seenggaknya ada usaha
tapi terus aja dan alhamdulillah ada perubahan lah sedikit demi
sedikit.
11. Bagaimana Bapak/Ibu mengetahui perkembangan konsep diri
remaja sebelum dan sesudah mengikuti bimbingan agama?
Apakah remaja tersebut jadi lebih mengetahui diri, harapan,
dan menilai dirinya dengan baik?
Jawab: Ya betul, hmmm contohnya kayak dia setelah ngaji itu
dia ada perubahan, entah dia mengetahui pengetahuan yang
sudah disampaikan, karena saya bidangnya di kitab kuning dan
mereka bertanya-tanya masalah mengenai ibadah lah ya
contohnya berwudhu, sholat ini kak gimana kak misalkan ini
saya berwudhu saya kena kotoran cicak ini Najis tidak kak,
begituu.. banyak perkembangannya lah terus dari tata cara
sholat yang tumaninah itu seperti apa, dan saya beri pelajaran
kan saya kasih tau dan Alhamdulillah maksudnya sepertinya
udah mengetahui anak-anak.
Nama : Muhammad Faizal
Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 4 Maret 2004
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal Wawancara : 11 November 2023
Pertanyaan dan jawaban:
Terkait bimbingan agama
1. Apakah kamu mengikuti kegiatan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Iya mengikuti
2. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan agama yang kamu ikuti di
Yayasan?
Jawab: Kayak lebih ke sharing sih, sama hafalan karena
emang itu kegiatan wajib disini. Jadi disini tuh lebih wajib ke
tahfidz sama paling ini bahasa inggrisnya jadi disini juga ada
kegiatan English daily, terus ada belajar kitab bulughul maram
juga.
3. Apakah materi bimbingan yang diberikan dapat kamu pahami
dengan baik?
Jawab: Alhamdulillah sih eee sejauh ini saya paham semua.
4. Apa saja metode yang diterapkan saat bimbingan agama?
Apakah metode tersebut sudah sesuai dan bisa kamu ikuti
dengan baik?
Jawab: Lebih kayak ke diskusi sama ceramah sih kak, jadi itu
lebih ke santai aja. Kadang-kadang perkelas, kadang abis
sholat langsung bareng-bareng semuanya. Alhamdulillah saya
bisa mengikuti dengan baik karena menurut saya metode nya
udah sesuai karena dalam ruang diskusi itu saya dikasih waktu
untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami jadi itu
sangat membantu saya kak, apalagi saya seringkali merasa
lamban dalam memproses materi yang disampaikan sehingga
saya harus memastikan nya lagi dengan cara bertanya kepada
pembimbing
5. Bagaimana pengetahuan keagamaan kamu sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Sebelumnya ya karena saya pas kesini waktu SD jadi
saya belum tau apa-apa sih, sama sekali belum tau kaya rukun
iman juga gak tau sama sekali ya walaupun dirumah juga
sekolah tapi ngga dibimbing kaya disini . Setelah disini ya
Alhamdulillah kalo sedikit ditanya soal agama saya bisa
ngejawab. Disini juga diajarin gimana caranya saling
menghormati dan menghargai, ya diajarin sopan santun gitu
kak.
Terkait pengetahuan diri
1. Apakah kamu orang yang terbuka atau tertutup?
Jawab: kalo masalah pribadi sih agak tertutup, tapi kalo
misalnya mau kayak diskusi ayo, terbuka sih, jadi
menyesuaikan aja.
2. Apakah kamu termasuk orang yang percaya diri dalam
mengahadapi tantangan dan rintangan dalam hidupmu?
Jawab: Masalah percaya diri itu sih saya sebenernya agak
introvert, tapi saya usahain buat selalu percaya diri, karena kalo
kita yakin pasti rintangan yang ada juga insyaAllah bakal bisa
kita lewatin
3. Apa minat atau hobi kamu yang paling menggambarkan
dirimu? Dan bagaimana minat ini mempengaruhi dirimu?
Jawab: Saya hobi lebih suka ke silat, mungkin karena saya
suka silat itu lebih kayak ga cuma ngelatih bela diri tapi
ngelatih kesabaran juga. Ngelatih kesabaran sama ga cuma apa
namanya, cuman kita bela diri bukan buat adu kekuatan, engga,
tapi disitu kita melatih buat kita tuh sabar sama ngebela diri
gitu.
4. Bagaimana kamu mengidentifikasi dan mengartikan emosi
serta perasaanmu?
Jawab: kalo saya sih diem dulu, tapi kalo misalkan udah reda,
baru deh.
5. Apakah kamu mampu memahami diri sendiri termasuk
kebutuhanmu?
Jawab: kadang-kadang engga. Saya juga gak tau saya pernah
pusing tapi gak tau yang saya pusingin tuh apa, saya pusing
kayak banyak pekerjaan,banyak masalah tapi gatau yang saya
pusingkan tuh apa.
6. Apa yang kamu ketahui tentang kekuatan dan kelemahan
dirimu?
Jawab: Kalo kekuatan lebih kayak lebih suka apa namanya..
menggerakan gitu. Jadi saya bisa mengajak seseorang buat
aktif, mungkin karena saya suka memimpin. Tapi kalo
kelemahan saya lebih ke materi, ya agak susah buat
memproses.
7. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan pengetahuan diri?
Jawab: Alhamdulillah iyaa semenjak disini, jadi kayak gimana
cara kita bisa paham jadi ada dikasih tau juga.
Harapan diri
1. Apa yang ingin kamu capai dalam hidupmu? Adakah tujuan
atau impian besar yang ingin kamu raih?
Jawab: Saya selalu inget sama nasehat para pembimbing disini
bahwa kita semua harus punya pola pikir yang maju, dan punya
akhlak yang baik. Jadi tujuan hidup saya sih pertama setelah
lulus dari sini pengen kuliah, biar jadi orang yang berilmu, biar
ntar bisa apa ya namanya pokoknya saya pengennya tuh
berguna bagi masyarakat, jadi gak cuman punya ilmu aja tapi
bisa bermanfaat dimasyarakat. Sama impian saya itu pengen
yaa walaupun banyak orang bilang Indonesia gabisa diubah
tapi saya pengen mengubah Indonesia
2. Apa langkah-langkah atau rencana untuk mencapai harapan-
harapan tersebut?
Jawab: Dari sini saya sudah banyak mengikuti organisasi,
sama sekarang saya udah megang 4 organisasi. Jadi ketua osis,
ketua ambalan, disini saya jadi staff ISO (Irtiqo Student
Organization), dan disekolah saya juga ikut PKPR.
3. Apa motivasi yang mendukung terwujudnya harapan tersebut?
Jawab: Kalo motivasi saya itu lebih ke pengen kayak habibi
aja, yang dimana walaupun dia apa yaa ga keliatan tapi dia
bisa.. tapi yang paling saya iniin dari bung hatta, karena
walaupun dia tidak terlihat ternyata dibalik kemerdekaan
indonesia itu terlahir dari bung hatta.
4. Apakah menurut kamu harapan yang kamu inginkah saat ini
dapat terwujud secara cepat atau lambat? Mengapa?
Jawab: Kalo saya sih intinya kalo buat disini pengen
mempererat rasa kekeluargaan aja.
5. Bagaimana kamu mengatasi rintangan atau hambatan dalam
mencapai harapan-harapanmu?
Jawab: Ya saya sih terus berusaha sampai saya emang benar-
benar gabisa buat menggapai hal tersebut. Tapi kalo masih bisa
saya bakal terus berusaha.
6. Bagaimana perasaanmu ketika mencapai sebuah pencapaian
yang kamu harapkan?
Jawab: Pernah saya mendapatkan yang saya mau, disitu saya
langsung bersyukur sama Allah, karena ga semua hal berasal
dari kita semua. Pasti ada izin dari Allah.
7. Apakah kamu percaya bahwa memiliki harapan yang kuat
terhadap diri sendiri dapat mempengaruhi keberhasilanmu
dalam mencapai tujuan?
Jawab: Iya, semua itu kan dari pikiran, kalo berfikirnya sakit
pasti akan sakit. Jadi saya berfikir positif aja, misalnya nanti
diluar saya bakal jadi orang sukses yang bisa membantu
masyarakat.
8. Apakah ada pengalaman atau teladan yang mempengaruhi
harapan-harapan kamu?
Jawab: Kalo yang ininya sih apa namanya yang pernah saya
alamin, disini dulu ada pengurus yang dimana dia tuh orangnya
ini banget, sama anak-anak deket, karismanya ada.
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan harapan diri?
Jawab: Bisa kak. Karena pembimbing disini selain
mengajarkan materi, beliau juga selalu memotivasi kita untuk
selalu punya mimpi dan harapan supaya bisa punya kehidupan
yang lebih baik lagi kedepannya, supaya bisa jadi orang yang
lebih baik.
Penilaian diri
1. Apakah kamu merasa cukup percaya diri dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti hubungan sosial, prestasi akademik, atau
keterampilan kreatif? Mengapa begitu?
Jawab: Kalo itu sih insyaAllah saya percaya diri
2. Bagaimana kamu menghadapi kritik atau pendapat negative
orang lain tentang dirimu? Apakah ini akan memengaruhi
penilaian diri anda?
Jawab: Kalo misal orang ngeritik itu sebagai cerminan buat
diri saya, tapi kalo misal orang yang berfikiran negative
tentang saya padahal dia gak tau yang sebenernya, saya diemin
aja. Gausah dipikirin.
3. Bagaimana kamu menghadapi perbedaan (pendapat, perilaku,
perasaan, dan keinginan) dengan orang lain?
Jawab: Buat masalah perbedaan perilaku pendapat saya sih
ngambil positifnya aja jadi ga terlalu banyak dipikirin.
4. Bagaimana kamu dalam menyikapi masalah yang sedang kamu
alami? Jawab: Lebih ke kayak dipendem aja si, ya sambil
mikirin gimana cari solusi buat masalah itu
5. Menurutmu, potensi apa yang ada pada diri kamu? Lalu apa
yang dapat kamu lakukan dari potensi tersebut?
Jawab: Potensi saya lebih ke kepemimpinan sih kak
6. Bagaimana respon kamu ketika mendapat pujian dari orang
lain?
Jawab: Ya kalo masalah pujian terkadang kita juga kadang-
kadang terbang tapi saya berusaha gimana caranya biar dipuji
gak terbang, dihina gak tumbang.
7. Bagaimana kamu dalam melihat (menilai) diri kamu sendiri?
Jawab: Saya terkadang refleksi diri, saya nih gimana sih
orangnya itu. Kalo misal saya lagi kurang biasanya saya
langsung cari solusi, rasanya pengen orang lain selalu liat saya
tuh baik-baik aja.
8. Apakah kamu sering merasa puas dengan pencapaianmu,
ataukah kamu selalu merasa harus lebih baik?
Jawab: Jangan pernah puas, maksudnya kurang puas pengen
lebih, masih pengen belajar.
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan penilaian diri?
Jawab: Iya kak, secara perlahan membantu saya.
Nama : Yunita Sandra Aisyah
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 7 Mei 2006
Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 11 November 2023

Pertanyaan dan jawaban:


Terkait bimbingan agama
1. Apakah kamu mengikuti kegiatan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Iya ikut
2. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan agama yang kamu ikuti di
Yayasan?
Jawab: Kayak disini itu ngaji ya kak terus juga ada tahsin,
fiqih, bahasa arab, kitab, pelajaran shorof juga ada.
3. Apakah materi bimbingan yang diberikan dapat kamu pahami
dengan baik?
Jawab: Iya kak
4. Apa saja metode yang diterapkan saat bimbingan agama?
Apakah metode tersebut sudah sesuai dan bisa kamu ikuti
dengan baik?
Jawab: Jadi sesuai guru sih kak ada yang metodenya dia nulis
dulu nih kak materinya, setelah itu biar kita memahami jadi
dibuat lagu jadi buat saya itu bisa lebih membuat kita cepat
hafal. Lebih seringnya ini sih kak gurunya nerangin dulu nanti
diakhir baru kita tanya jawab.
5. Bagaimana pengetahuan keagamaan kamu sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Itu jauh banget sih kak. Jadi sebelum saya mengikuti
bimbingan agama ini saya banyak gataunya, maksudnya ada
sesuatu yang saya gatau. Terus saya tuh suka bertanya-tanya
ini tuh maksudnya apa, tapi pas ketika ada bimbingan agama
yang dilakukan oh jadi seperti ini, saya lebih ngerti jadinya
kak.
Terkait pengetahuan diri
1. Apakah kamu orang yang terbuka atau tertutup?
Jawab: Kategorinya ada dua-duanya sih kak di saya. Jadi
kadang saya ada suatu kondisi yang dimana saya terbuka, tapi
lebih ke tertutup sih
2. Apakah kamu termasuk orang yang percaya diri dalam
mengahadapi tantangan dan rintangan dalam hidupmu?
Jawab: Kalo dikategorikan sebagai percaya diri tidak terlalu
sih kak, tapi selama saya bisa menghadapinya insyaAllah pasti
percaya diri.
3. Apa minat atau hobi kamu yang paling menggambarkan
dirimu? Dan bagaimana minat ini mempengaruhi dirimu?
Jawab: Saya suka menulis dan menggambar
4. Bagaimana kamu mengidentifikasi dan mengartikan emosi
serta perasaanmu?
Jawab: Yang pertama itu pasti saya lakukan ke tulisan sih kak
tentang apapun yang saya rasakan, jadi saya lebih cenderung,
lebih menyukai, menuangkan semua isi hati saya, pikiran saya
ke tulisan. Jadi kayak buat sebuah kisah tapi itu tuh tentang
kondisi saya, dan setelah itu saya merasa lebih baik.
5. Apakah kamu mampu memahami diri sendiri termasuk
kebutuhanmu?
Jawab: Mampu.
6. Apa yang kamu ketahui tentang kekuatan dan kelemahan
dirimu?
Jawab: Kelemahan saya paling sulit untuk menerima cacian
orang, tapi saya menerima masukan tapi saya paling tidak bisa
mendengar cacian. Kalo kekuatan ada di keluarga, jadi kalo
keluarga hancur, saya juga hancur. Tapi kalo keluarga saya
baik-baik saja jadi gak mempengaruhi saya dan kondisi saya
juga baik-baik saja
7. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan pengetahuan diri?
Jawab: Iya kak.
Harapan diri
1. Apa yang ingin kamu capai dalam hidupmu? Adakah tujuan
atau impian besar yang ingin kamu raih?
Jawab: Ada, untuk impian paling terbesar pasti ini kak
pengusaha sih ya, cita-cita yang kedua penulis. Saya mau
banget jadi penulis kak. Kalo tujuan hidup yang pertama
menjadi orang sukses, kedua saya berhasil buat orang tua
bangga deh kak. Selain saya jadi penulis saya juga pengen jadi
duta, duta Indonesia untuk Palestina
2. Apa langkah-langkah atau rencana untuk mencapai harapan-
harapan tersebut?
Jawab: Kalo untuk mencapai tujuan saya menjadi seorang
penulis itu pasti yang pertama saya apa ya suatu apa ya
namanya kak.. eee ini teks, yang sudah saya bikin tapi saya
timbun dulu, setelah itu baru saya… disini kan kita punya guru,
dia juga penulis. Nah setelah itu baru saya berikan ke beliau
untuk dikasih nilai, kalo udah bagus saya dibimbing beliau
untuk ke penerbit.
3. Apa motivasi yang mendukung terwujudnya harapan tersebut?
Jawab: Dari awalnya si jadi seorang penulis gaada kak, tapi
saya baca biografi seorang penulis, ini penulis favorit saya sih
kak, Tereliye. Itu dari saya baca latar belakang beliau akhirnya
saya terinspirasi membuat sebuah karya. Saya buat karya dari
kelas 4 SD.
4. Apakah menurut kamu harapan yang kamu inginkah saat ini
dapat terwujud secara cepat atau lambat? Mengapa?
Jawab: Ga cepet sih ka tapi bertahap.
5. Bagaimana kamu mengatasi rintangan atau hambatan dalam
mencapai harapan-harapanmu?
Jawab: Eeee untuk saya pasti ada fase dimana saya keabisan
ide tapi untuk.. agar saya bisa mengembangkan ide saya pasti
butuh seseorang yang sefrekuensi gitu kak sama saya, kalo dia
suka nulis saya deketin, kayak tolong dong kasih ide hehe
6. Bagaimana perasaanmu ketika mencapai sebuah pencapaian
yang kamu harapkan?
Jawab: Pasti seneng banget sih kak, ga nyangka gitu ternyata
apa yang saya mau terwujud.
7. Apakah kamu percaya bahwa memiliki harapan yang kuat
terhadap diri sendiri dapat mempengaruhi keberhasilanmu
dalam mencapai tujuan?
Jawab: Iya kak
8. Apakah ada pengalaman atau teladan yang mempengaruhi
harapan-harapan kamu?
Jawab: Ada, pengalaman jadi dulu waktu saya masih kelas 6
SD ada satu kakak kelas saya, dia tau saya suka banget baca
buku kan kak, terus ditanya kamu mau jadi apa. oh aku pengen
jadi penulis. oh ini aku punya temen, kamu kalo biar karya
kamu mau diliat sama orang coba ni kamu nulis puisi, puisi apa
aja. Jadi dari sebuah kisah tapi kamu tuangkan sebagai sebuah
puisi. Akhirnya saya coba bikin pas kelas 6, abis itu saya kasih
ke kakak kelas itu, terus katanya oh bagus ni. Jadi puisi itu
dimasukin ke apa namanya, website ya kak? Tapi sekarang
saya gatau websitenya apa, pernah dikasih tau ini websitenya
disini nanti kamu cari aja puisi kamu disini. Tapi sampe
sekarang saya cari tau namanya saya lupa kak. Terus abistu dia
bilang pertahanin, jangan sampe kamu kehilangan sama apa
yang kamu suka ini. Karena muka-muka kamu ini saya gatau
kenapa, yakin bisa jadi penulis. Dari situ saya jadi yakin sama
diri saya kak.
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan harapan diri?
Jawab: Iya kak membantu
Penilaian diri
1. Apakah kamu merasa cukup percaya diri dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti hubungan sosial, prestasi akademik, atau
keterampilan kreatif? Mengapa begitu?
Jawab: Untuk prestasi akademik terkadang saya kurang
percaya diri sih kak. Saya tidak terlalu menguasai akademik,
hanya beberapa. IPS saya menguasai tapi untuk matematika
saya gabisa. Kalo hubungan sosial saya percaya diri.
2. Bagaimana kamu menghadapi kritik atau pendapat negative
orang lain tentang dirimu? Apakah ini akan memengaruhi
penilaian diri anda?
Jawab: Seperti yang saya sampaikan tadi untuk masukan saya
terima dengan baik, saya seneng gitu dapet kritikan. Tapi kalo
cacian saya gabisa gitu kak.
3. Bagaimana kamu menghadapi perbedaan (pendapat, perilaku,
perasaan, dan keinginan) dengan orang lain?
Jawab: Untuk perbedaan pendapat kita semua kan bisa
berpendapat jadi bagi saya selagi itu pendapatnya baik, benar,
itu tidak masalah sih kak. Saya tetap menghargai, lagipula
setiap orang berhak untuk berpendapat, tapi kalau itu salah ya
tetap harus diluruskan.
4. Bagaimana kamu dalam menyikapi masalah yang sedang kamu
alami?
Jawab: Kadang ada masalah yang buat saya berlarut-larut
dalam kesedihan, tapi saya punya abang yang dimana setiap
kali saya punya masalah pasti saya cerita ke beliau. Kadang
saya panggil kesini, kadang saya tuangin lewat tulisan lagi, tapi
ketika saya mulai putus asa sama masalah yang lagi dihadapi
beliau selalu bilang kamu jangan lari dari masalah karna
masalah selalu ada selama kamu hidup jadi tetep harus
dihadapi.
5. Menurutmu, potensi apa yang ada pada diri kamu? Lalu apa
yang dapat kamu lakukan dari potensi tersebut?
Jawab: Potensi dalam diri saya, menulis sih kak.
6. Bagaimana respon kamu ketika mendapat pujian dari orang
lain?
Jawab: Pujian? Sebenernya bukan gimana-gimana ya kak,
selagi dipuji sama orang lain tapi gak sesuai sama diri saya,
sedih rasanya. Kalo dipuji sama orang tapi memang ada dalam
diri saya pasti Alhamdulillah gitu saya bisa memperbaiki diri.
Tapi kalo muji saya tapi diri saya ga sebaik yang dia kira, itu
sedih rasanya.
7. Bagaimana kamu dalam melihat (menilai) diri kamu sendiri?
Jawab: Saya belum bisa menilai diri saya, sulit gitu kak
8. Apakah kamu sering merasa puas dengan pencapaianmu,
ataukah kamu selalu merasa harus lebih baik?
Jawab: Harus lebih baik, saya gapernah merasa puas.
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan penilaian diri?
Jawab: Membantu kak, dengan saya mengikuti bimbingan
agama disini saya merasa lebih baik, pengetahuan saya
bertambah, dan tentunya dengan motivasi yang selalu
diberikan pembimbing sangat membantu saya dalam
mempercayai diri saya dan kemampuan yang saya miliki.
Nama : Aulia Nurohmah

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 30 Juli 2007


Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 11 November 2023

Pertanyaan dan jawaban:


Terkait bimbingan agama
1. Apakah kamu mengikuti kegiatan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Ikutin kak, semua
2. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan agama yang kamu ikuti di
Yayasan?
Jawab: Kayak ngaji, ngaji quran, ngaji kitab, kita ngaji kitab
bulughul maram, terus kita juga eeeu fikih, disini macem-
macem
3. Apakah materi bimbingan yang diberikan dapat kamu pahami
dengan baik?
Jawab: InsyaAllah dapat dipahami
4. Apa saja metode yang diterapkan saat bimbingan agama?
Apakah metode tersebut sudah sesuai dan bisa kamu ikuti
dengan baik?
Jawab: Jadi pertama gurunya biasanya ngejelasin terus kita
kayak praktek, nanti gurunya pasti bakal nunjuk buat
praktekin. Beliau kayak ngejelasin tentang wudhu dulu, ntar
sama beliau dipraktekin wudhu yang baik dan benar tu kayak
gimana. Terus menurut aku metodenya sesuai.
5. Bagaimana pengetahuan keagamaan kamu sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Jujur aja kalo sebelum aku ikut aku kayak ga terlalu
paham sama agama, pahamnya yang masih dasar-dasar. Tapi
setelah masuk sini jadi belajar banyak.
Pengetahuan diri
1. Apakah kamu orang yang terbuka atau tertutup?
Jawab: Terbuka
2. Apakah kamu termasuk orang yang percaya diri dalam
mengahadapi tantangan dan rintangan dalam hidupmu?
Jawab: Percaya diri kak
3. Apa minat atau hobi kamu yang paling menggambarkan
dirimu? Dan bagaimana minat ini mempengaruhi dirimu?
Jawab: Aku si gatau pasti hobi aku apa, cuman aku suka baca.
Dengan aku baca pemikiran dan wawasam aku jadi lebih luas.
4. Bagaimana kamu mengidentifikasi dan mengartikan emosi
serta perasaanmu?
Jawab: Eeee.. biasanya aku apa yaa..kalo misalnya emosi gitu
aku pendem sih kak biasanya, keseringan dipendem.
5. Apakah kamu mampu memahami diri sendiri termasuk
kebutuhanmu?
Jawab: Mampu kak. Aku ngerasa disini aku masih harus
banyak belajar, gimana caranya menghargai orang lain, kita
disini diajarin. Apalagi ketika sesi diskusi kita diperbolehkan
buat berpendapat disitu aku ngerasa dikasih ruang buat
berbicara dan saling ngehargai pendapat yang lain juga.
6. Apa yang kamu ketahui tentang kekuatan dan kelemahan
dirimu?
Jawab: Kekuatan aku sesuai dengan kesenengan aku sih kak,
kalo misalkan aku seneng pasti kekuatan tuh ada, tapi kalo
misalnya kelemahan kalo misalnya aku gabisa sama satu hal
aku sedih banget. atau gak ada orang yang ngebicarain
keburukan atau masa lalu yang buruk tu lemah banget.
7. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan pengetahuan diri?
Jawab: Membantu banget.
Harapan diri
1. Apa yang ingin kamu capai dalam hidupmu? Adakah tujuan
atau impian besar yang ingin kamu raih?
Jawab: Impian aku sih pengen jadi pengusaha. Tujuan hidup
aku apa ya.. kayak bisa jadi orang bermanfaat aja sih kak.
2. Apa langkah-langkah atau rencana untuk mencapai harapan-
harapan tersebut?
Jawab: Aku belajar mulai dari sekarang, kan aku pengen jadi
pengusaha aku belajar gimana caranya bisa mencapai tujuan
tersebut, aku masuk IPS, aku belajar ekonomi, kayak gimana
si cara ntar jadi ahli ekonomi.
3. Apa motivasi yang mendukung terwujudnya harapan tersebut?
Jawab: Kalo motivasi aku punya mimpi tuh mama sih, mama
motivasi banget, kayak kamu harus semangat ya, jangan kayak
mama, kamu harus lebih baik dari mama, pokoknya mama
terus memotivasi.
4. Apakah menurut kamu harapan yang kamu inginkah saat ini
dapat terwujud secara cepat atau lambat? Mengapa?
Jawab: Sebenernya susah juga ya kak mimpi aku. Jadi
mungkin bakal susah tapi aku bakal berfikir dan terus berusaha
biar cepet wujudin mimpi aku.
5. Bagaimana kamu mengatasi rintangan atau hambatan dalam
mencapai harapan-harapanmu?
Jawab: Eeee kalo buat ngelewatin rintangan sendiri biasanya
aku tuh sabar sih kak kuncinya ya, tapi kalo misalnya udah
nyerah kadang aku nyerah tapi lebih ke banyak-banyakin sabar
dulu aja
6. Bagaimana perasaanmu ketika mencapai sebuah pencapaian
yang kamu harapkan?
Jawab: Seneng banget pasti
7. Apakah kamu percaya bahwa memiliki harapan yang kuat
terhadap diri sendiri dapat mempengaruhi keberhasilanmu
dalam mencapai tujuan?
Jawab: Pasti
8. Apakah ada pengalaman atau teladan yang mempengaruhi
harapan-harapan kamu?
Jawab: Mmmm ada kak. Jadi ada guru aku kayak pengalaman
lomba juga, gurunya baik, jadi teladan banget. Kadang pengen
jadi guru, tapi pengen jadi pengusaha juga.pengen jadi guru
kayak beliau yang baik banget gitu. Kalo pengusaha ada juga,
pengen jadi pengusaha kayak Sandiaga Uno, soalnya keren
banget.
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan harapan diri?
Jawab: Membantu kak.
Penilaian diri
1. Apakah kamu merasa cukup percaya diri dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti hubungan sosial, prestasi akademik, atau
keterampilan kreatif? Mengapa begitu?
Jawab: Diliat dulu sih kak,kadang ada situasi yang bikin aku
gapercaya diri, kadang liat lawan aku yang dia keren banget,
karena udah ketutup sama rasa percaya diri jadi kayak biarin
aja. Kalo hubungan sosial sama orang aku percaya diri
2. Bagaimana kamu menghadapi kritik atau pendapat negative
orang lain tentang dirimu? Apakah ini akan memengaruhi
penilaian diri anda?
Jawab: Biarin aja, terserah apa kata mereka. Iya kadang
yaudah si lu mau gitu juga bodoamat, kan lu gatau diri gua
gimana jadi ga terlalu mempengaruhi banget kak.
3. Bagaimana kamu menghadapi perbedaan (pendapat, perilaku,
perasaan, dan keinginan) dengan orang lain?
Jawab: Perbedaan pendapat biasanya aku gamau ngalah gitu,
kayak pendapat aku harus menang. Tapi kalo aku merasa
pendapat aku emang salah aku bakal ngalah, tapi kalo aku
ngerasa pendapat aku bener, aku pasti usahain.
4. Bagaimana kamu dalam menyikapi masalah yang sedang kamu
alami?
Jawab: Aku biasanya kebanyakan mendem, tapi kalo masalah
yang kayak sosial tuh kayak cerita ke temen, minta nasihat
temen kayak gimana baiknya, minta masukan dari temen gitu
kak.
5. Menurutmu, potensi apa yang ada pada diri kamu? Lalu apa
yang dapat kamu lakukan dari potensi tersebut?
Jawab: Sebenernya aku belum tau potensi aku, tapi kata guru
aku, kamu bagus di bidang matematika, yaudah disitu aku
usahain coba-coba ikut lomba dimana-mana, dari potensi itu
kamu mau jadi apa. Sebenernya bukan jago di matematika sih
kak, tapi lebih ke suka.
6. Bagaimana respon kamu ketika mendapat pujian dari orang
lain?
Jawab: Seneng sih kak
7. Bagaimana kamu dalam melihat (menilai) diri kamu sendiri?
Jawab: Kadang kalo misalnya menilai diri sendiri tuh suka ga
yakin, kayak kadang kalo misalnya buat diri sendiri suka ga
percaya diri, ya gitu tetep percaya diri sendiri kayak aku
mampu, aku bisa.
8. Apakah kamu sering merasa puas dengan pencapaianmu,
ataukah kamu selalu merasa harus lebih baik?
Jawab: Merasa harus lebih baik
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan penilaian diri?
Jawab: Meningkatkan banget, aku yang awalnya selalu ragu
sama diri aku tapi berkat bimbingan yang selalu dikasih aku
jadi makin pede kak.
Nama : Lia Rubaeatul Awaliyah
Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis 10 April 2005
Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal Wawancara : 11 November 2023

Pertanyaan dan jawaban:


Terkait bimbingan agama
1. Apakah kamu mengikuti kegiatan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Ikut kegiatan semua yang ada di yayasan.
2. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan agama yang kamu ikuti di
Yayasan?
Jawab: Mulai dari shalat jamaah, abistu ada al-matsurat sore,
pagi-pagi tuh murojaah al-waqiah, abis al-matsurat kita ngaji
kelompok gitu buat tahsin, sama sabtu minggu hapalan qur’an.
3. Apakah materi bimbingan yang diberikan dapat kamu pahami
dengan baik?
Jawab: Iya pasti
4. Apa saja metode yang diterapkan saat bimbingan agama?
Apakah metode tersebut sudah sesuai dan bisa kamu ikuti
dengan baik?
Jawab: Eeee kita biasanya ada belajar bahasa inggris terus
sama ibunya dijelasin, kita catet, terus kita baca ulang.
Diajarinnya sama bu esti setiap malem sabtu. Kalo metodenya
sesuai sih kak.
5. Bagaimana pengetahuan keagamaan kamu sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Sebelumnya saya kayak gak bisa ngaji, saya masuk
sini kelas 6 jadi saya belom paham, belom bisa ngaji. Kayak
akhlak, fikih juga belom terlalu paham. Pas udah disini belajar
ngaji, kayak tahsin, tajwid abis itu jadi ngerti
Pengetahuan diri
1. Apakah kamu orang yang terbuka atau tertutup?
Jawab: Eee sesuai kayak kalo masalahnya kecil terbuka, tapi
kalo masalahnya besar cukup aku doang yang tau.
2. Apakah kamu termasuk orang yang percaya diri dalam
mengahadapi tantangan dan rintangan dalam hidupmu?
Jawab: Aku gapercaya diri, orangnya ga pedean, kadang malu
gitu kak. Tapi kan kita tiap malam minggu ada muhadhoroh sih
seenggaknya itu bisa sih ngelatih aku walau rasa ga pede aku
masih lebih besar gitu
3. Apa minat atau hobi kamu yang paling menggambarkan
dirimu? Dan bagaimana minat ini mempengaruhi dirimu?
Jawab: Aku paling suka kayak sharing sama temen-temen,
kalo hobi aku suka baca
4. Bagaimana kamu mengidentifikasi dan mengartikan emosi
serta perasaanmu?
Jawab: Kalo lagi emosi gimana ya, kalo emosi kayak marah-
marah gitu, maunya kayak gamau ladenin lagi. Mending tidur,
mending diem.
5. Apakah kamu mampu memahami diri sendiri termasuk
kebutuhanmu?
Jawab: Iya bisa
6. Apa yang kamu ketahui tentang kekuatan dan kelemahan
dirimu?
Jawab: Aku kelemahannya gapercaya diri, aku juga anaknya
baperan. Kalo kekuatan aku eee kelebihan ya kak berarti, kalo
kelebihan aku dari materi si kak, aku suka ngitung.
7. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan pengetahuan diri?
Jawab: Iya kak, membantu.
Harapan diri
1. Apa yang ingin kamu capai dalam hidupmu? Adakah tujuan
atau impian besar yang ingin kamu raih?
Jawab: Iya pengen, aku pengen jadi guru tapi jadi guru tuh aku
juga pengen buka usaha kayak toko baju. Jadi selain ngajar aku
juga punya usaha gitu kak.
2. Apa langkah-langkah atau rencana untuk mencapai harapan-
harapan tersebut?
Jawab: Kuliah dulu sih kak, abis itu kerja cari modal juga buat
usahanya.
3. Apa motivasi yang mendukung terwujudnya harapan tersebut?
Jawab: Aku kalo lagi kayak down aku suka hubungin keluarga
ceritain semua apa yang lagi aku rasain, terus disemangatin
bapak sama mamah, keluarga selalu bilang buat belajar yang
bener disini, nurut sama pengurus, pokoknya mamah sama
bapak selalu bilang kamu harus bisa sukses, kata-kata itu sih
yang selalu jadi motivasi buat aku.
4. Apakah menurut kamu harapan yang kamu inginkah saat ini
dapat terwujud secara cepat atau lambat? Mengapa?
Jawab: Aku maunya sesuai, teratur gitu dari dasarnya dulu,
hasilnya tu pengen yang indah seseuai dengan yang aku mau
5. Bagaimana kamu mengatasi rintangan atau hambatan dalam
mencapai harapan-harapanmu?
Jawab: Ya gitu kak, paling istirahat. Kadang kalo udah cape
banget paling nangis. Ujung-ujungnya curhat ke temen atau ga
orang tua.
6. Bagaimana perasaanmu ketika mencapai sebuah pencapaian
yang kamu harapkan?
Jawab: Seneng banget sih, ini usaha aku udah sampe sini.
7. Apakah kamu percaya bahwa memiliki harapan yang kuat
terhadap diri sendiri dapat mempengaruhi keberhasilanmu
dalam mencapai tujuan?
Jawab: Aku kadang ragu tapi kayak aku bisa dibantu keluarga
tapi insyaAllah bisa. Kadang kalo sekalinya susah kayak
gabisa karena belom nyoba.
8. Apakah ada pengalaman atau teladan yang mempengaruhi
harapan-harapan kamu?
Jawab: Aku pernah ikut olimpiade matematika pas SD
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan harapan diri?
Jawab: Iya membantu, apalagi kalo ada masukan, motivasi
jadi aku kedepannya pengen kayak gini.
Penilaian diri
1. Apakah kamu merasa cukup percaya diri dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti hubungan sosial, prestasi akademik, atau
keterampilan kreatif? Mengapa begitu?
Jawab: Ga terlalu percaya diri, kadang percaya diri kadang
engga. Kalo prestasi sesuai pelajarannya, kalo Pelajaran yang
aku suka, aku pede. Aku suka ngobrol, suka ketemu orang
banyak. Tapi kadang malu kalo ngomong ke depan, kalo
ngobrol sama orang banyak kayak sokenal aja gitu kak.
2. Bagaimana kamu menghadapi kritik atau pendapat negative
orang lain tentang dirimu? Apakah ini akan memengaruhi
penilaian diri anda?
Jawab: Aku kadang kayak kalo ada yang ngejatuhin aku,
kesel. Nanti ujung-ujungnya buat bahan evaluasi atau
introspeksi diri aku.
3. Bagaimana kamu menghadapi perbedaan (pendapat, perilaku,
perasaan, dan keinginan) dengan orang lain?
Jawab: Menyesuaikan sih, kalo beda pendapat, pendapat aku
gini pendapat dia kaya gini nanti nyari kesimpulannya aja
4. Bagaimana kamu dalam menyikapi masalah yang sedang kamu
alami?
Jawab: Aku diem sama cerita ke temen cari bantuan
5. Menurutmu, potensi apa yang ada pada diri kamu? Lalu apa
yang dapat kamu lakukan dari potensi tersebut?
Jawab: Apa ya kalo disekolah suka bergaul, kalo pelajaran
suka kayak akutansi sama ekonomi, kalo jawaban salah aku
suka nyari kenapa nih kok jawabannya salah.
6. Bagaimana respon kamu ketika mendapat pujian dari orang
lain?
Jawab: Malu, aku gasuka terlalu dipuji, kalo mau muji diem-
diem aja
7. Bagaimana kamu dalam melihat (menilai) diri kamu sendiri?
Jawab: Aku masih kurang percaya diri, belom percaya diri,
belom bisa ngomong didepan. Aku pengen lancar, soalnya kalo
presentasi suka deg-degan. Padahal udah nyiapin, tapi pas
didepan suka gugup.
8. Apakah kamu sering merasa puas dengan pencapaianmu,
ataukah kamu selalu merasa harus lebih baik?
Jawab: Aku kadang gapuas, udah nyoba kayak gini tapi aku
kayak pengen lebih baik lagi
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan penilaian diri?
Jawab: Iya membantu kak, bertahap sih ya kak walau aku
belum bisa dikatakan baik banget seengaknya aku bisa jadi
lebih baik aja, dari pengetahuan, sikap, dan kemampuan aku,
aku merasa ada perubahan yang aku alamin semenjak disini.
Nama : Agung Zulfiq Rais
Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 17 Juni 2006
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal Wawancara : 11 November 2023
Pertanyaan dan jawaban:
Terkait bimbingan agama
1. Apakah kamu mengikuti kegiatan bimbingan agama di
Yayasan Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Iya mengikuti
2. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan agama yang kamu ikuti di
Yayasan?
Jawab: Dari mulai fikih, bahasa arab, kitab bulughul maram,
banyak sih kak.
3. Apakah materi bimbingan yang diberikan dapat kamu pahami
dengan baik?
Jawab: Sejauh ini iya kak, dapat dipahami dengan baik
4. Apa saja metode yang diterapkan saat bimbingan agama?
Apakah metode tersebut sudah sesuai dan bisa kamu ikuti
dengan baik?
Jawab: Iya gurunya nerangin, misal belom ada yang paham
dibuka sesi tanya jawab, jadi yang belum paham bisa nanya
langsung. Metodenya udah sesuai sih kak kalo menurut saya.
5. Bagaimana pengetahuan keagamaan kamu sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan bimbingan agama di Yayasan
Irtiqo Kebajikan?
Jawab: Jadi lebih ini aja si, lebih tau. Sebelumnya tuh
misalnya eeeu soal ngaji belum tau, setelah ini jadi agak
paham.
Pengetahuan diri
1. Apakah kamu orang yang terbuka atau tertutup?
Jawab: Saya orangnya agak tertutup kak
2. Apakah kamu termasuk orang yang percaya diri dalam
mengahadapi tantangan dan rintangan dalam hidupmu?
Jawab: Kadang ada percaya dirinya, kadang engga.
3. Apa minat atau hobi kamu yang paling menggambarkan
dirimu? Dan bagaimana minat ini mempengaruhi dirimu?
Jawab: Saya hobinya banyak, salah satunya saya suka baca
buku, main futsal, sama taekwondo. Paling suka sih baca buku,
soalnya baca buku bisa ngilangin stress, bikin rileks kak.
4. Bagaimana kamu mengidentifikasi dan mengartikan emosi
serta perasaanmu?
Jawab: Diem sih, saya kalo ada masalah diem
5. Apakah kamu mampu memahami diri sendiri termasuk
kebutuhanmu? Jawab: Iya kak
6. Apa yang kamu ketahui tentang kekuatan dan kelemahan
dirimu?
Jawab: Kekuatan belom kayaknya kak, saya belom tau. Kalo
kelemahan saya banyak sih kak, kayak kurang percaya diri
sama ya itu belom bisa percaya sama diri sendiri.
7. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan pengetahuan diri?
Jawab: Bisa kak, karena selalu diajarin sopan santun, selalu
dikasih nasehat dan arahan, sering sharing biar kita nya lebih
terbuka sama pengurus disini, ya itu bisa bantu saya buat
membentuk diri saya jadi lebih baik
Harapan diri
1. Apa yang ingin kamu capai dalam hidupmu? Adakah tujuan
atau impian besar yang ingin kamu raih?
Jawab: Belom kepikiran kak, punya cita-cita tapi ganti-ganti
kak. Dulu saya pengen jadi insinyur tapi karena sekolahnya IPS
jadi gabisa. Tapi sekarang saya tertarik buat jadi penulis karena
saya suka banget baca buku.
2. Apa langkah-langkah atau rencana untuk mencapai harapan-
harapan tersebut?
Jawab: Belajar kak sama tanya sama orang yang ngerti
dibidang itu.
3. Apa motivasi yang mendukung terwujudnya harapan tersebut?
Jawab: Motivasinya sih dari dukungan orang tua saya yang
gak pernah bosen nasehatin saya.
4. Apakah menurut kamu harapan yang kamu inginkah saat ini
dapat terwujud secara cepat atau lambat? Mengapa?
Jawab: Harapannya sih pengennya cepet tapi kayaknya
gabisa, namanya proses gak ada yang instan
5. Bagaimana kamu mengatasi rintangan atau hambatan dalam
mencapai harapan-harapanmu?
Jawab: Jangan putus asa, coba cari solusi yang tepat buat
ngehadapin semua permasalahan itu, sambil selalu berdoa
sama Allah biar dipermudah jalannya.
6. Bagaimana perasaanmu ketika mencapai sebuah pencapaian
yang kamu harapkan?
Jawab: Pasti seneng sih, seneng banget.
7. Apakah kamu percaya bahwa memiliki harapan yang kuat
terhadap diri sendiri dapat mempengaruhi keberhasilanmu
dalam mencapai tujuan?
Jawab: Percaya
8. Apakah ada pengalaman atau teladan yang mempengaruhi
harapan-harapan kamu?
Jawab: Kalo saya inget orang tua, saya selalu pengen menjadi
lebih baik aja kak
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan harapan diri?
Jawab: Bisa kak
Penilaian diri
1. Apakah kamu merasa cukup percaya diri dalam berbagai aspek
kehidupan, seperti hubungan sosial, prestasi akademik, atau
keterampilan kreatif? Mengapa begitu?
Jawab: Engga, saya gabisa bersosialisasi. Dari dulu susah
banget kalo nyari temen, disini banyak tapi ya temen ini doang
kak. Kalo untuk prestasi akademik saya percaya, dan
keterampilan saya percaya.
2. Bagaimana kamu menghadapi kritik atau pendapat negative
orang lain tentang dirimu? Apakah ini akan memengaruhi
penilaian diri anda?
Jawab: Ya bodoamat, saya ga terlalu dengerin orang, soalnya
kalo dengerin orang-orang ya cape sendiri mending kalo yang
dia bilang sesuai fakta, kalo ngga. Jadi ga mempengaruhi saya
sih kak.
3. Bagaimana kamu menghadapi perbedaan (pendapat, perilaku,
perasaan, dan keinginan) dengan orang lain?
Jawab: Ya ambil jalan tengahnya aja kak, dengerin dulu
pendapat mereka, maunya gimana, baru kita kasih kesimpulan.
4. Bagaimana kamu dalam menyikapi masalah yang sedang kamu
alami?
Jawab: Biasa aja, paling sambil mikir buat nemuin solusi yang
tepat.
5. Menurutmu, potensi apa yang ada pada diri kamu? Lalu apa
yang dapat kamu lakukan dari potensi tersebut?
Jawab: Potensi diri saya ngerasa kayaknya belum ada, saya
masih mencari jati diri saya
6. Bagaimana respon kamu ketika mendapat pujian dari orang
lain?
Jawab: Ya biasa aja sih kak, ga yang gimana gimana
7. Bagaimana kamu dalam melihat (menilai) diri kamu sendiri?
Jawab: Sedih.. ngga sii. Saya nilai diri saya ya gitu, baik-baik
saja
8. Apakah kamu sering merasa puas dengan pencapaianmu,
ataukah kamu selalu merasa harus lebih baik?
Jawab: Engga, saya merasa harus lebih baik lagi.
9. Apakah bimbingan yang kamu ikuti dapat membantu
meningkatkan penilaian diri?
Jawab: Iya kak.
Lampiran 14. Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN

Observasi Hari Rabu 17 Mei 2023


Pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB, saya mendatangi Yayasan
Irtiqo Kebajikan di daerah Rempoa Tangerang Selatan di damping
oleh teman saya. Kedatangan saya ke Yayasan Irtiqo Kebajikan
bermaksud untuk melakukan observasi awal sekaligus mencari
data untuk kepentingan penelitian skripsi yang akan saya lakukan.
Sesampainya saya di lokasi, saya disambut oleh pembina yayasan
yang bernama kak Tia Subu Simamora, saya di persilahkan untuk
duduk dan mengatakan maksud dan tujuan saya datang ke Yayasan
Irtiqo Kebajikan. Saya pun memberikan surat izin observasi dari
kampus kepada pembina sebagai bukti pengantar resmi saya
sebelum melakukan observasi di yayasan tersebut. Saya disambut
dengan baik dan ramah, dan diperkenankan untuk melakukan
observasi di yayasan tersebut. Kami berbincang-bincang mengenai
keadaan di Yayasan Irtiqo Kebajikan. Pada sore hari itu, keadaan
yayasan masih sepi karena anak binaan belum pulang dari sekolah.
Kak tia mengatakan bahwa jika ingin melihat kondisi dan kegiatan
yang dilakukan oleh anak-anak, saya disarankan untuk datang
setiap ba’da maghrib, karena kegiatan akan berlangsung dimulai
setelah sholat maghrib. Tidak lama setelah itu, saya izin pamit
pulang dan mengucapkan terima kasih dan saya berencana akan
kembali lagi ke yayasan untuk melanjutkan penelitian di Yayasan
Irtiqo Kebajikan.
Observasi Hari Selasa 15 Agustus 2023
Pada siang hari pukul 14.30 WIB saya berangkat dari rumah
menuju ciputat. Setelah itu tepat pukul 16.30 WIB saya berangkat
menuju Yayasan Irtiqo Kebajikan, tentu saja sebelum saya datang
ke yayasan saya telah membuat janji terlebih dahulu dengan Kak
Tia. Sesampainya saya di yayasan saya disambut dengan ramah
oleh beberapa remaja yang sedang duduk di teras yayasan dan
mereka mempersilahkan kami untuk masuk dan duduk sementara
beberapa dari mereka mulai memanggil Kak Tia untuk bertemu
dengan saya. Setelah bertemu Kak Tia, kami mulai berbincang lagi
mengenai keadaan di Yayasan Irtiqo Kebajikan. Saat itu pula saya
bertemu dengan pembimbing agama yang lain, yaitu Kak Faiza.
Kak Faiza merupakan alumni Fakultas Dirasat Islamiyah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya juga melihat sekitar dan aula
yayasan terlihat ada beberapa anak yang sedang membersihkan
area aula, yang dimana aula tersebut merupakan tempat yang akan
digunakan untuk kegiatan bimbingan agama. Saya juga
menyatakan maksud dan kedatangan saya ke yayasan hari itu
adalah untuk menyerahkan surat izin Penelitian sekaligus
bermaksud untuk bertanya mengenai gambaran umum dan
struktural Yayasan Irtiqo Kebajikan, dan Kak Tia menyarankan
untuk dapat kembali lagi di hari berikutnya karena hari itu Ibu Esti
sedang tidak bisa datang ke yayasan. Ibu Esti merupakan pendiri
Yayasan Irtiqo Kebajikan, maka saya disarankan melakukan
wawancara dengan beliau dengan harapan supaya data yang
dibutuhkan dapat terpenuhi dengan baik. Setelah cukup lama
berbincang, akhirnya pada pukul 17.30 saya memutuskan untuk
pamit pulang.
Observasi Hari Sabtu Tanggal 19 Agustus 2023
Hari itu, pada pukul 17.30 WIB saya kembali ke Yayasan Irtiqo
Kebajikan. Disana terlihat banyak anak-anak, ada yang sedang
bersih-bersih aula, bersiap-siap untuk sholat maghrib, dan ada
yang sedang ngobrol santai diteras yayasan. Waktu saya datang,
saya disambut oleh beberapa anak disana dan dipersilahkan untuk
menunggu diruang tunggu. Kak Tia pun menghampiri kami dan
mengobrol sebentar juga menginfokan bahwa Ibu Esti hari itu pun
tidak bisa datang ke Yayasan karena ada acara sehingga saya
diarahkan untuk wawancara mengenai yayasan kepada Ustad
Sholeh selaku sekretaris Yayasan Irtiqo Kebajikan, lalu karena
sudah terdengar adzan maghrib kami bersiap-siap untuk mengikuti
sholat maghrib berjama’ah. Setelah selesai sholat maghrib kita
membaca doa bersama-sama lalu dilanjutkan dengan kegiatan
mengaji. Setelah itu saya diarahkan untuk masuk ke ruangan
pembimbing untuk melangsungkan wawancara dengan Ustad
Sholeh. Setelah wawancara berakhir, saya meminta izin untuk
melakukan dokumentasi berupa foto bersama Ustad Sholeh. Saat
itu kebetulan malam minggu, dan setelah mengaji mereka tidak ada
kegiatan lagi, jadi mereka menggunakan waktu luang mereka
dengan berbagai kegiatan yang ingin mereka lakukan, ada yang
menonton film, ada yang belajar mengoperasikan laptop, membaca
buku dan lain-lain. Sementara itu, saya izin berpamitan untuk
pulang karena saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 20.00
WIB.
Observasi Hari Rabu 8 November 2023
Pada sore hari pukul 15.00 WIB saya datang lagi ke Yayasan Irtiqo
Kebajikan. Sebelum saya datang tentu saya telah membuat janji
lebih dulu dengan Kak Tia karena saya masih kekurangan data
mengenai profil Yayasan Irtiqo Kebajikan. Sesampainya di
yayasan saya langsung disambut oleh Kak Tia dan dipersilahkan
untuk duduk. Saya pun mulai menanyakan terkait data yang kurang
lengkap mengenai yayasan ini. Selain itu saya juga menyerahkan
surat izin wawancara kepada Kak Tia. Rencana nya saya akan
melakukan wawancara dengan informan yang saya butuhkan yaitu
8 orang 5 orang remaja dan 3 orang pembimbing agama, saya pun
mengatakan kriteria apa saja yang harus dimiliki oleh informan
dan meminta Kak Tia untuk mempersiapkannya, dan kami pun
membuat kesepakatan untuk melakukan wawancara pada hari
sabtu 11 november mendatang. Setelah semua data dirasa sudah
lengkap, saya pun izin pamit pulang.
Observasi Hari Sabtu Tanggal 11 November 2023
Pada pagi hari saya bersiap-siap berangkat dari rumah pada pukul
06.00 WIB dan tiba ke yayasan tepat pada pukul 07.20 WIB. Pada
saat saya datang, seluruh anak binaan sedang membaca Al-Qur’an
bersama-sama yang dipimpin oleh satu orang remaja laki-laki,
setelah membaca Al-Qur’an mereka lanjut untuk sholat dhuha.
Kegiatan ini merupakan kegiatan rutinan setiap hari sabtu dan
minggu atau setiap hari libur sekolah. Saat itu saya diminta untuk
menunggu beberapa menit diruangan pengurus. Diruangan
tersebut saya bertemu dengan pembimbing agama yang lain yaitu
Kak Faiza, Ustad Oval dan Kak Wulan. Saya pun memperkenalkan
diri terlebih dahulu, karena pada saat itu merupakan pertama
kalinya bertemu dengan Ustad Oval dan Kak Wulan. Setelah sudah
menunggu beberapa saat dan sudah berbincang cukup lama, sholat
dhuha pun berakhir dan saya mulai mempersiapkan diri untuk
melakukan wawancara kepada informan. Saya melakukan
wawancara diruang tamu dan satu persatu informan masuk
keruangan. Remaja yang saya wawancarai yaitu Faizal, Sandra,
Aulia, Lia dan Zulfiq. Remaja tersebut merupakan yang paling
lama tinggal dan aktif mengikuti kegiatan bimbingan keagamaan
yang dilaksanakan di Yayasan Irtiqo Kebajikan. Sebelum
melakukan wawancara saya mencoba untuk membuat suasana
yang hangat dan tidak terlalu tegang, kami mulai memperkenalkan
diri satu sama lain dan saya mulai mengatakan maksud dan tujuan
saya melakukan wawancara kepada masing-masing remaja
tersebut. Setelah selesai wawancara dengan 5 orang remaja saya
melanjutkan untuk mewawancarai para pembimbing agama,
dimulai dari Kak Tia, Kak Oval lalu Kak Faiza. Wawancara
berjalan dengan lancar dan berlangsung kurang lebih 1 jam 30
menit. Disetiap akhir wawancara saya meminta izin untuk
melakukan dokumentasi foto bersama dengan masing-masing
informan. Setelah wawancara selesai dilakukan, pada pukul 11.00
WIB saya izin untuk pamit pulang tidak lupa untuk mengatakan
terima kasih kepada setiap informan.
Observasi Hari Senin Tanggal 13 November 2023
Pada sore hari pukul 17.00 WIB saya kembali ke yayasan. Kali ini
saya datang untuk melengkapi beberapa data yang dirasa masih
kurang lengkap. Saat itu anak binaan sudah berkumpul di yayasan
karena pada jam tersebut mereka sudah pulang sekolah. Kemudian
saya langsung bertemu dengan Kak Tia dan menanyakan beberapa
data yang masih kurang lengkap. Setelah berbincang cukup lama
dan masih ada waktu menjelang sholat maghrib saya melihat-lihat
kondisi yayasan saat itu. Dan saat adzan maghrib sudah
berkumandang saya dan yang lain langsung antri untuk berwudhu
untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Setelah sholat
maghrib kami membaca doa bersama-sama yang dipimpin oleh
remaja yayasan. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan Tahsin
dan tahfidz. Untuk laki-laki dialihkan kepada Ustad Oval dan
untuk perempuan dialihkan kepada Kak Faiza dan Kak Tia. Saya
mengamati dan sesekali membantu Kak Tia dalam memperbaiki
kesalahan anak-anak pada saat tes hafalan. Anak-anak sangat
fokus dan berusaha keras untuk menyetorkan hafalan kepada
pembimbing agama. Setelah kegiatan tersebut berakhir, saya
langsung izin pamit pulang dan saat itu sudah menunjukkan pukul
20.00 WIB
DOKUMENTASI

Tampak depan Yayasan Irtiqo Kebajikan

Wawancara bersama pembimbing agama Yayasan Irtiqo Kebajikan


Wawancara dengan Remaja Yayasan Irtiqo Kebajikan
Foto kegiatan bimbingan keagamaan di Yayasan Irtiqo Kebajikan

Anda mungkin juga menyukai