Anda di halaman 1dari 28

Pada umumnya, pengolahan data

hasil tes menggunakan bantuan


statistik.
Analisis statistik digunakan
jika ada data kuantitatif, yaitu
data-data yang berbentuk
angka-angka, sedangkan data
kualitatif, yaitu data yang
berbentuk kata-kata, tidak
dapat diolah dengan statistik.
Tahapan penafsiran hasil tes

 Memberi skor pada hasil tes siswa, dengan memperhatikan kunci


jawaban, kunci scoring, dan pedoman konversi.

 Mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan norma


tertentu

 Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik berupa huruf atau


angka.

 Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat


validitas dan realibilitas soal, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda.

 Jika data sudah diolah dengan aturan-aturan tertentu, langkah


selanjutnya adalah menafsirkan data sehingga dapat memberikan makna.
Langkah penafsiran data sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari
pengolahan data itu sendiri, karena setelah mengolah data dengan
sendirinya akan menafsirkan hasil pengolahan itu.
 Menggunakan sistem denda, untuk
soal objektif bentuk true-false
misalnya, setiap item diberi skor
maksimal 1 (satu).
 Apabila testee menjawab benar
maka diberikan skor 1 dan apabila
salah diberikan skor 0.
Pemberian  Cara menghitung skor terakhir dari
Skorpada seluruh item bentuk true-false,
Tes
dapat digunakan dua macam rumus
Objektif
yaitu : Rumus yang
memperhitungkan denda dan rumus
yang mengabaikan atau meniadakan
denda. Penggunaan rumus-rumus
tersebut tergantung dari kebijakan
tester.
Pemberian Skor untuk Skala Sikap

 Salah satu prinsip umum evaluasi adalah prinsip


komprehensif, artinya objek evaluasi tidak hanya
domain kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotor.
 Tidak hanya dimensi hasil, tetapi juga dimensi proses.
Dalam domain afektif, paling tidak ada dua komponen
penting untuk diukur, yaitu sikap dan minat peserta
didik terhadap suatu pelajaran. Dan sikapnya itu bisa
positif, negative, atau netral. Sehingga pada akhirnya
tugas guru adalah mengembangkan sikap positif dan
meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap
suatu pelajaran.
Pemberian Skor untuk Domain
Psikomotor

Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang


diukur adalah penampilan atau kinerja. Untuk
mengukurnya, guru dapat menggunakan tes
tindakan melalui simulasi, unjuk kerja, atau
tes identifikasi. Salah satu instrument yang
dapat digunakan adalah skala penilaian yang
terentang dari sangat baik (5), baik (4), cukup
baik (3), kurang baik (2), sampai dengan tidak
baik (1).
TEKNIK PENSKORAN
HASIL EVALUASI
HASIL BELAJAR
PSIKOMOTOR
1. Dengan menuliskan skor pada setiap indikator
kemampuan, yang dapat menggunakan instrumen
berupa skala penilaian (rating scale) yaitu
menggunakan rentangan yang terentang dari
sangat kurang sampai sangat baik.
2. Menjumlahkan skor – skor setiap indikator
kemampuan tersebut sehingga diperoleh skor total.
Skala Penilaian
Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Satuan Pendidikan : SMA 1 Paris
Kelas/Semester : XII/2
Mata Pelajaran : Al-Qur’an – Hadits
Aspek yang Dinilai
Total
No Nama
Skor
A B C D

1 Anida Kumalasari 4 4 5 5 18

2 Bayu Wicaksono 5 3 3 4 15

3 Chanis Usman 4 4 4 5 17

4 Deny Frust 3 5 3 5 16

5 Eko Febrian 5 5 4 3 17
Keterangan :

Aspek yang dinilai;


A = kemampuan melafalkan hukum bacaan nun mati atau tanwin.
B = Kemampuan melafalkan bacaan sesuai dengan makharij al huruf.
C = Kemampuan melafalkan bacaan mad.
D = Kemampuan melafalkan bacaan qolqolah.

Pedoman penskoran;
Sangat baik =5
Baik = 4
Cukup = 3
Kurang = 2
Sangat Kurang = 1
TEKNIK
PENskoran hasil
evaluasi HASIL
belajar AFEKTIF
SKALA PENILAIAN PENAMPILAN DISKUSI KELAS

Kelas/Semester : .....................
Jumlah Siswa : .....................
Mata Pelajaran : .....................
NO Nama Indikator Skor
Aktif Tanya Aktif Jawab Mengemukakan Menanggapi Jalinan
Ide Ide Komunikasi

1 Anida Kumalasari 4 3 5 4 5 21

2 Bayu Wicaksono 5 4 4 5 4 22

3 Chanis Usman 5 5 4 4 5 23
Dst

Skor :
5 : Sangat Baik 3:Sedang 1: Sangat Kurang
4 : Baik 2: Kurang
* Pedoman Penafsiran
Langkah-langkah untuk memberikan pemaknaan terhadap skor
yang dicapai oleh masing-masing siswa

Menghitung skor terendah (lowest score)


Diperoleh dengan mengalikan skor terendah masing-
masing indikator dengan banyaknya indikator
ex :
Skor terendah = 1 (Sangat Kurang)
Indikator yang dinilai = 5 (Aktif Tanya, Aktif Jawab,
Mengemukakan Ide, Menanggapi Ide, menjalin
Komunikasi)
JADI, skor terendah adalah 1 x 5 = 5
2. Menghitung Skor Tertinggi (Highest Score)
Diperoleh dengan mengalikan skor tertinggi masing-
masing indikator dikalikan dengan banyaknya indikator
ex :
Skor tertinggi = 5 (Sangat Baik)
Indikator yang dinilai = 5 (Aktif Tanya, Aktif Jawab,
Mengemukakan Ide, Menanggapi Ide, menjalin
Komunikasi)
JADI, skor tertinggi adalah 5 x 5 = 25

3. Menghitung Selisih Skor


Diperoleh dari skor tertinggi dikurangi skor terendah.
JADI, selisih skor adalah 25-5 = 20
4. Menentukan Jumlah Kategori
Jumlah kategori ini sebaiknya sebanding dengan pedoman
penskoran awal. Dalam contoh, jumlah kategori ada 5
(Sangat baik, Baik, Sedang, Kurang, Sangat kurang). Oleh
karena itu, jumlah kategori disini juga sama dengan
kategori tersebut.
5. Menentukan Rentangan Kategori

Skor tertinggi – Skor terendah


Rentangan =
Banyak kategori
ex :
Rentangan = 25-5 = 4
5
JADI, rentangan masing-masing kategori adalah 4. Ini berarti
setiap kategori memuat 4 skor.
6. Menetapkan Skor Masing-masing Kategori
Untuk penetapan skor masing-masing kategori dapat dimulai dari skor terendah ataupun skor
tertinggi. Sebagai contoh, dari hasil perhitungan poin 5, banyaknya skor masing-masing adalah
4 skor, maka :
Sangat kurang : 5-8
Kurang : 9-12
Cukup : 13-16
Baik : 17-20
Sangat Baik : 21-25

7. Memberikan Pemaknaan atau Penafsiran


Ex :
Skor Chanis Usman adalah 23. Jika dikonsultasikan dengan poin 6, berada pada rentangan 21-25,
berarti penampilan Chanis Usman dikategorikan Sangat Baik.
Teknik Pengolahan Nilai
Skor adalah pemberian angka, yaitu dengan menjumlahkan
angka setiap aspek.
Nilai (skor standar) adalah angka / huruf yg merupakan
hasil konversi skor total, yang disesuaikan pengaturannya
dengan standar tertentu.
Teknik pengolahan nilai ada 2 pendekatan :
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
2. Penilaian Acuan Norma (PAN)
1. Penilaian Acuan Patokan
Pemberian nilai didasarkan pada standar mutlak yang telah
ditetapkan, dengan cara membandingkan antara skor total yang
dimiliki siswa dengan skor maksimum ideal.
Rumusnya :
Nilai = Skor Real X 10
Skor maksimum ideal

Keterangan:
Skor Real : Skor total yang dicapai siswa

Skor Maksimum Ideal : Skor yang mungkin dapat dicapai oleh siswa
bila mampu menjawab benar semua soal

10 : Skala yang dipakai, rentang 0 - 10


Contoh :
Pada tes kemampuan membaca Al-Qur’an, seperti
contoh diatas, siswa yang bernama Bayu Wicaksono
memperoleh skor 15, lalu berapakah nilai siswa tsb?

Nilai = 15 x 10
20
= 7,5
2. Penilaian Acuan Norma
Yaitu pengolahan penilaian yang didasarkan pada standar relatif,
atau dikenal dengan penilaian acuan kelompok. Hal ini disebabkan
dalam penentuan nilai hasil evaluasi skor mentah hasil evaluasi
yang dicapai siswa diperbandingkan dengan skor mentah hasil
evaluasi yang dicapai oleh siswa yang lain, sehingga kualitas yang
dimiliki oleh seorang siswa akan sangat ditentukan oleh kualitas
kelompoknya.
Nilai Standar yang biasa digunakan adalah Nilai Standar Sebelas
(Standard Eleven)
Langkah-langkah Penilaian Acuan Norma

Hasil evaluasi 20 siswa di peroleh skor


sebagai berikut :
98785456789877689787

Maka, dapat dicari:


∑ X = 9+8+7+...........+7+8+7 = 143
∑ fx² = 30,260
N = 20
1. Menghitung Nilai Rata-rata
Mx = ∑X
N

Dimana :
Mx : Mean atau nilai rata-rata yang dicari
∑X : Jumlah seluruh skor yang dicapai kelompok
N : Banyaknya siswa yang dievaluasi

Jadi :
Mx = 143 = 7,15
20
2. Menghitung Simpangan Baku / Deviasi

SDx = √ ∑ x² atau √ ∑ fx²


N N

Dimana :
SDx : Simpangan baku yang dicari
∑x² : Jumlah semua deviasi, setelah dikuadratkan
∑ fx² : Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing-masing skor dengan
deviasi skor yang telah dikuadratkan
N : banyaknya siswa dalam kelompok
Jadi :
SDx = √ 30,260 = √ 1,51 = 1,2
20 20
3. Membuat patokan konversi dengan nilai
Standar Sebelas
M + 2.25 SD = 7.15 + (2.25) (1.2) = 7.15 + 2.7 = 9.85 = 10

M + 1.75 SD = 7.15 + (1.75) (1.2) = 7.15 + 2.1 = 9.25 = 9

M + 1.25 SD = 7.15 + (1.25) (1.2) = 7.15 + 1.5 = 8.65 = 8

M + 0.75 SD = 7.15 + (0.75) (1.2) = 7.15 + 0.9 = 8.05 = 7

M + 0.25 SD = 7.15 + (0.25) (1.2) = 7.15 + 0.3 = 7.45 = 6

M - 0.25 SD = 7.15 - (0.25) (1.2) = 7.15 - 0.3 = 6.85 = 5

M - 0.75 SD = 7.15 - (0.75) (1.2) = 7.15 - 0.9 = 6.25 = 4

M - 1.25 SD = 7.15 - (1.25) (1.2) = 7.15 - 1.5 = 5.65 = 3

M - 1.75 SD = 7.15 - (1.75) (1.2) = 7.15 - 2.1 = 5.05 = 2

M - 2.25 SD = 7.15 - (2.25) (1.2) = 7.15 - 2.7 = 4.45 = 1


Maka dapat dibuat ringkasan patokan untuk konversi
sebagai berikut :
Skor Mentah N1ilai Standar
9.85 ke atas 10
9.25 – 9.84 9
8.65 – 9.24 8
8.05 – 8.64 7
7.45 – 8.04 6
6.85 – 7.44 5
6.25 – 6.84 4
5.65 – 6.24 3
5.05 – 5.64 2
4.45 – 5.04 1
4.44 ke bawah 0
4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Nilai
Standar
ex :
Kurniawati mendapat skor 8. Jika dikonversikan pada nilai
standar, maka ia memperoleh nilai 6.
Terimakasih ............


Anda mungkin juga menyukai